DINAMIKA GERAKAN SOSIAL MAHASISWA JEPANG Studi Terhadap Perkembangan Zengakuren Tahun 1947-1960.

(1)

DINAMIKA GERAKAN SOSIAL MAHASISWA JEPANG

(Studi Terhadap Perkembangan Zengakuren Tahun 1947-1960)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Sejarah

Oleh

MUFTI NURLITA SARI NIM 1006416

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014


(2)

Oleh

MUFTI NURLITA SARI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Mufti Nurlita Sari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dlindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

DINAMIKA GERAKAN SOSIAL MAHASISWA JEPANG (STUDI TERHADAP PERKEMBANGAN ZENGAKUREN

TAHUN 1947-1960)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Agus Mulyana, M.Hum NIP. 196608081991031002

Pembimbing II

Yeni Kurniawati Sumantri, M.Pd NIP. 197706022003122001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Sejarah

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 195704081984031003


(4)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul tentang : Dinamika Gerakan Sosial Mahasiswa Jepang (Studi

Terhadap Perkembangan Zengakuren Tahun 1947-1960). Latar belakang penulis

mengambil tema tersebut yaitu karena belum banyak yang membahas tema mengenai pergerakan mahasiswa Jepang khususnya Zengakuren ini, juga karena perbedaan ideologi antara Zengakuren dengan pemerintahan pendudukan di Jepang yang membuat bahasan ini semakin menarik, selain itu juga karena

Zengakuren merupakan suatu organisasi nasional mahasiswa Jepang komunis

yang beranggotakan sampai 300.000 mahasiswa dari seluruh universitas yang tersebuar di Jepang. Pokok bahasan yang diambil yaitu mengenai dinamika perkembangan gerakan sosial mahasiswa Jepang khususnya Zengakuren saat berada dalam masa pendudukan oleh Amerika Serikat yaitu sekitar tahun 1847-1960. Adapun rumusan masalah dari penulisan skripsi ini yaitu : (1) Bagaimana gambaran umum tentang gerakan mahasiswa di Jepang paska Perang Dunia II?; (2) Apa yang melatar belakangi terbentuknya organisasi mahasiswa Zengakuren pada tahun 1947?; (3) Bagaimana perkembangan Zengakuren dari tahun 1947-1960?; dan (4) Bagaimana pengaruh dari gerakan-gerakan Zengakuren tersebut terhadap pemerintah dan organisasi mahasiswa Jepang lainnya tahun 1947-1960?. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian historis yang terdiri dari empat proses yaitu heuristik, kritik sumber, interpreasi dan historiografi dengan pendekatan interdisipliner. Teknik pencarian data yang dipakai di dalam penulisan skripsi mengenai Zengakuren ini yaitu dengan teknik studi pustaka dengan mencari sumber berupa buku-buku, jurnal atau artikel juga sumber lainnya yang relevan dengan tema yang diambil. Setelah dilakukannya penelitian dapat disimpulkan bahwa organisasi mahasiswa Zengakuren di dalam melakukan gerakan sosialnya semakin lama semakin mengarah kepada aksi dengan cara kekerasan atau radikal.


(5)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci : Zengakuren, Gerakan Sosial Mahasiswa, Jepang ABSTRACT

This paper titled “The dynamics of student movements in Japan (Study about development of Zengakuren in 1947-1960)”. Background of the problem in this paper is because there only a few people who know or even discuss about student movement in Japan especially Zengakuren. There is also due to ideological differences between Zengakuren and The United States Occupation Government. Besides Zengakuren is National federation of student self-governing assosiations which have communist ideology and consist of more than 300.000 students from all universities in Japan. The main subject was taken is about the dynamics of student movements in Japan espesially Zengakuren during the occupation of the United States in 1947-1960. Then, in this paper there are few research question: (1) How the general description of the student movement in japan after world war II?; (2) What is the background were formed Zengakuren in 1947?; (3) How is the development of Zengakuren from 1947 until 1960?; and (4) How is the influence of Zengakuren’s movement on the government and the other student organizations in Japan (1947-1960)?. The research method used in this paper is the historical method consist of four stages, are heuristic, critic, interpretation and historiography. While the technique used is literary study about the sources that are relevant to the main subject in this paper. Based on the result of this research, researcher got some conclution that Zengakuren doing their social movement increasingly in the direction of radicalism. Besides of that, Zengakuren in the begining of their formation is the student organization which have a huge member from all the universities in Japan, but in 1960 Zengakuren split into several new organization and not become a national federation again.


(6)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang


(7)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Jepang Setelah Perang Dunia II ... 10

2.2 Karakteristik Pemuda Jepang ... 14

2.3 Zengakuren ... 17

2.4 Konsep Dan Teori Gerakan Sosial ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 29

3.1.1 Heuristik ... 31

3.1.2 Kritik ... 31

3.1.3 Interpretasi ... 32


(8)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.2.1 Persiapan Penelitian ... 34

3.2.2 Pelaksanaan Penelitian ... 36

BAB IV DINAMIKA GERAKAN SOSIAL MAHASISWA JEPANG (STUDI TERHADAP PERKEMBANGAN ZENGAKUREN TAHUN 1947-1960) 4.1 Kondisi Umum Jepang Pasca Perang Dunia II ... 45

4.2 Gerakan Mahasiswa Di Jepang Paska Perang Dunia II ... 48

4.3 Latar Belakang Terbentuknya Organisasi Mahasiswa Zengakuren ... 54

4.4 Perkembangan Zengakuren dari Tahun 1947-1960... 61

4.4.1 Kebijakan Pemerintah dalam Membatasi Gerak Mahasiswa ... 61

4.4.2 Aksi Protes Zengakuren Terhadap RUU Universitas Di Jepang (1948) ... 64

4.4.3 Konflik Internal Zengakuren dan Pertentangan dengan Partai Komunis Jepang ... 67

4.4.4 Hukum Anti Gerakan Subversif (1952) ... 69

4.4.5 Gerakan Abti Perjanjian Perdamaian Jepang-Amerika serikat (1960) ... 70

4.5 Pengaruh Gerakan-gerakan Zengakuren Terhadap Pemerintah dan Organisasi Mahasiswa Jepang Lainnya Tahun 1947-1960 ... 79

4.5.1 Pengaruh Zengakuren Terhadap Pemerintahan Jepang (1947 -

1960) ... 80

4.5.2 Pengaruh Zengakuren Terhadap Organisasi Mahasiswa Jepang Lainnya (1947-1960) ... 82


(9)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 85 5.2 Saran ... 87 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Beberapa organisasi mahasiswa moderat dan radikal di Jepang sekitar tahun 1940-1970 ... 51


(10)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Awal abad ke-20 Jepang menjadi salah satu negara Asia yang dianggap sejajar dengan negara-negara di Eropa. Hal ini karena setelah mengalami restorasi di berbagai bidang, Jepang berhasil menjadi negara besar dan kuat di Asia. Budaya luar pun mulai masuk, bahkan banyak ideologi-ideologi baru yang masuk ke Jepang terutama ideologi sosialis dan komunis dari Barat. Ideologi-ideologi tersebut menyebar ke kalangan intelektual Jepang termasuk kepada mahasiswa-mahasiswa Jepang khususnya pada masa setelah Perang Dunia ke-2. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Ikeda Kazuo dalam buku yang berjudul Zengakuren :

Japan’s Revolutionary Students (Dowsey, 1970 : 21-22) bahwa :

“… there were not many other political organizations but with the

successful completion of the Russian Revolution it was not long before Socialist and Communist theories began to make an impression on the intellectuals of Japan. The 1920’s saw the emergence of the first student organizations which went beyond being simple university clubs and were centered around the study of social science.”

Pada awal abad ke-20 belum terlihat banyak organisasi politik yang terbentuk begitu juga organisasi mahasiswa. Akan tetapi dengan menyebarnya ideologi baru dari barat khususnya setelah berhasilnya Revolusi Rusia dengan ideologi komunis menyebabkan ideologi tersebut semakin banyak pengikutnya termasuk para kaum cendikiawan dan mahasiswa Jepang.

Sebelum Perang Dunia II gerakan sosial pun belum banyak terlihat. Akan tetapi ada salah satu gerakan sosial yang terkenal terjadi pada tahun 1918 disebut


(11)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rice Riots yang pada perkembangan selanjutnya dapat memberikan efek yang sangat besar untuk gerakan sosial mahasiswa pada saat itu. Organisasi mahasiswa pertama yang terbentuk untuk tujuan mempelajari teori-teori sosial adalah

Shinjinkai (Enlightened Man Society) di Tokyo Imperal University yang

merupakan awal dari perkembangan sosialisme dan komunisme dan juga mengenai sejarah perkembangan sisi kiri (left-wing) di Jepang.

Barulah setelah Perang Dunia II dan Jepang mengalami kekalahan, organisasi-organisasi mahasiswa pun semakin aktif dan berkembang. Hal ini ditambah dengan dimulainya masa pendudukan Amerika Serikat selama kurang lebih 6 tahun. Walaupun mereka datang dengan tujuan ingin memperbaiki Jepang yang hancur akibat dibomnya dua kota oleh Amerika Serikat, akan tetapi respon masyarakat khususnya para mahasiswa cukup negatif. Mereka menganggap Amerika Serikat ingin menguasai Jepang untuk memperkuat kekuasaan mereka di Asia. Selain itu juga dengan adanya kekuasaan asing tersebut, masyarakat Jepang merasa telah dijajah kembali. Akan tetapi ada juga kelompok-kelompok tertentu yang pro dan menerima masa pendudukan oleh Amerika Serikat ini. Mereka percaya bahwa Amerika dapat menjadikan Jepang seperti pada masa kejayaannya dulu.

