Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2014 di Medan Tahun 2015
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan faktor utama
yang mendukung kemajuan suatu negara. United Nations Developments
Programme (UNDP) mengembangkan Human Development Index (HDI) atau
lazim
dikenal
sebagai
Indeks
Pengembangan
Manusia
(IPM)
untuk
mengklasifikasi kemajuan suatu negara. IPM mengukur pencapaian suatu negara
melalui angka harapan hidup, tingkat baca tulis, dan produk domestik bruto.
Indonesia menempati peringkat ke-108 dari 187 negara pada tahun 2013, yaitu
pada kelompok menengah dengan skor 0,684 dan masih di bawah rata-rata HDI
dunia, yakni sebesar 0,702 (Anonimus, 2014). Angka harapan hidup ini sangat
didukung oleh sektor kesehatan.
Dalam visi dan misi Pembangunan Indonesia Sehat 2015, masyarakat
diharapkan telah meningkatkan kesadaran akan hidup sehat. Hal dapat tercapai
melalui program pembangunan di bidang kesehatan. Indikator keberhasilan
pembangunan kesehatan ini dinilai melalui status kesehatan yakni status gizi
(Balitbangkes, 2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi adalah
konsumsi makanan sehari-hari. Pola konsumsi itu sendiri dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan individu tentang manfaat makan tersebut terhadap kesehatannya.
Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang mendukung kemajuan
suatu negara. Masa remaja merupakan masa yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan. Menurut WHO, remaja adalah masa perkembangan individu saat
pertama kali menunjukkan tanda seksual sekunder sampai masa saat mencapai
kematangan seksual. Perkembangan yang dialami meliputi biologik, psikologik,
dan sosiologik. Secara biologik dapat ditandai dengan percepatan pertumbuhan
tulang. Batasan usia remaja adalah 12-24 tahun menurut World Health
Organization (WHO) dan 10-19 tahun menurut Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN).
Universitas Sumatera Utara
2
Konsumsi
makanan
sehari-hari
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan remaja tersebut. Namun, konsumsi harian remaja tersebut sangat
dipengaruhi oleh arus globalisasi sehingga terjadi ketidakseimbangan pola
konsumsi yang sehat. Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang sering
diabaikan remaja untuk dikonsumsi.
Buah dan sayur merupakan sumber bahan pangan yang mengandung
vitamin dan mineral yang berfungsi untuk mempertahankan fungsi fisiologis
tubuh. Umumnya vitamin dan mineral hanya diperlukan dalam jumlah kecil,
namun karena vitamin dan mineral tersebut tidak dapat dibentuk sendiri oleh
tubuh maka harus didukung dengan suplai bahan makanan yang mengandung
vitamin dan mineral secara rutin sesuai kebutuhan.
WHO merekomendasikan konsumsi buah dan sayur pada masa remaja
sebesar 400 gram perhari. Di Indonesia, dalam UU Kesehatan no.36 tahun 2009,
dianjurkan untuk mengonsumsi 3-5 porsi sayur dan 2-3 porsi buah. Kekurangan
konsumsi buah dan sayur dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi seperti
vitamin, mineral, antioksidan dan serat. Keseimbangan asam dan basa tubuh juga
terganggu sehingga dapat menghambat petumbuhan dan perkembangan serta
menjadi faktor resiko timbulnya penyakit degeneratif pada masa dewasa dan
lanjut usia. Kurangnya konsumsi buah dan sayur dapat menyebabkan kanker
gastrointestinal sebanyak 14%, penyakit jantung iskemik sebanyak 11%, dan
stroke sebanyak 9% (WHO, 2003). Diperkirakan terdapat 2,8% kematian dari 1%
disabilitas yang terjadi akibat rendahnya konsumsi buah dan sayur di seluruh
dunia.
Tingkat konsumsi buah dan sayur di Indonesia masih sangat rendah.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), jumlah penduduk diatas 10 tahun
yang kurang mengonsumsi buah dan sayur sebanyak 93,5% dan menurut WHO
rata-rata konsumsi buah dan sayur di Indonesia hanya 2,5 porsi sehari. Penduduk
dikategorikan ‘cukup’ mengonsumsi buah dan sayur apabila mengonsumsi
minimal 5 porsi perhari selama seminggu. Dikategorikan ‘kurang’ apabila
mengonsumsi kurang dari 5 porsi perhari selama seminggu ( Riset Kesehatan
Dasar, 2013).
Universitas Sumatera Utara
3
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara (FK USU) angkatan 2014 karena kelompok mahasiswa tersebut
merupakan calon praktisi kesehatan dan telah mempelajari gizi sejak semester
pertama perkuliahan sehingga diharapkan pengetahuan yang diperoleh diterapkan
dalam pemilihan bahan pangan yang dikonsumsi sehari-hari.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
ditentukan sebagai:”Bagaimanakah hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
pola konsumsi buah dan sayur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Angkatan 2014 di Medan Tahun 2015?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan gizi dengan pola konsumsi buah
dan sayur pada mahasiswa FK USU Angkatan 2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan gizi mahasiswa FK USU Angkatan 2014.
2. Mengetahui pola konsumsi buah dan sayur pada mahasiswa FK USU Angkatan
2014.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti.
Menambah wawasan dalam melakukan penelitian dan mendapatkam gambaran
konsumsi buah dan sayur pada mahasiswa FK USU Angkatan 2014.
2. Bagi Mahasiswa.
Meningkatkan kesadaran mahasiswa berkenaan dengan konsumsi buah dan
sayur.
