STARATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DASAR- DASAR ELEKTRONIKA (MDDE) PADA SISWA KELAS X TITL SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.P 2012/2013.
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS(THINK PAIR SHARE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DASAR- DASAR
ELEKTRONIKA (MDDE) PADA SISWA KELAS X TITL SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN
T.A 2012/ 2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
ANDRI HUTABARAT NIM. 508131016
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2013
(2)
i
ABSTRAK
ANDRI HUTABARAT, NIM : 508131016. Starategi Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dasar- Dasar Elektronika (MDDE) Pada Siswa Kelas X TITL SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2012/2013.
Permasalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar menguasai teori dasar elektronika siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas X SMK N 3 Panyabungan T.P 2012/2013.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 3 Panyabungan yang beralamat di Jl. Bhayangkara No.1 Gunung Tua – Panyabungan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMK N 3 Panyabungan dengan jumlah 29 orang. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi aktivitas siswa dan tes hasil belajar. Teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data dan penyajian data.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh rata-rata observasi siswa yang dilaksanakan pada siklus I adalah (17,24%) yang termasuk kategori aktif. Pada siklus II rata – rata observasi aktivitas adalah (86,20%) yang termasuk kategori aktif. Sehingga aktivitas belajar meningkat dari siklus I dan II sebesar 68,96% Selain itu, tes yang dilaksanakan pada siklus I terdapat 13 orang dari 29 siswa yang mendapat
nilai ≥70 atau sebesar ( 44,82%) dan 16 siswa mendapat nilai<70 atau sebesar (55,17%), dengan nilai rata-rata 69,48. pada siklus II siswa yang memperoleh nilai
≥70 sebanyak 27 orang (93,10%) dan siswa yang memperoleh nilai <70 sebanyak 2 orang (6,89%) dengan nilai rata-rata 84,48. Dengan demikian ada peningkatan ketuntasan siswa dalam proses belajar mengajar khususnya dalam bidang menguasai teori dasar elektronika.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar mengenal komponen elektronika siswa kelas X SMK N 3 Panyabungan T.P 2012/2013.
(3)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe Make A Match Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Menguasai Teori Dasar Elektronika Siswa Kelas X Teknik Audio Video SMK Negeri 3 Panyabungan T.P 2012/2013.
Adapun penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana S-1 Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi pengetahuan maupun pengalaman. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang berkenan menyumbangkannya. Dengan demikian pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Orangtua tercinta, Alm,Toat Siregar,umak tercinta Samsidar Nst,terimakasih atas kasih sayang dan pengorbananmu selama ini. Motivasi terbesar dalam hidupku adalah semangatmu. Dan saudara-saudariku, Kerabat dekat maupun jauh yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas do’a dan dukungannya.
2. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Pd selaku Rektor UNIMED.
(4)
ii
4. Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNIMED.
5. Selaku Almarhum Drs. Haposan Manullang, ST., M.Pd ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UNIMED.
6. Drs.Marsangkap Silitonga,M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan, saran, petunjuk serta koreksi selama penyusunan skripsi ini.
7. Dra.Purnamawaty Sinuhaji,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) serta sebagai Dosen Penguji Skripsi.
8. Dr.Baharuddin,S.T.,M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Elektro serta Dosen Penguji Skripsi.
9. Drs.Juaksa Manurung,ST,MSi.Sebagai Dosen Penguji Skripsi
10. Ibu Farida, selaku Tata usaha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Unimed. 11.Bapak kepala sekolah SMK Negeri 3 Panyabungan, Drs.Mudahan Rambe
yang telah membantu penulis dengan memberikan ijin untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.
12.Guru mata diklat Amran Suryanto,S.Pd. staff tata usaha serta siswa SMK Negeri 3 Panyabungan yang telah banyak membantu terlaksana penelitian dengan baik.
13.Nur Kholilah serta adek-adek dikos-kosan yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa.
14.Adik-adik Ele Reg’09, estensi 09 dan reg lainnya yang selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian Skripsi ini.