Gerakan-gerakan sosial pun akhirnya banyak bermunculan dari berbagai golongan yang kontra terhadap pendudukan Jepang ini. Mereka melakukan aksi untuk memprotes pemerintah Jepang yang pro sekutu tersebut dan menolak segala kebijakan yang mereka keluarkan. Para mahasiswa pun melakukan aksi protes secara besar-besaran saat pemerintah Jepang akan menandatangani perjanjian perdamaian antara Jepang dengan Amerika Serikat. Walaupun mahasiswa-mahasiswa tersebut berasal dari organisasi yang berbeda dan tidak berideologi


(12)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sama, tetapi dengan adanya kekuasaan asing yang datang tersebut membuat mereka bersatu dan bekerja sama.

Oleh karena itu, mereka bukan lagi hanya mengurusi masalah yang terdapat di kampusnya masing-masing akan tetapi juga mengkritisi setiap kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sehingga gerakan mahasiswa Jepang sejak Perang Dunia II ini didasarkan atas kebebasan dan persatuan diantara para mahasiswa itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan oleh Hisao Naka dalam bukunya

Kaum Muda Jepang dalam Masa Perubahan bahwa :

“ … kegiatannya secara kasar dapat dibagi atas kegiatan yang berpusat pada

masalah yang berhubungan dengan soal-soal kurikulum atau pembinaan, dan yang meluas ke luar batas lembaga-lembaga dan berfungsi secara independen sebagai gerakan sosial dan politik yang menggunakan taktik

kekerasan.” (1980:52).

Penulis dapat menyimpulkan dari pernyataan tersebut bahwa gerakan-gerakan mahasiswa Jepang setelah Perang Dunia II, pada awalnya masih berpusat dalam bidang pendidikan dan mengurusi permasalahan pembinaan atau kurikulum kampus saja. Sehingga mereka hanya mengkritisi segala kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh kampus mereka masing-masing. Selain itu mereka melakukan gerakan sosial lainnya di dalam masyarakat baik dalam bidang pendidikan atau bidang lainnya, akan tetapi tidak terlalu mengurusi perpolitikan Jepang.

Akan tetapi gerakan-gerakan mahasiswa Jepang ini ternyata semakin lama terlihat semakin berjalan ke arah radikalisme atau kekerasan. Mereka tidak akan ragu untuk menggunakan taktik kekerasan demi mencapai apa yang mereka cita-citakan, dan menggunakan kekerasan juga untuk menyuarakan aspirasi mereka. Hal ini yang membuat masyarakat semakin resah dengan semakin banyaknya gerakan mahasiswa yang muncul.


(13)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagai contohnya yaitu pada saat akan diadakannya perjanjian perdamaian antara Jepang dengan Amerika Serikat karena Jepang telah mengalami kekalahan pada Perang Dunia II, di mana para mahasiswa pada awalnya menentang perjanjian tersebut dan aksi tersebut mendapat respon positif dari masyarakat yang ikut mendukung aksi penolakan. Namun para mahasiswa tersebut semakin menganggap bahwa diri mereka harus tetap melakukan gerakan dalam rangka melakukan suatu revolusi dan perubahan yang sesuai dengan ideologi mereka masing-masing.

Hal ini membuat tahun 1950an di Jepang diwarnai dengan berbagai gerakan ataupun aksi para mahasiswa yang terjun ke ranah politik Jepang. Semakin banyaknya organisasi mahasiswa yang berusaha masuk ke dalam ranah politik Jepang, membuat pemerintah Jepang mengeluarkan kebijakan yang membatasi kebebasan para mahasiswa tersebut yaitu hukum Gerakan Anti Subversif yang dikeluarkan pada tahun 1952 oleh pemerintah Jepang.

Banyak organisasi mahasiswa Jepang yang melakukan perlawanan atau protes dengan cara melakukan demonstrasi atau mogok kuliah kepada pemerintah dengan diberlakukannya kebijakan tersebut. Banyak pula organisasi mahasiswa yang menerima keputusan kebijakan pemerintah tersebut karena kebijakan tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap gerakan sosial yang mereka lakukan. Hal ini membuat penulis semakin tertarik untuk mengkaji mengenai sejarah pergerakan mahasiswa Jepang. Beberapa organisasi mahasiswa Jepang sekitar tahun 1920-1940an yaitu Shinjinkai (Enlightened Man Society), Shakaishugi

Kenkyukai (The Association for study of Socialism), Gyominkai (Men of Dawn Society), Sodomei (Japanese Federation of Labor), Sanbetsu (Congress of Industrial Union), Jichikai (Student Self-governing Association), Seikyoin (Communist Youth League Student) dan Zengakuren (National Federation of Student Self-governing Associations).


(14)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu gerakan mahasiswa yang cukup membuat penulis tertarik yaitu gerakan mahasiswa-mahasiswa yang terbentuk ke dalam sebuah organisasi mahasiswa nasional yang bernama Zengakuren (Zen Nihon Gakusei Jichikai So

Rengo) atau National Federation of Student Self-governing Association.

Organisasi ini diprakarsai pada tahun 1947 dan secara resmi terbentuk pada tahun 1948 yaitu setelah Jepang mengalami kekalahan di Perang Dunia II. Organisasi ini merupakan perkumpulan mahasiswa-mahasiswa Jepang yang mewadahi seluruh mahasiswa Jepang dari berbagai universitas. Zengakuren juga melibatkan diri dalam beberapa gerakan pembersihan anti tentara merah Jepang, pembatalan perjanjian perdamaian dan juga ikut melawan saat Perang Korea terjadi. (http://en.m.wikipedia.org/wiki/Zengakuren [diakses pada tanggal 07 Februari 2014])

Oleh karena itu alasan penulis memilih tema tersebut adalah karena penulis menganggap bahwa setelah membaca dari beberapa sumber mengenai gerakan mahasiswa Jepang ini, penulis menyimpulkan adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Di mana kesenjangan yang terjadi yaitu gerakan-gerakan mahasiswa Jepang tersebut telah dianggap semakin mengarah ke arah radikalisme dan terlalu mencampuri urusan pemerintahan baik dalam negeri maupun hubungan dengan negara lain, sedangkan seharusnya mahasiswa lebih fokus dalam perkuliahan mereka untuk mendapatkan gelar sarjana yang nantinya dapat membantu mereka bahkan negara Jepang dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa.

Mahasiswa juga seharusnya tidak terlalu mengurusi permasalahan yang terdapat di dalam politik negara walaupun mereka memang mempunyai hak untuk berpendapat. Hal tersebut karena sudah ada orang-orang di dalam parlemen yang dapat mewakili rakyat di dalam pemerintahan. Penulis juga tertarik untuk


(15)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengkaji lebih dalam mengenai perkembangan organisasi mahasiswa Zengakuren ini dan melihat bagaimana keikutsertaannya dalam kehidupan masyarakat Jepang sekitar tahun 1947 sampai 1960 atau setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II.

Selain alasan tersebut juga karena setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia ke-2, Jepang berada dalam pengawasan Amerika Serikat dan berada dalam pembentukan ideologi Amerika Serikat yang berideologi liberal. Sedangkan

Zengakuren yang menjadi fokus dalam penulisan skripsi ini berideologikan

komunis dan menjadi salah satu organisasi mahasiswa yang sangat menentang pendudukan Amerika Serikat di Jepang tersebut.

Selain itu, beberapa hal yang penulis anggap sebagai ciri khas dari organisasi Zengakuren ini, yang membuat penulis tertarik untuk mengkajinya yaitu : Pertama, karena mereka berideologikan komunis, di mana bertentangan dengan ideologi pemerintah pendudukan Amerika Serikat yang liberalis. Kedua, mereka merupakan suatu organisasi nasional mahasiswa yang beranggotakan lebih dari 300.000 mahasiswa dari seluruh universitas di Jepang. Ketiga,

Zengakuren merupakan organisasi mahasiswa yang independen dan tidak terikat

oleh universitas atau lembaga lainnya. Keempat, Zengakuren yang pada awalnya merupakan suatu organisasi yang kokoh akhirnya terbagi-bagi menjadi organisasi-organisasi baru yang saling bertentangan.

Walaupun Zengakuren masih aktif sampai saat ini, namun penulis tidak mengambil pembabakan waktu tersebut melainkan pembabakan waktu yang penulis ambil dalam penulisan skripsi ini yaitu sekitar tahun 1947 sampai tahun 1960. Tahun 1947 diambil karena merupakan tahun dibentuknya organisasi

Zengakuren (Zen Nihon Gakusei Jichikai So Rengo). Sedangkan tahun 1960

merupakan tahun di mana Zengakuren mengalami perselisihan internal diantara anggotanya yang menyebabkan organisasi ini kemudian terpecah belah bahkan


(16)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terpecah menjadi beberapa organisasi baru dan perlahan pengaruhnya dalam perpolitikan Jepang pun semakin berkurang.

