KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN.

(1)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….……… iii

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A.Latar Belakang Masalah ………. 1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah ……… 5

C.Pembatasan Masalah ……….. 6

D.Tujuan Penelitian ……… 6

E. Manfaat Penelitian ……….. 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ………. 7

BAB II LANDASAN TEORI ……… 10

A.Literasi Sains/Kimia ……….. 10

B.Alat Ukur Penilaian Literasi Sains/Kimia ………. 13

C.Karakteristik Alat Ukur Penilaian Literasi Sains ……….. 20

D.Model Rekonstruksi Pendidikan (MER) untuk Pengembangan Alat Ukur Penilaian Literasi Sains ………. 21

E. Kaidah Penulisan Butir Soal Pilihan Ganda sebagai Pedoman Penulisan Soal Pilihan Ganda Alat Ukur Literasi Sains ……… 24

F. Teknik Mengkonstruksi Alat Ukur Penilaian Literasi Sains/Kimia …... 27

G.Kualitas Alat Ukur Penilaian Literasi Sains ………... 33

H.Tinjauan Materi Pembelajaran ……… 39

BAB III METODE PENELITIAN ………..………. 53

A.Lokasi dan Subjek/Objek Penelitian ……….. 53

B.Model Penelitian ………..……….. 53

C.Definisi Operasional ……….……….. 54

D.Instrumen Penelitian ……….……….. 55

E. Alur Penelitian ……….……….. 57


(2)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

G.Teknik Analisis Data ……….. 63

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 65

A. Kualitas Alat Ukur Literasi Sains yang Dikonstruksi ……..……... 65

B. Kesesuaian Alat Ukur Penilaian Literasi Sains Konten Sel Volta Menggunakan Konteks Baterai Li-Ion Ramah Lingkungan dengan Karakteristik Penilaian Literasi Sains PISA ………. 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 99

A.Kesimpulan ………. 99

B.Saran ……… 99


(3)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Aspek konteks dilihat dari Seting Personal, Sosial dan Global ….. 14 Tabel 2.2 Kategori dan Cakupan Proses Sains ……… 16 Tabel 2.3 Aspek Respon Sikap Terhadap Isu Sains dalam PISA Tahun 2012. 17 Tabel 2.4 Harga CVR Kritis Lawshe (CVR kritis) untuk Sejumlah Ahli yang

Berbeda; Tes One Tailed dengan Signifikansi 0.5 ………... 36 Tabel 2.5 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes ………. 38 Tabel 2.6 Komponen dan Reaksi yang Terjadi pada Baterai Li-ion …………. 44 Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Validasi Alat Ukur ……….. 62 Tabel 4.1 Daftar Buku/Monograf yang digunakan sebagai Eksplanasi Ilmiah.. 68 Tabel 4.2 Rincian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ……… 72 Tabel 4.3 Kompetensi dan Kategori Proses Sains pada PISA 2012 …………. 73 Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Ahli Terhadap Validitas Alat Ukur ………... 77 Tabel 4.5 Distribusi Kompetensi Ilmiah PISA dalam Butir Soal Literasi Sains 80 Tabel 4.6 Distribusi Kompetensi Menjelaskan Fenomena Ilmiah dalam Butir

Soal Literasi Sains ………. 81 Tabel 4.7 Distribusi Aspek Sikap PISA dalam Butir Soal Literasi Sains ……. 82 Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan “Konten Sel Volta yang

Terdapat Dalam Alat Ukur Penilaian Literasi Sains yang Dikonstruksi Relevan dengan Situasi Kehidupan Nyata”……….. 84 Tabel 4.9 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Konten Sel Volta yang

Terdapat dalam Alat Ukur Penilaian Literasi Sains yang Dikonstruksi Merupakan Pengetahuan Penting Sehingga Perlu Dikembangkan” 84 Tabel 4.10 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Konten Sel Volta yang

Dikembangkan pada Alat Ukur Penilaian Literasi Sains Sesuai dengan Kurikulum yang Berlaku”……… 85 Tabel 4.11 Rekapitulasi Jumlah Skor Jawaban Responden terhadap Pernyataan

Alat Ukur Penilaian Literasi Sains yang Dikonstruksi Sesuai dengan Aspek Konten Sains PISA ………. 85


(4)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

Tabel 4.12 Interpretasi Jawaban Responden (Kategori Hasil Rekapitulasi Jumlah Skor Indikator Pertama) ……… 86 Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan “Alat Ukur Penilaian

Literasi Sains yang Dikonstruksi Melibatkan Isu-isu Penting di Dalam Kehidupan Sehari-hari”……….. 87 Tabel 4.14 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Konteks Baterai Li-ion

Ramah Lingkungan yang Dikaitkan dengan Konten Sel Volta dalam Alat Ukur Penilaian Literasi Sains yang Dikonstruksi Mudah

Difahami dan Menarik Perhatian Siswa”……….. 87 Tabel 4.15 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Konteks Baterai Li-ion Ramah Lingkungan yang terdapat dalam Alat Ukur Penilaian Literasi Sains yang Dikonstruksi Dikenal dan Relevan untuk Siswa (Laki-laki dan Perempuan)” ……… 88 Tabel 4.16 Rekapitulasi Jumlah Skor Jawaban Responden terhadap Pernyataan

Alat Ukur Penilaian Literasi Sains yang Dikonstruksi Sesuai dengan Aspek Konteks Sains PISA ………... 89 Tabel 4.17 Interpretasi Jawaban Responden (Kategori Hasil Rekapitulasi Jumlah

Skor Indikator Kedua) ……… 89 Tabel 4.18 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan “Alat Ukur Penilaian

Literasi Sains yang Dikonstruksi Mencakup Kategori Proses Sains Berupa Mengidentifikasi Isu Ilmiah”……… 90 Tabel 4.19 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Alat Ukur Penilaian

Literasi Sains yang Dikonstruksi Mencakup Kategori Proses Sains Berupa Menjelaskan Fenomena Secara Ilmiah”………. 91 Tabel 4.20 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Alat Ukur Penilaian

Literasi Sains yang Dikonstruksi Mencakup Kategori Proses Sains Berupa Menggunakan Bukti Ilmiah”………... 91 Tabel 4.21 Rekapitulasi Jumlah Skor Jawaban Responden terhadap Pernyataan

Alat Ukur Penilaian Literasi Sains yang Dikonstruksi Sesuai dengan Aspek Proses (Kompetensi Ilmiah) Sains PISA ………. 92


(5)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

Tabel 4.22 Interpretasi Jawaban Responden (Kategori Hasil Rekapitulasi Jumlah Skor Indikator Ketiga)……… 93 Tabel 4.23 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan “Alat Ukur Penilaian

Literasi Sains yang Dikonstruksi Dapat Berpengaruh Positif Terhadap Sikap Siswa Dalam Aspek Ketertarikan Siswa Terhadap Sains” .. 93 Tabel 4.24 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Alat Ukur Penilaian

Literasi Sains yang Dikonstruksi Dapat Berpengaruh Positif Terhadap Sikap Siswa Dalam Aspek Rasa Tanggung Jawab Terhadap Sumber Daya Alam dan Lingkungan” ………... 94 Tabel 4.25 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Alat Ukur Penilaian Literasi

