UPAYA WIDYAISWARA DALAM MENUMBUHKAN KREATIVITAS MENGOLAH BUAH MANGGIS BAGI PETANI PADA DIKLAT TEKNIS AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIA (BBPP) LEMBANG.
i
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No : 058/S/PLS/IV/2013 UPAYA WIDYAISWARA DALAM MENUMBUHKAN KREATIVITAS MENGOLAH BUAH MANGGIS BAGI PETANI PADA DIKLAT TEKNIS
AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) LEMBANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Disusun Oleh Resti Kurnia
0908849
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2013
UPAYA WIDYAISWARA DALAM MENUMBUHKAN KREATIVITAS MENGOLAH BUAH MANGGIS BAGI PETANI PADA DIKLAT TEKNIS
AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) LEMBANG
Oleh Resti Kurnia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Resti Kurnia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
RESTI KURNIA
UPAYA WIDYAISWARA DALAM MENUMBUHKAN KREATIVITAS MENGOLAH BUAH MANGGIS BAGI PETANI PADA DIKLAT TEKNIS
AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) LEMBANG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
PEMBIMBING I
Drs. Nunu Heryanto, M.Si NIP. 19560810 198101 1 001
PEMBIMBING II
Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 19590826 198603 1 003
Mengetahui,
(4)
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 19590826 198603 1 003
(5)
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(6)
V
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Upaya Widyaiswara dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura di Balai
Besar Pelatihan Pertania (BBPP) Lembang.
Penelitian ini memfokuskan pada kajian mengenai“Bagaimana upaya-upaya widyaiswara dalam menumbuhkan kreativitas mengolah buah manggis bagi petani pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian
(BBPP)Lembang’’.Permasalahan dibatasi pada 1) Upaya widyaiswara dalam
menumbuhkan pribadi kreatif mengolah buah manggis bagi petani, 2) Upaya widyaiswara dalam menumbuhkan motivasi kreatif mengolah buah manggis bagi petani, 3) Upaya widyaiswara dalam menumbuhkan proses kreatif mengolah buah manggis bagi petani, 4) Upaya widyaiswara dalam membuat produk kreatif buah manggis bagi petani,5) faktor penghambat widyaiswara dalam menumbuhkan kreativitas mengolah buah manggis bagi petani pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.Konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1)konsep pelatihan dalam pendidikanluar sekolah,2) konsep kompetensi dan peran widyaiswara, 3) Konsep kreativitas.Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sederhana dengan penyajian data persentase untuk menggambarkan variabel-variabel yang diteliti kedalam berbagai tafsiran.Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket sebagai pengumpul data primer adapun yang menjadi sampel penelitian ialah 30 orang peserta pelatihan yaitu petani, untuk memperoleh data sekunder atau pendukung melalui wawancara dilakukan kepada 2 orang widyaiswara dan observasi serta studi literatur untuk mengumpulkan konsep-konsep dari para ahli.Adapun tujuan penelitian ini secara umum ialah mendeskripsikan upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan pribadi,motivasi,proses dan produk kreatif mengolah buah manggis bagi petani,serta mendeskripsikan faktor-faktor penghambat dalam upaya widyaiswara menumbuhkan kreativitas mengolah buah manggis bagi petani pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan (BBPP)Pertanian Lembangi.Dari hasil penelitian diketahui bahwa 1)kreativitas mengolah buah manggis pada petani yang meliputi pribadi kreatif,motivasi kreatif,proses kreatif dan produk kreatif sudah cukup baik hal tersebut seiring dengan upaya-upaya pembelajaran yang dilakukan widyaiswara dapat menumbuhkan kreativitas petani, 2) faktor penghambat dalam upaya menumbuhkan kreativitas mengolah manggis adalah kesulitan mendapatkan dan kualitas bahan baku yang rendah,upaya widyaiswara dalam pendekatan secara personal masih sangat kurang,persyaratan batas maksimal usia dan pendidikan harus lebih dikaji kembali karena menjadi hambatan dalam pembelajaran.Adapun saran bagi BBPP Lembang selaku penyelenggara diklat hendaknya mengkajiulang kembali program diklat secara administratif seiring dengan hambatan yang dihadap seperti persyaratan peserta diklat dan fasilitator yang lebih diminati dan dibutuhkan oleh peserta.
(7)
V
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Efforts trainer in Creativity Process Mangosteen Fruit Growing for Farmers On Technical Training Horticulture at the Center for Agricultural Training
(BBPP) Lembang.
This study focuses on the study of “How trainer efforts to cultivate creativity in
growing mangosteen fruit for growers in Horticulture Technical Training Center for Training in Agriculture (BBPP) Lembang''. The problem is limited to, 1) Efforts to cultivate a personal trainer in the creative process of the mangosteen fruit for farmers,2) Efforts trainer in creative motivation for farmers to cultivate mangosteen,3) Trainers efforts in growing the creative process for farmers to cultivate mangosteen,4) trainers efforts in making creative products for farmers mangosteen fruit,5) inhibiting factors in fostering creativity lecturers processing the mangosteen fruit for growers in Horticulture Technical Training Center for Training in Agriculture (BBPP) Lembang. Concepts used in this study is, 1) the concept of training in non-formal education,2) the concept of competence and the role of lecturers,3) The concept of creativity. In this research, the writer uses descriptive method using a simple quantitative approach with the presentation of data to describe the percentage of the examined variables into different interpretations. Data collection techniques using A survey as primary data collectors as for which a sample was 30 participants, namely farmers, to obtain secondary data or supporting through interviews conducted for 2 trainers, and the observation and study of the literature to collect concepts from the experts. The general purpose of this study is escribing the efforts made in growing private trainers, motivation, process and creative process of mangosteen products for farmers, and describe the limiting factors in efforts to foster creativity trainers for farmers to cultivate mangosteen fruit at the Technical Training In Horticulture Training Center (BBPP) Lembang. The survey results revealed that,1) cultivate creativity in the mangosteen fruit farmers covering creative person, creative motivation, the creative process and creative product is good enough it is in line with the efforts undertaken trainers learning can foster creativity farmers, 2) Inhibiting factors in an effort to foster creativity cultivate mangosteen is difficult to get and the low quality of raw materials, trainers efforts in personalized approach is still very poor, terms of age and education limit should be reexamined as a barrier to learning. As for advice for BBPP Lembang as the organizer of the training should mengkajiulang administratively re-training programs in line with the requirements of the obstacles that confronted such training participants and facilitators are more in demand and needed by the participants.
