PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PARTISIPAT. pdf
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PARTISIPATIF
BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS
VIIIA SMP NEGERI 3 MENDOYO
Gusti Ayu Putu Intan Pradnyani Dewi, I Made Sutama, Sang Ayu Putu Sriasih
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {[email protected], [email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan (1) mendeskripsikan peningkatan hasil
belajar siswa hingga tercapainya tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada kegiatan
menulis karangan narasi dengan penerapan metode pembelajaran partisipatif
berbantuan media gambar berseri, (2) mendeskripsikan langkah-langkah yang
ditempuh dalam menerapkan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media
gambar berseri, dan (3) mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan metode
pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri. Subjek dalam penelitian
ini adalah guru dan siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo yang berjumlah 35
orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil, langkah-langkah, dan respons
siswa dalam penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar
berseri. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode tes, observasi, angket/kuesioner, dan wawacara. Data dianalisis dengan
menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini
adalah (1) tercapainya ketuntasan hasil belajar menulis karangan narasi siswa berkat
diterapkannya metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri,
yakni pada pratindakan skor rata-rata klasikal 70, siklus I memperoleh skor rata-rata
klasikal 73, dan pada siklus II nilai rata-rata klasikal siswa menjadi 81, (2) terdapat
beberapa langkah penerapan metode pembelajaran parisipatif berbantuan media
gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi, dan (3)
siswa memberikan tanggapan sangat positif terhadap penerapan metode
pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dalam pembelajaran
menulis karangan narasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti lain disarankan
untuk mengadakan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini, sehingga
diperoleh hasil yang lebih meyakinkan serta sebagai sumbangan bagi guru untuk
bahan kajian dan peningkatan mutu pendidikan.
Kata kunci: metode pembelajaran partisipatif, gambar berseri, narasi
Abstract
This Classroom Action Research (CAR) is aimed to (1) describe the improvement of
student achievement in attain the students mastery level of learning outcomes in
writing a narrative text by using participatory learning methods aided by media named
picture series, ( 2 ) describe the steps taken in applying the participatory learning
method aided by picture series as the media, and ( 3 ) describe the response of
students through the application of participatory learning methods aided by picture
series as the media. Subjects in this study were the teachers and 35 students of class
VIIIA of SMP Negeri 3 Mendoyo. Object of this study was the increase of students
1
learning outcomes, the steps, and the response of students in the application of
participatory learning methods iaded by picture series. The methods of data collection
used in this study are test, observation, questionnaire / questionnaires, and interview.
Data were analyzed using descriptive techniques of quantitative and qualitative
description. The results of this study were ( 1 ) the achievement of students mastery
level of learning outcomes in writing a narrative text through the implementation of
participatory learning methods aided by picture series as he media, those are: the
average of students score before implementing the method and media were 70, in
cycle I the average of students score were 73, and cycle II the average of students
score were 81, ( 2 ) there are several steps in implementing participatory learning
methods aided by picture series as the media to improve students ability in writing
narrative text, and ( 3 ) students responded very positively to the implementation of
participatory learning methods aided by picture series in writing narrative text. Based
on those results, researcher suggests to implement the participatory learning methods
aided by picture series, as one of methods of learning and innovative media, in
teaching language in general and particularly in teaching Bahasa Indonesian.
Key words: participatory learning methods, picture series, Narrative
PENDAHULUAN
Dalam pengajaran atau proses
belajar-mengajar, guru memegang peran
sebagai sutradara sekaligus aktor. Artinya,
gurulah yang bertanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di
sekolah. Peranan guru dalam proses
belajar-mengajar diharapkan mampu mengembangkan perubahan tingkah laku
pada siswa. Perubahan tingkah laku menyangkut baik perubahan yang bersifat
pengetahuan (kognitif), dan keterampilan
(psikomotor), maupun yang menyangkut
nilai dan sikap (afektif) (Sadiman, 2006:
2). Ketiga aspek tersebut merupakan
pembentuk kepribadian individu.
Belajar adalah proses perubahan
prilaku, yang dapat dinyatakan dengan
pengetahuan, sikap, dan nilai, serta keterampilan. Untuk itu guru perlu membekali
siswanya dengan kepribadian, kemampuan, dan keterampilan dasar yang cukup
sebagai landasan untuk mempersiapkan
pengalamannya pada jenjang yang lebih
tinggi. Seorang pelajar akan terlihat tingkat
kepribadian, kemampuan, dan keterampilannya dari penguasaan bahasa yang
digunakan. Semakin piawai seseorang
dalam menggunakan bahasa maka semakin tinggi pula tingkat kepribadian,
kemampuan, dan keterampilannya.
Dalam pendidikan, masalah bahasa
memegang peranan yang sangat penting.
Pendidikan di Indonesia menempatkan
bahasa Indonesia sebagai salah satu
bidang studi yang diajarkan di sekolah.
Pengajaran bahasa Indonesia haruslah
berisi usaha-usaha yang dapat membawa
serangkaian keterampilan. Keterampilan
tersebut erat hubungannya dengan
proses-proses yang mendasari pikiran.
Semakin terampil seseorang berbahasa
semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan dalam berbahasa
mencakup empat komponen,
yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat ke-terampilan tersebut saling berkaitan satu sama
lain.
Pengajaran
bahasa
Indonesia
senantiasa diharapkan untuk dapat mempertinggi kemahiran dan keterampilan
siswa dalam menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Pada setiap satuan pelajaran dalam materi
pelajaran bahasa Indonesia, terdapat
empat aspek keterampilan berbahasa
yang patut dikuasai siswa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Dari
keempat
aspek
keterampilan
berbahasa tersebut, keterampilan menulis
merupakan salah satu aspek kebahasaan
yang bersifat aktif produktif dan tidak kalah
pentingnya dari keterampilan berbahasa
yang lain.
Salah satu bidang aktivitas dan materi
pengajaran bahasa Indonesia di sekolah
menengah pertama yang memegang
peranan penting ialah pengajaran menulis.
Akhadiah dkk. (1998: 143) menyatakan
bahwa menulis bukanlah kemampuan
yang diwariskan secara turun-temurun,
melainkan merupakan hasil belajarmengajar dan ketekunan berlatih. Sejalan
2
dengan pendapat tersebut, Tarigan
(dalam, Romli, 2005: 11) menegaskan
bahwa keterampilan menulis tidak secara
otomatis dikuasai oleh siswa, tetapi harus
melalui pelatihan dan praktik yang banyak
serta teratur. Menulis merupakan salah
satu keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai dengan baik oleh siswa. Menulis
bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Kadang orang bisa berbicara, tetapi tidak
bisa menuliskan kembali yang dibicarakan. Sebaliknya, ada orang yang pandai
menulis, tetapi tidak bisa membicarakan
tulisannya. Namun, ada juga orang yang
pandai berbicara dan menulis. Banyak
orang
mempunyai
ide-ide
bagus
dibenaknya sebagai hasil dari pengamatan, penelitian, diskusi, atau membaca.
Akan tetapi, begitu ide tersebut dilaporkan
secara tertulis, laporan itu terasa amat
kering, kurang menggigit, dan membosankan. Fokus tulisannya tidak jelas, gaya
bahasa yang digunakan monoton, pilihan
katanya (diksi) kurang tepat dan tidak
mengena sasaran, serta variasi kata dan
kalimatnya kering.
Lain halnya bila seseorang telah menguasai keterampilan
menulis, tentunya tulisan yang dihasilkan
akan sangat baik, gaya bahasa yang
digunakan bervariasi, pemilihan diksinya
tepat, dan tentunya tulisannya mudah
dipahami. Berdasarkan pandangan di
atas, diketahui bahwa menulis memegang
peranan yang cukup penting dalam dunia
pendidikan.
Weaver (dalam Tarigan, 1986: 27)
mengklasifikasikan bentuk menulis menjadi empat bentuk yaitu narasi, deskrispsi,
eksposisi, dan argumentasi. Pembahasan
ini lebih difokuskan pada keterampilan
menulis karangan narasi. Keterampilan
menulis karangan narasi merupakan
keterampilan yang penting untuk dikuasai.
Dikatakan penting karena melalui menulis
karangan
narasi
seseorang
dapat
memperluas pengalaman dirinya, karena
di dalam karangan narasi diceritakan
suatu kejadian atau peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan seharisehari berdasarkan satu kesatuan waktu.
Selain itu, dengan menguasai keterampilan menulis karangan narasi seseorang dapat mengurutkan dengan
mudah peristiwa yang dialaminya, tanpa
adanya rasa kebingungan dan kekacauan
dalam mengurutkan peristiwa yang dilalui.
Keraf (2007: 136) menyatakan bahwa
narasi merupakan suatu bentuk wacana
yang sasaran utamanya adalah tindaktanduk yang dijalin dan dirangkai menjadi
sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu
kesatuan waktu. Sejalan dengan pendapat
tersebut, Semi (dalam Wahid, 2009:
id.wikipedia.org/wiki/Karangan) menegaskan bahwa narasi merupakan bentuk
percakapan atau tulisan yang bertujuan
menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia
berdasarkan perkembangan dari waktu ke
waktu. Narasi juga merupakan suatu
bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah
terjadi.
Berdasarkan beberapa pengertian di
atas, dalam mengarang narasi, untuk
memudahkan siswa berkreasi, sebaiknya
tema yang diambil atau diangkat adalah
tema yang berkaitan dengan kehidupan
siswa sehari-hari atau pengalaman menarik siswa. Dengan demikian, siswa lebih
mudah dalam mengungkapkan kembali
pengalaman mereka dalam bentuk karangan. Dalam karangan narasi siswa diarahkan menulis kembali pengalamanpengalaman mereka, sehingga minat
siswa untuk menulis karangan narasi akan
lebih besar.