15.Dan seluruh rekan – rekan seperjuangan Jurusan Pend. Teknik Elektro Stambuk Reg 08 maupun ext 08. Terima kasih.
(5)
ii
Akhirnya segala bantuan, dorongan, jasa dan kerja sama yang telah diberikan oleh semua pihak, semoga mendapat ridho dan berkah dari Allah SWT. Dan penulis harapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Medan, September 2013 Penulis,
(6)
iii
DAFTAR ISI
Hal
Abstrak ... ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iii
Daftar Tabel... vi
Daftar Gambar ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 7
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II. KERANGKA TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A.KerangkaTeoretis ... 10
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match ... 10
2. Aktivitas Belajar Siswa... 14
B. Hasil Belajar ... 17
C. Kerangka Berfikir ... 18
D. Hipotesis Tindakan ... 20
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 21
(7)
iv
C. Defenisi Operasional ... 21
D. Rancangan Penelitian ... 22
E. Teknik Pengumpulan Data ... 25
1. Metode Tes ... 26
2. Metode Observasi ... 26
F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ... 26
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 30
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa... 30
2. Hasil Tes Belajar Siswa ... 31
3. Analisis Data... 34
B.Pembahasan ... 37
BAB V. KESIMPLAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 39
B.Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 42 Lampiran
(8)
42
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Yrama Widya, Bandung.
Amin, Saiful. Model Pembelajaran Make a Match: Tujuan,Persiapan,dan
Implementasinya dalam pembelajaran.
http:s4iful4.blogspot.com/2011/02/metode-make-match tujuan persiapan-dan.html
Badiran, dkk. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Seni Rupa. Jurnal Teknologi Pendidikan (No1. Hal 4, April 2008)
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Pustaka Belajar,Yogyakarta. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Kunandar. 2010. Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai pengembangan profesi guru. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Muslikah. 2010. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas. Inter Pre Book. Yogyakarta.
Ma’mur, Jamal. 2010. Tips Pintar PTK Penelitian Tindakan Kelas. Laksana, Jakarta.
Panjaitan, Bobby, 2009. Penerapan Model Pebelajaran Tipe Make A Macth dalam upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Akuntansi Siswa Kelas 1 Akuntansi di SMK Swasta Raksmana Medan T.P 2009/2010. Skripsi: FE Unimed
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Riduan. 2008. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula.Alfabeta,Medan.
Rusman. 2010. Model –Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta, PT Rajagrafindo persada.
Rohendi, Dedi, dkk. 2010. Penerapan Cooperatif Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi dan Komunikasi. 3:1:11
http://file.upi.edu/direktori/jurnal/pendidikan%20TIK/. (diaksesFebruari 2012)
(9)
43
Sihaloho, Rendi. 2010.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Macth dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi siswa kelas X Akuntansi 4 pada Standar Kompetensi Persamaan Dasar Akuntansi SMKN 1 Tebing Tinggi T.A 2009/2010. Skripsi: FE Unimed
Simamora, Asima. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Take and Give dengan Make A Macth dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI AK SMK Swasta Parulian 2 Medan T.P 2010/2011. Skripsi: FE Unimed
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Raja Grafindo,Jakarta. Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta,Jakarta.
Subrijono, Agus.2010.Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.Pustaka Belajar,Surabaya.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Kencana,Jakarta.
Tarmizi. Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match. http://tarmizi.Wordpress.com/2008/12/03/ Pembelajaran - Kooperatif- make a match /(4 Mei 2011).
