Efektifitas pembelajaran metode Drill terhadap peningkatan hafalan al-Qur'an siswa SMP al-Furqan MQ di Pondok Madrasatul Qur'an Tebuireng Jombang.

(1)

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN HAFALAN AL-QUR’AN SISWA SMP Al-FURQAN MQ DI

PONDOK MADRASATUL QUR’AN TEBUIRENG JOMBANG

Oleh:

Diana Andika Nur Apriliya D71213088

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Efektifitas pembelajaran metode Drill terhadap peningkatan hafalan Al-Qur’an sisiwa SMP Al-Furqan MQ di pondok madrasatul Qur’an TebuIreng Jombang” ini mrupakan hasil penelitian kuantitatif untuk menjawab pertanyaan tentang Bagaimana efektifitas pembelajaran metode drill terhadap peningkatan kemampuan hafalan Al-Qur’an Siswa SMP Al-furqan MQ di pondok Madrasatul Al-Qur’an Tebuireng Jombang Dan Adakah peningkatan pembelajaran metode drill terhadap peningkatan kemampuan hafalan Al-Qur’an siswa smp al-furqon MQ di pondok Madrasatul Al-Qur’an tebu ireng yang dipimpin oleh fuad Tufiq ,M.Pd.

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang dilaksanakan di SMP Al-Furqan MQ di pondok madrasatul Qur’an TebuIreng Jombang.penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,yang bertitik tolak dari anggapan yaitu semua gejala yaitu eksperimen dapat diukur dalam bentuk angka, sedangkan jenis penelitianya yaitu pre-test dan post-test.

Hasil penelitian hasil spss Berdasarkan perbandingan rata-rata (mean) nilai pre-test = 61.7680 dan post-test =78.8700. Hal itu menandakan terdapat peningkatan hafalan Al-Qur’an. Pada tabel Paired – Samples - Correlations memuat data tentang ada tidaknya korelasi antara peningkatan hafalan peseta didik antara pre-test dan post-test. Diperoleh korelasi sebesar 0.476 yang menunjukkan adanya peningkatan hafalan siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode Drill.

t-hitung > t-tabel (21.737 > 1.984), maka H0 ditolak yang artinya ada perbedaan peningkatan hafalan Al-Qur’an sebelum dan sesudah menggunakan metode Drill.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN PEBIMBING ... ii

PENGESHAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Hipotesis ... 6

F. Telaah Pustaka ... 6

G. Metode Penelitian... 15

H. Teknik Analisis Data ... 19

I. Sistematika Pembahasan ... 20 BAB II: KAJIAN PUSTAKA


(8)

1. Pengertian Metode Drill ... 22

2. Dasar Metode Drill ... 23

3. Macam-macam Metode Drill ... 23

4. Syarat-syarat Metode Drill ... 25

5. Tujuan Metode Drill ... 26

6. Kelebihan Metode Drill... 27

7. Kekurangan Metode Drill ... 28

8. Langkah-langkah Penerapan Metode Drill ... 29

B. Hafalan Al-Quran 1. Pengertian Hafalan Al-Quran ... 32

2. Metode Menghafal Al-Quran ... 35

3. Syarat-syarat Menghafal Al-Quran ... 39

4. Tahapan dan Proses Menghafal Al-Quran ... 40

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hafalan Al-Qur’an ... 41

C. Efektifitas Metode Drill terhadap Hafalan Al-Quran... 43

BAB III: METODE PENELITIAN A. Gambaran umum objek penelitian 1. Identitas sekolah ... 45

2. Sejaran singkat SMP Al-Furqan MQ Tebuireng Jombang ... 46

3. Visi SMP Al-Furqan MQ Tebuireng Jombang ... 48

4. Data Siswa ... 48

5. Data Guru ... 49

6. Data Siswa ... 50

B. Metode Penelitian 1. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 51

a. Jenis penelitian ... 51

b. Rancangan penelitian ... 52

2. Variabel Indikator, Instrumen Penelitian ... 54

a. Variabel ... 54


(9)

c. Instrumen Penelitian... 56

3. Populasi dan Sampel ... 57

4. Metode Pengumpulan Data ... 58

5. Teknik Analisis Data ... 59

BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Analisis Tentang Pembelajaran Metode Drill Terhadap Kemampuan Hafalan Siswa 1. Diskusi Pembelajaran Hafalan Al-Qur’an di SMP Al-Furqan MQ Tebuireng Jombang ... 63

2. Efektifitas Hafalan a. Paparan Data ... 64

b. Analisis ... 73

c. Kesimpulan ... 74

3. Peningkatan Hafalan a. Paparan Data ... 89

b. Analisis ... 91

c. Kesimpulan ... 92

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 94

B. Diskusi ... 95

C. Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran yang efektif dan berkualitas membutuhkan profesionalitas pendidik, serta metode yang tepat . dalam implementasi proses pendidikan,metode sering juga di sebut sebagai kata kunci berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Metode pembelajaan adalah bagian dari faktor primer efektifitas belajar.di samping itu metode juga dapat berpengaruh menentukan minat dan perhatian belajar siswa terhadap kegiatan belajar di kelas.

Selain metode yang tepat. Efektifitas atau ketepat gunaan pembelajarn dapat di peroleh melalui pembuatan rancangan pembelajaran dengan detil terkait semua yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran.

Menurut ahmad susanto 1 pembelajarn yang efektif adalah : proses pembelajarn di katakan efektif apabila seluruh siswa dapat terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun sosialnya.kualitas pembelajaran dapat di

1

Ahmad Susanto, teori belajar & pembelajarn di sekolah dasar, (jakarta : kencana kenada group, 2013), h 53-54


(11)

2

lihat dari proses dan hasil. Di lihat dari proses, pembelajaran di katakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau sebagian besar siswa terlibat aktif baik mental,fisik, maupun sosial.pembelajaran di lihat dari hasilnya di katakan efektif apabila terjadi perubahan tingkah laku yang positif, tercapai tujuan pembelajarn yang telah di tetapkan.

Di nyatakan oleh taba bahwa keefektifan pembelajaran di pengaruhi oleh karakkteristik guru dan peserta didik, bahan pelajaran, serta aspek-aspek lain yang berkenaan dengan situasi pembelajaran2

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa idealnya pembelajaran di katakan efektif apabila seluruh siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dapat di lihat seperti semangat belajar yang tinggi dan mempunyai semangat belajar yang tinggi dan mempunyai percaya pada diri sendiri. Tercapainya tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan dapat di lihat dari ketuntasan siswa dalam belajar.

Dalam konteks dunia pendidikan islam , di indonesia terdapat lembaga pendidikan madrasah yang keberadaanya bernaung di bawah

kemetrian agama. Menurut departemen agama RI ” madrsah berasal dari

bahasa arab yang berarti tempa tuntuk belajar. Padanan madrasah dalam

2


(12)

3

bahasa indonesia adalah sekolah dengan konotasi yang khusus yaitu sekolah sekolah agama islam 3

Disini peran Agama Islam mengajarkan sebuah tuntunan kepada manusia untuk menuju kebahagiaan dan kesejahteraan. Adapun segala tuntunan tersebut terdapat dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Al Qur’an telah melahirkan disiplin ilmu baik itu ilmu nahwu, syaraf, badi’, usul, falsafah, politik, ekonomi, sosial,sains, seni, dan lain-lain. Ini berarti bahwa al

Qur’an selain saratdengan substansi dan informasi juga memiliki

kandungan metodologis dan pedagogis bagi umat manusia.

Banyak hal yang bermanfaat bagi peserta didik apabila mempelajari dan diberi pendidikan tentang al-Qur’an mengingat isi kandungannya yang penuh dengan petunjuk dan menjadi kewajiban kita umat manusia untuk mempelajari kitab tersebut yaitu al-Qur’an.

Dalam penelitian ini , penulis memilih SMP Al-Furqan MQ Di

pondok Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang, karena disini siswa-siswa sudah menghafal ayat-ayat alquran dalam sehari hari. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui efektifitas metode driil dalam meningkatkan hafaaln siswa SMP Al-Furqan MQ Tebuireng Jombang.

3

Aninim, sejarah pendidikan islam di indonesia,( jakarta : Departemen Agama RI, 1986), h 67


(13)

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas , maka permasalahn yang akan penulis angkat adalah :

1. Bagaimana proses pembelajaran metode drill terhadap peningkatan kemampuan hafalan Al-Qur’an Siswa SMP Al-furqan MQ di pondok

Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang ?

2. Bagaimana efektifitas pembelajaran metode drill terhadap peningkatan kemampuan hafalan Al-Qur’an Siswa SMP Al-furqan MQ di pondok

Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang ?

3. Adakah peningkatan pembelajaran metode drill terhadap peningkatan kemampuan hafalan Al-Qur’an siswa smp al-furqon MQ di pondok

Madrasatul Qur’an tebu ireng jombang ?

C. Tujuan

Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui Bagaimana proses pembelajaran metode drill terhadap peningkatan kemampuan hafalan Al-Qur’an siswa smp al


(14)

5

2. Untuk mengetahui Bagaimana efektifitas pembelajaran metode drill terhadap peningkatan kemampuan hafalan Al-Qur’an siswa smp al

-furqon di pondok Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang

3. Untuk mengetahui Adakah peningkatan pembelajaran metode drill terhadap peningkatan kemampuan hafalan Al-Qur’an siswa smp al -furqan MQ di pondok Madrasatul Qur’an tebu ireng jombang

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap dunia pendidikan, khususnya tentang pentingnya efektifitas pembelajarn metode driil terhadap peningkatan kemampuan hafalan Al-Qur’an smp al-furqon di madrasatul qur’an tebu ireng jombang 2. Manfaat Praktis

Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi guru PAI, khususnya di SMP alfurqon madrasatul qur’an tebu ireng jombang untuk meningkatkan efektifitas penggunaan metode driil dalam memberikan pembelajaran dalam menghafal al-qur’an.