Masalah yang sering dihadapi siswa
dalam menulis karangan narasi, yakni
siswa kesulitan dalam menuangkan ide
berupa isi pendahuluan untuk mengawali
tulisan, membuat penutup untuk mengakhiri tulisan mereka, serta merangkai
cerita yang runtut. Kesulitan dalam menuangkan ide ternyata sering dialami oleh
siswa sekolah menengah pertama. Padahal, berdasarkan aspek keterampilan
berbahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi
berbahasa yang harus dimiliki oleh setiap
siswa selain keterampilan membaca,
mendengarkan, dan berbicara. Masalah ini
peneliti temukan pada siswa kelas VIIIA
SMP Negeri 3 Mendoyo. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan dengan salah
seorang guru bahasa Indonesia di SMP
Negeri 3 Mendoyo, peneliti memperoleh
3
informasi bahwa keterampilan menulis
karangan narasi siswa masih tergolong
rendah. Hal ini terbukti dari skor rata-rata
menulis siswa sebesar 70, sedangkan
ketuntasan hasil belajar yang harus
dicapai rata-rata minimal 75. Alasan
mendasar penelitian ini dilakukan di kelas
VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo, karena
sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama,
dalam silabus kelas VIII, yang digunakan
di SMP Negeri 3 Mendoyo, telah tercantum materi keterampilan menulis.
Dalam
silabus
tercantum
standar
kompetensi mengenai menulis, mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan
pengalaman secara tertulis dalam bentuk
karangan, surat undangan, dan dialog
tertulis.
Rendahnya nilai rata-rata menulis
siswa tidak saja disebabkan oleh ketidakmampuan siswa memunculkan ide, gagasan, dan tema dalam menulis, serta
pada pengajaran menulis masih ada
kendala
pada
saat
melaksanakan
pengajaran mengarang. Dalam proses
belajar-mengajar guru dituntut untuk
mampu mengatasi berbagai masalah yang
muncul dalam kegiatan menulis karangan
narasi dan juga dituntut mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif.
Mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang
mudah, melainkan suatu perkerjaan yang
sulit dan kompleks. Saat mengajar menulis karangan narasi di kelas VIIIA SMP
Negeri 3 Mendoyo, guru hanya menerapkan metode ceramah dan penugasan
tanpa divariasikan dengan metode-metode
pembelajaran yang mampu meningkatkan
kreativitas siswa. Selain itu, guru juga
tidak pernah memanfaatkan media pembelajaran guna mempermudah dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Hal
inilah yang menyebabkan siswa menjadi
bosan dalam mengikuti pelajaran karena
cara mengajar guru yang monoton atau
tidak bervariasi. Kebosanan atau kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut, pada akhirnya juga
berdampak pada nilai yang diperoleh
siswa dalam menulis karangan narasi.
Guru yang kreatif akan selalu mencari
metode atau teknik yang efektif untuk
diterapkan sehingga tujuan belajar yang
diharapkan akan tercapai.
Berdasarkan diskusi antara peneliti
dengan guru bahasa Indonesia yang
mengajar di kelas VIIIA SMP Negeri 3
Mendoyo, cara yang dapat ditempuh oleh
guru untuk meningkatkan kemampuan
siswa menulis karangan narasi adalah
dengan menerapkan metode pembelajaran partisipatif dengan berbantuan
media gambar berseri. Metode pembelajaran partisipatif adalah metode
pembelajaran yang lebih menekankan
keterlibatan siswa secara penuh. Metode
pembelajaran partisipatif diterapkan ketika
guru mengharapkan peran siswa secara
penuh. Adapun ciri-ciri menonjol dari
metode pembelajaran partisipatif adalah
belajar dari realitas atau pengalaman,
tidak menggurui, dan dialogis. Prinsip
dasar metode pembelajaran partisipatif
berkaitan dengan penyikapan guru kepada
siswa. Penggunaan media gambar berseri
dirasa sangat tepat untuk membantu
penerapan metode pembelajaran partisipatif guna meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi. Menggunakan
media gambar berseri diharapkan dapat
meningkatkan taraf kemampuan mental
siswa, taraf perkembangan konseptual
siswa, ketajaman proses berpikir kritis
siswa, dan dapat meningkatkan carkawala
pandangan hidup siswa. Alasan lain yang
dikemukakan adalah dengan ditampilkannya gambar berseri, siswa akan belajar
berpikir logis mengenai hubungan sebabakibat, kaitan antara satu kegiatan dan
kegiatan yang lain yang mengikuti bentuk
lisan, sehingga tulisan yang dihasilkan
menjadi lebih baik. Dalam pembelajaran
menulis karangan narasi dengan media
gambar berseri kegiatan bertamasya,
misalnya, siswa diajak menggambarkan
atau melukiskan suatu peristiwa yang
menceritakan tentang kegiatan selama
bertamasya dan pengalaman menarik
yang dilukiskan.
Selama ini, sudah pernah dilakukan
penelitian mengenai menulis karangan
narasi, tetapi belum ada menggunakan
metode
pembelajaran
partisipatif
berbantuan media gambar berseri dalam
penelitian karangan narasi. Penelitian
mengenai menulis karangan narasi sudah
4
pernah dilakukan oleh Ni Luh Putu Astuti
pada tahun 2010. Penelitian tersebut
berjudul “Penerapan Pendekatan Pola
Dengan Memanfaatkan Model “Si Bolang”
Untuk
meningkatkan
Keterampilan
Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V
SD 3 Sinduwati”. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa penerapan pendekatan pola dengan memanfaatkan
model “Si Bolang” dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan narasi
siswa kelas V SD 3 Sinduwati.
Penelitian mengenai penerapan
metode partisipatif dilakukan oleh Ni Luh
Suwandewi pada tahun 2011. Penelitian
tersebut berjudul “Penerapan Metode
Partisipatif
untuk
Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas
VII AI SMP Negeri 4 Singaraja”. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan
metode
partisipatif
dapat
meningkatkan keterampilan menulis puisi
siswa kelas VII AI SMP Negeri 4
Singaraja.
Selain itu, penelitian sejenis juga
pernah dilakukan oleh Luh Sulastrini
(2012) yang berjudul “Penerapan Media
Gambar Berseri Berlatar Budaya Bali
untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis
Cerpen Siswa Kelas VIII SMP N 4
Tejakula”. Dalam penelitian ini, hasil
penelitian terbukti efektif meningkatkan
kemampuan menulis cerpen siswa.
Peningkatan kemampuan menulis cerpen
siswa dapat dilihat dari nilai karangan
siswa yang selalu meningkat pada setiap
siklusnya.
Berdasarkan penelitian penelitian
sejenis di atas, penerapan metode
pembelajaran
partisipatif
berbantuan
media gambar berseri diharapkan juga
mampu
meningkatkan
keterampilan
menulis karangan narasi siswa kelas VIIIA
SMP Negeri 3 Mendoyo karena dari
refleksi awal diketahui siswa kurang
mampu dalam menulis sebuah karangan
narasi. Untuk mengatasi hal tersebut,
penelitian menerapkan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media
gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian
ini membahas tentang (1) peningkatan
hasil belajar menulis karangan narasi
siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo
dengan penerapan metode pembelajaran
partisipatif berbantuan media gambar
berseri, (2) langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran menulis
karangan narasi dengan penerapan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri, dan (3)
respons siswa terhadap penerapan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dalam
pembelajaran menulis karangan narasi.
Sejalan dengan hal yang dibahas,
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah (1) untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar menulis karangan
narasi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3
Mendoyo, (2) untuk mendeskripsikan
langkah-langkah yang ditempuh dalam
pembelajaran menulis karangan narasi
dengan penerapan metode pembelajaran
partisipatif, dan (3) untuk mendeskripsikan
respons siswa terhadap penerapan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dalam
pembelajaran menulis karangan narasi.
Adapun manfaat yang diperoleh
dari penelitian ini, dibedakan menjadi
dua, yakni manfaat teoretis dan
praktis. Manfaat secara teoretis
penelitian
ini
adalah
untuk
memperkenalkan keberadaan teori-teori
yang berkaitan dengan penelitian ini.
Selain
itu,
penelitian
ini
dapat
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,
khususnya
pembelajaran
partisipatif
sebagai metode pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia terkait menulis
karangan narasi.
Manfaat praktis penelitian ini berupa
sumbangan bagi semua kalangan yang
terlibat dalam pendidikan. Bagi siswa,
hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan
keterampilan
menulis
karangan narasinya sehingga mau berperan serta secara aktif dalam proses
belajar-mengajar dan memiliki kepercayaan diri untuk menulis sebuah
karangan narasi. Bagi guru, hasil
penelitian ini dapat membantu mengatasi
kendala-kendala yang muncul selama
proses
belajar-mengajar,
khususnya
dalam upaya meningkatkan keterampilan
5
menulis karangan narasi siswa kelas VIIIA
SMP Negeri 3 Mendoyo melalui penerapan metode pembelajaran partisipatif
berbantuan media gambar berseri. Bagi
peneliti,
penelitian
ini
memberikan
pengalaman langsung untuk mengetahui
tingkat keberhasilan penerapan metode
pembelajaran
partisipatif
berbantuan
media gambar berseri dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi
siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo.
Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai dasar pertimbangan
dalam melakukan penelitian lain yang
sejenis yang berkaitan dengan upaya
peningkatan mutu keterampilan menulis
karangan narasi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dalam dua siklus. Dalam
penelitian ini, peneliti merancang metode
penelitian yang meliputi, refleksi awal,
perencanaan
tindakan,
pelaksanaan
tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi,
metode dan instrument pengumpulan
data, dan analisis data. Subjek dalam
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas
VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo yang
berjumlah 35 orang. Objek penelitian ini
adalah peningkatan hasil belajar, langkahlangkah pembelajaran, dan respons siswa
dalam penerapan metode pembelajaran
partisipatif berbantuan media gambar
berseri. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode tes, metode
observasi, metode angket/kuesioner, dan
metode wawancara. Data dalam penelitian
ini dianalisis dengan menggunakan teknik
deskriptif kuantitatif dan teknik deskriptif
kualitatif.
