PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH JEPANG MELALUI METODE PEMBELAJARAN SCRAMBLE PADA SISWA KELAS V MI NURUL ISLAM SUKODONO SIDOARJO.

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PERJUANGAN MELAWAN
PENJAJAH JEPANG MELALUI METODE PEMBELAJARAN
SCRAMBLE PADA SISWA KELAS V MI NURUL ISLAM SUKODONO
SIDOARJO

SKRIPSI
Oleh:
ARIANA MA’RIFATULLAH
NIM. D07212003

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
AGUSTUS 2016

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................................. v
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI .................................... vi
ABSTRAK . ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR RUMUS .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6
D. Tindakan yang Dipilih .............................................................................. 6
E. Lingkup Penelitian ................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian.................................................................................... 8
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ........................................... 11
1. Hakikat Pemahaman ........................................................................... 11
2. Indikator Pemahaman ......................................................................... 13

3. Tingkatan-Tingkatan Pemahaman ...................................................... 14
4. Faktor-Faktor yang Mempengahuri Pemahaman.... ........................... 19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5. Perjuangan Melawan Penjajah Jepang.... ........................................... 20
B. Metode Pembelajaran Scramble .............................................................. 24
1. Pengertian Metode Pembelajaran ....................................................... 24
2. Pengertian Scramble ........................................................................... 25
3. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Scramble ........................... 25
4. Langkah-Langkah Media Pembelajaran Metode Scramble................ 26
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Scramble ............ 27
C. Hubungan Antara Pemahaman IPS Dengan Metode Scramble .............. 28
1. Peningkatan Pemahaman IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah
Jepang Melalui Metode Scramble ...................................................... 28
BAB III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian .................................................................................... 30
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ........................... 34
C. Variabel yang Diteliti .............................................................................. 36
D. Rencana Tindakan ................................................................................... 36

E. Data dan Cara Pengumpulannya ............................................................. 42
F. Analisa Data ............................................................................................ 46
G. Indikator Kinerja ..................................................................................... 50
H. Tim Peneliti dan Tugasnya ...................................................................... 51
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 54
B. Pembahasan ............................................................................................ 76
1. Penerapan Metode Pembelajaran Scramble dalam meningkatkan
Pemahaman Materi Perjuangan Melawan Penjajah Jepang ............... 76
2. Peningkatan Pemahaman Siswa di MI Nurul Islam Sukodono Sidoarjo
setelah Diterapkan Metode Pembelajaran Scramble pada Materi
Perjuangan Melawan Penjajah Jepang ............................................... 77

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V

: SIMPULAN

A. Simpulan ................................................................................................. 81

B. Saran ........................................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK

Ariana Ma’rifatullah, 2016. Peningkatan Pemahaman Materi Perjuangan
Melawan Penjajah Jepang Melalui Metode Pembelajaran Scramble Pada Siswa
Kelas V MI Nurul Islam Sukodono Sidoarjo. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya. Dosen
Pembimbing, Drs. Nadlir, M.Pd.I.
Kata Kunci :Peningkatan Pemahaman, Materi Perjuangan Melawan Penjajah
Jepang, Metode Scramble.
Pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajah Jepang dilaksanakan
di MI Nurul Islam Sukodono Sidoarjo kelas V belum maksimal karena guru hanya
menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan kuis dalam proses pembelajaran,

sehingga berdampak dari pemahaman siswa menurun. Hal ini tercermin dari nilai
rata-rata pada saat sebelum dilakukannya penelitian jauh dibawah nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal. Menanggapi hal tersebut maka peneliti mencoba
menggunakan metode pembelajaran Scramble sebagai salah satu metode yang
dapat menjadikan pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V MI Nurul Islam
sukodono Sidoarjo dalam materi perjuangan melawan penjajah Jepang.
Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana
penerapan metode pembelajaran Scramble materi perjuangan melawan penjajah
Jepang pada siswa kelas V MI Nurul Islam Sukodono Sidoarjo? (2) Bagaimana
peningkatan pemahaman materi perjuangan melawan penjajah Jepang pada siswa
kelas V MI Nurul Islam Sukodono Sidoarjo dengan menggunakan metode
pembelajaran Scramble?.
Penelitian ini menggunakan model PTK Kurt Lewin. Tiap siklus terdiri dari
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi dan penilaian tes. Untuk data kualitatif
dianalisis secara deskriptif dan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan
rumus nilai rata-rata dan prosentase ketuntasan belajar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran
Scramble menunjukkan peningkatan pemahaman siswa yang sangat baik pada

setiap aspeknya. Hal ini dapat dilihat dari hasil skor aktivitas guru siklus I sebesar
50 dan siklus II sebesar 89. Skor dari aktivitas siswa siklus I sebesar 42 dan siklus
II sebesar 78. Untuk presentase tes pemahaman siswa pada siklus I sebesar
52,63% dan pada siklus sebesar II 78,94%.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintahan, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah
pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal,
nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung

seumur hidup yang bertujuan optimalisasi kemampuan-kemampuan individu,
agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.1
Pendidikan dapat mengubah cara berfikir, sikap, berperilaku, dan berbuat
dalam diri seseorang. Pendidikan memiliki berbagai bidang, salah satunya
pendidikan ilmu pengetahuan sosial. Pendidikan menjadi salah satu tolak ukur
dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu besar harapan dalam suksesnya
proses pembelajaran yang nantinya menghasilkan suatu hasil yang optimal
menjadi hal yang penting. Proses pendidikan dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja. Proses pendidikan di rumah peserta didik di bawah pengawasan

