Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV T1 262010682 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin pesat sebagai dampak
upaya peningkatan mutu hasil lulusan yang berorientasi pada pendidikan kecakapan
hidup. Inovasi pembelajaran senantiasa digulirkan baik pada segi kurikulum, sarana dan
prasarana sampai dengan tenaga pendidik maupun kependidikan. Satu dasawarsa
terakhir ini telah terjadi beberapa kali penyempurnaan kurikulum mulai dari kurikulum
1994, suplemen kurikulum 1999, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), sampai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh satuan pendidikan dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus.
KTSP yang mulai diberlakukan di SD Negeri 3 Tunggak Kecamatan Toroh
Kabupaten Grobogan sejak tahun ajaran 2007 / 2008 hingga saat ini menerapkan sistem
belajar tuntas. Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
yang tertuang dalam Standar Isi (SI ) meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai
berikut.
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7. Muatan KTSP meliputi
sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi
peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1
2
Termasuk didalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk itu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam juga sudah
ditanamkan sejak pendidikan dasar. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku
ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. (KTSP:2008).
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru SD / MI / SDLB dituntut untuk pandai dalam
menyajikan
pembelajaran.
Terutama
dalam
pembelajaran
IPA
yang
sangat
mengutamakan keterampilan proses. Noehi Nasution (2004:1.8) mengutip mendapat
Semiawan, dkk (1992) menyatakan bahwa dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan
dewasa ini maka tidaklah mungkin lagi seorang guru mengajarkan semua fakta dan
konsep kepada siswanya. Jikapun dipaksakan untuk dapat terlaksana maka guru akan
mengambil jalan pintas yaitu mengajarkan secara terburu-buru dengan metode ceramah.
Akibatnya siswa mungkin memiliki banyak pengetahuan, tetapi tidak dilatih untuk
menemukan pengetahuan.
Ternyata apa yang dinyatakan oleh Semiawan (1992) tersebut benar. Ketika
peneliti melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Semester 2
Tahun Ajaran 2011 / 2012 di SD Negeri 3 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten
Grobogan dengan Kompetensi Dasar 8.1. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang
terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Hasil belajar siswa kurang memuaskan.
Dari analisis hasil evaluasi pembelajaran IPA siswa kelas IV di SD Negeri 3 Tunggak yang
diikuti oleh 20 siswa, terdapat 8 siswa (40%) yang tuntas KKM dan 12 siswa (60%) yang
belum tuntas KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran IPA di SD N 3 Tunggak
adalah 60, nilai rata-rata kelas adalah 58,5, nilai tertinggi 80 dan nilai terendah adalah 40.
Hasil pembelajaran sebelum tindakan disajikan dalam tabel 1.1. di bawah ini :
3
Tabel 1.1
Hasil tes Matematika Pra Tindakan
Siswa Kelas IV semester 2 SD Negeri 3 Tunggak
Ketuntasan
Frekuensi
Prosentase ( % )
Tuntas
8
40 %
Tidak tuntas
12
60 %
Jumlah
20
100 %
Maximum
80
Minimum
40
Rata -rata
58.5
Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA di SD Negeri 3 Tunggak
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan menunjukkan adanya indikasi terhadap
rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
yang berkualitas. Untuk mengetahui mengapa hasil belajar siswa tidak seperti yang
diharapkan, maka peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat dan berkonsultasi dengan
dosen pembimbing untuk mengidentifikasi penyebab ketidakberhasilan siswa pada
pelajaran IPA.
1.2. Permasalahan Penelitian
Dari permasalahan di atas peneliti kemudian melakukan identifikasi masalah
penyebab rendahnya hasil belajar siswa, antara lain:
1. Siswa tidak memperhatikan pelajaran
2. Siswa bagian belakang mengantuk saat guru memberikan pelajaran
3. Siswa sukar memberikan jawaban saat ditanya oleh guru
4. Siswa kurang aktif saat diskusi kelompok
Kenyataan tersebut terjadi karena guru masih sering mendominasi pembelajaran
dengan metode ceramah. Sehingga proses pembelajaran berjalan sangat membosankan.
Maka dari itu guru menerapkan pembelajaran dengan metode inkuiri, agar siswa terlibat
dalam aktivitas kegiatan pembelajaran.
4
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:”Apakah penerapan
metode Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV semester 2 SD
Negeri 3 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tahun Pelajaran 2011 /
2012?”.
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah “meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV semester 2 SD Negeri
3 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tahun Pelajaran 2011 / 2012 melalui
penerapan metode inkuiri”.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan atau pelengkap referensi hasil
belajar. Sehingga tindakan penerapan pembelajaran dapat bermanfaat bagi guru lain
dalam melakukan pembelajaran khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Manfaat Praktis
1) Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional guru dan
Metode inkuiri menjadi alternatif pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
2) Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan
kondisi pembelajaran.
3) Guru mempunyai kemampuan dalam merancang metode inkuiri yang merupakan
hal baru bagi guru, dan menerapkannya dalam pembelajaran IPA. Dengan
penelitian ini, kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memusatkan
pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa juga meningkat, sehingga
5
pembelajaran lebih menarik, bermakna, menyenangkan, dan mempunyai daya
tarik.
4) Memperkaya pengalaman guru dalam melakukan penelitian dan meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui PTK.
