T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Model Pembelajaran ARCS untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SMA Muhamma

Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dengan Model Pembelajaran ARCS untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Matematika
Di SMA Muhammadiyah Plus Salatiga
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti :
Graha Chandradinangga
NIM : 702010017

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen SatyaWacana
Salatiga
2015

Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan

Model Pembelajaran ARCS ( Attention, Revance, Confidence, dan
Satisfacation) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Matematika
1)

Graha Chandradinangga, 2) Dr. Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd, 3) Angela Atik Setiyanti, S.Pd

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
1)
Email: 702010017@student.uksw.edu, 2) Dpalekahelu2@gmail.com,
3)
angelaatik@staff.uksw.edu

ABSTRACT
This study aims to analyze the Influence of Information Technology and Communication (ICT)
Application with a Learning Model ARCS ( Attention, Revance, Confidence, and Satisfacation ) to improve
students, learning motivation in Mathematics Subject at SMA Muhammadiyah ( Plus ) Salatiga. This type of
research is a classroom action research using qualitative and quantitative approaches. Techniques of data

collection is by means of questionnaires, interviews, observation, and documentation. Respondents were all 24
students of grade X / IIS SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga. The results showed that the implementation of
ICT combined with ARCS learning method resulty the increase of students learn motivation. Therefore it can
be said that the application of ICT to learning model ARCS brings positive effect on students' motivation in
learning mathematics .
Keywords : Information and Communication Technology , ARCS , Motivation .

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan
Model Pembelajaran ARCS ( Attention, Revance, Confidence, dan Satisfacation) untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, teknik
pengumpulan data dengan cara kuesioner, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Responden adalah
seluruh peserta didik kelas X/IIS SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan ICT dikombinasikan dengan metode pembelajaran ARCS dapat peningkatan motivasi siswa
belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan TIK dengan model pembelajaran ARCS berpengaruh positif terhadap
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Kata kunci : Teknologi Informasi dan Komunikasi, ARCS, Motivasi Belajar.

1)


Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga
2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
3)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

1.

Pendahuluan

Salah satu masalah dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu
pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar. Untuk mencapai tujuan
pendidikan maka diselenggarakan program pendidikan dengan secara sengaja, berencana,
terarah, berjenjang dan sistematis melalui pendidikan formal seperti sekolah, penelitian
Mudyahardjo, Sehingga pendidikan di Indonesia dapat sejajar dengan negara lain. Untuk itu
siswa harus menguasai semua bidang mata pelajaran salah satunya adalah matematika. Salah
satu faktor rendahnya motivasi siswa terhadap mata pelajaran matematika adalah kurangnya
motivasi belajar dikarenakan masih memakai metode pembelajaran tradisional atau ceramah,

sarana dan prasarana dalam sekolah yang kurang mendukung misalnya ruang untuk diskusi
belajar matematika dan kurangnya multimedia dalam mengajar atau pembelajaran membuat
siswa bosan dan kurang tertarik sehingga cenderung pasif, tidak perhatian dan tidak antusias
mengikuti proses belajar mengajar. Beberapa siswa yang terlihat diam saja mendengarkan
apa yang disampaikan oleh guru di depan kelas, ada yang mengantuk, ada yang asyik
memainkan Smart Phonenya sendiri, ada yang melamun dan ada juga yang berbincang
dengan teman sebelahnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan observasi yang telah dilakukan
disimpulkan bahwa sebenarnya permasalahan motivasi belajar siswa yang nampak dalam
proses belajar mengajar adalah karena penggunaan metode yang kurang variatif dan
pemanfaatan sarana prasarana sebagai media pembelajaran yang kurang maksimal. Penerapan
metode dan media pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran matematika adalah menggunakan media ICT yang dapat mereduksi batasan
ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis, menyajikan, menyimpan
dan menyampaikan data menjadi sebuah informasi. Pemahaman yang lebih umum istilah
tersebut mengarah pada penggunaan TIK yang dapat mempermudah siswa dalam menerima
dan merespon pelajaran. Sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan untuk
meningkatkan prestasi/hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran matematika di
SMA, perlunya menerapkan model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence,

