Prevalensi dan Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan Periode 2014-2015. Chapter III VI

27

BAB 3
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1

Kerangka Teori
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka teori dalam penelitian

ini adalah:

Penatalaksanaan
1. Terapi konservatif
2. Terapi simtomatik
3. Terapi pengganti

Klasifikasi
1. LFG ≥90
2. LFG 60-89
3. LFG 30-59

4. LFG 15-29
5. LGF 120 mg/dl atau kadar gula dalam darah sewaktu > 200 mg/dl
pada penderita penyakit ginjal kronis yang tercatat dalam rekam medik di
RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014-Desember 2015.
7. Batu saluran kemih adalah adanya riwayat batu saluran kemih dalam
saluran kemih pada penderita penyakit ginjal kronis yang tercatat di
rekam medik di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014-Desember
2015.
8. Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya sel lekosit lebih dari 5 per
lapangan pandang besar (LPB) dan kuman lebih dari 100.000 koloni per
milliliter urin pada penderita penyakit ginjal kronis yang tercatat dalam
rekam medik di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014-Desember
2015.
9. Glomerulonefritis adalah ditandai dengan proteinuria massif (≥3,5g/1,73
m²/hari) pada penderita penyakit ginjal kronis yang tercatat dalam rekam
medik di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014-Desember 2015.
10. Penyakit ginjal polikistik adalah penyakit kelainan genetik progresif
yang menyerang ginjal dan ditandai timbulnya kista ginjal yang
membesar secara progresif pada penderita penyakit ginjal kronis yang
tercatat dalam rekam medik di RSUP H. Adam Malik periode Januari

2014-Desember 2015.
11. Penderita penyakit ginjal kronis adalah seluruh penderita yang
didiagnosa dokter mengalami penyakit ginjal kronis yang tercatat dalam
rekam medik di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014-Desember
2015.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

33

Tabel 4.6 Variabel, Alat Ukur, Cara Ukur, Hasil Ukur, dan Skala Ukur

Variabel

Alat Ukur

Cara Ukur

Hasil Ukur


Umur

Data rekam
medik

Observasi

Hipertensi

Data rekam
medik

Observasi

Jenis Kelamin

Data rekam
medik

Observasi


Perokok

Data rekam
medik

Observasi

Obesitas sentral

Data rekam
medik

Observasi

Diabetis
Mellitus

Data rekam
medik


Observasi

Batu Saluran
Kemih

Data rekam
medik

Observasi

Infeksi Saluran
Kemih

Data rekam
medik

Observasi

Glomerulonefri

tis

Data rekam
medik

Observasi

Penyakit Ginjal
Polikistik

Data rekam
medik

Observasi

Umur dengan kategori
1. (≤ 60 tahun)
2. (> 60 tahun)
Hipertensi
1. Ada hipertensi

2.Tidak ada hipertensi
Jenis Kelamin
1.Laki-laki
2.Perempuan
Kebiasaan Merokok
1. Merokok
2.Tidak merokok
Obesitas sentral
1. Ada obesitas sentral
2. Tidak ada obesitas
sentral
Diabetis Melitus
1. Ada penyakit
Diabetis Mellitus
2. Tidak ada penyakit
Diabetis Mellitus
Batu Saluran Kemih
1. Ada batu saluran
kemih
2. Tidak ada batu

saluran kemih
Urinalisa
1. Lekosituria (> 5
/LPB)
2. Tiada Lekosituria
(0-5 / LBP)
Glomerulonefritis
1. Ada
glomerulonefritis
2. Tidak ada
glomerulonefritis
Penyakit Ginjal
Polikistik
1. Ada penyakit ginjal
polikistik
2. Tidak ada penyakit
ginjal polikistik

Skala
Ukur

Ordinal

Nominal

Nominal

Nominal

Nominal

Nominal

Nominal

Nominal

Nominal

Nominal


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

34

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1

Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan yang berlokasi di
Jalan Bunga Lau no. 17, kelurahan Kemenangan Tani, kecamatan Medan
Tuntungan. Letak RSUP H. Adam Malik ini agak berada di daerah pedalaman
yaitu berjarak +- 1 Km dari jalan Djamin Ginting yang merupakan jalan raya
menuju ke arah Brastagi. RSUP H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit kelas A
sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VIII/1990. Di samping itu, RSUP
H. Adam Malik adalah Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah pembangunan A
yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. RSUP

