Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)

25

BAB II
PERLUNYA LAYANAN INTERNET BANKING DITERAPKAN DALAM
KEGIATAN PERBANKAN

A. Sejarah Perkembangan Perbankan dan Internet Banking
Sejarah Internet Banking di mulai Tahun 1980an, implementasi e-Banking
dan mobile banking mulai di lakukan oleh beberapa bank di Indonesia. Proses
Kreatif ini dipicu setelah beberapa perusahaan memulai konsep Belanja melalui
internet atau lebih di kenal dengan belanja online. Beberapa Bank sudah mulai
membuat dan mengembangkan data fasilitas database online, Tahun 1980an Bank
bank di Amerika dan Eropa memulai penelitian dan percobaan Pemrograman
pada konsep Home Banking. Ketika itu komputer dan internet banking belum
begitu berkembang, penggunaan Home bangking pada dasarnya terbuat dari
mesin fax dan telpon untuk memudahkan layanan kepada pelanggan. 32
Nottingham Building Society disingkat dengan NSB meluncurkan layanan
perbankan internet pertama di inggris, Sejarah Internet Banking ini terlaksana
pada tahun 1983.Layanan ini tidak berkembang dengan baik karena membatasi
jumlah transaksi dan fungsi dari para pemegang rekening, fasilitas yang di buat
NSB berasal dari sistem yang dikenal sebagai Pestel yang digunakan departemen

Pos InggrisBaru pada bulan Oktober 1994, layanan perbankan online internet
banking petama di amerika mulai diperkenalkan. Pengembangnya adalah Stanford

32

Graifan
Ramadhani,
“Modul
Pengenalan
Internet”,
diakses
dari
www.academia.edu/34926657/pengenalan_internet.pada tanggal 7 Agustus 2017 jam
11.00 Wib

Universitas Sumatera Utara

26

Federal Credit Union yang merupakan sebuah lembaga bergerak dibidang

keuangan, tapi hal ini menciptakan pro dan kontra dari uang elektronik.Internet
Banking telah menjadi sebuah revolusi yang meningkatkan peranan sektor
realnya. 33
Indonesia adalah negara keempat di dunia yang penduduknya paling
banyak menggunakan layanan internet. Hal ini jugalah yang turut memacu bankbank di Indonesia untuk melahirkan layanan internet banking. Internet
bankingkhususnya di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal
ini tidak terlepas dari keuntungan yang dapat diraih dengan memanfaatkan
layanan internet banking. Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan bahwa
industri perbankan saat ini banyak mengadopsi konsep internet banking, yaitu : 34
1. Industri perbankan berkeinginan memperluas jangkauan akses pasarnya;
2. Industri perbankan berkeinginan untukmeningkatkan mutu dan kualitas
pelayanan terhadap para nasabahnya;
3. Penerapan internet bankingdapat dijadikan sebagai sarana strategis untuk
melakukan kompetisi antar bank yang terasa sangat ketat.
Namun menurut Director for Financial Services Nielsen Indonesia Dena
Firmayuansyah, terdapat 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi perkembangan yang
mempengaruhi perkembangan internet bankingdi Indonesia yaitu : 35

33


Graifan
Ramadhani,
“Modul
Pengenalan
Internet”,
diakses
dari
www.academia.edu/34926657/pengenalan_internet.pada tanggal 7 Agustus 2017 jam
12.30 Wib
34
WD Agustutin, “Perlindungan Hukum dalam Internet Banking terhadap nasabah bank”
diakses darihttps://wisuda.unud.ac.id/pdf/1103005038-3-bab2.pdf,
pada tanggal 7
Agustus 2017 jam 13.00 Wib
35
Dena Firmayuansyah, “Perkembangan Layanan Internet Banking Indonesia
danJepang”, diakses dari http://www.academia.edu/34875678 pada tanggal 7 Agustus
2017 jam 13.30 Wib

Universitas Sumatera Utara


27

1. Kualitas layanan internet bankingyang belum merata. Hal ini membuat
nasabah seringkali menemui kegagalan transaksi
2. Keamanan yang belum terjamin. Beberapa modus kejahatannya antara lain
website forging(modus kejahatan dengan membuat tampilan dan alamat
domain situs web persis dengan situs web bank yang asli sehingga pelaku
dapat dengan mudah memperoleh username dan password)
3. Kurangnya proteksi nasabah terhadap pelanggaran kurang diperhatikan,
meskipun peraturan mengenai Informasi dan Transaksi Elektornik (ITE) telah
diterapkan di tanah air sejak 2008.

