Renstra BPPT KOTA SMG 2010-2015

RENCANA STRATEGIS
BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU
KOTA SEMARANG
TAHUN 2010 - 2015

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU
KOTA SEMARANG

KATA PENGANTAR

Di dalam manajemen, perencanaan merupakan salah satu aktivitas yang sangat
menentukan sebagai pedoman awal dari suatu organisasi public maupun swasta.
Perencanaan menggambarkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, maka perencanaan
harus digambarkan pada analisis kondisi riil dan prediksi, hambatan dan potensi yang
dimiliki unit organisasi sehingga apa yang dirumuskan menjadi realisasi artinya dapat
dilaksanakan.
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang merupakan bagian dari
komponen Pemerintah Kota Semarang merupakan salah satu penggerak Unit Pelaksanaan
Otonomi Daerah tidak lepas dari satuan kerja yang lain untuk kerjasama secara strategis
dalam mewujudkan cita-cita dari Pemerintah Kota Semarang.
Rencana Strategis (Renstra) ini disusun sebagai pedoman kerja selama 5 (lima)

tahun yaitu tahun 2011-2015, dan perlu disadari bahwa dalam perjalanan perencanaan ini
akan sulit diprediksi sehingga tidak menutup kemungkinan diadakan revisi untuk
penyesuaian dengan realita yang ada yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang.

Semarang,

Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Semarang

MASDIANA SAFITRI, SH.
Pembina Tk.I
NIP. 196309141990012002

Renstra BPPT 2010 - 2015

i

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

ii

BAB I

BAB II

BAB III

: PENDAHULUAN ………………………………………………………

1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................


1

1.2. Landasan Hukum ...............................................................................

4

1.3. Maksud dan Tujuan …………………………………………………

7

1.4. Sistematika Penulisan ………………………………………………

8

: GAMBARAN PELAYANAN BADAN PELAYANAN PERIJINAN
TERPADU KOTA SEMARANG ……………………………………….

10

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ……………………………..


10

2.2 Sumber Daya .....................................................................................

15

2.3 Jenis Pelayanan BPPT Kota Semarang ……………………………..

16

2.4 Kinerja Pelayanan BPPT Kota Semarang …………………………..

18

: ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN
FUNGSI BPPT KOTA SEMARANG …………………………………… 20
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan.. 20
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih ……………………………………………………… 21

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Propinsi/Kabupaten/Kota………. 24

Renstra BPPT 2010 - 2015

ii

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis …………………………………………………….. 28
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis ………………………………………… 29
3.6. Penyusunan Isu Strategis …………………………………………… 31
BAB IV

: VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN JANGKA MENENGAH,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN …………………………………………. 32
4.1 Visi dan Misi ....................................................................................... 32
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah ………………………………33
4.3 Strategi dan Kebijakan ……………………………………………… 34

BAB V


: RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF …………. 36
5.1. Program Unggulan .............................................................................. 36
5.2. Program Penunjang ………………………………………………….. 38

BAB VI

: INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD ………………………………………………. 39

PENUTUP

………………………………………………………………………………… 40

Renstra BPPT 2010 - 2015

iii

BAB I
PENDAHULUAN


1. 1.

Latar Belakang
Dengan posisinya yang strategis sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah, dan
berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, serta merupakan koridor pembangunan
Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara,
koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Kota Surakarta
yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten
Demak/Grobogan, dan Barat menuju Kabupaten Kendal menjadikan Kota Semarang
sebagai kota yang layak dan menarik untuk berinvestasi. Kondisi yang demikian terlihat
dari munculnya berbagai kawasan industri di Kota Semarang, sebut saja : Kawasan
Industri Tugu Wijaya Kusuma (KITW), Kawasan Industri Terboyo, LIK Bugangan Baru,
Taman Industri BSB, Tanjung Emas Export Processing Zone, dan sederet nama lain, yang
hampir semuanya sudah terisi.
Sebagai hasil pertemuan yang dihadiri oleh 250 pengusaha dan investor dari lokal,
regional, nasional bahkan internasional dalam Semarang Business Forum 2010 baru-baru
ini yang diselenggarakan di Hotel Grand Candi Semarang, telah ditandatangani letter of
interest (LoI) oleh 17 investor yang akan menanamkan modalnya di Kota Semarang
dengan total nilai Rp 2,53 triliun. Potensi lain dari Kota Semarang yang tak kalah

pentingnya adalah tersedianya sarana prasarana fisik meliputi : jalan, jembatan, pelabuhan
laut, terminal peti kemas, bandar udara internasional, hotel, perbankan, terminal,
disamping tentunya sarana penunjang lain yang sifatnya non fisik seperti : kondisi kota
yang aman, jumlah penduduknya yang besar, regulasi/kebijakan yang mengatur pelayanan
publik dan kepastian hukum.
Salah satu permasalahan yang menjadi kendala bagi perkembangan penanaman
modal adalah birokrasi perijinan. Sebagaimana diketahui, bahwa penanaman modal

