PENGELOLAAN IRIGASI PADI SAWAH DI DESA PEMATANG LALANG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

(1)

PENGELOLAAN IRIGASI PADI SAWAH DI DESA

PEMATANG LALANG KECAMATAN PERCUT

SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

DANTI NOVITA

NIM. 3103131011

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

DANTI NOVITA (3103131011). Pengelolaan Irigasi Padi Sawah Di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Kondisi Jaringan Irigasi dan 2) Pengelolaan Irigasi Padi Sawah Di Desa Pematang Lalang yang meliputi pengadaan, pengaliran dan pembagian air.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan pertanian padi sawah yang memiliki irigasi yaitu seluas 756 hektar yang juga sekaligus menjadi sampel (total sampling), dan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah petani sebanyak 35kk yang diperoleh dari 10% jumlah petani yaitu 351kk. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi langsung, analisis dokumentasi dan akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi jaringan irigasi di desa pematang lalang mendapatkan penilaian sebesar 66.3% yang tergolong dalam kategori sedang. Hal ini dilihat dari jenis irigasi yang masih setengah teknis dan sudah mulai mengalami kerusakan akibat kurang diperhatikan. Pengelolaan irigasi meliputi: a) Pengadaan yaitu air tersedia dengan nilai persentase 77,15%, air masih tersedia untuk mengairi sawah-sawah petani walaupun masih ada yang kurang tersedia yang disebabkan karena belummeratanya pembetonan pada saluran-saluran primer sehingga menyebabkan terjadinya perpecahan aliran. b) Pengaliran air; pengaliran air pada musim tanam kurang lancar dengan persentase 57,14%, hal ini diakibatkan banyaknya sampah yang terdapat disaluran irigasi dan banyaknya semak yang terdapat dipinggir saluran akibat jaringan irigasi yang belum dibeton. c) Pembagian air kurang merata dengan nilai persentase 51,43%. Hal ini disebabkan banyaknya saluran-saluran yang belum dibeton dan tersumbatnya saluran-saluran irigasi oleh sampah sehingga menghambat laju air, akhirnya air hanya sampai pada petak-petak sawah yang berada di muka, sementara petak sawah yang berada jauh dari saluran irigasi tidak kebagian air dan masih minimnya kesadaran dan tanggung jawab antar sesama petani untuk membersihkan saluran irigasi.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat yang diberikan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah Pengelolaan Irigasi Padi Sawah di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei TuanKabupaten Deli Serdang.Adapun tujuan skripsi ini adalah sebagai kelengkapan tugas dalam memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta stafnya.

2. Bapak Dr. Restu M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan beserta stafnya.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I FIS UNIMED 4. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi. 5. Ibu Dra. Asnidar,M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi yang

telah banyak memberikan bimbingan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Kamarlin Pinem, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah sabar meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi, dan memberi banyak masukan kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai akhir skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Bapak Dr. Sugiharto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis mulai dari awal hingga akhir perkuliahan.

8. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah banyak membekali penulis dengan ilmu pada saat di bangku perkuliahan.


(6)

9. Bapak Hajat Siagian selaku Pegawai Tata Usaha jurusan Pendidikan Geografi yang telah mendukung dan memberikan informasi yang dibutuhkan selama penyusunan skripsi ini.

10.Bapak Kepala Desa Pematang Lalang Anjur Silitonga yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

11.Teristimewa buat orang tua yang penulis sayangi, Bapak Taufiq dan Ibu Erni Hasibuan atas segala doa, kasih sayang serta semangat dan yang tidak pernah lelah membantu baik moril maupun materil kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini

12.Kakak dan adik tersayang Iranita dan Erwinsyah Reza yang selalu mendoakan, memotivasi, mendukung penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan.

13.Teman-teman seperjuangan dari awal masuk perkuliahan hingga sampai saat ini Siti Mawarni Pohan, Hildayani Marpaung, Anggita H. Hasibuan, Tomy Fernandes, Krisman Risky, S.Pd, Wardah Maulida, Dita Safitri, Ria M. Pulungan, S.Pd dan semua teman-teman di kelas C Reg 2010.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih pada semua rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam penulisan maupun penyajian. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya pada Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial.

