PRESERVASI TRADISI KAMPUNG ADAT PULO DI DESA CANGKUANG KABUPATEN GARUT.

(1)

PRESERVASI TRADISI KAMPUNG ADAT PULO DI DESA CANGKUANG KABUPATEN GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisue

Oleh :

ERSA RESTIANI 080029

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

DI DESA CANGKUANG KABUPATEN GARUT

Oleh Ersa Restiani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ersa Restiani

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

0800298

PRESERVASI TRADISI KAMPUNG ADAT PULO DI DESA CANGKUANG KABUPATEN GARUT

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd NIP.196205121987031002

Pembimbing II

Drs. H. Pramaputra MN

Mengetahui,

Ketua program Studi Manajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si. NIP.19741018 200812 2 005


(4)

Kampung Adat Pulo di Desa Cangkuang Kabupaten Garut” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat kelimuan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan yang berlaku dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 8 Oktober 2012 Yang Membuat Pernyataan


(5)

Hari, Tanggal : Senin, 24 Oktober 2012 Waktu : 09.00 s/d selesai

Tempat : Gedung HIPS lantai 2

Panitia Ujian Sidang terdiri dari

Ketua : Prof Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 1994021 001 Sekretaris : Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001 Anggota : Dr. Elly Maliha, M.Si.

NIP. 19781019 200604 2 001 Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag. NIP. 19650917 199001 1 001 Suharto, S.Pd., M.A.P. Ahmad Hidayat

Penguji 1 : 1. Prof. Dr. H. Darsiharjo, MS. NIP. 19620921 198603 1 005

2. A.H Galih Kusumah, S.ST, Par., MM NIP. 19810522 201012 1 006


(6)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pariwisata ... 8

B. Jenis-jenis Wisata ... 10

C. Bentuk Pariwisata ... 12

D. Atraksi Wisata ... 13

E. Pengertian Budaya ... 16

F. Unsur-unsur Budaya ... 23

G. Nilai-nilai Budaya ... 24

H. Pengertian Masyarakat ... 25

I. Pengertian Kampung dan Desa ... 26

1. Pengertian Kampung ... 26

2. Pengertian Desa ... 27

J. Kriteria Kampung Adat ... 30

K. Pengertian Preservasi... 34

L. Kampung Adat Pulo ... 35


(7)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Adat Istiadat Masyarakat Kampung Pulo ... 40

M. Kerangka Pemikiran ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

B. Metode Penelitian ... 44

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 46

1. Populasi Penelitian ... 46

2. Sampel Penelitian ... 46

D. Definisi Operasional ... 47

1. Preservasi ... 48

2. Nilai-nilai Budaya ... 48

3. Tradisi ... 49

4. Kampung Adat Pulo ... 49

E. Jenis dan Sumber Data ... 50

1. Data Primer ... 50

2. Data Sekunder ... 51

F. Teknik Pengumpulan Data ... 51

1. Teknik Observasi Lapangan ... 51

2. Teknik Wawancara ... 52

3. Teknik Studi Dokumentasi ... 52

4. Teknik Triangulasi... 52

BAB IV PEMBAHASAN DAB HASIL PENELITIAN A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 56

1. Letak Geografis ... 56

2. Iklim dan Curah Hujan ... 57

3. Luas Wilayah ... 59

4. Morfologi ... 59

5. Tanah ... 60

6. Keadaan Demorfologi Kampung Pulo ... 60


(8)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11.Sejarah/Asal-usul Kampung Adat Pulo ... 71

12.Riwayat Hidup Embah Dalem Arif Muhammad ... 73

13.Ajaran-ajaran Arif Muhammad ... 78

14.Adat Istiadat Kampung Pulo ... 79

B. Potensi-potensi Kampung Pulo ... 82

C. Langkah-langkah Preservasi Nilai-nilai Tradisi Kampung Pulo . 1. Aspek Sosial/Penduduk ... 87

2. Pola Kehidupan/Adat Istiadat ... 87

3. Ritual/Religi (Upacara Adat) ... 88

4. Benda Bersejarah ... 96

D. Faktor-faktor Pendukung Kampung Adat Pulo Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya ... 101

E. Preservasi Kampung Adat Pulo ... 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106

LAMPIRAN ... 108


(9)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo di Desa Cangkuang Kabupaten Garut”

Ersa Restiani 0800298

Upaya preservasi budaya lokal mempunyai muatan ideologis yaitu sebagai gerakan untu mengukuhkan kebudayaan, sejarah dan identitas, juga sebagai penumbuh kepedulian masyarakat yang mulai meninggalkan nilai-nilai luhur budaya bangsa serta menurunnya ahlak moralitas pada sebagian masyarakat. Preservasi budaya bertujuan untuk mempertahankan nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan.

Penelitian ini menggunakan data yang ada seta menguraikan dan menginterpretasikan sesuatu seperti apa adanya, serta menggunakan hubungan sebab akibat pada saat penelitian sehingga bias merumuskan pemecahan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner, wawancara, studi literature dan observasi lapangan. Selain itu penelitian ini juga menggunakan teknik triangulasi yang bersifat menggabungkan dari teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Preservasi budaya lokal yang dimiliki oleh kampung adat memberi kita kesempatan untuk mempelajari kearifan lokal tersebut seringkali diabaikan, dianggap tidak ada relevansinya dengan masa sekarang apalagi masa depan. Preservasi tidak berarti membuat sesuatu menjadi awet dan tidak mungkin punah. Preservasi berarti memelihara untuk waktu yang sangat lama. Jadi, upaya preservasi warisan budaya Kampung Adat Pulo berarti upaya memelihara warisan budaya lokal untuk waktu yang sangat lama, maka perlu dikembangkan preservasi sebagai upaya berkelanjutan (sustainable).


