PERAN LABORATORIUM PEMASARAN DALAM MENUNJANG KESIAPAN SISWA MELAKSANAKAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN | - | Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi 10204 21721 1 SM
PERAN LABORATORIUM PEMASARAN
DALAM MENUNJANG KESIAPAN SISWA
MELAKSANAKAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Amalia Sari, Sri Wahyuni, Leny Noviani*
*Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Email: [email protected]
ABSTRACT
The research purpose is to explore (1) the implementation of practical activities in the
Marketing Laboratory; (2) the Marketing Laboratory roles; (3) the constraints; (4) the
efforts. This research using a single case study, qualitative research approach with the
result: First, the practice were conducted in the second grade with material which according
to curriculum and the needs of DU / DI. The guidance process was done three times a day.
The practice evaluation including the aspect of capabilities, personalities and attitudes.
Second, there are two of roles marketing laboratory, they are as a tool of supporting the
learning process which not maximally because of the infrastructure is unqualified and as a
training tool in improving students' skill. Third, the constraint faced by students including the
adjustment, the use of facilities and application, dealing with customers, the student attitude
which less of attention, urbane, confident, alert, many questions and apathy so they just are
waiting for order. Fourth, the school efforts are: evaluates and follow up on feedback from
DU/DI, provide counseling and debriefing before the implementation of the field work
practice, give opportunity for students to express the process and the constraint of field work
practice.
keywords: the role of laboratory, marketing laboratory, constraint, effort
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi (1) pelaksanaan kegiatan praktik di
Laboratorium Pemasaran; (2) peran Laboratorium Pemasaran; (3) kendala; (4) usaha. Metode
yang digunakan adalah studi kasus tunggal terpancang, pendekatan penelitian kualitatif
dengan hasil: Pertama, praktik dilaksanakan pada saat siswa kelas XI dengan materi yang
sudah sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan DU/DI. Pembimbingan dilakukan 3x sehari.
Evaluasi praktik meliputi aspek kemampuan, kepribadian dan sikap. Kedua, peran
laboratorium pemasaran ada dua yaitu sebagai sarana penunjang proses pembelajaran namun
belum maksimal karena sarana dan prasarana belum memenuhi standar dan sebagai sarana
pelatihan dalam meningkatkan keterampilan siswa. Ketiga, kendala yang dihadapi siswa
adalah, penyesuaian diri, penggunaan sarana dan aplikasi, menghadapi konsumen, sikap
siswa yang kurang sopan, kurang percaya diri, kurang sigap, kurang banyak bertanya dan
bersikap apatis sehingga hanya menunggu perintah. Keempat, usaha yang dilakukan sekolah
adalah mengevaluasi dan menindaklanjuti masukan dari DU/DI, memberikan bimbingan dan
1
pembekalan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan keberjalanan
dan kendala PKL.
Kata Kunci: Peran laboratorium, Laboratorium Pemasaran, Kendala, Usaha
untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
PENDAHULUAN
Pengertian
Latar Belakang
tersebut
berarti
bahwa
pendidikan pada jenjang ini harus mampu
Pendidikan
sarana
menghasilkan siswa dengan kemampuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
mennegah sebagai tenaga kerja, sehingga
Manusia akan memperoleh banyak bekal
jelas pendidikan kejuruan tidak hanya
ilmu
memberikan teori-teori sesuai dengan
dan
merupakan
pengetahuan
yang
bisa
diaplikasikan dalam kehidupan melalui
spesialisasi,
pendidikan.
tempat
Pendidikan
di
Indonesia
namun
khusus
juga
memerlukan
sebagai
sarana
dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu
mengaplikasikan teori yang telah siswa
pendidikan formal, pendidikan informal
dapatkan di kelas. Salah satunya adalah
dan pendidikan nonformal. Menurut UU
dengan
RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Laboratorium merupakan salah satu sarana
Pendidikan Nasional pasal 15, “Jenis
yang
pendidikan mencakup pendidikan umum,
keterampilan
kejuruan,
vokasi,
kegiatan praktik. Selain laboratorium yang
keagamaan dan khusus”. Salah satu jenis
berada di lingkungan sekolah sebagai
pendidikan
yang
miniatur dunia kerja yang sesungguhnya,
beberapa tahun terakhir mendapat sorotan
diperlukan juga kerjasama dengan dunia
dan perhatian khusus baik dari pemerintah
usaha/dunia industri sebagai langkah awal
maupun masyarakat secara umum adalah
pengenalan siswa terhadap dunia kerja
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
yang sesungguhnya. Hal ini akan sangat
akademik,
sekolah
Sekolah
profesi,
menengah
Menengah
adanya
dapat
menunjang
Kejuruan
laboratorium.
menunjang
siswa
peningkatan
dengan
keberhasilan
adanya
tujuan
yang
(SMK) disebutkan dalam Penjelasan Atas
hendak dicapai dari sekolah menengah
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
kejuruan.
Pendidikan Nasional Pasal 15 mengenai
pendidikan dengan dunia kerja inilah yang
pengertian
selanjutnya disebut dengan Pendidikan
“Pendidikan
pendidikan
Pendidikan
Kejuruan,
Kejuruan
merupakan
menengah
yang
mempersiapkan peserta didik terutama
2
Kerjasama
Sistem
Ganda.
Menteri
Pendidikan
antara
Menurut
dan
institusi
Keputusan
Kebudayaan
Indonesia Nomor 323/U/1997 pasal 1 ayat
produksi
1, disebutkan bahwa
masing-masing. SMK N 1 Surakarta
Pendidikan
Sistem
Ganda
selanjutnya disebut PSG adalah
suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian kejuruan yang
memadukan secara sistematik dan
sinkron program pendidikan di
sekolah menengah kejuruan dengan
program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui bekerja langsung
pada pekerjaan sesungguhnya di
institusi pasangan, terarah untuk
mencapai suatu tingkat keahlian
professional tertentu.
merupakan
dengan
jurusannya
merupakan salah satu institusi pendidikan
yang mempunyai laboratorium sebagai
sarana penunjang pembelajaran. Salah satu
dari
laboratoriumnya
Karistasari
untuk
adalah
Toko
laboratorium
siswa
jurusan pemasaran. SMK N 1 Surakarta
berusaha menyediakan sarana praktik yang
memadai
di
laboratorium,
sehingga
kegiatan praktik dapat berjalan secara
Pendidikan Sistem Ganda
optimal.
suatu
sarana
kombinasi
sesuai
antara
Namun
yang
pada
terdapat
kenyataannya,
dalam
Toko
penyelenggara praktik kerja industri di
Karistasari sebagai laboratorium siswa
institusi kerja pasangan (perusahaan; jasa,
jurusan pemasaran tersebut masih jauh dari
dagang, industri), secara sinkron dan
kriteria
sistematis yang bertujuan menghantarkan
laboratorium adalah sebagai sarana praktik
siswa pada penguasaan kemampuan kerja
siswa dalam menerapkan teori yang sudah
tertentu, sehingga menjadi lulusan yang
diperolehnya
berkemampuan
atau
mempersiapkan siswa dalam menghadapi
dengan kata lain PSG merupakan program
Praktik Kerja Lapangan. Namun, kondisi
pendidikan
sarana dan prasarana di Toko Karistasari
sesuai
dan
harapan,
pelatihan
yang
ideal.
Fungsi
di
kelas,
dari
adanya
juga
untuk
diselenggarakan di sekolah dalam hal ini
sebagai laboratorium pemasaran kurang
adalah SMK dan dunia kerja. Pendidikan
memadai. Fasilitas yang ada di Toko
dan pelatihan yang diselenggarakan di
Karistasari tersebut belum memanfaatkan
dalam kelas dan pada unit-unit produksi
teknologi, sehingga keterampilan siswa
sesuai dengan jurusannya masing-masing,
dalam hal penguasaan teknologi masih
sedangkan pada dunia kerja, pendidikan
minim. Padahal dalam pelaksanaan Praktik
dan pelatihan yang diselenggarakan berupa
Kerja Lapangan, keterampilan siswa dalam
Praktik Kerja Lapangan atau biasa kita
penguasaan teknologi sangat dibutuhkan.
sebut dengan PKL.
Berikut
Pengembangan
keterampilan
tabel
laboratorium
di
sekolah dapat dilakukan melalui unit-unit
3
SMK
deskripsi
N
1
kondisi
Surakarta.
Tabel 1. Deskripsi Kondisi Laboratorium SMK N 1 Surakarta
No Kebutuhan
Laboratorium
Ideal
1
Bangunan Toko
2
Komputer Kasir
3
Perlengkapan dan
Peralatan Display
4
Komputer
5
Timbangan digital
6
Money Detector
7
EDC offline
8
Rak display
Ketersediaan Penggunaan
di Lapangan (SOP)
Pelaksanaan di Toko
SMK N 1 Surakarta
Ada
Ada
Ada
Belum sesuai
Ada, belum digunakan
Ada, belum mencukupi
Sebagian
besar sarana
yang tersedia
hanya
Ada
digunakan di
Ada
laboratorium
Ada, cukup
simulasi,
Ada
belum
Ada
digunakan di
laboratorium
toko
Sumber : Data SMK N 1 Surakarta Tahun 2015
Selain
berpengaruh
membuat
terhadap
dan prasarana secara tidak langsung juga
dalam
media
promosi,
cleaning
service, dan menyetor uang ke bank
kegiatan praktik di laboratorium, sarana
berpengaruh
Tidak ada
Tidak Ada
Tidak ada
Belum mencukupi
Belum mencukupi
Tujuan Penelitian
terhadap
kesiapan
siswa
melaksanakan
praktik
kerja
Tujuan dari penelitian ini adalah
Surakarta
(1) Untuk mengeksplorasi pelaksanaan
lapangan.
SMK
N
1
bekerjasama dengan 14 DU/DI dengan 15
kegiatan
kegiatan yang harus dipraktikkan. Namun
Pemasaran sebagai upaya mempersiapkan
dari 15 kegiatan praktik yang harus
siswa kelas XII Pemasaran SMK N 1
dipraktikkan di DU/DI, baru 9 kegiatan
Surakarta melaksanakan Praktik Kerja
yang dilaksanakan di laboratorium, yaitu
Lapangan Tahun Ajaran 2015/2016, (2)
price
customer
Untuk mengeksplorasi peran Laboratorium
service, stock opname, display barang,
Pemasaran dalam menunjang kesiapan
administrasi
siswa kelas XII Pemasaran SMK N 1
labelling,
packaging,
transaksi,
administrasi
praktik
di
Laboratorium
dan
Surakarta melaksanakan Praktik Kerja
menawarkan barang kepada pelanggan.
Lapangan Tahun Ajaran 2015/2016, (3)
Sedangkan
Untuk
gudang,
kasir
6
sitem
kegiatan
manual
yang
belum
mengeksplorasi
kendala
yang
dilaksanakan di laboratorium yaitu kasir
dihadapi siswa kelas XII Pemasaran SMK
sistem
N 1 Surakarta dalam melaksanakan Praktik
Magic
timbangan
digital,
7,
mengoperasikan
pemasaran
Kerja Lapangan Tahun Ajaran 2015/2016,
online,
(4) Untuk mengeksplorasi usaha sekolah
4
dalam mengatasi kendala yang dihadapi
peserta didik agar menjadi manusia yang
siswa kelas XII SMK N 1 Surakarta
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
selama pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja
Maha
Lapangan Tahun Ajaran 2015/2016.
