PENGARUH PHYSICAL EVIDENCE PEMANDIAN AIR PANAS CIWALINI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN : Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung.

(1)

CIWALINI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN

(Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Mengikuti Sidang Skripsi pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Rizka Putri Ananda 0804604

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH PHYSICAL EVIDENCE OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS CIWALINI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN

(Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung)

Oleh Rizka Putri Ananda

0804604

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rizka Putri Ananda 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

De ga i i saya e yataka bahwa skripsi i i de ga judul Pe garuh Physical Evidence Objek

Wisata Pe a dia Air Pa as Ciwali i Terhadap Keputusa Berku ju g Wisatawa (Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung) beserta seluruh isinya adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuwan yang berlaku dalam masyarakat keilmuwan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika-etika keilmuwan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, November 2012 Yang Membuat Pernyataan


(4)

KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN

(pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung) Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Eeng Ahman, M.S NIP. 196110221986031002

Oce Ridwanudin, MM NIP. 198104072010121002

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

H.P.Diyah Setyorini, MM NIP.197610312008122001 Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Rizka Putri Ananda NIM.0804604


(5)

ABSTRAK

Rizka Putri Ananda, 0804604, “PengaruhPhysical Evidence Pemandian Air Panas Ciwalini Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan (Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung), Skripsi, 2012, di bawah Bimbingan Prof. Dr. Eeng Ahman, M.S dan Oce Ridwanudin, MM

Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi wisata yang cukup besar karena terdapat banyak destinasi wisata yang dapat menjadi alternatif pilihan wisatawan untuk berkunjung. Salah satu kekuatan pariwisata Kabupaten Bandung adalah banyaknya jenis wisata alam yang dapat dijadikan sebagai kawasan wisata unggulan. Pemandian Air Panas Ciwalini merupakan salah satu destinasi alam dari 28 destinasi yang ada di Kabupaten Bandung. Setiap tahunnya jumlah pengunjung ke Pemandian Air Panas Ciwalini fluktuatif dengan kecenderungan yang menurun dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan melalui pengelolaan bukti fisik (physical evidence) di dalam objek wisata itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil kajian mengenai: (1) Physical evidence yang terdiri dari facility exterior (fasilitas eksterior), facility interior (fasilitas interior) dan other tangibles pada objek wisata Pemandian Air Panas Ciwalini. (2) Keputusan berkunjung yang terdiri dari pemilihan produk wisata, pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah kunjungan dan penentuan waktu kunjungan wisatawan ke Pemandian Air Panas Ciwalini. (3) Pengaruh physical evidence terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada Pemandian Air Panas Ciwalini. Objek penelitian ini adalah untuk mengetahui physical evidence yang terdiri dari facility exterior, facility interior

dan other tangibles terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara di Pemandian Air Panas Ciwalini. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan metode explanatory survey. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini. Sampel penelitian ini sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik penarikan sampel

simple random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis jalur. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa physical evidence

yang terdiri dari atas sub variable fasilitas eksterior, fasilitas interior dan other tangibles memberikan pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Pemandian Air Panas Ciwalini. Fasilitas interior memberikan pengaruh paling tinggi terhadap keputusan berkunjung, sedangkan yang memiliki pengaruh terendah adalah fasilitas eksterior.


(6)

ABSTRACT

Rizka Putri Ananda, 0804604, Effect of Physical Evidence Pemandian Air Panas Ciwalini on Tourists visiting Decisions. (Survey on local tourist in Pemandian Air Panas Ciwalini – Ciwedey Kabupaten Bandung), Script, 2012, under Prof.Dr.Eeng Ahman, MS and Oce Riwanudin, MM advisory.

Kabupaten Bandung is one of regions that has a lot of potential tourism object since it has many alternative destination for tourists to visit.One of the strenght of Bandung tourism are the enormous number of eco tourism objec ts that can be managed as best tourism area.Pemandian Air Panas Ciwalini is one out of 28 ecotourism destination that lays in Kabupaten Bandung.Every year the amount of visitors who visit pemandian Air Panas Ciwalini are fluctuated, which is seems to be decreased in the last two years.Based on the data, a research of effort on increasing the amount of visitor through management of physical evidence inside the site had been conducted.The aims of this research is to gain the result of examination about (1) Physical evidence which consist of facililty exterior, facility interior and other tangibles in the tourism object Pemandian Air Panas Ciwalini. (2) Visiting decisions which consist of choosing the tourism product, choosing the brand, choosing the travel agent, amount of visiting, and decision of visiting time of the tourist to Pemandian Air Panas Ciwalini. (3) The effect of physical evidence to the decision of the tourist on visiting Pemandian Air Panas Ciwalini.The object of this research is to acknowlegde the physical evidence which consist of facility exterior, facility interior and other tangibles on the the local tourist’s decisions to visit Pemandian Air Panas Ciwalini.The kind of research is descriptive and verivicative which use explanatory survey method.Population in this research was the domestic tourist from accros the country in Pemandian Air Panas Ciwalini.100 people had been taken to be the samples of the research which is using simple random sampling.Data analysis technique that is used in this research is Path Analysis MethodThe result on hipothesis examination showed that the physical evidence which consist sub variable such; exterior facilities,interior facilities and other tangibles, gives effects on visiting decisions to Pemandian Air Panas Ciwalini Interior facilities deliver the highest effects on taking the visit decision, whereas eksterior facilities give the lowest effects.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka……… . 12

2.1.1 Physical Evidence bagian dari Markeing Mix ... 12

2.1.1.1 Bauran Pemasaran Jasa ... 17

2.1.1.2 Konsep Physical Evidence ... 23

2.1.1.3 Dimensi Physical Evidence ... 26

2.1.2 Konsep Pariwisata ... 28

2.1.2.1 Wisata Alam ... 29

2.1.2.2 Proses Destinasi Pariwisata ... 30

2.1.3Konsep Keputusan Pembelian ... 31

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 31

2.1.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 33


(8)

2.2 Penelitian Terdahulu dan Orsinalitas Penelitian ... 40

2.3 Kerangka Pemikiran ... 41

2.4 Hipotesis ... 46

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 49

3.2 Metode Penelitian... 50

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan ... 50

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 51

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 54

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel ... 55

3.2.4.1 Populasi ... 55

3.2.4.2 Sampel ... 56

3.2.4.3 Teknik Sampling... 57

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data... . 58

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 59

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas... 59

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 65

3.2.7 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 68

3.2.7.1 Analisis Data Deskriptif ... 68

3.2.7.2 Method of Succesive Interval (MSI) ... 70


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan dan Wisatawan ... 75

4.1.1 Profil Perusahaan ... 75

4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 75

4.1.1.2 Sejarah Perusahaan... 76

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang ditawarkan ... 77

4.1.2 Profil Pengunjung Pemandian Air Panas Ciwalini ... 77

4.1.2.1 Keterkaitan Karakteristik Wisatawan Berdsarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 79

4.1.2.2 Keterkaitan Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan ... 80

4.1.2.3 Keterkaitan Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan dan Penghasilan ... 82

4.1.3 Pengalaman Wisatawan Pemandian Air Panas Ciwalini ... 83

4.1.3.1 Jumlah Kunjungan Pengunjung ke Pemandian Air Panas Ciwalini dalam Kurun Waktu Satu bulan ... 83

4.1.3.2 Daya Tarik Pengunjung Menurut Informasi Mengenai Pemandian Air Panas Ciwalini... 84

4.1.3.3 Daya Tarik Pengunjung Menurut Tujuan Berkunjung ke Pemandian Air Panas Ciwalini... 86


(10)

4.1.3.4 Daya Tarik Pengunjung Menurut Biaya Pengeluaran Selama

Berada di Pemandian Air Panas Ciwalini ... 87

4.1.3.5 Daya Tarik Pengunjung Menurut Kunjungan ke Objek Wisata Lain ... 88

4.2 Tanggapan Wisatawan Terhadap Physical Evidence ... 89

4.2.1 Tanggapan Pengunjung Terhadap Fasilitas Eksterior ... 91

4.2.2 Tanggapan Pengunjung Terhadap Fasilitas Interior ... 96

4.2.3 Tanggapan Pengunjung Terhadap Fasilitas Lainnya ... 100

4.3 Tanggapan Wisatawan Terhadap Keputusan Berkunjung pada Objek Wisata Pemandian Air Panas Ciwalini... 103

4.4 Pengaruh Physical Evidence terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Pada Pemandian Air Panas Ciwalini ... 110

4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 119

4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 119

4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 120

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ………….. ... 122

5.2 Rekomendasi ... 124

DAFTAR PUSTAKA ... xvi


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengembangan kepariwisataan Jawa Barat tidak terlepas dari munculnya berbagai isu strategis pembangunan. Ketimpangan pembangunan poros utara-tengah-selatan, penyediaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, optimalisasi kinerja pemerintah daerah, lemahnya sinergitas antar unit kerja, pelibatan masyarakat, maupun pengembangan sumber daya manusia merupakan beberapa isu khusus yang juga berpengaruh terhadap perkembangan kepariwisataan Provinsi Jawa Barat (Bappeda Provinsi Jawa Barat,2005)

Kebijakan, strategi, serta program pembangunan seperti yang tertuang dalam Perda No. 1 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Pemerintah Provinsi Jawa Barat, mengisyaratkan bahwa pengembangan dan pembangunan sektor pariwisata memegang peranan penting dalam pengembangan wilayah. Melalui pengembangan kawasan-kawasan andalan yang terdapat di Provinsi Jawa Barat, secara internal pengembangan sektor kepariwisataan diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan secara eksternal diharapkan mampu menjadi sektor utama yang memberikan dampak menyebar pada wilayah sekitarnya demi menciptakan pemerataan wilayah.