Sains yang Dikonstruksi Dapat Berpengaruh Positif Terhadap Sikap Siswa

Dalam Aspek Mendukung Inkuiri (Penemuan) Sains”………... 95 Tabel 4.26 Rekapitulasi Jumlah Skor Jawaban Responden terhadap Pernyataan

Alat Ukur Penilaian Literasi Sains yang Dikonstruksi Sesuai dengan Aspek Sikap Sains PISA ………... 95 Tabel 4.27 Interpretasi Jawaban Responden (Kategori Hasil Rekapitulasi Jumlah Skor Indikator Keempat) ………... 96 Tabel 4.28 Rekapitulasi Jumlah Skor Keseluruhan Jawaban Responden Terhadap

Kesesuaian Alat Ukur Penilaian Literasi Sains yang Dikonstruksi dengan PISA ………. 97 Tabel 4.29 Interpretasi Jawaban Responden (Kategori Hasil Rekapitulasi Jumlah Skor Seluruh Pernyataan Angket) ………. 97


(6)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penilaian PISA Tahun 2012 ……… 18

Gambar 2.2 Tiga Komponen Model Rekonstruksi Pendidikan ……….. 22

Gambar 2.3 Langkah-Langkah dalam Klarifikasi dan Analisis Konten Sains.. 27

Gambar 2.4 Reaksi yang terjadi pada lempeng Zn ketika dicelupkan pada larutan CuSO4 ………. 39

Gambar 2.5 Rangkaian Sel Galvani ………. 41

Gambar 2.6 Skema Baterai Li-ion ………... 43

Gambar 2.7 Pergerakan ion Li+ dari anoda ke katoda saat proses discharge... 46

Gambar 2.9 Perkembangan Baterai Li-ion dari Tahun ke Tahun ……… 46

Gambar 2.10 Tanda Peringatan pada Baterai Li-ion ……… 51

Gambar 2.11 Tanda Daur Ulang pada Baterai Li-Ion ………. 51


(7)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN

Lampiran A.1 Analisis Wacana Teks Asli Konten Sel Volta ……… 106

Lampiran A.2 Analisis Wacana (proses penghalusan) konten sel Volta …… 115

Lampiran A.3 Analisis Wacana Teks Asli Konteks Baterai Li-ion Ramah Lingkungan ………..………. 122

Lampiran A.4 Analisis Wacana (Proses Penghalusan) Konteks Baterai Li-ion Ramah Lingkungan .………. 160

Lampiran A.5 Perumusan Aspek Konteks dan Aspek Konten ……… 182

Lampiran A.6 Penurunan Proporsi Mikro dan Makro ……… 193

Lampiran A.7 Struktur Makro ………. 208

Lampiran A.8 Perumusan Indikator Aspek Kognitif dan Sikap ………. 210

Lampiran A.9 Kisi-Kisi Alat Ukur Penilaian Literasi Sains Aspek Kognitif dan Sikap Sains ………... 213

Lampiran A.10 Validasi Kesesuaian Alat Ukur Literasi Sains dengan Indikator Pembelajaran Aspek Kognitif dan Aspek Sikap dalam Konstruksi Alat Ukur Penilaian Literasi Sains Siswa SMA Materi Sel Volta Menggunakan Konteks Baterai Li-ion Ramah Lingkungan ... 218

Lampiran A.11 Soal Literasi Baterai Li-ion Ramah Lingkungan ……… 245

Lampiran A.12 Angket Penilaian Ahli Terhadap Kesesuaian Alat Ukur yang Dikonstruksi dengan Karakteristik Soal Literasi Sains PISA ... 255

LAMPIRAN B PENGOLAHAN DATA Lampiran B.1 Hasil Validasi Kesesuaian Indikator dengan Kompetensi Dasar 257 Lampiran B.2 Hasil Validasi Kesesuaian Indikator dengan Kompetensi Ilmiah PISA 2012 ……… 258


(8)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

Lampiran B.4 Hasil Validasi Kesesuaian Indikator dengan Ketepatan Jawaban …. 260 Lampiran B.5 Analisis Uji Reliabilitas ……… 261

LAMPIRAN C DOKUMENTASI PENELITIAN

Lampiran C.1 Surat Izin Penelitian ………. 263 Lampiran C.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……… 264


(9)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sejatinya adalah proses memanusiakan manusia, maka program pendidikan seharusnya dapat menjawab kebutuhan manusia secara utuh dalam menghadapi kenyataan hidup yang terus berubah (Nuh, 2013). Pendidikan sains pada abad ke-21 ini seharusnya dapat merangsang pembahasan hubungan timbal balik antara ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat berkaitan dengan pentingnya isu-isu yang ada dan terjadi di sekitar peserta didik. Sains pada hakikatnya terdiri atas empat aspek yaitu konten/konsep sains, kompetensi (proses) sains, konteks aplikasi sains, dan sikap sains (OECD, 2013).

Kimia merupakan bagian dari rumpun sains, karena itu pembelajaran kimia juga merupakan bagian dari pembelajaran sains. Pembelajaran sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran kimia sebagai bagian dari pendidikan sains berperan penting untuk menyiapkan peserta didik yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan sains dan teknologi (Depdiknas, 2006).

Sains berperan sangat penting dalam segala aspek kehidupan manusia, karena itu sangat diperlukan oleh semua insan Indonesia (science for all) dalam membentuk masyarakat yang literasi sains (Liliasari, 2011). Literasi sains atau melek sains didefinisikan sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta untuk memahami alam semesta dan membuat keputuan dari perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia (OECD, 2009).

Studi hasil belajar dalam bidang sains, khususnya literasi sains pada level Internasional diselenggarakan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) melalui program PISA. PISA (Programme for


(10)

2

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

International Student Assessment) adalah studi literasi yang bertujuan untuk meneliti secara berkala tentang kemampuan siswa usia 15 tahun dalam membaca (reading literacy), matematika (mathematics literacy), dan sains (scientific literacy) (Okezon, 2013). PISA mengukur kecakapan anak-anak usia 15 tahun dalam mengimplementasikan masalah-masalah di kehidupan nyata. Indonesia mengikuti siklus tes tiga tahunan PISA sejak tahun 2000 (Kompas, 2013).

PISA tahun 2012 bertema ”Evaluating School Systems to Improve Education” diikuti 34 negara anggota OECD dan 31 negara mitra (termasuk Indonesia) yang mewakili lebih dari 80 persen ekonomi dunia. Murid yang terlibat sebanyak 510.000 anak usia 15 tahun yang mewakili 28 juta anak usia 15 tahun di sekolah dari 65 negara partisipan (Kompas, 2013). Hasil yang dipublikasikan pada tanggal 3 Desember 2013 ini memperkuat fakta rendahnya kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang matematika, sains, dan membaca dibandingkan dengan anak-anak lain di dunia. Posisi Indonesia nyaris jadi juru kunci dalam kemampuan matematika dan sains, yakni urutan ke-64 dari 65 negara. Indonesia hanya sedikit lebih baik dari Peru yang berada di ranking terbawah. Rata-rata skor matematika anak-anak Indonesia 375, rata-rata skor membaca 396, dan rata-rata skor untuk sains 382. Padahal, rata-rata skor OECD secara berurutan adalah 494, 496, dan 501 (Kompas, 2013). Berdasarkan hal tersebut, terlihat dengan jelas bahwa siswa di Indonesia memiliki literasi sains yang masih di bawah rata-rata dan secara umum kemampuan siswa Indonesia berada pada tahapan terendah skala pengukuran PISA, yaitu hanya dapat menjelaskan konsep sederhana. Posisi Indonesia tertinggal jauh bila dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya.

