S SDT 1005615 Chapter1

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia karena dengan pendidikan dapat membantu peserta didik untuk mengalami proses pendewasaan diri melalui bimbingan, pengajaran dan latihan. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, Negara Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara lain karena sebuah negara-negara dikatakan maju apabila pendidikan di Negara tersebut juga maju, akan tetapi dengan berkembangnya teknologi saat ini kesadaran siswa untuk belajar sudah menurun bahkan siswa hanya ingin sesuatu yang instan tanpa adanya sebuah proses, dalam proses pendidikan baik formal, non formal dan informal tentu adanya yang dinamakan pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan sebuah proses pada perilaku seseorang kearah yang lebih baik, dari yang tidak bisa menjadi bisa atau dari yang tidak tahu menjadi tahu. Seperti halnya pada pembelajaran tari yang membutuhkan proses dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik melalui pembelajaran tari. Dalam tari pendidikan tidak dimaksudkan siswa terampil menari untuk kebutuhan pentas, tetapi fokus materi ini adalah pada proses kreativitas siswa. Hal ini ditegaskan oleh Murgianto dalam Masunah( 2012, hlm. 1) bahwa sebagai berikut.

Nilai tari dalam dunia pendidikan menurut hemat saya, bukan terletak pada latihan kemahiran dan keterampilan gerak (semata-mata) tetapi lebih kepada kemungkinannya untuk memperkembangkan daya ekspresi anak. Tari harus mampu memberikan pengalaman kreatif pada anak-anak dan harus diajarkan sebagai salah satu cara untuk mengalami dan menyatakan kembali nilai estetik yang dialami dalam kehidupan.


(2)

Pernyataan di atas menerangkan bahwa pembelajaran seni tari bukan membentuk siswa untuk pintar menari dan menjadikan siswa sebagai penari, tetapi melalui pembelajaran tari siswa dapat lebih percaya diri, mampu berekspresi, serta mengembangkan kreativitas yang dimiliki siswa sesuai dengan usianya. Selain itu, pembelajaran tari menuntut siswa untuk lebih aktif karena siswa bukan hanya sebagai subjek yang mendengarkan dan menerima materi dari pengajar tetapi siswa sebagai objek dalam setiap semua pembelajaran termasuk pada pembelajaran seni tari.Pembelajaran seni tari merupakan bagian dari bidang studi seni budaya yang memiliki peran dalam membina peserta didik untuk mengembangkan logika, etika, dan estetika melalui pengenalan materi seni baik tradisi maupun non-tradisi.

Dalam proses pembelajaran tidak akan terlaksana dengan baik apabila model pembelajaran yang digunakan oleh seorang pendidik tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik, model pembelajaran sangat banyak sehingga terkadang pendidik dapat menggabungkan model pembelajaran yang digunakan ketika dalam proses pembelajaran, hal ini bertujuan agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal.Model pembelajaran merupakan cara atau teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Model sangat penting peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan model yang tepat oleh guru dapat menciptakan pembelajaran efektif, pemilihan model pun tidak sembarangan dapat disesuaikan dengan materi pembelajaran, suasana kelas, juga lingkungan sekolah. Hal ini ditegaskan oleh Arends dalam Suprijono (2013, hlm.46)bahwa:

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.


(3)

Pendapat di atas menerangkan bahwa model pembelajaran merupakan pedoman dalam merencanakan pembelajaran hal ini harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, tahap-tahap pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sampai pada pengelolaan kelas.

