Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bank Lokal dengan Merger dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat D 902006001 BAB III

Bab 3
Metode Penelitian

3.1. Jenis dan Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksplanatoris, yaitu
penelitian yang diarahkan untuk mengetahui gejala-gejala, fakta-fakta
dan kejadian yang sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi
dan peristiwa tertentu. Menurut Supramono dan Utami (2004: 52)
penelitian yang berusaha mendiskripsikan (to discribe) berusaha
menjawab apa, siapa, bagaimana, dimana, dan berapa. Penelitian
deskriptif bukan suatu bentuk penelitian yang simpel, karena harus
dimulai sikap yang mendasar (basic process) mulai penyebaran
kuesioner, wawancara yang terstruktur (open indepth interview), ikut
berpartisipasi dan pengamatan (partisipant observation).
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana peran
stakeholder dalam merger, dinamika apa yang terjadi dalam merger,
bagaimana peran bank pasca merger dan trust relationnya serta
bagaimana penyehatan bank lokal dengan merger, yang sekaligus
menjawab pertanyaan seberapa peningkatan perekonomian dan
pemberdayaan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan 4 metode:

1. Observasi, yaitu dengan cara pengamatan terhadap BPR BKK untuk
memperoleh gambaran tentang pelayanan, operasional BPR dan
kondisi di lapangan BPR BKK.
2. Dokumentasi, yaitu melakukan pencatatan dan penelusuran
terhadap dokumen yang dimiliki BPR BKK untuk mendapatkan
gambaran tentang peran stakeholder, kinerja lembaga, tingkat
kesehatan bank, sumber daya manusia, dan jangkauan layanan bank
pasca merger
3. Wawancara, yaitu melakukan wawancara ke seluruh Stakeholder
untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi peran stakeholder
dalam merger bank dan dinamika yang timbul mulai pra merger,
proses merger dan pasca merger.
4. Kuesioner, yaitu pertanyaan yang dikirim ke seluruh Direktur BPR
BKK untuk memperoleh data dan gambaran persepsi Direktur bank

55

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

hasil merger tentang peran stakeholder, pemenuhan setoran modal,

dan permasalahan yang timbul dalam merger dan dinamika yang
terjadi.
Dalam pengumpulan data ini membutuhkan interaksi dan percakapan
yang mendalam antara subyek penelitian (sumber data) dengan peneliti.
Bogdan dan Tylor (Moleong 2002) mendifinisikan metodologi kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata, lisan atau tertulis dari para stakeholder atau perilaku yang
diamati. Dalam penelitian ini diperlukan metode pengumpulan data
yang tepat, yaitu yang sesuai dengan permasalahan yang telah
ditentukan, yaitu masalah bagaimana peran stakeholder dalam merger
bank, Dinamika yang terjadi dalam merger dan Pengembangan Bank
Lokal Dalam Rangka Peningkatan Perekonomian dan Pemberdayaan
Rakyat serta bentuk trust relation yang mendukung kinerja BPR.
Fokus penelitian adalah pada merger bank, sedangkan pengembangan
perekonomian dan pemberdayaan masyarakat adalah sebagai
dampaknya. Salah satu imbas merger adalah peningkatan kinerja dan
peningkatan kepercayaan dari masyarakat, diantaranya penempatan
dana dari masyarakat serta sebaliknya tentang kredit atau kepercayaan
(credere) yang diberikan oleh bank kepada masyarakat. Aspek hukum
merger, aspek keuangan dan kesehatan bank, aspek manajemen, dan

jangkauan layanan bank hasil merger. Selain itu, juga akan diteliti
tentang efek dari pemberian pinjaman dalam rangka pengembangan
perekonomian dan pemberdayaan masyarakat.
Keuntungan penelitian kualitatif antara lain:
a. Pengamatan perilaku yang akan diteliti berdasarkan latar belakang
ekonomi, sehingga pemahaman peneliti akan meningkat karena
berhubungan dengan subyek dalam dunia usaha atau bisnis mandiri.
b. Dapat memahami sudut pandang dan hubungannya dengan
kehidupan untuk menyadarkan bahwa semua kebutuhan bisa
tercukupi apabila manusia mau berusaha.
c. Keluwesan, yang memungkinkan peneliti untuk memperoleh hasil
yang di luar dugaan. Hal tersebut terjadi karena peneliti dapat
melakukan penelitian partisipatif, di mana peneliti dapat berdialog
langsung dengan para nasabah dan para pelaku di obyek BPR yang
diteliti. Selain turun langsung, pelaksanaan penelitian juga

56

Bab 3 | Metode Penelitian


menggunakan alat bantu kuesioner untuk mendapatkan data pada
obyek yang jauh. Dengan kuesioner dan turun lapangan, diharapkan
akan memperoleh data yang semakin komplit; sekaligus dapat
mengamati secara langsung obyek penelitian dan kegiatan
operasionalnya.
Peneliti akan mencari makna di balik data yang diambil, untuk
mendapatkan data yang valid serta memahami interaksi antar nasabah,
dan antar nasabah dengan karyawan bank.
3.3. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data dan sumber data menggunakan berbagai
sumber data sebagai berikut:
1. Data primer berupa data sebelum merger dan data sesudah merger
yang berisi tentang konfirmasi tentang perkembangan modal bank,
setoran modal dari pemegang saham, dan perkembangan bank
secara umum.
2. Data sekunder dinamika yang terjadi pra merger, proses merger
dan pasca merger, permasalahan yang dihadapi, kondisi eksternal
bank, dokumentasi operasional, dokumentasi merger, dan datadata lain yang penulis peroleh dari biro perekonomian Jawa
Tengah, Bank Indonesia, dan kantor Statistik Kabupaten Semarang.
Data dan sumber data penulis sajikan pada Tabel 3-1.