Medan, November 2014 Penulis,

Danti Novita NIM. 3103131011


(7)

(8)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kerangka Teoritis ... 8

B. Penelitian Relevan ... 23

C. Kerangka Berpikir ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27


(9)

B. Populasi dan Sampel ... 27

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV : DESKRIPSI WILAYAH ... 33

A. Kondisi Fisik ... 33

B. Kondisi Non Fisik ... 38

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Penelitian ... 47

B. Pembahasan ... 67

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(10)

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Penentuan Penilaian Kondisi Fisik Jaringan ... 17

2. Penggunaan Lahan... 37

3. Jumlah Peduduk Menurut Dusun di Desa Pematang Lalang ... 39

4. Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 40

5. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 41

6. Komposisi Penduduk Menurut Etnis ... 42

7. Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 43

8. Keadaan Responden Menurut Jenis Kelamin... 47

9. Keadaan Responden Menurut Kelompok Umur ... 48

10. Keadaan Responden Menurut Tingkat Pendidikan... 49

11. Status Kepemilikan Lahan Responden ... 50

12. Luas Areal Persawahan Responden ... 51

13. Kriteria Penilaian Kondisi Jaringan Irigasi Desa Pematang Lalang... 53

14. Bagaimana Ketersediaan Air Pada Musim Tanam ... 61

15. Bagaimana Kelancaran Air Irigasi Pada Musim Tanam ... 62

16. Bagaimana Pembagian Air Irigasi Pada Musim Tanam... 63

17. Partisipasi Masyarakat Dalam Bergotong-Royong ... 64


(11)

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Sketsa Jaringan Irigasi …... 13

2. Skema Kerangka Berfikir Penelitian... 17

3. Peta Kabupaten Deli Serdang ... 32

4. Peta Kecamatan Percut Sei Tuan... 33

5. Peta Desa Pematang Lalang ... 34

6. Kondisi Bangunan Utama Jaringan Irigasi di Desa Pematang Lalang ... 53

7. Kondisi Saluran Primer Di Desa Pematang Lalang Tahun ... 54

8. Kondisi Saluran Sekunder dan Tersier ... 55

9. Kondisi Bangunan Bagi ... 55

10. Kondisi Saluran Pembuangan Irigasi ... 56

11. Peta Jaringan Irigasi Di Desa Pematang Lalang ... 57

12. Jaringan Irigasi Yang Belum Dibeton dan Terdapat Sampah ... 59

13. Kondisi Saluran Sekunder Yang Dipenuhi Sampah ... 61


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Lampiran Foto ... 75 2. Lembar Observasi Kriteria Penilaian Kondisi Jaringan Irigasi ... 77 3. Daftar Wawancara Pengelolaan Irigasi di Desa Pematang Lalang ... 78 4. Data Mentah Kondisi Jaringan Irigasi Padi Sawah di Desa Pematang lalang ... 79 5. Data Mentah Pengelolaan Irigasi Padi Sawah di Desa Pematang lalang ... 90


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Air sangat penting bagi kehidupan manusia, hampir semua kegiatan makhluk hidup dimuka bumi memerlukan air, mulai dari kegiatan rumah tangga sehari-hari sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang lebih dikenal dengan nama irigasi sama pentingnya dengan keberadaan tanah. Sebab jika tidak ada air, kegiatan pertanian sudah pasti tidak akan dapat dilakukan.

Dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, maka air (irigasi) harus diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika tidak maka tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada gilirannya akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

Keberhasilan Indonesia dalam berswasembada pangan (1984) khususnya beras, tidak terlepas dari peranan irigasi yang termasuk dari system intensifikasi pertanian atau yang lebih dikenal dengan nama Panca Usaha Tani. Adapun komponen yang mendukung Panca Usaha Tani adalah : (a) penggunaan varietas unggul, (b) penggunaan pupuk, (c) penggunaan obat-obatan, (d) irigasi dan (e) perbaikan bercocok tanam.

Dalam usaha tani atau produksi tanaman khususnya tanaman padi, irigasi dengan system-sistemnya mempunyai peranan yang sangat besar. Menurut Suzanna (1995) penyebab utama dari merosotnya produksi beras di Indonesia yang sebagian


(14)

2

besar berasal dari jawa adalah rusaknya jaringan-jaringan irigasi. Selain itu keberadaan irigasi akan dapat menguntungkan tapi dapat juga merugikan para petani, yaitu akan sangat tergantung pada pengelolaan irigasi.

