PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN.

(1)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN

DAN TUMBUHAN

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

TITIN SUHARTINI 1008484

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN

DAN TUMBUHAN

Oleh

TITIN SUHARTINI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© TITIN SUHARTINI 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN

DAN TUMBUHAN

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung)

Oleh

TITIN SUHARTINI 1008484

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Eni Nuraeni, S.Pd., M.Pd. NIP. 19760605 200112 2 001

Pembimbing II

Dra. Hj. Effy Mulyasari, M.Pd. NIP. 19680118 200801 2 003

Mengetahui Ketua Prodi PGSD

Drs. Dede Somarya, M.Pd NIP. 195803051984031002


(4)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGNA ALAM UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung)

Penelitian berjudul Penggunaan Media lingkungna Alam untuk Meningkatkan Prestasi Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan melalui tindakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berupa lingkungna alam sebagai cara pemecahan masalah yang terjadi yaitu kurangnya keberhasilan dalam belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang sejauh mana keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan terhadap hasil belajar siswa yang dilaksanakan di Kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang dipakai adalah metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planing), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflektion), keempat komponen tersebut membentuk satu siklus, dan penelitian ini mengggunakan dua siklus tindakan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan alat pengumpul data berupa lembaran tes, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar observasi adapun catatan lapangan dibuat ketika proses pembelajaran terjadi dan sebagai masukan apabila terjadi masalah yang tidak diharapkan selama proses pembelajaran terjadi dan catatan lapangan ini bisa digunakan sebagai salah satu bahan reflesi.

Penelitian ini menemukan bahwa dilapangan siswa sudah merasa jenuh dengan semua pembelajaran yang dilakukan apabila pembelajaran itu monoton dengan hanya melakukan pembelajaran dengna mencatat dan menghapal saja, siswa cenderung antusias apabila diajak untuk belajar di alam terbuka. Siswa juga cenderung menjadi siswa yang lebih aktif apabila dibandingkan dengan ketika belajar di ruangan kelas, karena semua yang mereka temui menjadi faktor yang menjadikan mereka merasa harus untuk mencari jawabannya dengan berbagai cara, baik bertanya pada orang lain ataupun menemukan jawabannya sendiri. Rekomendasi dari peneliti adalah hendaknya para guru lebih meluangkan waktu untuk mengajak siswa terjun ke ruangan terbuka seperti lingkungan alam, karena lingkungan merupakan laboratorium raksasa yang bisa digunakan untuk berbagai pembelajarn.


(5)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

MEDIA USE NATURAL ENVIRONMENT TO IMPROVE STUDENT LEARNING IN LEARNING MATERIALS IPA PLACE ANIMAL AND

PLANT LIFE

(Action Research for Class II Grade SDN Cisitu 1 Sub Pacet Bandung regency) The use of an environmental study entitled Natural Media to Improve Student Achievement in Science Learning Materials The Animal and Plant Life is a Classroom Action Research (CAR), which carried out through action learning by using instructional media in the form of an environmental nature as a way of solving the problem encountered is the lack of success in learning students. This study aims to gain an overview of the extent of learning by using media environments on learning outcomes of students who performed at the Class 1 District II SDN Cikitu Pacet Bandung regency. The research method is a method of classroom action research that consists of four components, namely planning (planing), action (action), observation (observation) and reflection (reflektion), the four components form a cycle, and these studies use traditional two cycles of action . Data collection techniques in this study using a data collection tool in the form of sheet test, Student Worksheet (BLM) and the observation sheet as for field notes made when learning occurs and as input in case unexpected problems occur during the learning process and field notes can be used as an ingredient reflesi.

This study found that students in the field already saturated with all the learning is done when learning monotony by simply learning and memorizing notes dengna course, students tend to be enthusiastic when invited to study in the open. Students also tend to be students who are more active when compared with when learning in the classroom, because all they encounter a factor that makes them feel the need to look for the answer in various ways, either ask someone else or find the answer for yourself. Recommendations from the research is the teachers should spend more time getting students to jump into an open space such as the natural environment, because the environment is a giant laboratory that can be

used for various pembelajarn.


(6)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Hasil Penelitian... 9

E. Definisi Operasional... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pembelajaran IPA di SD... 12

B. Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan... 12

C. Media Lingkungna Alam... 13

D. Hasil Belajar Siswa... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 18

B. Subjek Penelitian... 20

C. Prosedur Penelitian... 21

D. Instrumen Penelitian... 22


(7)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Siklus I... 27

B. Hasil Penelitian Siklus II... 40

C. Pembahasan... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 57

B. Saran... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN LAMPIRAN ... 62


(8)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perolehan Nilai Sebelum dilakukan Penelitian ... 5

Tabel 4.1 Kriteria Pemahaman Siswa pada Siklus I ... 30

Tabel 4.2 Persentase Siswa Berdasarkan Pemahaman Siklus I ... 32

Tabel 4.3 Kriteria Ketuntasan Minimal pada Siklus I ... 32

Tabel 4.4 Persentase Kriteria Ketuntasan Minimal Siklus I ... 33

Tabel 4.5 Penilain Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ... 34

Tabel 4.6 Persentase Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ... 35

Tabel 4.7 Kriteria Penilaian Hasil Observasi terhadap Siswa Siklus I ... 35

Tabel 4.8 Persentase Respon Siswa terhadap Pembelajaran Tindakan Siklus I ... 37

Tabel 4.9 Hasil Observasi terhadap Guru pada Tindakan Siklus I ... 37

Tabel 4.10 Persentase kegiatan Guru Selama Proses Belajar Mengajar berlangsung ... 38

Tabel 4.11 Kriteria Pemahaman Siswa siklus II ... 44

Tabel 4.12 Persentase Siswa Berdasarkan Pemahaman Siklus II ... 45

Tabel 4.13 Kriteria Ketuntasan Minimal pada Siklus II ... 46

Tabel 4.14 Persentase Kriteri Ketuntasan Minimal Siklus II ... 47

Tabel 4.15 Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ... 48

Tabel 4.16 Persentase Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ... 48

Tabel 4.17 Hasil Observasi Siswa pada Tindakan Siklus II ... 49

Tabel 4.18 Persentase Nilai Siswa Berdasarkan hasil Observasi Tindakan Siklus II ... 50

Tabel 4.19 Hasil Observasi terhadap Guru pada Tindakan Siklus II 51 Tabel 4.20 Persentase Hasil observasi terhadap Guru pada Tindakan Siklus II ... 52


