EVALUASI SISTEM IRIGASI PADI SAWAH DI DESA CINTA DAMAI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.
EVALUASI SISTEM IRIGASI PADI SAWAH DI DESA
CINTA DAMAI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
KABUPATEN DELI SERDANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
FITRI AMELIA RITONGA NIM. 3103131019
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
(2)
(3)
(4)
ABSTRAK
Fitri Amelia Ritonga. NIM. 3103131019. Evaluasi Sistem Irigasi Padi Sawah Di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kondisi debit air irigasi di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, (2) Kondisi jaringan irigasi di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cinta Damai pada Maret 2014. Populasi penelitian adalah seluruh lahan pertanian padi sawah di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan dengan luas 1.116 ha. Sampel ditentukan 3 jaringan irigasi dengan cara purposive sampling dengan alasan karena ketiga jaringan tersebut dialiri saluran irigasi dan merupakan areal sawah terluas di Kecamatan Percut Sei Tuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dan pengukuran, lalu dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Kondisi debit air irigasi pada periode pengolahan lahan masih kurang, yaitu 0,789 L/detik, sedangkan seharusnya 1,125 L/detik , pada periode pertumbuhan masih kurang, yaitu 0,538 L/detik, sedangkan seharusnya 0,850 L/detik), pada periode panen masih kurang, yaitu 0,256 L/detik sedangkan seharusnya 0,300 L/detik. (2) Kondisi jaringan irigasi di Desa Cinta Damai masih tergolong kurang baik dengan fungsi pelayanan irigai hanya sebesar 66%. Hal ini dapat dilihat dari keadaan bangunan yang rusak, serta saluran yang kurang lancar.
(5)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan kasih yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah Evaluasi Sistem Irigasi Padi Sawah di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang .
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari tata bahasa maupun penyajiannya, oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terimaksih kepada pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terimaksih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta stafnya.
2. Bapak Dr.Restu M.S selaku Dekan Fakutas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan beserta stafnya.
3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Penddidikan Geografi sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.
5. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah sabar meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi, dan memberi banyak masukan kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai akhir skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak Drs.Nahor Simanungkalit, M.Si dan Bapak Drs.Kamarlin Pinem, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan sumbangsih ilmu guna perbaikan skripsi penulis.
(6)
iv
7. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah banyak membekali penulis dengan segudang ilmu pada saat di bangku perkuliahan.
8. Bapak Hajat Siagian selaku Pegawai Tata Usaha Jurusan Pendidikan Geografi yang telah mendukung selama penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Kepala Desa Cinta Damai Sumedi, SP beserta staf nya yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.
10.Teristimewa buat orang tua yang penulis sayangi, Bapak Drs. A.Ritonga dan Ibu N.Siregar, S.Pd atas segala doa, kasih sayang serta semangat dan tidak pernah lelah membantu baik moril maupun materil kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini
11.Kedua Adik ku tersayang Fahri Ritonga & Desi Ritonga yang telah memberikan dukungan kepada penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan.
12.Seluruh Keluarga Besar di Padang Matinggi & Bt.Ayumi Julu, Padang Sidempuan.
13.Kedua Tante ku tersayang Anni Siregar & Hanum Siregar yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama perkuliahan.
14.Saudara Mardi Nababan S.Pd yang telah memberikan motivasi dan inspirasi kepada penulis.
15.Seluruh teman-teman 8 Icon yang selalu eksis sampai kapanpun (Asra, Dita, Eka, Isma, Miska, Ria, Rosinta), yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
16.Seluruh Teman-teman Jurusan Pendidikan Geografi 2010 secara keseluruhan terkhusus untuk teman-teman seperjuangan dikelas C Reguler 2010 (Nani,Zali,Danti,Anggi,Hilda,Siti, Hakim, Berri, Juahir, Gustaf, Benhart, Elsa, Lamtio,Dimpu,Bangkit, Dosma, Tomy,Sendi,Yenni,Sarah Johan,Lela,Ruri,Yanti,Aisyah,Fida,dan teman-teman lainnya yang tak bisa saya sebutkan satu persatu).
(7)
v
17.Seluruh Abang/kakak/adik stambuk Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
18.Seluruh teman-teman HMJ GEO 2010 & IMAHAGI 2010 yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
19.Seluruh teman-teman Sentra Peta FIS Unimed, terkhusus untuk (Anyelir,Nurul,Parlin) yang telah memberikan motivasi kepada penulis. 20.Buat Sahabat Kecil ku,’’Tari’’yang tak pernah lelah bersahabat sejak kecil
serta telah memberikan inspirasi kepada penulis.
21.Buat seluruh teman-teman Satu Bimbingan Skripsi, terkhusus untuk (Dwi,Vransisca,Hilda, Titin, Nur Asiah) yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
22.Buat teman-teman PPL SMA Negeri 2 BANDAR, Kec.BANDAR,Kab. SIMALUNGUN yang telah memberikan dukungan selama ini, terkhusus untuk ibu posko ( Kak Suri ). Rekan-rekan seperjuangan Posko Pondok Lima(Evin,Mando,Jeer,Roy,Wahid,Natalia,Ruth,Dwi,Nova,Kartika,Sari,, Robasa,Setia,Sisca,Katrin,Febri,Melvy,Yoana,Loranty).
