PENGGUNAAN METODE DISCOVERY PADA KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN UJUNGTEBU KECAMATAN CURUG.
PENGGUNAAN METODE DISCOVERY PADA KONSEP
PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN UJUNGTEBU
KECAMATAN CURUG TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Ferista Lestari
0903775 IPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
(2)
PENGGUNAAN METODE
DISCOVERY
PADA
KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V
SDN UJUNGTEBU KECAMATAN CURUG
TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh Ferista Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Ferista Lestari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
FERISTA LESTARI
PENGGUNAAN METODE DISCOVERY PADA KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS V SDN UJUNGTEBU KECAMATAN CURUG TAHUN AJARAN 2012/2013
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I
Drs. H. Lily Barlia, M.Sc.Ed., Ph.D NIP. 195409151980031003
Pembimbing II
Firman Robiansyah, M. Pd NIP. 198009102005011003
Diketahui,
Ketua Prodi S1 PGSD UPI Kampus Serang
Drs. Ajo Sutarjo, M.Pd NIP. 196201101988031003
(4)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN METODE DISCOVERY PADA KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN UJUNGTEBU KECAMATAN CURUG TAHUN AJARAN 2012/2013” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari menemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Serang, Juni 2013
Yang membuat pernyataan,
Ferista Lestari NIM. 0903775
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan di lapangan yang menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran IPA masih terfokus pada guru saja. Pembelajaran hanya bersifat informasi dari guru sementara siswa hanya mendengarkan, mencatat, menghapal, serta tidak adanya pembelajaran yang mengaktifkan siswa sehingga bisa menemukan konsep sendiri. Dengan latar belakang tersebut di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas mengenai “Penggunaan Metode Discovery pada Konsep Perubahan Sifat Benda untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013”.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) apakah penerapan metode discovery pada konsep perubahan sifat benda dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa di kelas V?; 2) apakah penggunaan metode discovery pada konsep perubahan sifat benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V?. Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui, menganalisa, dan mendeskripsikan: 1)peningkatan proses pembelajaran siswa dengan menggunakan metode discovery pada konsep perubahan sifat benda di kelas V; 2) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode discovery pada konsep perubahan sifat benda di kelas V. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pendekatan melalui metode discovery yang bertujuan agar siswa menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari langkah-langkah pra siklus, siklus I dan siklus II dengan menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi, dan tes.
Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1) proses belajar siswa dalam pembelajaran IPA dalam menemukan konsep perubahan sifat benda selalu meningkat misalnya dalam mempraktikan perubahan-perubahan sifat pada suatu benda selalu meningkat selain itu dalam mengkomunikasikan pembelajaran antar siswa dalam kelompok terlihat aktif, selain itu juga dalam mengajukan pertanyaan antar siswa atau dengan guru sudah mulai aktif dan yang terakhir siswa sudah bisa menyimpulkan sendiri dalam pembelajaran IPA mengenai perubahan sifat benda dengan presentase hasil observasi siklus I 6,06 dan siklus II 8,57; 2) hasil belajar pada pembelajaran materi perubahan sifat benda, untuk pra siklus baru mencapai 44,0 dengan kategori kurang dan pada siklus I naik menjadi 73,97 dengan kategori baik begitu juga di siklus II menjadi 85,0 dengan kategori baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode discovery pada pembelajaran IPA mengenai materi perubahan sifat benda dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini direkomendasikan kepada guru SD, kepala sekolah, serta pihak lain yang terkait dengan pendidikan untuk dapat menerapkan dan mengembangkan metode discovery sebagai alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
(6)
(7)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR DIAGRAM ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Definisi Operasional ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran IPA SD ... 8
2. Metode Discovery dalam Pembelajaran IPA ... 10
3. Hasil Belajar ... 15
4. Konsep Perubahan Sifat Benda ... 17
B. Hipotesis Tindakan ... 18 BAB III METODE PENELITIAN
(8)
A. Metode Penelitian ... 19
B. Prosedur Penelitian ... 22
C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ... 27
E. Teknik Analisis Data ... 30
F. Validitas dan Reliabilitas Penelitian ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus ... 35
2. Siklus I ... 38
3. Siklus II ... 41
4. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 45
B. Pembahasan 1. Pra Siklus ... 48
2. Siklus I ... 49
3. Siklus II ... 51
