Hubungan Menonton Televisi dengan Kegiatan Mengemil pada Anak Obesitas di Sekolah Dasar Harapan Medan

Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Obesitas atau kegemukan secara umum didefinisikan sebagai peningkatan berat
badan yang disebabkan oleh peningkatan lemak tubuh secara berlebihan.Obesitas
pada anak merupakan suatu penyakit yang mudah didiagnosis tetapi sulit untuk
ditangani.Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energy
dan lemak tinggi,sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena
kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style.
Kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan global di dunia.Masalah
kesehatan ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju tetapi juga di negara
berkembang. Sebanyak 10% dari anak usia sekolah di dunia diperkirakan memiliki
kelebihan lemak tubuh, dengan peningkatan risiko mengalami penyakit kronis
(Lobstein et al., 2004).
Hasil RISKESDAS tahun 2010 menunjukkan prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak
sekolah(6-12 tahun) sebesar 9,2%.Sebelas provinsi seperti D.I. Aceh (11,6%), Sumatera
Utara (10,5%) ,Sumatera Selatan (11,4),Ria (10,9%), Lampung(11,6%), Kepulauan
Riau(9,7%), DKI Jakarta(12,8%),Jawa Tengah(10,9%) Jawa Timur (12,4%), Sulawesi
Tenggara (14,7%), Papua Barat (14,4%) berada di atas prevalansi nasional.

Hasil penelitian di beberapa kota menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan

prevalensi kegemukan dan obesitas. Hasil penelitian di Yogyakarta (M. Julia,et al,
2008) menunjukkan adanya peningkatan prevalensi hampir dua kali lipat dalam
waktu lima tahun. Prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak sekolah di
Yogyakarta pada tahun 1999 sebesar 8,0%, meningkat menjadi 12,3% pada tahun
2004.
Pola makan yang merupakan pencetus terjadinya kegemukan dan obesitas adalah
mengkonsumsi makanan porsi besar (melebihi dari kebutuhan), makanan tinggi
energy, tinggi lemak, tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat.Sedangkan

Universitas Sumatera Utara

perilaku makan yang salah adalah tindakan memilih makanan berupa junk food,
makanan dalam kemasan dan minuman ringan (soft drink).
Selain itu, menonton TV juga dikaitkan dengan meningkatnya konsumsi makanan
dan asupan lemak.AmericanAcademy of Pediatrics (2001) merekomendasikan untuk
tidak lebih dari 1 hingga 2 jam per hari menonton televisi sebagai upaya
meminimalkan dampak negative dari paparan televisi terhadap kesehatan.Pola
menonton TV seperti lamanya seorang anak menonton TV dalam sehari dapat
dipengaruhi oleh ada tidaknya TV yang diperuntukkan bagi anak. Adanya TV set di
dalam kamar tidur anak berhubungan dengan waktu menonton TV yang lebih lama

dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki TV dalam kamar tidurnya (Dennison
et al., 2002). Selain itu, pengaruh orang tua seperti peraturan yang diberikan dalam
menonton TV juga dapat mempengaruhi lamanya seorang anak menonton TV
(Salmon et al., 2005)
Panjangnya durasi menonton TV akan meningkatkan risiko obesitas pada anak.
Disamping semakin berkurangnya waktu untuk beraktivitas fisik, durasi menonton
TV yang semakin panjang akan meningkatkan keterpaparan anak pada iklan makanan
di televisi yang dapat mempengaruhi pola makannya. Seperti penelitian yang
dilakukan oleh Gantz et al. (2007) dan Batada et al. (2008) di Amerika Serikat yang
menemukan bahwa sekitar 50% dari waktu untuk iklan yang ditampilkan pada
program anak merupakan iklan makanan.
Berdasarkan uraian di atas serta mengingat bahwa intensitas menonton televise pada
anak semakin meningkat, iklan makanan pada televisi yang sangat menarik, sehingga
meningkatkan kegiatan anak untuk mengkomsumsi makanan kecil

(snack) serta

prevalensi obesitas pada anak dari tahun ke tahun semakin meningkat maka penuis
ingin meneliti “ Hubungan aktivitas menonton televisi dengan kegiatan mengemil
pada anak obesitas di Sekolah Dasar Harapan Medan”


Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah bahwa anak lebih senang
menonton televisi dari pada melakukan aktivitas fisik dan juga iklan makanan yang
ditampilkan di TV yang sangat menarik, sehingga akan mempengaruhi kebiasaan
makan anak yang cenderung pada makanan yang tinggi energi, maka perumusan
masalah pada peneliti ini adalah “ Bagaimana hubungan aktivitas menonton televisi
dengan kegiatan mengemil pada anak obesitas di sekolah dasar”
1.3. TUJUAN
Umum


Untuk mengetahui apakah adanya hubungan menonton televisi dengan
kegiatan mengemil pada anak obesitas di Sekolah Dasar Harapan Medan.

Khusus



Untuk mengetahui intensitas menonton televisi pada anak Sekolah Dasar
Harapan Medan



Untuk mengetahui lamanya durasi anak Sekolah Dasar Harapan Medan
menonton televisi.



Untuk mengetahui pola makan anak Sekolah Dasar Harapan Medan



Untuk mengetahui kegiatan apa selain menonton televisi yang meningkatkan
pola makan si anak.



Untuk mengetahui distribusi proporsi anak obesitas berdasarkan usia, lama

menonton televisi dan jumlah jam menonton televisi dalam sehari.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat penelitian


Menambah referensi dan bahan kajian fakultas dalam bidang ilmu penyakit
dalam dan gizi, mengenai obesitas pada anak.



Diharapkan hasil penelitian dapat meningkatkan informasi tentang obesitas
sehingga dapat diminimalkan dengan metode yang efektif dan efisien.



Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan dan informasi yang sangat
berharga bagi peneliti untuk dapat berguna dalam melaksanakan tugas
nantinya.




Diharapkan dapat memberi masukan pada institusi pendidikan tentang
obesitas pada anak sehingga informasi ini dapat digunakan untuk menyusun
langkah-langkah

strategi

dalam

mencegah

terjadinya

obesitas

yang

diakibatkan oleh kelamaan menonton televise sambil mengemil yang

memperhatikan dampak pada kesehatan.

Universitas Sumatera Utara