Satisfaction), dengan menggunakan media TIK, ini sangat tepat sekali di kembangkan
sebagai penelitian di SMA Muhammadiyah Plus Salatiga. Menurut Keller dalam buku Made
Wena, model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk pendekatan pemecahan masalah
untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan belajar dalam mendorong dan
mempertahankan motivasi siswa untuk belajar.
Dalam penelitian ini, akan membahas Pengaruh Penggunaan TIK (Teknologi Informasi
dan Komunikasi) dengan model pembelajaran ARCS pada mata pelajaran Matematika Siswa
Kelas X di SMA. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ruang kepada siswa untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam keaktifan siswa dalam Perhatian: strategi untuk
memberangsang dan mengekalkan rasa ingin tahu, Perkaitan: strategi untuk menghubungkan
keperluan, minat, dan motif pelajar, Keyakinan: strategi untuk membantu pelajar
membangunkan jangkaan positif untuk kejayaan pencapaian belajar, Kepuasan: strategi untuk
membekalkan pengukuhan kepuasan dalam penerimaan.
Sehubungan dengan anggapan peserta didik tentang betapa sulitnya mata pelajaran
matematika ini, peneliti mengadakan prapenelitian tentang kesulitan perserta didik dalam
mata pelajaran matematika, sehingga dapat diketahui tingkat kesulitannya dalam mata
pelajaran matematika tersebut, hasil survey nanti akan digunakan sebagai dasar pertimbangan
evaluasi pembelajaran model tradisional di SMA Muhammadiyah (plus) Salatiga.

2. Tinjauan Pustaka


Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah teknologi yang menggabungkan
komputer dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video.
(William & Sawyer :2003). Pada pengertian di atas terdapat dua komponen utama dalam
teknologi informasi, yaitu teknologi komputer dan teknologi komunikasi.
Dalam penelitian Jul Hasratman yang berjudul “Penerapan Teknologi Informasi dan
Komunikasi Dalam Pembelajaran dan Pengajaran Kimia”. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa pelajaran kimia lebih mudah digunakan dengan TIK sebagai media
pengajaran dan pengajaran. Siswa juga tidak merasa bosan atau jenuh ketika diberikan hal
yang terbaru dalam pembelajarannya. Penelitian Sa’ad Wasiz Hidayat dan Sulistyowati
mengemukakan bahwa pembelajaran fisika yang dikembangkan dengan komputer ternyata
hasil belajar siswa sangat baik jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan komputer.
Dalam penelitian Stefany Maya, Evy yang berjudul “Pengaruh Strategi ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction ) terhadap motivasi dan hasil belajar TIK siswa kelas
VIII di SMP 4 Negara. Di peroleh bahwa strategi pembelajaran ARCS secara optimal dapat
memberikan dampak positif dalam upaya meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar
siswa.Penelitian Sulistiyani yang berjudul “Efektivitas pembelajaran ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction) berbantu alat peraga terhadap peningkatan hasil belajar
matematika perserta didik pada pokok pembahasan segiempat, menyajikan bahwa hasil
belajar perserta didik yang diajar dengan menggunakan pembelajaran ARCS (Attention,

Relevance, Confidence, Satisfaction) lebih baik dari pada pembelajar eksparitori.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), mampu
memberikan hasil yang lebih baik dan dapat berpengaruh kepada prestasi belajar dan dapat
memotivasi siswa dalam belajar. Penelitian yang akan dilakukan, berbeda dengan penelitian
sebelumnya. Pada penelitian ini penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
sebagai pemberian materi, tugas kelompok dan tugas individu akan diterapkan secara
berkualitas, inovatif dan kreatif dengan mengkolaborasi pembelajaran ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction) dalam peningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang di lakukan di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga merupakan
penelitian tindakan kelas, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif,
bertujuan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan TIK berbantuan dengan
model pembelajaran ARCS untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mata pelajaran
matematika. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah Salatiga. Subyek penelitian ini
dipilih karena SMA tersebut masih kurang memanfaatkan TIK sebagai alat bantu media.
Sehingga peneliti akan mendapatkan gambaran tentang penerapan penggunaan TIK sebagai
media pembelajaran matematika dengan model ARCS untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa. Sampel pada penelitian ini adalah X IIS berjumlah 24 siswa.
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahapan yang pertama adalah tahap

identifikasi masalah dan menentukan tujuan penelitian. Tahap ini dilakukan untuk
mengetahui keadaan pembelajaran yang berlangsung sehingga dilakukan observasi dengan
guru dan siswa untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran
di kelas dan kuesioner diberikan untuk mengetahui kesulitan dalam proses belajar.
Tahap yang kedua adalah studi literatur. Studi literatur sering disebut juga kajian
pustaka. Tahap ini dilakukan untuk mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah
yang telah ditemukan pada tahap pertama. Metode dan media pembelajaran tradisional atau
ceramah menyebabkan siswa kurang mempunyai motivasi dalam pembelajarannya.

