4d691 manajemen stres
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Kata “stres” bisa diartikan berbeda bagi tiap-tiap individu. Sebagian individu mendefinisikan stres sebagai tekanan, desakan atau respon emosional. Parapsikolog juga mendefinisikan stres dalam berbagai bentuk. Sebagianbesar orang sadarbahwa stress karyawansemakinmenjadimasalahdalamorganisasi. Teman-temanmengatakanbahwamereka stress karenabebankerja yang besardanharusbekerjalebih lama karenaadanyaperampinganpadaperusahaanmereka.
Surveimenunjukkanbahwapemberikerjamengeluhtentang stress yang terciptadalamusahamenyeimbangkankehidupankerjadantanggungjawabkeluarga. Makadariituperludiketahuialasan-alasandankonsekuensi stress danselanjutnyadiperlukanpertimbanganapa yang dapatdilakukan para individudanorganisasiuntukmenguranginya.
1.2 RumusanMasalah
Adapunrumusanmasalahdarimakalah yang kitasusunadalahsebagaiberikut: 1. Apa yang dimaksudkandengan stress?
2. Apasaja penyebab stress? 3. Apaakibat dari stress?
(2)
1.3 TujuanPenyusunan
Penyusunanmakalahinibertujuanuntuk: 1. MemenuhitugasPerilakudalamOrganisasi. 2. Memahami stress dan penyebabnya.
3. Menjelaskan akibatdan strategi manajemen stress.
1.4 ManfaatPenyusunan
Manfaatdaripenyusunanmakalahiniadalahpembaca/ mahasiswadapatmemahami stress danpenyebabnya, menjelaskansumberdanstrategimanajemen stress.
(3)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stress
Menurut Sopiah (2008:85) Stress merupakan suatu respon adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang. Orang merasa stress karena terlalu banyak pekerjaan, ketidakpahaman terhadap pekerjaan, beban informasi yang terlalu berat atau karena mengikuti perkembangan zaman. Kejadian tersebut menimbulkan distress, yakni derajat penyimpangan fisik, psikis dan perilaku dari fungsi yang sehat.Namun sebenarnya, distress juga memiliki sisi positif, yang disebut dengan stress, yakni yang mengarah keada hal-hal yang sehat, positif, dari respon stress.Eustress adalah pengalaman stress yang tidak berlebihan.
Menurut Robbins (2006:793) stress adalahkondisidinamik yang didalamnyaindividumenghadapipeluang, kendala, atautuntutan yang terkaitdenganapa yang sangatdiinginkannyadan yang hasilnyadipersepsikansebagaihal yang tidakpastitetapipenting.
2.2 Penyebab Stress dari lingkungan pekerjaan
Penyebab stress disebut juga stresor yakni, apa saja kondisi lingkungan tempat tuntutan fisik dan emosional pada seseorang. Stresor yang berhubungan dengan pekerjaan terbagi menjadi 4 tipe utama, yaitu:
1. Lingkungan Fisik
Beberapa stresor ditemukan dalam lingkungan fisik pekerjaan, seperti terlalu bising, kurang baiknya penerangan ataupun resiko keamanan. Stresor yang bersifat fisik juga
(4)
kelihatan pada setting kantor, termasuk rancangan ruang kantor yang buruk, ketiadaan privasi dan kualitas udara yang buruk.
2. Stress karena peran atau tugas
Stress karena peran atau tugas termasuk kondisi dimana para pegawai mengalami kesulitan dalam memahami apa yang menjadi tugasnya, peran yang dimainkan dirasa berat atau memainkan berbagai peran dalam bekerja. Stresor ini memiliki 4 penyebab utama:
a. Konflik peran
Konflik ini terjadi ketika orang-orang bersaing menghadapi berbagai tuntutan. b. Peran mendua/ambiguitas
Peran mendua muncul dan dirasakan ketika para pegawai merasa bimbang tentang tugas-tugas mereka, harapan kinerja, tingkat kewenangan dan kondisi kerja yang lain. hal ini cenderung terjadi ketika orang masuk pada situasi yang baru, seperti menjadi anggota organisasi baru atau mengambil suatu tugas pekerjaan yang asing karena bimbang dengan harapan sosial dan tugas-tugasnya. c. Beban kerja
Beban kerja merupakan stresor hubungan peran atau tugas lain yang terjadi karena para pegawai merasa beban kerjanya terlalu banyak. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan mengurangi tenaga kerjanya dan meninggalkan sisa pegawai dengan lebih banyak tugas dan sedikit waktu untuk menyelesaikannya.
d. Karakteristik tugas
Sebagaian besar tugas penuh stress ketika pegawai membuat keputusan pemecahan masalah, monitoring perlengkapan atau saling bertukar informasi.