Utomo, Eddy HY.Upaya meningkatkan Motivasi Siswa Dalam Belajar IPS Khususnya Materi Hafalan Verbal Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make A Match ( Mencari Pasangan). http://Mardota.Com/opini/model-pembelajaran-make a- metch
Widodo, Rahmad. Model Pembelajaran Make A Match. http://Wywid. Wordpress.com/2009/11/06/model-pembelajaran-make a match-lorna-curran.1944/
(10)
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1.1 Kerucut Pengalaman Belajar Edgar Dale... 4
3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas...…... 23
4.1 Diakram Batang Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa... 31
4.2 Diakram Batang Hasil Pra Tindakan Siswa... 32
4.3 Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Siklus I... 32
4.4 Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Siklus II... 33
(11)
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
4.1 Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa... 30
4.2 Hasil Pra Tindakan Siswa... 31
4.3 Hasil Belajar Siklus I...…... 32
4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II... 33
(12)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya yang berkualitas dan daya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dewasa ini menuntun manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan diberbagai bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi umat manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga akan memperoleh hasil yang akan diharapkan. Banyaknya negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik, namun demikian memajukan pendidikan merupakan tugas negara yang sangat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakatnya dan dunia tidak terlepas dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan bangsa sendiri. Peningkatan ini sama halnya dengan meningkatkat sumber daya manusia.
Oleh karena itu, pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dikembangkan, Sehingga pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang pendidikan merupakan modal utama dalam pembanggunan bangsa. Untuk Menghadapi persaingan dalam era globalisasi, Pemerintah berusaha mengatasi
(13)
2
melalui peningkatan sumber daya manusia, dilakukan dengan kualitas pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan yang menyatakan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bartaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam dunia pendidikan, pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional telah banyak melakukan berbagai upaya dan kebijaksanaan seperti perbaikan kurikulum, perubahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang penyusunan kurikulumnya dilakukan pemerintah menjadi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan Penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) yaitu kurikulum operasionalnya disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/ sekolah, menambah sarana prasarana pendidikan, memperbaiki sistem pengajaran dan mengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru diberbagai daerah yang bertujuan meningkatkan skill dan pengetahuan mengajar guru. Namun indikator ke arah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang siknifikan. Hal yang memperhatikan dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang belum mencapai harapan.
Hasil belajar siswa dipengaruhi berbagai Faktor, antara lain sebagaimana di ungkapkan oleh Slameto (2003 : 54 ) yaitu : (1) Faktor eksternal ( faktor yang berasal dari luar siswa), seperti : faktor keluarga, lingkungan masyarakat, dan sekolah. (2) Faktor internal ( faktor yang berasal dari dalam diri siswa ), seperti minat, bakat, dan motivasi.
(14)
3
Salah satu konsep yang harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa kelas X Teknik Audio Video adalah “Mengenal komponen elektronika” tetapi ternyata penguasaan konsep mengenal komponen elektronika pada peserta didik kelas X Teknik Audio Video masih rendah, hal ini bisa diketahui dari hasil nilai pra tindakan dari 29 siswa baru 9 siswa mengalami tuntas belajar sedangkan 20 siswa lainya masih dibawah kriteria ketuntasan minimal.(Lampiran 10 )
Setelah melakukan wawancara kepada peserta didik terungkap bahwa mereka mengalami kesulitan memahami materi (karena mereka merasa memiliki keharusan menghafalkan semua materi sesuai dengan yang ada dibuku refensi), mudah lupa dengan materi tersebut, dan tidak tau membuat ringkasan yang benar, sehingga prestasi belajar mereka rendah. Mereka ingin tahu cara membuat ringkasan materi yang mudah dipahami dan juga ingin agar teman-teman mereka yang pandai mau menularkan pengetahuannya kepada mereka serta di dalam kelas memiliki suasana yang menyenangkan dan aktivitas belajar tidak membosankan. Kondisi siswa kelas X Teknik Audio Video SMK Negeri 3 Panyabungan, berjumlah 29 orang siswa relatif heterogen, baik dari segi ekonomi, kemampuan akademik, aktivitas maupun sarana yang dimilikinya. Pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa dapat memiliki perubahan positif baik dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan sehabis mengikuti pembelajaran sehingga mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diterangkan oleh guru kemungkinan disebabkan oleh salah satu faktor eksternal dan internal yang telah disebutkan di atas. Salah satu komponen yang menentukan untuk terjadinya proses belajar adalah guru dan model pembelajaran yang digunakan. Proses belajar sangat dipengaruhi oleh faktor
(15)
4
internal dan ekstrernal. Faktor internal contohnya adalah sikap, pandangan hidup, perasaan senang tidak senang, kebiasaan hidup dan pengalaman pada peserta didik. Bila peserta didik tidak senang atau menganggap buang waktu maka sulit untuk mengalami proses belajar. Faktor eksternal murupakan rangsangan dari luar diri peserta didik seperti indra yang dimilikinya,terutama pendengaran dan penglihatan. Media pembelajaran merupakan faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efesiensi belajar karena mempunyai kemampuan atau potensi untuk merangsang proses belajar.