Penerapan metode pembelajaran TIK berbantu model ARCS akan memberikan variasi yang
baru dalam pembelajaran matematika di SMA Muhammadiyah Plus Salatiga. Pada tahap ini
juga ditentukan variable penelitian. Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Terdapat dua variabel
penelitian yaitu penerapan pembelajaran ARCS menggunakan media TIK sebagai variabel
independen (variabel bebas) dan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika
sebagai variabel dependen (variabel terikat).
Tahap yang ketiga adalah tahap persiapan sebelum melakukan penelitian. Mendesain
pembelajaran yang akan diterapkan didalam kelas yang diwujudkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan konsultasi RPP dengan guru, menyiapkan

kuesioner untuk mengukur motivasi, dan memberikan pengetahuan kepada guru matematika
SMA Muhammadiyah Plus Salatiga mengenai penggunaan TIK dalam pembelajaran
matematika. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner dalam penelitian ini disusun berdasarkan indikator ARCS
(Attention,Relevan,Confidence,Satifaction) dijabarkan dalam 18 butir pernyataan. Kuesioner
diberikan selama 2(dua) siklus. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert,
di mana ada penggunaan skor untuk melihat pendapat para responden tentang pengaruh
penggunaan TIK. Dalam setiap pertanyaan, terdapat skor yang memiliki nilai dalam setiap
jawaban: Jawaban sangat tidak setuju (STS) bernilai 1, tidak setuju (TS) 2, Cukup Setuju
(CS) bernilai 3, setuju (S) bernilai 4, sangat setuju (SS) memiliki nilai 5. Selanjutnya untuk
mengukur tiap indikator dalam eksperimen yang tampak dalam tiap aspek yang diukur :
(nilai skor tertinggi - nilai skor terendah) / banyaknya jml interval = (5-1)/5 = 0.8. Data yang
diperoleh dikuantitatifkan dengan memberi penilaian: Sangat Tidak Setuju : 1 – 1,79; Tidak
Setuju : 1,8 - 2,59; Cukup Setuju: 2,6 - 3,39; Setuju : 3,4 - 4,19; Sangat Setuju : 4,2 – 5.
Berdasarkan temuan di dalam penelitian nanti, penggunaan TIK dengan model pembelajaran
ARCS diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mata pelajaran matematika.
Tahap keempat adalah tahap pelaksanaan penelitian. Penelitian dengan memberikan
Penggunaan TIK dengan model pembelajaran ARCS di kelas IIS. Penelitian menerapkan
pemebelajaran TIK dengan model ARCS sesuai dengan RPP yang dibuat sebelumnya selama

dua kali pertemuan untuk mengetahui adakah peningkatan motivasi siswa dalam penerimaan
dan pemahaman terhadap matapelajaran matematika. Selama proses pemberian TIK tersebut,
diamati proses jalannya kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Kemudian dibagikan
angket (kuesioner) di akhir pertemuan penelitian untuk mengetahui motivasi siswa terhadap
pelajaran Matematika setelah diberi perlakuan.
Tahap yang kelima adalah tahap akhir penelitian. Data pengamatan (observasi) dan
kuesioner yang telah didapatkan kemudian diolah dan dianalisis, disimpulkan hasil penelitian
dan melaporkan hasil penelitian dengan menulis artikel ilmiah.
4. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian tahap pertama yaitu mengidentifikasi masalah. Peneliti
mengadakan prapenelitian yang hasil pembelajaran menggunakan pembelajaran
tradisional atau ceramah tentang kesulitan siswa dalam mata pelajaran
matematika.prapenelitian pada tahap pertaman menunjukkan bahwa tingkat kesulitan
62% pada level sulit (STS,TS,CS), hal ini membuktikan bahwa siswa masih merasa
kesulitan dalam memahami mata pelajaran matematika.

Tabel 1. Hasil Survei Terhadap Sulitnya Pelajaran Matematika Sebelum Melakukan Tindakan Kelas
Berdasarkan Kuesioner

Hasil Survei

Sangat setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju

Presentase %
12,5
25
29,1
16,6
16,6

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 24 siswa di kelas IIS menunjukan hasil dengan
katagori cukup sulit. Dilihat secara keseluruhan siswa, skor total motivasi tiap indikator
ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tabel Motivasi Belajar Siswa Sebelum Penelitian (Model Tradisional) Berdasarkan Perolehan Skor
Kuesioner Tiap Indikator

No

Indikator

1
2
3

Attention (perhatian)
Relevan (Keterkaitan)
Confidence
(Percaya
diri)
Satifaction (Kepuasan)

