Pembelajaran Al-Qur'an dan Implementasinya pada Kemampuan Membaca Al-Qur'an siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman

PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA
SMP ISLAM BAIT AL-RAHMAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S.pd.i)

Oleh:
IDA FARIDA
106011000104

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H /2010 M

PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DAN IMPLEMENTASINYA
PADA KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI

SMP ISLAM BAIT AL-RAHMAN
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Oleh:
Ida Farida
Nim: 106011000104

Di Bawah Bimbingan:

Dr. H. A. Syafi’ie Noor
NIP:19470902 196712 1 001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

2010

LEMBAR PENGESAHAN
PENGUJI SKRIPSI

Skripsi berjudul “Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya pada
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman”
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada
tanggal 16 Desember 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, Desember 2010
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal

Tanda Tangan

………..


………………

………..

………………

………..

………………

………..

………………

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Bahrissalim, M.Ag
NIP: 19680307 199803 1 002
Sekretaris Jurusan (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag
NIP: 19670308 200003 1 001

Penguji I
Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi
NIP: 19690206 199503 1 001
Penguji II
Drs. Rusydi Jamil, MA
NIP: 19621231 199503 1 005

Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
NIP: 19571005 198703 1 003

LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama

: Ida Farida

NIM


: 106011000104

Jurusan

: Pendidikan Agama Islam

Fakultas

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka
saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 November 2010

Ida Farida

ABSTRAK
Nama
NIM
Fak/Jurusan
Judul

: Ida Farida
: 106011000104
: Tarbiyah dan Keguruan/PAI
: Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya pada Kemampuan
membaca Al-Qur’an Siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman.

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam, sekaligus sebagai sumber
ajaran Islam yang paling utama yang menjadi pedoman hidup bagi para

pemeluknya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi umat Islam untuk dapat
membacanya dengan baik dan benar serta mengamalkan ajaran yang terkandung
didalamnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pembelajaran AlQuran di SMP Islam Bait Al-Rahman, untuk mengetahui kemampuan membaca
Al-Qur’an siswa dan untuk mengetahui hubungan antara implementasi
pembelajaran Al-Qur’an dan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SMP
Islam Bait Al-Rahman
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif,
sedangkan jenis pendekatan dalam penelitian ini adalah kolerasional yaitu untuk
mencari hubungan antara dua variabel. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran Al-Qur’an
di SMP Islam Bait Al-Rahman secara umum dapat dikatakan cukup baik, hal ini
dapat dilihat dari telah berjalannya beberapa program yang dilakukan dalam
meningkatkan pembelajaran Al-Qur’an dengan ditunjang oleh sarana dan
prasarana yang memadai sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
Berdasarkan data temuan di lapangan, dapat di simpulkan bahwa secara
umum siswa SMP Islam Bait Al-Rahman yang dijadikan sampel penelitian
memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dalam katagori kemampuan baik
dalam mengetahui ilmu tajwid. Data temuan di lapangan juga menunjukan bahwa

tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan membaca AlQur’an siswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda.
Dengan memeriksa table ”r” product moment dengan df 60 diperoleh rtabel
pada taraf signifikan 5% sebesar 0,250, sedangkan pada taraf signifikan 1%
diperoleh rtabel 0,372. Ternyata rxy (yang besarnya=0,502) adalah jauh lebih besar
dari pada rtabel. Hal ini menjelaskan bahwa tinggi rendahnya nilai kemampuan
membaca Al-Qur’an siswa erat hubungannya dengan proses pembelajaran di
kelas, dimana hubungan itu sifatnya searah
Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran Al-Qur’an
di SMP Islam Bait Al-Rahman berada pada taraf nilai KD 6,25% sedangkan
sisanya 93,7% dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya faktor lingkungan
khususnya orang tua dan pembiasaan serta motivasi siswa

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta
sahabatnya.
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini,

baik berupa dorongan moril dan materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan
dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan (FITK) bapak Prof. Dr. H. Dede
Rosyada, M. A, serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta seluruh
staffnya.
3. Bapak Dr. A. Syafi’ie Noor yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu
dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan
dapat bermanfaat dikemudian hari.
5. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan
dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua Orang Tua penulis yang
tercinta, Ayahanda H. Saleh Ali dan ibunda Munawaroh serta keluarga penulis
yang dengan segala pengorbanannya yang tak pernah penulis lupakan atas


jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka berdua kiranya
merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis
hingga saat ini.
6. Kepala sekolah SMP Islam Bait Al-Rahman beserta staffnya yang telah
memberikan izin, bantuan, dan kerja samanya dalam penelitian.
7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan
Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan
kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian
skripsi ini.
8. Teman-temanku Mahasiswa UIN khususnya anak-anak tarbiyah jurusan
pendidikan agama Islam angkatan 2006, teman-teman dekatku vera, lb, lili,
mery dan dadut yang selalu memberikan support kepada penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala
dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal a’lamin.