Renstra BPPT 2010 - 2015

1

(investasi) sangat diperlukan guna memacu pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan
memperluas lapangan kerja baru, yang pada akhirnya akan bermuara pada terserapnya
tenaga kerja sebanyak-banyaknya. Kondisi pelayanan perijinan masih dihadapkan pada
sistem yang belum efektif dan efisien serta belum sesuai dengan tuntutan dan harapan
masyarakat, hal ini terlihat dari banyaknya keluhan masyarakat baik secara langsung
maupun tidak langsung mengenai kinerja aparatur. Instabilitas kebijakan serta peraturan
perundang-undangan di bidang pelayanan publik, prosedur yang berbelit-belit,
infrastruktur yang kurang memadai, keterbatasan cakupan layanan, banyaknya

persyaratan yang harus dipenuhi, serta sikap petugas yang kurang responsif menimbulkan
citra kurang baik terhadap kinerja Pemerintah Daerah. One Stop Service (OSS) atau
pelayanan perijinan terpadu merupakan salah satu langkah yang diharapkan dapat
mengatasi berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan pelayanan perijinan di daerah.
Penerapan OSS diharapkan menjadi salah satu daya tarik investasi, karena dalam OSS
terjadi pemangkasan birokrasi, sehingga proses yang semula berbelit-belit menjadi lebih
pendek. Untuk Kota Semarang pengembangan dan penyelenggaraan One Stop Service
(OSS) atau pelayanan perijinan terpadu diimplementasikan dengan dibentuknya Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Semarang yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Semarang, mempunyai tugas pokok dan fungsi seperti yang
tertuang dalam Peraturan Walikota Semarang Nomor 53 Tahun 2008.
Sasaran yang ingin dicapai dengan dibentuknya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Semarang adalah :
1.

Terwujudnya pelayanan perijinan yang mudah, cepat, efisien, transparan dan akurat
dalam desain One Stop Service (OSS) kepada masyarakat sesuai dengan SPM ;


2.

Terlaksananya mutu pelayanan perijinan melalui deregulasi dan debirokratisasi
pelayanan serta sertifikasi ISO (International Standard Operation) ;

Renstra BPPT 2010 - 2015

2

3.

Meningkatnya kualitas pelaksanaan pelayanan perijinan yang ditandai dengan
meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang profesional dan berjiwa pelayanan
prima.

4.

Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pendukung pelayanan perijinan yang
berbasis teknologi informasi.


5.

Terwujudnya peningkatan kompetensi dan daya saing daerah, melalui pemberdayaan
Badan Usaha Milik Daerah dan pengembangan potensi daerah yang berbasis pada
sektor-sektor unggulan daerah secara berkelanjutan.
Dalam rangka peningkatan kapasitas, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

Semarang telah memasukkan program-program peningkatan kapasitas dalam suatu
Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang. Rencana Strategis
(RENSTRA) tersebut adalah rencana lima tahunan yang menggambarkan visi, misi,
tujuan, strategi, kebijakan program dan indikasi kegiatan Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Semarang selama tahun 2010 s/d 2015, dan diharapkan dapat mendukung
peningkatan kapasitas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang dari berbagai
aspek yang meliputi : aspek peningkatan sarana dan prasarana, aspek pengembangan
kelembagaan, aspek manajemen sumber daya manusia, aspek pengembangan sumber
daya manusia, serta aspek keuangan dan penganggaran. Sebagaimana yang diamanatkan
dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, bahwa setiap satuan kerja perangkat daerah diwajibkan untuk menyusun
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang berpedoman
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.

Renstra BPPT 2010 - 2015

3

1. 2.

Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Strategis Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Semarang tahun 2010 – 2015 selaras dan konsisten dengan
peraturan perundangan terkait yaitu :
1.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota
Besar dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah
Istimewa Yogyakarta ;

2.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851) ;

3.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286) ;

4.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355) ;

5.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;

6.

Undang–Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara ((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400) ;

7.

Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421) ;

Renstra BPPT 2010 - 2015

4

8.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844) ;

9.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438) ;

10.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700) ;

11.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725) ;

12.

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah
Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079) ;

13.

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di
wilayah Kabupaten-kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri,
Jepara dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat
II Semarang dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89) ;

Renstra BPPT 2010 - 2015

5

14.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ;

15.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4815) ;

16.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817) ;

17.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517) ;

18.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah 2005 – 2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Seri E Nomor 3) ;

19.

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2007 Nomor 1 Seri E,
Tambahan Daerah Kota Semarang Nomor 1) ;

20.

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang
Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Daerah Kota Semarang Nomor 13) ;

21.

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
yang menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah

Renstra BPPT 2010 - 2015

6

Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 8, Tambahan Daerah Kota Semarang Nomor
18) ;
22.

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Semarang ;

23.

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005 – 2025.

24.

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

1. 3.

Maksud dan Tujuan
Penyusunan Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang
dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi perangkat Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Semarang maupun pemangku kepentingan lainnya dalam penyusunan
perencanaan kegiatan bidang pelayanan perijinan terpadu selama kurun waktu tahun
2010 - 2015, serta untuk mewujudkan implementasi kinerja di bidang pelayanan perijinan
terpadu sesuai dengan perencanaan strategis sehingga sistem kepemerintahan daerah yang
baik dapat terwujud.
Adapun tujuannya adalah :
1.

Merumuskan Visi dan Misi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang.

2.

Menyusun program strategis yang merupakan penjabaran dari Dokumen Perencanaan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang sesuai dengan kewenangan kota
sebagai dasar perencanaan tahunan dan anggaran pembangunan dan belanja daerah
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang berdasarkan potensi, aspirasi dan
partisipasi masyarakat Kota Semarang.

3.

Menyusun tolok ukur evaluasi penilaian kinerja pelaksana kebijakan bidang
pelayanan perijinan terpadu secara profesional.

Renstra BPPT 2010 - 2015

7

1. 4.

Sistematika Penulisan
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1. 1.

Latar Belakang

1. 2.

Landasan Hukum

1. 3.

Maksud dan Tujuan

1. 4.

Sistematika Penulisan

GAMBARAN

PELAYANAN

BADAN

PELAYANAN

PERIJINAN

TERPADU KOTA SEMARANG
2. 1.

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Semarang

2. 2.

Sumber Daya

2. 3.

Jenis Pelayanan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang

2. 4.

Kinerja Pelayanan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang

BAB III ISU– ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA SEMARANG
3. 1.

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang

3. 2.

Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih

3. 3.

Telaahan Renstra K/L dan Renstra Kota

3. 4.

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis

3. 5.