4

Skor
3,33
2,75
2,87
2,39

Kelas X IIS
Kategori
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup

Dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa perhatian, keterkaitan, percayadiri dan kepuasan
siswa terhadap pembelajaran tradisional dalam prapenelitian termasuk dalam kategori cukup
sulit. Siswa juga terlihat kurang antusias mengikuti pembelajaran matematika, kelas terasa
sepi karena hanya guru yang aktif berbicara di depan kelas dan siswa hanya mendengarkan.
Saat diberi tugas diskusi kelompok untuk memecahkan soal matematika, hanya beberapa
siswa yang terlihat mengerjakan. Guru pun tidak memberikan teguran terhadap siswa yang
tidak mengerjakan. Pengamatan kelas juga didapatkan bahwa siswa terlihat kurang perhatian
terhadap pembelajaran yang dilakukan. Hanya sedikit siswa yang memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan guru. Siswa justru lebih perhatian ke Smart Phone-nya masing –
masing dan beberapa juga berbincang dan bergurau dengan teman sebelahnya. Bahkan ada
yang melamun menatap ke luar dari jendela kelas. Keterkaitan terhadap pelajaran juga kurang
di perhatikan oleh siswa. Siswa tidak bertanya saat guru memberikan materi atau tidak
mengerti mengenai materi, sehingga saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa,
beberapa siswa tidak bisa menjawab.
Setelah diketahui motivasi siswa sebelum diberi pembelajaran menggunakan TIK.
Diketahui motivasi siswa dalam kategori cukup, kemudian diberilah pembelajaran TIK
berbantu model ARCS untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran dilakukan
di kelas X IIS sebagai penelitian tindakan kelas selama dua kali pertemuan dengan
menerapkan pembelajaran ARCS menggunakan bantuan TIK. Tahap pelaksanaan
pembelajaran di kelas IIS ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3. Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Penggunaan TIK Berbantu Model ARCS

Alokasi

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan

1. Pada penerapam Attention(perhatian) Guru

f

Waktu
20 menit

memberikan gambaran tentang pentingnya
memahami Sistem persamaan linear dua
variabel sebagai apersepsi untuk mendorong
rasa ingin tahu dan berpikir kritis, peserta
didik diberikan suatu permasalahan.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Inti

1. Pada penerapan Relevan(keterkaitan) Guru
memberikan video yang berfungsi sebagai
pembekalan materi. Materi yang di berikan
adalah SPDLV (sistem persamaan dua linear
variabel).
2. Guru mengawasi dan mengamati jika siswa
mengalami

kesulitan

dalam

penerimaan

materi.
3. Pada penerapan Convidents(perrcayadiri)
Guru membagi kelompok menjadi 5 kelompok
dan setiap kelompoknya terdapat 5 atau 4
siswa.
4. Selanjutnya setiap kelompok mengerjakan
soal yang di paparkan di LCD proyektor yang
diberikan oleh guru.
Kelompok membuat dan mengerjakan tugas
yang di berikan oleh guru.
Setelah

selesai

setiap

mendiskusikan(share) hasil

kerja

kelompok
masing-

50 menit

masing kelompoknya didepan kelas. Dengan
penuh percaya diri, dan siswa dari kelompok
lain diminta menanggapi dengan penuh rasa
tanggung jawab.
Penutup

Pada penerapan Satisfaction(kepuasan) Guru
memberikan tugas/tes yang digunakan sebagai

20 menit

penilaian pemahaman materi individu. Dengan
memberikan tes Creator yang bersifat offline
tetapi mengetahui kemampuan siswa.
Guru membagi tiga kloter untuk mengetahui
kemampuan siswa.
Setelah itu guru membacakan hasil yang
diperoleh

oleh

siswa

dan

memberikan

apresiasi kepada siswa yang mendapatkan
nilai diatas tuntas.
Selain memberikan apresiasi guru memberi
kesimpulan

dan

refleksi

bersama

siswa

mengenai penerapan persamaan linier tiga
variabel.
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan

pesan

untuk

tetap semangat belajar.

Pertemuan pertama Attention yang dimana dilakukan pada kelas pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran TIK berbantu ARCS untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Seperti yang dijabarkan pada Tabel 3, awal pertemuan pertama siswa dijelaskan terlebih
dahulu bagaimana kegiatan pembelajaran akan dilakukan karena pembelajaran yang akan
dilakukan belum pernah dilakukan sebelumnya. Penjelasan diberikan selama 20 menit. Hal –
hal yang dijelaskan yaitu gambaran yang akan diberikan selama pelajaran dan tujuan
pembelajaran. Karena model pembelajaran baru maka siswa merasa terdorong untuk
memusatkan perhatiannya kepada guru yang sedang memberikan penjelasan.
Setelah guru memberikan penjelasan atau perhatian kepada siswa. Selanjutnya guru
memberikan Relevan atau keterkaitan materi yang diberikan kepada siswa. Dalam hal ini
guru memberikan materi SPDLV (sistem persamaan dua linear variabel) menggunakan video
sebagai penambahan materinya, berbeda dengan pemberian materi dengan model
pembelajaran tradisional yang dimana guru memberikan materinya dengan cara ceramah
didepan kelas dan sumber materi dari LKS (lembar Kerja Siswa).