(5)
Kurangnya pengendalian terlalu banyak aktivitas pekerjaan dan lingkungan kerja juga masuk dalam kategori ini.
3. Penyebab stress antar pribadi (inter-personal-stresor)
Stresor ini akan semakin bertambah ketika karyawan dibagi dalam divisi-divisi suatu departemen yang dikompetisikan untuk memenangkan target sebagai divisi terbaik dengan reward yang menggiurkan.
4. Organisasi
Banyak sekali ragam penyebab stress yang bersumber dari organisasi. Pengurangan jumlah pegawai meruakan salah satu penyebab stress. Para pekerja harus menghadapi peningkatan ketidak-amanan dalam bekerja, bimbang dengan tuntutan pekerjaan yang semakin banyak dan bentuk-bentuk baru dari konflik antar pribadi.
2.3 Penyebab Stress yang bukan bersumber dari pekerjaan 1. Time based conflict
Merupakan tantangan untuk menyeimbangkan tuntutan waktu untuk pekerjaan dengan aktivitas keluarga dan aktivitas bukan pekerjaan lainnya.
2. Strain based conflict
Strain based conflict terjadi ketika stress dari satu sumber meluap melebihi
kemampuan yang dimiliki orang tersebut. 3. Role behaviour conflict
Tiap karyawan memiliki peran dalam pekerjaannya. Disamping itu karyawan juga dituntut lingkungan yang ada kalanya bertentangan dengan tuntutan pekerjaannya. 4. Stress karena adanya perbedaan individu
Terdapat 3 alasan mengapa dengan penyebab stress yang sama orang memperlihatkan gejala stress yang berbeda. Pertama, persepsi tiap orang berbeda. Kedua, setiap orang
(6)
memiliki ambang batas kemampuan yang berbeda dalam mengatasi stress. Ketika orang mungkin mengalami tingkat stress yang sama dan akibat yang ditimbulkan dari stress berbeda.
2.4 Akibat Stress
Dampak dari stress bisa dilihat dari 3 aspek yaitu: 1. Fisik
Ada sejumlah penyakit yang disinyalir karena orang tersebut mengalami strees cukup tinggi dan berkepanjangan diantaranya adalah: penyakit jantung, bisul, tekanan darah tinggi, sakit kepala, gangguan tidur dan akan bertambah sakit jika mengalami sakit sebelumnya.
2. Psikis
Dampak stress pada aspek psikis bisa dikenali, diantaranya adalah: ketidakpuasan kerja, depresi, keletihan, kemurungan, dan kurang bersemangat.
3. Perilaku
Akibat stres bisa dikenali dari perilaku yaitu : kinerja rendah, naiknya tingkat kecelakaan kerja, salah dalam mengambil keputusan, tingkat absensi kerja tinggi dan agresi ditempat kerja.
2.5 Cara menghilangkan sumber stress ditempat kerja
(7)
1. Remove the Stressors
Salah satu solusi terbaik adalah dengan memberdayakan para pegawai sehingga mereka memiliki kontrol yang lebih atas pekerjaan dan lingkungan pekerjaan mereka.
2. Family friendly and work / life initiatives
Solusiinimenghilangkan atau mengurangi stressor yang menyebabkan time based
conflict. Lima hal yang paling lazim dalam Family friendly and work / life initiatives antara lain:
a. Penggunaan/ pemanfaatan waktu yang fleksibel
Beberapa perusahaan mengajak pegawainya untuk menentukan kapan mulai dan berakhirnya waktu kerja sehingga mereka dapat lebih mudah menyesuaikan antara aktivitas pribadi dan pekerjaan.
b. Job Sharing
Yaitu memisahkan posisi karir antara dua orang sehingga mereka yang mengalami stress time–based lebih sedikit diantara pekerjaan dan keluaraga.
c. Telecommuting
Adalah bekerja dari rumah, biasanya dilakukan dengan menghubungkan komputer ke kantor sehingga mudah untuk menukar kegiatan pekerjaan dan bukan pekerjaan dan sebagainya.