Proses pengelolaan irigasi seperti penyadapan air dari sumbernya, pengaliran air disaluran pembawa, pembagian air irigasi kesaluran cabang, pembagian air kesetiap petak sawah dalam jumlah dan saat yang tepat serta pembuangan air yang berlebihan harus dilakukan secara terpadu agar proses kegiatan irigasi berjalan dengan baik untuk pemanfaatan irigasi semaksimal mungkin.

Untuk menuju pelaksanaan sistem pengelolaan irigasi yang baik dan terpadu, maka memerlukan usaha perbaikan dan pembinaan. Sampai sekarang, pelaksanaan pengelolaan di berbagai daerah masih jauh dari yang diharapkan. Melihat banyak kondisi jaringan yang sangat memprihatinkan, seperti kerusakan-kerusakan saluran irigasi, penyempitan saluran, dan pendangkalan saluran yang disebabkan oleh endapan lumpur dan tumpukan sampah.

Luas daerah Sumatera Utara adalah 72.981,23 km2, memiliki luas daerah irigasi teknis seluruhnya 132.354 Ha (meliputi 174 daerah irigasi), dimana seluas 96.823 ha pada 7 daerah irigasi mengalami kerusakan, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan padi. Sistem jaringan irigasi di Sumut saat ini masih butuh banyak perluasan, guna menunjang produktivitas hasil pertanian nantinya. Sebanyak 30% dari total irigasi di Provinsi Sumatera Utara rusak dan tidak bisa digunakan mengairi sawah petani, sehingga menurunkan produksi padi di Provinsi Sumatera Utara. Kondisi ini diperkirakan dapat menggagalkan surplus beras nasional yang


(15)

3

ditargetkan sebesar 10 juta ton. Pada saat ini, ada sekitar 350.000 hektar irigasi di Sumatera Utara yang hanya berfungsi 70%. Dari data Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumatera Utara, diketahui kondisi jaringan irigasi di Sumatera Utara 15,63 % (13.598 ha) prasarana irigasi dalam kondisi rusak ringan, rusak sedang 20,49 % (17.826) ,serta rusak berat 19,44 % (16.913).

Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2057’ -3016’ Lintang Utara dan 98033’- 99027’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 500 m di atas permukaan laut. Kabupaten Deli Serdang secara administratif menempati area seluas 2.497,72 km2 yang terdiri dari 22 Kecamatan, dengan 379 Desa dan 15 Kelurahan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan berjumlah 1.463.031 Jiwa. Potensi terbesar yang dimiliki Deli Serdang adalah areal persawahan dengan luas 44.444 ha (Bappeda Deli Serdang). Luas tanaman padi di Deliserdang terdiri dari sawah irigasi teknis seluas 1.168 hektar, irigasi setengah teknis 15.061 hektar, irigasi sederhana 2.639 hektar, irigasi desa non PU 7.699 hektare dan tadah hujan seluas 18.744 hektar. Pada tahun 2014 Deli Serdang menargetkan pencapaian produksi sebanyak 590.668 ton, sementara hasil panen padi sawah tahun 2012 sebanyak 446.908 ton dan tahun 2013 turun menjadi 427.164 ton. Ini karena terjadinya anomali iklim yang tidak menentu, termasuk banyak lahan pertanian yang terserang banjir. Itu sebabnya terjadi pergeseran musim tanam. "Karenanya panen baru bisa dilakukan mulai Februari 2014 yang seharusnya Januari lalu. (Sekretaris Dinas Pertanian Deli Serdang).


(16)

4

Desa Pematang Lalang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang yang sebahagian besar penduduknya bermata pencaharian petani padi sawah yang telah memiliki jaringan irigasi setengah teknis. Luas areal sawah yang ada di desa ini adalah 756 hektar dan seluruh areal sawah menggunakan irigasi dan pengelolaan irigasi di desa ini telah diatur dengan adanya Perkumpulan Petani Pemakai Air atau P3A. (Kantor Desa Pematang Lalang).