Dengan demikian penulis merasa sangat tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai tema Zengakuren ini dan mengambil suatu permasalahan utama yang akan dikaji yaitu mengenai Bagaimana Dinamika Gerakan Sosial Organisasi Mahasiswa Jepang (Studi Terhadap Perkembangan Zengakuren Tahun 1947-1960) ?

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis mengambil tema mengenai

“Bagaimana Dinamika Gerakan Sosial Organisasi Mahasiswa Jepang Zengakuren

Tahun 1947-1960 ? Sebagai batasan masalahnya, maka akan penulis uraikan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum tentang gerakan mahasiswa di Jepang pasca Perang Dunia II?

2. Apa yang melatar belakangi terbentuknya organisasi mahasiswa

Zengakuren pada tahun 1947?

3. Bagaimana perkembangan Zengakuren dari tahun 1947-1960?

4. Bagaimana pengaruh dari gerakan-gerakan Zengakuren tersebut terhadap pemerintah dan organisasi mahasiswa Jepang lainnya tahun 1947-1960?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari beberapa pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut, maka tujuan penelitian yang penulis lakukan yaitu agar dapat lebih memahami mengenai :


(17)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Gambaran umum tentang gerakan mahasiswa di Jepang pasca Perang Dunia II.

2. Latar belakang terbentuknya organisasi mahasiswa Zengakuren pada tahun 1947.

3. Perkembangan Zengakuren dari tahun 1947-1960.

4. Pengaruh dari gerakan-gerakan Zengakuren tersebut terhadap pemerintah dan organisasi mahasiswa Jepang lainnya tahun 1947-1960.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sejarah kawasan khususnya sejarah Jepang yaitu mengenai organisasi mahasiswa di Jepang setelah Perang Dunia Ke-2 bagi penulis maupun bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah lainnya baik di Universitas Pendidikan Indonesia ataupun universitas-universitas lainnya,

2. Menambah literatur atau sumber mengenai sejarah Jepang khususnya organisasi mahasiswa yaitu Zengakuren yang penulis rasa masih cukup sedikit,

3. Dapat menjadi sumber dalam pembelajaran di sekolah mengenai Sejarah Asia dan Sejarah Peradaban Timur.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Sebagai struktur organisasi skripsi yang dipakai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:


(18)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab I merupakan pendahuluan yang terbagi dalam beberapa sub bab diantaranya yaitu latar belakang penelitian yang memaparkan latar belakang penulis mengambil tema mengenai dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang (studi terhadap perkembangan Zengakuren tahun 1947-1960), rumusan masalah yang terdiri dari satu fokus masalah dan empat pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dari rumusan masalah tersebut, manfaat yang dapat diambil dari penulisan skripsi ini, dan struktur organisasi skripsi yang akan dipakai di dalam penulisan skripsi ini.

Bab II, merupakan kajian pustaka mengenai konsep dan teori-teori yang akan dipakai dalam mengkaji mengenai tema Zengakuren, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian yang dianggap relevan untuk mengkaji tema yang diangkat dalam penyusunan skripsi mengenai Zengakuren ini, selain itu juga buku-buku atau referensi yang dapat digunakan dan dianggap relevan dalam menunjang penulisan skripsi mengenai Zengakuren ini.

Bab III, merupakan metode penelitian yang digunakan dalam keseluruhan proses pembuatan ataupun penyusunan skripsi mengenai pengaruh Zengakuren terhadap perpolitikan Jepang tahun 1947-1960, yaitu metode penelitian historis di mana menurut Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen merupakan metode yang digunakan dalam penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu, dan menurut Donald Ary dkk merupakan penelitian untuk menetapkan fakta dan mencapai kesimpulan mengenai hal-hal yang telah lalu (http://bismillah-go.blogspot.com). Di mana metode historis itu sendiri terdiri dari heuristik atau pencarian sumber-sumber yang diperlukan, kritik eksternal dan internal terhadap data yang didapatkan, interpretasi atau penafsiran penulis terhadap data yang telah dikritik untuk menghindari adanya plagiarisme dan yang terakhir yaitu historiografi atau penulisan sejarah sehingga dapat menjadi suatu hasil karya penulis yang berupa penulisan skripsi ini.


(19)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab IV, merupakan hasil penelitian yang telah didapatkan setelah melalui berbagai tahapan yang dimulai dari heuristik atau pencarian sumber-sumber baik itu buku, artikel ataupun jurnal mengenai Zengakuren, kemudian dilanjutkan ke tahap kritik sumber internal dan eksternal, kemudian menginterpretasikan hasil dari penelitian tersebut dan tahapan terakhir yaitu historiografi yang merupakan penulisan atau pelaporan dalam bentuk tulisan di dalam skripsi ini mengenai

Zengakuren itu sendiri.

Bab V, merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai tema yang penulis ambil yaitu mengenai dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang (studi terhadap perkembangan Zengakuren tahun 1947-1960) dan saran-saran atau rekomendasi yang dapat penulis berikan dari penulisan skripsi ini.

Selain itu juga yang terakhir yaitu Daftar Pustaka yang berisi daftar sumber-sumber yang telah menjadi referensi dalam penyusunan skripsi. Selain itu ada juga lampiran-lampiran yang berisi foto-foto, peta, gambar atau data lainnya yang berkaitan dengan penelitian skripsi mengenai Zengakuren ini.


(20)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab sebelumnya penulis telah memaparkan mengenai literatur-literatur apa saja yang dipakai di dalam penulisan skripsi ini. Kemudian pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai metode penelitian apa yang penulis pakai di dalam penulisan skripsi mengenai “Dinamika Gerakan Sosial Mahasiswa Jepang : Studi Terhadap Perkembangan Zengakuren Tahun 1847-1960” ini dan bagaimana penulis melakukan pencarian terhadap literatur-literatur tersebut atau teknik pencarian sumber apa yang penulis pakai.

3.1 Metode Penelitian

Suatu pekerjaan seseorang bahkan penelitian baik itu penelitian kualitatif maupun kuantitatif pasti akan membutuhkan suatu metode untuk dapat melaksanakan penelitian tersebut. Sesuai dengan definisi dari metode itu sendiri yaitu suatu cara teratur yang digunakan untuk melaksanakaan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, atau suatu cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Dr. Ulber Silalahi, MA dalam bukunya Metode Penelitian Sosial (2009:12-13) juga menjelaskan mengenai perbedaan metode dengan metodologi. Di mana metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu maksud yang diinginkan. Dapat juga diartikan sebagai cara mendekati, mengamati, dan menjelaskan suatu gejala dengan menggunakan landasan teori. Sehingga metode penelitian yaitu cara dan prosedur yang sistematik dan


(21)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terorganisir untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut. Sedangkan metodologi secara etimologis dapat diartikan sebagai ilmu tentang metode, dan metodologi penelitian adalah ilmu tentang metode penelitian.

Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi dengan tema Zengakuren ini penulis menggunakan suatu metode penelitian yang disebut dengan metode penelitian historis atau metode penelitian sejarah dengan pendekatan interdisipliner. Selain itu di dalam teknik pengumpulan data, penulis menggunakan teknik studi pustaka dengan mencari sumber atau literatur yang relevan dengan tema yang penullis ambil.

Donald Ary dkk (1980) di dalam Yatim Riyanto (1996) dalam bukunya Nurul Zuriah (2005: 52) menyebutkan bahwa penelitian historis adalah untuk menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari, mengevaluasi dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut. Sedangkan menurut Jack R. F. dan Norman E. Wallen di dalam buku

Metodologi Penelitian Pendidikan (Riyanto, 1996:22) menyebutkan bahwa

metode penelitian sejarah adalah penelitian yang secara ekslusif memfokuskan kepada masa lalu dan mencoba merekonstruksikan apa yang terjadi pada masa lalu selengkap dan seakurat mungkin dan juga menjelaskan alasan mengapa peristiwa itu terjadi.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa di dalam metode penelitian sejarah hal pokok yang harus diingat dan yang membedakan metode ini dengan metode penelitian lainnya yaitu bahwa di dalam metode penelitian sejarah yang diteliti yaitu mengenai objek dan


(22)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peninggalan masa lalu atau peristiwa penting yang telah lalu, bukan pada masa kini atau kontemporer.

Di dalam metode penelitian sejarah, terdapat langkah-langkah penelitian secara sistematis atau berurutan yang harus dilalui seorang peneliti sebelum nantinya akan dilakukan penulisan terhadap penelitian tersebut.

Langkah-langkah penelitiannya yaitu sebagai berikut: 3.1.1 Heuristik

Tahapan atau langkah pertama dalam metode penelitian sejarah adalah heuristik atau pencarian sumber-sumber yang nantinya dapat dipakai untuk penelitian mengenai Zengakuren ini. Heuristik sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu heurishein, yang artinya memperoleh (Abdurrahman :105). Sedangkan dalam bahasa Inggris heuristik adalah ”of or relating to or using a general formulation that serves to guide investigation” yang artinya terkait dengan atau menggunakan rumusan umum yang berfungsi untuk memandu investigasi atau penyelidikan maupun penelitian. Selain itu juga “Serving to discover or find out” yang artinya membantu untuk menemukan atau mencari tahu (http://artikata.com [diakses pada 23 Agustus 2014, 09.18 WIB]). Sedangkan menurut (Carrard, 1992:2-4; Cf. Gee, 1950:281) dalam buku Helius Sjamsuddin (2007:86) menyebutkan bahwa menurut bahasa Jerman sendiri heuristik yaitu Quellenkunde yang merupakan sebuah kegiatan


(23)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencari sumber-sumber untuk mrndapatkan data-data, atau materi sejarah, atau evidensi sejarah.

