PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISION) DENGAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISION) TANPA PROBLEM SOLVING SISWA KELAS X DI SMA AL-HUDA LAMPUNG SELATAN
ABSTRAK
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MODEL PEMBELAJARAN STAD(STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISION)
DENGANPROBLEM SOLVINGDAN MODEL PEMBELAJARAN STAD
(STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISION)TANPAPROBLEM SOLVINGSISWA KELAS X DI SMA AL-HUDA LAMPUNG
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh Eka Yulianti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpaProblem Solving . (2) Perbedaan peningkatan(n-gain)
hasil belajar Geografi menggunakan model pembelajaran STAD denganProblem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving. Penelitian menggunakan metode eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen (X.1) dan kelas kontrol (X.2). Analisis data dan uji hipotesis dilakukan dengan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving lebih tinggi dari pada hasil belajar Geografi siswa pada model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving. (2) Peningkatan (n-gain) hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa pada model pembelajaran STAD tanpaProblem Solving.
(2)
LEARNING MODEL STAD (STUDENT-ACHIEVEMENT TEAM DIVISION) WITH PROBLEM SOLVING AND MODEL WITH LEARNING STAD (STUDENT-ACHIEVEMENT TEAM DIVISION)
NO PROBLEM SOLVING CLASS XIN HIGH SCHOOL AL-HUDA SOUTH LAMPUNG ACADEMIC YEAR 2014/2015
By
EKA YULIANTI
This study aims to determine : (1) Differenciation between learning outcomes of Geography at STAD learning model with problem solving and learning model STAD no problem solving. (2) Differenciation between the increase (n-gain) Geography learning outcomes using STAD learning model with problem solving and learning model STAD no problem solving. The research used a quasi-experimental method (Quasi Experimental Design). The population in this research were all students of class X which consists of two classes such as experimental class (X.1) and a control class (X.2). Data analysis and hypothesis testing is performed by t test.
The results showed that : (1) There are differences in learning outcomes Geography which is taught by using STAD learning model with Problem Solving is higher than the learning outcomes of students who are taught Geography using STAD no problem solving learning model. (2) There is a difference in the increase (n-gain) Geography learning outcomes which is taught by using STAD learning model with problem solving and learning model STAD no problem solving.
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bangun Rejo, pada tanggal 13 Juli 1992, anak pertama dari tiga bersaudara buah hati pasangan Bapak Supono dan Ibu Siti Rokayah. Penulis telah menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Karang Anyar Lampung Selatan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Al-Huda Jatimulyo Lampung Selatan pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Al-Huda Jatimulyo Lampung Selatan pada tahun 2010.
Tahun 2010, Penulis diterima menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN. Pada tahun 2013, Penulis menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di MTs Al-Hidayah Tanjung Raya, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat pada tanggal 2 Juli sampai tanggal 16 September 2013.
(8)
Alhamdulillahirobilal amin, syukur yang tak pernah henti dari hati atas karunia Allah
SWT, dengan kasih sayangnya ku persembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang
yang kusayangi
Bapak dan ibu tercinta, terimakasih untuk kasih sayangnya yang telah tulus ikhlas
membesarkanku dan mendidikku dengan penuh kesabaran, dan senantiasa
memberikan aku semangat, dukungan baik moril maupun material
serta do anya yang tak ternilai untuk keberhasilanku.
(9)
MOTO
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat,
dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat
kecuali bagi orang-orang yang khusuk,
(Al-Baqarah: 45)
Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang, maka dia
berikan pendalaman ilmu hanya dengan belajar
(H.R Bukhori)
Jangan pernah biarkan rasa takut membuatmu berhenti berjuang
(Eka Yulianti)
(10)
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Geografi Pada Model Pembelajaran STAD (Student Team-Achievement Division)Dengan Problem Solving
Dan Model Pembelajaran STAD (Student Team-Achievement Division) Tanpa
Problem SolvingSiswa Kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si selaku pembimbing akademik, Ibu Dr. Hj. Trisnaningsih, M.Si. selaku pembimbing I, Ibu Rahma Kurnia Sri Utami, S.Si., M.Pd. selaku pembimbing II dan Bapak Drs. Hi. Yarmaidi, M.Si. selaku dosen pembahas yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, nasihat, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
(11)
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama, Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak, Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis selama menempuh perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh staf dan dosen Program Studi Pendidikan Geografi, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi.
6. Bapak Supriyanto, SH.MM., selaku kepala SMA Al-Huda Lampung Selatan, yang telah memberi izin untuk penelitian.
7. Ibu Viva Desi Handayani, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Geografi SMA Al-Huda, atas izin dan bantuan yang diberikan selama penulis melakukan penelitian. 8. Bapak dan ibu tercinta yang tiada kenal lelah dalam mendidik dan mendo’akan keberhasilanku. Terima kasih atas kasih sayang yang tidak putus mengiringi setiap perjalanan hidupku.
(12)
kebersamaanya selama ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Maret 2015 Penulis,
(13)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 4
C.Batasan Masalah ... 5
D.Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Kegunaan Penelitian ... 6
G.Ruang Lingkup Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka ... 8
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 8
2. Pembelajaran Geografi ... 10
3. Model Pembelajaran Kooperatif ... 11
4. Model Pembelajaran STAD... 12
5. Model Pembelajaran Problem Solving ... 14
6. Hasil Belajar ... 17
7. Penelitian Yang Relevan ... 19
B.Kerangka Pikir ... 20
C.Hipotesis Penelitian ... 21
III. METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 22
(14)
B.Desain Penelitian ... 22
C.Prosedur Penelitian ... 24
D.Rancangan Eksperimen ... 25
1. Kelas Eksperimen ... 25
2. Kelas Kontrol ... 30
E. Populasi dan Sampel ... 33
1. Populasi ... 33
2. Sampel ... 34
F. Variabel Penelitian ... 34
G.Definisi Operasional Variabel ... 35
1. Model Pembelajaran STAD... 35
2. Model Pembelajaran Problem Solving ... 35
3. Hasil Belajar ... 36
H.Teknik Pengumpulan Data ... 36
I. Uji Persyaratan Instrumen ... 37
1. Uji Validitas ... 37
2. Uji Reliabilitas ... 38
3. Tingkat Kesukaran ... 39
4. Uji Daya Pembeda Soal ... 40
J. Uji Persyaratan Analisis Data ... 42
1. Normalitas ... 42
2. Homogenitas ... 42
3. Peningkatan (n-Gain) Hasil Belajar Sampel ... 42
K.Teknik Analisis Data ... 43
L. Hipotesis Statistik ... 43
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Al-Huda ... 48
2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Al-Huda ... 48
3. Jam Pelajaran SMA Al-Huda ... 51
4. Kegiatan Ekstrakurikuler SMA Al-Huda ... 52
5. Kondisi SMA Al-Huda ... 52
6. Jumlah Guru SMA Al-Huda ... 54
7. Jumlah Siswa SMA Al-Huda ... 54
B.Pelaksanaan Penelitian ... 55
C.Hasil Penelitian ... 56
1. Identitas dan Responden Siswa SMA Al-Huda ... 56
2. Kondisi Pelaskanaan Pembelajaran ... 57
3. Nilai Hasil Belajar Siswa ... 67
4. Uji Persyaratan Analisis Data ... 69
5. Pengujian Hipotesis ... 70
(15)
iii
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan ... 77
B.Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
(16)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Belajar Geografi Kelas X SMA Al-Huda Lampung
Selatan Mid Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 4
2. Keuntungan dan Kelemahan Model Pembelajaran STAD... 14
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Solving ... 16
4. Keuntungan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Solving ... 17
5. Penelitian yang Relevan ... 19
6. Desain Pre-Test dan Post-Test Eksperimen ... 23
7. Populasi Siswa Kelas X SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015... 34
