Perbaikan Stasiun Kerja untuk Meningkatkan Kinerja Operator di Perusahaan Sepatu Borsano.

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Perusahaan BORSANO merupakan sebuah home-industry yang bergerak di bidang produksi sepatu kulit. Saat ini perusahaan memiliki masalah yaitu waktu baku setiap stasiun kerja tidak diketahui, kinerja operator kurang maksimal, penempatan tata letak stasiun kerja setempat kurang efisien, kondisi lingkungan fisik kurang baik serta tidak adanya penerapan K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja). Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti melakukan penelitian untuk meningkatkan kinerja operator. Terdapat 9 stasiun kerja yang akan diamati, yaitu stasiun gurat, potong, seset, latek, jahit, cetak sol dalam, perakitan, finishing dan packaging. Produk yang akan diamati adalah sepatu santai pria LS-506.

Mula-mula dilakukan pengumpulan data yang meliputi data umum perusahaan, data terkait produk, tata letak setempat dan keseluruhan, waktu proses, proses pembuatan sepatu, video proses, data operator saat bekerja, postur tubuh pekerja, lingkungan fisik, dan data kecelakaan. Data yang diolah meliputi waktu proses, jarak stasiun kerja setempat, video proses, data operator saat bekerja, postur tubuh, tata letak keseluruhan, dan data kecelakaan.

Berdasarkan hasil pengolahan didapatkan hasil sebagai berikut. Waktu baku aktual stasiun secara berturut-turut yaitu 485,33 detik, 600,95 detik, 159,15 detik, 62,51 detik, 190,68 detik, 12,17 detik, 600,70 detik, 72,41 detik, dan 37,57 detik. Berdasarkan pengolahan PEG (Prinsip Ekonomi Gerakan) diketahui bahwa 8 stasiun kerja belum menerapkan PEG, kecuali stasiun cetak sol. Pengolahan RULA stasiun potong dan latek menunjukkan hasil bahwa stasiun kerja memerlukan perbaikan secepatnya. Hasil pengolahan data lingkungan fisik menunjukan hasil bahwa stasiun latek, jahit, dan perakitan kurang pencahayaan, ventilasi lantai 2 kurang baik, serta kondisi lantai cenderung kotor. Hasil pengolahan K3 menunjukkan bahwa perusahaan kurang memperhatikan masalah K3 karena tidak terdapat kotak P3K serta simbol-simbol K3 di sekitar area kerja.

Berdasarkan kondisi di atas, maka perbaikan perlu dilakukan. Peneliti mengusulkan alat bantu pola untuk stasiun gurat dan alat bantu cetakan untuk stasiun potong. Kedua alat bantu tersebut dipilih menggunakan metoda concept scoring. Hasilnya yang terpilih adalah alat bantu cetakan. Dengan menggunakan alat bantu cetakan, maka stasiun gurat dan potong digabung. Peneliti juga merancang meja dan kursi untuk stasiun potong dan latek, mengusulkan tata letak setempat dengan mempertimbangkan jarak peralatan dan WIP In/Out yang lebih dekat untuk stasiun gurat, latek, jahit, dan packaging, merancang penampang untuk stasiun packaging, mengusulkan penambahan masing-masing 1 buah lampu belajar untuk stasiun latek, jahit dan perakitan, mengusulkan pemasangan 1 buah exhaust fan di lantai 2, mengusulkan simbol untuk menjaga kebersihan, mengusulkan PEG untuk setiap stasiun kerja, mengusulkan penyediaan kotak P3K tipe IIA dan safety sign serta layout pemasangan safety sign. Dengan penerapan usulan, maka peningkatan kinerja yang dilihat dari penghematan waktu baku untuk stasiun gabungan gurat dan potong adalah sebesar 99,33%, stasiun seset 8,65%, stasiun latek 14,97%, stasiun jahit 6,16%, stasiun cetak sol dalam 3,90%, stasiun perakitan 5,02%, stasiun finishing 3,18%, dan stasiun packaging 6,55%.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi BAB 1 PENDAHULUAN ... 1-1 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-2 1.3 Batasan dan Asumsi ... 1-2 1.4 Perumusan Masalah ... 1-3 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-4 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-4 BAB 2 LANDASAN TEORI ... 2-1 2.1 Ergonomi ... 2-1 2.2 Definisi & Pengertian Teknik Tata Cara Kerja ... 2-1 2.3 Pengukuran Waktu ... 2-3 2.3.1 Definisi ... 2-3 2.3.2 Metoda ... 2-4 2.4 Methods Time Measurement ... 2-4 2.4.1 Pendahuluan ... 2-4 2.4.2 Gerakan Dasar dalam MTM-1 ... 2-5 2.5 Penyesuaian dan Kelonggaran... 2-13 2.5.1 Faktor penyesuaian ... 2-13 2.5.2 Faktor Kelonggaran ... 2-17 2.6 Studi Gerakan ... 2-18


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.7 Ekonomi Gerakan ... 2-19 2.8 Antropometri ... 2-21 2.8.1 Definisi ... 2-21 2.8.2 Beberapa Sumber Variabilitas ... 2-21 2.8.3 Persentil ... 2-22 2.8.4 Kriteria Kursi yang Ideal ... 2-22 2.9 Perancangan ... 2-23 2.9.1 Prosedur Perancangan ... 2-23 2.9.2 Concept Scoring ... 2-23 2.10 Biomekanika ... 2-24 2.10.1 Definisi ... 2-24 2.10.2 Metoda ... 2-24 2.11 Peta Kerja ... 2-28 2.11.1 Definisi ... 2-28 2.11.2 Macam-macam Peta Kerja ... 2-28 2.12 Lingkungan Fisik Kerja ... 2-30 2.13 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 2-33 2.14 Pemakaian Warna,Peringatan,Tanda-tanda dan Label ... 2-34 2.15 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ... 2-36 BAB 3 SISTEMATIKA PENELITIAN ... 3-1 3.1 Diagram Alir Penelitian ... 3-1 3.2 Keterangan Diagram Alir Penelitian ... 3-4 BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... 4-1 4.1 Data Umum Perusahaan ... 4-1 4.2 Sejarah Singkat Perusahaan ... 4-1 4.3 Struktur Organisasi... 4-2 4.4 Produk ... 4-2 4.5 Bahan Baku,Bahan Tambahan,Alat dan Mesin yang Digunakan .... 4-3 4.6 Stasiun Kerja ... 4-8 4.7 Layout Perusahaan ... 4-9 4.8 Urutan Kerja Pembuatan Sepatu ... 4-12


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

4.9 Perhitungan Waktu Baku Metoda Langsung... 4-13 4.10 Proses Pembuatan Sepatu dan Peta Proses Operasi ... 4-58 4.11 Perhitungan Waktu Baku Metoda Tidak Langsung ... 4-67 4.12 Studi Gerakan – Prinsip Ekonomi Gerakan ... 4-94 4.13 Biomekanika Kerja ... 4-95 4.14 Diagram Aliran ... 4-105 4.15 Lingkungan Fisik Kerja ... 4-107 4.16 Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 4-117 4.16.1 Data Kecelakaan Aktual yang Pernah Terjadi ... 4-117 4.16.2 Upaya Pencegahan dan Penanggulangan yang Sudah