(10)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ersa Restiani 0800298

Local cultural preservation efforts have ideological load that is the movement to strengthen the culture, history and identity, as well as the grower community concern began to leave the noble values and national culture and morality ahlak declining in some communities. Cultural preservation seeks to defend the values contained in the culture.

This study uses existing data seta decipher and interpret everything as it is, and use a causal relationship at the time of the study so that the bias to formulate a solution. Data was collected by means of questionnaires, interviews, literature studies and field observations. In addition, this study uses triangulation technique that combines nature of data collection techniques and data sources that already exist.

Preservation of local culture which is owned by the traditional village gave us the opportunity to learn such wisdom is often ignored, is considered not relevant to the present let alone the future. Preservation does not mean to make something durable and not likely extinct. Preservation means maintaining for a very long time. Thus, efforts to preserve the cultural heritage of Indigenous Village Pulo means local efforts to preserve cultural heritage for a very long time, it is necessary to develop preservation as a (sustainable).


(11)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan oleh beberapa negara di seluruh dunia. Negara menggunakan pariwisata sebagai penyokong ekonomi dan juga devisa bagi negara, sehingga pariwisata telah terbukti mengahsilkan berbagai keuntungan ekonomi. Industri yang mengandalkan potensi pada sebuah negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat karena faktor penampilan dan eksotis dari pariwisata, adanya keinginan dan kebutuhan orang modern yang disebut hiburan waktu senggang, dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di jadikan daerah tujuan tourism.

Indonesia merupakan negara yang dianugerahi dengan beraneka ragam jenis lingkungan alam dan seni kebudayaan yang menyimpan potensi daya tarik wisata. Hal ini mendorong kebutuhan untuk mengembangkan industri pariwisata di Indonesia. Indonesia memiliki 17.508 pulau yang di dalamya terdapat 93 propinsi, 300 etnis dan 583 bahasa. Hal ini menjadikan sebuah peluang yang besar dan membutuhkan suatu pemanfaatan yang baik. Oleh karena itu kebudayaan yang dimiliki Indonesia harus dapat dikemas sebagai daya tarik wisata tanpa merusak kebudayaan itu sendiri. Seperti halnya Bali yang selain terkenal akan keindahan alamnya tetapi juga memilki kebudayaan yang terjaga sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Disisi lain masih banyak daerah yang memiliki potensi daya tarik wisata namun belum dikembangkan atau


(12)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikelola secara tepat. Sehingga potensi-potensi wisata tersebut menjadi tidak terawat dan disalah gunakan. Untuk menghindari hal tersebut maka diperlukan kerjasama dari berbagai pihak dalam pengembangan pariwisata di suatu daerah.

Potensi dan daya dukung kebudayaan dan kepariwisataan daerah di Jawa Barat, yang dimilki oleh kabupaten dan kota telah mendorong tersedianya produk wisata dan telah mengembangkan citra Jawa Barat sebagai tujuan destinasi wisata, namun ketidakseimbangan dalam kepariwisataan antardaerah di Jawa Barat membedakan kualitas produk wisata di masing-masing daerah.

Garut adalah salah satu kabupaten yang terletak sekitar 64 km sebelah tenggara Bandung ibu kota Jawa Barat dan sekitar 250 km dari Jakarta. Garut berada pada ketinggian 0 m sampai dengan 2800 meter, berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia di sebelah selatan yang memanjang sekitar 90 km garis pantainya. Di utara perbatasan dengan kabupaten Sumedang. Barat laut dengan kabupaten Bandung. Di barat dengan kabupaten Cianjur, dan di timur dengan kabupaten Tasikmalaya.

Garut dikenal sebagai pemasok sayuran, palawija, buah-buahan, jagung dan beras untuk kebutuhan nasional. Garut juga penghasil tanaman dengan nilai ekonomis yang tinggi yaitu akar wangi, yang merupakan bahan dasar parfum. Garut juga terkenal karena sebagai pelopor nasional sutra alam sejak tahun 1920-an d1920-an pelopor perkulit1920-an tradisional nasional. Kota ini terkenal pula karena sentra peternakan domba unggulan baik untuk domba adu maupun untuk pedaging, dan industri makanan khas Dodol Garut. Pada umumnya Garut adalah daerah agraris dengan sumber air yang sangat melimpah.


(13)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada era 20-an, Garut dikenal sebagai Swiss van Java, karena pesona alamnya yang menakjubkan dengan kontur yang sangat eksotis dan disempurnakan dengan hawa yang sejuk dan bersih. Bahkan pada pertengahan tahun 1950-an Garut terkenal dengan sebutan Kota Intan. Jarak yang tidak begitu jauh dari Bandung itu, menjadikan kota Garut cukup ramai di kunjungi baik oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Salah satu daya tarik wisata budaya andalan di kabupaten Garut ini adalah DTW Candi Cangkuang. Candi Cangkuang adalah peninggalan abad ke VII dan satu-satunya Candi Hindu yang terlengkap dan sudah direstorasi di Jawa Barat. Terletak di tengah Situ Cangkuang, bersebelahan dengan Kampung Pulo, sebuah perkampungan tradisional yang terdiri dari enam buah rumah dengan penduduk yang masih sangat memegang teguh adat istiadat. Dengan menaiki rakit bambu, anda dapat menyeberangi Situ Cangkuang untuk mencapai lokasi candi dan Kampung Pulo.

DTW Candi Cangkuang bisa juga disebut sebagai DTW 4 in 1, karena selain keunikan candi wisatawan juga dapat menikmati potensi wisata lainnya seperti pemandangan yang indah selama menaiki rakit di situ atau danau Cangkuang, kehidupan masyarakat di Kampung Adat Pulo, serta wisata berziarah di Makam bersejarah Dalem Arif Muhammad. Meskipun demikian, keberadaan DTW Candi Cangkuang ini masih belum dapat dirasakan manfaatnya untuk masyarakat sekitar terutama dari segi ekonomi. Hal ini terlihat dari masih banyak masyarakat di sekitar DTW Candi Cangkuang yang mencari pekerjaan di luar kota. Padahal apabila masyarakat sadar akan potensi yang dimilki oleh DTW


(14)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Candi Cangkuang banyak peluang yang dapat dijadikan ladang untuk mencari nafkah, misalnya dengan mejual makanan khas tradisional yaitu opak, burayot, kerupuk melarat,ketan dan tape manis.