Jawa Barat memiliki potensi pariwisata yang begitu beragam, baik dari sisi produk wisata maupun pasar wisatawan, dengan alam dan budaya yang dimiliki, Jawa Barat menawarkan berbagai daya tarik wisata. Potensi pasar wisatawan Jawa


(12)

Barat juga tidak kalah besarnya. Kedekatan Jawa Barat dengan provinsi-provinsi berpenduduk banyak dan sudah berkembang menjadikan Jawa Barat kaya akan sumber pasar wisatawan yang tentunya dapat dijadikan objek kunjungan baik oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan asing. Adapun data jumlah kunjungan wisnus dan wisman, dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

TABEL 1.1

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE JAWA BARAT TAHUN 2007-2011

Tahun Wisatawan Nusantara

Wisatawan Asing

Pertumbuhan (%) Wisatawan

Nusantara

Wisatawan Asing 2007 23.859.547 227.068

2008 23.782.802 338.959 -0,3 49,3 2009 24.075.027 254.551 1,2 -24,9 2010 25.066.687 205.033 4,1 -19,5 2011 25.781.420 215.347 2,8 5,0 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, 2011

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas pertumbuhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat baik wisatawan nusantara maupun asing cenderung meningkat, namun dilihat trend pertumbuhannya wisatawan nusantara relatif stabil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan jumlah wisatawan asing yang seringkali fluktuatif bahkan tahun 2010 terjadi penurunan pertumbuhan. Pada tahun 2007 jumlah wisatawan nusantara tercatat sebanyak 23.859.547 orang dan sampai akhir tahun 2011 tercatat sebanyak 25.781.4207 orang, dan jumlah wisatawan asing pun di tahun 2011 kembali terjadi peningkatan sebesar 5,0%.

Meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata tentunya dapat berdampak positif bagi perkembangan sektor pariwisata di Jawa Barat. Melalui pengembangan kawasan-kawasan andalan yang terdapat di Provinsi Jawa Barat, secara internal pengembangan sektor kepariwisataan


(13)

diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, dan secara eksternal diharapkan mampu menjadi sektor utama yang memberikan dampak menyebar pada wilayah sekitarnya demi menciptakan pemerataan wilayah.

Kabupaten Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang memiliki potensi wisata yang cukup besar karena terdapat banyak jenis wisata yang dapat menjadi alternatif pilihan wisatawan untuk berkunjung. Salah satu kekuatan pariwisata Kabupaten Bandung adalah banyaknya jenis wisata alam yang dapat dijadikan sebagai kawasan wisata unggulan. Sebagai gambaran Tabel 1.2 menunjukkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bandung.

TABEL 1.2

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2007-2011

Tahun Wisatawan Nusantara

Wisatawan Asing

Pertumbuhan (%) Wisatawan

Nusantara

Wisatawan Asing 2007 3.277.073 63.802

2008 3.342.044 61.301 2,0 -3,9 2009 3.632.011 62.301 8,7 1,6 2010 4.021.239 66.223 10,7 6,3 2011 4.542.458 71.200 12,9 7,5 Sumber : Disbudpar Kabupaten Bandung, 2011

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan nusantara maupun asing yang datang berkunjung ke Kabupaten Bandung cenderung meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan 8,57% untuk wisatawan nusantara dan 2,9% untuk wisatawan asing. Peningkatan tersebut dimungkinkan selain karena banyaknya pilihan kawasan wisata terutama di Bandung Selatan juga sebagai akibat dari membaiknya kualitas pelayanan baik dalam hal fasilitas maupun infrastruktur pendukung pengembangan pariwisata di daerah tersebut. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung


(14)

tahun 2011, secara keseluruhan jumlah objek wisata yang ada di Bandung wilayah selatan adalah 28 objek wisata seperti dapat dilihat pada Tabel 1.3.

TABEL 1.3

DATA OBJEK WISATA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011 No. Objek Wisata Jarak Pusat Kota (Km)

Pengelola Jenis Wisata Lokasi

1 Situ Patenggang 46 Koperasi Alam Kec.Rancabali

2 Air Panas

Cimanggu 45 Perhutani Alam

Kec.Rancabali

3 Gunung Tunduh 35 PTPN VIII Alam Kec.Pangalengan

4 Gunung Tangsi 40 Perhutani Alam Kec.Rancabali

5 Kawah Putih 44 Perhutani Alam Kec.Rancabali

6 Ranca Upas 45 Perhutani Alam & Minat

Khusus

Kec.Rancabali

7 Guning Puntang 32 Perhutani Alam & Minat

Khusus

Kec. Cimaung

8 Air Panas Cibolang 35 PTPN VIII Alam Kec. Pangalengan

9 Air Panas Ciwalini 50 PTPN VIII Alam Kec.Rancabali

10 Situ Cileunca 32 Pemda Budaya Kec. Pangalengan

11 Mandala Wisata 25 KUD Alam Kec. Pasirjambu

12 Kawah Cibuni 27 Perhutani Alam Kec. Rancabali

13 Pranatirta 27 Koperasi Alam Kec. Rancabali

14 Gambung 28 PTPN VIII Alam Kec. Pasirjambu

15 Situ Sipatahuan 40 Desa Alam Kec. Baleendah

16 Curug Cisabuk 71 Desa Alam Kec. Rancabali

17 Tirta Bidadari 41 Desa Alam Kec. Cikalong

wetan

18 Tirta Camelia 37 PTPN VIII Alam Kec. Pangalengan

19 Bumi Alit 18 Masyarakat Budaya Kec. Banjaran

20 Gunung Nini 58 PTPN VIII Alam Kec. Pangalengan

21 Gunung Padang 37 Perhutani Alam Kec. Ciwideuy

22 Rumah Hitam 32 Masyarakat Budaya Kec. Pangalengan

23 Taman Sari Alam 2 Masyarakat Alam Kec. Pasirjambu

24 Curug Ceret 4 Masyarakat Budaya Kec. Pangalengan

25 Geothermal Magma 7 Masyarakat Budaya Kec. Pangalengan

26 Makam Boscha 7 PTPN VIII Alam Kec. Pangalengan

27 Malabar 5 PTPN VIII Alam Kec. Pangalengan

28 Kp.Mahmud 10 Masyarakat Alam Kec. Margaasih

Sumber : Disbudpar Kabupaten Bandung, 2011

Berdasarkan Tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa keberagaman jenis wisata di kawasan Kabupaten Bandung wilayah selatan membuat daya tarik


(15)

wisata bagi wisatawan semakin tinggi. Sebagian besar pilihan wisatawan untuk berkunjung ke objek-objek wisata di kawasan Kabupaten Bandung wilayah selatan adalah kemenarikan wisata alamnya yang asri dan belum tercemar polusi, namun selama ini masih ada anggapan bahwa beragamnya kemenarikan objek wisata di Bandung Selatan ini kurang didukung oleh penyediaan sarana penunjang untuk berwisata.

Wisatawan yang mengunjungi objek wisata hanya merasa terpenuhi keinginan untuk menikmati keasrian suatu objek wisata tanpa dipenuhi kebutuhan untuk aktivitas lainnya, karena kondisi dan ketersediaan fasilitas wisata yang kurang memenuhi harapan pengunjung. Selama ini upaya yang dilakukan oleh Disbudpar Kabupaten Bandung, dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan masih sebatas pada penyebaran booklet, leaflet dan pameran belum memaksimalkan kualitas tujuan wisata yang tentunya akan melibatkan kepentingan wisatawan sebagai konsumennya. Oleh karena itu Disbudpar Kabupaten Bandung dituntut untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, dimana strategi pemasaran harus disesuaikan menurut kebutuhan wisatawan, sehingga intensitas kunjungan wisatawan yang masuk ke Kabupaten Bandung semakin meningkat. Hal ini perlu dilakukan mengingat Kabupaten Bandung memiliki potensi wisata alam yang beragam dengan kualitas dan daya tarik yang dapat diandalkan. Salah satu destinasi wisata alam yang menjadi andalan dan banyak dikunjungi oleh wisatawan di Kabupaten Bandung wilayah selatan adalah Pemandian Air Panas Ciwalini.


