PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DI SMA YPPK TERUNA BAKTI WAENA JAYAPURA.
KATA PENGANTAR
Paradigma terkini dalam hal meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah
yang mewajibkan lulusan perguruan tinggi mempublikasikan karya ilmiahnya di jurnal
ilmiah, menggugah Tim Penyunting untuk berupaya mengkaji meningkatkan layanannya, di
antaranya melalui penambahan penerbitan dan mengupayakan mendapat akreditasi. Pembaca
yang budiman di seluruh tanah air, khususnya rekan guru, dosen dan praktisi, dengan segala
kerendahan hati kami Tim Penyunting menerbitkan Jurnal Pendidikan Kimia Volume 5
Nomor 2 Edisi Agustus 2013 ini. Seperti edisi sebelumnya, edisi ini menyuguhkan artikel
hasil penelitian laboratorik, penelitian kependidikan dalam bidang ilmu kimia, termasuk satu
buah artikel hasil telaah ilmiah. Harmonisasi ketiga ulasan yang disajikan semakin
memperkaya khasanah dan mengesankan betapa ilmu kimia itu sangat penting dalam
kehidupan bahkan dalam pembentukan karakter peserta didik.
Membelajarkan ilmu kimia tidak pernah tamat, dari menuntut seni mengajar setiap
guru dan dosen kimia, mencari model-model pembelajaran yang baru. Demikian pula halnya
dengan penelitian kimia tidak pernah tuntas, karena selalu ada temuan dan inovasi baru
seiring berkembangnya teknologi dan temuan ilmu lainnya. Yang pasti, bahwa semua peneliti
kimia dan pendidikan kimia sepakat untuk selalu memberikan yang terbaik bagi bangsanya.
Penyunting pun tetap pada komitmennya untuk selalu menyajikan artikel hasil-hasil
penelitian dalam Jurnal yang kita cintai ini.
Kami menyadari bahwa isi maupun tayangan artikel pada edisi ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Tak ada gading yang tak retak, bila ada sesuatu yang kurang
berkenan dalam terbitan kami ini kami mohon maaf, kiranya pada penerbitan mendatang
semakin bagus. Kami tetap berharap kiranya para guru, dosen dan pemerhati yang terkait
dengan ilmu kimia agar mengirimkan naskahnya untuk dipublikasi dalam Jurnal ini.
Medan, Agustus 2013,
Penyunting
Volume 5 Nomor 2 Edisi Agustus 2013
Daftar Isi
1
2
3
Pembuatan ESI Pb+2 menggunakan membran dari campuran PbS, PVC,
DAN DBP
Agus Kembaren
Perbedaan hasil belajar kimia menggunakan pembelajaran tipe Think
Pair Share (TPS) dengan tipe Numbered Heads Together (NHT) di
SMA YPPK Teruna Bakti Waena Jayapura
Tiurlina Siregar) dan Trelsye Veronica Parera
Pengembangan buku ajar kimia inovatif untuk SMA/ MA Kelas X
Semester II
Nova Irawati Simatupang; Manihar Situmorang; Ramlan Silaban
4
Efektifitas model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan kreatif
siswa pada pelajaran kimia di SMA
Mellyzar; Ramlan Silaban; Zainuddin Muchtar
5
Pengaruh penggunaan multimedia dan praktikum melalui strategi
learning cycle terhadap karakter dan hasil belajar kimia siswa SMA
pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali kelarutan
Dina Fernata Purba); Marham Sitorus); Albinus Silalahi)
Kajian sifat matriks komposisit polimer dari propilen-polipropilena-gmaleat anhidrida dengan alpha-selulosa dari berbagai serat tumbuhan
menggunakan divinil benzena sebagai agen pengikat silang
Reni Silvia Nasution; Darwin Yunus Nasution; Marpongahtun;,
Yugia Muis; Mahmud
Pembentukan karakter dan peningkatan hasil belajar kimia siswa SMA
melalui pengintegrasian strategi dan media pembelajaran pada materi
Hidrokarbon
Makharany Dalimunthe; Suharta; Retno Dwi Suyanti
Pengaruh penggunaan media kartu terhadap kejujuran dan hasil belajar
kimia asam basa dengan pembelajaran yang dikombinasikan dengan
praktikum pada siswa kelas XI SMA
Ainun Mardhiah; Ramlan Silaban; Mahmud
6
7
8
9
Telaah artikel :
Penerapan model Contextual Instruction yang merupakan Industrial Practice
dalam pembelajaran kimia sangat rasional menumbuh-kembangkan softskill
peserta didik
Albinus Silalahi
70
PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
(NHT) DI SMA YPPK TERUNA BAKTI WAENA JAYAPURA.
Tiurlina Siregar 1) dan Trelsye Veronica Parera 2)
1)
2)
Dosen Universitas Cenderawasih
Alumni Pendidikan Kimia FKIP Universitas Cenderawasih
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitan tentang perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan tipe
Numbered Heads Together (NHT) pada materi energi ikatan di kelas XI Semester I SMA
YPPK Teruna Bakti Waena Jayapura. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI Alam
1 sebagai kelompok TPS dan siswa kelas XI Alam 2 sebagai kelompok NHT. Teknik
pengumpulan data menggunakan data dokumentasi nilai tes siswa selanjutnya dianalisis
secara statistik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan
antara tipe Think Pair Share (TPS) dengan tipe Numbered Heads Together (NHT). Dimana
rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan tipe Think Pair Share (TPS) sebesar
77,97 dan rata-rata hasil belajar siswa pada tipe Numbered Heads Together (NHT) sebesar
85,16, terlihat bahwa pembelajaran dengan tipe NHT lebih cocok digunakan pada materi
energi ikatan kimia dibandingkan dengan tipe TPS.
Kata kunci: model pembelajaran tipe TPS, tipe NHT, hasil belajar siswa
adalah seperangkat rencana dan pengaturan
PENDAHULUAN
Dalam undang-undang (UU) No. 20
tahun 2003 tujuan pendidikan nasional adalah
mencerdaskan
kehidupaan
bangsa
mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara
dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional inilah salah satu
usaha yang dilakukan pemerintah adalah
dengan
membuat
kurikulum.
Kurikulum
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu (Anwar
dan Harmi, 2011).
Dalam
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
yang
upaya
peningkatan
mutu
pendidikan, pergantian kurikulum pun telah
dilakukan
berulangkali
dalam
dunia
pendidikan di Indonesia dan kurikulum yang
sekarang dipakai adalah Kurikulum Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP).