(9)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Alur PTK Kemmis dan Mc. Taggart, 1982 ... 20

Grafik 1.1 Persentase Perolehan Nilai IPA Sebelum Penelitian ... 51

Grafik 4.1 Perolehan Nilai Siswa ... 54

Grafik 4.2 Persentase Siswa Berdasarkan KKM ... 54

Garafik 4.3 Hasil Nilai LKS ... 55


(10)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

DAFTAR LAMPIRAN

A. Alat Pengumpul Data 1. RPP Siklus I 2. LKS Siklus I

3. Lembar Soal Post Tes Siklus I 4. Lembar Observasi Siklus I 5. Catatan Lapangan Siklus I 6. RPP Siklus II

7. LKS Siklus II

8. Lembar Soal Post Tes Siklus II 9. Lembar Observasi Siklus II 10. Catatan Lapangan Siklus II B. Data Penelitian

1. Perolehan Nilai Rata-rata Siswa Pada Tes Akhir Siklus I dan Siklus II 2. Perolehan Nilai Rata-rata Respon Siswa terhadap Pembelajaran C. Foto-foto Kegiatan

D. Surat-surat

1. Surat Keterangan (SK) Pengangkatan Dosen Pembimbing 2. Surat Izin Melakukan PTK


(11)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang paling penting dan mendesak kebutuhannya sejalan dengan kehidupan manusia, sebab tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa menjalani kehidupannya. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu kegiatan atau cara mendewasakan seseorang termasuk di dalamnya adalah pengajaran yang merupakan salah satu cara untuk membuat manusia dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa,dari belum faham menjadi faham.

Pendidikan merupakan hal yang perlu dimiliki oleh manusia, sebab manusia yang tidak berpendidikan akan sangat berbeda hakekatnya dengan manusia yang berpendidikan. Termasuk juga belajar merupakan kebutuhan pokok yang dalam hal ini agama Islam pun sangat mementingkan pendidikan sehingga dalam Islam belajar adalah merupakan kewajiban dan ada satu perkataan Nabi Muhammad yang menyebutkan bahwa belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim mulai dari buaian sampai pada liang lahat, artinya belajar adalah keharusan dimulai ketika manusia dilahirkan sampai dia mati. Pendidikan dalam ilmu mendidik mengandung tiga unsur yaitu mendidik, mengajar dan melatih, ketiga unsur tersebut dilakukan secara bersamaan dan bertahap sesuai dengan jenjang usia anak didik itu sendiri. Pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya pendidik dan peserta didik, oleh karena itu pendidik dan peserta didik adalah komponen penentu pendidikan.

Istilah peserta didik merupakan sebutan bagi semua orang yang mengikuti pendidikan dilihat dari tataran makro. Dengan istilah peserta didik, subjeknya sangat beragam tidak terbatas kepada anak yang belum dewasa saja. Peserta didik adalah siapa saja yang mengikuti proses pendidikan…. (Sadulloh, Robandi dan Muharam, 2009: 120)

Berdasarkan tujuan pendidikan Nasional yang tercantum pada pasal 3 UU RI No.20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional adalah untuk


(12)

2

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah dengan segala upaya melakukan perbaikan dan perubahan salah satunya dengan memberi keleluasaan kepada institusi sekolah untuk melakukan otoritas dalam hal proses pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah tersebut tanpa harus meninggalkan tujuan utama pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Berhasil tidaknya suatu pendidikan ditentukan oleh sikap dan cara menyikapi pendidikan dari si pendidik itu sendiri terlebih lagi peserta didiknya. Dalam pendidikan seorang pendidik diharapkan dapat membentuk karakter anak-anak didiknya sesuai dengan cita-cita bersama dan harapan bangsa. Oleh karenanya seorang pendidik baik yang bertugas dalam pendidikan formal maupun non formal, di rumah tangga maupun institusi-institusi lainnya berkewajiban untuk bukan hanya membentuk kecerdasan IQ peserta didiknya, tetapi juga haruas bertanggunga jawab untuk membentuk kepribadian dan sikap serta budi pekerti yang luhur. Jadi tugas seorang pendidik atau guru sangatlah besar, luhur dan sangat kompleks.

Seorang guru harus menjadi alat sekaligus media bagi peserta didik untuk memperoleh pengetahuannya secara tepat dan bermakna, sebab pada dasarnya suatu pendidikan dikatakan berhasil apabila peserta didiknya memperoleh pengalaman yang bermakna dan melekat dalam perjalanan hidupnya.

Peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang berbeda dan sangat bervariasi, apalagi pada pendidikan formal usia Sekolah Dasar merupakan awal pendidikan dimasa selanjutnya. Anak-anak usia Sekolah Dasar (± 7 – 12 th) merupakan masa dimana ia berfikir secara abstrak menuju konkrit dan mulai berfikir secara realita dan butuh pembuktian atas suatu hal. Anak pada masa ini merupakan anak yang haus akan pengetahuan, ini dibuktikan dengan kegiatan-kegiatan pada masa ini lebih mengarah kepada pencarian pengetahuan tentang dunia nyata yang selalu dirasakan memukau baginya. Oleh karena itu pendidik yang mendidik anak usia Sekolah Dasar ini idealnya dapat berkomunikasi


(13)

3

secara baik dengan peserta didiknya dan dapat mengenal keinginan dan dunia anak-anak yang haus akan pengetahuan tersebut.

Tetapi pada kenyataannya dilapangan masih banyak ditemukan proses belajar mengajar yang hanya dilakukan secara satu arah, diantaranya dengan menggunakan metode konvensional yaitu ceramah misalnya. Metode ceramah memang memiliki keuntungan yaitu guru dapat menguasai seluruh arah kelas, dan organisasi kelas yang sederhana, tetapi metode ceramah ini juga memiliki kekurangan yang merugikan peserta didik, diantaranya adalah guru sukar mengetahui sampai dimana murid-murid telah mengerti pembicaraannya, juga murid sering memberi pengertian lain dari hal yang dimaksud guru karena keterbatasan atau perbedaan cara pemahaman bahasa yang disampaikan guru. Dan dilihat dari kelebihan dan kekurangan tersebut, metode ceramah lebih banyak merugikan peserta didik bila dibandingkan dengan guru. Sedangkan dalam proses belajar mengajar, peserta didik diharapkan dapat dibimbing untuk dapat menggali potensi yang ada dalam masing-masing pribadinya menjadi siswa-siswi yang aktif, kreatif dan inovatif. “Agar anak didik bisa bertanggungjawab, mereka harus di bebaskan. Misalnya, anak didik harus dibebaskan untuk mengeksplorasi beragam pendekatan untuk menyelesaikan masalah mereka” (Boeree: 63, 2009).

