S GEO 1402773 Chapter 5

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Pengaruh lingkungan sekolah terhadap kecerdasan spasial merupakan
model penelitian yang menggabungkan teori affordance dan teori crystallized
intelligence kemudian mengaplikasikannya dalam pembelajaran Geografi di
tingkat SMA. Ada empat variabel yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu
lingkungan sekolah, affordance, geo-literacy dan kecerdasan spasial. Analisis
yang dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian adalah analisis jalur yang
dituangkan menjadi tiga model persamaan yang dicantumkan pada rumusan
masalah penelitian. Ketiga model persamaan tersebut adalah inti dari penelitian
ini. Karena itu, kesimpulan yang ditarik di bagian akhir penelitian ini dirangkum
ke dalam tiga buah kesimpulan, antara lain sebagai berikut.
1. Lingkungan sekolah berpengaruh terhadap affordance sebesar 5,85%. Namun
lingkungan sekolah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap affordance
peserta didik. Hal tersebut menandakan bahwa persamaan regresi yang
dihasilkan

dalam


analisis

jalur

yang

telah

dilakukan

tidak

dapat

digeneralisasikan terhadap keseluruhan populasi. Hal ini membantah dugaan
peneliti yang menganggap bahwa semakin tinggi kualitas lingkungan maka
semakin tinggi affordance peserta didik.
2. Lingkungan sekolah secara signifikan berpengaruh positif terhadap geoliteracy dan affordance tidak berpengaruh secara signifikan terhadap geoliteracy. Lingkungan sekolah memiliki pengaruh positif terhadap geo-literacy
(koefisien regresi 0,553), artinya semakin tinggi kualitas lingkungan sekolah
maka semakin tinggi geo-literacy peserta didik. Adapun besarnya pengaruh

lingkungan sekolah terhadap geo-literacy adalah 39,05% dan pengaruh
affordance terhadap geo-literacy adalah 2,05%.
3. Geo-literacy dan affordance secara signifikan berpengaruh positif terhadap
kecerdasan spasial. Pengaruh geo-literacy terhadap kecerdasan spasial adalah
31,66% dan pengaruh affordance terhadap kecerdasan spasial adalah 7,59%.
Semakin tinggi geo-literacy dan affordance peserta didik maka akan semakin
Faiz Urfan, 2016
Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Kecerdasan
Spasial Peserta Didik Melalui Affordance Dan Geo-Literacy
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

111

tinggi pula kecerdasan spasialnya. Ketiga variabel ini memiliki keterkaitan
yang sangat erat dalam konsep spasial.

B. Implikasi dan Rekomendasi
Implikasi dari penelitian ini meliputi beberapa hal yang dapat
dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang bermaksud untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran Geografi, khususnya di tingkat SMA/MA. Implikasi penelitian ini

adalah sebagai berikut.
1. Penjelasan dan instrumen pengukuran geo-literacy dalam penelitian dapat
digunakan sebagai acuan untuk merancang aktivitas pembelajaran setiap
materi dalam mata pelajaran Geografi. Geo-literacy merupakan konsep
Geografi modern yang dipelopori oleh National Geographic Society. Lembaga
ini memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perkembangan Geografi di
seluruh dunia, sehingga konsep ini pun perlu dikaji lebih jauh agar Geografi di
Indonesia dapat mengikuti perkembangan dunia.
2. Pada umumnya, kecerdasan spasial dianggap sebagai kecerdasan yang
dimiliki oleh desainer atau seniman untuk menghasilkan karya visual yang
menekankan pada kepekaan terhadap bentuk dan warna. Namun penelitian ini
menekankan pengembangan kecerdasan spasial dalam konteks pembelajaran
Geografi. Penekanan konsep kecerdasan spasial disini adalah pada cognitive
map, cognitive collage dan spatial mental. Karena itu, hasil dari penelitian ini
dapat dijadikan permulaan bagi peneliti selanjutnya yang ingin fokus
menggali konsep kecerdasan spasial untuk kepentingan pembelajaran
Geografi.
Setelah menguraikan implikasi penelitian, peneliti bermaksud untuk
mengemukakan beberapa hal terkait rekomendasi penelitian. Rekomendasi ini
dikemukakan demi perkembangan disiplin ilmu Pendidikan Geografi agar

pembelajaran Geografi di sekolah, terutama SMA/MA, dapat terus ditingkatkan
kualitasnya. Rekomendasi yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.
1. Bagi peneliti di bidang Pendidikan Geografi selanjutnya, pengembangan
instrumen kecerdasan spasial dalam pembelajaran Geografi perlu terus
dikembangkan. Konsep kecerdasan spasial menurut Howard Gardner
sebenarnya tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan kemampuan

112

berpikir Geografi. Kecerdasan spasial yang dibutuhkan oleh kemampuan
Geografi tidak hanya sebatas peka terhadap bentuk dan warna, tapi juga
kemampuan bergerak dalam ruang (space). Kemampuan bergerak dalam
ruang ini didasari oleh dua kemampuan yaitu orientasi dan representasi.
Orientasi

merupakan

kemampuan

manusia


untuk

menentukan

arah.

Sedangkan representasi adalah kemampuan manusia untuk membuat replika
ruang di sekitarnya di dalam pikiran. Konsep kecerdasan spasial tersebut yang
digunakan dalam penelitian ini. Namun perlu dilakukan kajian lebih
mendalam lagi agar konsep kecerdasan spasial ini benar-benar dapat
didefinisikan secara jelas dan dapat diukur secara tepat.
2. Bagi guru Geografi, usaha peningkatan kecerdasan spasial dapat dilakukan
melalui peningkatan geo-literacy peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya menjelaskan contoh isu lingkungan yang
aktual dan menganalisisnya dari sudut pandang Geografi. Tentu saja teknik
analisis yang digunakan harus berprinsip pada aspek geo-literacy yaitu
interconnection, interaction, dan implication.
3. Bagi pihak sekolah, penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan sekolah
berpengaruh terhadap kecerdasan spasial melalui geo-literacy peserta didik.

Upaya peningkatan kecerdasan spasial peserta didik dapat dilakukan melalui
pemasangan poster atau foto-foto yang berkaitan dengan fenomena geosfer
saat ini seperti masalah lingkungan atau kebencanaan. lingkungan sekolah.
Majalah dinding dapat diisi dengan gambar-gambar yang menumbuhkan
simpati peserta didik terhadap masalah lingkungan. Serta objek-objek
tambahan lain perlu dirancang agar peserta didik lebih sadar atas perannya
untuk melestarikan lingkungan.