Faktor penyebab rendahnya literasi sains di Indonesia adalah proses pembelajaran sains di sekolah selama ini, siswa beranggapan bahwa sains merupakan pelajaran yang terpisah dari tempat mereka berada, selain itu sistem penilaian di Indonesia saat ini belum sesuai dengan sistem penilaian PISA karena masih menitikberatkan pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal teoritis dan hitungan tanpa menyajikan masalah nyata yang sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan siswa (Sudiatmika, 2010). Banyaknya materi uji dalam penilaian PISA dan TIMMS yang tidak sesuai dengan materi uji dalam kurikulum


(11)

3

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di Indonesia menjadi salah satu penyebab rendahnya prestasi Indonesia dalam capaian literasi sains siswa (Depdikbud, 2013).

Sebagai salah satu pedoman dalam penilaian literasi sains, PISA memiliki empat aspek penting dalam kerangka penilaian literasi sains. Aspek-aspek tersebut mencakup aspek konteks, konten, keterampilan ilmiah (sains), dan sikap. Soal-soal PISA tidak mengukur konteks, tetapi mengukur (kompetensi) proses sains, pengetahuan, dan sikap sains yang disajikan terkait dengan konteks (OECD, 2009). Keempat aspek tersebut menuntut siswa untuk dapat menjelaskan konteks berupa fenomena nyata dan menggunakan pengetahuan sains yang dimiliki oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut mengindikasikan bahwa fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari peserta didik sangat berkaitan dengan konsep-konsep sains. Hal ini menjadi sangat potensial agar fenomena tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk memperkaya pemahaman peserta didik mengenai konsep sains yang sedang diajarkan dan dapat menarik minat peserta didik terhadap pembelajaran sains khususnya mata pelajaran kimia.

Dalam rangka mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam meningkatkan capaian literasi sains, perlu dilakukan rekonstruksi pada pembuatan alat ukur penilaian hasil belajar berupa soal-soal yang sesuai dengan soal-soal PISA. Alat ukur penilaian hasil belajar yang dibuat hendaknya disesuaikan dengan kerangka penilaian sains PISA agar siswa menjadi lebih terbiasa untuk mengerjakan soal-soal literasi sains, sehingga siswa tidak hanya memiliki kemampuan kognitif, namun siswa juga memiliki kemampuan sains serta sikap sains yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sekaligus kemampuan menggunakan konsep dan proses pengambilan keputusan rasional pada masalah sosial.

Di Jerman, pengembangan model pengajaran, sekuensi mengajar, dan bahan ajar telah terlebih dahulu dikembangkan. Model ini dikenal dengan sebutan Model of Educational Reconstruction (MER). MER diperkenalkan oleh Duit, Gropengieber, dan Kattmann (1995). Model tersebut juga telah digunakan oleh


(12)

4

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jouni Viiri, Antti Savinainen (2008) untuk memperbaiki sekuensi pembelajaran dan Laherto (2012) untuk memperkenalkan teknologi nano sains di sekolah menengah. Beberapa penelitian yang menjadikan MER sebagai kerangka pijakannya telah menghasilkan pencapaian yang memuaskan terhadap perangkat yang dikembangkan.

Salah satu materi kimia yang memiliki potensi untuk dikembangkan dengan model MER melalui konstruksi alat ukur penilaian literasi sains adalah konsep sel Volta. Pemilihan konsep materi sel volta didasarkan pada pandangan PISA terkait dengan beberapa prinsip pemilihan konten sains PISA, yakni :

1. Konsep yang diujikan harus relevan dengan situasi kehidupan keseharian yang nyata.

2. Konsep itu diperkirakan masih akan relevan sekurang-kurangnya untuk satu dasawarsa ke depan.

3. Konsep itu harus berkaitan dengan kompetensi proses yaitu pengetahuan tidak hanya mengandalkan daya ingat siswa dan berkaitan hanya dengan informasi tertentu.

(Hayat dan Suhendra, 2010) Dalam hal ini, konten sel Volta sesuai dengan ketiga prinsip pemilihan konten tersebut. Di samping itu, berdasarkan the natural edge project (2011: 9) sel Volta termasuk dalam kriteria spesifik pada klasifikasi reaksi kimia. Materi ini dirancang pada suatu silabus oleh Queensland Studies Authority (QSA) Senior School. Konten sel Volta merupakan bagian dari materi pokok elektrokimia yang terdapat di SMA kelas tiga semester pertama. Di samping itu, konteks yang digunakan adalah baterai Li-ion ramah lingkungan. Pemilihan konteks yang digunakan didasarkan pada beberapa kriteria seperti yang dirumuskan oleh De Jong (2006) yaitu: 1) Konteks yang digunakan dikenal dan relevan untuk siswa (perempuan dan laki-laki), 2) Konteks yang digunakan tidak mengganggu perhatian siswa terhadap konsep yang dihubungkan, 3) Konteks yang digunakan tidak terlalu menyulitkan bagi siswa, dan 4) Konteks yang digunakan tidak


(13)

5

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membingungkan siswa. Selain itu konteks baterai Li-ion sangat dekat dengan kehidupan siswa.

Sejak penemuannya di awal abad ke-21 baterai Li-ion menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia sehari-hari di era modern, tidak terkecuali pada siswa, mereka menggunakan baterai Li-ion sebagai sumber energi untuk menyalakan perangkat elektronik mereka seperti pada laptop, komputer, telepon genggam dan digital media player (Compton, et al., 2012). European Commision mengkategorikan baterai Li-ion sebagai baterai ramah lingkungan dikarenakan kandungan logam pada baterai Li-ion tidak menggunakan logam murni melainkan campuran, sehingga dipandang aman untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir. Disamping itu, baterai Li-ion merupakan baterai yang dapat diisi ulang berkali-kali dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama sehingga mengurangi jumlah limbah baterai di lingkungan (Dabek, 2008).

Meskipun baterai Li-ion banyak digunakan oleh hampir seluruh anggota masyarakat, namun proses kimia yang terdapat dalam baterai Li-ion jarang dibahas dalam kurikulum sains terkait terutama mata pelajaran kimia (Compton, et al., 2012). Padahal baterai Li-ion merupakan salah satu contoh dari konsep sel Volta yang di dalamnya melibatkan proses kimia seperti reaksi reduksi oksidasi yang dapat diperkenalkan pada siswa sebagai contoh ideal pengaplikasian sel Volta yang dapat menghubungkan siswa dengan pengaplikasian ilmu kimia di dunia nyata (Compton, et al., 2012).

