T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Pendekatan Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor ota Salatiga Semester I Tahun Pelaj

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Pra Siklus
Data kondisi awal dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan
observasi dan wawancara terhadap guru kelas IV SDN Sidorejo Lor 07
Kecamatan Sidororejo Kota Salatiga, dengan tujuan untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan kritera ketuntasan minimal
(KKM) 68. Di dapatkan nilai prasiklus dari daftar nilai siswa (lampiran 6
hal.100) yang dijabarkan dalam tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPA
pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Pra Siklus
Materi Ajar Struktur Daun dan Fungsinya dengan KKM 68
No.

Ketuntasan

Frekuensi

Persentase (%)


1.

Tuntas

21

47%

2.

Tidak Tuntas

23

53%

Nilai Minimum

20


Nilai Maksimum

100

Rata-rata

67

Tabel di atas menunjukkan rendahnya tingkat ketuntasan hasil
belajar siswa sebelum dilakukan penelitian/prasiklus dalam mata pelajaran
IPA pada materi struktur daun dan fungsinya dengan KKM 68. Dengan
jumlah siswa 43 ketuntasan hanya 47% atau 21 siswa, dan siswa yang tidak
tuntas mencapai 53% atau 23 siswa. Untuk lebih jelasnya rincian daftar nilai
hasil belajar siswa akan disajikan dalam bentuk tabel ditribusi.
Penyajian data hasil belajar siswa dengan menggunakan tabel
distribusi rentang nilai IPA kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 pada pra siklus
dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.

56


57
Tabel 4.2
Rentang Hasil Belajar IPA Kelas IV Pra Siklus
Rentang

Frekuensi

Persentase

1.

100-89

7

15,9%

2.


88-77

12

27,3%

3.

76-65

4

9,09%

4.

64-53

13


29,5%

5.

52-41

4

9,09%

6.

40-29

3

6,8%

7.


28-17

1

2,2%

No.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA kelas IV pada tahap
prasiklus rata-rata siswa memeproleh nilai pada interval 64-53 yang
mencapai 13 siswa.
Berikut ini disajikan diagram batang persentase rentang hasil belajar
siswa kelas IV pada pra siklus, yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Pra Siklus
14
12
10
8
6

4
2
0

29,5%

27,3%
15,9%

9,09%

9,09%

6,8%
2,2%

100-89

88-77


76-65

64-53

52-41

40-29

28-17

Gambar 4.1
Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus

58
Gambar 4.1 diagram batang hasil belajar IPA pra siklus, dapat
dijadikan dasar dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Berdasarkan
observasi terdapat proses pembelajaran IPA diperoleh beberpa faktor yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan dalam mengajar IPA guru
hanya sebatas menerangkan materi yang ada dalam buku paket siswa dan

contoh-contoh lain yang belum terdapat dalam buku paket siswa, kemudian
meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan yang ada sebagai evaluasi
pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang terjadi belum memfasilitasi
peserta didik yang sebagian besar cenderung siswa aktif. Sehingga, banyak
siswa yang sibuk dengan kegiatanya sendiri seperti: berbicara dengan teman
sebelah, memukul meja, menghadap ke belakang, keluar masuk kelas dsb.
Atau dapat dikatakan pelaksanaan pembelajaran yang terjadi dapat dikatakan
belum memperhatikan karakteristik mata pelajaran IPA dan karakteristik
siswa. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran seperti yang sudah
dijelaskan di atas dapat dikatakan bahwa sikap siswa dalam proses
pembelajaran masih kurang. Selain, itu proses pembelajaran yang dilakukan
belum

memfasilitasi

siswa

untuk

mengembangkan


kemampuan

psikomotoriknya.
Pendekatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi atau menciptakan
kondisi yang dapat membuat siswa aktif belajar melalui proses penemuan
dan memerikan contoh-contoh secara langsung atau konkret, dan dapat
mengembangkan kemampuan psikomotornya, serta memberikan keleluasaan
kepada siswa untuk berfikir dan aktif untuk memperoleh suatu pengetahuan,
sehingga belajar tidak lagi hanya sekedar menghafal dan mengingat
melainkan suatu proses penemuan perlu dilakukan.
Solusi untuk mengatasi ketidaktuntasan hasil belajar IPA siswa kelas
IV SDN Sidorejo Lor 07 adalah dengan menerapakan pendekatan inkuri
terbimbing yang dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus 1 dan siklus 2.

59
4.2 Deskripsi Hasil Siklus 1
Proses perbaikan pembelajaran setelah memperoleh data dari
prasiklus mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan
materi struktur daun dan fungsinya melalui pendekatan pembelajaran yang

berbeda dengan sebelumnya, maka dilakukan penelitian pada siklus satu
yang dilakukan dalam satu kali pertemuan dalam waktu 3 x jam pelajaran
(3 x 35 Menit).
4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I
Tahap perencanaan siklus I diawali dengan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan standar kompetensi (SK) 2.
Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
dan kompetensi dasar 2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun
tumbuhan dengan fungsinya. Guru membagikan kepada masing-masing
siswa daun yang berbeda bentuk dan bersama-sama melakukan pengamatan
untuk mengetahui strukturnya.
Sedikit uraian kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan SK dan
KD tersebut, kegiatan penelitian selanjuntnya yaitu menentukan metode
yang akan digunakan, media yang digunakan, menyediakan lembar kerja
dan lembar evaluasi hasil belajar. Kelengkapan observasi pada setiap
pertemuan yang harus ada adalah lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran oleh guru, lembar pelaksanaan pembelajaran siswa dengan
menggunakan pendekatan inkuri terbimbing. Observer/pengamat dilakukan
oleh guru kelas IV dan peneliti berperan sebagai pengajar.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari kamis, 24 November 2016, dalam
satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x jam pelajaran (3 x 35 menit).
Pada pelaksanaanya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang
mengajar di kelas dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. Dapat dilihat pada (lampiran
13 hal. 121)

60
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan berdo’a
bersama, mengucapakan salam, menanyakan kabar siswa dan melakukan
presensi. Setelah itu guru menyiapkan peserta didik agar siap belajar
dengan meminta peserta didik duduk dengan rapi ditempatnya masingmasing, meminta siswa mengeluarkan perlengakapan belajarnya. Kemudian
agar siswa lebih tertarik pada proses pembelajaran guru melakukan
apersepsi dengan menayangkan gambar pohon mangga di depan kelas
dengan menggunkan LCD proyektor dan melakukan tanya jawab sederhana
berdasarkan

gambar

tersebut.