Penentuan Isu-Isu Strategis

3. 6.

Penyusunan Isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4. 1.

Visi dan Misi

Renstra BPPT 2010 - 2015

8

BAB V

4. 2.

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

4. 3.

Strategi dan Kebijakan

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD

Renstra BPPT 2010 - 2015

9

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU
KOTA SEMARANG

2. 1.

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
2.1.1. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Semarang dan Peraturan Walikota Nomor 53 Tahun 2008 tentang
Penjabaran Tugas dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang,
maka dapat disampaikan Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Semarang sebagai berikut :
Tugas

: Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
yang bersifat spesifik di bidang penanaman modal dan melaksanakan
koordinasi serta menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang
perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian.

Fungsi

: Untuk melaksnakan tugas dimaksud, maka Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Semarang mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan Badan Usaha Milik
Daerah dan potensi daerah, bidang promosi dan kerjasama investasi, bidang
perijinan pembangunan, bidang perijinan perekonomian, bidang perijinan
kesejahteraan rakyat dan lingkungan, bidang teknologi informasi serta bidang
pengawasan.

Renstra BPPT 2010 - 2015

10

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang
pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah dan potensi daerah, bidang promosi
dan kerjasama investasi, bidang perijinan pembangunan, bidang perijinan
perekonomian, bidang perijinan kesejahteraan rakyat dan lingkungan, bidang
teknologi informasi serta bidang pengawasan.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pemberdayaan Badan Usaha Milik
Daerah dan potensi daerah, bidang promosi dan kerjasama investasi, bidang
perijinan pembangunan, bidang perijinan perekonomian, bidang perijinan
kesejahteraan rakyat dan lingkungan, bidang teknologi informasi serta bidang
pengawasan.
d. Pelaksanaan koordinasi pelayanan proses administrasi penerbitan perijinan
dan non perijinan terpadu.
e. Pelaksanaan pengawasan kerjasama dan pengawasan pelaksanaan pelayanan
proses administrasi penerbitan perijinan.
f.

Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan data base dan sitem informasi
teknologi investasi dan sistem teknologi pelayanan proses administrasi
penerbitan perijinan terpadu.

g. Pelaksanaan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait dalam
rangka pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah dan potensi daerah, promosi
dan kerjasama investasi, bidang perijinan pembangunan, bidang perijinan
perekonomian, bidang perijinan kesejahteraan rakyat dan lingkungan, bidang
teknologi informasi serta bidang pengawasan.
h. Pengelolaan urusan kesekretariatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu.
i.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan bidang
tugasnya.

Renstra BPPT 2010 - 2015

11

2.1.2. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Semarang, maka dapat disampaikan Susunan dan Struktur
Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang terdiri dari :
a. Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang
b. Sekretariat, terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanan dan Evaluasi
2) Sub Bagian Keuangan, dan
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c. Bidang Pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah dan Potensi Daerah, terdiri
dari :
1) Sub Bidang Pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah.
2) Sub Bidang Pengembangan Potensi Daerah.
d. Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi, terdiri dari :
1) Sub Bidang Promosi Investasi.
2) Sub Bidang Kerjasama Investasi.
e. Bidang Perijinan Pembangunan.
f. Bidang Perijinan Perekonomian.
g. Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan.
h. Bidang Teknologi Informasi, terdiri dari :
1) Sub Bidang Teknik Informatika.
2) Sub Bidang Pengolahan Data.
i. Bidang Pengawasan, terdiri dari :
1) Sub Bidang Pengawasan Kerjasama.
2) Sub Bidang Pengawasan Perijinan.

Renstra BPPT 2010 - 2015

12

j. Tim Teknis.
k. Kelompok Jabatan Fungsional.
Selanjutnya bagan organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang
sesuai Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 dicantumkan
dalam bagan di bawah ini :

Renstra BPPT 2010 - 2015

13

STUKTUR ORGANISASI
BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU
KOTA SEMARANG

KEPALA

SEKRETARIAT
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

BIDANG
PEMBERDAYAAN
BUMD DAN POTENSI
DAERAH

SUB BAGIAN.
PERENCANAAN DAN
EVALUASI

BIDANG PROMOSI
DAN KERJASAMA
INVESTASI

SUBBID
PEMBERDAYAAN
BUMD

SUBBID
PROMOSI
INVESTASI

SUBBID
PENGEMBANGAN
POTENSI DAERAH

SUBBID
KERJASAMA
INVESTASI

BIDANG
PERIJINAN
PEMBANGUNAN

BIDANG
PERIJINAN
PEREKONOMIAN

BIDANG
PERIJINAN
KESRA DAN
LINGKUNGAN

TIM
TEKNIS

TIM
TEKNIS

TIM
TEKNIS

SUB BAGIAN
UMUM DAN
KEPEGAWAIAN

BIDANG TEKNOLOGI
INFORMASI

SUB BAGIAN
KEUANGAN

BIDANG
PENGAWASAN

SUBBID TEKNIK
INFORMATIKA

SUBBID
PENGAWASAN
KERJASAMA

SUBBID
PENGOLAHAN DATA

SUBBID
PENGAWASAN
PERIJINAN

Renstra BPPT 2010 - 2015

14

2. 2.

