Naskah Publikasi UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 6 SINDUREJO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013.

Naskah Publikasi
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA
KELAS II SD NEGERI 6 SINDUREJO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KABUL ALI SUMARAH
A54F100029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Tahun 2013

ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA
KELAS II SD NEGERI 6 SINDUREJO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Kabul Ali Sumarah
A54F100029
Kata Kunci: Metode Bermain Peran, Motivasi Belajar Matematika.


Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan motivasi belajar matematika
melalui metode bermain peran pada siswa kelas 2 SD Negeri 6 Sindurejo
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Jawa Tengah pada Tahun 2012 /2013.
Pada saat kegiatan pembelajaran pra siklus, siswa tidak memperhatikan
penjelasan guru, kurang antusias, kurang aktif, dan perhatian siswa terpecah
pada hal lain. Metode penelitian yang dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut ialah dengan menggunakan metode bermain peran yang melibatkan
unsur sosial dalam pembelajaran sehingga melibatkan aktivitas seluruh siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan secara teoritik dan empirik melalui metode
bermain peran dapat meningkatkan motivasi belajar matematika. Hal ini
dibuktikan pada pra siklus dari 18 siswa yang motivasinya meningkat hanya 28
%, naik menjadi 33 % pada siklus I dan 94% pada siklus II. Data itu
menunjukkan tindakan perbaikan telah mencapai keberhasilan karena sudah
melampaui indikator pencapaian peningkatan motivasi yang ditetapkan yaitu
sebesar ≥80%.

1

PENDAHULUAN


Meningkatnya mutu pendidikan berawal dari meningkatnya motivasi belajar
siswa. maka salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan
meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan
jika guru mempunyai kemampuan dalam mengatur jalannya proses kegiatan
pembelajaran di kelas dan didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Sehingga proses kegiatan pembelajaran di kelas berjalan secara efektif dan efisien.
Proses pembelajaran dikelas bisa dikatakan berhasil apabila prestasi belajar
siswa meningkat, dimulai dari motivasi belajarnya yang juga meningkat. Motivasi
belajar siswa kelas II SD Negeri 6 Sindurejo pada mata pelajaran matematika
tematik rendah. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru ketika guru menerangkan materi pelajaran. Pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung hampir semua siswa kelas II SD Negeri 6
Sindurejo ramai, mengobrol dengan teman, bermain, sering minta ijin keluar kelas
dengan alasan buang air kecil dan lain sebagainya.
Tetapi ketika guru memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah
diterangkan kepada siswa, mereka diam dan tidak ada satu pun yang bisa
menjawab. Kemungkinan rendahnya motivasi belajar siswa kelas II SD Negeri 6
Sindurejo disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan hanya terbatas
pada metode ceramah. Sehingga prestasi belajar siswa menjadi rendah, dibuktikan

dengan sebanyak 70 % dari jumlah siswa mendapat nilai ulangan rendah.
Oleh sebab itu, guru harus bisa menyelesaikan masalah- masalah yang telah
diuraikan di atas. Cara atau upaya yang harus dilakukan adalah dengan
menerapkan

metode pembelajaran bermain peran yang diharapkan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena menurut asumsi peneliti cara itulah
yang cocok untuk dilakukan pada siswa kelas 2 SDN 6 Sindurejo yang berjumlah
18 orang yang terdiri dari 13 laki-laki dan 5 perempuan.
Dari latar belakang masalah di atas dapat diambil sebuah rumusan masalah
yaitu : “Apakah motivasi belajar matematika dapat ditingkatkan melalui metode

2

bermain peran pada siswa kelas II SD Negeri 6 sindurejo tahun pelajaran 2012 /
2013?”
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a.


Tujuan Umum
1). Untuk meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa usia kelas
dua SD.
2). Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model-model
dan metode pembelajaran.

b.