Dari berbagai pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa heuristik adalah usaha pencarian sumber sejarah. Tahapan ini merupakan tahapan yang paling banyak menyita tenaga, waktu dan biaya. Hal tersebut dikarenakan dalam tahapan ini sumber-sumber yang akan digunakan dalam penelitian secara maksimal dicari dan ditemukan, karena jika kita tidak melakukan pencarian sumber maka tahapan selanjutnya tidak akan dapat dilaksanakan.

3.1.2 Kritik

Tahapan yang kedua setelah didapatkannya sumber-sumber sejarah yang diperlukan yaitu kritik sumber. Kritik terhadap sumber perlu dilakukan untuk memastikan apakah sumber yang didapat adalah sumber asli atau tidak, juga apakah sumber yang didapatkan merupakan sumber primer atau sumber sekunder. Pada tahapan ini sumber yang telah didapatkan baik berupa buku sumber, artikel, jurnal, maupun sumber lainnya dikritisi baik dari luar (eksternal) atau dari dalam (internal).

Kritik eksternal yaitu cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek “luar” dari sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007:132). Menurut Lucey (1984) dalam buku Sjamsuddin (2007:133) menjelaskan bahwa sebelum sumber-sumber sejarah dapat digunakan dengan aman, paling tidak ada sejumlah pertanyaan harus dijawab dengan memuaskan.

Kritik yang kedua yaitu kritik internal yang merupakan kebalikan dari kritik eksternal di mana kritik internal ini merupakan proses pengujian dari isi suatu sumber sejarah. Sebagaimana dipaparkan oleh Helius


(24)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sjamsuddin di dalam buku Metodologi Sejarah (2007:143) bahwa tugas dari kritik internal yaitu mengevaluasi sumber sejarah yang telah dikritik eksternal, untuk menentukan apakah sumber tersebut reliable (dapat diandalkan) atau tidak. Di dalam kritik ini juga diuji apakah sumber tersebut memiliki kredibilitas yang dapat dipercaya atau tidak. Jika tahapan ini telah selesai maka dilanjutkan kepada tahapan selanjutnya yaitu interpretasi.

3.1.3 Interpretasi

Tahapan selanjutnya yaitu interpretasi di mana pada tahapan ini sumber sejarah yang telah dikritik diinterpretasikan menggunakan cara pandang dari penulis sendiri. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi suatu tindak plagiarisme terhadap sumber sejarah tersebut. Gottschalk dalam buku Ismaun (2005: 56) menyebutkan bahwa penafsiran sejarah mempunyai tiga aspek penting, yaitu analisis-kritis, historis-subtantif, dan sosial-budaya. Dalam menginterpretasi sumber, penulis juga menggunakan pendekatan interdisipliner.

Pendekatan interdisipliner yaitu suatu pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan sudut pandang ilmu satu rumpun. Sejalan dengan itu, Helius Sjamsuddin di dalam bukunya menjelaskan

bahwa “… sudah tidak segan-segan menggunakan konsep-konsep

ilmu-ilmu sosial lain, bahkan jika memang relevan menggunakan teori, hipotesis atau generalisasi-generalisasi (2007:300)”.


(25)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahapan terakhir dari metode penelitian sejarah yaitu historiografi atau penulisan sejarah. Dudung Abdurahaman (2007: 76) menyebutkan bahwa historiografi merupakan cara penulisan, pemamaparan, atau pun pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Sedangkan menurut Helius Sjamsuddin (2007:156) menyebutkan bahwa sejarawan akan mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan hanya keterampilan teknik penggunaan kutipan ataupun catatan, melainkan yang terutama adalah penggunaan pikiran kritis dan analisisnya karena harus menghasilkan suatu sintesa dari seluruh penelitiannya dalam suatu penulisan utuh yang disebut historiografi. Setelah penulis melalui tahapan-tahapan tersebut, maka sumber-sumber sejarah yang telah dikritik dan diinterpretasi tersebut akan menjadi sebuah karya tulis hasil penulis yang

berjudul “Dinamika Gerakan Sosial Mahasiswa Jepang : Studi Terhadap

Perkembangan Zengakuren Tahun 1947-1960”.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis pakai untuk mendapatkan sumber-sumber mengenai Zengakuren yaitu teknik studi pustaka. Teknik studi pustaka ini penulis lakukan dengan cara membaca dan menganalisis buku-buku, jurnal ataupun artikel yang relevan dengan tema yang penulis ambil. Dikarenakan penulis mengambil tema mengenai sejarah kawasan yaitu Jepang, maka penulis tidak melakukan teknik wawancara dikarenakan sumber dan kemampuan yang terbatas.


(26)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahapan persiapan penelitian ini, terbagi kembali ke dalam beberapa proses yaitu pengajuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian, dan bimbingan.

3.2.1.1Pengajuan Tema Penelitian

Pada tahap persiapan penelitian, yang pertama dilakukan yaitu pengajuan tema penelitian. Setiap penulisan skripsi haruslah memiliki satu tema berbeda dengan penulis skripsi yang lain. Hal tersebut guna menghindari terjadinya pengambilan tema yang sama atau plagiarisme isi penulisan skripsi tersebut. Sehingga penulis dalam pemilihan tema sendiri berkonsultasi terlebih dahulu dengan beberapa dosen mata kuliah dan dosen TPPS untuk mencari tema yang memang belum diambil.

Selain berkonsultasi, penulis juga mencari tema melalui buku-buku sumber diperpustakaan juga artikel-artikel online. Pada awalnya penulis mengambil tema mengenai sejarah lokal yaitu sejarah Tasikmalaya tepatnya sejarah perubahan ibukota Kabupaten Tasikmalaya. Akan tetapi setelah beberapa kali konsultasi dengan dosen yang lebih ahli dalam mata kuliah tersebut, penulis mendapat informasi bahwa tema tersebut telah diambil mahasiswa lain jadi harus mencari tema baru.

Setelah mencari kembali tema tentang apa yang akan diambil, penulis pun memutuskan mengambil tema sejarah luar negeri atau kawasan. Dari beberapa buku yang penulis baca mengenai negara-negara Asia, penulis lebih tertarik untuk mengkaji mengenai sejarah Jepang karena penulis merasa belum terlalu memahami mengenai


(27)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

negeri bunga sakura tersebut. Kemudian penulis mengumpulkan buku-buku mengenai Jepang dan menemukan suatu pembahasan mengenai pemuda Jepang setelah Perang Dunia II yang aktif di dalam gerakan sosial maupun politik hingga membentuk organisasi-organisasi mahasiswa. Salah satu organisasi mahasiswa Jepang tersebut yaitu

Zengakuren yang penulis presentasikan dalam Seminar Proposal Karya

Ilmiah pada tanggal 10 Januari 2014.

3.2.1.2Penyusunan Rancangan Penelitian

Setelah pemilihan tema, penulis pun mengajukan dan mempresentasikan tema Zengakuren ini ke dalam bentuk proposal yang dipresentasikan di depan para dosen sejarah juga ketua dari TPPS yang juga merupakan dosen sejarah pada tanggal 10 Januari 2014. Selesai presentasi dan tema yang penulis ajukan diterima, para dosen pun mengijinkan penulis untuk melanjutkan penelitian mengenai tema ini.

Pada saat seminar berlangsung dosen-dosen yang hadir memberikan masukan-masukan diantaranya pergantian judul karena

kata “sepak terjang” yang penulis pakai pada judul awal proposal

kurang pas dan terlalu puitis. Selain itu dalam hal rumusan masalah harus lebih dijabarkan lagi agar lebih jelas permasalahannya mengenai apa. Berdasarkan masukan-masukan tersebut, akhirnya penulis merevisi proposal skripsi tersebut agar dapat diserahkan kepada ketua TPPS untuk syarat pembuatan SK. Setelah SK diterima kemudian diserahkan kepada masing-masing pembimbing barulah tahapan selanjutnya berlangsung yaitu proses bimbingan skripsi.


(28)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.1.3Bimbingan

Penulisan skripsi tidak akan berjalan dengan baik tanpa proses bimbingan, karena seorang mahasiswa yang sedang menulis skripsi membutuhkan bimbingan dari dosen pembimbingnya agar dapat menyusun skripsi dengan baik. Begitupun bagi penulis pribadi, seorang dosen pembimbing sangatlah berperan penting untuk membimbing penulis selama proses penulisan skripsi ini, hal tersebut karena pengetahuan dan pengalaman penulis dalam bidang ini masih terbatas.

Agar skripsi ini dapat selesai dengan baik maka penulis perlu berkonsultasi atau melakukan bimbingan dengan pembimbing skripsi sesuai dengan SK (Surat Keputusan) yang dikeluarkan oleh TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi) bahwa dosen pembimbing skripsi yang ditunjuk untuk membimbing penulis adalah Bapak Dr. Agus Mulyana, M. Hum sebagai Pembimbing I dan Ibu Yeni Kurniawati Sumantri, M. Pd sebagai Pembimbing II.

