Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)

9

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan

dunia

perbankan

tengah

berjalan

sangat

pesat.

Perkembangan dunia perbankan yang berlangsung sangat pesat tersebut banyak
sekali dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah faktor

teknologi. Penggunaan teknologi di dalam dunia perbankan saat ini sudah
merupakan suatu keharusan. Kebutuhan akan informasi yang cepat menuntut
perbankan untuk menciptakan sebuah teknologi yang dapat meningkatkan kinerja
perbankan dari bank tersebut. Pada perkembangannya dunia perbankan
menciptakan sebuah teknologi atau sebuah sistem yang menggunakan
pemanfaatan internet sebagai media perantara yang bernama internet banking. 1
Istilah Internet Banking bukan lagi istilah yang asing bagi masyarakat
Indonesia khususnya yang tinggal di wilayah perkotaan. Hal tersebut disebabkan
semakin banyaknya perbankan nasional yang menyelenggarakan layanan tersebut.
Di masa mendatang, layanan ini sudah bukan lagi sebuah layanan yang akan
memberikan competitive advantage bagi bank yang menyelenggarakannya.
Keadaannya akan sama seperti pemberian fasilitas ATM (Automatic Teller
Machine). Semua bank akan menyediakan fasilitas tersebut. Namun demikian, di

1

Ronaldo Egan & Hudi Prawoto, “Pengaruh Internet Banking Terhadap Kinerja
Perbankan di Indonesia (Studi Empiris Pada Bank yang Listing di BEI)”,Jurnal Akuntansi
Bisnis, Vol. XI No. 22 Maret 2013, hlm.138.


Universitas Sumatera Utara

10

balik perkembangan ini terdapat berbagai permasalahan hukum yang di kemudian
hari dapat merugikan masyarakat jika tidak diantisipasi dengan baik. 2
Bank Indonesia sebagai regulator dan pengawas kegiatan perbankan di
Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007 tentang
Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi Pada Bank
Umum, agar setiapbank yang menggunakan teknologi informasi khususnya
Internet banking, dapat meminimalisir risiko-risiko yang timbul sehubungan
dengan kegiatan tersebut sehingga mendapatkan manfaat yang maksimal dari
penggunaan teknologi informasi. 3
Layanan yang diberikan internet banking kepada nasabah berupa transaksi
pembayaran tagihan, informasi rekening, pemindahbukuan antar rekening,
infomasi terbaru mengenai suku bunga dan nilai tukar valuta asing, administrasi
mengenai perubahan Personal Identification Number (PIN), alamat rekening atau
kartu, data pribadi dan lain-lain, terkecuali pengambilan uang atau penyetoran
uang. Karena untuk pengambilan uang masih memerlukan layanan ATM dan
penyetoran uang masih memerlukan bantuan bank cabang. 4 Penyediaan layanan

internet banking, bank memberikan informasi mengenai produk dan jasanya via

2

Buletin Hukum Perbankan Dan KebanksentralanVolume 3, Nomor 2, Agustus 2005
dalamWafiya, Kanun Jurnal Ilmu Hukum No. 56, Th. XIV (April, 2012), hlm.38.
3
Budi Rahadjo, “Aspek tehnologi dan keamanan dalam internet banking”, Makalah
Seminar Internet Banking: “Internet banking: Implementasi dan Tantangannya ke depan,
Jakarta, 2001, hlm.13.
4

Abdul HB & Teguh P., Bisnis E-Commerce Studi Sistem Keamanan dan Hukum di
Indonesia ,(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm.80.

