PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL : Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul.

(1)

PENGARUH WORD OF MOUTHTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL

(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

SKRIPSI

Oleh

Anggi Ismail Halili 1103084

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARANPARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


(2)

oleh

Anggi Ismail Halili 1103084

Sebuah Skripsi yang diajukan untukmemenuhi salas satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata pada FakultasPendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

UniversitasPendidikan Indonesia

©Anggi Ismail Halili 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan cetakan ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa seizin penulis


(3)

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL

(Survei Terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si NIP. 195905151986011001

Pembimbing II

Rini Andari, S.Pd.,SE.,Par.,MM NIP. 19810916 200812 2002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Yeni Yuniawati, S.Pd., MM. NIP. 1981 06 08 2006 04 2001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis,


(4)

Keputusan Berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul. (Survei pada

wisatawan nusantara yang berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul), Skripsi 2015, dibawah bimbingan Dr. H. Hari Mulyadi., M.Si., dan Rini Andari, S.Pd.,SE.,Par.,MM.

Perkembangan industri pariwisata di Indonesia semakin pesat, hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah perjalanan wisatawan ke Indonesia.Industri pariwisata memberikan dampak yang luar biasa bagi Indonesia diantaranya pada aspek sosial, budaya, terutama ekonomi.Kota Sukabumi merupakan kota kecil di Jawa Barat yang memiki cukup banyak potensi pariwisata, potensi pariwisata yang telah terkelola dengan cukup baik oleh Pemda setempat yaitu Pemandian Air Panas Cikundul. Pemandian Air Panas Cikundul memiliki beberapa daya tarik wisata yang mampu memanjakan pengunjung dengan kenyamanan dan khasiat air panas serta memberikan ketenangan suasana desa yang dialiri sungai Cimandiri. Tiga tahun terakhir ini tingkat kunjungan Pemandian Air Panas Cikundul mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh banyak faktor, beberapa diantaranya adalah bermunculannya destinasi wisata baru di kawasan sekitar Kota Sukabumi, sehingga wisatawan memiliki banyak pilihan destinasi untuk berwisata. Salah satu cara yang dilakukan Pemandian Air Panas Cikundul untuk meningkatkan kembali kunjungan wisatawan adalah dengan melakukan pemasaran word of mouth. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil temuan mengenai word of mouth di Pemandian Air Panas Cikundul, keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul dan pengaruh

word of mouth terhadap keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Pemandian Air Panas Cikundul dengan sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga diperoleh sampel sebanyak 100 responden.Teknik sampling yang digunakan adalah sistematic random

sampling dan untuk teknik analisis data yang digunkan adalah teknik analisis regresi

berganda.Berdasarkan hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa word of mouth berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung wisatawan Pemandian Air Panas Cikundul.Saran untuk pihak Pemandian Air Panas Cikundul agar memaksimalkan pemasaran word of mouth melalui media internet dan juga agar Pemandian Air Panas Cikundul dapat menambah atraksi wisata.


(5)

Anggi Ismail Halili, 1103084, TheEffect of Word of Mouth to the Decision to Visit Pemandian Air Panas Cikundul. (Survey on tourists who visit Pemandian Air

Panas Cikundul), Thesis 2015, under the guidance of Dr. H. Hari Mulyadi., M.Sc.,

and Rini Andari, S.Pd., SE., Par., MM.

The development of the tourism industry in Indonesia is growing rapidly, it is marked by the increasing number of tourists traveling to Indonesia. The tourism industry provide tremendous impact for Indonesia include social, cultural, especially economic. Sukabumi is a small town in West Java, there is a lot of tourism potential, tourism potential which has been managed quite well by the government that Pemandian Air Panas Cikundul. Pemandian Air Panas CIkundul has several tourist attraction that is able to pamper tourist with comfort and efficacy of hot spring and give composure atmosphere where Cimandiri river flowed. The last three years, level visit of Pemandian Air Panas Cikundul decreased, this is caused by many factors, some of which is the emergence of new tourist destinations in the area around the Sukabumi City, so tourists have many options for sightseeing destinations. One of the ways to increase visitors is word of mouth marketing. This study aim to obtain findings on word of mouth in Pemandian Air Panas Cikundul, visiting decision in Pemandian Air Panas Cikundul and word of mouth influence on visiting decision in Pemandian Air Panas Cikundul. The population in this research is tourist who visit Pemandian Air Panas Cikundul. Sample in this research were 100 respondents. The sampling technique used is systematic random sampling and for data analysis technique is used multiple regression. Based on SPSS 20 for Windows testing showed that that simultaneous and partial effect between word of mouth and tourist decision to visit Pemandian Air Panas Cikundul. Suggestions for Pemandian Air Panas Cikundul is to maximize word of mouth marketing via internet.


(6)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 10

1.3Tujuan Penelitian ... 10

1.4Kegunaan Penelitian... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Konsep Kepariwisataan ... 12

2.1.1.1Pengertian Pariwisata ... 12

2.1.1.2Industri Pariwisata ... 14

2.1.1.3 Destinasi Pariwisata ... 16

2.1.1.4 Pemandian Air Panas Sebagai Wisata Tirta ... 17

2.1.2 Konsep Pemasaran Pariwisata ... 17

2.1.2.1 Pemasaran Destinasi ... 18

2.1.2.2Word of Mouth Bagian Dari Bauran Promosi ... 19

2.1.2.3Word of Mouth ... 25

2.1.2.4Efektifitas dalam Penyampaian Pesan... 27


(7)

Anggi Ismail Halili, 2015

2.1.3.1Perilaku Membeli Konsumen ... 34

2.1.3.2Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ... 36

2.1.3.3Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan ... 37

2.1.4Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung ... 39

2.1.5Orisinalitas Penelitian ... 41

2.1.6Kerangka Pemikiran ... 43

2.1.7Hipotesis ... 48

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 50

3.2 ... Metodologi Penelitian ... 50

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 51

3.2.1.1 Riset Deskriptif ... 51

3.2.1.2 Riset Explanatory ... 51

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 52

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 60

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling... 62

3.2.4.1Populasi ... 62

3.2.4.2 Sampel ... 62

3.2.4.3Teknik Sampel ... 63

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 63

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 64

3.2.6.1 Pengujian Validitas ... 64

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ... 68

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 69

3.2.7.1.Rancangan Analisis Data Deskriptif ... 71


(8)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil dan Wisatawan Pemandian Air Panas Cikundul ... 78

4.1.1 Profil Pemandian Air Panas Cikundul ... 78

4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 78

4.1.1.2 Sejarah Singkat Pemandian Air Panas Cikundul... 78

4.1.1.3 Produk Yang Ditawarkan ... 80

4.1.2 Profil Responden Pemandian Air Panas Cikundul ... 82

4.2 Tanggapan Word of Mouthdan Dimensinya ... 89

4.3 Tanggapan Keputusan Berkunjung dan Dimensinya ... 99

4.4 Pengujian Hipotesis Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung ... 107

4.5 Pembahasan ... 117

4.5.1 Word of Mouth ... 117

4.5.2 Keputusan Berkunjung ... 120

4.5.3 Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul ... 122

4.6 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 125

4.6.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 125

4.6.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 126

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 128


(9)

Anggi Ismail Halili, 2015

DAFTAR TABEL

1.1 Perkembangan WISNUS dan WISMAN Tahun 2011-2013 ... 2

1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kota Sukabumi Tahun 2011-2014 ... 5

1.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan di PAP Cikundul Tahun 2011-2014 ... 6

2.1 Pengertian Pariwisata Menurut Para Ahli ... 12

2.2 Pengertian Word of Mouth Menurut Para Ahli ... 27

2.3 Pengertian Keputusan Berkunjung ... 32

2.4 Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan WOM dan Keputusan Berkunjung ... 41