3.2.2 Pelaksanaan Penelitian 3.2.2.1Heuristik

Telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya bahwa menurut (Carrard, 1992:2-4; Cf. Gee, 1950:281) di dalam buku Helius Sjamsuddin (2007:86) menyebutkan bahwa menurut bahasa Jerman sendiri heuristik yaitu Quellenkunde yang merupakan sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk mrndapatkan data-data, atau materi sejarah, atau evidensi sejarah. Sehingga untuk menulis skripsi


(29)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai Zengakuren ini, penulis harus mencari terlebih dahulu sumber-sumber yang relevan dengan tema yang diambil agar nantinya dapat dipakai menjadi referensi penulisan skripsi ini.

Di dalam mencari sumber-sumber yang akan dipakai, penulis telah mengunjungi beberapa perpustakaan di Kota Bandung seperti Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, Perpustakaan Museum Konferensi Asia-Afrika, Perpustakaan Universitas Padjajaran Jatinangor, Perpustakaan Batu Api, dan Disjarah TNI-AD.

Pertama-tama karena penulis merupakan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, maka penulis mengunjungi Perpustakaan UPI terlebih dahulu. Di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia penulis menemukan beberapa buku yang menjelaskan mengenai sejarah bangsa Jepang khususnya Jepang sesudah Perang Dunia II dan pada masa pendudukan Oleh Amerika Serikat.

Kemudian penulis mengunjungi Museum Asia-Afrika. Di perpustakaan Museum Konferensi Asia-Afrika ini terdapat banyak sekali buku mengenai sejarah Jepang, hamper semua buku yang penulis dapatkan berasal dari sini. Penulis menemukan buku-buku mengenai sejarah politik di Jepang, pemuda-pemuda Jepang, Gerakan sosial ataupun mahasiswa yang terjadi di Jepang, juga mengenai masyarakat Jepang itu seperti apa. Di sini juga penulis mendapatkan buku yang membahas tentang tema yang penulis ambil yaitu

Zengakuren.

Selanjutnya penulis mendatangi Perpustakaan Batu Api yang terletak di Jatinangor dekat Jatos. Di sana juga banyak terdapat buku


(30)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai Jepang, akan tetapi penulis hanya menemukan beberapa buku yang penulis anggap berhubungan dengan tema penulisan skripsi ini. Buku-buku tersebut mengenai Jepang setelah Perang Dunia II dan sejarah Jepang modern. Beberapa buku yang penulis pakai lainnya merupakan milik penulis pribadi.

Selain mengunjungi perpustakaan, buku mengenai Zengakuren yang penulis cari berhasil penulis temukan di toko buku online, karena buku tersebut memang tidak ada di toko buku manapun yang penulis kunjungi. Oleh karena itu penulis menemukannya di situs toko buku luar yaitu Amazon.com dan bibli.com yaitu buku karya Stuart J. Dowsey yang berjudul Zengakuren : Japan’s Revolutionary Students (1970).

Selain sumber buku, penulis juga mencari sumber dari jurnal dan artikel online yang berasal dari situs-situs resmi yang dapat dipercaya. Seperti contoh dari situs University of Sydney Australia penulis mendapat jurnal mengenai Zengakuren yang berjudul Student

Activism and The ‘Struggle’ for Democracy Chapter 6, selain itu ada

juga yang berjudul Zengakuren : A Japanese Case Study of A Student

Political Movement karya Michiya Shimbori Volume 37 (229-253).

Penulis juga menemukan beberapa jurnal dari situs www.marxists.org seperti yang berjudul A Japanese Festival Float oleh Tim Wohlforth,

About Revolution oleh Capital and Community, Letter From Japan, Japan dan Marxist in Japan oleh Kan-ichi Kuroda, yang terdapat

dalam jurnal International Socialist Review Summer-Autumn 1960. Selain jurnal-jurnal tersebut, penulis pun menemukan beberapa artikel yang dimuat di situs yang sama yaitu www.marxists.org antara


(31)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lain berupa artikel-atikel yang terdapat dalam Koran-koran yang diterbitkan oleh pers Amerika Serikat sekitar tahun 1960an. Seperti contoh yaitu Zengakuren and The Left : Japanese Student Push

Anti-war Action oleh Toichi Kurihara dalam Koran The Young Socialist, Cops Beat Student In Japan yang juga diterbitkan oleh The Young Socialist.

Selain itu Koran Amerika lain yang juga menerbitkan artikel mengenai Zengakuren yaitu Koran The Militant antara lain Japan’s

Voters to Decide Pact : New Diet Elections Will Provide People Opportunity to Repudiate U.S War Treaty oleh Harry Ring, Antiwar Students Fight Japanese Cops : Premier Kishi Put on Plane In Sneak Play oleh Lillian Kiesel, Socialists Tell About Struggle Over Automation In Japan, juga artikel yang berjudul The Struggle Against The 1960 Japanese-America Security Pact-Report of a Participant

oleh Ei Nagata [diakses pada 5 September 2014].

Selain itu juga organisasi mahasiswa California atau California

Student Union pada situs resminya

(www.castudentunion.wordpress.com) yang berjudul A Japanese

Student Union Zengakuren (2012). Artikel lainnya yaitu milik Ernest

Mandel yang berjudul Gerakan Mahasiswa Revolusioner (2002) dalam situs http://www.marxists.org, selain itu juga artikel yang diposting di website www.media68.net yang berjudul Zengakuren : The Struggle of

The Japanese Students. Ada juga artikel lain yang penulis temukan di

situs resmi University of Sydney Australia berjudul Student Activism


(32)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber lainnya yaitu penulis juga mencari skripsi, desertasi ataupun tesis yang juga membahas mengenai sejarah Jepang seperti skripsi milik mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah UPI yang bernama Lita Meilanti (2008) dengan judul Masyarakat Jepang Pasca

Perang Dunia Ke-II (Tinjauan Sosio-Historis Respon Masyarakat Jepang Pada Tahun 1945-1952). Ada juga skripsi mahasiswa jurusan

Pendidikan Sejarah UPI lainnya yaitu Ahdianti N. I. (2003) yang berjudul Perkembangan Partai Politik Di Jepang : Upaya Partai

Politik Dalam Demokratisasi Jepang Sesudah Restorasi Meiji Sampai Menjelang Perang Dunia II. Agar dapat penulis jadikan referensi

dalam penulisan skripsi yang berjudul “Dinamika Gerakan Sosial Mahasiswa Jepang : Studi Terhadap Perkembangan Zengakuren Tahun 1947-1960” ini.

3.2.2.2Kritik Sumber

Tahapan kedua dalam metode penelitian sejarah yaitu kritik terhadap sumber sejarah. Ada dua kritik yang harus dilakukan terhadap sumber yang telah didapatkan, yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal yaitu cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek “luar” dari sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007:132), sedangkan kritik internal yaitu mengevaluasi sumber sejarah yang telah dikritik eksternal, untuk menentukan apakah sumber tersebut reliable (dapat diandalkan) atau tidak.

Proses pengujian atau kritik terhadap sumber ini dilakukan agar penulis dapat memilih sumber-sumber yang memiliki kredibilitas tinggi dan dapat digunakan di dalam penulisan skripsi ini. Ketika


(33)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan kritik eksternal maka penulis melihat dari segi warna kertas, jenis dan ukuran juga gambar cover buku yang penulis dapatkan apakah sesuai dengan tahun diterbitkannya atau tidak. Contohnya buku W. G. Beasley yang berjudul Pengalaman Jepang : Sejarah Singkat

Jepang yang diterbitkan tahun 2003 memiliki kertas yang lebih tebal

juga lebih putih dibandingkan dengan buku karya W. K. Cummings dengan judul Pendidikan dan Kualitas Manusia Di Jepang yang terbit tahun 1984.

Buku Zengakuren : Japan’s Revolutionary Students karya Stuart J. Dowsey yang terbit pada tahun 1970 walaupun tergolong buku lama akan tetapi bahasa yang digunakan cukup ringan sehingga tidak terlalu sulit untuk membaca buku tersebut. Berbeda dengan buku Government

and Politics In Japan : The Road To Democracy karya John M. Miaki

(1962) lebih memiliki gaya bahasa yang lumayan sulit dipahami walaupun kedua buku tersebut merupakan buku berbahasa Inggris, akan tetapi gaya bahasa dalam buku Stuart J. Dowsey lebih dapat dimengerti oleh penulis.

Selain itu ketika melakukan kritik internal maka penulis harus melihat kredibilitas dari penulis buku tersebut apakah dapat dipercaya atau tidak, juga sudut pandang apa yang ditonjolkan dalam buku tersebut. Apakah pernyataan atau data yang disajikan dalam buku memiliki kredibilitas yang tinggi atau tidak. Contohnya buku

Zengakuren : Japan’s Revolutionary Students karya Stuart J. Dowsey yang terbit pada tahun 1970 bukunya cukup tebal, sehingga di dalamnya memaparkan cukup jelas mengenai sejarah perkembangan organisasi mahasiswa Jepang khususnya Zengakuren. Buku ini juga


(34)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan karya dari beberapa orang yang dijadikan satu buku oleh Stuart Dowsey, bahasanya pun ringan dan membuat penulis mudah mengerti isi dari buku ini.