Universitas Sumatera Utara

11

portal di internet, memberikan akses kepada para nasabah untuk bertransaksi dan

meng-update data pribadinya. 5
Untuk meningkatkan pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
rakyat Bank harus bertransformasi dan berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman, kehadiran layanan internet banking sebagai media alternatif merupakan
salah satu solusi akan kebutuhan masyarakat akan kemudahan, fleksibilitas,
efisiensi, dan kesederhanaan dalam mengakses layanan perbankan. Hal ini tidak
terlepas dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki internet itu sendiri, dimana
seseorang ketika ingin melakukan transaksi melalui layanan internet banking,
dapat melakukannya di mana dan kapan saja. 6
Pelayanan bank dalam bentuk internet banking sepertinya telah menjadi
keharusan.Kebutuhan dunia usaha dan nasabah bank semakin meningkat seiring
dengan kemajuanteknologi maupun informasi. Untuk itu internet banking dapat
menjembatani kebutuhan duniausaha maupun nasabah dalam hal mempercepat
pelayanan jasa bank. Saat ini internet banking sedang menjadi perhatian dimana
nasabah dapat melakukan transaksi perbankan (non cash) setiap saat dari
manapun dengan begitu mudah dan nyaman hanya dengan mengakses melalui
komputer (jaringan internet). 7 Teknologi internet mampu menghilangkan batas
ruang dan waktu, bersifat global/internasional bahkan tanpa batas negara. Bagi
bank sendiri, pelayanan melalui internet banking dapat menekan biaya


5

Budi Agus Riswandi, Hukum dan Internet di Indonesia. (Yogyakarta: Penerbit UII
Press.2005), hlm.30.
6
Direktorat Penelitan dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia,“Internet Banking Di
Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juni 2002
7
Reza Kurniawan, “Perkembangan E-Banking Indonesia”, Jurnal Ilmuti (Ilmu Teknologi
Informasi) Vol.4 No.2 Tahun 2013.

Universitas Sumatera Utara

12

operasional karena dapat menghemat kertas, tenaga manusia, dan tidak perlu
investasi ATM atau kantor cabang. 8
Perlindungan terhadap nasabah perbankan merupakan salah satu
permasalahan yang sampai saat ini belum mendapatkan tempat yang baik di
dalam sistem perbankan nasional. 9 Seringkali terjadi dalam kenyataan, nasabah

selalu dianggap lemah atau pada posisi yang kurang diuntungkan apabila terjadi
kasus-kasus perselisihan antara bank dengan nasabahnya, sehingga nasabah
dirugikan. Sulitnya pembuktian dan penggunaan aturan penegakan hukum yang
masih bias terhadap perkara yang berunsur internet dalam dunia perbankan
semakin menyudutkan nasabah dalam menuntut pertanggung jawaban atas
kerugian yang dialaminya.
Salah satu pintu gerbang kejahatan pada praktik internet banking adalah
penyalahgunaan data pribadi nasabah. Kerahasiaan sangat diperlukan untuk
kepentingan bank sendiri yang memerlukan kepercayaan masyarakat yang
menyimpan uangnya di bank. Masyarakat hanya akan memercayakan uangnya
pada bank atau memanfaatkan jasa bank apabila dari pihak bank ada jaminan
bahwa pengetahuan bank tentang simpanan dan keadaan keuangan nasabah tidak
disalahgunakan. Dengan adanya ketentuan tersebut, ditegaskan bahwa bank harus
memegang teguh rahasia bank. Prinsip kerahasiaan ini dalam konteks
perlindungan hukum atas data pribadi nasabah dapat saja diterapkan. 10 Namun,

8

Direktorat Penelitan dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia,Lo.cit
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta : Penerbit Kencana

Prenada Media Group, 2000), hlm.130.
9

10

Rildayanti Medita, “Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Terhadap Keamanan Data
Pribadi Nasabah Dalam Layanan Internet Banking”, Jurnal Ilmu Hukum Vol.3 No.2
Tahun 2014.

Universitas Sumatera Utara

13

penerapannya di dalam penyelenggaraan internet banking menjadi tidak optimal
sebab perlindungan hukum atas data pribadi nasabah yang ada pada ketentuan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 juncto undang-undang nomor 10 tahun
1998 tentang Perbankan (disebut juga dengan UU Perbankan) masih terbatas pada
data yang disimpan dan dikumpulkan oleh bank, padahal dalam penyelenggaraan
internet banking, data nasabah yang ada tidak hanya data yang disimpan dan
dikumpulkan, tetapi termasuk data yang ditransfer oleh pihak nasabah dari tempat

di mana nasabah melakukan transaksi. Seringkali juga didapati banyak kejahatan
dalam internet banking disebabkan oleh minimnya pengamanan yang dilakukan
oleh bank sebagai penyedia jasa dalam melindungi data dan dana nasabah dengan
dalih mengejar kemudahan bagi nasabah, 11 serta kurangnya pertanggungjawaban
dari pihak bank atau perusahaan yang bersangkutan dalam menyelesaikan
permasalahan keamanan data nasabah yang diakibatkan oleh pihak lain yang tidak
bertanggung jawab.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis memilih judul untuk
penulisan skripsi ini adalah: “Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank
yang Mengalami Kerugian dalamTransaksi Perbankan Melalui Internet
Banking(Studi Kasus Putusan Nomor 40/PDT.G/2015/PN.Mad).”
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam skripsi ini adalah:
1. Mengapa layananinternet bankingperlu diterapkan dalam kegiatan
perbankan?
11