Hal lain yang tidak kalah menarik untuk disoroti adalah keberadaan Kampung Adat Pulo yang berada di Pulau danau atau situ Cangkuang. Penghuni kampung ini hanya enam keluarga sesuai adat yang dipegang teguh oleh warganya. Kampung Pulo merupakam pemukiman penduduk yang memiliki adat istiadat yang unik dan khas.

Para penduduk yang bermukim di daerah ini meyakini bahwa mereka merupakan keturunan Arief Muhammad. Pola pemukiman di kampung ini hanya enam rumah dengan satu masjid. Konon jumlah enam rumah dan satu masjid dianalogikan enam orang anak perempuan dan mesjid diibaratkan anak laki-laki.

Ironisnya, Kampung Adat Pulo yang merupakan kampung adat masyarakat Cangkuang mulai berangsur luntur nilai keramatnya. Kerabat Kampung Pulo justru berjualan dekat area pemukiman adat dan membuat kios dagangan. Hal ini bertentangan dengan konsep Kampung Pulo yang sejak dulu berjumlah tujuh. Belum lagi sudah masuknya listrik dan TV membuat kampung adat ini menjadi terlihat seperti pemukiman biasa bergaya adat dengan tradisi yang mulai luntur. Padahal keberadaan Kampung Adat Pulo sebagai model dari masyarakat Sunda sudah cukup representatif guna mewakili tata kehidupan orang Sunda masa silam dan dapat memberikan pemahaman atas sejumlah kepercayaan, adat istiadat, sistem pemerintahan, sistem teknologi, kesenian, pola kehidupan, bahasa dan organisasi sosial masyarakat Sunda.


(15)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan fakta di atas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai Kampung Adat Pulo di Desa Cangkuang yang merupakan bagian dari DTW Candi Cangkuang yang telah membangkitkan kehidupan kebudayaan menjadi bagian penting untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, namun dalam kenyataanya preservasi atau pelestarian kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat. Agar nilai-nilai tradisi yang dimilki oleh Kampung Adat Pulo ini dapat tetap terjaga keasliannya bahkan menjadi pengembangan pariwisata budaya yang berkelanjutan (sustainable) maka perlu di adakan upaya preservasi terhadap nilai-nilai tradisi Kampung Adat Pulo. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian : Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo di Desa Cangkuang Kabupaten Garut.

B. Rumusan Masalah

1. Potensi apa saja yang dapat dilestarikan dalam upaya preservasi Kampung Adat Pulo?

2. Bagaimanakah preservasi yang dapat dilakukan terhadap tradisi Kampung Adat Pulo?

3. Faktor apa saja yang dapat mendukung Kampung Adat Pulo sebagai daya tarik wisata yang bernuansa budaya?

C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis potensi yang dapat di optimalkan dalam preservasi Kampung Adat Pulo sebagai daya tarik wisata yang berbasis budaya.


(16)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menganalisis sejauh mana peran masyarakat terhadap preservasi Kampung Adat Pulo sebagai daya tarik wisata yang bernuansa budaya.

3. Bagaimanakah preservasi yang dapat dilakukan terhadap tradisi Kampung Adat Pulo

4. Mengidentifikasi faktor pendukung daya tarik wisata Kampung Adat Pulo sebagai daya tarik wisata bernuansa budaya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu :

1. Sebagai masukan bagi masyarakat sekitar agar dapat memanfaatkan potensi-potensi budaya sebgai daya tarik wisata.

2. Sebagai masukan bagi instansi terkait, dapat memperkenalkan nilai-nilai budaya sebagai daya tarik wisata didalam upaya preservasi warisan budaya lokal tersebut.

3. Memberikan masukan sehingga terwujudnya penataan lingkungan kawasan budaya tradisi yang masih mempertahankan nilai-nilai tradisi, yang oleh masyarakat setempat dijalankan dengan pemeliharaan kegiatan budaya lokal.

4. Sebagai masukan tentang preservasi Kampung Adat Pulo yang berdampak terhadap apresiasi masyarakat sehingga dapat memberikan kesempatan berusaha mayarakat, kesempatan bekerja dan peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat.


(17)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan secara sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti (Kountur, 2002: 53). Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat suatu keadaan, gejala atau topik tertentu, atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lainnya (Koentjaraningrat, 1991: 29) dengan melalui teknik survey. Adapun teknik pengumpulan datanya melalui observasi dan wawancara atau interview kepada budayawan, kuncen Kampung Adat Pulo dan pemerintah desa Cangkuang.


(18)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang menjadi fokus penelitian adalah Kampung Adat Pulo, DTW Candi Cangkuang, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat.

Waktu penelitian yang dilakukan pada bulan Juli – September 2012. Berikut tabel rincian waktu penelitian yang dilakukan :

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No. Proses

Bulan II 2012 Bulan III 2012 Bulan IV 2012 I II III IV I II II IV I II III IV 1. Penelitian I

2. Penyusunan Proposal

Seminar Skripsi 3. Revisi Proposal 4. Penyusunan Bab

I-III 5. Perizinan

6. Penelitian ke lokasi

7. Penyusunan Bab IV

8. Penyelesaian Akhir


(19)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sukmadinata, (2005:52) bahwa :

Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan fenoma-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan data yang ada serta menghubungkan sebab akibat pada saat penelitian sehingga bisa merumuskan pemecahan. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bogdan dan Biklen Suprayogo dan Tobroni, (2001:122) berkaitan dengan penelitian kualitatif sebagai berikut:

a. Riset kualitatif mempunyai latar belakang alami karena merupakan alat penting adalah sumber data yang berlangsung dari perisetnya.

b. Riset kualitatif bersifat deskriptif.

c. Periset kualitatif lebih memperhatikan proses (dari suatu fenomena sosial), ketimabang hasil atau produk semata.

d. Periset kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif. e. “Makna” (bagaimana subjek yang diteliti member makna hidupnya

dan pergumulannya) merupakan soal esensi untuk ancangan kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penggunaan diri si peneliti sebagai alat. Peneliti harus mampu mengungkapkan gejala sosial di lapangan


(20)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan mengerahkan segenap fungsi inderawinya. Dengan demikian peneliti harus dapat diterima oleh responden dan lingkungannya agar mampu mengungkap data yang tersembunyi melalui bahasa tutur, bahasa tubuh, perilaku maupun ungkapan.