Tujuan Khusus
Untuk

meningkatkan

motivasi

belajar

matematika

melalui


model

pembelajaran kontekstual menggunakan metode bermain peran pada siswa
kelas II SD Negeri 6 Sindurejo tahun pelajaran 2012 / 2013.
Ilmu Pengetahuan pada pokok materi operasi hitung bilangan campuran yang
lebih mudah dan lebih cepat dimengerti khususnya penjumlahann bilangan
campuran pada SDN 3 Gundih, Kabupaten Grobogan. Untuk memperbaiki
proses pembelajaran sehingga meningkatkan pemahaman siswa pada Mata
Pelajaran Matematika di SDN 3 Gundih, Kecamatan Geyer, Kabupaten
Grobogan.
c. Manfaat bagi siswa
Meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas 2 SDN 6 Sindurejo
pada mata pelajaran tematik (bahasa Indonesia, matematika dan ilmu
pengetahuan social) dengan tema berbelanja.
d. Manfaat bagi Guru
1) Meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar.
2) Menambah

wawasan


baru

bagi

guru,

bahwa

penerapan

model

pembelajaran kontekstual dengan menggunakan metode pembelajaran
bermain peran dapat meningkatkan motivasi belajar matematika tematik
siswa kelas II sekolah dasar.
e. Manfaat bagi sekolah
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan bisa digunakan untuk bahan acuan
dalam merancang program pembelajaran khususnya pada pembelajaran tematik


3

(bahasa Indonesia, matematika, dan ilmu pengetahuan sosial) di kelas II
sekolah dasar.

METODE PENELITIAN
a. Setting Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan
Toroh, Kabupaten Grobogan.
2. Waktu Penelitian
Waktu berlangsungnya penelitian ini pada bulan Maret semester genap
tahun pelajaran 2012 / 2013.
3. Jenis

penelitian

ini

adalah


penelitian

deskriptif

kualitatif

yang

menggambarkan segala kondisi yang terjadi dalam pembelajaran apa
adanya.
b. Subyek Penelitian
1. Subjek Penelitian adalah siswa kelas II SD Negeri 6 Sindurejo yang
berjumlah 18 anak, yaitu siswa laki-laki sebanyak 13 anak dan siswi
perempuan sebanyak 5 anak.
2. Guru kelas II SD Negeri 6 Sindurejo Kecamatan Toroh,

Kabupaten

Grobogan.


c. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan digunakan di dalam penelitian ini melalui model
siklus. Model siklus yang digunakan

sesuai dengan model yang telah

dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (2010: 137) , yang dalam satu
siklusnya terdiri dari beberapa tahap. Tahapan- tahapan itu meliputi: tahap
perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi atau pengamatan, dan tahap refleksi.
Pada siklus satu jika indikator keberhasilan yang diharapkan belum tercapai, maka
akan dilakukan siklus yang kedua. Hasil dari siklus 1 akan digunakan sebagai
bahan untuk pelaksanaan siklus 2. Tahapan kegiatan pada siklus yang kedua pada
dasarnya tidak jauh berbeda dengan tahapan pada siklus pertama, yang meliputi :
tahap perencanaan ulang, tahap tindakan, tahap observasi atau pengamatan, dan

4

tahap refleksi. Namun yang membedakannya adalah pada siklus yang kedua telah
dilakukan beberapa perbaikan / penyempurnaan dalam setiap tahapnya. Misalnya
dengan pemberian hadiah untuk meningkatkan semangat siswa agar lebih fokus

terhadap pembelajaran.
d. Jenis Data
1. Sumber data
Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan jenis data kualitatif yang
terdiri atas :
2. Hasil pengamatan yang menunjukkan motivasi siswa dalam pelajaran
matematika tematik (matematika, bahasa Indonesia, dan ilmu pengetahuan
sosial) rendah.
3. Guru di dalam proses kegiatan pembelajaran belum menggunakan model
pembelajaran kontekstual dan metode bermain peran, masih menggunakan
metode ceramah.
e. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan
teknik non tes. Teknik tes dilakukan setelah selesai siklus 1 dan setelah selesai
siklus 2. Tes berisi soal-soal mengenai materi pelajaran matematika tematik
(matematika, bahasa Indonesia dan ilmu pengetahuan sosial) dengan tema
berbelanja. Sedangkan teknik non tes berupa angket, lembar observasi,
dokumentasi. Teknik non tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Agar lebih jelas akan diuraikan
sebagai berikut:

1) Observasi
Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam
penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.
Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan
denganh kondisi atau interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan
interaksi kelompok.
2) Tes

5

Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes
ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang di berikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan
penetapan skor angka. Adapun jenis tes dalam penelitian adalah tes
prestasi belajar, dan tes kecerdasan.
Dalam penelitian ini, tes dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai.
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan tes
lisan.
3) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data bersifat tertulis
maupun data yang bersifat digital (audio visual). Data yang bersifat
tertulis misalnya hasil ulangan harian siswa. Sedangkan data yang bersifat
digital, misalnya berupa rekaman, video, foto.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.