B. Pengertian dan Jenis-jenis Transaksi Perbankan melalui internet banking
Internet banking pada dasarnya merupakan gabungan dua istilah dasar
yaitu internet banking (Bank). Interrconnected network (internet) adalah sebuah
sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan
jaringan-jaringan komputer diseluruh dunia. Setiap komputer dan jaringan
terhubung secara langsung maupun tidak langsung dengan beberapa jalur utama
yang disebut internet backbone dan dibedakan dengan menggunakan unique name

yang biasa disebut dengan alamat IP 32 bit. 36
Internet merupakan suatu jaringan komunikasi yang berbasiskan pada
kecanggihan teknologi digital dan bersifat global, karena mampu menjangkau
masyarakat seluruh dunia. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, internet dimasukkan ke dalam jenis

36

Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia,“Internet Banking di
Indonesia”, diaksesdari
https://3A/2F/2F/journalbankindonesia.org/2F/index.php/2FBEMP/2Farticle/2Fdownload
/2F304/2F2&usgpada tanggal 8 Agustus 2017 jam 13.20 Wib

Universitas Sumatera Utara

28

jasa multimedia, yang didefinisikan sebagai penyelenggaraan jasa telekomunikasi
yang menawarkan layanan berbasis teknologi informasi. Internet banking
merupakan saluran distribusi bank untuk mengakses rekening yang dimiliki

nasabah melalui jaringan internet dengan menggunakan perangkat lunak browser
pada komputer. 37
Internet banking merupakan bagian dari electronic bankingchannel dan
juga merupakan inovasi dari jenis rekening tabungan atau rekening giro rupiah,
yang dimaksudkan agar nasabah pemilik rekening dapat mengakses rekeningnya
melalui jaringan internet dengan menggunakan perangkat lunak browser pada
komputer. 38
Menurut Bank Indonesia, 39Internet banking merupakan salah satu layanan
jasa Bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan
komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet. Jenis
kegiatan internet banking dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Informational Internet Banking yaitu pelayanan jasa bank kepada nasabah
dalam bentuk informasi melalui jaringan internet dan tidak melakukan
eksekusi transaksi (execution of transaction).
2. Communicative Internet Banking yaitu pelayanan jasa Bank kepada nasabah
dalam bentuk komunikasi atau melakukan interaksi denganbank penyedia
layanan internet banking secara terbatas dan tidak melakukan eksekusi
transaksi.
37


Gunarto Suhardi, Usaha Perbankan dalam Perspektif Hukum,(Yogyakarta : Kanisius,
2013), hlm.90.
38
Tri Widiyono,Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Pernbankan di Indonesia,
(Jakarta : Ghalia Indonesia, 2006), hlm. 211.
39

Budi Agus Riswandi, op.cit, hlm. 21.

Universitas Sumatera Utara

29

3. Transactional Internet Banking yaitu pelayanan jasa bank kepada nasabah
untuk melakukan interaksi dengan bank penyedia layanan internet banking
dan melakukan eksekusi transaksi.
Internet banking merupakan pemanfaatan teknologi internet sebagai media
untuk melakukan transaksi yang berhubungan dengan transaksi perbankan.
Kegiatan ini menggunakan jaringan internet sebagai perantara atau penghubung
antara nasabah bank dan pihak bank. Selain itu bentuk transaksi yang dilakukan

bersifat maya atau tanpa memerlukan proses tatap muka antara nasabah dan
petugas bank yang bersangkutan. 40
Nasabah dapat melakukan transaksi perbankan (financial dan non
financial) melalui komputer yang berhubungan dengan jaringan internet bank.
Jenis-jenis transaksi internet banking, antara lain 41:
1.

Transfer dana;

2.

Informasi saldo, mutasi rekening, informasi nilai tukar;

3.

Pembayaran tagihan (misal: kartu kredit, telepon, ponsel, listrik);

4.

Pembelian (misal: isi ulang pulsa telepon, tiket pesawat, saham).

Revolusi informasi yang ditandai dengan kemunculan internet telah

berdampak hampir ke setiap aspek sektor kehidupan manusia, yang dimulai dari
sektor pertahanan dan keamanan hingga sampai pada sektor perbankan. Pada

40

Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia,op.cit., diakses pada
tanggal 8 Agustus 2017 jam 13.50 Wib
41
Mandalamaya, “Pengertian Internet Banking”, diakses dari
http://www.mandalamaya.com/pengertian-internet-banking/ pada tanggal 8 Agustus 2017
jam 14.15 Wib

Universitas Sumatera Utara

30

sektor perbankan, hasil dari revolusi informasi ini adalah ditemukannya sebuah
konsep baru yang disebut internet banking 42.

Menurut Karen Furst, internet banking adalah : 43
“Internet banking is the use of the internet as remote delivery
channel for banking services, including traditional services, such as
opening a deposit account on transferring funds among different account,
as well as new banking services, such as electronic bill presentment and
payment, which allow customers to receive and pay bill over bank’s
website. (Internet banking adalah penggunaan internet sebagai saluran
pengiriman jarak jauh untuk layanan perbankan, termasuk layanan
tradisional, seperti membuka rekening deposito untuk mentransfer dana
antar rekening yang berbeda, serta layanan perbankan baru, seperti
presentasi dan pembayaran tagihan elektronik, yang memungkinkan
Pelanggan untuk menerima dan membayar tagihan atas situs bank)”
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 6/18/DPNP,
internet banking adalah salah satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan
nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan
transaksi perbankan melalui jaringan internet, dan bukan merupakan bank yang
hanya menyelenggarakan layanan perbankan melalui internet, sehingga pendirian
dan kegiatan internet only bank tidak diperkenankan.
Efraim Turban mengistilahkan internet banking sebagai online banking.
Online banking menurut Efraim Turban adalah : 44

“Online banking, includes various banking activities conducted
from home, business, or on the road instead at a physical bank location”.

