DwiAmbarWati R 1111009

(1)

commit to user

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN

ANAK DENGAN STRES PADA IBU PRIMIPARA

DI DUSUN KURAHAN BANTUL TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH

UntukMemenuhiPersyaratan MemperolehGelarSarjana Saint Terapan

DwiAmbarWati

R 1111009

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET


(2)

(3)

(4)

(5)

commit to user

ABSTRAK

DwiAmbarWati. R111009. PRODI D IVBIDAN PENDIDIK FK UNS.2012.

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN ANAK

DENGAN STRES PADA IBU PRIMIPARA DI DUSUN KURAHAN BANTUL TAHUN 2012.

LatarBelakang: Wanitayang pertama kali

melahirkanmerawatbayimerupakansuatupengalaman yang

menyenangkandanmencemaskan,

merekaakanlebihmemberikanperhatianpadaanaknyaterutamadalamhalkesehatan.A nakbalitaataubawahlimatahunkesehatannyamasihrentan,

sistemkekebalanpadaanakbalitabelumterbentukdengansempurnasehinggamasihren

tanterkenapenyakit.Penyakit yang

seringdialamiolehanakterutamasaatbalitaadalahdemam, diare,

InfeksiSaluranPernafasanAkut (ISPA). Ketidaktahuanibutentangdemam, diare, danbatukpadaanakdapatmenimbulkanstres.Tujuanpenelitianiniuntukmengetahuihu bunganpengetahuantentangkesehatananakdenganstrespadaibuprimiparaDi

DusunKurahanBantultahun 2012.

MetodePenelitian: Jenispenelitian yang

dilakukanmerupakanjenisobservasionalanalitikdenganpendekatancross sectional.

Sampelpenelitianadalah45yaitusemuaibu yang mempunyaibalita di

DusunKurahanBantul yang diperolehdengantekniktotal sampling. Pengambilan

data menggunakaninstrumentesdengankuesioner.Analisis data

menggunakanujikorelasi product moment.

Hasil:Ujistatistikdidapatkannilai r hitung -0,487 dengantarafsignifikasi

(p)0,001dannilai r tabel 0,297. Perhitungandiatasdidapatkanbahwa r

hitunglebihbesardari r

tabel.Hubunganantarakeduavariabeldilakukanperbandinganhasilperhitungan r

hitungdengantabelkoefisienkorelasi.Hasilperbandingkanmenunjukkannilai r

hitung (0,487) terletakdiantara 0,400 - 0,599 yang

berartisedang.Dengandemikianhasilpenelitianinimemberikankesimpulanbahwater

dapathubungan yang

sedangantarapengetahuankesehatananakdenganstrespadaibuprimipara di

DusunKurahanBantultahun 2012.

Kesimpulan: Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan anak maka tingkat stres yang dialami ketika anaknya sakit akan semakin rendah.Ada hubungannegatifantaratingkatpengetahuanibutentangkesehatananakdenganstrespa daibuprimipara.


(6)

commit to user

ABSTRACT

DwiAmbarWati. R111009. PRODI D IVBIDAN PENDIDIK FK UNS.2012. CORELATION OF UNDERSTANDING ABOUT CHILDREN HEALTH AND STRESS TO PRIMIPAROUS MOTHERS IN KURAHAN HAMLET BANTUL 2012.

LatarBelakang: Women who first give birth, taking care of the babies will be a please and worried experience, they will give more attention to the babies especially in term of health. Health of toddlers or children under five years old children is still susceptible, immune system in toddlers are not yet perfectly formed, so that they are susceptible to disease. Diseases that are often experienced by children especially toddlers are fever, diarrhea, Acute Respiratory Infection. Mothers’ ignorance on fever, diarrhea, and cough can create stress. The objective of this research is to find out the correlation of understanding about children health and stress to primiparous mothers in Kurahan Hamlet Bantul 2012.

Research Methods: The type of research conducted was observational analytic

applying cross sectional approach. The samples of research are 45 all mothers

who have toddlers in Kurahan Hamlet Bantul acquired by total sampling

technique. Data retrieval utilized test instrument by using questionnaire. Data

analysis employed product moment correlation test.

Result: Statistical test found the value of r calculated with significance level -0,487 and r value of 0,297 table. Calculation above obtained that r count is greater than r table. The correlation between these two variables, comparison of calculation result of r with correlation coefficient table is done. The comparison result shows value of r (0,487) lies between 0,400-0,599 which means medium. Thus, the research result gives conclusion that there is medium correlation between understanding about the children’s health and stress to primiparous mothers in Kurahan Hamlet Bantul 2012.

Conclusion:The higher the understanding of mothers’ understanding about children health the lower the level of stress experienced when the children are ill..There is negative correlation between understanding of children health and stress to primiparous mothers in Kurahan Hamlet Bantul 2012.


(7)

commit to user

KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkankehadirat Allah SWT, yang

telahmelimpahkanrahmatdanhidayahNyasehinggatugaspenyusunanproposal penelitiandenganjudul

“HubunganPengetahuantentangKesehatanAnakdenganStrespadaibuPrimipara di

DusunKurahanBantulTahun 2012” dapatdiselesaikantepatpadawaktunya. KTI

inidisusununtukmemenuhipersyaratanmemperolehgelarSarjanaSainsTerapan Program Studi D IV KebidananFakultasKedokteranUniversitasSebelasMaret

Surakarta Tahun 2012.PerludisadaribahwapenyusunanKTI

initidakdapatselesaitanpabantuandariberbagaipihak.Padakesempatanini kami

menyampaikanterimakasihkepada:

1. Prof. Dr. dr. ZainalArifin Adnan, Sp.PD-KR-FINASIM

selakudekanFakultasKedokteranUniversitasSebelasMaret Surakarta.

2. H. Tri Budi W, dr. Sp. OG (K) selakuketua Program Studi Diploma IV

KebidananUniversitasSebelasMaret Surakarta.

3. Erindra Budi C, S.Kep.Ns.,M.Kes.selakuketua KTI Program Studi

Diploma IV KebidananUniversitasSebelasMaret Surakarta.

4. RinWidya Agustin, S.Psi.,M.Psi.selakudosenpembimbingutama yang

telahmemberikanmasukandalampenyusunan KTI ini.

5. SriAnggarini, S.SiT.,M.Kes. selakudosenpembimbingpendampingyang

telahmemberikanmasukandalampenyusunan KTI ini.

6. Munawaroh S.ST,S.KM, M.Kes.selakuKetuaPenguji yang

telahmemberikanmasukandalampenyusunan KTI ini.

7. FresthyAstrika Y,S.ST. M.Kes. selakuSekretarisPenguji yang

telahmemberikanmasukandalampenyusunan KTI ini.

8. Seluruhstafsertakaryawan Prodi Kebidanan FK UniversitasSebelasMaret


(8)

commit to user

9. MardiyoSutoposelakuKepalaDusunKurahanBantul yang

telahmemberikanizinuntukmelakukanpenelitian.

10.Orangtuadanteman-temansertaberbagaipihak yang telahmendukung kami

tidakdapat kami sebutkansatu per satu.

Kami menyadaribahwalaporaninimasihjauhdarisempurna.Namun kami berharapsemogalaporaninidapatbermanfaatbagipihak-pihak yang membutuhkan. Surakarta, Juli 2012

Penyusun


(9)

commit to user DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……… HALAMAN PERSETUJUAN………... HALAMAN PENGESAHAN……… HALAMAN PERNYATAAN……… ABSTRAK……….. ABSTRACT……… KATA PENGANTAR………. DAFTAR ISI………... DAFTAR GAMBAR……… DAFTAR TABEL……….. DAFTAR LAMPIRAN………. BAB I PENDAHULUAN……….

A. LatarBelakang………

B. RumusanMasalah……….

C. TujuanPenelitian………

D. ManfaatPenelitian……….

BAB II LANDASAN TEORI………

A. TinjauanPustaka……… 1. PengetahuantentangKesehatanAnak………. i ii iii iv v vi vii ix xii xiii xiv 1 1 3 3 3 5 5 5


(10)

commit to user

2. Stres ………

3. Primipara………

4. Hubunganpengetahuantentangkesehatananakdenganstrespadaibu

primipara………...

B. KerangkaKonsep………

C. Hipotesis …...………

BAB III METODE PENELITIAN………

A. DesainPenelitian……… B. TempatdanWaktuPenelitian……… C. PopulasiPenelitian……… D. SampelPenelitian……… E. KriteriaRistriksi……… F. DefinisiOperasional………

G. Cara Kerja………

H. IntervensidanAlat Ukur...

I. Pengolahan Data………

BAB IV HASIL PENELITIAN………

A. GambaranUmumLokasiPenelitian………

B. KarakteristikResponden……….

C. Analisis DataPenelitian………

15 20 21 22 22 23 23 23 23 23 24 24 25 26 32 35 35 35 38


(11)

commit to user

BAB V PEMBAHASAN………

A. Tingkat PengetahuanIbuPrimiparatentangKesehatanAnak……..

B. Tingkat StresIbuPrimipara………

C. HubunganPengetahuanKesehatanAnakdenganStrespadaIbuPrimipar

a……….….

