Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemilihan Pangan Jajanan Anak Sekolah Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Dan Swasta Di Kota Denpasar Tahun 2016.

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMILIHAN
PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR
NEGERI DAN SWASTA DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

NI KADEK AYU ASRIRATIH SUDARMA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMILIHAN
PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR
NEGERI DAN SWASTA DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

NI KADEK AYU ASRIRATIH SUDARMA
NIM. 1220025015


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMILIHAN
PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR
NEGERI DAN SWASTA DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

Skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

NI KADEK AYU ASRIRATIH SUDARMA
NIM. 1220025015

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

PERNYATAAN PERSETUJUAN

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang
Widhi Wasa, karena berkat dan rahmat Beliau penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemilihan
Pangan Jajanan Anak Sekolah Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Dan Swasta Di
Kota Denpasar Tahun 2016” tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih atas kerjasamanya

dalam penyusunan proposal penelitian ini kepada :
1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH., Ph.D selaku ketua P.S. Kesehatan
Masyarakat FK UNUD yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan
penelitian ini.
2. dr. Ni Wayan Arya Utami, M App.Bsc, Ph.D selaku Kepala Bagian
Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat sekaligus dosen pembimbing yang
senantiasa membimbing, memberikan pengarahan, dan memberikan nasihat
serta dukungan dalam penyusunan proposal penelitian ini, sehingga peneliti
dapat menyelesaikannya tepat pada waktunya.
3. Seluruh dosen, staf, dan pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat atas
dukungan dan kerjasamanya.
4. Kepala Sekolah SDN 26 Dangin Puri, SDN 8 Dauh Puri, SDN 21 Pemecutan,
SD Saraswati, SD Anugrah, dan SD Santoyoseph 2 Denpasar yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah
yang beliau pimpin.

v

5. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, serta keluarga yang selalu
memberikan


semangat

dan

dukungannya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi ini.
6. Semua sahabat-sahabat pabo (nuryanti, della, joddi, pisca, sazmitha, dayu
asri, chaca, dan prasta) serta sahabat-sahabat lainnya yang membantu dan
selalu memberikan dukungan, semangat serta memberikan saran dan kritikan
dalam penyusunan skripsi ini.
7. I Putu Agus Hendra Wiguna yang selalu memberikan semangat, doa, dan
menghibur penulis saat kesusahan, sehingga penulis lebih semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman – teman PSKM’12 dan semua pihak yang telah membantu
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari adanya keterbatasan kemampuan dalam penyusunan
proposal ini. Penulis mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca demi
perbaikan dan kesempurnaan proposal ini. Demikian proposal penelitian ini disusun
semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak lain yang menggunakan.

Denpasar, 28 Juni 2016

Penulis

vi

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PEMINATAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
SKRIPSI, JUNI 2016

NI KADEK AYU ASRIRATIH SUDARMA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMILIHAN
PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR
NEGERI DAN SWASTA DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016
ABSTRAK
Pangan jajanan merupakan salah satu jenis pangan umum yang dikonsumsi
masyarakat, khususnya anak sekolah. Di Indonesia 35 % murid SD membeli pangan
jajanan di sekolah dan dikonsumsi sebelum masuk kelas. Pemilihan pangan jajanan
yang rendah kandungan nilai gizinya dan tinggi lemak menjadi faktor penyebab
kegemukan pada anak. Prevalensi obesitas atau kegemukan pada anak usia sekolah
di Bali mencapai 9,8% dan yang tertinggi di Denpasar mencapai 15,2% jauh diatas
angka nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan
dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak sekolah dasar
Negeri dan Swasta di Kota Denpasar.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain crosssectional analitik. Sampel penelitian berjumlah 112 siswa yang berasal dari kelas 5
SD Negeri dan Swasta dengan jumlah masing-masing 56 siswa yang diambil secara
Cluster Random Sampling. Data dianalisis secara univariat dan disajikan deskriptif,
sedangkan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pemilihan PJAS buruk sebesar
27,68% dan perilaku baik sebesar 72,32%. Faktor yang berhubungan dengan perilaku
pemilihan PJAS antara lain jumlah uang saku (OR=9,46; 95% CI OR= 2,10-86,09),

kebiasaan sarapan (OR=2,52; 95% CI OR= 1,05 - 6,06), dan peranan guru
(OR=4,98; 95% CI OR= 1,88-13,58).
Dari hasil penelitian dapat disarankan agar siswa diajarkan untuk
menabungkan uang saku yang diberikan, meningkatkan kebiasaan sarapan di rumah
sehingga mengurangi frekuansi jajan di sekolah, dan peranan guru dalam
meningkatkan pengawasan pemilihan pangan jajanan yang sehat pada siswa sekolah
dasar.