C. Jawaban Hipotesis ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar ...Hal 3.1 Desain PTK Model Siklus ... 22 3.2 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data ... 33
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
4.1 Hasil Tes Belajar Siswa Pra Siklus ... 36
4.2 Hasil Observasi Siklus 1 ... 39
4.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus 1 ... 40
4.4 Hasil Observasi Siklus 2 ... 43
4.5 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus 2 ... 43
4.6 Rekapitulasi Nilai Proses Pembelajaran Siswa ... 45
(11)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram ...Hal 4.1 Diagram Proses Pembelajaran Siswa ... 46 4.2 Diagram Hasil Belajar Tiap Siklus ... 48
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ke- 1 Surat Keterangan Pengangkatan Pembimbing Skripsi Lampiran ke- 2 Surat Keterangan Observasi dari Kampus
Lampiran ke- 3 Surat Keterangan telah melaksanakan Observasi di SD Lampiran ke- 4 Pedoman Wawancara
Lampiran ke- 5 Transkrip Wawancara Lampiran ke- 6 Pedoman Observasi Lampiran ke- 7 Catatan Lapangan
Lampiran ke- 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran ke- 9 Foto Kegiatan Pelaksanaan PTK
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu sendiri. Peningkatan kualitas pendidikan di cerminkan oleh prestasi belajar siswa, sedangkan keberhasilan atau prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang bagus. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan, peningkatan mutu tenaga kependidikan sangat diperlukan, karena guru sebagai tenaga pendidik merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan (Depdiknas: 1994).
Untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu adanya pengembangan dan pembaharuan di bidang pendidikan antara lain adalah pembaharuan model-model pembelajaran dalam melakukan proses belajar mengajar. Dalam melakukan proses belajar mengajar, perlu dipikirkan metode atau model pembelajaran yang tepat, karena setiap metode mengajar yang dipilih dan digunakan membawa pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap pencapaian hasil belajar yang diharapkan, karena metode pembelajaran menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
(14)
2
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran (Yusnandar, 2010: 30).
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan
(15)
3
prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan.
Kesalahan pemilihan strategi dalam mengajar dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang peneliti temukan ketika observasi di kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA sangat rendah yaitu mencapai 55,50. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, bernyanyi, tanpa menggunakan alat peraga, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara sistematis.
Temuan tersebut juga dikuatkan oleh hasil wawancara peneliti dan guru kelasnya bahwa permasalahan yang sering muncul ketika pembelajaran IPA adalah ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang diajarkan tersebut, sebagian besar siswa tidak bertanya karena mereka masih tidak mengerti terhadap materi tersebut. Ketika alat peraga tidak ada, guru tersebut tetap melaksanakan pembelajaran melalui metode ceramah saja. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, peneliti mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran discovery untuk mengungkapkan apakah dengan model
(16)
4
discovery dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa mengenai materi perubahan sifat benda. Peneliti memilih metode pembelajaran ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran (Siadari, dalam Ilahi, 2012: 33). Dalam metode pembelajaran discovery siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti dalam penelitian ini mengambil judul "Penggunaan Metode Discovery pada konsep Perubahan Sifat Benda untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013".
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode discovery pada konsep perubahan sifat benda dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa di kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Apakah penggunaan metode discovery pada konsep perubahan sifat benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V di SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013?
(17)
5
Sesuai rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisa, dan mendeskripsikan:
1. Peningkatan proses pembelajaran siswa dengan menggunakan metode discovery pada konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode discovery pada konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
Peneliti mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Peneliti
a. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi IPA, khususnya materi perubahan sifat benda.
b. Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas.
c. Dapat menambah pengalaman dalam mengetahui permasalahan pembelajaran IPA secara langsung, sekaligus mencari solusi yang tepat.
2. Guru
a. Meningkatkan kualitas di dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Meningkatkan kreatifitas dalam menyampaikan suatu pembelajaran IPA agar pembelajaran tersebut menarik bagi siswa.