(8)
vi
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN i
KATA PENGANTAR ii UCAPAN TERIMA KASIH iii ABSTRAK v DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 6 C. Tujuan Penelitian 7 D. Manfaat Penelitian 7
E. Struktur Organisasi Skripsi 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 9 A. Konsep Pelatihan 9
1. Pengertian dan Tujuan Pelatihan 9 2. Sasaran Pelatihan 11
3. Penyelenggaraan Pelatihan 12
4. Komponen Pelatihan 12
5. Pelatihan dalam Pendidikan Luar Sekolah... ....13
B. Widyaiswara 14
1. Kompetensi Widyaiswara 15 2. Kualitas yang dibutuhkan Seorang Widyaiswara 18 3. Peran Widyaiswara 19
(9)
vii
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Konsep Kreativitas 21
1. Konsep dan Pengertian Kreativitas 21
2. Faktoryang Mempengaruhi Kreativitas 24 a. Faktor internal (individu)...25
b. Faktor eksternal (lingkungan)...25
3. Konsep Kriteria Kreativitas 26
a. Person (Pribadi)...27
b. Press (Pendorong)...27
c. Process (proses)...27
d. Product (Produk)...28
D. Konsep Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Buah Manggis dengan Kriteria Kreativitas 29
BAB III METODE PENELITIAN 31 A. Lokasi dan Sampel Penelitian 31 1. Lokasi Penelitian 31 2. Populasi Penelitian 31 B. Desain Penelitian 32 1. Tahap Pra-Lapangan 32
2. Tahap Pekerjaan Lapangan 33
3. Tahap Analisis Data 33
4. Tahap Penulisan Laporan 33 C. Metode Penelitian 34
D. Definisi Operasional 35 E. Instrumen Penelitian 36 F. Teknik Pengumpulan Data 37
1. Observasi 38
2. Wawancara 38
3. Kuesioner (angket) 39
(10)
viii
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Study dokumentasi...39
G. Pengolahan dan Analisis Data 40
1. Reduksi Data 41
2. Penyajian Data 41
3. kesimpulan (conclusion) dan Verifikasi 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
A. Gambaran Lokasi Penelitian 44
1. Sejarah Perkembangan Lembaga 44
2. Visi, Misi dan Motto Lembaga 45
3. Sarana dan Prasarana 46
4. Lokasi Lembaga Pelatihan 46
5. Jumlah Pegawai...46 6. Struktur Organisasi...47 7. Penyelenggaraan Diklat...48 B. Gambaran Umum Program Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura
Penyuluh Pertanian Ahli 48
1. Latar Belakang 48
2. Tujuan Program...49 3. Dasar Pelaksanaan...49
4. Waktu Penyelenggaraan 50
5. Peserta 50
6. Biaya 50
C. Deskripsi Hasil penelitian (angket) 50
D. Pembahasan Hasil Penelitian 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 86
A. Kesimpulan 86
B. Saran 88
(11)
ix
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(12)
1 Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Indonesia adalah negara agraris yang hampir di setiap pulaunya dari sabang sampai merauke memiliki lahan pertanian,perkebunan dan perikanan yang menjadi sumber sandang,pangan dan papan masyarakat Indonesia.Dari sejak jaman penjajahan Belanda,Indonesia menjadi salah satu negara primadona akan hasil alamnya yang menjadi daya tarik negara-negara penjajah,hingga saat inipun Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor hasil-hasil alam seperti minyak bumi,gas alam,hasil pertanian sperti buah dan sayuran serta hasil hutan seperti kayu dan olahannya. Data BPS menyebutkan bahwa sekitar 60% atau 120 juta penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 70% di antaranya hidup dari pertanian.
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan hasil alamnya, terutama dalam sektor pertanian hampir 70% masyarakat Indonesia hidup dengan menggantungkan diri dari hasil alam.Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, baik itu pada pertumbuhan ekonomi, penerimaan devisa negara, pemenuhan kebutuhan pangan, maupun penyerapan tenaga kerja.Simatupang dan Darmorejo [ diakses tanggal 4/8/2013].[online]. menyebutkan keunggulan sektor pertanian dibandingkan sektor lainnya adalah dalam proses produksinya sektor pertanian berbasis pada sumber daya domestik sehingga lebih tahan dalam menghadapi gejolak internal dan perekonomian makro pada masa krisis.Memanfaatkan hasil alam yang ada di wilayah masyarakatnya itu sendiri yang menjadi mata pencaharian mayoritas penduduk Indonesia yaitu bertani.
Pertanian memiliki kontribusi yang besar terhadap peningkatan devisa, yaitu lewat peningkatan ekspor dan pengurangan tingkat ketergantungan negara terhadap impor atas komoditi pertanian.Komoditas ekspor pertanian Indonesia cukup bervariasi mulai dari getah karet, kopi,padi hingga berbagai macam sayur
(13)
2
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan buah atau hortikultura.Seperti yang di ungkapkan oleh Menteri pertanian, impor produk hortikultura, terutama buah-buahan masih cukup tinggi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2010 impor buah-buahan nilainya mencapai AS$ 655,4 juta AS. Tahun 2011 sempat turun menjadi AS$ 411,57 juta.Namun tahun 2012 meningkat lagi menjadi AS$ 848,6 juta atau sekitar Rp 8,1 triliun.(suara merdeka .com,16 juli2013).Oleh sebab itu produksi hortikultura maupun hasil olahan yang bervariasi bisa dijadikan salah satu cara untuk mengurangi impor produk hortikultura.
Pada tahun 2010 kontribusi sektor pertanian pada pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah 14,15 persen, menempati posisi ketiga setelah sektor perdagangan sebesar 16,89 persen, dan sektor industri pengolahan sebesar 27,84 persen (BPS,2013) .Ini menunjukan bahwa prospek dalam pembuatan produk-produk dari hasil pertanian cukup besar dalam domestik maupun internasional.Banyak sekali yang dapat diproduksi dari sektor pertanian. Tidak hanya makanan pokok, tetapi juga hasil olahan lain dapat diproduksi sebagai makanan sampingan seperti minuman,cemilan dan masih banyak lagi. Bahkan Indonesia juga sudah banyak mengekspor hasil produksi pertanian ke berbagai negara di dunia.
Komoditas hortikultura khususnya buah-buahan, merupakan produk pertanian yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi, keragaman jenis serta serapan pasar yang terus menerus mengalami peningkatan baik untuk pasar domestik maupun internasional. Hal ini merupakan potensi besar bagi peningkatan kesejahteraan petani buah di tanah air termasuk petani buah manggis dengan prospek yang
sangat cerah mengingat peminat “Queen of Fruits” ini di luar negeri sangat besar serta harganya yang cukup mahal sementara perkiraan peluang pasar akan terus meningkat dengan penambahan volume 10,7% per tahun.Hasil-hasil olahan hortikultura banyak yang menjadi unggulan seperti halnya buah manggis yang memiliki nilai jual serta produksi tinggi serta keguanaannya yang sangat banyak selain memiliki rasa yang enak juga memiliki vitamin yang banyak dan banyak diminati,untuk memenuhi hal itu dibutuhkan keterampilan serta kreatifitas pelaku
(14)
3
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengembangan pertanian (petugas,petani,pengusaha dan stakeholder lainnya) dalam mengolah buah manggis menjadi beragam olahan yang menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Tabel 1.1
(Sumber : Badan Pusat Statistik)
Untuk menciptakan sumber daya manusia pertanian yang unggul diperlukan kiat-kiat pada komponen-komponen pelatihan seperti sarana yang mumpuni,metode yang inovatif, dan yang paling krusial salah satunya upaya dari widyaiswara untuk menumbuhkan jiwa kreativitas itu sendiri.Badan Pengembangan Sumber Daya Pertanian Kementerian Pertanian tentang pelaksanaan pelatihan dan pendidikan (diklat).Untuk memenuhi tuntutan itu Balai Besar Pelatihan Pertanian selaku unit pelaksana Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Departemen Pertanian (BPSDMP) melaksanakan berbagai macam diklat yang diperuntukan bagi pelaku pertanian baik aparatur maupun non aparatur. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 15/Permentan/OT.140/2/2007 tanggal 19 Pebruari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang :
Sentra Produksi Komoditas Unggulan Jawa Barat dan Unggulan Nasional
No Komoditas buah Kabupaten/Kota Keterangan
1. Alpukat Garut, Bandung, Ciamis Unggulan
daerah
2 Jeruk Garut, Majalengka,
Bandung Barat, Sumedang
Masuk Unggulan
Nasional
3 Mangga Indramayu, Majalengka,
Cirebon, Kuningan, Sumedang
Masuk Unggulan
Nasional
3 Manggis Tasikmalaya, Bogor,
Ciamis, Subang, Purwakarta, Sukabumi
Masuk Unggulan
(15)
4
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempunyai tugas melaksanakan dan mengembangkan teknik pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian.