Kunci : Perilaku pemilihan PJAS, Negeri, Swasta

vii

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
FACULTY OF MEDICAL UDAYANA UNIVERSITY
MAJOR CONCENTRATION IN NUTRITION
JUNE 2016
NI KADEK AYU ASRIRATIH SUDARMA
FACTOR ASSOCIATED WITH SNACK FOOD VOTING BEHAVIOR OF
SCHOOL CHILDREN IN PUBLIC PRIMARY SCHOOL AND PRIVATE
SCHOOL IN THE DENPASAR CITY 2016

ABSTRACT
Snack food is one of the common types of food consumed by the people,
especially the school children. In Indonesia 35% of primary school pupils buying
school snacks and food consumed before entering the classroom. Selection snack
food low in nutritional value and selection of hawker food high in fat into the causes
of obesity in children. The prevalence of obesity is no school-age children in Bali
reached 9.8 % and the highest in Denpasar reached 15.2 %, well above the national
average. This study aims to identify the factors associated with snack food voting
behavior of school children in public primary school and private school in the
Denpasar city.
This research is observational analytic cross-sectional design. These
samples included 112 students from 5th grade of public and private with the amount
of each 56 students taken by Cluster Random Sampling. Data was analyzed by
univariate and presented descriptively, while bivariate analysis using chi-square test.
The results showed that the bad behavior PJAS selection by 27.68 % and
amounted to 72.32 % for good behavior. Factors associated with voting behavior
PJAS including the amount of pocket money ( OR = 9.46 ; 95 % CI = 2.10-86.09 ) ,
breakfast habits ( OR = 2.52 ; 95 % CI OR = 1.05 - 6.06 ) , and the role of the teacher
( OR = 4.98 ; 95 % CI = 1.88-13.58 ) .
From the research results can be suggested that the children are taught to

save money, improve the breakfast habit at home, there by reducing the frequency of
school snacks, and the role of teachers in improving voting monitoring food healthy
snacks in the elementary school children.

Keywords: The behavior of choosing PJAS, Primary, Private.

viii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ................................................ ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN.................................................................... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN.................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
Latar Belakang...................................................................................... 1
Rumusan Masalah ................................................................................ 5
Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 5
Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
1.4.1 Tujuan Umum .............................................................................. 6
1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................................. 6
Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
1.5.1 Manfaat Teoritis .......................................................................... 8
1.5.2 Manfaat Aplikatif ........................................................................ 8
Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 9

ix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 10
Anak Usia Sekolah ............................................................................. 10
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) ............................................... 10

Syarat Pangan Jajanan Anak Sekolah ....................................... 12
Hygiene Penjamah Pangan Jajanan Anak Sekolah ................... 13
Perilaku Anak Sekolah Dasar dalam Pemilihan Jajanan .................... 14
Faktor predisposisi (predisposing) ............................................ 15
Faktor Pemungkin (Enabling)................................................... 18
Faktor Penguat (reinforcing) ..................................................... 19
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............. 21
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................... 21
3.2 Hipotesis ............................................................................................. 22
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................. 23
Variabel dan Definisi Operasional ..................................................... 24
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................... 26
4.1 Desain Penelitian ................................................................................ 26
4.2 Populasi dan Sampel........................................................................... 26
4.2.1 Populasi Penelitian .................................................................... 26
4.2.2 Sampel Penelitian ...................................................................... 26
4.2.3 Besar Sampel............................................................................. 27
4.2.4 Cara Pengambilan Sampel ........................................................ 28
4.3 Pengumpulan Data.............................................................................. 28
4.3.1 Jenis Data yang Dikumpulkan .................................................. 28
4.3.2 Cara Pengambilan Data ............................................................. 29
4.3.3 Pengolahan Data ....................................................................... 30
4.4 Teknik Analisis Data .......................................................................... 31
BAB V HASIL PENELITIAN ......................................................................... 32
x

6.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 32
6.2 Gambaran Perilaku Pemilihan PJAS pada anak SD Negeri dan Swasta
di Kota Denpasar ................................................................................ 32
6.3 Gambaran Faktor Predisposisi, Pendukung, dan Penguat terhadap
Perilaku Pemilihan PJAS pada anak SD Negeri dan Swasta di Kota
Denpasar ............................................................................................. 38
6.4 Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pemilihan PJAS pada anak
SD Negeri dan Swasta di Kota Denpasar ........................................... 42
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 47
6.1 Perilaku Pemilihan PJAS pada anak SD Negeri dan Swasta ............. 47
6.2 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Pemilihan PJAS ... 49
6.3 Hubungan antara Jumlah Uang Saku dengan Perilaku PJAS ............. 51
6.4 Hubungan antara Kebiasaan Sarapan dengan Perilaku PJAS ............ 52
6.5 Hubungan antara Kebiasaan Membawa Bekal dengan Perilaku PJAS55
6.6 Hubungan antara Tempat Jajan dengan Perilaku PJAS ..................... 56
6.7 Hubungan antara Peranan Guru dengan Perilaku PJAS ..................... 58
6.8 Hubungan antara Pengaruh Media dengan Perilaku PJAS................. 59
6.9 Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku PJAS ... 61
6.10Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 63
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 64
7.1 Simpulan ............................................................................................. 64
7.2 Saran ................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 67
LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel .................................................................... 24
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Pemilihan PJAS pada anak SD
Negeri dan Swasta Di Kota Denpasar ....................................................... 37
Tabel 5.3 Distribusi Faktor Predisposisi, Pendukung, dan Penguat terhadap Perilaku
Pemilihan PJAS pada anak SD Negeri dan Swasta Di Kota Denpasar ..... 39
Tabel 5. 4 Distribusi Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pemilihan PJAS
pada anak SD Negeri dan Swasta Di Kota Denpasar ................................ 42