(18)
6
c. Mengukur keberhasilan guru dalam memberikan materi ajar.
d. Dapat dijadikan alternatif bagi guru IPA dalam memilih metode pembelajaran.
e. Menambah wawasan dan memberikan contoh konkrit penerapan metode pembelajaran discovery pada konsep perubahan sifat benda. 3. Siswa
a. Meningkatkan pemahaman dan hasil belajar pada mata pelajaran-pelajaran IPA, khususnya materi perubahan sifat benda.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman belajar siswa secara holistik.
d. Meningkatkan keaktifan dan minat siswa dalam belajar IPA pada konsep perubahan sifat benda.
E. Definisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan persepsi, maka peneliti mencoba menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini.
1. Metode yang digunakan peneliti yaitu metode discovery yang merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku (Hanafiah dan Suhana, 2012: 77).
(19)
7
2. Permasalahan yang muncul pada penelitian ini adalah mengenai hasil belajar, yaitu pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2012: 5).
3. Pada penelitian ini, masalah yang peneliti ambil mengenai konsep perubahan sifat yang dapat terjaditerjadi karena beberapa faktor, yaitu pemanasan, pendinginan., pembakaran, pencampuran dengan air, pembusukan, perkaratan, penyubliman. (Sulistiyanto, 2008)
(20)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran. Adapun alasan peneliti memilih metode penelitian ini yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas.
Menurut Iskandar (2011: 20) penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru dan dosen di kelas (sekolah dan perguruan tinggi) tempat ia mengajar yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di kelas. Sedangkan menurut Arikunto (2012: 58) penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya.
Lebih lanjut Arikunto secara rinci menguraikan definisi dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas sebagai berikut :
(21)
20
a. penelitian adalah kegiatan yang mencermati suatu objek menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti .
b. tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja di lakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
c. kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Tujuan PTK dapat mengarah pada: (1) cara untuk memperbaiki atau meningkatkan metode dari problema yang didiagnosa dalam suatu proses pembelajaran; (2) membekali para mahasiswa baik pengetahuan, sikap dan keterampilan baru, metode kemampuan menganalisis dan meningkatkan kesadaran diri; (3) cara untuk mengenalkan pendekatan inovatif dalam pembelajaran ke dalam suatu sistem; (4) cara meningkatkan kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan pihak sekolah dasar; (5) sebagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi guru dalam merancang dan melaksanakan penelitian tindakan kelas.
Dari pendapat tersebut di atas peneliti menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan dalam mencermati suatu obyek yang dilaksanakan di dalam kelas dengan menggunakan metode tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu atau hasil belajar.
(22)
21
Model penelitian merupakan suatu tahapan atau langkah-langkah kegiatan dalam melaksanakan penelitian. Model PTK ini dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus kegiatan. Siklus-siklus tersebut merupakan tahapan kegiatan setiap tahap dilakukan dengan menggunakan metode discovery.
Nur’aeni (2012: 23-24) mengemukakan bahwa ada beberapa model
penelitian tindakan dan suatu model yang kiranya tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh para guru SD yang ditawarkan oleh para ahli adalah model Kemmis dan Mc. Taggaret dari Deakin University. Model ini terdiri dari empat komponen, yaitu:
1. Rencana :
2. Tindakan :
3. Observasi :
4. Refleksi :
Rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap sebagai solusi.
Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.
(23)
22
SIKLUS I
Pengamatan Refleksi
Pelaksanaan Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dilihat deperti yang tampak pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1
Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggaret 1993(Arikunto, 2012: 5)
B. Prosedur Penelitian
Teknik penelitian ini dirancang dalam 2 siklus. Pada penelitian ini direncanakan satu siklus dan diawali dengan pra siklus, dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pra Siklus
(24)
23
a. Melaksanakan kegiatan observasi di sekolah tempat penelitian yang berfokus pada pembelajaran IPA di kelas.
b. Berdasarkan hasil observasi diatas dijadikan dasar bagi tindakan yang akan dilakukan dalam penyusunan program selanjutnya pada Siklus I. 2. Siklus I
Pada tahap ini peneliti dan guru merencanakan rancangan siklus I san mengimplementasikannya sebagai upaya perbaikan pada pembelajaran perubahan sifat benda yang terdiri dari:
a. Perencanaan
Pada siklus I peneliti bersama observer membuat program pelaksanaan pembelajaran yang kemudian dituangkan ke dalam rencana pelaksanan pembelajaran. Adapun perencanaan yang diperoleh dari hasil observasi dan refleksi pada pra siklus adalah sebagai berikut: 1) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode discovery
pada konsep perubahan sifat benda.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang perubahan sifat benda dengan menggunakan metode discovery. 3) Menyusun lembar observasi untuk mengamati bagian
langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode discovery pada konsep perubahan sifat benda.