Pada penelitian kualitatif, teori diartikan sebagai paradigma. Seorang peneliti dalam kegiatan penelitiannya, baik dinyatakan secara eksplisit atau tidak, menerapkan paradigma tertentu sehingga penelitian menjadi terarah. Dasar teoritis dalam pendekatan kualitatif adalah :

1. Fenomenologis, yang berpendapat bahwa kebenaran sesuatu itu dapat diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti.

2. Interaksi simbolik, yang merupakan dasr kajian sosial yang sangat berpegaruh dan digunakan dalam penelitian kualitatif. Beberapa ahli yang terkenal antara lain John Dewey dan Blumer H, telah menyempurnakan pandangan interaksi simbiolik dengan membagi tiga prinsip arti simbol yang diberikan oleh responden. Ketiga prinsip atau premis dimaksud adlah sebagai berikut :

a) Dasar manusia bertindak adalah untuk memenuhi kepentingannya.

b) Proses suatu tindakan seseorang pada prinsipnya merupakan produk atau hasil proses sosial ketika orang tersebut berinteraksi dengan orang lain.


(21)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Manusia bertindak dipengaruhi oleh fenomena lain yang muncul lebih dulu atau bersamaan.

3. Kebudayaan sebagai sesuatu yang merupakan hasil budi daya manusia yang mewujud dalam tingkah laku atau benda, bahasa simbol dan lain-lain.

4. Antropologi yaitu dasar filosofis yang fokus pembahasannya berkaitan erat dengan kegiatan manusia, baik secara normatif maupun historis.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2009) adalah wilayah regenerasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Bintaro dapat diartikan sebagai himpunan individu atau subyek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Di dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, namun ditransfer pada situasi sosial lainnya yang memiliki kesamaan kasus, sehingga istilah populasi dalam penelitian kualitatif dinamakan dengan "social situation" atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu; tempat (place), pelaku


(22)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. (Spradley dalam Sugiyono, 2009 : 215-216)

Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh subyek atau obyek yang berpengaruh dan terkait dalam upaya preservasi nilai-nilai tradisi Kampung Adat Pulo di Desa Cangkuang.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Agar sampel yang diambil dapat mewakili populasi tersebut, maka sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar mewakili. Lebih lanjut Sugiyono (2009:216) berpendapat bahwa sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, namun sebagai narasumber, atau partisispan, informan, teman, dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan pula disebut sampel statistik, namun sampel teoritis, karena tujuan penelitian tersebut adalah untuk menghasilkan teori.

Berdasarkan keterangan dan penjelasan tersebut, maka yang dijadikan narasumber atau responden dalam penelitian ini yaitu terdiri dari masyarakat sekitar (penduduk), pihak pengelola, wisatawan accidental yang datang berkunjung, dan beberapa subyek lainnya yang dapat terlibat dalam upaya preservasi nilai-nilai tradisi Kampung Adat Pulo di Desa Cangkuang.


(23)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karateristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Definisi yang dapat diamati atau diukur itulah yang merupakan kunci definisi operasional (Sugiyono (2002), dalam http://aliefyayang.blogspot.com/). Maka, setiap peneliti sebaiknya menetapkan terlebih dahulu istilah –istilah yang akan dipakai dalam tulisannya. Karena pembaca karangannya (proposal penelitian atau skripsi) tersebut perlu memahami betul istilah – istilah tersebut. Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran judul penelitian, maka penulis memberikan penjelasan tentang konsep yang ada dalam judul penelitian sebagai berikut :

1. Preservasi

Preservasi (dalam konteks yang terbatas) ialah bagian dari perawatan dan pemeliharaan yang intinya adalah mempertahankan keadaan sekarang dari bangunan dan lingkungan cagar budaya agar keandalan kelayakan fungsinya terjaga baik (Ref. UNESCO.PP. 36/2005)

(dikutip dari http://www.preservasi.co.cc/2010/07/sejarah-pengertian-dan-definisi.html).

Dalam pembahasan di penelitian ini, pengertian dan konsep preservasi ditujukan kepada ruang lingkup budaya. Maka disimpulkan bahwa preservasi budaya adalah segenap upaya pelestarian suatu benda atau tempat yang bernilai seni budaya, yang meliputi proses pemeliharaan, perawatan, perlindungan, pencegah kehancuran dan pemanfaatan secara bijaksana sehingga dapat digunakan saat ini dan masa yang akan datang. 2. Nilai-nilai Budaya


(24)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Rangkuti (2002:135), nilai-nilai budaya adalah berbagai keanekaragaman kebudayaan yang ada, merupakan sistem budaya. Dalam sistem budaya terdapat unsur-unsur gagasan adat istiadat yang menjadi pedoman hidup warga dalam suatu masyarakat. Nilai-nilai budaya lazimnya menjadi pedoman dalam kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.

Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sitem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961), sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan yang ada di dunia sebenarnya berkisar pada lima masalah pokok dalam kehidupan manusia, yaitu :

1) Hakikat dari hidup manusia (Manusia dan Hidup, disingkat MH), 2) Hakikat dari karya manusia (Manusia dan Karya, disingkat MK), 3) Hakikat kedudukan manusia dalam ruang waktu (Manusia dan

Waktu, disingkat MW),

4) Hakikat pandangan manusia terhadap alam (Manusia dan Alam, disingkat MA),

5) Hakikat hubungan manusia dengan sesamanya (Manusia dan Manusia, disingkat MM).

3. Tradisi

Tradisi berasal dari Bahasa Latin yaitu traditio, yang berarti diteruskan atau kebiasaan. Dalam pengertian yang paling sederhana tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian


(25)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan,waktu atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tradisi merupakan gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan dilaksanakan secara turun-temurun dari nenek moyang. Tradisi dipengaruhi oleh kecenderungan untuk berbuat sesuatu dan mengulang sesuatu sehingga menjadi kebiasaan.

4. Kampung Adat Pulo

Kampung Adat Pulo adalah dusun kecil peninggalan sejarah masa silam. Kampung ini terletak di Desa Cangkuang Kecamatan Leles, berjarak 17 km dari Kota Garut, atau kurang lebih 50 km dari Kota Bandung. Disebut Kampung Pulo karena Kampung ini berada di pulau Danau Cangkuang. Penghuni kampung ini hanya enam keluarga sesuai adat yang dipegang teguh oleh warganya. Kampung Pulo merupakan pemukiman penduduk yang memiliki adat istiadat yang unik dan khas.

Para penduduk yang bermukim di daerah ini meyakini bahwa mereka merupakan keturunan Arief Muhammad. Pole pemukiman di kampung ini hanya enam rumah dengan satu mesjid. Konon jumlah enam rumah dan satu mesjid dianalogikan enam orang anak perempuan dan Mesjid ini diibaratkan anak laki-laki.


(26)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Larangan lain bagi warga kampung Pulo ini adalah memelihara ternak berkaki empat maka di Kampung Pulo ini hanya ada ayam atau bebek. Hari pantangan bagi warga Kampung Pulo adalah Rabu. Siapapun dilarang untuk melakukan ziarah ke makam keramat di Cangkuang.

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dua, yaitu:

1. Data Primer

Adalah informasi atau data yang diperoleh langsung dari lapangan. Dalam penelitian ini, data primer berupa hasil observasi langsung pada Kampung Adat Pulo di Desa Cangkuang, serta data kondisi lingkungan dan sosial kemasyarakatan yang diperoleh dari aparatur wilayah dan pihak terkait lainnya di kawasan tersebut.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan informasi atau data-data yang diperoleh tidak dari lapangan langsung, melainkan dari sumber-sumber lain yang mempunyai kontekstualitas yang sama. Dalam penulisan ini, data sekunder yang digunakan antara lain:

a) Studi literatur, yaitu peneliti mengambil data, informasi dan teori penunjang dari berbagai literatur seperti buku, catatan maupun jurnal ilmiah mengenai preservasi kawasan wisata, seni


(27)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

budaya Jawa Barat, serta sumber lain yang relavan dengan permasalahan yang dikaji oleh peneliti.

b) Studi dokumentasi, yaitu peneliti mengamati beberapa dokumentasi penunjang seperti peta lokasi dan kondisi Kampung Adat Pulo di kawasan wisata Cangkuang.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi Lapangan

Teknik observasi lapangan atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengamati kondisi kawasan dan lingkungan sekitarnya, potensi-potensi yang dapat dikembangkan, serta hal-hal yang berpengaruh dalam upaya preservasi Kampung Adat Pulo di Desa Cangkuang.

2. Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara menanyakan secara langsung data yang dibutuhkan kepada seseorang yang berwenang. Sugiyono (2009) menyimpulkan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi responden wawancara adalah pengelola kawasan wisata Cangkuang, beberapa tokoh masyarakat


(28)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cangkuang atau masyarakat yang ada di sekitar perkampungan, serta wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Cangkuang.

3. Teknik Studi Dokumentasi

Teknik studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan melihat, membaca, mempelajari, kemudian mencatat data yang ada hubungannya dengan obyek penelitian. Dokumen yang digunakan dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2009). Yang menjadi data dokumentasi dalam penelitian ini adalah membaca dan mempelajari dokumen yang terkait dengan upaya preservasi dalam suatu kawasan wisata budaya di suatu tempat, serta dokumen mengenai data dan gambar yang ada di Kampung Adat Pulo Desa Cangkuang.

4. Teknik Triangulasi

Triangulasi menurut Sugiyono (2009), diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan triangulasi, peneliti dapat mengumpulkan data sekaligus menguji kreadibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Dalam penelitian mengenai upaya preservasi nilai-nilai tradisi Kampung Adat Pulo di Desa Cangkuang, penulis cenderung menggunakan Triangulasi teknik, yaitu pengumpulan data yang berbeda – beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.


(29)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian Preservasi nilai-nilai tradisi Kampung Adat Pulo di Desa Cangkuang ini adalah :

a. Digital kamera b. Pedoman observasi c. Pedoman wawancara d. Angket / kuisioner e. Alat tulis

b. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang diterapkan agar tujuan peneliti dapat tercapai adalah dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan mengolah dan menginterpretasikan data berupa argumen serta data yang bersifat non angka. Tujuan dari metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1988).


(30)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan adanya metode deskriptif kualitatif maka teknik analisa data dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu :

1. Reduksi Data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk menghasilkan data sebanyak mungkin.

2. Penyajian Data, yaitu penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan data dan pengambilan tindakan. Dengan proses penyajian data ini peneliti telah siap dengan data yang telah disederhanakan dan menghasilkan informasi yang sistematis.

3. Kesimpulan, yaitu merupakan tahap akhir dalam proses anlisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dari observasi, interview, dan dokumentasi. Dengan adanya kesimpulan peneliti akan terasa sempurna karena data yang dihasilkan benar-benar valid atau maksimal. Dengan melalui langkah-langkah tersebut diatas diharapkan penelitian ini dapat memberi bobot tersendiri terhadap hasil penelitian yang peneliti sajikan.