23.Buat sahabat SMA (Sudarmi, Irma, Silvy,Nanda,Ani,Maifa,Ahmad Rizki,Jipi,Satria,serta yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu namanya) yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
24.Buat sahabat SMP (Ambar, Liza,Ulfa,Etika,Riri,Yofi,Dasa, Reza,dan yang tak bisa saya persebutkan namanya) yang telah memberikan semangat moril kepada penulis.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai bahan literatur yang baik bagi penulis dan pembaca yang lainnya. Untuk itu semua diucapkan banyak terima kasih.
Medan, Agustus 2014 Penulis,
Fitri Amelia Ritonga NIM. 3103131019
(8)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Fitri Amelia Ritonga NIM : 3103131019
Jurusan : Pendidikan Geografi Fakultas : Ilmu Sosial
Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran dari orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat di buktikan bahwa skripsi saya ini merupakan hasil jiplakan/plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi dari perbuatan saya tersebut.
Medan, Agustus 2014
Saya Yang Membuat Pernyataan,
Fitri Amelia Ritonga NIM. 3103131019
(9)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN………. ii
KATA PENGANTAR ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN... ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Perumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian………... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
(10)
B. Penelitian Relevan ... 28
C. Kerangka Berpikir ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34
A. Lokasi Penelitian ... 34
B. Populasi dan Sampel ... 34
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
E. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV : DESKRIPSI WILAYAH ... 37
A. Kondisi Fisik ... 37
B. Kondisi Non Fisik ... 42
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Hasil Penelitian ... 49
B. Pembahasan ... 58
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 62
(11)
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Penentuan Penilaian Kondisi Fisik Jaringan ... 23
2. Klasifikasi Jaringan Irigasi………... 24
3. Penggunaan Lahan... 42
4. Jumlah Peduduk Menurut Dusun di Desa Cinta Damai ... 42
5. Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 44
6. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 45
7. Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 46
8. Jumlah Sarana Peribadatan...48
9. Debit Air Irigasi ...50
(12)
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Sketsa Jaringan Irigasi Tersier ………....21
2. Skema Kerangka Berfikir ………33
3. Peta Kabupaten Deli Serdang ...38
4. Peta Kecamatan Percut Sei Tuan ...39
5. Peta Desa Cinta Damai...40
6. Proses Awal Pengukuran Debit Air ...50
7. Peta Titik Sampel ……….52
8. Sketsa Jaringan Irigasi Desa Cinta Damai... 53
9. Kondisi Jaringan Irigasi Primer ... 55
10. Kondisi Jaringan Irigasi Sekunder ... 56
11. Kondisi Jaringan Irigasi Tersier ...56
(13)
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan minum, mandi, mencuci dan kegiatan lainnya.Di bidang pertanian, air sangat berperan penting keberadaannya untuk mengairi areal pertanian. Oleh karena itu, irigasi menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka penyediaan air untuk pertanian. Dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, maka air (irigasi) harus diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika tidak maka tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada gilirannya akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).
Pemberian air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream) memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang memadai. Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa: bendungan, saluran primer dan sekunder, bangunan-bangunan ukur, dan saluran tersier. Infrastruktur irigasi seperti bendungan, waduk dan jaringan irigasi sebagian besar umur teknisnya sudah cukup lama, sementara pemeliharaan kurang optimal, ditambah lagi dengan rusaknya lingkungan terutama daerah aliran sungai, maka ketersediaan air irigasi untuk budidaya padi menjadi berkurang, terutama pada musim kemarau. Sedang di musim penghujan air hujan langsung mengalir ke sungai mengakibatkan banjir dan mempercepat pendangkalan waduk, bendungan, situ, serta jaringan irigasi. Dampak kedua hal tersebut luas tanam dan panen menjadi lebih kecil dari potensinya.
(14)
2
Beras merupakan komoditas pangan yang sangat strategis karena merupakan makanan pokok utama bagi masyarakat Indonesia. Kecukupan pangan wajib terpenuhi sebagai hak dan kelangsungan hidup bangsa. Untuk menjaga kestabilan ekonomi dan politik bangsa, pangan harus tersedia secara memadai, bahkan di saat menghadapi perubahan iklim global yang berdampak pada sistem usahatani padi di semua negara produsen padi dunia, maka harus ada surplus beras sebagai cadangan pangan.
Penyebab utama merosotnya produksi beras di Indonesia yang sebagian besar berasal dari pulau Jawa adalah rusaknya jaringan-jaringan irigasi. Keberadaan irigasi akan dapat menguntungkan, tapi juga dapat merugikan para petani, namun sangat tergantung pada jaringan irigasi ( Suzanna, 1995). Dari data Kementerian Pekerjaan Umum diketahui kondisi jaringan irigasi di Indonesia 52 % prasarana irigasi dalam kondisi rusak dengan rincian, rusak berat 10 % (705,5 ribu ha), rusak sedang 26 % (1,873 juta ha), rusak ringan 16 % (1,170 juta ha).
Untuk menuju pelaksanaan sistem irigasi yang baik dan terpadu, maka memerlukan usaha perbaikan dan pembinaan. Sampai sekarang, pelaksanaan pengelolaan di berbagai daerah masih jauh dari yang diharapkan. Melihat banyak kondisi jaringan yang sangat memprihatinkan, seperti kerusakan-kerusakan saluran irigasi , penyempitan saluran, dan pendangkalan saluran yang disebabkan oleh endapan lumpur dan tumpukan sampah.