4) Menyiapkan soal-soal evaluasi yang berkaitan dengan konsep perubahan sifat benda.
(25)
24
b. Tindakan
Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media atau alat peraga untuk membuktikan beberapa perubahan sifat benda dengan metode discovery.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Peneliti bekerjasama dengan guru kelas sebagai mitra untuk mengamati kegiatan pembelajaran IPA konsep perubahan sifat benda dengan menggunakan metode discovery yang dilakukan oleh guru. d. Refleksi
Peneliti bersama observer melakukan diskusi tentang temuan-temuan hal-hal penting yang perlu diperbaiki dalam kegiatan pembelajaran IPA pada konsep perubahan sifat benda dengan menggunakan metode discovery. dari proses refleksi ini akan didapat suatu masukan yang dapat menentukan langkah tindak selanjutnya. Apabila hasil tindakan belum maksimal, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya. 3. Siklus II
Pada tahap ini peneliti dan guru merencanakan rancangan siklus I san mengimplementasikannya sebagai upaya perbaikan pada pembelajaran perubahan sifat benda yang terdiri dari:
(26)
25
a. Perencanaan
Menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran dengan perbaikan kelemahan yang terdapat pada siklus I, dan rencana evaluasi yang agak rumit dibandingkan evaluasi pada siklus sebelumnya.
b. Tindakan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang yaitu membahas konsep perubahan sifat benda dengan menggunakan metode discovery dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Orientasi
Siswa memperhatikan penjelasan topik, tujuan dan hasil belajar mengenai perubahan sifat benda. Guru menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran tentang konsep perubahan sifat benda.
2) Merumuskan masalah
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian setiap kelompok menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
(27)
26
Secara bergiliran, setiap kelompok diberikan kesempatan untuk menemukan konsep perubahan sifat benda yang telah di informasikan.
4) Mengumpulkan Data
Siswa mengamati dan mencatat hasil temuannya pada Lembar Kerja Siswa (LKS).
5) Menguji Hipotesis
Mempresentasikan hasil pengamatannya di depan kelas. Guru memberikan kesempatan pada kelompok lainnya untuk mengemukakan pendapat dan bertanya. Mengevaluasi dan memperbaiki hasil pengamatannya kembali.
6) Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan atas pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa dapat memahami konsep perubahan sifat benda setelah proses pembelajaran dilakukan.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Peneliti bekerjasama dengan guru kelas sebagai mitra untuk mengamati kegiatan pembelajaran IPA konsep perubahan sifat benda dengan menggunakan metode discovery yang dilakukan oleh guru. d. Refleksi
(28)
27
Peneliti bersama observer melakukan diskusi tentang temuan-temuan hal-hal penting yang perlu diperbaiki dalam kegiatan pembelajaran IPA pada konsep perubahan sifat benda dengan menggunakan metode discovery. dari proses refleksi ini akan didapat suatu masukan yang dapat menentukan langkah tindak selanjutnya. Apabila hasil tindakan belum maksimal, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Kota Serang. Dengan alasan pemilihan sekolah tersebut karena sekolah tersebut bertepatan dengan tempat PLP. Karena kalau mencari SDN yang lain tidak akan ada waktu lagi untuk menyelesaikan skripsi yang sebentar lagi akan dikumpulkan serta permasalahan penelitian juga ditemukan di lokasi tersebut, sehingga penelitian akan berjalan efektif dan efisien. 2. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa dalam situasi pembelajaran atau kegiatan pembelajaran konsep perubahan sifat benda dengan menggunakan metode discovery di kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug yang terdiri dari jumlah 20 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan dan 1 orang guru.
(29)
28
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. (Sugiyono, 2009 : 224). Secara umum terdapat empat teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan / triangulasi.
Pada teknik pengumpulan data ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan tes.
1. Wawancara
Menurut Sugiyono (2011:194) wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatp muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Adapun yang akan diwawancara adalah guru kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013 yaitu mengenai proses pembelajaran IPA selama pembelajaran berlangsung di kelas V SDN Ujungtebu. Pedoman wawancara terlampir.