(15)

6

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.4 Hipotesis dalam hal ini berfungsi sebagai penunjuk jalan yang memungkinkan kita untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya.

Hipotesis dalam statistik, terdapat hipotesis kerja atau alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho). Hal ini mempunyai makna bahwa Ha adalah adanya efektifitas positif yang signifikan antara variabel X1 (pembelajaran metode drill) dengan variabel Y (peningkatan hafalan Al-Qur’an). Korelasi positif yang di maksud disini adalah jika efektifitas terhadap metode drill baik maka dapat peningkatkakan kemampuan hafalan

Al-Qur’an siswa.

Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: ”Ada efektifiitas pembelajaran metode Drill terhadapa peningkatan hafalan sisiwa SMP Al-Furqan MQ di pondok madrasatul

Qur’an Tebuireng Jombang”

F. Telaah Pustaka

1. Kajian penelitian yang relevan

4


(16)

7

Penelitian sebelumnya kami tidak menemukan penelitian yang memiliki judul tentang efektifitas pembelajaran metode drill terhadap peningkatan kemampuan hafalan Al-Qur’an, tetapi saya hanya menemukan penelitian ini telah dilakukan oleh Sari, Anita (2011)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SURAT-SURAT

PENDEK MELALUI METODE DRILL KELAS VB SD RADEN

FATAH, KENDUNG, BENOWO, SURABAYA. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya. Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisa yang telah dilakukandapat disimpulkan sebagai berikut:

Hasil observasi terhadap pelaksanaan metode drill menyebutkan bahwa, metode drill telah dilaksanakan dengan baik. Setiap langkah dari metode drill telah dilaksanakan dengan baik pula baik siklus I maupun II.

Hasil pelaksanaan siklus I dan II menyebutkan bahwa, adanya peningkatan terhadap hasil hafalan (10 ayat hingga 19 ayat) dan belajar siswa (32,26 % hingga 90,32 %).

Maka dari itu saya ingin meneliti tentang efektifitas pembelajaran Penelitian ini lebih memfokuskan pada implementasi pembelajaran, penggunaan metode tepat dan tingkat efektifitas pembelajaran metode drill terhadap peningkatan hafalan Al-Qur’an


(17)

8

siswa SMP Al-Furqan MQ Di pondok Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang.

Dari kajian pustaka tersebut di atas, meskipun terdapat beberapa penelitian dengan variabel yang sama, namun belum ada penelitian yang bertema sama dengan penelitian yang penulis teliti. 2. Kerangka teoritik

a. Efektifitas metode Drill

Pengertian pembelajaran berlangsung bilamana terjadi sesuatu proses interaksi antara guru dan siswa sehingga terdapat suatu perubahan tingkah laku. Jadi suatiu pengulangan terhadap apa yang terjadi dikatakan suatu proses pembelajaran 5

b. Tinjauan tentang metode Drill

Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari

bahasaYunani, yaitu ”methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati, dan

hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti

suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan 6

Dalam bahasa Arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti Al-Thoriqoh yang berarti jalan, al-manhaj

berarti sistem dan al-wasilah yang berarti mediator atau perantara,

5

Basyirudin Usman , Metodologi pembelajarn agama islam, ( jakarta : ciputat pers, 2002), h 55

6


(18)

9

dengan demikian, kalimat dalam bahasa Arab yang paling dekat dengan metode adalah al-thoriqoh7 .

Metode driil atau latihan yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasann tertentu, serta sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu metode ini di gunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan .8Beberapa hal yang perlu di timbangkan dalam penggunaan metode Drill (latihan), sebagai berikut :

Pertama,harus di sadari bahwa pengertian belajar bukan hanya pengulangan yang persis sama dengan apa yang di pelajari siswasebelumnya oleh siswa, akan tetpi dengan terjadinya suatu proses belajar dengan latihan siap adalah adanya situasi yang berbeda serta pengaruhlatihan pertama, maka latihan kedua, ketiga dan seterusnya akan lain sifanya.

Kedua, situasi belajar itulah yang mula-mula harus di ulangi untuk mendapat memperoleh respon dari siswa. Bilamana siswa di hadapkan, dengan berbagai situasi belajar, maka dalam dalam diri siswa akan timbul alasan untuk memberi respons,

7

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail,2008), h 7

8


(19)

10

sehingga menyebabkan dia melatih ketrampilanya. Bagaimana situasi tersebut dapat di ubah-ubah kondisinya menurut adanya respons, maka ketrampilan siswa akan dapat di sempurnakan, suatu drill juga harus dimulai dari hal-hal yang mendasar agar siswa betul-betul mengerti apa yang telah dan akan di lakukanya agar di peroleh ketrampilan yang di inginkan.

Pengertian yang di butuhkan untuk keberhasilan suatu driil adalah :

1. Pengertian terhadap sifat latihan itu semdiri. Dan

2. Pengertian terhadap nilai dan hubungan latihan itu dengan keseluruhan rangka pengajaran

Latihan Drill cocok di gunakan bilamana untuk memperoleh :

a. Kecakapan mootorik, seperti mengulas, menghafafal, membuat alat-alat, menggunakan alat/mesin, permainan dan atletik. b. Kecakapan mental, seperti melakukan perkalian, menjumlah,

mengenal tanda-tanda/ simbol dan sebagainya

c. Asosiasi yang di buat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan , penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya. d. Dalam mengajarkan kecakapan dalam metode drill guru harus


(20)

11

e. Kecakapn sebagai penyempurnaan dari pada suatu arti dan bukan sebagai hasil proses mekanis semata-mata.

f. Kecakapn tersebut dikatakan tidak benar, bila menentukan suatu hal yang rutin yang dapat dicapai dengan pengulangan yang tidak menggunaka pikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat harus sesuai dengan situasi dan kondisi.

Untuk mendapatkan kecakapan dengan metode drill ini, ada dua fase

Pertama, fase integratif, dimana persepsi dari arti dan proses di kembangkan, pada fase ini belajar kecakapan di kembangkan menurut praktek yang berarti sering melakukan hubungan funsuinal dan aktifitas penyelidikan.

Kedua, fase penyempurnaan, atau fase menyelesaikan di mana ketelitian dapat di kembangkan. Dalam fase inin di perlukan ketelitian dapat di kembangkan menuntut praktek yang berulang kali. Jadi fariasi praktek disini di tujukan untuk mendalami arti bukan ketangkasan. Sedangkan praktek yang sering di tujukan untuk mempertinggi efisiensi, bukan mendalami arti

c. Kelebihan metode drill ini antara lain :

1. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, menmbuat dan menggunakan alat-alat.


(21)

12

2. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengrangan pembagian, tanda dan simbol.

3. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan, serta kecepatan pelaksanaan9

d. Kelemahan metode ini antara lain :

1. Dapat menghambat inisiatif siswa, dimana inisiatif dan minat siswa yang berbeda dengan petunjuk guru dianggap suatu penyimpangan dan pelanggaran dalam pengajaran yang di berikanya.

2. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. Dalam kondisi belajar seperti ini pertimbangan inisiatif siswa disorot dan tidak diberikan keluasan. Siswa menyelesaikan tugas secara status sesuai apa yang diinginkan oleh guru. 3. Membentuk kebiasaan yang kaku artinya seolah olah siswa

melakukan sesuatu secara mekanis, dan dalam memberikan stimulus siswa dibiasakan bertindak secara otomatis.

4. Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifatmenghapal dimana siswa dilatih untuk menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkanya bila ada pertanyaan –pertanyaan yang

9


(22)

13

berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suatu proses berpikir secara logis.

e. Pengertian Hafalan Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah panduan hidup, way of live, yang semestinya mengabadi, ialah hidup kita.10

Secara bahasa (etimologi) al-quran berasal dari bahasa arab

yaitu Qur’an yang artinya bacaan karena seluruh isis dalam al

-Qur’an adalah ayat-ayat firman Allah dalam bentuk bacaan yang berbahasa arab. Sedangkan pengertian al-Qur’an nmenurut istilah ( terminologi) ialah firman Allah yang berbentuk mukjizat, di turunkan kepada nabi Terakhir, melalui malaikat jibril yang tertulis di dalam mushaf yang di riwayatkan kepada kita secara mutawattir, merupakan ibadah bila membacanya, dimulai dengan surat al fatihah dan di akhiri dengan surat an-naas.11

Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat ulama tentang pengertian Al-Qur’an tersebut, baik ulama Indonesia maupun ulama dari luar Indonesia. Di antara mereka itu adalah

Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, dia memberikan

pengertiannya : “Al-Qur’an adalah kalam Allah yang

10

Dr. Yahya Ghautsani, metode cepat hafal al-qur’an, (Solo : Assalam, 2014), h 18

11


(23)

14

diturunkan kepada Nabi Muhammad yang ditilawatkan dengan

lisan lagi mutawatir penulisannya.”