Gambar 1. Foto Siswa sedang memperhatikan video materi yang diberikan

Gambar 2. Foto Siswa sedang memperhatikan video materi yang diberikan

Pemberian materi menggunakan video adalah hal yang baru bagi siswa kelas X IIS, saat
pemberian video pertama berlangsung ditemui beberapa masalah. Ada siswa yang merasa
bingung terhadap materi yang diberikan, dikarenakan video tersebut menjelaskan dengan
cepat, sehingga siswa tidak dapat memahami isi dari materi atau video yang di berikan. Guru
yang menemukan masalah siswa tidak dapat memahami, maka guru mencoba untuk
memperlambat video tersebut dengan memperhentikan sebetar video yang di berikan.
Walaupun sepertinya terlihat diam dan memperhatikan di meja seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1 dan Gambar 2.
Setelah diberikan materi dengan video, siswa melaksanakan kegiatan diskusi atau kerja
kelompok selama 20 menit. Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Setiap kelompok sudah
diberikan soal untuk dikerjakan. Gambar 3 adalah gambar dimana setiap siswa ikut aktif
dalam kerja kelompok. Tidak ada siswa yang tidak ikut aktif dalam kelompoknya. Pengerjaan
tugas yang dilakukan secara kelompok tersebut menimbulkan rasa percaya diri yang kuat
dalam pengerjaan tugas kelompok yang di coba untuk di kerjakan secara individu setiap
siswa.

Gambar 3. Kepercayaan Diri dalam Kelompok

Siswa kerja kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Hasil diskusi siswa tidak lagi ditulis di papan tulis. Hasil diskusi kelompok dipaparkan
menggunakan LCD Proyektor dengan komputer sesuai dengan kelompoknya. Siswa lain pun
nantinya juga dapat membaca hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Selain
membaca, siswa dari kelompok lain juga dapat memberikan pertanyaan atau tanggapan dari
hasil kerja kelompok yang sedang presentasi secara langsung.
Dikarenakan dalam kerja kelompok dirasa masih sedikit dalam kepercan diri dan masih
belum menimbulkan rasa kepuasan dari setiap siswa. Oleh karena itu guru memberikan tugas
individu dengan menggunakan TIK sebagai program dimana setiap siswa dapat
mengaksesnya. Program menggunakan TIK tersebut adalah Quis Creator yang mudah dan
dapat diakses oleh siswa. Quis Creator Wondershare Quiz Creator aplikasi yang dapat
digunakan untuk membuat soal multimedia interaktif, dengan aplikasi ini kita bisa membuat
quiz yang interaktif dengan mudah, serta fleksibel out put- nya. Quiz Creator 4 ada Software
Untuk Membuat Quiz Elektronik Yang Kemudian Bisa Di Publish Secara Online Dalam
Bentuk Flash/swf. Ini merupakan tools yang dapat digunakan untuk membuat kuis interraktif
berbasise gunaan Dari Quiz Creator : software ini digunakan untuk membuat soal secara
digital menurut websites aslinya wondershare software memiliki kemampuan :Membuat soal
/ survey dengan animasi flash, Untuk wondershare Quiz creator 4.0.1 kita bisa menggunakan
secara offline tanpa adanya koneksi internet. Kelebihan dari Quis creator :Mengaploud nya
secara online User dapat melakukan editing secara visual dan melihat hasilnya secara
langsung, User dengan mudah melakukan drag dan drop objek – objek tersebut seperti ukuran
tulisan, warna tulisan dan lain-lain. Quiz creator memungkinkan untuk menambah /
menintegrasikan file-filw multimedia kedalam kuis yang dibuat, serta dapat melihat dan
menganalisa hasil dari laporan kuis tersebut.