Sumber Daya
Dalam menjalankan organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Semarang didukung oleh Sumber Daya Manusia dengan komposisi sebagai berikut :
 Jumlah tenaga kerja berdasarkan status / jenis kepegawaian
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

=

56

orang

b. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) =

14

orang

Jumlah =

70

orang

 Jumlah tenaga PNS berdasarkan pangkat / gol
a. Golongan IV

=

9

orang

b. Golongan III

=

41

orang

c. Golongan II

=

5

orang

d. Golongan I

=

1

orang

=

56

orang

Jumlah

 Jumlah tenaga CPNS berdasarkan pangkat / gol
a. Golongan III

=

2

orang

b. Golongan II

=

12

orang

c. Golongan I

=

-

orang

=

14

orang

Jumlah

 Jumlah tenaga berdasarkan pendidikan PNS & CPNS
a. S.2

=

12

orang

b. S.1

=

32

orang

c. Sarjana Muda

=

6

orang

d. SLTA

=

20

orang

e. SLTP

=

-

orang

f. SD

=

1

orang

=

70

orang

Jumlah
Renstra BPPT 2010 - 2015

15

 Tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin PNS, CPNS
a. Laki-laki

=

44

orang

b. Perempuan

=

26

orang

=

70

orang

Jumlah

 Jumlah tenaga kerja berdasarkan tugas jabatan
a. Kepala

=

1

orang

b. Sekretaris

=

1

orang

c. Kepala Bidang

=

7

orang

d. Kepala Sub. Bidang

=

8

orang

e. Kepala Sub. Bagian

=

3

orang

d. Staf

=

50

orang

=

70

orang

a. Eselon I

=

-

orang

b. Eselon II

=

1

orang

c. Eselon III

=

8

orang

d. Eselon IV

=

11

orang

=

20

orang

Jumlah
 Jumlah tenaga PNS berdasarkan Eselon

Jumlah
2.3.

Jenis Pelayanan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang
Sesuai dengan Keputusan Walikota Semarang Nomor 875.1 / 2 Tahun 2011
tentang Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Perijinan dan Non Perijinan kepada
Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang, ada 30 (tiga puluh) jenis
perijinan dan non perijinan yang dikelola Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Semarang. Adapun jenis perijinan dan non perijinan yang dikelola Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Semarang adalah sebagai berikut :

Renstra BPPT 2010 - 2015

16

1.

Ijin Lokasi

2.

Penetapan Lokasi

3.

Persetujuan Pendirian Rumah Sakit

4.

Persetujuan Penempatan dan Pengelolaan Tower Bersama

5.

Persetujuan Pendirian Hotel

6.

Persetujuan Pendirian SPBU

7.

Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

8.

Ijin Gangguan (HO)

9.

Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

10. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
11. Ijin Usaha Industri (IUI)
12. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
13. Tanda Daftar Gudang (TDG)
14. Tanda Daftar Industri (TDI)
15. Ijin Usaha Toko Modern (IUTM)
16. Ijin Waralaba
17. Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP-MB)
18. Pengesahan Akta Pendirian Koperasi
19. Ijin Usaha Angkutan
20. Ijin Tenaga Kesehatan (kecuali dokter)
21. Ijin Laboratorium Kesehatan Swasta
22. Ijin Pedagang Eceran Obat / Toko Obat (TO)
23. Ijin Penyelenggaraan Medik Dasar Swasta
24. Ijin Penyelenggaraan Medik Dasar Swasta Rawat Inap
25. Ijin Optik
26. Ijin Klinik Spesialis
27. Ijin Usaha Apotek
Renstra BPPT 2010 - 2015

17

28. Ijin Klinik Kecantikan Estetika
29. Ijin Penyelenggaraan Reklame
30. Ijin Titik Reklame
2.4.

Kinerja Pelayanan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang
Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Semarang dilakukan berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), adapun rincian tingkat
capaian kinerja masing-masing indikator kinerja yang dilaksanakan pada urusan
penanaman modal adalah sebagai berikut :
No.
1.

2.

3.

Indikator
Kinerja Kunci
(IKK)

Capaian
2005

2006

2007

2008

2009

Jumlah Investor
Berskala
Nasional

1.560

1.950

2.056

2.160

2.253

Jumlah
Nilai
Investasi
di
Kota Semarang

500.914.298.068

1.218.842.970.113

1.350.746.170.600

1.540.210.674.000

1.748.936.779.411

0,93

0,98

1,00

1,60

1,97

Rasio
Serap
Kerja

Daya
Tenaga

4.

Jumlah tenaga
kerja) orang

4.601

6.961

7.086

11.341

13.977

5.

Kenaikan/Penurunan
Nilai
Realisasi
Investasi

214.470.910.000

717.928.672.045

131.903.200.487

189.464.503.400

208.726.105.411

Sumber : Data Olahan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang, Tahun 2010

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah investasi selama 5 tahun (2005 –
2009) mengalami kenaikan baik dari sisi jumlah investor, nilai dan realisasi investasi.
Peningkatan tersebut didukung dengan adanya layanan One Stop Service (OSS) yang
memberikan kemudahan dalam mengurus perijinan (melalui Keputusan Walikota
Semarang

Nomor

875.1/57

Tahun

2009

tentang

Pendelegasian

Wewenang

Penandatanganan Perijinan dan Non Perijinan kepada Kepala Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Semarang yang kemudian diubah dengan Keputusan Walikota Semarang
Renstra BPPT 2010 - 2015

18

Nomor 875.1/2 Tahun 2011 dan Peraturan Walikota Semarang Nomor 2 Tahun 2009
tentang Hubungan Kerja antara SKPD Pemberi Perijinan dengan Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Semarang), disamping keamanan yang kondusif, infrastruktur
meningkat lebih baik, dan promosi investasi. Kesemuanya itu akan berdampak pada
meningkatnya rasio daya serap tenaga kerja.. Upaya peningkatan penanaman modal ke
depan, adalah perlunya dukungan peraturan yang jelas mengenai insentif penanaman
modal yang dapat diberikan oleh pemerintah daerah guna memacu pertumbuhan investasi.
Dengan demikian perwujudan Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa akan lebih
mampu bersaing dengan daerah lain dalam menarik minat investor dalam maupun luar
negeri. Hal ini sejalan dengan kebijakan Walikota Semarang yang tertuang dalam misi
kedua Pemerintah Kota Semarang, yaitu : “Mewujudkan pemerintah kota yang efektif
dan efisien, meningkatkan kualitas pelayanan publik serta menjunjung tinggi
supremasi hukum” dan misi ketiga, yaitu : “Mewujudkan kemandirian dan daya
saing daerah”.
Sedangkan untuk mengukur keberhasilan tingkat capaian kinerja masing-masing
indikator kinerja tersebut diatas, perlu dilakukan evaluasi dan analisis pencapaian sasaran
sebagaimana yang tertuang dalam program-program. Adapun program-program yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target dalam urusan penanaman modal adalah
sebagai berikut :
1.