(30)
29
2. Observasi
Jenis observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terstruktur. Menurut Sugiyono (2010: 205), observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.
Adapun yang akan diobservasikan pada penelitian ini yaitu proses pembelajaran IPA siswa kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Kota Serang Tahun Ajaran 2012/2013. Pedoman observasi digunakan selama proses pembelajaran berlangsung maupun selama melakukan penelitian dengan menggunakan metode discovery pada pembelajaran perubahan sifat benda. Pedoman observasi terlampir.
3. Tes
Menurut Mukhtar Bukhori dalam Arikunto (2012 : 62) menyatakan
bahwa “Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada
atau tidak adanya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang atau
kelompok siswa”.
Tes yang digunakan pada instrumen ini adalah tes tertulis yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dalam menguasai materi yang diajarkan. Bentuk soalnya adalah soal objektif dalam bentuk pilihan ganda dan isian. Hal ini disebabkan agar siswa mampu menyusun jawaban secara benar sehingga akan terlihat kemampuan berpikir siswa
(31)
30
terhadap materi yang disampaikan setelah diberi tindakan. Adapun kriteria penilaian sebagai berikut :
Nilai Akhir =
Skor yang diperoleh
x 100 Skor maksimal
Menurut Dirjen Pendidikan Depdikbud (Rakhmat dan Solehuddin, 2006) kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:
9,0 – 10 : Baik sekali 8,0 – 9,0 : Baik 6,5 – 7,9 : cukup 5,5 – 6,4 : Kurang
Di bawah 5,5 : Sangat kurang
Menurut Muhibbin Syah (2012:220), perhitungan presentase nilai rata-rata yang didapat oleh siswa dalam setiap siklus adalah sebagai berikut :
Persentase Hasil =
Nilai rata-rata siswa
x 100 % Nilai maksimal
Kriteria Penilaian : 86 % - 100 % = Sangat Baik 71 % - 85 % = Baik
46 % - 70 % = Cukup 0 % - 45 % = Kurang
(32)
31
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2009: 244). Kegiatan menganalisis data dapat dilakukan dengan cara:
1. Menganalisis data
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan penelitian data yang representative yang dapat menjawab fokus penelitian dan memberikan gambaran tentang hasil penelitian.
2. Mengklasifikasikan data
Data yang telah diseleksi kemudian diklasifikasikan berdasarkan tujuan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengolahan data dan pengambilan keputusan berdasarkan prosentase keberhasilan.
3. Mentabulasikan data
Setelah data diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian, kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel. Tujuannya adalah untuk mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban serta untuk mempermudah membaca data.
4. Mengambil keputusan
Perkembangan siklus pada dilihat pada tabel-tabel hasil tabulasi data. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila nilai yang diperoleh berdasarkan hasil observasi mencapai 75 atau sekitar 75%. Bila tujuan
(33)
32
dalam penelitian ini sudah tercapai, maka metode yang digunakan penelitian ini dapat direkomendasikan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Validitas dan Reliabilitas Penelitian
Menurut Sugiyono (2009 : 267-269), uji keabsahan data dalam penelitian sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliabel, dan obyektif.
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Dengan kata lain, validitas akan dinilai dengan keadaan yang terlihat secara baik dan pengamatan secara tepat data yang dikumpulkan. Reliabilitas lebih menekankan pada metode yang digunakan peneliti dapat digunakan kembali secara konsisten. Dalam penelitian ini, teknik validitas data yang digunakan peneliti antara lain:
1. Perpanjangan Pengamatan
Dalam perpanjangan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, lebih difokuskan pada penyajian terhadap data yang diperoleh. Apakah data yang diperoleh tersebut setelah di cek kembali ke lapangan benar, berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan diakhiri. Tetapi
(34)
33
jika data di cek ke lapangan belum kredibel, maka diadakan perpanjangan pengamatan.
2. Peningkatan Ketekunan
Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang ditemukan tersebut salah atau tidak. Demikian pula dengan meningkatkan ketekunan, maka penelitian dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis mengenai apa yang di amati.
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik pengumpulan data. Pada triangulasi teknik pengumpulan data ini terdiri dari wawancara, observasi dan tes. Triangulasi teknik dalam penelitian ini digunakan sebagai berikut:
Wawancara Observasi
Tes
Gambar 3.2
(35)
34
Pada triangulasi, teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawncara, lalu di cek dengan menggunakan observasi, kemudian di cek kembali dengan tes.
