Sintesis Nanopartikel MgFe2O4 dengan Coating PEG 6000 Menggunakan Metode Kopresipitasi.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasir besi umumnya ditambang di areal sungai dasar atau tambang pasir
(quarry) di pegunungan, tetapi hanya beberapa saja pegunungan di Indonesia yang
banyak mengandung pasir besi. Transportasi di pegunungan juga juga sulit, karena
medannya yang terjal danberliku-liku.hal ini yang menyebabkan penambang pasir
besi lebih memilih di areal sungai daripada di pegunungan, karena lebih mudah
dijangkau.
Pasir besi pada umumnya mempunyai komposisi utama besi oksida (Fe2O3
dan Fe3O4), silikon oksida (SiO2), serta senyawa-senyawa lain dengan kadar yang
lebih rendah. Komposisi kandungan pasir dapat diketahui setelah dilakukan
pengujian, misalnya dengan menggunakan XRD (X-Ray Diffraction) atau XRF (XRay Flouresence), sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Hal ini dapat
menambah nilai jual pasir, misalnya dengan memperkecil ukuran partikelnya
menjadi partikel nano (Anwar, 2007)
Salah satu tema penelitian di bidang nanoteknologi adalah nanopartikel
magnetik. Nanopartikel magnetik telah dipelajari secara ekstensif lebih dari setengah
abad yang lalu baik secara eksperimen maupun teori (Sun, dkk, 2006). Nanopartikel
magnetik merupakan kelas material berukuran di bawah 100 nm yang bisa
direkayasa atau dimanipulasi di bawah pengaruh medan magnet eksternal.
Berdasarkan sifat kimianya, nanopartikel magnetik cenderung mengelompok,
membentuk sebuah aglomerat, kecuali jika permukaannya dilapisi dengan bahan
non-magnetik (Buzea, dkk, 2007).
Nanopartikel magnetik (Fe3O4) adalah salah satu jenis nanopartikel magnetik
yang paling sering digunakan. Nanopartikel magnetik secara luas digunakan dalam
imobilisasi dan pemisahan protein atau enzim, pemberian obat atau pemurnian DNA
(Deoxyribonucleic Acid). Selain itu juga digunakan untuk menghilangkan katalis,
dan unsur-unsur beracun dari limbah industri (Saoud, 2010).
Fe3O4 adalah material hitam dengan sifat magnetik yang kuat sehingga
membuat permukaan magnetit bersifat reaktif dan memiliki luas permukaan yang
Universitas Sumatera Utara
besar. Selain itu magnetit juga menunjukkan perilaku superparamgnetik untuk
ukuran butir di bawah 30 nm. Oleh karena itu, secara teori magnetit dapat
diaplikasikan di bidang lingkungan khususnya dijadikan sebagai adsorben untuk
mengikat ion logam berat. Beberapa tahun terakhir ini Fe3O4 telah banyak
dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi, diantaranya sebagai penyimpan informasi
dengan densitas yang tinggi, pembntukan gambar dengan resonansi magnetik, sistem
pengiriman untuk obat-obatan, kosmetik, pewarna, tinta serta berperan dalam
berbagai proses pemisahan termasuk adsorpsi. (Tartad, dkk, 2003).
Pada penelitian ini cara pemanfaatan nanoteknologi dalam mengurangi
permasalahan lingkungan, khususnya logam berat Pb yaitu dengan memanfaatkan
nanopartikel Fe3O4 sebagai adsorben karena memiliki beberapa keunggulan seperti
mudah termagnetisasi sehingga dapat menarik logam-logam berat tersebut dan
menempel di permukaan Fe3O4. Metode ini dipilih karena merupakan metode yang
cepat, mudah, dan lebih tepat daripada menggunakan metode tradisional (Khajeh dan
Khajeh, 2009).
Metode dalam sintesis nanopartikel magnetit banyak sekali, diantaranya
hidrolisis, mikroemulsi dan kopresipitasi. Metode ini merupakan salah satu metode
sintesis senyawa anorganik yang didasarkan pada pengendapan lebih dari satu
substansi secara bersama-sama ketika melewati titik jenuhnya. Kelebihan lain dari
metode kopresipitasi yaitu menggunakan suhu kamar dan mudah mengontrol ukuran
partikel sehingga waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat (Fernandez, 2011).