Pernah Dilakukan Perusahaan ... 4-118 4.16.3 Kecelakaan Kerja yang Berpotensi Terjadi. ... 4-118 4.16.4 Analisis Kecelakaan Kerja dengan Menggunakan

Konsep 5W+1H ... 4-119 BAB 5 ANALISIS DATA ... 5-1 5.1 Analisis Faktor Penyesuaian ... 5-1 5.2 Analisis Faktor Kelonggaran ... 5-7 5.3 Analisis Perhitungan Waktu Baku ... 5-12 5.4 Analisis Prinsip Ekonomi Gerakan ... 5-13 5.5 Analisis Biomekanika Kerja – Metoda RULA... 5-15 5.6 Analisis Peta Kerja Setempat ... 5-16 5.7 Analisis Peta Kerja Keseluruhan ... 5-16 5.8 Analisis Lingkungan Fisik Kerja ... 5-17 5.9 Analisis Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 5-18 BAB 6 USULAN ... 6-1 6.1 Usulan Alat Bantu Pola untuk Stasiun Gurat ... 6-1 6.2 Usulan Alat Bantu Cetakan untuk Stasiun Potong ... 6-3 6.3 Concept Scoring untuk Alat Bantu Pola dan Potong ... 6-5 6.4 Usulan Fasilitas Fisik untuk Stasiun Potong dan Latek ... 6-6 6.4.1 Usulan Meja Kerja ... 6-6 6.4.2 Usulan Kursi Kerja ... 6-9


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

6.5 Analisis Postur Tubuh Usulan – Metoda RULA ... 6-11 6.5.1 Analisis Pekerja dengan Persentil 5 ... 6-12 6.5.2 Analisis Pekerja dengan Persentil 95 ... 6-14 6.6 Usulan untuk Peta Kerja Setempat ... 6-17 6.7 Usulan untuk Lingkungan Fisik Kerja ... 6-19 6.8 Usulan untuk Prinsip Ekonomi Gerakan ... 6-24 6.9 Usulan untuk Penerapan K3 ... 6-27 6.10 Hasil Perbandingan Waktu Baku Setelah Dilakukan Perbaikan .. 6-30 6.10.1 Perhitungan Waktu Baku Usulan Stasiun Gabungan

Gurat dan Potong ... 6-30 6.10.2 Perhitungan Waktu Baku Usulan Stasiun Seset ... 6-32 6.10.3 Perhitungan Waktu Baku Usulan Stasiun Latek ... 6-37 6.10.4 Perhitungan Waktu Baku Usulan Stasiun Jahit ... 6-39 6.10.5 Perhitungan Waktu Baku Usulan Stasiun Cetak Sol Dalam6-46 6.10.6 Perhitungan Waktu Baku Usulan Stasiun Perakitan ... 6-47 6.10.7 Perhitungan Waktu Baku Usulan Stasiun Finishing ... 6-52 6.10.8 Perhitungan Waktu Baku Usulan Stasiun Packaging ... 6-54 6.11 Peta Proses Operasi dan Diagram Aliran Usulan ... 6-56 BAB 7 KESIMPULAN ... 7-1 7.1 Waktu Baku Aktual Setiap Stasiun Kerja yang Diamati ... 7-1 7.2 Kinerja Operator Saat ini dan Usulan untuk Meningkatkan

Kinerja ... 7-1 7.3 Tata Letak Setempat ... 7-4 7.4 Lingkungan Fisik Kerja ... 7-4 7.5 Penerapan K3 di Perusahaan ... 7-5 7.6 Peningkatan Kinerja Operator ... 7-5 7.7 Saran ... 7-5 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

KOMENTAR DOSEN PENGUJI DATA PENULIS


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Tabel MTM-1 - Reach 2-6

2.2 Tabel MTM-1 - Move 2-7

2.3 Tabel MTM-1 - Turn 2-8

2.4 Tabel MTM-1 - Grasp 2-8

2.5 Tabel MTM-1 - Position 2-9

2.6 Tabel MTM-1 - Release 2-9

2.7 Tabel MTM-1 - Disengage 2-9

2.8 Tabel MTM-1 – Eye Time 2-10

2.9 Tabel MTM-1 - Walk 2-10

2.10 Tabel MTM-1 – Body, Leg & Foot Motion 2-12

2.11 Tabel MTM-1 - Crank 2-12

2.12 Tabel MTM-1 – Apply Pressure 2-13

2.13 Tabel Penyesuaian Menurut Westinghouse 2-14

2.14 Tabel Faktor Kelonggaran 2-18

2.15 Tabel Faktor Kelonggaran 2-18

2.16 Tabel Concept Scoring 2-24

2.17 Tabel Skala Intensitas Kebisingan 2-31

2.18 Tabel NAB Kebisingan 2-31

2.19 Tabel Efek Psikologis dari Warna 2-33

2.20 Tabel Jumlah Petugas P3K berdasarkan Risiko 2-36

2.21 Tabel Kebutuhan Kotak P3K berdasarkan Risiko dan

Jumlah Tenaga Kerja 2-36

2.22 Tabel Isi Kotak P3K Bentuk I 2-37

2.23 Tabel Isi Kotak P3K Bentuk II 2-38

4.1 Tabel Waktu Proses Stasiun Gurat 4-13

4.2 Tabel Uji Goodness of Fit Stasiun Gurat 4-14


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

4.4 Tabel Faktor Penyesuaian untuk Stasiun Gurat 4-16

4.5 Tabel Faktor Kelonggaran untuk Stasiun Gurat 4-17

4.6 Tabel Waktu Proses Stasiun Potong 4-18

4.7 Tabel Uji Goodness of Fit Stasiun Potong 4-19

4.8 Tabel Uji Keseragaman Data Stasiun Potong 4-20

4.9 Tabel Faktor Penyesuaian untuk Stasiun Potong 4-21

4.10 Tabel Faktor Kelonggaran untuk Stasiun Potong 4-22

4.11 Tabel Waktu Proses Stasiun Seset 4-23

4.12 Tabel Uji Goodness of Fit Stasiun Seset 4-24

4.13 Tabel Uji Keseragaman Data Stasiun Seset 4-25

4.14 Tabel Faktor Penyesuaian untuk Stasiun Seset 4-26

4.15 Tabel Faktor Kelonggaran untuk Stasiun Seset 4-27

4.16 Tabel Waktu Proses Stasiun Latek 4-28

4.17 Tabel Uji Goodness of Fit Stasiun Latek 4-29

4.18 Tabel Uji Keseragaman Data Stasiun Latek 4-30

4.19 Tabel Faktor Penyesuaian untuk Stasiun Latek 4-31

4.20 Tabel Faktor Kelonggaran untuk Stasiun Latek 4-32

4.21 Tabel Waktu Proses Stasiun Jahit 4-33

4.22 Tabel Uji Goodness of Fit Stasiun Jahit 4-34

4.23 Tabel Uji Keseragaman Data Stasiun Jahit 4-35

4.24 Tabel Faktor Penyesuaian untuk Stasiun Jahit 4-36

4.25 Tabel Faktor Kelonggaran untuk Stasiun Jahit 4-37

4.26 Tabel Waktu Proses Stasiun Cetak Sol Dalam 4-38

4.27 Tabel Uji Goodness of Fit Stasiun Cetak Sol Dalam 4-39 4.28 Tabel Uji Keseragaman Data Stasiun Cetak Sol Dalam 4-40 4.29 Tabel Faktor Penyesuaian untuk Stasiun Cetak Sol Dalam 4-41 4.30 Tabel Faktor Kelonggaran untuk Stasiun Cetak Sol Dalam 4-42