4. Menggunakan Member Check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member chek adalah untuk mengetahui seberapa jauh data diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid sehingga semakin kredibel / dapat dipercaya.
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannya, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu, Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas.
(36)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian tindakan kelas tentang penerapan metode discovery dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi mengenai perubahan sifat benda di kelas V Sekolah Dasar Negeri Ujungtebu Kecamatan Curug, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan metode discovery dapat meningkatkan proses
pembelajaran siswa pada konsep perubahan sifat benda, hal ini terbukti dari hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan dalam setiap siklusnya terjadi peningkatan, berdasarkan nilai rerata pada siklus I adalah 6,06 dan pada siklus II sebesar 8,57. Data tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode discovery proses pembelajaran siswa kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013 mengalami peningkatan.
2. Dengan menggunakan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal perubahan sifat benda, hal ini terbukti dari hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan dalam setiap siklusnya terjadi peningkatan, berdasarkan nilai rerata dari pra siklus adalah 44,00, pada siklus I sebesar 73,97 dan pada siklus II sebesar 85,00. Data tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode discovery hasil belajar
(37)
55
siswa kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013 mengalami peningkatan.
Berdasarkan uraian kesimpulan di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan perolehan hasil yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini telah berhasil dilakukan meskipun belum mencapai hasil yang maksimal. Dengan penerapan metode discovery dapat meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013 dalam menyelesaikan soal-soal mengenai perubahan sifat benda.
B.Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kegiatan refleksi yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan beberapa rekomendasi untuk dijadikan dasar pengembangan pembelajaran IPA di sekolah dasar, yaitu:
1. Bagi para guru
Kepada guru SD disarankan untuk menggunakan metode yang sesuai dalam kegiatan belajar mengajar, persiapan rencana pembelajaran yang matang dan persiapan media pembelajaran. Para guru juga dapat mencoba menerapkan metode discovery pada kelas tinggi atau kelas rendah untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah pemecahan soal perubahan sifat benda.
(38)
56
2. Bagi Kepala Sekolah dan Pengawas SD
Diharapkan dapat terus meningkatkan potensi guru-guru Sekolah Dasar dalam bidang pengajaran melalui pelatihan di masing-masing gugus sekolah, yang membahas pendekatan pembelajaran khususnya metode discovery.
3. Bagi para siswa
Bagi para siswa khususnya kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013 agar lebih giat belajar, terutama dalam menyelesaikan soal perubahan sifat benda dan soal lainnya, sehingga dapat mencapai hasil yang memuaskan.
(39)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Barlia, L. (2002). Teori Pembelajaran Sains untuk SD. Serang: Universitaa Pendidikan Indonesia.
Depdikbud. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. (1994). Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di SD. Jakarta:
Depdiknas.
Hanafiah dan Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Haryanto. (2012). Sains untuk SD / MI kelas V. Jakarta: Erlangga.
Ilahi, M. (2012). Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocational Skill. Yogyakarta: Diva Press.
Iskandar. (2011). Penelitian tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.
Iskandar, S. M. (1996). Pendidikan Ilmu Pengetahuan alam. IBRD Loan 3446-Indonesia.
Maulana, A. (2012). Cara Instan Menyusun Skripsi. Jakarta: New Agogos.
Mulyasa. (2005). Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.
Nur’aeni. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: IMP. Riyanto, Y. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC. Sadullah, U. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta
Sandbeng, J, H. (1969). Instroduction to The Behavioral Sciences An Inquiry Approach.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
(40)
58
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sukidin, dkk. (2007). Manajemen PTK. Insan Cendikia
Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda. Sulistyanto, H. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD / MI Kelas 5. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumiati. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Syah, M. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Tim Dosen IPA. (2008). Konsep Dasar IPA. Serang: UPI Kampus Serang.
Yusnandar, E. (2010). Belajar dan Pembelajaran di SD. Serang: UPI Kampus Serang.
(1)
34
Pada triangulasi, teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawncara, lalu di cek dengan menggunakan observasi, kemudian di cek kembali dengan tes.