Buku tersebut berbeda dengan buku karya John M. Maki yang berjudul Government and Politics in Japan : The Road to Democracy (1962) yang hanya menjelaskan mengenai Zengakuren secara sekilas saja. Berbeda juga dengan buku Hisao Naka yang berjudul Kaum

Muda Jepang Pada Masa Perubahan (1983) yang cukup banyak di

dalamnya djelaskan mengenai gerakan sosial mahasiswa Jepang termasuk Zengakuren walaupun memang bahasa yang dipakai lumayan membuat penulis harus mengerutkan dahi.

Ketiga buku tersebut termasuk ke dalam buku lama karena terbit sekitar tahun 1960-1980an dan huruf nya pun sesuai dengan jamannya walaupun memang sudah tidak menggunakan mesin tik. Buku

Zengakuren : Japan’s Revolutionary Students (1970) dan buku

Government and Politics in Japan : The Road to Democracy (1962)

merupakan buku berbahasa Inggris dan diantara keduanya penulis lebih mengerti buku yang pertama. Sedangkan untuk buku karya Hisao Naka yang terbit tahun 1983 dan tergolong paling muda diantara ketiganya merupakan buku yang paling sulit dimengerti oleh penulis walaupun buku tersebut menggunakan bahasa Indonesia, hal tersebut karena gaya bahasanya yang sedikit rumit.

Kesamaan dari buku-buku yang penulis temukan mengenai

Zengakuren ini yaitu di dalam buku-buku tersebut dijelaskan bahwa Zengakuren merupakan salah satu gerakan mahasiswa nasional yang


(35)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak terlalu memberikan pengaruh yang besar dalam perpolitikan Jepang, akan tetapi memberikan pengaruh besar terhadap sejarah pergerakan mahasiswa Jepang dan berhasil memberikan warna di dalam pemerintahan karena aksi-aksi protes yang telah mereka lakukan.

3.2.2.3Interpretasi

Tahapan selanjutnya yaitu interpretasi atau dikenal juga dengan analisis terhadap sumber sejarah. Analisis terhadap sumber yang telah penulis dapatkan dilakukan untuk menganalisis fakta apa saja yang telah penulis dapatkan dari sumber-sumber tersebut. Seperti halnya mengenai sejarah perkembangan Zengakuren ini sendiri, dari sumber-sumber yang telah penulis dapatkan terlihat bahwa organisasi mahasiswa Zengakuren merupakan organisasi mahasiswa nasional dari berbagai universitas yang berideologi komunis sama dengan Partai Komunis Jepang. Mereka bertujuan untuk melakukan sebuah revolusi di dalam pemerintahan Jepang sesuai dengan tujuan dari organisasi mereka.

Akan tetapi semakin lama organisasi ini semakin berjalan kea rah radikalisme atau kekerasan dalam melaksanakan aksi-aksi mereka. Penulis juga dapat melihat bahwa pada awal terbentuknya, organisasi

Zengakuren ini mendapat dukungan dari Partai Komunis Jepang juga

dari masyarakat Jepang sendiri, akan tetapi pada tahun 1960 saat

Zengakuren terpecah belah Partai Komunis Jepang pun ikut mundur


(36)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.2.4Historiografi

Tahapan terakhir dari penulisan skripsi mengenai Zengakuren ini yaitu historiografi. Sebelumnya dijelaskan bahwa menurut Dudung Abdurahaman (2007: 76) telah menyebutkan bahwa historiografi merupakan cara penulisan, pemamaparan, atau pun pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Penulis membuat suatu karya ilmiah yang berupa skripsi ini dengan mengikuti pedoman penulisan karya ilmiah dari UPI yang terbaru yaitu tahun 2013 di mana dibagi kedalam beberapa bagian sebagai berikut :

a. Bab I Pendahuluan

Pada bab I berisi latar belakang mengapa penulis mengambil tema mengenai Zengakuren, apa saja rumusan masalah yang diambil, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan juga struktur organisasi skripsi yang dipakai.

b. Bab II Kajian Pustaka

Bab II merupakan bab yang berisi mengenai kajian pustaka yaitu konsep-konsep dan teori-teori yang penulis pakai untuk mengkaji tema yang diambil, sumber yang berupa buku-buku, jurnal dan artikel apa saja yang akan penulis pakai dalam penulisan skripsi ini.

c. Bab III Metode Penelitian

Bab ini merupakan bab yang membahas mengenai metode yang penulis pakai selama penulisan skripsi, teknik pengumpulan


(37)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data yang dipakai dimulai dari persiapan penelitian yang terdiri dari pemilihan tema, pembuatan rancangan proposal sampai bimbingan. Selain itu dalam proses pelaksanaan penelitian yang terdiri dari heuristic, kritik sumber, interpretasi sampai ke tahapan historiografi atau penulisan laporan.

d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV merupakan hasil penelitian yang telah didapatkan setelah melalui berbagai tahapan dalam proses penelitian dan

pembahasan mengenai skripsi berjudul “Dinamika Gerakan Sosial

Mahasiswa Jepang : Studi Terhadap Perkembangan Zengakuren Tahun 1947-1960” ini.

e. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab V merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan juga saran-saran atau rekomendasi yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca semuanya.

Selain itu juga yang terakhir yaitu Daftar Pustaka yang berisi daftar sumber-sumber yang telah menjadi referensi dalam penyusunan skripsi. Selain itu ada juga lampiran-lampiran yang berisi foto-foto, peta, gambar atau data lainnya yang berkaitan dengan penelitian skripsi mengenai Zengakuren ini.


(38)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang


(39)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan penulisan skripsi penulis mengenai “Dinamika Gerakan Sosial Mahasiswa Jepang : Studi Terhadap Perkembangan Zengakuren Tahun 1947-1960”. Di dalam bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan yang dapat penulis ambil dari mulai proses heuristik atau pencarian sumber, kritik terhadap sumber, interpretasi sampai proses historiografi. Pertama, bahwa gerakan mahasiswa Jepang sebelum terjadi perang berbeda dengan sesudah perang. Sebelum terjadinya perang, gerakan mahasiswa terlihat kurang aktif, bahkan organisasi politik ataupun organisasi mahasiswa masih belum terlalu banyak. Berbeda dengan setelah terjadi perang, khususnya saat Jepang mengalami kekalahan pada Perang Dunia II dan memasuki masa pendudukan oleh Amerika Serikat. Mahasiswa mulai lebih aktif dan organisasi mahasiswa pun semakin banyak. Pada periode ini mahasiswa lebih bebas berpendapat dan berorganisasi. Di setiap universitas baik negeri ataupun swasta bahkan mempunyai organisasinya masing-masing. Hal ini membuat setiap mahasiswa otomatis menjadi anggota Jichikai di fakultasnya masing-masing. Para mahasiswa ini tidak setuju dengan masuknya kekuasaan asing yaitu Amerika Serikat ke Jepang. Mereka menganggap bahwa Amerika hanya menggunakan alasan demokratisasi Jepang untuk kepentingannya sendiri dan menganggap bahwa dengan begitu sama saja dengan penjajahan atas Jepang.

Kedua, dengan adanya kekuasaan asing tersebut mendorong para mahasiswa untuk melakukan gerakan-gerakan sosial. Pemerintah pendudukan dan


(40)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemerintah Jepang sendiri mengeluarkan berbagai kebijakan guna meredam gerakan sosial para mahasiswa ini. Walaupun para mahasiswa berusaha menolak semua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dengan aksi protes yang mereka lakukan, akan tetapi masih dapat diatasi oleh pemerintah baik itu Pemerintahan Pendudukan Sekutu ataupun Pemerintah Jepang. Hal-hal inilah yang melatar belakangi keinginan dibentuknya suatu organisasi mahasiswa nasional yang dapat memperjuangkan hak mereka. Keinginan tersebut kemudian diprakarsai oleh Partai Komunis Jepang untuk membentuk federasi organisasi mahasiswa komunis yang bertujuan untuk merubah sistem pemerintahan Jepang dengan tatanan yang baru. Sehingga terbentuklah organisasi mahasiswa nasional yang disebut dengan

Zengakuren.

Ketiga, dalam perkembangannya Zengakuren banyak melakukan aksi-aksi protes terhadap kebijakan-kebijakan baik yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Jepang atau Sekutu. Pada awal pembentukannya organisasi ini sangat kokoh dan dapat mengumpulkan massa yang tidak sedikit. Keanggotaannya pun meliputi angka yang tidak sedikit, meliputi mahasiswa yang berasal dari seluruh universitas di Jepang. Zengakuren semakin lama semakin radikal dalam melakukan aksi protesnya. Mereka tidak segan melakukannya dengan kekerasan demi memperjuangkan apa yang mereka inginkan. Dukungan masyarakat pun semakin tidak ada untuk mereka. Bahkan Partai Komunis Jepang yang merupakan pelopor terbentuknya organisasi ini pun semakin lama semakin renggang hubungannya dengan Zengakuren. Tidak hanya itu, semakin lama semakin terlihat adanya konflik diantara anggotanya. Mereka yang tidak sependapat akhirnya membentuk kubunya. Hal ini menyebabkan Zengakuren terbagi ke dalam kubu-kubu di dalam organisasi mereka sendiri. Kubu terkuatlah yang akhirnya memegang kendali di dalam organisasi nasional mahasiswa ini. Sampai akhirnya Zengakuen terbagi ke dalam organisasi-organisasi baru yang mempunyai visi ataupun misi yang


(41)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bertolak belakang satu dengan yang lainnya walaupun masih tetap dengan label nama Zengakuren.