Guru

juga

menyampaikan

tujuan

pembelajaran yang akan dicapai yaitu dapat menyebutkan bagian-bagian
daun, menyebutkan bentuk-bentuk daun, serta fungsi daun bagi tumbuhan
dan manusia.
Langkah pertama sebelum masuk dalam proses pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri terbimbing guru terlebih dahulu menjelaskan
topik dan kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran kali ini.
Selanjutnya guru memfasilitasi siswa melakukan pembelajaran yang sesuai
dengan langkah-langkah pendekatan inkuiri terbimbing.
Langkah merumuskan pertanyaan atau masalah guru memberikan
beberapa

pertanyaan/permasalahan

yang

sesuai

dengan

materi

pembelajaran, seperti: pernahkah kalian mengamati bentuk daun yang ada
disekitar kalian? Bagaimanakah bentuk-bentuk daun tersebut? Berbeda atau
samakah bentuk daun antara satu pohon dengan pohon yang lain?.
Selanjutnya dari beberapa pertanyaan tersebut guru menetapkan satu
pertanyaan/masalah yang akan dipecahkan yaitu tentang “bagaimana
struktur daun dan fungsinya”.
Langka merumuskan hipotesis siswa menyampaikan jawabanjawaban mereka/hipotesis tentang permasalahan yang telah disajikan
berdasarkan pengetahuan awal masing-masing siswa. Guru menuliskan
jawaban-jawaban/hipotesis siswa di papan tulis. Untuk membuktikan
hipotesis siswa tersebut benar atau salah guru membimbing setiap siswa
melakukan pengamatan.

61
Tahap mengumpulkan data, guru membagikan kepada masingmasing siswa satu helai daun yang memiliki bentuk berbeda-beda dan
lembar kerja yang akan digunakan untuk menuliskan hasil pengamatan.
Guru membimbing siswa mengisi lembar kerja yang telah diberikan
pertama, dengan meminta siswa untuk menggambar daun yang sudah
dibagikan pada tabel di lembar kerja, kedua guru memimbing siswa
menunjukan macam-macam struktur daun (tulang daun, helai daun, ujung
daun, tepi daun, dsb), selanjutnya setelah semua siswa mengetahui macammacam struktur daun guru meminta siswa membaca buku paketnya masingmasing untuk memperoleh informasi tentang nama bentuk tulang daun
yang digambaranya apakah menjari, menyirip, melengkung atau sejajar dan
untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan fungsi daun.
Pada tahap menguji hipotesis, guru bersama-sama dengan siswa
mencocokan hasil pengamatannya tentang macam-macam struktur daun
yang ditemukan dengan jawaban/hipotesis awal yang telah ditulis, apakah
jawaban/hipotesis yang dituliskan diawal sama dengan hasil pengamatan
yang ditemukan.
Tahap kesimpulan, setelah mencocokan hasilnya siswa diminta
untuk membuat sedikit rangkuman berdasakan hasil pengamatan yang telah
dilakukan. Kemudian guru meminta beberapa siswa maju kedepan untuk
membacakan

rangkuman

hasil

pengamatnya.

Guru

kemudian

mengkonfirmasi rangkuman yang telah dibacakan beberapa siswa yang
maju dan membuat kesimpulan akhir tentang macam bentuk-bentuk daun
dan fungsinya berupa rangkuman di papan tulis dan siswa diminta untuk
mencatat dibuku tulis masing-masing sebagai bahan belajar di rumah.
Kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut kepada peserta didik
dengan memberikan soal evalusi untuk menguji kemampuan siswa.
4.2.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus I
Hasil tindakan dan observasi siklus I dapat dilihat berdasakan hasil
belajar untuk nilai kognitif siswa, hasil observasi KBM oleh siswa untuk
nilai afektif dan penilaian lembar kerja untuk nilai psikomotorik.

62
pembelajaran IPA siklus I tentang struktur daun dan fungsinya dengan
pendekatan inkuiri terbimbing. Hasil belajar, hasil observasi siswa, dan
lembar kerja siklus I adalah sebagai berikut:
a. Hasil Tindakan Siklus I
Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari pemberian soal evalusi
secara tertulis di akhir siklus I. Terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar
siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA siklus I (lampiran 7 hal. 102)
menunjukan masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah
KKM atau kurang dari 75. Dari 44 siswa terdapat 10 siswa yang

memperoleh nilai < 75 dan 34 siswa memperoleh nilai  75. Hasil belajar
IPA siswa kelas IV mata pelajaran IPA siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3
di bawah ini.
Tabel 4.3
Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelas VI Siklus I
Materi Struktur Daun dan Fungsinya (KKM 75)

Nilai

Jumlah

Persentase %

Keterangan

 75

10

22,7 %

Tidak Tuntas

34

77,3 %

Tuntas

Jumlah

44

100 %

< 75

Peserta Didik

Nilai Terendah

40

Nilai Tertinggi

100

Rata-rata

78

Dari tabel 4.3 diketahui, setelah dilakukan tidakan pada
pembelajaran siklus 1 dengan menggunkan pendekatan inkuiri
terbimbing, siswa yang tidak tuntas atau memperoleh nilai di bawah
KKM yang telah ditetapkan dari 44 siswa yang tidak tuntas 10 siswa dan
yang tuntas 34 siswa, dengan nilai minimal 40 dan nilai maksimal 100.

63
Agar lebih jelas, berikut ini disajikan data rentang nilai hasil belajar
siswa .
Rentang nilai hasil belajar siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 07
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada siklus I dalam daftar atau tabel
sebagai berikut.
Tabel 4.4
Rentang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Siklus I
dengan KKM 75

Rentang Nilai

Jumlah

Persentase

Ketuntasan

Siswa
100 - 90

9

20,4 %

Tuntas

89 - 80

21

47,7 %

Tuntas

79 - 70

5 (4 = 75 )

9%

Tuntas

(1 =70)

2,2 %

Tidak Tuntas

69 - 60

4

9%

Tidak Tuntas

59 - 50

3

6,8 %

Tidak Tuntas

49 - 40

2

4,5 %

Tidak Tuntas

0%

-

< 40
Tuntas

34

77,3%

Tidak Tuntas

10

22,7 %

Nilai Rata-Rata Kelas

78

Tabel 4.4 menunjukan bahwa hasil belajar siklus I kelas IV SDN
Sidorejo Lor 07, sebanyak 9 siswa memperoleh nilai dalam rentang 100
- 90 dengan persentase 20,5 %, sebanyak 21 siswa memperoleh nilai
dalam rentang 89 – 90 dengan persentase 47,7 %, sebanyak 5 siswa
memperoleh nilai dalam rentang 79 – 70 (4 siswa memperoleh nilai 75
dan satu siswa 70) dengan persentase 11,2 %, sebanyak 4 siswa
memperoleh nilai dalam rentang 69 – 60 dengan persentase 9 %,
sebanyak 3 siswa memperoleh nilai dalam rentang 59 – 50 dengan

64
persentase 6,8 %, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai dalam rentang 49
– 40 dengan persentase 4,5 % dan tidak ada siswa yang memperoleh
nilai di bawah 40.
Persentase keberhasilan atau ketuntasan hasil belajar sudah
mencapai 77,3 %, meskipun sudah terjadi kenaikan tingkat ketuntasan
namun, hasil tersebut masih belum maksimal karena masih di bawah
target keberhasilan ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80 %.
Lebih jelasnya data nilai hasil belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dibuat
diagram batang seperti tampak pada gambar 4.2 di bawah ini.