8. Kisi-Kisi Instrumen Soal Kelas X Berdasarkan Ranah Kognitif .... 37
9. Kriteria Reliabilitas Soal ... 39
10. Kriteria Taraf Kesukaran Soal ... 40
11. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 40
12. Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal ... 41
13. Hasil Uji Daya Pembeda Soal ... 41
14. Klasifikasi n-Gain ... 43
15. Jumlah dan Jenis Ruangan SMA Al-Huda ... 52
16. Data Jumlah Siswa SMA Al-Huda Tahun Pelajaran 2014/2015 .... 54
17. Jadwal dan Pokok Bahasan Pelaksanaan Penelitian ... 55
(17)
v
19. Nilai Pre-Test Siswa Kelas Eksperimen (X.1) dan Kelas
Kontrol (X.2) ... 67 20. Nilai Post-Test Siswa Kelas Eksperimen (X.1) dan Kelas
Kontrol (X.2) ... 68 21. Uji Normalitas Hasil Belajar Geografi Siswa SMA Al-Huda ... 69
(18)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Kerangka Pikir ... 20 2. Peta Lokasi SMA Al-Huda Desa Jati Mulyo Kecamatan
Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014 ... 47 3. Peta Denah Ruangan SMA Al-Huda Lampung Selatan
(19)
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran ... 82
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen (X.1) ... 85
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol (X.2) ... 103
4. Soal Kuis ... 118
5. Kisi-Kisi Instrumen Soal ... 124
6. Instrumen Soal Uji Coba ... 125
7. Kunci Jawaban Instrumen Soal Uji Coba ... 130
8. Instrumen Soal ... 131
9. Kunci Jawaban Instrumen Soal ... 135
10. Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen (X.1) ... 136
11. Hasil Pre-Test Kelas Kontrol (X.2) ... 137
12. Hasil Post-Test Kelas Eksperimen (X.1) ... 138
13. Hasil Post-Test Kelas Kontrol (X.2) ... 139
14. Hasil n-Gain Kelas Eksperimen (X.1) ... 140
15. Hasil n-Gain Kelas Kontrol (X.2) ... 141
16. Hasil Uji Validitias dan Reliabilitas ... 142
17. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ... 145
18. Hasil n-Gain ... 150
(20)
20. Identitas dan Responden Siswa Kelas Eksperimen (X.1) ... 156 21. Identitas dan Responden Siswa Kelas Kontrol (X.2) ... 157
(21)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi manusia untuk bisa menjalani kehidupannya. Pembangunan yang pesat, budi pekerti yang luhur, cakap berbicara, terampil, percaya diri dan siap dalam menghadapi masa depan hanya akan tercapai dengan adanya pendidikan yang menunjang hal itu semua. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentuk keterampilan saja, tetapi diperluas sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan.
Hasil belajar erat kaitannya dengan proses pembelajaran, karena perubahan tingkah laku yang merupakan hasil belajar biasanya melalui proses yang disebut dengan proses pembelajaran. Hasil belajar penting karena hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
(22)
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati & Mudjiono, 2009: 3). Hasil belajar merupakan keberhasilan siswa dalam kegiatan belajarnya, dengan hasil belajar yang baik maka akan menjadi kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi siswa. Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan bukanlah hal yang mudah, akan tetapi memerlukan banyak usaha baik dari pribadi maupun dari guru atau orang-orang yang ada di sekitarnya. Ditangan gurulah hasil belajar yang merupakan salah satu indikator mutu pendidikan lebih banyak ditentukan, yakni pembelajaran yang bermutu sekaligus bermakna sebagai pemberdayaan kemampuan(ability)dan kesanggupan(capability) peserta didik. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal dibutuhkan guru yang kreatif dan inovatif yang selalu mempunyai keinginan terus menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar.
Berdasarkan hasil wawancara pra penelitian dengan guru mata pelajaran geografi SMA Al-Huda Lampung Selatan, selama ini dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah dan metode diskusi. Metode ceramah dan metode diskusi yang digunakan oleh guru menyebabkan siswa pasif dan bosan dalam proses belajar mengajar. Dampak pada siswa yang pasif yaitu menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pada saat pembelajaran siswa menjadi pasif karena pada saat proses pembelajaran
(23)
3
berlangsung siswa hanya diam dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
Model pembelajaran yang baik adalah model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat ditingkatkan. Dalam hal ini peran pendidik yang dimaksud yaitu dengan cara memperjelas tujuan kompetensi yang ingin dicapai, membantu siswa mencari sumber-sumber bahan, dan membangkitkan minat siswa.
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan di SMA Al-Huda Lampung Selatan untuk mata pelajaran Geografi adalah sebesar 70. Berdasarkan standar nilai tersebut maka siswa kelas X SMA Al-Huda Lampung Selatan lebih banyak yang mendapatkan nilai yang tidak sesuai standar KKM dibandingkan dengan siswa yang telah memenuhi standar KKM. Jadi jelas bahwa ada hambatan-hambatan yang membuat hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Geografi rendah dan belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil pra penelitian yang dilakukan di SMA Al-Huda Lampung Selatan menunjukkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X, ternyata masih banyak siswa yang memperoleh hasil belajar rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.
(24)
Tabel 1. Hasil Belajar Geografi Kelas X SMA Al-Huda Lampung Selatan Mid Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.
No Nilai KKM Siswa
Frekuensi Persentase (%) 1.
2.
≥70 <70
22 32
40,7 59,3
Jumlah 54 100,0
Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi Kelas X SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi tergolong masih rendah yaitu dari 54 siswa hanya 22 siswa yang mendapatkan nilai ≥70, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai <70 sebanyak 32 siswa. Artinya secara persentase siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan lebih banyak yang mendapatkan nilai <70. Dengan keadaan seperti itu maka salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran STAD (Student Team-Achievement Division) dengan Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving karena model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran dan dapat membantu siswa dalam memecahkan kesulitan-kesulitan pada saat proses pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Dalam proses pembelajaran kelas X SMA Al-Huda Lampung Selatan selama ini guru Geografi hanya menggunakan metode Ceramah dan metode Diskusi.
(25)
5
2. Guru Geografi belum pernah menggunakan model pembelajaran STAD dengan Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solvingpada mata pelajaran Geografi.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah perbandingan hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving
dan model pembelajaran STAD tanpaProblem Solvingsiswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Apakah ada perbedaan peningkatan (n-gain) hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solvingdan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
(26)
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk analisis perbedaan hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa
Problem Solving siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Untuk analisis perbedaan peningkatan (n-gain) hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solvingdan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
F. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah:
1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Pogram Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Menambah wawasan tentang model pembelajaran STAD dengan Problem Solving dan mengenai berbagai faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
(27)
7
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SMA Al-Huda Lampung Selatan.
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.
5. Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah pembelajaran Geografi. Pembelajaran Geografi adalah pembelajaran yang memberikan pengetahuan tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahan, yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing (Sumaatmadja, 2001: 12).
(28)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran a. Belajar
Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan dimana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Syah (2010: 68) “Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”.