4.31 Tabel Waktu Proses Stasiun Perakitan 4-43

4.32 Tabel Uji Goodness of Fit Stasiun Perakitan 4-44

4.33 Tabel Uji Keseragaman Data Stasiun Perakitan 4-45


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

4.35 Tabel Faktor Kelonggaran untuk Stasiun Perakitan 4-47

4.36 Tabel Waktu Proses Stasiun Finishing 4-48

4.37 Tabel Uji Goodness of Fit Stasiun Finishing 4-49

4.38 Tabel Uji Keseragaman Data Stasiun Finishing 4-50

4.39 Tabel Faktor Penyesuaian untuk Stasiun Finishing 4-51 4.40 Tabel Faktor Kelonggaran untuk Stasiun Finishing 4-52

4.41 Tabel Waktu Proses Stasiun Packaging 4-53

4.42 Tabel Uji Goodness of Fit Stasiun Packaging 4-54

4.43 Tabel Uji Keseragaman Data Stasiun Packaging 4-55

4.44 Tabel Faktor Penyesuaian untuk Stasiun Packaging 4-56 4.45 Tabel Faktor Kelonggaran untuk Stasiun Packaging 4-57

4.46 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Gurat (1) 4-67

4.47 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Gurat (2) 4-68

4.48 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Gurat (3) 4-69

4.49 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Potong (1) 4-70

4.50 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Potong (2) 4-71

4.51 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Potong (3) 4-72

4.52 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Seset (1) 4-73

4.53 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Seset (2) 4-74

4.54 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Seset (3) 4-75

4.55 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Seset (4) 4-76

4.56 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Seset (5) 4-77

4.57 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Latek 4-78

4.58 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Jahit (1) 4-79

4.59 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Jahit (2) 4-80

4.60 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Jahit (3) 4-81

4.61 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Jahit (4) 4-82

4.62 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Jahit (5) 4-83

4.63 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Cetak Sol Dalam 4-84

4.64 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Perakitan (1) 4-85


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha

4.66 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Perakitan (3) 4-87

4.67 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Perakitan (4) 4-88

4.68 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Perakitan (5) 4-89

4.69 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Finishing (1) 4-90

4.70 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Finishing (2) 4-91

4.71 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Packaging (1) 4-92

4.72 Tabel MTM-1 untuk Stasiun Packaging (2) 4-93

4.73 Tabel Perbandingan Waktu Baku Metoda Langsung

dan Tidak Langsung 4-93

4.74 Tabel Prinsip Ekonomi Gerakan Setiap Stasiun Kerja 4-94

4.75 Nordic Body Map Stasiun Potong 4-96

4.76 Nordic Body Map Stasiun Latek 4-101

4.77 Tabel Perincian Lampu 4-108

4.78 Tabel Data Aktual Pencahayaan 4-109

4.79 Tabel Data Aktual Pencahayaan (Rangkuman) 4-109

4.80 Tabel Data Aktual Kebisingan 4-111

4.81 Tabel Data Aktual Kebisingan (Rangkuman) 4-111

4.82 Tabel Data Aktual Suhu & Kelembaban 4-113

4.83 Tabel Kondisi Ruangan Kerja Tiap Stasiun Kerja 4-115

5.1 Tabel Perbandingan Rasio Waktu Baku 5-13

6.1 Tabel Dimensi Alat Bantu Pola 6-2

6.2 Concept Scoring Alat Bantu Pola dan Potong 6-5

6.3 Tabel Dimensi Meja Usulan 6-6

6.4 Tabel Dimensi Kursi Usulan 6-8

6.5 Spesifikasi Lampu Tambahan 6-19

6.6 Tabel Data Pencahayaan Perbaikan 6-19

6.7 Spesifikasi Exhaust Fan 6-21

6.8 Tabel Perincian Perbaikan PEG 6-23

6.9 Prinsip Ekonomi Gerakan Usulan 6-24


(10)

xv Universitas Kristen Maranatha

6.11 Tabel Faktor Kelonggaran Stasiun Gabungan Gurat

dan Potong Usulan 6-28

6.12 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Gabungan Gurat dan Potong 6-29 6.13 Tabel Faktor Kelonggaran Stasiun Seset Usulan 6-30

6.14 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Seset (1) 6-31

6.15 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Seset (2) 6-32

6.16 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Seset (3) 6-33

6.17 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Seset (4) 6-34

6.18 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Seset (5) 6-35

6.19 Tabel Faktor Kelonggaran Stasiun Latek Usulan 6-36

6.20 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Latek 6-37

6.21 Tabel Faktor Kelonggaran Stasiun Jahit Usulan 6-38

6.22 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Jahit (1) 6-39

6.23 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Jahit (2) 6-40

6.24 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Jahit (3) 6-41

6.25 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Jahit (4) 6-42

6.26 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Jahit (5) 6-43

6.27 Tabel Faktor Kelonggaran Stasiun Cetak Sol Dalam Usulan 6-44

6.28 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Cetak Sol Dalam 6-45

6.29 Tabel Faktor Kelonggaran Stasiun Perakitan Usulan 6-45

6.30 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Perakitan (1) 6-46

6.31 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Perakitan (2) 6-47

6.32 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Perakitan (3) 6-48

6.33 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Perakitan (4) 6-49

6.34 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Perakitan (5) 6-50

6.35 Tabel Faktor Kelonggaran Stasiun Finishing Usulan 6-50

6.36 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Finishing (1) 6-51

6.37 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Finishing (2) 6-52

6.38 Tabel Faktor Kelonggaran Stasiun Packaging Usulan 6-52

6.39 Tabel MTM-1 Usulan Stasiun Packaging (1) 6-53


(11)