3.1 Operasional Variabel ... 52

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 61

3.3 Hasil Pengujian Validitas ... 67

3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 69

3.5 Skor Alternatif Jawaban ... 71

4.1 Keterkaitan Jenis Kelamin dan Usia Dengan Sumber Informasi Utama ... 82

4.2 Keterkaitan Pekerjaan dan Penghasilan dengan Sumber Informasi Utama ... 83

4.3 Keterkaitan Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan dengan Sumber Informasi Utama... 85

4.4 Tanggapan Responden Terhadap Talkers ... 90

4.5 Tanggapan Responden Terhadap Topics ... 93

4.6 Tanggapan Responden Terhadap Tools ... 95

4.7 Tanggapan Responden Terhadap Taking Part ... 97

4.8 Tanggapan Responden Terhadap Tracking ... 99

4.9Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Produk ... 102


(10)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS

4.13 Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Kunjungan ... 108

4.14 Hasil Pengujian Normalitas ... 111

4.15 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ... 112

4.16 Hasil Pengujian Linearitas ... 113

4.17 Hasil Pengujian Asumsi Auto Korelasi... 114

4.18 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinearitas... 115

4.19 Output Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung ... 115

4.20 Output ANOVA ... 116

4.21 Koefisien Regresi ... 117

4.22 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Word of Mouth ... 119


(11)

Anggi Ismail Halili, 2015

DAFTAR GAMBAR

2.1 Four P Components of TheMarketingMix ... 20

2.2 Buyer Readiness Stages... 22

2.3 Model Perilaku Konsumen ... 35

2.4 Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan... 38

2.5 Kerangka Pemikiran ... 47

2.6 Paradigma Penelitian ... 48

4.1 Pengalaman Responden Berdasarkan Teman Berwisata ... 87

4.2 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Berkunjung ... 88

4.3 Pengalaman Responden Berdasarkan Waktu Kunjungan ... 89

4.4 Pengalaman Responden Berdasarkan Pengeluaran Wisata... 90

4.5 Histogram Dependent Keputusan Berkunjung ... 111

4.6 Normal Probability Plots ... 111

4.7 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ... 113

4.8 Variabel Word of Mouth Pada Garis Kontinum ... 122


(12)

Anggi Ismail Halili, 2015


(13)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Manusia sebelum zaman modern melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk kelangsungan hidupnya, kemudian mulai pada awal abad ke 19 manusia mengenal kegiatan pariwisata dengan tujuan seperti pengertian wisata dewasa ini yaitu untuk bersenang-senang atau rekreasi. Pada dasarnya kehidupan manusia memang tidak terlepas dari kegiatan pariwisata apalagi dengan adanya faktor-faktor seperti sosial, ekonomi, dan budaya menjadikan pariwisata sebagai kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Bahkan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana mengatakan bahwa pariwisata ke depan akan menjadi kebutuhan primer bagi manusia. (http://travel.kompas.com)

Kemudian mengacu pada angka, pergerakan manusia melakukan aktivitas pariwisata beberapa tahun terakhir semakin meningkat.Pada tahun2014 kedatangan wisatawan internasionalmencapai angka 1,138 milyar atau 4,7% meningkat dari tahun sebelumnya. Apabila menyimak angka-angka tersebut, besar kemungkinan prospek jangka panjang dari UNWTO yang dikenal UNWTO Tourism

Towards2030akan benar-benar terwujud. Tourism Towards 2030memprediksi pada

tahun 2030 jumlah kedatangan wisatawan internasional akan mencapai 1,8 milyar, dengan perkiraan jumlah kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia meningkat 3,3% per tahun selama periode 2010 sampai dengan 2030 (www.unwto.org).

Melihat prospek yang cerah, tentunya negara-negara berkembang memanfaatkan peluang ini untuk membangun perekonomiannya melalui industri pariwisata. Pun Indonesia, pariwisata di Indonesia dewasa ini berkembang dengan pesat dan sangat berpotensi menjadi industri penopang ekonomi negara terbesar


(14)

setelah minyak bumi dan gas.Berkembang pesatnya pariwisata Indonesia salah satunya dapat terlihat dari kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang tiap tahun semakin meningkat.

TABEL 1.1

PERKEMBANGAN WISNUS DAN WISMAN 2011-2013

Sumber: Pusdatin Kemenparekraf dan BPS

Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa jumlah perjalanan wisatawan nusantara yang selanjutnya disebut wisnus tiap tahunnya meningkat, hal ini terjadi karena iklim perekonomian Indonesia yang semakin membaik dan juga bermunculannya destinasi pariwisata baru, sehingga masyarakat semakin tertarik untuk melakukan perjalanan pariwisata. Selain itu dengan adanya kebijakan cuti bersama dari pemerintah membuat hari libur menjadi panjang sehingga mendorong wisnus untuk melakukan perjalanan pariwisata.

Sama halnya dengan perkembangan kunjungan wisnus, kunjungan wisatawan mancanegara pun mengalami peningkatan tiap tahunnya, kenaikan yang paling signifikan yaitu pada tahun 2013 dengan persentase pertumbuhan sebesar 9,41%. Jika dilihat dari rata-rata pengeluaran, jelas wisatawan mancanegara lebih banyak pengeluarannya dibanding wisatawan nusantara yang rata-rata pengeluaran belanjanya sebesar Rp. 750.000,-/orang. Namun dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia, jumlah perjalanan wisatawan nusantara tiap tahunnya diprediksi akan terus meningkat.

Perkembangan wisnus juga dipacu oleh upaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang semakin gencar menggalakan pariwisata dalam negeri, untuk menarik lebih banyak wisnus.Beberapa tahun lalu melalui slogan Kenali negerimu,

Tahun

WISNUS WISMAN

Perjalanan (ribuan)

Pengeluaran per Perjalanan

(ribu Rp)

Total Pengeluaran

(triliun Rp)

Jumlah Wisatawan

Rata-rata Pengeluaran

(USD)

2011 236.752 679,58 160,89 7.649.731 142.69

2012 245.290 704,68 172,85 8.044.462 147.22


(15)

Cintai negerimu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih sadar wisata dengan mengenal pariwisata dalam negeri dan agar menjadi wisatawan nusantara yang aktif.

Jawa Barat sebagai salah satu propinsi yang kaya akan potensi pariwisata, tentu tidak ingin ketinggalan dalam memanfaatkan momen ini.Sehingga tahun 2014 Jawa Barat berhasil mencapai target dengan pencapaian jumlah wisnus yang berkunjung ke Jawa Barat 45 juta orang.Bahkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Drs Nunung Sobari MM mengatakan bahwa kunjungan wisnus ke Jawa Barat mengalahkan kunjungan wisnus yang berkunjung ke Bali.(jabar.tribunnews.com).

Letak Propinsi Jawa Barat yang beberapa wilayahnya berbatasan langsung dengan ibukota Jakarta menjadi keuntungan tersendiri, karena kebanyakan warga Jakarta yang notabene kesehariannya beraktivitas di kota metropolitan dengan segala hiruk pikuknya, pasti membutuhkan relaksasi atau rekreasi hanya untuk sekedar bersantai dan menenangkan pikiran, untuk memenuhi kebutuhan tersebut warga Jakarta biasanya mencari daya tarik wisata yang letaknya tidak jauh dari Jakarta, pilihan utamanya yaitu destinasi wisata di Jawa Barat, selain letak Jawa barat yang dekat dan akses yang mudah, Jawa Barat memiliki pilihan destinasi wisata yang beragam, alamnya saja sudah sangat lengkap dari mulai pantai yang terbentang di bagian utara dan selatan hingga kawasan pegunungan yang hijau dan asri, selain itu tidak hanya daya tarik alamnya saja yang menarik, Jawa Barat pun terkenal dengan atraksi budayanya di beberapa daerah, destinasi wisata minat khusus yang beragam, hingga keanekaragaman wisata kulinernya.

Dilansirdari laman web www.regional.kompas.com, ketika ditemui di kantor dinasnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menekankan bahwa banyak dampak positif jika suatu daerah sukses menjadi tujuan utama wisatawan. Untuk menjadi tujuan utama wisatawan, suatu daerah harus memiliki daya tarik wisata, Begitu pula Kota/Kabupaten di Jawa Barat, masing-masing memiliki daya tarik atau khasnya sendiri.


(16)

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.Indonesia sendiri terkenal dengan daya tarik wisata alamnya, kekayaan alam yang berlimpah menjadikan Indonesia memiliki daya tarik wisata yang tersebar hingga pelosok. Sama halnya dengan wilayah lain di Indonesia, Jawa Barat memiliki banyak kekayaan alam.

Alam sudah menyediakan segala yang diperlukan oleh manusia, oleh karena itu manusia sangat bergantung pada alam.Hingga saat ini manusia telah memanfaatkan seluruh bagian alam, baik itu secara biotik maupun abiotik. Secara biotik manusia telah memanfaatkan hampir semua jenis tumbuhan dan hewan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tidak hanya biotik, lingkungan abiotik pun sejak permulaan zaman moderen telah dimanfaatkan oleh manusia dengan melakukan penggalian bahan tambang, seperti halnya batu bara ataupun logam mulia, dan agar tidak berdampak buruk di masa depan segala bentuk pemanfaatan alam harus bersifat berkelanjutan. Pun pemanfaatan alam untuk industri pariwisata.