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini
mengandung data kualitatif dan data
kuantitatif. Sesuai dengan data tersebut,
penelitian
ini
menggunakan
empat
metode, yakni metode tes, observasi,
metode angket/kuesioner, dan metode
wawancara. Penelitian ini menggunakan
instrumen sebagai alat untuk mendukung
penggunaan metode tersebut. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes praktik menulis karangan
narasi, lembar observasi kegiatan guru
dan siswa, serta lembar angket/kuesioner
respons siswa. Instrumen tes praktik
menulis karangan narasi digunakan dalam
metode tes. Instrumen lembar observasi
digunakan dalam metode observasi,
sedangkan instrumen lembar angket
digunakan dalam metode angket atau
kuesioner.
Untuk metode wawancara
tidak menggunakan instrumen karena
menggunakan wawancara tak terstruktur.
Setelah data terkumpul, selanjutnya
akan dianalisis dengan menggunakan
analisis data. Analisis data ini adalah
langkah terpenting untuk mendapatkan
jawaban dari masalah yang ingin
dipecahkan. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini akan dianalisis dengan teknik
deskriptif
kuantitatif
dan
deskriptif
kualitatif. Teknik deskriptif kuantitatif
merupakan teknik analisis data yang
menggunakan paparan sederhana yang
berkaitan dengan angka-angka, sedangkan teknik deskriptif kualitatif merupakan
teknik analisis data yang menginterpretasikan sebuah fenomena dengan menggunakan paparan atau kata-kata secara
apa adanya berdasarkan data yang
diperoleh. Dalam penelitian ini, data hasil
tes menulis makalah dianalisis menggunakan analisis data deskripstif kualitatif
dan kuantitatif, langkah-langkah pembelajaran dianalisis menggunakan analisis
data deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Data respons siswa dianalisis dengan
teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Sesuai dengan karakteristik penelitian
tindakan, kriteria keberhasilan belajar
menulis karangan narasi ditunjukkan
dengan adanya keberhasilan pemerolehan
skor rata-rata kelas pada kategori tuntas
atau 75% dari jumlah siswa memperoleh
skor 75. Kriteria ini juga sesuai dengan
KKM yang dirancang oleh guru pada
sekolah itu. Dengan tercapainya kriteria
keberhasilan yang telah ditentukan di atas,
penelitian ini dapat dihentikan. Siklus
tindakan yang mampu mencapai kriteria
keberhasilan ataupun ketercapaian KKM
dianggap sebagai tindakan terbaik yang
memenuhi kriteria keberhasilan.
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
diuraikan tersebut, dapat diidentifikasi tiga
temuan yang bermakna. Temuan tersebut
adalah (1) tercapainya peningkatan dan
ketuntasan hasil belajar menulis karangan
narasi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3
Mendoyo dengan penerapan metode
pembelajaran
partisipatif
berbantuan
media gambar berseri, (2) terdapat beberapa langkah pembelajaran dalam
penerapan
metode
pembelajaran
partisipatif berbantuan media gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi, dan (3) siswa
memberikan respons posistif terhadap
penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri.
Temuan-temuan
tersebut
diuraikan
sebagai berikut.
Temuan pertama yang menyangkut
peningkatan
kemampuan
menulis
karangan narasi siswa dengan penerapan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri. Penerapan metode pembelajaran partisipatif
berbantuan media gambar berseri mampu
meningkatkan kemampuan siswa menulis
karangan narasi. Pernyataan ini diperkuat
dari perbandingan hasil tes menulis
karangan narasi yang diperoleh siswa
pada pratindakan, pelaksanaan siklus I,
sampai pelaksanaan siklus II.
Tabel 1. Perbandingan antara skor ratarata kelas sebelum dilakukan
tindakan, pada siklus I, dan
pada siklus II
Pelaksanaan
Skor ratarata kelas
Kategori
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
70
73
81
Cukup
Baik
Baik
Peningkatan kemampuan menulis
karangan
narasi
disebabkan
oleh
beberapa faktor. Yang pertama adalah
penerapan
metode
pembelajaran
partisipatif dalam proses pembelajaran.
Melalui penerapan metode pembelajaran
partisipatif, siswa menjadi lebih aktif dan
mandiri dalam mengerjakan tugas yang
diberikan. Selain itu, suasana belajar
selama kegiatan pembelajaran nampak
bebas, ceria, bergairah dan responsif
(kondusif). Oleh karena itu, sikap positif
siswa tercermin atau tampak dari prilaku
positif siswa ketika mengikuti pembelajaran. Dengan arahan dan motivasi
yang diberikan oleh guru siswa mulai
berani
mengungkapkan
pertanyaan
ataupun mengungkapkan pendapat tanpa
rasa takut ketika disuruh oleh guru,
sehingga siswa menjadi lebih tertarik
untuk belajar menulis karangan narasi. De
Porter (2003:8) menyatakan bahwa
kondisi yang menyenangkan merupakan
dasar yang baik untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif. Tanpa adanya
kesenangan
dalam
belajar,
siswa
cenderung akan merasa tertekan. Jika
suasana belajar dalam keadaan tertekan,
maka pembelajaran yang berkualitas akan
sulit dicapai.
Faktor kedua, pemilihan dan penggunaan media gambar berseri yang
berkaitan dengan kehidupan dan kegemaran siswa. Penerapan media gambar berseri dapat memberikan peluang
kepada siswa untuk menuangkan ide dan
mengorganisasikan ide dengan lebih
bebas dan tanpa beban sehingga aktivitas
menulis menjadi aktivitas yang menyenangkan.
Dengan
menggunakan
media gambar berseri yang berkaitan
dengan kehidupan dan kegemaran siswa,
siswa menjadi tidak malas dan tidak bosan
dalam mengikuti pelajaran, sehingga
siswa merasa nyaman pada saat menulis
karangan narasi. Ini menandakan bahwa
pembelajaran menulis karangan narasi
dengan menggunakan media gambar
berseri, dapat merangsang minat siswa
untuk belajar. Briggs (dalam Sadiman dkk,
2006: 6) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Temuan ini sejalan dengan temuan
pada penelitian yang dilakukan oleh Luh
Sulastrini (2012) dalam penelitiannya yang
berjudul ”Penerapan Media Gambar
Berseri Berlatar Budaya Bali untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Menulis
Cerpen Siswa Kelas VIII SMP N 4
Tejakula”. Luh Sulastrini menunjukkan
7
bahwa penerapan media gambar berseri
mampu
meningkatkan
kemampuan
menulis cerpen siswa. Skor rata-rata
kemampuan menulis cerpen siswa berada
pada kategori tinggi.
Faktor ketiga, pemberian bimbingan
dan penghargaan oleh guru dapat
mendorong siswa menjadi lebih baik. Guru
memiliki peranan yang amat penting
dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Upaya guru dalam membimbing siswa
harus didasari hati yang ikhlas, sabar, dan
tanpa pamrih. Guru harus tetap menghargai usaha siswa baik yang belum
berhasil apalagi yang telah berhasil.
Bimbingan yang diberikan guru dalam
menulis
karangan
narasi
dapat
mempermudah siswa dalam memahami
materi pelajaran yang diberikan. Kesulitan
yang dialami siswa dalam pembelajaran
dapat segera teratasi karena bimbingan
yang diberikan oleh guru. Guru yang baik
adalah guru yang mampu memotivasi
siswanya untuk belajar. Djamarah (2002:
182) menyatakan “motivasi memegang
peranan penting dalam belajar. Seorang
siswa tidak akan dapat belajar dengan
baik dan tekun jika tidak ada motivasi
dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi,
seorang siswa tidak akan melakukan
kegiatan belajar”. Maka dari itu, guru
memberikan motivasi kepada siswa
selama proses belajar berlangsung.
Temuan penting kedua adalah
terdapat beberapa langkah tepat yang
harus ditempuh guru dalam menerapkan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dalam
upaya meningkatkan keterampilan menulis
karangan narasi. Adapun beberapa
langkah utama yang harus ditempuh oleh
guru dalam menerapkan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media
gambar berseri dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis karangan
narasi, antara lain terletak pada (1)
kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3)
kegiatan akhir. Metode pembelajaran
partisipatif diaplikasikan pada saat siswa
dan guru bersama-sama mengikuti
kegiatan inti pembelajaran menulis
karangan narasi. Pada kegiatan awal,
guru melakukan tanya jawab bersama
siswa terkait materi dan aspek penilaian
yang belum dipahami siswa. Guru juga
harus
memaparkan
secara
jelas
pembuatan kerangka karangan kepada
siswa sebelum siswa diminta untuk
membuat karangan narasi. Setelah itu,
aktivitas inti dilakukan dengan guru
menempelkan gambar berseri yang telah
disiapkan, memberikan sebuah kata kunci
yang berkaitan dengan gambar berseri
kepada
siswa,
menugaskan
siswa
mendaftar kata-kata yang berkaitan
dengan gambar berseri yang ditempelkan
dan
kata
kunci
yang
diberikan,
memfasilitasi siswa mendaftar kata-kata
yang berkaitan dengan gambar berseri,
memfasilitasi siswa berdiskusi untuk
mengembangkan kata-kata yang berkaitan
dengan kata kunci dan gambar berseri
yang diberikan, memfasilitasi siswa untuk
mendata kata-kata yang telah terkumpul
yang berkaitan dengan gambar berseri,
memfasilitasi
siswa
dengan
lebih
menekankan pada penyusunan kerangka
karangan, memfasilitasi siswa mengembangkan kerangka dan kata-kata yang
terkumpul menjadi karangan narasi,
memfasilitasi siswa untuk bertanya apabila
ada hal-hal yang kurang jelas tetang
karangan narasi, memfasilitasi siswa
untuk membacakan karangan narasi (3-5
orang),
menugaskan
siswa
untuk
menyimpulkan materi pembelajaran hari
itu, serta pemberian pengarahan dan
penguatan kepada siswa.