Dimyati dan Mudjiono (2009: 2) mengatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja oleh individu yang ditandai dengan adanya perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap pada diri individu tersebut. Sedangkan Dalyono (2012: 49) merumuskan belajar sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
(29)
9
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Siswa mengalami proses yang berulang-ulang di dalam belajar, karena itu menurut Hilgard dan Bower (dalam Ngalim Purwanto, 2007: 84) “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) serta perubahan yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
b. Pembelajaran
Pembelajaran menurut Degeng dalam Hamzah B. Uno (2011: 2) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi juga berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Menurut Oemar Hamalik (2011: 57)“Pembelajaran adalah suatu
(30)
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.
Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (2009: 14) menjelaskan bahwa pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut:
1) Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri.
2) Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut.
3) Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah.
4) Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan melakukan revisi.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa pembelajaran adalah jalan yang harus ditempuh oleh seorang pelajar, untuk mengerti suatu hal yang sebenarnya tidak diketahui. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan seperti dari tidak tahu menjadi tahu serta dari tidak mengerti menjadi mengerti.
2. Pembelajaran Geografi
Menurut (Sumarmi, 2012: 6) Geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geo
artinya bumi dan graphein yang artinya tulisan. Secara harfiah geografi berarti tulisan tentang bumi, sehingga geografi sering juga disebut ilmu bumi. Namun yang dipelajari dalam geografi bukan hanya mengenai permukaan bumi saja, melainkan juga berbagai hal yang ada di permukaan bumi, di luar bumi, bahkan benda-benda di ruang angkasa juga menjadi objek kajian geografi
(31)
11
Menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam seminar lokakarya Geografi tahun 1988 dalam Sumadi (2003: 4) bahwa Geografi yaitu ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena biosfer dilihat dari sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
Sumaatdmaja (2001: 11) mengemukakan:
“Pembelajaran geografi adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam atau kehidupan umat manusia dan variasi kewilayahan, yang diajarkan di sekolah-sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing”.
Adapun ruang lingkup geografi menurut Sumaatdmaja (2001: 12) meliputi: a) Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia. b) Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya.
c) Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi.
d) Kesatuan regional yang merupakan perpaduan darat, perairan, dan udara di atasnya.
Dengan demikian, bidang kajian studi geografi tidak hanya ditunjukkan pada alam, melainkan juga berkenaan dengan umat manusia serta hubungan diantara keduanya, sekaligus mengkaji faktor alam dan faktor manusia yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya dalam Rusman, 2012: 203). Pembelajaran kooperatif adalah
(32)
model pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pembelajaran yang efektif untuk mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis (Sumarmi, 2012: 39). Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur, dimana dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator (Lie, 2002: 12). Sedangkan Slavin (2005: 4) pembelajaran kooperatif merupakan berbagai macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Tujuan pembelajaran kooperatif yang paling penting adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman mereka butuhkan supaya anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam tipe yaitu STAD (Student Team-Achievement Division), TGT (Team Geam Tournament), Jigsaw, CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition), TAI (Team Assisted Individualization), Group Investigation, Learning Together, Complex
InstructiondanStructure Dyadic Methods.
4. Model Pembelajaran STAD(Student Team-Achievement Division)
Pembelajaran kooperatif yang paling tua dan paling banyak diteliti adalah STAD. Model ini juga merupakan bentuk pembelajaran kooperatif yang paling banyak diaplikasikan, telah digunakan mulai dari kelas dua sampai kelas sebelas mulai dari matematika, seni bahasa, ilmu sosial, dan ilmu pengetahuan alam.
(33)
13
Slavin (2005: 143) STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Model pembelajaran STAD yaitu model pembelajaran dengan siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran menurut kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Guru menyajikan pelajaran dan siswa bekerja dalam kelompok sehingga dapat dipantau apakah semua anggota telah menguasai materi. Kemudian guru memberikan tes dan siswa tersebut tidak boleh bekerja sama. Untuk kerja kelompok siswa diberi tugas berupa soal lalu antar anggota kelompok mencocokkan jawaban atau memeriksa ketepatan jawaban mereka, dan jika ada yang belum mengerti maka teman sekelompoknya yang bertugas menjelaskan sebelum bertanya kepada guru.
a. Langkah-Langkah Dalam Model Pembelajaran STAD
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam model pembelajaran STAD ini adalah menurut Rusman (2012: 215) sebagai berikut:
1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2) Pembagian Kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai lima siswa yang memprioritaskan heterogenesis (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, ras atau etnik.
3) Presentasi Dari Guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari.
(34)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyampaikan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan.
5) Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap prestasi hasil kerja masing-masing kelompok.
6) Penghargaan Prestasi Tim
Pemberian penghargaan atau pemberian hadiah atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru.
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran STAD
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran STAD dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Keuntungan dan Kelemahan Model Pembelajaran STAD.
Kelebihan Kekurangan
1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan
menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat berhasil bersama.
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum. 2. Membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk guru .
3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
Sumber : Slavin (2005: 144).
5. Model PembelajaranProblem Solving
Dalam kegiatan pembelajaran salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah model pembelajaran Problem Solving yaitu suatu
(35)
15
pendekatan dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah.
Djamarah dan Zain (2010: 91) Problem Solving adalah bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir sebab dalam metodeProblem Solvingdapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Nasution (2008: 170) memecahkan masalah dapat dipandang sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajarinya lebih dahulu yang digunakan untuk memecahkan masalah yang baru.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Problem Solving
merupakan metode yang mengajak siswa untuk berfikir, bukan hanya sekedar mendengarkan, tetapi mencari solusi untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran.Problem solving ini lebih baik jika dilakukan secara individu tetapi juga bisa dilakukan secara kelompok.
a. Langkah-Langkah Pelaksanaan Model PembelajaranProblem Solving Adapun langkah-langkah model pembelajaran Problem Solvingdapat dilihat pada Tabel 3.
(36)
Tabel 3. Langkah-langkah Model PembelajaranProblem Solving
Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan a) Bahan-bahan yang akan dibahas
terlebih dahulu disiapkan oleh guru. b) Guru menyiapkan alat-alat yang
dibutuhkan sebagai bahan pembantu dalam memecahkan persoalan.
c) Guru memberikan gambaran secara umum tentang cara-cara
pelaksanaannya.
d) Problemyang disajikan hendaknya jelas dapat merangsang peserta didik untuk berfikir.
e) Problemharus bersifat praktis dan sesuai dengan kemampuan peserta didik.
a) Guru menjelaskan secara umum tentang masalah yang dipecahkan. b) Guru meminta kepada peserta
didik untuk mengajukan pertanyaan tentang tugas yang akan dilaksanakan.
c) Peserta didik dapat bekerja secara individual atau berkelompok. d) Mungkin peserta didik dapat
menemukan pemecahannya dan mungkin pula tidak.
e) Kalau pemecahannya tidak ditemukan oleh peserta didik kemudiaan didiskusikan mengapa pemecahannya tidak ditemui. f) Pemecahan masalah dapat
dilaksanakan dengan pikiran. g) Data diusahakan mengumpulkan
sebanyak-banyaknya untuk analisa sehingga dijadikan fakta.
h) Membuat kesimpulan. i) Kuis
Sumber: Djamarah dan Zain (2010: 67).
b. Keuntungan dan Kelemahan Model PembelajaranProblem Solving
Adapun keuntungan dan kelemahan model pembelajaran Problem Solving dapat dilihat pada Tabel 4.