3. With Drawing from the Stressors
Para pegawai biasanya mengalami stress ketika tinggal dan bekerja dalam kultur yang berbeda. Perlu waktu dan keinginan yang kuat agar mampu beradaptasi cepat dengan lingkungan baru.
(8)
Sebenarnya stress dapat diminimumkan melalui perubahan persepsi atas situasi yang ada. Kita dapat memperkuat sell-efficacy dan self-esteem sehingga dapat menerima pekerjaan sebagai tantangan dan bukan ancaman.
5. Controlling the Consequences of Stress
Program gaya hidup sehat akan membantu pegawai belajar bagaimana gaya hidup yang sehat. Mengendalikan stress dnegan baik tentu sangat bermanfaat, walau tidak semua orang mampu melakukannya.
6. Receiving Social Support
Dalam suatu organisasi, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk memberikan dukungan kepada pegawai yang mengalami stress, yaitu: pertama, memperbaiki persepsi mereka bahwa mereka bernilai dan berguna. Kedua, menyediakan informasi untuk membantunya memahami masalah yang sesungguhnya memungkinkan untuk menghilangkan sumber stress. Ketiga, dukungan emosional dari yang lain dapat secara langsung mengurangi stress.
2.6 Strategi manajemen stress
Dari titikpandangorganisasi,
manajemenmungkintidakpedulibilakaryawanmengalamitingkat stress yang
rendahsampaisedang. Tingkat stress yang
tinggiataubahkantingkatrendahtetapiberkepanjangandapatmendorongkepenurunankine rjakaryawandankarenanyamenuntuttindakandarimanajemen.
Walaupunsedikit stress mungkinbermanfaatbagikinerjakaryawan, janganlahmmengharapkankaryawantersebutmelihatnyasepertiitu. Dari
(9)
tiitkpandangindividu, tingkat stress yang rendahcenderungakandipersiapkansebagitidakdiinginkan. Olehkarenaitu, tidakadakecenderungan para karyawandanmanajemenmempunyaigagasan yang berbedamengenaiapa yang membentuktingkat stress pekerjaan yang dapatditerima. Apa yang mungkindianggapmanajemensebagai “ perangsang yang positif yang
mampumempertahankan adrenalin agar mengalirterus”
sangatcenderungdianggapsebagai “tekananberlebihan” olehkaryawanitu. Strategimanajemendapatdilakukandenganduapendekatan:
1. Pendekatan individual
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi individual yang cukup efektif yaitu pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi dan dukungan sosial. Strategi terakhir untuk mengurangi stress adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya
2. Pendekatan organisasional
Beberapa penyebab stress adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga faktor-faktor itudapat diubah. Oleh karena itu, strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemenuntuk mengurangi stress karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan,penetapantujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif,komunikasi organisasional dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut, karyawanmemperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuktujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat dan perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.
(10)
BAB III
PENUTUP
Kita jumpaibahwaadanya stress kerjatidakdengansendirinyamenyiratkankinerja
yang lebihrendah. Buktimenunjukkanbahwa stress
dapatberpengaruhsecarapositifataunegatifterhadapkinerjakaryawan. Bagibanyak orang
kuantitas stress yang rendahsampaisedang,
memungkinkanmerekamelakukanpekerjaannyadenganlebihbaik,
karenamembuatmerekamampumeningkatkanintensitaskerja, kewaspadaan, dankemampuanbereaksi. Tetapitingkat stress yang tinggiataubahkantingkatsedang yang berkepanjanganakhirnyaakanmemintakorbandankinerjaakanmerosot.