Keempat, pengaruh dari Zengakuren sangat terasa bagi pergerakan mahasiswa Jepang. Mereka telah menyumbangkan banyak gerakan-gerakan sosial dalam sejarah pergerakan mahasiswa Jepang itu sendiri. Sehingga

Zengakuren dapat dikatakan telah memberikan warna yang berbeda dalam

pergerakan dan perlawanan mahasiswa Jepang terhadap pendudukan oleh Amerika Serikat yang mereka anggap sebagai bentuk dari imperialisme tersebut. Hal ini juga secara tidak langsung menjadikan Zengakuren sebagai tombak perjuangan bagi mahasiswa komunis Jepang pada saat itu. Sehingga membuat penulis tertarik untuk terus mempelajarinya lebih jauh. Walaupun memang tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak organisasi-organisasi mahasiswa Jepang lainnya yang tidak kalah menarik untuk dikaji. Pengaruh Zengakuren tentu saja sangat terasa bagi organisasi mahasiswa Jepang lainnya khususnya yang menganut ideologi sosialis atau komunis. Hal tersebut karena dengan Zengakuren mereka dapat menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah ataupun masyarakat baik dengan cara aksi mogok makan, mogok kuliah, aksi demonstrasi ataupun bahkan menggunakan kekerasan. Zengakuren pun terkenal sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang radikal dan revolusioner di dunia.

5.2 Saran dan Rekomendasi

Penulisan skripsi mengenai Zengakuren ini tentu saja masih jauh dari kata sempurna. Sehingga dengan besar hati penulis meminta kritik ataupun saran dari pembaca semua, agar untuk kedepannya dapat melahirkan karya yang lebih bagus lagi. Tentu saja tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi selama pembuatan skripsi ini. Saran atau rekomendasi yang


(42)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat penulis berikan dari penelitian yang penulis lakukan dalam pembuatan skripsi ini yaitu :

1. Untuk penelitian yang akan datang agar di dalam mencari sumber yang berkaitan dengan tema lebih ditingkatkan lagi, karena tidak dapat dipungkiri bahwa sumber yang berkaitan dengan tema yang penulis ambil ini sedikit sulit.

2. Tema mengenai Zengakuren ini begitu menarik untuk dikaji, sehingga penulis harap akan ada penelitian lanjutan lainnya yang akan mengangkat tema tentang sejarah organisasi mahasiswa Jepang khususnya Zengakuren. Apalagi penelitian ataupun buku yang mengkaji Zengakuren masih cukup sedikit, sehingga peluang bagi peneliti lainnya masih terbuka lebar.

3. Penulisan skripsi ini dapat berkontribusi dalam pembelajaran di sekolah yaitu di jenjang SMA. Hal ini karena dapat dijadikan sebagai sumber untuk mempelajari sejarah Jepang Paska Perang Dunia II. Begitu pula di jenjang perguruan tinggi dapat digunakan sebagai sumber bacaan mengenai Sejarah Sosial-Politik Jepang Pasca Perang Dunia II. Khususnya bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah juga dapat dijadikan bahan pembelajaran dalam perkuliahan Sejarah Asia Timur ataupun Sejarah Pergerakan Mahasiswa. Serta dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam gerakan sosial mahasiswa ini.

4. Terakhir tentu saja bagi organisasi-organisasi mahasiswa yang tersebar di setiap universitas, semoga dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi untuk mempelajari dan mengambil nilai positif dari gerakan sosial mahasiswa di Jepang atau sebagai bahan perbandingan gerakan sosial mahasiswa di Indonesia dengan di Jepang pada periode tersebut.


(43)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abdurrahman, Dudung. (2011). Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta : Penerbit Ombak

Agung, L. S. (2012). Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta : Penerbit Ombak. Beasley, W. G. (2003). Pengalaman Jepang : Sejarah Singkat Jepang.

Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Beasley, W. G. (1966). The Modern History Of Japan. New York : Frederick A. Preager Publisher.

Benedict, Ruth. (1982). Pedang Samurai dan Bunga Seruni : Pola-pola

Kebudayaan Jepang [Terj:Pamudji]. Jakarta : Penerbit Sinar Harapan.

Cummings, W. K. (1984). Pendidikan dan Kualitas Manusia Di Jepang. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Dowsey, Stuart J. (1970). Zengakuren : Japan’s Revolutionary Students. California : The Ishi Press.

Itoh, Hiroshi. (1973). Japanese Politics – An Inside View. United Kingdom :

Cornell University Press.

Jain, R. K. (1978). Japan’s Postwar Peace Settlements. New Delhi : Radiant Publishers.

Livingston, Jon dkk. (1973). Postwar Japan : 1945 To Present. New York : Random House.

Maki, John M. (1962). Government And Politics In Japan : The Road To

Democracy. New York : Frederick A. Preager Publisher.

Naka, Hisao. (1980). Kaum Muda Jepang Dalam Masa Perubahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Prasetyantoko, A. dkk. (2001). Gerakan Mahasiswa dan Demokrasi Di

Indonesia. Bandung : PT. ALUMNI.

Reischauer, Edwin O. (1980). The Japanese. United States Of America : Belknap Harvard.

Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung : Refika Aditama. Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Penerbit Ombak.


(44)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Smelser, Neil J. (1971). Theory Of Collective Behavior. New York : A Free Press.

Supardan, D. (2009). Pengantar Ilmu Sosial : Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Zuriah, Nurul. (2005). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Jurnal dan Artikel :

California Student Union. (2012). A Japanese Student Union Zengakuren. [Online]. Tersedia : http://www.castudentunion.wordpress.com [diakses pada 10 November 2013]

Camatte, Jacques. (1972). About The Revolution (terj). Invariance, April. Seri 2 No. 2.

Kurihara, Toichi. (1960). Zengakuren and The Left : Japanese Student Pust

Anti-War Action. The Young Socialist 3 (6).

Kuroda, Kanichi. (1960). Letter From Japan. International Socialist Review,

Autumn 1960. Vol.1 No.2, hlm. 27-31.

Kuroda, Kanichi. (1962). Marxistm in Japan. International Socialist Review,

Winter 1962. Vol.1 No.11, hlm. 21-25.

Lifton, Robert Jay. (1962). Youth in Postwar Japan. Daedalus. Winter 1962. Mike, Harman. (2007). 1918: Rice Riots And Strikes In Japan. [Online].

Tersedia : https://libcom.org/library/1918-rice-riots-strikes-japan [diakses pada 24 Oktober 2014]

Mandel, Ernest. (2002). Gerakan Mahasiswa Revolusioner : Teori Dan

Praktek. [Online]. Tersedia:

http://www.marxists.org/indonesia/archive/mandel/001 [diakses pada 10 November 2013]

Meyer, David dan Sidney Tarrow. (1998). Social Movement Society. Tersedia : http://hminews.com [diakses pada 15 Agustus 2014]

University of Sydney Australia. ____. Student Activism and The Struggle for

Democracy. Hlm 279-280. Tersedia : www.usyd.edu.au

Tn. _____. Bloody May Day (May 1, 1952). [Online]. Tersedia : http://www.crosscurrents.hawaii.edu [diakses pada 10 November 2014]


(45)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tn. _____. Zengakuren : The Struggle of The Japanese Students. Tersedia : www.media68.net [diakses pada 15 Agustus 2014]

Tn. _____. Zengakuren. [Online]. Tersedia : http://en.m.wikipedia.org/wiki/Zengakuren [diakses pada 10 November 2013].

Surat Kabar :

Kiezel, Lillian. (1960). Antiwar Student Fight Japanese Cops, Premier Kishi

Put on Plane in Sneak Play. The Militant, 25 Januari, hlm 1

Nigata, Ei. (1965). The Struggle Against The 1960 Japanese-American

Security Pact-Report of a Participant

Ring, Harry. (1960). Japan’s Voters to decide Pact. The Militant, 4 Juli, hlm

1

Tn. (1960). Japanese socialists Call Antiwar demonstration, The Militant, 18 Januari, hlm 3


(1)

86

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemerintah Jepang sendiri mengeluarkan berbagai kebijakan guna meredam gerakan sosial para mahasiswa ini. Walaupun para mahasiswa berusaha menolak semua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dengan aksi protes yang mereka lakukan, akan tetapi masih dapat diatasi oleh pemerintah baik itu Pemerintahan Pendudukan Sekutu ataupun Pemerintah Jepang. Hal-hal inilah yang melatar belakangi keinginan dibentuknya suatu organisasi mahasiswa nasional yang dapat memperjuangkan hak mereka. Keinginan tersebut kemudian diprakarsai oleh Partai Komunis Jepang untuk membentuk federasi organisasi mahasiswa komunis yang bertujuan untuk merubah sistem pemerintahan Jepang dengan tatanan yang baru. Sehingga terbentuklah organisasi mahasiswa nasional yang disebut dengan Zengakuren.