Pemilihan model pembelajaran tentu tidak selamanya berhasil, sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan sebaiknya seorang pengajar terlebih dahulu memahami tujuan dari pembelajaran atau materi yang akan diberikan kepada siswa karena pemilihan model pembelajaran akan berpengaruh pada proses pembelajaran, jika model pembelajaran yang dipilih tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran ataupun hal lainnya yang berkaitan pada proses pembelajaran maka hasil dari proses pembelajaran tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi seperti ini terjadi di Sekolah yang akan peneliti jadikan sebagai lokasi penelitian yaitu SMA Negeri 2 Cimahi, dimana peserta didik kurang begitu merespon pada mata pelajaran seni budaya khususnya pembelajaran seni tari yang kurang diminati oleh peserta didik dan peserta didik kurang mengembangkan kreativias yang dimilkinya. Peserta didik beranggapan bahwa seni tari termasuk pelajaran yang kurang menarik, dan sulit untuk dilakukan, tetapi pada dasarnya seni tari bukan pelajaran yang kurang menarik dan sulit bahkan pelajaran seni tari dapat mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik, karena melalui pembelajaran seni tari peserta didik dapat berkreasi, bereksplorasi, berekspresi, berapresiasi bahkan dapat mendemonstrasikan hasil dari kreativitasnya sendiri. Pemilihan materi pembelajaran pada pelajaran seni tari dapat disesuaikan dengan psikologi peserta didik dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik jangan sampai materi yang diberikan terlalu berat sehingga menjadi beban untuk siswa.Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari segi materi yang disampaikan, model pembelajaran yang digunakan pengajardan keadaan lingkungan peserta didik.


(4)

Semua kegiatan pembelajaran dari model pembelajaran yang digunakan, metode pembelajaran, hingga tujuan pembelajaran semuanya terdapat pada kurikulum. Kurikulum mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran yangjelas sebagai gambararan tujuan pengajaran yang hendak dicapai sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh. Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia, diharapkan adanya upaya perbaikan dalam pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan kesenian, untuk saat ini pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum 2013. Kurikulumini lebih menitiberatkan pada sikap peserta didik dan mengutamakan pendekatan saintifik yang mengantarkan siswa tidak berhenti pada pengetahuan tetapi berlanjut ke keterampilan dan pembentukan sikap. Dengan pendekatan saintifik dan model-model pemebalajaran yang berbeda tentu hasil pembelajaranpun berbeda.

Kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaanya seringkali dipolitisasi untuk kepentingan kekuasaan. Di sekolah seperti guru, kepala sekolah, pengawas dan peserta didik sangat berkepentingan, dan akan terkena dampaknya secara langsung dari setiap perubahan kurikulum, termasuk Kurikulum 2013.Dalam hal ini pendidikan dapat dikatakansebagai bahan percobaan karena di SMA Negeri 2 Cimahi belum semua tenaga pendidik mendapatkan sosialisasi mengenai kurikulum 2013 sedangkan kurikulum 2013 sudah mulai diberlakukan dalam proses pembelajaran.

Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan pada sekolah maupun madarasah, setiap perubahan kurikulum tentu membawa karakteristik tersendiri.Demikian juga pada model pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum baru tersebut.Ada tiga model pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum 2013 yaitu model pembelajarandiscovery learning, model pembelajaranproblem based learning dan model pembelajaran project based learning.Menurut Badan Pengembangan Sumber


(5)

Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam buku Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (2013,hlm.210), dalam setiap model pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013 tentu memiliki karakteristik yang berbeda seperti, model pembelajaran discovery learningyaitu “teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri”(https://docs.google.com/document/d/1lY3rKYKB785ddheIO8PzspODRmSp ECOnXLnbC1e3VGo/edit?pli=1).Beberapa langkah pembelajaran discovery learning antara lain : persiapan, pelaksanaan, dan penilaian, sedangkan model pembelajaranproblem based learningyaitu suatu strategi pelatihan, siswa bekerja bersama dalam kelompok, dan memikul tanggung jawab untuk pemecahan masalah secara professional.Model pembelajaran project based learningyaitu model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.