1
1

Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hlm. 23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

dan pengajaran orang tua dan masyarakat sekitar, sementara proses pendidikan

di sekolah peserta didik dididik oleh guru.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Proses belajar terjadi
berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan
yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhtumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan
belajar tentang suatu hal tersebut tampak dari luar.2
Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara
siswa dengan guru. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi
transfer belajar yaitu materi pelajaran yang disajikan guru dapat diserap ke
dalam struktur kognitif siswa. Siswa dapat mengetahui materi tersebut tidak
hanya terbatas pada tahap ingatan saja tanpa pengertian (rote learning) tetapi
bahan pelajaran dapat diserap secara bermakna (meaning learning). Agar
terjadi transfer belajar yang efektif, penggunaan media serta metode mengajar
guru harus sesuai dengan materi yang dipelajarinya. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Mengingat pentingnya proses pembelajaran sebagai penentu keberhasilan
pembelajaran, sebagai seorang guru memegang peranan penting ketika
menyampaikan materi pembelajaran di sekolah agar peserta didik dapat
memahami materi yang diberikan oleh guru. Seorang guru membutuhkan


2

Dimyati dan Mudjiono, Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

metode yang baik dan menarik sehingga tidak menimbulkan kebosanan ketika
peserta didik melangsungkan pembelajaran.
Ilmu Pengetahuan Sosial di lingkungan jenjang pendidikan dasar
memiliki faktor yang sangat penting, yang mengandung isi mengenai berbagai
macam pengetahuan sosial, permasalahan sosial di dalam lingkungan
kehidupan keluarga, masyarakat, dan negara. Pentingnya mempelajari Ilmu
Pengetahuan Sosial yaitu sebagai pengembang ilmu-ilmu sosial dan
dikembangkan oleh ilmu-ilmu sosial, sebagai transformasi nilai, moral, dan
pewaris

budaya


bangsa.

Sebagai

pengembang

keterampilan

permasalahan sosial. Oleh karenannya, mata pelajaran

dalam

Ilmu Pengetahuan

Sosial diberikan kepada anak Madrasah Ibtidaiyah kelas 1 sampai kelas 6.
Dalam kenyataannya masih banyak guru yang melakukan pembelajaran
dalam bidang mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam situasi yang demikian,
maka peran guru dan buku-buku teks masih merupakan sumber belajar yang
sangat utama.

Salah satu masalah yang dijumpai pada observasi di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Islam Sukodono Sidoarjo kelas V pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial adalah murid hanya sekedar mendengar, memperhatikan, mencatat
kemudian mengerjakan soal latihan. Guru lebih aktif dalam proses belajar
mengajar, sedangkan siswa hanya bertindak sebagai penerima materi. Siswa
lebih aktif melakukan aktivitasnya sendiri, berbicara dengan temannya ketika

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

guru menjelaskan materi, sedangkan untuk pembelajaran di kelas siswa sangat
pasif.
Pembelajaran seperti ini hanya akan menciptakan pembelajaran yang
tidak aktif karena hanya bersifat Teacher Center, oleh sebab itu siswa tidak
dapat memahami materi secara utuh atau keseluruhan. Apabila kita telaah
pendalaman materi, kompetensi dasar yang harus dipahami oleh siswa adalah
siswa mampu mengenal perjuangan melawan penjajah Jepang.
Akibatnya permasalahan tersebut berimbas pada pemahaman materi pada
siswa masih belum maksimal. Dari 19 siswa yang ada di kelas V, dengan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
materi perjuangan melawan penjajah Jepang sebesar 75 dan yang mendapatkan
nilai di atas KKM hanya berkisar rata-rata 49%3.
Untuk itu, peneliti berusaha memperbaiki proses belajar mengajar
menggunakan metode pembelajaran Scramble. Metode pembelajaran tersebut
dianggap cocok dan dapat menjadikan siswa mampu berfikir kritis, membuat
siswa menggunakan otak kanan dan kirinya untuk memecahkan permasalahan,
membangkitkan semangat belajar siswa dalam pembelajaran di kelas, serta
menjadikan siswa lebih paham tentang materi perjuangan melawan penjajah
Jepang.
Metode pembelajaran Scramble adalah metode pembelajaran kooperatif
yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk cepat tanggap dalam
menyelesaikan tugas dan memahami materi yang telah diberikan.