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Teori Lawrence Green .................................................................. 15
Gambar 3.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 21

xiii

DAFTAR ISTILAH

Daftar Simbol


: Kurang Dari Sama Dengan



: Lebih Dari Sama Dengan

%

: Persen

α

: Alpha

Daftar Singkatan
BPOM

: Badan Pengawasan Obat dan Makanan

BTP

: Bahan Tambahan Pangan

FAO

: Food and Agriculture Organization

OR

: Odds Ratio

KEPMENKES

: Keputusan Menteri Kesehatan

PERMENKES

: Peraturan Menteri Kesehatan

PJAS

: Pangan Jajanan Anak Sekolah

RI

: Republik Indonesia

SD

: Sekolah Dasar

UKS

: Usaha Kesehatan Sekolah

UU

: Undang-undang

WHO

: World Health Organization
xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4. Hasil Analisis Data
Lampiran 5. Surat Rekomendasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi
Bali
Lampiran 6. Surat Ijin Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Denpasar
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota
Denpasar
Lampiran 8. Ethical Clearance Litbang Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Lampiran 9. Dokumentasi

xv

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Jenis pangan jajanan yang beragam di Indonesia saat ini sudah berkembang
sangat pesat sejalan dengan pesatnya pembangunan. Pangan jajanan menurut FAO
(1991&2000) adalah makanan dan minuman yang terlebih dahulu sudah
dipersiapkan atau dimasak oleh pedagang kaki lima di tempat produksi ataupun
dirumah atau di tempat berjualan dan disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di
pinggir jalan, tempat umum atau tempat lainnya untuk dikonsumsi secara langsung
dilokasi jualan atau dikonsumsi tanpa pengolahan dan persiapan lebih lanjut (WHO,
2008).
Pangan jajan merupakan salah satu jenis pangan umum yang dikonsumsi
masyarakat, khususnya anak sekolah. Anak sekolah biasanya membeli jajanan di
sekitar sekolah maupun di dalam kantin sekolah serta pedagang di sekitar rumah.
Hampir di setiap sekolah dan sekitaran sekolah banyak dijumpai para pedagang
pangan jajanan. Hal ini mendorong timbulnya kebiasaan mengkonsumsi pangan
jajanan dan cenderung menjadi bagian budaya dari suatu keluarga yang hampir
terjadi di seluruh dunia (Fitri, 2012)
Di Amerika, anak usia 6-11 tahun merupakan konsumen terbesar dan
tersering dalam mengonsumsi pangan jajan. Trend mengonsumsi snack di Amerika
mengalami peningkatan 74% pada tahun 1977-1978 menjadi 98% pada tahun 20032006 (Popkin & Piernas, 2010). Di Asia, khususnya Cina terjadi peningkatan
konsumsi pangan jajan dari 15,4% pada tahun 1991 menjadi 20,6% pada tahun 2004.
1

2

Di Indonesia menunjukkan bahwa 35 % murid SD membeli pangan jajan di sekolah
dan dikonsumsi sebelum masuk kelas (Hermina, et al 2000 dalam Fitri, 2012). Hasil
survey Badan POM RI tahun 2008 menunjukkan bahwa 78% anak sekolah jajan di
lingkungan sekolah, baik di kantin maupun di sekitaran sekolah.
Anak sekolah pada umumnya setiap hari menghabiskan 4-5 jam waktunya
berada di sekolah dengan kegiatan belajar, bermain, berolahraga dan sebagainya
memerlukan energi yang cukup untuk memenuhi asupan gizinya (Safriana, 2012).
Pada tahap ini, anak mendapat peluang yang lebih banyak untuk memperoleh pangan
dari luar rumah sebagai pangan jajanan. Mereka memiliki kebebasan untuk memilih
makanan dan minuman sesuai dengan selera mereka sendiri.
Kebiasaan jajan pada anak sekolah dapat berdampak positif apabila anak
tersebut dapat memilih pangan jajanan yang sehat dan jika dikonsumsi dapat
memenuhi kebutuhan gizinya. Namun, jajanan dapat berdampak negatif apabila
dikonsumsi berlebihan dan belum terjamin kebersihan dan keamanananya (BPOM,
2005).
Berdasarkan hasil pemantauan BPOM tahun 2011 menunjukkan ada 35.5%
makanan jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat kseamanan. Di seluruh
Indonesia pada tahun 2004 telah terjadi kejadian luar biasa (KLB) keracunan
makanan sebanyak 164 kejadian di 25

provinsi

yang

mencakup 7.366 kasus

dan 51 diantaranya meninggal dunia. Berdasarkan data KLB pada jajanan anak
sekolah tahun 2004-2006, anak sekolah dasar merupakan kelompok yang paling
sering mengalami keracunan makanan (BPOM, 2007). Pada tahun 2007, terjadi KLB
keracunan pangan sebesar 16% dan makanan berkontribusi sebesar 28,57% sebagai
pangan penyebab KLB keracunan pangan di lingkungan sekolah (BPOM, 2008).
Sedangkan pada tahun 2011, berdasarkan Sentra Informasi Keracunan BPOM