Penelitian dilakukan dengan studi kasus (Case study) BPR BKK Ungaran
yang merupakan hasil merger BPR BKK Kabupaten Semarang.
Untuk mengungkap dampak merger analisis data keuangan dilakukan
berdasarkan runtut waktu dan komparasi. Data keuangan runtut
waktu dibandingkan antara tiga tahun sebelum merger dan empat
tahun setelah merger. Analisis komparasi dibandingkan data empat
tahun setelah merger antara BPR BKK Kabupaten Semarang dan data
BPR BKK Propinsi Jawa Tengah.
Setelah proses merger BPR BKK berarti dalam satu kabupaten hanya
terdapat satu BPR BKK dengan cabang-cabang yang berlokasi di setiap
kecamatan. Bentuk organisasi ini menjadi identik dengan Bank Pasar,
dimana setiap kabupaten hanya terdapat satu kantor pusat dengan
cabang-cabang di sebagian kecamatan di kabupaten.

57

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Tabel 3-1. Data dan Sumber Data
No


Data

1

Daftar hasil merger BPR BKK

2

Data sekitar merger

3
4

Data perkembangan neraca & rugi
laba gabungan BPR BKK Jawa
Tengah sebelum dan sesudah merger
Data perkembangan neraca & rugi
laba sebelum dan setelah merger


Sumber Data
Biro Perekonomian Setda
Provinsi
Biro Perekonomian Setda
Provinsi
BPR BKK Ungaran

5

Life History Nasabah Tahu BAXO

Nasabah terpilih

6

Data kredit kelompok serabi dan
enceng gondok

Kelompok penerima kredit


Pandangan stakeholder tentang
merger BPR BKK

 Pemegang saham (Bupati
Kab. Semarang)
 Anggota DPRD
 Pengurus BPR BKK
(Direksi dan Banwas
sebelum merger)
 Karyawan BPR BKK
 Nasabah

7

Sebelum merger, di Jawa Tengah terdapat 350 BPR BKK dan 160 BKK
yang tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota, tampak pada gambar 3-1.
Pada gambar 3-1, tampak bahwa terdapat 3 (tiga) Kabupaten/Kota
yang memiliki BPR BKK lebih dari 20 yaitu Kabupaten Pati, Kabupaten
Banyumas dan Kabupaten Kebumen, di mana Kabupaten Banyumas
memiliki jumlah BPR BKK terbanyak yaitu sebanyak 24 unit.

Sedangkan 16 Kabupaten/Kota lainnya memiliki BPR BKK berjumlah
10-20 buah, dan hanya 8 Kabupaten/Kota atau sekitar 14 persen yang
memiliki BPR BKK dibawah 5 buah. Hal ini menggambarkan
ketersebaran BPR BKK keberadaanya cukup merata.
Seperti halnya dengan BPR BKK, BKK juga memiliki sebaran yang
merata. Namun yang menjadi pembeda terletak dari segi jumlah.
Apabila BPR BKK didominasi dengan Kabupaten/Kota yang memiliki
BPR BKK dengan jumlah lebih dari 10, namun untuk BKK didominasi
oleh Kabupaten/Kota yang memiliki BKK berjumlah kurang dari 5
buah sebanyak 25 kabupaten Kota atau lebih dari 71 persen. Sebaran
BKK di Jawa Tengah tersebut terlihat pada gambar 3-2.

58

3.4. Distribusi Geografis BPR BKK dan Lokasi Penelitian

59

Sumber : Biro Perekonomian Jawa Tengah
Keterangan : Letak 35 kanpus BPR BKK Jawa Tengah


Bab 3 | Metode Penelitian

Gambar 3- 1 Peta Sebaran BPR BKK di Jawa Tengah Tahun 2009

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Dari gambar 3-2 tampak bahwa di Jawa Tengah terdapat BPR BKK
(yang sudah berstatus bank) dan BKK (yang belum menjadi bank/masih
LKM). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perkembangan yang baik
dengan ditunjukkan dengan peningkatan "status" dari lembaga BKK
menjadi BPR BKK yang sudah berstatus bank (Bank Perkreditan
Rakyat), lembaga yang lebih profesional dalam memberikan layanan
bagi masyarakat.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Dari Tujuh jenis dan sumber data tersebut, pengumpulan data dapat
digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1. Data sekunder keuangan dan non keuangan meliputi data daftar
hasil merger BPR BKK dan BKK, Rekapitulasi ijin merger dan
pengangkatan direksi dan data perkembangan neraca & rugi laba