Sudjana (2010: 134) mengatakan
prinsip dasar metode pembelajaran
partisipatif berkaitan dengan penyikapan
guru kepada siswa. Metode pembelajaran
partisipatif beranggapan bahwa: (a) setiap
siswa adalah unik. Siswa mempunyai
kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Oleh karena itu, proses penyeragaman
penyamarataan akan membunuh keunikan
tersebut. Keunikan harus diberi tempat
dan dicarikan peluang agar dapat lebih
berkembang; (b) Anak bukan orang
dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikiran
anak tidak selalu sama dengan jalan
pikiran orang dewasa. Orang dewasa
harus dapat menyelami cara merasa dan
berpikir anak-anak; (c) Dunia anak adalah
dunia bermain; dan (d) Usia anak
merupakan yang paling kreatif dalam
hidup manusia. Sangat baik untuk
8
mengaktifkan anak dalam kegiatan
pembelajaran termasuk pada anak-anak
yang kurang mampu.
Temuan ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ni Luh Suwandewi
(2011) dalam penelitiannya yang berjudul
“Penerapan Metode Partisipatif untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi
Siswa Kelas VII AI SMP Negeri 4
Singaraja” menunjukkan bahwa langkahlangkah pembelajaran dengan menerapkan
metode
partisipatif
dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis puisi. Langkah pembelajaran yang
dinilai dapat meningkatkan pemahaman
siswa adalah siswa diajak berdiskusi
mengenai materi bahasa kiasan dan siswa
pun diajak untuk menemukan kata-kata
kiasan yang terdapat dalam sebuah puisi.
Penerapan langkah-langkah pembelajaran
pada penelitian yang dilakukan oleh Ni
Luh Suwandewi ini mengajak siswa
berdiskusi secara langsung mengenai
materi puisi maupun pembuatan puisi.
Melalui
penerapan
langkah-langkah
pembelajaran yang demikian, siswa
menjadi aktif dalam proses belajar dan
dapat bertukar pikiran antara siswa
dengan siswa lain, maupun siswa dengan
guru.
Siswa menjadi sangat senang dan
aktif mengikuti pembelajaran menulis
karangan narasi. Ini merupakan temuan
penting terakhir dalam penelitian ini. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata
respons yang diberikan oleh siswa dalam
pembelajaran ini. Sebagian besar siswa
memberikan respons yang sangat positif
terhadap tindakan yang dilakukan dalam
pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata
respons siswa adalah 24 (positif),
kemudian nilai rata-rata respons siswa
meningkat menjadi 27 (sangat positif)
pada siklus II. Siswa merasa senang
melakukan kegiatan pembelajaran ini
karena divariasikan dengan penerapan
metode
pembelajaran
partisipatif
berbantuan media gambar berseri. Apabila
individu berada dalam situasi yang betulbetul bebas dari berbagai bentuk tekanan
atau hambatan yang dapat mengganggu
sikapnya, dapat diharapkan bahwa
bentuk-bentuk perilaku yang ditam-
pakkannya merupakan ekspresi sikap
yang sebenarnya (Azwar, 2003: 18).
Secara teoretis, temuan ini didukung
oleh pernyataan Sudjana(2010: 145)
mengenai kelebihan metode pembelajaran
partisipatif, antara lain : 1) sangat baik
untuk mengaktifkan anak dalam kegiatan
pembelajaran termasuk pada anak-anak
yang kurang mampu; 2) anak lebih
terangsang dan terbiasa mengerjakan
tugas
secara
mandiri
ataupun
berkelompok; 3) suasana belajar selama
kegiatan pembelajaran nampak bebas,
ceria, gairah dan responsif (kondusif); 4)
membiasakan siswa hadir tepat waktu
dalam setiap kegiatan pembelajaran; 5)
hubungan siswa dengan siswa, siswa
dengan guru menjadi dekat yang sangat
membantu pemecahan berbagai masalah
yang dihadapi anak dalam pembelajaran;
6) suasana “menggurui” oleh guru
intensitasnya menurun. Guru lebih banyak
berperan sebagai pendamping, pembimbing atau fasilitator dalam kegiatan
diskusi. Temuan ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh
Suwandewi (2011). Suwandewi menunjukan bahwa berdasarkan hasil kuesioner
dan wawancara, siswa merasa senang
dan terbantu dalam menulis puisi dengan
menerapkan metode partisipatif. Terkait
dengan tanggapan siswa kelas VII AI SMP
Negeri 4 Singaraja terhadap penerapan
metode
partisipatif,
skor
rata-rata
tanggapan siswa, yaitu 66,88 yang berada
pada kategori positif. Itu berarti siswa
sebagian besar merespon positif kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
Jadi,
penerapan metode
pembelajaran partisipatif berbantuan media
gambar berseri dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan narasi
siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes keterampilan menulis
pada siklus II dibandingkan dengan hasil
tes pada siklus I dan peningkatan hasil
belajar dapat pula dilihat dari perbandingan nilai awal siswa terhadap siklus
I. Aktivitas belajar siswa juga mengalami
peningkatan yang terlihat pada siklus I dan
siklus II. Untuk mengatasi beragam
permasalahan yang ditemui oleh guru
maupun siswa dalam pembelajaran
menulis karangan narasi, guru dapat
9
mengaplikasikan metode pembelajaran
partisipatif berbantuan media gambar
berseri. Metode pembelajaran partisipatif
dan media gambar berseri dapat dijadikan
sebagai salah satu pilihan alternatif dalam
upaya peningkatan keterampilan menulis
karangan narasi siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas,
ada beberapa hal yang menjadi simpulan
dalam penelitian ini. Pertama, Penerapan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan
narasi siswa. Peningkatan hasil belajar
siswa tergolong baik hingga tercapainya
tingkat ketuntasan hasil belajar pada
kegiatan menulis karangan narasi. Pada
setiap tahap pembelajaran skor siswa
selalu mengalami peningkatan, baik dari
refleksi awal, siklus I, dan siklus II. Perolehan skor rata-rata yang dicapai siswa
pada refleksi awal adalah 70, skor ratarata yang dicapai siswa pada siklus I
meningkat menjadi 73, dan perolehan skor
rata-rata pada siklus II menjadi
81.
Kedua, langkah-langkah yang ditempuh
dalam menerapkan metode pembelajaran
partisipatif berbantuan media gambar
berseri dalam meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi sangat efektif
dalam meningkatkan pemahaman siswa
terhadap karangan narasi. Ada beberapa
langkah yang harus diterapkan agar
keterampilan menulis karangan narasi
siswa dapat meningkat dan mencapai
ketuntasan. Ketiga, penerapan metode
pembelajaran
partisipatif
berbantuan
media gambar berseri pada pembelajaran
menulis karangan narasi siswa ternyata
dapat menumbuhkan respons positif siswa
terhadap pelajaran bahasa Indonesia.
Sebagian besar siswa memberikan
respons yang positif terhadap tindakan
yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada
siklus I nilai rata-rata respons siswa
adalah 24 (positif), kemudian nilai rata-rata
respons siswa meningkat menjadi 27
(sangat positif) pada siklus II. Siswa
merasa senang melakukan kegiatan
pembelajaran ini karena diterapkan
dengan metode pembelajaran partisipatif
berbantuan media gambar berseri.
Berdasarkan temuan-temuan dalam
penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
(1) Dalam pembelajaran menulis karangan
narasi, guru hendaknya menerapkan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri karena
pembelajaran partisipatif dapat memberikan kesempatan berdiskusi yang bagus
bagi siswa, mengurangi kesan menggurui,
memberi siswa kesenangan dalam
pembelajaran dan dapat dijadikan strategi
mengajar yang efektif. Penggunaan media
gambar berseri juga sangat ampuh untuk
merangsang kreativitas siswa dalam
menulis karangan narasi. (2) Dalam dunia
pendidikan dan dunia ilmu pengetahuan
khususnya, besar harapan peneliti agar
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri ini dapat
diaplikasikan pada mata pelajaran lain,
seperti pada mata pelajaran Bahasa
Daerah Bali, Bahasa Jepang, Bahasa
Mandarin, atau pada mata pelajaran lain
yang melibatkan keterampilan menulis.
Masih banyak hal yang belum dibahas
dalam penelitian ini. Oleh karena itu,
peneliti mengharapkan peneliti lain untuk
mengadakan penelitian lanjutan yang
sejenis dengan penelitian ini, sehingga
diperoleh hasil yang lebih meyakinkan
serta sebagai sumbangan bagi guru untuk
bahan kajian dan peningkatan mutu
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1998. Pembinaan
Kemampuan
Menulis
Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Astuti,
Luh Putu. 2010. Penerapan
Pendekatan
Pola
Dengan
Memanfaatkan Model “Si Bolang”
Untuk meningkatkan Keterampilan
Menulis Karangan Narasi Siswa
Kelas V SD 3 Sinduwati. Skripsi
(tidak diterbitkan). Jurusan PBSI,
FBS, Undiksha.
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia;
Teori dan Pengukurannya (Edisi
ke-2).
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
10
De Porter, Bobbi dan Henarcki, Mike.
2003.
Quantum
Learning:
Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan
Narasi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Romli, ASM. 2007. ”Faidah Menulis”.
Tersedia
pada
Jurnalistikuinsgd.wordpress.com/2
007/05/…/faidah-menulis/ (diakses
pada tanggal 13 oktober 2013)
Sadiman, Arief. 2006. Media Pendidikan.
Jakarta:
PT
Raja
Grasindo
Persada.
Suandewi, Ni Luh. 2011. Penerapan
Metode
Partisipatif
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Menulis Puisi Siswa Kelas VII AI
SMP Negeri 4 Singaraja. Skripsi
(tidak
diterbitkan).
Singaraja
Undiksha.
Sudjana, H.D. 2010. Metode dan Teknik
Pembelajaran Partisipatif. Bandung
: Falah Produktion.
Sulastrini, Luh. 2012. Penerapan Media
Gambar Berseri Berlatar Budaya
Bali
Untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Menulis
Cerpen
Siswa Kelas VIII SMP N 4
Tejakula.Skripsi (tidak diterbitkan).
Singaraja : Undiksha.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis
Sebagai Keterampilan Berbahasa.
Badung: Angkasa.
Wahid, Zaid. 2009. “Jawaban Terbaik”.