Ketiga, dalam perkembangannya Zengakuren banyak melakukan aksi-aksi protes terhadap kebijakan-kebijakan baik yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Jepang atau Sekutu. Pada awal pembentukannya organisasi ini sangat kokoh dan dapat mengumpulkan massa yang tidak sedikit. Keanggotaannya pun meliputi angka yang tidak sedikit, meliputi mahasiswa yang berasal dari seluruh universitas di Jepang. Zengakuren semakin lama semakin radikal dalam melakukan aksi protesnya. Mereka tidak segan melakukannya dengan kekerasan demi memperjuangkan apa yang mereka inginkan. Dukungan masyarakat pun semakin tidak ada untuk mereka. Bahkan Partai Komunis Jepang yang merupakan pelopor terbentuknya organisasi ini pun semakin lama semakin renggang hubungannya dengan Zengakuren. Tidak hanya itu, semakin lama semakin terlihat adanya konflik diantara anggotanya. Mereka yang tidak sependapat akhirnya membentuk kubunya. Hal ini menyebabkan Zengakuren terbagi ke dalam kubu-kubu di dalam organisasi mereka sendiri. Kubu terkuatlah yang akhirnya memegang kendali di dalam organisasi nasional mahasiswa ini. Sampai akhirnya Zengakuen terbagi ke dalam organisasi-organisasi baru yang mempunyai visi ataupun misi yang


(2)

87

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bertolak belakang satu dengan yang lainnya walaupun masih tetap dengan label nama Zengakuren.

Keempat, pengaruh dari Zengakuren sangat terasa bagi pergerakan mahasiswa Jepang. Mereka telah menyumbangkan banyak gerakan-gerakan sosial dalam sejarah pergerakan mahasiswa Jepang itu sendiri. Sehingga Zengakuren dapat dikatakan telah memberikan warna yang berbeda dalam pergerakan dan perlawanan mahasiswa Jepang terhadap pendudukan oleh Amerika Serikat yang mereka anggap sebagai bentuk dari imperialisme tersebut. Hal ini juga secara tidak langsung menjadikan Zengakuren sebagai tombak perjuangan bagi mahasiswa komunis Jepang pada saat itu. Sehingga membuat penulis tertarik untuk terus mempelajarinya lebih jauh. Walaupun memang tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak organisasi-organisasi mahasiswa Jepang lainnya yang tidak kalah menarik untuk dikaji. Pengaruh Zengakuren tentu saja sangat terasa bagi organisasi mahasiswa Jepang lainnya khususnya yang menganut ideologi sosialis atau komunis. Hal tersebut karena dengan Zengakuren mereka dapat menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah ataupun masyarakat baik dengan cara aksi mogok makan, mogok kuliah, aksi demonstrasi ataupun bahkan menggunakan kekerasan. Zengakuren pun terkenal sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang radikal dan revolusioner di dunia.

5.2 Saran dan Rekomendasi

Penulisan skripsi mengenai Zengakuren ini tentu saja masih jauh dari kata sempurna. Sehingga dengan besar hati penulis meminta kritik ataupun saran dari pembaca semua, agar untuk kedepannya dapat melahirkan karya yang lebih bagus lagi. Tentu saja tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi selama pembuatan skripsi ini. Saran atau rekomendasi yang


(3)

88

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat penulis berikan dari penelitian yang penulis lakukan dalam pembuatan skripsi ini yaitu :

1. Untuk penelitian yang akan datang agar di dalam mencari sumber yang berkaitan dengan tema lebih ditingkatkan lagi, karena tidak dapat dipungkiri bahwa sumber yang berkaitan dengan tema yang penulis ambil ini sedikit sulit.

2. Tema mengenai Zengakuren ini begitu menarik untuk dikaji, sehingga penulis harap akan ada penelitian lanjutan lainnya yang akan mengangkat tema tentang sejarah organisasi mahasiswa Jepang khususnya Zengakuren. Apalagi penelitian ataupun buku yang mengkaji Zengakuren masih cukup sedikit, sehingga peluang bagi peneliti lainnya masih terbuka lebar.

3. Penulisan skripsi ini dapat berkontribusi dalam pembelajaran di sekolah yaitu di jenjang SMA. Hal ini karena dapat dijadikan sebagai sumber untuk mempelajari sejarah Jepang Paska Perang Dunia II. Begitu pula di jenjang perguruan tinggi dapat digunakan sebagai sumber bacaan mengenai Sejarah Sosial-Politik Jepang Pasca Perang Dunia II. Khususnya bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah juga dapat dijadikan bahan pembelajaran dalam perkuliahan Sejarah Asia Timur ataupun Sejarah Pergerakan Mahasiswa. Serta dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam gerakan sosial mahasiswa ini.

4. Terakhir tentu saja bagi organisasi-organisasi mahasiswa yang tersebar di setiap universitas, semoga dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi untuk mempelajari dan mengambil nilai positif dari gerakan sosial mahasiswa di Jepang atau sebagai bahan perbandingan gerakan sosial mahasiswa di Indonesia dengan di Jepang pada periode tersebut.


(4)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abdurrahman, Dudung. (2011). Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta : Penerbit Ombak

Agung, L. S. (2012). Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta : Penerbit Ombak. Beasley, W. G. (2003). Pengalaman Jepang : Sejarah Singkat Jepang.

Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Beasley, W. G. (1966). The Modern History Of Japan. New York : Frederick A. Preager Publisher.

Benedict, Ruth. (1982). Pedang Samurai dan Bunga Seruni : Pola-pola Kebudayaan Jepang [Terj:Pamudji]. Jakarta : Penerbit Sinar Harapan. Cummings, W. K. (1984). Pendidikan dan Kualitas Manusia Di Jepang.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Dowsey, Stuart J. (1970). Zengakuren : Japan’s Revolutionary Students. California : The Ishi Press.

Itoh, Hiroshi. (1973). Japanese Politics – An Inside View. United Kingdom : Cornell University Press.

Jain, R. K. (1978). Japan’s Postwar Peace Settlements. New Delhi : Radiant Publishers.

Livingston, Jon dkk. (1973). Postwar Japan : 1945 To Present. New York : Random House.

Maki, John M. (1962). Government And Politics In Japan : The Road To Democracy. New York : Frederick A. Preager Publisher.

Naka, Hisao. (1980). Kaum Muda Jepang Dalam Masa Perubahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Prasetyantoko, A. dkk. (2001). Gerakan Mahasiswa dan Demokrasi Di Indonesia. Bandung : PT. ALUMNI.

Reischauer, Edwin O. (1980). The Japanese. United States Of America : Belknap Harvard.

Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung : Refika Aditama. Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Penerbit Ombak.


(5)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Smelser, Neil J. (1971). Theory Of Collective Behavior. New York : A Free Press.

Supardan, D. (2009). Pengantar Ilmu Sosial : Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Zuriah, Nurul. (2005). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Jurnal dan Artikel :

California Student Union. (2012). A Japanese Student Union Zengakuren. [Online]. Tersedia : http://www.castudentunion.wordpress.com [diakses pada 10 November 2013]

Camatte, Jacques. (1972). About The Revolution (terj). Invariance, April. Seri 2 No. 2.

Kurihara, Toichi. (1960). Zengakuren and The Left : Japanese Student Pust Anti-War Action. The Young Socialist 3 (6).

Kuroda, Kanichi. (1960). Letter From Japan. International Socialist Review, Autumn 1960. Vol.1 No.2, hlm. 27-31.

Kuroda, Kanichi. (1962). Marxistm in Japan. International Socialist Review, Winter 1962. Vol.1 No.11, hlm. 21-25.

Lifton, Robert Jay. (1962). Youth in Postwar Japan. Daedalus. Winter 1962. Mike, Harman. (2007). 1918: Rice Riots And Strikes In Japan. [Online].

Tersedia : https://libcom.org/library/1918-rice-riots-strikes-japan [diakses pada 24 Oktober 2014]

Mandel, Ernest. (2002). Gerakan Mahasiswa Revolusioner : Teori Dan

Praktek. [Online]. Tersedia:

http://www.marxists.org/indonesia/archive/mandel/001 [diakses pada 10 November 2013]

Meyer, David dan Sidney Tarrow. (1998). Social Movement Society. Tersedia : http://hminews.com [diakses pada 15 Agustus 2014]

University of Sydney Australia. ____. Student Activism and The Struggle for Democracy. Hlm 279-280. Tersedia : www.usyd.edu.au

Tn. _____. Bloody May Day (May 1, 1952). [Online]. Tersedia : http://www.crosscurrents.hawaii.edu [diakses pada 10 November 2014]


(6)

Mufti Nurlita Sari, 2014

Dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tn. _____. Zengakuren : The Struggle of The Japanese Students. Tersedia : www.media68.net [diakses pada 15 Agustus 2014]

Tn. _____. Zengakuren. [Online]. Tersedia :

http://en.m.wikipedia.org/wiki/Zengakuren [diakses pada 10 November 2013].

Surat Kabar :

Kiezel, Lillian. (1960). Antiwar Student Fight Japanese Cops, Premier Kishi Put on Plane in Sneak Play. The Militant, 25 Januari, hlm 1

Nigata, Ei. (1965). The Struggle Against The 1960 Japanese-American Security Pact-Report of a Participant

Ring, Harry. (1960). Japan’s Voters to decide Pact. The Militant, 4 Juli, hlm 1

Tn. (1960). Japanese socialists Call Antiwar demonstration, The Militant, 18 Januari, hlm 3