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian mengenai “Konstruksi alat ukur penilaian literasi sains siswa SMA materi sel Volta menggunakan konteks baterai Li-ion ramah lingkungan”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Hasil tes yang dilakukan siswa di Indonesia dalam mengikuti tes Program for International Student Assesment (PISA) selalu berada pada peringkat 5 terbawah sejak tahun 2000 hingga tahun 2012 lalu. Hal ini disebabkan karena soal-soal yang diteskan oleh PISA jauh berbeda dengan soal-soal yang sering mereka


(14)

6

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapatkan di sekolah maupun di buku-buku yang beredar di Indonesia. Kebanyakan tes yang diberikan oleh guru hanya menyajikan aspek konten sains saja, tanpa melibatkan aspek proses sains, aspek konteks sains maupun aspek sikap sains. Sistem penilaian siswa di Indonesia membutuhkan sistem penilaian yang mengadopsi bentuk tipe soal serupa dengan PISA untuk mendorong peningkatan literasi sains siswa SMA sekaligus menggali kemampuan berpikir ilmiah, kritis, kreatif, dan inovatif. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka permasalahan utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimana alat ukur literasi sains siswa SMA pada konten sel Volta menggunakan konteks baterai Li-ion ramah lingkungan yang dikonstruksi?” Untuk mempermudah pengkajian secara sistematis terhadap permasalahan yang diteliti, maka rumusan masalah tersebut dirinci menjadi sub-sub masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kualitas alat ukur penilaian literasi sains yang dikembangkan ditinjau dari parameter validitas dan reliabilitas?

2. Bagaimana penilaian ahli mengenai kesesuaian karakteristik soal dalam alat ukur literasi sains/kimia yang dikonstruksi pada konten sel Volta menggunakan konteks baterai Li-ion ramah lingkungan dengan soal literasi sains PISA?

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi pada konteks baterai yang ramah lingkungan, yaitu baterai Li-ion. Model rekonstruksi alat ukur literasi sains yang digunakan adalah model rekonstruksi pendidikan. Model ini terdiri atas 3 komponen, yaitu: 1). Analisis struktur konten; 2). Penelitian mengajar dan belajar; dan 3). implementasi dan evaluasi (Duit, et. al, 2012). Pelaksanaan penelitian ini dibatasi pada tahap analisis struktur konten.

D. Tujuan Penelitian

Terkait dengan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh alat ukur literasi sains siswa SMA pada konten sel volta


(15)

7

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan konteks baterai Li-ion ramah lingkungan yang dikonstruksi untuk memperoleh informasi mengenai kualitas alat ukur penilaian literasi sains siswa SMA berdasarkan parameter validitas dan reliabilitas serta sesuai dengan karakteristik soal-soal PISA.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memfasilitasi tersedianya instrumen alat ukur penilaian literasi kimia pada materi sel Volta yang dapat dimanfaatkan oleh guru di lapangan, sehingga siswa terbiasa mengerjakan soal-soal terkait literasi sains.

2. Lembaga pendidikan, membantu mengembangkan instrumen penilaian literasi sains yang sesuai dengan proses belajar mengajar dan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih instrumen penilaian literasi sains demi kemajuan proses pembelajaran.

3. Peneliti lain, menjadi salah satu bahan kajian dalam pengembangan penelitian yang berkaitan dengan instrumen penilaian literasi sains untuk melakukan penelitian sejenis dengan konteks dan konten yang berbeda.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi hasil penelitian penulis dibagi menjadi lima bab, dimana masing-masing bab menguraikan hal-hal mengenai hasil analisa. Kelima bab tersebut meliputi.

Bab I merupakan bagian pendahuluan yang memaparkan latar belakang dilakukannya penelitian ini, yaitu karena belum banyak ditemukan soal-soal kimia yang dapat mengukur literasi sains/kimia siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku saat ini. Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana alat


(16)

8

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ukur literasi sains/kimia siswa SMA yang dikontruksi pada konten sel volta menggunakan konteks baterai Li-ion ramah lingkungan. Hal ini berimplikasi pada tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh alat ukur literasi sains/kimia siswa SMA yang dikonstruksi pada konten sel Volta menggunakan konteks baterai Li-ion ramah lingkungan yang sesuai dengan karakteristik soal-soal PISA.

Bab II disajikan kajian pustaka mengenai literasi sains/kimia sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahannya akibat aktivitas manusia; karakteristik alat ukur penilaian literasi sains yang memuat aspek konten, kompetensi ilmiah dan sikap yang disajikan melalui konteks yang relevan; model rekonstruksi pendidikan (MER) untuk pengembangan alat ukur penilaian literasi sains; kaidah penulisan butir soal pilihan ganda sebagai pedoman penulisan soal pilihan ganda alat ukur literasi sains; teknik mengkonstruksi alat ukur penilaian literasi sains/kimia; kualitas alat ukur literasi sains dilihat dari parameter validitas dan reliabilitas; dan tinjauan materi pembelajaran sel volta sebagai konten sains dan konteks baterai Li-Ion ramah lingkungan pada konten sel volta.

Hasil kajian pustaka pada Bab II berpengaruh terhadap rangkaian pelaksanaan penelitian yang dijabarkan dalam metodologi penelitian pada Bab III. Bab III diawali dengan penjelasan mengenai subjek penelitian dimana alat ukur literasi sains yang telah dikonstruksi, diujicobakan (uji realibilitas) pada siswa SMA kelas XII semester ganjil dari salah satu SMA di Kota Bandung. Selanjutnya penjelasan mengenai metode penelitian dimana metode penelitian yang digunakan adalah pengembangan menggunakan model rekonstruksi pendidikan (MER) Duit yang dibatasi hanya sampai tahap 1 yaitu tahap klarifikasi dan analisis konten sains. Metode yang dipilih berpengaruh terhadap instrumen penelitian yang disusun, meliputi lembar validasi ahli dan angket kesesuaian alat ukur penilaian yang dikonstruksi dengan alat ukur PISA. Instrumen penelitian yang telah disusun digunakan


(17)

9

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, meliputi data hasil validasi yang diolah menggunakan CVR, data hasil reliabilitas yang diolah menggunakan KR-20, dan data angket penilaian ahli terhadap kesesuaian karakteristik alat ukur yang dikonstruksi dengan soal PISA yang telah dikonstruksi diolah melalui skala Likert. Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan cara mengubah skor yang diperoleh dan menginterpretasikannya menjadi suatu kesimpulan.

Bab IV mengemukakan mengenai pembahasan dari hasil yang diperoleh dalam penelitian. Hasil penelitian dan pembahasan dipaparkan dalam Bab IV yang meliputi hasil pengolahan nilai CVR dan CVI untuk uji validitas, yang didalamnya membahas tentang hasil analisis deskriptif konstruksi alat ukur literasi sains yang terdiri atas hasil perumusan konteks baterai Li-Ion ramah lingkungan pada konten sel volta sebagai sumber pembuatan alat ukur penilaian literasi sains/kimia, hasil analisis standar isi mata pelajaran kimia SMA dan hasil analisis kompetensi ilmiah serta sikap PISA 2012 yang menjadi acuan dalam pembuatan indikator soal. Di samping membahas uji validitas, dibahas pula hasil uji reliabilitas melalui uji coba terbatas untuk mengetahui kualitas alat ukur penilaian literasi sains yang dikonstruksi. Selain itu dibahas pula hasil pengolahan skor angket penilaian ahli terhadap kesesuaian soal dalam alat ukur penilaian literasi sains yang dikonstruksi dengan soal PISA. Hasil penelitian yang diperoleh selanjutnya dibahas dengan mengacu pada kajian teoritis yang dipaparkan dalam Bab II.