Dari pengertian ini, dapat didefinisikan secara sederhana bahwa internet
banking merupakan suatu bentuk pemanfaatan media internet oleh bank untuk

42

Budi Agus Riswandi, op.cit,hlm. 20.
Ibid.
44
Efraim Turban, et.al,Electronic Commerce A Manajerial Perpective, (New Jersy :
Prentice-Hall, Inc, 2000), hlm. 173.
43

Universitas Sumatera Utara

31

mempromosikan dan sekaligus melakukan transaksi secara online, baik dari
produk yang sifatnya konvensional maupun yang baru 45.
Secara konseptual, lembaga keuangan bank dalam menawarkan layanan
internet banking dilakukan melalui 2 (dua) jalan, yaitu : 46
a. Melalui Bank Konvensional (an existing bank) dengan representasi kantor
secara fisik menetapkan suatu website dan menawarkan layanan internet
banking pada nasabahnya dan hal ini merupakan penyerahan secara
trandisional.
b. Suatu bank mungkin mendirikan suatu virtual, cabang, atau internet bank.
Virtual bank dapat menawarkan kepada nasabahnya kemampuan untuk
penyimpanan deposito dan tagihan dana pada Automatics Teller Machine
(ATM) atau bentuk lainnya yang dimiliki.
Penggunaan sistem internet banking biasanya meliputi 2 (dua) segi yang
melibatkan pihak bank penyedia jasa layanan internet banking disatu pihak, yaitu
perjanjian antara pihak bank penyedia jasa internet banking dengan nasabah
(biasanya perjanjian berbentuk klausula baku yang berupa tampilan dalam website
bank terkait) dan bank dengan pihak ketiga penyedia jasa layanan internet
banking (vendor) dalam hal sistem internet banking tidak disediakan oleh pihak
bank sendiri 47.
Kehadiran layanan internet banking melalui home banking dan wireless
banking, ternyata telah mengubah secara dramatis terhadap pola interaksi antara
45

Budi Agus Riswandi, op.cit, hlm. 21.
Karen Furst, “Who Offers Internet Banking”, Quarterly Journal, Vol. 19 No 2, Juni
2000, hlm. 4.
47
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, (Jakarta : RajaGrafindo Persada,
2004), hlm. 624.
46

Universitas Sumatera Utara

32

lembaga keuangan dengan nasabahnya. Dengan, disediakannya fasilitas layanan
internet banking, nasabah bank mendapatkan keuntungan berupa fleksibilitas
untuk melakukan kegiatan setiap saat. Nasabah juga dapat mengakses layanan
internet banking melalui personal computer, ponsel atau media wireless lainnya.
Namun demikian, layanan internet banking di setting sebagai sebuah channel baru
dan customer touchpoint. 48 Untuk membuat layanan internet banking memberi
keuntungan lembaga keuangan bank harus menyediakan bagian integral dan
strategi multichannel yang membolehkan nasabah bagaimanapun, kapanpun,
dimanapun mereka dapat bertransaksi 49.
Penggunaan media elektronik dalam transaksi perbankan dewasa ini telah
semakin meningkat. Termasuk dalam pelayanan jasa transaksi antar bank.
Perbankan dalam melakukan kegiatan usahanya senantiasa melakukan kerjasama
dengan bank-bank lainnya dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan bank itu
sendiri maupun nasabahnya. 50
Media elektronik sebagai salah satu sarana Teknologi Informasi, tidak
digunakan untuk penyebaran informasi yang bersifat satu arah saja, namun kini
juga menjadi sarana transformasi informasi dan data yang bersifat interaktif
sehingga transaksi sosial ekonomi pun dapat dilakukan melalui media elektronik.
Antara

lain

misalnya

terjadi

pada

teknologi

telepon,

internet

dan

sebagainya.Penggunaan internet banking semakin lama semakin luas dan semakin

48

Ade Sanjaya, “Pengertian Internet Banking Tujuan dan Manfaat Sistem Keamanan
Untuk Nasabah Menurut Para Ahli”, diakses dari http://www.landasanteori.com/2015/10/
pengertian-internet-banking-tujuan-dan.html, pada tanggal 9 Agustus 2017 jam 13.06
Wib
49
Budi Agus Riswandi, op. cit, hlm. 21-22.
50
Tri Widiyono, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Pernbankan di
Indonesia,(Jakarta : Ghalia Indonesia 2008), hlm. 88.