(37)
17
Tabel 4. Keuntungan Dan Kelemahan Model PembelajaranProblem Solving
KeuntunganProblem Solving KelemahanProblem Solving
1. Anak didik menjadi aktif berfikir dan menyatakan pendapat. 2. Melatih siswa untuk berfikir dan
tersusun logis.
3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang
berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru. 4. Meningkatkan partisipasi siswa
dalam menerima pelajaran. 5. Siswa yang kurang aktif
mendapatkan bantuan dari temannya yang pandai atau gurunya.
6. Anak merasa bebas dan gembira. 7. Suasana demokrasi dan disiplin
dapat ditumbuhkan.
1. Memerlukan waktu yang lama 2. Murid yang pasif dan malas akan
tertinggal.
3. Sukar sekali untuk
mengorganisasikan bahan pelajaran. 4. Sukar sekali menentukan masalah
yang benar-benar cocok dengan tingkat kemampuan siswa. 5. Siswa tidak segera tahu apakah
pendapatnya betul atau salah.
Sumber: Roestiyah, (2008: 75).
6. Hasil Belajar
Menurut Hamalik (2011: 152), hasil belajar adalah sebagai hasil atas kepandaiannya atau keterampilan yang dicapai oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan.
Adapun pengertian belajar sendiri menurut Slameto (2010: 2), pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Hamalik (2004: 154), belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman.
(38)
Sagala (2011: 12), menjelaskan bahwa hasil belajar yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar adalah memiliki kemampuan: 1) kognitif, yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan dan penalaran atau pikiran, 2) afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran, dan 3) psikomotor yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmasni.
Menurut Syah (2010: 145), hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa adalah keberhasilan belajar siswa dengan adanya perubahan tingkah laku setelah mengikuti proses pembelajaran secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan.
(39)
19
7. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan dengan yang akan dilakukan yaitu terdapat pada Tabel 5. Tabel 5. Penelitian yang Relevan.
No Nama Judul Tujuan Metode Penelitian Hasil
1. 2. Nur Azmi Bekti Riyani Eko Wahjudi
Studi Komparasi Hasil Belajar Kompetensi Dasar Jurnal Umum Menggunakan Metode Pembelajaran
Pemecahan Masalah
(Problem Solving)dan STAD(Student Teams Achievement Division)
Pada Siswa Kelas X SMK N 1 Brebes 2012/2013.
Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Model
Problem Solvingdan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD kelas X Akuntansi di SMKN 1 Boyolangu Tahun 2012/2013.
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar antara model pembelajaranProblem Solvingdengan model pembelajaran STAD pada kompetensi dasar Jurnal umum siswa kelas SMK N 1 Brebes.
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran
Problem Solvingdan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas X Akuntansi di SMKN 1 Boyolangu.
- Quasi exsperimen(control
group pre-test-post-test).
-Populasi siswa kelas X akutansi.
-Sampelkelas X Ak 2 dan kelas X Ak 3.
-Variabel (X) yaitumodel pembelajaranProblem Solving
dan model pembelajaran STAD dan variabel (Y) yaitu hasil belajar kompetensi dasar jurnal umum.
-Quasi exsperimen( pretest-posttest control group design)
- Populasi kelas X Akuntansi. - Sampel penelitian adalah kelas X
AK1 dan XAK4
Variabel (X) yaitu model
Problem Solvingdan variabel (Y) yaitu hasil belajar.
Hasil penelitian,
menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil rata-rata nilaipost-testkelas eksperimen I (STAD) sebesar 91,52 lebih tinggi dibandingkanpost-testkelas eksperimen II sebesar 84,92
(Problem Solving).
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa kelas X AK 1
(Problem Solving)sebesar 80,00 dan kelas X AK 4 (STAD) sebesar 69,86.
(40)
B. Kerangka Pikir
Keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran yang telah diberikan oleh guru dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi pelajaran yang akan disajikan, mampu menarik minat siswa dan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Penelitian ini melihat perbandingan hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpaProblem Solvingpada mata pelajaran Geografi. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini:
Gambar 1. Perbandingan Hasil Belajar Geografi Pada Model Pembelajaran STAD denganProblem Solvingdan Model Pembelajaran STAD TanpaProblem Solving
Siswa Kelas X SMA Al-Huda Tahun Pelajaran 2014/2015
Pre-test Pre-test
STAD denganProblem Solving STAD tanpaProblem Solving
Post-test Post-test
Hasil Belajar
Eksperimen (X.1) Kontrol (X.2)
(41)
21
C. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2006: 71) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada perbedaan hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD dengan
Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving
siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Ada perbedaan peningkatan (n-gain) hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD denganProblem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
(42)
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2010: 9), eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.
Jenis penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah experimental semu (Quasi Experimental Design). Experimental semu digunakan ketika tidak semua situasi dapat dikendalikan secara penuh. Maka penting untuk mengetahui variabel seperti apa yang tidak sepenuhnya dikendalikan (Furchan, 2007: 68).
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain Pre-Test
dan Post-Test eksperimen menurut Sugiyono (2006: 116). Desain penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
(43)
23
Tabel 6.Desain Pre-TestdanPost-TestEksperimen
Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test
Kelas Eksperimen
(X1) O1
Model pembelajaran STAD denganProblem
Solving
(X1)
O2
Kelas Kontrol
(X2) O1
Model pembelajaran STAD tanpaProblem
Solving
(X2)
O2
Sumber: Sugiyono, (2006: 116).
Berdasarkan Tabel 6, desain yang digunakan yaitu desain pre-test dan post-test
baik pada kelas eksperimen (X.1) yang menggunakan model pembelajaran STAD denganProblem Solvingdan kelas kontrol (X.2) model pembelajaran STAD tanpa
Problem Solving.
1. Kelas Eksperimen (X.1) Model Pembelajaran STAD denganProblem Solving
Langkah-langkah yang digunakan dalam model pembelajaran STAD ini adalah menurut Rusman (2012: 215) sebagai berikut:
1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi 2) Pembagian Kelompok
3) Presentasi Dari Guru
4) Kegiatan Belajar Dengan Tim (Tim Kerja) . 5) Kuis (Evaluasi)
6) Penghargaan Prestasi Tim
7) Guru menjelaskan secara umum tentang masalah yang dipecahkan.
Sedangkan langkah-langkah yang digunakan dalam Problem Solving adalah menurut Djamarah dan Zain (2010: 67) sebagai berikut:
1) Guru meminta kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan tentang tugas yang akan dilaksanakan.
2) Peserta didik dapat bekerja secara individual atau berkelompok.
3) Mungkin peserta didik dapat menemukan pemecahannya dan mungkin pula tidak.
(44)
4) Kalau pemecahannya tidak ditemukan oleh peserta didik kemudiaan didiskusikan mengapa pemecahannya tidak ditemui.
5) Pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan pikiran.
6) Data diusahakan mengumpulkan sebanyak-banyaknya untuk analisa sehingga dijadikan fakta.
7) Membuat kesimpulan.
2. Kelas Kontrol (X.1) Model Pembelajaran STAD
Langkah-langkah yang digunakan dalam model pembelajaran STAD adalah menurut Rusman (2012: 215) sebagai berikut:
1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi 2) Pembagian Kelompok
3) Presentasi Dari Guru
4) Kegiatan Belajar Dengan Tim (Tim Kerja) 5) Kuis (Evaluasi)
6) Penghargaan Prestasi Tim
7) Guru menjelaskan secara umum tentang masalah yang dipecahkan.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan survei untuk mengetahui kelas yang dijadikan subjek penelitian. 2. Menentukan kelas belajar yang dijadikan subjek penelitian.