Pemandian air panas merupakan salah satu pemanfaatan alam di industri pariwisata. Dengan memanfaatkan sumber air panas, manusia dapat mendapatkan manfaat mineral yang terkandung didalamnya, dan dari segi industri dapat menggerakan aktivitas ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan destinasi pariwisata. Banyak daerah di Indonesia, di Jawa Barat khususnya yang memiliki destinasi wisata mata air panas.seperti pemandian air panas guci di Cirebon, ciater di Kabupaten Subang, dan Cipanas Palabuan ratu Kabupaten Sukabumi.

Kota Sukabumi yang telah berusia 101 tahun, merupakan sebuah kota kecil di Jawa Barat yang memiliki luas area 48,25 KM2,meskipun Kota Sukabumi memiliki luas wilayah yang kecil, letak geografis yang strategis di perlintasan dua kota besar yaitu Kota Bandung dan Kota metropolitan Jakarta, menjadikan Kota Sukabumi memiliki potensi besar untuk mendatangkan banyak wisatawan, ditambah dengan


(17)

banyak potensi pariwisata yang belum dikembangkan secara maksimal, seperti potensi wisata heritage yang terdapat di jalan Bhayangkara yaitu rumah – rumah peninggalan yang bersejarah, dan juga potensi alamnya, yang sangat disayangkan belum tertangani maksimal oleh pemerintah setempat. Padahal jika pemerintah Kota Sukabumi fokus mengembangkan pariwisata, Kota Sukabumi sangat bisa menjadi Kota Persinggahan yang tidak kalah menariknya seperti Kota Bogor dan sekitarnya.

Dinas bidang pariwisata Kota Sukabumi melalui visinya yaitu Terwujudnya

Sumber Daya Yang Kompetitif dan Berdaya Saing Tinggi di Bidang Pariwisata,

untuk mewujudkan visi tersebut tentunya harus diperlukan keseriusan membangun produk wisata yang berkualitas dan juga kerjasama semua stakeholder yang termasuk didalamnya pemerintah, pihak pengembang dan masyarakatnya sendiri. Dengan terlibatnya semua stakeholder, akan berdampak besar dan mempercepat terwujudnya pariwisata Kota Sukabumi yang kompetitif dan berdaya saing tinggi.

Salah satu cara untuk melihat perkembangan pariwisata suatu daerah adalah

dengan cara melihat jumlah kedatangan

wisatawan tiap tahunnya. Dan dari hasil

rekapitulasi kunjungan wisatawan berdasarkan

jumlah tamu yang ada di hotel di Kota Sukabumi

dan kunjungan wisatawan ke destinasi wisata,

diperoleh angka dibawah ini.

TABEL 1.2

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI KOTA SUKABUMI 2011-2014

Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sukabumi

TAHUN KUNJUNGAN JUMLAH % 2011 141.000 - 2012 140.500 -0,35 2013 120.100 -16,98 2014 87.751 -36,86


(18)

Tabel 1.2menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan di Kota Sukabumi bersifat fluktuatif dan cenderung turun. Penurunan terjadi pada tahun 2012 sebesar -0,35% dari tahun sebelumnya. Penurunan kunjungan yang cukup signifikan juga terjadi di tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Sukabumi semakin terpuruk di tahun tersebut, yaitu sebanyak 87.751 orang dengan persentase penurunan dari tahun 2013 sebesar -36,86%. Fenomena tersebut disikapi secara positif oleh dinas terkait, dan menyadari perlunya penataan dan pengembanganpotensi daya tarik pariwisata di Kota Sukabumi.karena daya tarik wisata suatu destinasi merupakan yang terpenting untuk menarik kunjungan wisatawan di suatu daerah.

Terjadinya penurunan kunjungan wisatawan ke kota Sukabumi di tiga tahun terakhir salah satu penyebabnya adalah sedikitnya potensi alam yang telah dikembangkan sebagai destinasi pariwisata. Untuk daya tarik wisata alam yang telah dikelola oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata, Kota Sukabumi hanya memiliki Pemandian Air Panas Cikundul yang selanjutnya disebut PAP Cikundul, hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan PAP Cikundul sangat berperan penting dalam menarik minat wisatawan berkunjung ke Kota Sukabumi.

Lokasi PAP Cikundul sendiri cukup strategis dan aksesnya cukup mudah juga sudah dilengkapi penunjuk arah, sehingga wisatawan tidak sulit untuk menuju PAP Cikundul, namun sayangnya sama halnya dengan jumlah kunjungan wisatawan di Kota SukabumiPerkembangan kunjungan wisatawan di PAP Cikundul pun mengalami penurunan.

TABEL 1.3

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI PAP CIKUNDUL 2011-2014

TAHUN WISATAWAN

JUMLAH %

2011 9750 -

2012 9815 0,67 2013 8922 -9,09 2014 8720 -2,26


(19)

Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sukabumi Tabel diatas menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan di PAP Cikundul turun di tiga tahun terakhir.penurunan yang paling signifikan yaitu pada tahun 2013 turun sebesar 9,09% dari tahun sebelumnya. Hal ini sangat mengancam keberlangsungan PAP Cikundul.Ketika dikonfirmasi kepada pihak pengelola yang bernama bapak idun pada tanggal 5 April 2015 di PAP Cikundul, beliau menekankan bahwa memang penurunan kunjungan wisatawan tiga tahun terakhir menjadi konsentrasi mereka saat ini, selain itu pihak pengelola juga menyadari turunnya kunjungan ke PAP Cikundul mengindikasikan bahwa keputusan berkunjung wisatawan ke PAP Cikundul mengalami penurunan.

Salah satu penyebab turunnya kunjungan wisatawan ke PAP Cikundul yaitu tingginya tingkat persaingan karena semakin banyaknya pilihan destinasi wisata di sekitar Kota Sukabumi.Apalagi dengan terjadinya kejadian pada akhir tahun 2014 yang mencoreng citra PAP Cikundul, yaitu terjadinya kasus pembunuhan di kawasan PAP Cikundul yang sudah tentu berimbas pada motivasi wisatawan yang akan berkunjung, bahkan pasca kejadian tersebut PAP Cikundul sempat ditutup untuk umum selama sebulan.Oleh karena itu harus ada upaya yang ekstra untuk menarik wisatawan berkunjung ke PAP Cikundul.

Sebagai destinasi wisata yang dikelola langsung oleh dinasbagian pariwisata, dan sebagai destinasi wisata alam yang diutamakan di Kota Sukabumi, PAP Cikundul cukup mendapat perhatian. Pengelola dengan rutin melakukan pemeliharaan, agar PAP Cikundul masih layak menjadi destinasi wisata yang dikunjungi wisatawan. Namun tetap saja, dikarenakan pemerintah Kota Sukabumi belum fokus menangani industri pariwisata, PAP Cikundul dari sejak dibuka untuk umum hingga sekarang, belum ada pengembangan yang berarti, hanya wacana yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti wacana dibangunnya destinasi wisata terpadu di kawasan PAP Cikundul, akan tetapi dikarenakan oleh berbagai kendala terutama belum adanya investor yang bersedia menggolontorkan dana, wacana tersebut belum terealisasi.


(20)

Kondisi PAP Cikundul sendiri saat ini cukup baik.Fasilitas umum yang disediakan lengkap.Sarana pendukung telah memadai, seperti gazebo, lapangan parkir, juga disana terdapat penginapan. Prasarana untuk mencapai PAP Cikundul pun sudah cukup baik, jalan menuju kesana lebar dan beraspal, dan papan petunjuk arah ke PAP Cikundul mudah dijumpai, sehingga memudahkan wisatawan yang akan berkunjung kesana.