Siklus 1
25

47,7 %

Jumlah Siswa

20
15
20, 4 %
10

11,2 %

5

9%

6, 8 %

4,5 %

0%

0
100 - 90 89 - 80 79 - 70 69 - 60 59 - 50 49 - 40

< 40

Interval Nilai

Gambar 4.2
Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 1
b. Hasil Observasi KBM Guru Siklus 1
Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan pada keseluruhan kegiatan. Pengamat atau observer dilakukan
oleh guru kelas IV SDN Sidorejo Lor 07, sedangkan peneliti bertindak
sebagai pengajar. Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengetahui

65
tingkat penerapan pendekatan inkuiri terbimbing oleh pengajar selama
proses pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan atau observasi penggunaan pendekatan inkuiri
terbimbing siklus I oleh pengajar dapat dilihat pada pada (lampiran 9
hal. 106)
Berdasarkan hasil observasi KBM oleh pengajar adalah sebagai berikut:
a) Pada awal kegiatan guru telah mengajak siswa berdo’a bersama,
mengucapkan salam, mengkondisikan peserta didik dengan
menyiapkan peserta didik untuk belajar dan menyiapakan
perlengkapan belajarnya.
b) Guru melakukan apersepsi dengan menayangkan gambar pohon
mangga di depan kelas dengan menggunkan LCD proyektor dan
melakukan tanya jawab sederhana berdasarkan gambar tersebut.
c) Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai.
d) Pada kegiatan inti guru telah melaksanakan pembelajaran inkuiri
terbimbing hal ini terlihat dari langkah-langkah pembelajaran yang
telah dilakukan.
e) Guru sudah menjelaskan topik dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan.
f) Guru memberikan beberapa pertanyaan/permasalahn yang sesuai
dengan materi, telah menentukan satu pertanyaan/ permasalahn
yang akan dipecahakan, dan telah meminta siswa memberikan
jawaban/hipotesis dari permasalahan yang ditentukan.
g) Guru membagikan satu helai daun dan lembar kerja kepada
masing-masing siswa, membimbing siswa untuk mengisi lembar
kerja, membimbing siswa untuk menunjukan struktur daun dan
macam-macam bentuk daun.
h) Bersama-sama dengan siswa menguji hasil pengamatannya dengan
jawaban/hipotesis yang sudah ditulis sebelumnya.
i) Guru meminta beberapa siswa maju kedepan membacakan hasil
pengamatnnya di depan kelas.

66
j) Guru membuat kesimpulan/rangkuman di papan tulis berdasarkan
hasil jawaban siswa.
k) Guru melakukan evaluasi dengan membagikan lembar evaluasi
pada masing-masing siswa untuk dikerjakan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing oleh
pengajar sudah berjalan dengan baik, yang ditandai dengan semua
kegiatan yang direncanakan telah terlaksana semua.
c. Hasil Observasi KMB oleh Siswa pada Siklus I
Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh siswa
diamati dengan menggunakan lembar observasi/pengamatan kegiatan
siswa siklus I yang telah disesuaikan dengan RPP dan lankah-langkah
pembelajaran inkuiri terbimbing. Hasil observasi kegiatan siswa siklus I
dapat di lihat pada (lampiran 10 hal. 108). Hasil ini juga digunakan
sebagai dasar penilaian afektif siswa.
Hasil observasi kegiatan siswa adalah sebagai berikut:
a) Pada awal kegiatan siswa telah terkondisikan dengan baik semua
siswa berdo’a bersama dengan tertib, semua siswa hadir, dan telah
menyiapakan perlengkapan belajarnya masing-masing.
b) Pada saat guru memberikan apersepsi, tidak semua siswa
memperhatikan karena masih terdapat empat siswa yang tidak bisa
mendengarkan pertanyaan yang diberikan.
c) Saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran semua siswa telah
mendengarkan dengan baik.
d) Pada kegiatan inti sebagian besar siswa telah memperhatikan dan
melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah pendekatan
inkuiri terbimbing, namun masih terdapat beberapa siswa yang tidak
mengikuti dengan baik.
e) Pada saat guru menjelaskan topik dan kegiatan yang akan dilakukan
pada pembelajaran kali ini semua siswa memperhatikan, namun
pada saat guru memberikan beberapa pertanyaan/permasalahan

67
masih ada satu siswa yang duduk di depan tidak mengikuti dengan
baik karena sibuk bermain dengan buku yang diputar.
f) Pada saat siswa diminta memberikan jawaban/hipotesis masih ada
enam siswa, empat siswa di pojok belakang dan dua siswa ditengah
pojok kiri yang sibuk berbicara sendiri.
g) Pada saat guru membimbing siswa mengisi lembar kerja semua
siswa telah memperhatikan dan mengikuti kegiatan dengan baik.
Namun, pada saat siswa diminta untuk membaca buku paket masih
ada 10 siswa yang tidak mau membaca.
h) Saat siswa diminta untuk menguji hasil pengamatan dengan
jawaban/hipotesis masih ada empat siswa di pojok belakang yang
tidak mengikuti dengan baik.
i) Pada saat guru menunjuk siswa maju membacakan hasil
pengamatannya masih ada dua siswa yang tidak mau maju kedepan.
j) Semua siswa telah menuliskan rangkuman yang telah dibuat di buku
tulis masing-masing.
k) Semua siswa mengerjakan soal tes evalusi yang diberikan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri oleh siswa belum
berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari hasil observasi masih terdapat
beberapa siswa yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
baik. Masih terdapat beberapa tindakan yang perlu diperbaiki dan
ditingkatkan agar pembelajaran dapat berjalan lebih baik.
d. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa Siklus I
Lembar kerja yang diberikan kepada setiap siswa dalam
kegiatan

pembelajaran

dijadikan

sebagai

dasar

untuk

menilai

kemampuan psikomotorik siswa. Lembar kerja menuntut siswa untuk
dapat mengembangkan kemampuan siswa menggambar bentuk daun
sesuai dengan benda aslinya. Penilaian lembar kerja siswa ini
menggunakan pedoman penilaian yang terdapat pada (tabel 3.8 hal. 47),
dengan kriteria siswa dapat mengerjakan semua langkah pembelajaran

68
inkuri sesuai dengan bimbingan guru, menggambar bentuk daun dengan
rapi, keterangan gambar sesuai dengan gambar yang dibuat serta rajin
dan rapi dalam menulis kesimpulan.
Penilaian psikomotorik ini menggunakan pedoman kriteria,
siswa memperoleh nilai A jika memenuhi semua kriteria, B jika
memenuhi 3 dari 4 kriteria, C jika memenuhi 2 dari 3 kriteria dan D jika
tidak memenuhi satu kriteriapun. Hasil penilaian psikomotorik siklus I
dapat dilihat pada gambar diagram 4.3 di bawah ini.