Edgar Dale menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalistis dalam pengalaman yang disebut kerucut Belajar Edgar Dale, dikemukakan bahwa ada suatu continuum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual dan verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian. Semakin konkrit pengalaman yang diberikan akan lebih menjamin terjadinya proses belajar. (Muslikah :2010).
Gambar. 1.1. Kerucut Pengalaman Belajar Edgar Dale Yang diingat
10 %
20 %
30 %
50 %
70 %
90 %
Dengar
Lihat Baca
Lihat dan Dengar
Katakan
Katakan dan Lakukan
Modus
verbal
visual
(16)
5
Berdasarkan diagram diatas dapat dipahami bahwa:
- Apabila kita melakukan kegiatan membaca maka kita ingat 10% dari yang kita baca.
- Apabila kita melakukan kegiata mendengar maka kita ingat 20% dari yang kita dengar.
- Apabila kita melakukan kegiatan melihat maka kita ingat 30% dari yang kita lihat.
- Apabla kita melakukan kegiatan melihat dan mendengar maka kita ingat 50% dari yang kita lihat dan dengar.
- Apabila kita melakukan kegiatan mengatakan maka kita ingat 70% dari yang kita katakan.
- Apabila kita melakukan kegiatan mengatakan dan melakukan maka kita ingat 90% dari yang kita katakan dan kita lakukan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingah laku yang dipengaruhi berbagai faktor yang mendukungnya dengan berbagai kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan melakukan apa yang diintruksikan.
Sihaloho (2010) pernah melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam upaya meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas x akuntansi 4 pada standar kompetensi persamaan dasar akuntansi SMK Negeri 1 Tebing Tinggi tahun pembelajaran 2009/2010. Terdiri dari dua siklus dan subjek yang siswa nya berjumlah 38 orang siswa. Teknik pegumpulan data yang di gunakan tes dan observasi, sedangkan analisi data terdiri reduksi data dan sajian data. Dari analisis data di peroleh data test sebelum penerapan dengan
(17)
6
skor rata – rata 63,55 sedangkan pada saat test siklus I skor rata – rata siswa menjadi 68,29 atau menjadi peningkatan sekitar 4,74 poin, dan pada test siklus II skor rata – rata siswa menjadi 80,92 atau mengalami penigkatan sekitar 12,63 poin.
Panjaitan (2009) pernah melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas I Akuntansi di SMK Swasta Raksana Medan tahun pembelajaran 2009/2010. Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian tindakan kelas ( PTK) terdiri dari dua siklus dan sebagai subjek dalam penelitian ini kelas X Akuntansi yang berjumlah 43 orang siswa. Instrumen yang digunakan adalah test hasil belajar berbentuk esai buatan guru dan peneliti serta lembar observasi untuk merekam peningkatan aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Dari hasil observasi menunjukan bahwa aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yaitu pada siklus I rata – rata ketuntasan aktivitas siswa mencapai 37,21% dan pada siklus II ketuntasan aktivitas siswa mencapai 100% atau mengalami peningkatan sebesar 62,79%. Dari hasil analisis data diperoleh data test sebelum penerapan dengan skor rata – rata siswa menjdi 62,21 sedangkan pada saat test siklus I skor rata – rata siswa menjadi 68,16 atau menjadi peningkatan sekitar 5,95 poin dan pada test siklus II skor rata – rata siswa menjadi 81,16 atau mengalami peningkatan sekitar 13 poin dari siklus I.