Tersedia
pada
id.
wikipedia.org/wiki/Karangan
(diakses pada tanggal 15 oktober
2013)
11
BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS
VIIIA SMP NEGERI 3 MENDOYO
Gusti Ayu Putu Intan Pradnyani Dewi, I Made Sutama, Sang Ayu Putu Sriasih
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {[email protected], [email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan (1) mendeskripsikan peningkatan hasil
belajar siswa hingga tercapainya tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada kegiatan
menulis karangan narasi dengan penerapan metode pembelajaran partisipatif
berbantuan media gambar berseri, (2) mendeskripsikan langkah-langkah yang
ditempuh dalam menerapkan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media
gambar berseri, dan (3) mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan metode
pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri. Subjek dalam penelitian
ini adalah guru dan siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo yang berjumlah 35
orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil, langkah-langkah, dan respons
siswa dalam penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar
berseri. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode tes, observasi, angket/kuesioner, dan wawacara. Data dianalisis dengan
menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini
adalah (1) tercapainya ketuntasan hasil belajar menulis karangan narasi siswa berkat
diterapkannya metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri,
yakni pada pratindakan skor rata-rata klasikal 70, siklus I memperoleh skor rata-rata
klasikal 73, dan pada siklus II nilai rata-rata klasikal siswa menjadi 81, (2) terdapat
beberapa langkah penerapan metode pembelajaran parisipatif berbantuan media
gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi, dan (3)
siswa memberikan tanggapan sangat positif terhadap penerapan metode
pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dalam pembelajaran
menulis karangan narasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti lain disarankan
untuk mengadakan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini, sehingga
diperoleh hasil yang lebih meyakinkan serta sebagai sumbangan bagi guru untuk
bahan kajian dan peningkatan mutu pendidikan.
Kata kunci: metode pembelajaran partisipatif, gambar berseri, narasi
Abstract
This Classroom Action Research (CAR) is aimed to (1) describe the improvement of
student achievement in attain the students mastery level of learning outcomes in
writing a narrative text by using participatory learning methods aided by media named
picture series, ( 2 ) describe the steps taken in applying the participatory learning
method aided by picture series as the media, and ( 3 ) describe the response of
students through the application of participatory learning methods aided by picture
series as the media. Subjects in this study were the teachers and 35 students of class
VIIIA of SMP Negeri 3 Mendoyo. Object of this study was the increase of students
1
learning outcomes, the steps, and the response of students in the application of
participatory learning methods iaded by picture series. The methods of data collection
used in this study are test, observation, questionnaire / questionnaires, and interview.
Data were analyzed using descriptive techniques of quantitative and qualitative
description. The results of this study were ( 1 ) the achievement of students mastery
level of learning outcomes in writing a narrative text through the implementation of
participatory learning methods aided by picture series as he media, those are: the
average of students score before implementing the method and media were 70, in
cycle I the average of students score were 73, and cycle II the average of students
score were 81, ( 2 ) there are several steps in implementing participatory learning
methods aided by picture series as the media to improve students ability in writing
narrative text, and ( 3 ) students responded very positively to the implementation of
participatory learning methods aided by picture series in writing narrative text. Based
on those results, researcher suggests to implement the participatory learning methods
aided by picture series, as one of methods of learning and innovative media, in
teaching language in general and particularly in teaching Bahasa Indonesian.
Key words: participatory learning methods, picture series, Narrative
PENDAHULUAN
Dalam pengajaran atau proses
belajar-mengajar, guru memegang peran
sebagai sutradara sekaligus aktor. Artinya,
gurulah yang bertanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di
sekolah. Peranan guru dalam proses
belajar-mengajar diharapkan mampu mengembangkan perubahan tingkah laku
pada siswa. Perubahan tingkah laku menyangkut baik perubahan yang bersifat
pengetahuan (kognitif), dan keterampilan
(psikomotor), maupun yang menyangkut
nilai dan sikap (afektif) (Sadiman, 2006:
2). Ketiga aspek tersebut merupakan
pembentuk kepribadian individu.
Belajar adalah proses perubahan
prilaku, yang dapat dinyatakan dengan
pengetahuan, sikap, dan nilai, serta keterampilan. Untuk itu guru perlu membekali
siswanya dengan kepribadian, kemampuan, dan keterampilan dasar yang cukup
sebagai landasan untuk mempersiapkan
pengalamannya pada jenjang yang lebih
tinggi. Seorang pelajar akan terlihat tingkat
kepribadian, kemampuan, dan keterampilannya dari penguasaan bahasa yang
digunakan. Semakin piawai seseorang
dalam menggunakan bahasa maka semakin tinggi pula tingkat kepribadian,
kemampuan, dan keterampilannya.
Dalam pendidikan, masalah bahasa
memegang peranan yang sangat penting.
Pendidikan di Indonesia menempatkan
bahasa Indonesia sebagai salah satu
bidang studi yang diajarkan di sekolah.
Pengajaran bahasa Indonesia haruslah
berisi usaha-usaha yang dapat membawa
serangkaian keterampilan. Keterampilan
tersebut erat hubungannya dengan
proses-proses yang mendasari pikiran.
Semakin terampil seseorang berbahasa
semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan dalam berbahasa
mencakup empat komponen,
yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat ke-terampilan tersebut saling berkaitan satu sama
lain.
Pengajaran
bahasa
Indonesia
senantiasa diharapkan untuk dapat mempertinggi kemahiran dan keterampilan
siswa dalam menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Pada setiap satuan pelajaran dalam materi
pelajaran bahasa Indonesia, terdapat
empat aspek keterampilan berbahasa
yang patut dikuasai siswa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Dari
keempat
aspek
keterampilan
berbahasa tersebut, keterampilan menulis
merupakan salah satu aspek kebahasaan
yang bersifat aktif produktif dan tidak kalah
pentingnya dari keterampilan berbahasa
yang lain.
Salah satu bidang aktivitas dan materi
pengajaran bahasa Indonesia di sekolah
menengah pertama yang memegang
peranan penting ialah pengajaran menulis.
Akhadiah dkk. (1998: 143) menyatakan
bahwa menulis bukanlah kemampuan
yang diwariskan secara turun-temurun,
melainkan merupakan hasil belajarmengajar dan ketekunan berlatih. Sejalan
2
dengan pendapat tersebut, Tarigan
(dalam, Romli, 2005: 11) menegaskan
bahwa keterampilan menulis tidak secara
otomatis dikuasai oleh siswa, tetapi harus
melalui pelatihan dan praktik yang banyak
serta teratur. Menulis merupakan salah
satu keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai dengan baik oleh siswa. Menulis
bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Kadang orang bisa berbicara, tetapi tidak
bisa menuliskan kembali yang dibicarakan. Sebaliknya, ada orang yang pandai
menulis, tetapi tidak bisa membicarakan
tulisannya. Namun, ada juga orang yang
pandai berbicara dan menulis. Banyak
orang
mempunyai
ide-ide
bagus
dibenaknya sebagai hasil dari pengamatan, penelitian, diskusi, atau membaca.
Akan tetapi, begitu ide tersebut dilaporkan
secara tertulis, laporan itu terasa amat
kering, kurang menggigit, dan membosankan. Fokus tulisannya tidak jelas, gaya
bahasa yang digunakan monoton, pilihan
katanya (diksi) kurang tepat dan tidak
mengena sasaran, serta variasi kata dan
kalimatnya kering.
Lain halnya bila seseorang telah menguasai keterampilan
menulis, tentunya tulisan yang dihasilkan
akan sangat baik, gaya bahasa yang
digunakan bervariasi, pemilihan diksinya
tepat, dan tentunya tulisannya mudah
dipahami. Berdasarkan pandangan di
atas, diketahui bahwa menulis memegang
peranan yang cukup penting dalam dunia
pendidikan.
Weaver (dalam Tarigan, 1986: 27)
mengklasifikasikan bentuk menulis menjadi empat bentuk yaitu narasi, deskrispsi,
eksposisi, dan argumentasi. Pembahasan
ini lebih difokuskan pada keterampilan
menulis karangan narasi. Keterampilan
menulis karangan narasi merupakan
keterampilan yang penting untuk dikuasai.
Dikatakan penting karena melalui menulis
karangan
narasi
seseorang
dapat
memperluas pengalaman dirinya, karena
di dalam karangan narasi diceritakan
suatu kejadian atau peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan seharisehari berdasarkan satu kesatuan waktu.
Selain itu, dengan menguasai keterampilan menulis karangan narasi seseorang dapat mengurutkan dengan
mudah peristiwa yang dialaminya, tanpa
adanya rasa kebingungan dan kekacauan
dalam mengurutkan peristiwa yang dilalui.
Keraf (2007: 136) menyatakan bahwa
narasi merupakan suatu bentuk wacana
yang sasaran utamanya adalah tindaktanduk yang dijalin dan dirangkai menjadi
sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu
kesatuan waktu. Sejalan dengan pendapat
tersebut, Semi (dalam Wahid, 2009:
id.wikipedia.org/wiki/Karangan) menegaskan bahwa narasi merupakan bentuk
percakapan atau tulisan yang bertujuan
menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia
berdasarkan perkembangan dari waktu ke
waktu. Narasi juga merupakan suatu
bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah
terjadi.
Berdasarkan beberapa pengertian di
atas, dalam mengarang narasi, untuk
memudahkan siswa berkreasi, sebaiknya
tema yang diambil atau diangkat adalah
tema yang berkaitan dengan kehidupan
siswa sehari-hari atau pengalaman menarik siswa. Dengan demikian, siswa lebih
mudah dalam mengungkapkan kembali
pengalaman mereka dalam bentuk karangan. Dalam karangan narasi siswa diarahkan menulis kembali pengalamanpengalaman mereka, sehingga minat
siswa untuk menulis karangan narasi akan
lebih besar.