4. Menggunakan Member Check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Tujuan member chek adalah untuk mengetahui seberapa jauh data diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid sehingga semakin kredibel / dapat dipercaya.
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannya, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu, Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas.
(2)
54
Ferista Lestari, 2013
PENGGUNAAN METODE DISCOVERY PADA KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN UJUNGTEBU KECAMATAN CURUG
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian tindakan kelas tentang penerapan metode discovery dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi mengenai perubahan sifat benda di kelas V Sekolah Dasar Negeri Ujungtebu Kecamatan Curug, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan metode discovery dapat meningkatkan proses
pembelajaran siswa pada konsep perubahan sifat benda, hal ini terbukti dari hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan dalam setiap siklusnya terjadi peningkatan, berdasarkan nilai rerata pada siklus I adalah 6,06 dan pada siklus II sebesar 8,57. Data tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode discovery proses pembelajaran siswa kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013 mengalami peningkatan.
2. Dengan menggunakan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal perubahan sifat benda, hal ini terbukti dari hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan dalam setiap siklusnya terjadi peningkatan, berdasarkan nilai rerata dari pra siklus adalah 44,00, pada siklus I sebesar 73,97 dan pada siklus II sebesar 85,00. Data tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode discovery hasil belajar
(3)
55
siswa kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013 mengalami peningkatan.
Berdasarkan uraian kesimpulan di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan perolehan hasil yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini telah berhasil dilakukan meskipun belum mencapai hasil yang maksimal. Dengan penerapan metode
discovery dapat meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013 dalam menyelesaikan soal-soal mengenai perubahan sifat benda.
B.Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kegiatan refleksi yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan beberapa rekomendasi untuk dijadikan dasar pengembangan pembelajaran IPA di sekolah dasar, yaitu:
1. Bagi para guru
Kepada guru SD disarankan untuk menggunakan metode yang sesuai dalam kegiatan belajar mengajar, persiapan rencana pembelajaran yang matang dan persiapan media pembelajaran. Para guru juga dapat mencoba menerapkan metode discovery pada kelas tinggi atau kelas rendah untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah pemecahan soal perubahan sifat benda.
(4)
56
Ferista Lestari, 2013
PENGGUNAAN METODE DISCOVERY PADA KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN UJUNGTEBU KECAMATAN CURUG
2. Bagi Kepala Sekolah dan Pengawas SD
Diharapkan dapat terus meningkatkan potensi guru-guru Sekolah Dasar dalam bidang pengajaran melalui pelatihan di masing-masing gugus sekolah, yang membahas pendekatan pembelajaran khususnya metode
discovery.
3. Bagi para siswa
Bagi para siswa khususnya kelas V SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013 agar lebih giat belajar, terutama dalam menyelesaikan soal perubahan sifat benda dan soal lainnya, sehingga dapat mencapai hasil yang memuaskan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Barlia, L. (2002). Teori Pembelajaran Sains untuk SD. Serang: Universitaa Pendidikan Indonesia.
Depdikbud. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. (1994). Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di SD. Jakarta:
Depdiknas.
Hanafiah dan Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Haryanto. (2012). Sains untuk SD / MI kelas V. Jakarta: Erlangga.
Ilahi, M. (2012). Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocational Skill. Yogyakarta: Diva Press.
Iskandar. (2011). Penelitian tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.
Iskandar, S. M. (1996). Pendidikan Ilmu Pengetahuan alam. IBRD Loan 3446-Indonesia.
Maulana, A. (2012). Cara Instan Menyusun Skripsi. Jakarta: New Agogos.
Mulyasa. (2005). Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.
Nur’aeni. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: IMP. Riyanto, Y. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC. Sadullah, U. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta
Sandbeng, J, H. (1969). Instroduction to The Behavioral Sciences An Inquiry
Approach.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
(6)
58
Ferista Lestari, 2013
PENGGUNAAN METODE DISCOVERY PADA KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN UJUNGTEBU KECAMATAN CURUG
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sukidin, dkk. (2007). Manajemen PTK. Insan Cendikia
Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda. Sulistyanto, H. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD / MI Kelas 5. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumiati. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Syah, M. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Tim Dosen IPA. (2008). Konsep Dasar IPA. Serang: UPI Kampus Serang.
Yusnandar, E. (2010). Belajar dan Pembelajaran di SD. Serang: UPI Kampus Serang.