Refleksi Awal
Refleksi

disini

meliputi

kegiatan:

analisis,

sistesis,

penafsiran

(penginterprestasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah
diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan
dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah upaya untuk mengkaji apa
yang telah terjadi dan/atau belum terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang
belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil
refleksi itu digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya
mencapai tujuan penelitian tindakan kelas. Dengan kata lain, refleksi merupakan
kajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara,
dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka pencapaian berbagai tujuan
sementara lainnya.
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas tidak dapat dilaksanakan
dalam sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk
melakukannya. Sebagai planning untuk siklus selanjutnya.untuk memperjelas

6

fase-fase

dalam

penelitian

tindakan

siklus

spiralnya

dan

bagaimana

pelaksanaannya, seperti pada Gambar diatas
Selanjutnya dapat dilakukan analisis data dalam rangka refleksi setelah
implementasi suatu paket tindakan perbaikan, mencakup proses dan dampak
seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus penelitian tindakan kelas
secara keseluruhan. Dalam hubungan ini, analisis data adalah proses menyeleksi,
menyederhanakan, memfokuskan, mengorganisasikan, dan mengabstraksikan data
secara sistematis danrasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat
digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.
Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data
dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan
melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi
yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih
sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi grafis dan sebagainya.
Sedangkan menyimpulkan adalah proses pengambilan inti sari dari sajian data
yang telah terorganisasikan tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan /atau
formula yang singkat dan padat tapi mengandung pengertian luas.
Jika dari hasil analisis dan refleksi, hasil yang didapat menunjukkan
keberhasilan dan menurut peneliti (sebaiknya setelah berdiskusi dengan sejawat)
permasalahan sudah dapat diatasi, maka PTK diselesaikan pada siklus 1. Jika dari
hasil analisis dan refleksi, indikator keberhasilan belum tercapai, maka dirancang
kembali rencana perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus 2 dengan tahapan
kegiatan yang sama dengan siklus 1. Penelitian dapat dilanjutkan pada siklus
berikutnya (siklus 2), jika hasil siklus 2 juga belum memuaskan, dilanjutkan lagi
dengan siklus berikutnya. Mungkin anda bertanya-tanya berapa siklus PTK
dilaksanakan? Pada dasarnya tidak ada ketentuan berapa siklus harus dilakukan.
Banyaknya siklus tergantung pada ketercapaian indikator kinerja (keberhasilan)
yang sudah direncanakan. Tetapi sebaiknya PTK dilaksanakan tidak kurang dari 2
siklus
Secara ringkas tahapan kegiatan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Planning (rencana)

7

Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum
melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta
fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut
secara dini kita dapat mengatasi hambatan.
2. Action (Tindakan)
Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat
yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang bertujuan
untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan.
Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam
pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan dipergunakan
untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas.
3.

Observation (Pengamatan)

Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruhpengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini
merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan
harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya.
4.

Reflection (Refleksi)
Refleksi di sini meliputi kegiatan : analisis, sintesis, penafsiran

(penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah
diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan
dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.
Dengan demikian, penelitian tindakan tidak dapat dilaksanakan dalam
sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk untuk
melakukannya sebagai planning untuk siklus selanjutnya.

B. Analisis Pencarian Fakta
Setelah diperoleh gambaran awal hipotesis tindakan, maka selanjutnya
perlu dilakukan pengkajian terhadap kelaikan dari masing-masing hipotesis
tindakan itu dari segi “jarak” antara situasi riil dengan situasi ideal yang dijadikan
rujukan.