(31)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2006:67).

Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitiannya hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap besaran variabel yang diteliti (Sugiyono, 2006:68).


(32)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Sumber : penulis 2012

Trend wisata masa kini

Preservasi Nilai-nilai Tradisi Kampung Adat Pulo bernuansa Budaya

DTW 4 IN 1 Cangkuang

Potensi Kampung Adat Pulo Pengamatan lingkungan intenal

Kampung Adat Pulo : 1. Benda bersejarah

2. Pola kehidupan (adat istiadat) 3. Ritual / religi (upacara adat)

Kampung Adat Pulo

Candi

Suasana perkampungan yang masih menerapkan Hukum Adat dan

menolak modernisasi

Lingkungan sosial masyarakat Identifikasi Preservasi

Kampung Adat Pulo

Makam Dalem Arif Muhammad & Sunan

Pangadegan


(33)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab empat, maka penulis dapat mengambil kesimpulan, sebagai berikut :

Kampung Adat Pulo merupakan salah satu kampung budaya yang ada di Jawa Barat. Kampung Adat Pulo memilki karakteristik yang unik yang membedakannya dengan kampung budaya lainnya. Kekarakteristikannya itu tercermin dari kebudayaan yang dimilkinya baik dari segi agama, adat istiadat, bahasa, kesenian, mata pencaharian dan lain sebagainya. Kebudayaan yang dimiliki Kampung Adat Pulo ini menjadi salah satu kekayaan yang dimilki oleh Jawa Barat khususnya dan juga menjadi potensi tersendiri bagi daya tarik wisata di Kampung Adat Pulo khususnya yang tentunya perlu tetap dijaga kelestariannya. Potensi tersebut adalah Calung, Silat, Reog, Rudat Leles, Tari Yapong, Tari Mulatwangi, Tari Gembira Raihan dan Tari Dewi.

Preservasi budaya lokal yang dimilki oleh Kampung Adat Pulo memberi kesempatan untuk mempelajari kearifan lokal dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di masa lalu. Kearifan lokal tersebut seringkali diabaikan, dianggap tidak ada relevansinya dengan masa sekarang apalagi masa depan. Melestarikan berarti memelihara untuk waktu yang sangat lama. Jadi upaya pelestarian warisan budaya kampung Adat Pulo berarti upaya memelihara warisan budaya lokal untuk waktu yang sangat lama. Karena upaya preservasi merupakan upaya memelihara


(34)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk waktu yang sangat lama maka perlu dikembangkan pelestarian sebagai upaya yang berkelanjutan (sustainable).

Dalam pelestarian Kampung Adat Pulo langkah-langkah yang dapat diperhatikan adalah :

a. Aspek sosial, dalam pelestarian nilai-nilai tradisi Kampung Adat Pulo ini tidak dapat dipisahkan dari peran serta atau partisipasi masyarakat adat Kampung Pulo. Pemberdayaan masyarakat muncul secara partisipatif sebagai alternatif terhadap pendekatan pembangunan serta sentralisasi dan bersifat Bottom-up.

b. Pengoptimalan kegiatan seni dan upacara adat.

c. Merealisasikan preservasi Kampung Pulo secara berkelanjutan.

d. Menginventarisasi nilai-nilai budaya masayarakat lokal, menumbuhkan kembali nilai-nilai budaya masyarakat lokal.

e. Mempertahankan kondisi budaya dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

f. Menggiatkan kembali promosi Kampung Adat Pulo melalui internet. g. Memberikan program pelatihan kepada masyarakat dengan cara

mendirikan organisasi kemasyarakatan.

h. Memberikan pelatihan daalm rangka peningkatan kualitas SDM. i. Mengadakan sosialisasi oleh pemerintah mengenai pariwisata

khusunya wisata budaya.

j. Peran sertapemerintah dalam upaya preservasi buday khususnya preservasi Kampung Adat.


(35)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

k. Membuat kebijakan sebagai rujukan preservasi antara pemerintah dan masyarakat Kampung Pulo.

l. Mempertahankan kebudayaan yang sudah dimilki dengan cara meminimalisir kebudayaan asing yang masuk.

m. Mempertegas jati diri Kampung Pulo sebagai kampung adat.

n. Preservasi yang disesuaikan dengan kondisi yang ada pada Kampung Adat Pulo.

Dalam langkah preservasi yang bertujuan untuk aktifitas wisata, kampung adat Pulo memilki potensi yang sangat besar, namun faktor penghambat yang dihadapi oleh Kampung Adat Pulo adalah kurangnya sarana dan prasarana akomodasi, aksesibilitas, tingkat sumber daya manusia yang masih kurang, minimnya dana dari pemerintah dalam upaya preservasi, kurangnya kesadaran masyarakat akan pariwisata. Sedangkan keberhasilan sebuah kawasan menjadi objek wisata salah satunya adalah denngan memenuhi saran dan prasarana yang menunjang.

Terdapat faktor-faktor yang mendukung Kampung Adat Pulo sebagai daya tarik wisata, diantaranya komplek rumah adat Kampung Pulo, Candi Cangkuang, Makam Keramat Dalem Arif Muhammad, Situ Cangkung dan panorama-panorama alam yang dimilki. Dapat disimpulkan bahwa kekayaan potensi kebudayaan dan sumber daya alam yang dimilki oleh kampung adat Pulo dapat dijadikan kawasan desa wisata yang berbasis budaya, dengan cara melestarikan nilai-niali tradisi yang dimilki oleh kampung adat Pulo yang bertujuan untuk pengembangan pariwisata budaya berkelanjutan.