Di kelas anak diharapkan tidak hanya duduk, dengar dan catat, tetapi juga diharapkan dapat beraksi dan menggunakan semua indera yang dimilikinya secara aktif, mulai dari mata, telinga, hidung, mulut, kaki dan tangannya yang terintegrasi secara baik bersama dengan akal fikirannya.

Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan formal untuk mengembangkan dan menggali potensi-potensi yang dimiliki anak didik. Upaya ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar melalui berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran mengenai alam beserta isinya dan interaksi yang terjadi didalamnya, jadi secara otomatis mata pelajaran ini berbicara tentang alam.


(14)

4

Tujuan pendidikan IPA di Sekolah Dasar berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah :

Agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaanTuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (KTSP, 2006: 124)

Untuk menjadikan siswa menjadi seperti yang tercantum dalam tujuan kurikulum di atas, maka guru dituntut untuk tanggap dalam menyikapi segala perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan yang secara sadar ataupun tidak akan turut pula berpengaruh pada perkembangan kebutuhan cara belajar siswa.

Belajar secara aktif artinya siswa menggunakan semua indera yang dimilikinya secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar sehingga belajar yang bermakna sebagai tujuan dari Proses Belajar Mengajar dapat diperoleh secara maksimal. Sebab itulah siswa terkadang merasa jenuh dan bosan karena semua indera yang dimilikiny tidak berfungsi secara maksimal apabila siswa terus menerus mendapatkan materi pembelajran yang dibawakan dengon guru yang yang mendominasi kelas. Akan tetapi, dengan siswa diajak untuk belajar di lingkungan sekitar secara langsung diharapkan siswa dapat menggunakan semua alat inderanya secara aktif tentunya dalam koridor belajar mengajar.

Dengan mengajak siswa belajar di lingkungan sekitar secara langsung siswa dapat mengeksplorasi segala bentuk pertanyaan yang dimilikinya dan secara langsung maupun tidak langsung dapat menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya tersebut dari segala hal yang ditemuinya, baik itu


(15)

5

jawaban yang berasal dari penuturan guru, dari diskusinya dengan teman, ataupun dari hal-hal yang ia temui di alam dan tidak ia temui di dalam kelas. Selain itu dari temuan-temuan di lapangan diantaranya yaitu masih terdapat guru yang kurang mengoptimalkan fungsi lingkungan sekitar sebagai bahan pembelajaran yang sangat luas dan tak terbatas, serta masih banyak guru yang masih menggunakan metode konvensional yang apabila dilakukan secara terus menerus akan menjadikan hasil belajar tidak bisa dicapai dengan maksimal.

Apabila dilihat dari hasil belajar yang diperoleh anak pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode KBM yang selama ini dipakai di sekolah tempat yang akan diteliti, hasilnya kurang memuaskan dan perlu adanya peningkatan hasil belajar apabila ingin mencapai target KKM. Sedangkan KKM yang harus dicapai di SDN Cikitu 1 pada pembelajaran IPA adalah 62, dan hal ini belum tercapai karena pada pembelajaran IPA rata-rata anak atau sekitar 85% anak dari keseluruhan anak di kelas II SDN Cikitu 1 belum mencapai KKM. Nilai siswa yang tuntas sangat sedikit persentasenya dan lebih besar nilai siswa yang tidak tuntas dalam pembelajarannya, sedangkan dalam standar kompetensi kurikulum disebutkan bahwa pembelajaran dikatakan tuntas apabila 80% siswa dan atau lebih dari keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran memiliki kriteria tuntas.

Dari hasil observasi dan evaluasi di kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung pada pembelajaran IPA materi Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan, peneliti menemukan bahwasannya pemahaman siswa tentang materi tersebut masih kurang sehingga hasil belajarnya tidak memuaskan.

Hal ini terlihat pada saat peneliti melakukan observasi awal kepada calon objek peneliti mengenai tempat hidup hewan dan tumbuhan yaitu pada saat proses belajar mengajar siswa kurang antusias dalam melakukan pembelajran, kurang kreatifnya siswa dalam pembelajarn juga mempengaruhi hasil belajar, kurangnya interaksi aktif antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran juga mempengaruhi, serta kurang aktifnya siswa dalam melakukan pembelajaran dikarenakan metode pembelajaran yang monoton dan kurang membangkitkan minat belajar anak juga sangat berpengaruh, hal ini dapat terlihat ketika guru


(16)

6

mengajukan pertanyaan banyak siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan secara tepat bahkan situasi kelas yang terjadi kurang kondusif. Selain itu siswa kesulitan dalam menyimpulkan materi pembelajaran dan mengomuniksasikan pendapatnya. Dari 35 orang siswa yang akan menjadi subjek peneletian, hanya sekitar 5 orang yang mampu menjelaskan tempat-tempat hidup hewan dan tumbuhan, dan setelah diadakan tes akhir hanya 7 orang siswa yang mendapat nilai di atas enam. Dengan demikian, sebagian besar siswa belum memahami dan menguasai konsep tempat hidup hewan dan tumbuhan. Ini lebih disebabkan karena siswa sudah merasa jenuh dengan proses belajar mengajar yang selama ini dilakukan, dengan dibatasi oleh empat dinding di dalam kelas dan terbatasnya siswa untuk mengekspresikan imajinasinya ke dalam alam nyata. Dengan melakukan pembelajaran yang terjun langsung ke lingkungan alam siswa diharapkan dapat lebih antusias dalam proeses pembelajaran dan lebih cepat mengerti tentang segala yang dijelaskan oleh guru serta mampu mengaplikasikan apa-apa yang selama ini ada dalam imajinasinya menjadi terlihat dalam wujud nyata.

Berdasar pada hal tersebut di atas, peneliti akan meminimalisir ketidak pahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan dengan mengajak peserta didik tidak hanya datang, duduk dan dengar di kelas tetapi juga berperan aktif dalam pembelajaran untuk menemukan pengalamannya yang bermakna dengan ikut mengamati, mencari tahu dan berperan aktif berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dan oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini yang berjudul “Penggunaan Media Lingkungan Alam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan”


(17)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan tadi, maka akan di buat rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan penerapan media lingkungan alam dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung?

b. Bagaimana pelaksanaan penerapan media lingkungan alam dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung?

c. Bagaimana peningkatan hasil belajar melalui pembelajaran menggunakan media lingkungan alam dalam pembelajaran IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penlitian yang dilaksanakan ini adalah :

a. Mengungkap tentang perencanaan penggunaan media lingkungan alam untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung.

b. Mengungkap tentang pelaksanaan penggunaan media lingkungan alam untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung.

c. Mengungkap hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan dengan menggunakan media lingkungan alam pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bnadung.