Nilai Psikomotorik Siklus I
24

25
20

16

15
10
4

5

0

0
Nilai A

Nilai B

Nilai C

Nilai D

Gambar 4.3
Diagram Batang Nilai Psikomotorik Siswa Siklus I
Hasil nilai psikomotorik siswa siklus I terdapat 16 siswa
memperoleh nilai A, 24 siswa memperoleh nilai dan 4 siswa
memperoleh nilai C. (lampiran 26 hal.179)
4.2.4 Refleksi Siklus I
1. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing oleh
guru dan siswa.
Berdasarkan hasil observasi, penggunaan pendekatan inkuiri
terbimbing oleh guru sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat
dari

langkah-langkah

pembelajaran

terlaksana semua, namun dalam

yang

direncanakan

dapat

pembelajaran guru kurang dalam

mengusai kelas, sehingga masih terdapat beberapa siswa yang bersikap

69
kurang dengan tidak mengikuti kegiatan pelajaran dengan baik.
Mereka masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing seperti:
berbicara dengan teman sebelah, keluar masuk kelas, main buku, dsb.
Hasil nilai psikomotor siswa juga masih rendah, banyak siswa
mengerjakan lembar kerja tidak sesuai terutama antara gambar dengan
keterangnnya.
Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa terutama siswa yang
tidak mengikuti kegiatan dengan baik masih di bawah kriteria
ketuntasan yang telah ditetapkan.
2. Hasil Belajar Siswa
Evaluasi hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes pada akhir
pembelajaran siklus I menunjukan adanya peningkatan. Peningkatan ini
dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas pada pra siklus yang semula 67
meningkat menjadi 78 pada siklus I dan persentase ketuntasan dari pra
siklus yang hanya 47 % menjadi 77,3%. Hasil afektif siswa mengalami
peningkatan meskipun masih terdapat beberapa siswa yang tidak
mengikuti dengan baik, namun karena siswa dilibatkan dalam
pembelajaran jumlahnya berkurang. Hasil psikomotorik pada tahap
sebelumya belum dilakukan pada siklus I ini dilakukan dan diperoleh
hasil 16 siswa memperoleh nilai A, 24 siswa memperoleh nilai dan 4
siswa memperoleh nilai C.
4.2.5 Tindak Lanjut
Berdasarkan data observasi di atas, dapat disimpulkan bahwa
penerapan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing oleh guru
sudah berjalan dengan baik, namun untuk siswa masih terdapat beberapa
kekurangan. Meskipun sudah terjadi peningkatan pada hasil belajar dan
persentase ketuntasan, namun hasil ini belum mencapai indikator kerja yang
ditetapkan yaitu sebesar 80 %.
Kekurangan yang masih terjadi dalam pembelajaran siklus I akan
diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, kekurangan siklus I
yang akan diperbaiki yaitu pada manajemen kelas, guru harus mengontrol

70
kelas sedemikian rupa (dengan memindah tempat duduk siswa-siswa
tertentu) denah tempat duduk dapat dilihat pada (lampiran 28 hal. 182) agar
semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Selain itu untuk
mengatasi kelemahan dalam psikomotorik, guru memberikan contoh gambar
daun dengan mengambarnya didepan kelas. Kelebihan-kelebihan yang ada
akan dipertahankan.
4.3 Deskripsi Siklus II
Setelah melakukan analisis, evaluasi dan refleksi hingga diperoleh data
dari hasil pembelajaran siklus I mengenai penerapan pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri terbimbing dan hasil belajar siswa, maka dilakukan
penelitian lanjutan dengan melakukan perencanaan penelitian pada siklus II.
4.3.1 PerencanaanTindakan Siklus II
Tahap perencanaan siklus II diawali dengan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan standar kompetensi (SK) 2.
Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
dan kompetensi dasar 2.4 Menjelaskan

hubungan antara bunga dengan

fungsinya. Guru membagikan kepada masing-masing gambar bunga dan
bersama-sama melakukan pengamatan untuk mengetahui strukturnya.
Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan
tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I.dapat dilihat pada
(lampiran 15 hal 138)
Siklus II ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi
waktu 3 JP (3 x 35 menit) sama dengan alokasi waktu pada siklus
sebelumnya. Sebelum melaksanakan pembelajaran, selain menyiapkan RPP
sesuai dengan langkah-langkah pendekatan inkuiri dengan SK dan KD
seperti yang sudah disebutkakan sebelumnya, guru juga harus menyiapakan
media yang akan digunakan, menyediakan lembar kerja dan lembar evaluasi
hasil belajar.
Selain itu, juga harus disiapkan lembar observasi pada setiap
pertemuan yang harus ada adalah lembar obsevasi pelaksanaan pembelajaran

71
oleh guru dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran oleh siswa
dengan menggunakan pendekatan inkuri terbimbing.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari selasa, 29 November 2016, dalam
satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x jam pelajaran (3 x 35 menit).
Mulai pukul 10.30 sampai 12.15. Pada pelaksanaanya, tindakan ini
dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas dengan
berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
dibuat sebelumnya oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan inkuiri
terbimbing.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran mengucapakan salam,
menanyakan kabar siswa dan melakukan absensi. Sebelum memulai
pembelajaran guru memindah tepat duduk siswa-siswa tertentu agar
pembelajarn dapat berjalan lebih baik, denah tempat duduk dapat dilihat
pada (lampiran 28 hal. 177). Setelah itu guru menyiapkan peserta didik agar
siap belajar dengan meminta peserta didik duduk dengan rapi ditempatnya
masing-masing, meminta siswa mengeluarkan perlengakapan belajarnya.
Kemudian agar siswa lebih tertarik pada proses pembelajaran guru
melakukan apersepsi dengan meminta siswa berdiri untuk bernyanyi
bersama lagu lihat kebunku sambil bertepuk tangan dan melakukan tanya
jawab sederhana berdasarkan lirik lagu yang dinyanyikan. Guru juga
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu dapat
menyebutkan bagian-bagian bunga, fungsi masing-masing bagian dan fungsi
bunga bagi tumbuhan dan manusia.
Langkah pertama sebelum masuk dalam proses pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri terbimbing guru terlebih dahulu menjelaskan topik dan
kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran kali ini. Selanjutnya guru
memfasilitasi siswa melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkahlangkah pendekatan inkuiri terbimbing.
Langkah merumuskan pertanyaan atau masalah guru memberikan
beberapa pertanyaan/permasalahan yang sesuai dengan materi pembelajaran,