Kegiatan
pembelajaran pada kurikulum ini berpusat
pada siswa. Dimana siswa dituntut untuk aktif
Salah
satu
model
pembelajaran
dan juga menuntut kreatifitas guru dalam
berpusat pada siswa adalah pembelajaran
menyelenggarakan
kooperatif. Di mana pembelajaran kooperatif
Misalnya,
kegiatan
seorang
guru
pembelajaran.
dapat
memilih
merupakan strategi belajar dalam kelompok
pendekatan dan model/metode yang tepat
kecil, yang mendorong siswa saling membantu
dengan materi yang akan disajikan, agar tujuan
dalam memahami suatu konsep, memeriksa
pembelajaran dapat tercapai. Ataupun dengan
dan memperbaiki jawaban teman sebagai
mengvariasikan
ada
masukan yang bertujuan untuk mencapai hasil
sehingga kegiatan pembelajaran tidak hanya
belajar yang optimal. Informasi yang masuk ke
berpusat pada guru dan berorientasi pada hasil
siswa lebih optimal karena yang menjadi
belajar serta keberagaman.
sumber belajar bukan hanya guru dan buku
metode-metode
yang
SMA YPPK Teruna Bakti Waena
namun juga rekan sejawat. Pembelajaran ini
merupakan salah satu SMA yang digemari di
memiliki bermacam-macam tipe yaitu, tipe
Jayapura
Numbered Heads Together (NHT), Think pair
dan
telah
menerima
berbagai
penghargaan baik bidang seni, olahraga dan
Share
(TPS),
Jigsaw,
Student
lain sebagainya. Kimia merupakan salah satu
Achievement Divisions (STAD), Teams Games
mata pelajaran yang diajarkan di SMA ini.
Tournament
Dari data hasil observasi awal, nilai rata-rata
Individualization
tengah semester siswa pada mata pelajaran
Investigation (GI).
(TGT),
Teams
(TAI),
Teams
Assisted
dan
Group
kimia belum mencapai criteria ketuntasan
Tipe NHT dan tipe TPS merupakan
minimum (KKM) yaitu 70. Ini menunjukan
pembelajaran kooperatif yang menggunakan
bahwa siswa sulit untuk memahami materi
kelompok-kelompok
kimia yang diajarkan. Rendahnya prestasi
pengelompok siswa secara heterogen. Untuk
belajar siswa ini kemungkinan dipengaruhi
tipe NHT setiap siswa diberi kesempatan
oleh proses belajar mengajar yang hanya
untuk
berpusat pada guru dan situasi pembelajaran
pertimbangan jawaban yang paling tepat serta
yang
monoton
membagikan
dan
mendorong
kemalasan
bagi
semangat bekerja sama (Isjoni, 2009). Tipe
siswa untuk menggali lebih lagi tentang kimia,
NHT memiliki ciri khas yaitu guru menunjuk
sehingga berujung pada hasil belajar siswa.
seorang siswa yang mewakili kelompok, tanpa
Dengan demikian perlu adanya suasana yang
memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan
baru dalam kegiatan pembelajaran kimia yang
mewakili
diharapkan mampu secara materi dan dapat
Sedangkan tipe TPS siswa diberi kesempatan
membuat
untuk
siswa
menjadi
aktif
dalam
untuk
ide-ide
akan
kejenuhan,
siswa
dengan
ceramah
menimbulkan
dengan
saling
kecil
kelompoknya
berpikir
sendiri
meningkatkan
untuk
presentasi.
terlebih
dahulu,
pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan
selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk
prestasi belajar siswa.
bekerja sama dengan orang lain. Kedua tipe ini
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa dan mendorong siswa untuk menemukan
1. Analisis Tahap Awal
jawaban atas masalah yang diberi serta
a. Uji Normalitas
mendorong siswa untuk bekerja bersama.
b. Uji Varians (Homogenitas)
Sehingga siswa dituntut untuk aktif dalam
c. Uji Dua Pihak (Uji-t)
berpikir, bersosialisai dan berpendapat. Kedua
tipe
tersebut
berbeda
dalam
proses
2. Analisis Tahap Akhir
pembelajarannya. Pemilihan metode yang
Setelah semua perlakuan berakhir, kedua
tepat dapat membuat suasana belajar menjadi
kelompok diberi tes. Data yang diperoleh
menyenangkan
kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah
dan
aktif
sehingga
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Berdasarkan
hasilnya
uraian di atas maka
sesuai
dengan
hipotesis
yang
diharapkan atau sebaliknya.
penulis telah melakukan penelitian tentang
a. Uji Normalitas
“Perbedaan Hasil Belajar Kimia Menggunakan
Sama dengan langkah-langkah uji normalitas
Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS)
tahap awal.
dengan Tipe Numbered Heads Together
b. Uji Varians (Homogenitas)
(NHT)
Sama dengan langkah-langkah uji homogenitas
di
SMA
YPPK
Teruna
Bakti
Jayapura.”
tahap awal.
c. Uji Dua Pihak (Uji-t)
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
ini
bersifat
eksperimen
Uji-t digunakan untuk menguji hipotesis (
).
Adapun hipotesis yang dapat dirumuskan
dalam proses pembelajaran kimia dengan
menjadi hipotesis nol (
mendeskripsikan data-data yang diperoleh dan
(
studi kepustakaan.
H0 :
) dan hipotesis kerja
) adalah sebagai berikut:
Tidak ada perbedaan hasil
belajar
Teknik Analisis Data
siswa
menggunakan
yang
diajar
pembelajaran
dengan
tipe
TPS
Analisis data dilakukan untuk menguji
dengan tipe NHT, pada materi energi
hipotesis dalam penelitian ini dan kesimpulan
ikatan di SMA YPPK Teruna Bakti
dalam penelitian ini ditarik dari hasil analisis.
Jayapura.
Analisis dalam penelitian ini dibagi menjadi
dua
tahap,
yaitu
tahap
awal
Ada perbedaan hasil belajar
H1 :
dengan
siswa yang diajar dengan menggunakan
menggunakan data ujian materi sebelumnya
model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dan tahap akhir dengan menggunakan data hasil
dengan tipe NHT, pada materi energi
tes yang dilakukan.
ikatan di SMA YPPK Teruna Bakti
Data yang diperoleh dianalisis secara
statistik yaitu dengan melakukan uji normalitas,
uji homogenitas, dan uji dua pihak (uji t).
Jayapura.
berdistribusi normal jika
hitung
≥
tabel
maka diperoleh:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang Dikumpulkan
Untuk Kelas TPS,
hitung
<
tabel
=
hitung
<
tabel
=
3,3362 < 7,815.
Data yang dikumpulkan merupakan
kuis yang diambil pada akhir pembelajaran
dalam bentuk essay/uraian dan dikerjakan
perorangan.
-
Untuk Kelas NHT,
3,5458 < 7,815.
Karena
kedua hasil yang diperoleh dari
data hasil belajar kedua kelas tersebut
Adapun nilai hasil belajar siswa pada kelas TPS
dan kelas NHT dapat dilihat pada tabel 4.2
hitung
<
tabel
maka data hasil belajar
berdistribusi normal.
berikut:
Tabel 4.2. Persentase Nilai berdasarkan
ketuntasan belajar pada siswa kelas TPS dan
Uji kesamaan varians data hasil belajar
kelas NHT SMA YPPK Teruna Bakti
Rentang
Kelas TPS
2) Uji Kesamaan Varians
Kelas NHT
dilakukan untuk melihat apakah kedua
Freku
Persentase
Freku
Persentase
sampel varians sama (homogen) atau tidak.
ensi
(%)
ensi
(%)
Dengan V1= dk pembilang = 31, V2= dk
0 – 69
5
15,63
1
3,13
penyebut = 31, dan taraf nyata
70 – 100
27
84,37
31
96,87
0,05 diperoleh daftar distribusi F =>
Nilai
α=
F0,05(31.31) = 1,81. Pada hasil uji kesamaan
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan
bahwa siswa kelas TPS yang telah mencapai
ketuntasan belajar 87,37% dan pada kelas NHT
98,87%. Siswa yang tidak mencapai batas
tuntas belajar pada kelompok TPS 15,63% dan
dua varians diperoleh Fhitung = 1,06 karena
Fhitung < F0,05(31.31) berarti ada kesamaan dua
varians data hasil belajar antara kelompok
Think Pair Share (TPS) dan kelompok
Numbered Heads Together (NHT).
pada kelas NHT 3,13%. Kriteria ketuntasan
minimum yang ditentukan dari sekolah adalah
70.