Bab V berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, dan analisis yang dilakukan, serta saran-saran yang diajukan penulis. Kesimpulan berisi informasi dari permasalahan yang diangkat meliputi kualitas alat ukur yang dikembangkan dilihat dari validitas, reliabilitas, serta penilaian kesesuaian karakteristik alat ukur penilaian literasi sains yang dikonstruksi dengan soal PISA serta saran yang mendukung perbaikan penelitian ini.


(18)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek/Objek Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada konstruksi alat ukur penilaian literasi sains/kimia pada konten sel Volta menggunakan konteks baterai Li-ion ramah lingkungan, pengujian kualitas alat ukur yang telah dikonstruksi menggunakan dua parameter uji yaitu validitas dan reliabilitas serta kesesuaian alat ukur penilaian literasi sains yang dikonstruksi dengan karakteristik soal-soal PISA. Validasi alat ukur dilakukan di jurusan pendidikan kimia di salah satu Universitas Pendidikan Negeri di Kota Bandung. Uji reliabilitas dilakukan dengan mengujicobakan alat ukur yang telah divalidasi kepada siswa SMA kelas XII yang berjumlah 35 orang siswa di salah satu SMA negeri di Kota Bandung, serta angket dengan kesesuaian dengan responden guru kimia SMA di MGMP kimia di Kabupaten Ciamis dan guru di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan dengan menggunakan model rekonstrusi pendidikan (Duit, et al., 2012). Model ini memiliki tiga komponen yakni klarifikasi dan analisis wacana, penelitian belajar dan mengajar, serta implementasi dan evaluasi. Pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan komponen konstruksi pendidikan pada tahap 1 yaitu klarifikasi dan analisis wacana.

Klarifikasi dan analisis wacana melibatkan dua proses, yaitu elementarisasi yang mengarah pada ide-ide dasar dari konten dan konstruksi struktur konten untuk pengajaran. Dalam kedua proses ini, masalah konten ilmu pengetahuan dan isu-isu perspektif siswa seperti konsepsi siswa dan pandangan tentang konten maupun variabel afektif seperti minat dan konsep ilmu pengetahuan yang dimiliki siswa harus dipertimbangkan. Setelah melewati proses ini diharapkan peneliti


(19)

54

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat mengubah struktur konten sains menjadi struktur konten yang sesuai untuk pembelajaran di kelas (Duit, et al., 2012).

Hasil dari klarifikasi dan analisis wacana ini berupa wacana teks konteks kimia yang telah digabungkan dengan konten kimia yang terkait. Wacana teks yang dihasilkan mengandung keterampilan intelektual yang harus dicapai siswa yang kemudian diturunkan menjadi indikator untuk setiap butir soal penilaian literasi sains/kimia yang akan dibuat. Dengan kata lain, wacana teks tersebut menjadi acuan dalam pembuatan alat ukur penilaian literasi sains/kimia.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan singkat beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian.

1. Konstruksi adalah proses mengubah suatu struktur konten ilmu pengetahuan tertentu menjadi struktur konten yang sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran yang melibatkan literasi sains siswa (Duit, et al., 2012). Dalam penelitian ini hanya dilakukan klarifikasi dan analisis wacana yang merupakan tahap satu dalam model Rekonstruksi Pendidikan.

2. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis literasi sains berbentuk soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.

3. Literasi Sains adalah kemampuan menggunakan pengetahuan untuk mengidentifikasi isu-isu ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti ilmiah dalam rangka proses untuk memahami alam (OECD, 2013). Literasi sains yang dimaksud dalam penelitian ini menitikberatkan pencapaian literasi sains kimia siswa SMA.

4. Konteks sains adalah salah satu dimensi dari literasi sains yang mengandung pengertian situasi dalam kehidupan sehari-hari yang


(20)

55

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berhubungan dengan aplikasi proses dan pemahaman konsep sains, misalnya kesehatan, lingkungan, serta sains dan teknologi (OECD, 2013). Konteks yang dipilih dalam penelitian ini adalah konteks yang berhubungan dengan sains dan teknologi yaitu baterai Li-Ion.

5. Konten sains merujuk pada konsep dan teori fundamental untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. (OECD, 2013). Konten sains yang dipilih adalah konten kimia sel Volta yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena baterai Li-ion ramah lingkungan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data sesuai dengan rumusan masalah, secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Lembar Validasi Ahli

Alat ukur penilaian literasi sains berupa 35 butir soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Sebelum membuat alat ukur berupa soal, terlebih dahulu membuat analisis wacana dan konsep berdasarkan model MER dan teks wacana tersebut menjadi acuan pembuatan alat ukur. Analisis wacana konten asli sel Volta terdapat dalam Lampiran A.1[106], sedangkan untuk proses penghalusannya terdapat pada Lampiran A.2[115]. Analisis wacana konteks Baterai Li-ion ramah lingkungan terdapat pada Lampiran A.3[122], sedangkan proses penghalusannya terdapat pada Lampiran A.4[160]. Perumusan konteks-konten Baterai Li-Ion ramah lingkungan dan konten sel Volta terdapat pada Lampiran A.5[182]. Langkah berikutnya berupa prenurunan proporsi makro-mikro terdapat pada Lampiran A.6[193] dan struktur makro pada Lampiran A.7[208], hasil analisis standar isi mata pelajaran kimia SMA dan hasil analisis kompetensi serta sikap PISA 2012 yang menjadi acuan dalam pembuatan indikator soal terdapat pada Lampiran A.8[210] , dan hasil perumusan kisi-kisi soal sebagai pedoman dalam


(21)

56

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyusunan butir soal literasi sains terdapat pada Lampiran A.9[213]. Butir-butir soal alat ukur penilaian literasi sains yang dikonstruksi memuat penilaian aspek pengetahuan, proses sains (kompetensi ilmiah PISA), dan sikap sains (kompetensi aspek sikap PISA). Alat ukur penilaian literasi sains selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran A.10[218]. Lembar validasi berisi penilaian terhadap kesesuaian antara indikator dengan kompetensi dasar, indikator dengan kompetensi PISA 2012, kesesuaian indikator dengan butir soal dan ketepatan jawaban. Validasi butir soal dilakukan oleh 6 orang ahli. Adapun format lembar validasi ahli dapat dilihat dalam dalam Lampiran A.11[245].