Dalam implementasi kurikulum 2013 di anjurkan guru menggunakan model pembelajaran baru yang ada pada kurikulum 2013, saatnya Guru meninggalkan pembelajaran tradisional dan menerapkan model pembelajaran yang baik sehingga suasana kelas menjadi hidup. Siswa sebagai komponen yang diberi perlakuan, mampu untuk melakukan aktifitas belajar dengan senang, riang dan gembira tanpa meninggalkan arti keseriusan pembelajaran.Siswa mengikuti pembelajaran tanpa tekanan dan juga tanpa paksaan.Pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa khususnya dan bagi sekolah pada umumnya sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dari setiap kompetensi dasar bisa tercapai dan siswa mampu melakukan belajar tuntas.Setiap model pembelajaran pada kurikulum 2013 ini memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda, salah satunya yaitu model pembelajaran project based learningatau Model Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Guru menugaskan


(6)

siswa untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan danmengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.Langkah-langkah pembelajaran pada pembelajaran berbasis proyek mengalami enam kegiatan pembelajaran yaitu penentuan pertanyaan, menyusun rencana proyek, menyusun jadwal, monitoring, menguji hasil, dan evalusasi pengalaman.

Sehubungan dengan perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 kurangnya pemahaman guru dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 terjadi di lokasi penelitian, dalam kurikulum 2013 tentu adanya model pembelajaran baru yang lebih kreatif seperti model pembelajaran project based leraning,di SMA Negeri 2 Cimahi telah diberlakukan Kurikulum 2013 dengan kebijakan Kepala Sekolah. Seperti pada pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) khususnya seni tari yang bertujuan siswa lebih aktif dan kreatif maka guru di SMA 2 Cimahi menggunakan model project based learning dengan harapan tujuan dari pembelajaran tari siswa dapat lebih aktif dan kreativ. Pemilihan model pembelajaran Project Based Learningoleh guru karena dapat mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh anak hal ini disesuaikan dengan tahapan pembelajaran yang ada pada model Project Based Learning. Selain itu, dalam tahap pembelajaran model Project Based Learningsiswa dapat mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan model Project Based Learningmenuntut kreativitas siswa.

Penerapan model Project Based Learningdapat dijadikan sebagai alternatif pendekatan pembelajaran siswa SMA, karena secara psikololog siswa SMA sudah mulai berkembang pada tahap remaja dengan rasa ingin hidup masing-masing sudah mulai tumbuh, melalui model pembelajaran Project Based Learningdituntut siswa


(7)

mampu bekerja sama dengan teman dan saling bertukar pendapat. Permasalahan yang mendasar model pembelajaran project based leraning belum pernah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Cimahi karena model pembelajaran Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang baru dan berlaku di Kurikulum 2013.

Berangkat dari uraian tersebut di atas, peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai model project based learning. Atas dasar itu, penelitian ini berjudul “Model Project Based Learning dalam Pembelajaran Seni

Tari Kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi”. Dengan diangkatnya judul tersebut, peneliti ingin memahami lebih dekat mengenai pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), khususnya pembelajaran Seni Tari. Sepanjang pengamatan peneliti bahwa model pembelajaran project based learning belum pernah dilakukan baik di dalam maupun di luar UPI.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu tahapan permulaan dari penguasaanmasalah dimana suatu objek dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yang terkait dengan penelitian model project based learning, yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi.

2. Penerapan model pembelajaran seni tari yang dilakukan guru SBK kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi kurang berkembang .

3. Kurangnya pemahaman guru terhadap pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.


(8)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka masalah ini dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi?

2. Bagaimana proses pembelajaran model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi?

3. Bagaimana hasil pembelajaran model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi?

D. Tujuan Penelitian

Dalam tujuan penelitian terdapat tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Mengetahui proses belajar mengajar siswa dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dann perencanaan guru dalam mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi.

b. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi.

c. Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi.

E. Manfaat Penelitian 1. Peneliti


(9)

Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreativitas, bereksplorasi, dan berekspresi sesuai dengan kemampuannya dalam pembelajaran seni tari menggunakan model Project Based Learning.

2. Guru

Melalui penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada guru bahwa dengan menggunakan model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari siswa diharapkan dapat lebih berkreativitas dan bereksplorasi sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri.

3. Siswa

Melalui penelitian ini siswa mendapatkan pengetahuan baru tentang seni tari serta siswa dapat berkreatifitas, bereksplorasi, dan berekspresi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dengan menggunakan Project Based Learning. 4. Sekolah

Melalui penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pembelajaran seni tari dengan menggunakan model Project Based Learning serta mengangkat kembali eksistensi pembelajaran seni tari .