Gambar 4. Proses Pengerjaan Quis Creator

Gambar 5. Proses Pengerjaan Quis Creator

Dalam pemberian Quis Creator seluruh siswa merasa mampu mengerjakan karena
siswa telah berlatih memecahkan soal matematika yang di berikan oleh guru. Di Quis Creator
ini siswa dalam 1 (satu) kelas dibagi menjadi gelombang. Untuk gelombang pertama no
absen 1- 12 dan gelombang ke 2(dua) no urut absen 12-24. Pembagian menjadi dua
gelombang dikarenakan media atau TIK yaitu komputer atau leptop sangat terbatas sekali.
Dari hasil penerapan penugasan individual dalam hal ini untuk merangsang siswa menuju ke
puasan. Siswa merasa antusias dan sangat aktif dalam pengerjaan tugasnya. Banyak siswa
yang berkonsentrasi terhadap tugas yang diberikan, hasil yang dicapai juga mencapai standar
yang di berikan oleh guru.
Penelitian yang dilakukan di SMA Muhammadiyah Plus Salatiga di kelas X/IPS ini
yang dipakai peneliti sebagai subjek penelitian, peneliti dibantu oleh guru pengampu mata
pelajaran matematika di sekolahan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilakukan
dua kali yaitu dalam prapenelitian dan pada waktu penelitian. Pada prapenelitian peneliti
membagikan kuesioner (angket) pada responden untuk menanggapi metode pembelajaran
ceramah (tradisional), setelah itu peneliti memberikan pembelajaran matematika dibantu oleh
guru pengampu dengan model pembelajaran ARCS, peneliti berharap dengan model
pembelajaran tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
matematika.
Dengan menumbuhkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran matematika merupakan
sesuatu hal yang sangat positip pada diri siswa, karena selama ini mata pelajaran matematika
di sekolah dianggap momok yang menakutkan. Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai
”tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”(Cropley, 1985 ). Dalam konsep ini,
siswa akan berusaha mencapai suatu tujuan karena dirangsang oleh manfaat atau keuntungan
yang akan diperoleh. Motivasi siswa tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah
untuk mencapai sukses, meskipun dihadang berbagai kesulitan. Motivasi juga ditunjukan
melalui intensitas untuk kerja dalam melakukan suatu tugas.
Penelitian yang dilakukan di kelas X/IIS ini peneniti menggunakan teori motivasi yang
dikembangkan oleh Keller (Made Wena 2011). Keller telah menyusun seperangkat prinsip–
prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai
model ARCS. Guru sering berasumsi bahwa motivasi belajar siswa merupakan masalah siswa

itu sendiri dan siswalah yang bertanggungjawab untuk mengusahakan agar mempunyai
motivasi yang tinggi. Namun sebenarnya guru dapat berusaha untuk menetapkan prinsip–
prinsip motivasi dalam proses dan cara mengajar, untuk merangsang, meningkatkan dan
memelihara motivasi siswa dalam belajar. ARCS model dapat membantu guru untuk
melakukan hal tersebut.
Ada empat kategori kondisi motivasi yang harus diperhatikan oleh guru dalam usaha
menghasilkan pembelajaran yang menarik, bermakna dan memberikan tantangan bagi siswa.
Keempat kondisi motivasional tersebut dijelaskan sebagai berikut : a. Perhatian (Attention);
b. Relevansi (Relevance) ; c. Kepercayaan diri (Confidence); dan d. Kepuasan (Satisfaction).
Tabel 4. Tabel Motivasi Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

No

Indikator

1
Perhatian
2
Relevan
3
Percaya diri
4
Kepuasan
Total Motivasi setelah diratarata

Skor
3,33
2,75
2,87
2,39
2,83

Siklus 1
Kategori
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup

Skor
3,72
3,47
3,35
3,64
3.54

Siklus 2
Kategori
Setuju
Setuju
Cukup
Setuju
Setuju

Strategi dalam meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran matematika adalah
dengan cara menerapkan media TIK, sehingga siswa merasa tertarik dengan gambar, foto,
video. Perhatian siswa muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa ingin tahu ini
perlu mendapat rangsangan, sehingga siswa akan memberikan perhatian, dan perhatian
tersebut terpelihara selama pembelajaran, bahkan lebih lama lagi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media TIK untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa siswa, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah siswa dalam
memperhatikan pelajaran matematika meningkat sedikit, terbukti dalam model pembelajaran
tradisional hanya 3,33 Setelah menggunakan metode pembelajaran TIK meningkat dengan
skor 3,72 dalam kategori setuju, artinya dengan menggunakan media TIK dalam mata
pelajaran matematika perhatian siswa meningkat walau hanya sedikit, hal tersebut sejalan
dengan pendapat Winkel yaitu perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula
menunjuk pada minat ”momentain” yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang
dipelajari. Pendapat Winkel tersebut diperkuat hasil wawancara dengan responden. Hasil
wawancara dengan responden : “Saya rasakan bahwa dengan penggunaan media TIK dengan
gambar-gambar dan contoh-contoh soal yang menarik, membuat saya betah mengikuti
pelajaran matematika di kelas”.
Relevansi menunjukan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan
kondisi siswa. Motivasi siswa akan terpelihara apabila mereka menganggap apa yang
dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi, atau bermanfaat atau sesuai dengan nilai yang
dipegang. Relevansi penggunaan media TIK dengan pembelajaran model ARCS dalam
penelitian ini menurut pendapat siswa dalam kuesioner dalam kategori setuju berada dalam
rentang skor 3,47. Apabila dibandingkan sebelumnya dengan model pembelajaran tradisional
(ceramah) hanya mendapat nilai 2,70 berada dalam kategori cukup, artinya relevansi antara
situasi dan kondisi siswa sebanding dengan materi pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan
yang dikemukan oleh suciati dan udin syarifuddin winatasyaputra bahwa manfaat
pengetahuan, keterampilan atau sikap serta nilai yang akan dipelajari dan bagaimana hal
tersebut dapat diaplikasikan dalam pekerjaan dan kehidupan nanti.