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
Esa,
berakhlak
mulia,
sehat,
menjadi warga negara yang demokratis
Kajian Pustaka
serta bertanggungjawab.
Pendidikan Kejuruan
Menurut
“Pendidikan
Rumusan tujuan pendidikan dalam
Irianto
merupakan
(2011:
tersebut
diatas
sadar
mengandung makna yang dalam dan luas,
manusia untuk mempersiapkan manusia
yang terkait dengan sumber daya manusia,
mempunyai kemampuan untuk berperan
sehingga perlu penanganan yang serius,
aktif dalam membentuk masa depannya”.
cermat,
Sedangkan pengertian pendidikan dalam
bertanggungjawab. Salah satu caranya
pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 20
adalah dengan adanya program pendidikan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
kejuruan. Menurut UU
Nasional adalah “Pendidikan adalah usaha
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
sadar dan terencana untuk mewujudkan
Pendidikan
suasana belajar dan proses pembelajaran
pendidikan
agar
mempersiapkan peserta didik terutama
peserta
didik
usaha
Undang-Undang
3)
secara
aktif
komprehensif,
strategis
No. 20 Tahun
Kejuruan
merupakan
menengah
yang
mengembangkan potensi dirinya untuk
untuk bekerja dalam bidang tertentu.
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
Pendidikan Sistem Ganda
pengembangan
kecerdasan,
diri,
akhlak
kepribadian,
mulia,
Salah satu bentuk pendidikan di
serta
Sekolah
keterampilan yang diperlukan dirinya,
Pendidikan
pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun
“Pendidikan
adalah
Ganda
(PSG).
Pendidikan
Sistem
Ganda (PSG) ini sesuai dengan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
dan membentuk watak serta peradaban
323/U/1997
bangsa yang bermartabat dalam rangka
kehidupan
Sistem
Penyelenggaraan
nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan
mencerdaskan
Kejuruan
Industri atau yang biasa disebut dengan
Fungsi pendidikan nasional dalam
adalah,
Menengah
kerjasama dengan Dunia Usaha/Dunia
masyarakat, bangsa dan negara.
2003
dan
tentang
penyelenggaraan
Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah
bangsa,
Menengah Kejuruan. Pada Bab III pasal 3
bertujuan untuk berkembangnya potensi
5
menyatakan
bahwa
Menengah
Kejuruan
menyelenggarakan
setiap
Sekolah
adalah (1) Menghasilkan tenaga kerja yang
berkewajiban
memiliki keahlian profesional dengan
Pendidikan
Sistem
tingkat pengetahuan, keterampilan dan
Ganda bersama Institusi Pasangan yang
etos kerja yang sesuai dengan lapangan
memenuhi persyaratan. Menurut Mahmudi
kerja, (2) Memperkokoh link and match
(2013: 101), “Pendidikan Sistem Ganda
antara sekolah dan dunia kerja, (3)
(PSG) juga terkenal dengan sebutan dual
Meningkatkan efisiensi proses pendidikan
system yang merupakan penyelenggaraan
dan keahlian tenaga kerja yang berkualitas
pendidikan dan pelatihan yang dikelola
professional, (4) Memberi pengakuan dan
oleh 2 (dua) tempat penyelenggaraan yang
penghargaan terhadap pengalaman kerja
berbeda.” Kedua tempat tersebut adalah
sebagai bagian dari proses pendidikan.
sekolah dan institusi pasangan yang sesuai
Organisasi pelaksana Pendidikan
dengan bidang keahlian. Kedua tempat
Sistem
tersebut merupakan rangkaian utuh yang
Pendidikan Menengah Kejuruan (1995:
tidak dapat dipisahkan dalam rangka
15) adalah Majelis Sekolah, Sekolah
mencapai
Menengah
kompetensi
dibutuhkan
oleh
dunia
lulusan
yang
kerja.
Selain
Ganda
menurut
Kejuruan
Direktorat
dan
Dunia
Usaha/Dunia Industri (Institusi Pasangan)
pengertian PSG tersebut di atas, Sudirta
dengan
(2006: 397) menyatakan bahwa “Sesuai
Pendidikan Sistem Ganda yang meliputi
dengan
penyusunan
konsepnya
pendidikan
sistem
ganda merupakan bentuk penyelenggaraan
pendidikan
kejuruan
dan
yang
pelatihan
aspek-aspek
program,
sistem
pembimbingan dan evaluasi.
keahlian
memadukan
memperhatikan
Laboratorium Pemasaran
secara
program
Menurut Depdikbud (2004: 4),
program
“Laboratorium Pendidikan Teknologi dan
diperoleh
Kejuruan adalah sarana dan tempat untuk
melalui bekerja langsung di dunia kerja,
mendukung proses pembelajaran yang
yang terarah untuk mencapai suatu tingkat
didalamnya terkait dengan pengembangan
keahlian profesional tertentu.”
pemahaman, keterampilan dan inovasi
sistematik
dan
pendidikan
penguasaan
di
sekolah
keahlian
Tujuan
Sistem
sinkron
Ganda
dan
yang
pelaksanaan
bidang
Pendidikan
berdasarkan
ilmu
sesuai
dengan
bidang
pekerjaan yang ada pada program studi
konsep
pendidikan sistem ganda pada SMK di
yang
Indonesia menurut Dikmenjur (1995:8)
latihan bekerja.”
6
didalamnya
dilakukan
kegiatan
Menurut
Asmani
“Perpustakaan
(2009:
dan
17),
Laboratorium
sebagai
sarana
Laboratorium
pelatihan dapat digunakan sebagai unit
menduduki posisi dan peran yang sangat
layanan. Laboratorium pemasaran pada
menentukan.” Hal ini disebabkan karena di
Sekolah Menengah Kejuruan digunakan
dalam strategi baru, fokus pembelajaran
sebagai sarana pelatihan siswa sebelum
adalah
belajar
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
bagaimana belajar yang baik, benar, efektif
“Pelatihan adalah suatu proses yang
dan efisien, dan guru harus mampu
meliputi serangkaian tindak (upaya) yang
bagaimana
Secara
dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk
menurut
pemberian bantuan tenaga kerja yang
learn
umum
how
to
learn,
mengajar-belajar.
peran
laboratorium
Depdikbud (2004: 7) adalah (1) Sebagai
dilakukan
penunjang proses belajar, (2) Sebagai
kepelatihan dalam satuan waktu yang
sarana penunjang kegiatan penelitian, (3)
bertujuan
Sebagai
kemampuan kerja peserta dalam bidang
sarana
pengabdian
penunjang
pada
kegiatan
masyarakat
oleh
tenaga
untuk
profesional
meningkatkan
pekerjaan tertentu guna meningkatkan
dan
efektifitas dan produktivitas dalam suatu
pelatihan.
Laboratorium
sebagai
organisasi.” (Hamalik, 2000: 10)
sarana
penunjang proses belajar akan terlaksana
Standard Minimal Laboratorium
dengan baik jika mempunyai komponenkomponen penunjang proses pembelajaran
Standard Minimal Laboratorium
yaitu adanya siswa, tujuan pembelajaran,
Program Keahlian Penjualan yang berupa
metode
ruang
pembelajaran,
pembelajaran,
strategi
media
praktik
pertokoan,
menurut
Permendiknas RI No. 40 Tahun 2008
pembelajaran,
evaluasi pembelajaran dan umpan balik
adalah
ruang praktik pertokoan mampu
dari siswa. Ketujuh komponen tersebut
menampung peserta didik kapasitas 16
merupakan komponen-komponen penting
orang dengan luas minimum 64 m2 dan
yang
sehingga
peran
lebar minimum 4 m, sehingga rasionya
sarana
proses
adalah 8 m2 untuk setiap siswa. Sedangkan
berperan
secara
sarana dan prasarana ideal berupa perabot
optimal. Apabila salah satu komponen ada
yang terdiri dari meja kerja/tik, kursi
yang
bisa
kerja/stool, lemari penyimpanan alat dan
proses
bahan dengan rasio 1 set pada setiap ruang
harus
ada
laboratorium
sebagai
pembelajaran
dapat
tidak
mempengaruhi
terpenuhi,
maka
keberjalanan
untuk minimum 8 peserta didik. Kemudian
pembelajaran dalam laboratorium.
7
berupa peralatan untuk pekerjaan praktik
yang
hampir
menyelesaikan
pertokoan sejumlah 1 set setiap ruang
(pelatihan)
untuk minimum 8 peserta didik, papan
lapangan dengan supervisi oleh seorang
tulis sejumlah 1 buah pada setiap ruang
administrator dalam jangka waktu tertentu
untuk minimum 8 peserta didik dan
yang bertujuan untuk mengembangkan
perlengkapan lain berupa kotak kontak
kemampuan
sejumlah minimum 4 buah/ruang dan
jawab.”
secara
formal
studi
bekerja
melaksanakan
di
tanggung
Praktik Kerja Lapangan memiliki
minimum 1 buah tempat sampah.
beberapa tujuan pelaksanaan, yaitu supaya
Kesiapan
(1) Siswa mampu menyesuaikan diri
Kesiapan berasal dari kata dasar
dengan lingkungan dunia kerja yang
„siap‟ yang dalam Kamus Besar Bahasa
sesungguhnya, (2) Siswa memiliki tingkat
Indonesia
arti
kompetensi terstandar sesuai dengan yang
sebagai berikut: sudah disediakan, sudah
dipersyaratkan di dunia kerja, (3) Siswa
sedia,
menjadi tenaga kerja yang berwawasan
mempunyai
sudah
selesai,
(untuk).
Berdasarkan
tersebut,
dapat
beberapa
sudah
bersedia
beberapa
arti
mutu, ekonomi, bisnis, kewirausahaan dan
bahwa
produktif, dan (4) Siswa dapat menyerap
pengertian dari kesiapan adalah suatu
secara nalar teknologi dan budaya kerja
kondisi dimana seseorang sudah bersedia
untuk kepentingan pengembangan dirinya.
untuk melakukan sesuatu. Faktor-faktor
Selain itu, Praktik Kerja Lapangan juga
yang dapat mempengaruhi kesiapan adalah
bermanfaat bagi peserta PKL, lembaga
kematangan
pengalaman
pelatihan, lembaga penyelenggara PKL
(experience), kesesuaian bahan dengan
dan juga bagi pengembangan program
metode pengajaran (subject and teaching
pelatihan.
disimpulkan
(maturity),
method accordance) dan sikap emosional
METODE PENELITIAN
dan penyesuaian diri (emotional attitude
Penelitian ini merupakan penelitian
and self adjucment).
kualitatif dengan menggunakan metode
Praktik Kerja Lapangan
penelitian studi kasus. Sumber data dalam
Praktik kerja lapangan menurut
Hamalik
(2000:
91),
“Praktik
penelitian
ini
adalah
Wakil
Kepala
Kerja
Sekolah Bidang Sarpras dan Ketenagaan,
Lapangan adalah suatu tahap persiapan
Ketua Kompetensi Keahlian Pemasaran,
profesional dimana seorang siswa (peserta)
Guru Pembimbing dan beberapa Siswa
8
Kelas XII Jurusan Pemasaran SMK N 1
memantau
Surakarta, tempat dan peristiwa yang
keberjalanan
terjadi di sekolah dan dokumen yang
membantu
berkaitan
Laboratorium
mengalami kesulitan agar siswa menguasai
Pemasaran. Teknik pengumpulan data
materi baik secara teori maupun praktik.
yang
wawancara,
Pembimbingan dilakukan sebanyak 3 kali
observasi dan dokumentasi. Teknik uji
dalam sehari secara berkelompok sesuai
validitas
ini
dengan kelompok praktik. Pembimbingan
yaitu
yang dilakukan sangat bermanfaat bagi
dengan
dignakan
data
adalah
dalam
menggunakan
uji
penelitian
kredibilitas
triangulasi data dan metodologis, uji
dependability
dan
mengkoordinir
kegiatan
secara
praktik
teknis
jika
serta
siswa
siswa.
konfirambiliy.