8

Oleh karena itu, kondisi dan situasi yang dipersyaratkan untuk
penyelenggaraan suatu tindakan perbaikan dalam rangka PTK, harus ditetapkan
sedemikian rupa sehingga masih dalam batas-batas kemampuan guru, fasilitas
tersedia di sekolah, dan terjangkau oleh kemampuan berpikir siswa.
Dengan kata lain, sebagai aktor penelitian tindakan kelas, guru harus
realistis dalam menghadapi kenyataan keseharian dunia sekolah di mana ia berada
dan melaksanakan tugasnya.
Setelah

memperoleh

permasalahan-permasalahan

melalui

proses

identifikasi tersebut, maka selanjutnya melakukan analisis terhadap masalahmasalah

tersebut

untuk

menentukan

penyelesaiannya.

Akan

ditemukan

permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi, misalnya penguasaan materi
pelajaran pada topik pewarisan sifat, sikap siswa dalam berdiskusi atau sikap
siswa dalam melakukan percobaan. Permasalahan tersebut jika tidak segera
diselesaikan akan menimbulkan dampak negatif yang besar (Tidak tercapainya
peningkatan motivasi, kurang kerjasama dalam diskusi dan eksperimen).
Walaupun demikian, tidak semua permasalahan dalam pembelajaran yang dapat
diatasi dengan PTK . Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan bagi guru
dalam menganalisis permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan
siswanya, atau topik yang melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang
memang diprogramkan oleh sekolah; Jangan memilih masalah yang berada di luar
kemampuan dan/atau kekuasaan guru untuk mengatasinya; Pilih dan tetapkan
permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas; Usahakan untuk bekerja
sama dalam pengembangan fokus penelitian; dan Kaitkan PTK yang akan
dilaksanakan

dengan

prioritas-prioritas

yang

ditetapkan

dalam

rencana

pengembangan sekolah.
Amatan Kolaborator
Tabel 1. Lembar Pengamatan
No

Perilaku
diamati

1.

Guru

guru

yang Kemunculan
Ada

menjelaskan √

Komentar
Tidak ada
Buku

yang

9

dengan buku.

dipakai sudah
cukup.

2.

Menjelaskan dibantu alat



Peraga
3.

Alat

peraga

sudah cukup.

Penguasaan Kelas


Masih banyak

4.

Guru

membentuk √

kelompok siswa.

yang ramai
Sudah

5.

dilaksanakan
Metode yang digunakan


Metode sudah
tepat

D. Deskripsi Penelitian Siklus
1.

Pra Siklus
Pada pembelajaran pra siklus, guru hanya menggunakan metode ceramah

pada saat menjelaskan materi pembelajaran pembagian sebagai pengulangan
berulang sampai habis. Sedangkan siswa hanya sebatas

memperhatikan

penjelasan guru. Hal yang terlihat ternyata sebagian besar siswa kelas 2 SD
Negeri 6 Sindurejo merasa jenuh, ramai, mengantuk, dan bermain dengan teman.
Tetapi setelah selesai menjelaskan materi guru memberikan sebuah pertanyaan
mengenai materi yang telah diterangkan dan ternyata tidak ada satu pun siswa
yang bisa menjawab dengan benar. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran
pada pra siklus dapat dikatakan gagal atau belum berhasil dibuktikan dengan
siswa yang termotivasi untuk belajar hanya sebesar 28%, sedangkan indikator
pencapaian penelitian ini adalah sebesar ≥80%.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Peneliti menyusun sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik
yang mencakup tiga mata pelajaran yaitu matematika, bahasa Indonesia, dan ilmu

10

Pengetahuan Sosial (IPS) dengan tema “Berbelanja”. Selain itu peneliti juga
mempersiapkan segala alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode bermain
peran.

b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai denga RPP yang telah
dipersiapkan. Pelaksanaan pembelajaran Siklus 1 ini dilaksanakan dikelas 2 SD
Negeri 6 Sindurejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan pada tanggal 8 April
2013.
c. Observasi
Dalam tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya kegiatan
pembelajaran yang meliputi seluruh aktivitas guru maupun siswa selama
pembelajaran berlangsung. Dalam melakukan observasi guru dibantu oleh seorang
teman sejawat.
d. Refleksi
Dalam tahap ini, guru bersama teman sejawat melakukan analisis dari lembar
pengamatan atau observasi aktivitas guru maupun siswa untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Hasil dari refleksi ini, diperoleh data peningkatan motivasi siklus 1 sebesar 33%.
Tabel 2. Peningkatan Motivasi Pra siklus
No