Diklat yang diselenggarakan tidak hanya untuk memenuhi peningkatan kualitas aparatur negara tetapi para petani yang dilatih untuk menjadi percontohan bagi petani lain didaerahnya.Petani selaku tonggak pengembangan pertanian tidak hanya memiliki keterampilan yang didapat dari pengalaman akan tetapi untuk memenuhi persaingan dan peningkatan kompetensi maka kebijakan BBSDMP bahwa petani harus mengikuti pelatihan dan pendidikan baik teknis maupun non teknis
Pelatihan merupakan satuan pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh lembaga diklat seperti Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 10 (3) menjelaskan sebagai berikut : Ayat (3) jalur pendidikan diluar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan diluar sekolah melalui kegiatan belajar yang tidak berjenjang dan berkesinambungan.Pelatihan yang menjadi sarana bagi warga belajar yang tidak tersentuh pendidikan formal,seperti halnya para petani yang membutuhkan treatment khusus karena memiliki keberagaman tersendiri seperti tingkat pendidikan,usia maupun pengalaman. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan yang memiliki fleksibilitas tinggi dalam berbagai kebutuhan pendidikan seperti,usia,waktu,tempat belajar,materi yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Adapun satuan pendidikan nonformal meliputi lembaga kursus,lembaga pelatihan,kelompok belajar,pkbm dan majelis taqlim serta satuan pendidikan sejenis ( UU RI No.20 tahun 2003).
Oleh karena itu diklat merupakan salah satu solusi jalur pemenuhan kebutuhan tersebut. Salah satu satuan pendidikan non formal adalah pelatihan,adapun pelatihan bertujuan untuk memberikan nilai tambah dan keterampilan lebih agar peserta yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan akan mampu bekerja lebih baik dalam pekerjaannya dan meningkatkan mutu lembaga maupun diri sendiri.Menurut Mathis (2002 : 154)”pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu
(16)
5
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencapai tujuan organisasi.”Dari pengertian tersebut maka pelatihan bertujuan untuk mengubah perilaku manusia menjadi lebih baik dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.Pelatihan merupakan suatu sarana untuk meningkatkan berbagai macam keterampilan,perbaikan serta peningkatan pengetahuan yang dituntut oleh tugas pekerjaannya agar mampu lebih berhasil dalam upaya program kerja organisasi atau lembaga.Tidak seperti pendidikan formal yang memiliki kurikulum tertentu yang harus dipaksakan pada peserta didik,pelatihan dilaksanakan berdasarkan atas kebutuhan atau need assesment sehingga pelatihan lebih banyak bersifat praktis.
Pelatihan agribisnis hortikultura buah manggis sasarannya adalah petani yang erat kaitannya dengan pembangunan masyarakat,seperti yang dikemukakan oleh Djuju Sudjana tentang asas relevansi pendidikan luar sekolah memiliki keterkaitan dengan pembangunan masyarakat : Pertama,bahwa pendidikan luar sekolah didasarkan atas asas kebutuhan masyarakat dan muncul karena tuntutan pembangunan masyarakat; Kedua,program-program pendidikan luar sekolah berfungsi menggarap pengembangan sumber daya manusia yang menjadi pelaku utama dalam pembangunan masyarakat dan sekaligus penerima pengaruh dari pembangunan masyarakat itu (Sudjana,2001:255).Dari asas tersebut dapat dilihat betapa pentingnya pengaruh pelaku utama pembangunan seperti halnya dalam penelitian ini yaitu petani yang harus diberikan suplemen berupa pendidikan yang cukup untuk memenuhi tuntutan target pertanian. . Kurangnya pengetahuan membuat petani sulit diberikan asupan teknologi dan perkembangan terbaru seperti halnya kreatifitas dalam mengolah hasil pertanian,untuk meningkatkan nilai jual dan penghasilannya.Oleh karena itu Diklat Agribisnis Buah Manggis merupakan sebuah langkah yang sangat penting dalam upaya penyediaan SDM pertanian yang kompeten dan profesional dalam bidang agribisnis buah manggis.
BBPP selaku penyelenggara diklat memiliki perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi yang mumpuni dalam setiap diklat yang diselenggarakan.Tidak hanya itu upaya widyaiswara untuk menumbuhkan jiwa kreatifitas pada petani merupakan
(17)
6
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
faktor yang paling krusial dalam pelatihan teknis agribisnis hortikultura buah manggis yang dilaksanakan 7 hari efektif pada tanggal 22-28 agustus 2013.
Untuk itu dalam penelitian ini penulis akan meneliti bagaimana Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Petani dalam Mnegolah Buah Manggis pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang).
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dari hasil data-data yang telah penulis peroleh dan studi pendahuluan maka terdapat beberapa masalah yang didapat di antaranya adalah :
1. Peserta yang mengikuti pelatihan merupakan hasil Identifikasi Kebutuhan Latihan (IKL) yang dilaksanakan oleh BBPP Lembang.Pelaksanaan kegiatan IKL ini disesuaikan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat pertanian atau bakal calon peserta pelatihan tersebut
2. Banyaknya petani yang membutuhkan keterampilan khusus dalam pengolahan hasil pertanian khususnya hortikultura.
3. Kurikulum diklat dalam pembelajaran didalam kelas terlalu banyak dibandingan dengan praktek.
4. Kurangnya motivasi peserta karena materi yang kurang inovatif.
5. Adanya upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara untuk menumbuhkan kreativitas petani.
6. Metode dan model pembelajaran bagi non aparatur hampir sama dengan aparatur.
7. Tingkat kreativitas petani dalam pengolahan hasil pertanian khususnya hortikultura masih sedikit.
Berdasarkan dari latar belakang dan hasil identifikasi masalah di atas,dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Upaya Widyaiswara dalam Menumbuhkan Kreativitas Petani pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Buah Manggis di BBPP Lembang.
Dari hasil identifikasi masalah tersebut maka diperoleh pertanyaan penelitian sebagai berikut :
(18)
7
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan pribadi kreatif mengolah buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnisnis hortikultura buah manggis di BBPP Lembang?
2. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan proses kreatif mengolah buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnisnis hortikultura buah manggis di BBPP Lembang?
3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan motivasi kreatif mengolah buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnisnis hortikultura buah manggis di BBPP Lembang?
4. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan widyaiswara dalam membuat produk kreatif buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnisnis hortikultura buah manggis di BBPP Lembang?
5. Faktor penghambat apa saja dalam menumbuhkan kreativitas petani pada Diklat Teknis Agribisnia Hortikultura Buah Manggis di BBPP Lembang? C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan,maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan pribadi kreatif pada petani dalam mengolah buah manggis pada diklat teknis agribisnis hortikultura.
2. Untuk mem gambaran tentang upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan proses kreatif pada petani dalam mengolah buah manggis pada diklat teknis agribisnis hortikultura.
3. Untuk memperoleh gambaran tentang upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan motivasi kreatif pada petani dalam mengolah buah manggis pada diklat teknis agribisnis hortikultura.
4. Untuk memperoleh gambaran tentang upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara dalam membuat produk kreatif buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnis hortikultura
(19)
8
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Untuk memperoleh gambaran hambatan-hambatan apa saja dalam upaya menumbuhkan kreativitas petani dalam diklat teknis agribisnis hortikultura buah manggis.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Kegunaan teoritik,penelitian ini bermanfaat untuk menguatkan konsep dan teori kreativitas menurut Rhodes,dalam upaya menumbuhkan kreativitas petani yang notabene merupakan warga belajar pendidikan luar sekolah. 2. Kegunaan praktis,dimana hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi
lembaga penyelenggara pelatihan dan praktisi,pembaca maupun widyaiswara untuk meningkatkan kredibilitas dan kompetensi widyaiswara untuk menerapkan konsep kreativitas dalam pembelajaran.
3. Kegunaan bagi peneliti,sebagai implementasi dari metodologi penelitan yang berguna untuk penelitian selanjutnya.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyajikan sistematika penulisan skripsi sebagai berikut :
BAB I, Pendahuluan, membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika organisasi skripsi.