Sumatera Utara dengan luas daerah 72.981,23 km2, memiliki luas daerah irigasi teknis seluruhnya 132.354 Ha ( meliputi 174 daerah irigasi ), dimana seluas 96.823 ha pada 7 daerah irigasi mengalami kerusakan, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan padi. Dukungan pemerintah untuk pengelolaan air ( jaringan irigasi ) di 24 kabupaten kota di Sumatera Utara pada tahun 2012 saat ini tercatat seluas 35.800 Ha. Berdasarkan data Dinas Pertanian
(15)
3
Sumatera Utara untuk pendanaan pengelolaan air yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada 23 kabupaten kota dengan luas jaringan irigasi yang mencapai 25.700 Ha. Sedangkan untuk pendanaan pengelolaan air yang bersumber dari APBD Sumut saat ini hanya dialokasikan kepada 13 kabupaten kota dengan luas jaringan irigasi yang mencapai 10.100 Ha.
Sistem jaringan irigasi di Sumut saat ini masih butuh banyak perluasan, guna menunjang produktivitas hasil pertanian nantinya. Sebanyak 30% dari total irigasi di Provinsi Sumatera Utara rusak dan tidak bisa digunakan mengairi sawah petani, sehingga menurunkan produksi padi di Provinsi Sumatera Utara. Kondisi ini diperkirakan dapat menggagalkan pencapaian target surplus beras nasional yang ditargetkan sebesar 10 juta ton pada 2014 karena sebagian produksi diharapkan disumbang oleh Provinsi Sumatera Utara. Pada saat ini, ada sekitar 350.000 hektar irigasi di Sumatera Utara yang hanya berfungsi 70%. Dari data Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumatera Utara, diketahui kondisi jaringan irigasi di Sumatera Utara 15,63 % ( 13.598 ha ) prasarana irigasi dalam kondisi rusak ringan, rusak sedang 20,49 % ( 17.826 ) ,serta rusak berat 19,44 % ( 16.913 ).
Sistem irigasi di Sumatera Utara dari tahun-ketahun tidak membaik, bahkan cenderung tidak ada upaya dari pemerintah untuk melakukan perbaikan, sehingga petani semakin sulit mendapatkan air untuk mengairi lahan pertaniannya. Ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada tidak menunjukkan peningkatan, bahkan terkesan lamban dalam penanganan nya. (http: Wikipedia.org/wiki/sumatera utara. Di akses tgl 22 januari 2014 (10.10 WIB).
Kenyataannya sering kali ditemukan areal pertanian pada musim kemarau yang mengalami kekeringan air walaupun sebenarnya pada saat itu debit air cukup untuk mengairi
(16)
4
semua petak sawah petani, akan tetapi karena pembagian air tidak berjalan lancar dan terjadi perebutan air, maka ada sebagian petani yang tidak mendapat air. Padahal, pada awal tahap pengolahan sawahnya, petani sangat memerlukan air untuk dapat mengolah lahannya.
Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2057’-3016’ Lintang Utara dan 98033’-99027’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 500 m di atas permukaan laut. Kabupaten Deli Serdang secara administratif menempati area seluas 2.497,72 km2 yang terdiri dari 22 Kecamatan, 2 perwakilan dengan 379 Desa dan 15 Kelurahan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan berjumlah 1.463.031 Jiwa.
Kabupaten Deli Serdang beribukota di Lubuk Pakam, dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan.Pembangunan infrastruktur pengairan atau irigasi telah diarahkan untuk mendukung sektor pertanian dan ketahanan pangan. Potensi terbesar yang dimiliki Deli Serdang adalah areal persawahan dengan luas 44.444 ha ( Bappeda Deli Serdang ).
Potensi Deli Serdang untuk pengembangan sektor pertanian sangat besar, karena didukung oleh iklim, topografi, keadaan tanah, dan sebagian besar penduduk yang bermata pencaharian di bidang pertanian. Sementara, banyak masalah yang dihadapi pada sektor pertanian, seperti kesejahteraan, ancaman masalah ketahanan pangan, sarana dan prasarana, investasi, sumber daya manusia, irigasi, kelembagaan, dan akses pasar teknologi dalam melaksanakan usaha tani. Permasalahan yang sering dihadapi pada masa pra panen tanaman padi sawah ialah pengairan, bibit unggul, pupuk, dan hama penyakit, pasca panen modal serta ketidakpastian harga jual gabah (Varley, 1993).
(17)
5
Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki iklim tropis dengan rata-rata setiap bulannya kelembaban sekitar 84%. Curah hujan sekitar antara 30-340 mm dengan periode tertinggi pada bulan Agustus-September, hari hujan perbulan sekitar 8-26 hari dengan periode hari hujan besar pada bulan Agustus-September. Penyinaran matahari rata-rata 51% kecepatan udara rata-rata 1.10 m/dtk dan tingkat penguapan sekitar 3,74 mm/hari. Temperatur udara minimum 23,7 derajat Celcius dan maksimum 32,2 derajat Celcius. Luas daerah pertanian adalah 5.840 hektar , dengan luas yang telah memakai irigasi adalah 3.019 hektar dan daerah non irigasi adalah 2.821 hektar. ( Kantor Kecamatan Percut Sei Tuan )
Desa Cinta Damai merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang dengan luas wilayah 1237,5 hektar yang sebahagian besar penduduknya bermata pencaharian petani padi sawah yang telah memiliki jaringan irigasi. Luas areal sawah yang ada di desa ini adalah 1.116 hektar dan seluruh areal sawah menggunakan irigasi ( Kantor Desa Cinta Damai ).