1.
3) Uji Dua Pihak
Pada
Analisis Data
sebelumnya
yang homogen dengan simpangan baku
1) Uji Normalitas
gabungan s = 23,95. Selanjutnya dilakukan
Uji normalitas dilakukan untuk memenuhi
syarat dari metode statistika parametrik
dimana data harus berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil analisis dengan taraf
kepercayaan 95%, α = 0,05 dan dk = 3,
kriteria
data
diperoleh kedua sampel dengan varians
a. Tahap awal
dengan
pengolahan
pengujian
data
tidak
uji-t dan diperoleh thitung = 1,53. Sedangkan
untuk taraf kepercayaan 95% dengan α =
0,05 dan dk = 62 diperoleh ttabel = 2,00.
Karena
thitung
terletak
pada
daerah
penerimaan H yaitu antara – 2,00 sampai +
0
2,00; maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan rata-rata yang signifikan
gabungan s = 9,64. Selanjutnya dilakukan
antara kelompok Think Pair Share (TPS)
uji-t dan diperoleh thitung = - 2,98 Sedangkan
dan kelompok Numbered Heads Together
untuk taraf kepercayaan 95% dengan α =
(NHT). Sehingga keduanya dianggap sama.
0,05 dan dk = 62 diperoleh ttabel = 2,00.
Karena
thitung
berada
diluar
daerah
b. Tahap akhir
penerimaan Ho yaitu antara – 2,98 sampai
1) Uji normalitas
2,98 maka H1 diterima sedangkan Ho
Berdasarkan hasil uji
dengan taraf
ditolak.
kepercayaan 95%, α = 0,05 dan dk = 3,
Dengan demikian ada perbedaan hasil
dengan
kriteria
pengujian
berdistribusi normal jika
data
tidak
belajar yang signifikan antara siswa yang
≥
tabel,
diajar menggunakan model pembelajaran
hitung
kooperatif
maka diperoleh:
-
Untuk Kelas TPS,
<
hitung
tabel
=
dengan tipe Numbered Heads Together
(NHT) pada materi energi ikatan di SMA
2,117 < 7,815.
-
tipe Think Pair Share (TPS)
Untuk Kelas NHT,
<
hitung
tabel
=
YPPK Teruna Bakti Waena Jayapura.
4,571 < 7,815.
Karena
kedua hasil yang diperoleh dari
data hasil belajar kedua kelas tersebut
hitung
<
tabel
maka data hasil belajar
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa
data nilai aktivitas siswa adalah 91,1.
2) Uji Kesamaan Varians Data Hasil
Belajar
Dengan V1= dk pembilang = 31, V2= dk
penyebut = 31, dan taraf nyata α = 0,05
diperoleh daftar distribusi F => F0,05(31.31) =
1,81. Pada hasil uji kesamaan dua varians
diperoleh Fhitung = 1,19 karena
Fhitung <
F0,05(31.31) berarti ada kesamaan dua varians
data hasil belajar antara kelompok TPS dan
kelompok NHT.
3) Uji Perbedaan Rata-rata: Uji Dua Pihak
pengolahan
a) Kelas TPS
selama pembelajaran berlangsung diperoleh
berdistribusi normal.
Pada
4) Hasil Lembar Observasi
data
sebelumnya
diperoleh kedua sampel dengan varians
yang homogen dengan simpangan baku
Berdasarkan kriteria
yang ada,
maka
aktivitas siswa tergolong sangat baik.
Artinya banyak siswa yang aktif > 75%.
Untuk
hasil
pembelajaran
observasi
oleh
pengelolaan
guru
selama
pembelajaran diperoleh data persentase
kemampuan
pembelajaran
guru
adalah
Berdasarkan kriteria
dalam
mengelola
sebesar
94,54.
yang ada,
maka
aktivitas guru tergolong sangat baik.
b) Kelas NHT
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung diperoleh
data nilai aktivitas siswa adalah 97,77.
Berdasarkan kriteria
yang ada,
maka
aktivitas siswa tergolong sangat baik.
Kemudian kedua sampel diberi perlakuan yang
Artinya banyak siswa yang aktif > 75%
berbeda dengan pemanfaatan LKS.
Untuk
hasil
observasi
pembelajaran
oleh
pengelolaan
selama
Numbered Heads Together (NHT) dirancang
pembelajaran diperoleh data persentase
dalam pembelajaran bergotong royong. Dengan
kemampuan
belajar secara bergotong royong diharapkan
guru
pembelajaran
guru
Tipe Think Pair Share (TPS) dan tipe
dalam
adalah
Berdasarkan kriteria
mengelola
sebesar
96,36.
meningkatkan hubungan antar personil yang
yang ada,
maka
saling mendukung, saling membantu, saling
aktivitas guru tergolong sangat baik.
menghargai
dan
kepedulian
antar
siswa
sehingga dapat mencapai tujuan bersama.
Dimana diharapkan melalui rekan sejawatnya
5) Hasil Angket
Angket dibagikan dengan tujuan melihat
(kelompok) siswa akan merasa nyaman dan
tanggapan
proses
tidak merasa malu atau segan untuk bertanya
pembelajaran dengan menggunakan model
tentang masalah yang dihadapinya. Sehingga
pembelajaran kooperatif baik untuk kelas
dengan pembelajaran ini siswa dapat mencapai
TPS maupun NHT.
hasil belajar yang baik.
siswa
mengenai
Berdasarkan hasil angket yang dibagikan
Pada pembelajaran kooperatif tipe Think
kepada para siswa maka diperoleh data
Pair Share (TPS) dilakukan tiga tahapan pada
sebagai berikut:
pembelajaran inti, yaitu berpikir, berpasangan,
a) Untuk kelas TPS, ketertarikan siswa
dan berbagi. Dengan tipe pembelajaran ini
pada model pembelajaran kooperatif ini
siswa dilatih untuk bertanggung jawab dalam
sebesar 91,47%.
menyelesaikan tugasnya secara mandiri untuk
b) Untuk kelas NHT, ketertarikan siswa
beberapa saat, kemudian berpasangan dengan
pada model pembelajaran kooperatif
teman sebangkunya untuk mendiskusikan apa
ini sebesar 95,21% .
yang
PEMBAHASAN
ada
telah
dipikirkan
pasangan
tersebut
kelompok
yang
saling
lebih
tadi,
selanjutnya
berbagai
besar,
dalam
sehingga
Penelitian ini dilakukan untuk melihat
diharapkan siswa dapat mencapai hasil yang
tidaknya
lebih
perbedaan
hasil
belajar
optimal.