xvi Universitas Kristen Maranatha

7.1 Rangkuman Waktu Baku Metoda Langsung dan Tidak

Langsung 7-1


(12)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 RULA Worksheet 2-26

2.2 REBA Worksheet 2-27

2.3 Kebutuhan Cahaya Berdasarkan Jenis Kegiatan 2-30

2.4 Gambar Hubungan Temperatur dan Kelembabab 2-32

3.1 Diagram Alir Penelitian (1) 3-1

3.2 Diagram Alir Penelitian (2) 3-2

3.3 Diagram Alir Penelitian (3) 3-3

3.4 Langkah-Langkah Menghitung Waktu Baku

Langsung Aktual 3-7

4.1 Struktur Organisasi Perusahaan Sepatu BORSANO 4-2

4.2 Sepatu Santai Pria Tipe LS-506 4-3

4.3 Gambar Pola (Kiri) dan Upper Part (Kanan) 4-3

4.4 Gambar Sol Dalam (Kiri), Sol Luar (Tengah), dan Alas

Sepatu (Kanan) 4-4

4.5 Gambar Benang (Kiri) dan Lem Fox (Kanan) 4-4

4.6 Gambar Tiner (Kiri) dan Kertas Perak (Kanan) 4-5

4.7 Gambar Pensil Putih (Kiri), Gunting (Tengah), dan Kait

Matres (Kanan) 4-5

4.8 Gambar Palu, Alat Capit (Kiri), dan Kuas (Kanan) 4-6 4.9 Gambar Matres Shoes (Kiri), Paku (Tengah), dan

Cetakan Sol (Kanan) 4-6

4.10 Gambar Mesin Seset (Kiri) dan Mesin Jahit (Kanan) 4-7 4.11 Gambar Mesin Press (Kiri) dan Alat Cetak (Kanan) 4-7

4.12 Gambar Oven (Kiri) dan Alat Emboss (Kanan) 4-7

4.13 Tata Letak Setempat Masing-Masing Stasiun Kerja (1) 4-9 4.14 Tata Letak Setempat Masing-Masing Stasiun Kerja (2) 4-10


(13)

xviii Universitas Kristen Maranatha

4.16 Diagram Urutan Proses Produksi Sepatu 4-12

4.17 Grafik Chi-Square Stasiun Gurat 4-14

4.18 Grafik Keseragaman Data Stasiun Gurat 4-15

4.19 Grafik Chi-Square Stasiun Potong 4-19

4.20 Grafik Keseragaman Data Stasiun Potong 4-20

4.21 Grafik Chi-Square Stasiun Seset 4-24

4.22 Grafik Keseragaman Data Stasiun Seset 4-25

4.23 Grafik Chi-Square Stasiun Latek 4-29

4.24 Grafik Keseragaman Data Stasiun Latek 4-30

4.25 Grafik Chi-Square Stasiun Jahit 4-34

4.26 Grafik Keseragaman Data Stasiun Jahit 4-35

4.27 Grafik Chi-Square Stasiun Cetak Sol Dalam 4-39

4.28 Grafik Keseragaman Data Stasiun Cetak Sol Dalam 4-40

4.29 Grafik Chi-Square Stasiun Perakitan 4-44

4.30 Grafik Keseragaman Data Stasiun Perakitan 4-45

4.31 Grafik Chi-Square Stasiun Finishing 4-49

4.32 Grafik Keseragaman Data Stasiun Finishing 4-50

4.33 Grafik Chi-Square Stasiun Packaging 4-54

4.34 Grafik Keseragaman Data Stasiun Packaging 4-55

4.35 Proses Penggambaran Pola 4-58

4.36 Kulit yang Sudah Dipola/ Digurat 4-59

4.37 Pemotongan Pola yang Sudah Digurat 4-59

4.38 Proses Penyesetan/ Penipisan Kulit 4-60

4.39 Proses Latek/ Tekuk Kulit 4-60

4.40 Komponen Sepatu Bagian Atas yang Sudah Selesai Dijahit 4-61 4.41 Sol Luar yang Sudah Dibersihkan dan Siap untuk Dilem 4-61

4.42 Pemotongan Sol Dalam dengan Cetakan 4-62

4.43 Perakitan Sepatu Bagian Atas dan Bagian Bawah 4-62 4.44 Proses Press Sepatu Bagian Atas dan Bagian Bawah 4-63

4.45 Proses Pembersihan Sepatu 4-64


(14)

xix Universitas Kristen Maranatha

4.47 Proses Pengepakan Sepatu 4-65

4.48 Barang Jadi yang Siap Didistribusikan 4-65

4.49 Peta Proses Operatsi Pembuatan Sepatu Kulit LS-506 4-66

4.50 Posisi Kerja Operator Stasiun Potong 4-95

4.51 Derajat Kemiringan Tubuh saat Operator Stasiun Potong

Bekerja 4-97

4.52 RULA Worksheet untuk Operator Stasiun Potong 4-98

4.53 Posisi Kerja Operator Stasiun Latek 4-100

4.54 Derajat Kemiringan Tubuh saat Operator Stasiun Latek

Bekerja 4-102

4.55 RULA Worksheet untuk Operator Stasiun Latek 4-103

4.56 Diagram Aliran Aktual untuk Lantai Produksi BORSANO 4-105

4.57 Keterangan Warna Diagram Aliran 4-106

4.58 Denah Titik Lampu dan Pengambilan Intensitas

Cahaya Lantai 1 4-107

4.59 Denah Titik Lampu dan Pengambilan Intensitas

Cahaya Lantai 2 4-108

4.60 Titik Pengukuran Sumber Kebisingan Lantai 1 4-110

4.61 Titik Pengukuran Sumber Kebisingan Lantai 2 4-111

4.62 Titik Pengukuran Temperatur dan Kelembaban Lantai 1&2 4-112

4.63 Diagram Temperatur & Kelembaban 4-113

4.64 Gambar Ventilasi Lantai 1 4-114

4.65 Gambar Ventilasi Lantai 2 4-114

4.66 Gambar Kondisi Ruangan Kerja Lantai 1 4-115

4.67 Gambar Kondisi Ruangan Kerja Lantai 1 (2) 4-116

4.68 Gambar Kondisi Ruangan Kerja Lantai 1 (3) 4-116

4.69 Gambar Kondisi Ruangan Kerja Lantai 2 4-117

4.70 Diagram Tulang Ikan untuk Kecelakaan Jari Teriris 4-120

4.71 Diagram Tulang Ikan untuk Kecelakaan Keseleo 4-120

4.72 Diagram Tulang Ikan untuk Kecelakaan Kebakaran 4-121 4.73 Diagram Tulang Ikan untuk Kecelakaan Patah Tangan 4-121


(15)

xx Universitas Kristen Maranatha

4.74 Diagram Tulang Ikan untuk Kecelakaan Konsleting Listrik 4-121

6.1 Alat Bantu Pola untuk Stasiun Gurat 6-1

6.2 Dimensi Alat Bantu Pola untuk Stasiun Gurat 6-2

6.3 Alat Bantu Cetakan untuk Stasiun Potong 6-3

6.4 Dimensi Alat Bantu Cetakan untuk Stasiun Potong 6-4

6.5 Mesin Cetakan untuk Stasiun Potong 6-4

6.6 Meja Usulan untuk Stasiun Gabungan Gurat dan Potong 6-7

6.7 Meja Usulan untuk Stasiun Latek 6-7

6.8 Dimensi Meja Usulan untuk Stasiun Gabungan dan Latek 6-8

6.9 Kursi Usulan untuk Stasiun Potong dan Latek 6-9

6.10 Dimensi Kursi Usulan untuk Stasiun Potong dan Latek 6-10 6.11 Simulasi Posisi Tubuh Usulan Stasiun Potong dan

Latek Persentil 5 6-12

6.12 RULA Worksheet Usulan untuk Stasiun Potong dan

Latek Persentil 5 6-12

6.13 Simulasi Posisi Tubuh Usulan Stasiun Potong dan

Latek Persentil 95 6-14

6.14 RULA Worksheet Usulan untuk Stasiun Potong dan

Latek Persentil 95 6-15

6.15 Tata Letak Setempat Usulan 6-17

6.16 Usulan Penampang untuk Stasiun Packaging 6-18

6.17 Dimensi Usulan Penampang untuk Stasiun Packaging 6-19 6.18 Lampu Tambahan untuk Stasiun Seset, Jahit, dan Perakitan 6-20

