Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)
3
ABSTRAK
Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian
Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking
(Studi Kasus Putusan Nomor 40/PDT.G/2015/PN.Mad)
Andro Hartanto
Penyediaan layanan internet banking, bank memberikan informasi
mengenai produk dan jasanya via portal di internet, memberikan akses kepada
para nasabah untuk bertransaksi dan meng-update data pribadinya. Adapun
permasalahan skripsi adalah bagaimana hukum perbankan dalam transaksi
internet banking, aspek hukum dalam pelaksanaan layanan internet banking dan
bentuk perlindungan hukum terhadap nasabah yang mengalami kerugian yang
diderita oleh nasabah pengguna layanan internet banking (studi kasus putusan
nomor 40/PDT.G/2015/PN.Mad).
Metode yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dan Penelitian
ini bersifat deskriptif.Sumber data yang diambil berupa bahan primer, sekunder
dan tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan
dan data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif.
Adapun kesimpulan dalam skripsi ini adalahInternet banking merupakan
salah satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh
informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui
jaringan internet. Transaksi perbankan melalui internet banking sampai saat ini
belum diatur secara khusus dalam sistem perundang-undangan di Indonesia.
Pengaturan mengenai transaksi perbankan melalui internet banking di Indonesia
yang ada saat ini belum dapat menjamin kepastian hukum dan keadilan bagi para
pihak, baik pihak bank maupun nasabah. Aspek hukum dalam pelaksanaan
layanan internet banking diantaranya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang Nomor 10
Tahun 1998 Tentang Perbankan. Dengan adanya Undang-undang Nomor 10
Tahun 1998 Tentang Perbankan dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen dapat menjadi pedoman bagi dunia perbankan
dan nasabah yang menggunakan layanan internet banking. Bentuk perlindungan
hukum terhadap nasabah yang mengalami kerugian yang diderita oleh nasabah
pengguna layanan internet banking diantaranya perlindungan hukum secara
preventif (bentuk ketentuan-ketentuan petunjuk, nasihat, bimbingan dan
pengarahan) dan represif (bentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakantindakan perbaikan).
Kata kunci :nasabah, bank, internet banking
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian
Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking
(Studi Kasus Putusan Nomor 40/PDT.G/2015/PN.Mad)
Andro Hartanto
Penyediaan layanan internet banking, bank memberikan informasi
mengenai produk dan jasanya via portal di internet, memberikan akses kepada
para nasabah untuk bertransaksi dan meng-update data pribadinya. Adapun
permasalahan skripsi adalah bagaimana hukum perbankan dalam transaksi
internet banking, aspek hukum dalam pelaksanaan layanan internet banking dan
bentuk perlindungan hukum terhadap nasabah yang mengalami kerugian yang
diderita oleh nasabah pengguna layanan internet banking (studi kasus putusan
nomor 40/PDT.G/2015/PN.Mad).
Metode yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dan Penelitian
ini bersifat deskriptif.Sumber data yang diambil berupa bahan primer, sekunder
dan tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan
dan data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif.
Adapun kesimpulan dalam skripsi ini adalahInternet banking merupakan
salah satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh
informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui
jaringan internet. Transaksi perbankan melalui internet banking sampai saat ini
belum diatur secara khusus dalam sistem perundang-undangan di Indonesia.
Pengaturan mengenai transaksi perbankan melalui internet banking di Indonesia
yang ada saat ini belum dapat menjamin kepastian hukum dan keadilan bagi para
pihak, baik pihak bank maupun nasabah. Aspek hukum dalam pelaksanaan
layanan internet banking diantaranya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang Nomor 10
Tahun 1998 Tentang Perbankan. Dengan adanya Undang-undang Nomor 10
Tahun 1998 Tentang Perbankan dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen dapat menjadi pedoman bagi dunia perbankan
dan nasabah yang menggunakan layanan internet banking. Bentuk perlindungan
hukum terhadap nasabah yang mengalami kerugian yang diderita oleh nasabah
pengguna layanan internet banking diantaranya perlindungan hukum secara
preventif (bentuk ketentuan-ketentuan petunjuk, nasihat, bimbingan dan
pengarahan) dan represif (bentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakantindakan perbaikan).
Kata kunci :nasabah, bank, internet banking
Universitas Sumatera Utara