(18)

8

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat penelitian merupakan sejauh mana kita dapat menarik hal positif dalam penelitian yang akan dilaksanakan, diharapkan penelitian yang akan dilaksanakan ini dapat bermanfaat :

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses pembelajaran serta dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam proses penelitian yang akan dilaksanakan nantinya.

b. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan siswa khususnya kelas II SDN CIKITU 1 dalam pemahamannya pada pembelajaran IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi tersebut juga memberikan keterampilan pembelajaran secara aktif yang dilakukan di kelas.

c. Bagi Guru

Dapat memberikan referensi bagi pengetahuannya tentang proses belajar mengajar bahwa pembelajaran tidak hanya cukup dengan satu arah saja, misalnya dengan metode ceramah saja, tetapi dapat dikombinasi sehingga peserta didik dapat meningkat kemampuan dan pengalaman belajarnya. d. Bagi Sekolah

Dapat ikut memperkaya referensi penelitian sehingga dapat dijadikan acuan bagi para guru yang lain atau komponen sekolah lainnya untuk lebih semangat mengadakan penelitian.


(19)

9

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian yang akan dilaksanakan, terdapat beberapa kalimat atau kata yang perlu untuk didefinisikan untuk menghindari perbedaan penafsiran selanjutnya, diantaranya yaitu :

a. Media Lingkungan Alam

Dalam hal ini media lingkungan alam yaitu alat atau sarana atau bisa juga disebut saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (materi pembelajaran) yang disampaikan oleh guru kepada siswa berupa lingkungan alam dengan maksud agar materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada pembelajaran IPA dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuan.

b. Hasil Belajar Siswa

Maksud hasil belajar siswa adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes, sesuai dengan materi tempat hidup hewan dan tumbuhan pada pembelajaran IPA.

c. Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan

Tempat hidup hewan dan tumbuhan maksudnya yaitu tempat yang dipakai oleh hewan atau tumbuhan untuk menjalani hidupnya sehari-hari dan berinteraksi dengan makhluk lainnya di dalam tempat tersebut.


(20)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan dipakai dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) merupakan penelitian yang dilakukan oleh seorang guru dan dilakukan di kelasnya dalam proses pembelajaran yang disadarinya terdapat masalah yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh perbaikan di masa selanjutnya. “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.” (Wardhani dan Wihardit, 2009: 1.4)

Yang menjadi ciri utama dari penelitian tindakan kelas dan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian lainnya yaitu: 1) Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu di selesaikan., 2) Penelitian melalui refleksi diri, maksudnya guru mencoba mengingat kembali apa yang dikerjakannya di dalam kelas, apa dampak tindakan tersebut bagi siswa, dan kemudian guru mencoba memikirkan mengapa dampaknya seperti itu., 3) Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, 4) Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk

memperbaiki pembelajaran. “kunci utama dalam PTK adalah adanya tindakan

(action) yang dilakukan berulang-ulang dalam rangka mencapai perbaikan

yang diinginkan.” (Wardhani dan Wihardit, 2009: 1.7)

PTK dilakukan setelah adanya masalah dalam pembelajaran dilihat dari hasil refleksi sebelum melaksanakan PTK. Selain itu peneliti melakukan


(21)

20

kerjasama bersama siswa-siswa dan rekan guru lainnya sebagai observer. Kerjasama dengan siswa dilakukan dengan cara melakukan wawancara.

Kemmis dan Mc Taggart (1982) mengemukakan Penelitian Tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana ke empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, terlebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. (Kasihani Kasbolah, 1999: 14 dalam Alwaniyyah Fauziah, 2011).

Kasihani kasbolah menyatakan bahwa PTK mengutamakan proses dari keempat aspek dalam PTK yang harus dijalani secara tahap demi tahap baru dapat menyelesaikan yang timbul dalam pembelajaran apabila hasil yang diharapkan sudah tercapai.

Dalam penelitian yang dilaksanakan ini menggunakan model penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, dimana penelitian terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection), dan keempat komponen tersebut membentuk satu siklus atau putaran kegiatan.Dalam penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan setiap penelitian yang dilakukan tidak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapakan. Penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk menyelesaikan satu pokok bahasan dalam sebuah materi pembelajaran.


(22)

21

Gambar Alur PTK Kemmis dan Mc. Taggart, 1982 (Kasbolah, 1999:14)

B. Subjek Penelitian

Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian yang dilakukan ini adalah siswa siswi kelas II SDN CIKITU 1 Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013 Semester ganjil yang seluruhnya berjumlah 35 orang, dimana terdapat 16 orang laki-laki dan 19 orang perempuan.

SIKLUS 1

Tindakan Perencanaan

Tindakan

Observasi Observasi

Refleksi Perencanaan

SIKLUS 2 Refleksi

HASIL Observasi Awal


(23)

22

C. Prosedur Penelitian 1. Perencanaan.

a. Observasi awal b. Identifikasi masalah

c. Merumuskan langkah-langkah melakukan pembelajaran IPA materi Tempat Hidup hewan dan Tumbuhan.

d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA materi tempat hidup Hewan dan Tumbuhan.

e. Menetukan instrumen penelitian yang akan digunakan saat pelaksanaan pembelajaran. Instrumen penelitian berfungsi untuk merekam semua data-data yang dibutuhkan sehingga data penelitian tersusun dengan baik.

f. Merevisi instrumen jika diperlukan. 2. Pelaksanaan

a. Melaksanakan pembelajaran IPA materi Tempat Hidup hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan media lingkungna alam.

b. Untuk mendapatkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan media lingkungan alam, dalam setiap siklus maka dilaksanakan tes formatif.

c. Diskusi dengan observer untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Analisis dan Refleksi

Data yang telah diperoleh dari proses pembelajaran IPA materi Tempat Hidup hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan media lingkungna alam dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis kemudian direfleksi sebagai bahan evaluasi dan koreksi untuk diperbaiki pada siklus berikutnya jika diperlukan.


