PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI SMA YAPIM MEDAN KELAS X SEMESTER II T.P. 2012/2013.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS DI SMA YAPIM MEDAN
KELAS X SEMESTER II
T.P. 2012/2013

Oleh:

Aquardes Janri
NIM . 061244210015
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat di selesaikan. Skripsi berjudul. “Pengaruh Model
Pembelajaran Problem solving Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Materi Pokok Listrik
Dinamis di SMA YAPIM Medan Kelas X Semester II T.A. 2012/2013“, disusun sebagai
syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs.
Togi Tampubolon, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran serta kritik kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd, bapak
Drs. Karya Sinulingga, M.Si, dan bapak Drs. J.B. Sinuraya, M.Pd selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ridwan A Sani, M.Si selaku dosen
pembimbing Akademik dan Ibu Dra. Derlina, M.Si selaku Ketua jurusan Fisika dan Bapak
Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Fisika, juga kepada seluruh
bapak dan ibu Dosen beserta staf dan pegawai jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang telah

banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada Bapak Prof. Drs.
Motlan Sirait, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan FMIPA Unimed. Dan kepada Bapak Drs. Antoni
Simbolon selaku kepala sekolah SMA YAPIM MEDAN, Ibu Joanna, S.Pd selaku guru
bidang studi Fisika dan staf pegawai administrasi SMA YAPIM MEDAN yang telah banyak
membantu penulis selama penelitian berlangsung.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada orang tua saya
(E.Pakpahan dan M Br. Rajaguk-guk) berkat dukungan doa dan harapannya serta motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED. Juga teristimewa kepada kakakkakaku: Riris, Mei, Seven, abangku: Adolf, Formen, Sandi dan Janfriday serta seluruh
keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis selama dalam
menyelesaikan studi di UNIMED.
Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada teman – teman terbaik

(Andi,

Lumbang Marganda, Heber, Joy, Yudi Pasaribu, dll) memberi semangat serta dukungannya
kepada saya mulai dari penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima

kasih juga kepada kawan-kawan BARSDem, Pergerakan Indonesia SUMUT (Drs. Jhonny
Sarinthon, Ade Sandrawati Purba, SH, MH dan Lukita), GMKI Koms. FMIPA UNIMED dan
teman – teman yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan semangat dan

dorongan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata bahasa, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.
Kiranya isi skripsi ini memperkaya ilmu pendidikan kita.

Medan,
Penulis

2013

Aquardes Janri
NIM : 061244210015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS DI SMA YAPIM MEDAN
KELAS X SEMESTER II T.P. 2012/2013
Aquardes Janri ( NIM 061244210015 )
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh hasil belajar siswa dengan
menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving dengan model pembelajaran
Konvensional. Penelitian ini dilakukukan di SMA YAPIM MEDAN dengan menggunakan
Model Pembelajaran Problem Solving di kelas X1 dan melakukan model pembelajaran
Konvensional dikelas X2.
Adapun jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi penelitian adalah
seluruh siswa kelas X semester II SMA YAPIM MEDAN. Sampel dalam penelitian ini
diambil secara random sampling sebanyak 2 kelas dengan jumlah sampel sebanyak 32 siswa
untuk kelas eksperimen dan 32 siswa untuk kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah
tes hasil belajar berupa objektif tes sebanyak 20 soal pilihan berganda. Sebelum diujikan
terlebih dahulu divalidasi oleh validator.
Dari hasil penelitian nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 37,50 dan pada
kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes 33,125. Setelah dilakukan perlakuan pada
masing-masing kelas diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen sebesar 62,343
sedangkan siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh
nilai rata-rata postes siswa 53,437. Hasil pengujian normalitas pada kelas eksprimen, dari
data skor pretes siswa kelas eksperimen adalah Lhitung < Ltabel atau 0,0785 ttabel yaitu 3,363 > 1,66 pada taraf signifikansi α =
0,05 dan dk = 62. Hal ini berarti Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan Model Pembelajaran Problem
Solving dengan model pembelajaran Konvensional pada materi Listrik Dinamis di SMA

YAPIM MEDAN.