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2.

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

3.

Program Disiplin Aparatur

4.

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan

5.

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

6.

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

7.

Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah

Renstra BPPT 2010 - 2015

19

BAB III
ISU– ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU
KOTA SEMARANG

3.1.

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Semarang
Dalam melaksanakan pembangunan khususnya di bidang penanaman modal 5
(lima) tahun ke depan, akan dimulai dengan mengupas situasi dan kondisi pada saat ini
yang menguraikan tentang identifikasi masalah, dan sasaran terhadap bidang yang
menjadi tugas pokok dan fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang. Dari
penjabaran komponen-komponen tersebut selanjutnya akan dirumuskan langkah-langkah
perbaikan yang perlu ditempuh dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Permasalahan :
1.

Prosedur perijinan penanaman modal yang panjang dan mahal sehingga
menimbulkan ekonomi biaya tinggi ;

2.

Kurang tersedianya informasi penanaman modal ;

3.

Lemahnya efisiensi usaha dalam mendorong peningkatan produksi dan inovasi dalam
rangka promosi penanaman modal ;

4.

Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan berjiwa
pelayanan prima, serta terbatasnya infrastruktur berbasis teknologi informasi ;

5.

Lemahnya kinerja pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah dan pengembangan
potensi daerah yang berdaya saing.

Sasaran :
Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka sasaran yang akan dicapai sebagai
rumusan langkah-langkah perbaikan dalam pengembangan penanaman modal adalah :
Renstra BPPT 2010 - 2015

20

1.

Meningkatkan nilai investasi sebesar 2 % setiap tahun ;

2.

Mewujudkan tersedianya data base penanaman modal ;

3.

Meningkatkan kinerja pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah yang profitable dan
pengembangan potensi daerah yang berdaya saing tinggi guna peningkatan PADS
sebesar 2 % setiap tahun.

3.2.

Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Selaras dengan motto pembangunan Provinsi Jawa Tengah “Bali Ndeso
Mbangun Deso” yang bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang ada di wilayah
pedesaan, baik dari sisi sumber daya alam, sumber daya manusia, sosial kemasyarakatan,
keluhuran budaya serta kearifan lokal maka “Waktunya Semarang Setara” merupakan
motto Kota Semarang untuk membangun motivasi guna mengoptimalkan potensi Kota
Semarang melalui komitmen seluruh pemangku kepentingan (pemerintah–masyarakat–
swasta) untuk bersama membangun dan mensejajarkan dengan kota metropolitan lainnya
serta mempermudah implementasi Visi dan Misi Kota Semarang 2010 - 2015.
“Waktunya Semarang Setara” juga dimaksudkan sebagai momentum kebangkitan
seluruh masyarakat Kota Semarang agar mampu sejajar dengan kota-kota metropolitan
lainnya dalam segala aspek kehidupan guna mencapai kesejahteraan bersama. “Setara”
juga dimaknai sebagai akronim SEmarang KoTA SejahteRA yang merupakan sasaran
akhir pembangunan.
Langkah

kongkrit

untuk

mewujudkan

hal

tersebut

dilakukan

dengan

memprioritaskan program-progran pembangunan yang diwujudkan dalam “SAPTA
PROGRAM” yang terdiri dari penanggulangan kemiskinan dan pengurangan
pengangguran, rob dan banjir, pelayanan publik, tata ruang dan infrastruktur, kesetaraan
dan keadilan gender, pendidikan serta kesehatan. Melalui Sapta Program tersebut
diharapkan dapat dijadikan langkah kongkrit untuk mendudukan Kota Semarang sejajar
dengan kota metropolitan lainnya di Indonesia dengan lebih cepat.
Renstra BPPT 2010 - 2015

21

Rumusan motto tersebut kemudian di-ejawantah-kan dalam visi, misi, tujuan,
strategi, dan sasaran sebagai berikut :
1. Visi
Visi adalah kondisi yang diinginkan pada akhir periode perencanaan yang
dipresentasikan dalam sejumlah sasaran hasil pembangunan yang dicapai melalui
program-program pembangunan dalam bentuk rencana kerja. Penentuan visi ini
mendasarkan pada Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) 2005 – 2025 dan penelusuran
jejak historis Kota Semarang sebagai kota niaga dimana pada jaman dahulu pernah
dinyatakan sebagai kota niaga terbesar kedua sesudah Batavia. Berdasar sejarah sebagai
kota niaga tersebut dan didukung oleh analisis potensi, faktor-faktor strategis yang ada
pada saat ini serta proyeksi pengembangan kedepan, maka dirumuskan visi sebagai
berikut :
“TERWUJUDNYA SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA, YANG
BERBUDAYA MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA”
2. Misi
Dalam mewujudkan visi Kota Semarang tersebut diatas, maka ditempuh melalui 5
(lima) misi pembangunan daerah sebagai berikut :
1.

Mewujudkan sumber daya manusia dan masyarakat Kota Semarang yang berkualitas.
Adalah pembangunan yang diarahkan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia
yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi, berbudi luhur
disertai toleransi yang tinggi dengan didasari keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

2.