Simamora, (2011) pernah melakukan penelitian skripsinya dengan judul penerapan kolaborasi model pembelajaran Take and Give dengan Make a Macth dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI AK SMK Swasta Perulian 2 Medan. T.P 2010/2011. Dengan jumlah siswa 42 orang
(18)
7
dengan tehnik pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan memberikan test untuk melihat hasil belajar dan lember obervasi aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Teknik analis data penyajian data dan penarikan penarikan kesimpulan. Dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I diperoleh 54,21% menjadi 72,75% pada siklus II. Selanjutnya pada data hasil belajar siswa pada siklus I jumlah siswa yang tuntas dalam belajar adalah 24 orang (57,71% ) dengan rata – rata nilai 66,78, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas adalah 37 orang (88,09%) dengan rata – rata nilai 78,04. Dengan demikian ada peningkatan ketuntasan siswa dalam proses belajar mengajar khususnya dalam bidang akuntansi.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan dominan pembelajaran konvensional.
2. penguasaan konsep mengenal komponen elektronika pada peserta didik kelas X Teknik Audio Video masih rendah.
3. Rendahnya aktivitas siswa sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.
4. Siswa tidak memiliki pola kratifitas dalam peroses pembelajaran karena pembelajaran dominal berorentasi pada guru sehingga tingkat aktivitas belajar siswa masih rendah.
(19)
8
5. Model pembelajaran yang berbeda akan memberi pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
6. Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum mempengaruhi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
C.Pembatasan Masalah
Agar penelitian memperoleh hasil yang maksimal, maka penelitian melakukan pembatasan masalah pada hal sebagai barikut :
1. Penerapan model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match ( Mencari Pasangan ). 2. Penelitian ini dikhususkan pada mata diklat Menguasai Teori Dasar
Elektronika pada kompetensi dasar pengenal komponen elektronika.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan Aktivitas belajar siswa Menguasai Teori Dasar Elektronika di kelas X Teknik Audio Video SMKN 3 Panyabungan? 2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
dapat meningkatkan Hasil belajar siswa Menguasai Teori Dasar Elektronika di kelas X Teknik Audio Video SMKN 3 Panyabungan?
E.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan Aktivitas belajar siswa Menguasai Teori
(20)
9
Dasar Elektronika di kelas X Teknik Audio Video SMKN 3 Panyabungan.
2. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan Hasil belajar siswa Menguasai Teori Dasar Elektronika di kelas X Teknik Audio Video SMKN 3 Panyabungan.
F.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan kegiatan Penelitian tindakan kelas ini, yaitu :
1. Bagi Siswa.
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan penguasaan konsep terhadap materi pelajaran.
2. Bagi Guru.
Dengan dilaksanakanya penelitian tindakan kelas ini maka guru lebih mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh siswa, guru dapat dikurangi.
3. Bagi Peneliti.
Dapat dijadikan sebagai pengalaman penelitian tindakan kelas. 4. Bagi Sekolah.
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan mutu.
(21)
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match ternyata mengalami peningkatan. Pada test siklus I diperoleh siswa yang hasil belajarnya yang mendapat nilai kategori tingkat penguasaan sangat tinggi berjumlah 2 orang atau 6,90%, sementara yang mendapat kategori tingkat penguasaan tinggi berjumlah 6 orang atau 20,68%, dan yang mendapat nilai ketuntasan yaitu nilai minimal 65 sebanyak 14 orang atau 48,27%. Bila ditotalkan tingkat ketuntasan siswa dalam memahami pengenalan komponen elektronika berjumlah 22 orang atau 75,86% dari jumlah siswa keseluruhan, sedangkan yang belum mencapai sebanyak 7 orang atau 24,13%. Pada test Siklus II hasil belajar siswa sangat baik, dapat dilihat siswa yang memiliki tingkat penguasaan sangat tinggi berjumlah 13 orang atau 44,82%, sementara yang mendapatkan kategori tingkat penguasaan tinggi berjumlah 9 atau 31,03%. Dan yang mencapai tingkat penguasaan sedang berjumlah 6 orang atau 20,68%. Walaupun masih ada 6 orang yang mendapatkan nilai sedang namun hasil belajar siswa dapat dikatakan sangat baik karena keseluruhan siswa telah memenuhi KKM. Dimana peningkatan nilai kemampuan siswa dari siklus I adalah 70,69 sedangkan siklus II adalah 82,59 untuk hasil belajar untuk dengan peningkatan persentase 14,83%.