6.19 Penempatan Lampu Tambahan Usulan 6-21

6.20 Exhaust Fan untuk Lantai 2 6-22

6.21 Posisi Pemasangan Exhaust Fan untuk Lantai 2 6-23 6.22 Peringatan untuk Menjaga Kebersihan di Area Kerja 6-23

6.23 Gambar Safety Sign Usulan 6-28

6.24 Tata Letak Pemasangan Safety Sign di Area Kerja 6-29

6.25 Peta Proses Operasi Usulan 6-57


(16)

xxi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

1. RULA


(17)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di jaman sekarang ini, sepatu merupakan sebuah barang yang sudah menjadi kebutuhan setiap orang karena kegunaannya untuk kegiatan sehari-hari, baik dalam pekerjaan, sekolah, acara khusus, jalan-jalan dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan banyak industri sepatu yang bermunculan. Tentu saja dengan kemunculan industri-industri baru tersebut akan menyebabkan persaingan antar satu industri dengan industri lainnya semakin ketat. Mereka akan berlomba untuk memenuhi kebutuhan konsumennya baik dari segi kualitas maupun pemenuhan kuantitas.

Perusahaan BORSANO adalah sebuah home industry yang bergerak di bidang produksi sepatu kulit. Terletak di perumahaan Kopo Permai 9-A no.1. Perusahaan ini memiliki 10 stasiun kerja yang terdiri dari stasiun pola, gurat, potong, seset, latek, jahit, cetak sol dalam/ keras, stasiun perakitan sepatu bagian atas & bagian bawah, finishing, dan packaging. Produk yang diproduksi oleh perusahaan ini ada 3 jenis yaitu pantofel resmi, bustong, dan sepatu santai, baik untuk pria maupun wanita.

Saat ini perusahaan memiliki beberapa masalah, diantaranya adalah waktu baku masing-masing stasiun kerja tidak diketahui, kinerja operator yang kurang maksimal, penempatan tata letak stasiun kerja setempat yang kurang efisien dan kondisi lingkungan fisik yang kurang baik serta tidak adanya penerapan kesehatan & keselamatan kerja. Maka dari itu peneliti akan melakukan investigasi terhadap kondisi aktual, dan memberikan usulan perbaikan jika kondisi aktual masih belum baik.


(18)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, berikut adalah masalah yang dapat diidentifikasi dalam perusahaan yaitu:

1. Perusahaan tidak mengetahui waktu baku masing-masing stasiun kerja. 2. Kinerja operator kurang maksimal di stasiun pemotongan dan stasiun latek.

Hal ini disebabkan karena tidak adanya fasilitas fisik seperti meja dan kursi sehingga posisi tubuh saat bekerja kurang baik. Hal ini dapat menyebabkan cedera serta waktu produksi menjadi lambat.

3. Tata letak stasiun kerja setempat yang kurang efisien sehingga mempengaruhi waktu pembuatan suatu produk.

4. Kondisi lingkungan fisik yang kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari pencahayaan yang kurang, temperatur yang cenderung panas, lantai yang kotor sehingga pekerja tidak dapat bekerja dengan nyaman.

5. Kurangnya perhatian terhadap masalah kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan, seperti tidak terdapatnya kotak P3K dan safety sign di sekitar area kerja.

1.3 Batasan dan Asumsi

Untuk membatasi agar masalah tidak menjadi terlalu luas maka batasan yang digunakan untuk penelitian ini adalah:

1. Produk yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepatu santai pria dengan kode LS-506.

2. Stasiun kerja yang diamati dalam penelitian ini adalah stasiun gurat, potong, seset, latek, jahit, pemotongan sol dalam, perakitan, finishing, dan packaging. Stasiun pola tidak diamati karena pekerjaan di stasiun ini siklusnya tidak berulang, pola hanya dibuat satu kali dan digunakan sampai rusak.

3. Metoda yang digunakan dalam pengukuran waktu baku langsung adalah metoda jam henti dan diambil sebanyak 36 data.

4. Penyesuaian untuk perhitungan waktu normal dilakukan dengan metoda Westinghouse.


(19)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

5. Perhitungan waktu baku tidak langsung menggunakan metoda MTM-1. 6. Stasiun kerja yang diamati untuk permasalahan biomekanika kerja hanya

untuk dua stasiun kerja, yaitu stasiun potong dan stasiun latek, karena di kedua stasiun ini tidak terdapat meja dan kursi.

7. Aspek lingkungan fisik yang diamati adalah pencahayaan, kebisingan, temperatur, kelembaban, sirkulasi udara (ventilasi), dan warna (atap, dinding dan lantai). Data diambil selama 3 hari pengamatan.

8. Data antropometri yang digunakan dalam perancangan diambil dari buku “Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto. 9. Panjang adalah ukuran horisontal yang sejajar dengan tubuh, dilihat dari

tampak depan. Lebar adalah ukuran horisontal yang tegak lurus dengan tubuh, dilihat dari tampak depan. Tinggi adalah ukuran vertikal, dilihat dari tampak depan.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Posisi peralatan berada di posisi yang tetap selama penelitian.

2. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 95%. 3. Tingkat ketelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 5%

4. Data antropometri yang diambil dari buku “Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto mewakili dimensi tubuh karyawan BORSANO.

1.4 Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

1. Berapakah waktu baku aktual untuk setiap stasiun kerja yang diamati? 2. Bagaimana kinerja operator saat ini? Jika belum baik, apa usulan yang dapat

diberikan untuk meningkatkan kinerja operator?

3. Bagaimana kondisi tata letak stasiun kerja setempat saat ini? Jika belum baik, apakah usulan yang dapat diberikan agar tata letak menjadi lebih baik? 4. Bagaimana kondisi lingkungan fisik di perusahaan saat ini? Jika belum baik, apakah usulan yang dapat diberikan agar kondisi lingkungan fisik memenuhi standar ergonomi?


(20)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

5. Bagaimana penerapan kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan oleh perusahaan? Jika belum baik, apakah usulan yang dapat diberikan terkait penerapan K3?