3

menunjukkan bahwa sebanyak 132 kasus keracunan nasional disebabkan oleh
pangan jajanan anak sekolah menyumbang 13,5% dari kasus keracunan makanan
tersebut. Berdasarkan hasil pengujian sampel pangan jajanan anak sekolah, pada
tahun 2010-2013 persentase pangan jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi
syarat konsumsi mengalami penurunan dari 44,48% menjadi 19,21%. Namun pada
tahun 2014 terjadi peningkatan persentase pangan jajanan anak sekolah yang tidak
memenuhi syarat konsumsi yaitu 28,82%. Penyebab paling tinggi pangan jajanan
yang tidak memenuhi syarat konsumsi yaitu pencemaran mikroba, bahan tambahan
pangan (BTP) yang berlebih, dan penggunaan bahan berbahaya.
Konsumsi pangan jajanan secara berlebihan dan pemilihan jenis pangan
jajanan yang kurang tepat pada anak usia sekolah seperti pemilihan fast food yang
sangat rendah kandungan nilai gizinya, kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam
bentuk camilan (snack) dan kecenderungan memilih pangan jajanan tinggi lemak
menjadi faktor penyebab kelebihan berat badan pada anak (Thasim, dkk 2013). Ketut
Sutiari, et al (2010) menyatakan bahwa sebesar 12,82% anak usia sekolah kelebihan
berat badan disebabkan karena kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji,
makanan dalam kaleng, makanan-makanan yang banyak dijual dipinggir jalan
seperti, bakso, mie, sosis dan pemilihan minuman yang mengandung soda.
Berdasarkan studi di Amerika Serikat anak yang mengonsumsi pangan
jajanan jenis fast food dan soft drink berkontribusi meningkatkan asupan yang
melebihi kebutuhan dan menyebabkan obesitas (Bondika, 2011). Data Riskesdas
2007 menunjukkan, prevalensi obesitas pada anak usia sekolah dasar (7-12tahun)
sebesar 8,7%. Sedangkan pada Rikesdas 2010 terjadi peningkatan angka prevalensi
nasional menjadi 9,7% dan pada tahun 2014 meningkat tajam menjadi 12,3% dengan
prevalensi tertinggi terjadi di Jakarta yaitu sebesar 15,3% melebihi angka nasional.

4

Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan di Bali, dimana berdasarkan penelitian
Muliani, 2014 menyatakan bahwa prevalensi obesitas ada anak usia sekolah di Bali
mencapai 9,8% dan yang tertinggi di Denpasar mencapai 15,2% jauh diatas angka
nasional.
Obesitas pada anak berdampak pada penurunan tingkat kecerdasan karena
aktivitas anak menjadi menurun dan cenderung malas akibat kelebihan berat badan.
Obesitas juga berdampak pada psikososial anak seperti kurang percaya diri dan
menarik diri dari sosial. Obesitas pada anak dapat mengakibatkan masalah kesehatan
dan beresiko tinggi untuk menjadi obesitas pada masa dewasanya nanti. Anak yang
mengalami obesitas, 75% akan menderita obesitas pada masa dewasa dan berpotensi
mengalami berbagai penyebab kesakitan dan kematian antara lain penyakit
degeneratif seperti Diabetes Mellitus tipe 2, penyakit kardiovaskuler, hipertensi, dan
akibat yang ditimbulkan dari obesitas akan mempunyai dampak terhadap tumbuh
kembang anak itu sendiri untuk kedepannya (Sartika, 2011).
Perilaku pemilihan jajan yang kurang tepat dan berlebih dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor seperti besar uang jajan, pengaruh teman sebaya dan kebiasaan
membawa bekal. Menurut penelitian dari Safriana (2012), anak dengan jumlah uang
jajan yang tergolong banyak, berpeluang 2,1 kali untuk berperilaku buruk dalam
pemilihan pangan jajanan. Seseorang yang memiliki uang jajan lebih banyak
cenderung memiliki daya beli yang cukup besar, sehingga lebih sering mengeluarkan
uang jajan untuk mengonsumsi jajan yang disukai secara berlebihan. Selain itu,
pengaruh teman sebaya mempunyai peluang 2,8 kali untuk berperilaku buruk dalam
pemilihan pangan jajanan dan anak yang tidak biasa membawa bekal ke sekolah
mempunyai peluang 4,5 kali untuk berperilaku buruk dalam pemilihan pangan