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Identifikasi Masalah
1.3.Batasan Masalah
1.4.Rumusan Masalah
1.5.Tujuan Penelitian

1.6.Manfaat Penelitian

BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Hakikat Hasil Belajar
2.2. Pengertian Model Pembelajaran
2.3. Model Pembelajaran Problem Solving
2.3.1. Karakteristik Berbasis Masalah
2.3.2. Tahapan Pembelajaran Problem Solving
2.3.3. Kelebihan dan Kelemahan Problem Solving
2.4. Model Pembelajaran Langsung
2.5. Materi Pokok
2.5.1. Arus Listrik
2.5.2. Hukum Ohm dan Hambatan Listrik
2.5.3. Rangkaian Listrik Sederhana
2.5.4. Rangkaian Hambatan Listrik
2.5.5. Penggunaan Arus Searah (DC) dan Arus BolakBalik (AC)
2.5.6. Energi dan Daya Listrik
2.6. Kerangka Konseptual

2.7. Hipotesis Penelitian

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
1
1
4
4
5
5
6
7
7

7
8
9
10
12
13
14
16
18
18
18
22
26
28
29
31
32

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1. Lokasi Penelitian
3.1.2. Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Desain Penelitian
3.5. Prosedur Penelitian
3.6. Alat dan Pangumpul Data
3.6.1. Instrumen Penelitian
3.6.2. Validitas Tes
3.7. Teknik Analisa Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.2 Uji Persyaratan Analisis Data Pretes
4.1.3 Pengujian Hipotesis
4.1.4 Uji Persyaratan Analisis Data Postes
4.1.5 Pengujian Hipotesis
4.2. Temuan Penelitian

4.3. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

33
33
33
33
33
33
33
33
34
34
35
35
37
39
42

42
42
43
44
46
47
47
48
51
51
51

DAFTAR PUSTAKA

53

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Resistor Tetap

21

Gambar 2.2 : Macam-macam Resistor Variabel

22

Gambar 2.3 : Percabangan Aliran Listrik

23

Gambar 2.4 : (a) Rangkaian Seri Lampu Pijar, (b) Susunan resistor
secara seri, (c) Rangkaian ekuivalen tunggal

26

Gambar 2.5 : (a) Rangkaian parallel lampu pijar, (b) Susunan resistor
secara parallel, (c) Rangkaian ekuivalen tunggal

27

Gambar 4.1 : Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan
kelas kontrol

43

Gambar 4.2 : Diagram batang data postes kelas eksperimen dan
Kelas kontrol

46

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Belajar merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak bisa lepas dari
kehidupan semua orang. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan
yang meningkat, pemerintah berupaya untuk meningkatkan dunia pendidikan. Hal
yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan tentunya harus mempersiapkan
sumber daya manusia yang kreatif, mampu memecahkan persoalan-persoalan
yang aktual dalam kehidupan dan mampu menghasilkan teknologi baru yang
merupakan perbaikan dari sebelumnya.
Untuk dapat menciptakan teknologi baru dan agar tidak terbelakang dari
dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta mempersiapkan sumber
daya manusia yang kreatif dalam memecahkan persoalan-persoalan aktual
kehidupan, maka peranan fisika sangat penting bahkan dapat dikatakan teknologi
takkan ada tanpa fisika. Oleh karena itu penguasaan suatu konsep fisika sangat
penting dalam mendukung hal tersebut.
Proses pembelajaran fisika dewasa ini masih saja merupakan permasalahan
yang sangat menarik untuk dibicarakan, hal ini mengingat hasil belajar yang
diperoleh siswa yang merupakan produk dari proses belajar itu sendiri masih saja
belum beranjak dari keterpurukan. Dalam kenyataannya masih banyak siswa
belum dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam
setiap pengajaran guru dituntut menguasai bahan yang diajarkan serta dapat
mengatasi kesulitan/ hambatan proses belajar mengajar.
Pengamatan penulis ketika praktek PPL-T bahwa dikalangan siswa SMA
telah berkernbang kesan yang kuat bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran
yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik. Salah satu penyebabnya adalah
kurangnya minat dan motivasi siswa untuk mempelajari fisika dengan senang hati,
merasa terpaksa atau suatu kewajiban. Sebagian besar siswa menganggap
pelajaran fisika membosankan karena menurut mereka pelajaran fisika pelajaran
yang banyak menawarkan persoalan-persoalan sulit.