Kegiatan praktik yang dilakukan
Teknik analisis data yang digunakan
dalah membuka toko, membersihkan toko,
adalah model analisis interaktif yang
menghitung modal, melakukan stok awal,
meliputi tahap pengumpulan data, reduksi
melakukan transaksi penjualan hingga
data,
toko mendekati tutup, menghitung stok
penyajian
uji
dan
data
dan
penarikan
kesimpulan.
HASIL
akhir, menghitung uang yang didapatkan
PENELITIAN
dan modal serta membersihkan toko.
DAN
Kegiatan tersebut dirasakan manfaatnya
PEMBAHASAN
oleh siswa dalam dalam meningkatkan
SMK N 1 Surakarta merupakan
pengetahuan
dan
keterampilan
siswa
salah satu sekolah kejuruan di Surakarta
meskipun
yang fokus pada jurusan Akuntansi,
praktik merupakan penerapan materi yang
Pemasaran dan Administrasi Perkantoran
telah diberikan di kelas yang sudah sesuai
yang mempunyai laboratorium pemasaran.
dengan
kurikulum.
Laboratorium tersebut digunakan untuk
praktik
meliputi
kegiatan siswa mempersiapkan praktik
kepribadian dan sikap. Penyelenggaraan
kerja
di
praktik di laboratorium tidak terlepas dari
laboratorium dilaksanakan pada saat siswa
kendala. Kendala tersebut adalah kondisi
duduk di kelas XI dengan intensitas 1-2
laboratorium yang belum sesuai standard
kali praktik per siswa per bulan dan
sehingga mempengaruhi kesiapan siswa
didampingi oleh guru jurusan pemasaran
melaksanakan praktik kerja lapangan.
sebagai pembimbing yang mempunyai
Adanya kendala diimbangi dengan upaya
peran
pihak sekolah dalam mengatasinya.
lapangan.
Kegiatan
membimbing,
praktik
mengarahkan,
9
belum
maksimal.
Evaluasi
aspek
Kegiatan
kegiatan
kemampuan,
kegiatan yang dilakukan siswa selama
Pelaksanaan Kegiatan Praktik
praktik di laboratorium pemasaran adalah
Beberapa hal yang diperhatikan
berdoa
dalam pelaksanaan kegiatan praktik di
laboratorium
meliputi
waktu,
awal,
yang
mempraktikkan materi pelajaran yang
jaga
antara lain adalah pelayanan penjualan,
barang.
Satuan
kegiatan
praktik
Mengenai
Walgito
sistem
(2010,
6)
sekumpulan individu. Ini berarti bahwa
bimbingan dapat diberikan secara individu
dan
dan kelompok”.
Pelaksanaan
praktik
di
laboratorium juga tidak terlepas dari
yang
proses evaluasi yang dilakukan oleh pihak
digunakan oleh SMK N 1Surakarta.
Bentuk
secara
diberikan kepada seorang individu atau
Materi-materi
Pendidikan
lancar.
menyatakan bahwa “Bimbingan itu dapat
tersebut sudah sesuai dengan Kurikulum
Tingkat
dengan
dilakukan
laboratorium.
pembimbingan,
nota
pesanan yang termasuk dalam administrasi
administrasi
laboratorium
berkelompok sesuai dengan jadwal piket
kerja lapangan. Materi-materi tersebut
dagangan
di
praktik
Pembimbingan
yang ada di sekolah maupun ketika praktik
barang
pelaksanaan
praktik
menjalankan
baik itu praktik di laboratorium pemasaran
penataan
dalam
praktik di laboratorium agar siswa dapat
materi yang akan digunakan ketika praktik
produk,
di
untuk membantu siswa dalam pelaksanaan
pemasaran sebelumnya diberi bekal berupa
pengetahuan
praktik
pemasaran SMK N 1 Surakarta bertujuan
Siswa yang praktik di laboratorium
bisnis,
Pelaksanaan
dilakukan
kegiatan
didapat di kelas.
prinsip
menghitung
bantuan guru pembimbing. Pembimbingan
bulan. Kegiatan praktik bertujuan untuk
prinsip-
akhir,
penjualan,
laboratorium pemasaran dilakukan dengan
intensitas 1-2 kali praktik per siswa per
bisnis,
stok
bersama.
pada saat siswa berada di kelas XI dengan
komunikasi
transaksi
toko, kemudian diakhiri dengan berdoa
kurang lebih 1 tahun di hari efektif, yaitu
pembuatan
toko,
pendapatan dan modal, membersihkan
dilaksanakan pada tahun kedua selama
transaksi,
melakukan
menghitung
dan evaluasi. Praktik di laboratorium
bisnis,
membersihkan
menghitung modal awal, melakukan stok
materi
kegiatan, bentuk kegiatan, pembimbingan
komunikasi
bersama,
sekolah sebagai upaya mengetahui tingkat
di
keberhasilah program yang dilaksanakan.
laboratorium disesuaikan dengan materi
Sistem evaluasi yang dilakukan oleh pihak
praktik yang siswa dapatkan dan juga
sekolah terhadap kegiatan praktik di
memperhatikan kebutuhan DU/DI. Urutan
10
laboratorium dilakukan secara kelompok
laboratorium
dengan cara memberikan teguran secara
Surakarta yang dapat mendukung kegiatan
langsung jika siswa melakukan kesalahan
praktik
ketika pelaksanaan praktik. Selain itu, ada
pembimbing,
3 aspek yang diperhatikan sekolah dalam
materi kegiatan praktik.
proses evaluasi yaitu aspek kemampuan,
di
pemasaran
SMK
laboratorium
Guru
fasilitas
adalah
penunjang
pembimbing
N
1
guru
dan
merupakan
aspek kepribadian dan aspek sikap. Hal
salah satu komponen yang menjalankan
tersebut
peran penting dalam kegiatan praktik di
sesuai
dengan
teori
yang
disampaikan oleh Sudijono (2008, 25-27).
laboratorium
Namun evaluasi ini belum dilakukan
pembimbing praktik dapat menjalankan
secara formal hanya sebatas tatap muka
perannya dengan baik apabila menguasai
antara guru dengan siswa dalam bentuk
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
tanya jawab dan sharing tanpa ada
pelaksanaan praktik di laboratorium atau
penilaian secara tertulis dalam laporan
dengan
hasil belajar.
tersebut
Peran Laboratorium Pemasaran
pemasaran.
kata
lain
guru
merupakan
Guru
pembimbing
guru
yang
professional.
Berkaitan
dengan
guru
profesional,
Usman
(2007,
15)
Ada 2 peran laboratorium pemasaran SMK
memberikan pengertian bahwa, “Guru
N 1 Surakarta dalam menunjang kesiapan
profesional adalah orang yang memiliki
siswa
kemampuan dan keahlian khusus dalam
melaksanakan
Praktik
Kerja
Lapangan, yaitu:
bidang keguruan sehingga ia mampu
Sarana Penunjang Proses Pembelajaran
melakukan tugas dan fungsinya sebagai
Laboratorium pemasaran adalah
seorang
guru
dengan
kemampuan
sarana dan tempat untuk menunjang proses
maksimal”. Sesuai dengan teori di atas jika
pembelajaran. Laboratorium pemasaran
dikaitkan dengan penelitian ini, maka
akan dapat menjalankan peran sebagai
dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
sarana penunjang proses pembelajaran
guru pembimbing merupakan guru yang
dengan baik apabila laboratorium tersebut
memiliki kemampuan dan keahlian khusus
mempunyai
karena guru tersebut diambil dari guru
komponen-komponen
penunjang kegiatan pembelajaran. Adapun
program
faktor-faktor dan komponen-komponen
mempunyai kompetensi yang memadai di
yang
bidang
menjadi
pembelajaran
penunjang
yang
kegiatan
terdapat
di
keahlian
pemasaran
pemasaran
dan
laboratorium pemasaran.
11
yang
pengelolaan
Fasilitas
penting
merupakan
komponen
kaca, 1 buah komputer beserta meja dan
pelaksanaan
kegiatan
kursi, 1 buah jam dinding, 2 buah
laboratorium.
Supaya
showcase/lemari pendingin, 1 buah kipas
dalam
praktik
di
pelaksanaan
kegiatan
praktik
di
angin, 1 buah lampu dan seperangkat alat
laboratorium dapat berjalan dengan lancar
kebersihan dengan kondisi baik.
sehingga tujuan adanya laboratorium itu
Materi
yang
diberikan
ketika
tercapai, maka diperlukan fasilitas yang
praktik merupakan materi yang sudah
sesuai dengan standar. Mengacu pada
disesuaikan dengan kegiatan yang akan
Permendiknas RI No. 40 Tahun 2008
dilakukan
tentang Standard Minimal Laboratorium,
lapangan. Hal ini sesuai dengan tujuan dari
maka dari hasil penelitian ini menunjukkan
pelaksanaan
bahwa fasilitas penunjang praktik yang
Berdasarkan
tersedia di laboratorium pemasaran SMK
Kesesuaian DU/DI dan Kesesuaian Materi
N 1 Surakarta belum memenuhi standard
Dalam Prakerin Tahun Ajaran 2015/2016
yang sudah ditetapkan. Bangunan toko
yang telah dilakukan oleh pihak sekolah
dengan ukuran 4 m x 5 m, 1 buah mesin
didapatkan hasil sebagai berikut:
di
tempat
praktik
praktik
di
kerja
laboratorium.