(24)

23

4. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian

Kesimpulan hasil penelitian diperoleh dari hasil analisis data yang diambil pada proses pembelajaran IPA materi Tempat Hidup hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan media lingkungna alam yang dilakukan melalui dua siklus.

D. Instrumen Penelitian

Mengenai hal-hal yang ingin diketahui dan dikaji dalam melakukan penelitian ini, maka dibuat seperangkat instrumen penelitian. Adapun instrumen yang dimaksud adalah sebagai berikut:

I. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat per siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2, yang berisi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Pembelajaran, Alat/Bahan/Sumber Belajar, dan Penilaian.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) memuat kegiatan-kegaiatan yang harus dilaksanakan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Penyajian materi dalam LKS diawali dengan petunjuk langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa dan dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk memahami konsep IPA sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

II. Instrumen Pengumpulan Data a. Lembar Observasi Pembelajaran

Lembar observasi digunakan untuk melihat kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan pembelajran. Juga digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau terjadinya suatu proses kegiatan yang dapat diamati. Orang yang melakukan observasi disebut observer dan


(25)

24

orang yang diobservasi disebut observan yang dalam hal ini adalah peneliti.

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan-temuan selama pelaksanaan penelitian berlangsung, seperti respon siswa, dan kendala-kendala yang dihadapi selama penelitian berlangsung.

c. Instrumen Tes

Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang dibuat untuk dijawab oleh siswa yang memiliki jawaban benar atau salah, tes juga dapat diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan.

Dalam penelitian ini menggunakan soal tes yang di lakukan pada setiap akhir siklus. Soal tes akhir siklus ditujukan untuk mengetahui serjauh mana pemahaman siswa dalam pembelajaran yang telah berlangsung dan sebagai bahan refleksi pembelajaran yang dilaksanakan untuk memeperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

E. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan setelah peneliti melakukan pembelajaran dan dihasilkan data mentah yang akan diolah supaya dihasilkan data yang bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan penelitian.

1. Sumber Data

Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini yaitu: a. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan media lingkungna alam.

b. Guru

Untuk melihat keberhasilan penerapan pembelajaran penggunaan media lingkungan alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan


(26)

25

c. Teman Sejawat/Observer

Untuk melihat implementasi PTK secara lebih objektif dari sisi siswa maupun guru.

2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data a. Teknik Pengumpulan Data

1) Observasi

Digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan siswa pada proses pembelajaran penggunaan media lingkungna alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajran IPA materi Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan.

2) Catatan Lapangan

Diperoleh dari catatan guru yang dilakukan pada saat berlangsungnya pembelajaran.

3) Tes

Digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada pembelajaran penggunaan media lingkungna alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan.

4) Diskusi

Dilakukan antara guru/peneliti dengan teman sejawat sebagai bahan refleksi hasil siklus PTK.

b. Alat Pengumpulan Data

1) Observasi menggunakan lembar observasi yang telah dibuat pada tahap perencanaan dimaksudkan untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

2) Catatan lapangan menggunakan lembar catatan lapangan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang terjadi pada saat pembelajran berlangsung


(27)

26

3) Tes menggunakan instrumen soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa.

3. Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kuantitattif yaitu berupa hasil tes yang dilakukan setiap akhir siklus, sedangkan data kualitattif akan diambil dari hasil lembar observasi, catatan lapangan, dan lembar wawancara. Untuk mendapatkan data secara cermat dan objektif akan dilakukan diskusi antara peneliti dengan observer untuk membandingkan dan mengecek data. Sedangkan prosedur analisis dari data yang diperoleh dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Pengolahan data kualitatif

Yang terdiri atas hasil observasi, lembar wawancara dan catatan lapangan. Teknik yang dilakukan yaitu dengan cara menafsirkan hasil, kemudian dideskripsikan dan selanjutnya disimpulkan.

b. Pengolahan data kuantitatif

Berasal dari data tes yang diambil dari jawaban siswa terhadap soal-soal yang diajukan guru dengan mengukurnya pada patokan jawaban benar sesuai dengan petunjuk yang ada pada soal tersebut. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran penggunaan media lingkungan alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan, digunakan rumus:

Presentase penguasaan = jumlah skor yang diperoleh x 100% Skor total

Sedangkan untuk mengukur rata-rata kelas dilakukan dengan rumus: R = ∑x


(28)

27

Keterangan :

R = rata – rata (mean)

∑x = jumlah seluruh skor


(29)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet yang dilakukan dengan mengambil dua kali tindakan siklus, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa:

1. Dalam perencanaan penelitian pada tindakan siklus I, siswa masih kurang antusias ketika diberitahukan bahwa pembelajaran akan dilaksanakan di luar kelas, ini disebabkan karena bagi siswa ini adalah hal yang baru dilakukan di kelas II dan dalam benak mereka terbayang segala kesulitan yang akan mereka hadapai di luar kelas, meskipun setelah benar-benar terjun ke lingkungan siswa melakukan pembelajaran dengan semangat. Dan pada saat dilakukan tindakan siklus II anak-anak lebih antusias pada saat diberitahukan akan dilaksanakan pembelajarn untuk yang kedua kalinya di lingkungna, sebab pada kali yang kedua ini siswa sudah lebih mengerti dan lebih tahu dengan pengalaman yang pertama bahwa pembelajaran di luar kelas sangat menyenangkan dan menggemberikan. Pada saat dilakukan apersepsi bagian tanya jawab menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan pengetahuan siswa, siswa kebanyakan menjawab pertanyaan guru dengan jawaban yang asal-asalan dan tidak nyambung dengan yang dibicarakan ini lebih dikarenakan belum jelasnya penjelasan guru pada saat memebrikan pertanyaan dan lebih dikarenakan siswa terfokus pada hal lain yaitu hal baru yang akan dilakukan yaitu belajar di lingkungan, hal ini lebih diperbaiki pada saat siklus II karena pada siklus II ini siswa lebih berpengalaman pada saat pembelajaran pertama kali dan siswa lebih tenang dalam memeprhatikan pertanyaan dan penjelasan guru sehingga jawaban


(30)

59

lebih terfokus pada materi yang akan di pelajari. Pada saat menentukan lokasi pada siklus I mengambil lokasi yang lebih luas yaitu mengelilingi rumah penduduk sehingga waktu yang dibutuhkan sedikit lebih lama di perjalanan dan pemenfaatan waktu ketika di perjalanan belum dilakukan dengan baik, yaitu di perjalanan hanya dilakukan untuk sampai di lokasi tanpa memenfaatkan kesempatan seperti dilakukan pada saat siklus II yaitu dilakukan perbaikan menetukan lokasi yang tidak terlalu luas dan tidak berkeliling-keliling tetapi hanya di satu tempat sehingga pemngalokasian waktu lebih sedikit dapat diatur dan pemanfaatan saat diperjalanan pun lebih diatur lagi yaitu di perjalanan pun sudah mulai diberi kesempatan untuk mengamati dan mencatat sehingga lebih banyak materi yang didapat oleh siswa dan lebih banyak pengetahuan yang sudah direncanakan untuk dicatat sebelumnya.