Polietilenglikol merupakan polimer dari etilen oksida dan air. Bahan ini
terdapat dalam berbagai macam berat molekul dan paling banyak digunakan adalah
polietilenglikol 200, 400, 600, 1000, 1500, 1540, 3340, 4000, dan 6000. Pemberian
nomor menunjukan berat molekul rata-rata dari masing-masing polimernya.
Polietilenglikol yang mempunyai berat-berat molekul rata-rata 200, 400 dan 600
berupa cairan bening tidak berwarna dan yang mempunyai berat molekul rata -rata
diatas 1000 berupa Jilin putih, padat, dan kepadatanya bellambah dengan
bertambahnya berat molekul. Kelarutan PEG berdasarkan atas pembentukan
jembatan hidrogen antara oksigen eter dengan molekul air (Voigt, 1971).
Polietilenglikol 6000 adalah polietilenglikol H(O-CH2- CH2)nOH, harga n
diantara 158 dan 204. Memiliki ciri berupa: serbuk licin putih atau potongan putih
Universitas Sumatera Utara
kuning gading; praktis tidak berbau dan berasa. Kelarutan mudah larut dalam air,
dalam etanol (95%) P dan dalam klorofom P, praktis tidak larut dalam eter P. Bobot
molekul rata -rata tidak kurang dari 7000 dan tidak lebih dari 9000. Khasiatnya
sebagai zat tambahan (Ansel, 1989).
Saat ini banyak dikembangkan penelitian tentang nanopartikel ferit spinel, hal
ini dikarenakan bidang aplikasinya yang sangat luas yaitu dalam sistem penyimpanan
data, transformator, memori komputer, induktor, recording heads, microwave dan
diagnosa medis. Ferit spinel merupakan struktur kristal yang tersusun dari dua
substruktur, yaitu struktur tetrahedral dan struktur oktahedral. Secara umum rumus
kimia dari nanopartikel ferit spinel adalah MFe2O4, dimana M mewakili ion logam
divalen dengan jari-jari ionik sekitar 0,6-1,0 Å. Untuk nanopartikel ferit spinel M
merupakan logam transisi yaitu Cu, Zn, Ni, Co, Fe, Mn, Mg atau gabungannya
seperti Mg-Ni dan Mg-Zn. Sifat bahan ini mempunyai permeabilitas dan hambatan
jenis yang tinggi, koersivitas yang rendah.Nanopartikel ferit spinel merupakan ferit
lunak yang mempunyai struktur kristal kubik (Agung, 2015).
Salah satu riset dibidang nanopartikel ferit yang sedang banyak dilakukan
yaitu studi mengenai nanopartikel magnesium ferrite (MgFe2O4). Beberapa alasan
yang menyebabkan MgFe2O4 banyak menarik perhatian para peneliti dibandingkan
ferit yang lainnya adalah potensinya yang besar untuk di aplikasikan karena
MgFe2O4 memiliki nilai magnetisasi saturasi yang tinggi, temperatur curie dan
resistivitas listrik yang tinggi. MgFe2O4 adalah soft magnetic material dan salah satu
kelompok spinel invers yang sangat penting. MgFe2O4 juga merupakan material
semikonduktor tipe n yang dapat diaplikasikan sebagai adsorption, sensor, dan
digunakan pada teknologi magnetik. Hal lain yang menarik dari MgFe2O4 ini adalah
sifat kimia dan stabilitas termalnya yang unik, serta ketergantungan sifat magnetik
pada ukuran partikel. Nanopartikel MgFe2O4 juga dapat berperilaku sebagai
nanopartikel superparamagnetik. Ketika medan magnet eksternalnya dihilangkan,
maka jumlahan momen magnetik dari nano partikel magnetik masing-masing berada
dalam arah yang berbeda, dengan demikian keseluruhan momen magnetik bulk
adalah nol (Agung, 2015).