Universitas Sumatera Utara

33

beragam modusnya. Nasabah terkadang juga kurang hati-hati dalam bersikap
sehingga mudah mengalami kejahatan internet banking yang ada. Kurangnya
transparansi informasi dan edukasi yang diberikan pihak bank juga akan memicu
semakin tingginya tingkat kerugian nasabah dalam menggunakan internet
banking. Bank harusnya transparan dalam menyelenggarakan GoodCorporate
Governance dan menginformasikan kepada publik secara konsisten. 51 Selain itu
bank secara berkesinambungan harus melaksanakan edukasi kepada nasabah
mengenai kegiatan operasional maupun produk dan jasa bank untuk menghindari
timbulnya informasi yang menyesatkan dan merugikan nasabah. 52
Secara garis besar usaha pokok dalam transaksi jasa pada layanan
perbankan dengan media elektronik antara lain terdiri dari : 53
1. Transaction System (TS)
Yaitu suatu aplikasi online yang fungsinya antara lain menerima dan
mengirimkan data transaksi keuangan dalam suatu jenis mata uang saja dari
terminal komputer di kantor cabang ke pusat komputer (host computer) di
kantor besar melalui saluran komunikasi, untuk diproses lebih lanjut oleh
aplikasi-aplikasi lain. Untuk membukukan transaksi tersebut menggunakan
layar-layar (screen) tertentu, yang disebut Advance Banking Controller
System (ABCS).
2. Financial Information Access System (FIAS)

51

Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta :Rineka Cipta, 2012),
hlm. 228.
52
Mahesa Jati Kusuma, Hukum Perlindungan Nabah Bank : Upaya Hukum Melindungi
Nasabah Bank Terhadap Tindak Kejahatan ITE di Indonesia, (Jakarta : Penerbit Nusa
Media, 2012), hlm.74.
53
Ibid. hlm. 74-78.

Universitas Sumatera Utara

34

Yaitu suatu aplikasi online yang fungsinya antara lain menerima dan
mengirimkan data transaksi, baik transaksi keuangan dalam satu jenis mata
uang maupun transaksi bukan keuangan di kantor cabang ke pusat komputer
di kantor besar melalui saluran komunikasi, untuk diproses lebih lanjut oleh
aplikasi lain.
3. Integrated Monetery Processing And Control System (IMPACS)
Yaitu suatu aplikasi yang mengolah transaksi yang diterima dari
Transaction System (TS) dan/atau Financial Information Access System
(FIAS), yaitu transaksi seperti pembukuan rekening giro, simpanan
sementara, setoran pajak, setoran jaminan, kredit likuiditas Bank Indonesia,
dan rekening antar kantor. Aplikasi ini akan melakukan perhitungan dan
pembayaran bunga/jasa giro, pemotongan Pajak jasa giro, pembebanan biayabiaya dan sebagainya.
4. Saving And Time Deposit System (ST)
Yaitu suatu aplikasi yang mengolah transaksi yang diterima dari
Transaction System (TS) dan/atau Financial Information Access System
(FIAS), yaitu transaksi seperti pembukaan rekening, perubahan master
rekening, dan transaksi pada rekening nominative, seperti rekening Tabanas,
Taplus, Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito. Aplikasi ini juga akan
melakukan perhitungan bunga, pemungutan pajak, dan biaya administrasi.
5. Commercial Losns (CL)
Yaitu suatu aplikasi yang mengolah transaksi yang diterima dari
Transaction System (TS) dan/atau Financial Information Access System

Universitas Sumatera Utara

35

(FIAS), yaitu transaksi seperti pembukaan rekening, perubahan master
rekening, dan transaksi pada tingkat nominative, yaitu pada rekening
pinjaman dan rekening administratif/commitment. Aplikasi ini juga
melakukan perhitungan bunga pinjaman, denda tunggakan bunga dan pokok
pinjaman.
6. Kapiti (KI)
Yaitu suatu aplikasi yang mengolah transaksi seperti pembukaan
rekening, perubahan master rekening, dan transaksi moneter dalam berbagai
mata uang (multy currency system). Dalam usaha otomasi cabang ini kapiti
dipergunakan untuk memproses semua jenis rekening yang dibukukan dalam
mata uang asing.
7. Automatics Teller Machine (ATM)
Yaitu suatu mesin otomasi yang berfungsi sebagai pengganti teller
dalam melakukan pembayaran atas penarikan tunai dari suatu rekening giro
dan Tabungan Plus (Card Plus).
8. Financial Management System (FMS)
Yaitu suatu aplikasi yang mengolah tansaksi yang langsung diterima
dari Transaction System (TS) atau Financial Information Access System
(FIAS), yaitu transaksi pada tingkat sub rekening yang tidak diproses oleh
aplikasi lain. Selain menerima transaksi langsung Transaction System (TS)
dan Financial Information Access System (FIAS), Financial Management
System (FMS) juga menerima rekapitulasi transaksi pada tingkat sub rekening
dari Integrated Monetery Processing And Control System (IMPACS), Saving

Universitas Sumatera Utara

36

And Time Deposit System (ST), Commercial Losns (CL) dan Kapiti (KI), baik
mengenai mutasi yang dienter maupun transaksi yang secara langsung
dilakukan oleh mesin (generate) dari aplikasi tersebut. Transaksi yang
langsung dilakukan oleh sistem tersebut antara lain perhitungan bunga
rekening Giro, Deposito Berjangka, Pinjaman, Tabungan. Dengan demikian
Financial