Irvan Ferdiansyah dan Putu Wuri Handayani, “Penentuan Csf Pada Website Internet
Banking Ditinjau Dari Aspek Kebutuhan Pengguna Sebagai Nasabah Individual Dengan
Studi Kasus BCA, Bank Mandiri, Dan BNI”, Journal of Information Systems, Volume 7,

Issues 1, April 2011.

Universitas Sumatera Utara

14

2. Bagaimana pengaturan hukum terhadap layanan internet banking?
3. Bagaimanabentuk perlindungan hukum terhadap nasabah yang mengalami
kerugian yang diderita oleh nasabah pengguna layanan internet banking
dalam Putusan nomor 40/PDT.G/2015/PN.Mad?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana yang telah diuraikan diatas
maka tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hukum perbankan dalam transaksi internet banking.
2. Untuk mengetahui aspek hukum dalam pelaksanaan layanan internet
banking
3. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum terhadap nasabah yang
mengalami kerugian yang diderita oleh nasabah pengguna layanan internet
banking dalam Putusan nomor 40/PDT.G/2015/PN.Mad.


D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penelitian skripsi yang akan penulis lakukan adalah:
a. Secara teoritis
Sebagai bahan masukan teoritis bagi penulis untuk menambah
pengetahuan dan pemahaman hukum transaksi Perbankan melaluiinternet
banking.
b. Secara Praktis
Untuk menerapkan pengetahuan penulis secara praktis agar masyarakat
mengetahui transaksi Perbankan melaluiinternet banking.

Universitas Sumatera Utara

15

E. Keaslian Penulisan
Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri atas
masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud.
Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, penelitian tentang “Perlindungan Hukum

Terhadap Nasabah Bank yang Mengalami Kerugian dalam Transaksi
Perbankan

Melalui

Internet

Banking(Studi

Kasus

Putusan

Nomor

40/PDT.G/2015/PN.Mad)”, belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya.
Dengan demikian, jika dilihat kepada permasalahan yang ada dalam penelitian ini,
maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli,
apabila ternyata dikemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat
dipertanggungjawabkan sepenuhnya.

F. Tinjauan Kepustakaan
1. Bank
Bank berasal dari bahasa Itali yaitu “banca” yang berarti suatu bangku
tempat duduk. Sebab pada zaman pertengahan, pihak banker yang memberikan
pinjaman-pinjaman melakukan usahanya tersebut dengan duduk di bangkubangku dihalaman pasar. 12 Bank sebagai suatu institusi yang mempunyai peran
besar dalam dunia komersil yang mempunyai wewenang untuk menerima
deposito, memberi pinjaman, menerbitkan promissory notes yang sering disebut
dengan bank bills atau bank notes. Namun demikian, fungsi bank yang original

12

Abdurahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, (Jakarta: PT.
Pradnya Paramita, 1991), hlm.80.

Universitas Sumatera Utara

16

adalah hanya menerima deposito berupa uang logam, plate, emas, dan lain-lain. 13
Pasal 1 UU Perbankan menyebutkan bahwa: “bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak
yang kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang
ditentukan. 14
Bank adalah salah satu jenis usaha yang berhubungan dengan menabung,
perputaran uang, deposito dan lainnya. 15 Bank adalah lembaga keuangan yang
menghimpun dan menyalurkan dan penghimpunan dana secara langsung berupa
simpanan dana masyarakat yaitu tabungan, giro dan deposito dan secara tidak
langsung berupa pinjaman. 16
2. Nasabah
Menurut Kamus Perbankan, nasabah adalah orang atau badan yang
mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank. 17 Pada tahun 1998
melalui UU Perbankan diintroduksilah rumusan masalah nasabah dalam pasal 1
angka 16, yaitu pihak yang menggunakan jasa bank. Rumusan ini kemudian
diperinci pada angka berikutnya, sebagai berikut: Nasabah penyimpan dana