2. Pada saat pelaksanaan siklus I terutama saat pengerjaan tugas secara kelompok baik saat diskusi kelompok maupun saat pengisian LKS sebagian besar siswa lebih banyak bermain dan ngobrol dengan anggota kelompok lain sehingga pengerjaan tugas kelompok tidak maksimal dan tidak secara keseluruhan dilakukan oleh semua anggota kelompok, tetapi pada siklus II hal ini di perbaiki dengan sebelum pelaksanaan diberikan tugas bahwa selain dari pada di tugaskan untuk mengerjakan tugas kelompok siswa juga secara individu ditugaskan untuk membuat catatan hal-hal yang penting yang perlu dicatat baik pada saat diskusi kelompok maupun pada saat pengamatan berlangsung, sehingga lebih sedikit kesempatan bagi siswa untuk bermain-main dan ngobrol yang tidak perlu dengan anggota kelompok lainnya. Pada saat melakukan pengamatan siswa lebih banyak

3. Pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan alam pada pembelajaran IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan yang dilaksanakan dengan dua siklus tadi, memeperoleh hasil yang sesuai harapan yaitu hasil penilaian siswa yang mengalami peningkatan


(31)

60

secara signifikan yaitu pada siklus I rata-rata nilai siswa yaitu 63,89 dengan rata-rata skor perolehan dari skor keseluruhan yang dijawab 9,63 dan pada siklus II mengalami peningkatan rata-rata nilai tes yaitu 84,29 dengan rata-rata skor yaitu 16,86. Sedangkan pada persentase KKM juga secara otomatis mengalami peningkatan yaitu yang tadinya pada siklus I memiliki persentase siswa yang tuntas sebanyak 31% meningkat pada siklus II menjadi 97,14% siswa yang tuntas. Pada pengerjaan LKS diperoleh nilai rata-rata kelompok pada siklus I yaitu sebesar 82,14 meningkat rata-rata nya pada siklus II menjadi 92,14. Dalam hasil observasi terhadap respon siswa pun mengalami peningkatan yaitu dari perolehan rata-rata pada siklus I yaitu sebesar 60,39 meningkat responnya pada siklus II yaitu menjadi rata-rata 73,58. Hasil observasi terhadap guru pun yang tadinya pada siklus I memiliki 16,6 persen kegiatan yang tidak dilakukan menjadi 0% kegiatan yang tidak dilakukan atau dengan kata lain 100% guru melakukan kegiatan yang harus dilakukan pada siklus II.

B. Rekomendasi

Setelah selesai melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Penggunaan Media Lingkungan Alam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan ini, peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu:

1. Kepada Guru

Kepada para guru hendaknya lebih banyak mengajak siswa untuk lebih mengenal lingkungan alam yang sesungguhnya dan lebih banyak mengajak siswa untuk mengeksplorasi alam daripada hanya terpaku pada ruangan kelas yang dibatasi oleh empat dinding, apalagi ketika pembelajaran yang dilakukan menggunakan pembelajaran Tematik, akan lebih gampang menghubungkan antara satu materi pada mata pelajaran yang satu dengan materi pada mata pelajaran yang lain, sebab lingkungan alam merupakan laboratorium raksasa yang tidak


(32)

61

ada bandingnya, disamping itu karena sebenarnya manusia tidak bisa

lepas dari lingkungannya “Manusia pada dasarnya sebagai makhluk

individu yang hidupnya tidak lepas dari orang lain dan lingkungan

sekitar”.(Pratomo, Saefurokhman dan Nurjahnih, 2009: 115).

2. Kepada Puhak Sekolah

Kepada pihak sekolah agar lebih mendukung baik secara materil maupun moril saat seorang guru bermaksud untuk mengeksplor kemampuan siswa dan saat seorang guru mencurahkan segala tenaga dan fikirannya demi kemajuan siswa, khususnya pada saat guru akan melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kelas.

3. Kepada Praktisi Pendidikan

Kepada pihak-pihak terkait dunia pendidikan terutama kepada pembuat kebijakanagar lebih kompeten dalam memajukan dunia pendidikan, tidak hanya melihat aspek pengaturannya saja secara tertulis atau hitung-hitungan skala saja tetapi supaya lebih menjiwai segala proses pendidikan agar dapat lebih mengetahui dan mendalami segala bentuk permasalahan di lapangan supaya dapat lebih mengerti dunia pendidikan yang sesungguhnya terjadi di lapangan.


(33)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu62

DAFTAR PUSTAKA

Alwaniyyah Fauziah. (2011). Penggunaan Metode Karyawisata untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA. Bandung: Skripsi .

Anwar Saeful; Suhendar Cucu. (2009). Mari, belajar Ilmu Pengetahua Alam IPA untuk kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Pusat Perbukuan Dep. Dik. Nas. Bse (buku sekolah elektronik) Arifin Mulyati; Nurjhani K. Mimin dan Muslim. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku untuk kelas II Sekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Pusat Perbukuan Dep. Dik. Nas. Bse (buku sekolah elektronik)

Boeree C. George. (2009). Metode Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Model-model Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Hernawan Herry Asep, Asra dan Dewi Laksmi. (2008). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bnadung:UPI PRESS.

Hernawan Herry Asep, Zaman Badru dan Riyana Cepi. (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press

Kasbolah, (1998). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: DEPDIKBUD DIKTI Proyek PGSD.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (2006). Kurikulum – 2006. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri

Mutakin Awan, Kamil Pasya Gurniwan dan Gunawan Saepul. (2002). Geografi Budaya. Bandung: Suci Press

Novianny Rani dan Nursanti Siska. (2012). Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Sekolah Dsaar – Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2. Bandung: Acarya Media Utama

Pratomo Suko, Saefurokhman Asep dan Nurjahnih Mimin. (2007). Pendidikan Lingkungan di SD. Bandung : UPI Press.