Di desa Pematang Lalang pada musim kemarau saat itu debit air cukup untuk mengairi semua petak sawah petani, akan tetapi karena pembagian air tidak berjalan lancar dan terjadi perebutan air, maka ada sebagian petani yang tidak mendapat air. Padahal, pada awal tahap pengolahan sawahnya, petani sangat memerlukan air untuk dapat mengolah lahannya. Areal sawah yang berada dekat dengan saluran irigasi yang mendapat air, sedangkan pada musim hujan sering ditemukan areal sawah yang mengalami kebanjiran, sehingga panen tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh petani, karena padi sawah telah terendam air. Areal sawah di Desa Pematang Lalang ini juga pernah dimasuki oleh air laut karena wilayah Desa ini yang tepat berbatasan langsung dengan Selat Malaka, namun sekarang sudah dapat diatasi dengan alih fungsi lahan sawah pasang surut dan tadah hujan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit sehingga lahan pertanian yang ada di desa ini hanya sawah irigasi namun pada hakekatnya irigasi yang ada di desa ini masih mengalami kendala pada pengelolaannya diantaranya terdapat jaringan-jaringan irigasi yang belum dibeton sehingga membuat pembagian air tidak merata (Ketua P3A Desa Pematang Lalang).


(17)

5

Selain itu, kondisi jaringan irigasi di desa Pematang Lalang juga banyak yang mengalami kerusakan yang ditandai dengan kondisi bangunan pelengkapnya yang sudah tidak layak untuk digunakan kembali. Melihat permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka perlu diadakan penelitian terhadap masalah tersebut agar masalah yang selama ini terjadi dapat teratasi.

B. Identifikasi Masalah

Melihat sebagian besar masyarakat di Desa Pematang Lalang bermata pencaharian sebagai petani padi sawah dan telah lama memiliki jaringan irigasi yang dikelola Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang bertugas mengadakan, mengalirkan dan membagi air ke lahan pertanian maka berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalah yang dihadapi para petani dalam beririgasi yaitu lahan sawah yang pernah dimasuki air laut, kondisi bangunan pelengkap yang sudah tidak layak untuk digunakan, kondisi jaringan irigasi yang sudah banyak mengalami kerusakan, dan pengelolaan irigasi yang belum teratur yang meliputi : pengadaan, pengaliran, dan pembagian air ke lahan-lahan pertaniannya, sehingga petani kesulitan dalam mengelola lahan pertaniannya.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, banyak faktor yang menyebabkan petani kesulitan mengolah lahan pertaniannya. Maka penelitian ini perlu dibatasi. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah kondisi jaringan irigasi


(18)

6

yang sudah banyak yang mengalami kerusakan dan pengelolaan jaringan irigasi ditinjau dari pengadaan, pengaliran, dan pembagian air.

D. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi jaringan irigasi di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

2. Bagaimana pengelolaan jaringan irigasi dalam pertanian padi sawah ditinjau dari pengadaan, pengaliran, dan pembagian air irigasi di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui kondisi jaringan irigasi di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Mengetahui pengelolaan jaringan irigasi dalam pertanian padi sawah ditinjau dari pengadaan, pengaliran, dan pembagian air irigasi di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.


(19)

7

F. Manfaat Penelitian

1. Menyediakann peta jaringan irigasi di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

2. Menyediakan peta kerusakan jaringan irigasi di Desa Pematang Lalang


(20)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan pembahasan dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara keseluruhan kondisi jaringan irigasi di Desa Pematang Lalang masih tergolong klasifikasi sedang dengan indikator tingkat fungsi pelayanan jaringan irigasi sebesar 66.3%.

2. Pengelolaan irigasi meliputi : a.) Pengadaan air; pengadaan air pada musim tanam di Desa Pematang lalang yaitu air tersedia dengan nilai persentase 77,15%. Air masih tersedia untuk mengairi sawah-sawah petani walaupun masih ada yang kurang tersedia yang disebabkan karena belum meratanya pembetonan pada saluran-saluran primer sehingga menyebabkan terjadinya perpecahan aliran. b.) Pengaliran air; pengaliran air pada musim tanam kurang lancar dengan persentase 57,14%. Hal ini dikibatkan banyaknya sampah yang terdapat disaluran irigasi dan banyaknya semak yang terdapat dipinggir saluran akibat jaringan irigasi yang belum dibeton. c.) Pembagian air ; pembagian air pada musim tanam kurang merata dengan persentase 51,43%. Hal ini disebabkan banyaknya saluran-saluran yang belum dibeton serta mulai rusaknya jaringan irigasi dan tersumbatnya saluran-saluran irigasi oleh sampah, sehingga menghambat laju air, akhirnya air hanya sampai pada petak-petak sawah yang berada di muka, sementara petak sawah yang berada jauh dari saluran irigasi tidak kebagian air. Kendala lainnya yaitu masih minimnya


(21)

kesadaran dan tanggung jawab antar sesama pemakai petani untuk membersihkan saluran irigasi mereka.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut :

1. Melihat kondisi jaringan irigasi yang masih kurang baik, seharusnya memaksimalkan perawatan dan meningkatkan pembangunan jaringan irigasi sehingga dapat digunakan dalam jangka panjang.