Management

System

(FMS)

merupakan

aplikasi

yang

menggabungkan semua transaksi yang diolah oleh masing-masing aplikasi,
sehingga dapat menerbitkan laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan
laba-rugi.
Selain itu terdapat pula jasa-jasa bank lainnya, diantaranya adalah : 54
a. Jual Beli Perjalanan/Turis (Travelers Cheque).
b. Jual Beli Uang Kertas (Bank Note).
c. Kartu Kredit (Credit Card).
d. Bank Garansi.
e. Aktivitas Jual Beli Surat-surat Berharga.
f. Kotak Pengaman Simpanan (Safe Deposit Box).
g. Jual Beli/Perdagangan Valuta Asing.
h. Transaksi Dalam Perdagangan Valuta Asing.
i. Pengawas di bidang Penerbitan Obligasi.
j. Penanggung di Bidang Penerbitan Obligasi.
k. Penjamin Emisi Efek (Underwriting).
l. Pengesahan (Endosemen).
m. Mendiskonto.
54

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

37

C. Perlunya Layanan Internet Banking Diterapkan Dalam Kegiatan
Perbankan
Dalam kegiatan perbankan sangat diperlukan adanya instrumen-instrumen
yang berguna untuk mempermudah nasabah dalam mengakses informasi
keuangan pribadi serta data yang akan ditransaksikan. Salah satu instrumen
tersebut yaitu adanya layanan internet banking yang memberikan berbagai
manfaat baik bagi pihak perbankan maupun bagi pihak nasabah. Manfaat-manfaat
tersebut dapat dilihat dari tujuan dan manfaat internet banking itu sendiri.Institusi
perbankan dalam penerapan internet banking harus memberikan jasa pelayanan
yang lebih sesuai dengan kehendak nasabah dan lebih menjamin keamanannya
sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada para nasabah.
Penggunaan internet banking oleh nasabah akan memberikan pelayanan yang
lebih baik tanpa mengenal tempat dan waktu. Tujuan internet banking bagi pihak
bank yaitu : 55
1.

Menjelaskan produk dan jasa seperti, pemberian pinjaman dan kartu
kredit;

2.

Menyediakan informasi mengenai suku bunga dan kurs mata uang
asing yang terbaru;

3.

Menunjukan laporan tahunan perusahaan dan keterangan pers lainnya;

4.

Menyediakan informasi ekonomi dan bisnis seperti perkiraan bisnis;

5.

Memberikan daftar lokasi kantor bank tersebut dan lokasi ATM;

6.

Memberikan daftar pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja baru;

7.

Memberikan gambaran mengenai bank;

55

Mary J.Cronin, Banking and Finance on The Internet, John Wiley & Sons, (Canada:
1998),hlm. 75.

Universitas Sumatera Utara

38

8.

Menyediakan informasi mengenai sejarah bank dan pristiwa terbaru;

9.

Memberikan pelayanan kepada nasabah untuk memeriksa neraca
tabungan dan memindahkan dana antar tabungan;

10. Menyediakan algoritma yang sederhana sehingga para nasabah dapat
membuat perhitungan untuk pembayaran pinjaman, perubahan atau
pengurangan pembayaran hipotik, dan lain sebagainya;
11. Menyediakan sambungan menuju situs lain di internet yang masih
berhubungan dengan internet banking.
Sedangkan manfaat internet bankingbagi pihak bank antara lain: 56
1. Business expansion
Layanan internet banking menghilangkan batas ruang dan waktu
dimana layanan perbankan dapat diakses kapan saja dan dari mana
saja di seluruh Indonesia, dan bahkan dari seluruh dunia.
2.

Customer loyality
Bagi nasabah khususnya yang sering bergerak (mobile), akan merasa
lebih nyaman untuk melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus
membuka account di bank yang berbeda-beda di berbagai tempat
karena dia dapat menggunakan satu bank saja.

3.

Revenue improvement
Biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui internet
bankingdapat lebih murah daripada membuka kantor cabang. Hal ini

56

Budi Rahardjo, “Aspek Teknologi dan Keamanan dalam Internet Banking”, Materi
Seminar Internet banking di Banking Reseach and Reguation Directorate, Bank
Indonesia, “Internet banking Implementasi & Tantangannya ke Depan”, tanggal 13
Agustus 2001, hlm. 1-2.

Universitas Sumatera Utara

39

dikarenakan

layanan

internet

bankingdapat

menekan

biaya

operasional bank (mengurangi biaya pemrosesan transaksi dan
mengurangi kebutuhan pendirian cabang baru) dengan tidak
mengurangi kemampuan melayani konsumen dalam jumlah yang
sama. Selain itu, transaksi internet bankingdapat meningkatkan
pendapatan berbasis komisi atau biaya (fee based income) karena
semakin sering nasabah bertransaksi lewat internet banking, semakin
banyak pula fee yang diperoleh bank dan hal ini telah mendorong jenis
pendapatann non-bunga tumbuh lebih cepat daripada pendapatan
bunga. 57
4.