Percaya diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara
positif dengan lingkungan. Bandura (1977) mengembangkan lebih lanjut konsep tersebut
dengan mengajukan konsep self-efficacy. Konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan
pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi
syarat keberhasilan.Dengan menggunakan metode pembelajaran TIK berbantuan komputer,
siswa merasa meningkat kepercayaan dirinya terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru
maupun dalam mengerjakan tes. Peningkatan kepercayaan diri para siswa tersebut dibuktikan
dalam jawaban kuesioner dengan kategori setuju dengan skor 3,35 ini membuktikan bahwa
dengan adanya media pembelajara TIK siswa meningkat kepercayaannya. Bila dibandingkan
dengan metode pembelajaran tradisional siswa hanya berpendapat dalam kuesioner dalam
kategori cukup dengan nilai 2,87.Pendapat siswa tersebut di atas sejalan dengan yang
dikemukan oleh Keller yaitu meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan
memperbanyak pengalaman berhasil siswa, misalnya dengan mendesain pembelajaran agar
dengan mudah dipahami, diurutkan dari materi yang mudah ke yang sukar. Dengan demikian
siswa merasa mengalami keberhasilan sejak awal pelajaran.
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan siswa
akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan karena
mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar diri siswa. Kepuasan siswa meningkat dengan adanya penerapan
pembelajaran dengan menggunakan media TIK berbatuan komputer, hasil prapenelitian
munjukkan kepuasan siswa dalam kategori cukup (2,39), setelah guru menerapan media
dalam pembelajaran pada mata pelajaran TIK hasil meningkat dengan skor 3,64 dalam
kategori setuju, artinya ada peningkatan yang cukup tinggi dalam hal kepuasan. Hasil
kuesioner siswa sejalan dengan pendapat Keller yaitu berikan kesempatan kepada siswa
untuk segera menggunakan atau mempraktikkan pengetahuan yang baru dipelajari. Hal
tersebut juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran
matematik dan dua responden.
Jawaban guru mapel matematika dalam wawancaranya dengan peneliti : “Dengan
penggunaan media pembelajaran TIK sebagaian besar siswa merasa puas dengan hasil belajar
mereka, baik dalam mengerjakan tugas di kelas maupun dalam mengerjakan soal tes,
sehingga nilainya bagus” Pendapat tersebut didukung oleh dua responden dalam
wawancaranya tentang kepuasan penggunaan media TIK dalam pembelajaran :“Saya merasa
puas dengan hasil nilai matematika saya, walau nilainya belum maksimal tapi paling tidak
sudah dapat nilai bagus sesuai dengan standar kompetensi”

5. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan guna menjawab permasalahan penelitian mengenai pengaruh
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan model pembelajaran ARCS
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SMA
Muhammadiyah Plus Salatiga.
Menjawab rumusan masalah berkenan dengan ada atau tidak adanya pengaruh
peningkatan motivasi belajar siswa setelah diajar mengunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dengan model pembelajaran ARCS , hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh meningkatnya motivasi dalam diri siswa terhadap pembelajaran ini, peningkatan
tersebut meliputi perhatian (pemberian tujuan dan maksud pembelajaran), relevansi
(pemberian video untuk materi), percaya diri (penugasan kelompok) dan kepuasan (hasil dari
Quis Creator).