2. Para petani hendaknya berpartisipasi aktif untuk memelihara jaringan irigasi. Diharapkan sering mengadakan gotong royong guna membersihkan tali air agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan pada saluran, serta sampah yang terdapat dipintu-pintu air dapat dibersihkan agar tidak menghalangi laju air untuk mengairi ke petak-petak sawah. Serta perlu diadakan pengutipan iuran rutin setiap bulan untuk perawatan irigasi agar dapat kembali normal, karena perawatan irigasi juga membutuhkan dana untuk kelancaran irigasi.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Penilaian Kondisi Jaringan Irigasi. Jakarta : Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Air.

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : Penerbit IPB

Direktorat Jenderal Pengairan, 1986. Standar Perencanaan Irigasi. Departemen Pekerjaan Umum, CV. Galang Persada, Bandung.

Erianto Feri.2007.Pengelolaan Irigasi Di Desa Sei Muka Kecamatan Tawali Kabupaten Asahan. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Israelsen , W.O., and Hansen,1962. Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi. Terjemahan

Endang. Erlangga, Jakarta.

Kartasapoetra, (dkk).1994.Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta : Bumi Aksara

Kartasapoetra, (dkk). 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air.Jakarta: Rineka Cipta

M.Eng, Suripin. 2004. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta : Penerbit Andi

Nababan,Mardi.2013.Pengelolaan Irigasi Pertanian Padi Sawah Di Desa Juhar Kecamatan Bandar Khalipah Kabupaten Serdang Bedagai. Skrripsi (tidak diterbitkan). Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Ningsih. 2010. Pengelolaan Irigasi pertanian padi sawah di Desa Serbajadi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Skripsi (tidak dietrbitkan). Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Pasandaran, E., 1984, Irigasi Perencanaan dan Pengelolaan. Gramedia, Jakarta. Sihombing, Frederick. 2013. Pengelolaan Irigasi Padi Sawah Di Desa Siraja

Hutagalung Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan


(23)

Tim Dosen. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Diktat (tidak diterbitkan). Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pengelolaan-irigasi-teknis-untuk-tanaman-padi Di akses tanggal 7 Mei 2014 (10:32 WIB)

http://www.deliserdang.go.id. Di akses tgl 27 Februari 2014.(diakses 19.30 WIB)

http://.galeripustaka.com/2013/03/sumber-dan-cara-pemberian-air-irigasi.html. Di akses tgl 2 Maret 2014 (16.25 WIB)

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2108155-pengertian-pengelolaan.html. Di akses tgl 6 Maret 2014 (10.25 WIB)

http://kristotemang.blogspot.com/2013/05/sistem-irigasi-ditinjau-dari-cara.html. Di akses tgl 8 Maret 2014 (11.00 WIB)


(1)

6

yang sudah banyak yang mengalami kerusakan dan pengelolaan jaringan irigasi ditinjau dari pengadaan, pengaliran, dan pembagian air.

D. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi jaringan irigasi di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

2. Bagaimana pengelolaan jaringan irigasi dalam pertanian padi sawah ditinjau dari pengadaan, pengaliran, dan pembagian air irigasi di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui kondisi jaringan irigasi di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Mengetahui pengelolaan jaringan irigasi dalam pertanian padi sawah ditinjau dari pengadaan, pengaliran, dan pembagian air irigasi di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.


(2)

7

F. Manfaat Penelitian

1. Menyediakann peta jaringan irigasi di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

2. Menyediakan peta kerusakan jaringan irigasi di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan pembahasan dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara keseluruhan kondisi jaringan irigasi di Desa Pematang Lalang masih tergolong klasifikasi sedang dengan indikator tingkat fungsi pelayanan jaringan irigasi sebesar 66.3%.