3. Memberikan (pre-test) tes sebelum diberikan perlakuan.
4. Memberikan (post-test) setelah diberikan perlakuan model pembelajaran STAD dengan Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa
Problem Solving.
5. Membandingkan pre-test dan post- test untuk menentukan seberapa besar pengaruh yang timbul akibat dari digunakannya variabel bebas.
6. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik. 7. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
(45)
25
D. Rancangan Eksperimen
1. Kelas Eksperimen (X.1) Model Pembelajaran STAD dengan Problem Solving
a. Pertemuan Pertama Kegiatan inti
1. Penyampaian Materi
Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu tentang Pendekatan Geografi. 2. Pemberian Tugas
Tugas kelompok pada pertemuan pertama adalah: Bencana banjir yang terjadi di Jakarta pada tahun 2014.
a. Apakah dampak negatif yang ditimbulkan dari terjadinya banjir? b. Bagaimana cara menanggulangi banjir?
c. Siapa yang menyebabkan terjadinya banjir? d. Kenapa banjir di Jakarta dapat terjadi? e. Mengapa banjir di Jakarta terus terjadi? f. Dimana banjir terparah di Jakarta tahun 2014? 3. Pembagian Kelompok
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari lima siswa.
4. Kegiatan Diskusi dan Pemecahan masalah
a. Siswa berdiskusi sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan.
1. Kelompok pertama membahas bencana banjir dengan pendekatan keruangan.
(46)
3. Kelompok ketiga membahas bencana banjir dengan pendekatan kompleks wilayah.
4. Kelompok keempat membahas bencana banjir dengan pendekatan keruangan.
5. Kelompok kelima membahas bencana banjir dengan pendekatan ekologi.
b. Pemecahan masalah
Pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan pikiran, dan dapat dilakukan bersama-sama sehingga permasalahan yang sulit dapat terpecahkan.
5. Membuat Kesimpulan
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil dari kerja kelompok yang sudah dilakukan.
6. Kuis (Evaluasi)
Siswa diberikan kuis individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. 7. Penghargaan Prestasi Tim
Guru memberikan penghargaan atau pemberian hadiah atas keberhasilan kelompok.
b. Pertemuan Kedua Kegiatan inti
1. Penyampaian Materi
Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu tentang Prinsip Geografi. 2. Pemberian Tugas
(47)
27
Bencana tsunami yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2004. a. Apakah dampak negatif yang ditimbulkan akibat terjadinya tsunami? b. Bagaimana proses terjadinya tsunami Nanggroe Aceh Darussalam? c. Siapa yang akan bertanggung jawab atas terjadinya tsunami ini? d. Kenapa tsunami di aceh dapat terjadi?
e. Mengapa tsunami dapat dikatakan sebagai peristiwa alam? f. Dimana desa yang paling parah terkena tsunami?
3. Pembagian Kelompok
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari lima siswa.
4. Kegiatan Diskusi dan Pemecahan masalah
a. Siswa berdiskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang sudah ditentukan.
1. Kelompok pertama membahas bencana tsunami dengan prinsip deskripsi.
2. Kelompok kedua membahas bencana tsunami dengan prinsip persebaran.
3. Kelompok ketiga membahas masalah tsunami dengan prinsip korologi. 4. Kelompok keempat membahas masalah tsunami dengan prinsip
interelasi.
5. Kelompok kelima membahas masalah tsunami dengan prinsip deskripsi.
(48)
b. Pemecahan masalah
Pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan pikiran, dan dapat dilakukan bersama-sama sehingga permasalahan yang sulit dapat terpecahkan.
5. Membuat Kesimpulan
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil dari kerja kelompok yang sudah dilakukan.
6. Kuis (Evaluasi)
Siswa diberikan kuis individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. 7. Penghargaan Prestasi Tim
Guru memberikan penghargaan atau pemberian hadiah atas keberhasilan kelompok.
c. Pertemuan Ketiga Kegiatan inti
1. Penyampaian Materi
Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu tentang Prinsip Geografi. 2. Pemberian Tugas
Tugas kelompok pada pertemuan ketiga adalah:
Meletusnya gunung merapi yang terjadi di Yogyakarta tahun 2010.
a. Apakah dampak positif dan dampak negatif akibat meletusnya gunung merapi di Yogyakarta?
b. Bagaimana proses meletusnya gunung merapi yang terjadi di Yogyakarta tahun 2010?
(49)
29
d. Kenapa masyarakat masih banyak yang memilih bertahan tinggal di sekitar gunung merapi?
e. Mengapa bisa terjadi gunung meletus, dan apa penyebabnya?
f. Dimana masyarakat tinggal setelah terjadi meletusnya gunung merapi? 3. Pembagian Kelompok
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari lima siswa.
4. Kegiatan Diskusi dan Pemecahan masalah
a. Siswa berdiskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang sudah ditentukan.
1. Kelompok pertama membahas meletusnya gunung merapi dengan prinsip deskripsi.
2. Kelompok kedua membahas meletusnya gunung merapi dengan prinsip persebaran.
3. Kelompok ketiga membahas meletusnya gunung merapi dengan prinsip korologi.
4. Kelompok keempat membahas meletusnya gunung merapi dengan prinsip interelasi.
5. Kelompok kelima membahas meletusnya gunung merapi dengan prinsip deskripsi.
b. Pemecahan masalah
Pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan pikiran, dan dapat dilakukan bersama-sama sehingga permasalahan yang sulit dapat terpecahkan.
(50)
5. Membuat Kesimpulan
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil dari kerja kelompok yang sudah dilakukan.
6. Kuis (Evaluasi)
Siswa diberikan kuis individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. 7. Penghargaan Prestasi Tim
Guru memberikan penghargaan atau pemberian hadiah atas keberhasilan kelompok.
2. Kelas Kontrol (X.2) Model Pembelajaran STAD tanpaProblem Solving a. Pertemuan Pertama
Kegiatan inti
1. Penyampaian Materi
Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu tentang Pendekatan Geografi. 2. Pemberian Tugas
Tugas kelompok pada pertemuan pertama adalah:
Jelaskan penyebab terjadinya banjir di Jakarta pada tahun 2014, sesuai dengan pendekatan keruangan, pendekatan ekologi dan pendekatan kompleks wilayah.
3. Pembagian Kelompok
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari lima siswa.
(51)
31
4. Kegiatan Diskusi
Siswa berdiskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang sudah ditentukan.
5. Membuat Kesimpulan
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil dari kerja kelompok yang sudah dilakukan.
6. Kuis (Evaluasi)
Siswa diberikan kuis individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. 7. Penghargaan Prestasi Tim
Guru memberikan penghargaan atau pemberian hadiah atas keberhasilan kelompok.
b. Pertemuan Kedua Kegiatan inti
1. Penyampaian Materi
Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu tentang Prinsip Geografi. 2. Pemberian Tugas
Tugas kelompok pada pertemuan kedua adalah:
Jelaskan bagaimana proses terjadinya tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2004, sesuai dengan prinsip deskripsi, prinsip persebaran, prinsip korologi, dan prinsip interelasi.
3. Pembagian Kelompok
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari lima siswa.