Jakarta, 29 November 2010


Ida Farida

DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4
D. Perumusan masalah .............................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORI
A. PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
1. Pengertian Pembelajaran ............................................................. 6
2. Pengertian Al-Qur’an.................................................................. 7
3. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an ................................................. 9
4. Unsur-Unsur Dinamis Pembelajaran Al-Qur’an ........................ 10
5. Metode pembelajaran Al-Qur’an ............................................... 13
6. Evaluasi Pembelajaran Al-Qur’an ............................................. 17
B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
1. Pengertian kemampuan membaca Al-Qur’an ............................ 19
2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an .............................................. 21
3. Adab Membaca Al-Qur’an........................................................ 22
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam
membaca Al-Qur’an ................................................................. 23
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 25

BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 26
B. Variabel Penelitian ............................................................................. 26
C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 27
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Pembelajaran Al-Qur'an di SMP Islam Bait Al-Rahman ..... 32
B. Deskripsi Data .................................................................................... 37
C. Analisis dan Interpretasi Data ............................................................. 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 62
B. Saran .................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64
LAMPIRAN

Daftar Tabel
Tabel 1

Kisi-kisi angket ................................................................................ 28

Tabel 2

Interpretasi nilai “r” product moment ............................................... 30

Tabel 3

Perhitungan angket ...................................................................... 37-50

Tabel 4

Skor kemampuan membaca Al-Qur’an siswa ................................... 51

Tabel 5

Perhitungan untuk mencari mean prestasi kemampuan membaca AlQur’an siswa kelas dua SMP Bait Al-Rahman .................................. 52

Tabel 6

Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas dua SMP Islam Bait AlRahman ............................................................................................ 53

Tabel 7

Nilai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMP Islam Bait Alrahman kelas dua yang berbeda sekolah asalnya ............................... 54

Table 8

Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada table 8 .............. 54

Tabel 9

Jawaban 60 responden terhadap pertanyaan mengenai tempat belajar
membaca Al-Qur’an selain di sekolah .............................................. 55

Tabel 10

Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada tabel 10............. 56

Tabel 11

Skor pembelajaran AlQur’an sebagai (variable X) ............................ 57

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam UU SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003, Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.1 Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu mata pelajaran
yang dipelajarai di sekolah adalah Pendidikan Agama Islam, dengan maksud agar
peserta didik menjadi manusia beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia.
Di dalam kurikulum pendidikan terdapat kompetensi dasar mata pelajaran
Pendidikan Agama yang berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus
dikuasai selama siswa menempuh pendidikan di SMP. Kemampuan-kemampuan
yang tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran
dari kemampuan umum yang harus di capai di SMP yaitu:
a. Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun iman yang lain dengan
mengetahui fungsi serta terefleksi dalam sikap, perilaku dan akhlak peserta
didik dalam dimensi vertikal dan horizontal.
b. Dapat membaca Al-Qur’an surat-surat pilihan sesuai dengan tajwidnya,
menyalin dan mengartikannya.
1

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (T.tp.: PT Kloang Putra Timur, t.t), hlm.6

c. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat
Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah.
d. Dapat meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Rasulullah serta
khulafaurrasyidin.
e. Mampu mengamalkan sistem muamalah Islam dalam tata kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.2

Dalam pelaksanaannya sekolah diberikan kewenangan dalam menjalankan
tugasnya, guru Pendidikan Agamapun memiliki hak dan wewenang dalam
memilih model, metode, media pengajaran yang dianggap efektif dan efesien
untuk mencapai tujuan.
Mempelajari Al-Qur’an berarti mempelajari huruf-hurufnya. Tentunya
tingkatan ini adalah tingkatan yang paling awal dan sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran Al-Qur’an pada tingkat selanjutnya. Berkenaan dengan
kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an terdapat standar kompetensi
sebagai indikator yang akan digunakan dalam pengukuran kemampuan siswa.
Dalam PERMENDIKNAS NO. 23/2006, dijelaskan bahwa standar kompetensi
lulusan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Al-Qur’an tingkat
SMP, yaitu menerapkan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid, mulai dari
tata cara membaca Al-syamsiyah dan Al-qamariyah sampai kepada menerapkan
hukum bacaan mad dan waqaf.3 Dengan demikian maka kemampuan membaca
Al-Qur’an siswa lebih ditekankan kepada membaca Al-Qur’an yang menerapkan
secara praktis ilmu tajwid.
Melihat kenyataan saat ini, banyak siswa yang terpengaruh oleh arus
modernisasi yang mengakibatkan mereka mengesampingkan dan cenderung
bermalas-malasan dalam mempelajari Al-Qur’an sehingga banyak orang tua yang

2

Abdul Majid dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung: Rosdakarya, 2004. Hlm.150
3
PERMENDIKNAS 2006 tentang SI&SKL, (Jakarta: Redaksi sinar grafika, 20060,
hlm.71.