Competitive advantage
Bank yang memiliki layanan internet bankingakan memiliki
keuntungan dibandingkan dengan bank yang tidak memiliki layanan
internet banking.

5.

New business model
Internet banking memungkinakan adanya bisnis model yang baru
dimana layanan perbankan baru tersebut dapat diluncurkan melalui
web dengan cepat.

Manfaat internet banking selain dapat menghemat biaya pelayanan
(overhead cost) cukup signifikan, dapat menambah jumlah nasabah, melayani
tuntutan pasar yang menghendaki pelayanan bank yang berorientasi paperless,
timeless, dan borderless, contagion, willingness karena pengaruh bank-bank lain

57

Agus Nicholase, “Pengaruh Trust dan Loyalty terhadap Pelayanan I-Banking pada
Bank BCA dan Bank Mandiri”, diakses dari http://pdfsb.com/jurnal+bank?p=6.html, pada
tanggal 10 Juli 2017 jam 13.45 Wib

Universitas Sumatera Utara

40

pada peer yang sama telah menyelenggarakan internet banking, membangun
image dan peningkatan level persaingan khususnya bagi bank-bank yang belum
banyak dikenal masyarakat, memperluas jaringan pelayanan yang atas dasar
analisis ekonomis dan geografis lebih menguntungkan dan mudah untuk
menerapkan internet banking dibandingkan dengan membuka kantor cabang, serta
information collection terutama informasi mengenai keinginan pasar perbankan,
lebih cepat dan up to date diserap melalui internet banking. 58
Layanan internet banking yang mengedepankan kecepatan dan efisiensi
memberikan kemudahan bagi nasabah. Beberapa tujuan pihak nasabah
menggunakan internet banking antara lain: 59
1. Mempermudah nasabah dalam bertransaksi perbankan, karena dengan
internet bankingakses perbankan dapat dilakukan di komputer pribadi
(personal computer) nasabah bahkan lebih dekat tanpa harus datang
ke kantor cabang;
2. Mempercepat kegiatan transaksi perbankan, hanya dengan komputer
pribadi, nasabah dapat mengakses transaksi apapun dengan beberapa
“klik” di mouse computer, hal ini dapat dilakukan tanpa membuangbuang waktu untuk datang dan mengisi formulir dikantor bank;
3. Menghemat biaya seperti menghemat ongkos jalan ke kantor cabang.
Tujuan internet banking bagi pihak nasabah yaitu: 60

58

Reza Kurniawan, op.cit, hlm.16.
Eny
prihiyani,
“Internet
Banking
di
Indonesia”,
diakses
http//www.bisniskeuangan.kompas.com, pada tanggal 10 Juli 2017 jam 15.00 Wib
60
Ibid.
59

dari

Universitas Sumatera Utara

41

1. Mempermudah nasabah dalam bertransaksi perbankan, karena dengan
internet banking akses perbankan dapat dilakukan di komputer pribadi
tanpa harus dating ke kantor cabang;
2. Mempercepat kegiatan transaksi perbankan, hanya dengan modal
komputer pribadi, nasabah dapat mengakses transaksi apapun dengan
komputer tanpa membuang-buang waktu untuk dating dan mengisi
formulir di kantor cabang;
3. Menghemat biaya seperti menghemat ongkos jalan ke kantor cabang.
Manfaat internet banking bagi pihak nasabah yaitu: 61
1. Nasabah dapat menjaga hubungan dan melakukan transaksi langsung
dengan beberapa bank dan perusahaan pelayanan finansial hanya
dengan menggunakan jaringan yang sama;
2. Nasabah dan banj menjadi lebih mandiri dan tidak lagi bergantung
pada satu distributor saja;
3. Dengan adanya internet banking maka akan menarik perusahaan
perangkat lunak untuk saling bersaing, yang kemudian akan
menghasilkan harga maupun kualitas yang lebih baik dan dapat
menawarkan produk dan jasa yang lebih beragam, baik untuk nasabah
dan bank;
4. Nasabah dapat baerhubungan dengan semua institusi finansial mereka
tanpa harus memiliki perangkat lunak, penyedia jaringan penghubung
yang berbeda;

61

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

42

5. Pengurangan

biaya

transaksi,

karena

bank

berusaha

untuk

menyediakan harga yang lebih rendah untuk dapat bersaing dengan
bank lain.