Menurut az-Zarqani Al-Qur’an adalah kalam yang mengandung mukjizat yang di turunkan kepada nabi Muhammad saw, tertulis di dalam mushaf, di nukil dengan cara murawatir dan membacanya adalah ibadah.12

Dari rumusan definisi Qur’an di atas memberi gambaran

kepada kita tentang karakteristik dari al-Qur’an yaitu : kalam Allah, mengandung Mukjizat,di turunkan kepada nabi Muhammad saw, melalui malaikat jibril, tertulis dalam mushaf,di sampaikan dengan jalan mutawatir, membacanya merupakan ibadah dan diawali dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan an-naas.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hafalan Al-Qur’an Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hafalan

Al-Qur’an yaitu :

a. Niat,

b. keinginan yang membaja c. Tekad yang membantu

d. kemauan yang pantang menyerah 2. Tahapan dan proses menghafal Al-Qur’an

12


(24)

15

Menghafal al-qur’an adalah sebuah prosses atas dasar banyak membaca, mengulang-ulangnya supaya tersimpan dalam pemikiran seseorang. Oleh karena itu menghafal al-qur’an di butuhkan senuah tahapan sebagai berikut

a. Menentukan target materi hafalan yang akan di hafalkan setiap hari, apakah setengah halaman, satu halaman, atau lebuh dari itu, tergantung kemampuan sepenghafal. Hal ini di lakukan agar penghafal mempunyai terget tertentu dalam meghafal, yang terpenting ketentuan target yang akan di hafal jagna terlalu banyak sehingga menjadi beban yng besar, dan jangan terlalu sedikit, karena hal itu akan memakan waktu yang lama.

b. Materi hafalan tersebut dihafal sedikit demi sedikit, kalau perlu beberapa kalimat dalam satu ayat di ulang-ulang, setelah itu baru kalimat-kalimat berikutnya sampai utuh satu ayat, setelah utuh satu ayat baru ulangi lagi dari awal ayat hingga akhir sampaibetul-betul hafal. 13

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan sifat penelitian

13


(25)

16

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research). Sifat penelitihan ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang penyajian datanya berupa angka-angka dan menggunakan analisa statistik biasanya bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediksi14

2. Variabel penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian15. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti16 .Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas atau independent variabel (X) , yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain disebut juga variabel prediktor, dan variabel terikat atau dependent variabel (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi. Sesuai dengan masalah, penelitian ini melibatkan dua

14

Sugiono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,, ( Bandung: Alfa Beta, 2007), h 8

15

Prof. Dr. Suharsimi, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (jakarta: PT Rineka cipta, 2010 ). h 161

16


(26)

17

variabel, yaitu efektifitas pembelajarn metode drill, sebagai kriteria atau variabel terikat (Y), kemudian peningkatan kemapuan hafalan

Al-Qur’an Variabel bebas dalam penelitian ini adalah (X)

1. Efektifitas pembelajaran, dengan indikator sebagai berikut :

a. Kondisi internal

Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri siswa itu sendiri , misalnya kesewhatanya, keamananya, ketentramanya. Siswa di katakan efektif apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya tercapai, yakni :

1) Kebutuhan fisiologis, yakni kebutuhan jasmani manusia, meliputi makan, minum, tidur, istirahat dan kesehatan, untuk dapat belajar yang efektifsiswa harus sehat, jangan sampai sakit yang dapat mengganggu otak yang mengakibatkan terganggunya kondisi dan konsentrasi belajar.

2) Kebutuhan akan keamanan, manusia membutuhkan keamanan dan ketentraman jiwa, perasaan takut dan kecewa akan kegagalan yang dapat mengganggu kelancaran konsentrasi belajar, oleh karena itu agar belajar siswa dapatdi tingkatkan ke arah yang efektif maka siswa harus menjaga keseimbangan emosi, sehingga perasaan aman


(27)

18

dapat tercapai dan konsentrasi pikiran dapat di pusatkan pada mata pelajaran yang ingin di pelajari.

3) Kebutuhan akan keamanan dan cinta, yakni kebutuhan akan rasa sayang dan cinta dari lingkungan sekitar

4) Kebutuhan akan status, misalnya keinginan akan keberhasilan.

5) Kebutuhan self-actualisation. Belajar yangefektof dapat diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

6) Kebutuhyan untuk mengetahui dan mengerti, yaitu kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu, mendapat pengetahuan, informasi dan untuk mengerti sesuatu.

b. Kondisi eksternal

1) Ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran

2) Ruangcukup terang

3) Cukup sarana yang di perlukan untuk belajar, misal alat pelajaran, buku, dan sebagianya

c. strategi belajar

Belajar yang efisien apabila dsapat menggunakan strategi belajar yang tepat, ini di lakukan untuk dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.


(28)

19

2) Keadaan emosional dan sosial 3) Keadaan lingkungan

4) Memulai belajar 5) Membagi pekerjaan 6) Adakan kontrol 7) Pupuk sikap optimis17

H. Teknik analisis data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pada proses ini sering digunakan statistik, salah satu fungsi pokoknya adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami.

Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak dianalisis. Namun sebelum data mentah tersebut dianalisis terlebih dahulu data mentah yang telah teridentifikasi diinterpretasikan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, manipulasi serta diolah sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesa.

17

Drs. Slameto , Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi,(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h 74-79


(29)

20

Setelah dilakukan pengolahan baru data itu dianalisis sehingga dapat memberi makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.

Adapun dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dimana perhitungan dan pengujian dengan metode statistic uji t

I. Sistematika Pembahasan

Tujuan sistematika penulisan skripsi adalah untuk lebih memudahkan memahami dan mempelajari isi sripsi. Adapun sistematika penulisan skripsi ini akan penulis rinci sebagai berikut :

Bab satu, berisi pendahuluan; menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan

Bab dua, berisi kajian teori, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. Adapun kajian teori berisi tentang : Tinjauan tentang metode Drill yang meliputi pengertian metode Drill, dasar metode Drill, macam-macam metode Drill, syarat-syarat-syarat dalam metode Drill, tujuan metode drill, kelebihan metode Drill, kekurangan metode Drill, langkah-langkah penerapan metode Drill, prinsip-prinsip metode Drill, selanjutnya tentang hafalan Al-Qur’an yang meliputi pengertian hafalan, pengertian Al-Qur’an, pengertian kemampuan hafalan Al-Qur’an , metode menghafal Al-Qur’an, syarat-syarat menghafal, tahapan dan proses menghafal,


(30)

21

faktor-faktor yang mempengaruhi hafalan Al-Qur’an, yang selanjutnya yaitu tentang efektifitas metode Drill terhadap kempuan hafalan

Al-Qur’an .

Bab tiga, berisi Metode penelitian yang meliputi tentang : Pendekatan Penelitian ,Tempat dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Variabel Penelitian Serta Operasional Variabel Metode Pengumpulan Data Instrumen Penelitian Teknik Analisis Data.

Bab empat, berisi hasil penelitian, yang meliputi tentang Deskripsi Sekolah yang berisikan tentang Letak Geografis Sejarah Singkat SMP

Al-Furqan MQ Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang, Motto, Visi, Misi dan Tujuan Struktur Organisasi Sekolah Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan Keadaan Sarana dan Prasarana, dan Analisis Tentang pembelajaran metode Drill terhadap kemampuan hafalan siswa yang meliputi efektifitas hafalan yang di dalamnya berisi paparan data, analisis dan kesimpulan, yang selanjutnya peningkatan hafalan yang berisis tentang paparan data, analisis dan kesimpulan.

Bab lima , yaitu penutup yang berisikan tentang kesimpulan, saran dan daftar pustaka.


(31)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Metode Drill

Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa

Yunani, yaitu ”methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan1

Dalam bahasa Arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti Al-Thoriqoh yang berarti jalan, al-manhaj berarti sistem dan al-wasilah yang berarti mediator atau perantara, dengan demikian, kalimat dalam bahasa Arab yang paling dekat dengan metode adalah al-thoriqoh2

Matode latihan (Drill) di sebut juga metode Training, yaitu suatu cara yang mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, serta sebagai sarana untuk memelihara keboiasan-kebiasaan yang baik, selain itu metode

1

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 61

2

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail,2008), h. 7


(32)

23

Drill ini di gunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan.3

1. Dasar metode Drill

Di dalam Al-Qur’an banyak di ungkapkan beberapa ayat yang mengandung makna Drill (pengulangan) ini, diantaranya adalah sebagai berikut :





























































Artinya : Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang meciptakan,

Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah,

Bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajar

manusia dengan perantara kalam, dia mengajar manusia apa

yangtidak diketahuinya (Q,S. Al-Alaq :1-5)





































Artinya : dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah

menciptakan manusia dari permulaanya, kemudian

3


(33)

24

mengulanginya kembali, sesungguhnya yang demikian itu dalah

mudah bagi Allah.(Q.S Al-Ankabut :19)

Dari ayat tersebut dapat dipahami, bahwa mengulang-ulang merupakan suatu fitrah bagi suatu pencapaian hasil yang maksimal, pencapaian hasil yang maksimal memerlukan suatu proses yang berulang-ulang. Bahkan Allah memperingkatkan Nabi Muhammad saw, yang tergesa untuk melafalkan Al-Qur’an yang dibacakan jibril agar mengikuti secara pelan dan berulang-ulang.kesadaran terhdapa proses merupakan bagian dari prinsip agama islam.