mengeluh bahwa anak mereka belum mampu membaca Al-Qur’an, padahal
seharusnya pada tingkat SMP mereka telah mampu membaca Al-Qur’an.
Dari hasil penilaian keterampilan membaca Al-Qur’an pada salah satu
SMP Negeri di Jakarta menunjukan masih banyak siswa yang belum mampu
membacanya. Di antara faktor yang mempengaruhinya menurut guru yang
bersangkutan adalah siswa masih belum memiliki dasar membaca Al-Qur’an, hal
ini disebabkan mereka tidak mau belajar membaca Al-Qur’an di rumah, selain itu
sebagian besar mereka berasal dari Sekolah Dasar yang diduga pengalaman
belajar membaca Al-Qur’an yang diperolehnya sangat sedikit, walaupun diantara
mereka sebelumnya pernah belajar membaca Al-Qur’an di Taman Pendidikan AlQur’an (TPA) tetapi mereka tidak pernah mengulang kembali sehingga mereka
tidak lancar dalam membaca Al-Qur’an.
Pada dasarnya prestasi siswa sangat dipengaruhi oleh lembaga yang
menyiapkannya, dalam konteks ini perlu dipahami bahwa prestasi yang dimiliki
siswa sebagian besar bertumpu pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
oleh tenaga pendidik disamping komponen-komponen pendidikan di sekolah yang
meliputi sistem pendidikan serta sarana dan prasarana yang memadai.
SMP Islam Bait Al-Rahman merupakan salah satu lembaga pendidikan
yang memandang betapa pentingnya untuk memberikan pelajaran Al-Qur’an
kepada siswa, sehingga SMP Islam Bait Al-Rahman selalu berupaya membimbing
siswanya untuk bisa membaca Al-Qur’an. Dari latar belakang tersebut, maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara langsung di SMP Islam Bait
Al-Rahaman dengan judul “Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya Pada
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMP Islam Bait Al-Rahman”.

B. Identifikasi Masalah
1. Implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.
2. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung efektifitas pembelajaran
Al-Qur’an di SMP Bait Al-Rahman.
3. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan motivasi siswa SMP Bait AlRahman dalam membaca Al-Qur’an.

4. Perbedaan tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an siswa berdasarkan
latar belakang pendidikan.
5. Kaitan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dengan pembelajaran AlQur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.

C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran dari pengertian judul dan
isi bahasan dalam penelitian ini, maka penulis merasa perlu untuk memberikan
batasan untuk mempertegas maksud dan tujuan. Pembelajaran disini yaitu suatu
aktivitas atau proses yang mengarahkan siswa melakukan proses belajar, dengan
melibatkan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling mempengaruhi didalam mencapai tujuan pembelajaran Al-Qur’an.
Dan pembelajaran Al-Qur’an disini yaitu pembelajaran Al-Qur’an yang berkaitan
dengan materi mengenai ilmu tajwid.
Sedangkan yang dimaksud kemampuan membaca Al-Qur’an disini yaitu
kesanggupan membaca/melafalkan huruf Al-Qur’an yang dilihat dari segi
kelancaran dan pemahaman siswa tentang tajwid.
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada pembelajaran AlQur’an dan implementasinya pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas
dua SMP Islam Bait Al-Rahman.

D. Perumusan masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti
adalah “Apakah terdapat kolerasi antara implementasi pembelajaran Al-Qur’an
dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa?”

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam
Bait Al-Rahman.
2. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SMP Islam
Bait Al-Rahman.

3. Untuk mengetahui hubungan antara implementasi pembelajaran Al-Qur’an
pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SMP Islam Bait AlRahman.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
1. Pengertian Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang saling berkaitan.
Konsep belajar berakar pada pihak siswa dan konsep pembelajaran berakar pada
pihak guru dan keduanya bisa berdiri sendiri dan juga menyatu, bergantung
kepada situasi dari kedua kegiatan itu terjadi.4
Menurut Hilgard dan Marquis yang dikutip oleh Aminudin Rasyad
learning is the process by which an activity originates or is changed through
training procedure (whether in the laboratory or in natural environment) as
distringuished from changes by factor not attributable to training. Menurut
Hilgart dan Marquis belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam
diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya, sehingga terjadi
perubahan dalam diri.5
Menurut Muhibbin Syah “Belajar pada dasarnya adalah tahapan perubahan
perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagi hasil interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.”6
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah “proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.”7

4

Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003),
Cet.4, h.1.
5
Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.29.
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekan Baru, (Bandung: Rosda
Karya,2005), Cet.12, h.92.

Dalam UU SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003, pembelajaran adalah
“proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.”8
Beberapa pendapat mengenai pengertian pembelajaran, diantaranya
menurut Tohirin pembelajaran merupakan upaya membelajarkan atau upaya
mengarahkan aktivitas siswa kearah aktivitas belajar.9
Menurut Aminuddin Rasyad pembelajaran adalah “proses yang terjadi
yang membuat seseorang atau sejumlah orang yaitu siswa melakukan proses
belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan.”10
Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.”11
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, yang dimaksud dengan
pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses yang mengarahkan siswa
melakukan proses belajar, dengan melibatkan unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

2. Pengertian Al-Qur’an
Lafal Al-Qur’an secara bahasa sama dengan qira’ah, yaitu akar kata dari
qara’a, qira’atan wa qur’anan, ia merupakan bentuk mashdar menurut wazan
dari kata fu’lan, seperti qufran dan syukron. Bentuk kata kerjanya adalah qara’a
yang berarti mengumpulkan dan menghimpun.12 Dengan demikian lafal Qur’an
dan qira’ah secara bahasa berarti menghimpun dan memadukan sebagian hurufhuruf dan kata-kata dengan sebagian lainnya. Firman Allah dalam Al-Qur’an:
7

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai pustaka, 1989), h. 17.
8
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (T.tp.: PT Kloang Putra Timur, t.t), hlm.4
9
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), h.8.
10
Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.14.
11
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi aksara, 1999), h.57.
12
Manna’ Al-Qaththanan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, terj. Mabahits fi ‘Ulumil
Qur’an oleh Aunur rafiq El-Mazni, (Jakarta: Pustaka al-kautsar, 2006), cet.1, h.12.

“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (didadamu)
dan (membuat pandai) membacanya. Apabila kamu telah selesai
membacaknnya maka itulah bacaan itu.” (Q.S Al-Qiyamah:17-18).13
Pengertian Al-Qur’an menurut Hasbi Ash Shidieqy adalah “wahyu Ilahi
yang diturunkan kepada Muhammad SAW, yang telah disampaikan kepada kita
ummatnya dengan jalan mutawattir, yang dihukum kafir orang yang
mengingkarinya.”14
Pengertian Al-Qur’an menurut Ali Ash-Shabuni yaitu:

!
2

)

' )* %

+ #

" +,

"#

-. /
56

4# 2

$ %

& '(

!0 1 + (

'*
. 3

"Firman Allah yang bersifat mu'jizat yang diturunkan kepada Nabi
terakhir (Nabi Muhammad) dengan perantara malaikat jibril, yang ditulis
di dalam mushaf, dinukilkan dengan cara muttawatir serta di pandang
sebagai suatu ibadah bagi orang yang membacanya yang dimulai dari
surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-naas."
Sedangkan menurut Subhi As-Shalih Al-Qur’an adalah “kalam Ilahi yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis didalam mushaf
berdasarkan sumber-sumber muttawatir yang bersifat pasti kebenarannya, dan
yang dibaca umat Islam dalam rangka ibadah.”16
Definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ulama lebih banyak unsurunsur yang sama dalam mendefinisikan Al-Qur’an. Dan jika kita cermati tampak
adanya beberapa perbedaan diantara definisi-definisi yang mereka ungkapkan.
Namun perbedaan tersebut tidaklah menjadikan pertentangan dan juga tidak
13

Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Bandung: Jum’atul ali Art,
2007), h. 577
14
M.Hasby Ash Shiddieqy, Sejarah dan pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir,
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997), Cet.1, h.5
15
Muhammad Ali Ashabuni, Al-tibyan Fial-‘ulum Al- Qu’ran, (Beirut : Al-Mazzroah,
1985), h.8.
16
Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Quran, (Jakarta: pustaka Firdausi, 1996),
Cet.6, h.15.

menjadi masalah yang tidak bisa dikompromikan, yang ada justru sebaliknya
perbedaan yang ada saling melengkapi pengertian-pengertian yang diungkapkan
diantara mereka.
Dari beberapa pengertian yang diuraikan oleh para ulama, dapat di
simpulkan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah berbahasa Arab yang diturunkan
kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril yang menjadi mu’jizat atas
kerasulannya untuk dijadikan petunjuk bagi manusia disampaikan dengan cara
muttawattir dalam mushaf dimulai dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan
surat An-Naas serta menjadi ibadah bagi yang membacanya.

3. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an
Tujuan

merupakan

faktor

yang

sangat

penting

dalam

kegiatan

pembelajaran, karena keberhasilan suatu pembelajaran bisa dilihat dari tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran tersebut. Dengan tujuan arah kegiatan pembelajaran
menjadi jelas.
Pembelajaran Al-Qur’an sebagai suatu kegiatan interaksi belajar mengajar
juga mempunyai tujuan. Adapun tujuan pembelajaran Al-Qur’an sebagaimana
diungkapkan oleh prof. Dr. Mahmud Yunus sebagai berikut: “1) agar pelajar
dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih dan betul menurut tajwid. 2) agar pelajar
dapat

membiasakan

Al-Qur’an

dalam

kehidupannya.

3)

memperkaya

pembendaharaan kata-kata dan kalimat-kalimat yang indah dan menarik hati.”17
Sesuai dengan standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan
pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi, dengan demikian tujuan yang
diharapkan adalah sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Dalam
PERMENDIKNAS NO.23/2006, dijelaskan bahwa standar kompetensi lulusan
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Al-Qur’an tingkat SMP,
yaitu menerapkan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid, mulai dari
tatacara membaca Al-syamsiyah dan Al-qamariyah sampai kepada menerapkan
hukum bacaan mad dan waqaf.
17

Mahmud Yunus,
agung,1990), Cet.12, h.91.

Metodik

Khusus

Pendidikan

Agama,

(Jakarta:Hida

Karya

4. Unsur-Unsur Dinamis Pembelajaran Al-Qur’an
Unsur-unsur dinamis pembelajaran pada hakikatnya merupakan unsurunsur penunjang dalam proses pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik dalam
bukunya

Kurikulum

dan

Pembelajaran,

mengemukakan

unsur–unsur

pembelajaran sebagai berikut :
1) Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru terdiri dari motivasi
membelajarkan siswa dan kondisi guru siap membelajarkan siswa.
2) Unsur pembelajaran konkruen dengan unsur belajar meliputi: motivasi
belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar dan
subyek yang belajar.18
Dalam uraian ini penulis akan mengulas beberapa unsur-unsur dinamis
dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an, diantaranya: Motivasi belajar, bahan
belajar, alat bantu belajar dan suasana belajar.
a. Motivasi Belajar
Dalam konsep pembelajaran motivasi berarti seni mendorong siswa untuk
terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tercapai tujuan belajar.19 Motivasi
bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam
diri (intrinsik) yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena
kesadaran akan pentingnya sesuatu. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar
(ekstrinsik) merupakan hal atau keadaan yang berasal dari luar diri siswa yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar seperti pujian dan hadiah,
peraturan sekolah, suri tauladan, dan lain sebaginya.
Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh
kemampuannya yang kurang, akan tetapi disebabkan tidak adanya motivasi untuk
belajar sehingga ia tidak berusaha mengarahkan kemampuannya. Adapun ciri
siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dikelas sebagaimana dikemukakan oleh
Sadirman, yaitu:
1) Tekun dalam menghadapi tugas dan dapat belajar dalam waktu yang
lama.

18
19

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran…h.67
Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.92.

2) Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak menyerah, juga tidak cepat
puas atas prestasi yang dimiliki.
3) Menunjukan minat yang besar terhadap masalah belajar.
4) Lebih suka belajar sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
5) Dapat mempertahankan pendapatnya dan tidak mudah melepas apa
yang diyakininya.
6) Senang mencari dan memecahkan masalah.20
Jika melihat ciri motivasi diatas, maka jelas motivasi dapat menentukan
keberhasilan suatu proses pembelajaran.

b. Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting mendapat
perhatian oleh guru. Dengan bahan belajar, para siswa dapat mempelajari hal-hal
yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Dalam pembelajaran AlQur’an guru memiliki peranan yang sangat penting, karena didalam pembelajaran
Al-Qur’an terdapat materi-materi yang harus dipraktekan secara langsung agar
tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam membacanya.
Adapun materi belajar dalam pembelajaran Al-Qur’an menurut Zakiah
Darajat, antara lain mengenai:
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf arab dari alif sampai dengan ya
(alifbata)
Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah, dan sifat-sifat huruf, ini
dibicarakan dalam ilmu makhraj.
Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, tanda panjang
(maad), tanwin dan sebagainya.
Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti waqaf mutlaq,
waqaf jawaz dan sebagainya.
Cara membaca, melagukan dengan beragai macam irama dan bermacammacam qiraat yang dimuat dalam ilmu qiraat dan ilmu nagham.
Adabut Tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca Al-Quran sesuai
dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.21
Materi belajar dalam pembelajaran Al-Qur’an untuk siswa tingkat SMP

lebih kepada masalah tajwid mengenai hubungan antar huruf, masalah panjang
pendek ucapan dan masalah memulai dan menghentikan bacaan.
20

Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Siswa, (Jakarta: Rajawali, 1986), h.81.
Zakiah Darajat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam, (Jakarta: Bumi aksara,
2008), cet.4, h.91.
21

c. Alat bantu belajar
Alat/media merupakan salah satu sarana yang dapat membantu proses
pembelajaran. Dengan tersedianya alat/media pengajaran, guru dapat menciptakan
berbagai situasi kelas, menentukan metode atau strategi yang ia pakai dalam
situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara
siswanya.
Ramayulis membagi alat/media pembelajaran kepada dua bagian, yaitu
alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidikan yang bukan
benda (non materil).22
Menurut Zakiah Darajat alat pendidikan yang berupa benda meliputi: 1)
bahan bacaan atau bahan cetakan. 2) alat pandang dengar. 3) contoh-contoh
kelakuan, seperti mimik, berbagai gerakan badan, dramatisasi. 4) media
pendidikan yang bersumber dari masyarakat dan alam sekitar.23 Diantara
alat/media yang bukan berupa benda, yaitu: keteladanan, perintah/larangan,
ganjaran dan hukuman.

d. Suasana Belajar
Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, alat-alat belajar mempunyai
pengaruh pada kegiatan belajar. Disamping kondisi fisik tersebut, suasana
pergaulan disekolah juga berpengaruh pada kegitan belajar. Oleh karena itu, guru
dan siswa dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang baik dan
menyenangkan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa didalam
membina suasana belajar yang efektif antara lain:
1) Guru diharapakan dapat bersikap menunjang, membantu, adil, dan
terbuka.
2) kesadaran siswa untuk membina disiplin dan tata tertib dalam kelas.
3) Menciptakan kerja sama yang baik antara guru dan siswa, yang dijiwai
oleh rasa kekeluargaan dan kebersamaan.24

22

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2002), h.182.
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam..h.230-231.
24
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran..h.69-70.
23

5. Metode pembelajaran Al-Qur’an
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”.
Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau
melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.25 Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia metode adalah “cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud”.26 Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara
yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode memegang peranan yang tidak
kalah penting dengan komponen-komponen lain. Metode pembelajaran Al-Quran
adalah suatu cara atau jalan untuk memudahkan dalam pembelajaran Al-Qur’an.
Pada dasarnya, metode yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an dapat
dibedakan menjadi dua, yakni metode umum dan metode khusus. Yang termasuk
dalam metode umum yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an antara lain:
a. Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan dimana cara
penyampaian materi-materi pelajaran kepada siswa dilakukan dengan cara
penuturan secara lisan.27
Pelaksanaan metode ceramah yang wajar terletak dalam pemberian fakta
atau pendapat dalam waktu yang singkat kepada jumlah pendengar yang besar dan
apabila cara lain tidak mungkin ditempuh, misalnya: karena tidak adanya bahan
bacaan dan atau untuk menyimpulkan dan untuk memperkenalkan sesuatu yang
baru.
Teknik mengajar melalui metode ceramah dari dulu hingga sekarang terus
berjalan dan paling banyak dilakukan, namun usaha peningkatan teknik mengajar
tersebut terus mengalami peningkatan dan para ahli menemukan beberapa
kelemahannya, diantaranya: 1) membuat siswa pasif. 2) mengandung unsure
paksaan kepada siswa. 3) menghambat daya kritis siswa.28

25

Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran..h.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..h.
27
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam, (Surabaya: Usaha nasional,
1983), cet.8, h.83.
28
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.289.
26

Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode ini tepat untuk digunakan,
misalnya jika ingin menerangkan pelajaran mengenai pengertian tajwid dan lain
sebagainya.
b. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan jalan guru
mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu metode di dalam
pendidikan dimana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang materi
yang ingin diperolehnya.29
Metode Tanya jawab tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk
menetapkan kadar pengetahuan setiap anak dalam satu kelas, karena metode ini
tidak memberikan kesempatan yang sama pada setiap murid untuk menjawab
pertanyaan.
Metode Tanya jawab tepat dipergunakan apabila:
1) untuk merangsang anak agar perhatiannya terarah kepada masalah
yang sedang dibicarakan
2) untuk mengarahkan proses berpikir anak
3) sebagai pre test terhadap pelajaran yang telah diberikan
4) sebagai selingan dalam ceramah atau pembicaraan.30
Untuk menghindari sesuatu yang dapat terjadi dalam metode Tanya jawab
terutama yang bersifat negatif maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) pertanyaan harus singkat, jelas dan merangsang berpikir.
2) Sesuai dengan kecerdasan dan kemampuan anak didik yang menerima
pertanyaan.
3) Memerlukan jawaban dalam bentuk kalimat atau uraian kecuali yang
bersifat objektif tes dapat menggunakan ya atau tidak
4) Usahakan pertanyaan yang mempunyai jawaban pasti bukan
pertanyaan yang mempunyai jawaban beberapa alternatif.31
c. Metode drill/latihan
Metode drill adalah “suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih
siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.32
29

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.86
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.87
31
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.309.

30

Zakiyah Darajat dkk. mengatakan bahwa, penggunaan istilah “latihan”
sering disamakan dengan istilah “ulangan” padahal maksudnya berbeda. Latihan
dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak
didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan adalah hanya sekedar untuk
mengukur sudah sejauhmana dia telah menyerap pengajaran tersebut.33
Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode drill/latihan dapat dilaksanakan
misalnya untuk melatih siswa agar terampil dalam pengucapan bunyi huruf
hijaiyah dalam Al-Qur’an, dan lain sebagainya.
Dalam pelaksanaannya metode drill/latihan, tentunya siswa telah dibekali
pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian siswa disuruh mempraktekannya
atas bimbingan guru sehingga menjadi mahir dan terampil.
Dalam menerapkan metode drill, hendaknya guru siap terlebih dahulu,
tidak secara spontanitas saja memberi latihan, sehingga pada saat memberikan
evaluasi terhadap hasil latihan, seorang guru dapat melihat segi-segi kemajuan
siswa diantaranya daya tanggap, keterampilan dan ketepatan berpikir dari tiap-tiap
siswa yang diberi tugas latihan.34
Diantara metode khusus, yang dapat digunakan untuk mempermudah
siswa dalam membaca Al-Qur’an antara lain:
a. Metode talaqqi (Musyafahah/meniru)
Yaitu metode pengajaran dimana guru dan murid berhadap-hadapan secara
langsung. pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan cara guru membaca terlebih
dahulu, kemudian disusul siswa. Dengan penyampaian seperti ini, guru dapat
menerapkan cara membaca huruf dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan anak
dapat melihat dan menyaksikan langsung praktek keluarnya huruf dari lidah guru
untuk ditirukannya, yang disebut musyafahah (adu lidah). Penyampaian seperti ini
diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kalangan sahabat.35 Penyampaian
ini cocok digunakan untuk tahap awal, proses pengenalan kepada anak-anak