Salah satu cara untuk meningkatkan tingkat kunjungan adalah melalui media promosi. Namun media promosi yang telah dilakukan PAP Cikundul masih terbatas.Berdasarkan pada teori, terdapat beberapa upaya promosi yang dapat dilakukan melalui delapan mode utama komunikasi pemasaran, yaitu menurut Kotler Keller (2012, hlm. 478) terdapat bauran promosi, yang diantaranya advertising, sales

promotion, event and experiences, public relation & publicity, direct marketing, interactive marketing, word of mouth, personal selling. Adapun upaya promosi yang

telah dilakukan PAP Cikundul masih sebatas promosi dengan menyebarkan leaflet pada saateventpromosi pariwisata se-propinsi Jawa Barat, namun hal tersebut nyatanya tidak terlalu berdampak pada kunjungan wisatawan, selain itu sempat juga melakukan promosi melalui social medianamun tidak terkelola dengan baik.Masih terbatasnya media promosi menjadi salah satu yang menyebabkan tingkat kunjungan PAP Cikundul semakin turun.

Dengan keterbatasan yang dialami dinas, maka salah satu cara promosi yang tidak banyak membutuhkan dana adalah word of mouth atau biasa dikenal dengan informasi dari mulut ke mulut, word of mouth merupakan upaya promosi yang paling sederhana,word of mouth selanjutnya disingkat menjadi WOM, merupakan upaya promosi yang tidak memerlukan media secara khusus, cara kerja yang sederhana namun berdampak besar pada keputusan berkunjung wisatawan.

Menurut pegawai PAP Cikundul, bapak Idun,word of mouth menyebar melalui warga sekitaryang merekomendasikan PAP Cikundul kepada saudara dan kerabatnya, rekomendasi dari warga ini terjadi ketika saudara atau kerabatnya dari luar kota akan berlibur di kota Sukabumi. Setelah warga sekitar bersama saudara atau kerabatnya


(21)

berkunjung ke PAP Cikundul, mereka mendapatkan pengalaman, kemudian mereka kembali ke tempat tinggalnya dan mereka membagikan pengalamannya selama berkunjung ke PAP Cikundul kepada orang-orang terdekatnya.

Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke PAP Cikundul adalah keluarga, karena suasana disana cocok untuk berkumpul bersama keluarga.Banyak wisatawan yang kembali berkunjung dengan membawa sanak saudara atau kerabat yang belum pernah berkunjung, Kemudian banyak yang memberikan tanggapan positif setelah mendapatkan pengalamanmerasakan khasiat mata air panas dan alam sekitar yang asri di PAP Cikundul,tanggapan positif ini menyebar menjadi pesan positif.

Pesan positif sangat memberikan keuntungan pada PAP Cikundul, pesan positif tentunya akan memberi pengaruh kepada orang lain yang kemudian mempengaruhi mereka untuk berkunjung ke PAP Cikundul dan secara langsung akan memberikan dampak pada tingkat kunjungan di PAP Cikundul. Namun sayangnya disamping pesan positif yang memberi pengaruh positif pada PAP Cikundul, pesan negatif yang disampaikan pengunjung lain pun menjadi ancaman.

Adapun adanya pesan positif dan pesan negatif, menurut Nyer dalam jurnal Mohamad Reza (2012, hlm. 13) merupakan disebabkan oleh kecenderungan pengunjung yang terdiri dari kepuasan, kesenangan, kekecewaan.Semua hal tersebut menjadi pengaruh pada isi pesan yang dibagikan. Jika isi pesan positif akan meningkatkan kunjungan maka isi pesan negatif akan mengancam dan memberikan dampak buruk seperti penurunan kunjungan, sayangnya pesan negatif yang disebabkan ketidakpuasan pengunjung tersebut biasanya lebih cepat tersebar, dan hal tersebut tidak dapat dikontrol karena menurut Kotler dan Amstrong (2014, hlm. 180), konsumen yang tidak puas cenderung tidak menyampaikan secara langsung kepada perusahaan, mereka lebih memilih meyebarluaskan ketidaknyamanannya kepada orang-orang terdekat.

Word of mouth akan sangat berdampak besar pada suatu produk atau jasa,

karena pergerakannya tidak terkontrol bahkan oleh perusahaan, komunikasi personal ini akan secara pribadi disampaikan oleh konsumen kepada orang – orang terdekat,


(22)

kemudian akan terus tersebar luas, sehingga akan berpengaruh luar biasa pada produk atau jasa tersebut.

Menurut Kotler dan Amstrong (2014, hlm. 436), pada umumnya terdapat dua elemen utama pada proses komunikasi, yaitu sender (pengirim pesan) dan giver (penerima pesan), sedangkan yang menjadi alat komunikasi adalah pesan dan media.

Pesan disampaikan oleh perusahaan melalui bauran promosi yang dilakukan.Penyampaian pesan tentunya harus menimbulkan ketertarikan konsumen sehingga konsumen tersebut melakukan tindakan dalam hal ini berarti wisatawan memutuskan untuk berkunjung. Untuk menimbulkan reaksi konsumen maka pesan yang disampaikan harus berkualitas, karena efektivitas WOM tidak akan terjadi jika tidak adanya reaksi konsumen terhadap pesan yang disampaikan produsen.

WOM merupakan alat pemasaran sederhana yang dapat dilakukan setiap orang kapan saja dan dimana sajadan memiliki dampak yang luar biasa bagi produsen.Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan sebelumnya, penulis bermaksud untuk meneliti PAP Cikundul, yaitu mengenai “Pengaruh Word of MouthTerhadap Keputusan Berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul

Survei pada wisatawan nusantara yang berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran Word of Mouthdi Pemandian Air Panas Cikundul. 2. Bagaimana gambaran keputusan berkunjung wisatawan di Pemandian Air

Panas Cikundul.

3. Bagaimana pengaruh Word of Mouthterhadap keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul.


(23)

Berdasarkan uraian pokok permasalahan diatas, penelitian mengenai pengaruh

Word of Mouthterhadap keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas

Cikundulbertujuan untuk memperoleh temuan mengenai:

1. Word of Mouthyang terdapat di Pemandian Air Panas Cikundul

2. Keputusanberkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul.

3. Bagaimana pengaruh Word of Mouthterhadap keputusanberkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul.

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teroritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah kajian ilmu mengenai kepariwisataan di program studi manajemen pemasaran pariwisata terkhusus pada manajemen pemasaran destinasi serta dapat memberikan saran bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan kajian mengenai ilmu pemasaran, khususnya mengenai pengaruh word of

mouthterhadap keputusanberkunjung. 2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadikannya sebuah masukan bagi Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sukabumi, khususnya dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan yang sebelumnya mengalami penurunan melalui Word of Mouth.Selain itu secara umum penelitian ini juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang pemasaran destinasi.


(24)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa mengenai bagaimana word of mouth yang terdapat di Pemandian Air Panas Cikundul dan pengaruhnya terhadapkeputusan berkunjung. Adapun yang menjadi variabel bebas yaitu word of mouth (X) yang memiliki lima sub variabel yaitu Talkers (X1), Topics (X2), Tools (X3).dan Taking

Part (X4). Sedangkan yang menjaadi variabel terikatnya (Y) yaitu Keputusan

Berkunjung.

Responden (unit analisis) dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul.Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun oleh karena itu, metode yang digunakan adalah cross

sectional method. Menurut Husein Umar (2009, hlm. 42), “Cross Sectional Method

yaitu metode penelitian dengan cara meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu

kurun waktu saja”.

3.2 Metodologi Penelitian

Menurut Leedy (Gusti dan Made, 2012, hlm. 117), penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memilki ciri sistematis dan faktual. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana secara umum lebih memiliki wilayah luas, tingkat variasi yang kompleks, namun berlokasi dipermukaan atau tidak mendalam. Menurut Bendesa (Gusti dan Made, 2012, hlm. 125) yang dimaksud dengan metode penelitian kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis, termasuk bisnis pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau berkaitan dengan , antara lain: optimasi, estimasi, identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi.Menurut Sugiyono (2014, hlm. 2) yang dimaksud dengan metode penelitian


(25)

adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan kegunaan tertentu”. Data yang

diperoleh merupakan data empiris yang memiliki kriteria data yang valid.

Validmenunjukkan ukuran ketepatan antara data fakta yang ada di objek penelitian

dengan data yang dikumpulkan peneliti. Sehingga dapat ditemukan pemecahan dalam penelitian yang dapat dibuktikan dan dikembangkan oleh disiplin ilmu tertentu. pada akhirnya hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah di masa yang akan datang.