Perhitungan
Analisa
foto kopi yang sudah rusak, 4 buah etalase
Tabel 2. Perhitungan Analisa Kesesuaian DU/DI dan Kesesuaian Materi dalam Prakerin
Tahun 2015/2016 Program Kompetensi Keahlian Pemasaran
Perhitungan Analisa Kesesuaian DU/DI dan Kesesuaian Materi dalam Prakerin Tahun
2015/2016
Program Kompetensi Keahlian Pemasaran
SMK N 1 Surakarta
∑ Kompetensi yang sesuai
102
∑ Kompetensi
103
% Kesesuaian Kompetensi
99%
∑ DU/DI
14
∑ DU/DI yang sesuai
13
% Kesesuaian DU/DI
93%
Sumber: Data SMK N 1 Surakarta Tahun 2015
Dari
tabel
3
di
atas
dapat
Sarana Pelatihan
disimpulkan bahwa materi praktik yang
Laboratorium
Pemasaran
telah diberikan sekolah dalam praktik di
merupakan salah satu unit produksi yang
laboratorium sudah sesuai dengan apa
didirikan sebagai sarana pelatihan bagi
yang dibutuhkan oleh dunia usaha/dunia
siswa
industri.
12
program
keahlian
pemasaran.
Hamalik (2000: 10) memberikan pendapat
laboratorium
tentang pelatihan sebagai berikut:
membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa
“Pelatihan adalah suatu proses yang
mengikuti
meliputi serangkaian tindak (upaya) yang
Dihadapkan
dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk
perbedaan
pemberian bantuan tenaga kerja yang
tersendiri bagi siswa. Selain itu, rasa
dilakukan
kurang
oleh
tenaga
profesional
sehingga
kegiatan
siswa
selama
PKL.
pada
konsumen
dengan
karakter
menjadi
kendala
percaya
diri,
kurang
banyak
kepelatihan dalam satuan waktu yang
bertanya, kurang sigap, bersikap apatis
bertujuan
sehingga hanya menunggu perintah serta
untuk
meningkatkan
kemampuan kerja peserta dalam bidang
beberapa
pekerjaan tertentu guna meningkatkan
memperhatikan sopan-santun juga menjadi
efektifitas dan produktivitas dalam suatu
kendala bagi siswa dan sekolah.
organisasi.” (Hamalik, 2000: 10)
Upaya
Berdasarkan kajian teori tersebut
siswa
Sekolah
yang
dalam
kurang
Mengatasi
Kendala
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
praktik
di
laboratorium
Pihak sekolah telah melakukan
merupakan
program pelatihan karena dilaksanakan
beberapa
secara sengaja oleh pihak sekolah terhadap
mengatasi kendala yang dihadapi siswa
siswanya. Selain itu juga praktik yang
selama
dilaksanakan
selama
Lapangan, yaitu melakukan evaluasi dan
kurang lebih 2 semester, menurut hasil
menindaklanjuti masukan dari DU/DI,
penelitian ini telah mampu meningkatkan
memberikan bimbingan dan pembekalan
keterampilan siswa.
yang
di
laboratorium
hal
pelaksanaan
cukup
lapangan,
Kendala
Praktik
untuk
Kerja
praktik
kerja
memberikan
waktu
dan
menyampaikan
oleh siswa selama pelaksanaan praktik
upaya
sebelum
kesempatan
Beberapa kendala yang dihadapi
sebagai
kepada
siswa
untuk
PKL
kepada
aktivitas
sekolah.
kerja lapangan adalah penyesuaian diri di
SIMPULAN DAN SARAN
lingkungan yang baru. Hal ini dikarenakan
Simpulan
setiap siswa memiliki masa adaptasi yang
berbeda-beda.
Kemudian
penggunaan
Pelaksanaan kegiatan praktik di
sarana dan aplikasi yang terdapata di
laboratorium pemasaran meliputi beberapa
tempat PKL tetapi tidak tersedia di
tahap yaitu tahap penentuan waktu dan
13
materi praktik, tahap pelaksanaan kegiatan
memberikan bimbingan dan pembekalan
praktik yang meliputi bentuk kegiatan dan
yang cukup sebelum pelaksanaan PKL dan
bimbingan, dan tahap evaluasi
memberikan
yang
waktu
dan
kesempatan
meliputi aspek kemampuan, kepribadian
kepada
dan sikap. Laboratorium SMK N 1
keberjalanan PKL termasuk juga kendala
Surakarta
mempunyai
yang dihadapi siswa.
sebagai
sarana
2
peran
penunjang
yaitu
proses
siswa
untuk
menyampaikan
Saran
pembelajaran yang belum berperan secara
maksimal karena terkendala sarana dan
Berdasarkan kesimpulan penelitian dan
prasarana juga sebagai sarana pelatihan
implikasi hasil penelitian yang penulis
yang sudah memberikan pelatihan yang
kemukakan
diatas,
cukup dalam meningkatkan keterampilan
memberikan
beberapa
siswa. Pelaksanaan praktik kerja lapangan
diharapkan dapat berguna bagi semua
yang dilakukan oleh SMK N 1 Surakarta
pihak. Adapun saran-saran tersebut antara
terkendala beberapa hal yaitu kesulitan
lain :
dalam penyesuaian diri di lingkungan
Bagi Sekolah
maka
penulis
saran
yang
baru, penggunaan sarana dan aplikasi yang
1.
terdapat di tempat PKL tetapi tidak
dilakukan
menghadapi konsumen dengan karakter
kendala
yang
kurang
unggah-ungguh,
kurang
praktik
yang
diri,
2.
perintah. Upaya yang dilakukan dalam
dari
menjadi
Melakukan
pemasaran
menindaklanjuti
DU/DI,
laboratorium
untuk
kekurangan
dan
kelebihan
pada
pelatihan
pengelolaan
laboratorium pemasaran untuk guru
mengatasi kendala tersebut antara lain
masukan
dan
periode selanjutnya.
bersikap apatis sehingga hanya menunggu
dan
di
mempertahankan
kurang sigap, kurang banyak bertanya dan
mengevaluasi
laboratorium
merumuskan perbaikan pada hal-hal
memperhatikan
percaya
di
kekurangan dan kelebihan kegiatan
dalam
pelaksanaan PKL diantaranya adalah sikap
siswa
melakukan
DU/DI sebagai upaya mengetahui
berkaitan dengan sikap siswa di tempat
menjadi
dapat
dikaitkan dengan kegiatan praktik di
konsumen yang berbeda-beda. Selain itu,
juga
sekolah
refleksi pada kegiatan praktik yang
tersedia di laboratorium dan kendala dalam
PKL
Pihak
berusaha
semaksimal mungkin agar sekolah bisa
14
dari
Bagi Pengelola Laboratorium
1.
di
laboratorium,
6.
seperti
Membuat
struktur
oleh
siswa
yang
penentuan produk yang akan dijual,
menentukan
bertugas,
7.
pengelolaan laboratorium. selain itu,
terbantu dengan kepengurusan dari
siswa tersebut.
1.
mengevaluasi
pelaksanaan
praktik
dalam
laporan
di
hasil
Mematuhi peraturan yang berlaku di
yang aman, nyaman, lancar sesuai
dalam
dengan yang diharapkan.
sehingga
2.
keberjalanannya lebih sistematis.
5.
laboratorium
praktik
pembelajaran praktik di laboratorium
Membuat SOP (Standard Operational
tertulis
nilai
laboratorium pemasaran agar tercipta
keberjalanan praktik di laboratorium.
secara
memasukkan
Bagi Siswa
akan memudahkan pengelola dalam
Procedure)
Melakukan evaluasi praktik sesuai
laboratorium pemasaran.
dan
tanggungjawabnya. Selain itu juga
4.
dari
keberhasilan dari kegiatan praktik di
sehingga memudahkan siswa dalam
dan
promosi
belajar siswa sehingga dapat terukur
Membuat job description yang jelas,
mengontrol
produk,
dengan standard penilaian dengan
pengelola laboratorium juga akan
tugas
dan
jual
barang yang dijual.
praktik jual beli tetapi juga dalam
melakukan
harga
pendistribusian
sehingga siswa tidak hanya terlibat
3.
Tidak hanya dilatih berkaitan dengan
itu yaitu pemasaran yang meliputi
kepengurusan
dalam pengelolaan laboratorium yang
diisi
dengan
penjualan, tetapi yang lebih luas dari
komputer kasir secara optimal.
2.
berkaitan
pengelolaan laboratorium.
Memanfaatkan sarana yang sudah
tersedia
mereka
Memanfaatkan dengan baik sarana
dan
Melakukan studi banding ke sekolah
prasarana
laboratorium
yang sudah mempunyai laboratorium
yang
sebagai
ada
di
usaha
pengembangan diri dan keterampilan
pemasaran sesuai standar. Sekolah-
siswa.
sekolah dengan kondisi laboratorium
yang
sudah
sebelumnya
memenuhi
juga
pasti
DAFTAR PUSTAKA
standar,
pernah
Asmani, J.M. (2009). Sekolah Life Skills:
mengalami kondisi laboratorium yang
Lulus Siap Kerja. Jogjakarta:
belum memenuhi standar, sehingga
Diva-Press
pengelola laboratorium bisa belajar
15
Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
Irianto, A. (2011). Pendidikan sebagai
Peraturan Menteri Pendidikan
Investasi dalam Pembangunan
Nasional RI No. 40 Tahun 2008
Suatu Bangsa. Jakarta: Kencana
Tentang Standar Sarana dan
Prenada Media Group.
Prasaran
Sekolah
Menengah
Kejuruan/Madrasah
Aliyah
Mahmudi,
(2013).
Pendidikan
Kejuruan (SMK/MAK). Jakarta:
Kementerian
M.
Pelaksanaan
Sistem
Ganda
Bersertifikat ISO di SMK Negeri
Pendidikan
1
Nasional.
Malang.
Malang:
Jurnal
Kebijakan dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional. (2003).
Pendidikan, 1 (2), Juli 2013, 101-
Undang-Undang No. 20 Tahun
111 ISSN: 2337-7623; EISSN:
2003 tentang Standar Pendidikan
2337-7615. Diperoleh 2 Maret
Nasional. Jakarta: Kementerian
2015
Pendidikan Nasional.
http://ejournal.umm.ac.id.
Sudijono,
Faktor-faktor yang menentukan readiness.
Anas.
(2008).
(2013). Diperoleh pada tanggal
Evaluasi
16
Raja Grafindo Persada.
Mei
2015,
dari
(http://kesipanbelajar.blogspot.co
(2000).
Sumber
Ketenagakerjaan
Pelaksanaan
Bali
Pelatihan
Industri
Bidang
Keahlian
Tata
Busana (Versi Elektronik). Jurnal
Pendekatan
Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Negeri Singaraja, No. 2 TH.
Hasan, B. (2012). Pendidikan Kejuruan di
XXXIX April 2006 ISSN 0215-
Indonesia. Diperoleh 23 Juni
2015.
Praktik
Siswa SMK Negeri di Provinsi
Manusia
Manajemen
Jakarta:
Pendidikan Kejuruan Studi pada
Pengembangan
Daya
Pendidikan.
Usaha dan Dunia Industri dalam
menentukan-readiness.html.
O.
Pengantar
Sudirta, I.G. (2006). Partisipasi Dunia
m/2013/05/faktor-faktor-yang
Hamalik,
dari
8250, 395-407. Diperoleh 4 Mei
Dari
2015, dari http://undiksha.ac.id
http://file.upi.edu/browse.php?dir
=Direktori/&search=sekolah+kej
uruan&search_mode=f
16
Usman, M.U. (2007). Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Walgito,
B.
(2010).