H. Adam Malik juga ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September
1991 dan secara resmi pusat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik pada tanggal 11 Januari
1993. Rumah sakit ini memiliki Unit Hemodialisis yang merupakan lokasi
pengambilan data untuk penelitian ini.
5.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian
Berdasarkan data rekam medis pasien penderita penyakit ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa yang dirawat jalan di RSUP H. Adam Malik Medan
periode 2014 dan 2015 secara retrospektif. Data yang diperoleh dalam studi ini
adalah sebesar 145 responden, namun dikarenakan ketidaklengkapan data dalam
rekam medis, antaranya pasien baru hanya merancang untuk melakukan
hemodialisa tetapi tidak ada riwayat melakukan hemodialisa dan beberapa faktor
lagi, maka drop out 75 responden sehingga data yang digunakan ialah sebesar 70
responden.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

35

Tabel 5.1. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Penderita
Penyakit Ginjal Kronik

Laki-laki
Perempuan
Total

Frequency
38
32
70

Percent
54.3
45.7
100.0

Berdasarkan Tabel 5.1. dapat diketahui bahwa dari 70 sampel terdapat 38
orang berjenis kelamin laki-laki (54,3%) dan 32 orang berjenis kelamin
perempuan (45,7%).
Tabel 5.2. Distribusi Berdasarkan Umur Penderita Penyakit Ginjal Kronik
Frequency
Percent
10-29
2
2.9
30-49
33
47.1
50-69
35
50.0
Total

70

100.0

Secara keseluruhan, rata-rata umur sampel adalah 56 tahun. Responden
termuda berumur 13 tahun dan tertua berumur 64 tahun. Dari Tabel 5.2. dapat
dilihat bahwa sampel mayoritas berumur 50-69 tahun, yaitu 35 orang (50%) dan
jumlah sampel kedua terbanyak berumur 30-49 tahun, yaitu 33 orang (47,1%)dan
jumlah sampel paling sedikit berumur 10-29 tahun, yaitu 2 orang (2,9%) .
Tabel 5.3. Distribusi Berdasarkan Riwayat Merokok Pada Penderita
Penyakit Ginjal Kronik
Merokok
Tidak Merokok
Total

Frequency
31
39
70

Percent
44.3
55.7
100.0

Berdasarkan table 5.3 menunjukkan bahawa bilangan penderita penyakit
ginjal kronis yang tidak mempunyai riwayat merokok adalah paling besar yaitu
sebanyak 39 orang (55,7%) dan 31 orang (44,3%) lagi mempunyai riwayat
merokok.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

36

Tabel 5.4. Distribusi Berdasarkan Faktor Resiko Pada Penderita
Penyakit Ginjal Kronik
Frequency
21
14
11
8
7
5
4
70

Hipertensi
Diabetes Melitus
Infeksi Saluran Kemih
Batu Saluran Kemih
Glomerulonefritis
Obesitas Sentral
Penyakit Ginjal Polikistik
Total

Percent
30.0
20.0
15.7
11.4
10.0
7.1
5.7
100.0

Dari tabel 5.4, dapat di ketahui bahawa faktor resiko penyakit ginjal kronis
terbesar adalah hipertensi dengan jumlah 21 orang (30%). Faktor resiko penyakit
ginjal kronis yang paling rendah adalah penyakit ginjal polikistik dengan jumlah 4
orang (5,7%). Jumlah sampel kedua tertinggi adalah diabetes mellitus dengan
jumlah pasien sebanyak 14 orang (20%). Seterusnya faktor resiko infeksi saluran
kemih dengan jumlah pasien sebanyak 11 orang (15,7%), dan diikuti dengan
faktor resiko batu saluran kemih dengan jumlah 8 orang (11,4%). Pasien dengan
faktor resiko glomerulonefritis yang menderita PGK adalah sebanyak 7 orang
(10%) dan faktor resiko kedua terendah adalah obesitas sentral dengan jumlah
pasien sebanyak 5 orang (7,1%).
Tabel 5.5. Distribusi Berdasarkan Faktor Resiko Dan Jenis Kelamin
Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik

Riwayat
Faktor
Risiko

Total

Hipertensi
Diabetes Melitus
Infeksi Saluran Kemih
Batu Saluran Kemih
Glomerulonefritis
Obesitas Sentral
Penyakit Ginjal
Polikistik