(52)
4. Kegiatan Diskusi
Siswa berdiskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang sudah ditentukan.
5. Membuat Kesimpulan
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil dari kerja kelompok yang sudah dilakukan.
6. Kuis (Evaluasi)
Siswa diberikan kuis individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. 7. Penghargaan Prestasi Tim
Guru memberikan penghargaan atau pemberian hadiah atas keberhasilan kelompok.
c. Pertemuan Ketiga Kegiatan inti
1. Penyampaian Materi
Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu tentang Prinsip Geografi. 2. Pemberian Tugas
Tugas kelompok pada pertemuan ketiga adalah:
Apakah yang menyebabkan meletusnya gunung merapi di Yogyakarta tahun 2010, sesuai dengan prinsip deskripsi, prinsip korologi, prinsip interelasi dan prinsip persebaran.
3. Pembagian Kelompok
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari lima siswa.
(53)
33
4. Kegiatan Diskusi
Siswa berdiskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang sudah ditentukan.
5. Membuat Kesimpulan
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil dari kerja kelompok yang sudah dilakukan.
6. Kuis (Evaluasi)
Siswa diberikan kuis individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. 7. Penghargaan Prestasi Tim
Guru memberikan penghargaan atau pemberian hadiah atas keberhasilan kelompok.
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2006: 89), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari dua (2) kelas yaitu sebanyak 54 siswa, dengan perincian kelas X.1 sebanyak 27 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X.2 sebanyak 27 siswa sebagai kelas kontrol.
(54)
Menurut Arikunto (2010: 175), penelitian populasi adalah penelitian yang hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak. Populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Populasi Siswa Kelas X SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
No Kelas Jumlah
1 2
Kelas X 1 Kelas X 2
27 27
Jumlah 54
Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi SMA Al-Huda Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Sampel
Dalam penelitian ini pengambilan sampel tidak diperlukan karena seluruh jumlah populasi akan dijadikan sebagai subjek penelitian.
F. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y):
1. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran STAD dengan Problem Solving
(55)
35
2. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar Geografi.
G. Definisi Operasional Variabel. 1. Model Pembelajaran STAD
Model pembelajaran STAD yaitu model pembelajaran dengan siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran menurut kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Guru menyajikan pelajaran dan siswa bekerja dalam kelompok sehingga dapat dipantau apakah semua anggota telah menguasai materi. Kemudian guru memberikan tes dan siswa tersebut tidak boleh bekerja sama. Untuk kerja kelompok siswa diberi tugas berupa soal lalu antar anggota kelompok mencocokkan jawaban atau memeriksa ketepatan jawaban mereka, dan jika ada yang belum mengerti maka teman sekelompoknya yang bertugas menjelaskan sebelum bertanya kepada guru.
2. Model PembelajaranProblem Solving
Model pembelajaran Problem Solving adalah bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam model pembelajaran Problem Solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Dalam model pembelajaranProblem Solvingsiswa dibentuk dalam 5 kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa.
(56)
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. Hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam ranah kognitif. Bentuk tes yang diberikan berbentuk tes pilihan jamak dengan jumlah butir tes sebanyak 20 soal. Pada setiap jawaban benar akan mendapat skor 5 dan skor 0 untuk jawaban yang salah.
H. Teknik Pengumpulan Data Teknik Tes
Tes ini digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran. Pembelajaran berlangsung dalam tiga kali pertemuan. Sedangkan tes dilakukan setiap pertemuan, bentuk tes yang diberikan pada saat uji coba adalah pilihan ganda sebanyak 20 buah. Pada setiap soal yang menjawab benar akan diberi nilai 5 dan soal yang menjawab salah akan diberi nilai 0. Jika setiap siswa menjawab benar semua maka akan mendapatkan nilai 100.
Hasil tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
NA = x 100%
(57)
37
Adapun kisi-kisi instrumen tes dalam bentuk pilihan ganda disusun pada Tabel 8.
Tabel 8. Kisi-Kisi Instrumen Soal Kelas X Berdasarkan Ranah Kognitif. Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator TK Ranah IPK Memahami
Konsep, Pendekatan, Prinsip dan Aspek Geografi 1.1 Menjelask an Pendekata Geografi 1.2 Menjelask an Prinsip Geografi
• Menjelaskan pendekatan Geografi
• Mencontohkan pendekatan Geografi
• Menyebutkan macam-macam pendekatan Geografi
• Menjelaskan prinsip Geografi • Menyebutkan prinsip Geografi • Mengklasifikasi prinsip
Geografi C1 C2 C1 C1 C2 C3
I. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Pada penelitian ini validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan soal tes yang akan digunakan dalam penelitian dan dilakukan sebelum soal benar-benar diajukan kepada siswa. Soal yang diuji kevalidannya ini adalah sebanyak 20 soal.
Dengan kriteria pengujian jika harga rhitung > rtabeldenganα = 0,05 maka alat ukur
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka alat ukur
tersebut dinyatakan tidak valid.
Untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
(58)
= ( )( )
[ ( )][ ( )]
Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi
= Jumlah skor dalam sebaran x = Jumlah skor dalam sebaran y
= Jumlah hasil skor x dengan skor y yang berpasangan. = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y N = Banyaknya skor x dan y yang berpasangan
Uji validitas dilakukan kepada 20 responden di SMA Amal Bhakti Lampung Selatan, dengan jumlah soal sebanyak 25 butir soal. Pada hasil uji validitas diperoleh 20 butir valid yaitu butir soal (2, 3, 4, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25) dan terdapat 5 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal (1, 5, 6, 10, 13).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya (Sudjana & Ibrahim, 2012: 120). Rumus yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian ini adalah Alpha Cronbachyaitu sebagai berikut (Arikunto, 2010: 239).
= ( ) x 1
Keterangan :
=Reliabilitas instrumen
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = Jumlah varians butir
(59)
39
Kriteria pengujian apabila rh<rt dengan taraf signifikan 0,05 maka instrumen
memenuhi syarat reliabel dan sebaliknya. Hasil pengujian reliabilitas yang diperoleh menggunakan rumus Alpha Cronbachyaitu 0,920 atau dapat dikatakan tingkat reliabilitas tinggi.
Untuk mengklasifikasikan tingkat reliabilitas, maka digunakan kriteria seperti yang terdapat pada Tabel 9.
Tabel 9. Kriteria Reliabilitas Soal
No Nilai Tes Interpretasi
1. 0,800 - 1,00 Tinggi
2. 0,600 - 0,800 Cukup
3. 0,400 - 0,600 Agak rendah
4. 0,200 - 0,400 Rendah
5. 0,000 - 0,200 Sangat rendah (tak berkorelasi) Sumber: Arikunto (2010: 319).
3. Tingkat Kesukaran Soal (P)
Tingkat kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2008: 208) yaitu:
P
=
Keterangan:
P: Tingkat kesukaran
B: Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan benar
JS: Jumlah seluruh siswa pesertatest
Untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran soal maka digunakan kriteria pada Tabel 10.
(60)
Tabel 10. Kriteria Taraf Kesukaran Soal
No Indeks Kesukaran Klasifikasi
1. 0,00 - 0,30 Sangat rendah
2. 0,30 - 070 Rendah
3. 0,70 - 1,00 Sedang
Sumber: Arikunto (2008: 210).