(16)

Pemandian Air Panas Ciwalini adalah sebuah tempat wisata yang menyediakan kolam renang, kamar mandi tertutup, permainan anak, wisata alam

tea walk, bungalow, restaurant dan cottage dan perkebunan teh Walini yang tidak terpisahkan, produk-produk ini dikemas dengan baik yang dikelola oleh Puskopkar PTPN VIII. Pemandian Air Panas Ciwalini juga mempunyai fasilitas layanan untuk memberikan kenyamanan bagi pelanggannya seperti kolam renang I dan II, kolam rendam, restoran, bungalow, cottage, flying fox, water boom dan lainnya.

Kolam renang air panas Ciwalini terletak pada hamparan area perkebunan teh, dengan ketinggian 2000 m di atas permukaan air laut dan berjarak 60 km dari Kota Bandung. Kolam air panas ini sangat diinginkan oleh masyarakat untuk rekreasi, karena udaranya yang sejuk, pemandangan yang indah dan adanya Pemandian Air Panas Ciwalini memiliki potensi wisata alam yang tidak di ragukan lagi, dengan potensi ini Pemandian Air Panas Ciwalini setidaknya mampu menarik banyak para wisatawan. Namun jumlah wisatawan lokal yang berkunjung ke Pemandian Air Panas Ciwalini menunjukkan kecenderungan yang menurun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.4.

TABEL 1.4

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA KE TEMPAT PEMANDIAN AIR PANAS DI KABUPATEN BANDUNG

PERIODE 2007-2011 Tahun

Jumlah Pengunjung (Orang)

Pertumbuhan (%)

Ciwalini Cimanggu Cibolang Ciwalini Cimanggu Cibolang

2007 121.783 85.792 32.021 - - -

2008 116.348 91.430 33.572 -4,5 6,57 4,8

2009 142.318 156.149 30.147 22,3 70,78 -10,2

2010 135.021 114.171 31.279 -5,1 -26,88 3,8

2011 132.478 126.783 31.339 -1,9 11,04 0,2

2012 133.501 145.674 30.997 0,01 0,012 `


(17)

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa dari tiga tempat wisata alam yang sejenis di kawasan wisata Kabupaten Bandung, menunjukkan hasil yang bervariasi dalam menyerap wisatawan, tempat pemandian air panas Cimanggu masih menjadi tempat pilihan utama wisatawan. Masih relatif tingginya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Cimanggu disebabkan karena selain lokasinya strategis yang tepat berada dipinggir jalan utama juga karena memiliki tempat pemandian air panas yang lebih luas serta fasilitas pendukung lainnya yang cukup lengkap dan wisatawan dapat menikmati kapan saja karena dibuka selama 24 jam setiap hari. Kondisi ini yang menyebabkan jumlah wisatawan pada tahun 2009 yang datang lebih banyak ke Cimanggu dibandingkan ke Ciwalini maupun Cibolang. Salah satu hal yang menarik dari ketiga tempat wisata alam yang sejenis tersebut adalah Ciwalini yang secara berturut-turut dari tahun 2009 sampai tahun 2011 yang mengalami penurunan jumlah pengunjung dibandingkan kedua tempat pemandian air panas lainnya pada tahun 2011 justru mengalami kenaikan jumlah pengunjung. Kondisi ini juga dapat mengindikasikan bahwa keputusan wisatawan untuk melakukan kunjungan ke pemandian air panas Ciwalini mengalami penurunan.

Penurunan jumlah kunjungan ke objek wisata Air Panas Ciwalini selain karena tingkat persaingan dengan objek wisata alam yang lokasinya dekat dengan wisata Air Panas Ciwalini juga karena adanya objek wisata baru yang menampilkan beragam atraksi menarik terutama bagi keluarga, sehingga menyebabkan wisatawan berpindah ke objek wisata lain. Untuk menjaga dan meningkatkan agar pengunjung tetap tertarik dan mau berkunjung ke objek wisata


(18)

Air Panas Ciwalini, maka pihak pengelola membutuhkan langkah-langkah strategis dalam mengelola dan memasarkan produk jasa wisatanya. Strategi yang dilakukan oleh pengelola selain melalui penyebaran booklet, leaflet dan pameran wisata yang rutin diikuti oleh pengelola pemandian air panas Ciwalini adalah pemeran di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung dan Jawa Barat yang rutin dilakukan dalam setiap tahun. Strategi lainnya yang juga tak kalah penting untuk meningkatkan jumlah kinjungan adalah pengelolaan bukti fisik (physical evidence) di dalam objek wisata itu sendiri, seperti perbaikan akses jalan, penambahan kolam renang untuk anak-anak dan penambahan fasilitas pendukung seperti warung sovenir merupakan upaya serius dari pengelola untuk menjadikan pemandian air panas Ciwalini sebagai pilihan utama wisata alam.

Physical Evidence atau bukti fisik merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen. Dalam industri jasa wisata, mengelola physical evidence dengan mencoba menggunakan unsur yang

tangible untuk memperkuat arti atau nilai pokok intangible merupakan strategi yang penting dalam pemasaran jasa. Zeithaml at al (2013:278) menyebutkan bahwa physical evidence dapat dilihat dari Facility Exterior (Exterior design, signage, parking, landscape, surrounding environment), Facility Interior (Interior design, equipment, signage, layout, Air quality/temperature, Sound/music/lighting), Other Tangibles (Business cards, Stationery, Billing statements, Reports, Employee dress, Uniforms, Brochures, Web page, Virtual servicescape).


(19)

Physical evidence dalam objek wisata Pemandian Air Panas Ciwalini lebih ditujukan kepada penampilan fisik sarana wisata seperti kerapihan, kebersihan, kelengkapan, kelancaran, penampilan petugas, dan lain-lain. Hasil observasi dan wawancara awal dengan Bapak H. Dadang selaku pengelola Pemandian Air Panas Ciwalini dari Puskopkar PTPN VIII didapat informasi bahwa, aspek physical evidence objek wisata alam Air Panas Ciwalini (sarana prasana fasilitas pendukung kondisi atau interior design bangunan termasuk tata letak seperti kondisi jalan menuju lokasi pondokan wisata, ruang pertemuan, dan sarana lainnya) pada umumnya masih belum optimal.

Physical Evidence (bukti fisik) sangat penting dalam membentuk image

atau persepsi karena melalui bukti fisik ini konsumen siap untuk mengidentifikasikan dan membandingkan suatu perusahaan jasa dengan perusahaan jasa lainnya sehingga dalam pengambilan keputusan penggunaan jasa konsumen tidak salah pilih. Van Der Merwe (2006:67) dalam penelitiannya

menyebutkan “Jasa pariwisata pada dasarnya tidak berwujud, sehingga pelanggan

sering mengandalkan bukti fisik di lingkungan layanan untuk mengevaluasi kualitas layanan. Lingkungan fisik juga dapat mempengaruhi pilihan pelanggan, harapan, perilaku pembelian dan kepuasan dengan organisasi pariwisata”.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis perlu untuk melakukan penelitian tentang: “PENGARUH PHYSICAL EVIDENCE PEMANDIAN AIR PANAS CIWALINI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung)”.


(20)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana physical evidence yang terdiri dari facility exterior (fasilitas eksterior), facility interior (fasilitas interior) dan other tangibles pada objek wisata Pemandian Air Panas Ciwalini.

2. Bagaimana keputusan berkunjung wisatawan yang terdiri dari pemilihan produk wisata, pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah kunjungan dan penentuan waktu kunjungan wisatawan ke Pemandian Air Panas Ciwalini. 3. Bagaimana pengaruh physical evidence terhadap keputusan berkunjung

wisatawan pada Pemandian Air Panas Ciwalini.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil kajian mengenai:

1. Physical evidence yang terdiri dari facility exterior (fasilitas eksterior), facility interior (fasilitas interior) dan other tangibles pada objek wisata Pemandian Air Panas Ciwalini.

2. Keputusan berkunjung yang terdiri dari pemilihan produk wisata, pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah kunjungan dan penentuan waktu kunjungan wisatawan ke Pemandian Air Panas Ciwalini.

3. Pengaruh physical evidence terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada Pemandian Air Panas Ciwalini.


(21)

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan :

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan konseptual bagi pengembangan ilmu dan penelitian dalam bidang disiplin ilmu Manajemen Pemasaran Pariwisata khususnya pengembangan wawasan mengenai physical evidence objek wisata dan keputusan berkunjung wisatawan sehingga dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan wawasan Manajemen Pemasaran Destinasi.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak manajemen objek wisata Pemandian Air Panas Ciwalini untuk dapat lebih mengetahui program mana yang dapat memberikan keuntungan lebih banyak terutama dalam hal tinggi rendahnya keputusan berkunjung dari wisatawan ke Pemandian Air Panas Ciwalini, sehingga dapat menjadikan bahan informasi dalam upaya meningkatkan minat wisatawan agar nantinya dapat lebih dikembangkan lagi ke arah yang lebih baik dan yang menguntungkan pengelola.