3

Wawancara dengan bu Puji guru IPS pada hari Selasa tanggal 01 Desember 2015

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Alasan dipilihnya metode pembelajaran Scramble adalah memberikan
kesempatan siswa belajar dengan lebih kreatif, menata huruf menjadi kata yang
benar dan memahami materi yang diajarkan oleh guru. Terdorong oleh rasa
kejiwaan sebagai pendidik, penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut secara
lebih mendalam dengan mengadakan penelitian ilmiah dalam bentuk penelitian
tindakan

kelas

yang

berjudul:

“Peningkatan

Pemahaman

Materi

Perjuangan Melawan Penjajah Jepang Melalui Metode Pembelajaran
Scramble Pada Siswa Kelas V MI Nurul Islam Sukodono Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang akan
diuraikan peneliti adalah peningkatan pemahaman materi pada siswa kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono Sidoarjo. Peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Scramble materi perjuangan
melawan penjajah Jepang pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Islam Sukodono Sidoarjo?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi perjuangan melawan penjajah
Jepang pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono
Sidoarjo dengan menggunakan metode pembelajaran Scramble?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat di tentukan tujuan Penelitian
Tindakan Kelas diantaranya, sebagai berikut:
1. Mengetahui penerapan metode pembelajaran Scramble materi perjuangan
melawan penjajah Jepang pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Islam Sukodono Sidoarjo.
2. Mengetahui peningkatan pemahaman materi perjuangan melawan penjajah
Jepang pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono
Sidoarjo dengan mengunakan metode pembelajaran Scramble.

D. Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh
peneliti pada siswa kelas V dalam materi perjuangan melawan penjajah Jepang
yaitu dengan peningkatan pemahaman menggunakan metode pembelajaran
Scramble. Pada metode pembelajaran Scramble diharapkan siswa mampu
meningkatkan pemahaman pada pokok bahasan perjuangan melawan penjajah
Jepang. Maka peneliti dalam hal ini mengajak siswa agar mudah memahami
atau menjawab pertanyaan yang sulit melalui metode pembelajaran Scramble.
Metode

pembelajaran

ini

memiliki

langkah-langkah

kegiatan

yang

menyenangkan, menarik serta membangkitkan antusias siswa dalam belajar.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

E. Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono Sidoarjo dengan :
1. Subjek yang diteliti difokuskan pada siswa kelas V MI Nurul Islam
Sukodono Sidoarjo semester genap tahun ajaran 2015-2016.
2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V
semester genap materi perjuangan melawan penjajah Jepang dengan
menggunakan metode pembelajaran Scramble.
3. Standar Kompetensi:
Menghargai

peranan

tokoh

perjuangan

dan

masyarakat

dalam

mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
4. Kompetensi Dasar:
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang.
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1) Peningkatan pemahaman adalah suatu cara guru untuk meningkatkan
pengajaran dalam hal pemberian materi yang bukan hanya sekedar
sebagai hafalan, akan tetapi lebih mengerti dan menguasai suatu
konsep materi pelajaran itu sendiri. Indikator pemahaman yaitu
menjelaskan, menguraikan, merumuskan, merangkum, memberikan
contoh

tentang,

menyimpulkan,

menarik

kesimpulan

dan

membuktikan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

2) Metode

Pembelajaran

Scramble

adalah

metode

pembelajaran

kooperatif, yang dapat meningkatkan pemahaman materi terhadap
peserta didik serta menjadikan proses belajar mengajar yang inovatif
dan menyenangkan. Metode pembelajaran Scramble ini hampir mirip
dengan metode pembelajaran word square penerapannya menjadikan
peserta didik mampu menyusun jawaban yang tersusun secara acak.
Adapun langkah-langkah metode pembelajaran scramble yaitu: 1) Guru
menyajikan materi sesuai topik; 2) Guru membagikan lembar kerja dengan
jawaban yang diacak susunannya; 3) Guru memberi durasi tertentu untuk
pengerjaan soal; 4) Siswa mengerjakan soal berdasarkan waktu yang telah
ditentukan guru; 5) Guru mengecek durasi waktu sambil memeriksa pekerjaan
siswa; 6) Jika waktu pengerjaan soal sudah habis, siswa wajib mengumpulkan
lembar jawaban kepada guru; 7) Guru melakukan penilaian; 8) Guru memberi
apresiasi dan rekognisi kepada siswa-siswa yang berhasil.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian secara umum adalah:
1. Dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi perjuangan
melawan penjajah Jepang menggunakan metode pembelajaran Scramble.
2. Ditemukannya metode pembelajaran baru, tepat dan variatif.
3. Dapat meningkatkan pemahaman serta wawasan peneliti dalam membuat
karya ilmiah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan
mempunyai kegunaaan teoritis dan praktis sebagai berikut dan bermanfaat bagi
berbagai pihak, antara lain:
1. Peserta didik
a. Peserta didik menjadi lebih mudah dalam menerima dan memahami
informasi yang diberikan oleh guru.
b. Meningkatkan keaktifan peserta didik untuk