6. Berapa besar peningkatan kinerja operator bila dilihat dari waktu baku aktual dan waktu baku usulan setelah dilakukan perbaikan?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis waktu baku aktual dari setiap stasiun kerja yang diamati.

2. Menganalisis kinerja operator saat ini dan memberikan usulan yang dapat meningkatkan kinerja operator.

3. Menganalisis tata letak stasiun kerja setempat, serta membuat usulan terkait tata letak tersebut.

4. Menganalisis kondisi lingkungan fisik serta membuat usulan sehingga dapat memenuhi standar ergonomi.

5. Menganalisis penerapan K3 di perusahaan dan memberikan usulan terkait dengan K3 agar menjadikan perusahaan lebih baik.

6. Menghitung peningkatan kinerja operator dilihat dari waktu baku aktual dan usulan.

1.6 Sistematika Penulisan

Berikut adalah gambaran sistematis agar penelitian ini lebih mudah untuk dipahami:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini berisi mengenai teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini.


(21)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 SISTEMATIKA PENELITIAN

Bab ini berisikan flowchart yang menjelaskan tentang langkah-langkah yang dilakukan di dalam penelitian dari awal sampai akhir

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisikan data umum perusahaan, data yang diperlukan untuk pengolahan, serta pengolahan data.

BAB 5 ANALISIS DATA

Bab ini berisi hasil analisis yang diperoleh dari pengolahan data sebelumnya.

BAB 6 USULAN

Bab ini berisikan usulan yang diberikan oleh peneliti terhadap perusahaan. BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini, serta saran untuk perusahaan.


(22)

7-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Waktu Baku Aktual Setiap Stasiun Kerja yang Diamati

Menghitung waktu baku aktual setiap stasiun kerja dengan metoda langsung dan tidak langsung. Berikut adalah rangkuman waktu bakunya:

Tabel 7.1

Rangkuman Waktu Baku Metoda Langsung dan Tidak Langsung

7.2 Kinerja Operator Saat ini dan Usulan untuk Meningkatkan Kinerja Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, berikut adalah permasalahan di setiap stasiun kerja serta usulannya:

1. Stasiun gurat

a. Prinsip ekonomi gerakan: gerakan tangan dan badan tidak dihemat, pekerjaan tidak dirancang semudah-mudahnya, banyak gerakan mata, peralatan tidak berada di tempat yang mudah, cepat, dan enak untuk dicapai.

b. Usulan: penggabungan stasiun kerja gurat dan potong, menggunakan alat bantu cetakan, perbaikan PEG, perbaikan tata letak setempat, pemasangan 1 buah exhaust fan.

Stasiun Waktu Baku

Langsung (detik)

Waktu Baku Tidak Langsung (detik)

Gurat 485,33 382.64

Potong 600,95 578,12

Seset 159.15 151.83

Latek 62.51 57.42

Jahit 190.68 189.53

Cetak Sol 12.17 4.98

Perakitan 600.7 555.19

Finishing 72.41 67.26


(23)

Bab 7 Kesimpulan 7-2

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

2. Stasiun potong

a. Prinsip ekonomi gerakan: kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama, gerakan tangan dan badan tidak dihemat, pekerjaan tidak dirancang semudah-mudahnya, banyak gerakan mata, tinggi tempat kerja dan kursi tidak sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan tidak menyenangkan, tipe tinggi kursi tidak diatur sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya tidak memiliki postur yang baik.

b. Biomekanika kerja: berdasarkan hasil pengolahan metoda RULA, score yang diperoleh adalah 5, hal ini berarti perbaikan diperlukan, dan perlu diselidiki lebih lanjut.

c. Usulan: penambahan fasilitas fisik berupa meja dan kursi, penggabungan stasiun kerja gurat dan potong, menggunakan alat bantu cetakan, perbaikan PEG, perbaikan tata letak setempat, pemasangan 1 buah exhaust fan.

3. Stasiun seset

a. Prinsip ekonomi gerakan: kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama, tata letak peralatan dan pencahayaan kurang baik.

b. Usulan: perbaikan PEG, penambahan 1 buah lampu belajar, pemasangan safety sign.

4. Stasiun latek

a. Prinsip ekonomi gerakan: : kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama, gerakan tangan dan badan tidak dihemat, peralatan tidak berada di tempat yang mudah, cepat, dan enak untuk dicapai, tinggi tempat kerja dan kursi tidak sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan tidak menyenangkan, tipe tinggi kursi tidak diatur sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya tidak memiliki postur yang baik.


(24)

Bab 7 Kesimpulan 7-3

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

b. Biomekanika kerja: berdasarkan hasil pengolahan metoda RULA, score yang diperoleh adalah 5, hal ini berarti perbaikan diperlukan, dan perlu diselidiki lebih lanjut.

c. Usulan: penggunaan meja dan kursi kerja usulan, perbaikan PEG, perbaikan tata letak setempat, pemasangan safety sign.

5. Stasiun jahit

a. Prinsip ekonomi gerakan: kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama, mekanisme penyaluran objek yang sudah selesai diproses kurang baik, tata letak peralatan dan pencahayaan kurang baik.

b. Usulan: perbaikan PEG, perbaikan tata letak setempat, penambahan 1 buah lampu belajar, pemasangan safety sign.

6. Stasiun cetak sol dalam

a. Prinsip ekonomi gerakan: tidak terdapat masalah PEG di stasiun ini.

b. Usulan: pemasangan safety sign 7. Stasiun perakitan

a. Prinsip ekonomi gerakan: kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama, tata letak peralatan dan pencahayaan kurang baik.

b. Usulan: perbaikan PEG, pemasangan safety sign, penambahan 1 buah lampu belajar.

8. Stasiun finishing

a. Prinsip ekonomi gerakan: kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama.

b. Usulan: perbaikan PEG, pemasangan safety sign 9. Stasiun packaging

a. Prinsip ekonomi gerakan: tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama, mekanisme penyaluran objek yang sudah selesai diproses kurang baik


(25)

Bab 7 Kesimpulan 7-4

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

b. Usulan: perbaikan PEG, pemasangan safety sign, perancangan alat bantu berupa penampang.

7.3 Tata Letak Setempat

Terdapat masalah tata letak setempat di stasiun gurat, latek, jahit, dan packaging. Masalah utama pada stasiun gurat, latek dan packaging adalah jarak peralatan dan WIP In/Out yang terlalu jauh, sedangkan masalah pada stasiun jahit adalah penempatan posisi WIP Out yang kurang baik.

Pada kondisi yang diusulkan, stasiun gurat digabung dengan stasiun potong. Dengan demikian dilakukan perancangan ulang tata letak setempat, yang mempertimbangkan jarak peralatan dan WIP In/Out yang lebih dekat.

Usulan untuk stasiun latek adalah penggunaan meja dan kursi kerja usulan. Dengan demikian dilakukan perancangan tata letak setempat yang mempertimbangkan jarak peralatan dan WIP In/Out yang lebih dekat.