(22)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu tanggapan dari responden tentang dari variabel independent (X) (variabel bebas) mengenai physical evidence yang terdiri dari facility exterior (X1), facility interior (X2) dan other tangibles (X3) terhadap keputusan berkunjung. Sedangkan yang menjadi variabel dependent (Y) (variabel terikat) yaitu keputusan berkunjung yang terdiri pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah kunjungan dan waktu berkunjung pada Pemandian Air Panas Ciwalini.

Pada penelitian ini yang menjadi responden, yaitu wisatawan nusantara yang berkunjung ke Pemandian Air Panas Ciwalini. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh physical evidence terhadap keputusan berkunjung wisatawan.

Berdasarkan kurun waktu penelitian yang dilaksanakan satu kali dan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, yaitu mulai dari bulan Maret sampai dengan bulan September 2012, maka metode penelitian yang dipergunakan adalah metode cross sectional. Metode cross sectional adalah metode penelitian yang mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu. (Sugiyono, 2010:5)


(23)

3.2 Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross sectional, yaitu “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang” (Husein Umar, 2010:131). Metode ini diharapkan peneliti dapat mengungkapkan serta mengkaji seberapa besar physical evidence terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada Pemandian Air Panas Ciwalini.

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan

Berdasarkan variable-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2010:35):

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih variabel (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan atau mencari hubungan variabel satu sama lain.

Melalui jenis penelitian deskriptif maka dapat diperoleh deskripsi mengenai physical evidence pada objek wisata Pemandian Air Panas Ciwalini serta persepsi responden tentang keputusan berkunjung. Menurut Sugiyono (2010:36) :

Penelitian verifikatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis, dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh physical evidence


(24)

Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross sectional.

3.2.2 Operasionalisasi variabel

Operasional variabel merupakan batasan atau arti suatu konstruk atau variabel dengan merinci hal-hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut. Adapun variabel-variabel yang akan diuji adalah pengaruh physical evidence terhadap keputusan berkunjung. Secara lebih rinci operasionalisasi masing-masing variabel itu dapat terlihat dalam Tabel 3.1 berikut

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel Konsep

Variabel

Sub

Variabel Indikator Ukuran Skala

No. Item

1 2 3 4 5 6 7

Physical Evidence

(X)

“The

environment in

which the

service is delivered and where firm and costumer interact and any tangible component that facilitate performance or

communication

of the service”.

Zeithaml, Bitner and Gremler (2013: 26) Facility exterior (fasilitas eksterior)

Exterior design Tingkat

kemenarikan gedung/bangunan luar

Ordinal C.1.1

Tingkat keunikan gedung/bangunan luar

Ordinal C.1.2

Signage

(tanda/logo/simbol/papan merek)

Tingkat kejelasan tanda atau papan nama

Ordinal C.1.3 Daya tarik tanda

atau papan nama Ordinal C.1.4

Parking (tempat parkir) Tingkat kemudahan parkir

Ordinal C.1.5 Tingkat

kenyamanan parkir

Ordinal C.1.6 Tingkat keluasan

area parkir Ordinal C.1.7


(25)

Variabel Konsep Variabel

Sub

Variabel Indikator Ukuran Skala

No. Item

1 2 3 4 5 6 7

(pemandangan) pemandangan

Pemandian Air Panas Ciwalini

Surrounding

environment (lingkungan sekitar)

Tingkat kenyamanan lingkungan sekitar

Ordinal C.1.9

Tingkat kebersihan lingkungan sekitar

Ordinal C.1.10

Facility interior

(fasilitas interior)

Interior design Daya tarik

interior design Ordinal C.2.11 Tingkat keunikan

interior design Ordinal C.2.12 Equipment

(perlengkapan)

Tingkat ketersediaan perlengkapan

sarana di

pemandian air panas Ciwalini

Ordinal C.2.13

Tingkat kelayakan

perlengkapan di pemandian air panas Ciwalini

Ordinal C.2.14

Layout (tata ruang) Tingkat

kesesuaian tata letak kolam renang

Ordinal C.2.15

Tingkat

kesesuaian tata letak kolam rendam tertutup

Ordinal C.2.16

Tingkat

kesesuaian tata letak kamar bilas

Ordinal C.2.17

Other tangibles

Ruang ganti Tingkat

kenyamanan ruang ganti


(26)

Variabel Konsep Variabel

Sub

Variabel Indikator Ukuran Skala

No. Item

1 2 3 4 5 6 7

Employee dress (pakaian pegawai)

Daya tarik pakaian kerja karyawan

Ordinal C.3.19 Tingkat

kerapihan

pakaian kerja karyawan

Ordinal C.3.20

Tingkat kesesuaian

pakaian kerja karyawan

Ordinal C.3.21

Brochures (brosur) Tingkat kejelasan

informasi Ordinal C.3.22 Tingkat

kemenarikan brosur

Ordinal C.3.23 Keputusan

Berkunjung (Y)

In the

evaluation stage, the consumers from preferences

among the

brands in the choice set and may also from an intention to buy the most preferred brand.

(Kotler & Keller,

2012:170)

Pemilihan produk Tingkat keunggulan produk

Ordinal D.1.1 Daya tarik

produk Ordinal D.1.2 Pemilihan merek Tingkat

pemilihan

berdasarkan citra Pemandian Air Panas Ciwalini

Ordinal D.1.3

Tingkat pemilihan berdasarkan kepopuleran Pemandian Air Panas Ciwalini

Ordinal D.1.4

Pemilihan penyalur Tingkat pemilihan berdasarkan lokasi strategis

Ordinal D.1.5

Tingkat kemudahan akomodasi dalam menjangkau lokasi


(27)

Variabel Konsep Variabel

Sub

Variabel Indikator Ukuran Skala

No. Item

1 2 3 4 5 6 7

Jumlah Kunjungan Intensitas melakukan

kunjungan ke Pemandian Air Panas Ciwalini pada waktu sebulan

Ordinal D.1.7

Penentuan waktu berkunjung

Intensitas melakukan kunjungan pada saat weekend

Ordinal D.1.8

Intensitas melakukan kunjungan pada saat hari libur besar

Ordinal D.1.9

Intensitas melakukan kunjungan pada saat weekday

Ordinal D.1.10 Intensitas

melakukan kunjungan pada saat ada promosi

Ordinal D.1.11

Sumber: Hasil pengolahan data, 2012

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Menurut Ulber Silalahi (2009 :280), menyatakan data merupakan hasil pengamatan dan pengukuran empiris yang mengungkapkan fakta tentang karakteristik dari suatu gejala tertentu. Data dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu data sekunder dan data primer.


(28)

1. Sumber data Primer menurut Ulber Silalahi (2009:289) adalah suatu objek atau dokumen original-material mentah dari pelaku yang disebut first-hand-information.

2. Sumber data Sekunder menurut Ulber Silalahi (2009:291) adalah merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan.

Berdasarkan data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti menuliskanya dalam Tabel 3.2 berikut :

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No. Data Jenis

Data Sumber Data

1 Pertumbuhan Kunjungan wistawan di Indonesia, Jawa Barat dan Kabupaten Bandung tahun 2007- 2011

Sekunder BPS, P2DSJ, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat dan Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung

2 Data jumlah pengunjung berdasarkan jenis-jenis wisata di Kota Bandung

Sekunder Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung

3 Nama wisata di Bandung Selatan

Sekunder Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung

4

Data jumlah pengunjung ke Pemandian Air Panas Ciwalini

Sekunder Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung

5 Program promosi wisata Air Panas Ciwalini

Sekunder Puskopkar PTPN VIII 6 Karakteristik responden Primer Pengunjung

7 Tangapan konsumen terhadap

Physical Evidence

Primer Pengunjung 8 Tangapan konsumen terhadap

keputusan berkunjung

Primer Pengunjung


(29)

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012:119) mendefiniskan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik ternetu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka polulasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik yang mempengaruhi keputusan berkunjung tersebut, dan anggota polulasinya adalah seluruh pengunjung objek wisata alam Pemandian Air Panas Ciwalini yang berjumlah 132.478 tahun 2011.

3.2.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:120), untuk pengambilan sampel dari populasi, agar diperoleh sampel yang presentatif mewakili, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Menurut Sugiyono (2012:120), “Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar mewakili”.

Berdasarkan pengertian sampel yang dikemukakan di atas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian,


(30)

yaitu sebagian pengunjung wisata alam Pemandian Air Panas Ciwalini. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2010:146), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (e= 0,10)

n =

2

) 10 , 0 ( 478 . 132 1

132.478 

n = 100

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel yang diteliti yaitu sebanyak 100 responden.

3.2.4.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel,

2

1 Ne

N n

 


(31)

(Sugiyono, 2012:121). Teknik sampling yang digunakan yaitu dengan menggunakan Non probability Sampling. Teknik ini tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pengunjung yang telah datang ke Pemandian Air Panas Ciwalini tidak datang kembali pada saat dilakukan penyebaran kuesioner. Secara spesifik teknik yang digunakan adalah Teknik Sampling Aksidental. Teknik ini menentukan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012:77). Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan untuk keperluan penelitian dimana data yang terkumpul adalah untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah:

1. Wawancara

Sebagai teknik komunikasi langsung dengan pimpinan Puskopkar PTPN VIII. Wawancara ini dilakukan kepada pihak manajemen untuk memperoleh data mengenai profil Pemandian Air Panas Ciwalini, pelanggan sasaran dan program promosi pemasaran khususnya physical evidence.