Berdasarkan hasil observasi di SMA YAPIM MEDAN Kelas X, diperoleh
nilai fisika siswa sebagai berikut: T.P.2010/ 2011, nilai Fisika terendah 40, nilai
tertinggi 80 dan nilai rata-rata 55; T.A.2011/2012, nilai fisika terendah 50, nilai
tertinggi 90, nilai rata-rata 60. Berdasarkan data diatas, nilai fisika selama dua
tahun terakhir belum mencapai standar ketuntasan, yakni 65. Selain itu hasil
wawancara dengan guru fisika SMA YAPIM MEDAN (Joanna Hutasoit, S.Pd)
yang menyatakan bahwa siswa kurang semangat belajar fisika.
Faktor guru adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada proses
belajar mengajar. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru sebagai
pendidik disamping menguasai bahan ajar, tentu perlu memahami model
pembelajaran (memilih model pembelajaran yang tepat) untuk menyampaikan
materi pelajaran dan bagaimana karakteristik peserta didik yang menerima materi
pelajaran tersebut. Kegagalan pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran
bukan hanya karena kurang menguasai bahan, tetapi karena penggunaan model
pembelajaran dan metode pengajaran yang kurang tepat. Oleh karena itu, salah
satu usaha yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa
adalah melalui penggunaan model pembelajaran dan metode pengajaran yang
tepat pada materi pokok yang diajarkan, sehingga peserta didik dapat belajar
dengan suasana yang menyenangkan. Beberapa faktor lainnya yang menyebabkan
masih rendahnya prestasi belajar fisika adalah karena kurangnya minat dan
motivasi siswa terhadap pembelajaran fisika, mata pelajaran fisika selalu
diajarkan dengan rumus-rumus tanpa menjelaskan konsep fisika itu sendiri
sehingga pelajaran fisika terkesan menjadi sulit dan membosankan, pembelajaran
sering kali berlangsung satu arah tanpa melibatkan siswa serta metode
pembelajaran guru yang kurang bervariasi.
Metode yang digunakan dalam model pembelajaran konvensional sering
sekali hanya menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab tanpa
mengamati pemahaman awal peserta didik sebelumnya dan cenderung satu arah,
sehingga tidak dapat mengetahui apa sebenarnya yang menjadi persoalan peserta
didik dalam memahami materi pelajaran dalam konsep fisika dan karena itu