Purwo Sutanto Sarjan; Suwarmin Triyatno dan Suhardi Tri Sunarni. (2009). Ipa 2 untuk sd/mi kelas 2. Pusat Perbukuan Dep. Dik. Nas. Bse (buku sekolah elektronik)


(34)

63

Rakhmat Cece, budiman Nandang dan Ineu Herawati Nenden. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Rusli; Hidayat; Kuraesin dan Munandar Rachman Dadang. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas 2. Bandung: PT. SARANA PANCA KARYA NUSA.

Sadulloh Uyoh, Robandi Babang dan Muharam Agus. (2009). Pedagogik. Bandung:UPI PRESS

Sri Margareta, dkk. (2009). Konsep Dasar IPA. Bandung:UPI PRESS Sulistiyanto heri dan Wiyono Edi. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam

untuk SD dan MI Kelas II. Pusat Perbukuan Dep.Dik.Nas. dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dinas Pendidikan.

Sutisna Asep dan Sundusiah Suci. (2006). Asyiknya Belajar Secara tematik. Model pembelajaran interaktif untuk kalian yang kreatif. Untuk sd kelas 2 semester 1. Bandung: PT. SARANA PANCA KARYA NUSA.

Suyatman dan Endrawati Tutik. (2009). Asyiknya Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 2 SD/MI. Pusat Perbukuan Dep. Dik. Nas. Bse (buku sekolah elektronik)

Wandani Taufik. (2008). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Proses Daur Air di Kelas V Sekolah Dasar. Bandung: Skripsi

Wardhani IGAK dan Wihardit Kuswaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Widodo Ari, Wuryastuti Sri dan Margareta. (2007). Pendidikan IPA di SD. Bandung:UPI PRESS.


(1)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58 BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet yang dilakukan dengan mengambil dua kali tindakan siklus, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa:

1. Dalam perencanaan penelitian pada tindakan siklus I, siswa masih kurang antusias ketika diberitahukan bahwa pembelajaran akan dilaksanakan di luar kelas, ini disebabkan karena bagi siswa ini adalah hal yang baru dilakukan di kelas II dan dalam benak mereka terbayang segala kesulitan yang akan mereka hadapai di luar kelas, meskipun setelah benar-benar terjun ke lingkungan siswa melakukan pembelajaran dengan semangat. Dan pada saat dilakukan tindakan siklus II anak-anak lebih antusias pada saat diberitahukan akan dilaksanakan pembelajarn untuk yang kedua kalinya di lingkungna, sebab pada kali yang kedua ini siswa sudah lebih mengerti dan lebih tahu dengan pengalaman yang pertama bahwa pembelajaran di luar kelas sangat menyenangkan dan menggemberikan. Pada saat dilakukan apersepsi bagian tanya jawab menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan pengetahuan siswa, siswa kebanyakan menjawab pertanyaan guru dengan jawaban yang asal-asalan dan tidak nyambung dengan yang dibicarakan ini lebih dikarenakan belum jelasnya penjelasan guru pada saat memebrikan pertanyaan dan lebih dikarenakan siswa terfokus pada hal lain yaitu hal baru yang akan dilakukan yaitu belajar di lingkungan, hal ini lebih diperbaiki pada saat siklus II karena pada siklus II ini siswa lebih berpengalaman pada saat pembelajaran pertama kali dan siswa lebih tenang dalam memeprhatikan pertanyaan dan penjelasan guru sehingga jawaban


(2)

59

lebih terfokus pada materi yang akan di pelajari. Pada saat menentukan lokasi pada siklus I mengambil lokasi yang lebih luas yaitu mengelilingi rumah penduduk sehingga waktu yang dibutuhkan sedikit lebih lama di perjalanan dan pemenfaatan waktu ketika di perjalanan belum dilakukan dengan baik, yaitu di perjalanan hanya dilakukan untuk sampai di lokasi tanpa memenfaatkan kesempatan seperti dilakukan pada saat siklus II yaitu dilakukan perbaikan menetukan lokasi yang tidak terlalu luas dan tidak berkeliling-keliling tetapi hanya di satu tempat sehingga pemngalokasian waktu lebih sedikit dapat diatur dan pemanfaatan saat diperjalanan pun lebih diatur lagi yaitu di perjalanan pun sudah mulai diberi kesempatan untuk mengamati dan mencatat sehingga lebih banyak materi yang didapat oleh siswa dan lebih banyak pengetahuan yang sudah direncanakan untuk dicatat sebelumnya.

2. Pada saat pelaksanaan siklus I terutama saat pengerjaan tugas secara kelompok baik saat diskusi kelompok maupun saat pengisian LKS sebagian besar siswa lebih banyak bermain dan ngobrol dengan anggota kelompok lain sehingga pengerjaan tugas kelompok tidak maksimal dan tidak secara keseluruhan dilakukan oleh semua anggota kelompok, tetapi pada siklus II hal ini di perbaiki dengan sebelum pelaksanaan diberikan tugas bahwa selain dari pada di tugaskan untuk mengerjakan tugas kelompok siswa juga secara individu ditugaskan untuk membuat catatan hal-hal yang penting yang perlu dicatat baik pada saat diskusi kelompok maupun pada saat pengamatan berlangsung, sehingga lebih sedikit kesempatan bagi siswa untuk bermain-main dan ngobrol yang tidak perlu dengan anggota kelompok lainnya. Pada saat melakukan pengamatan siswa lebih banyak

3. Pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan alam pada

pembelajaran IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan yang dilaksanakan dengan dua siklus tadi, memeperoleh hasil yang sesuai harapan yaitu hasil penilaian siswa yang mengalami peningkatan


(3)

secara signifikan yaitu pada siklus I rata-rata nilai siswa yaitu 63,89 dengan rata-rata skor perolehan dari skor keseluruhan yang dijawab 9,63 dan pada siklus II mengalami peningkatan rata-rata nilai tes yaitu 84,29 dengan rata-rata skor yaitu 16,86. Sedangkan pada persentase KKM juga secara otomatis mengalami peningkatan yaitu yang tadinya pada siklus I memiliki persentase siswa yang tuntas sebanyak 31% meningkat pada siklus II menjadi 97,14% siswa yang tuntas. Pada pengerjaan LKS diperoleh nilai rata-rata kelompok pada siklus I yaitu sebesar 82,14 meningkat rata-rata nya pada siklus II menjadi 92,14. Dalam hasil observasi terhadap respon siswa pun mengalami peningkatan yaitu dari perolehan rata-rata pada siklus I yaitu sebesar 60,39 meningkat responnya pada siklus II yaitu menjadi rata-rata 73,58. Hasil observasi terhadap guru pun yang tadinya pada siklus I memiliki 16,6 persen kegiatan yang tidak dilakukan menjadi 0% kegiatan yang tidak dilakukan atau dengan kata lain 100% guru melakukan kegiatan yang harus dilakukan pada siklus II.