Hasil

Jumlah Siswa

1

81-100

1

2

61-80

4

3

20-60

13

Jumlah

18
Sumber SD N 6 Sindurejo

Tabel 3. Keterangan
81-100

=

Tinggi

11

61-80

=

Sedang

41-60

=

Rendah

Tabel 4. Daftar Peningkatan Motivasi Pra siklus
No

Nama Siswa

Peningkatan Motivasi

1

Purwanto

Sedang

2

Tri Arif M

Sedang

3

Ahmad P

Rendah

4

Muh Rizqi A

Rendah

5

Adi Firnando

Rendah

6

Afrizal Rahma

Sedang

7

Anggi A

Sedang

8

Atsal Sandi R

Rendah

9

Davit Wahyu

Rendah

10

Diah Ayu L

Rendah

11

Dwi Ermawaty

Rendah

12

Endah P

Rendah

13

Muhammad Lutfi

Rendah

14

Purba M

Rendah

15

Rendi Dwi R

Rendah

16

Retno Putri

Rendah

17

Tsania Hasbiy

Rendah

18

Fikri Tegar

Tinggi

Tabel 5. Peningkatan motivasi siklus I
No

Rentang Peningkatan Motivasi

Banyak siswa

1

20-60

12

2

61-80

4

3

81-100

2

Jumlah

18

12

Jika dibuat garfik maka peningkatan motivasi Siklus 1 sebagai berikut:
Gambar 3. Grafik Peningkatan Motivasi siklus 1
b
a 12
n
10
y
a 8
k
6
a
n
a
k

4
2
0
81-100

61-80

20-60

peningkatan motivasi

Dari hasil refleksi tersebut diketahui adanya kelebihan dari penerapan metode
bermain peran dalam pembelajaran siklus 1, antara lain pembelajaran menjadi
lebih aktif dengan melibatkan seluruh siswa, siswa merasa lebih senang.
Sedangkan kelemahan dalam proses pembelajaran siklus I antara lain persiapan
yang dilakukan guru belum matang, guru kurang menguasahi penggunaan metode
bermain peran dengan baik. Sedangkan dari segi siswa, siswa belum terbiasa atau
masih asing dengan pembelajaran yang menggunakan metode bermain peran
sehingga pembelajaran kurang terarah pada tujuan. Dari kelemahan-kelemahan
tersebut

akan dijadikan pertimbangan guru dalam menyusun

Rencana

pembelajaran pada siklus II.
3.

Siklus II

a.

Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
yang pada dasarnya sama dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

13

digunakan pada siklus 1. Namun yang membedakannya adalah RPP siklus 2
ini ditambah dengan alat peraga berupa hadiah dan piala bagi kelompok
bermain peran yang bagus dalam penampilannya. Tujuan guru memberikan
hadiah dan piala tersebut supaya para siswa lebih termotivasi, semangat dan
sungguh-sungguh sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu
guru juga berusaha lebih menguasai metode bermain peran dengan sering
melakukan latihan bersama para siswa sehingga siswa pun menjadi terbiasa
dan senang dengan pembelajaran yang menggunakan metode bermain peran.
b.

Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
yang telah dipersiapkan. Pelaksanaan pembelajaran Siklus 2 ini dilaksanakan
dikelas 2 SD Negeri 6 Sindurejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan
pada tanggal 24 April 2013.

c.

