Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Buah Rimbang (Solanum torvum Sw.) Sebagai Anti-Aging

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Penuaan merupakan proses alamiah dalam kehidupan manusia, menua erat

kaitannya dengan berbagai proses degeneratif. Banyak teori diajukan dan berbagai
penelitian dilakukan untuk mencegah penuaan. Terjadinya radikal bebas akibat
proses oksidatif merupakan teori yang paling sering dianut. Penggunaan
antioksidan merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan untuk mencegah
penuaaan atau setidaknya menua secara alami (Ardhie, 2011).
Sumber antioksidan alami dapat berasal dari tumbuhan, salah satunya adalah
berasal dari sayuran indigenous (Kusuma dan Andarwulan, 2012). Sayuran
indigenous merupakan sayuran asli daerah yang telah banyak diusahakan dan
dikonsumsi sejak zaman dahulu dan dikenal masyarakat di suatu daerah tertentu.
Sayuran ini biasanya ditumbuhkan di pekarangan rumah atau di kebun secara
komersial (Suryadi dan Kusmana, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian Andarwulan, dkk., (2010) dan Andarwulan,
dkk., (2012) menyebutkan bahwa dari sejumlah sayuran indigenous yang diteliti

telah diketahui mengandung senyawa fenolik, termasuk didalamnya senyawa
flavonoid, yaitu flavonol (quercetin, kaempferol, dan myricetin) dan flavon
(apigenin dan luteolin). Selain itu, sayuran indigenous juga memiliki aktivitas
antioksidan yang relatif tinggi.
Salah satu contoh sayuran indigenous adalah buah rimbang. Buah rimbang
(Solanum torvum Sw.) biasanya dapat dimakan langsung (edible portion),

1
Universitas Sumatera Utara

diketahui

mengandung

glukoalkaloid,

solasonine,

sterolin


(sitosterol-D

glucoside), protein, lemak, dan mineral (Yuanyuan, et al., 2009).
Komponen bioaktif yang berperan sebagai antioksidan dapat berasal dari
senyawa fenolik dan senyawa non fenolik. Berdasarkan penelitian Rahmat (2009),
buah rimbang mengandung senyawa fenolik berupa flavonoid, yaitu flavonol
(quercetin, kaempferol, dan myricetin) dan flavon (apigenin dan luteolin).
Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Depkes, RI.,
1995). Krim dianggap lebih mempunyai daya tarik estetika yang lebih besar
karena sifatnya tidak berminyak dan kemampuan menyerap dalam kulit pada saat
pengolesan (Ansel, 1989).
Dengan adanya kandungan antioksidan pada buah rimbang, maka peneliti
membuat sediaan kosmetik dalam bentuk krim dengan menambahkan ekstrak
buah rimbang (Solanum torvum Sw.) sebagai anti-aging.
1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada


penelitian ini:
a.

Bagaimana karakteristik simplisia buah rimbang (Solanum torvum Sw.)
dibandingkan dengan yang terdapat pada Materia Medika Indonesia (MMI)
jilid IV 1995?

b.

Apakah ekstrak buah rimbang (Solanum torvum Sw.) dapat diformulasikan
dalam sediaan krim dengan tipe emulsi minyak dalam air?

c.

Apakah krim yang mengandung ekstrak buah rimbang (Solanum torvum
Sw.) mampu memberikan efek anti-aging pada kulit?

2
Universitas Sumatera Utara


1.3

Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian ini

adalah:
a.

Hasil karakterisasi simplisia buah rimbang (Solanum torvum Sw.)
memenuhi syarat karakteristik yang tertera pada Materia Medika Indonesia
(MMI) jilid IV 1995.

b.

Ekstrak buah rimbang (Solanum torvum Sw.) dapat diformulasikan dalam
sediaan krim dengan tipe emulsi minyak dalam air.

c.

Krim yang mengandung ekstrak buah rimbang (Solanum torvum Sw.)

mampu memberikan efek anti-aging pada kulit.

1.4

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a.

Pemeriksaan karakterisasi simplisia buah rimbang (Solanum torvum Sw.).

b.

Untuk mengetahui apakah ekstrak buah rimbang (Solanum torvum Sw.)
dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan krim dengan tipe emulsi minyak
dalam air.

c.

Untuk mengetahui apakah krim yang mengandung ekstrak buah rimbang

(Solanum torvum Sw.)mampu memberikan efek anti-aging pada kulit.

1.5

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk sebagai berikut:

a.

Meningkatkan daya dan hasil guna dari tanaman rimbang (Solanum torvum
Sw.).

3
Universitas Sumatera Utara

Menjadi alternatif lain dalam penggunaan buah rimbang (Solanum torvum

b.

Sw.) untuk konsumen yang tidak hanya dapat dikonsumsi sebagai sayur atau

lalapan saja.
1.6

Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap 15 orang relawan, sediaan krim dioleskan

pada area kulit punggung tangan yang sudah diberi tanda. Terdapat 3 variabel
bebas yaitu simplisia buah rimbang, ekstrak etanol buah rimbang, formulasi krim
ekstrak buah rimbang. Variabel terikat meliputi karakterisasi, skrining fitokimia,
uji efek anti-aging dengan skin analyzer dan moisture checker (Aramo-Huvis).
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Variabel Bebas

Variabel Terikat

Karakterisasi

-

Simplisia buah

rimbang (Solanum
torvum Sw.)

Skrining fitokimia

Ekstrak etanol buah
rimbang (EEBR)

Formulasi krim
EEBR

Uji efek anti-aging
dengan skin analyzer
dan moisture checker
(Aramo-Huvis)

Parameter
Makroskopik.
Kadar air.
Kadar sari larut air.

Kadar sari larut etanol.
Kadar abu total.
Kadar abu tidak larut asam.
-

Alkaloida.
Glikosida.
Saponin.
Flavonoid.
Antrakuinon.
Tanin.
Steroid/Terpenoid.

-

Kadar air.
Kehalusan.
Pori.
Noda.
Keriput.

Kedalaman keriput

Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian

4
Universitas Sumatera Utara