2. Macam-macam metode Drill

Bentuk-bentuk metode Driil dapat di realisasikan dalam berbagaibentuk Teknik, yaitu sebagai berikut :

a. Teknik Inquiry (kerja kelompok)

Teknik ini di lakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik untuk bekerja sama dan memecahkan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan.

b. Teknik Discovery (penemuan)

Dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi


(34)

25

c. Teknik Micro Teaching

Digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon guru antuk menghadapai pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memeproleh nilai tambahan atau pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagi guru.

d. Teknik Modul Belajar

Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar berdasarkan performan (kompetensi)

e. Teknik Belajar Mandiri

Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik didalam kelas maupun diluar kelas.4

3. Syarat-syarat dalam Metode Drill

Adapun syarat-syarat dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Driil yaitu :

a. Masa latihan harus menarik dan menyenangkan

1. Agar hasil latihan memuaskan, minat istrinsik di perlukan

2. Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas.

4

Abdul Mujib Muhaimin, pemikiran pendidikan islam, (Bandung :Trigenda Karya, 1993), h.22-228


(35)

26

3. Hasil latihan terbaik yang sedikit menggunakan emosi.

b. Latihan-latihan hanyalahuntuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.

c. Latihan di berikan untuk memperhitungkan kemampuan/daya tahan murid, baik segi jiwa maupun jasmani.

d. Adanya pengerahan dan koreksidari guru yang melatih sehingga murid tidak perlu mengulang suatu respons yang salah.

e. Latihan diberikan secara sistematis.

f. Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan koreksi.

g. Latihan-latihan harus diberikan terpisah menurut bidang ilmunya.5

4. Tujuan metode Drill

Metode Drill atau latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar anak didik bisa memiliki kemampuan-kemampuan antara lain :

a. Memiliki kemampuan motorik satau gerak seperti mengucapkan kata-kata mufrodat baru, menulis dan mempergunakan alat-alat peraga,

5

Ahmad mujin nasih dan lilik nur kholidah, Metode dan teknik pembelajaran pendidikan agama islam, (Bandung :Refika Aditama, 2009), h 93


(36)

27

serta bisa mendemonstrasikan materi-materi khiwar dan melakukan tanya jawab dengan Mufrodat.

b. Mengembangkan kecapakan intelek seperti melafalkan bahan-bahan qiroah dengan intonasi yang baik dan benar, bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disediakan dengan baik dan benar.

c. Memiliki kemampaun menghubungkan antara suatu kalimat dengan kalimat lain sesuai dengan kedudukan kalimat dan struktur kalimat dan mampu membedakan huruf.

d. Pengetahuan siswa akan bertambah dalam berbagai segi, dan siswa tersebut akan bisa memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mendalam.

e. Dapat mengunakan daya pikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pngajaran yang baik maka siswa akan lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingat anak tersebut.6

5. Kelebihan Metode Drill

Adapun kelebihan-kelebihan metode Drill untuk proses kegiatan pembelajaran yakni:

6

Yayasan penyelenggara penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan penerjemahnya, (Semarang :Al- Waah, 2006), h ,302


(37)

28

a. Dapat memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat,dan menggunakan alat-alat

b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan , pembagian , dan tanda/simbol

c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan, serta kecepatan pelaksanaan

6. Kekurangan Metode Drill

Adapun kekurangan ketika proses belajar mengajar menggunakan metode Drill yakni:

a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih di bawa pada penyesuaian, serta di arahkan jauh.

b. Menimbulkan penyesuaian secara statis pada lingkungan

c. Kadang-kadang latihan yang di laksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan

d. Dapat menimbulkan verbalisme

Untuk mengatasi kekurangan metode Drill (latihan), guru hendaknya memperhatikan berapa petunjuk di bawah ini , yakni :


(38)

29

1) Metode ini hendaknya di gunakan untuk melatih, hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis , permainan dan pembuatan, kecakapan mental seperti perhitungan dan penggunaan rumus-rumus serta hubungan dan tanggapan seperti penggunaan bahasa, grafik, simbol dan peta.

2) Sebelum latihan di mulai, pelajar hendaknya di beri pengertian yang mendalam tentang apa yang akan di latihkan

3) Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifta diagnosis, kalau pada latihan pertama, peserta didik tidak berhasil maka guru mengadakan perbaikan, lalu melakukan penyempurnaan

4) Latihan tidak perlu lama, tapi sering di laksanakan

5) Latihan hendaknya di sesuaikan dengan taraf kemampuan peserta didik

6) Latihan hendaknya mendahulikan hal-hal yang esensial dan berguna.7 7. Langkah- langkah Penerapan Metode Drill

Untuk mendapatkan kecapakan-kecakapan penerapan metode Drill ada 2 fase, yakni :

Pertama, fase integratif, yang mana antara pesepsi dan proses di kembangkan, dalam fase belajarkecakapan dikembangkan menurut

7


(39)

30

praktek yang berarti sering melakukan hubungan fungsional dan aktifitas penyelidikan.

Kedua, fase penyempurnaan adalah fase penyelesaian yang mana perlu di kembangkan adalah penelitianya, variasi praktik ditujukan untuk mengalami arti bukan ketangkasan. Sedangkan praktik yang sering di tujukan adalah untuk mempertinggi efisiensi, bukan untuk mendalami arti, menimbulkan pengetahuan verbalisme, yang mana untuk sifat pengajaran menghafal dimana siswa dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hafalan.8

8. Prinsip langkah-langkah penerapan metode Drill

Adapun beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan langkah-langkah penerapan metode Driil diantaranya :

a. Metode Drill hanya digunakan untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.

b. Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas.

1. Sebelum diadakan latihan, siswa perlu lebih mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu sendiri.

8

Basyirudin Usman, Metodologi pembelajaran Agama islam, (Jakarta : ciputat pers, 2002), h 57


(40)

31

2. Siswa perlumenyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan mereka selanjutnya.

3. Siswa harus mempunbyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar.

c. Latihan-latihan itu pertama harus dilakukan diagnose :

1. Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.

2. Respon yang benar artinya harus dukuasai oleh siswa, sedangkan respon yang salah harus diperbaiki.

3. Siswa perlu untuk mewarisi latihan, perkembangan , arti, dan control

4. Didalam latihan pertama-tama ketepatan,kemudian kecepatan dan pada akhirnyakedua-dunya harus tercapai

d. Masa latihan harus relatif singkat, tetapi harus dilakukan pada waktu lain.

e. Masa latihan harus menarik, gembira dan menyenangkan

1. Agar latihan memuaskan, minat instrinsik.

2. Setiapkemajuan siswa harus jelas


(41)

32

f. Pada waktu latihan memerlakukan waktu yang esensial

g. Proses latihan dan kebutuhan harus disesuaikan dengan perasaan individu 9

9. Persiapan pengajaran dengan menggunakan metode Drill

Karena Drill merupakan sebuah metode yang membutuhkan skill dan penguasaan yang cukup tinggi, maka guru sebelumnya memberikan latihan, haruslah lebih siap terlebih dahulu baik segi materi dan soal-soal yang akan dilatihkan, tidak secara spontanitas saja memberi latihan. Sehingga waktu mengadakan evaluasi terhadap hasil latihan segera guru dapat melihat segi-segi kemajuan anak didik, diantaranya daya tangkap, ketrampilan, dan ketepatan berfikir dari tiap-tiap anak didik yang diberi tugas latihan.10

B. Hafalan Al-Qur’an

Kata menghafal sendiri berasal dari kata hafal yang bermakna telah masuk kedalam ingatan dan dapat mengingat sesuatu dengan mudah dan mengucapkanya diluar kepala.11

9

Ibid, h 58-59

10

Zakiyah Darajat, metodik khusus pengajaran agama islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), h 238

11


(42)

33

Al-Qur’an adalah panduan hidup, way of live, yang semestinya mengabadi, ialah hidup kita.12

Secara bahasa (etimologi) al-quran berasal dari bahasa arab yaitu

Qur’an yang artinya bacaan karena seluruh isi dalam al-Qur’an adalah ayat-ayat firman Allah dalam bentuk bacaan yang berbahasa arab. Sedangkan pengertian al-Qur’an menurut istilah ( terminologi) ialah firman Allah yang berbentuk mukjizat, di turunkan kepada nabi Terakhir, melalui malaikat jibril yang tertulis di dalam mushaf yang di riwayatkan kepada kita secara mutawattir, merupakan ibadah bila membacanya, dimulai dengan surat al fatihah dan di akhiri dengan surat an-naas.13

Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat ulama tentang pengertian Al-Qur’an tersebut, baik ulama Indonesia maupun ulama dari luar Indonesia. Di antara mereka itu adalah:

Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, dia memberikan pengertiannya :

“Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

yang ditilawatkan dengan lisan lagi mutawatir penulisannya.”

12

Dr. Yahya Ghautsani, Metode cepat hafal Al-Qur’an, (Solo : Assalam, 2014), h 18 13

Drs.Mudzakir AS, Studi ilmu-ilmu Qur’an,(Jakarta:PT Pustaka Litera Antar Nusa, 201), h. 16


(43)

34

Menurut az-Zarqani Al-Qur’an adalah kalam yang mengandung mukjizat yang di turunkan kepada nabi Muhammad saw, tertulis di dalam mushaf, di nukil dengan cara murawatir dan membacanya adalah ibadah.14

Dari rumusan definisi Qur’an di atas memberi gambaran kepada kita

tentang karakteristik dari al-Qur’an yaitu : kalam Allah, mengandung Mukjizat,di turunkan kepada nabi Muhammad saw, melalui malaikat jibril, tertulis dalam mushaf,di sampaikan dengan jalan mutawatir, membacanya merupakan ibadah dan diawali dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan an-naas.