ikut

serta dalam

berlangsungnya proses pembelajaran.
2. Guru
a. Dapat variasi baru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga
peserta didik menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
b. Dapat memberikan masukan kepada tenaga pendidik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas serta untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
3. Sekolah
Dapat memberikan kontribusi dalam hal meningkatan mutu tenaga
pendidik, dan peserta didik.
4. Peneliti
a. Menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam bentuk karya ilmiah
yang berupa tulisan serta landasan dalam mengajar Ilmu Pengetahuan
Sosial.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

b. Dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan, refleksi peneliti ketiaka
menjadi tenaga pendidik dan untuk melakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) pada tempat, kelas, setinggan, metode yang berbeda.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Hakikat Pemahaman
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut
Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh
mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat,
yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi
langsung yang ia lakukan.1
Menurut Carin dan Sund pemahaman adalah suatu proses yang terdiri
dari tujuh tahapan kemampuan, dan dikategorikan kepada beberapa aspek,
dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Pemahaman

merupakan

kemampuan

untuk

menerangkan

dan

menginterpretasikan sesuatu; ini berarti bahwa seseorang yang telah
memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu
menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima.
b. Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas
mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah
11
1

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri, 2013), 6.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

dipelajari. Bagi orang yang benar-benar telah paham ia akan mampu
memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih luas dan
memadai.
c. Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman
melibatkan proses mental yang dinamis.
d. Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing tahap
mempunyai

kemampuan

tersendiri,

seperti,

menterjemahkan,

menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.2
Pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata
lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya
dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu
apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih
rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat
lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.3 Dalam hal ini peserta didik dituntut
untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang
sedang dikomunikasikan, dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan
untuk menghubungkan dengan hal-hal yang lain. Karena kemampuan siswa

2
3

Ibid, 8.
Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), 50.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

pada usia SD masih terbatas, tidak harus dituntut untuk dapat mensistesis
apa yang dia pelajari.
2. Indikator Pemahaman
Dalam pembelajaran, pemahaman sebagai kemampuan siswa untuk
dapat mengerti apa yang telah diajarkan oleh guru. Dengan kata lain,
pemahaman merupakan hasil dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang
mengarahkan pada upaya pemberian pemahaman pada siswa adalah
pembelajaran yang mengarahkan agar siswa memahami apa yang mereka
pelajari, tahu kapan, di mana, dan bagaimana menggunakannya.
Indikator pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman mengandung
makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan pengetahuan,
siswa belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam,
hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari
sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman, seseorang tidak
hanya bisa menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai
kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga
mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut.
Siswa dapat dikatakan memahami suatu materi jika memenuhi
beberapa indikator. Indikator dari pemahaman itu sendiri yaitu:
a. Mengartikan
b. Memberikan contoh
c. Mengklasifikasi
d. Menyimpulkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

e. Menduga
f. Membandingkan
g. Menjelaskan.4
Dari beberapa indikator di atas, indikator yang digunakan dalam
memahami materi perjuangan melawan penjajah Jepang adalah guru
memberikan contoh, siswa menyimpulkan materi, dan siswa menjelaskan
materi yang diberikan sesuai kompetensi dasar. Dan indikator yang tidak
digunakan pada pembelajaran ini yaitu mengartikan, mengklasifikasikan,
menduga, dan membandingkan.
3. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman
Pemahaman merupakan salah satu patokan yang dicapai setelah siswa
melakukan kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran, setiap individu
siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami apa yang
dia pelajari. Ada yang mampu memahami materi secara menyeluruh dan ada
pula yang sama sekali tidak dapat mengambil makna dari apa yang telah dia
pelajari, sehingga yang dicapai hanya sebatas mengetahui. Oleh karena itu
terdapat tingkatan-tingkatan dalam memahami.
Pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang
mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta
yang diketahuinya. Alam hal ini siswa tidak hanya hafal secara verbalistis,
tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan.