(32)

Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu wisata Pemandian Air Panas Ciwalini, khususnya mengenai physical evidence

3. Kuesioner/angket

Merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karaktersitik pengunjung, pelaksanaan physical evidence serta keputusan berkunjung. Kuesioner ditujukan kepada pengunjung wisata alam Pemandian Air Panas Ciwalini.

4. Studi Literatur

Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah variabel yang diteliti yang terdiri dari physical evidenceserta keputusan berkunjung didapat melalui Perpustakaan UPI, STT Telkom, Universitas Maranatha, internet dan lain-lain

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Mengingat pengumpulan dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan atau kesahihan suatu hasil peneliti sosial sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan, apabila alat ukur yang dipakai tidak valid atau tidak dapat dipercaya, maka hasil penelitian yang diperoleh tidak akan mampu menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Untuk mengatasi hal ini diperlukan dua macam pengujian yaitu test of validity (uji


(33)

kesahihan), dan test of reliability (uji keandalan), guna menguji kesungguhan jawaban responden.

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, (Sugiyono, 2012: 168)

Menurut Barker (2002:65) secara garis besar validitas dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Content Validity; “Content validity assesses whether the measure

adequately covers the different aspects of the construct that are specified

in its definition”.

2. Criterion Validity; “ It assesses how well the measure correlates with an

established criterion or indicator of the construct it is measuring”

3. Construct Validity; “Construct validity is established by accumulating

studies which test predictions about how the construct in question should

relate to other constructs and measures”

Dalam penelitian ini digunakan validitas jenis yang ketiga, yaitu konsep validitas yang dikembangkan dengan studi berkelanjutan yang mana menguji prediksi tentang bagaimana sebuah konsep dalam sebuah pertanyaan harus ada hubungannya dengan konsep-konsep dan ukuran-ukuran lainnya. Suatu alat ukur atau instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila


(34)

alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Untuk menguji validitas alat ukur, kuesioner dibagikan kepada responden, di mana setiap responden dimintai tanggapannya atas physical evidence serta keputusan berkunjung. Teknik yang digunakan dalam menguji korelasi antar pernyataan pada kuesioner nanti adalah rumus teknik korelasi product moment.

Adapun rumus korelasi pearson adalah sebagai berikut:

(Husein Umar, 2010:190) Keterangan:

r1 = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh subjel dalam setiap item Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item ∑X = jumlah skor dalam distribusi X yang berskala ordinal ∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y yang berskala ordinal ∑X2

= jumlah kuadrat masing-masing skor X ∑Y2

= jumlah kuadrat masing-masing skor Y n = banyaknya responden

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 19 for windows. Keputusan pengujian validitas item instrumen, menggunakan taraf signifikansi adalah sebagai berikut:

1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi α=0,05


(35)

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel 3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung < rtabel

Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% maka hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut.

TABEL 3.3

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL (X) PHYSICAL EVIDENCE DAN VARIABEL (Y) KEPUTUSAN BERKUNJUNG

No.

Item Pernyataan rhitung rtabel

Sig

Keterangan Fasilitas Eksterior (X1)

C.1.1 Tingkat kemenarikan gedung/bangunan luar 0,601 0,361 0,000 Valid

C.1.2 Tingkat keunikan gedung/bangunan luar 0,726 0,361 0,000 Valid

C.1.3 Tingkat kejelasan tanda atau papan nama 0,574 0,361 0,001 Valid

C.1.4 Daya tarik tanda atau papan nama 0,645 0,361 0,000 Valid

C.1.5 Tingkat kemudahan parkir 0,450 0,361 0,012 Valid

C.1.6 Tingkat kenyamanan parkir 0,526 0,361 0,003 Valid

C.1.7 Tingkat keluasan area parkir 0,457 0,361 0,011 Valid

C.1.8 Daya tarik pemandangan Pemandian Air

Panas Ciwalini 0,614 0,361 0,000 Valid

C.1.9 Tingkat kenyamanan lingkungan sekitar 0,706 0,361 0,000 Valid

C.1.10 Tingkat kebersihan lingkungan sekitar 0,796 0,361 0,000 Valid

Fasilitas Interior (X2)

C.2.11 Daya tarik interior design 0,464 0,361 0,010 Valid

C.2.12 Tingkat keunikan interior design 0,752 0,361 0,000 Valid

C.2.13 Tingkat ketersediaan perlengkapan sarana di

pemandian air panas Ciwalini 0,548 0,361 0,002 Valid

C.2.14 Tingkat kelayakan perlengkapan di

pemandian air panas Ciwalini 0,795 0,361 0,000 Valid

C.2.15 Tingkat kesesuaian tata letak kolam renang 0,779 0,361 0,000 Valid

C.2.16

Tingkat kesesuaian tata letak kolam rendam

tertutup 0,432 0,361 0,017 Valid

C.2.17 Tingkat kesesuaian tata letak kamar bilas 0,517 0,361 0,003 Valid

Fasilitas Lainnya (X3)

C.3.18 Tingkat kenyamanan ruang ganti 0,400 0,361 0,028 Valid

C.3.19 Daya tarik pakaian kerja karyawan 0,526 0,361 0,003 Valid


(36)

No.

Item Pernyataan rhitung rtabel

Sig

Keterangan

C.3.21 Tingkat kesesuaian pakaian kerja karyawan 0,471 0,361 0,009 Valid

C.3.22 Tingkat kejelasan informasi 0,700 0,361 0,000 Valid

C.3.23 Tingkat kemenarikan brosur 0,250 0,361 0,182 Tidak Valid

Keputusan Berkunjung (Y)

D.1.1

Tingkat keunggulan produk wisata

Pemandian Air Panas Ciwalini dibanding yang lain

0,567 0,361 0,001 Valid

D.1.2 Daya tarik produk wisata Pemandian Air

Panas Ciwalini 0,578 0,361 0,001 Valid

D.1.3 Tingkat pemilihan berdasarkan citra

Pemandian Air Panas Ciwalini 0,660 0,361 0,000 Valid

D.1.4 Tingkat pemilihan berdasarkan kepopuleran

Pemandian Air Panas Ciwalini 0,477 0,361 0,008 Valid

D.1.5 Tingkat pemilihan berdasarkan lokasi

strategis 0,615 0,361 0,000 Valid

D.1.6 Tingkat kemudahan akomodasi dalam

menjangkau lokasi 0,559 0,361 0,001 Valid

D.1.7

Intensitas melakukan kunjungan ke

Pemandian Air Panas Ciwalini pada waktu sebulan

0,667 0,361 0,000 Valid

D.1.8 Intensitas melakukan kunjungan pada saat weekend 0,715 0,361 0,000 Valid

D.1.9 Intensitas melakukan kunjungan pada saat

hari libur besar 0,569 0,361 0,001 Valid

D.1.10 Intensitas melakukan kunjungan pada saat

weekday 0,658 0,361 0,000 Valid

D.1.11 Intensitas melakukan kunjungan pada saat

ada promosi 0,547 0,361 0,002 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas pengukuran validitas untuk sub variabel physical evidence menunjukkan bahwa dari 25 item pertanyaan ada 2 item pernyataan yang tidak valid, karena skor r hitung lebih kecil dari r tabel yang bernilai 0.361. untuk variabel Y menunjukkan hasil pengujian uji validitas, dimana semua item pernyataan valid karena skor r hitung lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel yang bernilai 0.361.

Dengan demikian, karena terdapat item pernyataan dari variabel X yang tidak valid maka perlu dilakukan pengujian ulang tanpa memasukkan item kedua pernyataan tersebut, sehingga jumlah item yang digunakan untuk proses


(37)

selanjutnya sebanyak 23. Berikut ini merupakan hasil uji validitas setelah kedua item yang tidak valid dikeluarkan.

TABEL 3.4

HASIL TAHAP PENGUJIAN ULANG VALIDITAS VARIABEL (X) PHYSICAL

EVIDENCE DAN VARIABEL (Y) KEPUTUSAN BERKUNJUNG

No.