2. Angket Tanggapan Guru terhadap Kesesuaian Alat Ukur Penilaian Literasi Sains yang Dikonstruksi dengan Karakteristik Soal-soal Literasi Sains dalam PISA

Penelitian PISA difokuskan pada empat aspek yang berkaitan yakni konteks aplikasi sains, konten sains, proses sains, dan sikap sains. Penilaian Guru terhadap kesesuaian alat ukur penilaian literasi sains yang dikonstruksi dengan karakteristik soal-soal PISA diperoleh melalui angket. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2009). Instrumen ini berisi tujuh pernyataan yang diadopsi dari poin-poin penting yang terdapat dalam karakteristik alat ukur penilaian literasi sains PISA. Angket yang digunakan memuat pernyataan-pernyataan berbentuk skala bertingkat dituliskan dalam format skala Likert, yaitu pernyataan sikap yang direspon guru dengan menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan dalam beberapa tingkatan, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), Kurang Setuju (KS), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada pilihan yang dianggap sesuai. Format angket penilaian ahli terhadap kesesuaian karakteristik soal PISA dapat dilihat selengkapnya dalam Lampiran A.12[255].


(22)

57

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Alur Penelitian

Untuk membantu mengarahkan langkah-langkah penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian, proses pengembangan instrumen digambarkan melalui alur penelitian seperti terlihat pada Gambar 3.1.

Berdasarkan alur penelitian pada Gambar 3.1, langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

1. Menelaah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang berkaitan dengan sub-materi pokok sel Volta dalam standar isi mata pelajaran kimia SMA.

2. Menelaah kepustakaan literasi sains/kimia melalui panduan penilaian PISA-OECD dan jurnal penelitian terkait.

3. Menelaah kepustakaan penilaian literasi sains/kimia melalui panduan penilaian PISA-OECD dan jurnal penelitian terkait.


(23)

58

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Alur Penelitian Telaah Kepustakaan Literasi Sains Kimia

Perumusan Kisi-kisi Alat Ukur Penilaian Literasi Sains Klarifikasi dan Analisis Wacana

Pengolahan dan Analisis Data

Temuan Penelitian dan Pembahasan Telaah Standar Isi Mata

Pelajaran Kimia SMA

Perumusan Aspek Konteks dan Aspek Konten Terkait Kimia baterai Li-ion ramah lingkungan

Kesimpulan dan Saran Angket penilaian ahli

Revisi Validasi

Uji Reliabilitas Alat Ukur Penilaian Literasi Sains Penilaian Ahli

Telaah Kepustakaan Penilaian Literasi Sains

Kimia

Valid Tidak Valid

Alat Ukur Penilaian Literasi Sains

Lembar Validasi Alat Ukur Penilaian Literasi Sains Perumusan indikator aspek kognitif berdasarkan

Kompetensi Dasar dan Kompetensi PISA 2012

Perumusan indikator aspek afektif berdasarkan Kompetensi Dasar dan aspek sikap PISA 2012


(24)

59

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tahap Pelaksanaan

Setelah melakukan semua tahap persiapan, selanjutnya masuk pada tahap pelaksanaan yang meliputi:

1. Melakukan klarifikasi dan analisis wacana materi pokok sel volta menggunakan konteks baterai Li-ion ramah lingkungan. Wacana yang dianalisis berupa wacana konten dan wacana konteks. Pada proses analisis wacana konten, dilakukan analisis terhadap buku-buku teks kimia terkait penjelasan materi pokok sel volta. Untuk wacana konteks baterai Li-ion dilakukan analisis terhadap buku-buku, artikel ilmiah dan jurnal-jurnal penelitian yang menunjang. Proses klarifikasi dan analisis wacana dilakukan mengacu pada indikator kognitif dan afektif yang telah dirumuskan. Analisis wacana konten asli sel Volta terdapat dalam Lampiran A.1[106], sedangkan untuk proses penghalusannya terdapat pada Lampiran A.2[115]. Analisis wacana konteks Baterai Li-ion ramah lingkungan terdapat pada Lampiran A.3[122], sedangkan proses penghalusannya terdapat pada Lampiran A.4[160]. Perumusan konteks-konten Baterai Li-Ion ramah lingkungan dan konten sel Volta terdapat pada Lampiran A.5[182]. Langkah berikutnya berupa penurunan proporsi makro-mikro terdapat pada Lampiran A.6[193] dan struktur makro pada Lampiran A.7[208]. 2. Merumuskan indikator aspek kognitif berdasarkan Kompetensi Dasar

dan Kompetensi Ilmiah PISA 2012 dan merumuskan indikator aspek afektif berdasarkan Aspek Sikap PISA 2012. Perumusan indikator butir soal alat ukur penilaian literasi sains berdasarkan aspek kognitif dan sikap selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A.8[210].

3. Perumusan kisi alat ukur penilaian literasi sains. Perumusan kisi-kisi alat ukur penilaian literasi sains ini meliputi aspek konteks aplikasi sains, aspek konten sains, aspek proses sains, dan aspek sikap sains serta indikator soal. Indikator yang dibuat terbagi ke dalam dua aspek yakni aspek kognitif dan aspek sikap. Indikator aspek kognitif dirumuskan setelah analisis konten dan konteks, lalu disesuaikan


(25)

60

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan KD dan Kompetensi Ilmiah PISA 2012. Sedangkan perumusan indikator aspek sikap sains, indikator dirumuskan setelah analisis konteks dan konten, lalu disesuaikan dengan KD dan aspek sikap PISA 2012. Hasil perumusan kisi-kisi soal sebagai pedoman dalam penyusunan butir soal literasi sains terdapat pada Lampiran A.9[213].

4. Membuat alat ukur penilaian literasi sains. Butir-butir soal alat ukur penilaian literasi sains yang dikonstruksi memuat penilaian aspek pengetahuan, proses sains (kompetensi ilmiah PISA), dan sikap sains (kompetensi aspek sikap PISA). Alat ukur penilaian literasi sains selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran A.10[218].

5. Membuat instrumen penelitian berupa lembar validasi ahi dan lembar penilaian kesesuaian alat ukur yang dikonstruksi dengan alat ukur literasi sains. Lembar validasi berisi penilaian terhadap kesesuaian antara indikator dengan kompetensi dasar, indikator dengan kompetensi PISA 2012, kesesuaian indikator dengan butir soal dan ketepatan jawaban. Validasi butir soal dilakukan oleh 6 orang ahli. Adapun format lembar validasi ahli dapat dilihat dalam dalam Lampiran A.11[245].

6. Melakukan validasi alat ukur penilaian literasi sains ke beberapa ahli. 7. Melakukan uji reliabilitas menggunakan alat ukur penilaian literasi

sains yang telah divalidasi.

8. Meminta tanggapan/penilaian guru berupa angket terhadap alat ukur yang dikonstruksi melalui angket. Format angket penilaian ahli terhadap kesesuaian alat ukur penilaian literasi sains yang dikonstruksi dengan karakteristik soal PISA terdapat dalam Lampiran A.12[255].


(26)

61

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Tahap Akhir

Setelah seluruh tahapan dilaksanakan, selanjutnya dilakukan pengumpulan data penelitian, pengolahan data, analisis data, pembahasan temuan hasil penelitian, lalu menarik kesimpulan dan saran.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Alasan Rasionalnya

Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari lembar validasi ahli dan nilai reliabilitas alat ukur, serta lembar penilaian kesesuaian soal literasi sains yang dikonstruksi dengan karakteristik soal PISA. Data tersebut diperlukan dalam penelitian ini, dengan alasan sebagai berikut:

1. Perumusan aspek konteks-konten hasil analisis wacana dibuat bertujuan untuk menggabungkan kedua aspek menjadi satu kesatuan wacana utuh yang dapat dijadikan sebagai sumber dalam penyusunan alat ukur penilaian literasi sains.