3. Bagi Penelitian.
Dapat dijadikan sebagai informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan faktor utama
yang mendukung kemajuan suatu negara. United Nations Developments
Programme (UNDP) mengembangkan Human Development Index (HDI) atau
lazim
dikenal
sebagai
Indeks
Pengembangan
Manusia
(IPM)
untuk
mengklasifikasi kemajuan suatu negara. IPM mengukur pencapaian suatu negara
melalui angka harapan hidup, tingkat baca tulis, dan produk domestik bruto.
Indonesia menempati peringkat ke-108 dari 187 negara pada tahun 2013, yaitu
pada kelompok menengah dengan skor 0,684 dan masih di bawah rata-rata HDI
dunia, yakni sebesar 0,702 (Anonimus, 2014). Angka harapan hidup ini sangat
didukung oleh sektor kesehatan.
Dalam visi dan misi Pembangunan Indonesia Sehat 2015, masyarakat
diharapkan telah meningkatkan kesadaran akan hidup sehat. Hal dapat tercapai
melalui program pembangunan di bidang kesehatan. Indikator keberhasilan
pembangunan kesehatan ini dinilai melalui status kesehatan yakni status gizi
(Balitbangkes, 2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi adalah
konsumsi makanan sehari-hari. Pola konsumsi itu sendiri dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan individu tentang manfaat makan tersebut terhadap kesehatannya.
Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang mendukung kemajuan
suatu negara. Masa remaja merupakan masa yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan. Menurut WHO, remaja adalah masa perkembangan individu saat
pertama kali menunjukkan tanda seksual sekunder sampai masa saat mencapai
kematangan seksual. Perkembangan yang dialami meliputi biologik, psikologik,
dan sosiologik. Secara biologik dapat ditandai dengan percepatan pertumbuhan
tulang. Batasan usia remaja adalah 12-24 tahun menurut World Health
Organization (WHO) dan 10-19 tahun menurut Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN).
Universitas Sumatera Utara
2
Konsumsi
makanan
sehari-hari
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan remaja tersebut. Namun, konsumsi harian remaja tersebut sangat
dipengaruhi oleh arus globalisasi sehingga terjadi ketidakseimbangan pola
konsumsi yang sehat. Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang sering
diabaikan remaja untuk dikonsumsi.
Buah dan sayur merupakan sumber bahan pangan yang mengandung
vitamin dan mineral yang berfungsi untuk mempertahankan fungsi fisiologis
tubuh. Umumnya vitamin dan mineral hanya diperlukan dalam jumlah kecil,
namun karena vitamin dan mineral tersebut tidak dapat dibentuk sendiri oleh
tubuh maka harus didukung dengan suplai bahan makanan yang mengandung
vitamin dan mineral secara rutin sesuai kebutuhan.
WHO merekomendasikan konsumsi buah dan sayur pada masa remaja
sebesar 400 gram perhari. Di Indonesia, dalam UU Kesehatan no.36 tahun 2009,
dianjurkan untuk mengonsumsi 3-5 porsi sayur dan 2-3 porsi buah. Kekurangan
konsumsi buah dan sayur dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi seperti
vitamin, mineral, antioksidan dan serat. Keseimbangan asam dan basa tubuh juga
terganggu sehingga dapat menghambat petumbuhan dan perkembangan serta
menjadi faktor resiko timbulnya penyakit degeneratif pada masa dewasa dan
lanjut usia. Kurangnya konsumsi buah dan sayur dapat menyebabkan kanker
gastrointestinal sebanyak 14%, penyakit jantung iskemik sebanyak 11%, dan
stroke sebanyak 9% (WHO, 2003). Diperkirakan terdapat 2,8% kematian dari 1%
disabilitas yang terjadi akibat rendahnya konsumsi buah dan sayur di seluruh
dunia.
Tingkat konsumsi buah dan sayur di Indonesia masih sangat rendah.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), jumlah penduduk diatas 10 tahun
yang kurang mengonsumsi buah dan sayur sebanyak 93,5% dan menurut WHO
rata-rata konsumsi buah dan sayur di Indonesia hanya 2,5 porsi sehari. Penduduk
dikategorikan ‘cukup’ mengonsumsi buah dan sayur apabila mengonsumsi
minimal 5 porsi perhari selama seminggu. Dikategorikan ‘kurang’ apabila
mengonsumsi kurang dari 5 porsi perhari selama seminggu ( Riset Kesehatan
Dasar, 2013).
Universitas Sumatera Utara
3
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara (FK USU) angkatan 2014 karena kelompok mahasiswa tersebut
merupakan calon praktisi kesehatan dan telah mempelajari gizi sejak semester
pertama perkuliahan sehingga diharapkan pengetahuan yang diperoleh diterapkan
dalam pemilihan bahan pangan yang dikonsumsi sehari-hari.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
ditentukan sebagai:”Bagaimanakah hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
pola konsumsi buah dan sayur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Angkatan 2014 di Medan Tahun 2015?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan gizi dengan pola konsumsi buah
dan sayur pada mahasiswa FK USU Angkatan 2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan gizi mahasiswa FK USU Angkatan 2014.
2. Mengetahui pola konsumsi buah dan sayur pada mahasiswa FK USU Angkatan
2014.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti.
Menambah wawasan dalam melakukan penelitian dan mendapatkam gambaran
konsumsi buah dan sayur pada mahasiswa FK USU Angkatan 2014.
2. Bagi Mahasiswa.
Meningkatkan kesadaran mahasiswa berkenaan dengan konsumsi buah dan
sayur.
3. Bagi Penelitian.
Dapat dijadikan sebagai informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara