PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS V MI NURUL ISLAM SIDOARJO.

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V MI NURUL ISLAM

SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

MUCHAMAD NANANG SAIFUDIN NIM. D77213077

PROGRAM STUDI PGMI


(2)

(3)

PENGESAIIAN TIM PENGUJI SKRIPSI

S}ripsi oleh MuchamadNanang Saifudin ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji.

Surabay4 31 Januari 201 7

Mengesahkaq Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Penguji II,

Penguji [V,

/) i

/Cl^"

I 16198903r003 Penguji I,

NrP. 1 973 I 22720A5012003


(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Muchamad Nanang Saifudin, D77213077,Peningkatan Pemahaman Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI dengan Menggunakan Metode Mind Mapping Pada Mata Pelajaran PKn Kelas V di MI Nurul Islam Sidoarjo

Kata Kunci: Pemahaman, MetodeMind Mapping

Penelitian ini berangkat dari masalah hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM. Berdasarkan dari dokumentasi nilai hasil belajar siswa kelas V, diperoleh data sebanyak 42,1% dari jumlah 19 siswa mencapai KKM yang ditentukan yakni 70. Menurut fakta di lapangan yang menjelaskan bahwa kurang inovatifnya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kegiatan belajar serta kurangnya sebuah media pendukung atau alat peraga sehingga berdampak kepada pemahaman siswa. Fokus masalah yang diteliti adalah: bagaimana penerapan dan peningkatan pemahaman materi mempertahankan keutuhan NKRI dengan menggunakan metodeMind Mappingpada mata pelajaran PKn kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo?

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui penerapan metode Mind Mapping dalam materi mempertahankan keutuhan NKRI pada mata pelajaran PKn Kelas V di MI Nurul Islam Sidoarjo. 2) Untuk peningkatan pemahaman siswa materi mempertahankan keutuhan NKRI melalui metodeMind Mappingpada mata pelajaran PKn Kelas V di MI Nurul Islam Sidoarjo.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin dengan subjek penelitian 19 siswa dan tempat penelitian di MI Nurul Islam Sukodono Sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran yang meliputi 4 tahap. Pada setiap siklus terdiri dari pelaksanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi guru dan siswa, tes dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes, dengan memperhatikan 10 butir soal dan teknik penilaiannya adalah jawaban singkat atau uraian singkat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Mind Mapping dalam meningkatkan pemahaman materi mempertahankan keutuhan NKRI pada mata pelajaran PKn Kelas V di MI Nurul Islam Sidoarjo dapat dikategorikan baik. Hal ini dibuktikan dengan perolehan observasi aktivitas guru dan siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, yakni dari observasi guru mendapat skor peningkatan dari 65,62 menjadi 85,22. Kemudian skor aktivitas siswa dari perolehan 56,94 menjadi 93. Selain itu peningkatan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dan dapat dikategorikan berhasil. Hal ini dibuktikan dari tahap pra siklus, siklus I maupun siklus II, yakni dari 64,73 menjadi 68,42 kemudian menjadi 86,84 dengan persentase masing-masing 42,1%, 63,15% dan 89,47%.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN MOTTO ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Tindakan yang Dipilih... 8

F. Lingkup Penelitian ... 9

G. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II Kajian Teori... 12

A. MetodeMind Mapping... 12

1. Pengertian MetodeMind Mapping... 12

2. Karakteristik MetodeMind Mapping... 14


(8)

B. Hakikat Pemahaman... 17

1. Pengertian Pemahaman ... 17

2. Strategi Pemahaman... 19

3. Tingkatan Pemahaman ... 21

4. Indikator Pemahaman... 22

C. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan... 24

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan... 24

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan... 29

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 30

D. Peningkatan Pemahaman Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI ... 32

1. Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI... 32

2. Indikator Pemahaman Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI... 37

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS ... 40

A. Metode Penelitian... 40

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian... 43

C. Variabel yang diteliti... 44

D. Rencana Tindakan ... 44

E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan... 48

F. Analisis Data ... 50

G. Indikator Kinerja ... 51

H. Tim Peneliti dan Tugasnya... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Hasil Penelitian ... 54

1. Penerapan MetodeMind Mapping... 54

a. Pra Siklus ... 54

b. Siklus I ... 55


(9)

2. Peningkatan Pemahaman Siswa melalui MetodeMind Mapping... 69

a. Pra Siklus ... 69

b. Siklus I ... 71

c. Siklus II ... 73

B. Pembahasan... 75

1. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus I dan Siklus II ... 75

2. Tingkat Pemahaman Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 76

BAB V PENUTUP... 82

A. Simpulan ... 82

B. Saran... 83 DAFTAR PUSTAKA

KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era sekarang, pendidikan bukan lagi menjadi kebutuhan tersier bagi masyarakat Indonesia. Mengingat dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang yang pada akhirnya akan menempatkan seseorang pada derajat yang lebih baik, menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan primer. Harus diakui bahwa tidak setiap manusia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Bisa saja yang terjadi justru seseorang tumbuh ke arah kondisi yang sebenarnya tidak diharapkan sama sekali.

Oleh karena itu, dalam perkembangan pendidikan sangat dibutuhkan tuntunan, dan kebutuhan akan pendidikan menjadi satu kebutuhan yang cukup penting. Apalagi hidup di zaman modern yang banyak mengalami perubahan dan kemajuan seperti sekarang.

Adapun yang mengemukakan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik yang diarahkan untuk menjadi patriot pembela bangsa dan negara (warga negara yang baik). Pasal yang berkaitan dengan pendidikan kewarganegaraan yaitu pasal 3 UUD 1945 yang berbunyi hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam


(11)

2

pembedaan negara pasal 30 ayat 1 dan hak setiap warga negara untuk memperoleh pengajaran pasal 31 ayat 1.1

PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat memberikan wawasan pengetahuan yang luas kepada siswa mengenai kewarganegaraan beserta struktur dan unsur pembentuknya. PKn merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Seperti yang dikatakan Sunal dalam Fathur Rohman Pendidikan kewarganegaraan sebagai bagian dari IPS (social studies) memiliki tujuan yang berdekatan. Menurut The National Council for the Social Studies.2

Pembelajaran PKn juga menekankan hak dan tanggung jawab warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanggung jawab ini meliputi tanggung jawab pribadi maupun kewarganegaraan. Hal ini tentu memerlukan pengetahuan dan ketrampilan intelektual dalam berperan serta. Hal ini yang diharapkan oleh pembelajaran PKn.

Pelajaran PKn mempunyai tujuan seperti dituliskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 yaitu agar peserta didik memiliki kompetensi sebagai berikut: berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi, berkembang secara positif dan

1Zainul Ittihad Amin,Materi Pokok Pendidikan Kewarganegaraan,(Jakarta:Universitas Terbuka,

2006), Hlm. 1.24.

2


(12)

3

demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi dan komunikasi.

Tujuan di atas dapat dicapai dengan melalui proses pembelajaran PKn baik formal, maupun informal. Hal ini menjadi tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran dengan memberikan nuansa pembelajaran yang dapat mengarahkan tujuan PKn tersebut.

Dalam proses pembelajaran PKn biasanya didominasi oleh metode ceramah, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan pemberian tugas, sehingga proses pembelajaran kurang efektif. Akibatnya, pemahaman siswa terhadap materi tersebut belum sepenuhnya tertanam dalam ingatan mereka. Agar hal itu tidak akan terjadi berlarut-larut dan mengurangi pemahaman, minat hingga hasil belajar siswa, maka hendaknya guru meningkatkan keterampilan dalam mengajar.

Salah satu masalah yang dijumpai pada observasi di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono Sidoarjo kelas V pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah murid merasa bosan dengan pengajaran guru yang masih menggunakan metode ceramah dan tidak variatif. Hal ini sejalan dengan karakter siswa yang berdasarkan pengamatan cenderung pasif dan tidak didukung inovasi atau kreatifitas guru dalam proses pembelajaran. Sehingga


(13)

4

berindikasi terhadap pemahaman siswa bahkan hasil belajarnya. Selain itu, relevansi antara konteks dalam RPP dengan materi PKn dalam mempertahankan keutuhan NKRI kurang mengena. Menjadikan serta menambah kurangnya ketercapaian siswa dalam memahami materi.

Akibatnya aktivitas tersebut berakibat terhadap pemahaman menulis siswa yang masih belum maksimal. Dari 19 siswa yang ada di kelas V, dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebesar 70 dan yang mendapatkan nilai di atas KKM hanya berkisar rata-rata 42,1%.3

Menindak lanjuti fenomena tersebut, peneliti berusaha memperbaiki dan mencari solusi dari proses belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping. Metode pembelajaran ini dianggap mampu menumbuhkembangkan semangat dan antusias siswa dalam berpartisipasi selama pembelajaran, berfikir kritis, memahami bacaan dengan mudah, menciptakan penalaran dan pemahaman yang mendetail, serta siswa mampu menjadikan materi PKn yang hakikatnya penuh dengan ruang lingkup materi yang luas dan cenderung malas untuk dijadikan wacana, menjadi suatu materi yang tepat dan guna untuk menumbuhkan dan mempermudah dalam memahami.

3

Hasil wawancara dengan bu Pujiati Guru PKn Kelas V MI Nurul Islam Sukodono Sidoarjo pada 20 Oktober 2016


(14)

5

Metode pembelajaran adalah upaya yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode digunakan untuk merealisaikan strategi yang telah ditentukan. Penerapan satu strategi pembelajaran memungkinkan untuk diterapkannya beberapa metode pembelajaran. 4 Sedangkan Mind Mapping merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak.

Selain ituMind Mappingjuga merupakan alat yang dapat membantu otak berpikir secara teratur, dan mampu memetakan pikiran dalam bentuk simbol-simbol nyata. Sehingga dengan metode Mind Mapping siswa mudah dalam menyusun ide-ide dan pikiran pokok tentang cerita yang akan ditulisnya.5

Oleh karena itu, untuk menjawab permasalahan tersebut, tidak cukup dengan sekedar jawaban yang tidak mempunyai alasan kuat, dalam upaya untuk mencari jawaban tersebut penulis perlu mengadakan penelitian lapangan yang berjudul: “Peningkatan Pemahaman Materi Mempertahankan

Keutuhan NKRI Melalui Penerapan Metode Mind Mapping Pada Mata

Pelajaran PKn Kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo”

4

Nur Hidayati,Metode Pembelajaran Interaktif (Yogyakarta: Modul Seminar Metode Pembelajaran Interaktif Fakultas Bahasa Dan Seni UNY di SMPN 2 Depok, 2011 ) ,3.

5

Budi Arifin, Penerapan Metode Mind Map Untuk Meningkatkan Motivasi Mata Pelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam Di Kelas IV MI Wahid Hasyim Tahun Pelajaran 2012/ 2013, Skripsi, (Yogyakarta: Digilib.uinsuka.ac.id, 2013) , hlm. 3


(15)

6

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode Mind Mappingpada materi mempertahankan

keutuhan NKRI mata pelajaran PKn kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo? 2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi mempertahankan keutuhan

NKRI melalui metodeMind Mapping pada mata pelajaran PKn kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan, adapun tujuan itu adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan metode Mind Mapping pada materi

mempertahankan keutuhan NKRI mata pelajaran PKn kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo.

2. Untuk Mengetahui peningkatan pemahaman materi mempertahankan keutuhan NKRI melalui metode Mind Mapping pada mata pelajaran PKn kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah dapat memperkaya khasanah pengembangan keilmuan khususnya


(16)

7

dalam hal pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan rujukan bagi penulisan yang akan datang.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Memberikan wawasan bagi guru tentang metode Mind Mapping dalam pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar khususnya dalam pembelajaran PKn materi upaya mempertahankan keutuhan NKRI.

b. Bagi siswa

1) Siswa menjadi lebih mudah dalam menerima serta memahami informasi yang diberikan oleh guru.

2) Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti proses belajar mengajar.

3. Bagi sekolah

Memberikan tambahan referensi metode pembelajaran yang dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar yaitu metode Mind Mapping.

4. Bagi peneliti

a. Menambah wawasan dan pengetahuan lebih banyak dalam bentuk karya ilmiah yang berupa tulisan serta landasan dalam mengajar di bidang kebahasaan terutama ranah Pendidikan Kewarganegaraan.


(17)

8

b. Dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan, serta refleksi bagi peneliti sebagai bakal calon pendidik.

c. Menginovasi kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode pembelajaran yang berbeda.

E. Tindakan Yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh peneliti pada siswa kelas V dalam materi mempertahankan keutuhan NKRI yaitu dengan meningkatkan pemahaman melalui metode Mind Mapping. Pada metode pembelajaran Mind Mapping ini diharapkan siswa mampu meningkatkan pemahaman mereka dalam materi mempertahankan keutuhan NKRI.

Metode Mind Mapping merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Setelah selesai, catatan yang dibuat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah, sementara subtopik dan perincian menjadi cabang-cabangnya.6

6

Ahmad Munjin Nasih,Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 110


(18)

9

F. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus dengan objek, sehingga hasil penelitiannya akurat, maka permasalahan di atas akan dibatasi pada hal – hal di bawah ini :

1. Subyek penelitian adalah siswa kelas V MI Nurul Islam Ds. Jumput Rejo Kec.Sukodono Kab. Sidoarjo Semester ganjil tahun ajaran 2016 – 2017. 2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran PKn kelas V semester ganjil

materi mempertahankan keutuhan NKRI dengan menggunakan metode pembelajaranMind Mapping.

3. Standar Kompetensi

a. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

4. Kompetensi Dasar

a. Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

5. Indikator Kompetensi

a. Menjelaskan sikap yang harus dimiliki oleh rakyat Indonesia dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

b. Menyebutkan contoh perilaku yang dapat kita lakukan sebagai siswa untuk menjaga keutuhan NKRI


(19)

10

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan suatu aspek yang digunakan untuk mempermudah pembaca dalam mengetahui isi penelitian ini. Maka penulis membuat suatu sistematika pembahasan sebagai berikut :

1. Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tindakan yang dipilih, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lingkup penelitian, definisi operasional dan sistematika pembahasan.

2. Bab kedua merupakan bab yang membahas tentang kajian teori. Dalam kajian teori akan membahas tentang: Pemahaman PKn materi mempertahankan keutuhan NKRI, MetodeMind Mapping.

3. Bab ketiga merupakan bab yang membahas tentang metode penelitian, dimana metode penelitian sendiri terjabar oleh beberapa poin diantaranya: pengertian dan jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik dan alat pengumpulan data, teknik analisa data, dan Rancangan Penelitian yang meliputi, setting penelitian, subyek penelitian, sumber data. Diskripsi pembelajaran persiklus, dan jadwal penelitian.

4. Bab keempat membahas tentang laporan hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi, hasil penelitian per-siklus, dan pembahasan dari setiap siklus.


(20)

11

5. Bab kelima membahas tentang penutup berisi tentang kesimpulan-kesimpulan yang merupakan intisari dari semua bahasan yang telah dilakukan. Dalam bab ini juga dilengkapi dengan saran-saran.


(21)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. MetodeMind Mapping

1. Pengertian MetodeMind Mapping(Peta Pikiran)

Mind map mulai diperkenalkan pada awal tahun 1970an. Seorang psikolog bernama Tony Buzan mengembangkan mind map ini sebagai salah satu cara belajar lebih efektif dan kreatif. Tony Buzan mengembangkan mind map berdasarkan karya penelitian Roger Wolcott Sperry pada tahun 1968 mengenai kerja otak kanan dan kerja otak kiri manusia. Karya Roger Wolcott Sperry ini kemudian dikembangkan lagi oleh Robert Ornstein pada tahun 1977 yang menyatakan bahwa otak manusia merespon sangat baik untuk kata kunci, gambar, warna, dan hubungan langsung.7

Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Tony Buzana, kepala Brain Foundation. Peta pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Setelah selesai, catatan yang dibuat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah, sementara subtopik dan perincian menjadi

7

Nur Dani Rumanti, Pengaruh Peranan Mind Map terhadap Hasil Belajar Kognitif Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas IV SD Gugus Hasanuddin Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang, (Yogyakarta: UNY Yogyakarta, 2014), hlm. 28.


(22)

13

cabang-cabangnya.8 Cabang-cabang tersebut juga bisa berkembang lagi sampai ke materi yang lebih kecil. Sebagaimana struktur manusia yang bisa berkembang terus sampai hari akhir tiba, sehingga terbentuklah sebuah sistem keturunan manusia hidup sampai hari akhir.

Mind Mapbisa digunakan untuk membantu penulisan essai atau tugas-tugas yang berkaitan dengan penguasaan konsep. Mind Map bisa digunakan untuk membentuk, memvisualisasi, mendesain, mencatat, memecahkan masalah, membuat keputusan, merevisi, dan mengklarifikasi topik utama sehingga siswa bisa mengerjakan tugas-tugas yang banyak sekalipun.9

Belajar berbasis pada konsep Peta Pikiran (Mind Mapping) merupakan cara belajar yang menggunakan konsep pembelajaran komprehensif Total Mind Learning (TML). Pada konteks TML, pembelajaran mendapatkan arti yang lebih luas. Bahwasannya, di setiap saat dan di setiap tempat semua makhluk hidup di muka bumi belajar karena belajar merupakan proses alamiah. Semua makhluk hidup belajar menyikapi berbagai stimulus dari lingkungan sekitar untuk mempertahankan hidup.

8

Ahmad Munjin Nasih,Metode...,110-111

9

Miftahul Huda,Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 307


(23)

14

2. Karakteristik MetodeMind Mapping(Peta Pikiran)

Pada mulanya metode mencatat ini, berangkat dari hasil sebuah penelitian tentang cara otak memproses informasi. Semula para ilmuwan menduga bahwa otak memproses dan menyimpan informasi secara linier, seperti metode mencatat tradisional. Namun, sekarang mereka mendapati bahwa otak mengambil informasi secara bercampuran antara gambar, bunyi, aroma, pikiran, dan perasaan dan memisah-misahkan kedalam bentuk linier, misalnya dalam bentuk tulisan atau orasi. Saat otak mengingat informasi, biasanya dilakukan dalam bentuk gambar warna-warni, simbol, bunyi, dan perasaan.

Oleh karena itu, agar peta pikiran dapat berfungsi secara maksimal ada baiknya dibuat warnawarni dan menggunakan banyak gambar dan simbol sehingga tampak seperti karya seni. Hal ini bertujuan agar metode mencatat ini dapat membantu individu mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasikan materi dan memberikan wawasan baru.10

Peta pikiran menirukan proses berfikir ini, memungkinkan individu berpindah-pindah topik. Individu merekam informasi melalui simbol, gambar, arti emosional, dan warna. Mekanisme ini sama persis

10


(24)

15

dengan cara otak memperoses berbagai informasi yang masuk. Dan karena peta pikiran melibatkan kedua belah otak, anda dapat mengingat informasi dengan lebih mudah.11

3. Langkah-langkah MetodeMind Mapping(Peta Pikiran)

Untuk membuat peta pikiran, guru hendaknya menggunakan bolpoint bewarna dan memulai dari bagian tengah kertas. Kalau bisa, guru menggunakan kertas secara melebar untuk mendapatkan lebih banyak tempat. Lalu ikuti langkah-langkah berikut:

a. Tulis gagasan utamanya di tengah-tengah kertas dan lingkupilah dengan linkaran, persegi, atau bentuk lain.

b. Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap poin atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya akan bervariasi, tergantung dari jumlah gagasan dan segmen. Gunakan warna yang berbeda untuk tiap-tiap cabang.

c. Tuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang dikembangkannya untuk detail. Kata kunci adalah kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan anda. Jika anda menggunakan singkatan tersebut sehingga anda dengan

11


(25)

16

mudah segera mengingat artinya selama berminggu-minggu setelahnya.

d. Tambahkan simbol-simbol dan llustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik.12

Agar peta pikiran lebih mudah diingat, guru hendaknya memperhatikan beberapa cara berikut ini:

a. Tuliskan atau ketiklah secara rapi dengan menggunaka huruf-huruf kapital.

b. Tulislah gagasan-gagasan penting dengan huruf-huruf yang lebih besar sehingga terliihat menonjol dan berbada dengan yang lain. c. Gambarkan peta pikiran dengan hal-hal yang berhubungan dengan

anda. Simbol jam mungkin berarti bahwa benda ini memiliki tenggang waktu yang penting. Sebagian orang menggunakan anak panah untuk menunjukkan tindakan-tindakan yang harus mereka lakukan.

d. Garis bawahi kata-kata itu dengan menggunakan huruf tebal. e. Bersikaplah kreatif dan berani dalam desain, sebab otak kita lebih

mudah mengingat hal yang tidak biasa.

f. Gunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan hal-hal atau gagasan-gagasan tertentu.

12


(26)

17

g. Ciptakanlah peta pikiran anda secara horisontal untuk memperbesar ruang bagi pekerjaan anda.13

B. Hakikat Pemahaman

1. Pengertian Pemahaman

Istilah pemahaman berasal dari akar kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengetahuan banyak, pendapat, aliran, mengerti benar. Adapun istilah pemahaman ini sendiri diartikan dengan proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Dalam pembelajaran, pemahaman dimaksudkan sebagai kemampuan siswa untuk dapat mengerti apa yang telah diajarkan oleh guru. Dengan kata lain, pemahaman merupakan hasil dari proses pembelajaran. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pemahaaman adalah suatu proses mental terjadinya adaptasi dan transformasi ilmu pengetahuan.14

Seorang siswa dikatakan mampu memahami jika siswa tersebut dapat menarik makna dari suatu pesan-pesan atau petunjuk-petunjuk dalam soal-soal yang dihadapinya. Petunjuk-petunjuk soal tersebut dapat berupa komunikasi dalam bentuk lisan, tertulis, dan grafik (gambar) dalam cara penyajian apapun juga. Para siswa dapat memahami suatu hal

13

Ahmad Munjin Nasih,Metode,112

14

Ahmad Susanto,Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar(Jakarta: KENCANA, 2014), 208


(27)

18

jika mereka menghubungkan pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari dengan pengetahuan yang sebelumnya telah mereka miliki.15

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan dari kasus lain. Dalam Taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.16

Pemahaman sendiri dapat berarti kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila dia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.17

Pemahaman juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari suatu materi yang dipelajari. Kemampuan memahami

15

Suwarto,Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 19

16

Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012) , 24

17


(28)

19

dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu seberapa jauh siswa dapat menerima, menyerap, dan mengingat materi yang telah disampaikan oleh guru maupun ia baca. Siswa akan lebih faham apabila siswa melihat, merasakan maupun mengalaminya sendiri.18

Dari pengertian pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah ketika siswa mampu menangkap arti serta mampu menjelaskan konsep-konsep dari sebuah materi yang telah diajarkan oleh guru dengan bahasa mereka sendiri tanpa mengubah konteks dari arti yang sesungguhnya.

Belajar dengan pemahaman (understanding) adalah lebih permanen (menetap) dan lebih memungkinkan untuk ditransferkan, dibandingkan denganrote learningatau belajar dengan formula. Berbeda dengan teori Stimulus Respon, teori yang menitikberatkan pada pentingnya kebermaknaan dalam belajar dan mengingat(retention).19

2. Strategi Pemahaman

Strategi-strategi pemahaman berusaha membangkitkan dan mengembangkan kapasitas-kapasitas para murid menalar serta menggunakan bukti dan logika. Strategi-strategi ini memotivasi dengan

18

Ahmad Susanto,Teori Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: Kencana, 2013), 6

19


(29)

20

membangkitkan keingintahuan melalui misteri, masalah/soal, petunjuk, dan kesempatan untuk menganalisis dan berdebat.

Bab-bab strategi pemahaman diantaranya:

a. Membandingkan dan Mengontrakan(Compare and Contrast)adalah sebuah strategi yang digunakan oleh para murid untuk melakukan analisis komparatif, dengan menggunakan kriteria-kriteria dalam menarik simpulan-simpulan dan menduga kemungkinan-kemungkinan sebab dan akibat.

b. Membaca untuk Mendapatkan Makna (Reading for Meaning) merupakan sebuah strategi membaca yang menggunakan pernyataan-pernyataan sederhana dalam rangka membantu para murid menemukan dan mengevaluasi bukti serta menyusun interpretasi yang saksama.

c. Pemerolehan konsep (Concept Attainment) merupakan suatu “pendekatan belajar-mengajar konsep” yang mendalam yang didasarkan pada pemeriksaan seksama terhadap contoh dan noncontoh.

Misteri(Mystery) adalah sebuah strategi yang di dalamnya para murid menginterpretasikan dari mengorganisasikan petunjuk-petunjuk


(30)

21

dalam rangka menjelaskan situasi penuh teka-teki atau menjawab pertanyaan yang menantang.20

3. Tingkatan Pemahaman

Pemahaman dapat dibedakan kedalam tiga kategori. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan Merah Putih, menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam memasang sakelar.21

Tingkat kedua adalah pemahaman tafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Menghubungkan pengetahuan tentang konjugasi kata kerja, subjek, dan possesive pronoun sehingga tahu menyusun kalimat “My friend is studying,” bukan “My friend studying,” merupakan contoh pemahaman penafsiran.

Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang

20

Harvey F.Silver, et al.,Strategi-strategi Pengajaran (Jakarta : PT Indeks, 2012) 16

21


(31)

22

mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentaang konsekuensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

Meskipun pemahaman dapat dipilahkan menjadi tiga tingkatan di atas, perlu disadari bahwa menarik garis yang tegas antara ketiganya tidaklah mudah. Penyusun tes dapat membedakan item yang susunanya termasuk sub-kategori tersebut, tetapi tidak perlu terlarut-larut mempermasalahkan ketiga perbedaan itu. Sejauh dengan mudah dapat dibedakan anatara pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, dan ekstrapolasi, bedakanlah untuk kepentingan penyusunan soal tes hasil belajar.22

4. Indikator Pemahaman

Instrumen penilaian yang mengukur kemampuan pemahaman konsep mengacu pada indikator pencapaian pemahaman konsep. Menurut Depdiknas menjelaskan bahwa penelitian perkembangan anak didik dicantumkan dalam indikator dari kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menyatukan ulang konsep

b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu

22


(32)

23

c. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep f. Mengunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur operasi

tertentu

g. Mengaplikasikan konsep23

Sebagai Indikator bahwa siswa dapat dikatakan paham terhadap konsep, dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam beberapa hal. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan. b. Membuat contoh dan noncontoh

c. Mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram, dan simbol.

d. Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lain. e. Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep.

f. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat-syarat yang menentukan suatu konsep.

g. Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.24

23

Miftahul Jannah, Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung Brebes Dalam Pembelajaran matematika Dengan Pendekatan Realistics Education Pada Sub Materi Pokok Bahasan Persegi Panjang dan Persegi Tahun Pelajaran 2006/2007(Skripsi, 2007), 18

24


(33)

24

Karakteristik soal-soal pemahaman sangat mudah dikenal. Misalnya mengungkapkan tema, topik, atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya, berbeda. Mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa sendiri dengan simbol tertentu termasuk ke dalam pemahaman terjemahan. Dapat menghubungkan hubungan antar unsur dari keseluruhan pesan suatu karangan termasuk ke dalam pemahaman penafsiran. Item ekstrapolasi mengungkapkan kemampuan di balik pesan yang tertulis dalam suatu keterangan atau tulisan.

Membuatkan contoh item pemahaman tidaklah mudah. Cukup banyak contoh item pemahaman yang harus diberi catatan atau perbaikan sebab terjebak ke dalam item pengetahuan. Sebagian item pemahaman dapat disajikan dalam gambar, denah, diagram, atau grafik. Dalam tes objektif, tipe pilihan ganda dan tipe benar-salah banyak mengungkapkan aspek pemahaman.25

C. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah terjemahan dari istilah asingcivic educationataucitizenship education. Terhadap dua istilah ini,

25


(34)

25

John C. Cogan telah membedakan dengan mengartikancivic educationsebagai “...the foundational course work in school designed to prepare young citizens for an active role in their communities in their adult lives” atau suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.

Sedangkancitizenship educationdigunakan sebagai istilah yang memiliki pengertian yang lebih luas yang mencakup “...both these in -school experiences as well as out-of -school or non-formal/informal learning which takes place in the family, the religious organization, community organizations, the media, etc which help to shape the totality of the citizen”.26 Artinya, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan istilah generik yang mencakup pengalaman belajar di sekolah dan luar sekolah, seperti yang terjadi di lingkungan keluarga, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan, dan dalam media.

Di sisi lain, David Kerr mengemukakan bahwa pendidikan kewarganegaraan dirumuskan secara luas mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan secara khusus peran pendidikan (termasuk didalamnya

26

Endang Zaelani Zukarya,Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,(Yogyakarta: Paradigma), 13


(35)

26

persekolahan, pengajaran, dan belajar) dalam proses penyiapan warga negara tersebut.27

Untuk konteks di Indonesia, citizenship education oleh beberapa pakar diterjemahkan dengan istilah pendidikan kewarganegaraan (ditulis dengan menggunakan huruf kecil semua) atau pendidikan kewargaan.

Dari pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa istilahcitizenship education lebih luas cakupan pengertiannya dari padacivic education. Dengan cakupan yang luas ini maka citizenship educationmeliputi didalamnya pendidikan kewarganegaraan dalam arti khusus (civic education). Citizenship education sebagai proses pendidikan dalam rangka menyiapkan warga negara generasi muda akan hak-hak, peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, sedangcivic educationadalahcitizenship education yang dilakukan melalui persekolahan.

Sementara itu, berkaitan dengan konsep Pendidikan Kewargaan, menurut Azra memandang bahwa secara substantif istilah Pendidikan Kewargaan tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibanannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang merupakan penekanan dalam istilah Pendidikan Kewarganegaraan, melainkan juga

27


(36)

27

membangun kesiapan warga negara menjadi warga dunia (global society). Dengan demikian, orientasi Pendidikan Kewargaan secara substantif lebih luas cakupannya daripada Pendidikan Kewarganegaraan.28 Hal ini sejalan dengan pembedaan pengertian civic education dancitizenship educationdi atas.

Secara paradigmatik Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tiga domain, yakni 1) domain akademik; 2) domain kurikuler; dan 3) aktivitas sosial-kultural. Domain akademik adalah berbagai pemikiran tentang Pendidikan Kewarganegaraan yang berkembang di lingkungan komunitas keilmuan. Domain kurikuler adalah konsep dan praksis pendidikan kewarganegaraan dalam lingkup pendidikan formal dan nonformal. Sedangkan domain sosial kultural adalah konsep dan praksis Pendidikan Kewarganegaraan di lingkungan masyarakat.29 Ketiga komponen tersebut secara koheren bertolak dari esensi dan bermuara pada upaya pengembangan warga negara yang baik (good citizens), yang memiliki pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai, sikap dan watak kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan(civic skill).

28

Azyumardi Azra, Pendidikan Multikultural: Membangun Kembali Indonesia Bhineka Tunggal Ika. (Makalah disampakan dalam Symposium International Antropologi Indonesia ke-3 di Denpasar, 2002)

29


(37)

28

Menurut Azra pengertian pendidikan kewarganegaraaan adalah “Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru, bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat”. Diharapakan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia. Hakekat NKRI adalah negara kebangsaan modern”.30

Pendidikan Kewarganegaraan dijelaskan dalam Depdiknas, Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mefokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Lebih lanjut Soemantri menyatakan bahwa “PKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara agar dapat diandalkan oleh bangsa dan negara”.31

30

Azra,Pendidikan...,7

31


(38)

29

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural dan bahasa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945.32

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam kurikulum tahun 2006 atau yang biasa disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:33

a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan.

32

Sudjana,Dasar-dasar Proses Belajar Mengjar,(Bandung: Sinar Baru, 2003), 43

33


(39)

30

b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode, sistem dan bersifat universal. Objek pembahasan setiap ilmu harus jelas, baik objek material maupun objek formalnya. Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau cabang ilmu. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek material tersebut. Adapun objek material dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan warganegara baik yang empirik maupun yang nonempirik, yang meliputi wawasan, sikap, dan perilaku warganegara dalam kesatuan bangsa dan negara. Sebagai objek


(40)

31

formalnya mencakup dua segi, yaitu segi hubungan antara warganegara dan negara (termasuk hubungan antar warganegara) dan segi pembelaan negara.

Mata pelajaran PKn memiliki klasifikasi materi yang dirangkum dalam ruang lingkup pembelajaran. Ruang lingkup pada materi mata pelajaran PKn meliputi:34

a. Persatuan dan kesatuan bangsa. b. Norma, hukum, dan peraturan. c. Hak asasi manusia.

d. Kebutuhan warga negara. e. Konstitusi negara.

f. Kekuasan dan Politik. g. Pancasila.

h. Globalisasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa materi pembelajaran pada mata pelajaran PKn terangkum dalam ruang lingkup mata pelajaran PKn yang terdiri dari beberapa aspek, meliputi: ruang lingkup persatuan dan kesatuan bangsa, ruang lingkup norma, hukum, dan peraturan, ruang lingkup HAM (Hak Asasi Manusia), ruang

34


(41)

32

lingkup kebutuhan dan konstitusi negara, ruang lingkup kekuasaan dan politik, ruang lingkup pancasila, serta ruang lingkup globalisasi.

D. Peningkatan Pemahaman Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI

1. Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI

Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.35

Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga? Salah satu caranya adalah kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Berpartisipasi artinya turut serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikap-sikap:

35

http://ramliberbagiilmu.blogspot.com/2012/04/upaya-dalam-menjaga-keutuhan-nkri.html, diakses pada tanggal 22 Desember 2016, 16.30


(42)

33

a. Cinta Tanah Air

Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:

1) Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.

2) Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.

3) Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

4) Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada negara.

b. Membina Persatuan dan Kesatuan

Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:36

1) Menyelenggarakan kerja sama antar daerah. 2) Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.

36

http://makalahcyber.blogspot.com/2012/11/upaya-mempertahankan-nkri_28.html, diakses pada 22 Desember 2016, 16.47


(43)

34

3) Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.

4) Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain,

5) Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

6) Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah atau menyimpan dendam. 7) Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan

suku, agama, maupun bahasa dan kebudayaan. c. Rela Berkorban

Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

1) Partisipasi tenaga 2) Partisipasi pikiran

d. Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI

Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun


(44)

35

tingkat nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan kemampuannya.

2) Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan.

3) Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri / regional.

4) Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap

kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional.


(45)

36

e. Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI

Berikut adalah beberapa sikap dan perilaku dalam menjaga kesatuan NKRI:37

1) Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

2) Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.

3) Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.

4) Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

37

Rikayani,Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas 5,(Jakarta: PT Adfale Prima Cipta, 2009), 23


(46)

37

5) Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.

6) Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan menaati peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan, Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-undang dan peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun yang miskin, baik laki-laki maupun perempuan.

2. Indikator Pemahaman Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI

Dalam pembelajaran, pemahaman diartikan sebagai kemampuan siswa dalam menangkap apa yang telah guru ajarkan kemudian mampu menjelaskan kembali apa yang dia dapatkan tersebut. Dengan kata lain,


(47)

38

pemahaman merupakan hasil dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang mengarahkan pada upaya pemberian pemahaman pada siswa adalah pembelajaran yang mengarahkan agar siswa memahami apa yang mereka pelajari.

Indikator pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan pengetahuan, siswa belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman, seseorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut. Siswa dikategorikan paham serta mampu memahmi suatu materi apabila dia memenuhi beberapa indikator. Adapun indikator dari pemahaman itu sendiri meliputi:

a. Mengartikan

b. Memberikan contoh c. Mengklasifikasi d. Menyimpulkan e. Menduga


(48)

39

g. Menjelaskan.38

Dari beberapa indikator di atas, indikator yang digunakan dalam memahami materi mempertahankan keutuhan NKRI adalahsiswa menjelaskan dan memberikan contoh-contoh materi yang diberikan guru sesuai kompetensi dasar.

38


(49)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A.Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu masalah untuk mencari bukti dalam penelitian tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Sumadi Suyabrata, penelitian dilakukan karena ada hasrat ingin tahu manusia yang berawal dari kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya baik alam besar maupun kecil.39

Dari pengertian tersebut, sudah jelas bahwasanya metode penelitian senantiasa dibutuhkan di dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga macam, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Sedangkan, kegunaannya adalah untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikemukakan bahwa, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.40

Metode penelitian yang digunakan adalah classroom action research atau penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini memadukan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan.


(50)

41 Sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan data berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat tahapan tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut:

S Ii K L U S I S Ii K L U S II Gambar 3.1

Siklus PTK Model Kurt Lewin

Secara keseluruhan, empat tahapan dalam bentuk PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari

Perencanaan (Planning) Tindakan

(Acting) Pengamatan

(Observing)

Refleksi (Reflecting)

Perencanaan (Planning) Tindakan (Acting) Pengamatan (Observing) Refleksi (Reflecting) Terus Menerus


(51)

42 dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil di siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga silkus-siklus berikutnya. Sebelum melakukan PTK, peneliti melakukan observasi awal untuk melakukan identifikasi masalah. Setelah judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasi PTK di rumuskan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut yang sesuai dengan model Kurt Lewin.41

1. Menyusun perencanaan (Planning). Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah [1] membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); [2] mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas; [3] mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

2. Melaksanakan tindakan (Acting). Pada tahap ini yaitu melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

3. Melaksanakan pengamatan (Observing). Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah [1] mengamati perilaku peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; [2] memantau kegiatan diskusi/ kerja sama anta peserta didik dalam kelompok; [3] mengamati pemahaman setiap peserta didik terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah dirancang sesuai tujuan PTK.

4. Melakukan refleksi (Reflecting). Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah [1] mencatat hasil observasi; [2] mengevaluasi hasil observasi; [3] menganalisis hasil pembelajaran; [4] mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dapat tercapai.


(52)

43

B.Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian

Penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sidoarjo pada kelas V. Penelitian ini terletak di Desa Jumputrejo, Kecamatan Sukodono Sidoarjo Jawa Timur.

2. Karakteristik Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sidoarjo Tahun Pelajaran 2016-2017 dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Adapun lingkungan fisik dan sosial di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam adalah menengah kebawah. Dalam kemampuan akademik siswa cukup. Latar belakang ekonomi wali murid kebanyakan lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas) yang sebagian besar bekerja sebagai buruh pabrik dan pegawai swasta. Siswa di kelas V cenderung pasif dalam proses belajar mengajar.

C.Variabel Yang Di Teliti

Penelitian ini menggunakan variabel peningkatan pemahaman materi upaya

mempertahankan keutuhan NKRI melalui metode Mind Mapping pada mata

pelajaran PKn di kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo.

Pada penelitian ini, terdapat beberapa variabel diantaranya sebagai berikut: 1. Variabel Input : Siswa Kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo


(53)

44

3. Variabel Output : Peningkatan Pemahaman Materi Upaya Mempertahankan

Keutuhan NKRI

D.Rencana Tindakan

Pada rencana tindakan penelitian, peneliti memilih dan menggunakan model Kurt Lewin yakni, 1) pelaksanaan, 2) perencanaan, 3) pengamatan, 4) refleksi, karena pada penerapan metode Mind Mapping masih terdapat kekurangan, maka dilakukan pengulangan kembali dan diadakannya perbaikan-perbaikan pada siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang diinginkan peneliti tercapai.

Jika pada penerapan metode Mind Mapping pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil, maka peneliti akan melanjutkan dengan siklus-siklus selanjutnya.

Siklus 1

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping, mempersiapkan instrumen untuk penilaian serta menganalisis proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi untuk guru dan siswa, mempersiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan penerapan metode Mind Mapping. Pada tahap ini peneliti menjadi guru mata pelajaran PKn sedangkan guru mata pelajaran PKn bertugas sebagai observer


(54)

45 langkah pembelajaran yang sesuai dengan RPP. Langkah-langkah dalam pembelajaran yaitu Siswa mendengarkan guru menerangkan tentang materi upaya mempertahankan keutuhan NKRI kemudian guru memberikan siswa berupa latihan kepada siswa berupa peta pikiran yang mereka buat sendiri. Kemudian guru memberikan tes tulis untuk mengukur pemahaman mereka.

3. Pengamatan

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai semua proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk melakukan proses perbaikan pembelajaran dengan metode Mind Mapping pada kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo. Pengamatan yang dilakukan di antaranya, sebagai berikut:

a. Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau kekurangan pada pembelajaran PKn dengan metode Mind Mapping.

b. Meneliti data yang diperlukan dalam penelitian seperti lembar observasi yang meliputi lembar pengamatan siswa, lembar pengamatan guru, dan lembar kerja.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus 1. Peneliti melakukan evaluasi, yang mana agar dapat diketahui kekurangan dalam siklus 1 seperti apakah kegiatan siklus 1 dapat meningkatkan atau tidaknya pemahaman siswa kelas V MI Nurul Islam.

Jika meningkat, maka tidak perlu melanjutkan siklus kedua. Namun apabila pada pelaksanaan siklus 1 yang telah diketahui hambatan, kekurangan pada proses


(55)

46 siklus II. Pada umumnya kegiatan siklus ke II memiliki banyak tambahan, karena siklus II adalah untuk memperbaiki siklus 1 yang belum berhasil.

Siklus II

1. Perencanaan

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan refleksi pada

siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah. b. Pengembangan program tindakan dari siklus I.

2. Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran PKn materi permainan dengan menggunakan metode Mind Mapping sesuai rencana pelaksanaan pembelajara (RPP) hasil refleksi siklus I. Perbedaan RPP siklus 1 dan RPP siklus 2 yaitu terletak pada kegiatan awal dan kegiatan inti. Pada siklus 1 peneliti belum maksimal dalam membuka pelajaran dan belum maksimal dalam mengkondisikan siswa di dalam kelas, sedangkan pada siklus II peneliti sudah maksimal dalam membuka pelajaran dengan memberikan ice breaking kepada siswa dan sudah mulai bisa mengetahui karakter dari beberapa siswa, sehingga peneliti bisa mengkondisikan kelas dengan baik.

3. Pengamatan

a. Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus II.


(56)

47 c. Mengamati pemahaman setiap anak pada penguasaan materi pembelajaran

yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK pada siklus II.

4. Refleksi

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II serta diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi dan membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran PKn materi upaya mempertahankan NKRI melalui metode Mind Mapping dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn setelah melaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari siklus I sampai siklus II.

E.Sumber Data Dan Teknik Pengumpulannya

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh.42 Sumber dalam penelitian tindakan kelas ini, yakni:

a. Guru

Dari sumber data guru, untuk melihat tingkat keberhasilan, kegagalan, implementasi dari metode Mind Mapping.

b. Siswa

Dari sumber data siswa, untuk mendapatkan data mengenai hasil peningkatan pemahaman melalui metode Mind Mapping.


(57)

48

2. Teknik Pengumpulannya

Teknik pengumpulan data yang diambil atau yang dilakukan peneliti adalah teknik observasi, wawancara, tes. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara diantaranya sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan proses pengindraan secara langsung terhadap kondisi atau keadaan, proses serta perilaku siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan guru dalam penerapan metode Mind Mapping yang dilaksanakan pada proses pembelajaran.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan informasi melalui komunikasi secara langsung pada narasumber. Teknik wawancara dilakukan untuk mendapat data tentang mengenai proses pembelajaran yang dialami guru sebelum diberi tindakan dengan menggunakan metode Mind Mapping, dan proses pembelajaran yang dialami guru setelah diberi tindakan dengan menggunakan metode Mind Mapping.

c. Tes


(58)

49 pemahaman siswa yang diperoleh dengan menggunakan instrument tes. Tes tulis adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis.43

F. Analisis Data

Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengolahan data yang berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah diajukan sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran kenyataan atau fakta sesuai data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.44

Data yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi yang dilakukan pada setiap siklus kegiatan, sedangkan data kuantitatif berupa hasil belajar yang didapat oleh siswa dalam melakukan proses pembelajaran PKn materi upaya mempertahankan keutuhan NKRI dengan menggunakan metode Mind Mapping.

Adapun data yang diperoleh akan dihitung dengan rumus:45

43 Suharsimi Arikunto, Suhardjono, supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014),


(59)

50

=

∑ …...……… (Rumus 3.1)

Keterangan :

= Nilai rata-rata

∑ =Jumlah semua nilai tes peserta didik ∑ =Jumlah peserta didik

Dengan Kriteria :

90 - 100 = Sangat Baik

80 – 89 = Baik

65 – 79 = Cukup

55 – 64 = Tidak Baik

0 – 55 = Sangat Tidak Baik

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar menggunakan rumus: P = ∑ siswa yang tuntas belajar x 100%

∑ siswa Dengan Kriteria :

90% - 100% = Sangat Baik

80% - 89% = Baik

65% - 79% = Cukup

55% - 64% = Tidak Baik


(60)

51 Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dalam meningkatkan atau memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas. Indikator kinerja harus realistik dan data dapat diukur (jelas cara pengukurannya) Indikator kinerja yang digunakan oleh peneliti, adalah:

1. Perolehan skor rata-rata kelas ≥75

2. Minimal 75% dari jumlah siswa telah mencapai KKM 75

3. Skor aktivitas belajar siswa mencapai 75%

4. Skor aktivitas guru mencapai 80%

H.Tim Peneliti Dan Tugasnya

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan secara kolaboratif, antara guru kelas sebagai guru pendamping dan mahasiswa sebagai peneliti. Tugas guru

mendampingi peneliti dalam menerapkan metode Mind Mapping dalam

meningkatkan pemahaman siswa materi keutuhan NKRI pada mata pelajaran PKn, Adapun rincian tugas guru dan mahasiswa adalah sebagai berikut:

Guru bertugas

Nama : Pujiati, S. E

Jabatan : Guru PKn Kelas V

Tugas : Bertanggung jawab mengamati pelaksanaan penelitian, terlibat dalam

perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran observasi, dan merefleksi pada tiap-tiap siklus.


(61)

52

Peneliti

Nama : M. Nanang Saifudin

NIM : D77213077

Status : Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Tugas : Menyusun perencanaan pembelajaran, menyusun instrumen penelitian,

membuat lembar observasi, menyebarkan dan menilai instrumen penilaian siswa, menilai hasil tugas dan evaluasi akhir materi, pelaksana kegiatan pembelajaran, melakukan diskusi dengan guru kolaborator, dan menuyusun laporan hasil penelitian.


(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan keutuhan NKRI dengan menggunakan metode Mind Mapping pada mata pelajaran PKn kelas V di MI Nurul Islam Sidoarjo ini dilakukan melalui tahapan pra siklus, siklus I, dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap observasi (observing), dan refleksi (reflection). Hasil dari tiap-tiap siklus dapat dipaparkan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

1. Penerapan Metode Mind Mapping a. Pra Siklus

Pada tahap pra siklus peneliti melakukan pengumpulan data awal tentang cara mengajar guru di kelas dengan cara wawancara kepada kepala sekolah dan guru PKn Kelas V Ibu Pujiati. Mula-mula melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah seputar perizinan akan melaksanakan penelitian, kemudian oleh Kepala Sekolah peneliti diantarkan menemui guru PKn. Secara pribadi, peneliti dan Guru PKn melakukan wawancara, dari hasil wawancara tersebut peneliti mendapatkan informasi bahwa metode atau cara guru dalam mengajar kurang menyenangkan selalu menggunakan metode ceramah dan


(63)

55

dalam pembelajaran. Tidak hanya cara guru dalam membawakan atau menyampaikan materi kepada siswanya, akan tetapi kurangnya dalam menginovasi pembelajaran menjadi salah satu penyebabnya.

Disempurnakan lagi dengan relevansi antara konteks dalam RPP dengan materi PKn materi upaya dalam mempertahankan keutuhan NKRI kurang mengena. Menjadikan serta menambah kurangnya ketercapaian siswa dalam memahami materi. Dari wawancara tersebut, peneliti berinisiatif merubah, memperbarui atau memberi inovasi terhadap metode mengajar guru dengan metode Mind Mapping.

b. Siklus I

Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2017. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran adalah sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Materi pembelajaran PKn tentang mempertahankan keutuhan NKRI. Kegiatan dalam penelitian siklus I adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan (Planning)

Dalam kegiatan ini yang dilakukan oleh peneliti adalah :

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. RPP yang sudah disusun kemudian divalidasikan kepada dosen ahli yang


(64)

56

divalidasi, RPP siap ditunjukkan kepada guru mata pelajaran atau guru kolaborator untuk dipelajari. RPP kemudian dipergunakan sebagai perangkat pembelajaran dari tindakan yang akan dilakukan.

b) Membuat instrumen penelitian tes dan media pembelajaran yang mendukung. Peneliti membuat instrumen tes yang berbentuk soal uraian terlebih dahulu sebelum pembelajaran dilaksanakan. Instrumen penelitian yang sudah disusun serta dibuat kemudian divalidasikan kepada dosen ahli yang bertugas sebagai validator. c) Menyusun dan mempersiapkan instrumen lembar observasi. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang disiapkan meliputi observasi aktifitas guru dan siswa yang sudah divalidasi oleh dosen ahli.

2) Tindakan (Action)

Kegiatan siklus I ini peneliti bertindak sebagai pelaksana dan guru sebagai observer serta guru kolaborator. Pada awal kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan mengucapkan salam kepada para siswa dan meminta untuk membaca doa akan belajar secara bersama-sama. Kemudian mengecek kehadiran siswa dengan mengabsensi.


(65)

57

lirik yang sedikit memberikan stimulus untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air siswa dan juga di dalam lagu ini ada keterkaitannya dengan materi yang akan disampaikan. Siswa-siswi kelas 5 sangat antusias menyanyikannya.

Gambar 4.1

Guru Menyapa Siswa dan Menyiapkan Media Pembelajaran

Setelah menyanyikan lagu, guru memberikan motivasi kepada siswa bahwa NKRI ini terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Sehingga sebagai warga negara yang baik, guru mengajak siswa untuk saling menghargai perbedaan yang ada. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan siswa mampu untuk menjelaskan dan menyebutkan contoh-contoh sikap/perilaku yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keutuhan NKRI.

Memasuki kegiatan inti, guru mulai menempelkan selembar kertas karton manila di depan kelas. Kemudian menuliskan judul materi dengan huruf kapital pada tengah-tengah dan dilingkari/dibingkai. Setelah menuliskan judul materi guru mulai


(66)

58

menanyakan kepada siswa tentang beberapa sikap yang mencerminkan tentang keutuhan NKRI.

Gambar 4.2

Guru Menerangkan Materi Menggunakan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)

Pada beberapa jawaban siswa yang dianggap benar kemudian dituliskan oleh guru pada karton manila dan dihubungkan dengan garis sehingga membentuk keterkaitan antar kata. Dari sini mulai terbentuk pola mind mapping dengan arahan atau penjelasan lebih lanjut dari guru.

Setelah proses pembentukan mind mapping dirasa cukup, guru memberikan sedikit penyegaran dengan permainan tepuk warna. Setelah penyegaran selesai, Guru memberikan lembar kerja kepada masing-masing siswa untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dalam menerima materi. Siswa mulai mengerjakan lembar kerja tersebut.


(67)

59

Gambar 4.3

Siswa Mengerjakan Lembar Kerja yang Dibagikan Oleh Guru

Setelah sekitar 15 menit berlalu, siswa mulai mengumpulkan hasil lembar kerja yang sudah dijawab. Kemudian guru bertanya jawab untuk mengecek pemahaman dan meyimpulkan materi yang telah diberikan.

Sebagai kegiatan penutup dan akhir, guru melakukan refleksi terhadap materi yang telah disampaikan, serta melakukan kesimpulan. Guru juga melakukan penginstruksian kepada siswa agar mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya.

3) Observasi (Observing) dan Analisis Data

Berikut ini akan dipaparkan data hasil observasi yang dilakukan pada siklus I. Sesuai dengan yang direncanakan, observasi yang dilakukan adalah terhadap guru selama pembelajaran.

a) Observasi aktivitas guru siklus I


(68)

60

berlangsung, masih terdapat beberapa aspek yang harus ditingkatkan oleh guru. Berikut ini merupakan paparan data dan rekapitulsi hasil observasi aktivitas guru siklus I. (Lampiran 7)

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 Skor maksimal

= 63 x 100 = 65,62

96

Dari perhitungan skor tabel tersebut, mengenai data hasil pengamatan aktivitas guru siklus I selama kegiatan pembelajaran berlangsung tergolong cukup dengan perolehan nilai akhir 65,62 (Cukup) dengan skor perolehan 63 dari skor idealnya 96. Selama kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kekurangan, diantaranya guru mengucapkan salam dan menyampaikan tujuan pembelajaran dengan kurang maksimal. Tidak hanya itu, pada kegiatan inti terdapat beberapa aspek pembelajaran yang mendapatkan skor 2, diantaranya guru kurang mengecek pekerjaan siswa dengan berkeliling, guru kurang optimal dan maksimal dalam meminta siswanya membaca hasil pekerjaan di depan kelas serta guru kurang mengecek pemahaman siswa.

Namun untuk keseluruhan guru cukup baik dalam melaksanakan proses pembelajaran dan hampir semua langkah-langkah yang ada di RPP sudah dilaksanakan. Meskipun ada


(69)

61

akan tetapi hal tersebut dapat ditingkatkan kembali pada proses siklus II.

b) Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Berdasarkan hasil observasi pada aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas, diketahui bahwa keterlibatan siswa dalam kelas yang aktif masih perlu diperlukan. Dari data hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang dapat diuraikan sebagaimana berikut. (Lampiran 8)

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 Skor maksimal

= 41 x 100 = 56,94

72

Pada siklus I menurut hasil observasi aktivitas siswa, tergolong kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor sebesar 41 dari skor maksimal 72 atau dengan nilai akhir 56,94. Hal ini di karenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran dengan metode Mind Mapping, selain itu dalam kegiatan pendahuluan beberapa siswa masih belum siap untuk menerima pelajaran, sehingga beberapa dari mereka masih kurang antusias dalam menerima pelajaran.

Tidak hanya itu, siswa kurang ekspresif, dalam artian siswa tidak membacakan hasil pekerjaannya didepan kelas. Pada pembelajaran selanjutnya, hal ini mengacu untuk diperbaiki


(70)

62

dan memberikan dorongan agar siswa dapat dengan giat mengutarakan atau membacakan hasil kerjanya di depan kelas. 4) Refleksi

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, penerapan metode

Mind Mapping pada siklus I ini masih belum berhasil. Hal ini dikarenakan siswa merasa belum terbiasa dengan metode Mind Mapping dalam pembelajaran PKn, pengaturan tempat duduk siswa yang membelakangi papan, masih banyak siswa yang kurang fokus pada kegiatan pembelajaran sehingga ketuntasan tes pemahaman siswa belum tercapai, teknik penulisan poin-poin inti pada pola peta pikiran yang digunakan dalam siklus I belum detail, sehingga terkesan monoton dan mempengaruhi terhadap siswa dalam memahami materi kemudian berpengaruh terhadap hasil akhir lembar kerja siswa.

Untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus I ini peneliti dan guru kolaborator menyepakati bahwa pada siklus berikutnya proses pembelajaran akan lebih ditingkatkan. Upaya yang dilakukan adalah memodifikasi ulang RPP agar lebih variatif dan memberikan motivasi kepada siswa agar berani tampil ke depan untuk menyampaikan hasil kerjanya.


(71)

63

Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2017. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran adalah sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siwa perempuan. Materi pembelajaran PKn tentang mempertahankan keutuhan NKRI. Kegiatan dalam penelitian siklus II adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan (Planning)

Berdasarkan hasil dari refleksi siklus I, maka pada siklus II ini merupakan hasil perbaikan dari siklus I untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Dalam kegiatan ini yang dilakukan oleh peneliti adalah :

a) Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yakni RPP yang sudah diperbaiki berdasarkan kendala yang ditemui pada proses siklus I.

b) Menyiapkan media pembelajaran yang variatif agar bisa memaksimalkan proses pada siklus II.

c) Membuat instrumen penelitian tes yang mendukung. Peneliti membuat instrumen tes yang berbentuk soal uraian. Instrumen penelitian yang sudah disusun serta dibuat kemudian divalidasikan kepada dosen ahli yang bertugas sebagai validator. d) Menyiapkan lembar observasi aktifitas guru dan siswa yang


(1)

80

Pada siklus II nilai siswa mengalami peningkatan karena peneliti memperhatikan kekurangan-kekurangan yang sebelumnya pada siklus I yang tidak maksimal selama pembelajaran dan berusaha memaksimalkan di Siklus II agar pembelajaran lebih maksimal. Hasil penelitian pada siklus II guru lebih aktif membimbing siswa dan mampu mengkondisikan kelas. Siswa juga aktif dalam mengikuti pembelajaran, ketika diberikan tugas mereka melakukan dengan penuh tanggung jawab dan lebih percaya diri dari siklus sebelumnya.


(2)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari dua siklus yang telah dideskripsikan

sesuai dengan observasi, pembahasan, dan analisis yang telah dilakukan oleh

peneliti, dengan menerapkan metode Mind Mapping dalam pembelajaran PKn

materi mempertahankan keutuhan NKRI Di Kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo

dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Penerapan metode Mind Maping pada mata pelajaran PKn kelas V MI

Nurul Islam dikategorikan dengan baik. Hal ini dibuktikkan dengan data

observasi guru dan siswa pada dua siklus. Pada siklus I pembelajaran

penerapan metode Mind Mapping dalam pembelajaran PKn belum

mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni 80 untuk penilaian

aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I

sebesar 56,94 menjadi 93 pada siklus II, dan hasil observasi aktivitas guru

mendapat 65,62 pada siklus I dan meningkat menjadi 85,22 pada siklus II.

Pada siklus I siswa merasa belum terbiasa dengan metode Mind Mapping

dalam pembelajaran PKn, pengaturan tempat duduk siswa yang

membelakangi papan, masih banyak siswa yang kurang fokus pada

kegiatan pembelajaran sehingga ketuntasan tes pemahaman siswa belum


(3)

83

digunakan dalam siklus I belum detail, sehingga terkesan monoton dan

mempengaruhi terhadap siswa dalam memahami materi kemudian

berpengaruh terhadap hasil akhir lembar kerja siswa. Pada pelaksanaan

siklus II, peneliti mengacu pada kekurangan yang ada pada siklus I dan

memperbaikinya dengan memberikan variasi tulisan pada peta konsep dan

juga lebih memperhatikan pengaturan pengelolaan kelas.

2. Peningkatan pembelajaran PKn di kelas V materi PKn dapat dikatakan

berhasil dan mampu meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini ditandai

dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa yang meningkat pada

setiap siklus, prosentase nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa sebesar

42,1% dengan nilai rata-rata pada pra siklus sebesar 64,73 dan meningkat

menjadi 63,15% pada siklus I dengan nilai rata-rata 68,42, kemudian pada

siklus II menjadi 89,47% dengan nilai rata-rata 85,34. Hasil ini sudah

memenuhi presentasi ketuntasan belajar rata-rata yang ditetapkan sebesar

80%. Dengan hasil akhir ini maka pembelajaran PKn pada kelas V MI

Nurul Islam Sidoarjo dapat dikategorikan baik.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan penerapan metode Mind


(4)

84

Kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo, dapat disampaikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Metode Mind Mapping dapat dijadikan sebagai alternative dalam

melaksanakan pembelajaran PKn karena dengan penerapan metode ini

dapat melatih siswa lebih mudah dalam menangkap materi.

2. Metode Mind Mapping merupakan salah satu solusi model pembelajaran,

agar anak lebih dapat memahami isi sebuah materi dengan proses berfikir,

berbicara dan menulis.

3. Untuk penelitian lebih lanjut mengenai peningkatan pemahaman siswa

dapat digunakan berbagai macam bentuk pembelajaran agar diperoleh

prestasi belajar yang lebih meningkat.

4. Penggunaan metode pembelajaran yang inovatif seyogyanya harus lebih

ditingkatkan lagi, agar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Zainul Ittihad. 2006.Materi Pokok Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:

Universitas Terbuka.

Arifin, Budi. 2013. Penerapan Metode Mind Map Untuk Meningkatkan Motivasi

Mata Pelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam Di Kelas IV MI Wahid Hasyim Tahun Pelajaran 2012/ 2013, Skripsi, Yogyakarta:

Digilib.uinsuka.ac.id.

Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Djahiri, Kosasih. 1995.Dasar Umum Metodologi Pengajaran Pendidikan Nilai

Moral.Bandung: IKIP Bandung.

Hamalik, Oemar. 2011.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hidayati, Nur. 2011. Metode Pembelajaran Interaktif. Yogyakarta: Modul

Seminar Metode Pembelajaran Interaktif Fakultas Bahasa Dan Seni UNY di SMPN 2 Depok.

Huda, Miftahul. 2013.Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran,Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Jannah,Miftahul.Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP Negeri

2 Tanjung Brebes Dalam Pembelajaran matematika Dengan Pendekatan Realistics Education Pada Sub Materi Pokok Bahasan Persegi Panjang dan

Persegi Tahun Pelajaran 2006/2007.Skripsi.

Majid, Abdul. 2012.Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munthe, Bermawy. 2009.Desain Pembelajaran,Yogyakarta: Pustaka Insan

Mandiri.

Nasih, Ahmad Munjin. 2009.Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam.Bandung: PT Refika Aditama.

Rikayani, 2009.Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas 5,Jakarta: PT


(6)

Rohman, Fathur.PAKEM PKN,Yogyakarta: Modul UNY.

Sapriya. 2011.Pembelajaran IPS.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soemantri. 2001.Menggagas Pembelajaran Pendidikan,Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sudjana, Nana. 2012.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Sudjana. 2003.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru.

Sudjono, Anas. 2011.Pengantar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif,dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sunaryo K, Wowo.Taksonomi Kognitif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Susanto, Ahmad. 2014.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar

Jakarta: KENCANA.

Susanto, Ahmad. 2013.Teori Belajar dan Pembelajaran,Jakarta: Kencana.

Suwarto, 2013.Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Winarno. 2008.Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta: Bumi

Aksara.

Yamin, Martinis. 2012.Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik,Jakarta:

Referensi.

Zukarya, Endang Zaelani.Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn TENTANG MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI MODEL VCT (VALUE Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Tentang Menjaga Keutuhan NKRI Melalui Model VCT (Value Clarification Technique) Pada Siswa Kelas V SD Negeri

0 0 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN MAKHLUK HIDUP PELAJARAN IPA MELALUI MEDIA MIND MAPPING PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL ULUM MERGOBENER SIDOARJO.

0 0 84

Peningkatan pemahaman materi Tayamum mata pelajaran Fiqih melalui metode Scramble pada siswa Kelas III MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

6 47 105

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN PKn MATERI SEJARAH SUMPAH PEMUDA MELALUI METODE CONCEPT MAPPING SISWA KELAS III MI AL-KARIMI DUKUN GRESIK.

0 0 132

Peningkatan pemahaman materi alat pencernaan manusia mata pelajaran IPA melalui model Word Square siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

0 1 110

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN PKN MATERI BANGGA BERBANGSA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS III MI DARUL ULUM GEDONGAN SIDOARJO.

0 2 94

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI MENGENAL KEGIATAN MUSYAWARAH MATA PELAJARAN PKN MELALUI STRATEGI MEMBACA GAMBAR PADA SISWA KELAS II MI NURUL HUDA NGAMPEL SARI CANDI SIDOARJO.

1 8 136

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH JEPANG MELALUI METODE PEMBELAJARAN SCRAMBLE PADA SISWA KELAS V MI NURUL ISLAM SUKODONO SIDOARJO.

0 0 93

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI SUSUNAN BUMI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V MI DARUNNAJAH.

0 0 107

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN PKn TENTANG SISTEM PEMERINTAHAN MELALUI METODE M2M (MIND MAPPING) KELAS IV MI MAMBAUL ULUM TEGALGONDO KARANGPLOSO MALANG

0 0 11