Istilah menghafal Al-Qur’an dapat di interprestasikan sebagai proses memahami dan memplejari Al-Qur’an dengan cara menghafalnya agar selalu ingat dan dapat mengucapkan kembali tanpa melihat Al-Qur’an (Mushaf).

Jadi dapat disimpulkan bahwa hafalan Al-Qur’an adalah cara sistematis dan terfikir secara baik di tempuh oleh seseorang guru guna untuk memudahkan murid dalam menjaga, memahami, memelihara dan melestarikan kemurnian Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rosulullah saw, dengan cara menghafal dan dapat mengucapkanya kembali dalam melihat

Al-Qur’an (Mushaf).

14


(44)

35

1. Metode menghafal Al-Qur’an

Dalam menghafal ayat-ayat Al-Qur’an, ada banyak metode yang dapat di terapkan oleh seseorang guru untuk membantu siswa dalam mengurangi kesulitan menghafal Al-Qur’an.

ل

رسي

ا

ٱ ل

ر

اء

لل

ر

ل ف

م

ر م

٧١

Dan sungguh, telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk

peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran (QS.Al-Qamar/54 : 17)

Ketika menafsirkan ayat di atas di jelaskan bahwa bentuk dari kemudahan Al-Qur’an Antara lain adalah di hafal. Maka dari itu beberapa ayat Al-Qur’an sebenarnya telah mengisyaratkan cara dan metode menghafal.

Adapun Metode-metode yang dapat di gunakan adalah :

a. Metode Talqin

Metode talqin yaitu suatu cara penghafalan yang di lakukan oleh pengajar dengan membaca suatu ayat kemudian di tirukan oleh sang murid secara berulang-ulang. Talqin juga bisa di sebut dengan membaca secara pelan-pelan dan mengikuti bacaan.


(45)

36

ل

رحت

ب

ه

اسل

عتل

لج

هب

٧

إ

يلع

ا

ج

هع

رق

ه اء

٧١

ا إف

أرق

ه

ف

ٱ

عبت

رق

ه اء

٧١

Artinya : Janganlah kamu menggerakan lidahmu untuk (membaca)

Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai-Nya), sesungguhnya kamilah yang mengumpulkan (di dadamu)

dan (membuatmu pandai) membacanya maka ikutilah

bacaan itu. (QS. Al-Qiyamah /57 :16-18)

Dengan metode ini santri membaca ayat yang akan di hafal secara berulang-ulang, jumlah pengurangan bervariatif sesuai dengan kebutuhan masing-masing santri. Cara ini akan memerlukan kesabaran yang ekstra dan waktu yang banyak.15

b. Metode Tallaqi

Metode tallaqi yaitu dengan cara sang murid mempresentasikan hafalanya kepada gurunya16, dalam metode ini hafalan santri akan di uji oleh guru pembimbing. Seorang santri akan teruji dengan baik jika dapat membaca dan menghafal dengan lancar dan benar tanpa melihat Mushaf.

إ

ى لتل

ٱ

ل

ر

اء

م

ل

مي ح

ميلع

15 Abdul Aziz Abdul Rauf, kiat sukses menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah ,( PT Syamil cipta

media, 2004), h. 51

16

Bahirul Amali Herry, Agar orang sibuk bisa menghafal Al-Qur’an, ( Yogyakarta :Pro-U media, 2012), h. 83


(46)

37

Artinya : Dan sesungguhnya kamu benar-benar di beri Al-Qur’an dari sisi (Allah) yang maha bijaknsana lagi maha mengetahui

.(Q.S, An-Naml:27 :6)

Dengan metode ini santri bisa menguasai hafalanya , sebab hampir setiap harinya siswa harus menyetorkan dan mempresentasikan hafalanya di depan gurunya.

c. Metode Mu’aradhah

Metode Mu’aradhah Yaitu murid dengan murid yang lain membaca saling bergantian17. Penghafal hanya melakukan keseriusan dalam mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang akan di hafal yang akan di bacakan oleh orang lain. Adapun jika kesulitan dalam mencari orang untuk menggunakan metode ini, penghafal masih bisa

menggunakan Murratul Qur’an melalui kaset-kaset Murratul Qur’an. Metode ini mengajarkan untuk saling memperhatikan antar sesama pasangan dalam proses menghafal Al-Qur’an. Fokus perhatian meliputi gerak bibir, intonasi suara, dan bacaan selama proses menghafal.

Sesama peserta bisa saling membenarkan ketika terjadi kesalahan dalam bacaan pada saat proses menghafal Al-Qur’an dan

17


(47)

38

peserta menjadi aktif dan saling menyemangati sehingga tumbuh kepedulian terhadap sesama selama proses menghafal.

Menghafal antar teman merupakan pendekatan untuk saling menyimak, mencocokan dan mengevaluasi hafalan ayat demi ayat antar sesama pasangan, sehingga jika di temukan kekeliruan dalam hafalan, bisa langsung di tashih atau di benarkan oleh sesama pasangan.

Metode ini membantu siswa agar lebih cepat menghafal, karena selain ayat Al-Qur’an di bacakan orang lain teman yang lainya mendengar dan itu dilakukan secara berulang-ulang dan di sela waktu

yang lain juga mendengarkan Murratul Qur’an melalui kaset-kaset

Murratul Qur’an. d. Metode Muraja’ah

Metode Muraja’ah Yaitu mengulangi atau membaca kembali ayat Al-Qur’an yang sudah di hafal, metode ini juga dapat di lakukan dengan cara sendiri juga dapat dilakukan bersama orang lain.18

Melakukan bersama orang lain merupakankebutuhan yang sangat pokok untuki mencapai kesuksesan dalam menghafal

Al-Qur’an. Teknik pelaksanaanya dapat diadakan perjanjian terlebuh

18 Abdul Aziz Abdul Rauf, kiat sukses menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah ,( PT Syamil cipta


(48)

39

dahulu, antara tempat dan waktu pelaksanaan serta banyaknya ayat yang akan di Muraja’ah19

Metode ini membantu siswa agar selalu menghafal terus menerus, sehingga hafalan menjadi kuat dan tidak mudah lupa karena sering mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an.

2. Syarat-syarat menghafal Al-Qur’an

Menghafal Al-Qur’an bukan merupakan suatu ketentuan hukum yang harus di lakkan oleh setiap orang yang memeluk agama islam, oleh karena itu ia tidak mempunyai syarat-syarat yang mengikat sebagai ketentuan islam. Syarat-syarat yang ada dan harus dimilki oleh seorang calon penghafal Al-Qur’an adalah syarat-syarat yang berhubungan dengan naluri insaniyah semata, syarat-syarat tersebut adalah :

a. Niat yang ikhlas dari calon penghafal

b. Menjauhi sifat Madzmumah (tercela)

c. Izin dari orang tua, wali, suami bagi wanita yang sudah kawin

d. Kontinuitas (istiqomah calon peghafal Al-Qur’an)

e. Sanggup dan rela mengorbankan waktu dan tempat

f. Sanggup menglang-ulang materi yang sudah di hafal20

19


(49)

40

3. Tahapan dan proses menghafal Al-Qur’an

Menghafal Al-Qur’an adalah sebuah proses atas dasar banyak membaca, mengulang-ulangnya supaya tersimpan dalam pikiran seseorang, oleh karena itu Menghafal Al-Qur’an dibutuhkan sebuah tahapan , yaitu :

a. Menentukan target materi hafalan yang akan dihafalkan setiap hari, apakah setengah halaman, satu halaman, atau lebih dari itu, tergantung kemampuan si penghafal.

b. Materi hafalan tersebut dihafal sedikit demi sedikit, kalau pelu beberapa kalimat dalam satu ayat diulang-ulang, setelah itu baru kalimat-kalimat berikutnya sampai utuh satu ayat.

c. Setelah ayat pertama hafal betul, maka cobalah menghafal ayat-ayat berikutnya dengan teknik yang sama.

d. Setelah ayat kedua di hafal, ulangi lagi dari ayat pertama sampai akhir dari ayat kedua dengan diulang-ulang sampai betul-betul hafal.

e. Untuk hari berikutnya hafalkan target materi berikutnya dengan cara sebagaimana diatas, tapi jangan sekali-kali menambah beban target

20

Hariri sholeh, panduan ilmu tajwid, (Tebu ireng :Unit Thfidz Madrasatul Qur’an 2013), h 71


(50)

41

materi hafalan baru sebelum target materi yang lama betul-betul hafal secara baik diluar kepala.

f. Usahakan menggabungkan dua surat sehingga pada saat sampai pada akhir surat, secara otomatis berpindah kepada ayat pada surat berikutnya dengan tepat.

g. Pada waktu menghafal hendaknya dilakukan dengan suara yang terang (tidak bergumam), tartil (pelan) dan kalau bisa dengan irama yang teratur.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hafalan Al-Qur’an

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menghafal

Al-Qur’an yaitu :

a) Membaca dengan benar b) Memperbaiki Mahkraj c) Mengakuratkan harakat d) Mengakuratkan kata

e) Mencermati akhir ayat yang sungguh-sungguh Menghafal dengan kuat f) Mendengarkan hafalan kepada orang lain


(51)

42

h) Menggabungkan hafalan yang baru di hafal dengan halaman sebelumnya21

5. Cara cepat menghafal Al-Qur’an

a. Nomor halaman ayat-ayat yang akan dihafal

b. Jumlah ayat dalam halaman tersebut

c. Nomor ayat pertama

d. Nomor ayat terakhir

e. Kalimat pertamama pojok awal (bagian kanan)

f. Kalimat terakhir pojok (bagian kiri)

g. Nomor surat

h. Nama surat

i. Mulai baris ke 1 sampai ke 15 terdapat berapa ayat dalam setiap baris

Pada tataran selanjutnya mereka dibimbing untuk menghafal ayat-ayat yang dibacakan oleh pembimbing ayat demi ayat. Kebutuhan waktu secara normal untuk menghafal 1 halaman adalah sekitar 30 – 45 menit .Dalam waktu yang relatif singkt tersebut,mereka sudah mampu hafal dari ayat ke 1sampai terakhir dalam halaman tersebut.Bukan hanya itu saja,namun mereka

21


(52)

43

juga mampumembaca secara acak ayat-ayat yang ganjilnya saja atau ayat-ayat yang genapnya saja.Bahkan mereka mampu juga membaca ayat-ayat tersebut secara terbalik dimulai dari ayat terakhir sampai ayat ke1 dalam halaman tersebut.