BAB II, Kajian Pustaka, sebagai landasan konsepsi penelitian ini, mencakup konsep pelatihan, konsep pelatihan dalam pendidikan luar sekolah, dan konsep widyaiswara dan konsep kreativitas
BAB III, Metodologi Penelitian, membahas mengenai lokasi dan sample penelitian, desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpul data, triangulasi data, analisis data. BAB IV, Hasil penelitian meliputi: gambaran lokasi penelitian, gambaran umum program pelatihan, gambaran subjek penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
(20)
9
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V, Kesimpulan dan Saran, membahas kesimpulan hasil penelitian dan beberapa saran yang dapat direkomendasikan sebagai hasil temuan penelitian
(21)
31 Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Sampel penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang yang beralamat di jl.kayu ambon no 82 Lembang,lokasi ini dipilih karena BBPP Lembang merupakan lembaga pelatihan yang tidak hanya melayani atau menyelenggarakan pelatihan untuk aparatur (PNS,penyuluh) akan tetapi sumber daya manusia pertanian salah satunya adalah petani,erat kaitannya dengan pendidikan luar sekolah dari segi penyelenggaraan pelatihan maupun sasarannya yaitu petani sebagai masyarakat yang membutuhkan pendidikan.
2. Populasi dan sample penelitian a) Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek penelitian yang menjadi anggota unit yang diteliti.Menurut Sugiyono (2013:80),“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkanoleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya”.Sedangkang menurut Suharsimi Arikunto (2002:108) “populasi
adalah seluruh objek penelitian”.
Mengacu pada pengertian di atas berarti yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh peserta pelatihan yaitu petani yang berjumlah 30 orang dalam diklat teknis agribisnis hortikultura buah manggis tersebut yang menjadi responden utama dalam penelitian ini.Namun dikarenakan penelitian ini kualitatif deskriptif dengan menggunakan penyajian data presentase maka selain sample dan populasi juga menggunakan subjek penelitian yaitu widyaiswara.
b) Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2009:81).Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006 :131) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.Untuk pengambilan sampel sebenarnya tidak ada yang baku atau mutlak seperti yang di
(22)
32
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ungkapkan Kartini kartono [diakses 20/8/2013(Online)] “Pada prinsipnya tidak ada peraturan yang ketat untuk secara mutlak menetukan berapa sampel tresebut
harus di ambil dari populasi”,namun adapula pendapat lain seperti yang di ungkapkan Suharsimi Arikunto (2006:134) “Apabila subjeknya kurang dari
100,lebih baik di ambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi.Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.Dalam penelitian ini karena populasi hanya 30 orang maka sampelnyapun 30 orang karena kurang dari 100,sehingga populasi dan sampel sama jumlahnya yaitu petani sebagai peserta diklat teknis agribisnis hortikultura pengambilan sampel tersebut disebut purposive sampling,selain itu peneliti juga menggunakan subjek penelitian yaitu 2 orang widyaiswara dan 1 orang pengelola,namun dalam penelitian ini yang menjdi sumber data primer yaitu sampel 30 orang petani sedangkan data yang didapat dari widyaiswara dan pengelola menjadi data sekunder yang akan digunakan.
B. Desain Penelitian.
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian, yaitu ada empat tahap yang harus dilakukan oleh peneliti, sesuai yang dikemukakan oleh Moleong (2013: 127) yaitu:
1. Tahap Pra-Persiapan
Pada aktivitas pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yang berlokasi di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang . Hal tersebut dilakukan peneliti dikarenakan agar memperoleh gambaran mengenai pokok permasalahan yang ada di lokasi, yang akan dijadikan lokasi penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan perizinan kepada pihak-pihak terkait mulai dari instansi lembaga pendidikan yang sedang ditempuh, kemudian pihak lembaga dan kepala bagian diklat non aparatur, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini. Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan widyaiswara, setelah itu peneliti mengkaji dan menganalisis apakah fokus permasalahan yang di dapatkan dari hasil wawancara berkaitan dengan disiplin ilmu yang peneliti kaji atau tidak.
(23)
33
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada aktivitas ini, peneliti berusaha menimbang dan memilih data yang akan dijadikan fokus masalah penelitian, serta pemilihan narasumber dan metode pada penelitian ini. Apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti, siapa yang akan dijadikan sampel penelitian, dan siapa saja yang akan dijadikan narasumber. Setelah peneliti menentukan sampel penelitian, pada tahap pelaksanaan lapangan ini maka peneliti menyusun instrumen penelitian, kemudian mengumpulkan data yang ada di lapangan melalui angket, serta membuat penyimpulan hasil data yang diperoleh dari lapangan.
3. Tahap Analisis Data
Pada tahap analisis data, peneliti menganalisis hasil data dan informasi yang ada di lapangan, karena tahap ini merupakan tahap yang menentukan dalam mencari jawaban atas permasalahan penelitian. Model yang dipakai dalam teknik analisis data disini adalah metode analisis deskriptif yang digunakam dalam usaha mencari dan mengumpulkan data, menyusun, mengujinya melalu angket yang disebar kepada sampel penelitian serta menafsirkan data yang sudah ada untuk menguraikan secara lengkap, teratur dan teliti terhadap suatu objek penelitian. Kegiatan analisis data ini dimulai dengan mengumpulkan data dan informasi yang dihasilkan dari wawancara, obsevasi, pengamatan, dokumen resmi. Kemudian data yang terkumpul diolah sesuai dengan kaidah relevansi pengolahan data dalam penelitian kuantitatif.
4. Tahap Penulisan Laporan
Peneliti menyajikan keseluruhan tahapan kegiatan selama penelitian. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang telah terkumpul selama proses penelitian berlangsung. Analisis data dilakukan melalui teknik analisis kuantitatif sederhana,menghitung frekuensi dari setiap butir jawaban yang ada di angket kemudian di persentasikan dan ditafsirkan.. Tahap penulisan laporan merupakan tahap akhir penyusunan hasil penelitian. Setelah itu peneliti berkonsultasi dengan pembimbing dan disetujui untuk diujikan. Kemudian laporan penelitian disajikan sesuai dengan outline yang berlaku di lingkungan Universitas.
(24)
34
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian menentukan metode yang akan digunakan menjadi sangat penting untuk mendapatkan hasil penelitian yang obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan,untuk itu sebelum melakukan penelitian penulis menentukan metode yang hendak dipakai sesuai dengan masalah yang akan diteliti agar tujuan penelitian dapat tercapai.Metode penelitian adalah cara-cara yang terarah dan konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan yang memiliki tujuan.
Metode penelitian menurut Sugiyono (2009 :2 ) ialah “cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu”.
Untuk penelitian ini metode yang paling sesuai digunakan ialah metode deskriptif yaitu menurt Winarno Surahman [diakses 1/10/2013(Online)],“Metode penelitian yang memusatkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang,pada masalah-masalah yang aktual,data yang dikumpulkan mula-mula disusun. Metode ini untuk mengklasifikasikan 2 penyajian data yaitu kualitatif dan kuantitatif,untuk kualitatif yaitu yang digambarkan melalui kata atau kalimat-kalimat yang dikelompokan atau dikategorikan untuk memperoleh kesimpulan,untuk data kuantitatif yang berupa angka-angka hasil perhitungan maupun pengukuran dapat diproses dengan beberapa cara yaitu dijumlahkan,dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase.Ada data persentase yang disajikan langsung angkanya adapula yang setelah dipresentasekan lalu ditafsirkan kembali dengan kalimat yang bersifat kualitatif,teknik seperti ini seringkali disebut teknik deskriptif kuantitatif ,yang akan dipakai oleh penulis dalam penelitian ini,adapun tujuan penulis memakai teknik ini adalah :
1. Masalah yang diteliti mengandung 2 variable yang bersifat deskriptif
2. Penelitian ini tidak hanya untuk mengumpulkan data tetapi juga meliputi analisis penafsiran dan kesimpulan mengenai data-data yang diperoleh sehingga mendapatkan pemecahan masalah dan dapat dijadikan bahan serta cara perbaikan.