Lahan persawahan seluas 100-500 hektar diperlukan satu jaringan sekunder dengan debit air 562,5 liter/detik agar seluruh areal sawah dapat terairi secara terentak dan merata. Walaupun dalam kenyataannya debit air di saluran sekunder dapat mencapai 453,3 liter/detik namun kekurangan air masih dapat diatasi dengan pemberian air secara bergilir. Tetapi walaupun demikian pada kenyataannya sering kali ditemukan areal pertanian pada musim kemarau mengalami kekeringan air walaupun pada saat itu debit air cukup untuk mengairi setiap petak sawah petani. Padahal pada awal pengolahan sawahnya petani sangat memerlukan air untuk dapat mengairi areal pertanian (Dinas Pengairan Sumatera Utara).
Areal sawah yang berada dekat dengan saluran irigasi yang mendapat air, sedangkan pada musim hujan sering ditemukan areal sawah yang mengalami kebanjiran, sehingga petani
(18)
6
gagal panen, karena padi sawah telah terendam air. Seperti yang terjadi di desa Cinta Damai, saluran drainase yang telah dibangun oleh para petani runtuh. Banjir yang terjadi di desa Cinta Damai sangat merugikan para petani, terdapat 800 hektar areal sawah yang terendam banjir. Padahal sudah tiga kali petani menabur benih, pupuk, serta mengeluarkan biaya pengelolaan sawah yang tidak sedikit. Namun,areal sawah telah rusak direndam banjir, sehingga petani diperkirakan mengalami kerugian hingga mencapai 4,5 miliar.
Dari hasil pengamatan, banjir yang terjadi di Desa Cinta Damai disebabkan saluran pembuangan irigasi yang telah dipersempit oleh perusahaan perkebunan yang berada di sekitar areal persawahan dan dipenuhi tumpukan sampah.Sistem irigasi tidak akan berfungsi dengan baik jika saluran pembuangan air menuju sungai ditutup. Selain itu, kondisi bangunan irigasi di desa Cinta Damai juga banyak yang mengalami kerusakan. Melihat permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka perlu dilakukan Evaluasi Sistem Irigasi Padi Sawah di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
B. Identifikasi Masalah
Desa Cinta Damai memiliki potensi yang sangat besar untuk sektor pertanian, karena didukung oleh iklim, topografi, tanah, dan sebagian besar penduduk yang bermata pencaharian di bidang pertanian. Luas areal sawah di Desa Cinta Damai adalah 1.116 ha dan seluruh areal sawah menggunakan jaringan irigasi. Areal sawah yang berada dekat dengan saluran irigasi yang mendapat air, sedangkan pada musim hujan sering ditemukan areal sawah yang mengalami kebanjiran, sehingga petani gagal panen, karena padi sawah telah terendam air. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ternyata terdapat banyak masalah yang dihadapi petani dalam
(19)
7
beririgasi. Mulai dari kurangnya ketersediaan debit air, kondisi bangunan irigasi yang mengalami kerusakan, serta saluran irigasi yang telah dipersempit.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, banyak faktor yang menyebabkan petani kesulitan mengolah lahan pertaniannya. Maka penelitian ini perlu dibatasi. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah kondisi debit air irigasi, serta kondisi jaringan irigasi.
D. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.Bagaimana kondisi debit air irigasi di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
2. Bagaimana kondisi jaringan irigasi di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
E.Tujuan Penelitian
(20)
8
1.Mengetahui kondisi debit air irigasi di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
2.Mengetahui kondisi jaringan irigasi di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
F.Manfaat Penelitian
1.Sumber informasi bagi masyarakat dan pemerintah kabupaten di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, tentang sistem irigasi.
2.Bahan referensi bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi, terutama mengenai sistem irigasi.
3.Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama pada lokasi yang berbeda.
4.Menambah wawasan ilmu pengetahuan penulis mengenai sistem irigasi di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
(21)
49 BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Kondisi Debit Air Irigasi
Debit air adalah sejumlah aliran (volume air) yang lewat penampang basah aliran tertentu persatuan waktu. Untuk tanaman, kebutuhan debit air juga mutlak diperlukan, pada kondisi tidak ada air terutama pada musim kemarau tanaman akan segera mati. Sehingga dalam pertanian disebutkan bahwa kekeringan merupakan bencana terparah dibandingkan bencana lainnya.
Adapun rumus untuk menghitung debit air irigasi yaitu :
Q = V x A
Dimana : Q = debit air (m³/detik)
V = kecepatan aliran (m/detik) A = luas penampang (m²)
L = panjang seksi / jarak lintasan (m)
(22)
50
Gambar 6. Proses Awal Pengukuran Debit Air Irigasi di Desa Cinta Damai Tahun 2014
Gambar 1 merupakan proses pengukuran debit air irigasi di saluran sekunder yang dimulai dari start ataupun awal pengukuran yang sudah ditentukan, dimana pelampung (botol yang sudah diberi pemberat) akan dilepaskan dan dilakukan perhitungan dengan menggunakan stopwatch sampai ke titik akhir pengukuran yg sudah ditentukan. Setelah itu dihitung kecepatan pelampung tersebut mengalir mulai dari awal pelepasan sampai titik yang sudah ditentukan dengan menggunakan stopwatch.
Tabel 1. Debit Air Irigasi di Desa Cinta Damai Tahun 2014
No. Periode Titik Pengukuran
Debit Air (L/det) Parameter Hasil
Pengukuran 1. Pengolahan Lahan Saluran Sekunder 1,125 0,789 2. Pertumbuhan Saluran Sekunder 0,850 0,538 3. Panen Saluran Sekunder 0,300 0,256 Sumber : Data Primer Olahan, 2014
(23)
51
Ditinjau dari hasil pengukuran debit air irigasi di Desa Cinta Damai bahwa untuk kondisi debit air di saluran sekunder pada periode pengolahan lahan hanya 0,789 L/detik, yang artinya untuk mengairi petak sawah yang ada di saluran sekunder kurang sekitar 0,345 L/detik. Debit air di saluran sekunder pada periode pertumbuhan hanya 0,538 L/detik, yang artinya untuk mengairi petak sawah yang ada di saluran sekunder kurang sekitar 0,312 L/detik. Dan debit air irigasi di saluran sekunder pada periode panen hanya 0,256 L/detik, dimana debit air yang ada di saluran sekunder mengalami kekurangan sekitar 0,044 L/detik.