Usulan untuk stasiun packaging adalah menggunakan alat bantu penampang, sehingga jarak operator saat menyimpan WIP Out menjadi lebih dekat.

Usulan untuk stasiun jahit adalah mengubah letak WIP Out menjadi di sebelah kiri operator.

7.4 Lingkungan Fisik Kerja

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan mengenai kondisi lingkungan kerja. Berikut adalah kesimpulannya:

1. Pencahayaan: pencahayaan di perusahaan ini sudah cukup baik. Akan tetapi, ada 3 stasiun kerja yang pencahayaannya kurang yaitu stasiun seset, jahit, dan perakitan. Oleh karena itu, peneliti memberikan usulan berupa penambahan masing-masing 1 buah lampu belajar di stasiun seset, jahit, dan perakitan.


(26)

Bab 7 Kesimpulan 7-5

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

2. Kebisingan: tidak terdapat masalah kebisingan di perusahaan ini. 3. Suhu dan kelembaban: berdasarkan hasil pengolahan diagram

hubungan suhu dan kelembaban, dapat ditarik kesimpulan bahwa suhu dan kelembaban perusahaan ini masih berada dalam kondisi nyaman, baik di lantai 1 maupun lantai 2.

4. Ventilasi: untuk lantai 1, tidak terdapat masalah ventilasi, karena di sekitar area kerja sudah terdapat ventilasi yang cukup baik. Namun untuk lantai 2 tidak terdapat ventilator, maka dari itu peneliti mengusulkan pemasangan 1 buah exhaust fan.

5. Atap, dinding dan lantai: kondisi lingkungan kerja masih cenderung kotor. Oleh karena itu, peneliti memberikan usulan berupa simbol peringatan untuk mengingatkan pekerjanya agar menjaga kebersihan.

7.5 Penerapan K3 di Perusahaan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perusahaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa, perusahaan kurang memperhatikan permasalahan K3. Saat ini perusahaan sudah memiliki APAR dan tempat istirahat bagi pekerja, namun tidak terdapat kotak P3K dan safety sign. Maka dari itu peneliti mengusulkan untuk menggunakan kotak P3K tipe IIA, dan pemasangan safety sign di area kerja tertentu, seperti larangan merokok di setiap area kerja, simbol bahan mudah terbakar di area gudang lem, simbol pisau mesin tajam di area mesin seset, dan simbol tangan terjepit di mesin press, simbol untuk APAR dan P3K, serta membuat usulan layout untuk penempatan simbol-simbol tersebut.

7.6 Peningkatan Kinerja Operator

Berikut adalah rangkuman perbandingan waktu baku langsung aktual dan usulan serta peningkatan kinerja setelah dilakukan perbaikan.


(27)

Bab 7 Kesimpulan 7-6

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel 7.2

Tabel Rangkuman Peningkatan Kinerja

7.7 Saran

Saran untuk perusahaan adalah:

1. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan usulan yang diberikan, terutama usulan mengenai penggunaan alat bantu cetakan, karena akan menghasilkan peningkatan kinerja yang sangat signifikan.

2. Perlu dilakukan perhatian terhadap kondisi kesehatan pekerja, dimana kondisi lingkungan kerja yang penuh asap rokok dan cenderung kotor. Saran untuk penelitian ke depan:

1. Jarak antar pisau pola untuk usulan alat bantu cetakan potong perlu diperhatikan/ diberikan jarak yang cukup besar.

2. Pertimbangan usulan mengenai pembuangan/ pengolahan sisa kulit.

Stasiun Waktu Baku Aktual

Langsung (detik)

Waktu Baku Usulan Langsung (detik)

Penghematan Waktu Baku (%) Gurat

Potong

Seset 159,15 145,38 8,63

Latek 62,51 53,15 14,97

Jahit 190,68 178,93 6,16

Cetak Sol Dalam 12,17 11,69 3,90

Perakitan 600,71 570,56 5,02

Finishing 72,41 70,11 3,18

Packaging 37,57 35,11 6,55


(28)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Chaffin, D.B & Anderson, G.B.J.; “Occupational Biomechanics”, New York: Jhon Willey & Sons, 1999.

2. Nurmianto, Eko; “Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Edisi kedua,

Guna Widya, Surabaya, 2004.

3. Stanton, N. Et al. (eds.); “Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods”, CRC Press LLC, USA, 2005.

4. Sucipto, C.D.; “Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Cetakan pertama, Gosyen Publishing, Yogyakarta, 2014.

5. Suma’mur, P.K.; “Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan”,

Cetakan ke-7, Haji Masagung, Jakarta, 1997.

6. Sutalaksana, I.Z., Anggawisatra R., Tjakraatmadja, J.h.; “Teknik Tata Cara Kerja” Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung, 1979.

7. Urlich, K.T. & Eppinger, S.D.; Product Design and Development”, McGraw-Hill, USA, 1995.

8. Weimer, J.; “Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”, PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 1993.

9. Yudiantyo, Wawan; “Cara Praktis Penggunaan MTM 1,2,3 (Method Time

Measurement)”, Cetakan ke-19, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2011.


(1)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 2. Stasiun potong

a. Prinsip ekonomi gerakan: kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama, gerakan tangan dan badan tidak dihemat, pekerjaan tidak dirancang semudah-mudahnya, banyak gerakan mata, tinggi tempat kerja dan kursi tidak sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan tidak menyenangkan, tipe tinggi kursi tidak diatur sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya tidak memiliki postur yang baik.

b. Biomekanika kerja: berdasarkan hasil pengolahan metoda RULA, score yang diperoleh adalah 5, hal ini berarti perbaikan diperlukan, dan perlu diselidiki lebih lanjut.

c. Usulan: penambahan fasilitas fisik berupa meja dan kursi, penggabungan stasiun kerja gurat dan potong, menggunakan alat bantu cetakan, perbaikan PEG, perbaikan tata letak setempat, pemasangan 1 buah exhaust fan.

3. Stasiun seset

a. Prinsip ekonomi gerakan: kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama, tata letak peralatan dan pencahayaan kurang baik.

b. Usulan: perbaikan PEG, penambahan 1 buah lampu belajar, pemasangan safety sign.

4. Stasiun latek

a. Prinsip ekonomi gerakan: : kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama, gerakan tangan dan badan tidak dihemat, peralatan tidak berada di tempat yang mudah, cepat, dan enak untuk dicapai, tinggi tempat kerja dan kursi tidak sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan tidak menyenangkan, tipe tinggi kursi tidak diatur sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya tidak memiliki postur yang baik.


(2)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha b. Biomekanika kerja: berdasarkan hasil pengolahan metoda RULA,

score yang diperoleh adalah 5, hal ini berarti perbaikan diperlukan, dan perlu diselidiki lebih lanjut.

c. Usulan: penggunaan meja dan kursi kerja usulan, perbaikan PEG, perbaikan tata letak setempat, pemasangan safety sign.