2. Alat ukur yang dikonstruksi kemudian divalidasi oleh 6 orang ahli dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dikonstruksi sudah valid berdasarkan judgment para ahli atau masih perlu diperbaiki. 3. Setelah dinyatakan valid, soal tersebut diuji reliabilitasnya kepada siswa

SMA di salah satu sekolah menengah atas (SMA) negeri di kota Bandung, dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dikembangkan sudah reliable atau masih perlu diperbaiki.

4. Angket berupa lembar penilaian/tanggapan guru digunakan untuk mengetahui penilaian dari ahli mengenai alat ukur literasi sains yang dikonstruksi.

G. Teknik Analisis Data

1. Data Hasil Validasi Alat Ukur

Hasil validasi ahli dianalisis dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. Kriteria Penilaian Hasil Validasi


(27)

62

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data tanggapan ahli yang diperoleh berupa ceklist dan dihitung berdasarkan kriteria dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Validasi Alat Ukur

Kriteria Bobot

Ya 1

Tidak 0

b. Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah dengan cara sebagai berikut :

1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten) CVR= �−

� 2 � 2

ne : jumlah ahli yang menyatakan Ya N : total responden (ahli)

Ketentuan:

 Jika jumlah ahli yang menyatakan “Ya” kurang dari ½ total responden maka nilai CVR = -

 Jika jumlah ahli yang menyatakan “Ya” ½ total responden, dan ½ lainnya menyatakan “Tidak” maka nilai CVR = 0

 Jika seluruh ahli menyatakan “Ya” maka nilai CVR = 1 (hal ini disesuaikan menjadi 0.99 untuk mengurangi adanya manipulasi data).

 Saat jumlah ahli yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR berada pada rentang 0-0,99.

2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten)

Setelah mengidentifikasi validitas tiap butir soal menggunakan CVR, CVI dihitung untuk menghitung keseluruhan validitas dari


(28)

63

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal yang dibuat. Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang dijawab Ya.

� =

(Lawshe, 1975) Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan pertimbangan untuk menilai kualitas alat ukur dan untuk memperbaiki alat ukur yang dikembangkan, sehingga pada tahap akhir selain mendapatkan nilai dari kualitas alat ukur yang dikembangkan, juga mendapatkan alat ukur yang telah diperbaiki

2. Data Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Penilaian Literasi Sains

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan internal consistency yang dilakukan dengan cara mengujicobakan instumen sekali, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus KR.20 (Kuder Richardson) sebagai berikut:

=k−1k [1 −∑s2 ]

Dimana, r = reliabilitas tes secara keseluruhan k = jumlah soal

p= proporsi subjek menjawab soal dengan benar q= proporsi subjek menjawab soal dengan salah s2 = variansi skor-skor tes

(Firman, 2000)

Penafsiran harga reliabilitas yang didapat dari hasil pengolahan menggunakan rumus KR-20 kemudian dinterpretasikan dengan


(29)

64

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membandingkan harga r hasil perhitungan dengan harga kritik r product moment.

3. Analisis Hasil Angket

Analisis dan deskriptif angket dilakukan dengan menggunakan Skala Likert. Penilaian didasarkan pada butir-butir pernyataan pada angket yang berkaitan dengan indikator yang telah dibuat dan indikator tersebut dijadikan sebagai indikator variabel. Angket diberikan pada responden yaitu guru kimia SMA. Responden memberikan tanggapan terhadap setiap pernyataan sesuai dengan pendapatnya masing-masing, dan jawaban dari pernyataan oleh peneliti diberi skor dengan skor maksimal 5 jika responden menjawab sangat setuju dan skor minimal 1 jika responden menjawab sangat tidak setuju. Setelah skor setiap pernyataan yang berkaitan dengan masing-masing indikator direkapitulasi, selanjutnya peneliti mengolah nilai maksimum, nilai minimum, dan interval yang akan dimasukkan ke dalam tabel interpretasi jawaban responden untuk mengetahui kategori jawaban atas responden apakah termasuk kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, atau sangat rendah.

Perhitungan nilai maksimum, nilai minimum, dan interval untuk tabel interpretasi jawaban responden terhadap pernyataan angket sebagai berikut.

Nilai minimum = � � × ∑ � × ∑ Nilai maksimum = � × ∑ � × ∑ Interval = �� �� � � � −�� �� � � �

∑ � � �

Kategori yang digunakan sebanyak 5 kategori yaitu kategori Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah (Sugiyono, 2012).


(30)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

99 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas alat ukur penilaian literasi sains yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat ditinjau dari parameter validitas dan reliabilitas. Secara keseluruhan alat ukur yang dikonstruksi memiliki validitas yang tinggi dengan nilai CVI 0,988. Sedangkan untuk reliabilitas, diperoleh nilai r product moment 0,621 yang dikategorikan tinggi dengan tingkat kepercayaan 95%. Sehingga dapat disimpulkan alat ukur penilaian literasi sains yang dikonstruksi memiliki kualitas yang bagus.

2. Penilaian ahli mengenai kesesuaian alat ukur literasi sains yang dikonstruksi dengan soal literasi sains PISA menunjukkan bahwa alat ukur yang dikonstruksi pada materi sel Volta menggunakan konteks baterai Li-ion ramah lingkungan memiliki karakter yang sesuai dengan soal literasi sains PISA. Hal ini ditunjukkan dengan data hasil rekapitulasi jumlah skor seluruh pernyataan angket mendapatkan nilai 545 dari total 604, dan dikategorikan sangat tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, peneliti mempunyai saran bagi peneliti lain, yaitu:

1. Dengan adanya kelebihan dan kekurangan terhadap alat ukur penilaian literasi sains menggunakan konteks klasifikasi material pada materi sifat materi yang dikonstruksi dalam penelitian ini dapat dilakukan pengembangan selanjutnya agar diperoleh alat ukur penilaian literasi sains yang memiliki kualitas lebih baik lagi.


(31)

100

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Dalam pembuatan soal, jika di dalam kurikulum kata kerjanya hanya sampai C3, maka untuk pengembangan alat ukurnya bisa ditambahkan hingga tingkatan yang lebih tinggi sehingga kategori proses sains pada PISA terpakai seluruhnya.

3. Mengimplementasikan alat ukur penilaian yang telah dikonstruksi oleh peneliti pada kegiatan pembelajaran di kelas, dengan syarat bahwa pembelajaran di kelas harus sudah disesuaikan dengan prinsip-prinsip pembelajaran literasi sains, agar terjadi kesinambungan dalam proses pembelajaran dengan evaluasi hasil belajar yang dilakukan.

4. Pengembangan alat ukur penilaian literasi sains dapat dikembangkan ke dalam konten dan konteks lain.


(1)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Tahap Akhir

Setelah seluruh tahapan dilaksanakan, selanjutnya dilakukan pengumpulan data penelitian, pengolahan data, analisis data, pembahasan temuan hasil penelitian, lalu menarik kesimpulan dan saran.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Alasan Rasionalnya

Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari lembar validasi ahli dan nilai reliabilitas alat ukur, serta lembar penilaian kesesuaian soal literasi sains yang dikonstruksi dengan karakteristik soal PISA. Data tersebut diperlukan dalam penelitian ini, dengan alasan sebagai berikut:

1. Perumusan aspek konteks-konten hasil analisis wacana dibuat bertujuan untuk menggabungkan kedua aspek menjadi satu kesatuan wacana utuh yang dapat dijadikan sebagai sumber dalam penyusunan alat ukur penilaian literasi sains.