6. Daftar Pustaka
Ahmadi Abu, Widodo Supriyono, 2004, Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta,
2004
Angkowo, R., & Kosasih, A. 2007, Optimalisasi Media pembelajaran. Jakarta : PT.
Grasido.
Arifin, Z. 2011. Penelitian Pendidikan : Metode dab paradigma Baru. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Asnawir dan BasyirudinUsman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press
Awoniyi, 1997, Strengths and Weaknesses of ARCS Model.
Bandura, Albert. 1977. Social Learning Theory. New Jersey : Prentice-Hall, Inc
Darmawan, Deni. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Kosdakarya
Departemen Agama RI Direktoraat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,
2001. Petunjuk Teknik Proses Belajar mengajar di Raudhatul Athfal, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI.
Djamarah, Syaiful Bahri, 2010, Strategi belajar mengajar, Jakarta : Rineka Cipta
Elliot et al. 2000. Educational Psychology : Efective Teaching, Effective Learning.3rd
edition. United States of America: McGraw Hill Companies.
Evy, Stefany Maya, 2014. Pengaruh Strategi ARCS (Attention, Relevance, Confidence
dan Satisfaction) Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa. e-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Teknologi
Pembelajaran (Volume 4 Tahun 2014).
Hamoraon, 2010, Pembelajaran Inovatif Model ARCS Keller.
Hamzah, B Uno, 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Hasratman, Jul. 2012. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pembelajaran dan Pengajaran.

dalam

Istiningsih. (2012). Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Skipta
Media Creative.
Keller, M. John. (1987), “Development and Use of The ARCS Model Of Instruction
Design”. Jurnal of instructional Development. 10, (3), 2-10.
Knapper, Cristopher Kay and Cropley, A.J., 1985. Lifelong Learning and Higher
Education, Washington : Biddles Ltd.

Makmun, Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya
Remaja.
Marsono, 2002. Susunan dalam satu naskah UUD 1945, dengan peubahanperubahannya 1999 – 2002, Jakarta : CV. Eka Jaya
Marzano, R.J. 1992. A Different Kind of Classroom. Alexandria : Association for
Supervision and Curriculum Development. --Mudyahardjo, 2008. Pengantar Pendidikan : Sebuah Studi Awal Tentang Dasardasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Musfiqon, 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta : Prestasi
Pustaka.
Nasution, Andi Hakim, 1982. Landasan Matematika, Bogor : Bhratara.
Nasution, S, 2012, Metode Research, Jakarta : Bumi Aksara.
Sa’ad,
Wasis Hiedayat, & Sulistyowati, 2010. Pengembangan computer
Pembelajaran (CAI) Temtang Gerak Lurus Berubah Beraturan Pasa Mata
pelajaran Fisika Bagi Siswa kelas VII SMP Negri 2 Surabaya. Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan, Surabaya : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Surabaya Kampus Lidah wetan.
Sagala, Syaiful, 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta.
Seputri, Resti Switaning Edy. 2010. Penerapan Pembelajaran Model ARCS Untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Smu Laboratorium
Um Kelas X Semester I . Jurnal, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas
Negeri Malang. Sumber :
http://library.um.ac.id/freecontents/downloadpdf.php/pub/penerapan-pembelajaranmodel-arcs-untuk-meningkatkan-motivasi-dan-hasil-belajar-sistem-persamaanlinier-dan-kuadrat-dua-variabel-siswa-smu-laboraturium-um-kelas-x-semester-iresti-switaning-edy-seputri-43259-02220KI10-RESTI%20SWITANING.pdf,
diakses 20 Oktober 2014.
Siagian, Sondang P, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Steinberg, E.R., 1991. Computer-Assisted Instruction : A Synthesis Of Theory,
Practice, And Technology. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates.
Sudjana dan Rivai. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.
Suherman Erman, dkk.,2003.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung:JICA:Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Suwarsono, 2002. Teori-teori Perkembangan Kognitif dan Proses Pembelajaran yang
Relevan Untuk Pembelajaran Matematika. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
(DEPDIKNAS).

Sulistiyani.2011. Efektivitas Pembelajaran ARCS berbantuan alat peraga terhadap
peningkatan hasil belajar matematika perserta didik pada pokok bahasan
segiempat. Semarang : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo.
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl-sulistiyan-58861073511072.pdf. Diakses pada tanggal 25 November 2014.
Suprijono, Agus, 2009, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM ,
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sutrisno, Hadi.(1981). Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM
Suwarno, 1985. Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta : Aksara Baru
Suwarsono, 2002. Teori-teori Perkembangan Kognitif dan Proses Pembelajaran yang
Relevan Untuk Pembelajaran Matematika. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
(DEPDIKNAS).
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta
: Media Wacana Press, 2003
Usman, Basyiruddin 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press
Weiner, 1990, DefinisiMotivasi,
Wena, Made, 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporen: suatu tinjauan
koseptual operasional, Jakarta : Bumi Aksara.
Winkel, W.s. 2007. Psikologi pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi
Williams dan Sawyer, 3003. Teknologi Informasi,
Yates, S.M. 2002. The Influence of Optimism and Pessimism on Student
Achievement in Mathematics. Mathematics Education Research Journal, Vol. 14,
No. 1, 4-15. dari: http:// www. merga.net.au/ documents/MERJ_14_1_Yates.pdf.
Diakses pada tanggal 28 November 2014.