Hasil uji tingkat kesukaran soal pada masing-masing butir soal adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
No Nomor Butir Soal Klasifikasi
1 1,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,20,21,22,23 Rendah
2 2,3,19,24,25 Sedang
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014.
Dari Tabel 11, hasil uji tingkat kesukaran soal diperoleh klasifikasi rendah yaitu sebanyak 15 butir soal dan butir soal yang memiliki klasifikasi sedang yaitu sebanyak 5 butir soal.
4. Uji Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal merupakan suatu indikator untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Dengan menentukan daya beda dapat menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Arikunto (2008, 213) yaitu:
D =
Keterangan:
D: Daya pembeda
Ba: Jumlah kelompok atas yang menjawab benar
Bb: Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
a: Jumlah kelompok atas b: Jumlah kelompok bawah.
(61)
41
Untuk mengklasifikasikan tingkat daya pembeda, maka digunakan kriteria seperti yang terdapat pada Tabel 12.
Tabel 12. Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal
No Indeks Daya Pembeda Keterangan
1. 0,00 - 0,20 Jelek
2. 0,20–0,40 Cukup
3. 0,40–0,70 Baik
4. 0,70–1,00 Baik sekali
5. Minus Tidak baik
Sumber: Arikunto (2008: 223).
Hasil uji daya pembeda soal pada masing-masing butir soal adalah sebagai berikut:
Tabel 13: Hasil Uji Daya Pembeda Soal
No Butir Soal Keterangan
1. 5,13 Jelek
2. 1,2,10,16,21,22 Cukup
3. 3,4,6,7,8,9,11,12,14,15,17,18,19,20,23,24,25 Baik Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Berdasarkan Tabel 13, hasil uji daya pembeda soal diperoleh klasifikasi jelek yaitu pada butir soal nomor 5, 13, butir soal yang memiliki klasifikasi cukup yaitu pada butir soal nomor 1, 2, 10, 16, 21, 22, dan butir soal yang memiliki klasifikasi baik yaitu pada butir soal nomor 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25.
(62)
J. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data sampel yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujian adalah jika signifikansi (Sig) < 0,05 maka sebaran data berdistribusi tidak normal, sebaliknya jika signifikansi (Sig) > 0,05 maka sebaran data sampel berdistribusi normal (Santoso, 2012: 192). Perhitungan uji normalitas menggunakan program Seri Program Statistik(SPSS 20).
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua data yang diperoleh dari kedua kelompok sampel memiliki varians yang sama atau sebaliknya. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 berarti data berasal dari populasi yang mempunyai varians yang tidak sama, sebaliknya jika nilai signifikansi (Sig) > 0,05 berarti data berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama (Santoso, 2012: 193). Perhitungan uji homogenitas menggunakan programSeri Program Statistik(SPSS 20).
3. Peningkatan (n-Gain) Hasil Belajar Sampel
Rumusn-Gainmenurut Meltzer dalam Nurdin (2012: 54) adalah sebagai berikut:
g= ( ( ) ) ( ) Dengan Spost =Post-test
Spre =Pret-test
(63)
43
Berikut ini adalah klasifikasin-Gainhasil belajar siswa pada Tabel 14. Tabel 14. Klasifikasin-Gain
No Nilain-Gain(g) Keterangan
1. 2. 3. >0,7 0,3-0,7 <0,3 Tinggi Sedang Rendah Sumber: Meltzer dalan Nurdin, (2012: 54).
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat perbedaan pembelajaran Geografi pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving adalah uji t. Rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006: 222).
=
( 1) ² + ( 1) ²
+ 2 (1 + 1)
Keterangan:
= Hasil belajar Geografi siswa melalui model pembelajaran STAD dengan
Problem Solving
= Hasil belajar Geografi siswa melalui model pembelajaran STAD tanpa
Problem Solving
= Varian total kelompok 1 (Eksperimen)
² =Varian total kelompok 2 (Kontrol)
= Banyaknya sampel kelompok 1 (Eksperimen) = Banyaknya sampel kelompok 2 (Kontrol)
L. Hipotesis Statistik Hipotesis Pertama
Dalam penelitian ini hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD
(64)
Solving siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
Ha : Ada perbedaan hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD
dengan Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
Kriteria Pengujian:
Tolak H0jika rhitung> rtabeldan demikian pula sebaliknya, jika rhitung≤rtabelmaka H0
diterima.
Tolak Ha jika rhitung< rtabel dan demikian pula sebaliknya, jika rhitung rtabelmaka
Haditerima (Priyatno, 2010: 101).
Hipotesis Kedua
H0 :Tidak ada perbedaan peningkatan (n-gain)hasil belajar Geografi pada model
pembelajaran STAD denganProblem Solvingdan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
Ha : Ada perbedaan peningkatan (n-gain) hasil belajar Geografi pada model
pembelajaran STAD dengan Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving siswa kelas X di SMA Al-Huda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
(65)
45
Kriteria pengujian:
Tolak H0jika rhitung> rtabeldan demikian pula sebaliknya, jika rhitung≤rtabelmaka H0
diterima.
Tolak Ha jika rhitung< rtabel dan demikian pula sebaliknya, jika rhitung rtabelmaka
(66)
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat diketahui perbandingan hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD dengan
Problem Solving dan model STAD tanpa Problem Solving, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan hasil belajar Geografi siswa pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving adalah 71,48 sedangkan pada model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving adalah 64,07. Perbedaan hasil belajar Geografi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 7,41 Perbedaan hasil belajar Geografi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran STAD dengan
Problem Solvinglebih tinggi dibandingkan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran STAD tanpaProblem Solving.
2. Ada perbedaan peningkatan (n-gain) hasil belajar Geografi pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran STAD dengan
Problem Solving adalah 0,4497 sedangkan pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran model pembelajaran STAD tanpa
Problem Solving adalah 0,3522. Dilihat dari data tersebut maka peningkatan hasil belajar Geografi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, perbedaan peningkatan kedua kelas tersebut adalah 0,0975. Hal
(67)
78
ini berarti hasil belajar Geografi siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD denganProblem Solvingdan model pembelajaran STAD tanpaProblem Solvingbenar memiliki perbedaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solvingmaka ada beberapa saran yang dapat dikemukakan, antara lain:
1. Bagi siswa
Dalam proses pembelajaran disarankan kepada siswa untuk selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Bagi guru
Guru dapat menggunakan model pembelajaran STAD dengan Problem Solving sebagai alternatif dikelas untuk dapat meningkatkan hasil belajar Geografi siswa.
(68)
Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta. ---2008.Dasar-Dasar Evaluai Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta. Dalyono. 2012.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2009.Belajar Dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Duwi Priyatno. 2010.Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS.Gava Media. Yogyakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010.Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Furchan. 2007.Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya.
Hamalik, Oemar. 2011.Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. PT Bumi Aksara. Jakarta.
---2004.Kurikulum Dan Pembelajaran.PT Bumi Aksara. Jakarta. Hamzah B. Uno. 2011.Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Huda, Miftahul. 2011.Cooperatif Learning (Metode, Teknik, Struktur, dan Model
Penerapan). Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Lie, Anita. 2002. Cooperatif Learning (Mempraktikkan Kooperatif Learning di Ruang- Ruang Kelas).Gramedia. Jakarta.
Nasution. 2008.Metode Research. PT Bumi Aksara. Jakarta.
---2008.Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta.