(22)
40
2. Dari hasil observasi aktivitas siswa pada proses belajar mengajar juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dari siklus data hasil observasi aktivitas siswa dari 7 aspek yang dinilai (lampiran 10) terhadap 29 orang siswa didalam kelas, terdapat 5 orang (17,24%) dikategorikan baik aktivitasnya, 5 orang siswa (17,24%) siswa dikategorikan cukup aktivitasnya, dan 19 orang siswa (65,52%) siswa dikategorikan belum tuntas aktivitasnya. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II data dari hasil observasi aktivitas siswa yang dinilai dari 7 (Tujuh) aspek mengalami peningkatan yang baik. Dimana dari 29 orang siswa yang masuk kategoro aktivitasnya sangat baik mengalami peningkatan yaitu dari 0% menjadi 13,79%, kategori baik juga mengalami peningkatan yaitu dari 17,24% menjadi 72,41%, untuk kategori cukup mengalami penurunan yaitu dari 17,24% menjadi 13,79%, sementara kategori belum tuntas mengalami penurunan dari 65,51% menjadi 0%.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan :
1. Kepada guru khususnya guru bidang studi mata pelajaran kompetensi kejuruan hendaklah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match sebagai salah satu alaternatif dalam proses belajar mengajar khususnya materi Pengenalan komponen elektronika.
2. Kepada guru khususnya guru bidang studi mata pelajaran kompetensi kejuruan hendaklah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match sebagai salah satu alaternatif dalam proses belajar mengajar khususnya materi
(23)
41
Pengenalan komponen elektronika karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menggunakan judul yang sama namun dengan waktu yang lebih lama dan sumber yang lebih luas, agar dapat dijadikan suatu studi perbandingan bagi guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada standar kompetensi menguasai teori dasar elektronika.
(1)
7
dengan tehnik pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan memberikan test untuk melihat hasil belajar dan lember obervasi aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Teknik analis data penyajian data dan penarikan penarikan kesimpulan. Dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I diperoleh 54,21% menjadi 72,75% pada siklus II. Selanjutnya pada data hasil belajar siswa pada siklus I jumlah siswa yang tuntas dalam belajar adalah 24 orang (57,71% ) dengan rata – rata nilai 66,78, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas adalah 37 orang (88,09%) dengan rata – rata nilai 78,04. Dengan demikian ada peningkatan ketuntasan siswa dalam proses belajar mengajar khususnya dalam bidang akuntansi.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan dominan pembelajaran konvensional.
2. penguasaan konsep mengenal komponen elektronika pada peserta didik kelas X Teknik Audio Video masih rendah.
3. Rendahnya aktivitas siswa sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.
4. Siswa tidak memiliki pola kratifitas dalam peroses pembelajaran karena pembelajaran dominal berorentasi pada guru sehingga tingkat aktivitas belajar siswa masih rendah.
(2)
8
5. Model pembelajaran yang berbeda akan memberi pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
6. Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum mempengaruhi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
C.Pembatasan Masalah
Agar penelitian memperoleh hasil yang maksimal, maka penelitian melakukan pembatasan masalah pada hal sebagai barikut :
1. Penerapan model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match ( Mencari Pasangan ). 2. Penelitian ini dikhususkan pada mata diklat Menguasai Teori Dasar
Elektronika pada kompetensi dasar pengenal komponen elektronika.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan Aktivitas belajar siswa Menguasai Teori Dasar Elektronika di kelas X Teknik Audio Video SMKN 3 Panyabungan? 2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
dapat meningkatkan Hasil belajar siswa Menguasai Teori Dasar Elektronika di kelas X Teknik Audio Video SMKN 3 Panyabungan?