Namun
dalam
proses
menggunakan pembelajaran tipe Think Pair
pelaksanaanya, terdapat beberapa hambatan
Share (TPS) dengan tipe Numbered Heads
seperti, pada tahap berpasangan, masih ada rasa
Together (NHT) pada materi energi ikatan di
canggung
SMA YPPK Teruna Bakti. Berdasarkan analisis
menyelesaikan soal yang diberi. Kelemahan
tahap awal diperoleh data berdistribusi normal
lain yang terjadi adalah pada tahap berbagi,
dan kedua kelompok homogen. Artinya kedua
dimana siswa yang seharusnya menyelesaikan
kelompok berangkat dari keadaan yang sama.
soal dengan berdiskusi bersama-sama masih
suka
untuk
memanfaatkan
berdiskusi
kegiatan
berdua
ini
untuk
berbicara di luar materi pelajaran. Sehingga
Heads Together (NHT) merupakan model
akhirnya
pembelajaran yang tergolong baru di SMA
siswa
kurang
menunjukkan
kemampuan yang sesungguhnya.
Pada
tipe
terbiasa dengan penerapan model tersebut.
siswa
Ukuran ruangan yang cukup besar membuat
didorong untuk bekerja sama dalam kelompok,
guru cukup kerepotan dalam melaksanakan
sehingga
proses
pembelajaran terutama dalam hal kontrol, dan
pembelajarannya dapat terjalin kerjasama yang
pembimbingan oleh guru. Pengaturan kelas
baik dan saling mendukung untuk mencapai
juga sangat berperan dalam pembelajaran.
Numbered
pembelajaran
YPPK Teruna Bakti, sehingga siswa belum
Head
kooperatif
Together
diharapkan
(NHT)
dalam
tujuan dalam pembelajaran. Tipe ini memiliki
Berdasarkan
hasil
observasi
dan
ciri khas yaitu pada pemberian jawaban guru
perhitungan, nilai aktivitas siswa pada kelas
menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
Think
kelompok
sama
sedangkan, nilai aktivitas siswa pada kelas
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban
NHT adalah 97,77. Keduanya tidak jauh
untuk
berbeda
dengan
seluruh
nomor
kelas,
yang
sehingga
cara
ini
Pair
Share
namun
(TPS)
kelas
adalah
Numbered
91,11
Heads
menjamin keterlibatan total semua siswa dan
Together (NHT) lebih diunggulkan dalam
upaya yang sangat baik untuk meningkatkan
efektifitas waktu dan juga keaktifan siswa
tanggung jawab individual dalam diskusi
dalam bertanya dan memberi masukan kepada
kelompok.
di
kelompok lain saat presentasi. Sehingga hal ini
sekolah, Siswa cukup antusias dengan model
berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dimana
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
siswa kelas Think Pair Share (TPS) yang telah
Together (NHT) ditandai dengan siswa aktif
mencapai ketuntasan belajar 87,37% dan pada
bertanya dan berdiskusi. Pada tahap pemberian
kelas
jawaban
dalam
98,87%. Siswa yang tidak mencapai batas
Hal-hal
tuntas belajar pada kelas Think Pair Share
tersebut memberikan dampak positif pada hasil
(TPS) 15,63% dan pada kelas Numbered Heads
belajar siswa, karena siswa yang kurang
Together (NHT) 3,13%.
menjawab
Dalam
siswa
dan
proses
terlihat
pelaksanaan
antusisas
menanggapinya.
Numbered
Heads
Together
(NHT)
mampu akan mendapat bantuan dari teman
sekelompoknya yang lebih mampu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, dan
dengan adanya keterlibatan total semua siswa
tentunya akan berdampak positif terhadap
motivasi belajar siswa.
Selain hambatan dan tantangan yang
telah dijelaskan di atas, peneliti menyadari
Gambar 4.3. Histogram Ketuntasan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
Belajar
Think Pair Share (TPS) dan tipe Numbered
Berdasarkan hasil analisis yang telah
cocok
digunakan
dalam
pembelajaran
dilakukan ternyata ada perbedaan hasil belajar
kooperatif tipe Numbered Heads Together
siswa yang diajar menggunakan pembelajaran
(NHT).
tipe Think Pair Share (TPS) dengan tipe
PENUTUP
Numbered Heads Together (NHT) pada materi
energi ikatan di SMA YPPK Teruna Bakti
Simpulan
Jayapura. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
thitung yang terletak di luar daerah penerimaan
bahwa ada perbedaan hasil belajar yang
Ho. Dapat dilihat pada gambar berikut:
signifikan
antara
siswa
yang
diajar
menggunakan pembelajaran tipe Think Pair
Share (TPS) dengan tipe Numbered Heads
Together (NHT) pada materi energi ikatan di
SMA YPPK Teruna Bakti Jayapura. Dimana
rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran
dengan tipe Think Pair Share (TPS) sebesar
Gambar 4.4. Distribusi t
77,97 dan rata-rata hasil belajar siswa pada
Diketahui rata–rata hasil belajar,
tipe Numbered Heads Together (NHT) sebesar
untuk kelas Numbered Heads Together (NHT)
85,16, terlihat bahwa pembelajaran dengan
maupun kelas Think Pair Share (TPS) adalah
tipe Numbered Heads Together (NHT) lebih
sebagai berikut.:
cocok digunakan untuk menyampaikan materi
energi ikatan kimia dibandingkan dengan tipe
Think Pair Share (TPS).
Saran
Ada beberapa saran yang dapat penulis
ajukan berkaitan dengan hasil penelitian ini
antara lain:
Gambar 4.5. Histogram rata-rata hasil belajar
Dari grafik dapat dilihat bahwa rata-
1. Pada materi energi ikatan guru dapat
menggunakan pembelajaran tipe Numbered
rata hasil belajar siswa yang lebih baik yaitu
Heads
siswa yang diajar dengan menggunakan tipe
mengoptimalkan hasil belajar siswa.
Numbered Heads Together (NHT). Namun
Together
2. Diharapkan
dilakukan
(NHT)
untuk
penelitian
lebih
pada dasarnya kedua tipe tersebut memiliki
lanjut
rata–rata hasil belajar yang baik. Sehingga
Together (NHT) dan tipe Think Pair Share
kedua tipe ini baik untuk diterapkan pada
(TPS) pada materi kimia yang lainnya.
proses pembelajaran kimia, hanya saja materi
yang digunakan yaitu materi energi ikatan lebih
dengan
tipe
Numbered
Heads
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung:
Tarsito
DAFTAR PUSTAKA
Anwar dan Harmi. 2011. Perencanaan Sistem
Pembelajaran
KTSP.
Bandung:
Alfabeta
Arikunto,
Suharsimi.
2006.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Aunnurahman.
2009.
Belajar
dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Hamalik,
Oemar.
2004.
Proses
Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung:
Alfabeta.
Kunandar.
2011.
Guru
Profesional
Implementasi KTSP dan Sukses dalam
Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali
Pers.
Muchith, M. Seakhan. 2008. Pembelajaran
Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media
Grup
Nashar, H. 2004. Peranan Motivasi dan
Kemampuan Awal dalam Kegiatan
Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi
Pendidikan.