72
seperti: pernahkah kalian melihat bunga? Bagaimana warna-warna bunga?
Tapi pernahkah kalian memperhatikan bagian-bagian bunga? Apakah fungsi
dari bagian-bagian tersebut?. Dari beberapa pertanyaan tersebut guru
menetapkan satu pertanyaan/permasalahan yang akan dipercahkan yaitu
“apa saja bagian-bagian bunga fungsinya”.
Langkah merumuskan hipotesis siswa menyampaikan jawabanjawaban/hipotesis mereka tentang permasalahan yang telah disajikan
berdasarkan pengetahuan awal masing-masing siswa. Guru menuliskan
jawaban-jawaban/hipotesis siswa di papan tulis. Untuk membuktikan
hipotesis siswa tersebut benar atau salah guru membimbing setiap siswa
melakukan pengamatan.
Tahap mengumpulkan data, guru membagikan kepada masingmasing siswa satu gambar bunga sepatu dan lembar kerja yang akan
digunakan untuk menuliskan hasil pengamatan. Guru membimbing siswa
mengisi lembar kerja yang telah diberikan. Pertama, meminta siswa untuk
menggambar ulang gambar bunga sepatu yang telah diberikan. Kedua guru
membimbing siswa menunjukan macam-macam bagian bunga (putik,
benang sairi, mahkota, kelopak, tangkai dsb), selanjutnya setelah semua
siswa mengetahui macam-macam bagian bunga guru meminta siswa
membaca buku paketnya masing-masing untuk memperoleh informasi
tentang fungsi bagian-bagian bunga tersebut dan menjawab beberapa
pertanyaan yang ada dalam lembar kerja yang berkaitan dengan fungsi
bunga bagi tumbuhan dan manusia.
Tahap menguji hipotesis, guru bersama-sama dengan siswa
mencocokan hasil pengamatannya tentang macam-macam bagian bunga
yang ditemukan dengan jawaban/hipotesis awal yang telah ditulis, apakah
jawaban/hipotesis yang dituliskan diawal sama dengan hasil pengamatan
yang ditemukan.
Tahap kesimpulan, setelah mencocokan hasilnya siswa diminta
untuk membuat sedikit rangkuman berdasakan hasil pengamatan yang telah
dilakukan. Kemudian guru meminta beberapa siswa maju kedepan untuk

73
membacakan

rangkuman

hasil

pengamatnya.

Guru

kemudian

mengkonfirmasi rangkuman yang telah dibacakan beberapa siswa yang maju
dan membuat kesimpulan akhir tentang bagian-bagian bunga dan fungsinya
berupa rangkuman di papan tulis dan siswa diminta untuk mencatat dibuku
tulis masing-masing sebagai bahan belajar di rumah.
Diakhir kegiatan guru memberikan tindak lanjut kepada peserta didik
dengan memberikan soal evalusi untuk menguji kemampuan siswa. Setelah
selesai guru meminta siswa mengumpulkan lembar evaluasi dan berdo’a
bersama-sama sebelum pulang.
4.3.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus II
Hasil tindakan dan observasi pembelajaran siklus II dapat dilihat
berdasarkan hasil belajar untuk nilai kognitif, hasil observasi kegiatan
pembelajaran oleh siswa untuk nilai afektif, dan hasil lembar kerja siswa
untuk nilai psikomotorik. Pembelajaran IPA siklus II ini tentang struktur
bunga dan fungsinya dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing.
Hasil belajar dan hasil observasi pelaksaan kegiatan pembelajaran oleh
siswa dan hasil penilai lembar kerja siklus II adalah sebagai berikut:
a. Hasil Tindakan Siklus II
Hasil belajar siswa yang diperoleh dari pemberian soal evalusi
secara tertulis di akhir siklus II dijadikan sebagai hasil nilai kognitif.
Terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa kelas IV pada mata
pelajaran IPA siklus II (lampiran 8 hal. 104) menunjukan masih ada
beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM atau kurang dari
75. Dari 44 siswa terdapat 7 siswa yang memperoleh nilai < 75 dan 37

siswa memperoleh nilai  75. Hasil belajar IPA siswa kelas IV mata
pelajaran IPA siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

74
Tabel 4.5
Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelas VI Siklus II
Materi Struktur Bunga dan Fungsinya (KKM 75)

Nilai

Jumlah

Persentase %

Keterangan

 75

7

16 %

Tidak Tuntas

37

84 %

Tuntas

Jumlah

44

100 %

Peserta Didik

< 75

Nilai Terendah

40

Nilai Tertinggi

100

Rata-rata

84

Dari tabel 4.5 di atas, diketahui pada siklus II pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri terbimbing, masih terdapat tujuh siswa
yang belum mencapai KKM atau tidak tuntas dari 44 siswa, dengan
nilai maksimal 100 dan nilai minimal 40. Agar lebih jelas, berikut ini
disajikan data rentang nilai hasil belajar siswa siklus II .
Rentang nilai hasil belajar siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 07
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada siklus II dalam daftar atau
tabel sebagai berikut.

Tabel 4.6
Rentang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Siklus II
dengan KKM 75

Rentang Nilai

Jumlah

Persentase

Ketuntasan

Siswa
100 – 90

21

47,7 %

Tuntas

89 – 80

16

36,4 %

Tuntas

79 – 70

2 (< 75)

4,5 %

Tidak Tuntas

69 – 60

2

4,5 %

Tidak Tuntas

75
59 – 50

1

2,3 %

Tidak Tuntas

49 – 40

2

4,5 %

Tidak Tuntas

< 40

0

0%

-

Tuntas

37

84 %

Tidak Tuntas

7

16 %

Nilai Rata-Rata Kelas

84

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa hasil belajar siklus II
kelas IV SDN Sidorejo Lor 07, sebanyak 21 siswa memperoleh nilai
dalam rentang 100 - 90 dengan persentase 47,7 %, sebanyak 16 siswa
memperoleh nilai dalam rentang 89 – 90 dengan persentase 36,4 %,
sebanyak 2 siswa memperoleh nilai dalam rentang 79 – 70
(memperoleh nilai 70) dengan persentase 4,5 %, sebanyak 2 siswa
memperoleh nilai dalam rentang 69 – 60 dengan persentase 4,5 %,
sebanyak 1 siswa memperoleh nilai dalam rentang 59 – 50 dengan
persentase 2,3 %, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai dalam rentang
49 – 40 dengan persentase 4,5 % dan tidak ada siswa yang
memperoleh nilai di bawah 40.
Persentase keberhasilan atau ketuntasan hasil belajar sudah
mencapai 84%, meskipun masih terdapat 7 siswa yang tidak tuntas
dengan persentase 16%, namun hasil tersebut sudah mencapai tingkat
ketuntasan yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Dengan demikian,
penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena persentase ketuntasan
sudah mencapai 84%. Untuk lebih jelasnya data nilai hasil belajar
siswa pada tabel 4.6 dapat dibuat diagram seperti tampak pada
gambar 4.4 di bawah ini.