B. Rekomendasi

Setelah selesai melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Penggunaan Media Lingkungan Alam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan ini, peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu:

1. Kepada Guru

Kepada para guru hendaknya lebih banyak mengajak siswa untuk lebih mengenal lingkungan alam yang sesungguhnya dan lebih banyak mengajak siswa untuk mengeksplorasi alam daripada hanya terpaku pada ruangan kelas yang dibatasi oleh empat dinding, apalagi ketika pembelajaran yang dilakukan menggunakan pembelajaran Tematik, akan lebih gampang menghubungkan antara satu materi pada mata pelajaran yang satu dengan materi pada mata pelajaran yang lain, sebab lingkungan alam merupakan laboratorium raksasa yang tidak


(4)

61

ada bandingnya, disamping itu karena sebenarnya manusia tidak bisa

lepas dari lingkungannya “Manusia pada dasarnya sebagai makhluk individu yang hidupnya tidak lepas dari orang lain dan lingkungan

sekitar”.(Pratomo, Saefurokhman dan Nurjahnih, 2009: 115).

2. Kepada Puhak Sekolah

Kepada pihak sekolah agar lebih mendukung baik secara materil maupun moril saat seorang guru bermaksud untuk mengeksplor kemampuan siswa dan saat seorang guru mencurahkan segala tenaga dan fikirannya demi kemajuan siswa, khususnya pada saat guru akan melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kelas.

3. Kepada Praktisi Pendidikan

Kepada pihak-pihak terkait dunia pendidikan terutama kepada pembuat kebijakanagar lebih kompeten dalam memajukan dunia pendidikan, tidak hanya melihat aspek pengaturannya saja secara tertulis atau hitung-hitungan skala saja tetapi supaya lebih menjiwai segala proses pendidikan agar dapat lebih mengetahui dan mendalami segala bentuk permasalahan di lapangan supaya dapat lebih mengerti dunia pendidikan yang sesungguhnya terjadi di lapangan.


(5)

Titin Suhartini,2013

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANIPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu62

Alwaniyyah Fauziah. (2011). Penggunaan Metode Karyawisata untuk

Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa pada

Pembelajaran IPA. Bandung: Skripsi .

Anwar Saeful; Suhendar Cucu. (2009). Mari, belajar Ilmu Pengetahua

Alam IPA untuk kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

Pusat Perbukuan Dep. Dik. Nas. Bse (buku sekolah elektronik) Arifin Mulyati; Nurjhani K. Mimin dan Muslim. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku untuk kelas II Sekolah

dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Pusat Perbukuan Dep. Dik. Nas.

Bse (buku sekolah elektronik)

Boeree C. George. (2009). Metode Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Model-model Pembelajaran

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Hernawan Herry Asep, Asra dan Dewi Laksmi. (2008). Belajar dan

Pembelajaran Sekolah Dasar. Bnadung:UPI PRESS.

Hernawan Herry Asep, Zaman Badru dan Riyana Cepi. (2007). Media

Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press

Kasbolah, (1998). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: DEPDIKBUD DIKTI Proyek PGSD.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (2006). Kurikulum – 2006. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri

Mutakin Awan, Kamil Pasya Gurniwan dan Gunawan Saepul. (2002).

Geografi Budaya. Bandung: Suci Press

Novianny Rani dan Nursanti Siska. (2012). Pendidikan Lingkungan

Hidup untuk Sekolah Dsaar – Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2.

Bandung: Acarya Media Utama

Pratomo Suko, Saefurokhman Asep dan Nurjahnih Mimin. (2007).

Pendidikan Lingkungan di SD. Bandung : UPI Press.

Purwo Sutanto Sarjan; Suwarmin Triyatno dan Suhardi Tri Sunarni. (2009). Ipa 2 untuk sd/mi kelas 2. Pusat Perbukuan Dep. Dik. Nas. Bse (buku sekolah elektronik)


(6)

63

Rakhmat Cece, budiman Nandang dan Ineu Herawati Nenden. (2006).

Psikologi Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Rusli; Hidayat; Kuraesin dan Munandar Rachman Dadang. (2007).

Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas 2. Bandung:

PT. SARANA PANCA KARYA NUSA.

Sadulloh Uyoh, Robandi Babang dan Muharam Agus. (2009).

Pedagogik. Bandung:UPI PRESS

Sri Margareta, dkk. (2009). Konsep Dasar IPA. Bandung:UPI PRESS Sulistiyanto heri dan Wiyono Edi. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam

untuk SD dan MI Kelas II. Pusat Perbukuan Dep.Dik.Nas. dan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dinas Pendidikan.

Sutisna Asep dan Sundusiah Suci. (2006). Asyiknya Belajar Secara tematik. Model pembelajaran interaktif untuk kalian yang

kreatif. Untuk sd kelas 2 semester 1. Bandung: PT. SARANA

PANCA KARYA NUSA.

Suyatman dan Endrawati Tutik. (2009). Asyiknya Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam Kelas 2 SD/MI. Pusat Perbukuan Dep. Dik.

Nas. Bse (buku sekolah elektronik)

Wandani Taufik. (2008). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Proses

Daur Air di Kelas V Sekolah Dasar. Bandung: Skripsi

Wardhani IGAK dan Wihardit Kuswaya. (2009). Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Widodo Ari, Wuryastuti Sri dan Margareta. (2007). Pendidikan IPA di


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI NILAI TEMPAT Penggunaan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Nilai Tempat Di Kelas II Mi Tlawong Sawit Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 16

PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI NILAI TEMPAT Penggunaan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Nilai Tempat Di Kelas II Mi Tlawong Sawit Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 18

PENGGUNAAN MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

4 23 41

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MEALUI PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN PADA KONSEP STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA.

0 0 39

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN PADA KONSEP STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA.

0 0 35

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI.

1 3 47

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN LINGKUNGAN PADA MATERI DAUR HIDUP HEWAN.

0 0 23

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN LINGKUNGAN PADA MATERI DAUR HIDUP HEWAN.

0 0 28

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN NILAI HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 28

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGNA ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN.

0 0 29