Persada.
Jakarta:
RajaGrafindo
Paradigma terkini dalam hal meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah
yang mewajibkan lulusan perguruan tinggi mempublikasikan karya ilmiahnya di jurnal
ilmiah, menggugah Tim Penyunting untuk berupaya mengkaji meningkatkan layanannya, di
antaranya melalui penambahan penerbitan dan mengupayakan mendapat akreditasi. Pembaca
yang budiman di seluruh tanah air, khususnya rekan guru, dosen dan praktisi, dengan segala
kerendahan hati kami Tim Penyunting menerbitkan Jurnal Pendidikan Kimia Volume 5
Nomor 2 Edisi Agustus 2013 ini. Seperti edisi sebelumnya, edisi ini menyuguhkan artikel
hasil penelitian laboratorik, penelitian kependidikan dalam bidang ilmu kimia, termasuk satu
buah artikel hasil telaah ilmiah. Harmonisasi ketiga ulasan yang disajikan semakin
memperkaya khasanah dan mengesankan betapa ilmu kimia itu sangat penting dalam
kehidupan bahkan dalam pembentukan karakter peserta didik.
Membelajarkan ilmu kimia tidak pernah tamat, dari menuntut seni mengajar setiap
guru dan dosen kimia, mencari model-model pembelajaran yang baru. Demikian pula halnya
dengan penelitian kimia tidak pernah tuntas, karena selalu ada temuan dan inovasi baru
seiring berkembangnya teknologi dan temuan ilmu lainnya. Yang pasti, bahwa semua peneliti
kimia dan pendidikan kimia sepakat untuk selalu memberikan yang terbaik bagi bangsanya.
Penyunting pun tetap pada komitmennya untuk selalu menyajikan artikel hasil-hasil
penelitian dalam Jurnal yang kita cintai ini.
Kami menyadari bahwa isi maupun tayangan artikel pada edisi ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Tak ada gading yang tak retak, bila ada sesuatu yang kurang
berkenan dalam terbitan kami ini kami mohon maaf, kiranya pada penerbitan mendatang
semakin bagus. Kami tetap berharap kiranya para guru, dosen dan pemerhati yang terkait
dengan ilmu kimia agar mengirimkan naskahnya untuk dipublikasi dalam Jurnal ini.
Medan, Agustus 2013,
Penyunting
Volume 5 Nomor 2 Edisi Agustus 2013
Daftar Isi
1
2
3
Pembuatan ESI Pb+2 menggunakan membran dari campuran PbS, PVC,
DAN DBP
Agus Kembaren
Perbedaan hasil belajar kimia menggunakan pembelajaran tipe Think
Pair Share (TPS) dengan tipe Numbered Heads Together (NHT) di
SMA YPPK Teruna Bakti Waena Jayapura
Tiurlina Siregar) dan Trelsye Veronica Parera
Pengembangan buku ajar kimia inovatif untuk SMA/ MA Kelas X
Semester II
Nova Irawati Simatupang; Manihar Situmorang; Ramlan Silaban
4
Efektifitas model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan kreatif
siswa pada pelajaran kimia di SMA
Mellyzar; Ramlan Silaban; Zainuddin Muchtar
5
Pengaruh penggunaan multimedia dan praktikum melalui strategi
learning cycle terhadap karakter dan hasil belajar kimia siswa SMA
pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali kelarutan
Dina Fernata Purba); Marham Sitorus); Albinus Silalahi)
Kajian sifat matriks komposisit polimer dari propilen-polipropilena-gmaleat anhidrida dengan alpha-selulosa dari berbagai serat tumbuhan
menggunakan divinil benzena sebagai agen pengikat silang
Reni Silvia Nasution; Darwin Yunus Nasution; Marpongahtun;,
Yugia Muis; Mahmud
Pembentukan karakter dan peningkatan hasil belajar kimia siswa SMA
melalui pengintegrasian strategi dan media pembelajaran pada materi
Hidrokarbon
Makharany Dalimunthe; Suharta; Retno Dwi Suyanti
Pengaruh penggunaan media kartu terhadap kejujuran dan hasil belajar
kimia asam basa dengan pembelajaran yang dikombinasikan dengan
praktikum pada siswa kelas XI SMA
Ainun Mardhiah; Ramlan Silaban; Mahmud
6
7
8
9
Telaah artikel :
Penerapan model Contextual Instruction yang merupakan Industrial Practice
dalam pembelajaran kimia sangat rasional menumbuh-kembangkan softskill
peserta didik
Albinus Silalahi
70
PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
(NHT) DI SMA YPPK TERUNA BAKTI WAENA JAYAPURA.
Tiurlina Siregar 1) dan Trelsye Veronica Parera 2)
1)
2)
Dosen Universitas Cenderawasih
Alumni Pendidikan Kimia FKIP Universitas Cenderawasih
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitan tentang perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan tipe
Numbered Heads Together (NHT) pada materi energi ikatan di kelas XI Semester I SMA
YPPK Teruna Bakti Waena Jayapura. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI Alam
1 sebagai kelompok TPS dan siswa kelas XI Alam 2 sebagai kelompok NHT. Teknik
pengumpulan data menggunakan data dokumentasi nilai tes siswa selanjutnya dianalisis
secara statistik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan
antara tipe Think Pair Share (TPS) dengan tipe Numbered Heads Together (NHT). Dimana
rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan tipe Think Pair Share (TPS) sebesar
77,97 dan rata-rata hasil belajar siswa pada tipe Numbered Heads Together (NHT) sebesar
85,16, terlihat bahwa pembelajaran dengan tipe NHT lebih cocok digunakan pada materi
energi ikatan kimia dibandingkan dengan tipe TPS.
Kata kunci: model pembelajaran tipe TPS, tipe NHT, hasil belajar siswa
adalah seperangkat rencana dan pengaturan
PENDAHULUAN
Dalam undang-undang (UU) No. 20
tahun 2003 tujuan pendidikan nasional adalah
mencerdaskan
kehidupaan
bangsa
mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara
dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional inilah salah satu
usaha yang dilakukan pemerintah adalah
dengan
membuat
kurikulum.
Kurikulum
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu (Anwar
dan Harmi, 2011).
Dalam
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
yang
upaya
peningkatan
mutu
pendidikan, pergantian kurikulum pun telah
dilakukan
berulangkali
dalam
dunia
pendidikan di Indonesia dan kurikulum yang
sekarang dipakai adalah Kurikulum Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP).
