T2 422011001 BAB III

III.

3.1

BAHAN DAN METODE

WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai

dengan

Juni

2014

di

Laboratorium

Research


&

Development dan Quality Control PT. Indesso Aroma,
Cileungsi, Bogor.

3.2

BAHAN
Sampel yang digunakan pada penelitian ini berupa

sampel daun teh hijau dan teh hitam, yang berbentuk
serbuk kasar, dari perkebunan teh Gunung Titiran,
Sukabumi. Gambar sampel teh hijau dan teh hitam yang
dipakai pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.3

METODE

3.3.1 Ekstraksi Karotenoid pada Daun Teh

Sampel sebanyak 10 gr dihaluskan dan ditambah
dengan kalsium karbonat (CaCO3) sebagai agen penetral.
Sampel

kemudian

diekstraksi

dengan

menggunakan

campuran pelarut aseton : metanol (7 : 3, v/v) pada suhu
0 °C selama 1 jam. Ekstrak kemudian disaring, dan
residu yang diperoleh, diekstraksi kembali dengan pelarut
yang sama, sampai seluruh pigmen terangkat. Filtrat hasil
ekstraksi kemudian digabung lalu dipartisi menggunakan
campuran

pelarut


n-heksana

:

dietil

eter

dengan

perbandingan 1 : 2 (v/v). Partisi diulang sampai lapisan
air tidak mengandung pigmen. Ekstrak kemudian dicuci

14

dengan larutan sodium klorida (NaCl) jenuh dan air
distilasi, dan dikeringkan dengan penambahan sodium
sulfat (Na2SO4) anhidrat dan kemudian disaring. Ekstrak
pigmen


kemudian

dipekatkan

dengan

menggunakan

rotary evaporator dan dikeringkan dengan menggunakan
gas N2.37

3.3.2 Analisa Komposisi Pigmen
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) untuk analisa secara
kualitatif dilakukan menggunakan pelat KLT silica gel 60
F254 (Merck) ukuran 10x10 cm sebagai fasa diam, dan
80% kloroform : 20% etil asetat sebagai fasa gerak.
Ekstrak pigmen kering dari 1 gr sampel dilarutkan dalam
n-heksana


100%

kemudian

diambil

20

µL

untuk

ditotolkan pada pelat KLT menggunakan microsyringe.
Warna dan nilai faktor retardasi (Rf) setiap totol setelah
pelarut mencapai batas akhir dicatat.38

3.3.3 Isolasi Komponen Aroma
a. Distilasi air-uap (Water-steam distillation)
Sebanyak 10 gram sampel daun teh ditimbang dan
kemudian didestilasi dengan pelarut air pada suhu 100 °C

selama

1

dilewatkan

jam.

Distilat

melalui

kolom

kemudian
yang

ditampung

berisi


resin

dan

untuk

menangkap komponen aroma. Komponen aroma yang
tertangkap dalam resin kemudian dicuci dengan etanol
sebanyak tiga kali untuk membebaskan komponen aroma
dalam

resin.

Aroma

kemudian

dikonsentrasi


15

menggunakan

evaporator

dan

dianalisis

kandungan

prekursor flavor turunan karotenoidnya.

b. Isolasi aroma dengan pelarut organik
Sampel daun teh diekstraksi dengan pelarut diethyl
ether dengan menggunakan metode ekstraksi pelarut
pada Likens-Nickerson aparatus.36 Aroma yang terekstrak
kemudian dikonsentrasi dengan menggunakan kolom
vigrek dan dianalisis kandungan prekursor flavor turunan

karotenoidnya.

3.3.4 Analisa Komponen Aroma Turunan
Karotenoid
Aroma teh yang berhasil diisolasi, diidentifikasi
kandungan

prekursor

flavor

turunan

karotenoidnya

dengan menggunakan GC-MS (Gas Chromatography-Mass
Spectrophotometry). Analisa GC-MS dilakukan dengan
menggunakan

instrument


menggunakan

kolom

dari

HP-1MS.

Agilent
Gas

Technologies

pembawa

yang

digunakan adalah gas helium dengan laju alir 1 ml/min.
Temperatur oven mula-mula diprogram pada 50 °C dan

kemudian dinaikkan hingga 220 °C dengan laju 3 °C/min.
Suhu pada sumber ion diset pada suhu 200 °C dan
spektra diproduksi pada electron impact (EI) mode 70 eV.
Identifikasi

peak

kromatogram

dibuat

dengan

mencocokkan pada data library NIST98 dan W8N08.39

16