pengajar kadang keliru melakukan perlakuan yang tepat terhadap peserta didik
yang tidak sesuai dengan persoalan peserta didik yang sebenarnya.
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat dan
motivasi siswa mempelajari fisika dengan baik adalah dengan mengubah suasana
pembelajaran yang melibatkan siswa dan menghadapkannya terhadap model
pembelajaran yang menarik. Setelah mempelajari model pembelajaran, peneliti
memperkirakan model pembelajaran problem solving mampu mengatasi masalahmasalah tersebut.
Pembelajaran problem solving adalah rangkaian aktivitas pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara
i1miah (Sanjaya, 2007: 214). Fungsi guru dalam model pembelajaran ini adalah
memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam
proses pemecahannya. Untuk itu, pengajar harus dapat memberikan metode
pembelajaran yang bervariasi sehingga peserta didik mampu menjawab persoalanpersoalan yang dihadapinya.
Masalah adalah kesenjangan antara cita dengan realita dan kesenjangan
antara teori dan fakta. Masalah yang diberikan oleh guru harus masalah yang
terjangkau pemecahannya oleh siswa dan apabila masalah yang diberikan diluar
daripada jangkauan kemampuan siswa, maka yang terjadi adalah motivasi belajar
mereka akan menurun. Model pembelajaran Problem Solving memungkinkan
untuk menggunakan metode pembelajaran yang lebih variatif karena dalam proses
pembelajaran dapat mengadaptasi metode-metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik. Model
pembelajaran “problem solving” juga memberikan kesempatan bagi peserta didik
dalam berkreasi untuk menjawab sebuah permasalahan yang muncul dalam
memahami sebuah konsep pembelajaran sehingga memacu daya pikir yang
mandiri untuk memecahkan persoalan. Dalam hal ini, model pembelajaran
“problem solving” sangat melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajarannya.
Berdasarkan hasil penelitian Roy Sinaga (2011) tentang perbedaan hasil
belajar fisika dengan menggunakan problem solving dan model pembelajaran

langsung pada Materi PokokHukum Newton, bahwa siswa mengalami
peningkatan hasil belajar yang sangat baik, dilihat dari nilai rata-rata yang
diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 79,06 dan
66,41. Apabila ditinjau, kelemahannya adalah tidak adnya penambahan waktu
dalam proses belajar mengajar seperti ekstra kurikuler di sekolah,
Berdasarkan hasil penelitian Sri,E (2008) tentang perbedaan hasil belajar
fisika dengan menggunakan problem solving dan model pembelajaran langsung
pada Materi Pokokcahaya, bahwa siswa mengalami peningkatan hasil belajar
yang sangat baik, dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen dan
kelas kontrol masing-masing adalah 7,94 dan 6,69. Apabila ditinjau,
kelemahannya adalah kurangnya fasilitas sekolah dalam menerapkan model
pembelajaran yang tepat untuk siswa, maka peneliti ingin meningkatkan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem solving secara
keseluruhan baik dalam penguasaan konsep, motivasi maupun penggunaan waktu.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Model Pembelajaran Problem
solving Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di
SMA YAPIM Medan Kelas X Semester II T.P.2012/2013 ".

1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas yang menjadi identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar fisika yang diperoleh siswa masih rendah.
2. Rendahnya pemahaman siswa dalam mempelajari fisika.
3. Kurangnya minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran fisika.
4. Metode pembelajaran guru yang kurang bervariasi.
5. Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa.
6. Siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Karena begitu luasnya permasalahan dari penelitian dan keterbatasan
kemampuan serta waktu, maka peneliti perlu malakukan batasan masalah. Adapun
batasan masalah yang diteliti antara lain :
1. Penerapan model pembelajaran problem solving di kelas.
2. Hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis.
3. Aktivitas belajar siswa selama proses penerapan model pembelajaran
problem solving .
4. Subjek penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) YAPIM
MEDAN Kelas X semester II tahun ajaran 2012/ 2013.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
problem solving pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X semester
II SMA YAPIM Kota Medan T.P. 2012/ 2013?
2. Bagaimana hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran
Konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X semester II
SMA YAPIM Kota Medan T.P. 2012/2013?
3. Apakah ada tidaknya pengaruh yang

hasil belajar fisika siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model problem solving pada materi pokok
Listrik Dinamis di Kelas X SMA YAPIM Kota Medan T.P. 2012/ 2013?

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan adalah yang telah di ungkapkan di atas maka
penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran problem solving pada materi pokok
Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA YAPIM Kota Medan T.P.
2012/ 2013.