32

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.106
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.302
34
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.304
35
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak, Membaca, menulis, dan mencintai Al-Qura..h.81.
33

pemula, sehingga siswa mampu mengekspresikan bacaan-bacaan huruf hijaiyah
secara tepat dan benar.

b. Pengajaran sistem iqra’
Cara belajar dengan model iqra ini pernah dijadikan proyek oleh
Departemen Agama RI sebagai upaya untuk mengembangkan minat baca
terhadap Al-Qur’an. Secara umum pembelajaran sistem iqra adalah:
1) Adanya buku (modul) yang mudah dibawa dan dilengkapi oleh beberapa
petunjuk teknis pembelajaran bagi guru.
2) Cara belajar siswa Aktif (CBSA).
3) Bersifat privat (individual).
4) Guru mengajar dengan pendekatan yang komunikatif.
5) Penggunaan sistem pembelajaran yang variatif dengan cerita dan nyanyian
religius.
6) Menggunakan bacaan secara langsung sehingga lebih mudah diingat.
7) Sistematis dan mudah diikuti: pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke
yang sulit, dari yang sering didengar yang mudah diingat ke yang sulit
didengar dan diingat.
8) Buku iqro bersifat fleksibel untuk segala umur.36
c. Pengajaran sistem Qiro’ati
Metode Qira’ati ditemukan oleh K.H Dahlan Salim Zakasyi. Qiraati
disusun dengan system modul/ paket, artinya paket pengajaran yang memuat satu
unit konsep dari materi pelajaran. Dalam hal ini murid dituntut harus menguasai
satu unit pelajaran sebelum ia beralih pada unit berikutnya.
Tujuan sistem pengajaran Qira’ati adalah agar siswa dapat membaca AlQur’an dengan tartil. Secara umum pengajaran sistem Qiro’ati adalah:
1) Klasikal dan privat
2) Guru menjelaskan dengan memberi contoh materi pokok bahasan,
selanjutnya siswa membaca sendiri ( CBSA)
3) Siswa membaca tanpa mengeja.
4) Sejak awal belajar, siswa ditekankan untuk membaca dengan tepat dan
cepat.

36

Roqib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,
Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: LKIS, 2009), h.104-105.

d. Pengajaran system Al-Barqy
Metode Al-Barqy dapat dinilai sebagai metode paling cepat membaca AlQur’an yang paling awal. Metode ini ditemukan oleh dosen fakultas Adab IAIN
Sunan Ampel Surabaya, Muhajir Sulthon pada 1965.
Metode ini di sebut juga metode ANTI LUPA karena mempunyai struktur
yang apabila pada saat siswa lupa dengan huruf-huruf/ suku kata yang telah
dipelajari, maka ia akan dengan mudah dapat mengingat kembali tanpa bantuan
guru. Penyebutan Anti Lupa itu sendiri adalah hasil penelitian yang dilakukan
Departemen Agama RI.
Keuntungan yang didapat dengan menggunakan metode ini adalah:
1) Bagi guru (guru mempunyai keahlian tambahan sehingga dapat mengajar
dengan lebih baik).
2) Bagi murid (murid merasa cepat belajar sehingga tidak merasa bosan dan
menambah

kepercayaan

dirinya

karena

sudah

bisa

belajar

dan

menguasainya dalam waktu singkat hanya satu level sehingga biayanya
lebih murah)
3) Bagi sekolah (sekolah menjadi lebih terkenal karena murid-muridnya
mempunyai

kemampuan

untuk

menguasai

pelajaran

lebih

cepat

dibandingkan dengan sekolah lain).37

6. Evaluasi Pembelajaran Al-Qur’an
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation, dalam
bahasa arab: al-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Sedangkan
menurut istilah evaluasi mengandung pengertian “suatu tindakan atas suatu proses
untuk menentukan nilai dari sesuatu.”38
Dalam kaitannya dengan pembelajaran Al-Qur’an berarti evaluasi ini
dilakukan untuk menentukan apakah penguasaan kompetensi sebagai tujuan
pembelajaran telah berhasil dikuasai siswa atau belum.
37

Komari, “Metode Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an”, dari www.wahdah.or.id, 2 juli

2010.
38

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja grafindo
persada,2008), h. 1.