4

Wowo Sunaryo K, Taksonomi Kognitif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 117.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Pengetahuan komprehensi dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu:
a. Pengetahuan komprehensi terjemahan, seperti dapat menjelaskan arti
Bhinneka Tunggal Ika dan dapat menjelaskan fungsi hijau daun bagi
suatu tanaman.
b. Pengetahuan komprehensi penafsiran, seperti dapat menghubungkan
bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, dapat
menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, atau dapat
membedakan yang pokok dari yang bukan pokok.
c. Pengetahuan komprehensi ekstrapolasi, dengan ekstrapolasi seseorang
diharapkan mampu melihat dibalik yang tertulis, atau dapat membuat
ramalan tentang konsekuensi sesuatu, atau dapat memperluas persepsinya
dalam arti waktu, dimensi, kasus, atau masalahnya.5
Meskipun tingkatan pemahaman dapat dipilah menjadi tiga tingkatan
di atas, perlu disadari bahwa menarik garis yang tegas antara ketiganya
tidaklah mudah. Penyusunan teks dapat membedakan item yang susunannya
termasuk sub-kategori, tetapi tidak perlu berlarut-larut mempermasalahkan
ketiga perbedaan itu. Sejauh dengan mudah dapat dibedakan antara
pemahaman terjemahan, penafsiran, dan ekstrapolasi, bedakanlah untuk
kepentingan penyusunan soal tes hasil belajar.6
Pembelajaran sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk
membuat siswa belajar, tentu menuntut adanya kegiatan evaluasi. Penilaian
5

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), 44.
6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), 25.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Penilaian dalam
proses menjadi hal yang seharusnya diprioritaskan oleh seorang guru.
Penilaian tidak hanya berorientasi pada hasil, dan evaluasi hasil
belajar memiliki sasaran ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang
diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu: 1) Ranah kognitif, berisi perilakuperilaku

yang menekankan aspek intelektual, seperti pemahaman,

pengertian, dan keterampilan berfikir. 2) Ranah afektif, berisi perilakuperilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,
apresiasi, dan cara penyesuaian diri. 3) Ranah psikomotorik, berisi perilakuperilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan
tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap
pengetahuan dan informasi, serta pengembangan keterampilan. Menurut
Taksonomi Bloom (penggolongan) ranah kognitif ada enam tingkatan,
yakni:7
a. Pengetahuan, merupakan tingkat terendah tujuan ranah kognitif berupa
pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang
fakta, istilah, dan prinsip-prinsip dalam bentuk seperti mempelajari.
Dalam pengenalan, siswa diminta untuk memilih salah satu dari dua atau
lebih pilihan jawaban.

7

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran......, 202.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

b. Pemahaman, merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif
berupa kemampuan memahami/mengerti tentang isi pelajaran yang
dipelajari tanpa perlu menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya.
Dalam pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia
memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
Adanya pemahaman ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari
suatu bacaan.
c. Penggunaan/penerapan,

merupakan

kemampuan

menggunakan

generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi konkret
dan/atau situasi baru. Untuk penggunaan/penerapan, siswa dituntut
memiliki

kemampuan

untuk

menyeleksi

atau

memilih

generalisasi/abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan,
cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan
menerapkannya secara benar.
d. Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke bagianbagian yang menjadi unsur pokok. Untuk analisis, siswa diminta untuk
menganalisis hubungan atau situasi yang kompleks atau konsep-konsep
dasar.
e. Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok ke
dalam struktur yang baru. Dalam sintesis, siswa diminta untuk
melakukan generalisasi.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

f. Evaluasi,

merupakan

kemampuan

menilai

isi

pelajaran

untuk

menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk
menilai suatu kasus.
Ranah afektif berhubungan dengan hierarki perhatian, sikap,
penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi. Kratwohl, Bloom, dan Masia
mengemukakan

taksonomi

tujuan ranah afektif adalah menerima,

merespons, menilai, mengorganisasi, karakterisasi.
Ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik,
manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan
koordinasi badan. Kibler, Barket, dan Miles mengemukakan taksonomi
ranah tujuan psikomotorik adalah gerakan tubuh yang mencolok, ketepatan
gerakan

yang

dikoordinasikan,

perangkat

komunikasi

nonverbal,

kemampuan berbicara.8
Dalam taksonomi
pemahaman

pada

Bloom menyatakan bahwa dalam jenjang

taksonomi

kawasan

kognitif

meliputi

perilaku

menerjemahkan, menafsirkan, menyimpulkan, atau mengekstrapolasi
(memperhitungkan) konsep dengan menggunakan kata-kata atau simbolsimbol lain yang dipilihnya sendiri. Dengan kata lain, pemahaman meliputi
perilaku yang menunjukkan perilaku peserta didik dalam menangkap
pengertian suatu konsep.9

8
9

Ibid, 203-208.
M. Atwi Suparman, Desain Instruksional Modern, (Jakarta: Erlangga, 2012), 135.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan
belajar siswa sebagai berikut:
a. Faktor Internal
Merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik,
yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi
: kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik (kesehatan).
b. Faktor Eksternal
Merupakan faktor yang berasal dari luar peserta didik yang
mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar peserta didik. Keluarga yang broken home akan mempengaruhi
perilaku

dalam

kehiduapan

sehari-hari

peserta

didik

hingga

mempengaruhi hasil belajarnya.10
Menurut Dunkin sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya
menyatakan bahwa terdapat sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi
kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru diantaranya:
1) Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua
pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka.
Yang termasuk ke dalam aspek ini diantaranya tempat asal kelahiran
guru termasuk suku, latar belakang budaya, dan adat istiadat.