Ketika medan magnet eksternal diterapkan, magnetiknya dapat diinduksi
untuk nanopartikel magnetik ini. Hal ini terjadi karena adanya interaksi magnetik
Universitas Sumatera Utara
antara
nanopartikel
magnetik
dengan
medan
magnet
eksternal
yang
mempengaruhinya. Interkasi magnetik tersebut membuat magnetisasi nanopartikel
magnetiknya sejajar. Sifat superparamagnetik umumnya muncul dari material
ferromagnetik dan ferrimagnetik yang memiliki ukuran partikel yang sangat kecil
(orde nanometer). Dengan demikian, kajian penelitian tentang pengontrolan
distribusi ukuran nanopartikel dan sifat kemagnetan suatu material sangat dibutuhkan
(Agung, 2015).
Terkait dengan masalah sintesis nanopartikel, telah dilakukan penelitian
mengenai sintesis nanopartikel Fe3O4 (magnetit) dan potensinya sebagai bahan
material aktif pada permukaan sensing biosensor berbasis surfaceplasmon resonance
(SPR) (Riyanto, 2012). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nanopartikel
Fe3O4 dengan ukuran butir terkecil dan rendah kadar pengotor dapat diperoleh
dengan memperbesar konsentrasi kopresipitan dan menahan suhu sintesis pada suhu
ruang (30ºC), serta memperpanjang durasi sentrifugasi.
Penelitian lainnya telah dilakukan variasi perbandingan massa Fe3O4 dengan
konsentrasi PEG 4000. Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi PEG
4000 mengakibatkan nilai saturasi magnetic dan nilai remanensi magnetiknya
cenderung menurun (Nuzully, 2013).
Dengan membandingkan penelitian sebelumnya, penelitian kali ini dilakukan
untuk melihat pengaruh massa PEG 6000 pada sifat kemagnetan nanopartikel
magnetik dengan menggunakan VSM. Pentingnya menggunakan PEG 6000 dalam
sintesis MgFe2O4 yaitu agar dapat memperkecil ukuran partikel dengan penambahan
massa yang sesuai, serta melihat pengaruh massa PEG 6000 terhadap nilai Ms dan
nilai koersivitas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan umum penelitian ini
adalah:
1. Bagaimanakah mensintesis nanopartikel FeO dan coating PEG 6000 dengan
metode kopresipitasi
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimanakah ukuran partikel nanopartikel MgFe2O4 dengan coating PEG
6000
3. Bagaimanakah sifat magnetik nanopartikel MgFe2O4 dengan coating PEG
6000
4. Bagaimanakah karakteristik struktur kristal dari nanopartikel MgFe2O4
dengan coating PEG 6000
5. Bagaimanakah kemampuan penyerapan nanopartikel MgFe2O4 dengan
coating PEG 6000 terhadap logam berat Pb
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui sintesis nanopartikel FeO dan coating PEG 6000 dengan
menggunakan metode kopresipitasi
2. Untuk mengetahui ukuran partikel nanopartikel MgFe2O4dengan coating
PEG 6000
3. Untuk mengetahui sifat magnetik nanopartikel MgFe2O4dengan coating PEG
6000
4. Untuk
mengetahui
karakteristik
struktur
kristal
dari
nanopartikel
MgFe2O4dengan coating PEG 6000
5. Untuk mengetahuikemampuan penyerapan nanopartikel MgFe2O4 dengan
coating PEG 6000 terhadap logam berat Pb
1.4 Batasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil penelitian dari permasalahan yang ditentukan, maka
perlu ada pembatasan masalah penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan yaitu metode kopresipitasi
2. Material yang digunakan sebagai coating dengan magnetit Fe3O4 dan
Mg(CH3COO)2 adalah PEG 6000
3. Variasi komposisi PEG yang digunakan adalah 0 gram, 4 gram, 8 gram dan
12 gram
Universitas Sumatera Utara
4. Karakterisasi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa jenis
pengujian antara lain :
Pengujian true density, pengujian X-Ray Diffraction (XRD),pengamatan
Optical Microscopy, analisa Vibrating Sample Magnetometer (VSM),
pengujian Atomic Adsorption Spectroscopy (AAS), dan analisaField
Emission Scanning Electron Microscopy (FE-SEM)
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi karakteristik nanopartikel MgFe2O4 dengan coating
PEG 6000
2. Memberikan informasi bahwa nanopartikel yang disintesis dengan coating
PEG 6000 dapat digunakan untuk menyerap limbah logam Pb.