13

Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta : Penerbit Prenadamedia Gorup, 2014),
hlm. 30.
14
Dendawijaya Lukman. Manajemen Perbankan, Edisi kedua. (Jakarta : Ghalia
Indonesia, 2003), hlm.25.
15
Hermansyah, lo.cit.hlm.24.
16
Budisantoso Totok, Triandaru Sigit. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. (Jakarta :
Salemba Empat, 2006), hlm.5.
17
Saladin Djaslim, Manajemen Pemasaran, (Bandung: PT. Linda Karya, 2002), hlm. 7.

Universitas Sumatera Utara

17

adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan
berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. (Pasal 1 angka
17 UU Perbankan).
Menurut kamus perbankan, “nasabah adalah orang atau badan yang
mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank.”

18

Dari pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa nasabah ialah: Orang yg biasa berhubungan
dengan atau menjadi pelanggan bank (dalam hal keuangan), orang yang menjadi
tanggungan asuransi dan perbandingan setiap nasabah tentu sangat mengharapkan
kepuasan dari bank manapun ia melakukan transaksi, kepuasan nasabah menjadi
salah satu faktor penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, karena
nasabah/konsumen merupakan target utama suatu perusahaan/badan usaha
perbankan.

Kepuasan

merupakan

tingkat

perasaan

seseorang

setelah

membandingkan kinerja (atau hasil) yang dia rasakan dibandingkan dengan
harapannya.
Bank harus dapat membuat nasabahnya merasa aman dan yakin untuk
menyimpan dananya di bank tersebut. Agar masyarakat mau menyimpan uangnya
di bank, maka pihak perbankan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang
akan diberikan kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi
hasil, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang
diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh
karena itu, pihak perbankan harus memberikan rangsangan dan kepercayaan
sehingga masyarakat berminat untuk menanamkan dananya. Setelah memperoleh
dana dari masyarakat maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau

18

Bank Indonesia, Kamus Perbankan, (Jakarta : Bank Indonesia, 2014), hlm.119.

Universitas Sumatera Utara

18

dijual kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan
istilah kredit (lending). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman
kepada penerimaan kredit (debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi. 19
3. Internet banking
Kemajuan pesat teknologi komputer baik perangkat keras, perangkat
lunak, sistem host to host, sistem jaringan dan komunikasi dan memberikan
dampak yang luar biasa kepada jasa perbankan secara elektrik. Dalam memenuhi
tuntutan dan kebutuhan nasabah Bank menyediakan layanan Electronic banking
atau Internet Banking sebagai media alternatif untuk melakukan transaksi
perbankan, tanpa mengharuskan nasabah untuk datang ke bank atau ke ATM
kecuali untuk transaksi setoran dan tarikan uang tunai. 20
Internet Banking adalah sebuah akses yang diberikan oleh masing-masing
perbankan untuk mempermudah para nasabahnya melakukan transaksi tanpa
harus bertatap muka atau bertemu. Internet Banking bisa dikatakan fasilitas yang
diberikan Perbankan sebagai mediasi / alat pembayaran tanpa menggunakan uang
tunai langsung. Indonesia, Internet Banking telah diperkenalkan pada konsumen
perbankan sejak beberapa tahun lalu. 21
Internet banking merupakan suatu bentuk pemanfaatan media internet oleh
bank untuk mempromosikan dan sekaligus melakukan transaksi secara online,

19

SyarifArbi, Lembaga: Perbankan, Keuagan dan Pembiayaan, cetakan 1. (Yogyakarta:
BPFE Universitas Gajah Mada, 2013), hlm.70.
20
Lydia, A.,Analisis Niat Perilaku Menggunakan Internet Banking Di Kalangan
Pengguna Internet Di Surabaya. Journal Widya manajemen & Akuntansi, 5 (1) thn 2005,
hlm. 101-102.
21
Maya SilviaAngela. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan
Internet Banking pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk”, Cabang Ahmad
Yani Makassar. Jurnal Hukum Makassar: Universitas Hasanuddin Makassar. 2014,
hlm.23.