10

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran Di Sedekolah Dasar......., 12-13.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

2) Teacher training experience, meliputi pengalaman – pengalaman yang
berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru,
misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidikan, dan
pengalaman jabatan.
3) Teacher properties, segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat
yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap
guru terhadap siswa, kemampuan dan intelegensi guru, motivasi dan
kemampuan

mereka

baik

kemampuan

dalam

pengelolaan

pembelajaran termasuk didalamnya kemampuan dalam merencanakan
dan evaluasi pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan
materi.11
Faktor yang sebagian penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung
pada guru, yaitu: kemampuan, suasana belajar, dan kepribadian guru.
Belajar merupakan suatu proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan
kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.12
5. Perjuangan Melawan Penjajah Jepang
a. Kedatangan Jepang ke Indonesia
Dalam perang dunia II (1939-1945), Jepang bergabung dengan
Jerman dan Italia melawan sekutu. Sekutu terdiri dari Amerika, Inggris,
Belanda, dan Perancis. Pada tanggal 8 Desember 1941 pasukan Jepang
menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour
11
12

Ibid, hlm. 14
Rusman, Model – Model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2012), hlm 1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

(Hawai). Terjadilah Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya.
Dalam waktu singkat, pasukan Jepang menyerbu dan menduduki
Filipina, Myanmar, Malaya, Singapura, dan Indonesia.
Ketika masuk Indonesia, Jepang pertama kali menduduki daerah
penghasil minyak. Kemudian perhatiannya beralih menguasai Pulau
Jawa. Tanggal 1 Maret 1942 pasukan Jepang berhasil mendarat di tiga
tempat secara serentak, yaitu di Teluk Banten, Eretan Wetan (Pantura),
dan Pasuruan. Tanggal 5 Maret 1942 pasukan Jepang berhasil menguasai
Batavia.
Pada tanggal 8 Maret 1942 Panglima Angkatan Perang Hindia
Belanda Letjen Ter Poorten atas nama Angkatan Perang Sekutu
menyerah tanpa syarat kepada Angkatan perang Jepang yang dipimpin
Letjen Hithshi Imamura. Pasukan Jepang disambut dengan sukacita
penuh harapan oleh rakyat Indonesia. Jepang dianggap sebagai pembebas
bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Padahal Jepang punya
rencana tersembunyi.
Ada tiga hal yang dilakukan Jepang untuk menarik simpati rakyat
Indonesia, yaitu:13
1) Mengizinkan mengibaran bendera Merah Putih
2) Mengizinkan rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya
3) Larangan menggunakan bahasa Belanda dalam pergaulan sehari-hari

13

Agus Tri Raharjo, Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: CV Pustaka Bengawan, 2015), 12-13.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

b. Organisasi Bentukan Jepang
Jepang membentuk beberapa organisasi di Indonesia. Hal itu
dilakukan untuk meraih simpati rakyat Indonesia. Beberapa contoh
organisasi bentukan Jepang yaitu:
1) Gerakan 3A
Gerakan 3A adalah organisasi pertama yang dibentuk oleh
Jepang. Jepang membuat propaganda 3A, yaitu:
a) Jepang pemimpin Asia
b) Jepang pelindung Asia
c) Jepang cahaya Asia
2) Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
Pemimpin

organisasi

Putera

diambil

dari

tokoh-tokoh

Indonesia. Mereka adalah Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Kiai
Haji Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara. Keempat tokoh tersebut
dikenal dengan sebutan empat serangkai.
3) Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
Dalam tradisi masyarakat Jepang dikenal tiga nilai kebaktian, yaitu:
a) Rela mengorbankan diri
b) Mempertebal persahabatan
c) Melakukan sesuatu harus menghasilkan bukti14

14

Dyah Suryaningsih, Ilmu Pengetahuan Sosial, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2015), 143-145.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

c. Penderitaan Rakyat pada Masa Pendudukan Jepang
Penderitaan rakyat Indonesia selama masa penjajahan Jepang
antara lain sebagai berikut:
1) Jepang merampas hasil pertanian rakyat, seperti padi dan jagung untuk
persediaan makanan pasukan Jepang. Akibatnya, rakyat tidak punya
cukup makanan dan kelaparan. Karena kurang gizi rakyat mudah
terserang penyakit seperti tipes, beri-beri, kolera, dan malaria. Obatobatan sulit didapatkan.
2) Media massa disegel.
3) Jepang memanfaatkan rakyat Indonesia untuk diperas tenaganya bagi
keperluan Jepang. Para pekerja paksa pada zaman Jepang disebut
romusha.
d. Perlawanan terhadap Penjajah Jepang
Penderitaan yang dialami rakyat Indonesia selama pendudukan
Jepang menimbulkan rasa benci dan pemberontakan diberbagai wilayah
Indonesia. Berikut beberapa perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia
kepada Jepang:15
1) Perlawanan Rakyat Aceh di Cot Plieng tahun 1942
2) Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat
3) Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat
4) Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat
5) Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap

15

Agus Tri Raharjo, Ilmu Pengetahuan Sosial .........., 14-15.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

6) Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat
7) Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur

B. Metode Pembelajaran Scramble

1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode secara harfiah diartikan dengan “cara”. Dalam pemakaian
yang umum diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara
melakukan suatu pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep
secara sistematis.16
Metode menurut J. R. David dalam Teaching Strategies for College
Class Room ialah “a way in achieving something” (cara untuk mencapai
sesuatu). Untuk melaksanakan suatu strategi, digunakan seperangkat metode
pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian maka metode pengajaran
menjadi salah satu unsur dalam strategi pembelajaran.
Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan
mengkhususkan aktivitas dimana guru dan siswa terlibat selama proses
pembelajaran berlangsung. Biasanya metode digunakan melalui salah satu
strategi, tetapi juga tidak tertutup kemungkinan beberapa metode berada
dalam strategi yang bervariasi.17
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru,
yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan

16
17

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar ..............., 153.
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 21.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi
tahapan tertentu.18

2. Pengertian Scramble
Menurut Rober B. Taylor, Scramble merupakan salah satu metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berfikir
siswa. Metode ini mengharuskan siswa untuk menggabungkan otak kanan
dan otak kiri. Dalam hal ini, mereka tidak hanya diminta untuk menjawab
soal, tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia
namun masih dalam kondisi acak. Ketepatan dan kecepatan berfikir dalam
menjawab soal menjadi salah satu kunci permainan metode pembelajaran
Scramble. Skor siswa ditentukan oleh seberapa cepat soal-soal tersebut
dikerjakan.19
Metode ini membutuhkan media dengan pertanyaan dan jawaban yang
ditulis pada sebuah kertas. Pertanyaan yang dibuat disesuaikan dengan
bahan ajar yang harus dikuasai peserta didik. Jawaban atas pertanyaan
diberikan pada lembar yang sama dengan mengacak hurufnya.20

3. Langkah – Langkah Metode Pembelajaran Scramble
Langkah- langkah metode pembelajaran Scramble sebagai berikut:
a. Guru menyajikan materi sesuai topik, misalnya guru menyajikan materi
pelajaran tentang “Tata Surya”.

18

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 2.
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2014), 303-305.
20
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2013), 248.
19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

b. Setelah selesai menjelaskan tentang Tata Surya, guru membagikan
lembar kerja dengan jawaban yang diacak susunannya.
c. Guru membagikan lembar kerja.21
d. Guru memberi durasi tertentu untuk pengerjaan soal.
e. Siswa mengerjakan soal berdasarkan waktu yang telah ditentukan guru.
f. Guru mengecek durasi waktu sambil memeriksa pekerjaan siswa.
g. Jika waktu pengerjaan soal sudah habis, siswa wajib mengumpulkan
lembar jawaban kepada guru. Dalam hal ini, baik siswa yang selesai
maupun tidak selesai harus mengumpulkan jawaban itu.
h. Guru melakukan penilaian, baik di kelas maupun di rumah. Penilaian
dilakukan berdasarkan seberapa cepat siswa mengerjakan soal dan
seberapa banyak soal yang ia kerjakan dengan benar.
i. Guru memberi apresiasi dan rekognisi kepada siswa-siswa yang berhasil,
dan memberi semangat kepada siswa yang belum cukup berhasil
menjawab dengan cepat dan benar.

4. Langkah-Langkah Media Pembelajaran Metode Scramble
Untuk membuat media pembelajaran metode Scramble, guru dapat
mengikuti langkah-langkah berikut ini:
a. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Buatlah jawaban yang diacak hurufnya.
c. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut;
1) Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
21

Hamzah dan Nurdin, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011),
93.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

2) Guru membagikan lembar kerja sesuai contoh.
3) Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci
(jawaban) dari pertanyaan dari kolom A!