5

jajanan. Hal ini diindikasi karena anak yang tidak membawa bekal kesekolah
memiliki kecenderungan untuk membeli jajan disekolah.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengetahui apa saja faktor
yang berhubungan dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada
Anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar. Mengingat kota Denpasar
merupakan jumlah anak yang banyak, berdekatan dengan pasar, mall, dan fast food,
ketersediaan berbagai jenis pangan modern dan tradisional.
Rumusan Masalah
Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pemilihan pangan jajanan anak
sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar?
Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran kebiasaan sarapan, kebiasaan membawa bekal, jumlah
uang saku, tempat jajan, peranan guru, pengaruh media, dan pengaruh teman
sebaya terhadap perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak
Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar?
2. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku pemilihan
pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di
Kota Denpasar?
3. Apakah ada hubungan antara jumlah uang saku dengan perilaku pemilihan
pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di
Kota Denpasar?
4. Apakah ada hubungan antara kebiasaan sarapan dengan perilaku pemilihan
pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di
Kota Denpasar?

6

5. Apakah ada hubungan antara kebiasaan membawa bekal dengan perilaku
pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan
Swasta di Kota Denpasar?
6. Apakah ada hubungan antara tempat jajan dengan perilaku pemilihan pangan
jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota
Denpasar?
7. Apakah ada hubungan antara peranan guru dengan perilaku pemilihan pangan
jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota
Denpasar?
8. Apakah ada hubungan antara pengaruh media massa dengan perilaku
pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan
Swasta di Kota Denpasar?
9. Apakah ada hubungan antara teman sebaya dengan perilaku pemilihan
pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di
Kota Denpasar?
Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku pemilihan pangan jajanan
anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar
tahun 2016.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran kebiasaan sarapan, kebiasaan membawa bekal,
jumlah uang saku, tempat jajan, peranan guru, pengaruh media massa, dan

7

pengaruh teman sebaya terhadap perilaku pemilihan pangan jajanan anak
sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar
2. Mengetahui adanya hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku
pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri
dan Swasta di Kota Denpasar.
3. Mengetahui adanya hubungan antara jumlah uang saku dengan perilaku
pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri
dan Swasta di Kota Denpasar.
4. Mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan sarapan dan membawa
bekal dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak
Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar.
5. Mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan membawa bekal dengan
perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar
Negeri dan Swasta di Kota Denpasar.
6. Mengetahui adanya hubungan antara tempat jajan dengan perilaku
pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri
dan Swasta di Kota Denpasar.
7. Mengetahui adanya hubungan antara peranan guru dengan perilaku
pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri
dan Swasta di Kota Denpasar.
8. Mengetahui adanya hubungan antara pengaruh media massa dengan
perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar
Negeri dan Swasta di Kota Denpasar.

8

9. Mengetahui adanya hubungan antara teman sebaya dengan perilaku
pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri
dan Swasta di Kota Denpasar.
Manfaat Penelitian
1.5.1

Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengembangan teori di

bidang kesehatan masyarakat khususnya gizi dan perilaku anak sekolah dalam
pemilihan pangan jajanan.
1.5.2

Manfaat Aplikatif

1. Pihak sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak sekolah dalam
mendidik siswa untuk berprilaku yang baik dengan menyediakan pangan
jajanan yang sehat melalui kantin sekolah dan mengawasi pangan jajan yang
dijual di dalam maupun disekitaran sekolah.
2. Bagi Orang Tua
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi orang tua
siswa agar dapat mengawasi, memperhatikan, dan memberi tindakan yang
tegas untuk mengatasi pemilihan pangan jajanan yang sering pada anaknya.
3. Bagi Petugas Kesehatan
Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan evaluasi kinerja program
pengawasan pangan jajanan anak sekolah.

9

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang
berhubungan dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak
Sekolah Dasar Negeri dan Swasta tahun 2016.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah yaitu anak yang berusia 6 sampai 12 tahun memiliki fisik
lebih kuat dibandingkan dengan balita, memiliki sifat indifidual yang aktif, dimana
mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus
mendapatkan pematangan dalam keterampilan motorik halus maupun motorik kasar
dan dapat menunjukkan hasil yang signifikan dalam keterampilan kognitif, sosial,
dan emosional. Makanan yang disukai maupun tidak disukai dibentuk saat usia
sekolah, dan pemilihan makanan dipengaruhi oleh teman sebaya selain pengaruh dari
orang tua (Haryanto, 2012)
Anak usia sekolah pada umumnya mempunyai pola makanan dan asupan gizi
yang tidak jauh berbeda dengan teman sebayanya. Peningkatan nafsu makan secara
alami menyebabkan peningkatan konsumsi makan. Anak – anak menghabiskan
banyak waktunya disekolah, mereka akan menyesuaikan dengan acara sekolah yang
lebih bersifat rutin sehingga anak perlu energi yang lebih banyak. Anak usia sekolah
cenderung mengonsumsi makanan dalam bentuk cemilan (Almatsier et al, 2011)
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
Pangan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh penjaja
makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap dikonsumsi
untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan
hotel (Kepmenkes RI No 942/Menkes/SK/VII/2003).