2. Kondisi Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk pembagian dan pembuangan air irigasi. Seperti halnya di Desa Cinta Damai kondisi jaringan irigasi dapat dilihat pada tabel 2 :
(24)
52 Gambar 7. Peta Titik Sampel Padi Sawah Desa Cinta Damai Tahun 2014
(25)
53 Gambar 8. Sketsa Jaringan Irigasi Desa Cinta Damai Tahun 2014
(26)
54
Tabel 2. Evaluasi Kondisi Jaringan Irigasi di Desa Cinta Damai 2014
Sumber : Data Primer Olahan, 2014
No. Komponen Kriteria Titik Pengamatan Penilaian
(%) Bobot Maksimal (%) Hasil Observasi Penilaian (%) Bobot Penilaian (%)
1. Bangunan
Utama
- Bangunan utama permanen
- Pintu alat kontrol tersedia
- Bangunan ukur debit tersedia
Jaringan Primer 15 10 10 35 15 10 10 35
2. Bangunan
Pembawa
- Bangunan pembawa permanen
- Bangunan kokoh
Jaringan primer, sekunder, tersier
15
10 25
5
6 11
3. Bangunan
Bagi dan Sadap
- Alat pembendung permanen
- Pintu alat kontrol tersedia
- Bangunan ukur debit tersedia
Jaringan primer, sekunder, tersier 10 10 5 25 8 5 2 15
4. Saluran
Pembuang
- Saluran pembuang tersedia
- Saluran lancar
Jaringan primer, sekunder, tersier
5
5 10
2
1 3
5. Bangunan pada
Saluran Pembuang
- Saluran pembuang permanen
- Bangunan kokoh
Jaringan primer, sekunder, tersier
3
2 5
1
1 2
(27)
55
Berdasarkan tabel 6, memperlihatkan bahwa kondisi jaringan irigasi bobot penilaian yang paling banyak adalah komponen bangunan utama yaitu 35% dimana kriterianya adalah bangunan utama permanen, pintu alat kontrol dan bangunan ukur debit tersedia.
Gambar 9.Kondisi Jaringan Irigasi Primer di Desa C.Damai Tahun 2014 Gambar 9 merupakan kondisi jaringan irigasi primer di Desa C.Damai yang dilengkapi pintu pengontrol.Pintu ini berfungsi untuk mengatur sedikit banyaknya air yang akan masuk ke saluran irigasi.
(28)
56
Gambar 10. Kondisi Jaringan Irigasi Sekunder di Desa C.Damai Tahun 2014 Gambar 10 merupakan kondisi saluran irigasi sekunder di Desa C.Damai yang mengalami kerusakan.Saluran sekunder merupakan saluran yang menerima air dari saluran primer dan kemudian akan meneruskannya ke saluran tersier.
(29)
57
Gambar 11. Kondisi Jaringan Irigasi Tersier di Desa C.Damai Tahun 2014 Gambar 11 memperlihatkan bahwa kondisi jaringan irigasi Tersier di Desa C.Damai dipenuhi oleh tumpukan sampah. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga jaringan irigasi.
Gambar 12. Kondisi Saluran Pembuangan di Desa C.Damai Tahun 2014 Gambar 12 merupakan kondisi saluran pembuangan di Desa Cinta Damai. Dalam dunia pertanian, terutama pertanian padi sawah dengan menggunakan irigasi, kondisi saluran pembuang irigasi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan padi. Berdasarkan tabel di atas, memperlihatkan bahwa komponen saluran pembuang memperoleh penilaian 3%, serta pada komponen bangunan pada saluran pembuang memperoleh penilaian 2%. Saluran pembuangan dipenuhi dengan tumpukan sampah rumah tangga, sehingga menghambat aliran air.
(30)
58
B. Pembahasan
Pembahasan ini menunjukkan hasil penelitian dari pengolahan data yang diperoleh dari lapangan. Dalam hal pembahasan ini diurutkan sesuai dengan yang menjadi rumusan masalah dari penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana kondisi debit air irigasi serta kondisi jaringan irigasi di Desa Cinta Damai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat uraian hasil penelitian sebagai berikut.
1. Kondisi Debit Air Irigasi di Desa Cinta Damai
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Cinta Damai kondisi debit air pada saluran primer irigasi masih kurang memenuhi kebutuhan pertanian. Terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan, terjadi kekurangan air pada masa periode pengolahan lahan dan masa pertumbuhan, akan tetapi mengalami kelebihan air pada masa panen. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan yang dilakukan peneliti, sehingga terlihat perbandingan kebutuhan air sesungguhnya dengan keadaan dilapangan.
Pada kenyataaannya keadaan debit air dilapangan tidak sesuai dengan kebutuhan. Diawal pengolahan lahan, kebutuhan air sebenarnya 1,125 m³/detik tapi dilapangan hanya 0,789 L/detik, berarti kekurangan air sekitar 0,345 L/detik. Pada periode pertumbuhan tanaman sebenarnya air yang dibutuhkan 0,850 m³/detik, tetapi di lapangan setelah diadakan perthitungan, debit air di Desa Cinta Damai hanya 0,538 L/detik, berarti kekurangan air 0,312 L/detik.