Mewujudkan pemerintahan kota yang efektif dan efisien, meningkatkan kualitas
pelayanan publik serta menjunjung tinggi supremasi hukum.
Adalah penyelenggaraan Pemerintah yang diarahkan pada pelaksanaan otonomi
daerah secara nyata, efektif, efisien dan akuntabel dengan menerapkan prinsip-

Renstra BPPT 2010 - 2015

22

prinsip pemerintahan yang baik (Good Governance) dan Pemerintah yang bersih
(Clean Governance) sehingga mampu memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat yang disertai dengan penegakan supremasi hukum dan Hak Asasi
Manusia. Perwujudan pelayanan publik mencakup beberapa aspek, yaitu sumber daya
aparatur, regulasi dan kebijakan serta standar pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
3.

Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah.
Adalah pembangunan yang diarahkan pada peningkatan kemampuan perekonomian
daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif yang berbasis pada potensi unggulan daerah, berorientasi ekonomi
kerakyatan dan sektor ekonomi basis yang mempunyai daya saing baik ditingkat
lokal, nasional, regional, maupun internasional.

4.

Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan.
Adalah pembangunan yang diarahkan pada peningkatan pemanfaatan tata ruang dan
pembangunan infrastruktur wilayah secara efektif dan efisien dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat kota dengan tetap memperhatikan konsep pembangunan yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

5.

Mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Adalah pembangunan yang diarahkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
yang memiliki kehidupan yang layak dan bermartabat serta terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia dengan titik berat pada penanggulangan kemiskinan, penanganan
penyandang masalah kesejahteraan sosial, pengarusutamaan gender dan perlindungan
anak serta mitigasi bencana.
Dalam mendukung misi yang kedua yakni “Mewujudkan pemerintahan kota

yang efektif dan efisien, meningkatkan kualitas pelayanan publik serta menjunjung
tinggi supremasi hukum”, maka diperlukan langkah-langkah kebijakan yang terarah
pada penyederhanaan prosedur dan persyaratan perijinan sesuai SOP (Standart Operating
Renstra BPPT 2010 - 2015

23

Prosedur), sistem pengawasan perijinan yang efektif, penyediaan infrastruktur pendukung
termasuk sarana pengaduan yang memadai dan berbasis teknologi informasi, serta
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang profesional dan berjiwa pelayanan prima.
Sedangkan untuk mendukung misi yang ketiga yakni “Mewujudkan kemandirian dan
daya saing daerah” diarahkan pada kebijakan yang berorientasi pada peningkatan nilai
investasi atau menarik minat investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk
berinvestasi di Kota Semarang, upaya peningkatan promosi atau pengenalan potensi dan
sumberdaya daerah atau produk-produk unggulan yang ada di Kota Semarang dengan
mengikuti berbagai even promosi baik di tingkat regional maupun nasional, upaya
penyediaan data dan informasi mengenai potensi daerah, serta peningkatan pemberdayaan
perekonomian daerah melalui peningkatan kinerja BUMD.
3.3.

Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota
PROGRAM APBD I
Perda Nomor 4 Tahun 2009
PROGRAM POKOK / ANDALAN

PROGRAM APBN

1. Program Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya :
Keg. Pengembangan
Sistem Pelayanan
Informasi dan
Perizinan Investasi
Secara Elektronik
(SPIPISE).
2. Program Peningkatan
Daya Saing Penanaman
Modal :
Keg.
Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP)
Penanaman Modal

1. Program Promosi
Investasi dan
Kerjasama Penanaman
Modal
2. Program Peningkatan
Iklim dan Realisasi
Investasi
3. Program Penyiapan
Potensi Sumber Daya
Sarana dan Prasarana
Daerah
4. Program Pelayanan
Perijinan Penanaman
Modal
5. Program Pengkajian
dan Pengembangan
Penanaman Modal

PROGRAM APBD II

1.

2.

Program Peningkatan
Promosi dan
Kerjasama Investasi
Program Iklim
Investasi dan
Realisasi Investasi

Renstra BPPT 2010 - 2015

24

Keg. Pengembangan 6. Program Pengendalian
Penanaman Modal
dan Pengawasan
Kawasan Ekonomi
Penanaman Modal
Khusus (KEK)
Keg. Peningkatan
Deregulasi
Kebijakan
Penanaman Modal
PROGRAM PENUNJANG
Program Penyiapan
Potensi Sumberdaya,
Sarana dan Prasarana
Daerah

Renstra BPPT 2010 - 2015

25

No.
1.
1.

Fokus Kegiatan
2.
Penciptaan iklim
investasi yang
kondusif

Kegiatan Untuk Mendukung Pencapaian Sasaran
BPMD Prov.
BPPT Kota
BKPM
Jateng
Semarang
3.
4.
5.
Penerapan
1. Penyusunan
1. Fasilitasi dan
Sistem
Perda Investasi
Koordinasi
Pelayanan
dan Insentif
Kerjasama di
Informasi
dan
penanaman
Bidang Investasi
Perizinan
modal di Jawa 2. Koordinasi
Investasi Secara
Tengah
Perencanaan dan
Elektronik
2. Penyusunan
Pengembangan
(SPIPISE)
sistem
Penanaman Modal
pelayanan
3. Peningkatan
perijinan dan
Kegiatan
pengawasan
Koordinasi dan
penanaman
Kerjasama di
modal
Bidang
3. Sosialisasi dan
Penanaman Modal
fasilitasi
dengan Instansi
peraturan di
Pemerintah dan
bidang
Dunia Usah
investasi
4. Peningkatan
4. Survey iklim
Kegiatan
usaha di daerah
Pemantauan,
Pembinaan dan
5. Penyusunan
Pengawasan
standar
Penanaman Modal
pelayanan
minimal
5. Pengawasan
penanaman
Pelayanan
modal
Perijinan
6. Fasilitasi
6. Sosialisasi
pemecahan
Peraturan
masalah
Perundanginvestasi (Task
Undangan
Force)

Ket.
6.