C. Efektifitas Metode Drill terhadap hafalan Al-Qur’an

Pembelajaran yang efektif dan berkualitas membutuhkan profesionalitas pendidik, serta metode yang tepat . dalam implementasi proses pendidikan, metode sering juga di sebut sebagai kata kunci berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Metode pembelajaan adalah bagian dari faktor primer efektifitas belajar.di samping itu metode juga dapat berpengaruh menentukan minat dan perhatian belajar siswa terhadap kegiatan belajar di kelas.

Menurut ahmad susanto 22 pembelajarn yang efektif adalah proses pembelajarn di katakan efektif apabila seluruh siswa dapat terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun sosialnya. kualitas pembelajaran dapat di lihat dari proses dan hasil. Di lihat dari proses, pembelajaran di katakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau sebagian besar siswa terlibat aktif baik mental,fisik, maupun sosial. pembelajaran di lihat dari hasilnya di katakan

22

Ahmad Susanto, teoribelajar & pembelajarn di sekolah dasar, (jakarta : kencana kenada group, 2013), h 53-54


(53)

44

efektif apabila terjadi perubahan tingkah laku yang positif, tercapai tujuan pembelajarn yang telah di tetapkan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa idealnya pembelajaran di katakan efektif apabila guru, pelatihan, dukungan , pengembangan kemampuan profesional, budaya dan pengorganisasian kepempinan internal sekolah,jaminan mutu dan tersedianya komponen sistem yang mendukung,proses dan mekanisme akuntabilitas termasuk pengaturan sekolah, lingkungan fisik sekolah, kurikulum dalam sistem penilaian serta sarana pembelajaran, hubungan dan kerja sama orang tua dan masyarakat dan seluruh siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dapat di lihat seperti semangat belajar yang tinggi dan mempunyai semangat belajar yang tinggi dan mempunyai percaya pada diri sendiri. Tercapainya tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan dapat di lihat dari ketuntasan siswa dalam belajar.

Dalam meningkatan menghafal Al-Qur’an selain seluruh siswa dapat terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun sosialnya menggunakan metode juga sangat penting untuk membuat speserta didik menjadi lebih giat untuk menghafal, yakni kegiatan menghafal Al-Qur’an sangat didukung dengan menggunakan metode Drill. bahwa semuanya cara yang efektif ketika menghafal Al-Qur’an yaitu melakukan pengulangan dan kebutuhan yang sangat pokok untuk mencapai kesuksesan dalam menghafal Al-Qur’an.


(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan dua sub bab yaitu gambaran umum objek penelitian dan metode penelitian

A. Gambaran umum objek penelitian 1. Identitas sekolah

a. Nama Sekolah : SMP AL-FURQAN MQ

b. Alamat : Jl. Irian Jaya

Desa / Kecamatan : Tebuireng Cukir Diwek

Kabupaten : Jombang

No. Telp/HP : (0321) 853622

c. Nama Kepala Sekolah :FUAD TAUFIQ, M.Pd.

d. Alamat : Ds. Nglaban Bendet Diwek Jombang

No. Telp/HP : 085749929299

e. Nama Yayasan (bagi Swasta) : MADRASATUL QUR AN

f. Alamat yayasan : Jl. Irian Jaya PP. MQ Tebuireng Diwek Jombang JATIM Po. Box. 18


(55)

46

h. Nama Ketua Komite Sekolah : H.M. MUHTADI MUKHTAR i. NSS/NIS/NPSN : 204050402155 / 20539700 j. Jenjang Akreditasi : A / B / C / D / Belum Akreditasi k. Tanggal Bulan Tahun didirikan : 30 Maret 2005

l. Tahun mulai beroperasi : 20 Juli 2005

2. Sejarah singakat SMP Al-Furqon TebuIreng Jombang

Madrasatul Qur'an Tebuireng berdiri sejak tahun 1972 dan pada awalnya merupakan bagian dari PP Tebuireng yang didirikan oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari yang kini dipimpin oleh KH. Salahuddin Wahid. Asrama untuk santri yang menghafal al-Qur'an di PP Tebuireng saat itu berada di sebelah utara makam KH Hasyim Asy'ari, KH. Wahid Hasyim, dan KH. Abdurrahman Wahid kini. Madrasatul Qur'an adalah lanjutan dari Madrasah Nidhomiyah yang dirintis oleh KH. Wahid Hasyim. Madrasah Nidhomiyah adalah bagian dari PP Tebuireng yang didalamnya diajarkan kurikulum khusus dengan fokus bahasa Arab dan keal-Qur'anan, di mana dalam kurikulum pesantren Tebuireng sendiri bermuatan ilmu-ilmu kepesantrenan secara umum. Madrasatul Qur'an Tebuireng berdiri sejak tahun 1971 dan pada awalnya merupakan bagian dari PP Tebuireng yang didirikan oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari yang kini dipimpin oleh KH. Salahuddin Wahid. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah


(56)

47

santri/siswa pada tahun 2005 SMP AL Furqan resmi di dirikan, dengan menerapkan kurikulum tersendiri dan berfokus kepada pendidikan dan pengajaran al-Qur'an, termasuk dengan penyesuaian dengan tuntutan zaman yang mengharuskan warga negara yang menempuh pendidikan untuk memiliki ijazah pendidikan formal, oleh karena itu smp al furqan meramu kurikulumnya dengan kurikulum DIKNAS dan di padu dengan kurikulum pesantren, yang dikenal dengan Kurikulum Satuan pendidikan (KTSP) berbasis pesantren.

Seiring dengan potensi besar yang dimiliki peserta didik SMP Al Furqan P.P Madarasatul Qur an Tebuireng Jombang, maka perlu kiranya meningkatkan sarana pendidikan yang dapat mengasa kemampuan peserta didik dalam mengembangkan potensi-potensi untuk pembelajaran life skill. Di antara pengembangan saran life skill adalah sarana pengembangan keterampilan pemebelajaran. Secara umum kondisi SMP AL Furqan MQ Tebuireng-Jombang saat ini baik dan mempunyai potensi untuk dikembangkan.

Sehubungan dengan tujuan tersebut, ada beberapa program kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah antara lain:


(57)

48

a. Mengadakan pembinaan hafalan Al Qur an kepada siswa secara rutin melalui program pengembangan diri dan Aplikasi Keagamaan dengan target hafal 15 juz.

b. Menumbuhkan rasa cinta kepada lingkungan melalui program Clean and Beautiful school sebagai penerapan Kebersihan adalah sebagian dari pada iman

c. Mengadakan pembinaaan keterampilan dibidang pramuka dan sablon d. Mengadakan pembinaaan mata pelajaran yang di ujian nasionalkan

dalam rangka untuk mencapai tingkat kelulusan yang tinggi dan meningkatkan prestasi akademik dalam perlombaan.

e. Mengadakan pembinaaan bahasa; Inggris, bahasa Arab dan bahasa Jepang dalam rangka peningkatan life skill dan kemampuan berbahasa sebagai bekal pendidikan yang lebih tinggi.

3. Visi

Membentuk pribadi muslim hamilil Qur’an Lafdhan (hafal lafadznya), Ma’nan (memahami maknanya), Wa’amalan (mengamalkan isi kandunganya)

4. DATA SISWA DALAM 3 (TIGA) TAHUN TERAKHIR Tabel 1.1

Tahun Pelajaran

Kelas I Kelas II Kelas III

Jumlah Jumlah

Siswa Jumlah

Jumlah

Siswa Jumlah

Jumlah Siswa


(58)

49

Rombel L P Rombel L P Rombel L P

2014/2015 3 102 - 3 80 - 2 70 -

2015/2016 3 103 - 3 103 - 2 71 -

2016/2017 3 106 - 3 100 - 3 91 -

5. DATA GURU DAN PEGAWAI

Tabel 1.2 JUMLAH GURU DAN

PEGAWAI

GURU JUMLAH STAF JUMLAH

L P L+p L P L+p

GURU PNS/DPK 1 1 2

GURU TETAP

YAYASAN 18 3 21

GURU BANTU GTT

PEGAWAI PNS

PTT 3 3

JUMLAH 19 4 23 3 3

5. Data Ruang Kelas dan Rombongan Belajar

a. Jumlah kelas : 9 ruang b. Jumlah Rombel : 9 ruang


(59)

50

6. Data Kondisi Ruang

Tabel 1.3

B. Metode Penelitian

Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut1. Penelitian sangat erat hubungannya dengan metodologi. Metodologi adalah sebuah proses, prinsip,

1

Zainal Arifin, Penelitian PendidikanMetode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),h. 2.