Pada periode panen sebenarnya air yang dibutuhkan 0,300 m3/detik, tetapi hasil perhitungan di lapangan menunjukkan debit air hanya 0,256 L/detik, berarti kekurangan air 0,044 L/detik. Pengukuran debit air dilapangan dilakukan di
(31)
59
saluran sekunder pada titik pengamatan 3 sesuai periode yang sedang berlaku di lapangan, baik periode pengolahan lahan, pertumbuhan, atau panen.
Di desa Cinta Damai hanya petak sawah yang berada dekat dengan saluran irigasi yang mendapat air, dengan situasi seperti ini maka sering terjadi persaingan perebutan air diantara para petani. Setelah ditinjau dari hasil observasi dilapangan, ternyata hal ini disebabkan karena saluran tersier yang mengalami penyumbatan akibat tumpukan sampah, sehingga menghambat aliran air yang akan digunakan untuk irigasi. Sebagian besar petak sawah yang ada di saluran tersier pada periode pengolahan lahan tidak dapat terairi secara merata.
2. Kondisi Jaringan Irigasi di Desa Cinta Damai
Kinerja jaringan irigasi dipengaruhi oleh kondisi fisik bangunan, fungsi bangunan, faktor kepentingan dalam pengelolaan jaringan irigasi yang berpengaruh terhadap luas bangunan yang terairi dan berdampak pada hasil produksi.Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut :
- Kondisi bangunan utama di Daerah Irigasi Desa Cinta Damai mencapai angka 35 % dari nilai bobot maksimal sebesar 35%.
- Kondisi saluran pembawa di Daerah Irigasi Desa Cinta Damai mencapai angka 11 % dari nilai bobot maksimal sebesar 25%.
- Kondisi bangunan bagi dan bangunan bagi sadap di Daerah Irigasi Desa Cinta Damai mencapai angka 15 % dari nilai bobot maksimal sebesar 25%.
- Kondisi saluran pembuang di Daerah Irigasi Desa Cinta Damai mencapai angka 3 % dari nilai boot maksimal sebesar 10%.
(32)
60
- Kondisi bangunan pada saluran pembuang di Daerah Irigasi Desa Cinta Damai mencapai angka 2 % dari nilai boot maksimal sebesar 5%.
Analisa kondisi fisik meliputi kondisi fisik di Bangunan Utama, Bangunan Pembawa, Bangunan Bagi/ Bagi-Sadap, Saluran Pembuang dan Bangunan pada Saluran Pembuang, untuk fungsi bangunan irigasi dapat dilihat dari ketersediaan pintu alat kontrol dan bangunan ukur debit irigasi.
Ditinjau untuk kondisi bangunan utama di daerah irigasi merupakan titik pengamatan yang terdapat di saluran primer, sedangkan untuk kondisi saluran pembawa, bangunan bagi dan sadap, saluran pembuang, dan kondisi bangunan pada saluran pembuang merupakan titik pengamatan yang terdapat di saluran sekunder dan tersier.
Puslitbang sumber daya air (Anonim, 2003) menyatakan bahwa kriteria kondisi fisik jaringan irigasi baik dengan indikator tingkat fungsi pelayanan jaringan irigasi > 70 %, cukup (kurang baik) dengan indikator tingkat fungsi pelayanan jaringan irigasi 50% - 70%, dan buruk (kritis) dengan indikator tingkat fungsi pelayanan jaringan irigasi < 50%. Jadi dikaitkan dengan teori bahwa Pada Daerah Irigasi Desa Cinta Damai tergolong cukup (kurang baik) dengan angka persentase sebesar 66%.
Dengan bobot penilaian sebesar 66 %, maka dapat diketahui bahwa sistem irigasi di Desa Cinta Damai tergolong kateogori cukup ( kurang baik). Hal ini terbukti dengan kondisi debit air yang kurang mencukupi, serta saluran pembuangan yang mengalami penyumbatan.
(33)
61 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah membahas permasalahan-permasalahan yang diteliti diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Kondisi debit air di Desa Cinta Damai masih kurang cukup untuk mengairi seluruh luas sawah yang ada di Desa Cinta Damai pada awal pengolahan lahan, musim tanam, dan panen.Pada periode pengolahan lahan debit air hanya 0,881 m3/det, periode pertumbuhan 0,601, serta periode panen 0,286. 2. Kondisi jaringan irigasi di Desa Cinta Damai masih kurang baik karena masih
banyak bangunan irigasi yang rusak, hal ini dapat dilihat dari nilai fungsi pelayanan irigasi yang hanya sebesar 66%. Sesuai teori, maka kondisi jaringan tersebut tergolong kategori kurang baik.
B. Saran
1. Partisifasi aktif Petani setempat untuk memelihara jaringan irigasi diharapkan sering mengadakan gotong royong guna membersihkan tali air agar kerusakan-kerusakan yang terjadi pada saluran serta sampah yang terdapat dipintu-pintu air dapat dibersihkan agar tidak terjadi kerusakan yang lebih lanjut.
2. Peran serta aparat terkait hendaknya dilakukan mengingat para petani pada dasarnya selalu memerlukan bimbingan dan kurang pendidikan.