Masalah yang sering dihadapi siswa
dalam menulis karangan narasi, yakni
siswa kesulitan dalam menuangkan ide
berupa isi pendahuluan untuk mengawali
tulisan, membuat penutup untuk mengakhiri tulisan mereka, serta merangkai
cerita yang runtut. Kesulitan dalam menuangkan ide ternyata sering dialami oleh
siswa sekolah menengah pertama. Padahal, berdasarkan aspek keterampilan
berbahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi
berbahasa yang harus dimiliki oleh setiap
siswa selain keterampilan membaca,
mendengarkan, dan berbicara. Masalah ini
peneliti temukan pada siswa kelas VIIIA
SMP Negeri 3 Mendoyo. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan dengan salah
seorang guru bahasa Indonesia di SMP
Negeri 3 Mendoyo, peneliti memperoleh
3
informasi bahwa keterampilan menulis
karangan narasi siswa masih tergolong
rendah. Hal ini terbukti dari skor rata-rata
menulis siswa sebesar 70, sedangkan
ketuntasan hasil belajar yang harus
dicapai rata-rata minimal 75. Alasan
mendasar penelitian ini dilakukan di kelas
VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo, karena
sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama,
dalam silabus kelas VIII, yang digunakan
di SMP Negeri 3 Mendoyo, telah tercantum materi keterampilan menulis.
Dalam
silabus
tercantum
standar
kompetensi mengenai menulis, mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan
pengalaman secara tertulis dalam bentuk
karangan, surat undangan, dan dialog
tertulis.
Rendahnya nilai rata-rata menulis
siswa tidak saja disebabkan oleh ketidakmampuan siswa memunculkan ide, gagasan, dan tema dalam menulis, serta
pada pengajaran menulis masih ada
kendala
pada
saat
melaksanakan
pengajaran mengarang. Dalam proses
belajar-mengajar guru dituntut untuk
mampu mengatasi berbagai masalah yang
muncul dalam kegiatan menulis karangan
narasi dan juga dituntut mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif.
Mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang
mudah, melainkan suatu perkerjaan yang
sulit dan kompleks. Saat mengajar menulis karangan narasi di kelas VIIIA SMP
Negeri 3 Mendoyo, guru hanya menerapkan metode ceramah dan penugasan
tanpa divariasikan dengan metode-metode
pembelajaran yang mampu meningkatkan
kreativitas siswa. Selain itu, guru juga
tidak pernah memanfaatkan media pembelajaran guna mempermudah dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Hal
inilah yang menyebabkan siswa menjadi
bosan dalam mengikuti pelajaran karena
cara mengajar guru yang monoton atau
tidak bervariasi. Kebosanan atau kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut, pada akhirnya juga
berdampak pada nilai yang diperoleh
siswa dalam menulis karangan narasi.
Guru yang kreatif akan selalu mencari
metode atau teknik yang efektif untuk
diterapkan sehingga tujuan belajar yang
diharapkan akan tercapai.
Berdasarkan diskusi antara peneliti
dengan guru bahasa Indonesia yang
mengajar di kelas VIIIA SMP Negeri 3
Mendoyo, cara yang dapat ditempuh oleh
guru untuk meningkatkan kemampuan
siswa menulis karangan narasi adalah
dengan menerapkan metode pembelajaran partisipatif dengan berbantuan
media gambar berseri. Metode pembelajaran partisipatif adalah metode
pembelajaran yang lebih menekankan
keterlibatan siswa secara penuh. Metode
pembelajaran partisipatif diterapkan ketika
guru mengharapkan peran siswa secara
penuh. Adapun ciri-ciri menonjol dari
metode pembelajaran partisipatif adalah
belajar dari realitas atau pengalaman,
tidak menggurui, dan dialogis. Prinsip
dasar metode pembelajaran partisipatif
berkaitan dengan penyikapan guru kepada
siswa. Penggunaan media gambar berseri
dirasa sangat tepat untuk membantu
penerapan metode pembelajaran partisipatif guna meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi. Menggunakan
media gambar berseri diharapkan dapat
meningkatkan taraf kemampuan mental
siswa, taraf perkembangan konseptual
siswa, ketajaman proses berpikir kritis
siswa, dan dapat meningkatkan carkawala
pandangan hidup siswa. Alasan lain yang
dikemukakan adalah dengan ditampilkannya gambar berseri, siswa akan belajar
berpikir logis mengenai hubungan sebabakibat, kaitan antara satu kegiatan dan
kegiatan yang lain yang mengikuti bentuk
lisan, sehingga tulisan yang dihasilkan
menjadi lebih baik. Dalam pembelajaran
menulis karangan narasi dengan media
gambar berseri kegiatan bertamasya,
misalnya, siswa diajak menggambarkan
atau melukiskan suatu peristiwa yang
menceritakan tentang kegiatan selama
bertamasya dan pengalaman menarik
yang dilukiskan.
Selama ini, sudah pernah dilakukan
penelitian mengenai menulis karangan
narasi, tetapi belum ada menggunakan
metode
pembelajaran
partisipatif
berbantuan media gambar berseri dalam
penelitian karangan narasi. Penelitian
mengenai menulis karangan narasi sudah
4
pernah dilakukan oleh Ni Luh Putu Astuti
pada tahun 2010. Penelitian tersebut
berjudul “Penerapan Pendekatan Pola
Dengan Memanfaatkan Model “Si Bolang”
Untuk
meningkatkan
Keterampilan
Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V
SD 3 Sinduwati”. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa penerapan pendekatan pola dengan memanfaatkan
model “Si Bolang” dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan narasi
siswa kelas V SD 3 Sinduwati.
Penelitian mengenai penerapan
metode partisipatif dilakukan oleh Ni Luh
Suwandewi pada tahun 2011. Penelitian
tersebut berjudul “Penerapan Metode
Partisipatif
untuk
Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas
VII AI SMP Negeri 4 Singaraja”. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan
metode
partisipatif
dapat
meningkatkan keterampilan menulis puisi
siswa kelas VII AI SMP Negeri 4
Singaraja.
Selain itu, penelitian sejenis juga
pernah dilakukan oleh Luh Sulastrini
(2012) yang berjudul “Penerapan Media
Gambar Berseri Berlatar Budaya Bali
untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis
Cerpen Siswa Kelas VIII SMP N 4
Tejakula”. Dalam penelitian ini, hasil
penelitian terbukti efektif meningkatkan
kemampuan menulis cerpen siswa.
Peningkatan kemampuan menulis cerpen
siswa dapat dilihat dari nilai karangan
siswa yang selalu meningkat pada setiap
siklusnya.
Berdasarkan penelitian penelitian
sejenis di atas, penerapan metode
pembelajaran
partisipatif
berbantuan
media gambar berseri diharapkan juga
mampu
meningkatkan
keterampilan
menulis karangan narasi siswa kelas VIIIA
SMP Negeri 3 Mendoyo karena dari
refleksi awal diketahui siswa kurang
mampu dalam menulis sebuah karangan
narasi. Untuk mengatasi hal tersebut,
penelitian menerapkan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media
gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian
ini membahas tentang (1) peningkatan
hasil belajar menulis karangan narasi
siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo
dengan penerapan metode pembelajaran
partisipatif berbantuan media gambar
berseri, (2) langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran menulis
karangan narasi dengan penerapan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri, dan (3)
respons siswa terhadap penerapan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dalam
pembelajaran menulis karangan narasi.
Sejalan dengan hal yang dibahas,
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah (1) untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar menulis karangan
narasi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3
Mendoyo, (2) untuk mendeskripsikan
langkah-langkah yang ditempuh dalam
pembelajaran menulis karangan narasi
dengan penerapan metode pembelajaran
partisipatif, dan (3) untuk mendeskripsikan
respons siswa terhadap penerapan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dalam
pembelajaran menulis karangan narasi.
Adapun manfaat yang diperoleh
dari penelitian ini, dibedakan menjadi
dua, yakni manfaat teoretis dan
praktis. Manfaat secara teoretis
penelitian
ini
adalah
untuk
memperkenalkan keberadaan teori-teori
yang berkaitan dengan penelitian ini.
Selain
itu,
penelitian
ini
dapat
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,
khususnya
pembelajaran
partisipatif
sebagai metode pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia terkait menulis
karangan narasi.
Manfaat praktis penelitian ini berupa
sumbangan bagi semua kalangan yang
terlibat dalam pendidikan. Bagi siswa,
hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan
keterampilan
menulis
karangan narasinya sehingga mau berperan serta secara aktif dalam proses
belajar-mengajar dan memiliki kepercayaan diri untuk menulis sebuah
karangan narasi. Bagi guru, hasil
penelitian ini dapat membantu mengatasi
kendala-kendala yang muncul selama
proses
belajar-mengajar,
khususnya
dalam upaya meningkatkan keterampilan
5
menulis karangan narasi siswa kelas VIIIA
SMP Negeri 3 Mendoyo melalui penerapan metode pembelajaran partisipatif
berbantuan media gambar berseri. Bagi
peneliti,
penelitian
ini
memberikan
pengalaman langsung untuk mengetahui
tingkat keberhasilan penerapan metode
pembelajaran
partisipatif
berbantuan
media gambar berseri dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi
siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo.
Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai dasar pertimbangan
dalam melakukan penelitian lain yang
sejenis yang berkaitan dengan upaya
peningkatan mutu keterampilan menulis
karangan narasi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dalam dua siklus. Dalam
penelitian ini, peneliti merancang metode
penelitian yang meliputi, refleksi awal,
perencanaan
tindakan,
pelaksanaan
tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi,
metode dan instrument pengumpulan
data, dan analisis data. Subjek dalam
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas
VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo yang
berjumlah 35 orang. Objek penelitian ini
adalah peningkatan hasil belajar, langkahlangkah pembelajaran, dan respons siswa
dalam penerapan metode pembelajaran
partisipatif berbantuan media gambar
berseri. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode tes, metode
observasi, metode angket/kuesioner, dan
metode wawancara. Data dalam penelitian
ini dianalisis dengan menggunakan teknik
deskriptif kuantitatif dan teknik deskriptif
kualitatif.