Jenis Ruang Jumlah Ruang

Kondisi Ruang

Ket Baik Rusak

Berat

Rusak Sedang

Rusak Ringan

Ruang Kelas 9 9

Ruang Kasek 1 1

Ruang Guru 1 1

Ruang TU 1 1

Ruang BP/BK

R. Perpustakaan 1 1

R. Lab. IPA 1 1

R. KM / WC 25 25


(60)

51

dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawaban2

Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian juga dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami memecahkan, dan mengantisipasi masalah.3

Penelitian dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk menguji jawaban-jawaban sementara.Agar dapat dikatakan sistematis, maka diperlukan cara-cara yang dapat dipertanggung jawabkan secara alamiah.

1. Jenis dan Rancangan Penelitian a. Jenis Penelitian

Judul yang diangkat oleh peneliti yaitu “efektifitas pembelajaran metode drill terhadap peningkatan hafalan Al-Qur’an siswa smp Al

-furqon MQ di pondok Madrasatul Qur’an Tebuireng jombang” maka jenis

2

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 145

3

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: alfabeta, 2016), h. 3.


(61)

52

penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan data kuantitatif.4

b. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini rancangan yang dipakai adalah :

1. Lapangan adalah sumber data yang diperoleh dari penelitian baik secara langsung atau tidak langsung.

2. Kepustakaan adalah sumber data yang berupa buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan topik pembahasan.

Untuk mendapatkan data lapangan, peneliti menggunakan rancangan sebagai berikut :

Peneliti menggunakan bentuk penelitian “pre - test and post - test group” yaitu dalam desain ini tes dilakukan sebanyak dua kali

yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Tes yang

4

Hamid Darmadi, Dimensi – Dimensi Metode Penelitian dan Sosial, (Bandung : Alfabeta, 2013), cet ke -1, h.156


(62)

53

dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test, dan tes sesudah eksperimen (O2) disebut post -test.5

Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

O1 X O2

X : treatment (perlakuan) metode Drill

O1 : nilai pre-test (sebelum guru memberi perlakuan / metode hafalan Drill)

O2 : nilai post-test (setelah guru memberi perlakuan / metode Drill)

Adapun langkah – langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

1) Tahap persiapan

a) Memilih surat yang sesuai dengan waktu pelaksanaan penelitian

b) Mempersiapkan instrument penelitian yang terdiri dari :

1) Pre-test dan post-test

5

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Bina Aksara, 1987), h.85.


(63)

54

c) Mengurus perizinan untuk melaksanakan penelitian di tempat yang telah ditentukan.

2) Tahap pelaksanaan

a) Menentukan obyek penelitian dengan cara memilih satu kelas diantara seluruh kelas VIII di SMP Al-Furqan MQ Tebuireng jombang

b) Menentukan dua kelas sebagai kelompok eksperimen secara random dari seluruh kelas VIII tersebut.

c) Memberikan pre-test kepada kelas tersebut untuk mengetahui pengetahuan awal kelas tersebut sebelum diberi metode Drill d) Setelah memberikan pre-test, kemudian kelas tersebut

diberikan tretmen dengan menerapkan metode Drill

e) Memberikan post-test kepada kelas tersebut untuk mencari tahu perbedaan sebelum dan sesudah diterapkannya metode Drill 2. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian

a. Variabel

Variabel adalah besaran yang bisa diubah dan selalu berubah sehingga mempengaruhi kejadian dari hasil penelitian6

6

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), h. 159


(64)

55

Menurut Sumadi Suryabrata variabel diartikan sebagai gejala yang menjdai objek pengamatan penelitian. Atau juga dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau segala yang akan diteliti.7

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas (IndependentVariable / variabel X)

Yaitu variabel yang mempengaruhi sesuatu yang lain.

Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah “Metode Drill”

2. Variabel terikat (dependentvariable / variabel Y)

Yaitu variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah “Hafalan Al-Qur’an”

b. Indikator

Indikator merupakan variabel yang mengindikasikan atau menunjukkan suatu kecenderungan situasi, yang dapat dipergunakan untuk mengukur perubahan.

7

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1998), h. 72


(65)

56

Adapun indikator dalam penelitian ini yaitu :Indikator variabel Y (kemampuan hafalan). Adapaun indikator untuk kemampuan hafalan yaitu :

1. fashohah

2. Tajwid

3. Kelancaran c. Instrumen penelitian

Instrumen merupakan komponen kunci dalam suatu penelitian. Mutu instrumen akan menentukan mutu data yang digunakan dalam penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan atau kesimpulan penelitian.8

Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan adalah :

a. Tes

Tes digunakan untuk melihat sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi.Data yang digunakan berupa pre-test

dan post-test.

8

Ine Amirman dan Zainal Arifin, Penelitian dan Statistik Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),h. 53.


(66)

57

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan objek penelitian.9 Maka dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Al-Furqan MQ yang berjumlah 100.

b. Sampel

Sampel adalah bagian terkecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.10 Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila jumlah populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, karena keterbatasan dana dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Sampel juga dapat diartikan sebagai wakil populasi yang diteliti11

Untuk mengetahui besar kecilnya sampel ini, tidak ada ketentuan yang baku. Menurut Nana Sudjana dan Sutrisno Hadi

9

Ibid, h.130

10

Maman Abdurahman dkk, Dasar-dasar Metode Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2011),h. 129.

11

Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktis, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h.109.


(67)

58

menyatakan bahwa tidak ada ketentuan baku atau rumus yang pasti tentang berapa persen yang harus diambil populasi.

Sedangkan Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil 10 % - 15% atau 20% - 25% atau lebih.

Berdasarkan data diatas, maka peneliti mengambil sampel 100% dari jumlah populasi.Hal ini karena keterbatasan peneliti.Yang dijadikan sampel oleh peneliti dalam hal ini adalah peserta didik kelas VIII sebanyak 100 orang.

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa :

a. Metode Tes

Tes adalah deretan atau urutan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,


(68)

59

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok12

b. Metode dokumentasi

Dokumentasi adalah cara pengumpulan data mengenai hal-hal berupa benda – benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, yang berupa profil sekolah dan segala sesuatu yang mendukung penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Sebelum dianalisis sata yang terkumpul terlebih dahulu dilakukan pengolahan data. Pengolahan data tersebut melalui proses sebagai berikut :

a. Editing (penyuntingan), yaitu dengan memeriksa selurh daftar pertanyaan yang dikembangkan responden.

b. Koding (pengkodean), yaitu memberi tanda (simbol) yang berupa angket pada jawaban responden yang diterima.

12


(69)

60

c. Tabulating (tabulasi) yaitu menyusun dan menghitung data hasil pengkodean untuk disajikan dalam bentuk tabel.13

Setelah pengolahan data lalu dilakukan analisis data untuk membuktikan efektivitas pembelajaran metode Drill dalam meningkatkan hafalan siswa SMP Al-Furqan MQ Tebuireng Jombang.

Untuk itu peneliti menggunakan teknik analisis data sebagai berikut :

1. Untuk menjawab rumusan masalah nomer 1 tentang bagaimana proses pembelajaran menggunakan metode Drill menggunakn deskriptif kualitatif pembelajaran.

2. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 2 ektifitas pembelajaran metode Drill menggunakan teknik analisis prosentase.

Data yang telah berhasil dikumpulkan akan dibahas oleh peneliti dengan menggunakan perhitungan prosentase / frekuensi relatif dengan rumus :

P = F/N x 100%

Keterangan :

13

Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2005), h.87.


(70)

61

P = Angket prosentase

F = frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N = Number of cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu).14 Kemudian untuk menafsirkannya, peneliti menggunakan standar dengan interprestasi prosentase menurut Anas Sudjono sebagai berikut15 :

1) 75 %– 100% = tergolong sangat baik

2) 50% - 74% = tergolong baik

3) 25% - 49% = tergolong cukup baik

4) ≤ 24% = tergolong kurang baik

Dalam pretes dan post-test ini peneliti menggunakan nilai :

1. ≤ 65 = Tergolong belum Tuntas

2. > 65-95 = Tergolong Tuntas

3. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 3 tentang efektifitas pembelajaran metode Drill terhadap hafalan Al-Qur’an maka

15

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindon Persada, 1995), h. 40.


(71)

62

peneliti menggunakan analisis statistik uji-t sampel berpasangan (Paired – Sample -T-test) dengan menggunakan SPSS For Windows.


(72)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Data tentang pembelajaran metode Drill Terhadap kemampuan hafalan siswa

1. Diskripsi pembelajaran hafalan Al-Qur’an di SMP Al-Furqan MQ Tebuireng Jombang

Sebelum ke pre-test dan post-test, disini Proses hafalan siswa dilakukan pukul 06.30-08.30. siswa masuk kedalam kelas dan langsung duduk secara berpasang-pasangan . dilakukan berpasang-pasangan di karenakan agar memudahkan siswa dalam menghafal yang dinamakan

dengan metode menghafal Mu’aradhah .selanjutnya setiap guru melakukan doa bersama sebelum proses hafalan dimulai. Setelah itu guru menawarkan kepada siswa tentang surat apa yang ingin dihafalkan. Surat yang di hafalkan itu yang belum pernah siwa hafalkan sebelumnya. Setelah itu seorang guru menyuruh siswa membuka mushafnya sekitar 5 menit untuk mengetahui tentang ayat-ayat yang mau dihafalkan. Seperti nama surat , juz berapa, halaman berapa, surat keberapa, banyaknya ayat dan membaca surat yang akan di hafalkan.