Refleksi
Dalam tahap ini, guru bersama teman sejawat melakukan analisis dari
lembar pengamatan atau observasi aktivitas guru maupun siswa untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Hasil dari refleksi ini, diperoleh peningkatan motivasi siklus
2 sebesar 94%. Hal ini membuktikan bahwa penerapan metode bermain
peran pada kegiatan pembelajaran siklus 2 telah berhasil sesuai dengan
indikator pencapaian yang telah ditetapkan yaitu sebesar ≥80%. Maka
peneliti memutuskan untuk tidak meneruskan penelitian ini ke siklus
berikutnya.
Tabel 5. Peningkatan Motivasi Siklus 2
No

Hasil

Jumlah Siswa

1

81-100

15

2

61-80

2

3

20-60

1

Jumlah

Sumber SD Negeri 6 Sindurejo

18

14

Tabel 6. Keterangan :
81-100

=

Tinggi

61-80

=

Sedang

41-60

=

Rendah

Tabel 7. Daftar Nilai Siswa
No

Nama Siswa

Hasil

1

Purwanto

2

Tri Arif M

Tinggi

3

Ahmad P

Tinggi

4

Muh Rizqi A

Tinggi

5

Adi Firnando

Tinggi

6

Afrizal Rahma

Tinggi

7

Anggi A

Tinggi

8

Atsal Sandi R

Tinggi

9

Davit Wahyu

Tinggi

10

Diah Ayu L

Tinggi

11

Dwi Ermawaty

Tinggi

12

Endah P

Tinggi

13

Muhammad Lutfi

Tinggi

14

Purba M

Tinggi

15

Rendi Dwi R

Sedang

16

Retno Putri

Tinggi

17

Tsania Hasbiy

Sedang

18

Fikri Tegar

Rendah

Tinggi

Jika dibuat garfik maka Peningkatan Motivasi Siklus 2 adalah sebagai berikut:

15

B
a
n
y
a
k

16
14
12
10
8

A
n
a
k

6
4
2
0
20-60

61-80

81-100

Rentang Nilai

Gamba 4. Grafik Peningkatan Motivasi Siklus 2

E. Pembahasan
Pada pembelajaran pra siklus guru hanya menerapakan metode ceramah
dan tidak menggunakan alat peraga yang dibutuhkan. Hasil yang terlihat
menunjukkan siswa tidak termotivasi ditandai dengan hampir seluruh siswa kelas
2 SD Negeri 6 Sindurejo jenuh dan bosan sehingga materi yang disampaikan guru
tidak terserap dengan baik. Untuk mengatasi masalah itu, guru berkonsultasi
dengan rekan sejawat untuk menentukkan metode yang tepat digunakan.
Berdasarkan saran dari teman sejawat, guru kemudian menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan metode bermain peran dengan pertimbangan
bahwa metode bermain peran cocok digunakan karena dapat mengaktifkan
seluruh siswa. Selain itu menurut asumsi guru sebagai peneliti, metode bermain
peran juga sesuai dengan karakter siswa kelas 2 SD Negeri 6 Sindurejo tahun
pelajaran 2012/2013 yang suka bermain dan bercerita baik antar siswa maupun
dengan guru.
Pada siklus 1 guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan menggunakan metode
bermain peran. Hasilnya siswa terlihat antusias dan senang ketika pembelajaran
namun kurang terarah sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai belum

16

berhasil. Hal ini disebabkan karena guru tidak atau belum menguasai metode
bermain peran. Sedangkan siswa belum terbiasa atau masih asing dengan
pembelajaran yang menggunakan metode bermain peran. Setelah mengetahui
hasil pembelajaran siklus 1 berdasarkan observasi yang dibantu rekan sejawat,
kemudian guru bersama rekan sejawat melakukan kegiatan refleksi. Dari refleksi
diketahui kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran siklus 1. Kelebihan maupun
kekurangan tersebut kemudian dijadikan bahan pertimbangan untuk menyusun
strategi baru yang dituangkan dalam rencana pembelajaran siklus 2.
Pada pembelajaran siklus 2 ,guru mempersiapkannya dengan sering
melakukan latihan bermain peran bersama para siswa. Sehingga diharapkan guru
lebih menguasai metode bermain peran dan siswa pun akan terbiasa dengan
metode tersebut. Selain itu RPP yang dibuat ditambah dengan alat peraga hadiah
dan piala agar siswa lebih termotivasi dan sungguh-sungguh dalam pembelajaran.
Ternyata setelah pembelajaran siklus 2 hasilnya sangat memuaskan yaitu sebesar
94% siswa kelas 2 SD Negeri 6 Sindurejo meningkat motivasi belajarnya.
Dari pembelajaran siklus 2 membuktikan bahwa dengan menerapkan metode
pembelajaran bermain peran dibantu dengan alat peraga hadiah dan piala dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas 2 SD Negeri 6 Sindurejo
tahun pelajaran 2012/2013.. Selain itu persiapan dan latihan yang lebih matang
juga sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