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Scramble
a. Kelebihan Metode Scramble
Kelebihan yang dimiliki metode pembelajaran scramble :
1) Melatih siswa untuk berpikir cepat dan tepat.
2) Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal dengan jawaban
acak.
3) Melatih kedisiplinan siswa.22
4) Metode pembelajaran scramble membuat siswa lebih kreatif dalam
belajar dan berpikir, mempelajari materi secara lebih santai dan tanpa
tekanan karena metode pembelajaran scramble memungkinkan para
siswa untuk belajar sambil bermain.
5) Metode pembelajaran scramble dapat menumbuhkan rasa solidaritas
diantara anggota kelompoknya.
6) Materi yang diberikan menjadi mengesankan dan selalu diingat siswa.
7) Metode pembelajaran scramble juga mendorong siswa lebih
kompetitif dan semangat untuk lebih maju.
b. Kelemahan Metode Scramble
Metode

pembelajaran

scramble

memiliki

kelemahan

atau

kekurangan sebagai berikut :

22

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran......, 306.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

1) Siswa bisa saja mencoret jawaban temannya.
2) Siswa tidak dilatih untuk berpikir kreatif.
3) Siswa menerima bahan mentah yang hanya perlu diolah dengan baik.
4) Metode pembelajaran ini sulit dalam hal perencanaanya karena belum
terbiasa dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
5) Memerlukan waktu yang panjang dalam implementasiannya, sehingga
guru susah menyesuaikan waktu yang sudah ditetapkan.
6) Metode pembelajaran ini sulit diimplementasikan apabila kriteria
keberhasilan belajar masih ditentukan oleh kemampuan siswa.
7) Karena menggunakan metode permainan, metode pembelajaran ini
sering menimbulkan kegaduhan yang bisa mengganggu kelas
disebelahnya.

C. Hubungan Antara Pemahaman IPS Dengan Metode Scramble
1. Peningkatan Pemahaman IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah
Jepang Melalui Metode Scramble
Materi perjuangan melawan penjajah Jepang merupakan salah satu
materi yang terdapat pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial pada kelas
V MI, terkait masalah kurangnya pemahaman siswa pada materi perjuangan
melawan penjajah Jepang yang kurang dari kriteria ketuntasan minimal
diberikan di sekolah. Untuk meningkatkan pemahaman IPS materi
perjuangan melawan penjajah Jepang pada siswa kelas V MI Nurul Islam
Sukodono Sidoarjo dilaksanakan dengan menggunakan metode Scramble.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Metode Scramble merupakan salah satu upaya dalam mengatasi masalah
pemahaman dan nilai siswa yang kurang dari kriteria ketuntasan minimal.
Dalam hal ini guru yang memegang peranan penting dalam mengatur
jalannya proses pembelajaran untuk menerapkan metode Scramble pada
siswa kelas V MI Nurul Islam Sukodono Sidoarjo.
Metode pembelajaran Scramble sangat penting dilakukan agar proses
belajar mengajar tersebut tampak menyenangkan dan tidak membuat para
siswa bosan terhadap metode yang tidak kreatif, serta para siswa dapat
memahami ilmu dan penjelasan guru tersebut dengan mudah, di samping itu
siswa dapat meningkatkan keakraban antar sesama.
Dengan demikian metode Scramble diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada materi perjuangan melawan penjajah Jepang sesuai
dengan target yang terlah ditentukan dan pemahaman bagi seluruh siswa
rata-rata di atas kriteria ketuntasan minimal.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan kelas ini
dilakukan

dalam

rangka

perbaikan

mutu

pada

pelaksanaan

proses

pembelajaran. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga macam, yaitu
yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Sedangkan,
kegunaannya adalah untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikemukakan bahwa, metode
penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan
suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang
pendidikan.1
Dalam hal ini, peneliti terjun ke lapangan untuk mengamati dan meneliti
secara langsung pada saat guru melakukan proses pembelajaran atau mengajar.
Peneliti dalam melakukan penelitian tindakan mengunakan bentuk kolaboratif,
dimana guru sebagai mitra kerja peneliti.

1

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2010), 6.

30

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

Menurut Seharsini, Suhardj

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DALAM MATERI POKOK PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DALAM MATERI POKOK PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GEDANGALAS 1 TAH

0 0 15

Upaya meningkatkan pemahaman dan aktivitas lisan siswa pada materi perjuangan melawan penjajah melalui Metode mind mapping bergambar di kelas v sdn 2 suntenjaya kabupaten bandung barat.

0 0 30

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH MELALUI METODE PEMBELAJARAN CIRC Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Melalui Metode Pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition) pada S

0 2 14

PENDAHULUAN Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Melalui Metode Pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition) pada Siswa Kelas V SD Negeri 03 Bandardawung Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 1 8

Peningkatan pemahaman materi Tayamum mata pelajaran Fiqih melalui metode Scramble pada siswa Kelas III MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

6 47 105

Peningkatan pemahaman IPA Materi Gaya melalui Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada siswa Kelas Iv MI Nurul Falah Wonoayu Sidoarjo.

0 0 113

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS V MI NURUL ISLAM SIDOARJO.

1 2 93

Peningkatan pemahaman materi kegiatan ekonomi mata pelajaran IPS melalui strategi rotating review pada siswa kelas IVa MI Ma'arif Sukodono Sidoarjo.

0 2 130

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI CERITA ANAK MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS V MI NURUL ISLAM SIDOARJO.

0 1 109

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II DI KELAS V SD N 3 LINGGASARI

0 0 13