2. Alat ukur yang dikonstruksi kemudian divalidasi oleh 6 orang ahli dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dikonstruksi sudah valid berdasarkan judgment para ahli atau masih perlu diperbaiki. 3. Setelah dinyatakan valid, soal tersebut diuji reliabilitasnya kepada siswa

SMA di salah satu sekolah menengah atas (SMA) negeri di kota Bandung, dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dikembangkan sudah reliable atau masih perlu diperbaiki.

4. Angket berupa lembar penilaian/tanggapan guru digunakan untuk mengetahui penilaian dari ahli mengenai alat ukur literasi sains yang dikonstruksi.

G. Teknik Analisis Data

1. Data Hasil Validasi Alat Ukur

Hasil validasi ahli dianalisis dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. Kriteria Penilaian Hasil Validasi


(2)

62

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data tanggapan ahli yang diperoleh berupa ceklist dan dihitung berdasarkan kriteria dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Validasi Alat Ukur

Kriteria Bobot

Ya 1

Tidak 0

b. Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah dengan cara sebagai berikut :

1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten) CVR= �−

� 2 � 2

ne : jumlah ahli yang menyatakan Ya N : total responden (ahli)

Ketentuan:

 Jika jumlah ahli yang menyatakan “Ya” kurang dari ½ total responden maka nilai CVR = -

 Jika jumlah ahli yang menyatakan “Ya” ½ total responden,

dan ½ lainnya menyatakan “Tidak” maka nilai CVR = 0

 Jika seluruh ahli menyatakan “Ya” maka nilai CVR = 1 (hal ini disesuaikan menjadi 0.99 untuk mengurangi adanya manipulasi data).

 Saat jumlah ahli yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR berada pada rentang 0-0,99.

2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten)

Setelah mengidentifikasi validitas tiap butir soal menggunakan CVR, CVI dihitung untuk menghitung keseluruhan validitas dari


(3)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal yang dibuat. Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang dijawab Ya.

� =

(Lawshe, 1975) Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan pertimbangan untuk menilai kualitas alat ukur dan untuk memperbaiki alat ukur yang dikembangkan, sehingga pada tahap akhir selain mendapatkan nilai dari kualitas alat ukur yang dikembangkan, juga mendapatkan alat ukur yang telah diperbaiki

2. Data Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Penilaian Literasi Sains

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan internal consistency yang dilakukan dengan cara mengujicobakan instumen sekali, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus KR.20 (Kuder Richardson) sebagai berikut:

=k−1k [1 −∑s2 ]

Dimana, r = reliabilitas tes secara keseluruhan k = jumlah soal

p= proporsi subjek menjawab soal dengan benar q= proporsi subjek menjawab soal dengan salah s2 = variansi skor-skor tes

(Firman, 2000)

Penafsiran harga reliabilitas yang didapat dari hasil pengolahan menggunakan rumus KR-20 kemudian dinterpretasikan dengan


(4)

64

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membandingkan harga r hasil perhitungan dengan harga kritik r product moment.

3. Analisis Hasil Angket

Analisis dan deskriptif angket dilakukan dengan menggunakan Skala Likert. Penilaian didasarkan pada butir-butir pernyataan pada angket yang berkaitan dengan indikator yang telah dibuat dan indikator tersebut dijadikan sebagai indikator variabel. Angket diberikan pada responden yaitu guru kimia SMA. Responden memberikan tanggapan terhadap setiap pernyataan sesuai dengan pendapatnya masing-masing, dan jawaban dari pernyataan oleh peneliti diberi skor dengan skor maksimal 5 jika responden menjawab sangat setuju dan skor minimal 1 jika responden menjawab sangat tidak setuju. Setelah skor setiap pernyataan yang berkaitan dengan masing-masing indikator direkapitulasi, selanjutnya peneliti mengolah nilai maksimum, nilai minimum, dan interval yang akan dimasukkan ke dalam tabel interpretasi jawaban responden untuk mengetahui kategori jawaban atas responden apakah termasuk kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, atau sangat rendah.

Perhitungan nilai maksimum, nilai minimum, dan interval untuk tabel interpretasi jawaban responden terhadap pernyataan angket sebagai berikut.

Nilai minimum = � � × ∑ � × ∑

Nilai maksimum = � × ∑ � × ∑

Interval = �� �� � � � −�� �� � � � ∑ � � �

Kategori yang digunakan sebanyak 5 kategori yaitu kategori Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah (Sugiyono, 2012).


(5)

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

99 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas alat ukur penilaian literasi sains yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat ditinjau dari parameter validitas dan reliabilitas. Secara keseluruhan alat ukur yang dikonstruksi memiliki validitas yang tinggi dengan nilai CVI 0,988. Sedangkan untuk reliabilitas, diperoleh nilai r product moment 0,621 yang dikategorikan tinggi dengan tingkat kepercayaan 95%. Sehingga dapat disimpulkan alat ukur penilaian literasi sains yang dikonstruksi memiliki kualitas yang bagus.

2. Penilaian ahli mengenai kesesuaian alat ukur literasi sains yang dikonstruksi dengan soal literasi sains PISA menunjukkan bahwa alat ukur yang dikonstruksi pada materi sel Volta menggunakan konteks baterai Li-ion ramah lingkungan memiliki karakter yang sesuai dengan soal literasi sains PISA. Hal ini ditunjukkan dengan data hasil rekapitulasi jumlah skor seluruh pernyataan angket mendapatkan nilai 545 dari total 604, dan dikategorikan sangat tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, peneliti mempunyai saran bagi peneliti lain, yaitu:

1. Dengan adanya kelebihan dan kekurangan terhadap alat ukur penilaian literasi sains menggunakan konteks klasifikasi material pada materi sifat materi yang dikonstruksi dalam penelitian ini dapat dilakukan pengembangan selanjutnya agar diperoleh alat ukur penilaian literasi sains yang memiliki kualitas lebih baik lagi.


(6)

100

SRIE MULYATI, 2015

KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA

PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Dalam pembuatan soal, jika di dalam kurikulum kata kerjanya hanya sampai C3, maka untuk pengembangan alat ukurnya bisa ditambahkan hingga tingkatan yang lebih tinggi sehingga kategori proses sains pada PISA terpakai seluruhnya.

3. Mengimplementasikan alat ukur penilaian yang telah dikonstruksi oleh peneliti pada kegiatan pembelajaran di kelas, dengan syarat bahwa pembelajaran di kelas harus sudah disesuaikan dengan prinsip-prinsip pembelajaran literasi sains, agar terjadi kesinambungan dalam proses pembelajaran dengan evaluasi hasil belajar yang dilakukan.

4. Pengembangan alat ukur penilaian literasi sains dapat dikembangkan ke dalam konten dan konteks lain.