Universitas Sumatera Utara
1.1 Latar Belakang
Pasir besi umumnya ditambang di areal sungai dasar atau tambang pasir
(quarry) di pegunungan, tetapi hanya beberapa saja pegunungan di Indonesia yang
banyak mengandung pasir besi. Transportasi di pegunungan juga juga sulit, karena
medannya yang terjal danberliku-liku.hal ini yang menyebabkan penambang pasir
besi lebih memilih di areal sungai daripada di pegunungan, karena lebih mudah
dijangkau.
Pasir besi pada umumnya mempunyai komposisi utama besi oksida (Fe2O3
dan Fe3O4), silikon oksida (SiO2), serta senyawa-senyawa lain dengan kadar yang
lebih rendah. Komposisi kandungan pasir dapat diketahui setelah dilakukan
pengujian, misalnya dengan menggunakan XRD (X-Ray Diffraction) atau XRF (XRay Flouresence), sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Hal ini dapat
menambah nilai jual pasir, misalnya dengan memperkecil ukuran partikelnya
menjadi partikel nano (Anwar, 2007)
Salah satu tema penelitian di bidang nanoteknologi adalah nanopartikel
magnetik. Nanopartikel magnetik telah dipelajari secara ekstensif lebih dari setengah
abad yang lalu baik secara eksperimen maupun teori (Sun, dkk, 2006). Nanopartikel
magnetik merupakan kelas material berukuran di bawah 100 nm yang bisa
direkayasa atau dimanipulasi di bawah pengaruh medan magnet eksternal.
Berdasarkan sifat kimianya, nanopartikel magnetik cenderung mengelompok,
membentuk sebuah aglomerat, kecuali jika permukaannya dilapisi dengan bahan
non-magnetik (Buzea, dkk, 2007).
Nanopartikel magnetik (Fe3O4) adalah salah satu jenis nanopartikel magnetik
yang paling sering digunakan. Nanopartikel magnetik secara luas digunakan dalam
imobilisasi dan pemisahan protein atau enzim, pemberian obat atau pemurnian DNA
(Deoxyribonucleic Acid). Selain itu juga digunakan untuk menghilangkan katalis,
dan unsur-unsur beracun dari limbah industri (Saoud, 2010).
Fe3O4 adalah material hitam dengan sifat magnetik yang kuat sehingga
membuat permukaan magnetit bersifat reaktif dan memiliki luas permukaan yang
Universitas Sumatera Utara
besar. Selain itu magnetit juga menunjukkan perilaku superparamgnetik untuk
ukuran butir di bawah 30 nm. Oleh karena itu, secara teori magnetit dapat
diaplikasikan di bidang lingkungan khususnya dijadikan sebagai adsorben untuk
mengikat ion logam berat. Beberapa tahun terakhir ini Fe3O4 telah banyak
dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi, diantaranya sebagai penyimpan informasi
dengan densitas yang tinggi, pembntukan gambar dengan resonansi magnetik, sistem
pengiriman untuk obat-obatan, kosmetik, pewarna, tinta serta berperan dalam
berbagai proses pemisahan termasuk adsorpsi. (Tartad, dkk, 2003).
Pada penelitian ini cara pemanfaatan nanoteknologi dalam mengurangi
permasalahan lingkungan, khususnya logam berat Pb yaitu dengan memanfaatkan
nanopartikel Fe3O4 sebagai adsorben karena memiliki beberapa keunggulan seperti
mudah termagnetisasi sehingga dapat menarik logam-logam berat tersebut dan
menempel di permukaan Fe3O4. Metode ini dipilih karena merupakan metode yang
cepat, mudah, dan lebih tepat daripada menggunakan metode tradisional (Khajeh dan
Khajeh, 2009).
Metode dalam sintesis nanopartikel magnetit banyak sekali, diantaranya
hidrolisis, mikroemulsi dan kopresipitasi. Metode ini merupakan salah satu metode
sintesis senyawa anorganik yang didasarkan pada pengendapan lebih dari satu
substansi secara bersama-sama ketika melewati titik jenuhnya. Kelebihan lain dari
metode kopresipitasi yaitu menggunakan suhu kamar dan mudah mengontrol ukuran
partikel sehingga waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat (Fernandez, 2011).