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan dua tahap penelitian untuk memudahkan dalam menganalisa permasalahan yang ada. Penelitian deskriptif dilakukan pada tahap pertama dengan metode descriptivesurvey, kemudian dilanjutkan penelitian

explanatorydengan menggunakan metode explanatory survey. Tahap-tahap penelitian

tersebut adalah sebagai berikut:

3.2.1.1 Riset Deskriptif

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 35). “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih variabel (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan

atau mencari hubungan antar variabel satu sama lain”. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan, penghasilan, dan bertujuan untuk menguraikan karakteristik suatu fenomena. Kemudian untuk mengukur gejala-gejala dan karakteristik suatu fenomena digunakan metode

descriptivesurvey

3.2.1.2 Riset Explanatory

Tahap selanjutnya adalah riset explanatoryatau yang biasa disebut penelitian verifikatif. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 36). “Penelitian verifikatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebihpada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.” Berdasarkan pengertian


(26)

tersebut penelitian ini bertujuan untuk memperoleh keberpengaruhan variabel bebas atau eksogen yaitu word of mouth dengan variabel terikat atau variabel endogen yaitu keputusan berkunjung. Kemudian metode yang yang digunakanyaitu survey

explanatory. Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2014, hlm. 75) menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan metode survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, data yang dipelajari adalah data-data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka pendekatan yang digunakan adalah “cross section method”, menurut Husein Umar (2002, hlm. 45) cross section methodyaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek, dalam kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam waktu panjang, dan informasi yang didapat bersifat empiris dan berasal dari pendapat sebagian populasi terhadap objek yang diteliti.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah word of mouth sebagai variabel bebas (X) dengan sub variabel yaitu Talkers (X1), Topics (X2), Tools (X3),

dan Taking Part (X4), serta keputusan berkunjung sebagai variabel terikat (Y).

Pengoperasian dari kedua variabel yang dijadikan objek pada penelitan ini menggunakan skala ordinal. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Word of

Mouth

Pemasaran word of mouth digambarkan sebagai seluruh konsumen yang memiliki pengalaman produk berbagi pengalaman pada konsumen lain. Sernovitz (2012, hlm. 3)


(27)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item Talkers (X1): yang

mengacu pada siapa

orang yang

memberikan

informasi mengenai produk/jasa.

(Sernovitz, 2012, hlm. 19) Pemberi informasi memiliki informasi yang jelas mengenai PAP Cikundul. Tingkat kejelasan informasi yang disampaikan sumber informasi mengenai PAP Cikundul.

Ordinal 1

Pemberi informasi memiliki

pengetahuan yang luas.

Tingkat pengetahuan mengenai PAP Cikundul yang diberikan sumber informasi.

Ordinal 2

Cara penyampaian informasi pemberi informasi meyakinkan wisatawan.

Tingkat cara penyampaian informasi pemberi informasi meyakinkan wisatawan.

Ordinal 3

Ketepatan informasi

mengenai PAP Cikundul yang diberikan oleh pemberi

informasi.

Tingkat ketepatan informasi mengenai PAP Cikundul yang diberikan oleh pemberi


(28)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item

informasi. Informasi yang

diberikan pemberi informasi

mempengaruhi wisatawan untuk memilih PAP Cikundul.

Tingkat informasi dari keluarga mempengaruhi wiatawan dalam memilih PAP Cikundul.

Ordinal 5

Topics (X2):

Informasi atau topik yang dibicarakan mengenai produk. (Sernovitz, 2012, hlm. 20).

Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan informasi

mengenai daya tarik wisata PAP Cikundul.

Tingkat Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan informasi mengenai khasiat mata air panas.

Ordinal 6

Tingkat Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan informasi mengenai pemandangan

di PAP

Cikundul.

Ordinal 7


(29)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item

berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan informasi mengenai

pelayanan di PAP Cikundul.

Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan informasi mengenai pelayanan di PAP Cikundul. Ketertarikan

berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan informasi mengenai

aksesibilitas PAP Cikundul

Tingkat Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan informasi mengenai kemudahan akses ke PAP Cikundul.

Ordinal 9

Tools (X3): Yang mengarah pada perlengkapan yang diperlukan untuk mempermudah konsumen dalam melakukan WOM (Sernovitz, 2012, hl.

Frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui media online.

Tingkat frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui media online.


(30)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item

21) Frekuensi melihat

informasi tentang PAP Cikundul melalui media massa (koran dan majalah)

Tingkat frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui media massa (koran dan majalah)

11

Frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui media sosial.

Tingkat frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui media sosial.

12

Taking Part(X4): yang menuntut partisipasi perusahaan dalam proses WOM ini. (Sernovitz, 2012, hlm. 22).

Intensitas

karyawan PAP Cikundul dalam memberikan informasi kepada wisatawan.

Tingkat intensitas karyawan PAP Cikundul dalam memberikan informasi kepada wisatawan.

Ordinal 13

Tanggapan karyawan terhadap Tingkat tanggapan karyawan


(31)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item

wisatawan yang membutuhkan informasi melalui telepon. terhadap wisatawan yang membutuhkan informasi melalui telepon. Partisipasi

pengelola PAP Cikundul dalam memberikan informasi.

Partisipasi pengelola PAP Cikundul dalam memberikan informasi.

Ordinal 15

Tanggapan karyawan terhadap

wisatawan yang menanyakan langsung

mengenai PAP Cikundul. Tingkat tanggapan karyawan terhadap wisatawan yang menanyakan langsung mengenai PAP Cikundul.

Ordinal 16

Keputusan Berkunjung (Y)

Keputusan Berkunjung merupakan proses keputusan dimana konsumen benar-benar memutuskan untuk membeli salah satu produk diantara berbagai macam alternatif pilihan. Kotler dan Keller (2012, hlm. 160)

Pemilihan Produk:

Perusahaan harus memusatkan Keunggulan Produk Tingkat keunggulan produk


(32)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item

perhatianya kepada orang-orang yang berminat untuk mengunjungi objek wisata yang mereka kelola, sehingga wisatawan dapat mengambil keputusan untuk mengunjungi objek wisata tersebut

Keunggulan layanan jasa yang diberikan PAP Cikundul.

Tingkat keunggulan layanan jasa yang diberikan PAP Cikundul.

Ordinal 2

Keunggulan mata air panas dibandingkan pemandian air panas lain.

Tingkat keunggulan mata air panas dibandingkan pemandian air panas

yanglain.

Ordinal 3

Pemilihan Brand (Merek):

Wisatawan harus memutuskan objek wisata apa yang akan dikunjungi dan setiap objek wisata memiliki perbedaaan sesuai dengan

karakteristiknya masing-masing.

Pilihan merek berdasarkan tingkat kepopuleran

Tingkat pilihan Merek berdasarkan tingkat kepopuleran

Ordinal 4

Pilihan merek berdasarkan citra

Tingkat pilihan merek berdasarkan citra

Ordinal 5

Pilihan merek berdasarkan keunggulan mata air panas PAP Cikundul.

Tingkat pilihan merek berdasarkan keunggulan mata air panas PAP Cikundul.

6

Pemilihan Penyalur:

Wisatawan harus

Lokasi Tingkat


(33)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item

memutuskan objek wisata apa yang akan dikunjungi serta didasari oleh faktor lokasi, harga yang murah persedian barang yang lengkap, kenyamanan dalam berbelanja,

keleluasaan tempat dan sebagainya.

lokasi PAP Cikundul Aksesibilitas Tingkat

keterjangkauan aksesibilitas menuju PAP Cikundul

Ordinal 8

Harga Tingkat

keterjangkauan harga yang ditawarkan PAP Cikundul

Ordinal 9

Waktu Kunjungan:

Keputusan wisatawan untuk datang berkunjung berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Waktu kunjungan menentukan masa puncak dan sepi selama satu tahun kedatangan dan keberangkatan

wisatawan sangat membantu dalam berbagai hal

Waktu

berkunjung saat libur nasional

Tingkat waktu berkunjung saat libur nasional

Ordinal 10

Waktu

berkunjung saar weekday

Tingkat waktu berkunjung saar weekday

Ordinal 11

Waktu

berkunjung saat weekend

Tingkat waktu berkunjung saat weekend

Ordinal 12

Jumlah Kunjungan:

Wisatawan dapat

Keinginan untuk berkunjung

Tingkat


(34)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item

mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk jasa pada objek wisata yang akan dikunjungi dan kunjungan mungkin dilakukan lebih dari satu objek wisata. Objek wisata harus mempersiapkan banyaknya produk jasa atau atraksi wisata yang sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari masing-masing wisatawan.

kembali ke PAP Cikundul.

untuk berkunjung kembali ke PAP Cikundul. Frekuensi

berkunjung ke PAP Cikundul.