(69)
80
Nurdin, Muhammad. 2012.Perbedaan Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan Awal Berbeda Melalui Pembelajaran
Kooperatif Di SMA Negeri 1 Purbolinggo Lampung Timur 2011/2012. Tesis Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Riyanto, Yatim. 2010.Paradigma Baru Pembelajaran.Kencana Prenada Media Group.Jakarta.
Roestiyah. 2008.Strategi Belajar Mengajar.PT Rineka Cipta. Jakarta. Rusman. 2012.Model-model Pembelajaran. Raja Grafindo Persada.Jakarta. Sagala, Syaiful. 2011.Konsep Dan Makna Pembelajaran. PT Alfabeta. Bandung. Santoso, Singgih, 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta
Sudjana, Nana & Ibrahim. 2012.Penelitian Dan Penilaian Pendidikan.Sinar Baru Algesindo Offset. Bandung.
Simarmata, Janner. 2009. Perancangan Basis Data. Andi. Yogyakarta.
Slameto. 2010.Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar.PT Rineka Cipta. Jakarta.
Slavin, Robert.E, 2005.Cooperative Learning:Teory, Research, and Pictur.Nusa Media, Bandung.
Sumaatmadja, Nursid. 2001.Metodologi Pengajaran Geografi.PT Bumi aksara. Bandung.
Sumadi. 2003. Filsafat Geografi.Buku Ajar.FKIP Universitas Lampung. Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila. Bandar Lampung.
Sumarmi. 2012.Model-model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publishing.
Sugiyono. 2006.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D.Alfabeta. Bandung.
Suyatno. 2012.Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia. PT Buana Pustaka. Sidoarjo Jawa Timur.
(70)
KARYA ILMIAH
Bekti Riyani, Nur Azmi.2013.Studi Komparasi Hasil Belajar Kompetensi Dasar Jurnal Umum Menggunakan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dan Stad (Student Teams Achievement Division) Pada Siswa Kelas X SMK N 1 BrebesJurnal Pendidikan(Online) Jilid 2, No.1, http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/1426,
diakses 21 Desember 2014.
Wahjudi, Eko. 2013. Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Menggunakan ModelProblem solving dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD kelas X Akuntansi di SMKN 1 Boyolangu. Jurnal Pendidikan (Online) Jilid 2, No.1, Http://Ejournal.Unesa.Ac.Id/Index.Php/Jurnal-Pendidikan-Teknik-Elektro/ Search/Titles?Searchpage=2, diakses 12 Maret 2014.
(1)
45
Kriteria pengujian:
Tolak H0jika rhitung> rtabeldan demikian pula sebaliknya, jika rhitung≤rtabelmaka H0 diterima.
Tolak Ha jika rhitung< rtabel dan demikian pula sebaliknya, jika rhitung rtabelmaka Haditerima (Priyatno, 2010: 101).
(2)
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat diketahui perbandingan hasil belajar Geografi pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving dan model STAD tanpa Problem Solving, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan hasil belajar Geografi siswa pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving adalah 71,48 sedangkan pada model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving adalah 64,07. Perbedaan hasil belajar Geografi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 7,41 Perbedaan hasil belajar Geografi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran STAD dengan Problem Solvinglebih tinggi dibandingkan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran STAD tanpaProblem Solving.
2. Ada perbedaan peningkatan (n-gain) hasil belajar Geografi pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran STAD dengan Problem Solving adalah 0,4497 sedangkan pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran model pembelajaran STAD tanpa Problem Solving adalah 0,3522. Dilihat dari data tersebut maka peningkatan hasil belajar Geografi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, perbedaan peningkatan kedua kelas tersebut adalah 0,0975. Hal
(3)
78
ini berarti hasil belajar Geografi siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD denganProblem Solvingdan model pembelajaran STAD tanpaProblem Solvingbenar memiliki perbedaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada model pembelajaran STAD dengan Problem Solving dan model pembelajaran STAD tanpa Problem Solvingmaka ada beberapa saran yang dapat dikemukakan, antara lain:
1. Bagi siswa
Dalam proses pembelajaran disarankan kepada siswa untuk selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Bagi guru
Guru dapat menggunakan model pembelajaran STAD dengan Problem Solving sebagai alternatif dikelas untuk dapat meningkatkan hasil belajar Geografi siswa.
(4)
Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta. ---2008.Dasar-Dasar Evaluai Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta. Dalyono. 2012.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2009.Belajar Dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Duwi Priyatno. 2010.Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS.Gava Media. Yogyakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010.Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Furchan. 2007.Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya.
Hamalik, Oemar. 2011.Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. PT Bumi Aksara. Jakarta.
---2004.Kurikulum Dan Pembelajaran.PT Bumi Aksara. Jakarta. Hamzah B. Uno. 2011.Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Huda, Miftahul. 2011.Cooperatif Learning (Metode, Teknik, Struktur, dan Model
Penerapan). Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Lie, Anita. 2002. Cooperatif Learning (Mempraktikkan Kooperatif Learning di Ruang- Ruang Kelas).Gramedia. Jakarta.
Nasution. 2008.Metode Research. PT Bumi Aksara. Jakarta.
---2008.Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta.
(5)
80
Nurdin, Muhammad. 2012.Perbedaan Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan Awal Berbeda Melalui Pembelajaran
Kooperatif Di SMA Negeri 1 Purbolinggo Lampung Timur 2011/2012. Tesis Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Riyanto, Yatim. 2010.Paradigma Baru Pembelajaran.Kencana Prenada Media Group.Jakarta.
Roestiyah. 2008.Strategi Belajar Mengajar.PT Rineka Cipta. Jakarta. Rusman. 2012.Model-model Pembelajaran. Raja Grafindo Persada.Jakarta. Sagala, Syaiful. 2011.Konsep Dan Makna Pembelajaran. PT Alfabeta. Bandung. Santoso, Singgih, 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta
Sudjana, Nana & Ibrahim. 2012.Penelitian Dan Penilaian Pendidikan.Sinar Baru Algesindo Offset. Bandung.
Simarmata, Janner. 2009. Perancangan Basis Data. Andi. Yogyakarta.
Slameto. 2010.Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar.PT Rineka Cipta. Jakarta.
Slavin, Robert.E, 2005.Cooperative Learning:Teory, Research, and Pictur.Nusa Media, Bandung.
Sumaatmadja, Nursid. 2001.Metodologi Pengajaran Geografi.PT Bumi aksara. Bandung.
Sumadi. 2003. Filsafat Geografi.Buku Ajar.FKIP Universitas Lampung. Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila. Bandar Lampung.
Sumarmi. 2012.Model-model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publishing.
Sugiyono. 2006.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D.Alfabeta. Bandung.
Suyatno. 2012.Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia. PT Buana Pustaka. Sidoarjo Jawa Timur.
(6)
KARYA ILMIAH
Bekti Riyani, Nur Azmi.2013.Studi Komparasi Hasil Belajar Kompetensi Dasar Jurnal Umum Menggunakan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dan Stad (Student Teams Achievement Division) Pada Siswa Kelas X SMK N 1 BrebesJurnal Pendidikan(Online) Jilid 2, No.1, http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/1426,
diakses 21 Desember 2014.
Wahjudi, Eko. 2013. Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Menggunakan ModelProblem solving dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD kelas X Akuntansi di SMKN 1 Boyolangu. Jurnal Pendidikan (Online) Jilid 2, No.1, Http://Ejournal.Unesa.Ac.Id/Index.Php/Jurnal-Pendidikan-Teknik-Elektro/ Search/Titles?Searchpage=2, diakses 12 Maret 2014.