Renstra BPPT 2010 - 2015

26

1.
2.

3.

2.
Peningkatan
investasi/
penanaman modal

Pemberdayaan
BUMD

3.
4.
Penyelenggaraan 1. Monitoring dan
Pelayanan
evaluasi
Terpadu
Satu
pelaksanaan
Pintu (PTSP)
PTSP di
Kab/Kota
2. Pemantauan
kegiatan
Penanaman
Modal
(LKPM)
3. Sistem
Pelaporan On
line se Jawa
Tengah
4. Sinkronisasi
perencanaan
penanaman
modal
5. Peningkatan
sarana,
prasarana,
infrastruktur,
dan
operasional
institusi
penanaman
modal

1.

2.

3.

4.

5.

Bintek peningkatan 1.
kualitas aparatur
2.

5.
Peningkatan
Kualitas SDM
guna
Peningkatan
Pelayanan
Investasi
Pengembangan
System
Informasi
Penanaman
Modal di Daerah
Penyelenggaraan
Pameran
Investasi
Peningkatan
Pelayanan
Perijinan dan
Pelayanan
Penanaman
Modal
(Sertifikasi ISO
(9001-2008)
Peningkatan
Koordinasi
Pelayanan
Perijinan
Pembangunan,
Kesra &
Lingkungan dan
Perekonomian
Pemberdayaan
Potensi Daerah
Pemberdayaan
BUMD

6.

Renstra BPPT 2010 - 2015

27

3.4.

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategi
Tujuan Penataan ruang adalah mewujudkan Kota Semarang sebagai pusat
perdagangan dan jasa berskala internasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan. Sedangkan kebijakan dan strategi penataan ruang Kota Semarang secara
umum terbagi atas : Kebijakan pengembangan struktur ruang dan Kebijakan
pengembangan pola ruang.
Kebijakan pengembangan struktur ruang Kota Semarang dilakukan melalui :
1. Pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan perdagangan dan
jasa berskala internasional.
2. Peningkatan aksesbilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan.
3. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana sarana umum.
Kebijakan pola ruang meliputi kebijakan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan
budidaya.
Kebijakan peningkatan pengelolaan kawasan lindung meliputi :
1. Peningkatan pengelolaan kawasan yang berfungsi lindung.
2. Pelestarian kawasan cagar budaya.
3. Peningkatan dan penyediaan ruang terbuka hijau yang proporsional di seluruh
wilayah Kota.
Sedangkan kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi :
1. Pengaturan pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung.
2. Perwujudan pemanfaatan ruang yang efisien dan kompak.
3. Pengelolaan dan pengembangan kawasan pantai.

Renstra BPPT 2010 - 2015

28

3.5.

Penentuan Isu-isu Strategis
Berdasarkan kriteria setelah dilakukan penilaian terhadap berbagai isu-isu
strategis, maka yang menjadi isu strategis urusan penanaman modal 5 (lima) tahun ke
depan (2010-2015) adalah :
a. Daya Saing Daerah
Daya saing merupakan kemampuan sebuah daerah menghasilkan barang dan jasa untuk
mencapai peningkatan kualitas hidup masyarakat. Salah satu aspek yang sangat
mempengaruhi keberhasilan daya saing daerah adalah penciptaan iklim yang kondusif
dalam berinvestasi. Ada lima indikator yang diupayakan dalam penciptaan iklim
investasi yang kondusif di Kota Semarang, yaitu :
1) Penyederhanaan prosedur perijinan investasi yang dianggap menimbulkan ekonomi
biaya tinggi dengan mendelegasikan wewenang penandatanganan perijinan dari
Walikota kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang.
2) Membangun ketersediaan informasi penanaman modal (SIMPEDAL) yang
menyediakan informasi terkini mengenai potensi investasi, peluang usaha, serta
perijinan di Kota Semarang.
3) Meningkatkan promosi investasi yang dikemas dalam bentuk Temu Bisnis
(Bussiness Meeting) sebagai upaya promosi langsung terhadap calon investor.
4) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang profesional dan berjiwa
pelayanan prima baik dalam perilaku, maupun penguasaan teknologi informasi
dalam mewujudkan pelayanan perijinan yang cepat, murah, transparan, dan
akuntabel.
5) Meningkatkan kompetensi dan daya saing daerah, melalui pemberdayaan Badan
Usaha Milik Daerah dan pengembangan potensi daerah yang berbasis pada sektorsektor unggulan daerah.

Renstra BPPT 2010 - 2015

29

Tingkat keberhasilan mewujudkan Daya Saing Daerah Kota Semarang, sebagaimana,
terlihat dalam tabel berikut :
Tabel
Aspek Daya Saing Investasi dalam Bidang Peringkat Penghargaan Investasi
Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2009
Nama Prestasi
Pro Investasi seJawa Tengah
Kemudahan
Investasi Kota
Besar
Indonesia
Sertifikasi ISO
9001-2008

Tahun
2005
Peringkat 3

2006
-

2007
Peringkat 3

2008
Peringkat 4

2009
Peringkat 6

-

-

-

-

Peringkat 13

-

-

-

-

9 Perijinan

Sumber : Data Olahan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang, Tahun 2010

b. Infrastruktur Kawasan Industri
Kawasan industri merupakan kawasan yang dominansi pemanfaatan ruangnya untuk
kegiatan-kegiatan di bidang industri seperti pabrik dan pergudangan. Dalam RTRW
Kota Semarang 2010-2030 pengembangan kawasan industri lebih dibatasi, hal ini
sesuai dengan visi Kota Semarang yang akan lebih mengedepankan pengembangan
sektor tersier (perdagangan dan jasa) sebagai penopang utama perekonomian kota.
Kawasan industri direncanakan di BWK III (Kawasan industri dan pergudangan
Tanjung Emas), BWK IV (Genuk), BWK X (Kawasan Industri Tugu dan Mijen).
Kegiatan industri diprioritaskan untuk pengembangan industri modern dengan kadar
polusi rendah. Kebijakan pengembangan infrastruktur kawasan industri ditekankan
pada :
1) Membantu perusahaan yang berlokasi di kawasan industri dalam pengurusan ijin
investasi bentuk pelayanan satu atap (one stop service).
2) Pemberian ijin lokasi suatu kawasan industri yang dilakukan sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah yang ditetapkan pemerintah daerah setempat.