10

11

Pangan jajanan menurut FAO (1991&2000) adalah makanan dan minuman
yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan atau dimasak di tempat produksi ataupun
dirumah atau di tempat berjualan yang disajikan dalam wadah atau sarana penjualan
di pinggir jalan, tempat umum atau tempat lainnya (WHO, 2008). Anak sekolah
biasanya membeli pangan jajanan pada penjaja pangan di kantin atau disekitaran
sekolah.
Menurut Haslina (2004) terdapat 2 jenis pangan jajanan di Indonesia yaitu
pangan jajanan Tradisional dan pangan jajanan Non Tradisional.
1. Pangan jajanan tradisional merupakan pangan jajanan yang diolah dari resep
yang dikenal masyarakat secara turun temurun yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat menurut golongan etnik dan wilayah spesifik. Jenis pangan
jajanan tradisional dibagi menjadi empat kelompok yaitu :
a. Makanan dalam keadaan panas yang aman untuk dikonsumsi.
Contoh: bakso, soto, bubur, dan sebagainya.
b. Makanan yang tidak dipanaskan.
Contoh:

gado-gado, ketoprak, pecel, ketupat tahu, nasi rames, dan

sebagainya.
c. Makanan yang berair dan atau tidak dipanaskan.
Contoh: es cendol, es campur, es cincau, dan sebagainya.
d. Makanan jajanan kering.
Contoh: keripik singkong, keripik tempe, dan sebagainya.
2. Makanan jajanan non tradisional adalah makanan yang diolah dengan alat
modern yang diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi

12

tinggi. Jenis pangan jajanan non modern seperti: pizza, potato chips, fried
chicken, es krim, aneka snack, roti dan berbagai jenis pasta.
Syarat Pangan Jajanan Anak Sekolah
Berdasarkan

Permenkes

Republik

Indonesia

Nomor

236/Menkes/Per/Iv/1997 syarat air, bahan makanan, bahan tambahan, dan
penyajian dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Air yang digunakan dalam penanganan pangan jajanan harus air
yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan yang berlaku bagi
air bersih atau air minum dan harus dimasak sampai mendidih.
2. Semua bahan yang diolah menjadi pangan jajanan harus dalam
keadaan baik mutunya, segar, tidak busuk dan harus bahan olahan
yang terdaftar di Departemen Kesehatan, tidak kadaluwarsa, tidak
cacat atau tidak rusak.
3. Penggunaan bahan tambahan pangan dan bahan penolong yang
digunakan dalam mengolah pangan jajanan harus sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
4. Bahan pangan, bahan tambahan pangan, bahan penolong pangan
jajanan siap saji, dan bahan makanan yang cepat rusak harus
disimpan secara terpisah.
5. Pangan

jajanan

yang

disajikan

harus

dengan

tempat/alat

perlengkapan yang bersih, dan aman bagi kesehatan.
6. Pangan jajanan yang dijajakan harus dalam keadaan terbungkus dan
atau tertutup.

13

7. Pembungkus yang digunakan dan atau tutup pangan jajanan harus
dalam keadaan bersih, tidak mencemari makanan dan dilarang
ditiup.
8. Pangan jajanan yang diangkut, harus dalam keadaan tertutup atau
terbungkus dalam wadah yang bersih dan terpisah dengan bahan
mentah sehingga terlindung dari pencemaran.
9. Makanan jajanan yang siap disajikan dan telah lebih dari 6 jam
apabila masih dalam keadaan baik, harus diolah kembali sebelum
disajikan.
Hygiene Penjamah Pangan Jajanan Anak Sekolah
Berdasarkan Kepmenkes RI No 942/Menkes/SK/VII/2003 penjamah
pangan jajanan anak sekolah dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan
pangan jajanan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek,
influenza, diare, penyakit perut sejenisnya
b. menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka lainnya)
c. menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian
d. memakai celemek, dan tutup kepala
e. mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan.
f. menjamah makanan harus memakai alat/ perlengkapan, atau dengan
alas tangan
g. tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung,
mulut atau bagian lainnya)

14

h. tidak batuk atau bersin di hadapan pangan jajanan yang disajikan dan
atau tanpa menutup mulut atau hidung.
Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan pangan
jajanan harus sesuai dengan peruntukannya dan memenuhi persyaratan hygiene
sanitasi yaitu :
a. peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih dan dengan
sabun
b. alat dikeringkan dengan alat pengering/lap yang bersih
c. peralatan yang sudah bersih tersebut disimpan di tempat yang bebas
pencemaran.
d. dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya
untuk sekali pakai.
Perilaku Anak Sekolah Dasar dalam Pemilihan Jajanan
Menurut Notoatmodjo (2010) yang juga mendasarkan pada teori Skiner,
berpendapat bahwa perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau
objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman, serta lingkungan. Menurut Lawrence Green (1980), perilaku
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu dapat digambarkan sebagai berikut:

15

Faktor Predisposisi :
Pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai, kapasitas,
demografi