(34)
62
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,S. 2010.Konservasi Tanah dan Air.Bogor : Penerbit IPB
http://www.deliserdang.go.id.Di akses tgl 26 Januari 2014.( 14.30 WIB )
http://.galeripustaka.com/2013/03/sumber-dan-cara-pemberian-air-irigasi.html.Di akses tgl 27 Januari 2014 (08.15 WIB )
http://kristotemang.blogspot.com/2013/05/sistem-irigasi-ditinjau-dari-cara.html.Di akses tgl 28 Januari 2014 ( 11.00 WIB ) http://riosetyabayu.blogspot.com/2013/05/sawah-irigasi.html. Di ak ses tgl 26 Januari 2014 ( 09.00 WIB )
http:// wikipedia.org/wiki/sumatera utara.Di akses tgl 28 Januari 2014( 11.00 WIB )
Kartasapoetra,dkk. 1989. Kerusakan tanah Pertanian dan Usaha Untuk Mengatasinya. Jakarta: Bina Aksara
Kartasapoetra,dkk. 1994. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta : Bumi Aksara
Kartasapoetra, dkk. 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Rineka Cipta
Kodoatie, Robert. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Penerbit Andi.
M.Eng,Suripin. 2004. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air.Yogyakarta: Penerbit Andi
Nababan,Mardi. 2013. Pengelolaan Irigasi Pertanian Padi Sawah Di Desa Juhar Kecamatan Bandar Khalipah Kabupaten Serdang Bedagai.Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Ningsih, Ratna. 2010. Pengelolaan Irigasi Tanaman Padi Sawah Di Desa Serbajadi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Pusposutardjo, Suprodjo. 2001.Pengembangan Irigasi ( Usaha Tani Berkelanjutan dan Gerakan Hemat Air ) Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sastrosupadi, Adjie. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
(35)
63
Soekartawi, dkk. 1986. Ilmu Usaha Tani. Jakarta : UI Press Soemartono,dkk. 1981.Bercocok Tanam Padi.Jakarta: Yasaguna
Tim Dosen. 2014 .Pedoman Penulisan Skripsi.Diktat.(tidak diterbitkan).Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
(36)
62
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,S. 2010.Konservasi Tanah dan Air.Bogor : Penerbit IPB
http://www.deliserdang.go.id.Di akses tgl 26 Januari 2014.( 14.30 WIB )
http://.galeripustaka.com/2013/03/sumber-dan-cara-pemberian-air-irigasi.html.Di akses tgl 27 Januari 2014 (08.15 WIB )
http://kristotemang.blogspot.com/2013/05/sistem-irigasi-ditinjau-dari-cara.html.Di akses tgl 28 Januari 2014 ( 11.00 WIB ) http://riosetyabayu.blogspot.com/2013/05/sawah-irigasi.html. Di ak ses tgl 26 Januari 2014 ( 09.00 WIB )
http:// wikipedia.org/wiki/sumatera utara.Di akses tgl 28 Januari 2014( 11.00 WIB )
Kartasapoetra,dkk. 1989. Kerusakan tanah Pertanian dan Usaha Untuk Mengatasinya. Jakarta: Bina Aksara
Kartasapoetra,dkk. 1994. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta : Bumi Aksara
Kartasapoetra, dkk. 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Rineka Cipta
Kodoatie, Robert. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Penerbit Andi.
M.Eng,Suripin. 2004. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air.Yogyakarta: Penerbit Andi
Nababan,Mardi. 2013. Pengelolaan Irigasi Pertanian Padi Sawah Di Desa Juhar Kecamatan Bandar Khalipah Kabupaten Serdang Bedagai.Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Ningsih, Ratna. 2010. Pengelolaan Irigasi Tanaman Padi Sawah Di Desa Serbajadi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Pusposutardjo, Suprodjo. 2001.Pengembangan Irigasi ( Usaha Tani Berkelanjutan dan Gerakan Hemat Air ) Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sastrosupadi, Adjie. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
(37)
63
Soemartono,dkk. 1981.Bercocok Tanam Padi.Jakarta: Yasaguna
Tim Dosen. 2014 .Pedoman Penulisan Skripsi.Diktat.(tidak diterbitkan).Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
(1)
- Kondisi bangunan pada saluran pembuang di Daerah Irigasi Desa Cinta Damai mencapai angka 2 % dari nilai boot maksimal sebesar 5%.
Analisa kondisi fisik meliputi kondisi fisik di Bangunan Utama, Bangunan Pembawa, Bangunan Bagi/ Bagi-Sadap, Saluran Pembuang dan Bangunan pada Saluran Pembuang, untuk fungsi bangunan irigasi dapat dilihat dari ketersediaan pintu alat kontrol dan bangunan ukur debit irigasi.
Ditinjau untuk kondisi bangunan utama di daerah irigasi merupakan titik pengamatan yang terdapat di saluran primer, sedangkan untuk kondisi saluran pembawa, bangunan bagi dan sadap, saluran pembuang, dan kondisi bangunan pada saluran pembuang merupakan titik pengamatan yang terdapat di saluran sekunder dan tersier.
Puslitbang sumber daya air (Anonim, 2003) menyatakan bahwa kriteria kondisi fisik jaringan irigasi baik dengan indikator tingkat fungsi pelayanan jaringan irigasi > 70 %, cukup (kurang baik) dengan indikator tingkat fungsi pelayanan jaringan irigasi 50% - 70%, dan buruk (kritis) dengan indikator tingkat fungsi pelayanan jaringan irigasi < 50%. Jadi dikaitkan dengan teori bahwa Pada Daerah Irigasi Desa Cinta Damai tergolong cukup (kurang baik) dengan angka persentase sebesar 66%.
Dengan bobot penilaian sebesar 66 %, maka dapat diketahui bahwa sistem irigasi di Desa Cinta Damai tergolong kateogori cukup ( kurang baik). Hal ini terbukti dengan kondisi debit air yang kurang mencukupi, serta saluran pembuangan yang mengalami penyumbatan.