D. KeterbatasandalamPenelitian………

BAB VI PENUTUP………

A. Simpulan……...………...

B. Saran………

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

42 42 43

45 48 49 49 49


(12)

commit to user

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.

Gambar 2. Gambar 3.

Gambar 4.

Gambar 5.

Gambar 6.

KerangkaKonsepPenelitian………... Diagram BatangKarakteristikRespondenBerdasarkanUmur.. Diagram

BatangKarakteristikRespondenBerdasarkanTingkatPendidika n………

Diagram

BatangKarakteristikRespondenBerdasarkanPekerjaan……… ………

Diagram Batang Tingkat

PengetahuanRespondenTentangKesehatanAnak……… ……….

Diagram Batang Tingkat StresIbuPrimipara……… 22 36

37

38

39 40


(13)

commit to user DAFTAR TABEL Halaman Ta bel 1. Ta bel 2. Ta bel 3. Ta bel 4. Ta bel 5. Ta bel DefinisiOperasional……….. Kisi-kisiPengetahuantentangKesehatanAnak……… Kisi-kisiSkalaStres………... Distribusi Aitem Sahih dan Aitem Gugur Kuesioner Pengetahuan Kesehatan Anak...

Distribusi Aitem Sahih dan Aitem Gugur Skala Stres...

DistribusiAitemKuesionerPengetahuantentangKesehatanAnak………… ………...

DistribusiAitemSkalaStresuntukPenelitian………...

Hubungantingkatvariabelpenelitianmenurutkoefisienkontigensi……… ………...

HasilUjiStatistikKorelasi Product Moment………

2 4 2 7 2 8 3 0 3 1 3 1 3 2 3


(14)

commit to user 6.

Ta bel 7. Ta bel 8.

Ta bel 9.

4 4 0

DAFTAR LAMPIRAN


(15)

commit to user Lampiran 2.

Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10.

PermohonanMenjadiResponden KesediaanMenjadiResponden AlatUkurSebelumUjiCoba UjiValiditasdanReliabilitas AlatUkurSetelahUjiCoba Data butirSkalaPenelitian Analisis Data Penelitian

SuratKeteranganBuktiPenelitian LembarKonsultasiBimbingan


(16)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Stres merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh para ibu terutama oleh ibu primipara. Wanita yang pertama kali melahirkan, marawat bayi merupakan suatu pengalaman yang menyenangkan dan mencemaskan (Manuaba, 2006).

Orang tua akan berusaha menjaga kesehatan anaknya dan berusaha melakukan apa saja agar anaknya sehat, terutama pada ibu yang baru pertama kali mempunyai anak mereka akan lebih memberikan perhatian pada anaknya terutama dalam hal kesehatan. Anak balita atau bawah lima tahun kesehatannya masih rentan, sistem kekebalan pada anak balita belum terbentuk dengan sempurna sehingga masih rentan terkena penyakit. Penyakit yang sering dialami oleh anak terutama saat balita adalah demam, diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) serta reaksi terhadap simpang makanan akibat buruknya sanitasi (Shaleh,2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Dr.Thomas H. Holmes dan Rahe dengan mengkorelasikan pengaruh perubahan hidup dengan penyakit, hasil penelitian

diperoleh Penilaian Sosial Stres (Social Read-justment Rating) salah satunya

disebabkan oleh perubahan kesehatan anggota keluarga dalam hal ini adalah kesehatan anak (Munandar, 2008).

Stres merupakan suatu hubungan antara seseorang dan lingkungannya yang dianggap melampaui kemampuan dirinya dan mengancam kesejahteraan


(17)

commit to user

hidupnya. Hal yang menentukan suatu hubungan dengan seseorang atau lingkungan tertentu menimbulkan stres bergantung pada penilaian kongnitif individu tentang situasi (Suliswati, 2004).

Ketidaktahuan ibu tentang demam, diare, dan batuk pada anak dapat menimbulkan stres. Ibu yang pertama kali mempunyai anak mengatakan panik dengan keadaan anaknya pada saat sakit. Berdasarkan penelitian Kusumawati (2009) bahwa terdapat perbedaan antara tingkat kecemasan ibu menghadapi persalinan pertama ditinjau dari frekuensi mengikuti senam hamil di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Salah satu penyebab kecemasan ibu hamil pertama adalah persalinan yang tidak berjalan secara normal dan fisiologis sehingga dapat mengamcam kesehatan anak. Penelitian ini menunjukkan bahwa sejak dalam kandungan ibu berusaha untuk menjaga kesehatan anaknya.

Studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul Tahun 2012 dalam 3 bulan terakhir menunjukkan bahwa 5 anak mengalami demam 50%, 3 anak mengalami diare 30% dan 2 anak mengalami batuk 20%.

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kesehatan anak diperlukan bagi ibu primipara sehingga dalam menjaga kesehatan anak tidak bertentangan dengan kebiasaan dimasyarakat dan menghindari terjadinya stres. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengambil judul Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Anak dengan Stres pada Ibu Primipara Di Dusun Kurahan Bantul tahun 2012.


(18)

commit to user

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan pengetahuan tentang kesehatan anak dengan stres pada ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul Tahun 2012?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan tentang kesehatan anak dengan stres pada ibu primipara Di Dusun Kurahan Bantul tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui stres pada ibu primipara Di Dusun Kurahan Bantul tahun

2012.

b. Mengetahui pengetahuan tentang kesehatan anak pada ibu primipara

Di Dusun Kurahan Bantul tahun 2012.

c. Menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan anak

dengan stres pada ibu primipara di dusun Kurahan Bantul Tahun 2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberi bukti empiris hubungan pengetahuan tentang kesehatan anak dengan terjadinya stres pada ibu primipara.


(19)

commit to user

2. Manfaat Aplikatif

1) Bagi Ibu Primipara

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi ibu primipara untuk menghindari terjadinya stres yang disebabkan oleh pengetahuan tentang kesehatan anak.

2) Bagi Praktisi Kesehatan

Hasil penelitian ini juga bermanfaat sebagai informasi tambahan mengenai faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya stres yang selanjutnya sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pencegahan agar tidak terjadi stres ibu primipara karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan anak.


(20)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Pengetahuan tentang Kesehatan Anak

a. Pengetahuan

1) Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari suatu obyek tertentu setelah melakukan penginderaan melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan pembentukan terus menerus oleh seseorang yang mengalami

pengorganisasian karena adanya pemahaman-pemahaman baru

(Notoadmojo,2007).

Informasi, pengalaman dan interaksi sosial dapat memberikan stimulus yang memicu skema yaitu respon terhadap suatu stimulus dan untuk menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan ingatan. Kemudian dilanjutkan dengan proses adaptasi yang terdiri dari asimilasi dan akomodasi yang pada akhirnya dapat mencapai sebuah keseimbangan dan konstruksi pengetahuan yang baru. Pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang melainkan melalui tindakan (Fitriani, 2011).

2) Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu:


(21)

commit to user

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (reca ll) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

mengintepretasikan materi tersebut secara benar.

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemanpuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.


(22)

commit to user

1) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah Notoatmodjo (2007) :

a) Tingkat pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan

sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

b) Informasi yang lebih banyak akan mempengaruhi pengetahuan yang

lebih luas.

c) Budaya adalah tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan

dan kepercayaan.

d) Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang akan

menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.

e) Sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk

memenuhi kebutuhan hidup.

b. Kesehatan Anak

1) Pengertian Kesehatan Anak

Kesehatan menurut WHO menyatakan bahwa sebagai suatu keadaan fisik,mental dan sosial kesejahteraan bukan hanya pada pada ketidakadaan penyakit atau kelemahan. Pengetian anak menurut pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak yaitu seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak dalam kandungan (Media center, 2007). Kesehatan anak merupakan suatu keadaan seseorang yang belum berusia 18


(23)

commit to user

tahun termasuk anak dalam kandungan yang dalam keadaan sejahtera dari badan, sosial, dan jiwa.

2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Anak

Faktor yang mempengaruhi status kesehatan anak menurut Behrman (2000) adalah:

a) Faktor Kesehatan

Merupakan faktor utama dalam pembentukan status kesehatan anak secara umum. Faktor ini ditentukan oleh ststus kesehatan anak sendiri, status gizi, dan kondisi sanitasi.

b) Faktor Kebudayaan

Pengaruh budaya juga sangat menentukan satus kesehatan anak dimana terdapat keterkaitan langsung antara budaya dan

pengetahuan. Budaya dimasyarakat dapat menimbulkan

penurunan kesehatan anak.

c) Faktor Keluarga

Pengaruh keluarga dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak sangat besar melalui pola hubungan anak dan keluarga serta nilai-nilai yang ditanamkan.

3) Permasalahan Kesehatan Anak

Permasalahan Kesehatan Anak di Indonesia menurut Behrman (2000) adalah:


(24)

commit to user

a) Demam

Demam merupakan meningkatnya suhu tubuh melewati normal dapat disebabkan oleh infeksi,peradangan, atau gangguan metabolik. Anak dikatakan demam apabila sudah lebih dari 37.5°C. Demam merupakan sinyal yang menandakan bahwa tubuh sedang dimasuki oleh mikroorganisme yang bisa berupa bakteri atau virus.