Universitas Sumatera Utara

19

baik dari produk yang sifatnya konvensional maupun yang baru. 22Internet
banking merupakan produk perbankan elektronik yang ditawarkan pihak bank
untuk memberikan kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi
perbankan melalui komputer dan jaringan internet. 23
Internet banking merupakan salah satu bentuk Electronic Banking yang
ditawarkan melalui internet, dimana para nasabah dapat melakukan transaksi jasa
keuangan dalam suatu lingkungan semu, oleh karena itu suatu Bank yang
memiliki website tapi tidak dapat melakukan transaksi di web tersebut tidak
termasuk Internet Banking. 24
Internet Banking, juga dikenal sebagai Cyberbanking, Virtual Banking,
Online Banking dan Home Banking, melakukan berbagai macam aktivitas
perbankan dari rumah, dalam perjalanan daripada datang ke tempat fisik bank.
Konsumen dapat menggunakan Internet Banking untuk membayar tagihan online
atau melakukan pinjaman secara elektronik. 25
Institusi perbankan dalam penerapan Internet Banking harus memberikan
jasa pelayanan yang lebih sesuai dengan kehendak nasabah dan lebih menjamin
keamanannya sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada para
nasabah. Pengganaan Internet Banking oleh nasabah akan memberikan pelayanan
yang lebih baik tanpa mengenal tempat dan waktu. Internet Banking dapat
mempermudah nasabah dalam bertransaksi perbankan, karena dengan Internet

22

Widyarini,“Analisis Niat Perilaku Menggunakan Internet Banking di Kalangan
Pengguna Internet di Surabaya”. Jurnal Manajemen & Akuntansi, 2005.
23
Ashur dan Budi, “Analisis Karakteristik Individu Dan Prilaku Pengguna Internet
Banking”, Paper dipresentasikan pada Seminar nasional Aplikasi Teknologi Informasi,
Yogyakarta
24
Hadri, K. dan Susilowati,“Determinan Pengadopsin Internet Banking Perspektif
Konsumen Perbankan Yogyakarta”,Jurnal Jaai, volume 11, no 2 tahun 2007, hlm.127.
25
Turban, Efraim. dkk,Electronic Commerce: A.Managerial Perspective. New Jersey:
Pearson Prentice Hall, inc, 2010, hlm.162.

Universitas Sumatera Utara

20

Banking akses perbankan dapat dilakukan di komputer pribadi (personal
komputer) dan dapat mengakses transaksi apapun tanpa membuang-buang waktu
untuk datang ke kantor cabang. 26

G.

Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu

pengetahuan

dan

teknologi,

oleh

karena

penelitian

bertujuan

untuk

mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten dengan
mengadakan analisa dan konstruksi. 27
Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penulisan yang
digunakan antara lain:
1. Jenis dan Sifat penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian hukum normatif, karena
untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Penelitian hukum normatif dilakukan
untuk penelitian norma hukum dalam pengertian ilmu hukum sebagai ilmu
tentang kaidah atau apabila hukum dipandang sebagai sebuah kaidah yang
perumusannya secara otonom tanpa dikaitkan dengan masyarakat. 28
Penelitian ini bersifat deskriptif adalah untuk memperolah gambaran yang
lengkap dan secara jelas tentang permasalahan yang terdapat pada masyarakat

26

Julius R. Latumaerisa,Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,(Jakarta: Penerbit
Salemba Empat, 2011), hlm.104.
27
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji,Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat
(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 20.
28
Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar,Metode penelitian dan Penulisan Hukum Sebagai
Bahan Ajar (Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2009), hlm.54.

Universitas Sumatera Utara

21

yang digunakan dapat dikaitan dengan ketentuan-ketentuan atau peraturanperaturan hukum yang berlaku.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan
hukum primer, sekunder, dan tersier.Data sekunder adalah mencakup dokumendokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan
sebagainya. 29
Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang terdiri dari peraturan
perundang-undangan antara lain :
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan;
b. Undang‐Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia ;
c. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik;
d. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007 Penerapan Manajemen
Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum;
e. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/18/DPNP Tanggal 20 April 2004
tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Aktivitas Pelayanan Jasa Bank
melalui Electronic Banking.
Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
terhadap bahan hukum primer yakni hasil karya para ahli hukum berupa buku,
pendapat-pendapat sarjana, yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.
Bahan hukum tersier atau bahan penunjang yaitu bahan hukum yang
memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer
29

Amiruddin dan Zainal Asikin,Pengantar Metode Penelitian Hukum(Jakarta: Rajawali
Pers, 2006), hlm. 30.