17

Simpulan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas di kelas 2 SD Negeri 6 Sindurejo
Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2012/2013 untuk
meningkatkan motivasi belajar matematika melalui metode bermain peran dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Motivasi belajar matematika dapat ditingkatkan melalui metode bermain
peran pada siswa kelas 2 SD Negeri 6 sindurejo tahun pelajaran 2012/2013.
b. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti/guru dalam mengatasi masalah –
masalah baik dari guru maupun siswa adalah dengan cara menerapkan
metode bermain peran dalam pembelajaran di kelas 2 SD Negeri 6 Sindurejo.
c. Dalam menerapkan metode bermain peran guru harus benar-benar menguasai
metode tersebut dengan cara melakukan persiapan yang matang. Persiapan
yang harus dilakukan adalah dengan sering melakukan latihan bersama siswa.
Selain itu dengan sering melakukan latihan bersama, siswa pun akan terbiasa
dengan metode bermain peran sehingga ketika pelaksanaan pembelajaran di
siklus 2 hasilnya memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi pada
siklus 2 dari 18 siswa yang mendapat nilai 75 keatas (tuntas) sejumlah 16
siswa atau 90%.
d. Hasil pengamatan observer atau teman sejawat, guru dalam menjelaskan
materi pelajaran menggunakan metode bermain peran dan pemakaiannya
sudah berjalan secara optimal.
e. Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II sudah berjalan baik
sesuai harapan dapat disimpulkan bahwa peningkatan matematika dengan
metode bermain peran di SDN 6 Sindurejo dapat diterima.

18

DAFTAR PUSTAKA
Adawiah, Robi'atul. 2011. Penggunaan metode pembelajaran bermain peran
( Role playing ) UPT perpustakaan Universitas Negeri Malang.
Federick, Mc. Donald. 1959. Educational Psychology.Tokyo : Wadsworth
Publishing Company,inc., San Fransisco-Overseas Publication.
Hamanik. 2010. Penerapan model role-playing untuk meningkatkan
kedisiplinan UPT perpustakaan Universitas Negeri Malang.
http://alisadikinwear.wordpress.com/2012/07/05/jenis-jenis-alat-pengumpuldata-dalam-ptk/ didownload tanggal 26 Maret 2013 jam 19.41 WIB.
http://penelitian tindakankelas.blogspot.com/2013/01/strategi-bermain-peranrole playing.html tanggal 24 Maret 2013 pukul 20.53 WIB.
Ikhwandaru, Tri Tutus. 2009. Penerapan model bermain peran untuk
meningkatkan hasil belajar PKn UPT Universitas Negeri Malang.
Jill Hadfield (1986). Classroom Dynamic. Oxford University Press.
Joyce, B. R., & Weil, M. (2000). Role Playing; Studying Social Behavior and
Values. In Models of Teaching. Allyn and Bacon.
Maisaroh,

Siti.

2010.

Penerapan

model

pembelajaran

PKn

untuk

meningkatkan hasil belajar. UPT Universitas Negeri Malang.
Nafida, Nurul. 2011. Penerapan model pembelajaran bermain peran untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Skripsi. UNNES.
Prayitno, Elida. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta : IKIP Padang
Sardiman. A. M. 2012. Model – Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 5 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 15 50

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GADINGREJO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 44

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PRAKTIKUM MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI BANJAR AGUNG UDIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

9 79 56

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK KELAS III SD NEGERI 08 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 3 5

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DI KELAS VIII.F SMP NEGERI 1 KATIBUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 61

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DI KELAS VIII.F SMP NEGERI 1 KATIBUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 17 60

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELALUI PEMBERIAN HADIAH (REWARD) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 03 PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI

0 0 14

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KKPI MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SAMARINDA TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 73

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SALATIGA 06 TAHUN PELAJARAN 20162017

0 1 17

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KEBUMEN

0 0 8