Renstra BPPT 2010 - 2015

30

3) Meningkatkan tertib administrasi laporan kegiatan usaha dalam bentuk Laporan
Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) secara triwulan.
c. Insentif dan Disinsentif Investasi.
Insentif yang menarik diperlukan untuk mendatangkan investor. Pemberian insentif
diwujudkan dalam bentuk memberikan kemudahan-kemudahan (penyederhanaan
prosedur) dalam pengurusan ijin investasi sesuai SOP (Standart Operating Prosedur).
Sementara itu disinsentif diwujudkan dalam bentuk pemberian sanksi bahkan sampai
penolakan pada penyimpangan-penyimpangan pemberian ijin investasi yang tidak
sesuai peruntukannya.
3.6.

Penyusunan Isu Strategis
Untuk menentukan kebijakan, program dan kegiatan maka digunakan penilaian ranking
isu-isu strategis sebagai berikut :
KRITERIA
No

ISU STRATEGIS

1

2
Penyederhanaan prosedur perijinan
investasi yang dianggap menimbulkan
ekonomi biaya tinggi
Kemudahan-kemudahan dalam
pengurusan ijin investasi sesuai SOP
(Standart Operating Prosedur) dan
pemberian sanksi bahkan sampai
penolakan pada penyimpanganpenyimpangan pemberian ijin
investasi yang tidak sesuai peruntukan
Meningkatkan promosi investasi yang
dikemas dalam bentuk Temu Bisnis
(Bussiness Meeting) sebagai upaya
promosi langsung terhadap calon
investor
Membangun ketersediaan informasi
penanaman modal (SIMPEDAL) yang
menyediakan informasi terkini
mengenai potensi investasi, peluang
usaha, serta perijinan di Kota
Semarang

1

2

3

4

a

b

c

d

e

Total
SKOR

RANK.

3

4

5

6

7

8

9

5

5

5

5

5

25

I

5

5

5

4

5

24

II

5

4

5

4

5

23

III

5

5

4

4

4

21

IV

Renstra BPPT 2010 - 2015

31

1

5

6

7

8

9

2
Meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia yang profesional dan berjiwa
pelayanan prima baik dalam perilaku,
maupun penguasaan teknologi
informasi dalam mewujudkan
pelayanan perijinan yang cepat,
murah, transparan, dan akuntabel
Pemberian ijin lokasi suatu kawasan
industri yang dilakukan sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah yang
ditetapkan pemerintah daerah
setempat
Meningkatkan kompetensi dan daya
saing daerah, melalui pemberdayaan
Badan Usaha Milik Daerah dan
pengembangan potensi daerah yang
berbasis pada sektor-sektor unggulan
daerah
Membantu perusahaan yang berlokasi
di kawasan industri dalam pengurusan
ijin investasi bentuk pelayanan satu
atap (one stop service)
Meningkatkan tertib administrasi
laporan kegiatan usaha dalam bentuk
Laporan Kegiatan Penanaman Modal
(LKPM) secara triwulan
Jumlah

3

4

5

6

7

8

9

5

4

4

4

4

21

V

4

4

4

4

4

20

VI

4

3

4

4

4

19

VII

4

4

3

3

4

18

VIII

4

3

3

3

4

17

IX

41

37

37

35

39

188

Keterangan :
1
2
3
4
5

= tidak penting
= kurang penting
= cukup
= penting
= sangat penting

a
b
c
d
e

= prioritas manfaat
= prioritas waktu
= prioritas pendanaan
= prioritas keberlanjutan
= prioritas keterpaduan program

Renstra BPPT 2010 - 2015

32

BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN SKPD

4.1.

Visi dan Misi
4.1.1. Visi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang
Visi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang adalah Terwujudnya
kecepatan, ketepatan dalam pelayanan perijinan dan iklim yang kondusif bagi
investasi di Kota Semarang.
4.1.2. Misi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang
Misi :
a. Meningkatkan pelayanan perijinan yang mudah, cepat, efisien, transparan dan
akurat berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur).
b. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, profesional dan berjiwa
pelayanan prima.
c. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta perangkat hukum
pendukung pelayanan perijinan berbasis teknologi informasi.
d. Meningkatkan minat investor dan hubungan kerjasama yang baik dengan
instansi terkait, masyarakat dan dunia usaha.
e. Meningkatkan pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah dan pengembangan
potensi daerah yang berdaya saing tinggi.

Renstra BPPT 2010 - 2015

33

4.2.

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
4.2.1. Tujuan
a. Tujuan misi 1
Meningkatkan kualitas pelayanan perijinan sesuai dengan standar ISO 9001 :
2008.
b. Tujuan misi 2 dan 3
Meningkatkan penyelenggaraan administrasi, perkantoran dengan akurat dan
tepat waktu melalui peningkatan SDM, sarana dan prasarana yang memadai.
c. Tujuan misi 4
Meningkatkan capaian kinerja pengembangan investasi di Kota Semarang,
baik dalam konteks PMDN maupun PMA.
d. Tujuan misi 5
Meningkatkan pemberdayaan perekonomian daerah melalui peningkatan
kinerja BUMD dan pengembang