2. Pengelolaan irigasi meliputi : a.) Pengadaan air; pengadaan air pada musim tanam di Desa Pematang lalang yaitu air tersedia dengan nilai persentase 77,15%. Air masih tersedia untuk mengairi sawah-sawah petani walaupun masih ada yang kurang tersedia yang disebabkan karena belum meratanya pembetonan pada saluran-saluran primer sehingga menyebabkan terjadinya perpecahan aliran. b.) Pengaliran air; pengaliran air pada musim tanam kurang lancar dengan persentase 57,14%. Hal ini dikibatkan banyaknya sampah yang terdapat disaluran irigasi dan banyaknya semak yang terdapat dipinggir saluran akibat jaringan irigasi yang belum dibeton. c.) Pembagian air ; pembagian air pada musim tanam kurang merata dengan persentase 51,43%. Hal ini disebabkan banyaknya saluran-saluran yang belum dibeton serta mulai rusaknya jaringan irigasi dan tersumbatnya saluran-saluran irigasi oleh sampah, sehingga menghambat laju air, akhirnya air hanya sampai pada petak-petak sawah yang berada di muka, sementara petak sawah yang berada jauh dari saluran irigasi tidak kebagian air. Kendala lainnya yaitu masih minimnya


(4)

kesadaran dan tanggung jawab antar sesama pemakai petani untuk membersihkan saluran irigasi mereka.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut :

1. Melihat kondisi jaringan irigasi yang masih kurang baik, seharusnya memaksimalkan perawatan dan meningkatkan pembangunan jaringan irigasi sehingga dapat digunakan dalam jangka panjang.

2. Para petani hendaknya berpartisipasi aktif untuk memelihara jaringan irigasi. Diharapkan sering mengadakan gotong royong guna membersihkan tali air agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan pada saluran, serta sampah yang terdapat dipintu-pintu air dapat dibersihkan agar tidak menghalangi laju air untuk mengairi ke petak-petak sawah. Serta perlu diadakan pengutipan iuran rutin setiap bulan untuk perawatan irigasi agar dapat kembali normal, karena perawatan irigasi juga membutuhkan dana untuk kelancaran irigasi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Penilaian Kondisi Jaringan Irigasi. Jakarta : Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Air.

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : Penerbit IPB

Direktorat Jenderal Pengairan, 1986. Standar Perencanaan Irigasi. Departemen Pekerjaan Umum, CV. Galang Persada, Bandung.

Erianto Feri.2007.Pengelolaan Irigasi Di Desa Sei Muka Kecamatan Tawali Kabupaten Asahan. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Israelsen , W.O., and Hansen,1962. Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi. Terjemahan

Endang. Erlangga, Jakarta.

Kartasapoetra, (dkk).1994.Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta : Bumi Aksara

Kartasapoetra, (dkk). 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air.Jakarta: Rineka Cipta

M.Eng, Suripin. 2004. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta : Penerbit Andi

Nababan,Mardi.2013.Pengelolaan Irigasi Pertanian Padi Sawah Di Desa Juhar Kecamatan Bandar Khalipah Kabupaten Serdang Bedagai. Skrripsi (tidak diterbitkan). Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Ningsih. 2010. Pengelolaan Irigasi pertanian padi sawah di Desa Serbajadi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Skripsi (tidak dietrbitkan). Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Pasandaran, E., 1984, Irigasi Perencanaan dan Pengelolaan. Gramedia, Jakarta. Sihombing, Frederick. 2013. Pengelolaan Irigasi Padi Sawah Di Desa Siraja

Hutagalung Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan


(6)

Tim Dosen. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Diktat (tidak diterbitkan). Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pengelolaan-irigasi-teknis-untuk-tanaman-padi Di akses tanggal 7 Mei 2014 (10:32 WIB)

http://www.deliserdang.go.id. Di akses tgl 27 Februari 2014.(diakses 19.30 WIB)

http://.galeripustaka.com/2013/03/sumber-dan-cara-pemberian-air-irigasi.html. Di akses tgl 2 Maret 2014 (16.25 WIB)

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2108155-pengertian-pengelolaan.html. Di akses tgl 6 Maret 2014 (10.25 WIB)

http://kristotemang.blogspot.com/2013/05/sistem-irigasi-ditinjau-dari-cara.html. Di akses tgl 8 Maret 2014 (11.00 WIB)