76

Siklus II
Jumlah siswa

25

47,7 %

20

36,4%

15
10
4,5 % 4,5 %

5

4,5 %

2,3%

0%

0

100 90

89 - 80 79 - 70 69 - 60 59 - 50 49 - 40

< 40

Interval Nilai

Gambar 4.4
Diagram Batang Hasil Belajar Siswa IPA Kelas IV Siklus II
b. Hasil Observasi KBM oleh Guru Siklus II
Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan pada keseluruhan kegiatan. Pengamatan atau observer
dilakukan oleh guru kelas IV SDN Sidorejo Lor 07, sedangkan peneliti
bertindak sebagai pengajar. Kegiatan pengamatan dilakukan untuk
mengetahui tingkat penerapan pendekatan inkuiri terbimbing oleh
pengajar selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil
observasi KBM oleh guru siklus II dapat dilihat pada (lampiran 11 hal.
113)
Berikut hasil pengamatan atau observasi penggunaan pendekatan inkuiri
terbimbing siklus II oleh pengajar adalah sebagai berikut:
a) Pada awal kegiatan guru telah mengucapkan salam, absensi, dan
mengatur tempat duduk (memindahkan tempat duduk siswa-siswa
tertentu)

dapat

dilihat

pada

(lampiran

24

hal

167)

dan

mengkondisikan peserta didik dengan menyiapkan peserta didik
untuk belajar dan menyiapakan perlengkapan belajarnya.

77
b) Guru melakukan apersepsi dengan meminta peserta didik berdiri dan
bernyanyi bersama lagu lihat kebunku dan melakukan tanya jawab
yang berkaitan dengan lirik lagu yang dinyanyikan.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai.
d) Pada kegiatan inti guru telah melaksanakan pembelajaran inkuiri
terbimbing hal ini terlihat dari langkah-langkah pembelajaran yang
telah dilakukan.
e) Guru telah menjelaskan topik dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan.
f) Guru sudah memberikan beberapa pertanyaan/permasalahn yang
sesuai

dengan

materi,

telah

menentukan

satu

pertanyaan/

permasalahan yang akan dipecahakan, dan telah meminta siswa
memberikan jawaban/hipotesis dari permasalahan yang ditentukan.
g) Guru membagikan gambar bunga dan lembar kerja kepada masingmasing siswa, membimbing siswa untuk mengisi lembar kerja,
membimbing siswa untuk menunjukan bagian-bagian bunga.
h) Bersama-sama dengan siswa menguji hasil pengamatannya dengan
jawaban/hipotesis yang sudah ditulis sebelumnya.
i) Guru meminta beberapa siswa maju kedepan membacakan hasil
pengamatnnya di depan kelas.
j) Guru membuat kesimplan/rangkuman di papan tulis berdasarkan
hasil jawaban siswa.
k) Guru melakukan evaluasi dengan membagikan lembar evaluasi pada
masing-masing siswa untuk dikerjakan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri
terbimbing oleh pengajar sudah berjalan dengan baik, yang ditandai
dengan semua kegiatan yang direncanakan telah terlaksana semua.
c. Hasil Observasi KBM oleh Siswa pada Siklus II
Proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh siswa diamati
dengan menggunakan lembar observasi/pengamatan kegiatan siswa

78
siklus II yang telah disesuaikan dengan RPP dan lankah-langkah
pembelajaran inkuiri terbimbing. Hasil observasi kegiatan siswa siklus II
dapat di lihat pada (lampiran 12 hal. 116). Hasil ini juga digunakan
sebagai dasar penilaian afektif siswa.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa adalah sebagai berikut:
a) Pada awal kegiatan siswa telah terkondisikan dengan baik terutama
siswa-siswa tertentu, mereka bersedia dipindah tempat duduknya.
Dan mengikuti pembelajaran dengan tertib.
b) Pada saat guru memberikan apersepsi, semua siswa memperhatikan
dan menjawab pertnayaan-pertanyaan yang diberikan karena
sebelumnya telah diajak bernyanyi bersama sehingga perhatian siswa
lebih fokus.
c) Saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran semua siswa telah
mendengarkan dengan baik.
d) Pada kegiatan inti sebagian besar siswa telah memperhatikan dan
melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah pendekatan
inkuiri terbimbing, namun masih terdapat beberapa siswa yang tidak
mengikuti dengan baik namun, jumlahnya lebih sedikit jika
dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
e) Pada saat guru menjelaskan topik dan kegiatan yang akan dilakukan
pada pembelajaran kali ini semua siswa memperhatikan penjelasan
guru. Bahkan saat diberikan beberapa pertanyaan semua siswa
kompak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru.
f) Pada saat siswa diminta memberikan jawaban/hipotesis masih ada
dua siswa yang duduk di depan sebelah kanan yang tidak
memperhatikan karena sibuk berbicara sendiri.
g) Pada saat guru membimbing siswa mengisi lembar kerja semua
siswa telah memperhatikan dan mengikuti kegiatan dengan baik.
Namun, pada saat siswa diminta untuk membaca buku paket masih
ada 10 siswa yang tidak mau membaca, karena lupa tidak membawa

79
buku paket sehingga membacanya harus bersamaan dengan teman
sebelah.
h) Saat siswa diminta untuk menguji hasil pengamatan dengan
jawaban/hipotesis masih semua siswa melakukannya dengan baik.
i) Pada

saat

guru

menunjuk

siswa

maju

membacakan

hasil

pengamatannya banyak siswa berantusias untuk maju membacakan
hasil pengamatannya dan untuk siswa yang ditunjukpun langsung
maju kedepan..
j) Semua siswa telah menuliskan rangkuman yang telah dibuat di buku
tulis masing-masing.
k) Semua siswa mengerjakan soal tes evalusi yang diberikan.
Pada siklus II terlihat adanya perbaikan dari kekurangan yang
terdapat pada siklus I. Pada pertemuan ini setelah beberapa siswa
dipindah tempat duduknya pelakasanaan pembelajaran oleh siswa sudah
berjalan dengan baik, walaupun masih terdapat beberapa siswa yang
tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Namun, jumlah
siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik ini jumlahnya
lebih sedikit jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
d. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa Siklus II
Lembar kerja yang diberikan kepada setiap siswa dalam
kegiatan

pembelajaran

dijadikan

sebagai

dasar

untuk

menilai

kemampuan psikomotorik siswa. Lembar kerja menuntut siswa untuk
dapat mengembangkan kemampuan siswa menggambar bentuk bunga
sesuai dengan benda aslinya. Penilaian lembar kerja siswa ini
menggunakan pedoman penilaian yang terdapat pada (tabel 3.8 hal. 47),
dengan kriteria siswa dapat megerjakan semua langkah pembelajaran
inkuri sesuai dengan bimbingan guru, menggambar bentuk bunga
dengan rapi, keterangan gambar sesuai dengan gambar yang dibuat
serta rajin dan rapi dalam menulis kesimpulan.
Penilaian psikomotorik ini menggunakan pedoman kriteria,
siswa memperoleh nilai A jika memenuhi semua kriteria, B jika