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini
mengandung data kualitatif dan data
kuantitatif. Sesuai dengan data tersebut,
penelitian
ini
menggunakan
empat
metode, yakni metode tes, observasi,
metode angket/kuesioner, dan metode
wawancara. Penelitian ini menggunakan
instrumen sebagai alat untuk mendukung
penggunaan metode tersebut. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes praktik menulis karangan
narasi, lembar observasi kegiatan guru
dan siswa, serta lembar angket/kuesioner
respons siswa. Instrumen tes praktik
menulis karangan narasi digunakan dalam
metode tes. Instrumen lembar observasi
digunakan dalam metode observasi,
sedangkan instrumen lembar angket
digunakan dalam metode angket atau
kuesioner.
Untuk metode wawancara
tidak menggunakan instrumen karena
menggunakan wawancara tak terstruktur.
Setelah data terkumpul, selanjutnya
akan dianalisis dengan menggunakan
analisis data. Analisis data ini adalah
langkah terpenting untuk mendapatkan
jawaban dari masalah yang ingin
dipecahkan. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini akan dianalisis dengan teknik
deskriptif
kuantitatif
dan
deskriptif
kualitatif. Teknik deskriptif kuantitatif
merupakan teknik analisis data yang
menggunakan paparan sederhana yang
berkaitan dengan angka-angka, sedangkan teknik deskriptif kualitatif merupakan
teknik analisis data yang menginterpretasikan sebuah fenomena dengan menggunakan paparan atau kata-kata secara
apa adanya berdasarkan data yang
diperoleh. Dalam penelitian ini, data hasil
tes menulis makalah dianalisis menggunakan analisis data deskripstif kualitatif
dan kuantitatif, langkah-langkah pembelajaran dianalisis menggunakan analisis
data deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Data respons siswa dianalisis dengan
teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Sesuai dengan karakteristik penelitian
tindakan, kriteria keberhasilan belajar
menulis karangan narasi ditunjukkan
dengan adanya keberhasilan pemerolehan
skor rata-rata kelas pada kategori tuntas
atau 75% dari jumlah siswa memperoleh
skor 75. Kriteria ini juga sesuai dengan
KKM yang dirancang oleh guru pada
sekolah itu. Dengan tercapainya kriteria
keberhasilan yang telah ditentukan di atas,
penelitian ini dapat dihentikan. Siklus
tindakan yang mampu mencapai kriteria
keberhasilan ataupun ketercapaian KKM
dianggap sebagai tindakan terbaik yang
memenuhi kriteria keberhasilan.
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
diuraikan tersebut, dapat diidentifikasi tiga
temuan yang bermakna. Temuan tersebut
adalah (1) tercapainya peningkatan dan
ketuntasan hasil belajar menulis karangan
narasi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3
Mendoyo dengan penerapan metode
pembelajaran
partisipatif
berbantuan
media gambar berseri, (2) terdapat beberapa langkah pembelajaran dalam
penerapan
metode
pembelajaran
partisipatif berbantuan media gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi, dan (3) siswa
memberikan respons posistif terhadap
penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri.
Temuan-temuan
tersebut
diuraikan
sebagai berikut.
Temuan pertama yang menyangkut
peningkatan
kemampuan
menulis
karangan narasi siswa dengan penerapan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri. Penerapan metode pembelajaran partisipatif
berbantuan media gambar berseri mampu
meningkatkan kemampuan siswa menulis
karangan narasi. Pernyataan ini diperkuat
dari perbandingan hasil tes menulis
karangan narasi yang diperoleh siswa
pada pratindakan, pelaksanaan siklus I,
sampai pelaksanaan siklus II.
Tabel 1. Perbandingan antara skor ratarata kelas sebelum dilakukan
tindakan, pada siklus I, dan
pada siklus II
Pelaksanaan
Skor ratarata kelas
Kategori
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
70
73
81
Cukup
Baik
Baik
Peningkatan kemampuan menulis
karangan
narasi
disebabkan
oleh
beberapa faktor. Yang pertama adalah
penerapan
metode
pembelajaran
partisipatif dalam proses pembelajaran.
Melalui penerapan metode pembelajaran
partisipatif, siswa menjadi lebih aktif dan
mandiri dalam mengerjakan tugas yang
diberikan. Selain itu, suasana belajar
selama kegiatan pembelajaran nampak
bebas, ceria, bergairah dan responsif
(kondusif). Oleh karena itu, sikap positif
siswa tercermin atau tampak dari prilaku
positif siswa ketika mengikuti pembelajaran. Dengan arahan dan motivasi
yang diberikan oleh guru siswa mulai
berani
mengungkapkan
pertanyaan
ataupun mengungkapkan pendapat tanpa
rasa takut ketika disuruh oleh guru,
sehingga siswa menjadi lebih tertarik
untuk belajar menulis karangan narasi. De
Porter (2003:8) menyatakan bahwa
kondisi yang menyenangkan merupakan
dasar yang baik untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif. Tanpa adanya
kesenangan
dalam
belajar,
siswa
cenderung akan merasa tertekan. Jika
suasana belajar dalam keadaan tertekan,
maka pembelajaran yang berkualitas akan
sulit dicapai.
Faktor kedua, pemilihan dan penggunaan media gambar berseri yang
berkaitan dengan kehidupan dan kegemaran siswa. Penerapan media gambar berseri dapat memberikan peluang
kepada siswa untuk menuangkan ide dan
mengorganisasikan ide dengan lebih
bebas dan tanpa beban sehingga aktivitas
menulis menjadi aktivitas yang menyenangkan.
Dengan
menggunakan
media gambar berseri yang berkaitan
dengan kehidupan dan kegemaran siswa,
siswa menjadi tidak malas dan tidak bosan
dalam mengikuti pelajaran, sehingga
siswa merasa nyaman pada saat menulis
karangan narasi. Ini menandakan bahwa
pembelajaran menulis karangan narasi
dengan menggunakan media gambar
berseri, dapat merangsang minat siswa
untuk belajar. Briggs (dalam Sadiman dkk,
2006: 6) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Temuan ini sejalan dengan temuan
pada penelitian yang dilakukan oleh Luh
Sulastrini (2012) dalam penelitiannya yang
berjudul ”Penerapan Media Gambar
Berseri Berlatar Budaya Bali untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Menulis
Cerpen Siswa Kelas VIII SMP N 4
Tejakula”. Luh Sulastrini menunjukkan
7
bahwa penerapan media gambar berseri
mampu
meningkatkan
kemampuan
menulis cerpen siswa. Skor rata-rata
kemampuan menulis cerpen siswa berada
pada kategori tinggi.
Faktor ketiga, pemberian bimbingan
dan penghargaan oleh guru dapat
mendorong siswa menjadi lebih baik. Guru
memiliki peranan yang amat penting
dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Upaya guru dalam membimbing siswa
harus didasari hati yang ikhlas, sabar, dan
tanpa pamrih. Guru harus tetap menghargai usaha siswa baik yang belum
berhasil apalagi yang telah berhasil.
Bimbingan yang diberikan guru dalam
menulis
karangan
narasi
dapat
mempermudah siswa dalam memahami
materi pelajaran yang diberikan. Kesulitan
yang dialami siswa dalam pembelajaran
dapat segera teratasi karena bimbingan
yang diberikan oleh guru. Guru yang baik
adalah guru yang mampu memotivasi
siswanya untuk belajar. Djamarah (2002:
182) menyatakan “motivasi memegang
peranan penting dalam belajar. Seorang
siswa tidak akan dapat belajar dengan
baik dan tekun jika tidak ada motivasi
dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi,
seorang siswa tidak akan melakukan
kegiatan belajar”. Maka dari itu, guru
memberikan motivasi kepada siswa
selama proses belajar berlangsung.
Temuan penting kedua adalah
terdapat beberapa langkah tepat yang
harus ditempuh guru dalam menerapkan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dalam
upaya meningkatkan keterampilan menulis
karangan narasi. Adapun beberapa
langkah utama yang harus ditempuh oleh
guru dalam menerapkan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media
gambar berseri dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis karangan
narasi, antara lain terletak pada (1)
kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3)
kegiatan akhir. Metode pembelajaran
partisipatif diaplikasikan pada saat siswa
dan guru bersama-sama mengikuti
kegiatan inti pembelajaran menulis
karangan narasi. Pada kegiatan awal,
guru melakukan tanya jawab bersama
siswa terkait materi dan aspek penilaian
yang belum dipahami siswa. Guru juga
harus
memaparkan
secara
jelas
pembuatan kerangka karangan kepada
siswa sebelum siswa diminta untuk
membuat karangan narasi. Setelah itu,
aktivitas inti dilakukan dengan guru
menempelkan gambar berseri yang telah
disiapkan, memberikan sebuah kata kunci
yang berkaitan dengan gambar berseri
kepada
siswa,
menugaskan
siswa
mendaftar kata-kata yang berkaitan
dengan gambar berseri yang ditempelkan
dan
kata
kunci
yang
diberikan,
memfasilitasi siswa mendaftar kata-kata
yang berkaitan dengan gambar berseri,
memfasilitasi siswa berdiskusi untuk
mengembangkan kata-kata yang berkaitan
dengan kata kunci dan gambar berseri
yang diberikan, memfasilitasi siswa untuk
mendata kata-kata yang telah terkumpul
yang berkaitan dengan gambar berseri,
memfasilitasi
siswa
dengan
lebih
menekankan pada penyusunan kerangka
karangan, memfasilitasi siswa mengembangkan kerangka dan kata-kata yang
terkumpul menjadi karangan narasi,
memfasilitasi siswa untuk bertanya apabila
ada hal-hal yang kurang jelas tetang
karangan narasi, memfasilitasi siswa
untuk membacakan karangan narasi (3-5
orang),
menugaskan
siswa
untuk
menyimpulkan materi pembelajaran hari
itu, serta pemberian pengarahan dan
penguatan kepada siswa.