(25)
35
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain disebut metode deskriptif kuantitatif metode ini juga disebut statistik deskriptif seperti Menurut Sugiyono (2006 : 112) yang dimaksud statistik deksriptif ialah “Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan atau generalisasi”.Yang termasuk
ke dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel,grafik,diagramlingkaran,pictogram perhitungan modus,mean(perhitungan tendensi sentral),perhitungan desil,presentil,perhitungan penyetaraan data dan standar deviasi serta perhitungan presentase.
D. Definisi Operasional
Penjelasan istilah-istilah menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian,hal ini diperuntukan membantu pembaca dalam memahami penelitian tersebut dan menghindari terjadinya kekeliruan dalam menafsirkan istilah-istilah,oleh sebab itu penulis memberikan penjelasan umum maupun definisi operasional dalam penelitian ini,yaitu :
1. Upaya
Upaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI),usaha tau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,memecahkan suatu persoalan,atau mencari jalan keluar.Dalam penelitian ini upaya yang dimaksud adalah upaya pembelajaran yang dilakukan widyaiswara untuk menumbuhkan kreativitas petani.
2. Widyaiswara
Widyaiswara adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas mendidik,mengajar,dan atau melatih secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada unit pendidikan dan pelatihan instansi pemerintah.Dalam penelitian ini yaitu widyaiswara di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.
3. Kreativitas petani
Kreativitas adalah kemampuan untuk memahami hal
baru,menginterpretasikan pengalaman baru dan memecahkan masalah dengan cara yang baru dan asli.dalam penelitian ini yang dimaksud kreativitas petani
(26)
36
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah kemampuan petani dalam memahami hal baru dalam pengolahan buah manggis sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
4. Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Buah manggis
Diklat teknis agribisnis hortikultura buah manggis merupakan sebuah diklat yang diperuntukan bagi para petani di Indonesia (lingkup kerja BBPP) dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan pengolahan buah manggis.
E. Instrument Penelitian
1. Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrument penelitian disusun berdasarkan dari indikator dan pokok-pokok permasalahan dalam kegiatan penelitian yang dibuat menjadi butir-butir pertanyaan yang dituangkan dalam lembar angket hasil pengembangan dari beberapa aspek indikator –indikator yang sudah didapat dalam penelitian.
Gambar 3.1
Skema proses penyusunan instrument
2. Pengembangan Instrumen
Instrument yang ditauangkan dalam angket digunakan untuk melihat upaya widyaiswara dalam menumbuhkan kreativitas petani,adapun angket yang
Identifikasi masalahh
Masalah penelitian
Pertanyaan penelitian Tujuan
penelitian
Aspek penelitian
Indikator penelitian Instrumen
(27)
37
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan yaitu angket tertutup dengan langkah-langkah penyusunan sebagai berikut :
a) Membuat dan menyusun kisi-kisi pertanyaan,melalui langkah-langkah perumusan masalah yang akan diteliti kemudian menentukan indikator-indikator dari aspek yang akan di ukur.
b) Merumuskan item-item pertanyaan dan membuat alternatif jawaban,kemudian dibuat sedemikian rupa agar dapat dipahami oleh responden.Angket tertutup ini merupakan seperangkat pertanyaan yang sudah tersedia alternatif jawaban untuk mempermudah responden dalam menjawab pertanyaan,responden hanya perlu membubuhkan tanda (X) pada alternatif jawaban yang dipilih. c) Uji coba angket,seperangkat pertanyaan dan alternatif jawaban yang sudah
disusun secara sistematis dan di anggap sudah maksimal di uji cobakan pada sample yang di anggap memiliki krakteristik sama dengan sample penelitian,untuk melihat kekurangan dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat,kemudian diperbaiki kembali untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
d) Revisi angket,dari hasil uji coba angket yang memiliki kekurangan kemudian diperbaiki kembali.
e) Memperbanyak angket,angket yang sudah di uji coba dan direvisi kemudian diperbanyak sesuai dengan sample yang sudah ditentukan.
f) Menyebarkan angket,dari yang telah diperbanyak kemudian angket di sebar untuk di isi oleh responden yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu peserta lain (petani)agar diperoleh jawaban sesuai denganindikator dan objek penelitian yang telah ditentukan sebelumnya
g) Pengambilan angket atau pengumpulan angket,pada tahap pengumpulan data ini peneliti sekaligus menghimpun semua data yang sudah didapat dari hasil observasi dan wawancara untuk di analisis antara upaya widyaiswara tumbuhnya kreativitas petani.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara untuk menghimpun dan mengumpulkan data yang relevan dan memberikan gambaran dari objek yang akan diteliti.Alat
(28)
38
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengumpul dat harus sesuai dengan kriteria,antara lain sesuai dengan data yang dibutuhkan.Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi adalah teknik yang digunakan dengan mengkaji suatu gejala dan/atau peristiwa melalui upaya mengamatai dan mencatat data secara sistematis.”Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memakai perkataan atau tidak disertai dengan komunikasi lisan”(Sudjana,2006:199).
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:205) mengemukakan bahwa “ Observasi
adalah menatap kejadian,gerak dan proses”.Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,proses kerja dan gejala-gejala alam dan bila responden terlalu besar.Observasi juga biasanya digunakan pada studi pendahuluan pada saat awal penelitian.Pedoman observasi dilakukan peneliti untuk melihat kegiatan langsung proses pembelajaran pada diklat teknis agribisnis hortikultura buah manggis di BBPP Lembang.Teknik observasi ini dilakukan peneliti langsung terjun kelapangan untuk melihat penyelenggaraan diklat secara langsung,interaksi antara widyaiswara dengan peserta,penggunaaan sarana dan prasarana belajar serta kreativitas peserta langsung pada saat kegiatan pelatihan berlangsung.
2. Wawancara
Wawancara adalah alat pengumpul data yang bersifat langsung face to face atau man to man yang dilakukan oleh penanya (koresponden) kepada pihak yang ditanya atau penjawab (responden).wawancara dilakukan oleh penanya degan menggunakan pedoman wawancara .Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dan tidak terungkap,sifatnya untuk melengkapi informasi yang sudah didapat.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk menggali data tentang upaya yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan kreativitas petani dan faktor penghambat dalam menumbuhkan kreativitas petani.Serta data-data yang belum terungkap karena keterbatasan observasi,sehingga wawancara digubakan untuk menambah dan memperjelas hasil observasi.Dalam wawancara peneliti
(29)
39
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menentukan subjek penelitian sebagai responden untuk dimintai keterangan,setelah itu peneliti melakukan analisis dan menafsirkan jawaban untuk menjadi indikator dan butir-butir dalam angket yang akan diujikan,hasil angket tersebut apakah sesuai dengan upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara tersebut. 3. Kuesioner(Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.Menurut Babbie dalam Sudjana (2006:177),“angket ialah alat pengumpul data secara tertulis yang berisi pertanyaan (question) atau pernyataan (statement) yang disususn secara khusus dan digunakan untuk menggali dan menghimpun keterangan dan/atau informasi sebagaimana dibutuhkan dan cocok untuk di analisis”.kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.Kuesioner bisa diberikan langsung,lewat internet atau pos.Dalam penelitian ini angket disebar langsung kepada petani sebagai sampel penelitian pada hari terakhir diklat teknis agribisnis hortikultura.
Menurut Suharsimi Arikunto(2002:140)”angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang hal-hal
yang ingin diketahui oleh peneliti”,sedangkan menurut Sugiyono (2006:77) angket adalah “pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya”.Penyusunan angket ini dimulai dari penyususnan kisi-kisi berupa uraian tentang aspek yang akan diteiliti dan indikatornya yang selanjutnya diturunkan menjadi butiran-butiran pertanyaan yang didapat dari hasil wawancara dengan widyaiswara yang mengacu pada upayanya dalam menumbuhkan kreativitas petani dalam penguasaan bahan ajar,pengelolaan kelas,pengelolaan program dan penggunaan media pembelajaran (kompetensi administratif dan edukatif).