(2)
61 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah membahas permasalahan-permasalahan yang diteliti diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Kondisi debit air di Desa Cinta Damai masih kurang cukup untuk mengairi seluruh luas sawah yang ada di Desa Cinta Damai pada awal pengolahan lahan, musim tanam, dan panen.Pada periode pengolahan lahan debit air hanya 0,881 m3/det, periode pertumbuhan 0,601, serta periode panen 0,286. 2. Kondisi jaringan irigasi di Desa Cinta Damai masih kurang baik karena masih
banyak bangunan irigasi yang rusak, hal ini dapat dilihat dari nilai fungsi pelayanan irigasi yang hanya sebesar 66%. Sesuai teori, maka kondisi jaringan tersebut tergolong kategori kurang baik.
B. Saran
1. Partisifasi aktif Petani setempat untuk memelihara jaringan irigasi diharapkan sering mengadakan gotong royong guna membersihkan tali air agar kerusakan-kerusakan yang terjadi pada saluran serta sampah yang terdapat dipintu-pintu air dapat dibersihkan agar tidak terjadi kerusakan yang lebih lanjut.
2. Peran serta aparat terkait hendaknya dilakukan mengingat para petani pada dasarnya selalu memerlukan bimbingan dan kurang pendidikan.
(3)
62
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,S. 2010.Konservasi Tanah dan Air.Bogor : Penerbit IPB
http://www.deliserdang.go.id.Di akses tgl 26 Januari 2014.( 14.30 WIB )
http://.galeripustaka.com/2013/03/sumber-dan-cara-pemberian-air-irigasi.html.Di akses tgl 27 Januari 2014 (08.15 WIB )
http://kristotemang.blogspot.com/2013/05/sistem-irigasi-ditinjau-dari-cara.html.Di akses tgl 28 Januari 2014 ( 11.00 WIB ) http://riosetyabayu.blogspot.com/2013/05/sawah-irigasi.html. Di ak ses tgl 26 Januari 2014 ( 09.00 WIB )
http:// wikipedia.org/wiki/sumatera utara.Di akses tgl 28 Januari 2014( 11.00 WIB )
Kartasapoetra,dkk. 1989. Kerusakan tanah Pertanian dan Usaha Untuk Mengatasinya. Jakarta: Bina Aksara
Kartasapoetra,dkk. 1994. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta : Bumi Aksara
Kartasapoetra, dkk. 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Rineka Cipta
Kodoatie, Robert. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Penerbit Andi.
M.Eng,Suripin. 2004. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air.Yogyakarta: Penerbit Andi
Nababan,Mardi. 2013. Pengelolaan Irigasi Pertanian Padi Sawah Di Desa Juhar Kecamatan Bandar Khalipah Kabupaten Serdang Bedagai.Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Ningsih, Ratna. 2010. Pengelolaan Irigasi Tanaman Padi Sawah Di Desa Serbajadi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Pusposutardjo, Suprodjo. 2001.Pengembangan Irigasi ( Usaha Tani Berkelanjutan dan Gerakan Hemat Air ) Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sastrosupadi, Adjie. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
(4)
63
Soekartawi, dkk. 1986. Ilmu Usaha Tani. Jakarta : UI Press Soemartono,dkk. 1981.Bercocok Tanam Padi.Jakarta: Yasaguna
Tim Dosen. 2014 .Pedoman Penulisan Skripsi.Diktat.(tidak diterbitkan).Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
(5)
62
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,S. 2010.Konservasi Tanah dan Air.Bogor : Penerbit IPB
http://www.deliserdang.go.id.Di akses tgl 26 Januari 2014.( 14.30 WIB )
http://.galeripustaka.com/2013/03/sumber-dan-cara-pemberian-air-irigasi.html.Di akses tgl 27 Januari 2014 (08.15 WIB )
http://kristotemang.blogspot.com/2013/05/sistem-irigasi-ditinjau-dari-cara.html.Di akses tgl 28 Januari 2014 ( 11.00 WIB ) http://riosetyabayu.blogspot.com/2013/05/sawah-irigasi.html. Di ak ses tgl 26 Januari 2014 ( 09.00 WIB )
http:// wikipedia.org/wiki/sumatera utara.Di akses tgl 28 Januari 2014( 11.00 WIB )
Kartasapoetra,dkk. 1989. Kerusakan tanah Pertanian dan Usaha Untuk Mengatasinya. Jakarta: Bina Aksara
Kartasapoetra,dkk. 1994. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta : Bumi Aksara
Kartasapoetra, dkk. 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Rineka Cipta
Kodoatie, Robert. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Penerbit Andi.
M.Eng,Suripin. 2004. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air.Yogyakarta: Penerbit Andi
Nababan,Mardi. 2013. Pengelolaan Irigasi Pertanian Padi Sawah Di Desa Juhar Kecamatan Bandar Khalipah Kabupaten Serdang Bedagai.Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Ningsih, Ratna. 2010. Pengelolaan Irigasi Tanaman Padi Sawah Di Desa Serbajadi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Pusposutardjo, Suprodjo. 2001.Pengembangan Irigasi ( Usaha Tani Berkelanjutan dan Gerakan Hemat Air ) Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sastrosupadi, Adjie. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
(6)
63
Soemartono,dkk. 1981.Bercocok Tanam Padi.Jakarta: Yasaguna
Tim Dosen. 2014 .Pedoman Penulisan Skripsi.Diktat.(tidak diterbitkan).Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.