Konseling
Bimbingan
(Studi
&
+
Karier).
Yogyakarta: Penerbit Andi
17
18
DALAM MENUNJANG KESIAPAN SISWA
MELAKSANAKAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Amalia Sari, Sri Wahyuni, Leny Noviani*
*Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Email: [email protected]
ABSTRACT
The research purpose is to explore (1) the implementation of practical activities in the
Marketing Laboratory; (2) the Marketing Laboratory roles; (3) the constraints; (4) the
efforts. This research using a single case study, qualitative research approach with the
result: First, the practice were conducted in the second grade with material which according
to curriculum and the needs of DU / DI. The guidance process was done three times a day.
The practice evaluation including the aspect of capabilities, personalities and attitudes.
Second, there are two of roles marketing laboratory, they are as a tool of supporting the
learning process which not maximally because of the infrastructure is unqualified and as a
training tool in improving students' skill. Third, the constraint faced by students including the
adjustment, the use of facilities and application, dealing with customers, the student attitude
which less of attention, urbane, confident, alert, many questions and apathy so they just are
waiting for order. Fourth, the school efforts are: evaluates and follow up on feedback from
DU/DI, provide counseling and debriefing before the implementation of the field work
practice, give opportunity for students to express the process and the constraint of field work
practice.
keywords: the role of laboratory, marketing laboratory, constraint, effort
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi (1) pelaksanaan kegiatan praktik di
Laboratorium Pemasaran; (2) peran Laboratorium Pemasaran; (3) kendala; (4) usaha. Metode
yang digunakan adalah studi kasus tunggal terpancang, pendekatan penelitian kualitatif
dengan hasil: Pertama, praktik dilaksanakan pada saat siswa kelas XI dengan materi yang
sudah sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan DU/DI. Pembimbingan dilakukan 3x sehari.
Evaluasi praktik meliputi aspek kemampuan, kepribadian dan sikap. Kedua, peran
laboratorium pemasaran ada dua yaitu sebagai sarana penunjang proses pembelajaran namun
belum maksimal karena sarana dan prasarana belum memenuhi standar dan sebagai sarana
pelatihan dalam meningkatkan keterampilan siswa. Ketiga, kendala yang dihadapi siswa
adalah, penyesuaian diri, penggunaan sarana dan aplikasi, menghadapi konsumen, sikap
siswa yang kurang sopan, kurang percaya diri, kurang sigap, kurang banyak bertanya dan
bersikap apatis sehingga hanya menunggu perintah. Keempat, usaha yang dilakukan sekolah
adalah mengevaluasi dan menindaklanjuti masukan dari DU/DI, memberikan bimbingan dan
1
pembekalan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan keberjalanan
dan kendala PKL.
Kata Kunci: Peran laboratorium, Laboratorium Pemasaran, Kendala, Usaha
untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
PENDAHULUAN
Pengertian
Latar Belakang
tersebut
berarti
bahwa
pendidikan pada jenjang ini harus mampu
Pendidikan
sarana
menghasilkan siswa dengan kemampuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
mennegah sebagai tenaga kerja, sehingga
Manusia akan memperoleh banyak bekal
jelas pendidikan kejuruan tidak hanya
ilmu
memberikan teori-teori sesuai dengan
dan
merupakan
pengetahuan
yang
bisa
diaplikasikan dalam kehidupan melalui
spesialisasi,
pendidikan.
tempat
Pendidikan
di
Indonesia
namun
khusus
juga
memerlukan
sebagai
sarana
dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu
mengaplikasikan teori yang telah siswa
pendidikan formal, pendidikan informal
dapatkan di kelas. Salah satunya adalah
dan pendidikan nonformal. Menurut UU
dengan
RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Laboratorium merupakan salah satu sarana
Pendidikan Nasional pasal 15, “Jenis
yang
pendidikan mencakup pendidikan umum,
keterampilan
kejuruan,
vokasi,
kegiatan praktik. Selain laboratorium yang
keagamaan dan khusus”. Salah satu jenis
berada di lingkungan sekolah sebagai
pendidikan
yang
miniatur dunia kerja yang sesungguhnya,
beberapa tahun terakhir mendapat sorotan
diperlukan juga kerjasama dengan dunia
dan perhatian khusus baik dari pemerintah
usaha/dunia industri sebagai langkah awal
maupun masyarakat secara umum adalah
pengenalan siswa terhadap dunia kerja
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
yang sesungguhnya. Hal ini akan sangat
akademik,
sekolah
Sekolah
profesi,
menengah
Menengah
adanya
dapat
menunjang
Kejuruan
laboratorium.
menunjang
siswa
peningkatan
dengan
keberhasilan
adanya
tujuan
yang
(SMK) disebutkan dalam Penjelasan Atas
hendak dicapai dari sekolah menengah
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
kejuruan.
Pendidikan Nasional Pasal 15 mengenai
pendidikan dengan dunia kerja inilah yang
pengertian
selanjutnya disebut dengan Pendidikan
“Pendidikan
pendidikan
Pendidikan
Kejuruan,
Kejuruan
merupakan
menengah
yang
mempersiapkan peserta didik terutama
2
Kerjasama
Sistem
Ganda.
Menteri
Pendidikan
antara
Menurut
dan
institusi
Keputusan
Kebudayaan
Indonesia Nomor 323/U/1997 pasal 1 ayat
produksi
1, disebutkan bahwa
masing-masing. SMK N 1 Surakarta
Pendidikan
Sistem
Ganda
selanjutnya disebut PSG adalah
suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian kejuruan yang
memadukan secara sistematik dan
sinkron program pendidikan di
sekolah menengah kejuruan dengan
program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui bekerja langsung
pada pekerjaan sesungguhnya di
institusi pasangan, terarah untuk
mencapai suatu tingkat keahlian
professional tertentu.
merupakan
dengan
jurusannya
merupakan salah satu institusi pendidikan
yang mempunyai laboratorium sebagai
sarana penunjang pembelajaran. Salah satu
dari
laboratoriumnya
Karistasari
untuk
adalah
Toko
laboratorium
siswa
jurusan pemasaran. SMK N 1 Surakarta
berusaha menyediakan sarana praktik yang
memadai
di
laboratorium,
sehingga
kegiatan praktik dapat berjalan secara
Pendidikan Sistem Ganda
optimal.
suatu
sarana
kombinasi
sesuai
antara
Namun
yang
pada
terdapat
kenyataannya,
dalam
Toko
penyelenggara praktik kerja industri di
Karistasari sebagai laboratorium siswa
institusi kerja pasangan (perusahaan; jasa,
jurusan pemasaran tersebut masih jauh dari
dagang, industri), secara sinkron dan
kriteria
sistematis yang bertujuan menghantarkan
laboratorium adalah sebagai sarana praktik
siswa pada penguasaan kemampuan kerja
siswa dalam menerapkan teori yang sudah
tertentu, sehingga menjadi lulusan yang
diperolehnya
berkemampuan
atau
mempersiapkan siswa dalam menghadapi
dengan kata lain PSG merupakan program
Praktik Kerja Lapangan. Namun, kondisi
pendidikan
sarana dan prasarana di Toko Karistasari
sesuai
dan
harapan,
pelatihan
yang
ideal.
Fungsi
di
kelas,
dari
adanya
juga
untuk
diselenggarakan di sekolah dalam hal ini
sebagai laboratorium pemasaran kurang
adalah SMK dan dunia kerja. Pendidikan
memadai. Fasilitas yang ada di Toko
dan pelatihan yang diselenggarakan di
Karistasari tersebut belum memanfaatkan
dalam kelas dan pada unit-unit produksi
teknologi, sehingga keterampilan siswa
sesuai dengan jurusannya masing-masing,
dalam hal penguasaan teknologi masih
sedangkan pada dunia kerja, pendidikan
minim. Padahal dalam pelaksanaan Praktik
dan pelatihan yang diselenggarakan berupa
Kerja Lapangan, keterampilan siswa dalam
Praktik Kerja Lapangan atau biasa kita
penguasaan teknologi sangat dibutuhkan.
sebut dengan PKL.
Berikut
Pengembangan
keterampilan
tabel
laboratorium
di
sekolah dapat dilakukan melalui unit-unit
3
SMK
deskripsi
N
1
kondisi
Surakarta.
Tabel 1. Deskripsi Kondisi Laboratorium SMK N 1 Surakarta
No Kebutuhan
Laboratorium
Ideal
1
Bangunan Toko
2
Komputer Kasir
3
Perlengkapan dan
Peralatan Display
4
Komputer
5
Timbangan digital
6
Money Detector
7
EDC offline
8
Rak display
Ketersediaan Penggunaan
di Lapangan (SOP)
Pelaksanaan di Toko
SMK N 1 Surakarta
Ada
Ada
Ada
Belum sesuai
Ada, belum digunakan
Ada, belum mencukupi
Sebagian
besar sarana
yang tersedia
hanya
Ada
digunakan di
Ada
laboratorium
Ada, cukup
simulasi,
Ada
belum
Ada
digunakan di
laboratorium
toko
Sumber : Data SMK N 1 Surakarta Tahun 2015
Selain
berpengaruh
membuat
terhadap
dan prasarana secara tidak langsung juga
dalam
media
promosi,
cleaning
service, dan menyetor uang ke bank
kegiatan praktik di laboratorium, sarana
berpengaruh
Tidak ada
Tidak Ada
Tidak ada
Belum mencukupi
Belum mencukupi
Tujuan Penelitian
terhadap
kesiapan
siswa
melaksanakan
praktik
kerja
Tujuan dari penelitian ini adalah
Surakarta
(1) Untuk mengeksplorasi pelaksanaan
lapangan.
SMK
N
1
bekerjasama dengan 14 DU/DI dengan 15
kegiatan
kegiatan yang harus dipraktikkan. Namun
Pemasaran sebagai upaya mempersiapkan
dari 15 kegiatan praktik yang harus
siswa kelas XII Pemasaran SMK N 1
dipraktikkan di DU/DI, baru 9 kegiatan
Surakarta melaksanakan Praktik Kerja
yang dilaksanakan di laboratorium, yaitu
Lapangan Tahun Ajaran 2015/2016, (2)
price
customer
Untuk mengeksplorasi peran Laboratorium
service, stock opname, display barang,
Pemasaran dalam menunjang kesiapan
administrasi
siswa kelas XII Pemasaran SMK N 1
labelling,
packaging,
transaksi,
administrasi
praktik
di
Laboratorium
dan
Surakarta melaksanakan Praktik Kerja
menawarkan barang kepada pelanggan.
Lapangan Tahun Ajaran 2015/2016, (3)
Sedangkan
Untuk
gudang,
kasir
6
sitem
kegiatan
manual
yang
belum
mengeksplorasi
kendala
yang
dilaksanakan di laboratorium yaitu kasir
dihadapi siswa kelas XII Pemasaran SMK
sistem
N 1 Surakarta dalam melaksanakan Praktik
Magic
timbangan
digital,
7,
mengoperasikan
pemasaran
Kerja Lapangan Tahun Ajaran 2015/2016,
online,
(4) Untuk mengeksplorasi usaha sekolah
4
dalam mengatasi kendala yang dihadapi
peserta didik agar menjadi manusia yang
siswa kelas XII SMK N 1 Surakarta
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
selama pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja
Maha
Lapangan Tahun Ajaran 2015/2016.