Tingkat frekuensi berkunjung ke PAP Cikundul

Ordinal 14

3.2.3Jenis dan Sumber Data

Ulber Silalahi (2010, hlm. 280) mengemukakan bahwa data merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penelitian.

Dalam sebuah penelitian diperlukan berbagai data yang menunjang penyelesaian masalah penelitian. Data dalam suatu penelitian dapat diperoleh melalui beberapa cara. Pada umumnya data dibedakan menjadi 2 macam:


(35)

1) Data Primer adalah suatu objek atau dokumen original-material mentah dari pelaku yang disebut first-hand-information.

2) Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan dari tangan kedua dari sumber-sumber lain yang telah terrsedia sebelum penelitian dilakukan.

Pada penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah artikel, jurnal, serta berbagai situs internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No Jenis Data Jenis

Data Sumber Data

Digunakan untuk tujuan

Penelitian T-1 T-2 T-3 1 Profil Pemandian Air Panas

Cikundul Primer

Pemandian Air

Panas Cikundul - - - 2

Tingkat

KunjunganPemandian Air Panas Cikundul

Sekunder Pemandian Air

Panas Cikundul - - - 3

Strategi pelaksanaan yang dilakukan Pemandian Air Panas Cikundul

Sekunder Pemandian Air

Panas Cikundul - - -

4

Tanggapan pengunjung mengenai Word of

MouthPemandian Air Panas

Cikundul

Primer

Pengunjung Pemandian Air Panas Cikundul

V - V

5

Tanggapan pengunjung mengenai tingkat kunjungan Pemandian Air Panas Cikundul

Primer

Pengunjung Pemandian Air Panas Cikundul

- v V

Keterangan:

T-1: Untuk mengetahui tanggapan mengenai Word of MouthPemandian Air Panas Cikundul.

T-2: Untuk mengetahui keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul T-3: Untuk mengetahui seberapa besar Word of Mouth dapat mempengaruhi

keputusan berkunjung pada pengunjung yang berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul.


(36)

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono, (2014, hlm. 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atu subyek yang mempunyai kualitas dankarakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk diteliti (Hermawan, 2006, hlm. 143). Dengan sederhana, Silalahi (2009. hlm. 253) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya sampel dipilih”.

Populasi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki obyek atau subyek tersebut. Langkah awal yaitu menentukan dengan jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran (target population) yaitu populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah pengunjung Pemandian Air Panas Cikundulyaitu 8720 orang.

3.2.4.2Sampel

Dalam populasi tidak semua anggota populasi harus diukur, tetapi sebagian saja. Oleh karena adanya keterbatasan baik itu dari segi dana maupun waktu. Sukadarrumidi dalam (Gusti dan Made, 2012, hlm. 68) Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data. Sugiyono (2014, hlm. 81) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Apa yang dipelajari dari sampel tersebut kesimpulannya akan diberlakukan pula pada populasi. Oleh karena itu yang menjadi sampel haruslah benar-benar merepresentatifkan populasi yang ada. Dalam menentukan hasil pengukuran dalam penelitian ini digunakan rumus Taro Yamane (Ridwan, 2008, hlm. 65) sebagai berikut:


(37)

�= � 1 + (��2) Ket: n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

D = tingkat presisi yang ditetapkan (10%)

Berdasarkan rumus dan asumsi di atas, diperoleh sampel minimal sebagai berikut:

�= 8720

1 + 8720 (0,12)

�= 98,87 dibulatkan jadi 100 orang

3.2.4.3Teknik sampel

Gusti dan Made (2012, hlm. 69) mengemukakan bahwa ada dua macam cara pengambilan sampel, yaitu secara random (random sampling, non probability

sampling method) dan non random (non random sampling, non probability sampling)

Terdapat empat cara teknik sampel pada Probability Sampling, penulis menggunakan

systematic random sampling, karena populasi dianggap homogen dan ukuran

populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random.

Menurut Zulgenef (2008, hlm. 142) Sistematic random sampling adalah metode penarikan sampel yang menarik setiap elemen ke-n dalam populasi yang dimulai memilih unsur secara random antara unsur no. 1 dan n. Menurut Gusti dan Made (2012, hlm, 72) Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu nama-nama subjek yang akan dipilih untuk sampel. Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi dengan jumlah sampel). Cara ini mengharuskan peneliti untuk memilih unsur populasi yang bisa dijadikan sampel Langkah-langkah dalam mendapatkan data yaitu sebagai berikut:


(38)

1. Menentukan populasi, dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pengunjung 8720.

2. Menentukan ukuran sampel, rumus yang digunakan untuk mencari sampel dalam penelitian ini adalah Taro Yamane.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan untuk keperluan penelitian, dimana data yang diperoleh akan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:

1. Wawancara

Teknik ini dengan secara langsung berhubungan dengan kepengelolaanPemandian Air Panas Cikundul, untuk memperoleh data mengenai kondisi atau strategi pemasaran yang telah dilakukan.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu Pemandian Air Panas Cikundulkhususnya mengenai strategi-strategi yang dilakukan dan pengaruhnya terhadap keputusan berkunjung.

3. Angket

Merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat data tertulis. Angket berisi pertanyaan mengenai word of mouth yang terdapat di Pemandian Air Panas Cikundul. Angket ditujukan untuk pengunjung Pemandian Air Panas Cikundul.

4. Studi Literatur

Studi literature merupakan suatu cara maupun usaha pengumpulan berbagai informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang memiliki keterkaitan dengan variabel yang diteliti, yaitu word of mouth dan keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul.


(39)

3.2.6Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1Pengujian Validitas

Dalam penelitian ini, dilakukan uji validitas untuk mengukur bahwa terdapat kesamaan antara data yang ada dengan yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 121), Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur itu valid). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid harus memiliki validitas internal dan eksternal.

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item.

Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.

Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan pengukuran rumus korelasi sederhana atau sering kali disebut sebagai korelasi Pearson dimana teknik korelasi ini masuk kategori statistik parametrik. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson yaitu sebagai berikut:

:�=

(Sugiyono,2012, hlm. 183)

r = Koefisien korelasvaliditas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

  

 

 

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY


(40)

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 20for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20for

windowsmaka diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan

peneliti yang menunjukkan bahwa item pertanyaan dalam kuesioner valid karena

rhitung lebih besar dibandingkan dengan rtabel.

Output yang dihasilkan dari pengolahan SPSS meruapakan data rhitung. untuk

mengetahui apakahnilainya signifikan atau tidak, maka dilakukan uji korelasi dengan membandingkan rhitung dengan rtabel. Agar memperoleh nilai yang signifikan, maka

rhitung harus lebih besar dari rtabel (dilihat dari tabel r product moment dengan taraf

signifikansi 5% dan derajat kebebasan n-2, di mana n-2 merupakan jumlah responden).

Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (y) dilakukan dengan taraf signifikansi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :

t = ; db = n-2

Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut:

1. Nilai r dibandingkan dengan harga rtabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi α =

0,05

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung> rtabel

3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung< rtabel

Berikut adalah hasil dari perhitungan validitas item instrumen dengan menggunakan bantuan program SPSS (Stastistical Product for service Solution) for

windows.