5. Stasiun jahit

a. Prinsip ekonomi gerakan: kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama, mekanisme penyaluran objek yang sudah selesai diproses kurang baik, tata letak peralatan dan pencahayaan kurang baik.

b. Usulan: perbaikan PEG, perbaikan tata letak setempat, penambahan 1 buah lampu belajar, pemasangan safety sign.

6. Stasiun cetak sol dalam

a. Prinsip ekonomi gerakan: tidak terdapat masalah PEG di stasiun ini.

b. Usulan: pemasangan safety sign 7. Stasiun perakitan

a. Prinsip ekonomi gerakan: kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama, tata letak peralatan dan pencahayaan kurang baik.

b. Usulan: perbaikan PEG, pemasangan safety sign, penambahan 1 buah lampu belajar.

8. Stasiun finishing

a. Prinsip ekonomi gerakan: kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama.

b. Usulan: perbaikan PEG, pemasangan safety sign 9. Stasiun packaging

a. Prinsip ekonomi gerakan: tangan tidak memulai dan mengakhiri pada saat yang sama, mekanisme penyaluran objek yang sudah selesai diproses kurang baik


(3)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha b. Usulan: perbaikan PEG, pemasangan safety sign, perancangan alat

bantu berupa penampang.

7.3 Tata Letak Setempat

Terdapat masalah tata letak setempat di stasiun gurat, latek, jahit, dan packaging. Masalah utama pada stasiun gurat, latek dan packaging adalah jarak peralatan dan WIP In/Out yang terlalu jauh, sedangkan masalah pada stasiun jahit adalah penempatan posisi WIP Out yang kurang baik.

Pada kondisi yang diusulkan, stasiun gurat digabung dengan stasiun potong. Dengan demikian dilakukan perancangan ulang tata letak setempat, yang mempertimbangkan jarak peralatan dan WIP In/Out yang lebih dekat.

Usulan untuk stasiun latek adalah penggunaan meja dan kursi kerja usulan. Dengan demikian dilakukan perancangan tata letak setempat yang mempertimbangkan jarak peralatan dan WIP In/Out yang lebih dekat.

Usulan untuk stasiun packaging adalah menggunakan alat bantu penampang, sehingga jarak operator saat menyimpan WIP Out menjadi lebih dekat.

Usulan untuk stasiun jahit adalah mengubah letak WIP Out menjadi di sebelah kiri operator.

7.4 Lingkungan Fisik Kerja

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan mengenai kondisi lingkungan kerja. Berikut adalah kesimpulannya:

1. Pencahayaan: pencahayaan di perusahaan ini sudah cukup baik. Akan tetapi, ada 3 stasiun kerja yang pencahayaannya kurang yaitu stasiun seset, jahit, dan perakitan. Oleh karena itu, peneliti memberikan usulan berupa penambahan masing-masing 1 buah lampu belajar di stasiun seset, jahit, dan perakitan.


(4)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 2. Kebisingan: tidak terdapat masalah kebisingan di perusahaan ini. 3. Suhu dan kelembaban: berdasarkan hasil pengolahan diagram

hubungan suhu dan kelembaban, dapat ditarik kesimpulan bahwa suhu dan kelembaban perusahaan ini masih berada dalam kondisi nyaman, baik di lantai 1 maupun lantai 2.

4. Ventilasi: untuk lantai 1, tidak terdapat masalah ventilasi, karena di sekitar area kerja sudah terdapat ventilasi yang cukup baik. Namun untuk lantai 2 tidak terdapat ventilator, maka dari itu peneliti mengusulkan pemasangan 1 buah exhaust fan.

5. Atap, dinding dan lantai: kondisi lingkungan kerja masih cenderung kotor. Oleh karena itu, peneliti memberikan usulan berupa simbol peringatan untuk mengingatkan pekerjanya agar menjaga kebersihan.

7.5 Penerapan K3 di Perusahaan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perusahaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa, perusahaan kurang memperhatikan permasalahan K3. Saat ini perusahaan sudah memiliki APAR dan tempat istirahat bagi pekerja, namun tidak terdapat kotak P3K dan safety sign. Maka dari itu peneliti mengusulkan untuk menggunakan kotak P3K tipe IIA, dan pemasangan safety sign di area kerja tertentu, seperti larangan merokok di setiap area kerja, simbol bahan mudah terbakar di area gudang lem, simbol pisau mesin tajam di area mesin seset, dan simbol tangan terjepit di mesin press, simbol untuk APAR dan P3K, serta membuat usulan layout untuk penempatan simbol-simbol tersebut.

7.6 Peningkatan Kinerja Operator

Berikut adalah rangkuman perbandingan waktu baku langsung aktual dan usulan serta peningkatan kinerja setelah dilakukan perbaikan.


(5)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Tabel 7.2

Tabel Rangkuman Peningkatan Kinerja

7.7 Saran

Saran untuk perusahaan adalah:

1. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan usulan yang diberikan, terutama usulan mengenai penggunaan alat bantu cetakan, karena akan menghasilkan peningkatan kinerja yang sangat signifikan.

2. Perlu dilakukan perhatian terhadap kondisi kesehatan pekerja, dimana kondisi lingkungan kerja yang penuh asap rokok dan cenderung kotor. Saran untuk penelitian ke depan:

1. Jarak antar pisau pola untuk usulan alat bantu cetakan potong perlu diperhatikan/ diberikan jarak yang cukup besar.

2. Pertimbangan usulan mengenai pembuangan/ pengolahan sisa kulit. Stasiun Waktu Baku Aktual

Langsung (detik)

Waktu Baku Usulan Langsung (detik)

Penghematan Waktu Baku (%) Gurat

Potong

Seset 159,15 145,38 8,63

Latek 62,51 53,15 14,97

Jahit 190,68 178,93 6,16

Cetak Sol Dalam 12,17 11,69 3,90

Perakitan 600,71 570,56 5,02

Finishing 72,41 70,11 3,18

Packaging 37,57 35,11 6,55


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Chaffin, D.B & Anderson, G.B.J.; “Occupational Biomechanics”, New York: Jhon Willey & Sons, 1999.

2. Nurmianto, Eko; “Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Edisi kedua, Guna Widya, Surabaya, 2004.

3. Stanton, N. Et al. (eds.); “Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods”, CRC Press LLC, USA, 2005.

4. Sucipto, C.D.; “Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Cetakan pertama, Gosyen Publishing, Yogyakarta, 2014.

5. Suma’mur, P.K.; “Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan”, Cetakan ke-7, Haji Masagung, Jakarta, 1997.

6. Sutalaksana, I.Z., Anggawisatra R., Tjakraatmadja, J.h.; “Teknik Tata Cara Kerja” Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung, 1979.

7. Urlich, K.T. & Eppinger, S.D.; Product Design and Development”, McGraw-Hill, USA, 1995.

8. Weimer, J.; “Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”, PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 1993.

9. Yudiantyo, Wawan; “Cara Praktis Penggunaan MTM 1,2,3 (Method Time Measurement)”, Cetakan ke-19, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2011.