Pengukuran demam dapat dilakukan di ketiak, anus, mulut, dan telinga, namun pengukuran suhu tubuh dianjurkan dilakukan diketiak dengan menggunakan termometer raksa.

Jenis demam ada berbagai macam antara lain demam remiten ditandai dengan suhu badan yang naik turun, demam intermiten ditandai dengan suhu naik turun penurunan bisa mencapai suhu normal, demam kontinu ditandai dengan suhu yang tinggi dan tidak turun, demam bifasik ditandai dengan kurve kenaikan dan penurunan suhu seperti pelana kuda serta demam pel-ebstein ditandai dengan demam yang terjadi dalam waktu lama dan diselinggi dengan waktu periodik tidak demam.

(Sofyan, 2007).

Penatalaksanaan demam yang dapat dilakukan antara lain tidak membungkus anak dengan kain tebal, memandikan anak dengan air hangat, mengompres dengan air hangat, memberikan ASI lebih sering dan melakukan dekapan dengan metode kangguru.


(25)

commit to user

Keadaan anak yang harus segera dibawa ke pelayanan medis

adalah suhu bayi dan anak lebih dari 40 ˚C, anak tidak mau minum

atau mengalami dehidrasi, keadaan anak iritabel atau menangis terus menerus, tidak dapat ditenangkan, anak tidur terus menerus lemas dan sulit dibangunkan (lethargis), anak mengalami kejang, kaku kuduk, sesak nafas, anak gelisah, muntah, diare dan sakit kepala hebat.

(Sofyan, 2007).

b) Diare

Diare merupakan buang air besar yang lebih sering, lebih banyak dan dengan konsistensi yang lebih lembek atau encer dari biasanya. Berdasarkan lamanya diare ada 3 macam yaitu diare akut yang berlangsung kurang dari 2 minggu, diare persisten merupakan diare yang berlangsung antara 2 sampai 4 minggu dan diare kronis berlangsung lebih dari 4 minggu. Penyebab diare pada anak dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, efek samping dari obat, alergi makanan serta intoleransi makanan.

Penularan diare pada anak dapat terjadi melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi, penggunaan sumber air tercemar untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, pencucian botol susu yang tidak bersih serta tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah buang air.


(26)

commit to user

Berdasarkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) diare diklasifikasikan (Departemen Kesehatan, 2008):

1) Untuk dehidrasi

(a) Diare dehidrasi berat

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut letargi atau tidak sadar, mata cekung, tidak bias minum atau malas minum cubitan kulit perut kembali sangat lambat.

Tindakan atau pengobatan yang dapat dilakukan adalah memberikan cairan untuk dehidrasi berat sesuai dengan rencana terapi A, melakukan rujukan dan jika masih bias minum berikan ASI dan larutan oralit selama dalam perjalanan.

(b) Diare dehidrasi ringan atau sedang

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut : gelisah, rewel atau mudah marah, mata cekung, haus atau minum dengan lahap, cubitan kulit perut kembali lambat.

Tindakan atau pengobatan yang dapat dilakukan adalah memberikan cairan atau makanan sesuai rencana terapi B dan Tablet Zink, segera rujuk, jika anak masih bias minum berikan ASI selama dalam perjalanan, nasihati ibu untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari jika anak tidak ada perbaikan.


(27)

commit to user

(c) Diare tanpa dehidrasi

Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan atau sedang. Tindakan atau pengobatan cairan dan makanan sesuai rencana terapi A dan tablet zink, nasihati ibu untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari lagi bila tidak ada perbaikan.

2) Diare lebih dari 14 hari atau lebih

(a) Diare persisten berat

Gejala yang nampak yaitu adanya dehidrasi tindakan yang dapat dilakukan adalah segera lakukan rujukan.

(b) Diare persisten

Gejala yang nampak yaitu tidak ada dehidrasi tindakan yang dapat dilakukan adalah nasihati ibu untuk pemberian makan untuk dehidrasi persisten dan lakukan kunjungan ulang 5 hari lagi.

3) Diare disertai darah dalam tinja

Disentri ditandai dengan adanya darah dalam tinja tindakan atau pengobatan yang dapat dilakukan adalah membrikan antibiotic yang sesuai dan nasihati ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 hari lagi bila anak tidak ada perbaikan.

Penatalaksanaan diare pada anak yaitu memberikan oralit, memberikan zink selama 10 hari berturut-turut, tetap memberikan ASI dan makan pada anak. Pencegahan agar tidak


(28)

commit to user

terjadi diare pada anak adalah memberikan ASI selama 6 bulan pertama tanpa pemberian cairan lainnya, memberikan makanan pendamping ASI secara tepat, menggunakan air bersih dalam keperluan sehari-hari, membiasakan untuk sering mencuci tangan, dan menggunakan jamban atau toilet bersih.

Keadaan anak yang harus segera dibawa ke pelayanan medis adalah diare yang bercampur dengan darah, BAB anak lebih dari 5 kali, diare yang disertai dengan sakit perut, demam, kehilangan berat badan, panas tinggi (38.5C) yang tidak turun dalam 2 hari, muntah terus menerus tidak dapat masuk makanan atau ASI, dan anak menunjukkan adanya tanda dehidrasi (tidak ada air mata saat menangis, kencing kurang atau tidak ada kencing dalam 6-8 jam, dan mulut kering)

(Aden, 2010).

c) Batuk

Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya. Penyebab batuk pada anak antara lain Infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA), alergi, asma atau tuberculosis, benda asing yang masuk kedalam saluran napas,


(29)

commit to user

tersedak akibat minum susu, dan menghirup asap rokok dari orang sekitar.

Batuk yang harus diwaspadai adalah batuk yang disertai dengan demam tinggi sampai 39°C dan lebih dari 3 hari, lesu dan bernapas cepat, dadanya sesak, bibir wajah dan lidah kebiruan, dan disertai berdarah.

Penanganan batuk dirumah antara lain jika anak hidungnya tersumbat, bersihkan hidungnya,jika anak mengalami colds, beristirahatlah di rumah,jaga agar lingkungan tetap lembab (AC justru membuat ruangan menjadi kering) serta minuman dingin seperti jus dapat memberi rasa nyaman.

Keadaan anak yang memerlukan penanganan medis saat batuk adalah Keadaan anak yang memerlukan penanganan medis adalah saat batuk anak disertai dengan susah nafas, nafas menjadi lebih cepat dari biasanya dan pendek, saat batuk anak terlihat kebiruan atau gelap pada bibir,wajah, dan lidah, batuk disertai dengan demam tinggi (terutama pada bayi kurang dari 3 bulan), dan batuk yang disertai dengan darah.


(30)

commit to user

2. Stres

a. Definisi stres

Stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan sesuatu yang mengganggu individu bila tidak bisa mengatasinya dengan baik akan muncul gangguan badan dan gangguan jiwa (Maramis, 2005).

b. Aspek-aspek stres

Stres adalah keadaan jiwa yang tidak stabil, tegang, dan bermasalah akibat adanya stressor yang membuat penyesuaian diri individu. Aspek stres terbagi menjadi tiga yaitu (Maulana, 2011):

1) Gangguan Emosional

Gangguan emosional biasanya terwujud dalam keluhan-keluhan seperti tegang, khawatir, marah, tertekan dan perasaan bersalah. Secara umum hal tersebut diatas adalah sesuatu yang tidak menyenangkan atau emosi negative yang berlawanan dengan emosi positif seperti senang, bahagia, dan cinta. Hasil stress yang paling sering adalah kecemasan dan depresi. Kecemasan akan dialami individu apabila mengetahui bahwa kondisi yang ada adalah sesuatu

yang menekan (stressful event) seperti hendak ujian atau akan

wawancara.

2) Gangguan Kongnitif

Gejalanya tampak pada fungsi berfikir, mental image,

konsentrasi dan ingatan. Dalam keadaan stres, ciri berfikir dalam keadaan normal seperti rasional, logis dan fleksibel akan terganggu


(31)

commit to user

karena dipengaruhi oleh kekhawatiran tentang konsekuensi yang terjadi maupun evaluasi diri yang negatif.

Mental image diartikan sebagai citra diri dalam bentuk kegagalan dan ketidakmampuan yang sering mendomonasi kesabaran individu yang mengalami stres seperti mimpi buruk, mimpi-mimpi yang menimbulkan imajinasi visual menakutkan dan emosi negatif. Konsentarsi diartikan sebagai kemampuan untuk memusatkan perhatian pada suatu stimulasi yang spesifik dan tidak mempedulikan stimulus lain yang tidak berhubungan. Pada individu yang mengalami stress kemampuan konsentrasi akan menurun, yang akhirnya akan menghambat perfomasi kerja dan kemampuan

pemecahan masalah (problem solving). Memori pada individu yang

megalami stress akan terganggu dalam bentuk lupa dan bingung. Hal ini disebabkan karena terlambatnya kemampuan memilih dan mengabungkan ingatan-ingatan jangka pendek dengan yang lama.