Kegiatan
pembelajaran pada kurikulum ini berpusat
pada siswa. Dimana siswa dituntut untuk aktif
Salah
satu
model
pembelajaran
dan juga menuntut kreatifitas guru dalam
berpusat pada siswa adalah pembelajaran
menyelenggarakan
kooperatif. Di mana pembelajaran kooperatif
Misalnya,
kegiatan
seorang
guru
pembelajaran.
dapat
memilih
merupakan strategi belajar dalam kelompok
pendekatan dan model/metode yang tepat
kecil, yang mendorong siswa saling membantu
dengan materi yang akan disajikan, agar tujuan
dalam memahami suatu konsep, memeriksa
pembelajaran dapat tercapai. Ataupun dengan
dan memperbaiki jawaban teman sebagai
mengvariasikan
ada
masukan yang bertujuan untuk mencapai hasil
sehingga kegiatan pembelajaran tidak hanya
belajar yang optimal. Informasi yang masuk ke
berpusat pada guru dan berorientasi pada hasil
siswa lebih optimal karena yang menjadi
belajar serta keberagaman.
sumber belajar bukan hanya guru dan buku
metode-metode
yang
SMA YPPK Teruna Bakti Waena
namun juga rekan sejawat. Pembelajaran ini
merupakan salah satu SMA yang digemari di
memiliki bermacam-macam tipe yaitu, tipe
Jayapura
Numbered Heads Together (NHT), Think pair
dan
telah
menerima
berbagai
penghargaan baik bidang seni, olahraga dan
Share
(TPS),
Jigsaw,
Student
lain sebagainya. Kimia merupakan salah satu
Achievement Divisions (STAD), Teams Games
mata pelajaran yang diajarkan di SMA ini.
Tournament
Dari data hasil observasi awal, nilai rata-rata
Individualization
tengah semester siswa pada mata pelajaran
Investigation (GI).
(TGT),
Teams
(TAI),
Teams
Assisted
dan
Group
kimia belum mencapai criteria ketuntasan
Tipe NHT dan tipe TPS merupakan
minimum (KKM) yaitu 70. Ini menunjukan
pembelajaran kooperatif yang menggunakan
bahwa siswa sulit untuk memahami materi
kelompok-kelompok
kimia yang diajarkan. Rendahnya prestasi
pengelompok siswa secara heterogen. Untuk
belajar siswa ini kemungkinan dipengaruhi
tipe NHT setiap siswa diberi kesempatan
oleh proses belajar mengajar yang hanya
untuk
berpusat pada guru dan situasi pembelajaran
pertimbangan jawaban yang paling tepat serta
yang
monoton
membagikan
dan
mendorong
kemalasan
bagi
semangat bekerja sama (Isjoni, 2009). Tipe
siswa untuk menggali lebih lagi tentang kimia,
NHT memiliki ciri khas yaitu guru menunjuk
sehingga berujung pada hasil belajar siswa.
seorang siswa yang mewakili kelompok, tanpa
Dengan demikian perlu adanya suasana yang
memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan
baru dalam kegiatan pembelajaran kimia yang
mewakili
diharapkan mampu secara materi dan dapat
Sedangkan tipe TPS siswa diberi kesempatan
membuat
untuk
siswa
menjadi
aktif
dalam
untuk
ide-ide
akan
kejenuhan,
siswa
dengan
ceramah
menimbulkan
dengan
saling
kecil
kelompoknya
berpikir
sendiri
meningkatkan
untuk
presentasi.
terlebih
dahulu,
pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan
selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk
prestasi belajar siswa.
bekerja sama dengan orang lain. Kedua tipe ini
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa dan mendorong siswa untuk menemukan
1. Analisis Tahap Awal
jawaban atas masalah yang diberi serta
a. Uji Normalitas
mendorong siswa untuk bekerja bersama.
b. Uji Varians (Homogenitas)
Sehingga siswa dituntut untuk aktif dalam
c. Uji Dua Pihak (Uji-t)
berpikir, bersosialisai dan berpendapat. Kedua
tipe
tersebut
berbeda
dalam
proses
2. Analisis Tahap Akhir
pembelajarannya. Pemilihan metode yang
Setelah semua perlakuan berakhir, kedua
tepat dapat membuat suasana belajar menjadi
kelompok diberi tes. Data yang diperoleh
menyenangkan
kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah
dan
aktif
sehingga
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Berdasarkan
hasilnya
uraian di atas maka
sesuai
dengan
hipotesis
yang
diharapkan atau sebaliknya.
penulis telah melakukan penelitian tentang
a. Uji Normalitas
“Perbedaan Hasil Belajar Kimia Menggunakan
Sama dengan langkah-langkah uji normalitas
Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS)
tahap awal.
dengan Tipe Numbered Heads Together
b. Uji Varians (Homogenitas)
(NHT)
Sama dengan langkah-langkah uji homogenitas
di
SMA
YPPK
Teruna
Bakti
Jayapura.”
tahap awal.
c. Uji Dua Pihak (Uji-t)
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
ini
bersifat
eksperimen
Uji-t digunakan untuk menguji hipotesis (
).
Adapun hipotesis yang dapat dirumuskan
dalam proses pembelajaran kimia dengan
menjadi hipotesis nol (
mendeskripsikan data-data yang diperoleh dan
(
studi kepustakaan.
H0 :
) dan hipotesis kerja
) adalah sebagai berikut:
Tidak ada perbedaan hasil
belajar
Teknik Analisis Data
siswa
menggunakan
yang
diajar
pembelajaran
dengan
tipe
TPS
Analisis data dilakukan untuk menguji
dengan tipe NHT, pada materi energi
hipotesis dalam penelitian ini dan kesimpulan
ikatan di SMA YPPK Teruna Bakti
dalam penelitian ini ditarik dari hasil analisis.
Jayapura.
Analisis dalam penelitian ini dibagi menjadi
dua
tahap,
yaitu
tahap
awal
Ada perbedaan hasil belajar
H1 :
dengan
siswa yang diajar dengan menggunakan
menggunakan data ujian materi sebelumnya
model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dan tahap akhir dengan menggunakan data hasil
dengan tipe NHT, pada materi energi
tes yang dilakukan.
ikatan di SMA YPPK Teruna Bakti
Data yang diperoleh dianalisis secara
statistik yaitu dengan melakukan uji normalitas,
uji homogenitas, dan uji dua pihak (uji t).
Jayapura.
berdistribusi normal jika
hitung
≥
tabel
maka diperoleh:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang Dikumpulkan
Untuk Kelas TPS,
hitung
<
tabel
=
hitung
<
tabel
=
3,3362 < 7,815.
Data yang dikumpulkan merupakan
kuis yang diambil pada akhir pembelajaran
dalam bentuk essay/uraian dan dikerjakan
perorangan.
-
Untuk Kelas NHT,
3,5458 < 7,815.
Karena
kedua hasil yang diperoleh dari
data hasil belajar kedua kelas tersebut
Adapun nilai hasil belajar siswa pada kelas TPS
dan kelas NHT dapat dilihat pada tabel 4.2
hitung
<
tabel
maka data hasil belajar
berdistribusi normal.
berikut:
Tabel 4.2. Persentase Nilai berdasarkan
ketuntasan belajar pada siswa kelas TPS dan
Uji kesamaan varians data hasil belajar
kelas NHT SMA YPPK Teruna Bakti
Rentang
Kelas TPS
2) Uji Kesamaan Varians
Kelas NHT
dilakukan untuk melihat apakah kedua
Freku
Persentase
Freku
Persentase
sampel varians sama (homogen) atau tidak.
ensi
(%)
ensi
(%)
Dengan V1= dk pembilang = 31, V2= dk
0 – 69
5
15,63
1
3,13
penyebut = 31, dan taraf nyata
70 – 100
27
84,37
31
96,87
0,05 diperoleh daftar distribusi F =>
Nilai
α=
F0,05(31.31) = 1,81. Pada hasil uji kesamaan
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan
bahwa siswa kelas TPS yang telah mencapai
ketuntasan belajar 87,37% dan pada kelas NHT
98,87%. Siswa yang tidak mencapai batas
tuntas belajar pada kelompok TPS 15,63% dan
dua varians diperoleh Fhitung = 1,06 karena
Fhitung < F0,05(31.31) berarti ada kesamaan dua
varians data hasil belajar antara kelompok
Think Pair Share (TPS) dan kelompok
Numbered Heads Together (NHT).
pada kelas NHT 3,13%. Kriteria ketuntasan
minimum yang ditentukan dari sekolah adalah
70.