Item Pernyataan rhitung rtabel

Sig

Keterangan Fasilitas Eksterior (X1)

C.1.1 Tingkat kemenarikan gedung/bangunan luar 0,601 0,361 0,000 Valid

C.1.2 Tingkat keunikan gedung/bangunan luar 0,726 0,361 0,000 Valid

C.1.3 Tingkat kejelasan tanda atau papan nama 0,574 0,361 0,001 Valid

C.1.4 Daya tarik tanda atau papan nama 0,645 0,361 0,000 Valid

C.1.5 Tingkat kemudahan parkir 0,450 0,361 0,012 Valid

C.1.6 Tingkat kenyamanan parkir 0,526 0,361 0,003 Valid

C.1.7 Tingkat keluasan area parkir 0,457 0,361 0,011 Valid

C.1.8 Daya tarik pemandangan Pemandian Air

Panas Ciwalini 0,614 0,361 0,000 Valid

C.1.9 Tingkat kenyamanan lingkungan sekitar 0,706 0,361 0,000 Valid

C.1.10 Tingkat kebersihan lingkungan sekitar 0,796 0,361 0,000 Valid

Fasilitas Interior (X2)

C.2.11 Daya tarik interior design 0,464 0,361 0,010 Valid

C.2.12 Tingkat keunikan interior design 0,752 0,361 0,000 Valid

C.2.13 Tingkat ketersediaan perlengkapan sarana di

pemandian air panas Ciwalini 0,548 0,361 0,002 Valid

C.2.14 Tingkat kelayakan perlengkapan di

pemandian air panas Ciwalini 0,795 0,361 0,000 Valid

C.2.15 Tingkat kesesuaian tata letak kolam renang 0,779 0,361 0,000 Valid

C.2.16

Tingkat kesesuaian tata letak kolam rendam

tertutup 0,432 0,361 0,017 Valid

C.2.17 Tingkat kesesuaian tata letak kamar bilas 0,517 0,361 0,003 Valid

Fasilitas Lainnya (X3)


(38)

No.

Item Pernyataan rhitung rtabel

Sig

Keterangan

C.3.19 Daya tarik pakaian kerja karyawan 0,526 0,361 0,003 Valid

C.3.20 Tingkat kesesuaian pakaian kerja karyawan 0,471 0,361 0,009 Valid

C.3.21 Tingkat kejelasan informasi 0,700 0,361 0,000 Valid

Keputusan Berkunjung (Y)

D.1.1

Tingkat keunggulan produk wisata

Pemandian Air Panas Ciwalini dibanding yang lain

0,567 0,361 0,001 Valid

D.1.2 Daya tarik produk wisata Pemandian Air

Panas Ciwalini 0,578 0,361 0,001 Valid

D.1.3 Tingkat pemilihan berdasarkan citra

Pemandian Air Panas Ciwalini 0,660 0,361 0,000 Valid

D.1.4 Tingkat pemilihan berdasarkan kepopuleran

Pemandian Air Panas Ciwalini 0,477 0,361 0,008 Valid

D.1.5 Tingkat pemilihan berdasarkan lokasi

strategis 0,615 0,361 0,000 Valid

D.1.6 Tingkat kemudahan akomodasi dalam

menjangkau lokasi 0,559 0,361 0,001 Valid

D.1.7

Intensitas melakukan kunjungan ke

Pemandian Air Panas Ciwalini pada waktu sebulan

0,667 0,361 0,000 Valid

D.1.8 Intensitas melakukan kunjungan pada saat weekend 0,715 0,361 0,000 Valid

D.1.9 Intensitas melakukan kunjungan pada saat

hari libur besar 0,569 0,361 0,001 Valid

D.1.10 Intensitas melakukan kunjungan pada saat

weekday 0,658 0,361 0,000 Valid

D.1.11 Intensitas melakukan kunjungan pada saat

ada promosi 0,547 0,361 0,002 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

Tabel 3.4 menunjukkan hasil pengujian uji validitas, dimana semua item pernyataan valid karena skor r hitung lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel yang bernilai 0.361. Dengan demikian, maka proses selanjutnya adalah melakukan pengujian relaibilitas.

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu ukuran untuk menentukan apakah suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel berarti dapat dipercaya. Jadi,


(39)

reliabilitas menunjukkan tingkat keterandalan sesuatu. Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan tertentu (Suharsimi Arikunto, 2009:247).

Metode dasar untuk menentukan reliabilitas dapat diklasifikasikan menurut stabilitas pengukuran berdasarkan waktu atau konsistensi internal dari setiap item dalam skala sikap Aaker, Kumar, dan Day (2009:304). Secara garis besar reliabilitas dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Test-retest reliability; “The measure is administered to the same set of people on two or more separate occasions (e.g., a week or a month apart). Its test-retest reliability (sometimes called the stability coefficient) is assessed by the correlation between the scores from the different time points”

2. Equivalent form; “examines reliability across different versions of the

same instrument. This is an extension of test-retest reliability, where instead of re-administering the same measure on the second occasion, you

use an alternate (or „„equivalent‟‟ or „„parallel‟‟) form.

3. Inter-rater reliability; “is used for observational rather than self-report

measures, in order to check the reliability of observations”

4. Internal consistency; “is the standard way of assessing the inter-item reliability of a scale that is composed of multiple similar items (many self-report measures fall into this category). The assumption is that the items are equivalent or parallel, i.e., that they all aim to tap the same underlying construct”


(40)

Dalam penelitian ini digunakan reliabilitas jenis yang keempat, yaitu konsep reliabilitas konsistensi internal, yang merupakan cara standar dalam mengukur reliabilitas item-item yang berhubungan dari ukuran yang disusun dari item-item yang memiliki kemiripan. Asumsinya adalah item-item yang digunakan ekuivalen atau paralel. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, digunakan

internal consistency reliability dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (), hal ini sesuai dengan tujuan test yang bermaksud menguji konsistensi item-item dalam instrumen penelitian.

Mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya dapat menggunakan rumus Cronbach‟s Alpha, (Husein Umar, 2010:170). Dalam menghitung nilai reliabilitas digunakan rumus

alpha atau cronbach‟s alpha ( sebagai berikut:

(Husein Umar, 2010:170) Dimana:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan

= varian total

= jumlah varian butir tiap pertanyaan

Jumlah varian butir tiap pertanyaan dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap butir yang kemidian dijumlahkan ( ) sebagai berikut:


(41)

Dimana:

n = jumlah sampel = nilai varian

X= nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaaan)

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan terhadap 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28) dengan menggunakan software komputer SPSS (Statistical Product for Service Solution) 19.0, diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini dikarenakan Cσ masing -masing variabel lebih besar dibandingkan dengan koefisien alpha cronbach yang bernilai > 0,70, berikut tabel uji reliabilitas instrumen penelitian:

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL (X) PHYSICAL EVIDENCE DAN VARIABEL (Y) KEPUTUSAN BERKUNJUNG

No Variabel alpha

cronbach Hasil Keterangan

1 Physical evidence > 0,70 0,739 Reliabel

2 Keputusan Berkunjung > 0,70 0,749 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

3.2.7 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.2.7.1 Analisis Data Deskriptif

Pada penelitian ini, digunakan dua jenis analisis, yaitu analisis deskriptif khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan analisis kuantitatif berupa


(42)

pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis deskripif digunakan untuk melihat faktor penyebab, sedangkan analisis kuantitatif menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian. Dengan menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komprehensif. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab yang dalam penelitian ini analisis deskriptif yang digunakan antara lain: 1) Analisis deskriptif tentang physical evidenceyang terdiri dari facility exterior

(X1), facility interior (X2) dan other tangibles (X3)

2) Analisis deskriptif tentang keputusan berkunjung yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah kunjungan dan waktu berkunjung.

Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian di atas digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:

(Umi Narimawati, 2007:84) Keterangan:

n = jumlah sampel

m = jumlah alternatif jawaban tiap item

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilihat dari urutan proses pencarian skor ideal tertinggi, skor ideal terendah, panjang interval kelas, dan tinjauan kontinum berdasarkan rumus dari Sugiyono (2010:94), yaitu :

m m n RS ( 1)


(43)

a. Mencari skor maksimal variabel

Skor ideal = skor tertinggi x jumlah butir item x jumlah responden b. Mencari skor minimal variabel

Skor ideal = skor terendah x jumlah butir item x jumlah responden c. Mencari jenjang variabel

Jenjang = skor maksimal – skor minimal d. Mencari panjang interval kelas variabel

Panjang interval kelas = jenjang / banyak kelas interval e. Membuat garis kontinum

3.2.7.2Method of Succesive Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan teknik analisis jalur (path analysis), oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Succesive Interval (Harun Al Rasyid, 2000:131). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

c. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.