3) Gangguan Fisiologis

Gangguan fisiologis adalah terganggunya pola-pola normal dari aktivitas fisiologis yang ada. Gejala-gejala yang timbul biasanya adalah sakit kepala, konstipasi, nyeri pada otot, penurunan nafsu sex, cepat lelah, dan mual. Beranjak dari gangguan-gangguan stress yang diuangkapkan oleh Crider dan salamon dalam Maulana (2011) diambil kesimpulan bahwa stress yang diderita dalam jangja panjang


(32)

commit to user

(waktu lama atau singkat) dapat berpengaruh terhadap cara berfikir, kesabaran, emosi, konsentrasi, daya inggatdan kesehatan tubuh. Berdasarkan uraian diatas aspek-aspek stres meliputi:

a) Gangguan emosional yang terwujud dalam keluhan-keluhan seperti

tegang, khawatir, maeah, tertekan, dan perasaan bersalah.

b) Gangguan kongnitif yang gejalanya tampak pada fungsi berfikir ,

mental image, konsentrasi dan ingatan.

c) Gangguan fisiologis dengan gejala seperti sakit kepala, konsipasi,

nyeri pada otot, menurunkan nafsu sexs, cepat lelah dan mual.

c. Gangguan-gangguan stress

Menurut Crider, dkk (Sunaryo, 2004), gangguan-gangguan stress dibagi menjadi tiga yaitu:

1) Gangguan emosional

Gangguan emosional biasanya berwujud keluhan-keluhan seperti tegang, khawatir, marah, tertekan dan perasaan bersalah. Secara umum, hal tersebut diatas adalah sesuatu hal yang tidak menyenangkan atau emosi negatif yang berlawanan dengan emosi positif seperti senang, bahagia dan cinta. Hasil stres yang sering timbul adalah kecemasan dan depresi. Kecemasan akan dialami apabila individu dalam mengantisipasi yang akan dihadapi mengetahui bahwa kondisi yang ada adalah sesuatu yang menekan (stressful event).


(33)

commit to user

2) Gangguan kognitif

Gejalanya tampak pada fungsi berpikir, mental images, konsentrasi dan ingatan.Keadaan stres, ciri berpikir dalam keadaan normal seperti rasional, logis dan fleksibel akan terganggu karena dipengaruhi oleh kekhawatiran tentang konsekuensi yang terjadi maupun evaluasi diri yang negatif. Mental images diartikan sebagai citra diri dalam bentuk kegagalan dan ketidakmampuan yang sering mendominasi kesabaran individu yang mengalami stres, seperti mimpi buruk, mimpi-mimpi yang menimbulkan imajinasi visual menakutkan dan emosi negatif. Konsentrasi diartikan sebagai kemampuan untuk memusatkan pada suatu stimulus yang spesifik dan tidak memperdulikan stimulus lain yang tidak berhubungan. Pada individu yang mengalami stres, kemampuan konsentrasi akan menurun, yang akhirnya akan menghambat performansi kerja dan

kemampuan pemecahan masalah (problem-solving). Memori pada

individu yang mengalami stres akan terganggu dalam bentuk sering lupa dan bingung. Hal ini disebabkan karena terhambatnya kemampuan memilahkan dan menggabungkan ingatan-ingatan jangka pendek dengan yang telah lama.

3) Gangguan fisiologik

Gangguan fisiologik adalah terganggunya pola-pola normal dari aktivitas fisiologik yang ada. Gejala-gejalanya yang timbul biasanya


(34)

commit to user

adalah sakit kepala, konstipasi, nyeri pada otot, menurunnya nafsu sex, cepat lelah dan mual.

d. Sumber stres atau stressor

Sumber stres adalah semua kondisi yang berbahaya dan menghasilkan reaksi stres. Sumber stres dapat berasal dari (Bobak,2005):

1) Diri sendiri, sumber stres dari dalam diri sendiri umumnya

dikarenakan karena konflik yang terjadi antara keinginan dan kenyataan yang berbeda dalam hal ini adalah berbagai permasalahan yang terjadi tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu teratasi maka dapat menimbulkan suatu stres

2) Keluarga, stres ini bersumber dari masalah keluarga ditandai dengan

adanya perselisihan antara keluarga serta adanya tujuan yang berbeda diantara keluarga

3) Masyarakat atau lingkungan, sumber stres ini dapat terjadi di

lingkungan atau dimasyarakat pada umumnya seperti lingkungan pekerjaan secara umum disebut sebagai stres pekerja. Stres karena lingkungan fisik berhubungan dengan interpersonal serta adanya pengakuan di masyarakat.

e. Faktor pemicu stres

Faktor pemicu stres antara lain (Hidayat,2004):


(35)

commit to user

2) Durasi stressor merupakan lamanya stressor yang dialami klien akan

mempengaruhi respon tubuh, semakin banyak stressor yang dialami pada seseorang dapat menimbulkan dampak yang besar bagi fungsi tubuh.

3) Pengalaman masa lalu, semakin banyak stressor dan pengalaman

yang dialami dan mampu menghadapinya maka semakin baik dalam mengatasinya sehingga kemampuan adaptasinya akan semakin baik pula.

4) Tipe kepribadian,tipe kepribadian A memiliki ciri ambisius, agresif,

kompetitif, kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung, mudah marah, memiliki kewaspadaan berlebihan, bicara cepat, bicara tidak kenal waktu, pandai berorganisasi dan mempimpin dan memerintah, lebih suka bekerja sendiri bila ada tantangan, kaku terhadap waktu dan lain-lain. Sedangkan tipe kepribadian B memiliki ciri tidak agresif, ambisinya wajar-wajar, penyabar, tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah, cara bicara tidak tergesa-gesa, perilaku tidak interaktif, lebih suka kerjasama dan mudah bergaul. Seseorang memiliki kepribadian A, lebih rentan dibandingkan tipe kepribadian B (Wangsa 2010).

1. Primipara

Primipara adalah seorang wanita yang sudah menjalani kehamilan sampai janin mencapai tahap viabilitas (Bobak,2005), primipara juga


(36)

commit to user

diartikan sebagai wanita yang pernah mengandung dimana wanita tersebut melahirkan satu anak yang hidup (Danis,2004).

2. Hubungan pengetahuan tentang kesehatan anak dengan stres pada ibu

primipara

Stres merupakan segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan sesuatu yang mengganggu individu apabila tidak bisa mengatasinya dengan baik akan muncul gangguan badan dan gangguan jiwa. Faktor-faktor yang mempengaruhi stres antara lain sifat stressor yaitu berupa tiba-tiba atau berangsur-angsur, sifat ini pada setiap individu dapat berbeda tergantung dari pemahaman tentang arti stressor, durasi stressor yaitu lamanya stressor yang dialami, pengalaman masa lalu, serta tipe kepribadian (Maramis, 2005).

Hubungan dengan seseorang atau lingkungan tertentu menimbulkan sters tergantung pada penilaian kongnitif individu tentang situasi (Suliswati, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Ervika (2005) menyatakan bahwa ibu biasanya lebih banyak berinteraksi dengan anak dan berfungsi sebagai orang yang memenuhi kebutuhan anak dan memberikan rasa aman hasil penelitian ini mendukung bahwa ibu primipara memiliki kekhawatiran yang tinggi dalam hal kesehatan anaknya dan berusaha memperhatikan segala kebutuhan jasmani, rohani dan psikologisnya anaknya. Pengetahuan tentang kesehatan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan, sosial ekonomi, budaya, pengalaman masa lalu, dan informasi. Pengetahuan yang cukup dalam


(37)

commit to user

merawat anak dapat meminimalkan dan mencegah terjadinya stres terutama pada ibu primipara (Pujiarto,2010).

B. Kerangka Konsep

Keterangan:

: area yang diteliti : arah yang diteliti

: area yang tidak diteliti : arah yang tidak diteliti

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Sumber : Notoadmojo (2007) C. Hipotesis

Ada hubungan negatif antara pengetahuan tentang kesehatan anak dengan stres pada ibu primipara Di Dusun Kurahan Bantul.

Pengetahuan tentang Kesehatan Anak

Stres pada Ibu Primipara

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan:

1. Pendidikan

2. Budaya

3. Informasi

4. Pengalaman masa

lalu

5. Sosial Ekonomi

Faktor yang mempengaruhi stres:

1. Sifat stressor

2. Durasi stressor

3. Banyaknya stressor

4. Pengalaman masa

lalu


(38)

(39)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis observa siona l a na litik

dengan pendekatan cross sectiona l. Pendekatan yang digunakan adalah cross

sectiona l variabel bebas (faktor resiko) dan faktor terikat (efek) diobservasi sekali pada saat yang sama (Taufiqurahman, 2010).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Kurahan Bantul pada bulan Juli 2012. C. Populasi Penelitian

Target populasi : semua ibu yang mempunyai balita di Dusun Kurahan Bantul.

Populasi aktual : semua ibu yang mempunyai balita dan merupakan anak pertama Di Dusun Kurahan Bantul.

D. Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik sampling tota l sa mpling dimana seluruh

subjek dalam populasi dijadikan sampel penelitian (Sulistyaningsih, 2011). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang baru mempunyai satu anak dibawah usia 5 tahun di Dusun Kurahan Bantul yang berjumlah 45 orang.


(40)

commit to user

E. Kriteria Ristriksi

Kriteria inklusi : ibu yang bersedia menjadi responden, baru mempunyai anak satu dan usia anakya dibawah 5 tahun dan pernah mengalami demam, diare, dan batuk serta ada pada saat penelitian.