Dampak stress padakepuasanjauhlebihlangsung. Ketegangan yang terkaitdenganpekerjaancenderungmengurangikepuasankerjaumum. Meskipun stress tingkatrendahsampaisedangmungkinmemperbaikikinerja, para karyawanmerasakanbahwa stress itutidakmenyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P.2003.Perilaku Organisasi (Organizational Behavior), Alih Bahasa. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Garamedia (Buku I Edisi 9).
(1)
Kurangnya pengendalian terlalu banyak aktivitas pekerjaan dan lingkungan kerja juga masuk dalam kategori ini.
3. Penyebab stress antar pribadi (inter-personal-stresor)
Stresor ini akan semakin bertambah ketika karyawan dibagi dalam divisi-divisi suatu departemen yang dikompetisikan untuk memenangkan target sebagai divisi terbaik dengan reward yang menggiurkan.
4. Organisasi
Banyak sekali ragam penyebab stress yang bersumber dari organisasi. Pengurangan jumlah pegawai meruakan salah satu penyebab stress. Para pekerja harus menghadapi peningkatan ketidak-amanan dalam bekerja, bimbang dengan tuntutan pekerjaan yang semakin banyak dan bentuk-bentuk baru dari konflik antar pribadi.
2.3 Penyebab Stress yang bukan bersumber dari pekerjaan 1. Time based conflict
Merupakan tantangan untuk menyeimbangkan tuntutan waktu untuk pekerjaan dengan aktivitas keluarga dan aktivitas bukan pekerjaan lainnya.
2. Strain based conflict
Strain based conflict terjadi ketika stress dari satu sumber meluap melebihi kemampuan yang dimiliki orang tersebut.
3. Role behaviour conflict
Tiap karyawan memiliki peran dalam pekerjaannya. Disamping itu karyawan juga dituntut lingkungan yang ada kalanya bertentangan dengan tuntutan pekerjaannya. 4. Stress karena adanya perbedaan individu
Terdapat 3 alasan mengapa dengan penyebab stress yang sama orang memperlihatkan gejala stress yang berbeda. Pertama, persepsi tiap orang berbeda. Kedua, setiap orang
(2)
memiliki ambang batas kemampuan yang berbeda dalam mengatasi stress. Ketika orang mungkin mengalami tingkat stress yang sama dan akibat yang ditimbulkan dari stress berbeda.
2.4 Akibat Stress
Dampak dari stress bisa dilihat dari 3 aspek yaitu: 1. Fisik
Ada sejumlah penyakit yang disinyalir karena orang tersebut mengalami strees cukup tinggi dan berkepanjangan diantaranya adalah: penyakit jantung, bisul, tekanan darah tinggi, sakit kepala, gangguan tidur dan akan bertambah sakit jika mengalami sakit sebelumnya.
2. Psikis
Dampak stress pada aspek psikis bisa dikenali, diantaranya adalah: ketidakpuasan kerja, depresi, keletihan, kemurungan, dan kurang bersemangat.
3. Perilaku
Akibat stres bisa dikenali dari perilaku yaitu : kinerja rendah, naiknya tingkat kecelakaan kerja, salah dalam mengambil keputusan, tingkat absensi kerja tinggi dan agresi ditempat kerja.
2.5 Cara menghilangkan sumber stress ditempat kerja
(3)
1. Remove the Stressors
Salah satu solusi terbaik adalah dengan memberdayakan para pegawai sehingga mereka memiliki kontrol yang lebih atas pekerjaan dan lingkungan pekerjaan mereka.
2. Family friendly and work / life initiatives
Solusiinimenghilangkan atau mengurangi stressor yang menyebabkan time based conflict. Lima hal yang paling lazim dalam Family friendly and work / life initiatives antara lain:
a. Penggunaan/ pemanfaatan waktu yang fleksibel
Beberapa perusahaan mengajak pegawainya untuk menentukan kapan mulai dan berakhirnya waktu kerja sehingga mereka dapat lebih mudah menyesuaikan antara aktivitas pribadi dan pekerjaan.
b. Job Sharing
Yaitu memisahkan posisi karir antara dua orang sehingga mereka yang mengalami stress time–based lebih sedikit diantara pekerjaan dan keluaraga. c. Telecommuting
Adalah bekerja dari rumah, biasanya dilakukan dengan menghubungkan komputer ke kantor sehingga mudah untuk menukar kegiatan pekerjaan dan bukan pekerjaan dan sebagainya.