4. Study Literatur
Teknik pengumpulan data dengan study literatur menjadi teknik yang paling penting karena menjadi fondasi pencarian teori dasar maupun bahan-bahan untuk
(30)
40
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melengkapi,dengan cara membaca dan mempelajari sumber-sumber bacaan yang sesuai dengan permasalahan penelitian yang dapat menunjang proses penelitian. 5. Study Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:131) bahwa “dalam melakukan study dokumentasi penelitian menyelidiki benda-benda seperti :buku,majalah,dokumen
dan sebagainya”.Dalam hal ini study dokumentasi dipergunakan dengan tujuan
untuk memperoleh data yang bersifat administratif dan data-data kegiatan yang terdokumentasikan sebagai adanya bukti penyelenggaranan Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Buah Manggis di BBPP Lembang.Sumber data berupa catatan,dokumen berupa buku panduan,foto-foto kegiatan,jadwal pelatihan dan lain sebagainya. .
F. Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan 2 teknik analisis data yaitu deskriptif dan kuantitatif presentase,teknis analisis deskriptif adalah teknik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteiliti melalui data populasi dan sampel sebagai mana adanya,tanpa melalukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono,2013 :90).teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif presentase digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel yang diteliti dengan perhitungan statistik sederhana yaitu perhitungan persentase dalam berbagai tafsiran.Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan data agar mudah dibaca dan dimengerti.
Analisis data dilakukan untuk menyusun data yang diperoleh secara sistematis. Teknik analisis data yang dilakukan berasal dari hasil angket yang telah diisi oleh responden yang berjumlah 30 orang petani, hasil wawancara kepada 2 orang widyaiswara, dan hasil observasi yang peneliti amati selama penelitian dilaksanakan.
Miles and Huberman(1984) dalam Sugiyono (2013:91) mengemukakan hal-hal yang terdapat dalam analisis kuantitatif. Analisis tersebut terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Langkah-langkah tersebut digambarkan sebagai berikut:
(31)
41
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari
catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian Data (data display)
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian-penyajian ini meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Dengan melihat penyajian-penyajian kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut.
3. Kesimpulan (conclusion)/verifikasi.
Kesimpulan-kesimpulan “final” mungkin tidak akan muncul sampai pengumpulan data berakhir, tergantung besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan. Kesimpulan-kesimpulan juga diversifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan serta tukar pikiran.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data yaitu :
a) Seleksi data,pada tahapan ini data yang telah terkumpul diseleksi dan pilih kemudian disesuaikan dengan tujuan penelitian.
b) Klasifikasi data,pada tahap ini data yang telah diseleksi kemudian di klasifikasikan atau digolongan sesuai dengan pertanyaan penelitian untuk mempermudah dalam pengolahan data.
c) Tabulasi data,pada tahap ini data yang sudah dikelompokan kemudian ditabulasi,untuk memperoleh dan mengetahui frekuensi dari setiap item pertanyaan,dilihat dari jawaban keseluruhan responden.Selanjutnya data hasil
(32)
42
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perhitungan dimasukan ke dalam tabel yang telah tersedia untuk mempermudah menganalisis data.
Setelah data diolah kemudain data tersebut di analisis untuk menyederhanakan data yang sudah didapat ke dalam bentukyang mudah di interpretasikan dan dibaca,berikut langkah-langkah dalam menganalisi data :
1. Membuat tabel dengan kolom-kolom : no urut,alternatif jawaban,frekuensi yang di observasi dan presentase.
2. Mencari frekuensiyang di observasi ( F ) dengan cara menjumlah tainya dari setiap alternatif jawaban.
3. Mencari frekuensi keseluruhan ( n ) dengan menjumlah frekuensi observasi dari setiap alternatif jawaban.
4. Mencari nilai presentase dengan cara menggunakan rumus sebagai berikut : f
P = X 100 % n
keterangan :
P = prosentase
f = frekuensi jawaban terhadap satu poin r = jumlah responden yang dijadikan sampel 100 % = Bilangan konstanta/tetap
Untuk mempermudah dalam menafsirkan data yang diperoleh maka peneliti membuat kriteria perhitungan presentase jawaban kolektif yang diberikan responden sebgai berikut :
a) 0 % = tidak seorangpun memberikan jawaban b) 1 % - 24 % = hanya sebagian kecil
c) 25 % - 49 % = kurang dari setengahnya d) 50% = setengahnya
e) 51 % - 74 % = lebih dari setengahnya f) 75 %-99% = sebagian besar
g) 100 % = seluruhnya (Arikunto,2002:115)
(33)
43
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berpedoman pada perhitungan tersebut, maka setiap jawaban yang diperoleh dari angket yang telah disebarkan dapat diketahui persentasenya. Selanjutnya akan mempermudah dalam menafsirkan data penelitian ini. Adapun penafsiran persentasenya kemudian dianalisis dan dideskripsikan bersama hasil wawancara dan observasi berdasarkan teori dan konsep yang berkaitan dengan penelitian ini.
(34)
86 Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan atas temuan hasil penelitian dan uraian bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti yaitu “Upaya widyaiswara dalam menumbuhkan kreativitas petani pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Buah Manggis.”
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan pada bab IV, peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Upaya apa saja yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan pribadi kreatif mengolah buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnisnis hortikultura di BBPP Lembang.
Widyaiswara sebagai pelatih,pengajar sekaligus pembimbing dalam sebuah penyelenggaraan diklat dituntut untuk dapat menyampaikan dan mencapai tujuan pelatihan yang di inginkan lembaga,oleh karena itu upaya dalam pembelajaran dan non pembelajaran perlu dilakukan.Upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan pribadi kreatif mengolah buah manggis bagi petani yang mengikuti Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura sudah baik dan dapat menumbuhkan pribadi kreatif, yang meliputi minat,bakat,sikap dan kualitas temperamental,hal tersebut sejalan dengan konsep kreativitas dalam kriteria pribadi kreatif dengan peran kependidikan widyaiswaara.
2. Upaya apa saja yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan motivasi kreatif mengolah buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnisnis hortikultura di BBPP Lembang
Kesimpulan dari hasil penelitian untuk pertanyaan penelitian no dua adalah upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan motivasi kreatif mengolah buah manggis pada petani cenderung baik atau dapat menumbuhkan motivasi petani hal tersebut seiring dengan antusiasme petani yang sangat tinggi terhadap pengolahan buah manggis serta motivasi yang terbentuk seiring dengan upaya penggunaan laboratorium pengolahan,penggunaan role model,pemberian
(35)
87
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
reward dan pendekatan personal yang dilakukan widyaiswara,hal tersebut seiring dengan peran kepemimpinan widyaiswara sebagai oarang yang harus mampu memotivasi orang lain,menyederhanakan, mendelegasikan, dan penentuan prioritas untuk terlaksananya perubahan dengan sarana fasilitas dan anggaran yang ada.
3. Upaya apa saja yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan proses kreatif mengolah buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnisnis hortikultura di BBPP Lembang
Upaya widyaiswara dalam menumbuhkan proses kreatif dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dan dipaparkan di bab sebelumnya cenderung baik dan sudah mampu menumbuhkan kreativitas petani hal ini dapat dilihat dari banyaknya ide-ide kreatif yang diungkapkan oleh petani dalam pengolahan buah manggis,inisiatif membuat produk olahan baru dapat dilihat dari banyaknya kreasi yang dibuat petani ketika praktek berlangsung hal tersebut membuktikan bahwa peran seorang widyaiswara sebagai pengintegrasi yaitu menyatukan unsur-unsur pembelajaran,teknologi dengan kondisi kompleksitas peserta pelatihan yaitu petani sudah cukup baik karena mampu menstimulus terbentuknya ide-ide baru dari rangsangan pembelajaran yang dibuat oleh widyaiswara seperti penggunaan labortorium pengolahan,modul dan slide show.Petani yang nota bene tidak terbiasa didalam kelas,dengan dikondisikan sedemikian rupa oleh widyaiswara maka dapat menumbuhkan proses kreatif.