2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran Konvensional pada materi pokok
Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA YAPIM Kota Medan T.P.
2012/ 2013.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh hasil belajar fisika siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran problem solving pada
materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA YAPIM Kota
Medan T.P.2012/ 2013.

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Peneliti dapat menggunakan model pembelajaran problem solving untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Penelitian ini menjadi referensi bagi Peneliti untuk menerapkan model
yang tepat pada proses belajar mengajar bidang studi fisika.
3. Sebagai penambah kasanah ilmu bagi Peneliti sebagai calon guru fisika.
4. Bahan informasi bagi guru dan calon guru tentang pelaksanaan
pembelajaran problem solving.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1.

Nilai rata-rata pretest siswa pada kelas eksperimen adalah 37,50. Setelah
diterapkan Model Pembelajaran “Problem Solving” maka nilai rata-rata
siswa meningkat menjadi 62,343.

2.

Nilai rata-rata pretest siswa pada kelas kontrol adalah 33,125. Setelah
diterapkan model pembelajaran konvensional maka nilai rata-rata siswa
meningkat menjadi 53,437.

3.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan analisis pengujian hipotesis
menggunakan uji t dua pihak pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 62

diperoleh thitung = 3,363 dan ttabel = 1,660 berarti t hitung > ttabel, terdapat
perbedaan hasil belajar siswa dari Model Pembelajaran “Problem Solving”
dengan model pembelajaran konvensional, ini berarti bahwa “ada
pengaruh Model pembelajaran “Problem Solving” dengan model
pembelajaran Konvensional pada Materi PokokListrik Dinamis kelas X
semester II SMA YAPIM MEDAN Tahun Pelajaran 2012/2013.

5.2. Saran
Saran yang dapat diajukan berdasarkan temuan penelitian ini adalah :
1. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan Model Pembelajaran
“Problem Solving” disarankan agar lebih memaksimalkan waktu yang
telah disediakan, sebab dalam pelaksanaannya terkadang membutuhkan
waktu yang lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya.
2. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya didampingi oleh guru yang
bersangkutan, agar suasana kelas dapat lebih kondusif, karena pada
dasarnya siswa lebih takut (segan) jika berhadapan dengan gurunya
sendiri.

3. Dalam penerapan konsep Model Pembelajaran “Problem Solving”siswa
diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran sebab dengan sikap siswa yang
terkesan dingin didalam mengikuti pembelajaran akan membuat siswa
ketinggalan mengikuti pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Depdikbud,. (2003), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, Balai Pustaka,
Jakarta.
Dimiyati., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Giancoli, Douglas, C., (1998), Fisika edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
Kanginan, Marthen., (2004), Fisika untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Margono, S., (2000), Metodologi Penelitian Pendidikan,Jakarta : Rineka Cipta.
Nainggolan, Hendry., Pendekatan Problem Solving Untuk Pengajaran Operasi
Riset di SLTA, Sekolah Pasca Sarjana USU, Medan.
Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Rajawali Pers, Jakarta
Sanjaya, Wina,. (2007), Strategi Pembelajaran, Prenada Media, Jakarta.
Sardiman, A. M., (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Sinaga,Ego., (2008), Perbedaan Hasil Belajar Fisika dengan Menggunakan
Model Problem Solving dan Model Pembelajaran Langsung pada Materi
PokokCahaya di SMPN 2 Rantau Utara Kelas VII Semester I
T.P.2007/2008, FMIPA UNIMED, Medan.
Sinaga,Roy.,(2011), Perbedaan Hasil Belajar Fisika dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Problem solving

dan Model Pembelajaran

Langsung pada Materi Pokok Hukum Newton di SMA Dharma Bhakti
Siborongborong Kelas X Semester I T.P.2010/2011, FMIPA UNIMED,
Medan.
Slameto., (2003), Belajar dan Fator-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudjana,N., ( 2005), Metoda Statistik, Tarsito, Bandung.
Supiyanto., (2004), Fisika SMA untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.