Kriteria eklusi : ibu yang anaknya menderita penyakit kronis. F. Definisi Operasional

Table 1. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Alat Ukur Skala

1. Variabel terikat:

Stres pada ibu primipara

Segala masalah atau tuntutan dari segala sesuatu yang mengganggu responden meliputi aspek gangguan emosional,

gangguan kongnitif dan fisiologi yang dialami oleh ibu yang mempunyai anak pertama dibawah usia 5 tahun.

kuesioner Semakin tinggi

skor yang diperoleh semakin tinggi stres Semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah stres ibu Interval

2. Variabel bebas : Pengetahuan tentang kesehatan anak Kemampuan yang dimiliki responden dalam menjawab pertanyaan kuesioner tentang pengertian, tanda dan bahaya, sebab dan penanganan demam,diare,dan batuk pada anak.

kuesioner Semakin tinggi

skor yang diperoleh semakin baik tingkat pengetahuan Semakin rendah skor yang diperoleh semakin buruk tingkat pengetahuan Interval


(41)

commit to user

G. Cara Kerja

1. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan yang dilakukan pada pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian. Penulis meminta surat dari program studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang diajukan kepada Kesdapolinmas Jawa Tengah untuk permohonan ijin penelitian dan pengambilan data. Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak Dusun Kurahan penulis melakukan penelitian sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

2. Persiapan alat

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan kesehatan anak dan skala stres.

a. Kuesioner pengetahuan kesehatan anak

Kuesioner pengetahuan kesehatan anak digunakan untuk mengungkap sejauh mana pengetahuan subjek penelitian tentang kesehatan anak. Kuesioner ini terdiri dari 30 aitem pernyataan, yang terdiri dari 15

pernyataan fa vora ble dan 15 pernyataan unfa vora ble.

b. Skala stres

Skala stres digunakan untuk mengungkapkan sejauh mana tingkat

stres subjek penelitian. Skala ini terdiri dari 15 pernyataan fa vora ble


(42)

commit to user

3. Pengumpulan Data Penelitian

Proses pengambilan sampel penelitian dilaksanakan di Dusun Kurahan Bantul. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan tanggal 10 sampai 15 Juli 2012. Pengumpulan data dilaksanakan dilakukan dengan cara peneliti mendatangi setiap rumah ibu primipara yang mempunyai anak balita. Rata-rata waktu yang digunakan subjek unuk mengisi seluruh skala adalah 30 menit, dari 45 orang ibu primipara semua skala terisi secara lengkap sehingga kesemuanya bisa diskor dan digunakan unuk dianalisis.

H. Intervensi dan Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan kesehatan anak dan kuesioner untuk mengukur tingkat stres pada ibu primipara. Cara pengukuran dilakukan dengan cara mengambil data secara langsung dari responden (data primer) dengan cara mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.

1. Pengetahuan tentang kesehatan anak

Pengetahuan kesehatan anak disusun dengan menggunakan bentuk pertanyaan tertutup dengan dua alternatif jawaban, kemudian responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang benar (B). Penilaian yang digunakan dalam kuesioner pengetahuan masalah bayi adalah untuk pertanyaan benar (B) diberi nilai 1 dan salah (S) nialinya 0.


(43)

commit to user

Tabel 2. Kisi-kisi Pengetahuan tentang Kesehatan Anak

No Aspek No Item Jumlah

Fa vora bel Unfa vora bel

1. Pengertian demam,

diare dan batuk

1,7,13,19 4,10,16,21 8

2. Tanda dan gejala

demam,diare,batuk

5,11,17,22 2,8,14,23,24 9

3. Penanganan

demam,diare,batuk

3,9,15,25 6,12,18,20 8

Jumlah 12 13 25

2. Stres pada Ibu Primipara

Stres dalam penelitian ini akan diungkapkan dengan skala stres. Skala stres disusun oleh peneliti meliputi gangguan emosional, gangguan kongnitif dan gangguan fisiologis.

Penyajian skala stres diberikan dalam bentuk pilihan-pilihan jawaban. Bentuk penilaian skala ini terbagi atas 4 jenjang sehingga penilaian dimulai dari 1 sampai 4. Setiap aspek dalam skala stress terdapat

item-item berupa pertanyaan yang mendukung atau fa vora ble dan pertanyaan

yang tidak mendukung atau unfa vora ble. Setiap item mempunyai

kemungkinan jawaban yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak

Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Untuk pertanyaan fa vora ble jawaban

SS (Sangat Sesuai) memiliki skor 4, S (Sesuai) memiliki skor 3, TS (tidak Sesuai) memiliki skor 2 dan STS (Sangat Tidak Sesuai) memiliki skor 1,

sedangkan untuk pertanyaan unfa vora ble sertai jawaban STS (sangat

Tidak sesuai) memiliki skor 4, TS (tidak sesuai) memiliki skor 3, S (sesuai) memiliki skor 3 SS (sangat sesuai) memiliki skor 1.


(44)

commit to user Table 3. Kisi-kisi Skala Stres

No Aspek No Item Jumlah

Fa vora bel Unfa vora bel

1. Gangguan emosi 4,10,16,22,27,30 1,7,13,19 10

2. Gangguan

kongnitif

2,8,14,20,23 5,11,17,25,28 10

3. Gangguan

fisiologis

6,12,18,24,29 3,9,15,21,26 10

Jumlah Total 15 15 30

3. Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di Dusun Mandingan pada bulan Juni dengan melakukan uji coba pada 30 responden (Riwidikdo, 2008). Skala yang diuji cobakan terdiri dari kuesioner pengetahuan kesehatan tentang anak dan kuesioner skala stres. Pelaksanaan uji coba ini dilaksanakan pada tanggal 6-8 Juli 2012. Sebanyak 30 eksemplar kuesioner dibagikan semuanya terkumpul dan memenuhi syarat untuk diuji validitas dan reliabilitasnya.

a. Uji validitas

Uji validitas instrument menggunakan korelasi antar butir Pea rson

Product.

Moment yaitu :

(

)

{

å

-

å

å

}

å å

{

å

-

(

å

)

}

-= 2 2 2 2 . . . . . Y Y N X X N Y X Y X N rxy Keterangan :

rxy = koefisien korelasi tiap item dengan skor total

x = nilai setiap item


(45)

commit to user

N = jumlah subyek

Hasil perhitungan uji validitas dari 30 aitem kuesioner Pengetahuan tentang Kesehatan Anak diperoleh indek korelasi aitem berkisar antara 0,405 sampai 0,796. Suatu aiem pernyataan dikatakan valid apabila nilai rhitung > r tabel dengan taraf signifikasi 5 %, dimana dalam uji coba ini

didapatkan rtabel adalah 0,361. Sehingga didapatkan 4 aitem yang dinyatakan

tidak valid sehingga diperoleh aitem yang valid (sahih) sebanyak 21 aitem. Aitem yang gugur yaitu no 3,5,16, dan 18.

Hasil perhitungan uji validitas skala stres dapat diketahui bahwa dari 30 aitem skala stres diperoleh indeks korelasi berkisar antara 0,466 samapi 0,903. Suatu aitem pernyataan dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel

dengan taraf signifikasi 5 % dimana dalam uji coba ini didapatkan nilai r tabel

adalah 0,361, terdapat 3 aitem yang dinyatakan tidak valid sehingga diperoleh aitem sahih (valid) sebanyak 27 aitem. Aitem yang gugur yaitu no 25,26, dan 30.

b. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen menggunakan teknik Alfa Cronba ch dengan rumus

sebagai berikut: ÷ ÷ ø ö ç ç è æ

-=

å

2

2 1 1 t i i s s k k r Keterangan:

K = mean kuadrat antara subyek

Σsi2 = mean kuadrat kesalahan


(46)

commit to user

Reliabilitas pada kuesioner pengetahuan tentang kesehatan anak dianalisis dengan menggunakan Alpha Cronbach didapakan koefisien korelasi Alpha sebesar 0,897. Kuesioner pengetahuan tentang kesehatan anak dianggap baik sebagai alat ukur dan didapatkan 4 aitem yang dinyatakan tidak reliabel. Aitem yang gugur yaitu no 3,5,16, dan 18. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran sedangkan perincian aitem gugur dan aitem reliabel dapat dilihat pada tabel 4.

Reliabilitas pada skala stres setelah diananlisis menggunakan Alpha Cronbach didapatkan koefisen korelasi sebesar 0,926. Dengan demikian skala stres ini dianggap baik sebagai alat ukur penelitian dan didapatkan 3 aitem yang dinyatakan tidak reliabel.Aitem yang gugur yaitu no 25,26,dan 30.

Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran sedangkan perincian aitem gugur dan aitem valid dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 4. Distribusi Aitem Sahih dan Aitem Gugur Kuesioner Pengetahuan

Kesehatan Anak

No Indikator Nomor aitem

sahih (valid)

Jumla h aitem sahih

Nomor aitem gugur

Fa vora bel Unfa vora bel Fa vora bel Unfa vora bel

1. Pengertian demam,

diare dan batuk

1,7,13,19 4,10,21 7 - 16

2. Tanda dan gejala

demam, diare,batuk

11,17,22 2,8,14,23,24 8 5 -

3. Penanganan demam,

diare,batuk

9,15,25 6,12,20 6 3 18


(47)

commit to user

Tabel 5. Distribusi Aitem Sahih dan Aitem Gugur Skala Stres

No Indikator No aitem sahih (valid) Jumlah

aitem sahih

No aitem gugur Jumlah

aitem gugur

Fa vora bel Unfa vora bel Fa vora bel Unfa vora bel

1. Gangguan

emosi

4,10,16,22,27 1,7,13,19 9 30 - 1

2. Gangguan

kongnitif

2,8,14,20,23 5,11,17,28 9 - 25 1

3. Gangguan

fisiologis

6,12,18,24,29 3,9,15,21 9 - 26 1

Jumlah total

15 12 1 2 3

4. Penyusunan Alat Ukur Untuk Penelitian

Langkah selanjutnya setelah uji validias dan reliabilitas adalah menyusun alat ukur yang dipakai dalam penelitian. Penyusunan alat ukur yang baru ini hanya aitem yang sahih yang diambil, dengan nomor urut baru, sedangkan nomor yang gugur tidak diikut sertakan.

Tabel 6. Distribusi Aitem Kuesioner Pengetahuan tentang Kesehatan Anak

No Indikator Nomor aiem

sahih (valid)

Jumlah aitem sahih

%

Fa vora bel Unfa vora bel

1. Pengertian

demam, diare dan batuk

1,5,11,15 3,8,17 7 33.33

2. Tanda dan gejala

demam,diare, Batuk

9,14,18 2,6,12,19,20 8 38,00

3. Penanganan

demam,diare, batuk

7,13,20 4,10,20 6 28,57


(48)

commit to user

Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Stres untuk Penelitian

No Indikator No Aitem Sahih (valid) Jumlah

aitem sahih

%

Fa vora bel Unfa vora bel

1. Gangguan emosi 4,10,16,22

25

1,7,13,19 9 1

2. Gangguan

kongnitif

2,8,14,20, 23

5,11,17,26 9 1

3. Gangguan

fisiologis

6,12,18,24 ,27

3,9,15,21 9 1

Jumlah total 15 12 27 3

I. Pengolahan Data

1. Pengolahan data

Langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian ini adalah :

a. Editing yaitu memeriksa data yang telah terkumpul sehingga semua data dinyatakan lengkap.

b. Coding yaitu kegiatan memberi tanda atau simbol untuk memudahkan dalam memberi nilai dan pengolahan data.

c. Scoring, yaitu memberikan nilai untuk jawaban benar dengan skor 1 dan jawaban salah dengan skor 0. Kemudian menghitung jumlah total skor kuesioner.

d. Ta bula ting, yaitu memindahkan data (nilai) ke dalam tabel bantu.


(49)

commit to user

2. Analisis data

a. Univariat

Menyusun data karakteristik responden dari setiap variabel yaitu pengetahuan tentang kesehatan anak sebagai variabel bebasnya dan stres pada ibu primipara sebagai variabel terikatnya. Data yang telah diperoleh kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi. Data pengetahuan kesehatan tentang anak diubuh dengan parameter sebagai berikut:

Baik, bila nilai responden (x) > mean +1 SD Cukup, bila nilai mean – 1SD < x< mean + 1 SD Kurang, bila x mean – 1SD.

Sedangkan data tentang stres pada ibu primipara diubah dengan parameter sebagai berikut:

Tinggi, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD Rendah, bila nilai responden (x) < mean 1 SD (Riwidikdo, 2008).

b. Bivariat

Untuk menentukan hubungan pengetahuan kesehatan anak dengan

stres pada ibu primipara digunakan analisis data dengan korela si

product moment. Tingkat kesalahan setelah dilakukan uji analisis

dengan menggunakan nilai α 5 % supaya ada korelasi antara

pengetahuan tentang kesehatan anak dengan stres pada ibu primipara.


(50)

commit to user

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima jadi kesimpulanya ada hubungan negatif antar variabelnya.

Tabel 8. Hubungan tingkat variabel penelitian menurut koefisien kontigensi (Sugiyono,2009):

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat


(51)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun Kurahan, Kelurahan Bantul, Kecamatan Bantul termasuk dalam Kabupaten Bantul pada bulan Juli 2012. Luas Dusun

Kurahan adalah ± 975.000 m2.Jumlah penduduk di Dusun Kurahan Bantul

adalah 3260 orang dengan 722 kepala keluarga. Penduduk wanita berjumlah 2240 orang, jumlah penduduk laki-laki 1120 orang, jumlah balita 232 orang dengan jumlah wanita yang mempunyai anak pertama berjumlah 45 orang.

Gambaran lokasi penelitian di Dusun Kurahan karena kegiatan posyandu balita didusun ini dilakukan secara rutin setiap satu bulan sekali dengan kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak, pemberian makanan tambahan serta petugas kesehatan dari puskesmas setempat selalu datang dan memberikan penyuluhan dan pengobatan, selain itu disebelah utara dusun ini terdapat Rumah Sakit PKU Muhammadiah Bantul yang setiap 2 bulan sekali melakukan pengabdian masyarakat dengan melakukan penyuluhan tentang kesehatan di dusun ini.

B. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini berdasarkan umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.

1. Umur

Analisis karakteristik responden dalam penelitian ini digunakan unuk mengetahui distribusi responden berdasarkan umur. Hasil distribusi 45


(52)

commit to user

responden di Dusun Kurahan Bantul berdasarkan umur adalah sebagai berikut:

Sumber : Data Primer, 2012

Gambar 2. Diagram Batang Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Berdasarkan gambar 2. dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak berumur antara 31-40 tahun yaitu 21 orang (46,7%).

2. Tingkat Pendidikan

Analisis karakteristik responden dalam penelitian ini digunakan unuk mengetahui distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan. Hasil distribusi 45 responden di Dusun Kurahan Bantul berdasarkan umur adalah sebagai berikut:

2,2%

44,4% 46,7%

6,7% 0

5 10 15 20 25

< 20 tahun 20-30 tahun 31-40 tahun > 40 tahun

Distribusi Frekuensi Umur Responden


(53)

commit to user Sumber : Data Primer, 2012

Gambar 3. Diagram Batang Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan gambar 3. dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak berpendidikan SMA yaitu 24 orang (53,3%).

3. Pekerjaan

Analisis karakteristik responden dalam penelitian ini digunakan unuk mengetahui distribusi responden berdasarkan pekerjaan. Hasil distribusi 45 responden di Dusun Kurahan Bantul berdasarkan umur adalah sebagai berikut:

6,7%

53,3%

40%

0 5 10 15 20 25 30

SMP SMA PT

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


(54)

commit to user Sumber : Data Primer Tahun 2012

Gambar 4. Diagram Batang Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan gambar 4. dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu 18 orang (40%).

C. Analisis Data Penelitian

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Kesehatan Anak

Tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan anak dapat

dikategorikan menjadi 2 yatiu :

Tinggi, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD Rendah, bila nilai responden (x) < mean +1 SD

Tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan anak dapat

diperlihatkan pada tabel berikut:

6,7%

40%

2,2%

15,6%

28,9%

6,7% 0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


(55)

commit to user Sumber : Data Primer,2012

Gambar 5. Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Anak

Berdasarkan gambar 5.Tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan anak adalah rendah yaitu 36 orang (80%).

2. Tingkat Stres Ibu Primipara

Tingkat stres yang dialami ibu primipara dikategorikan menjadi 3 dengan ketentuan sebagai berikut:

Baik, bila nilai responden (x) > mean +1 SD Cukup, bila nilai mean – 1SD < x< mean + 1 SD Kurang, bila x mean – 1SD

Tingkat stres yang dialami ibu primipara dapat diperlihatkan pada tabel berikut

20%

80%

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Tinggi Rendah

Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Anak


(56)

commit to user Sumber : Data Primer, 2012

Gambar 6. Diagram Batang Tingkat Stres Ibu Primipara

Berdasarkan gambar 6 dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak mengalami stres dengan kategori tinggi yaitu 31 orang (68,9%).

3. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Anak dengan Stres Pada Ibu Primipara

Mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedua variabel,

dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji korelasi product moment.

Tabel 14. Hasil Uji Statistik Korelasi Product Moment

Variabel r hitung p (sig)

Pengetahuan kesehatan anak

dengan stres pada ibu primipara

-0,487 0,001

Hasil uji statistik didapatkan nilai r hitung sebesar -0,487 dengan taraf signifikansi (p) 0,001 dan nilai r tabel 0,297 untuk menentukan ada hubungan atau tidak maka dibandingkan antara r hitung dengan r tabel.

11,1%

68,9%

20%

0 5 10 15 20 25 30 35

Baik Tinggi Rendah

Tingkat Stres Ibu Primipara


(57)

commit to user

Perhitungan diatas didapatkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka dapat dinyatakan ada hubungan antara kedua variabel.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat hubungan antara kedua variabel dilakukan perbandingan hasil perhitungan r hitung dengan tabel koefisien korelasi. Hasil perbandingan menunjukkan nilai r hitung (0,487) terletak diantara 0,400 - 0,599 yang berarti sedang. Dengan demikian hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara pengetahuan kesehatan anak dengan stres pada ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul tahun 2012.