(36)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dari preservasi dalam upaya pengembangan Kampung Adat Pulo sebagai salah satu objek wisata alternatif sebagai pengganti wisata konvensional adalah agar kebudayaan yang dimilki oleh kampung adat Pulo tetap lestari, dalam hal ini upaya preservasi terhadap budaya dan sumber daya alam, dengan mengajarkan mengenai kebudayaan setempat dan kearifan lokal masyarakat Kampung Adat Pulo sehingga akan bermanfaat pada kampunng Adat Pulo sebagai objek wisata budaya.

B. Saran

Untuk meningkatkan peran serta masyarakat kampung adat Pulo dalam menjaga tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis, seimbang antara preservasi dengan pengembangan pariwisata buday berkelanjutan. Peran masyarakat lokal terhadap perwujudan kelestarian kampung adat Pulo, dapat ditinjau dan dijelaskan dari aspek-aspek berikut :

1. Untuk masyarakat setempat agar tetap menjaga kelestarian nilai-nilai tradisi yang dimilki, sehingga jati diri kampung adat Pulo sebagai kampung Budaya tidak tereksploitasi terhadap kebudayan asing yang dibawa oleh wisatawan.

2. Meningkatkan kesadaran masayarakat Kampung Adat Pulo bahwa kelestarian budaya Kampung Adat Pulo adalah tanggung jawab bersama seluruh masyarakat kampung Adat Pullo, dan harus dijaga kelestariannya.


(37)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Meningkatkan peran serta masyarakat kampung Adat Pulo untuk menggali dan memahami nilai-nilai ynag trekandung dalam budaya Adat Pulo.

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat lokal untuk mengelola perekonomian dan sumber-sumber kekayaan alam secara terkendali untuk kelangsungan kehidupan masyarakat kampung adat Pulo.

5. Meningkatkan kebersamaan dan kesetiakawanan sosial masyarakat kampung adat Pulo yang dapat mengatasi perpecahan atau pergeseran nilai-nilai leluhur yang sudah mereka miliki.

6. Meningkatkan kemampuan masyarakat kampung adat Pulo untuk mengakses berbagai peluang yang ada.

7. Memberdayakan masyarakat sekitar dengan menjadikan mereka sebgai bagian dari preservasi Kampung Adat Pulo, dengan pemberdayaan masyarakat tersebut akan berdampak pada rasa memilki dan merasakan keuntungan yang dapat diterima oleh masyarakat setempat.

8. Denagn preservasi Kampung Adat Pulo, diharapkan menjadi salah satu kawasan wisata bernuansa budaya yang berkelanjutan (Sustainable Cultural Tourism).

9. Pemerintah yang terkait dalam hal ini, hnedaknya mampu berperan aktif dalam preservasi, yang ditunjukan dengan membuat peraturan daerah, pendanaan secara berkelanjutan dalam upaya pelestarian, membangun dan melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang untuk tujuan preservasi maupu untuk aktifitas wisata, membuat


(38)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebijakan dan membuat undang-undang yang berkenaan dengan preservasi budaya.


(39)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anwar, Idochi. 2008. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Alfabeta, Jakarta.

Bakker, JWM. 1999. Filsafat Kebudayaan, Sebuah Pengantar. Kanisius, Yogyakarta.

Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Koentjaraningrat. 2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan, Jakarta.

Marpaung, Happy dan Bahar Herman. 2002. Pengantar Pariwisata. Alfabeta, Bandung.

Marpaung, Happy. 2002. Pengantar Pariwisata. Alfabeta, Bandung.

Munawar, Zaki. 2002. Cagar Budaya Candi Cangkuang. Garut.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Bandung.

Pariwisata Kabupaten Garut. Ayo Tamasya! Jelajahi Garut. [ Online ]. Tersedia: http://www.pariwisata.garutkab.go.id/index.php?option=com_conte nt&view=article&id [7 Maret 2011]

Pendit, Nyoman S. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Pradya Paramita, Jakarta.

Pitana, Gde Gayatri, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Andi, Denpasar.

Rangkuti, Sofia H. 2002. Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Teori dan Konsep. Dian Rakyat, Jakarta.

Suharsini, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Penelitian. Rineka Cipta, Bandung.


(40)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Departemen Pariwisata Budaya Republik Indonesia, Jakarta.

Usman, H dan Setiady Akbar P. 2006. Metodologi Penelitia Sosial. Bumi Aksara, Jakarta.

Widagdho, Djoko dkk. 2008. Ilmu Kebudayaan Dasar. Bumi Aksara, Jakarta.

Wikipedia. Artikata. [ Online ]. Tersedia: http://www.artikata.com [ 9 maret 2011 ]

Wikipedia. Kabupaten Garut. [ Online ]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_Garut [ 7 Mei 2011 ]

Yoeti, Oka A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Pradya Paramita, Jakarta.


(41)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ersa Restiani

Jl. Kapt. Abdul Hamid No.139 Setiabudi (Panorama)-Secapa, Bandung

E-mail : shalious_cha@yahoo.com

Phone : 082126926307

Personal Data

Name : Ersa Restiani

Sex, Age : Female, 23 years old

Place, date of birth : Garut/September, 7th 1990

Religion : Moslem

Marital Status : Single

Nationality : Indonesian

Experience

Resort and Leisure Management, UPI  I have experience about table manner

Event : Golden Flower Hotel Table Mannner (2009)  I have experience about tour guiding

Event : Tour Guiding Contest “Resortlution” MRL (2010)


(42)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Event : Seminar “Transparansi Pambangunan Kepariwisataan Indonesia” & Seminar ”Optimalisasi Foresty Industry Sebagai Daya

Tarik Wisata” (2010)

Since September 2011 – April 2012, I had training at Ancasa Hotel & Spa Kuala Lumpur, as Front Office Assistant

My Responbility :

 Responsible to make reservation  Responsible in telephone operator

 Responsible in process check-in and check out  Responsible to blocking the room for group  Responsible to make daily report

 Have a good communication skill

Since November 2012 until now, I’m still working in Padma Hotel Bandung , as Guest Relations Officer