F. Struktur Organisasi Penelitian

Penelitian ini akan dituliskan dalam bentuk skripsi yang terdiri dari lima bab: pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, pembahasan, dan kesimpulan.


(10)

BAB I : Berisi pendahuluan didalamnya menjelaskan tentang latar belakang penelitian skripsi ini, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan yang terakhir struktur organisasi penelitian.

BAB II : Berisi tentang berbagai kajian kepustakaan yang akan peneliti gunakan sebagai bahan acuan dalam proses penelitian serta mengkaji data pengamatan dari berbagai sumber. Menjelaskan tentang teori-teori yang menguatkan penelitian diantaranya terdapat penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian skripsi.

BAB III : Uraian tentang rancangan penelitian. Rancangan penelitian diantaranya lokasi, populasi dan sampel, desain penelitian, definisi operasional, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV : Uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan yang didalamnya membahas tentang data-data hasil dan analisis data penelitian yang peneliti lakukan.

BAB V : Kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan dan rekomendasi menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan peneliti. Simpulan harus menjawab pertanyaan penelitian dan rumusan masalah. Saran atau hasil rekomendasi yang ditulis setelah simpulan dapat ditunjukan kepada pembuat kebijakan, kepada pengguna hasil penelitian yang bersangkutan.


(1)

Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam buku Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (2013,hlm.210), dalam setiap model pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013 tentu memiliki karakteristik yang berbeda seperti, model pembelajaran discovery learningyaitu “teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam

bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi

sendiri”(https://docs.google.com/document/d/1lY3rKYKB785ddheIO8PzspODRmSp ECOnXLnbC1e3VGo/edit?pli=1).Beberapa langkah pembelajaran discovery learning antara lain : persiapan, pelaksanaan, dan penilaian, sedangkan model pembelajaranproblem based learningyaitu suatu strategi pelatihan, siswa bekerja bersama dalam kelompok, dan memikul tanggung jawab untuk pemecahan masalah secara professional.Model pembelajaran project based learningyaitu model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.

Dalam implementasi kurikulum 2013 di anjurkan guru menggunakan model pembelajaran baru yang ada pada kurikulum 2013, saatnya Guru meninggalkan pembelajaran tradisional dan menerapkan model pembelajaran yang baik sehingga suasana kelas menjadi hidup. Siswa sebagai komponen yang diberi perlakuan, mampu untuk melakukan aktifitas belajar dengan senang, riang dan gembira tanpa meninggalkan arti keseriusan pembelajaran.Siswa mengikuti pembelajaran tanpa tekanan dan juga tanpa paksaan.Pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa khususnya dan bagi sekolah pada umumnya sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dari setiap kompetensi dasar bisa tercapai dan siswa mampu melakukan belajar tuntas.Setiap model pembelajaran pada kurikulum 2013 ini memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda, salah satunya yaitu model pembelajaran project based learningatau Model Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Guru menugaskan


(2)

siswa untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan danmengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.Langkah-langkah pembelajaran pada pembelajaran berbasis proyek mengalami enam kegiatan pembelajaran yaitu penentuan pertanyaan, menyusun rencana proyek, menyusun jadwal, monitoring, menguji hasil, dan evalusasi pengalaman.

Sehubungan dengan perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 kurangnya pemahaman guru dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 terjadi di lokasi penelitian, dalam kurikulum 2013 tentu adanya model pembelajaran baru yang lebih kreatif seperti model pembelajaran project based leraning,di SMA Negeri 2 Cimahi telah diberlakukan Kurikulum 2013 dengan kebijakan Kepala Sekolah. Seperti pada pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) khususnya seni tari yang bertujuan siswa lebih aktif dan kreatif maka guru di SMA 2 Cimahi menggunakan model project based learning dengan harapan tujuan dari pembelajaran tari siswa dapat lebih aktif dan kreativ. Pemilihan model pembelajaran Project Based Learningoleh guru karena dapat mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh anak hal ini disesuaikan dengan tahapan pembelajaran yang ada pada model Project Based Learning. Selain itu, dalam tahap pembelajaran model Project Based Learningsiswa dapat mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan model Project Based Learningmenuntut kreativitas siswa.