Faktor Pemungkin:
Ketersediaan dan keterjangkauan
Fasilitas dan sarana kesehatan

Kebiasaan Spesifik dari Individu
atau Organisasi

Komitmen
Masyarakat/pemerintah

Faktor Penguat :
Keluarga,

guru,

penyedia

kesehatan, tokoh masyarakat, dll

Gambar 2.1 Teori Lawrence Green
Sumber : Green, L.W., et al. Health Education Planning: A Diagnostic Approach
Faktor predisposisi (predisposing)
Faktor ini merupakan faktor yang mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku pada diri seseorang. Faktor – faktor ini meliputi pengetahuan,
sikap, kepercayaan, nilai – nilai, keyakinan, tradisi, dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan kesehatan. Faktor ini mempermudah terwujudnya perilaku,
maka sering disebut sebagai faktor pemudah

16

a. Jenis Kelamin
Hasil penelitian Safriana (2012) menunjukkan bahwa lebih dari setengah
responden yang berperilaku tidak baik dalam memilih pangan jajanan adalah
anak laki-laki (59%). Hasil OR = 3,3 artinya jenis kelamin perempuan
berpeluang 3,3 kali berperilaku baik dalam pemilihan pangan jajanan. Anak
laki-laki cenderung memilih jajanan tanpa melalui proses pemikiran yang
panjang dan memilih jajanan didorong oleh keinginan untuk menutupi rasa
lapar dan tanpa memikirkan apakah jajanan tersebut sehat atau tidak.
Sedangkan berdasarkan hasil analisis Fitri (2012) hubungan antara jenis
kelamin dengan pemilihan pangan jajanan yang tergolong sering lebih
banyak pada responden berjenis kelamin perempuan (56%) dibandingkan
dengan yang berjenis kelamin laki-laki (50%).
b. Kebiasaan Sarapan
Berdasarkan

hasil

penelitian Yuniati (2010) yang dilakukan di SD

Negeri 01 Sekaran pada tahun pelajaran 2009/2010 menunjukan ada
hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan pemilihan pangan jajan
pada anak kelas IV dan V . Pada penelitian tersebut, responden yang tidak
melakukan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah sebanyak 17 orang
atau 25,0%. Dari 17 orang yang tidak sarapan pagi, anak yang mempunyai
frekuensi pemilihan pangan jajanan tinggi 12 orang atau 70,6%.
Kebanyakan anak yang tidak sarapan pagi beralasan masih kenyang
karena mereka lebih suka makan pada malam harinya daripada saat
pagi. Sedangkan sisanya, anak beralasan karena tidak terbiasa sarapan pagi
dan jika sarapan menyebabkan sakit perut. Berbeda dengan penelitian

17

Safriana (2012) hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan yang
bermakna antara kebiasaan sarapan pagi dengan perilaku memilih pangan
jajanan. Pada penelitiannya diketahui sekitar 43% responden mempunyai
kebiasaan sarapan setiap hari.
c. Kebiasaan Membawa Bekal
Berdasarkan hasil penelitian Safriana (2012) sebagian besar 71% anak
kadang-kadang membawa bekal kesekolah. Hasil analisis menunjukkan tidak
ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan membawa bekal dengan
perilaku memilih jajanan. Berbeda dengan penelitian Aprillia (2011 )
sebanyak 58 responden (79,45%) membawa bekal ke sekolah sedangkan
sisanya sebanyak 15 responden mengaku tidak pernah membawa bekal
makanan ke sekolah. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara kebiasaan membawa bekal makanan dengan pemilihan
pangan jajanan. Hubungan yang diperoleh yaitu semakin sering membawa
bekal makanan ke sekolah, maka pemilihan pangan jajanan semakin baik.
d. Jumlah Uang Saku
Berdasarkan hasil analisis Fitri (2012) pemilihan pangan jajanan yang
tergolong tidak baik lebih banyak pada responden yang memiliki jumlah
uang saku yang tergolong banyak (63,2%) dibandingkan dengan jumlah uang
saku yang tergolong sedikit (45,1%). Uji statistik hubungan antara jumlah
uang saku dengan perilaku pemilihan pangan jajanan menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna antara jumlah uang saku dengan perilaku
pemilihan pangan jajanan. Nilai OR (Odd Ratio) dapat diartikan bahwa anak
yang memiliki jumlah uang saku yang tergolong banyak mempunyai 2,1 kali