Ada dua teknik yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi hasil
belajar, yaitu dengan teknik tes dan non tes. Untuk mengukur perkembangan
belajar siswa, terdapat beberapa bentuk tes yang dapat digunakan diantaranya:
a. Tes awal/Pre-test dan Tes akhir/Post-test
Kegiatan tes awal dilaksanakan untuk mengetahui sejauh manakah materi
yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh siswa. Isi atau materi tes awal pada
umumnya ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui
atau dikuasai siswa sebelum pelajaran diberikan kepada mereka. Evaluasi ini
berlangsung singkat tidak memerlukan instrument teertulis.
Post-test dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua
materi pelajaran yang tergolong penting telah dapat dikuasai dengan sebaikbaiknya oleh siswa. Evaluasi ini juga berlangsung singkat dan cukup dengan
menggunakn instrumen sederhana yang berisi item-item yang jumlahnya sangat
terbatas, seperti membuat soal-soal isian yang didalamnya terdapat materi bacaan
Al-Qur’an yang sudah diajarkan.
b. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara
tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh siswa dalam suatu mata pelajaran
tertentu. Materi yang ditanyakan pada tes diagnostik pada umumnya ditekankan
pada materi tertentu yang menurut pengalaman sulit dipahami siswa.39 Seperti
contohnya siswa disuruh membaca ayat Al-Qur’an yang didalamnya mengandung
hukum bacaan mad, kemudian jika hasil pemeriksaan menunjukan bahwa tingkat
penguasaan siswa terhadap hukum bacaan mad rendah, maka siswa tersebut harus
diberi bimbingan agar dapat memperbaiki tingkat penguasaannya terhadap hukum
bacaan mad.
c. Tes formatif
Kegiatan tes ini biasanya dilaksanakan ditengah-tengah program
pengajaran, yaitu dilaksanakan ketika subpokok bahasan dapat diselesaikan. Tes
formatif biasa dikenal dengan istilah ulangan harian. Tujuannya adalah untuk

39

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…h.70

mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan hasilnya akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan rekayasa pengajaran remedial.
d. Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan
satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif dilaksanakan secara
tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama. Bentuk-bentuk soal yang
dikemukakan pada umumnya lebih sulit dari pada butir-butir soal tes formatif.
Jika ditinjau dari segi cara mengajukan dan cara memberikan jawabannya,
tes dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu tes lisan dan tes tertulis. Tes
tertulis yaitu tes ujian atau ulangan, yang dialami oleh sejumlah siswa secara
serempak dan harus menjawab sejumlah pertanyaan atau soal secara tertulis dalam
waktu yang sudah ditentukan. Sedangkan tes lisan yaitu apabila sejumlah siswa
diuji secara lisan oleh seorang penguji atau lebih.40 Tes lisan sangat cocok
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an.
Dengan teknik non-tes penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa dapat
dilakukan dengan tanpa menguji siswa, melainkan dengan melakukan
pengamatan, wawancara, menyebarkan angket, dan memeriksa atau meneliti
dokumen-dokumen.41

B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
1. Pengertian kemampuan membaca Al-Qur’an
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kemampuan mempunyai arti
“kesanggupan; kecakapan; kekuatan; kita berusaha dengan diri sendiri.”42
Kemampuan juga dapat dikatakan kompetensi. Kompetensi yaitu
“kemampuan berperilaku rasional untuk mencapai tujuan yang di persyaratkan
sesuai dengan kondisi yang diharapakan.”43

40

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam…h.212-213,
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…h.76
42
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..h.707.
43
Moh. Uzer Usman, menjadi Guru professional, Bandung: PT Remaja Rosda
karya,2006), Cet.20, h.14.
41

Sedangkan pengertian membaca di dalam kamus lengkap Bahasa
Indonesia yaitu “melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan atau hanya dihati).”44
Menurut Tampubolon, membaca adalah “satu dari empat kemampuan
bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi
tulisan.”45
Menurut Crawley dan Mountain yang dikutip oleh Farida Rahim membaca
pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
melafalkan

tulisan,

tetapi

juga

melibatkan

aktivitas

visual,

berpikir,

psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan
proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan, sebagai suatu
proses berpikir, membaca mencangkup aktivitas pengenalan kata, pemahaman
litelar, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.46
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu
kegiatan didalam mengolah bacaan secara kritis dan kreatif dari apa yang tertulis
agar memperoleh pemahaman yang menyeluruh tentang bacaan itu.
Dalam membaca Al-Qur’an melafalkan apa yang tertulis adalah termasuk
melafalkan huruf hijaiyah, melafalkan Al-Qur’an berdasarkan kaidah tajwid, dan
semua yang berkaitan dengan membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an dalam
artian luas, bukan hanya melisankan huruf, akan tetapi mengerti apa yang di
ucapkan, diresapi isinya serta diamalkan.
Secara keseluruhan yang dimaksud dengan kemampuan membaca AlQur’an yaitu kecakapan atau kemampuan melafalkan apa yang tertulis dalam AlQur’an serta memahami isi yang terkandung didalamnya. Kemampuan membaca
Al-Qur’an dalam penelitian ini lebih ditekankan kepada kemampuan dalam
melafalkan huruf Al-Qur’an berdasarkan kaidah tajwid.

44

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia…h.83.
Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien, (Bandung:
Angkasa, 1987), h.5.
46
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
h.2.
45

2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist yang menunjukan keutamaankeutamaan bagi orang yang membaca Al-Qur’an, diantaranya adalah:
a. Membaca Al-Qur’an dapat dapat menjadi Obat bagi jiwa yang gunda

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman….”(Q.S Al-Isra:82)47
b. Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi orang yang membacanya.

= # >0 ? +,

"@ 9A "

+,