80
memenuhi 3 dari 4 kriteria, C jika memenuhi 2 dari 3 kriteria dan D jika
tidak memenuhi satu kriteriapun. Hasil penilaian psikomotorik siklus II
dapat dilihat pada gambar 4.5 di bawah ini.

Nilai Psikomotorik Siklus II
30
30
25
20

15

12

10
5

2

0
Nilai A

Nilai B

Nilai C

Nilai D

Gambar 4.5
Diagram Batang Nilai Psikomotorik Siswa Siklus II
Hasil Penilaian psikomotorik siswa siklus II terdapat 16 siswa
memperoleh nilai A, 24 siswa memperoleh nilai dan 4 siswa
memperoleh nilai C dapat dilihat pada(lampiran 27 hal.181). Hasil ini
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I, dari 24
siswa yang memperoleh nilai A meningkat menjadi 30 siswa, dari 14
siswa yang memperoleh nilai B menjadi hanya 12 siswa dan yang
mendapat nilai C dari 4 siswa menjadi 2 siswa pada siklus II.
4.3.4 Refleksi Siklus II
1. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing oleh
guru dan siswa.
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri terbimbing oleh guru dan siswa pada siklus II. Dapat
disimpulkan bahwa pelaksaan pembelajaran oleh guru sudah berjalan
dengan baik, karena semua kegiatan yang direncanakan sudah terlaksana
semua.

81
Pelaksanaan kegiatan untuk siswa, setelah tempat duduk mereka
diatur ulang sedemikian rupa, kegiatan dapat terlaksana dengan lebih
baik jika dibandingakan dengan siklus sebelumnya, meskipun masih
terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti dengan baik.
2. Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan evaluasi, hasil tes pada siklus II menunjukan adanya
peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari nilai
rata-rata kelas yang semula pada siklus I hanya 78 meningkat menjadi 84
pada siklus II. Persentase ketuntasan yang pada siklus I hanya 77,3 %
meningkat menjadi 84%. Hasil afektif siswa jumlah siswa yang bersikap
tidak baik selama proses pembelajaran jumlahnya lebih sedikit
dibandingan siklus I. Hasil psikomotorik mengalami peningkatan,
peningkatan ini dapat dilihat dari nilai A yang diperoleh pada siklus I
terdapat 24 siswa meningkat menjadi 30, nilai B pada siklus I 14 siswa
menurun menjadi 12 siswa dan nilai C pada siklus I 4 siswa menurun
menjadi 2 siswa.
4.3.5

Tindak Lanjut Siklus II
Dilihat dari observasi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing pada
siklus II oleh guru yang sebelumnya baik menjadi lebih baik. Untuk siswa
meskipun dalam pelaksanaan masih terdapat beberapa siswa yang tidak
mengikuti dengan baik, namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan
dengan siklus sebelumnya.
Guru telah memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I
dalam pelaksanaan siklus II ini, sehingga hasil belajar siswa dapat
mencapai target yang telah ditetapkan yaitu persentase ketuntasan
mencapai 80%. Persentase ketuntasan yang dicapai pada siklus II telah
mencapai 84% (34 siswa tuntas dan 7 siswa belum tuntas), maka
penelitian ini dikatakan telah berhasil karena persentase ketuntasan lebih
dari 80%. Karena, target indikator kerja telah tercapai pada siklus II, maka
penelitian ini hanya dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

82
Saran yang diberikan untuk mengatasi beberapa siswa yang tidak
dapat mengikuti kegiatan dengan baik sampai siklus terakhir meskipun
sudah diberikan tindakan dengan dipindahkan tempat duduknya di depan
yaitu dengan membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil. Siswa
dalam kelompok tersebut diberi tugas sendiri-sendiri untuk menyelesaikan
permasalahan yang diberikan, sehingga mereka tidak mempunyai waktu
untuk melakukan hal-hal yang tidak penting seperti: berbicara dengan
teman disebelah atau belakangnya, lempar-lemparan kertas, bermain
dengan buku yang diputar, keluar kelas, dsb.
Hal ini tidak diterapkan dalam penelitian ini karena terbatasnya
ruang kelas (ruang kelas tidak cukup luas), keterbatasan waktu dan jumlah
siswa terlalu banyak (44 siswa), sehingga jika dibagi kedalam kelompokkelompok kecil tidak efektif karena terlalu banyak kelompok (10-11
kelompok).
4.4 Hasil Analisis Data
Hasil analisis data kogitif siswa berdasarkan rekap hasil belajar siswa
sebelum tindakan (pra siklus), siklus I dan siklus II serta perbandingan hasil
belajarnya dalam tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7
Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Hasil Belajar Siswa

Indikator Hasil
Belajar
Nilai Rata-Rata
Kelas
Jumlah Siswa
yang Tuntas

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

68

78

84

21

34

37

Keterangan
Rata-rata kelas
meningkat
Mengalami Kenaikan.
Jumlah siswa 44 orang

Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan hasil belajar
siswa yang ditunjukan dengan adanya kenaikan pada nilai rata-rata kelas dan
jumlah siswa yang tuntas pada tahap pra siklus, siklus I dan siklus II.
Sedangkan perbandingan hasil belajar berkaitan dengan nilai, jumlah siswa

83
dan persentase ketuntasan dan ketidaktuntasan dapat dilihat pada tabel 4.8 di
bawah ini.
Tabel 4.8
Perbandingan Persentase Ketuntasan Dan Ketidaktuntasan
Pada Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No.

Ketuntasan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

siswa

(%)

siswa

(%)

siswa

(%)

1.

Tuntas

21

47%

34

77,3%

37

84%

2.