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
Esa,
berakhlak
mulia,
sehat,
menjadi warga negara yang demokratis
Kajian Pustaka
serta bertanggungjawab.
Pendidikan Kejuruan
Menurut
“Pendidikan
Rumusan tujuan pendidikan dalam
Irianto
merupakan
(2011:
tersebut
diatas
sadar
mengandung makna yang dalam dan luas,
manusia untuk mempersiapkan manusia
yang terkait dengan sumber daya manusia,
mempunyai kemampuan untuk berperan
sehingga perlu penanganan yang serius,
aktif dalam membentuk masa depannya”.
cermat,
Sedangkan pengertian pendidikan dalam
bertanggungjawab. Salah satu caranya
pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 20
adalah dengan adanya program pendidikan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
kejuruan. Menurut UU
Nasional adalah “Pendidikan adalah usaha
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
sadar dan terencana untuk mewujudkan
Pendidikan
suasana belajar dan proses pembelajaran
pendidikan
agar
mempersiapkan peserta didik terutama
peserta
didik
usaha
Undang-Undang
3)
secara
aktif
komprehensif,
strategis
No. 20 Tahun
Kejuruan
merupakan
menengah
yang
mengembangkan potensi dirinya untuk
untuk bekerja dalam bidang tertentu.
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
Pendidikan Sistem Ganda
pengembangan
kecerdasan,
diri,
akhlak
kepribadian,
mulia,
Salah satu bentuk pendidikan di
serta
Sekolah
keterampilan yang diperlukan dirinya,
Pendidikan
pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun
“Pendidikan
adalah
Ganda
(PSG).
Pendidikan
Sistem
Ganda (PSG) ini sesuai dengan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
dan membentuk watak serta peradaban
323/U/1997
bangsa yang bermartabat dalam rangka
kehidupan
Sistem
Penyelenggaraan
nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan
mencerdaskan
Kejuruan
Industri atau yang biasa disebut dengan
Fungsi pendidikan nasional dalam
adalah,
Menengah
kerjasama dengan Dunia Usaha/Dunia
masyarakat, bangsa dan negara.
2003
dan
tentang
penyelenggaraan
Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah
bangsa,
Menengah Kejuruan. Pada Bab III pasal 3
bertujuan untuk berkembangnya potensi
5
menyatakan
bahwa
Menengah
Kejuruan
menyelenggarakan
setiap
Sekolah
adalah (1) Menghasilkan tenaga kerja yang
berkewajiban
memiliki keahlian profesional dengan
Pendidikan
Sistem
tingkat pengetahuan, keterampilan dan
Ganda bersama Institusi Pasangan yang
etos kerja yang sesuai dengan lapangan
memenuhi persyaratan. Menurut Mahmudi
kerja, (2) Memperkokoh link and match
(2013: 101), “Pendidikan Sistem Ganda
antara sekolah dan dunia kerja, (3)
(PSG) juga terkenal dengan sebutan dual
Meningkatkan efisiensi proses pendidikan
system yang merupakan penyelenggaraan
dan keahlian tenaga kerja yang berkualitas
pendidikan dan pelatihan yang dikelola
professional, (4) Memberi pengakuan dan
oleh 2 (dua) tempat penyelenggaraan yang
penghargaan terhadap pengalaman kerja
berbeda.” Kedua tempat tersebut adalah
sebagai bagian dari proses pendidikan.
sekolah dan institusi pasangan yang sesuai
Organisasi pelaksana Pendidikan
dengan bidang keahlian. Kedua tempat
Sistem
tersebut merupakan rangkaian utuh yang
Pendidikan Menengah Kejuruan (1995:
tidak dapat dipisahkan dalam rangka
15) adalah Majelis Sekolah, Sekolah
mencapai
Menengah
kompetensi
dibutuhkan
oleh
dunia
lulusan
yang
kerja.
Selain
Ganda
menurut
Kejuruan
Direktorat
dan
Dunia
Usaha/Dunia Industri (Institusi Pasangan)
pengertian PSG tersebut di atas, Sudirta
dengan
(2006: 397) menyatakan bahwa “Sesuai
Pendidikan Sistem Ganda yang meliputi
dengan
penyusunan
konsepnya
pendidikan
sistem
ganda merupakan bentuk penyelenggaraan
pendidikan
kejuruan
dan
yang
pelatihan
aspek-aspek
program,
sistem
pembimbingan dan evaluasi.
keahlian
memadukan
memperhatikan
Laboratorium Pemasaran
secara
program
Menurut Depdikbud (2004: 4),
program
“Laboratorium Pendidikan Teknologi dan
diperoleh
Kejuruan adalah sarana dan tempat untuk
melalui bekerja langsung di dunia kerja,
mendukung proses pembelajaran yang
yang terarah untuk mencapai suatu tingkat
didalamnya terkait dengan pengembangan
keahlian profesional tertentu.”
pemahaman, keterampilan dan inovasi
sistematik
dan
pendidikan
penguasaan
di
sekolah
keahlian
Tujuan
Sistem
sinkron
Ganda
dan
yang
pelaksanaan
bidang
Pendidikan
berdasarkan
ilmu
sesuai
dengan
bidang
pekerjaan yang ada pada program studi
konsep
pendidikan sistem ganda pada SMK di
yang
Indonesia menurut Dikmenjur (1995:8)
latihan bekerja.”
6
didalamnya
dilakukan
kegiatan
Menurut
Asmani
“Perpustakaan
(2009:
dan
17),
Laboratorium
sebagai
sarana
Laboratorium
pelatihan dapat digunakan sebagai unit
menduduki posisi dan peran yang sangat
layanan. Laboratorium pemasaran pada
menentukan.” Hal ini disebabkan karena di
Sekolah Menengah Kejuruan digunakan
dalam strategi baru, fokus pembelajaran
sebagai sarana pelatihan siswa sebelum
adalah
belajar
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
bagaimana belajar yang baik, benar, efektif
“Pelatihan adalah suatu proses yang
dan efisien, dan guru harus mampu
meliputi serangkaian tindak (upaya) yang
bagaimana
Secara
dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk
menurut
pemberian bantuan tenaga kerja yang
learn
umum
how
to
learn,
mengajar-belajar.
peran
laboratorium
Depdikbud (2004: 7) adalah (1) Sebagai
dilakukan
penunjang proses belajar, (2) Sebagai
kepelatihan dalam satuan waktu yang
sarana penunjang kegiatan penelitian, (3)
bertujuan
Sebagai
kemampuan kerja peserta dalam bidang
sarana
pengabdian
penunjang
pada
kegiatan
masyarakat
oleh
tenaga
untuk
profesional
meningkatkan
pekerjaan tertentu guna meningkatkan
dan
efektifitas dan produktivitas dalam suatu
pelatihan.
Laboratorium
sebagai
organisasi.” (Hamalik, 2000: 10)
sarana
penunjang proses belajar akan terlaksana
Standard Minimal Laboratorium
dengan baik jika mempunyai komponenkomponen penunjang proses pembelajaran
Standard Minimal Laboratorium
yaitu adanya siswa, tujuan pembelajaran,
Program Keahlian Penjualan yang berupa
metode
ruang
pembelajaran,
pembelajaran,
strategi
media
praktik
pertokoan,
menurut
Permendiknas RI No. 40 Tahun 2008
pembelajaran,
evaluasi pembelajaran dan umpan balik
adalah
ruang praktik pertokoan mampu
dari siswa. Ketujuh komponen tersebut
menampung peserta didik kapasitas 16
merupakan komponen-komponen penting
orang dengan luas minimum 64 m2 dan
yang
sehingga
peran
lebar minimum 4 m, sehingga rasionya
sarana
proses
adalah 8 m2 untuk setiap siswa. Sedangkan
berperan
secara
sarana dan prasarana ideal berupa perabot
optimal. Apabila salah satu komponen ada
yang terdiri dari meja kerja/tik, kursi
yang
bisa
kerja/stool, lemari penyimpanan alat dan
proses
bahan dengan rasio 1 set pada setiap ruang
harus
ada
laboratorium
sebagai
pembelajaran
dapat
tidak
mempengaruhi
terpenuhi,
maka
keberjalanan
untuk minimum 8 peserta didik. Kemudian
pembelajaran dalam laboratorium.
7
berupa peralatan untuk pekerjaan praktik
yang
hampir
menyelesaikan
pertokoan sejumlah 1 set setiap ruang
(pelatihan)
untuk minimum 8 peserta didik, papan
lapangan dengan supervisi oleh seorang
tulis sejumlah 1 buah pada setiap ruang
administrator dalam jangka waktu tertentu
untuk minimum 8 peserta didik dan
yang bertujuan untuk mengembangkan
perlengkapan lain berupa kotak kontak
kemampuan
sejumlah minimum 4 buah/ruang dan
jawab.”
secara
formal
studi
bekerja
melaksanakan
di
tanggung
Praktik Kerja Lapangan memiliki
minimum 1 buah tempat sampah.
beberapa tujuan pelaksanaan, yaitu supaya
Kesiapan
(1) Siswa mampu menyesuaikan diri
Kesiapan berasal dari kata dasar
dengan lingkungan dunia kerja yang
„siap‟ yang dalam Kamus Besar Bahasa
sesungguhnya, (2) Siswa memiliki tingkat
Indonesia
arti
kompetensi terstandar sesuai dengan yang
sebagai berikut: sudah disediakan, sudah
dipersyaratkan di dunia kerja, (3) Siswa
sedia,
menjadi tenaga kerja yang berwawasan
mempunyai
sudah
selesai,
(untuk).
Berdasarkan
tersebut,
dapat
beberapa
sudah
bersedia
beberapa
arti
mutu, ekonomi, bisnis, kewirausahaan dan
bahwa
produktif, dan (4) Siswa dapat menyerap
pengertian dari kesiapan adalah suatu
secara nalar teknologi dan budaya kerja
kondisi dimana seseorang sudah bersedia
untuk kepentingan pengembangan dirinya.
untuk melakukan sesuatu. Faktor-faktor
Selain itu, Praktik Kerja Lapangan juga
yang dapat mempengaruhi kesiapan adalah
bermanfaat bagi peserta PKL, lembaga
kematangan
pengalaman
pelatihan, lembaga penyelenggara PKL
(experience), kesesuaian bahan dengan
dan juga bagi pengembangan program
metode pengajaran (subject and teaching
pelatihan.
disimpulkan
(maturity),
method accordance) dan sikap emosional
METODE PENELITIAN
dan penyesuaian diri (emotional attitude
Penelitian ini merupakan penelitian
and self adjucment).
kualitatif dengan menggunakan metode
Praktik Kerja Lapangan
penelitian studi kasus. Sumber data dalam
Praktik kerja lapangan menurut
Hamalik
(2000:
91),
“Praktik
penelitian
ini
adalah
Wakil
Kepala
Kerja
Sekolah Bidang Sarpras dan Ketenagaan,
Lapangan adalah suatu tahap persiapan
Ketua Kompetensi Keahlian Pemasaran,
profesional dimana seorang siswa (peserta)
Guru Pembimbing dan beberapa Siswa
8
Kelas XII Jurusan Pemasaran SMK N 1
memantau
Surakarta, tempat dan peristiwa yang
keberjalanan
terjadi di sekolah dan dokumen yang
membantu
berkaitan
Laboratorium
mengalami kesulitan agar siswa menguasai
Pemasaran. Teknik pengumpulan data
materi baik secara teori maupun praktik.
yang
wawancara,
Pembimbingan dilakukan sebanyak 3 kali
observasi dan dokumentasi. Teknik uji
dalam sehari secara berkelompok sesuai
validitas
ini
dengan kelompok praktik. Pembimbingan
yaitu
yang dilakukan sangat bermanfaat bagi
dengan
dignakan
data
adalah
dalam
menggunakan
uji
penelitian
kredibilitas
triangulasi data dan metodologis, uji
dependability
dan
mengkoordinir
kegiatan
secara
praktik
teknis
jika
serta
siswa
siswa.
konfirambiliy.