(58)

commit to user

BAB V PEMBAHASAN

A. Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara tentang Kesehatan Anak

Berdasarkan tabel 12. dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak mempunyai pengetahuan yang rendah tentang kesehatan anak yaitu 36 orang (80%). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu dari suatu obyek tertentu setelah melakukan penginderaan melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan pembentukan terus menerus oleh seseorang yang mengalami pengorganisasian karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

Penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden mempunyai pengetahuan tentang kesehatan anak dengan kategori rendah yaitu (80%). Pengetahuan responden yang tergolong rendah dapat disebabkan karena jarang atau tidak pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan anak. Menurut Fitriani (2011), informasi, pengalaman dan interaksi sosial dapat memberikan stimulus yang memicu skema yaitu respon terhadap suatu stimulus dan untuk menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan ingatan, kemudian dilanjutkan dengan proses adaptasi yang terdiri dari asimilasi dan akomodasi yang pada akhirnya dapat mencapai sebuah keseimbangan dan konstruksi pengetahuan yang baru. Pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang melainkan melalui tindakan.

Responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang kesehatan anak dapat memberikan dampak terhadap derajat kesehatan anak. Setiap perubahan


(59)

commit to user

status kesehatan anak kurang dipahami oleh responden sehingga hanya dianggap sebagai tanda dan gejala yang wajar bagi pertumbuhan anak. Sebaliknya responden yang memiliki pengetahuan tinggi tentang kesehatan anak, cepat menyadari setiap perubahan yang terjadi pada anaknya, sehingga berupaya untuk melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk mengantisipasi setiap perubahan pada anaknya terutama yang berhubungan dengan status kesehatan anak.

Menurut Fitriani (2011) tingkat pengetahuan atau kognitif merupakan

dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt

beha vior). Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai

enam tingkat yaitu know (tahu), comprehension (memahami), a pplication

(aplikasi), a na lysis (analisis), synthesis (sintesis) dan eva luation (evaluasi).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan tingkat sosial ekonomi

B. Tingkat Stres Ibu Primipara

Berdasarkan tabel 13. dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak mengalami stres dengan kategori cukup yaitu 31 orang (68,9%). Menurut Manuaba (2006) stres merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh para ibu terutama oleh ibu primipara. Wanita yang pertama kali melahirkan, marawat bayi merupakan suatu pengalaman yang menyenangkan dan mencemaskan.


(60)

commit to user

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cukup stres menghadapi anaknya terutama yang berhubungan dengan kesehatan anak. Kondisi anak yang tidak stabil, mudah sakit, rewel atau sering menangis menyebabkan responden mengalami tekanan batin dan pikiran yang meningkatkan hormon pemicu stres. Menurut Suliswati (2004) stres merupakan suatu hubungan antara seseorang dan lingkungannya yang dianggap melampaui kemampuan dirinya dan mengancam kesejahteraan hidupnya. Hal yang menentukan suatu hubungan dengan seseorang atau lingkungan tertentu menimbulkan stres bergantung pada penilaian kongnitif individu tentang situasi.

Orang tua akan berusaha menjaga kesehatan anaknya dan berusaha melakukan apa saja agar anaknya sehat, terutama pada ibu yang baru pertama kali mempunyai anak mereka akan lebih memberikan perhatian pada anaknya terutama dalam hal kesehatan. Anak balita atau bawah lima tahun kesehatannya masih rentan, sistem kekebalan pada anak balita belum terbentuk dengan sempurna sehingga masih rentan terkena penyakit. Penyakit yang sering dialami oleh anak terutama saat balita adalah demam, diare, batuk serta reaksi terhadap simpang makanan akibat buruknya sanitasi (Shaleh,2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Dr.Thomas H. Holmes dan Rahe dengan mengkorelasikan pengaruh perubahan hidup dengan penyakit, hasil penelitian


(61)

commit to user

disebabkan oleh perubahan kesehatan anggota keluarga dalam hal ini adalah kesehatan anak (Munandar, 2008).

Responden yang mengalami stres, baik cukup atau berat akan menunjukkan tanda dan gejala yang spesifik seperti gangguan emosional. Gangguan emosional biasanya berwujud keluhan-keluhan seperti tegang, khawatir, marah, tertekan dan perasaan bersalah. Secara umum, hal tersebut diatas adalah sesuatu hal yang tidak menyenangkan atau emosi negatif yang berlawanan dengan emosi positif seperti senang, bahagia dan cinta. Hasil stres yang sering timbul adalah kecemasan dan depresi. Kecemasan akan dialami apabila individu dalam mengantisipasi yang akan dihadapi

mengetahui bahwa kondisi yang ada adalah sesuatu yang menekan (stressful

event).

C. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Anak dengan Stres pada Ibu Primipara

Responden yang paling banyak mempunyai pengetahuan yang rendah tentang kesehatan anak dan mengalami stres dengan kategori cukup yaitu 62,2%. Hasil uji statistik didapatkan nilai r hitung sebesar -0,487 dengan taraf signifikansi (p) 0,001 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan negatif antara pengetahuan kesehatan anak dengan stres pada ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul tahun 2012. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan anak maka tingkat stres yang dialami ketika anaknya sakit akan semakin rendah. Sebaliknya semakin rendah tingkat pengetahuan ibu tentang


(62)

commit to user

kesehatan anak maka tingkat stres yang dialami ketika anaknya sakit akan semakin tinggi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres yang dialami responden berhubungan atau disebabkan oleh pengetahuan responden yang rendah tentang kesehatan anaknya.Menurut Pujiarto (2010) ibu primipara memiliki kekhawatiran yang tinggi dalam hal kesehatan anaknya dan berusaha memperhatikan segala kebutuhan jasmani, rohani dan psikologisnya anaknya. Pengetahuan tentang kesehatan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan, sosial ekonomi, budaya, pengalaman masa lalu, dan informasi. Pengetahuan yang cukup dalam merawat anak dapat meminimalkan dan mencegah terjadinya stres terutama pada ibu primipara

Ketidaktahuan ibu tentang demam, diare, dan batuk pada anak dapat menimbulkan stres. Ibu yang pertama kali mempunyai anak mengatakan panik dengan keadaan anaknya pada saat sakit. Studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul Tahun 2012 dalam 3 bulan terakhir menunjukkan bahwa 5 anak mengalami demam 50%, 3 anak mengalami diare 30% dan 2 anak mengalami batuk 20%.

Hubungan yang sedang antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan anak dengan tingkat stres pada ibu primipara menunjukkan bahwa selain tingkat pengetahuan tentang kesehatan anak, stres yang dialami responden juga disebabkan oleh faktor lain seperti konflik dalam keluarga.

Pengetahuan responden yang tergolong rendah tentang kesehatan anak, secara umum menyebabkan responden mengalami stres berat ketika anaknya


(63)

commit to user

rewel, menangis atau mengalami demam, diare, dan batuk. Pengetahuan yang rendah tentang kesehatan anak, menyebabkan responden tidak mengetahui apa yang harus dilakukan ketika anaknya mengalami gejala-gejala gangguan kesehatan seperti demam,diare dan batuk.

Pada kenyataannya, responden yang berpengetahuan rendah tentang kesehatan anak hanya mengalami stres dengan kategori cukup ketika mendapati anaknya menunjukkan gejala-gejala kesakitan. Hal tersebut memberikan indikasi bahwa ada faktor lain yang turut mempengaruhi tingkat stres yang dialami responden. Adanya dukungan keluarga, terutama suami, sedikit banyak memberikan rasa aman dan nyaman kepada responden sehingga stres yang dialami sedikit berkurang. Semakin besar dukungan keluarga terutama suami kepada responden maka tingkat stres yang dialami responden akan semakin rendah. Sekiranya responden tidak mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami, pasti akan mengalami stres berat ketika mendapati anaknya mengalami gangguan kesehatan.

Faktor lain yang turut mengontrol tingkat stres responden adalah lingkungan masyarakat yang kondusif bahkan memberikan dukungan moral dan sosial kepada responden. Lingkungan masyarakat, seperti tetangga yang turut memberikan perhatian kepada anak responden, cukup membantu responden dalam mengenali gejala-gejala kesakitan yang dialami anak responden. Hal tersebut sedikit banyak mengurangi tingkat stres yang dialami responden dalam menghadapi anaknya yang menunjukkan gejala-gejala kesakitan.


(64)

commit to user

Pengetahuan responden yang rendah tentang kesehatan anak, cukup memberikan indikasi bahwa responden mengetahui bahwa anaknya sakit. Peran dukungan keluarga dan masyarakatlah yang memberitahu responden tentang sakit yang diderita anaknya.

D. Keterbatasan dalam Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang mungkin berpengaruh terhadap hasil penelitian.

1. Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini relatif sedikit hampir mendekati jumlah sampel minimal untuk penelitian dikarenakan dari jumlah populasi yang juga sedikit.

2. Waktu

Waktu penelitian relaif pendek sehingga tidak memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang pengetahuan responden atau tanda dan gejala stres yang dialami. Selain itu peneliti juga tidak melakukan observasi langsung ke rumah responden untuk melakukan pengamatan kondisi anak responden.