Tidak Tuntas

23

53%

10

22,7 %

7

16%

44

100%

44

100%

44

100%

Jumlah

Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada tahap pra
siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang ditandai dengan
jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan KKM
(75) dalam mata pelajaran IPA terus meningkat. Untuk klasifikasi jumlah
siswa yang tuntas pada pra siklus hanya 21 siswa yang tuntas dari 44 siswa,
sedangkan pada tahap siklus I terdapat 34 siswa yang tuntas dan 37 siswa
yang tuntas pada siklus II. Sedangkan pada klasifikasi jumlah siswa yang
tidak tuntas pada pra siklus mencapai 23 siswa dari 44 siswa, siklus I terdapat
10 siswa dan pada siklus II terdapat 7 siswa. Berdasarkan data jumlah siswa
yang tidak tuntas dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II, meskipun tidak
semua siswa tuntas namun jumlah angka ketidaktuntasan mengalami
penurunan.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas berikut ini disajikan gambar diagram
batang perbandingan persentase hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I
dan siklus II yang dapat dilihat pada gambar 4.6.

84

Perbandingan Presentase Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Tuntas
Tidak Tuntas

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.6
Diagram Batang Persentase Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus I
Gambar 4.6 tentang diagram batang perbandingan persentase hasil
belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II, menunjukan bahwa
persentase hasil belajar siswa terus mengalami peningkatan. Pada pra siklus
persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 47%. Kemudian pada siklus I
persentase ketuntasan meningkat menjadi 77,3% dan pada siklus II persentase
ketuntasan meningkat lagi menjadi 84%. Meskipun tidak semua peserta didik
memperoleh nilai tuntas (di atas KKM) namun persentase kentuntasan telah
mencapai lebih dari indikator kerja yang ditetapkan yaitu sebesar 80%.
Hasil analisis data afektif siswa diperoleh dari hasil observasi kegiatan
pembelajaran oleh siswa. Hasil observasi menunjukan jika pada siklus I masih
terdapat beberapa yang bersikap kurang baik selama proses pembelajaran,
jumlah ini menurun pada siklus II meskipun masih tetap ada siswa yang
bersikap kurang baik. Hasil psikomotorik mengalami peningkatan pada siklus
I terdapat 24 yang memperoleh nilai A meningkat menjadi 30 siswa, nilai B

85
pada siklus I 14 siswa menurun menjadi 12 siswa dan nilai C pada siklus I 4
siswa menurun menjadi 2 siswa.
Hal ini membuktikan bahwa menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing
dalam pembelajaran dapat mengurangi jumlah siswa yang tindak mencapai
ketuntasan, meningkatkan nilai afektif dan psikomotorik siswa. Selain itu
pendekatan inkuiri terbimbing juga dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga sebesar 84%.
4.5 Pembahasan
Hasil observasi tahap pra siklus di kelas IV SDN Sidorejo Lor 07,
ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah.
Hal ini berdasarkan hasil belajar siswa yang masih berada di bawah KKM,
dari 44 siswa kelas IV hasil belajar 23 siswanya dengan persentase 53% tidak
mencapai KKM. Selain persentase ketidaktuntasan yang lebih dari 50%
pemerolehan nilai di kelas IV juga masih rendah, meskipun nilai tertinggi
telah mencapai 90 tetapi nilai terendahnya hanya 20. Hal ini membuktikan
bahwa dalam pembelajaran terdapat beberapa kekurangan yang membuat
pembelajaran kurang menarik bagi siswa, siswa kurang fokus dalam
pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajarnya yang masih rendah.
Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan dalam mengajar IPA guru
hanya sebatas menerangkan materi yang ada dalam buku paket siswa dan
contoh-contoh lain yang belum terdapat dalam buku paket siswa, kemudian
meminta siswa untuk mengejakan soal latihan yang ada sebagai evaluasi
pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang terjadi belum memfasilitasi
peserta didik yang sebagian besar cenderung siswa aktif. Sehingga, banyak
siswa yang sibuk dengan kegiatanya sendiri seperti: berbicara dengan teman
sebelah, memukul meja, menghadap ke belakang, keluar masuk kelas dsb.
Atau dapat dikatakan pelaksanaan pembelajaran yang terjadi dapat dikatakan
belum memperhatikan karakteristik mata pelajaran IPA dan karakteristik
siswa.
Padahal seharusnya pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) harus
dapat memfasilitasi atau menciptakan kondisi yang dapat membuat siswa

86
aktif belajar IPA secara sistematis dengan melakukan pengamatan secara
langsung terhadap objek kajian yang berupa benda nyata (daun dan bunga)
untuk menemukan suatu pengetahuan. Sehingga, siswa tidak hanya
menghafal pengetahuan melainkan belajar menemukan pengetahuan secara
langsung dengan melakukan pengamatan.
Pendapat di atas sesuai dengan pendapat Gulo dalam Trianto
(2009:116) yang menyatakan bahwa inkuiri merupakan pendekatan
pembelajaran belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya, selain itu inkuiri
merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulan data, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan. Oleh karena itu, pendekatan inkuri khususnya inkuiri terbimbing
sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPA di SD, karena siswa dapat
menemukan pengetahuan secara langsung melalui kegiatan-kegiatan yang
ada dalam pendekatan inkuiri dengan bimbingan guru.
Pendekatan inkuiri terbimbing dapat membuat siswa berpikir
sistematis karena kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan tahapantahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang harus secara runtut tahap demi
tahap. Siswa dapat berpikir kritis, karena siswa diminta untuk membaca
sumber belajar, apabila siswa berpikir kritis maka siswa akan dapat
menjawab

petanyaan-petanyaan

yang

diberikan

dan

menemukan

pengetahuan-pengetahuan lain. Selain itu siswa dapat berpikir logis dan
analitis dapat diperoleh pada saat siswa diminta untuk mencocokan hasil
penemuannya dengan hipotesis/jawaban sementara yang telah ditetapkan
diawal kegiatan. Penerapan pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing pada
siklus I dan siklus II diperoleh hasil belajar sebagai berikut:
1. Siklus I
Siklus I dengan menerapakan pendekatan inkuiri tipe inkuiri
terbimbing pada materi pokok “struktur daun dan fungsinya”. Diperoleh
siswa yang mencapai ketuntasan dengan KKM 75 mencapai 34 siswa

87
dengan persentase 77,3% dan siswa tidak mencapai KKM atau tidak
tuntas berjumlah 10 siswa dengan persentase 22,7%. Hasil ini mengalami
peningkatan dibandingkan dengan tahap prasiklus ketuntasan yang
sebelumnya hanya 47% meningkat menjadi 77,3% dan presentase
ketidaktuntasan mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 53%
turun menjadi 22,7%. Rata-rata nilai kelas meningkat dari sebelumnya
sebesar 67 menjadi 78 dengan nilai minimal 40 dan nilai maksimal 100.
Hasil observasi untuk nilai afektif siswa menunjukan jika pada
siklus

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24