Polietilenglikol merupakan polimer dari etilen oksida dan air. Bahan ini
terdapat dalam berbagai macam berat molekul dan paling banyak digunakan adalah
polietilenglikol 200, 400, 600, 1000, 1500, 1540, 3340, 4000, dan 6000. Pemberian
nomor menunjukan berat molekul rata-rata dari masing-masing polimernya.
Polietilenglikol yang mempunyai berat-berat molekul rata-rata 200, 400 dan 600
berupa cairan bening tidak berwarna dan yang mempunyai berat molekul rata -rata
diatas 1000 berupa Jilin putih, padat, dan kepadatanya bellambah dengan
bertambahnya berat molekul. Kelarutan PEG berdasarkan atas pembentukan
jembatan hidrogen antara oksigen eter dengan molekul air (Voigt, 1971).
Polietilenglikol 6000 adalah polietilenglikol H(O-CH2- CH2)nOH, harga n
diantara 158 dan 204. Memiliki ciri berupa: serbuk licin putih atau potongan putih
Universitas Sumatera Utara
kuning gading; praktis tidak berbau dan berasa. Kelarutan mudah larut dalam air,
dalam etanol (95%) P dan dalam klorofom P, praktis tidak larut dalam eter P. Bobot
molekul rata -rata tidak kurang dari 7000 dan tidak lebih dari 9000. Khasiatnya
sebagai zat tambahan (Ansel, 1989).
Saat ini banyak dikembangkan penelitian tentang nanopartikel ferit spinel, hal
ini dikarenakan bidang aplikasinya yang sangat luas yaitu dalam sistem penyimpanan
data, transformator, memori komputer, induktor, recording heads, microwave dan
diagnosa medis. Ferit spinel merupakan struktur kristal yang tersusun dari dua
substruktur, yaitu struktur tetrahedral dan struktur oktahedral. Secara umum rumus
kimia dari nanopartikel ferit spinel adalah MFe2O4, dimana M mewakili ion logam
divalen dengan jari-jari ionik sekitar 0,6-1,0 Å. Untuk nanopartikel ferit spinel M
merupakan logam transisi yaitu Cu, Zn, Ni, Co, Fe, Mn, Mg atau gabungannya
seperti Mg-Ni dan Mg-Zn. Sifat bahan ini mempunyai permeabilitas dan hambatan
jenis yang tinggi, koersivitas yang rendah.Nanopartikel ferit spinel merupakan ferit
lunak yang mempunyai struktur kristal kubik (Agung, 2015).
Salah satu riset dibidang nanopartikel ferit yang sedang banyak dilakukan
yaitu studi mengenai nanopartikel magnesium ferrite (MgFe2O4). Beberapa alasan
yang menyebabkan MgFe2O4 banyak menarik perhatian para peneliti dibandingkan
ferit yang lainnya adalah potensinya yang besar untuk di aplikasikan karena
MgFe2O4 memiliki nilai magnetisasi saturasi yang tinggi, temperatur curie dan
resistivitas listrik yang tinggi. MgFe2O4 adalah soft magnetic material dan salah satu
kelompok spinel invers yang sangat penting. MgFe2O4 juga merupakan material
semikonduktor tipe n yang dapat diaplikasikan sebagai adsorption, sensor, dan
digunakan pada teknologi magnetik. Hal lain yang menarik dari MgFe2O4 ini adalah
sifat kimia dan stabilitas termalnya yang unik, serta ketergantungan sifat magnetik
pada ukuran partikel. Nanopartikel MgFe2O4 juga dapat berperilaku sebagai
nanopartikel superparamagnetik. Ketika medan magnet eksternalnya dihilangkan,
maka jumlahan momen magnetik dari nano partikel magnetik masing-masing berada
dalam arah yang berbeda, dengan demikian keseluruhan momen magnetik bulk
adalah nol (Agung, 2015).