(44)

d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.

e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan sebagai berikut :

(Dencity at Lower Limit)(Dencity at Upper Limit)

Scale Value =

(Area Below Upper Limit) – (Are Below Lower Limit) Data penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variable independent dengan variable dependen serta akan ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

3.2.7.3 Pengujian Hipotesis

Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya anatara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada akhirnya akan diambil suatu kesimpulan Ho ditolak atau Ha diterima dari hipotesis yang telah dirumuskan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan diuji melalui analisis jalur. Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menggambar struktur hipotesis

GAMBAR 3.1

DIAGRAM JALUR HIPOTESIS

Y X1


(45)

a. Selanjutnya diagram hipotesis di atas diterjemahkan ke dalam beberapa sub hipotesis dan untk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2

GAMBAR 3.2

DIAGRAM JALUR SUB STRUKTUR HIPOTESIS

b. Menghitung matriks korelasi antarvariabel bebas : X1.1 X1.2 X1.3 1 rX1.1X1.2 rX1.1X1.3

R1= 1 rX1.2X1.3

1

c. Identifikasi persamaan sub struktur hipotesis Y = Pyx1X1.1+Pyx2X1.2+ Pyx3X1.3+

d. Menghitung matriks invers kolerasi

X1.1 X1.2 X1.3

C1.1 C1.2 C1.3

R1-1= C2..2 C.2.3

C.3.3

P

YX

12

P

YX

11

P

YX

13 X12

X11

X13

rx1

1x

1

2

rx1

2x

1

3

rx1

1x

1

3

X


(46)

e. Menghitung semua koefisien jalur melalui rumus : X1.1 X1.2 X1.3

PYX1.1 C1.1 C1.2 C1.3 rYX1.1

PYX1.2 C2.2 C2.3 rYX1.2

PYX1.3 C3.3 rYX1.3

f. Hitung R2Y (X1.1, X1.2, X1.3) yaitu koefisien yang menyatakan determinasi total X1.1, X1.2, X1.3, terhadap Y dengan menggunakan rumus :

R2Y(X1.1, … ,X1.3) = [PYX1.1, … , PYX1.3] rYX1.1 … rYX1.3

g. Statistik uji yang digunakan adalah:

) 1 ( ) 1 ( 1 1

      k i YXi YXi k i YXI YXI P P k P P k n F

Hasil Fhitung dibandingkan dengan tabel distribusi F-Snedecor, apabila FhitungFtabel, maka Ho ditolak dengan demikian dapat diteruskan pada pengujian secara individual, statistik yang digunakan adalah:

) 1 ( ) ( ) 1

( 2 ( 1, 2, 3)

       k n C C C R p p t jj ij ii X X X Y YXi YXi

t mengikuti distribusi t-Student dengan derajat kebebasan n-k-1.


(47)

Analisis X terhadap Y :

Analisis (X1) terhadap Y:

Analisis langsung = PYX1.1 . PYX1.1

Analisis tidak langsung melalui (X2) = PYX1.1 . rX1.1X1.2 . PYX1.2 Analisis tidak langsung melalui (X3) = PYX1.1 . rX1.1X1.3 . PYX1.3

_____________________ + Analisis total (X1) terhadap Y = ………

Analisis (X2) terhadap Y:

Analisis langsung = PYX1.2 . PYX1.2

Analisis tidak langsung melalui (X1) = PYX1.2 . rX1.2X1.1 . PYX1.1 Analisis tidak langsung melalui (X3) = PYX1.2 . rX1.2X1.3 . PYX1.3

_____________________ +

Analisis total (X2) terhadap Y = ………

Analisis (X3) terhadap Y:

Analisis langsung = PYX1.3 . PYX1.3

Analisis tidak langsung melalui (X1) = PYX1.3 . rX1.3X1.1 . PYX1.1 Analisis tidak langsung melalui (X2) = PYX1.3 . rX1.3X1.2 . PYX1.2

_____________________ + Analisis total (X3) terhadap Y = ………

h. Menghitung pengaruh variabel lain () dengan rumus sebagai berikut:

) 13 , 12 , 11 ( 2

1 Y X X X

Y R

P  

i. Keputusan penerimaan atau penolakan Ho Rumusan Hipotesis operasional:


(48)

Ho : PYX1.1 = PYX1.2 = PYX1.3 = 0

Hi : sekurang-kurangnya ada sebuah PYXi  0, i = 1,2, dan 3

Kriteria pengambilan keputusan pengujian hipotesis secara statistik dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut :

Ho : ρi < 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan antara physical evidence yang

terdiri dari facility exterior, facility interior dan other tangibles

terhadap keputusan berkunjung

Ha : ρi > 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara physical evidence yang terdiri dari facility exterior, facility interior dan other tangibles


(49)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan pengujian path analysis yang dilaksanakan mengenai analisis Physical Evidence terhadap keputusan berkunjung pada Pemandian Air Panas Ciwalini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Gambaran mengenai physical evidence pada pemandian air panas Ciwalini mendapat penilaian yang tinggi dari pengunjung. Penilaian tertinggi diperoleh oleh fasilitas lainnya sedangkan penilaian terendah diperoleh oleh fasilitas interior seperti dijelaskan di bawah ini:

a) Secara keseluruhan physical evidence pada pemandian air panas Ciwalini sudah tinggi terutama fasilitas lainnya seperti ruang ganti, kelengkapan pakaian karyawan dan brosur, dikarenakan wisatawan yang datang berkunjung merasakan adanya manfaat dari konsistensi pelayanan yang diberikan. Manfaat yang sangat terasa adalah identitas karyawan yang jelas ditunjukkan melalui kartu nama, sehingga memudahkan bagi pengunjung jika membutuhkan bantuan selama berada di tempat tersebut. Mayoritas pengunjung juga menilai pakaian kerja yang dikenakan karyawan menarik, sopan, cocok, rapih dan bersih. Penyampaian informasi melalui brosur yang cukup detail juga memudahkan pengunjung mengetahui kelengkapan dan daya tarik dari pemandian air panas Ciwalini.


(50)

disebabkan karena pengunjung merasa kurang nyaman dengan tata letak kolam renang yang berdekatan antara kolam renang untuk anak dan dewasa masih belum begitu baik, kolam renang dewasa yang memiliki kedalaman 2 meter berbatasan langsung dengan kolam renang anak, sehingga dapat menimbulkan risiko kecelakan bagi anak-anak. Ketersediaan dan kelayakan alat pendukung wisata seperti baju renang, pelampung dan perahu karet untuk anak-anak masih dirasakan sangat terbatas pengunjung.

2. Gambaran mengenai tingkat keputusan berkunjung pada Pemandian Air Panas Ciwalini mendapat penilaian yang tinggi. Penilaian tertinggi diantara variabel dimensi keputusan berkunjung yaitu pemilihan produk. Hal ini disebabkan karena Pemandian Air Panas Ciwalini memiliki sumber air panas yang jernih dan bersih serta ditunjang dengan lokasinya tidak berada di pinggir jalan raya menjadikan keunggulan tersendiri bagi objek wisata tersebut. Sementara penilaian penentuan waktu kunjungan terutama kunjungan pada pada hari-hari kerja biasa (weekdays), hal

ini disebabkan karena Senin sampai dengan Jum’at yang merupakan hari-hari sibuk kerja dan sekolah sehingga banyak wisatawan yang tidak datang ketempat tersebut. 3. Secara keseluruhan physical evidence yang terdiri dari atas sub variabel fasilitas

eksterior, fasilitas interior dan other tangibles memberikan pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Pemandian Air Panas Ciwalini. Untuk fasilitas lainnya memberikan pengaruh paling tinggi terhadap keputusan berkunjung. Sedangkan yang memiliki pengaruh terendah adalah fasilitas eksterior.


(51)

Konsep physical evidence merupakan aspek yang sangat penting dalam pemasaran jasa termasuk jasa wisata. Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan rekomendasi seperti hal-hal berikut:

1. Berdasarkan hasil penilaian responden terhadap physical evidence Pemandian Air Panas Ciwalini, tata letak kolam renang mendapat penilaian yang masih rendah dari pengunjung. Oleh karena itu pengelola sebaiknya menambahkan payung tenda diantara kolam renang dewasa dan anak-anak yang dapat dgunakan pengunjung untuk beristirahat dan mengawasi anak-anaknya bermain di kolam rennag. Selain itu pula pengelola menyediakan alat-alat renang seperti pelampung, perahu karet dan rompi renang untuk disewakan kepada pengunjung atau pengelola dapat bekerjasama dengan pedagang yang ada disekitar objek wisata alam tersebut. Tingkat keamanan dan kenyamanan pengunjung yang kurang diperhatikan pengelola tentunya tidak menutup kemungkinan akan menurunkan keinginan pengunjung untuk kembali datang.

2. Secara keseluruhan physical evidence dalam meningkatkan keputusan berkunjung yang meliputi fasilitas eksterior, fasilitas interior dan fasilitas lain sudah dilakukan dengan baik dan terbukti mampu mempengaruhi keputusan berkunjung, namun hal terpenting yang harus diperhatikan oleh pengelola daya adalah mengenai fasilitas interior, karena merupakan faktor yang paling tinggi dalam meningkatkan keputusan berkunjung dengan mengatur laya out kolam renang baik untuk dewasa maupun anak dan memperbaiki lampu-lampu yang tidak berfungsi.