5) Sekolah sebagai institusi pendidikan dapat menentukan kebijakan bagi guru untuk
melakukan penelitian tindakan kelas
6) Hasil dari laporan Penelitian Tindakan Kelas dapat menjadi wacana kinerja guru
sehingga dapat ditindak lanjuti bagi sebagai koleksi pustaka maupun referensi
penelitian lebih lanjut.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin pesat sebagai dampak
upaya peningkatan mutu hasil lulusan yang berorientasi pada pendidikan kecakapan
hidup. Inovasi pembelajaran senantiasa digulirkan baik pada segi kurikulum, sarana dan
prasarana sampai dengan tenaga pendidik maupun kependidikan. Satu dasawarsa
terakhir ini telah terjadi beberapa kali penyempurnaan kurikulum mulai dari kurikulum
1994, suplemen kurikulum 1999, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), sampai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh satuan pendidikan dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus.
KTSP yang mulai diberlakukan di SD Negeri 3 Tunggak Kecamatan Toroh
Kabupaten Grobogan sejak tahun ajaran 2007 / 2008 hingga saat ini menerapkan sistem
belajar tuntas. Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
yang tertuang dalam Standar Isi (SI ) meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai
berikut.
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7. Muatan KTSP meliputi
sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi
peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1
2
Termasuk didalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk itu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam juga sudah
ditanamkan sejak pendidikan dasar. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku
ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. (KTSP:2008).
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru SD / MI / SDLB dituntut untuk pandai dalam
menyajikan
pembelajaran.
Terutama
dalam
pembelajaran
IPA
yang
sangat
mengutamakan keterampilan proses. Noehi Nasution (2004:1.8) mengutip mendapat
Semiawan, dkk (1992) menyatakan bahwa dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan
dewasa ini maka tidaklah mungkin lagi seorang guru mengajarkan semua fakta dan
konsep kepada siswanya. Jikapun dipaksakan untuk dapat terlaksana maka guru akan
mengambil jalan pintas yaitu mengajarkan secara terburu-buru dengan metode ceramah.
Akibatnya siswa mungkin memiliki banyak pengetahuan, tetapi tidak dilatih untuk
menemukan pengetahuan.
Ternyata apa yang dinyatakan oleh Semiawan (1992) tersebut benar. Ketika
peneliti melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Semester 2
Tahun Ajaran 2011 / 2012 di SD Negeri 3 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten
Grobogan dengan Kompetensi Dasar 8.1. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang
terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Hasil belajar siswa kurang memuaskan.
Dari analisis hasil evaluasi pembelajaran IPA siswa kelas IV di SD Negeri 3 Tunggak yang
diikuti oleh 20 siswa, terdapat 8 siswa (40%) yang tuntas KKM dan 12 siswa (60%) yang
belum tuntas KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran IPA di SD N 3 Tunggak
adalah 60, nilai rata-rata kelas adalah 58,5, nilai tertinggi 80 dan nilai terendah adalah 40.
Hasil pembelajaran sebelum tindakan disajikan dalam tabel 1.1. di bawah ini :
3
Tabel 1.1
Hasil tes Matematika Pra Tindakan
Siswa Kelas IV semester 2 SD Negeri 3 Tunggak
Ketuntasan
Frekuensi
Prosentase ( % )
Tuntas
8
40 %
Tidak tuntas
12
60 %
Jumlah
20
100 %
Maximum
80
Minimum
40
Rata -rata
58.5
Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA di SD Negeri 3 Tunggak
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan menunjukkan adanya indikasi terhadap
rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
yang berkualitas. Untuk mengetahui mengapa hasil belajar siswa tidak seperti yang
diharapkan, maka peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat dan berkonsultasi dengan
dosen pembimbing untuk mengidentifikasi penyebab ketidakberhasilan siswa pada
pelajaran IPA.
1.2. Permasalahan Penelitian
Dari permasalahan di atas peneliti kemudian melakukan identifikasi masalah
penyebab rendahnya hasil belajar siswa, antara lain:
1. Siswa tidak memperhatikan pelajaran
2. Siswa bagian belakang mengantuk saat guru memberikan pelajaran
3. Siswa sukar memberikan jawaban saat ditanya oleh guru
4. Siswa kurang aktif saat diskusi kelompok
Kenyataan tersebut terjadi karena guru masih sering mendominasi pembelajaran
dengan metode ceramah. Sehingga proses pembelajaran berjalan sangat membosankan.
Maka dari itu guru menerapkan pembelajaran dengan metode inkuiri, agar siswa terlibat
dalam aktivitas kegiatan pembelajaran.
4
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:”Apakah penerapan
metode Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV semester 2 SD
Negeri 3 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tahun Pelajaran 2011 /
2012?”.
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah “meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV semester 2 SD Negeri
3 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tahun Pelajaran 2011 / 2012 melalui
penerapan metode inkuiri”.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan atau pelengkap referensi hasil
belajar. Sehingga tindakan penerapan pembelajaran dapat bermanfaat bagi guru lain
dalam melakukan pembelajaran khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Manfaat Praktis
1) Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional guru dan
Metode inkuiri menjadi alternatif pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
2) Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan
kondisi pembelajaran.
3) Guru mempunyai kemampuan dalam merancang metode inkuiri yang merupakan
hal baru bagi guru, dan menerapkannya dalam pembelajaran IPA. Dengan
penelitian ini, kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memusatkan
pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa juga meningkat, sehingga
5
pembelajaran lebih menarik, bermakna, menyenangkan, dan mempunyai daya
tarik.
4) Memperkaya pengalaman guru dalam melakukan penelitian dan meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui PTK.
5) Sekolah sebagai institusi pendidikan dapat menentukan kebijakan bagi guru untuk
melakukan penelitian tindakan kelas
6) Hasil dari laporan Penelitian Tindakan Kelas dapat menjadi wacana kinerja guru
sehingga dapat ditindak lanjuti bagi sebagai koleksi pustaka maupun referensi
penelitian lebih lanjut.