Ketika medan magnet eksternal diterapkan, magnetiknya dapat diinduksi
untuk nanopartikel magnetik ini. Hal ini terjadi karena adanya interaksi magnetik
Universitas Sumatera Utara
antara
nanopartikel
magnetik
dengan
medan
magnet
eksternal
yang
mempengaruhinya. Interkasi magnetik tersebut membuat magnetisasi nanopartikel
magnetiknya sejajar. Sifat superparamagnetik umumnya muncul dari material
ferromagnetik dan ferrimagnetik yang memiliki ukuran partikel yang sangat kecil
(orde nanometer). Dengan demikian, kajian penelitian tentang pengontrolan
distribusi ukuran nanopartikel dan sifat kemagnetan suatu material sangat dibutuhkan
(Agung, 2015).
Terkait dengan masalah sintesis nanopartikel, telah dilakukan penelitian
mengenai sintesis nanopartikel Fe3O4 (magnetit) dan potensinya sebagai bahan
material aktif pada permukaan sensing biosensor berbasis surfaceplasmon resonance
(SPR) (Riyanto, 2012). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nanopartikel
Fe3O4 dengan ukuran butir terkecil dan rendah kadar pengotor dapat diperoleh
dengan memperbesar konsentrasi kopresipitan dan menahan suhu sintesis pada suhu
ruang (30ºC), serta memperpanjang durasi sentrifugasi.
Penelitian lainnya telah dilakukan variasi perbandingan massa Fe3O4 dengan
konsentrasi PEG 4000. Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi PEG
4000 mengakibatkan nilai saturasi magnetic dan nilai remanensi magnetiknya
cenderung menurun (Nuzully, 2013).
Dengan membandingkan penelitian sebelumnya, penelitian kali ini dilakukan
untuk melihat pengaruh massa PEG 6000 pada sifat kemagnetan nanopartikel
magnetik dengan menggunakan VSM. Pentingnya menggunakan PEG 6000 dalam
sintesis MgFe2O4 yaitu agar dapat memperkecil ukuran partikel dengan penambahan
massa yang sesuai, serta melihat pengaruh massa PEG 6000 terhadap nilai Ms dan
nilai koersivitas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan umum penelitian ini
adalah:
1. Bagaimanakah mensintesis nanopartikel FeO dan coating PEG 6000 dengan
metode kopresipitasi
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimanakah ukuran partikel nanopartikel MgFe2O4 dengan coating PEG
6000
3. Bagaimanakah sifat magnetik nanopartikel MgFe2O4 dengan coating PEG
6000
4. Bagaimanakah karakteristik struktur kristal dari nanopartikel MgFe2O4
dengan coating PEG 6000
5. Bagaimanakah kemampuan penyerapan nanopartikel MgFe2O4 dengan
coating PEG 6000 terhadap logam berat Pb
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui sintesis nanopartikel FeO dan coating PEG 6000 dengan
menggunakan metode kopresipitasi
2. Untuk mengetahui ukuran partikel nanopartikel MgFe2O4dengan coating
PEG 6000
3. Untuk mengetahui sifat magnetik nanopartikel MgFe2O4dengan coating PEG
6000
4. Untuk
mengetahui
karakteristik
struktur
kristal
dari
nanopartikel
MgFe2O4dengan coating PEG 6000
5. Untuk mengetahuikemampuan penyerapan nanopartikel MgFe2O4 dengan
coating PEG 6000 terhadap logam berat Pb
1.4 Batasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil penelitian dari permasalahan yang ditentukan, maka
perlu ada pembatasan masalah penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan yaitu metode kopresipitasi
2. Material yang digunakan sebagai coating dengan magnetit Fe3O4 dan
Mg(CH3COO)2 adalah PEG 6000
3. Variasi komposisi PEG yang digunakan adalah 0 gram, 4 gram, 8 gram dan
12 gram
Universitas Sumatera Utara
4. Karakterisasi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa jenis
pengujian antara lain :
Pengujian true density, pengujian X-Ray Diffraction (XRD),pengamatan
Optical Microscopy, analisa Vibrating Sample Magnetometer (VSM),
pengujian Atomic Adsorption Spectroscopy (AAS), dan analisaField
Emission Scanning Electron Microscopy (FE-SEM)
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi karakteristik nanopartikel MgFe2O4 dengan coating
PEG 6000
2. Memberikan informasi bahwa nanopartikel yang disintesis dengan coating
PEG 6000 dapat digunakan untuk menyerap limbah logam Pb.
Universitas Sumatera Utara