sebelum dan setelah merger.
2. Data yang dihimpun berdasarkan pertanyaan terbuka (pedoman)
meliputi Life History Nasabah Tahu BAXO, data kredit kelompok
serabi dan enceng gondok dan Komparasi 3 (tiga) BPR BKK dan 1
(satu) Bank Daerah.
3. Data yang dihimpun dengan pertanyaan tertutup meliputi data
sekitar merger dan pandangan stakeholder tentang merger BPR
BKK.
3.6. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara induktif berdasarkan fakta
lapangan, karena data lapangan masih bersifat umum maka akan
ditarik menjadi data yang bersifat khusus yaitu dengan cara
mengklasifikasikan data dan seleksi data. Dari data yang ada untuk
mengetahui perubahan kondisi bank sebelum dan sesudah merger
maka dipergunakan analisis perbandingan, dan analisis rasio,
khususnya yang menyangkut kesehatan bank, dengan fokus CAMEL
sebagai indikatornya. Adapun untuk mengetahui perkembangan pasca
merger dipergunakan analisis tren yang disajikan dengan grafik yang
akan menggambarkan tren perkembangan sesudah merger, untuk
menganalisis aspek peran stakeholder, manajemen dan SDM
menggunakan analisis kualitatif komparatif yaitu peran sebelum
merger dan pasca merger.

60

61

Sumber : Biro Perekonomian Jawa Tengah (Kanpus PD BKK Jateng)

Bab 3 | Metode Penelitian

Gambar 3-2 Peta Sebaran BKK di Jawa Tengah

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Dalam penelitian ini subyektivitas peneliti sangat dominan, sedangkan
alat penelitian adalah wawancara dan observasi yang didukung
dokumentasi dan data kuesioner. Untuk menjaga validitas data maka
akan melekatkan pada ketekunan pengamatan, keterlibatan orang
yang diwawancarai, pengecekan ke sumber terkait, kecukupan
referensi, dan uraian secara rinci.
Para stakeholder yang diwawancarai adalah pemegang saham, Direksi
dan Badan Pengawas, nasabah, Bank Indonesia, anggota DPRD, dan
masyarakat/nasabah.
3.7. Jadwal Pengumpulan dan Analisis Data
Tahapan penelitian dilakukan dalam periode 1 Maret 2009 sampai
dengan 31 Desember 2009, dengan agihan waktu seperti terlihat dalam
tabel 3-2.
3.8. Pembahasan
Data yang diperoleh akan dianalisis, kemudian dilakukan pembahasan
dengan mendasarkan pada teori sebagai kerangka analisis (analysis
frame) untuk memberikan sumbangan ilmu baru dalam ilmu yang
terkait. Format desain yang mau dipergunakan adalah deskriptif
kualitatif atau disebut dengan desain kualitatif semu, yaitu bentuk
kualitatif yang masih dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif, terutama
pada analisis data dari kuesioner. Untuk memberikan sedikit masukan
(kritikan) terhadap kelemahan penelitian kuantitatif (yang terlalu
positivisme), serta bertujuan untuk menggambarkan, meringkas
berbagai kondisi, situasi, fenomena sosial yang ada dimasyarakat yang
menjadi obyek penelitian. Selain itu untuk menarik ke permukaan
bahwa ciri kas, karakter, sifat, model atau gambaran situasi dan kondisi
atau fenomena tertentu.

62

Bab 3 | Metode Penelitian

Tabel 3-2

Jadwal Kegiatan Pengumpulan dan Analisis Data

No
1
2

Kegiatan
Wawancara dengan Biro Perekonomian Provinsi
Jawa Tengah
Wawancara dengan Bupati Kabupaten Semarang
dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten
Semarang

Waktu
Maret 2009
April 2009

3

Kuesioner

April 2009

4

Wawancara dengan Pengurus dan mantan Pengurus
(Direksi dan Banwas)

Mei, Juni dan
Juli 2009

5

Wawancara dengan para penerima kredit

Mei 2009

6

Wawancara dengan penjual Srabi

Mei 2009

7

Wawancara dengan pengusaha Tahu Baxo

Juni 2009

8

Wawancara dengan pengumpul enceng gondok

9

Wawancara dengan anggota DPRD

Juni 2009

10

Wawancara dengan Karyawan dan nasabah deposan

Juli 2009

Juni 2009

63

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

64

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pariwisata bagi Masyarakat Lokal D 902009101 BAB III

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bank Lokal dengan Merger dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bank Lokal dengan Merger dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat D 902006001 BAB I

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bank Lokal dengan Merger dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat D 902006001 BAB II

0 0 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bank Lokal dengan Merger dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat D 902006001 BAB IV

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bank Lokal dengan Merger dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat D 902006001 BAB V

0 0 100

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bank Lokal dengan Merger dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat D 902006001 BAB VI

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bank Lokal dengan Merger dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bank Lokal dengan Merger dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

0 1 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Industri Kecil untuk Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

0 0 55