18

untuk pemilihan pangan jajanan tidak baik dibandingkan dengan anak yang
memiliki jumlah uang saku tergolong sedikit. Anak yang memiliki jumlah
uang saku lebih banyak cenderung memiliki daya beli yang cukup besar,
sehingga lebih mudah mengeluarkan uangnya untuk membeli pangan jajanan
yang disukai.
Faktor Pemungkin (Enabling)
Faktor pemungkin atau pendukung perilaku merupakan ketersediaan
sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya praktik kesehatan. Fasilitas
inilah yang mendukung terjadinya perilaku seseorang.
a. Tempat Jajan
Penjaja makanan saat ini sudah semakin banyak ditemukan di lingkungan
sekitar mereka, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Para penjaja
makanan menyiapkan makanan dengan berbagai macam jenis jajanan dengan
aneka bentuk dan rasa yang diminati anak sekolah. Berdasarkan penelitian
Suci (2009) menunjukkan bahwa 92,5% responden jajan di kantin sekolah,
sedangkan 33% anak sekolah membeli pangan jajan pada penjaja makanan
di luar sekolah. Tempat jajan lain yang juga menjadi lokasi untuk membeli
pangan jajanan yaitu mall, restoran, minimarket, supermarket, tempat les, dan
warung.
Pangan jajanan yang paling banyak dikonsumsi anak sekolah yaitu jenis
makanan yang bersaos merah meliputi bakso, siomay, sosis, telur goreng, dan
lain sebagainya. Sedangkan minuman yang sering yang sering dikonsumsi
yaitu teh poci (Safriana, 2012)

19

Faktor Penguat (reinforcing)
Faktor penguat merupakan faktor yang berkaitan dengan pengaruh orang
lain yang dapat mendorong atau melemahkan seseorang dalam perubahan
perilaku. Faktor-faktor ini meliputi keluarga, guru, petugas kesehatan, dan teman
sebaya.
a. Peranan Guru
Guru memiliki pengaruh yang sangat penting dalam pemilihan pangan
jajanan anak sekolah. Guru mempunyai tanggung jawab memberi ilmu
pengetahuan sehingga mempunyai sikap positif dan melakukan tindakan atau
prilaku yang baik dalam memilih jajanan yang sehat.
Guru merupakan unsur yang penting dalam pelaksanaan promosi
kesehatan disekolah. Guru merupakan pihak yang tepat dalam melaksanakan
pendidikan kesehatan kepada anak-anaknya baik melalui mata ajar yang
disesuaikan dengan kurikulum maupun dirancang khusus untuk penyuluhan
kesehatan, memonitor pertumbuhan dan perkembangan berat badan anakanaknya secara rutin setiap bulan, dan mengawasi adanya kelainan fisik atau
non fisik yang mungkin terjadi pada anak (Notoatmodjo, 2010. Guru dapat
memberikan pengertian dan pengetahuan kepada anak mengenai cara memilih
pangan jajanan yang baik serta dampak negatif yang akan timbul apabila jajan
di sembarang tempat.
b. Pengaruh Media Massa
Hasil penelitian Aprillia (2011) menunjukkan hampir seluruh responden
94,5% terpapar iklan pangan jajanan melalui media televisi. Sedangkan 1,4 %
terpapar melalui media radio dan media cetak, sisanya 2,7% melalui sumber

20

lainnya. Sumber

informasi

melalui media elektronik berupa televisi

merupakan sumber media paling banyak diakses oleh responden dikarenakan
sebagai sumber pesan, televisi merupakan media audio visual yang paling
luas jangkauannya dan terdapat visualisasi, figur, serta bentuk yang
menarik sehingga sasaran dapat lebih mudah dalam menyerap informasi
yang disampaikan.
c. Pengaruh Teman Sebaya
Hasil penelitian Fitri (2012) diketahui bahwa memilih pangan jajanan
yang tergolong sering lebih banyak pada responden yang ada pengaruh teman
sebaya (57,7%) dibandingkan dengan yang tidak ada pengaruh teman sebaya
(33,3%). Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku pemilihan pangan
jajanan.
Nilai OR (Odd Ratio) dapat diartikan bahwa anak yang ada pengaruh
teman sebaya mempunyai peluang 2,7 kali untuk berkebiasaan konsumsi
pangan jajanan sering dibandingkan dengan anak yang tidak ada pengaruh
teman sebaya. Berbeda dengan penelitian Safriana (2012) menunjukkan
hanya sebagian kecil saja responden yang terpengaruh dalam memilih jajanan
yaitu 11%. Hasil analisis juga menunjukkan tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku pemilihan pangan
jajanan.

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Refluks Gastroesofagus Pada Anak Usia Sekolah Dasar

0 42 61

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Pemanis Sintetis Siklamat Berlebih pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Sekolah Dasar Negeri Wilayah Kelurahan Pondok Benda, Pamulang Barat dan Pamulang Timur Tahun 2015

2 17 183

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B Pada Pangan Jajanan Anak Sekolah Yang Dijual Oleh Pedagang Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

0 21 168

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola pengasuhan dan kemandirian anak sekolah dasar

0 9 83

Penerapan Peraturan Dan Praktek Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Di Sekolah Dasar Kota Dan Kabupaten Bogor

1 20 156

Perilaku Penjaja Pangan Jajanan Anak Sekolah Tentang Gizi Dan Keamanan Pangan Di Lingkungan Sekolah Dasar Kota Dan Kabupaten Bogor

4 18 151

Karakteristik Pangan Jajanan Anak Sekolah Dasar di Indonesia

0 4 30

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

0 3 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

1 1 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA ANAK SEKOLAH DASAR.

4 20 180