3. Instrument

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dinilai oleh responden sendiri dan bersifat subjektif sehingga kemungkinan dapat terjadi bias.


(65)

commit to user

BAB VI

PENUTUP A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan pengetahuan

kesehatan anak dengan stres pada ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul

tahun 2012 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ibu primipara yang paling banyak mempunyai pengetahuan yang rendah

tentang kesehatan anak yaitu 36 orang (80%).

2. Ibu primipara yang paling banyak mengalami stres dengan kategori tinggi

yaitu 31orang (68,9%).

3. Ada hubungan negatif antara pengetahuan kesehatan anak dengan stres

pada ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul tahun 2012. B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diberikan saran kepada :

1. Bagi Ibu Primipara

Agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan anak dengan memperbanyak sumber-sumber informasi seperti buku, majalah atau sumber informasi lainnya sehingga dapat menghindari terjadinya stres yang disebabkan oleh pengetahuan tentang kesehatan anak.

2. Bagi Praktisi Kesehatan

Agar dapat menyebarluaskan informasi baik melalui penyuluhan tentang kesehatan anak terutama kepada ibu-ibu primipara sehingga dapat


(66)

commit to user

meningkatkan pengetahuan ibu tentang kesehatan anak dan upaya pencegahan agar tidak terjadi stres ibu primipara.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama, disarankan untuk meningkatkan kualias penelitian lebih lanjut, diharapkan lebih memperluas ruang lingkup. Misalnya dengan memperluas populasi, memperbanyak sampel atau mencermati faktor-faktor lain yang diduga turut berperan dan mempengaruhi stres seperti sifat stressor, durasi stressor, jumlah stressor, pengalaman masa lalu, tipe kepribadian dan tingkat perkembangan individu agar hasil yang diperoleh lebih bervariasi, beragam dan generalisasi sehingga penelitian menjadi lebih luas serta kesimpulan yang diperoleh lebih komprehensif .


(1)

commit to user

disebabkan oleh perubahan kesehatan anggota keluarga dalam hal ini adalah kesehatan anak (Munandar, 2008).

Responden yang mengalami stres, baik cukup atau berat akan menunjukkan tanda dan gejala yang spesifik seperti gangguan emosional. Gangguan emosional biasanya berwujud keluhan-keluhan seperti tegang, khawatir, marah, tertekan dan perasaan bersalah. Secara umum, hal tersebut diatas adalah sesuatu hal yang tidak menyenangkan atau emosi negatif yang berlawanan dengan emosi positif seperti senang, bahagia dan cinta. Hasil stres yang sering timbul adalah kecemasan dan depresi. Kecemasan akan dialami apabila individu dalam mengantisipasi yang akan dihadapi

mengetahui bahwa kondisi yang ada adalah sesuatu yang menekan (stressful

event).

C. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Anak dengan Stres pada Ibu Primipara

Responden yang paling banyak mempunyai pengetahuan yang rendah tentang kesehatan anak dan mengalami stres dengan kategori cukup yaitu 62,2%. Hasil uji statistik didapatkan nilai r hitung sebesar -0,487 dengan taraf signifikansi (p) 0,001 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan negatif antara pengetahuan kesehatan anak dengan stres pada ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul tahun 2012. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan anak maka tingkat stres yang dialami ketika anaknya sakit akan semakin rendah. Sebaliknya semakin rendah tingkat pengetahuan ibu tentang


(2)

commit to user

kesehatan anak maka tingkat stres yang dialami ketika anaknya sakit akan semakin tinggi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres yang dialami responden berhubungan atau disebabkan oleh pengetahuan responden yang rendah tentang kesehatan anaknya.Menurut Pujiarto (2010) ibu primipara memiliki kekhawatiran yang tinggi dalam hal kesehatan anaknya dan berusaha memperhatikan segala kebutuhan jasmani, rohani dan psikologisnya anaknya. Pengetahuan tentang kesehatan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan, sosial ekonomi, budaya, pengalaman masa lalu, dan informasi. Pengetahuan yang cukup dalam merawat anak dapat meminimalkan dan mencegah terjadinya stres terutama pada ibu primipara

Ketidaktahuan ibu tentang demam, diare, dan batuk pada anak dapat menimbulkan stres. Ibu yang pertama kali mempunyai anak mengatakan panik dengan keadaan anaknya pada saat sakit. Studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul Tahun 2012 dalam 3 bulan terakhir menunjukkan bahwa 5 anak mengalami demam 50%, 3 anak mengalami diare 30% dan 2 anak mengalami batuk 20%.

Hubungan yang sedang antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan anak dengan tingkat stres pada ibu primipara menunjukkan bahwa selain tingkat pengetahuan tentang kesehatan anak, stres yang dialami responden juga disebabkan oleh faktor lain seperti konflik dalam keluarga.

Pengetahuan responden yang tergolong rendah tentang kesehatan anak, secara umum menyebabkan responden mengalami stres berat ketika anaknya


(3)

commit to user

rewel, menangis atau mengalami demam, diare, dan batuk. Pengetahuan yang rendah tentang kesehatan anak, menyebabkan responden tidak mengetahui apa yang harus dilakukan ketika anaknya mengalami gejala-gejala gangguan kesehatan seperti demam,diare dan batuk.

Pada kenyataannya, responden yang berpengetahuan rendah tentang kesehatan anak hanya mengalami stres dengan kategori cukup ketika mendapati anaknya menunjukkan gejala-gejala kesakitan. Hal tersebut memberikan indikasi bahwa ada faktor lain yang turut mempengaruhi tingkat stres yang dialami responden. Adanya dukungan keluarga, terutama suami, sedikit banyak memberikan rasa aman dan nyaman kepada responden sehingga stres yang dialami sedikit berkurang. Semakin besar dukungan keluarga terutama suami kepada responden maka tingkat stres yang dialami responden akan semakin rendah. Sekiranya responden tidak mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami, pasti akan mengalami stres berat ketika mendapati anaknya mengalami gangguan kesehatan.

Faktor lain yang turut mengontrol tingkat stres responden adalah lingkungan masyarakat yang kondusif bahkan memberikan dukungan moral dan sosial kepada responden. Lingkungan masyarakat, seperti tetangga yang turut memberikan perhatian kepada anak responden, cukup membantu responden dalam mengenali gejala-gejala kesakitan yang dialami anak responden. Hal tersebut sedikit banyak mengurangi tingkat stres yang dialami responden dalam menghadapi anaknya yang menunjukkan gejala-gejala kesakitan.


(4)

commit to user

Pengetahuan responden yang rendah tentang kesehatan anak, cukup memberikan indikasi bahwa responden mengetahui bahwa anaknya sakit. Peran dukungan keluarga dan masyarakatlah yang memberitahu responden tentang sakit yang diderita anaknya.

D. Keterbatasan dalam Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang mungkin berpengaruh terhadap hasil penelitian.

1. Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini relatif sedikit hampir mendekati jumlah sampel minimal untuk penelitian dikarenakan dari jumlah populasi yang juga sedikit.

2. Waktu

Waktu penelitian relaif pendek sehingga tidak memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang pengetahuan responden atau tanda dan gejala stres yang dialami. Selain itu peneliti juga tidak melakukan observasi langsung ke rumah responden untuk melakukan pengamatan kondisi anak responden.

3. Instrument

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dinilai oleh responden sendiri dan bersifat subjektif sehingga kemungkinan dapat terjadi bias.


(5)

commit to user BAB VI

PENUTUP A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan pengetahuan kesehatan anak dengan stres pada ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul

tahun 2012 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ibu primipara yang paling banyak mempunyai pengetahuan yang rendah

tentang kesehatan anak yaitu 36 orang (80%).

2. Ibu primipara yang paling banyak mengalami stres dengan kategori tinggi

yaitu 31orang (68,9%).

3. Ada hubungan negatif antara pengetahuan kesehatan anak dengan stres

pada ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul tahun 2012. B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diberikan saran kepada :

1. Bagi Ibu Primipara

Agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan anak dengan memperbanyak sumber-sumber informasi seperti buku, majalah atau sumber informasi lainnya sehingga dapat menghindari terjadinya stres yang disebabkan oleh pengetahuan tentang kesehatan anak.

2. Bagi Praktisi Kesehatan

Agar dapat menyebarluaskan informasi baik melalui penyuluhan tentang kesehatan anak terutama kepada ibu-ibu primipara sehingga dapat


(6)

commit to user

meningkatkan pengetahuan ibu tentang kesehatan anak dan upaya pencegahan agar tidak terjadi stres ibu primipara.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama, disarankan untuk meningkatkan kualias penelitian lebih lanjut, diharapkan lebih memperluas ruang lingkup. Misalnya dengan memperluas populasi, memperbanyak sampel atau mencermati faktor-faktor lain yang diduga turut berperan dan mempengaruhi stres seperti sifat stressor, durasi stressor, jumlah stressor, pengalaman masa lalu, tipe kepribadian dan tingkat perkembangan individu agar hasil yang diperoleh lebih bervariasi, beragam dan generalisasi sehingga penelitian menjadi lebih luas serta kesimpulan yang diperoleh lebih komprehensif .