TABEL 3.3

2 1

2

r n r

 


(41)

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS Word of Mouth (X)

NO. Pernyataan

r

hitung KET

A. Talkers

1. Kejelasan informasi yang diberikan pemberi informasi. 0,587 Valid

2. Pemberi informasi memiliki pengetahuan yang luas mengenai

PAP Cikundul. 0,784 Valid

3. Penyampaian informasi pemberi informasi meyakinkan. 0,754 Valid

4. Ketepatan informasi mengenai PAP Cikundul yang diberikan

oleh pemberi informasi. 0,773 Valid

5. Informasi dari pemberi informasi mempengaruhi wisatawan

dalam memilih PAP Cikundul. 0,560 Valid

B. Topics

6. Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan

khasiat mata air panas. 0,603 Valid

7. Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan

pemandangan di PAP Cikundul. 0,778 Valid

8. Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan

keramahan karyawan PAP Cikundul. 0,788 Valid

9. Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan

kemudahan akses ke PAP Cikundul. 0,713 Valid

C. Tools

10. Frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui

media online. 0,816 Valid

11. Frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui

media massa (koran dan majalah) 0,851 Valid

12. Frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui

media sosial. 0,773 Valid

D. Taking Part

13. Intensitas karyawan PAP Cikundul dalam memberikan

informasi kepada wisatawan. 0,592 Valid

14. Tanggapan karyawan terhadap wisatawan melalui telepon. 0,861 Valid 15. Partisipasi pengelola PAP Cikundul dalam memberikan

informasi 0,907 Valid

16. Tanggapan karyawan terhadap wisatawan yang menanyakan

langsung mengenai PAP Cikundul. 0,727 Valid

Keputusan Berkunjung (Y)

Pernyataan rhitung KET

A. Pemilihan Produk

1. Keunggulan daya tarik PAP Cikundul dibandingkan dengan

tempat wisata sejenis di sekitar Sukabumi. 0,755 Valid 2. Keunggulan layanan jasa yang diberikan PAP Cikundul. 0,740 Valid


(42)

3. Keunggulan mata air panas dibandingkan pemandian air panas

lain. 0,896 Valid

B. Pemilihan Merek

4. Pemilihan berdasarkan tingkat kepopuleran PAP Cikundul di

Kota Sukabumi. 0,831 Valid

5. Pemilihan berdasarkan citra PAP Cikundul. 0,844 Valid 6. Pemilihan merek berdasarkan keunggulan mata air panas PAP

Cikundul. 0,909 Valid

C. Pilihan Penyalur

7. Kestrategisan lokasi PAP Cikundul. 0,945 Valid 8. Keterjangkauan aksesibilitas menuju PAP Cikundul 0,900 Valid 9. Keterjangkauan harga yang ditawarkan PAP Cikundul 0,771 Valid

D. Waktu Kunjungan

10. Intensitas berkunjung PAP Cikundul saat libur nasional. 0,812 Valid 11. Intensitas berkunjung PAP Cikundul saat weekday. 0,841 Valid 12. Intensitas berkunjung ke PAP Cikundul berkunjung saat

weekend 0,716 Valid

E. Jumlah Kunjungan

13. Minat untuk berkunjung kembali ke PAP Cikundul. 0,955 Valid 14. Frekuensi berkunjung ke PAP Cikundul. 0,933 Valid

Hasil Pengolahan Data, 2015

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan pada variabel word of

mouth (X) dan variabel keputusan berkunjung (Y) dinyatakan valid karena skor rhitung

lebih besar dari rtabel dan nilai signifikansi <0,05 sehingga dapat dilanjutkan untuk

melakukan penelitian.

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya, sesuai dengan kata reliable yang artinya dapat dipercaya atau diandalkan. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach alpha, yaitu:

r11 = k ∑sb² 1 -


(43)

k - 1 st ²

Sumber : Husein Umar (2009, hlm. 170) Keterangan :

r 11 = Reliabilitas instrument k = Banyaknya butir pertanyaan st ² = Deviasi standar total

∑ sb ² = Jumlah deviasi standar butir

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai tiap butir, kemudian jumlahkan seperti berikut ini :

( ∑ X²) ∑ X² n

s2 = n-1

Sumber : Husein Umar (2009, hlm. 172).

Perhitungan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan program SPSS 20

for windows. Item pertanyaan dikatakan reliable apabila Cαhitung≥ 0,700. Koefisien

alpha cronbach merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk menguji

reliabilitas suatu instrumen, Berikut tabel uji reliabilitas instrumen penelitian.

TABEL 3.4

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN No. Variabel Cαhitung Cαminimal Keterangan

1. Word Of Mouth 0,902 0,70 Reliabel

2. Keputusan Berkunjung 0,893 0,70 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa hasil ringkat reliabilitas untuk word

of mouth dan keputusan berkunjung lebih besar dari 0,700, sehingga dapat dikatakan

bahwa penelitian ini reliabel atau dapat dipercaya.


(44)

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta jawaban masalah yang diajukan.

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal. Dimana sejalan dengan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh word of

mouthterhadap keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul statistik

untuk mengolah data yang terkumpul dari sejumlah kuesioner.

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disusun oleh peneliti berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai program word of mouth. Adapun yang menjadi variabel bebas atau variabel X adalah Talkers (X1), Topics (X2), Tools

(X3).dan TakingPart (X4). Objek yang merupakan variabel terikat atau variabel Y

adalah Keputusan Berkunjung.Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahap – tahap sebagai berikut :

1) Menyusun data

Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek kelengkapan data yang diisi oleh reponden. Untuk mengetahui karakteristik responden digunakan rumus persentase sebagai berikut:

% =

�X 100 Keterangan :

n = nilai yang diperoleh N = jumlah seluruh nilai

100= konstanta

2) Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul.


(45)

3) Tabulasi Data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

Memberikan skor pada setiap item. Salah satu persyaratan dalam menggunakan skala ordinal adalah peringkat jawaban diberikan skor antara 1 samapi dengan 5. Setiap variabel yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban (numeric scale), dimana setiap option terdiri dari lima kriteria skor sebagai berikut:

TABEL 3.5

SKOR ALTERNATIF JAWABAN Alternatif

Jawaban

Sangat

Tinggi Tinggi

Cukup Tinggi

Tidak Tinggi

Sangat Tidak Tinggi

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Sumber : Sugiyono (2014, hlm. 94) b. Menjumlahkan skor pada setiap item.

c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian

4) Menganalisis data dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka – angka yang diperoleh dari perhitungan statistik.

3.2.7.1Rancangan Analisis Data Deskriptif

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 147) analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mncari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa diuji signifikasinya.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai program word of mouthterhadap


(46)

keputusan berkunjung. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:

1. Analisis deskriptif tentang pengaruh Word of Mouth di Pemandian Air Panas Cikundul.

2. Analisis deskriptif tentang keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul

3.2.7.2Pengujian Hipotesis

Analisis verifikatif bertujuan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple

regression (regresi berganda). Regresi berganda digunakan untuk melihat hubungan

atau pengaruh fungsional ataupun kausal program Word of Mouth (X) yang terdiri dari Talkers (X1), Topics (X2), Tools (X3).dan TakingPart (X4) terhadap keputusan

berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul.

Adapun langkah-langkah untuk analisis verifikatif adalah sebagai berikut:

3.2.7.2.1 Method Of Successive Interval (MSI)

Karena penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan

Method of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan

transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban


(47)

d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban

e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut :

Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

3.2.7.2.2 Teknik Analisis Linear Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Analisis Regresi multiple (berganda). Analisis regresi linear berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih.

Sebelum mengolah data dengan menggunakan program SPSS 20 for windows, peneliti harus menentukan terlebih dahulu teknik analisis yang digunakan. Teknik analisisregresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda.

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 275) regresi berganda digunakan oleh peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Manfaat dari hasil regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependent dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independent atau tidak (Sugiyono, 2014, hlm. 260)

Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka variabel yang dianalisis adalah variabel

independent yaitu word of mouth yang terdiri dari talkers, topics, tools, dan taking

) ( ) ( ) ( ) ( Limit Lower Bellow Area Limit Upper Below Area Limit Upper at Dencity Limit Lower at Dencity Value Scale  


(48)

part. Sedangkan yang menjadi variabel dependent adalah keputusan berkunjung.

Untuk bisa membuat ramalan regresi, maka data setiap variabel harus tersedia. Berdasarkan data tersebut peneliti harus menemukan persamaan regresi berganda melalui perhitungan sebagai berikut :

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Keterangan :

Y = Subjek dalam variabel dependent yang diprediksikan a = Harga Y bila X=0

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependent yang disadarkan variabel independent. Bila (+) maka naik, bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu X1, X2, X3,

X4

e = Epsilon (pengaruh luar)

Analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independent minimal dua atau lebih. Menerjemahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang menyatakan pengaruh sub variabel independent yang paling dominan terhadap dependen, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut :

GAMBAR 3.1

X1.1

X1.2

X1.3

Y


(49)

REGRESI BERGANDA

Keterangan :

X1.1 =Talkers

X1.2 = Topics

X1.3 = Tools

X1.4 = Taking Part

Y = Keputusan berkunjung

Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan secara simultan dan parsial dengan rumus sebagai berikut:

a. Pengujian Secara Simultan

Uji secara simultan yaitu uji statistik bagi koefisien regresi yang bersama-sama mempengaruhi Y, uji ini menggunakan uji F

F = R2 (n – k – 1) K (1 –

R

2) (Hasan, 2009, hlm. 107) Keterangan:

R= Nilai korelasi

k= Jumlah variabel bebas n = Jumlah subjek (sampel) b. Pengujian Secara Parsial

Uji secara parsial yaitu uji statistik bagi koefisien regresi dengan hanya satu koefisien regresi yang mempengaruhi Y, uji ini menggunakan uji t

t0 = b1– B i , i = 1, 2, 3, ...