Penerapan model Project Based Learningdapat dijadikan sebagai alternatif pendekatan pembelajaran siswa SMA, karena secara psikololog siswa SMA sudah mulai berkembang pada tahap remaja dengan rasa ingin hidup masing-masing sudah


(3)

mampu bekerja sama dengan teman dan saling bertukar pendapat. Permasalahan yang mendasar model pembelajaran project based leraning belum pernah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Cimahi karena model pembelajaran Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang baru dan berlaku di Kurikulum 2013.

Berangkat dari uraian tersebut di atas, peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai model project based learning. Atas dasar itu, penelitian ini berjudul “Model Project Based Learning dalam Pembelajaran Seni Tari Kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi”. Dengan diangkatnya judul tersebut, peneliti ingin memahami lebih dekat mengenai pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), khususnya pembelajaran Seni Tari. Sepanjang pengamatan peneliti bahwa model pembelajaran project based learning belum pernah dilakukan baik di dalam maupun di luar UPI.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu tahapan permulaan dari penguasaanmasalah dimana suatu objek dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yang terkait dengan penelitian model project based learning, yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi.

2. Penerapan model pembelajaran seni tari yang dilakukan guru SBK kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi kurang berkembang .

3. Kurangnya pemahaman guru terhadap pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.


(4)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka masalah ini dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi?

2. Bagaimana proses pembelajaran model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi?

3. Bagaimana hasil pembelajaran model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi?

D. Tujuan Penelitian

Dalam tujuan penelitian terdapat tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Mengetahui proses belajar mengajar siswa dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dann perencanaan guru dalam mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi.

b. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi.

c. Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi.


(5)

Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreativitas, bereksplorasi, dan berekspresi sesuai dengan kemampuannya dalam pembelajaran seni tari menggunakan model Project Based Learning.

2. Guru

Melalui penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada guru bahwa dengan menggunakan model Project Based Learning dalam pembelajaran seni tari siswa diharapkan dapat lebih berkreativitas dan bereksplorasi sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri.

3. Siswa

Melalui penelitian ini siswa mendapatkan pengetahuan baru tentang seni tari serta siswa dapat berkreatifitas, bereksplorasi, dan berekspresi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dengan menggunakan Project Based Learning.

4. Sekolah

Melalui penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pembelajaran seni tari dengan menggunakan model Project Based Learning serta mengangkat kembali eksistensi pembelajaran seni tari .

F. Struktur Organisasi Penelitian

Penelitian ini akan dituliskan dalam bentuk skripsi yang terdiri dari lima bab: pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, pembahasan, dan kesimpulan.


(6)

BAB I : Berisi pendahuluan didalamnya menjelaskan tentang latar belakang penelitian skripsi ini, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan yang terakhir struktur organisasi penelitian.

BAB II : Berisi tentang berbagai kajian kepustakaan yang akan peneliti gunakan sebagai bahan acuan dalam proses penelitian serta mengkaji data pengamatan dari berbagai sumber. Menjelaskan tentang teori-teori yang menguatkan penelitian diantaranya terdapat penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian skripsi.

BAB III : Uraian tentang rancangan penelitian. Rancangan penelitian diantaranya lokasi, populasi dan sampel, desain penelitian, definisi operasional, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV : Uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan yang didalamnya membahas tentang data-data hasil dan analisis data penelitian yang peneliti lakukan.

BAB V : Kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan dan rekomendasi menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan peneliti. Simpulan harus menjawab pertanyaan penelitian dan rumusan masalah. Saran atau hasil rekomendasi yang ditulis setelah simpulan dapat ditunjukan kepada pembuat kebijakan, kepada pengguna hasil penelitian yang bersangkutan.