E.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan Aktivitas belajar siswa Menguasai Teori
(3)
9
Dasar Elektronika di kelas X Teknik Audio Video SMKN 3 Panyabungan.
2. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan Hasil belajar siswa Menguasai Teori Dasar Elektronika di kelas X Teknik Audio Video SMKN 3 Panyabungan.
F.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan kegiatan Penelitian tindakan kelas ini, yaitu :
1. Bagi Siswa.
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan penguasaan konsep terhadap materi pelajaran.
2. Bagi Guru.
Dengan dilaksanakanya penelitian tindakan kelas ini maka guru lebih mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh siswa, guru dapat dikurangi.
3. Bagi Peneliti.
Dapat dijadikan sebagai pengalaman penelitian tindakan kelas. 4. Bagi Sekolah.
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan mutu.
(4)
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match ternyata mengalami peningkatan. Pada test siklus I diperoleh siswa yang hasil belajarnya yang mendapat nilai kategori tingkat penguasaan sangat tinggi berjumlah 2 orang atau 6,90%, sementara yang mendapat kategori tingkat penguasaan tinggi berjumlah 6 orang atau 20,68%, dan yang mendapat nilai ketuntasan yaitu nilai minimal 65 sebanyak 14 orang atau 48,27%. Bila ditotalkan tingkat ketuntasan siswa dalam memahami pengenalan komponen elektronika berjumlah 22 orang atau 75,86% dari jumlah siswa keseluruhan, sedangkan yang belum mencapai sebanyak 7 orang atau 24,13%. Pada test Siklus II hasil belajar siswa sangat baik, dapat dilihat siswa yang memiliki tingkat penguasaan sangat tinggi berjumlah 13 orang atau 44,82%, sementara yang mendapatkan kategori tingkat penguasaan tinggi berjumlah 9 atau 31,03%. Dan yang mencapai tingkat penguasaan sedang berjumlah 6 orang atau 20,68%. Walaupun masih ada 6 orang yang mendapatkan nilai sedang namun hasil belajar siswa dapat dikatakan sangat baik karena keseluruhan siswa telah memenuhi KKM. Dimana peningkatan nilai kemampuan siswa dari siklus I adalah 70,69 sedangkan siklus II adalah 82,59 untuk hasil belajar untuk dengan peningkatan persentase 14,83%.
(5)
40
2. Dari hasil observasi aktivitas siswa pada proses belajar mengajar juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dari siklus data hasil observasi aktivitas siswa dari 7 aspek yang dinilai (lampiran 10) terhadap 29 orang siswa didalam kelas, terdapat 5 orang (17,24%) dikategorikan baik aktivitasnya, 5 orang siswa (17,24%) siswa dikategorikan cukup aktivitasnya, dan 19 orang siswa (65,52%) siswa dikategorikan belum tuntas aktivitasnya. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II data dari hasil observasi aktivitas siswa yang dinilai dari 7 (Tujuh) aspek mengalami peningkatan yang baik. Dimana dari 29 orang siswa yang masuk kategoro aktivitasnya sangat baik mengalami peningkatan yaitu dari 0% menjadi 13,79%, kategori baik juga mengalami peningkatan yaitu dari 17,24% menjadi 72,41%, untuk kategori cukup mengalami penurunan yaitu dari 17,24% menjadi 13,79%, sementara kategori belum tuntas mengalami penurunan dari 65,51% menjadi 0%.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan :
1. Kepada guru khususnya guru bidang studi mata pelajaran kompetensi kejuruan hendaklah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match sebagai salah satu alaternatif dalam proses belajar mengajar khususnya materi Pengenalan komponen elektronika.
2. Kepada guru khususnya guru bidang studi mata pelajaran kompetensi kejuruan hendaklah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match sebagai salah satu alaternatif dalam proses belajar mengajar khususnya materi
(6)
41
Pengenalan komponen elektronika karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menggunakan judul yang sama namun dengan waktu yang lebih lama dan sumber yang lebih luas, agar dapat dijadikan suatu studi perbandingan bagi guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada standar kompetensi menguasai teori dasar elektronika.