(52)

survei terhadap pengunjung di Pemandian Air Panas Ciwalini. Rekomendasi untuk peneliti berikutnya diharapkan dapat meneliti keputusan berkunjung tidak hanya terbatas pada satu tempat saja, tetapi tetapi tempat pemandian air panas yang ada di wilayah Bandung Selatan mengetahui kompetensi wisata alam yang unggul di wilayah tersebut.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan pengujian path analysis yang dilaksanakan mengenai analisis Physical Evidence terhadap keputusan berkunjung pada Pemandian Air Panas Ciwalini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Gambaran mengenai physical evidence pada pemandian air panas Ciwalini mendapat penilaian yang tinggi dari pengunjung. Penilaian tertinggi diperoleh oleh fasilitas lainnya sedangkan penilaian terendah diperoleh oleh fasilitas interior seperti dijelaskan di bawah ini:

a) Secara keseluruhan physical evidence pada pemandian air panas Ciwalini sudah tinggi terutama fasilitas lainnya seperti ruang ganti, kelengkapan pakaian karyawan dan brosur, dikarenakan wisatawan yang datang berkunjung merasakan adanya manfaat dari konsistensi pelayanan yang diberikan. Manfaat yang sangat terasa adalah identitas karyawan yang jelas ditunjukkan melalui kartu nama, sehingga memudahkan bagi pengunjung jika membutuhkan bantuan selama berada di tempat tersebut. Mayoritas pengunjung juga menilai pakaian kerja yang dikenakan karyawan menarik, sopan, cocok, rapih dan bersih. Penyampaian informasi melalui brosur yang cukup detail juga memudahkan pengunjung mengetahui kelengkapan dan daya tarik dari pemandian air panas Ciwalini.


(2)

123

Rizka Putri Ananda, 2013

Pengaruh Physical Evidence Pemandian Air Panas Ciwalini Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan (Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b) Fasilitas interior mendapatkan penilaian terendah dari pengunjung, hal ini disebabkan karena pengunjung merasa kurang nyaman dengan tata letak kolam renang yang berdekatan antara kolam renang untuk anak dan dewasa masih belum begitu baik, kolam renang dewasa yang memiliki kedalaman 2 meter berbatasan langsung dengan kolam renang anak, sehingga dapat menimbulkan risiko kecelakan bagi anak-anak. Ketersediaan dan kelayakan alat pendukung wisata seperti baju renang, pelampung dan perahu karet untuk anak-anak masih dirasakan sangat terbatas pengunjung.

2. Gambaran mengenai tingkat keputusan berkunjung pada Pemandian Air Panas Ciwalini mendapat penilaian yang tinggi. Penilaian tertinggi diantara variabel dimensi keputusan berkunjung yaitu pemilihan produk. Hal ini disebabkan karena Pemandian Air Panas Ciwalini memiliki sumber air panas yang jernih dan bersih serta ditunjang dengan lokasinya tidak berada di pinggir jalan raya menjadikan keunggulan tersendiri bagi objek wisata tersebut. Sementara penilaian penentuan waktu kunjungan terutama kunjungan pada pada hari-hari kerja biasa (weekdays), hal ini disebabkan karena Senin sampai dengan Jum’at yang merupakan hari-hari sibuk kerja dan sekolah sehingga banyak wisatawan yang tidak datang ketempat tersebut. 3. Secara keseluruhan physical evidence yang terdiri dari atas sub variabel fasilitas

eksterior, fasilitas interior dan other tangibles memberikan pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Pemandian Air Panas Ciwalini. Untuk fasilitas lainnya memberikan pengaruh paling tinggi terhadap keputusan berkunjung. Sedangkan yang memiliki pengaruh terendah adalah fasilitas eksterior.


(3)

5.2 Rekomendasi

Konsep physical evidence merupakan aspek yang sangat penting dalam pemasaran jasa termasuk jasa wisata. Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan rekomendasi seperti hal-hal berikut:

1. Berdasarkan hasil penilaian responden terhadap physical evidence Pemandian Air Panas Ciwalini, tata letak kolam renang mendapat penilaian yang masih rendah dari pengunjung. Oleh karena itu pengelola sebaiknya menambahkan payung tenda diantara kolam renang dewasa dan anak-anak yang dapat dgunakan pengunjung untuk beristirahat dan mengawasi anak-anaknya bermain di kolam rennag. Selain itu pula pengelola menyediakan alat-alat renang seperti pelampung, perahu karet dan rompi renang untuk disewakan kepada pengunjung atau pengelola dapat bekerjasama dengan pedagang yang ada disekitar objek wisata alam tersebut. Tingkat keamanan dan kenyamanan pengunjung yang kurang diperhatikan pengelola tentunya tidak menutup kemungkinan akan menurunkan keinginan pengunjung untuk kembali datang.

2. Secara keseluruhan physical evidence dalam meningkatkan keputusan berkunjung yang meliputi fasilitas eksterior, fasilitas interior dan fasilitas lain sudah dilakukan dengan baik dan terbukti mampu mempengaruhi keputusan berkunjung, namun hal terpenting yang harus diperhatikan oleh pengelola daya adalah mengenai fasilitas interior, karena merupakan faktor yang paling tinggi dalam meningkatkan keputusan berkunjung dengan mengatur laya out kolam renang baik untuk dewasa maupun anak dan memperbaiki lampu-lampu yang tidak berfungsi.


(4)

125

Rizka Putri Ananda, 2013

Pengaruh Physical Evidence Pemandian Air Panas Ciwalini Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan (Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti hanya melakukan penelitian dengan survei terhadap pengunjung di Pemandian Air Panas Ciwalini. Rekomendasi untuk peneliti berikutnya diharapkan dapat meneliti keputusan berkunjung tidak hanya terbatas pada satu tempat saja, tetapi tetapi tempat pemandian air panas yang ada di wilayah Bandung Selatan mengetahui kompetensi wisata alam yang unggul di wilayah tersebut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker A., David, Kumar, V & Day, George S. Day. 2009. Marketing Research. 8th Edition. John Wiley & Sons Inc.

Anggraeni (2007) Bauran Pemasaran dalam Kaitannya dengan memilih jasa transportasi kereta api di Yogyakarta.

Briggs Susan, 2009. Marketing for the Tourism and Leisure, Sydney, Australia. Buchari, Alma, 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.

Alfabeta,Bandung.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung. 2012. Data dan Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung. Bandung.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. 2012. Data dan Informasi Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. Bandung.

Fandy Tjiptono Gregorius Chandra dan Dedi Adriana, 2008. Pemasaran

Strategik. Yogyakarta.

Harun Al Rasyid. 2000. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Universitas Padjadjaran, Bandung.

Hendri Sukotjo dan Sumanto Radix A. (2010) Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process dan Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya.

Henry Purnomo (2011) Pengaruh Faktor Individual Wisatawan dan Kinerja Bauran Pemasaran terhadap Nilai Jasa Pariwisata Alam.

Husein, Umar. 2010. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Rajawali Pers.

I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diatra, 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Andi Yogyakarta

Joko Samboro, et al (2010) Pengaruh People, Process dan Physical Evidence terhadap loyalitas keputusan mahasiswa memilih politeknik negeri Malang melalui keputusan pembelian.

Kawung (2006) Analisis pertimbangan faktor bauran pemasaran 7p yang berpengaruh terhadap pilihan mahasiswa Politeknik Menado.

Kotler and Amstrong. 2012. Principles of Marketing 14th ed. Pearson Hall. New Jersey.

Kotller, Philip dan Keller, Kevin Lane, 2012. Marketing Management 14eth edition. New Jersey: Prentice Hall

Lovelock, Christopher and Lauran Wirtz. 2011. Service Marketing 7th ed. Pearson Hall. New Jersey.


(6)

Rizka Putri Ananda, 2013

Pengaruh Physical Evidence Pemandian Air Panas Ciwalini Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan (Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nyoman S. Pendit, 2006. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Edisi Terbaru. Jakarta: PT PradnyaParamita.

Oka A.Yoety, 2008 Pemasaran Pariwisata, PT Pradnya Paramitha, Jakarta. Pasal 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 tahun 2010

Puskopkar PTPN VIII Kabupaten Bandung. . Data dan Informasi Pemandian Air Panas Ciwalini Kabupaten Bandung. Bandung.

Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, 2008, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan

Pratek. Jakarta: PT Salemba Empat.

Ratih Hurriyati, 2008. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Alfabeta, Bandung.

Richardson. I John. dan Martin, Flucker, 2004, Understanding and Managing Tourism. Australia: Person Hospitality Press.

Schiffman, Leon.G. dan Kanuk, Leslie, 2008. Consumer Behavior. Prentice Hall InternasionalInc.

Spillane, James Joseph S.Y, 2009. Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. Kanisius, Yogyakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta ________. 2012. Metodologi Penelitian: Alfabeta

Suharsimi Arikunto, (2009), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktis,Yogyakarta: Bina Aksara.

Ulber Silalahi, 2009. Metode Penelitian Sosial, PT Refika Aditama, Bandung. Vellas Francois, Becherel Lionel, 2008. The international marketing of travel and

tourism: a strategic approach, St. Martin Press

Yazid. 2008. Pemasaran Jasa dan Konsep Implementasi. Ekonisia FE VIII. Yogyakarta.

Zeithaml, V.A., M.J. Bitner. 2013. Service Marketing: Integrating Customer

Focus Across the Firm 6th ed. Mc-Graw-Hill. Boston.

Internet: www.bps.com