Kegiatan praktik yang dilakukan
Teknik analisis data yang digunakan
dalah membuka toko, membersihkan toko,
adalah model analisis interaktif yang
menghitung modal, melakukan stok awal,
meliputi tahap pengumpulan data, reduksi
melakukan transaksi penjualan hingga
data,
toko mendekati tutup, menghitung stok
penyajian
uji
dan
data
dan
penarikan
kesimpulan.
HASIL
akhir, menghitung uang yang didapatkan
PENELITIAN
dan modal serta membersihkan toko.
DAN
Kegiatan tersebut dirasakan manfaatnya
PEMBAHASAN
oleh siswa dalam dalam meningkatkan
SMK N 1 Surakarta merupakan
pengetahuan
dan
keterampilan
siswa
salah satu sekolah kejuruan di Surakarta
meskipun
yang fokus pada jurusan Akuntansi,
praktik merupakan penerapan materi yang
Pemasaran dan Administrasi Perkantoran
telah diberikan di kelas yang sudah sesuai
yang mempunyai laboratorium pemasaran.
dengan
kurikulum.
Laboratorium tersebut digunakan untuk
praktik
meliputi
kegiatan siswa mempersiapkan praktik
kepribadian dan sikap. Penyelenggaraan
kerja
di
praktik di laboratorium tidak terlepas dari
laboratorium dilaksanakan pada saat siswa
kendala. Kendala tersebut adalah kondisi
duduk di kelas XI dengan intensitas 1-2
laboratorium yang belum sesuai standard
kali praktik per siswa per bulan dan
sehingga mempengaruhi kesiapan siswa
didampingi oleh guru jurusan pemasaran
melaksanakan praktik kerja lapangan.
sebagai pembimbing yang mempunyai
Adanya kendala diimbangi dengan upaya
peran
pihak sekolah dalam mengatasinya.
lapangan.
Kegiatan
membimbing,
praktik
mengarahkan,
9
belum
maksimal.
Evaluasi
aspek
Kegiatan
kegiatan
kemampuan,
kegiatan yang dilakukan siswa selama
Pelaksanaan Kegiatan Praktik
praktik di laboratorium pemasaran adalah
Beberapa hal yang diperhatikan
berdoa
dalam pelaksanaan kegiatan praktik di
laboratorium
meliputi
waktu,
awal,
yang
mempraktikkan materi pelajaran yang
jaga
antara lain adalah pelayanan penjualan,
barang.
Satuan
kegiatan
praktik
Mengenai
Walgito
sistem
(2010,
6)
sekumpulan individu. Ini berarti bahwa
bimbingan dapat diberikan secara individu
dan
dan kelompok”.
Pelaksanaan
praktik
di
laboratorium juga tidak terlepas dari
yang
proses evaluasi yang dilakukan oleh pihak
digunakan oleh SMK N 1Surakarta.
Bentuk
secara
diberikan kepada seorang individu atau
Materi-materi
Pendidikan
lancar.
menyatakan bahwa “Bimbingan itu dapat
tersebut sudah sesuai dengan Kurikulum
Tingkat
dengan
dilakukan
laboratorium.
pembimbingan,
nota
pesanan yang termasuk dalam administrasi
administrasi
laboratorium
berkelompok sesuai dengan jadwal piket
kerja lapangan. Materi-materi tersebut
dagangan
di
praktik
Pembimbingan
yang ada di sekolah maupun ketika praktik
barang
pelaksanaan
praktik
menjalankan
baik itu praktik di laboratorium pemasaran
penataan
dalam
praktik di laboratorium agar siswa dapat
materi yang akan digunakan ketika praktik
produk,
di
untuk membantu siswa dalam pelaksanaan
pemasaran sebelumnya diberi bekal berupa
pengetahuan
praktik
pemasaran SMK N 1 Surakarta bertujuan
Siswa yang praktik di laboratorium
bisnis,
Pelaksanaan
dilakukan
kegiatan
didapat di kelas.
prinsip
menghitung
bantuan guru pembimbing. Pembimbingan
bulan. Kegiatan praktik bertujuan untuk
prinsip-
akhir,
penjualan,
laboratorium pemasaran dilakukan dengan
intensitas 1-2 kali praktik per siswa per
bisnis,
stok
bersama.
pada saat siswa berada di kelas XI dengan
komunikasi
transaksi
toko, kemudian diakhiri dengan berdoa
kurang lebih 1 tahun di hari efektif, yaitu
pembuatan
toko,
pendapatan dan modal, membersihkan
dilaksanakan pada tahun kedua selama
transaksi,
melakukan
menghitung
dan evaluasi. Praktik di laboratorium
bisnis,
membersihkan
menghitung modal awal, melakukan stok
materi
kegiatan, bentuk kegiatan, pembimbingan
komunikasi
bersama,
sekolah sebagai upaya mengetahui tingkat
di
keberhasilah program yang dilaksanakan.
laboratorium disesuaikan dengan materi
Sistem evaluasi yang dilakukan oleh pihak
praktik yang siswa dapatkan dan juga
sekolah terhadap kegiatan praktik di
memperhatikan kebutuhan DU/DI. Urutan
10
laboratorium dilakukan secara kelompok
laboratorium
dengan cara memberikan teguran secara
Surakarta yang dapat mendukung kegiatan
langsung jika siswa melakukan kesalahan
praktik
ketika pelaksanaan praktik. Selain itu, ada
pembimbing,
3 aspek yang diperhatikan sekolah dalam
materi kegiatan praktik.
proses evaluasi yaitu aspek kemampuan,
di
pemasaran
SMK
laboratorium
Guru
fasilitas
adalah
penunjang
pembimbing
N
1
guru
dan
merupakan
aspek kepribadian dan aspek sikap. Hal
salah satu komponen yang menjalankan
tersebut
peran penting dalam kegiatan praktik di
sesuai
dengan
teori
yang
disampaikan oleh Sudijono (2008, 25-27).
laboratorium
Namun evaluasi ini belum dilakukan
pembimbing praktik dapat menjalankan
secara formal hanya sebatas tatap muka
perannya dengan baik apabila menguasai
antara guru dengan siswa dalam bentuk
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
tanya jawab dan sharing tanpa ada
pelaksanaan praktik di laboratorium atau
penilaian secara tertulis dalam laporan
dengan
hasil belajar.
tersebut
Peran Laboratorium Pemasaran
pemasaran.
kata
lain
guru
merupakan
Guru
pembimbing
guru
yang
professional.
Berkaitan
dengan
guru
profesional,
Usman
(2007,
15)
Ada 2 peran laboratorium pemasaran SMK
memberikan pengertian bahwa, “Guru
N 1 Surakarta dalam menunjang kesiapan
profesional adalah orang yang memiliki
siswa
kemampuan dan keahlian khusus dalam
melaksanakan
Praktik
Kerja
Lapangan, yaitu:
bidang keguruan sehingga ia mampu
Sarana Penunjang Proses Pembelajaran
melakukan tugas dan fungsinya sebagai
Laboratorium pemasaran adalah
seorang
guru
dengan
kemampuan
sarana dan tempat untuk menunjang proses
maksimal”. Sesuai dengan teori di atas jika
pembelajaran. Laboratorium pemasaran
dikaitkan dengan penelitian ini, maka
akan dapat menjalankan peran sebagai
dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
sarana penunjang proses pembelajaran
guru pembimbing merupakan guru yang
dengan baik apabila laboratorium tersebut
memiliki kemampuan dan keahlian khusus
mempunyai
karena guru tersebut diambil dari guru
komponen-komponen
penunjang kegiatan pembelajaran. Adapun
program
faktor-faktor dan komponen-komponen
mempunyai kompetensi yang memadai di
yang
bidang
menjadi
pembelajaran
penunjang
yang
kegiatan
terdapat
di
keahlian
pemasaran
pemasaran
dan
laboratorium pemasaran.
11
yang
pengelolaan
Fasilitas
penting
merupakan
komponen
kaca, 1 buah komputer beserta meja dan
pelaksanaan
kegiatan
kursi, 1 buah jam dinding, 2 buah
laboratorium.
Supaya
showcase/lemari pendingin, 1 buah kipas
dalam
praktik
di
pelaksanaan
kegiatan
praktik
di
angin, 1 buah lampu dan seperangkat alat
laboratorium dapat berjalan dengan lancar
kebersihan dengan kondisi baik.
sehingga tujuan adanya laboratorium itu
Materi
yang
diberikan
ketika
tercapai, maka diperlukan fasilitas yang
praktik merupakan materi yang sudah
sesuai dengan standar. Mengacu pada
disesuaikan dengan kegiatan yang akan
Permendiknas RI No. 40 Tahun 2008
dilakukan
tentang Standard Minimal Laboratorium,
lapangan. Hal ini sesuai dengan tujuan dari
maka dari hasil penelitian ini menunjukkan
pelaksanaan
bahwa fasilitas penunjang praktik yang
Berdasarkan
tersedia di laboratorium pemasaran SMK
Kesesuaian DU/DI dan Kesesuaian Materi
N 1 Surakarta belum memenuhi standard
Dalam Prakerin Tahun Ajaran 2015/2016
yang sudah ditetapkan. Bangunan toko
yang telah dilakukan oleh pihak sekolah
dengan ukuran 4 m x 5 m, 1 buah mesin
didapatkan hasil sebagai berikut:
di
tempat
praktik
praktik
di
kerja
laboratorium.
Perhitungan
Analisa
foto kopi yang sudah rusak, 4 buah etalase
Tabel 2. Perhitungan Analisa Kesesuaian DU/DI dan Kesesuaian Materi dalam Prakerin
Tahun 2015/2016 Program Kompetensi Keahlian Pemasaran
Perhitungan Analisa Kesesuaian DU/DI dan Kesesuaian Materi dalam Prakerin Tahun
2015/2016
Program Kompetensi Keahlian Pemasaran
SMK N 1 Surakarta
∑ Kompetensi yang sesuai
102
∑ Kompetensi
103
% Kesesuaian Kompetensi
99%
∑ DU/DI
14
∑ DU/DI yang sesuai
13
% Kesesuaian DU/DI
93%
Sumber: Data SMK N 1 Surakarta Tahun 2015
Dari
tabel
3
di
atas
dapat
Sarana Pelatihan
disimpulkan bahwa materi praktik yang
Laboratorium
Pemasaran
telah diberikan sekolah dalam praktik di
merupakan salah satu unit produksi yang
laboratorium sudah sesuai dengan apa
didirikan sebagai sarana pelatihan bagi
yang dibutuhkan oleh dunia usaha/dunia
siswa
industri.