Universitas Sumatera Utara

22

dan/atau bahan hukum sekunder yakni kamus hukum dan Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
3. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library
reaseacrh) yaitu serangkaian usaha untuk memperoleh data dengan jalan
membaca,

menelaah,

mengklarifikasi,

mengidentifikasi

dan

dilakukan

pemahaman terhadap bahan-bahan hukum yang berupa peraturan perundangundangan serta literatur yang ada relevansinya dengan permasalahan penelitian. 30
4. Analisis data
Data yang berhasil dikumpulkan, data sekunder, kemudian diolah dan
dianalisa dengan mempergunakan teknik analisis metode kualitatif, yaitu dengan
menguraikan semua data menurut mutu, dan sifat gejala dan peristiwa hukumnya
melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut di atas agar
sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas dengan mempertautkan
bahan hukum yang ada. Mengolah dan menginterpretasikan data guna
mendapatkan kesimpulan dari permasalahan serta memaparkan kesimpulan dan
saran, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif, yakni kesimpulan yang
dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan. 31

H. Sistematika Penulisan
Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa
sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini:
30

Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar, op.cit, hal.24.

31

Ibid, hal.24-25.

Universitas Sumatera Utara

23

Bab I memuat pendahuluan merupakan gambaran umum yang berisi
tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II membahas

tentang

transaksi

perbankan

melalui

internet

banking.Bab iniberisikan tentang sejarah perkembangan perbankan dan internet
banking, pengertian dan jenis-jenis transaksi perbankan melalui internet banking,
tujuan dan manfaat Internet Banking di bidang perbankan dan prinsip kehatihatian dalam transaksi perbankan (prudential banking).
Bab III

membahas aspek hukum dalam pelaksanaan jasa pelayanan

perbankan dalam transaksi melalui internet banking. Bab ini berisikan landasan
hukum perbankan dalam transaksi internet banking, fasilitas dan keamanan dalam
menggunakan layanan Internet Banking, kebijakan perbankan dalam penggunaan
teknologi informasi (internet banking) dan aspek hukum internet banking.
Bab IV mengulas perlindungan hukum terhadap nasabah yang mengalami
kerugian akibat penggunaan layanan internet banking (studi kasus Putusan Nomor
439 B/Pdt.Sus-Arbt/2016). Bab ini berisi tentang peran perbankan dalam
melindungi nasabah terkait layanan internet banking menurut UU Perbankan
danUU ITE, bentuk perlindungan hukum bagi nasabah bersifat preventif dan
represif dan analisis yuridis terhadap PutusanNomor 439 B/Pdt.Sus-Arbt/2016
yang mengatur perlindungan hukum atas nasabah yang mengalami kerugian dari
layanan Internet Banking.

Universitas Sumatera Utara

24

Bab V mengenai kesimpulan dan saran merupakan bab penutup dari
seluruh rangkaian bab-bab sebelumnya, yang berisikan kesimpulan yang dibuat
berdasarkan uraian skripsi ini, yang dilengkapi dengan saran-saran.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Yang Menggunakan Fasilitas Elektronic Banking Dalam Transaksi Perbankan(Studi Bank BNI 46 Medan)

3 45 111

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH YANG MENGALAMI KERUGIAN DALAM PENGGUNAAN INTERNET BANKING YANG DISEBABKAN OLEH INTERVENSI PIHAK LAIN.

0 3 10

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK MELALUI INTERNET BANKING.

0 1 14

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH DALAM TRANSAKSI PERBANKAN MELALUI M-BANKING PADA BANK MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA DENPASAR.

0 0 9

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)

0 0 7

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)

0 0 1

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)

0 0 22

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad) Chapter III V

0 2 68

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)

0 0 3

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH DALAM TRANSAKSI MELALUI INTERNET BANKING (Studi di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk.)

0 0 11