(73)

64

Kemudian guru memulai pembelajaran dengan siswa menutup buku dan siswa hanya saja mendengarkan apa yang di katakan oleh guru, pembacaan Al-Qur’an di ulang di mulai dengan tiga ayat pertama dan selalu di ulang-ulang (Metode Drill) sampai hafal dan itu di lakukan terus menerus sampai hafal. Semisal hafalan dilakukan dengan QS.

Al-Isra’ 1-3. surat itu diulang-ulang sampai siswa hafal. Setelah hafal guru menunjuk sisiwa secara acak untuk mengetes seberapa kemampuan siswa untuk menghafal Al-Qur’an. setelah jam pulang di jam terakhir pembelajaran guru mata pelajaran terakhir memberikan murajaah lagi terhadap apa yang di hafalkan tadi pagi.

Ketika selesai melakukan pretes buku di tutup dan di tanyai oleh gurunya, selanjunya guru membacakan ayat Al-Qur’an yang di mulai dengan 3 ayat pertama dan di ulang-ulang yang disebut dengan metode Drill (pengulangan). Dan itu di lakukan sampai berkali-kali.

2. Efektifitas hafalan siswa SMP Al-Furqan Tebuireng jombang

Untuk melihat sejauh mana efektifitas siswa dalam peningkatan hafalan sisiwa SMPAl-furqan maka saya lakukan penelitian yang dilakukan dengan pre-test.

Berikut data pre-test dan post-test ketika saya mengajar dan menjadi observer didalam kelas VIII A, B,C dengan menggunakan metode drill yang dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut :


(74)

65

data pemahaman peserta didik juga dapat diperoleh dari hasil nilai pre - test dan post - test sebagai berikut :

Berikut adalah nilai dari pre - test :

Tabel 2.1

No Nama

Nilai

pre-test Ketuntasan

1 2 3 4

1 Abdul Wahid Rizky S 70 Tuntas

2 Abdullah Yasykur B 70 Tuntas

3 Abid Annafi Mahrus 70 Tuntas

4 Acmad Hasyim Hikamul A 58 Belum Tuntas

5 Acmad Muhaimin 60 Belum Tuntas

6 Ahmad Nasrullah 60 Belum Tuntas

7 Ayady Rayyan 65 Tuntas


(75)

66

1 2 3 4

9 Danial Malikul Hakim 60 Belum Tuntas

10 Dikriy Khalik 60 Belum Tuntas

11 Dino Laksono P 80 Tuntas

12 Hafidz Ayatullah 65 Tuntas

13 Hendra Hermawan 58 Belum Tuntas

14 Ilhan Afif Dhiyaulhaq 65 Tuntas

15 Kayyis Zaki Zarkasyi 60 Belum Tuntas

16 M Maulana Hasbullah 60 Belum Tuntas

17 Mohammad Agil Nurman 70 Tuntas

18 Mohammad Syafirul A 65 Tuntas

19 Muh Runaf Saka Vikram 60 Belum Tuntas

20 Muhammad Faqihul M 58 Belum Tuntas

21 Muhammad Hidayatul 60 Belum Tuntas


(1)

95

menunjuk siswa secara acak untuk mengetes seberapa kemampuan siswa

untuk menghafal Al-Qur’an. setelah jam pulang di jam terakhir

pembelajaran guru mata pelajaran terakhir memberikan murajaah lagi

terhadap apa yang di hafalkan tadi pagi.

2. Berdasarkan hasil penelitian melalui pre-test dan post-test , diketahui

terjadi peningkatan prosentase ketuntasan belajar dari 34% menjadi 94%

sehingga dapat di Tarik kesimpulan bahwa terjadi peningkatan peserta

didik pada hafalan Al-Qur’an.

3. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dan dibuktikan dengan

teknik analisis uji t sampel berpasangan (pair sample t-test) diperoleh

hasil t-hitung > t-tabel (21.737 > 1.984) dan disignifikansi sebesar 0,000

< 0,05 yang berarti H0 ditolak yang artinya ada perbedaan peningkatan

hafalan Al-Qur’an sebelum dan sesudah menggunakan metode Drill .

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran metode Drill

efektif dalam meningkatkan hafalan siswa SMP Al-Furqan TebuIreng

Jombang.

B. Diskusi

Dari hasil penelitian ini penggunaan metode Drill di SMP Al-Furqan


(2)

96

Qur’an. Guru melakukan hafalan dengan menggunakan model-model hafalan,

sehingga mengakibatkan siswa tidak jenuh ketika menghafalan Al-Qur’an dan

selalu memberikan motivasi ketika pembelajaran hafalan akan di mulai.

C. Saran

Dari serangkaian temuan penelitian serta kesimpulan dari penelitian :

1. Kepada kepala SMP Al-Furqan MQ TebuIreng Jombang

Kepada kepala SMP Al-Furqan MQ TebuIreng di Jombang agar

terus memantau seluruh kegaiatan siswa dalam pembelajaran. Serta agar

senantiasa meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan demi

terwjudnya lembaga pendidikan alquran yang sesuai dengan harapan

umat, selain itu agar meningkatkan kualitas keilmuan ustadz/ustadzh

2. Kepada ustadz dan ustadzah

Karena pentingny hafalan Al-Qur’an bagi generasi muda islam

untuk ustadz/ustadzah agar meningkatkan kemampuanya supaya lebih

berkualitas dalam pembelajaran metode driil untuk meningkatkan hafalan

siswa sehingga kegiatan menghafal al-quran menjadi kegiatan yang di

gemari oleh banyak orang terkhusus santri, juga harus menjadi teladan

bagi semua santrinya.


(3)

97

Kepada santri SMP Al-Furqan MQ TebuIreng yang belum lancar

membaca alquran agar lebih lancar lagi membacanya..serta santri yang

sedang menghafal alquran untuk senantiasa menjaga semangantnya dalam

menghafal Al-Quran serta menghormati para ustadz/uztadzah

4. Saran untuk peneliti selanjutnya

Untuk menggunakan peningkatan hafalan di harapkan peneliti

selanjutnya menggunakan metode ilham yang mana metode tersebut

mungkin di tahun berikutnya bisa di terapkan di semua kelas di SMP


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rauf, Abdul Aziz, 2004, kiat sukses menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah , PT

Syamil cipta media, 2004

Abdurahman, Maman, 2011, dkk, Dasar-dasar Metode Statistika Untuk Penelitian,

Bandung: Pustaka Setia

Amali Herry, Bahiru, 2012,l Agar orang sibuk bisa menghafal Al-Qur’an,

Yogyakarta :Pro-U media

Aninim, 1986, sejarah pendidikan islam di indonesia, Jakarta : Departemen Agama

RI, 1986

Arifin, 1996, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Bumi Aksara

Arifin, Zainal, 2012, Penelitian PendidikanMetode dan Paradigma Baru, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi, 1987, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :

Bina Aksara

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktis, Jakarta:

Rineka Cipta

Darajat, Zakiyah, 1995 metodik khusus pengajaran agama islam, Jakarta : Bumi


(5)

Darmadi,Hamid, 2013, Dimensi– Dimensi Metode Penelitian dan Sosial, Bandung :

Alfabeta

Dr. Ghautsani, Yahya 2014, ,Metode cepat hafal Al-Qur’an, Solo : Assalam

Drs. Slameto, 2013 , Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, Jakarta: Rineka

Cipta

Drs.Mudzakir AS ,2014, Studi ilmu-ilmu Qur’an, Jakarta:PT Pustaka Litera Antar

Nusa

E Mulyasa,2005 , Implementasi kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya

Ghautsani, yahya , 2014, metode cepat hafal al-qur’an, Solo : Assalam

Hamdayama,Jumanta, 2016, Metodologi pengajaran, Jakarta : Bumi aksara

Ismail , SM, 2008, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,

Semarang : Rasail

lilik nur kholidah, Ahmad mujin nasih 2009, Metode dan teknik pembelajaran

pendidikan agama islam, Bandung :Refika Aditama

Muhaimin, Abdul Mujib, 1993 pemikiran pendidikan islam, Bandung :Trigenda

Karya

Mulyana, Deddy,2008, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

Qasim, Amjad, 2010, hafal al-qur’an dalam sebulan,Solo :Qiblat press

Sudjono, Anas, 1995, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindon


(6)

Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D, Bandung: alfabeta

Suharsimi Arikunto, Suharsimi,2013, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: PT Rineka Cipta

Suryabrata, 1995, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Suryabrata, Sumadi, 1998, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Susanto, 2013, teori belajar & pembelajarn di sekolah dasar, Jakarta : kencana

kenada group

Susanto,Ahmad, 2013, teori belajar & pembelajarn di sekolah dasar, Jakarta :

kencana kenada group

Tim Reviewer MKD ,2014, Studi Al-Qur’an, Surabaya : Uin SA press

Usman ,Basyirudin, 2002, Metodologi pembelajarn agama islam, Jakarta : ciputat

pers

Warsito, Hermawan ,2005, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama

WWW. Eprints.ums.ac.id, Naskah_publikasi, (di akses tanggal 25 maret :09:00)

Yayasan penyelenggara penterjemah Al-Qur’an, 2006, Al-Qur’an dan

penerjemahnya, Semarang :Al- Waah

Zainal Arifin, Ine Amirman, 1993, Penelitian dan Statistik Pendidikan, Jakarta: Bumi