D. Prinsip Kehati-hatian dalam Transaksi Perbankan (Prudential Banking)
Bisnis perbankan merupakan bisnis yang menjanjikan keuntungan besar
apabila dikelola secara baik dan hati-hati (prudent). Namun, di samping
menjanjikan keuntungan besar, bisnis ini juga penuh risiko. Perbankan dikatakan
sebagai bisnis penuh risiko (full risk business) dikarenakan sebagian besar
kegiatan usaha yang dilakukan mengandalkan dana dari masyarakat yaitu berupa
tabungan, giro, deposito dan kegiatan penghimpun dana lainnya. 62
Bank merupakan badan usaha yang memiliki karakteristik khusus jika
dibandingkan dengan badan usaha pada umumnya. Bank sebagai lembaga
keuangan yang berfungsi menghimpun dana dan menyalurkannya kembali pada
masyarakat, berkewajiban untuk mengutamakan kepentingan nasabahnya, yaitu
masyarakat. Namun, kewajiban ini harus dibarengi dengan pelaksanaan prinsip
kehati-hatian (prudential principles) pada transaksi yang dilakukan dengan
nasabah. Hal ini bertujuan agar bank dapat menjaga tingkat kesehatan
sebagaimana yang telah ditentukan oleh UU Perbankan. 63
Kewajiban bank untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential
principles), diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 29 ayat (2) dan (3) UU

62

Zahry Vandawati Chumaida, “Penerapan Prinsip Kehati-hatian dan Kesehatan Bank
Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan”, diakses dari
adln.lib.unair.ac.id, pada tanggal 11 Juli 2017 jam 16.00 Wib
63
Susilo, Y Sri dkk,Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,(Jakarta: Salemba
Empat.2009), hlm. 82.

Universitas Sumatera Utara

43

PerbankanjoPasal 25 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia (disebut juga UU Bank Indonesia), Bank Indonesia memiliki
kewenangan menetapkan ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian
yang ditetapkan melalui Peraturan Bank Indonesia. Ketentuan ini bertujuan untuk
memberikan rambu-rambu bagi penyelenggaraan transaksi perbankan agar
terwujud sistem perbankan yang sehat dan efisien. 64
Dalam Pasal 2 UU Perbankan dijelaskan bahwa, perbankan dalam
melakukan

usahanya

haruslah

berasaskan

demokrasi

ekonomi

dengan

menggunakan prinsip kehati-hatian. Dan pada Pasal 29 ayat (2) dan (3) UU
Perbankan, mewajibkan bank dalam melakukan kegiatan usahanya harus sesuai
dengan prinsip kehati-hatian untuk memelihara tingkat kesehatan bank yang
bersangkutan. Sedangkan Pasal 25 ayat (I) UU Bank Indonesia menjelaskan
bahwa, dalam rangka melaksanakan tugas mengatur bank. Bank Indonesia
berwenang menetapkan ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehatihatian. 65
Melakukan transaksi dalam bentuk apapun, bank diwajibkan untuk
menerapkan prinsip kehati-hatian guna menjaga tingkat kesehatan bank itu
sendiri. Sebelum diatur dalam UU Perbankan, ketentuan tentang prinsip kehatihatian sudah pernah diatur dalam beberapa paket deregulasi, yaitu Paket
Deregulasi 25 Maret 1989 dan Paket Deregulasi Februari 1991. Walaupun sudah

64

Fitria Dewi Navisa, Analisis Perjanjian Kredit Berdasar Prinsip Kehati-Hatian Yang
Berwawasan Lingkungan, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, (Malang : 2013),
hlm. 3.
65
Arif Djohan Tunggal, Aspek Hukum Perkreditan Berwawasan Lingkungan di Bidang
Perbankan, Cet.1, (Jakarta :Penerbit Havarindo, 2003), hlm. 56.

Universitas Sumatera Utara

44

banyak ketentuan yang dibuat pemerintah untuk mengatur prinsip ini, namun
perbankan nasional masih saja dihinggapi oleh berbagai masalah. 66
Pengertian prinsip kehati-hatian (prudential principles) tidak dijelaskan
oleh UU Perbankan. UU Perbankan hanya memberikan batasan dan ruang lingkup
pelaksanaan prinsip kehati-hatian seperti yang dijelaskan dalam Pasal 29 UU
Perbankan. Jadi, pada prinsipnya ketentuan prinsip kehati-hatian ini harus
dilaksanakan dalam ruang lingkup yang telah ditentukan oleh UU Perbankan. 67
Di samping untuk menjaga tingkat kesehatan bank, prinsip kehati-hatian
ini juga bertujuan untuk melindungi dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
Prinsip kehati-hatian ini merupakan bagian dari kebijakan moneter yang
menyangkut kepentingan semua masyarakat, tidak hanya nasabah yang
melakukan transaksi di bank. Oleh karena itu, prinsip kehati-hatian harus
dipegang teguh oleh lembaga perbankan terutama dalam hal yang berkaitan
dengan penyaluran dana. 68
Salah satu pelaksanaan prinsip kehati-hatian yang harus diterapkan oleh
lembaga perbankan adalah penerapan prinsip mengenal nasabah (know your
customer principles) dalam setiap transaksi perbankan. Hal ini dijelaskan dalam
Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/10/PBI/2001 tentang Prinsip Mengenal

66

Sabatika
Sinung
Wibawanti,
“Pengaturan
Prinsip
Kehati-Hatian
Pada
Lembagakeuangan Bukan Bank”, Jurnal Refleksi Hukum Vol 1, No 2 (2017), hlm. 122.
67
Jusuf Anwar,“Aspek-aspek Hukum Keuangan dan Perbankan Suatu Tinjauan Praktis”,
Disampaikan pada Lokakarya Pembangunan Hukum Nasional VIII, Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia, Badan Pembinaan Hukum Nasional di Denpasar-Bali, 14-18 Juli
2013.
68
Anwar Nasution,“Pokok Pokok Pikiran tentang Pembinaan dan Pengawasan Perbankan
dalam Rangka Pemantapan Kepercayaan kepada Masyarakat terhadap Industri
Perbankan”, makalah disampaikan pada Seminar tentang “Pertanggungjawaban Bank
terhadap Nasabah. Departemen Kehakiman, BPHN, Hotel Indonesia, Jakarta, tanggal 2425 Juni 2007, hlm. 2.