3. With Drawing from the Stressors
Para pegawai biasanya mengalami stress ketika tinggal dan bekerja dalam kultur yang berbeda. Perlu waktu dan keinginan yang kuat agar mampu beradaptasi cepat dengan lingkungan baru.
(4)
Sebenarnya stress dapat diminimumkan melalui perubahan persepsi atas situasi yang ada. Kita dapat memperkuat sell-efficacy dan self-esteem sehingga dapat menerima pekerjaan sebagai tantangan dan bukan ancaman.
5. Controlling the Consequences of Stress
Program gaya hidup sehat akan membantu pegawai belajar bagaimana gaya hidup yang sehat. Mengendalikan stress dnegan baik tentu sangat bermanfaat, walau tidak semua orang mampu melakukannya.
6. Receiving Social Support
Dalam suatu organisasi, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk memberikan dukungan kepada pegawai yang mengalami stress, yaitu: pertama, memperbaiki persepsi mereka bahwa mereka bernilai dan berguna. Kedua, menyediakan informasi untuk membantunya memahami masalah yang sesungguhnya memungkinkan untuk menghilangkan sumber stress. Ketiga, dukungan emosional dari yang lain dapat secara langsung mengurangi stress.
2.6 Strategi manajemen stress
Dari titikpandangorganisasi,
manajemenmungkintidakpedulibilakaryawanmengalamitingkat stress yang
rendahsampaisedang. Tingkat stress yang
tinggiataubahkantingkatrendahtetapiberkepanjangandapatmendorongkepenurunankine rjakaryawandankarenanyamenuntuttindakandarimanajemen.
Walaupunsedikit stress mungkinbermanfaatbagikinerjakaryawan, janganlahmmengharapkankaryawantersebutmelihatnyasepertiitu. Dari
(5)
tiitkpandangindividu, tingkat stress yang rendahcenderungakandipersiapkansebagitidakdiinginkan. Olehkarenaitu, tidakadakecenderungan para karyawandanmanajemenmempunyaigagasan yang berbedamengenaiapa yang membentuktingkat stress pekerjaan yang dapatditerima.
Apa yang mungkindianggapmanajemensebagai “ perangsang yang positif yang
mampumempertahankan adrenalin agar mengalirterus”
sangatcenderungdianggapsebagai “tekananberlebihan” olehkaryawanitu.
Strategimanajemendapatdilakukandenganduapendekatan: 1. Pendekatan individual
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi individual yang cukup efektif yaitu pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi dan dukungan sosial. Strategi terakhir untuk mengurangi stress adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya
2. Pendekatan organisasional
Beberapa penyebab stress adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga faktor-faktor itudapat diubah. Oleh karena itu, strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemenuntuk mengurangi stress karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan,penetapantujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif,komunikasi organisasional dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut, karyawanmemperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuktujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat dan perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.
(6)
BAB III
PENUTUP
Kita jumpaibahwaadanya stress kerjatidakdengansendirinyamenyiratkankinerja
yang lebihrendah. Buktimenunjukkanbahwa stress
dapatberpengaruhsecarapositifataunegatifterhadapkinerjakaryawan. Bagibanyak orang
kuantitas stress yang rendahsampaisedang,
memungkinkanmerekamelakukanpekerjaannyadenganlebihbaik,
karenamembuatmerekamampumeningkatkanintensitaskerja, kewaspadaan, dankemampuanbereaksi. Tetapitingkat stress yang tinggiataubahkantingkatsedang yang berkepanjanganakhirnyaakanmemintakorbandankinerjaakanmerosot.
Dampak stress padakepuasanjauhlebihlangsung. Ketegangan yang terkaitdenganpekerjaancenderungmengurangikepuasankerjaumum. Meskipun stress tingkatrendahsampaisedangmungkinmemperbaikikinerja, para karyawanmerasakanbahwa stress itutidakmenyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P.2003.Perilaku Organisasi (Organizational Behavior), Alih Bahasa. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Garamedia (Buku I Edisi 9).