Sudjana (2010: 134) mengatakan
prinsip dasar metode pembelajaran
partisipatif berkaitan dengan penyikapan
guru kepada siswa. Metode pembelajaran
partisipatif beranggapan bahwa: (a) setiap
siswa adalah unik. Siswa mempunyai
kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Oleh karena itu, proses penyeragaman
penyamarataan akan membunuh keunikan
tersebut. Keunikan harus diberi tempat
dan dicarikan peluang agar dapat lebih
berkembang; (b) Anak bukan orang
dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikiran
anak tidak selalu sama dengan jalan
pikiran orang dewasa. Orang dewasa
harus dapat menyelami cara merasa dan
berpikir anak-anak; (c) Dunia anak adalah
dunia bermain; dan (d) Usia anak
merupakan yang paling kreatif dalam
hidup manusia. Sangat baik untuk
8
mengaktifkan anak dalam kegiatan
pembelajaran termasuk pada anak-anak
yang kurang mampu.
Temuan ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ni Luh Suwandewi
(2011) dalam penelitiannya yang berjudul
“Penerapan Metode Partisipatif untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi
Siswa Kelas VII AI SMP Negeri 4
Singaraja” menunjukkan bahwa langkahlangkah pembelajaran dengan menerapkan
metode
partisipatif
dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis puisi. Langkah pembelajaran yang
dinilai dapat meningkatkan pemahaman
siswa adalah siswa diajak berdiskusi
mengenai materi bahasa kiasan dan siswa
pun diajak untuk menemukan kata-kata
kiasan yang terdapat dalam sebuah puisi.
Penerapan langkah-langkah pembelajaran
pada penelitian yang dilakukan oleh Ni
Luh Suwandewi ini mengajak siswa
berdiskusi secara langsung mengenai
materi puisi maupun pembuatan puisi.
Melalui
penerapan
langkah-langkah
pembelajaran yang demikian, siswa
menjadi aktif dalam proses belajar dan
dapat bertukar pikiran antara siswa
dengan siswa lain, maupun siswa dengan
guru.
Siswa menjadi sangat senang dan
aktif mengikuti pembelajaran menulis
karangan narasi. Ini merupakan temuan
penting terakhir dalam penelitian ini. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata
respons yang diberikan oleh siswa dalam
pembelajaran ini. Sebagian besar siswa
memberikan respons yang sangat positif
terhadap tindakan yang dilakukan dalam
pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata
respons siswa adalah 24 (positif),
kemudian nilai rata-rata respons siswa
meningkat menjadi 27 (sangat positif)
pada siklus II. Siswa merasa senang
melakukan kegiatan pembelajaran ini
karena divariasikan dengan penerapan
metode
pembelajaran
partisipatif
berbantuan media gambar berseri. Apabila
individu berada dalam situasi yang betulbetul bebas dari berbagai bentuk tekanan
atau hambatan yang dapat mengganggu
sikapnya, dapat diharapkan bahwa
bentuk-bentuk perilaku yang ditam-
pakkannya merupakan ekspresi sikap
yang sebenarnya (Azwar, 2003: 18).
Secara teoretis, temuan ini didukung
oleh pernyataan Sudjana(2010: 145)
mengenai kelebihan metode pembelajaran
partisipatif, antara lain : 1) sangat baik
untuk mengaktifkan anak dalam kegiatan
pembelajaran termasuk pada anak-anak
yang kurang mampu; 2) anak lebih
terangsang dan terbiasa mengerjakan
tugas
secara
mandiri
ataupun
berkelompok; 3) suasana belajar selama
kegiatan pembelajaran nampak bebas,
ceria, gairah dan responsif (kondusif); 4)
membiasakan siswa hadir tepat waktu
dalam setiap kegiatan pembelajaran; 5)
hubungan siswa dengan siswa, siswa
dengan guru menjadi dekat yang sangat
membantu pemecahan berbagai masalah
yang dihadapi anak dalam pembelajaran;
6) suasana “menggurui” oleh guru
intensitasnya menurun. Guru lebih banyak
berperan sebagai pendamping, pembimbing atau fasilitator dalam kegiatan
diskusi. Temuan ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh
Suwandewi (2011). Suwandewi menunjukan bahwa berdasarkan hasil kuesioner
dan wawancara, siswa merasa senang
dan terbantu dalam menulis puisi dengan
menerapkan metode partisipatif. Terkait
dengan tanggapan siswa kelas VII AI SMP
Negeri 4 Singaraja terhadap penerapan
metode
partisipatif,
skor
rata-rata
tanggapan siswa, yaitu 66,88 yang berada
pada kategori positif. Itu berarti siswa
sebagian besar merespon positif kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
Jadi,
penerapan metode
pembelajaran partisipatif berbantuan media
gambar berseri dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan narasi
siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes keterampilan menulis
pada siklus II dibandingkan dengan hasil
tes pada siklus I dan peningkatan hasil
belajar dapat pula dilihat dari perbandingan nilai awal siswa terhadap siklus
I. Aktivitas belajar siswa juga mengalami
peningkatan yang terlihat pada siklus I dan
siklus II. Untuk mengatasi beragam
permasalahan yang ditemui oleh guru
maupun siswa dalam pembelajaran
menulis karangan narasi, guru dapat
9
mengaplikasikan metode pembelajaran
partisipatif berbantuan media gambar
berseri. Metode pembelajaran partisipatif
dan media gambar berseri dapat dijadikan
sebagai salah satu pilihan alternatif dalam
upaya peningkatan keterampilan menulis
karangan narasi siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas,
ada beberapa hal yang menjadi simpulan
dalam penelitian ini. Pertama, Penerapan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan
narasi siswa. Peningkatan hasil belajar
siswa tergolong baik hingga tercapainya
tingkat ketuntasan hasil belajar pada
kegiatan menulis karangan narasi. Pada
setiap tahap pembelajaran skor siswa
selalu mengalami peningkatan, baik dari
refleksi awal, siklus I, dan siklus II. Perolehan skor rata-rata yang dicapai siswa
pada refleksi awal adalah 70, skor ratarata yang dicapai siswa pada siklus I
meningkat menjadi 73, dan perolehan skor
rata-rata pada siklus II menjadi
81.
Kedua, langkah-langkah yang ditempuh
dalam menerapkan metode pembelajaran
partisipatif berbantuan media gambar
berseri dalam meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi sangat efektif
dalam meningkatkan pemahaman siswa
terhadap karangan narasi. Ada beberapa
langkah yang harus diterapkan agar
keterampilan menulis karangan narasi
siswa dapat meningkat dan mencapai
ketuntasan. Ketiga, penerapan metode
pembelajaran
partisipatif
berbantuan
media gambar berseri pada pembelajaran
menulis karangan narasi siswa ternyata
dapat menumbuhkan respons positif siswa
terhadap pelajaran bahasa Indonesia.
Sebagian besar siswa memberikan
respons yang positif terhadap tindakan
yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada
siklus I nilai rata-rata respons siswa
adalah 24 (positif), kemudian nilai rata-rata
respons siswa meningkat menjadi 27
(sangat positif) pada siklus II. Siswa
merasa senang melakukan kegiatan
pembelajaran ini karena diterapkan
dengan metode pembelajaran partisipatif
berbantuan media gambar berseri.
Berdasarkan temuan-temuan dalam
penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
(1) Dalam pembelajaran menulis karangan
narasi, guru hendaknya menerapkan
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri karena
pembelajaran partisipatif dapat memberikan kesempatan berdiskusi yang bagus
bagi siswa, mengurangi kesan menggurui,
memberi siswa kesenangan dalam
pembelajaran dan dapat dijadikan strategi
mengajar yang efektif. Penggunaan media
gambar berseri juga sangat ampuh untuk
merangsang kreativitas siswa dalam
menulis karangan narasi. (2) Dalam dunia
pendidikan dan dunia ilmu pengetahuan
khususnya, besar harapan peneliti agar
metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri ini dapat
diaplikasikan pada mata pelajaran lain,
seperti pada mata pelajaran Bahasa
Daerah Bali, Bahasa Jepang, Bahasa
Mandarin, atau pada mata pelajaran lain
yang melibatkan keterampilan menulis.
Masih banyak hal yang belum dibahas
dalam penelitian ini. Oleh karena itu,
peneliti mengharapkan peneliti lain untuk
mengadakan penelitian lanjutan yang
sejenis dengan penelitian ini, sehingga
diperoleh hasil yang lebih meyakinkan
serta sebagai sumbangan bagi guru untuk
bahan kajian dan peningkatan mutu
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1998. Pembinaan
Kemampuan
Menulis
Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Astuti,
Luh Putu. 2010. Penerapan
Pendekatan
Pola
Dengan
Memanfaatkan Model “Si Bolang”
Untuk meningkatkan Keterampilan
Menulis Karangan Narasi Siswa
Kelas V SD 3 Sinduwati. Skripsi
(tidak diterbitkan). Jurusan PBSI,
FBS, Undiksha.
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia;
Teori dan Pengukurannya (Edisi
ke-2).
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
10
De Porter, Bobbi dan Henarcki, Mike.
2003.
Quantum
Learning:
Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan
Narasi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Romli, ASM. 2007. ”Faidah Menulis”.
Tersedia
pada
Jurnalistikuinsgd.wordpress.com/2
007/05/…/faidah-menulis/ (diakses
pada tanggal 13 oktober 2013)
Sadiman, Arief. 2006. Media Pendidikan.
Jakarta:
PT
Raja
Grasindo
Persada.
Suandewi, Ni Luh. 2011. Penerapan
Metode
Partisipatif
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Menulis Puisi Siswa Kelas VII AI
SMP Negeri 4 Singaraja. Skripsi
(tidak
diterbitkan).
Singaraja
Undiksha.
Sudjana, H.D. 2010. Metode dan Teknik
Pembelajaran Partisipatif. Bandung
: Falah Produktion.
Sulastrini, Luh. 2012. Penerapan Media
Gambar Berseri Berlatar Budaya
Bali
Untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Menulis
Cerpen
Siswa Kelas VIII SMP N 4
Tejakula.Skripsi (tidak diterbitkan).
Singaraja : Undiksha.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis
Sebagai Keterampilan Berbahasa.
Badung: Angkasa.
Wahid, Zaid. 2009. “Jawaban Terbaik”.
Tersedia
pada
id.
wikipedia.org/wiki/Karangan
(diakses pada tanggal 15 oktober
2013)
11