Universitas Sumatera Utara

45

Nasabah. Ketentuan prinsip mengenal nasabah bertujuan agar bank sebelum
melakukan transaksi, untuk terlebih dahulu mengetahui identitas nasabah yang
bersangkutan, dengan kata lain harus mengenali nasabahnya. 69
Dengan diketahuinya informasi tentang nasabah yang bersangkutan, baik
itu berupa identitas diri, asal-usul uang, tujuan melakukan transaksi, dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan nasabah maupun transaksi yang akan dilakukan oleh
nasabah, bank dapat menghindari risiko-risiko yang akan muncul apabila bank
melakukan transaksi dengan nasabah yang tidak memenuhi persyaratan yang.telah
ditentukan dalam Peraturan Bank Indonesia tersebut. 70 Ketentuan prinsip
mengenal nasabah ini lebih untuk melindungi bank dari transaksi yang dilakukan
oleh nasabah yang tidak bertanggungjawab, yang berkemungkinan dapat
menimbulkan kerugian terhadap bank dan mengurangi tingkat kesehatan bank
yang bersangkutan. 71
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam bab ini, dapat ditarik
kesimpulan bahwa transaksi perbankan melalui internet banking

merupakan

inovasi dari jenis rekening tabungan dan atau rekening giro rupiah. Sebagai sistem
layanan yang bersumber pokok pada kedua rekening tersebut, maka salah satu
syarat bagi nasabah yang menginginkan layanan internet banking ini terlebih
dahulu harus mempunyai rekening tabungan dan atau rekening giro serta harus
mempunyai alamat e-mail dan hardware/software dengan kualifikasi tertentu.
Meskipun demikian, nasabah yang telah memiliki jenis rekening tabungan dan

69

Edmon Makarim, op.cit, hlm.37.
Heru Supraptomo, “Analisis Ekonomi terhadap Hukum Perbankan”, Jurnal Hukum
Bisnis, Volume 1, Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, Jakarta, 2007, hlm.18.
71
Suparni, Niniek, Cyber Space Problematika dan Antisipasi Pengaturannya, (Jakarta
:Sinar Grafika, 2009), hlm. 82.
70

Universitas Sumatera Utara

46

atau rekening giro serta alamat e-mail tidak secara otomatis dapat diberikan
layanan internet banking ini, nasabah harus melakukan pendaftaran atau registrasi
terlebih dahulu untuk menjadi nasabah internet banking, kecuali jika secara tegas
dinyatakan dalam syarat dan ketentuan produk rekening tabungan dan atau
rekening giro yang dinyatakan bahwa fasilitas kedua rekening tersebut secara
otomatis melekat layanan internet banking.
Jadi dari uraian tersebut di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwasannya internet banking sangat berperan penting dalam penerapan setiap
kegiatan dalam perbankan. Terdapat berbagai alasan-alasan perlunya internet
banking diterapkan dalam kegiatan perbankan yaitu adanya manfaat yang
diperoleh dari pihak bank maupun dari pihak nasabah. Manfaat-manfaat yang
dapat diperoleh oleh pihak bank seperti penghematan dalam biaya operasional,
bank dapat berhubungan langsung dengan nasabah melalui internet, adanya
kemudahan bagi bank untuk global reach, dan kemudahan dalam mendapatkan
informasi mengenai kebutuhan nasabah; sedangkan manfaat bagi nasabah adalah
nasabah lebih hemat dalam biaya transaksi dan tenaga maupun waktu, kemudahan
dalam melakukan transaksi di beberap bank hanya dalam satu jaringan, nasabah
tidak bergantung pada distributor saja, dan nasabah akan mendapatkan penawaran
produk dan jasa yang lebih beragam dan berkualitas.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Yang Menggunakan Fasilitas Elektronic Banking Dalam Transaksi Perbankan(Studi Bank BNI 46 Medan)

3 45 111

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH YANG MENGALAMI KERUGIAN DALAM PENGGUNAAN INTERNET BANKING YANG DISEBABKAN OLEH INTERVENSI PIHAK LAIN.

0 3 10

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK MELALUI INTERNET BANKING.

0 1 14

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH DALAM TRANSAKSI PERBANKAN MELALUI M-BANKING PADA BANK MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA DENPASAR.

0 0 9

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)

0 0 7

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)

0 0 1

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)

0 0 16

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad) Chapter III V

0 2 68

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)

0 0 3

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH DALAM TRANSAKSI MELALUI INTERNET BANKING (Studi di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk.)

0 0 11