4. Upaya apa saja yang dilakukan widyaiswara dalam membuat produk kreatif mengolah buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnisnis hortikultura di BBPP Lembang
Upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan kreativitas membuat produk kreatif yang original dan fungsional sudah cukup baik hal tersebut dapat dilihat dari tingginya minat petani dalam mengolah buah manggis,serta antusiasme petani dalam membuat label dan pengemasan suatu produk hal tersebut seiring dengan peran dan upaya yang dilakukan widyaiswara
(36)
88
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam memperkenalkan alat-alat pengemasan dan teknologi pembuatan produk yang ada di laboratorium pengolahan sudah cukup baik.
Keberhasilan upaya widyaiswara dalam menumbuhkan kreativitas petani antara lain dapat disismpulkan yaitu ,1)Penguasaan bahan ajar yang sudah dikuasai oleh widyaiswara relevan dengan materi yang dibutuhkan,2) Pengelolaan kelas,widyaiswara mampu mengelola kelas dengan baik,menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan hal tersebut dikarenakan widyaiswara melihat perkembangan suasana hati petani melalui alat evaluasi daily mood,3) Pengelolaan program,dalam mengelola program widyaiswara mampu mengelola dengan baik seperti program pengolahan buah manggis di laboratorium pengolahan yang mendapatkan respon sangat baik dari petani ,4) Penggunaan media/sumber belajar,widyaiswara mampu memaksimalkan media dan sumber belajar yang ada di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengolahan data dan wawancara terhadap responden yaitu 30 orang petai dan juga hasil studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti. 5. Apa saja hambatan-hambatan dalam upaya menumbuhkan kreativitas
mengolah buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnia hortikultura buah manggis di BBPP Lembang
Hambatan-hambatan yang dihadapi widyaiswara dalam upaya menumbuhkan kreativitas petani pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Buah Manggis pada faktor internal, sulitnya mendapatkan bahan baku manggis yang bagus untuk proses praktikum pengolahan buah manggis,begitu pula dengan petani hambatan bahan baku menjadi faktor yang paling krusial karena hasil panen tergantung pada faktor alam.Sedangkan hambatan pada faktor eksternal yaitu kurangnya kerjasama dengan pihak-pihak dari luar dalam hal ini yaitu pembelajaran pemasaran yang banyak dibutuhkan oleh petani.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan rekomendasi untuk para pihak yang terkait diantaranya adalam sebagai berikut:
(37)
89
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagi Widyaiswara
Dalam menumbuhkan kreativitas mengolah buah manggis bagi petani widyaiswara sebagai orang yang mengampu kegiatan diklat diharapkan dapat lebih menumbuhkan motivasi petani agar terbentuk pribadi kreatif yang dapat menghasilkan produk-produk kreatif komoditas buah manggis,hal itu seiring dengan peran widyaiswara itu sendiri yaitu peran kependidikan yang harus diterapkan dalam upayanya mencapai tujuan pelatihan.
2. Bagi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Diharapkan dapat mendorong terciptanya industri kreatif komoditas buah manggis menjadi produk-produk fungsional yang dapat diminati masyarakat maupun dapat meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri.Dalam menumbuhkan pribadi kreatif,motivasi kreatif,proses kreatif dan produk kreatif,agar menjadi sumber,media dan sarana belajar bagi petani dalam mengolah buah manggis tidak hanya sebagai penyelenggara.
3. Bagi petani
Diharapkan petani mampu mengolah hasil pertanian hortikultura yang didapat dengan kualitas dan kuantitas terbaik,mampu pula menerapkan hasil-hasil pendidikan dan pelatihan yang telah didapat di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang untuk berkreasi membuat produk-produk kreatif komoditas yang ditanam menjadi hasil olahan yang memiliki nilai jual tinggi.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini mudah-mudahan bermanfaat sebagai referensi bagi para peneliti selanjutnya yang merasa tertarik untuk mengkaji lebih mengenai kreativitas petani dalam mengolah komoditas hortikultura di lembaga pelatihan. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mampu mengkaji mengenai berbagai model pelatihan lainnya dalam upaya menumbuhkan kreativitas petani lainnya sehingga menjadi lebih baik lagi.
(38)
90
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Arikunto,S.2002.Prosedur Penelitian,Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : PT.Rineka Cipta
Arikunto,S.2000. Manajemen Penelitian.Jakarta : PT.Rineka Cipta
Balai Besar Pelatihan Pertanian. 2013. Panduan Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Buah Manggis Non Aparatur. Bandung : Tidak Diterbitkan IKAPI. 2009. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung:
Fokusmedia
Kamil, M. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta
Kartika Ikka.2011.Mengelola Pelatihan Partisipatif.Bandung:Alfabeta
Moleong, L.J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Rosda
Munandar Utami.2002. Kreativitas dan keberbakatan,Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat.Jakarta : Gramedia
Scoot C ,James.1989.Moral Ekonomi petani.Jakarta:LP3ES
Sudjana,D.2007.Sistem dan Manajemen Pelatihan (Teori dan Aplikasi).Bandung : Falah
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Supriadi,Dedi.2001.Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan Iptek.Bandung :Alfabeta
Non buku :
PP.No.73 Tahun 1991.Tentang Pelaksanaan Pelatihan.
Peraturan Menteri PAN Nomor 14 tahun 2009 tentang “Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya”
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2008 “tentang Standar Kompetensi Widyaiswara”
(39)
Resti Kurnia, 2013
Upaya Widyaiswara Dalam Menumbuhkan Kreativitas Mengolah Buah Manggis Bagi Petani Pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
.
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor. 6 Tahun 2008 “tentang Pedoman Sertifikasi Widyaiswara”
Internet :
Admin.2013.Pengertian motivasi menurut para ahli.In Google Online [Online]. Tersedia di
http://www.wawasanpendidikan.com/2013/07/artikel- pendidikan-tentang-definisi-motivasi-dan-motivasi-belajar-menurut-para-ahli.html.
Hamdan Malik.2012.Peran Widyaiswara. In Google Online[Online]
Tersedia di : http://widyatan-lampung.blogspot.com/2013/02/menyoal-peran-widyaiswara-dalam.html
Adi Riyanto.2012. Mengembangkan Kompetensi Profesional Widyaiswara.in Google Online [Online]
Tersedia di http://arsury.blogspot.com/2009/01/mengembangkan-kompetensi-profesional.html
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan atas temuan hasil penelitian dan uraian bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti yaitu “Upaya widyaiswara dalam menumbuhkan kreativitas petani pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Buah Manggis.”
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan pada bab IV, peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Upaya apa saja yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan pribadi kreatif mengolah buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnisnis hortikultura di BBPP Lembang.
Widyaiswara sebagai pelatih,pengajar sekaligus pembimbing dalam sebuah penyelenggaraan diklat dituntut untuk dapat menyampaikan dan mencapai tujuan pelatihan yang di inginkan lembaga,oleh karena itu upaya dalam pembelajaran dan non pembelajaran perlu dilakukan.Upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan pribadi kreatif mengolah buah manggis bagi petani yang mengikuti Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura sudah baik dan dapat menumbuhkan pribadi kreatif, yang meliputi minat,bakat,sikap dan kualitas temperamental,hal tersebut sejalan dengan konsep kreativitas dalam kriteria pribadi kreatif dengan peran kependidikan widyaiswaara.