S b1 (Hasan, 2009, hlm. 108)

Teknik analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Teknik analisis regresi dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut:


(50)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data data normal. mendekati normal. pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistic (Ghozali, hlm. 2005).

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan data yang mendekati normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metodelain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis

normal probability plot addalah sebagai berikut:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis statistic yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov test (K-S).

Uji K-S dilakukan dengan hipotesis: Ho = Data residual terdistribusi normal Ha = Data residual tidak terdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:

1) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistic maka Ho ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.

2) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistic maka Ho diterima, yang berarti data terdistribusi normal.


(1)

130

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkunjung, yaitu pada tools atau perlengkapan yang diperlukan untuk mempermudah konsumen dalam melakukan WOM. Maka diharapkan pengelola meningkatkan pemanfaatan segala perlengkapan yang dapat membantu kegiatan word of mouth, salah satunya diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan media internet khususnya media sosial, karena di era digital ini media sosial akan sangat membantu kegiatan word of mouth, karena pertukaran informasi melalui media sosial sangat cepat.

2. Pada keputusan berkunjung terdapat dimensi yang mendapatkan penilaian terendah, yaitu waktu kunjungan. Hal ini dikarenakankebanyakan wisatawan berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul pada akhir pekan, wisatawan yang berkunjung ke Pemandian Air Panas pada saat hari kerja terbilang jarang, selain itu pada masa liburan nasional wisatawan yang datang tidak sebanyak pada akhir pekan. Maka dari itu diharapkan pengelola dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada hari kerja, salah satunya dengan cara mengembangkan Pemandian Air Panas Cikundul dengan menambah atraksi wisata agar wisatawan lebih tertarik untuk berkunjung, contohnya membangun waterboom di kolam air dingin.

3. Penerapan word of mouth di Pemandian Air Panas Cikundul mendapatkan penilaian yang baik dari wisatawan nusantara individu. Oleh karena itu diharapkan pihak pengelola dapat menjaga dan meningkatkan Standard Operation Procedure (SOP) agar semakin baik pelayanannya sehingga akan semakin banyak wisatawan yang membantu kegiatan word of mouth. Selain itu untuk meningkatkan keputusan berkunjung diharapkan pengelola meningkatkan upaya pemasarannya, dan segenap karyawan diharapakan dapat terlibat dalam kegiatan word of mouth, agar dampaknya maksimal.

4. Penelitian ini masih banyak kekurangan seperti dalam kajian teoritik word of mouth dan keputusan berkunjung. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat lebih rinci dalam menggunakan referensi yang lebih luas mengenai kedua konsep tersebut. Selain itu diharapkan penelitian selanjutnya meniliti kajian


(2)

131

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemasaran yang berhubungan dengan penelitian ini seperti word of mouth positive ataupun word of mouth negative. Penelitian ini juga hanya meneliti pada wisatawan nusantara individu yang berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul, rekomendasi kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti secara lebih luas seperi kepada wisatawan mancanegara.


(3)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. (2008).Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta

Anonim. (2010).International Encyclopedia of Hospitality Management, UK: Elsevier Ltd

Bowie, David & Buttle, Francis. (2004).Hospitality Marketing, London: Elsevier Finnan, Aditya, Suharyono, & Kusumawati, Andriani. (2015). Pengaruh Word of

Mouth Terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen(Studi pada Konsumen Kober Mie Setan jalan Simpang. Skripsi. Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Administrasi

Gusti & Made. (2012). Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET

Hasan, Ali. (2008).Marketing, Yogyakarta: Media Pressindo

Hermansyah, Lutfi. (2010). Pengaruh Strategi Pemasaran Word of Mouth Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen(Studi Pada CV Jaya Mandiri Interior Malang). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Higham, James. (2005). Sport Tourism Destinations, London: Elsevier

Horner, Susan & Swarbroke, John. (1996). Marketing Tourism, Hospitality and Leisure in Europe. Pennsylvania: International Thomson Business Press

____________________________. (2001).Business Travel and Tourism, London: Reed Educational and Professional Publishing Ltd

Hoffman, Douglas & Beteson, John. (2012). Services Marketing: Concepts, Strategies, & Cases.South-Western College

Huang Chuan &Cheng Aiwu. (2009). Marketing Science Innovations and Economic Development.Summit International Marketing Science and Management Technology Conference


(4)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jalilvand, Mohamad Reza dan Samiei, Neda. (2012). "The effect of word of mouth on inbound tourists' decision for traveling to Islamic destinations (the case of Isfahan as a tourist destination in Iran)", Journal of Islamic Marketing

Jennings, Gayle. (2006). Water-Based Tourism, Sport,Leisure, and Recreation Experiences

Jillian C. Sweeney N, Soutar Tim Mazzarol. (2012). Word of Mouth: Measuring The Power of Individual Messages”, European Journal of Marketing

Kotler, Philip & Amstrong, Gary. (2014).Principles of Marketing (Fifteenth Edition). London: pearson education

___________, Amstrong, Gary. (2012).Principles of Marketing (Fourteenth Edition). USA: Prentice Hall

___________, Bowen, John T, & Makens, James C. (2006).Marketing for Hospitality and Tourism (Fourth Edition), New Jersey: Pearson Prentice Hall

___________, Keller, Kevin Lenne. (2012).Marketing Management 14 E, New Jersey: Pearson

___________, Keller, Kevin Lenne. (2009).Marketing Management 13 E, New Jersey: Prentice Hall

Kumala, Oktavantika Benazir. (2012). Pengaruh Word of Moutf terhadap minat beli konsumen pada Tune Hotels Kuta Bali. Skripsi. Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lovelock, Christoper dan Jochen, Wirtz. (2011). Marketing Management CustomerBehavior 7th Edition, Boston: Pearson

Pitana, I Gede & Diarta, I Ketut Surya. (2009).Pengantar Ilmu Pariwisata, Yogyakarta: ANDI Offsets

Pender, Lesley & Sharpley, Richard. (2005).The Management of Tourism, London: SAGE Publications Ltd

Rambat, Lupiyoadi & A. Hamdani. (2011).Manajemen Pemasaran Jasa Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 10 Tahun 2010 tentang Kepariwisataan Republik Indonesia, Undang-Undang No. 10 Tahun 2010 tentang Kepariwisataan


(5)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ridwan. (2008).Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Richardson, I John & Martin Fluker. (2004).Understanding and Managing Tourism, Person Hospitality Press

Silalahi, Ulbert. (2010).Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT. Refika Aditama. Sernovitz, Andy. (2012). Word of Mouth Marketing How Smart Companies Get

People Talking. Austin: Greenleaf Book Press.

Sugiyono. (2014).Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta Suwantoro, Gamal. (2004).Dasar-dasar Pariwisata, Yogyakarta: ANDI Tjiptono, Fandy. (2008).Manajemen Pemasaran, Yogyakarta: ANDI

Ulil, Mufti. (2013). Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Santri Memilih Pondok Pesantren. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

Umar, Husein. (2009).Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua, Jakarta: Rajawali Pers

Werdiningsih, Ratri. (2012). Pengaruh Word of Mouth terhadap Proses Keputusan Pembelian Produk House of Adity. Skripsi. Institut Manajemen Telkom Program Studi Administrasi Bisnis

Yoeti, Oka A. (1996).Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa

Zulganef. (2008).Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu

DATA BASE

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dalam Angka Tahun 2014 Kota Sukabumi Dalam Angka Tahun 2014

Pusat Data dan Informasi Kemenparekraf


(6)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

www.unwto.org,diakses pada 6 Maret 2015 www.travel.kompas.com, diakses 8 Maret 2015 www.jabar.tribunnews.com, diakses 8 Maret 2015 www.disparbud.jabarprov.go.id, diakses 8 Maret www.wordofmouthbook.com, diakses 11 Juli 2015