Jenis Kelamin Responden
Laki
Perempuan
n
%
n
%
14
36.84
7
21.87
4
10.53
10
31.25
1
2.63
10
31.25
8
21.05
0
0
5
13.16
2
6.25
2
5.26
3
9.37
4
10.53
0
0

n
21
14
11
8
7
5
4

%
30.00
20.00
15.71
11.43
10.00
7.14
5.71

38

70

100

100

32

100

Total

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

37

Dari tabel 5.5. diatas, didapati pasien hipertensi (30%) yang menderita
penyakit ginjal kronis lebih banyak ditemui pada pasien laki-laki sebanyak 14
orang, manakala perempuan sebanyak 7 orang. Pasien diabetes mellitus (20%)
yang menderita PGK ditemukan 4 orang pada laki-laki dan 10 orang perempuan.
Seterusnya, pasien infeksi saluran kemih (15,7%) yang menderita penyakit ginjal
kronis lebih banyak ditemui pada pasien perempuan sebanyak 10 orang dan satu
orang laki-laki. Pasien dengan batu saluran kemih (11,4%) ditemukan jumlah 8
orang laki-laki, manakala pasien dengan glomerulonefritis (10%) ditemukan
jumlah 5 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Bagi pasien dengan obesitas
sentral (7,1%) yang menderita penyakit ginjal kronis menunjukkan jumlah 3 orang
prempuan dan 2 orang laki-laki. Faktor resiko terendah, yaitu penyakit ginjal
polikistik (5,4%) memperlihatkan jumlah 4 orang laki-laki.
Tabel 5.6. Distribusi Berdasarkan Faktor Resiko Dan Umur
Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik

Riwayat
Faktor
Risiko

Total

Hipertensi
Diabetes
Melitus
Infeksi
Saluran
Kemih
Batu Saluran
Kemih
Glomerulone
-fritis
Obesitas
Sentral
Penyakit
Ginjal
Polikistik

Umur Responden
30-49
50-69
n
%
N
%
11
33.33
10
28.57
5
15.15
8
22.86

n
0
1

10-29
%
0
50

0

0

5

15.15

6

0

.0

5

15.15

1

50

2

0

0

0

2

Total
n
21
14

%
30.00
20.00

17.14

11

15.71

3

8.57

8

11.43

6.06

4

11.43

7

10.00

4

12.12

1

2.86

5

7.14

0

1

3.03

3

8.57

4

5.71

100

33

100

35

100

70

100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

38

Dari tabel 5.6. menunjukkan bahawa umur responden yang menderita
penyakit ginjal kronis paling tinggi adalah umur antara 50-69 tahun dengan
bilangan 35 orang. Seterusnya diikuti dengan usia antara 30-49 tahun dengan
jumlah 33 orang dan paling terendah dengan umur antara 10-29 tahun dengan
jumlah 2 orang sahaja.

5.2

Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi dan faktor resiko

penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa yang dirawat jalan di RSUP H.
Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan sejak bulan September 2016 dan di
dapatkan 70 pasien penderita penyakit ginjal kronik, yang terdiri dari 32 orang
perempuan dan 38 orang laki-laki.
Pada tabel 5.4, ditemukan beberapa penyebab penyakit ginjal kronik pada
pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa yang dirawat jalan
RSUP H. Adam Malik Medan, yaitu hipertensi, obesitas sentral, penyakit ginjal
polikistik, infeksi saluran kemih, batu saluran kemih, glomerulonefritis dan
diabetes mellitus.
Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa penyebab penyakit ginjal
kronik terbanyak ialah hipertensi 30%. Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya. Menurut hasil penelitian Hsuet (2005) dan Susalit (2003), secara
klinik pasien dengan riwayat penyakit faktor risiko hipertensi mempunyai risiko
mengalami penyakit ginjal kronik 3,2 kali lebih besar daripada pasien tanpa
riwayat penyakit faktor risiko hipertensi. Peningkatan tekanan darah berhubungan
dengan kejadian penyakit ginjal kronik. Hipertensi dapat memperberat kerusakan
ginjal telah disepakati yaitu melalui peningkatan tekanan intraglomeruler yang
menimbulkan gangguan struktural dan gangguan fungsional pada glomerulus.
Tekanan intravaskular yang tinggi dialirkan melalui arteri aferen kedalam
glomerulus, dimana arteri aferen mengalami konstriksi akibat hipertensi. 39, 40
Faktor resiko kedua tertinggi dalam hasil penelitian ini adalah diabetes
mellitus 20%. Amato dkk tahun 2005 melaporkan 25% pasien dengan laju filtrasi
glomerulus