1.
3) Uji Dua Pihak
Pada
Analisis Data
sebelumnya
yang homogen dengan simpangan baku
1) Uji Normalitas
gabungan s = 23,95. Selanjutnya dilakukan
Uji normalitas dilakukan untuk memenuhi
syarat dari metode statistika parametrik
dimana data harus berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil analisis dengan taraf
kepercayaan 95%, α = 0,05 dan dk = 3,
kriteria
data
diperoleh kedua sampel dengan varians
a. Tahap awal
dengan
pengolahan
pengujian
data
tidak
uji-t dan diperoleh thitung = 1,53. Sedangkan
untuk taraf kepercayaan 95% dengan α =
0,05 dan dk = 62 diperoleh ttabel = 2,00.
Karena
thitung
terletak
pada
daerah
penerimaan H yaitu antara – 2,00 sampai +
0
2,00; maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan rata-rata yang signifikan
gabungan s = 9,64. Selanjutnya dilakukan
antara kelompok Think Pair Share (TPS)
uji-t dan diperoleh thitung = - 2,98 Sedangkan
dan kelompok Numbered Heads Together
untuk taraf kepercayaan 95% dengan α =
(NHT). Sehingga keduanya dianggap sama.
0,05 dan dk = 62 diperoleh ttabel = 2,00.
Karena
thitung
berada
diluar
daerah
b. Tahap akhir
penerimaan Ho yaitu antara – 2,98 sampai
1) Uji normalitas
2,98 maka H1 diterima sedangkan Ho
Berdasarkan hasil uji
dengan taraf
ditolak.
kepercayaan 95%, α = 0,05 dan dk = 3,
Dengan demikian ada perbedaan hasil
dengan
kriteria
pengujian
berdistribusi normal jika
data
tidak
belajar yang signifikan antara siswa yang
≥
tabel,
diajar menggunakan model pembelajaran
hitung
kooperatif
maka diperoleh:
-
Untuk Kelas TPS,
<
hitung
tabel
=
dengan tipe Numbered Heads Together
(NHT) pada materi energi ikatan di SMA
2,117 < 7,815.
-
tipe Think Pair Share (TPS)
Untuk Kelas NHT,
<
hitung
tabel
=
YPPK Teruna Bakti Waena Jayapura.
4,571 < 7,815.
Karena
kedua hasil yang diperoleh dari
data hasil belajar kedua kelas tersebut
hitung
<
tabel
maka data hasil belajar
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa
data nilai aktivitas siswa adalah 91,1.
2) Uji Kesamaan Varians Data Hasil
Belajar
Dengan V1= dk pembilang = 31, V2= dk
penyebut = 31, dan taraf nyata α = 0,05
diperoleh daftar distribusi F => F0,05(31.31) =
1,81. Pada hasil uji kesamaan dua varians
diperoleh Fhitung = 1,19 karena
Fhitung <
F0,05(31.31) berarti ada kesamaan dua varians
data hasil belajar antara kelompok TPS dan
kelompok NHT.
3) Uji Perbedaan Rata-rata: Uji Dua Pihak
pengolahan
a) Kelas TPS
selama pembelajaran berlangsung diperoleh
berdistribusi normal.
Pada
4) Hasil Lembar Observasi
data
sebelumnya
diperoleh kedua sampel dengan varians
yang homogen dengan simpangan baku
Berdasarkan kriteria
yang ada,
maka
aktivitas siswa tergolong sangat baik.
Artinya banyak siswa yang aktif > 75%.
Untuk
hasil
pembelajaran
observasi
oleh
pengelolaan
guru
selama
pembelajaran diperoleh data persentase
kemampuan
pembelajaran
guru
adalah
Berdasarkan kriteria
dalam
mengelola
sebesar
94,54.
yang ada,
maka
aktivitas guru tergolong sangat baik.
b) Kelas NHT
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung diperoleh
data nilai aktivitas siswa adalah 97,77.
Berdasarkan kriteria
yang ada,
maka
aktivitas siswa tergolong sangat baik.
Kemudian kedua sampel diberi perlakuan yang
Artinya banyak siswa yang aktif > 75%
berbeda dengan pemanfaatan LKS.
Untuk
hasil
observasi
pembelajaran
oleh
pengelolaan
selama
Numbered Heads Together (NHT) dirancang
pembelajaran diperoleh data persentase
dalam pembelajaran bergotong royong. Dengan
kemampuan
belajar secara bergotong royong diharapkan
guru
pembelajaran
guru
Tipe Think Pair Share (TPS) dan tipe
dalam
adalah
Berdasarkan kriteria
mengelola
sebesar
96,36.
meningkatkan hubungan antar personil yang
yang ada,
maka
saling mendukung, saling membantu, saling
aktivitas guru tergolong sangat baik.
menghargai
dan
kepedulian
antar
siswa
sehingga dapat mencapai tujuan bersama.
Dimana diharapkan melalui rekan sejawatnya
5) Hasil Angket
Angket dibagikan dengan tujuan melihat
(kelompok) siswa akan merasa nyaman dan
tanggapan
proses
tidak merasa malu atau segan untuk bertanya
pembelajaran dengan menggunakan model
tentang masalah yang dihadapinya. Sehingga
pembelajaran kooperatif baik untuk kelas
dengan pembelajaran ini siswa dapat mencapai
TPS maupun NHT.
hasil belajar yang baik.
siswa
mengenai
Berdasarkan hasil angket yang dibagikan
Pada pembelajaran kooperatif tipe Think
kepada para siswa maka diperoleh data
Pair Share (TPS) dilakukan tiga tahapan pada
sebagai berikut:
pembelajaran inti, yaitu berpikir, berpasangan,
a) Untuk kelas TPS, ketertarikan siswa
dan berbagi. Dengan tipe pembelajaran ini
pada model pembelajaran kooperatif ini
siswa dilatih untuk bertanggung jawab dalam
sebesar 91,47%.
menyelesaikan tugasnya secara mandiri untuk
b) Untuk kelas NHT, ketertarikan siswa
beberapa saat, kemudian berpasangan dengan
pada model pembelajaran kooperatif
teman sebangkunya untuk mendiskusikan apa
ini sebesar 95,21% .
yang
PEMBAHASAN
ada
telah
dipikirkan
pasangan
tersebut
kelompok
yang
saling
lebih
tadi,
selanjutnya
berbagai
besar,
dalam
sehingga
Penelitian ini dilakukan untuk melihat
diharapkan siswa dapat mencapai hasil yang
tidaknya
lebih
perbedaan
hasil
belajar
optimal.