12
program
keahlian
pemasaran.
Hamalik (2000: 10) memberikan pendapat
laboratorium
tentang pelatihan sebagai berikut:
membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa
“Pelatihan adalah suatu proses yang
mengikuti
meliputi serangkaian tindak (upaya) yang
Dihadapkan
dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk
perbedaan
pemberian bantuan tenaga kerja yang
tersendiri bagi siswa. Selain itu, rasa
dilakukan
kurang
oleh
tenaga
profesional
sehingga
kegiatan
siswa
selama
PKL.
pada
konsumen
dengan
karakter
menjadi
kendala
percaya
diri,
kurang
banyak
kepelatihan dalam satuan waktu yang
bertanya, kurang sigap, bersikap apatis
bertujuan
sehingga hanya menunggu perintah serta
untuk
meningkatkan
kemampuan kerja peserta dalam bidang
beberapa
pekerjaan tertentu guna meningkatkan
memperhatikan sopan-santun juga menjadi
efektifitas dan produktivitas dalam suatu
kendala bagi siswa dan sekolah.
organisasi.” (Hamalik, 2000: 10)
Upaya
Berdasarkan kajian teori tersebut
siswa
Sekolah
yang
dalam
kurang
Mengatasi
Kendala
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
praktik
di
laboratorium
Pihak sekolah telah melakukan
merupakan
program pelatihan karena dilaksanakan
beberapa
secara sengaja oleh pihak sekolah terhadap
mengatasi kendala yang dihadapi siswa
siswanya. Selain itu juga praktik yang
selama
dilaksanakan
selama
Lapangan, yaitu melakukan evaluasi dan
kurang lebih 2 semester, menurut hasil
menindaklanjuti masukan dari DU/DI,
penelitian ini telah mampu meningkatkan
memberikan bimbingan dan pembekalan
keterampilan siswa.
yang
di
laboratorium
hal
pelaksanaan
cukup
lapangan,
Kendala
Praktik
untuk
Kerja
praktik
kerja
memberikan
waktu
dan
menyampaikan
oleh siswa selama pelaksanaan praktik
upaya
sebelum
kesempatan
Beberapa kendala yang dihadapi
sebagai
kepada
siswa
untuk
PKL
kepada
aktivitas
sekolah.
kerja lapangan adalah penyesuaian diri di
SIMPULAN DAN SARAN
lingkungan yang baru. Hal ini dikarenakan
Simpulan
setiap siswa memiliki masa adaptasi yang
berbeda-beda.
Kemudian
penggunaan
Pelaksanaan kegiatan praktik di
sarana dan aplikasi yang terdapata di
laboratorium pemasaran meliputi beberapa
tempat PKL tetapi tidak tersedia di
tahap yaitu tahap penentuan waktu dan
13
materi praktik, tahap pelaksanaan kegiatan
memberikan bimbingan dan pembekalan
praktik yang meliputi bentuk kegiatan dan
yang cukup sebelum pelaksanaan PKL dan
bimbingan, dan tahap evaluasi
memberikan
yang
waktu
dan
kesempatan
meliputi aspek kemampuan, kepribadian
kepada
dan sikap. Laboratorium SMK N 1
keberjalanan PKL termasuk juga kendala
Surakarta
mempunyai
yang dihadapi siswa.
sebagai
sarana
2
peran
penunjang
yaitu
proses
siswa
untuk
menyampaikan
Saran
pembelajaran yang belum berperan secara
maksimal karena terkendala sarana dan
Berdasarkan kesimpulan penelitian dan
prasarana juga sebagai sarana pelatihan
implikasi hasil penelitian yang penulis
yang sudah memberikan pelatihan yang
kemukakan
diatas,
cukup dalam meningkatkan keterampilan
memberikan
beberapa
siswa. Pelaksanaan praktik kerja lapangan
diharapkan dapat berguna bagi semua
yang dilakukan oleh SMK N 1 Surakarta
pihak. Adapun saran-saran tersebut antara
terkendala beberapa hal yaitu kesulitan
lain :
dalam penyesuaian diri di lingkungan
Bagi Sekolah
maka
penulis
saran
yang
baru, penggunaan sarana dan aplikasi yang
1.
terdapat di tempat PKL tetapi tidak
dilakukan
menghadapi konsumen dengan karakter
kendala
yang
kurang
unggah-ungguh,
kurang
praktik
yang
diri,
2.
perintah. Upaya yang dilakukan dalam
dari
menjadi
Melakukan
pemasaran
menindaklanjuti
DU/DI,
laboratorium
untuk
kekurangan
dan
kelebihan
pada
pelatihan
pengelolaan
laboratorium pemasaran untuk guru
mengatasi kendala tersebut antara lain
masukan
dan
periode selanjutnya.
bersikap apatis sehingga hanya menunggu
dan
di
mempertahankan
kurang sigap, kurang banyak bertanya dan
mengevaluasi
laboratorium
merumuskan perbaikan pada hal-hal
memperhatikan
percaya
di
kekurangan dan kelebihan kegiatan
dalam
pelaksanaan PKL diantaranya adalah sikap
siswa
melakukan
DU/DI sebagai upaya mengetahui
berkaitan dengan sikap siswa di tempat
menjadi
dapat
dikaitkan dengan kegiatan praktik di
konsumen yang berbeda-beda. Selain itu,
juga
sekolah
refleksi pada kegiatan praktik yang
tersedia di laboratorium dan kendala dalam
PKL
Pihak
berusaha
semaksimal mungkin agar sekolah bisa
14
dari
Bagi Pengelola Laboratorium
1.
di
laboratorium,
6.
seperti
Membuat
struktur
oleh
siswa
yang
penentuan produk yang akan dijual,
menentukan
bertugas,
7.
pengelolaan laboratorium. selain itu,
terbantu dengan kepengurusan dari
siswa tersebut.
1.
mengevaluasi
pelaksanaan
praktik
dalam
laporan
di
hasil
Mematuhi peraturan yang berlaku di
yang aman, nyaman, lancar sesuai
dalam
dengan yang diharapkan.
sehingga
2.
keberjalanannya lebih sistematis.
5.
laboratorium
praktik
pembelajaran praktik di laboratorium
Membuat SOP (Standard Operational
tertulis
nilai
laboratorium pemasaran agar tercipta
keberjalanan praktik di laboratorium.
secara
memasukkan
Bagi Siswa
akan memudahkan pengelola dalam
Procedure)
Melakukan evaluasi praktik sesuai
laboratorium pemasaran.
dan
tanggungjawabnya. Selain itu juga
4.
dari
keberhasilan dari kegiatan praktik di
sehingga memudahkan siswa dalam
dan
promosi
belajar siswa sehingga dapat terukur
Membuat job description yang jelas,
mengontrol
produk,
dengan standard penilaian dengan
pengelola laboratorium juga akan
tugas
dan
jual
barang yang dijual.
praktik jual beli tetapi juga dalam
melakukan
harga
pendistribusian
sehingga siswa tidak hanya terlibat
3.
Tidak hanya dilatih berkaitan dengan
itu yaitu pemasaran yang meliputi
kepengurusan
dalam pengelolaan laboratorium yang
diisi
dengan
penjualan, tetapi yang lebih luas dari
komputer kasir secara optimal.
2.
berkaitan
pengelolaan laboratorium.
Memanfaatkan sarana yang sudah
tersedia
mereka
Memanfaatkan dengan baik sarana
dan
Melakukan studi banding ke sekolah
prasarana
laboratorium
yang sudah mempunyai laboratorium
yang
sebagai
ada
di
usaha
pengembangan diri dan keterampilan
pemasaran sesuai standar. Sekolah-
siswa.
sekolah dengan kondisi laboratorium
yang
sudah
sebelumnya
memenuhi
juga
pasti
DAFTAR PUSTAKA
standar,
pernah
Asmani, J.M. (2009). Sekolah Life Skills:
mengalami kondisi laboratorium yang
Lulus Siap Kerja. Jogjakarta:
belum memenuhi standar, sehingga
Diva-Press
pengelola laboratorium bisa belajar
15
Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
Irianto, A. (2011). Pendidikan sebagai
Peraturan Menteri Pendidikan
Investasi dalam Pembangunan
Nasional RI No. 40 Tahun 2008
Suatu Bangsa. Jakarta: Kencana
Tentang Standar Sarana dan
Prenada Media Group.
Prasaran
Sekolah
Menengah
Kejuruan/Madrasah
Aliyah
Mahmudi,
(2013).
Pendidikan
Kejuruan (SMK/MAK). Jakarta:
Kementerian
M.
Pelaksanaan
Sistem
Ganda
Bersertifikat ISO di SMK Negeri
Pendidikan
1
Nasional.
Malang.
Malang:
Jurnal
Kebijakan dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional. (2003).
Pendidikan, 1 (2), Juli 2013, 101-
Undang-Undang No. 20 Tahun
111 ISSN: 2337-7623; EISSN:
2003 tentang Standar Pendidikan
2337-7615. Diperoleh 2 Maret
Nasional. Jakarta: Kementerian
2015
Pendidikan Nasional.
http://ejournal.umm.ac.id.
Sudijono,
Faktor-faktor yang menentukan readiness.
Anas.
(2008).
(2013). Diperoleh pada tanggal
Evaluasi
16
Raja Grafindo Persada.
Mei
2015,
dari
(http://kesipanbelajar.blogspot.co
(2000).
Sumber
Ketenagakerjaan
Pelaksanaan
Bali
Pelatihan
Industri
Bidang
Keahlian
Tata
Busana (Versi Elektronik). Jurnal
Pendekatan
Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Negeri Singaraja, No. 2 TH.
Hasan, B. (2012). Pendidikan Kejuruan di
XXXIX April 2006 ISSN 0215-
Indonesia. Diperoleh 23 Juni
2015.
Praktik
Siswa SMK Negeri di Provinsi
Manusia
Manajemen
Jakarta:
Pendidikan Kejuruan Studi pada
Pengembangan
Daya
Pendidikan.
Usaha dan Dunia Industri dalam
menentukan-readiness.html.
O.
Pengantar
Sudirta, I.G. (2006). Partisipasi Dunia
m/2013/05/faktor-faktor-yang
Hamalik,
dari
8250, 395-407. Diperoleh 4 Mei
Dari
2015, dari http://undiksha.ac.id
http://file.upi.edu/browse.php?dir
=Direktori/&search=sekolah+kej
uruan&search_mode=f
16
Usman, M.U. (2007). Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Walgito,
B.
(2010).
Konseling
Bimbingan
(Studi
&
+
Karier).
Yogyakarta: Penerbit Andi
17
18