My Responbility :

 Responsible in maintaining relationship with existing guest inhouse or outsider

 Responsible in organizing reservation for breakfast, lunch and dinner or romantic dinner

 Responsible in escorting the guest  Responsible in cashiering


(43)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guidelines

 Responsible in daily record  Have a good communication skill

Training

2009 - Certificate Golden Flower Hotel Table Manner

2009 - Training ”Transpanrasi Pambangunan Kepariwisataan Indonesia”

2010 - Training ” Kiat-kiat Mambangun Personal MICE Di Indonesia Guna

Mendukung Pertumbuhan Wisatawan”

2011 - Training at Ancasa Hotel & Spa Kuala Lumpur, Malaysia

Skills

Excel, Word and Power Point

Education

2008 – 2012 Education University of Indonesia

Management Resort & Leisure S1 Program

2005 - 2008 SMAN 2 Tarogong Kidul Garut 2002 - 2005 SMPN 2 Garut

1996 - 2002 SDN Pataruman 7 Garut

Honest, trustworthy, hard working, discipline Basicly, I quickly to learn and independent

Attitude


(44)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(1)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Idochi. 2008. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Alfabeta, Jakarta.

Bakker, JWM. 1999. Filsafat Kebudayaan, Sebuah Pengantar. Kanisius, Yogyakarta.

Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Koentjaraningrat. 2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan, Jakarta.

Marpaung, Happy dan Bahar Herman. 2002. Pengantar Pariwisata. Alfabeta, Bandung.

Marpaung, Happy. 2002. Pengantar Pariwisata. Alfabeta, Bandung.

Munawar, Zaki. 2002. Cagar Budaya Candi Cangkuang. Garut.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Bandung.

Pariwisata Kabupaten Garut. Ayo Tamasya! Jelajahi Garut. [ Online ]. Tersedia: http://www.pariwisata.garutkab.go.id/index.php?option=com_conte nt&view=article&id [7 Maret 2011]

Pendit, Nyoman S. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Pradya Paramita, Jakarta.

Pitana, Gde Gayatri, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Andi, Denpasar.

Rangkuti, Sofia H. 2002. Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Teori dan Konsep. Dian Rakyat, Jakarta.

Suharsini, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Penelitian. Rineka Cipta, Bandung.


(2)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Departemen Pariwisata Budaya Republik Indonesia, Jakarta.

Undang-undang Republik Indonesia No.9 Tahun 1990 tentnag Kepariwisataan. Departemen Pariwisata Budaya Republik Indonesia, Jakarta.

Usman, H dan Setiady Akbar P. 2006. Metodologi Penelitia Sosial. Bumi Aksara, Jakarta.

Widagdho, Djoko dkk. 2008. Ilmu Kebudayaan Dasar. Bumi Aksara, Jakarta.

Wikipedia. Artikata. [ Online ]. Tersedia: http://www.artikata.com [ 9 maret 2011 ]

Wikipedia. Kabupaten Garut. [ Online ]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_Garut [ 7 Mei 2011 ]

Yoeti, Oka A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Pradya Paramita, Jakarta.


(3)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIWAYAT HIDUP

Ersa Restiani

Jl. Kapt. Abdul Hamid No.139 Setiabudi (Panorama)-Secapa, Bandung

E-mail : shalious_cha@yahoo.com

Phone : 082126926307

Personal Data

Name : Ersa Restiani

Sex, Age : Female, 23 years old Place, date of birth : Garut/September, 7th 1990

Religion : Moslem

Marital Status : Single Nationality : Indonesian

Experience

Resort and Leisure Management, UPI

 I have experience about table manner

Event : Golden Flower Hotel Table Mannner (2009)

 I have experience about tour guiding

Event : Tour Guiding Contest “Resortlution” MRL (2010)  I have experience about MICE


(4)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Event : Seminar “Kiat-kiat Mambangun Personal MICE Di Indonesia Guna Mendukung Pertumbuhan Wisatawan” (2010)

 I have experience about Tourism

Event : Seminar “Transparansi Pambangunan Kepariwisataan Indonesia” & Seminar ”Optimalisasi Foresty Industry Sebagai Daya Tarik Wisata” (2010)

Since September 2011 – April 2012, I had training at Ancasa Hotel & Spa Kuala Lumpur, as Front Office Assistant

My Responbility :

 Responsible to make reservation

 Responsible in telephone operator

 Responsible in process check-in and check out

 Responsible to blocking the room for group

 Responsible to make daily report

 Have a good communication skill

Since November 2012 until now, I’m still working in Padma Hotel

Bandung , as Guest Relations Officer

My Responbility :

 Responsible in maintaining relationship with existing guest inhouse or outsider

 Responsible in organizing reservation for breakfast, lunch and dinner or romantic dinner

 Responsible in escorting the guest


(5)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Organize promotional and marketing the product in accordance with guidelines

 Responsible in daily record

 Have a good communication skill

Training

2009 - Certificate Golden Flower Hotel Table Manner

2009 - Training ”Transpanrasi Pambangunan Kepariwisataan Indonesia”

2010 - Training ” Kiat-kiat Mambangun Personal MICE Di Indonesia Guna

Mendukung Pertumbuhan Wisatawan”

2011 - Training at Ancasa Hotel & Spa Kuala Lumpur, Malaysia

Skills

Excel, Word and Power Point

Education

2008 – 2012 Education University of Indonesia

Management Resort & Leisure S1 Program

2005 - 2008 SMAN 2 Tarogong Kidul Garut 2002 - 2005 SMPN 2 Garut

1996 - 2002 SDN Pataruman 7 Garut

Honest, trustworthy, hard working, discipline Basicly, I quickly to learn and independent

Attitude


(6)

Ersa Restiani, 2014

Preservasi Tradisi Kampung Adat Pulo Di Desa Cangkuang Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Music, Reading, Movies