Namun
dalam
proses
menggunakan pembelajaran tipe Think Pair
pelaksanaanya, terdapat beberapa hambatan
Share (TPS) dengan tipe Numbered Heads
seperti, pada tahap berpasangan, masih ada rasa
Together (NHT) pada materi energi ikatan di
canggung
SMA YPPK Teruna Bakti. Berdasarkan analisis
menyelesaikan soal yang diberi. Kelemahan
tahap awal diperoleh data berdistribusi normal
lain yang terjadi adalah pada tahap berbagi,
dan kedua kelompok homogen. Artinya kedua
dimana siswa yang seharusnya menyelesaikan
kelompok berangkat dari keadaan yang sama.
soal dengan berdiskusi bersama-sama masih
suka
untuk
memanfaatkan
berdiskusi
kegiatan
berdua
ini
untuk
berbicara di luar materi pelajaran. Sehingga
Heads Together (NHT) merupakan model
akhirnya
pembelajaran yang tergolong baru di SMA
siswa
kurang
menunjukkan
kemampuan yang sesungguhnya.
Pada
tipe
terbiasa dengan penerapan model tersebut.
siswa
Ukuran ruangan yang cukup besar membuat
didorong untuk bekerja sama dalam kelompok,
guru cukup kerepotan dalam melaksanakan
sehingga
proses
pembelajaran terutama dalam hal kontrol, dan
pembelajarannya dapat terjalin kerjasama yang
pembimbingan oleh guru. Pengaturan kelas
baik dan saling mendukung untuk mencapai
juga sangat berperan dalam pembelajaran.
Numbered
pembelajaran
YPPK Teruna Bakti, sehingga siswa belum
Head
kooperatif
Together
diharapkan
(NHT)
dalam
tujuan dalam pembelajaran. Tipe ini memiliki
Berdasarkan
hasil
observasi
dan
ciri khas yaitu pada pemberian jawaban guru
perhitungan, nilai aktivitas siswa pada kelas
menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
Think
kelompok
sama
sedangkan, nilai aktivitas siswa pada kelas
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban
NHT adalah 97,77. Keduanya tidak jauh
untuk
berbeda
dengan
seluruh
nomor
kelas,
yang
sehingga
cara
ini
Pair
Share
namun
(TPS)
kelas
adalah
Numbered
91,11
Heads
menjamin keterlibatan total semua siswa dan
Together (NHT) lebih diunggulkan dalam
upaya yang sangat baik untuk meningkatkan
efektifitas waktu dan juga keaktifan siswa
tanggung jawab individual dalam diskusi
dalam bertanya dan memberi masukan kepada
kelompok.
di
kelompok lain saat presentasi. Sehingga hal ini
sekolah, Siswa cukup antusias dengan model
berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dimana
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
siswa kelas Think Pair Share (TPS) yang telah
Together (NHT) ditandai dengan siswa aktif
mencapai ketuntasan belajar 87,37% dan pada
bertanya dan berdiskusi. Pada tahap pemberian
kelas
jawaban
dalam
98,87%. Siswa yang tidak mencapai batas
Hal-hal
tuntas belajar pada kelas Think Pair Share
tersebut memberikan dampak positif pada hasil
(TPS) 15,63% dan pada kelas Numbered Heads
belajar siswa, karena siswa yang kurang
Together (NHT) 3,13%.
menjawab
Dalam
siswa
dan
proses
terlihat
pelaksanaan
antusisas
menanggapinya.
Numbered
Heads
Together
(NHT)
mampu akan mendapat bantuan dari teman
sekelompoknya yang lebih mampu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, dan
dengan adanya keterlibatan total semua siswa
tentunya akan berdampak positif terhadap
motivasi belajar siswa.
Selain hambatan dan tantangan yang
telah dijelaskan di atas, peneliti menyadari
Gambar 4.3. Histogram Ketuntasan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
Belajar
Think Pair Share (TPS) dan tipe Numbered
Berdasarkan hasil analisis yang telah
cocok
digunakan
dalam
pembelajaran
dilakukan ternyata ada perbedaan hasil belajar
kooperatif tipe Numbered Heads Together
siswa yang diajar menggunakan pembelajaran
(NHT).
tipe Think Pair Share (TPS) dengan tipe
PENUTUP
Numbered Heads Together (NHT) pada materi
energi ikatan di SMA YPPK Teruna Bakti
Simpulan
Jayapura. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
thitung yang terletak di luar daerah penerimaan
bahwa ada perbedaan hasil belajar yang
Ho. Dapat dilihat pada gambar berikut:
signifikan
antara
siswa
yang
diajar
menggunakan pembelajaran tipe Think Pair
Share (TPS) dengan tipe Numbered Heads
Together (NHT) pada materi energi ikatan di
SMA YPPK Teruna Bakti Jayapura. Dimana
rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran
dengan tipe Think Pair Share (TPS) sebesar
Gambar 4.4. Distribusi t
77,97 dan rata-rata hasil belajar siswa pada
Diketahui rata–rata hasil belajar,
tipe Numbered Heads Together (NHT) sebesar
untuk kelas Numbered Heads Together (NHT)
85,16, terlihat bahwa pembelajaran dengan
maupun kelas Think Pair Share (TPS) adalah
tipe Numbered Heads Together (NHT) lebih
sebagai berikut.:
cocok digunakan untuk menyampaikan materi
energi ikatan kimia dibandingkan dengan tipe
Think Pair Share (TPS).
Saran
Ada beberapa saran yang dapat penulis
ajukan berkaitan dengan hasil penelitian ini
antara lain:
Gambar 4.5. Histogram rata-rata hasil belajar
Dari grafik dapat dilihat bahwa rata-
1. Pada materi energi ikatan guru dapat
menggunakan pembelajaran tipe Numbered
rata hasil belajar siswa yang lebih baik yaitu
Heads
siswa yang diajar dengan menggunakan tipe
mengoptimalkan hasil belajar siswa.
Numbered Heads Together (NHT). Namun
Together
2. Diharapkan
dilakukan
(NHT)
untuk
penelitian
lebih
pada dasarnya kedua tipe tersebut memiliki
lanjut
rata–rata hasil belajar yang baik. Sehingga
Together (NHT) dan tipe Think Pair Share
kedua tipe ini baik untuk diterapkan pada
(TPS) pada materi kimia yang lainnya.
proses pembelajaran kimia, hanya saja materi
yang digunakan yaitu materi energi ikatan lebih
dengan
tipe
Numbered
Heads
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung:
Tarsito
DAFTAR PUSTAKA
Anwar dan Harmi. 2011. Perencanaan Sistem
Pembelajaran
KTSP.
Bandung:
Alfabeta
Arikunto,
Suharsimi.
2006.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Aunnurahman.
2009.
Belajar
dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Hamalik,
Oemar.
2004.
Proses
Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung:
Alfabeta.
Kunandar.
2011.
Guru
Profesional
Implementasi KTSP dan Sukses dalam
Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali
Pers.
Muchith, M. Seakhan. 2008. Pembelajaran
Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media
Grup
Nashar, H. 2004. Peranan Motivasi dan
Kemampuan Awal dalam Kegiatan
Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi
Pendidikan.
Persada.
Jakarta:
RajaGrafindo