2. Upaya apa saja yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan motivasi kreatif mengolah buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnisnis hortikultura di BBPP Lembang
Kesimpulan dari hasil penelitian untuk pertanyaan penelitian no dua adalah upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan motivasi kreatif mengolah buah manggis pada petani cenderung baik atau dapat menumbuhkan motivasi petani hal tersebut seiring dengan antusiasme petani yang sangat tinggi terhadap pengolahan buah manggis serta motivasi yang terbentuk seiring dengan upaya penggunaan laboratorium pengolahan,penggunaan role model,pemberian
(2)
87
reward dan pendekatan personal yang dilakukan widyaiswara,hal tersebut seiring dengan peran kepemimpinan widyaiswara sebagai oarang yang harus mampu memotivasi orang lain,menyederhanakan, mendelegasikan, dan penentuan prioritas untuk terlaksananya perubahan dengan sarana fasilitas dan anggaran yang ada.
3. Upaya apa saja yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan proses kreatif mengolah buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnisnis hortikultura di BBPP Lembang
Upaya widyaiswara dalam menumbuhkan proses kreatif dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dan dipaparkan di bab sebelumnya cenderung baik dan sudah mampu menumbuhkan kreativitas petani hal ini dapat dilihat dari banyaknya ide-ide kreatif yang diungkapkan oleh petani dalam pengolahan buah manggis,inisiatif membuat produk olahan baru dapat dilihat dari banyaknya kreasi yang dibuat petani ketika praktek berlangsung hal tersebut membuktikan bahwa peran seorang widyaiswara sebagai pengintegrasi yaitu menyatukan unsur-unsur pembelajaran,teknologi dengan kondisi kompleksitas peserta pelatihan yaitu petani sudah cukup baik karena mampu menstimulus terbentuknya ide-ide baru dari rangsangan pembelajaran yang dibuat oleh widyaiswara seperti penggunaan labortorium pengolahan,modul dan slide show.Petani yang nota bene tidak terbiasa didalam kelas,dengan dikondisikan sedemikian rupa oleh widyaiswara maka dapat menumbuhkan proses kreatif.
4. Upaya apa saja yang dilakukan widyaiswara dalam membuat produk kreatif mengolah buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnisnis hortikultura di BBPP Lembang
Upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara dalam menumbuhkan kreativitas membuat produk kreatif yang original dan fungsional sudah cukup baik hal tersebut dapat dilihat dari tingginya minat petani dalam mengolah buah manggis,serta antusiasme petani dalam membuat label dan pengemasan suatu produk hal tersebut seiring dengan peran dan upaya yang dilakukan widyaiswara
(3)
dalam memperkenalkan alat-alat pengemasan dan teknologi pembuatan produk yang ada di laboratorium pengolahan sudah cukup baik.
Keberhasilan upaya widyaiswara dalam menumbuhkan kreativitas petani antara lain dapat disismpulkan yaitu ,1)Penguasaan bahan ajar yang sudah dikuasai oleh widyaiswara relevan dengan materi yang dibutuhkan,2) Pengelolaan kelas,widyaiswara mampu mengelola kelas dengan baik,menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan hal tersebut dikarenakan widyaiswara melihat perkembangan suasana hati petani melalui alat evaluasi daily mood,3) Pengelolaan program,dalam mengelola program widyaiswara mampu mengelola dengan baik seperti program pengolahan buah manggis di laboratorium pengolahan yang mendapatkan respon sangat baik dari petani ,4) Penggunaan media/sumber belajar,widyaiswara mampu memaksimalkan media dan sumber belajar yang ada di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengolahan data dan wawancara terhadap responden yaitu 30 orang petai dan juga hasil studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti. 5. Apa saja hambatan-hambatan dalam upaya menumbuhkan kreativitas
mengolah buah manggis bagi petani pada diklat teknis agribisnia hortikultura buah manggis di BBPP Lembang
Hambatan-hambatan yang dihadapi widyaiswara dalam upaya menumbuhkan kreativitas petani pada Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Buah Manggis pada faktor internal, sulitnya mendapatkan bahan baku manggis yang bagus untuk proses praktikum pengolahan buah manggis,begitu pula dengan petani hambatan bahan baku menjadi faktor yang paling krusial karena hasil panen tergantung pada faktor alam.Sedangkan hambatan pada faktor eksternal yaitu kurangnya kerjasama dengan pihak-pihak dari luar dalam hal ini yaitu pembelajaran pemasaran yang banyak dibutuhkan oleh petani.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan rekomendasi untuk para pihak yang terkait diantaranya adalam sebagai berikut:
(4)
89
1. Bagi Widyaiswara
Dalam menumbuhkan kreativitas mengolah buah manggis bagi petani widyaiswara sebagai orang yang mengampu kegiatan diklat diharapkan dapat lebih menumbuhkan motivasi petani agar terbentuk pribadi kreatif yang dapat menghasilkan produk-produk kreatif komoditas buah manggis,hal itu seiring dengan peran widyaiswara itu sendiri yaitu peran kependidikan yang harus diterapkan dalam upayanya mencapai tujuan pelatihan.
2. Bagi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Diharapkan dapat mendorong terciptanya industri kreatif komoditas buah manggis menjadi produk-produk fungsional yang dapat diminati masyarakat maupun dapat meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri.Dalam menumbuhkan pribadi kreatif,motivasi kreatif,proses kreatif dan produk kreatif,agar menjadi sumber,media dan sarana belajar bagi petani dalam mengolah buah manggis tidak hanya sebagai penyelenggara.
3. Bagi petani
Diharapkan petani mampu mengolah hasil pertanian hortikultura yang didapat dengan kualitas dan kuantitas terbaik,mampu pula menerapkan hasil-hasil pendidikan dan pelatihan yang telah didapat di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang untuk berkreasi membuat produk-produk kreatif komoditas yang ditanam menjadi hasil olahan yang memiliki nilai jual tinggi.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini mudah-mudahan bermanfaat sebagai referensi bagi para peneliti selanjutnya yang merasa tertarik untuk mengkaji lebih mengenai kreativitas petani dalam mengolah komoditas hortikultura di lembaga pelatihan. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mampu mengkaji mengenai berbagai model pelatihan lainnya dalam upaya menumbuhkan kreativitas petani lainnya sehingga menjadi lebih baik lagi.
(5)
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Arikunto,S.2002.Prosedur Penelitian,Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : PT.Rineka Cipta
Arikunto,S.2000. Manajemen Penelitian.Jakarta : PT.Rineka Cipta
Balai Besar Pelatihan Pertanian. 2013. Panduan Diklat Teknis Agribisnis Hortikultura Buah Manggis Non Aparatur. Bandung : Tidak Diterbitkan IKAPI. 2009. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung:
Fokusmedia
Kamil, M. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta
Kartika Ikka.2011.Mengelola Pelatihan Partisipatif.Bandung:Alfabeta
Moleong, L.J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Rosda
Munandar Utami.2002. Kreativitas dan keberbakatan,Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat.Jakarta : Gramedia
Scoot C ,James.1989.Moral Ekonomi petani.Jakarta:LP3ES
Sudjana,D.2007.Sistem dan Manajemen Pelatihan (Teori dan Aplikasi).Bandung : Falah
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Supriadi,Dedi.2001.Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan Iptek.Bandung :Alfabeta
Non buku :
PP.No.73 Tahun 1991.Tentang Pelaksanaan Pelatihan.
Peraturan Menteri PAN Nomor 14 tahun 2009 tentang “Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya”
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2008 “tentang
(6)
.
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor. 6 Tahun 2008 “tentang
Pedoman Sertifikasi Widyaiswara”
Internet :
Admin.2013.Pengertian motivasi menurut para ahli.In Google Online [Online]. Tersedia di
http://www.wawasanpendidikan.com/2013/07/artikel- pendidikan-tentang-definisi-motivasi-dan-motivasi-belajar-menurut-para-ahli.html.
Hamdan Malik.2012.Peran Widyaiswara. In Google Online[Online]
Tersedia di : http://widyatan-lampung.blogspot.com/2013/02/menyoal-peran-widyaiswara-dalam.html
Adi Riyanto.2012. Mengembangkan Kompetensi Profesional Widyaiswara.in Google Online [Online]
Tersedia di http://arsury.blogspot.com/2009/01/mengembangkan-kompetensi-profesional.html