MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MEALUI PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN PADA KONSEP STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA.

(1)

No. 088/S/PGSD/8/JAN/2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN PADA KONSEP

STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

(PenelitianTindakanKelasPadaSiswaKelas IV SDN Jatibaru Semester ITahunAjaran2012/2013KecamatanSagulingKabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagianBesardariSyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPen didikanpada Program Pendidikan Guru SekolahDasar.

Oleh

NELLY FITRIANI 0810344

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA

LINGKUNGAN PADA KONSEP STRUKTUR TUMBUHAN DAN

FUNGSINYA

( PenelitianTindakanKelasPadaSiswaKelas IV SDN JatibaruKecamatanSagulingKabupaten Bandung Barat )

Oleh Nelly Fitriani NIM : 0810344

DisetujuidanDisahkanoleh Pembimbing I

Drs. Muslim, M.Pd. NIP. 19640606 199003 1 003

Pembimbing II

Drs. Dharma Kesuma, M.Pd NIP. 19550927 198503 1 001

Mengetahui,

KetuaProgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Drs. H. DedeSomarya, M.Pd NIP. 195803051984031002


(3)

(4)

ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN PADA KONSEP STRUKTUR

TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

Oleh Nelly Fitriani

0810344

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai hasil ulangan IPA pada pokok bahasan struktur tumbuhan dan fungsinya, hal ini ditandai dengan nilai rata-rata di bawah KKM sebesar 56,25, sementara KKM yang harus dicapai sebesar 68. Demikian pula salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai hasil ulangan IPA adalah penggunaan metode dan media pembelajaran yang disajikan oleh guru secara tidak tepat. Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalahmengetahui perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada materi struktur tumbuhan dan fungsinya dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar sekolah, mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada materi struktur tumbuhan dan fungsinya dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar sekolah, mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam materi struktur tumbuhan dan fungsinya melalui penerapan media lingkungan sekitar sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis& Mc. Taggart selama dua siklus, setiap siklus dilakukan dua tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester I SDN Jatibaru Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah sebanyak 32 orang. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar kerja siswa, serta lembar pretes dan potes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dan sesudah menggunakan media lingkungan.Hasil penelitian dengan menggunakan media lingkungan pada pembelajaran IPAsebelum diberi tindakan secara keseluruhan termasuk kategori kurang. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan skor rata-rata nilaisiklus I sebesar 65,00 sedangkan skor rata-rata nilaisiklus II sebesar 80,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis postes ternyata lebih tinggi dari skor rata-rata pretes, 80,00>65,00. Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam pelajaran IPA setelah mengikuti pembelajaran yang diberi tindakan melaui penggunaan media lingkungan mengalami peningkatkan dan penggunaan media lingkungan terbukti efektif dapat digunakan dalam pembelajaran IPA.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ……… ii

UCAPAN TERIMAKASIH ………... iii

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR GAMBAR………... v

DAFTAR TABEL ……….. vi

DAFTAR GRAFIK ……… vii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 5

C. Tujuan Penelitian ……… 5

D. Manfaat Penelitian ………... 6

E. Definisi Operasional ………... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ……….. 9

B. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ……….. 11

1. Tujuan Pembelajaran IPA ………... 12

2. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA ………. 13

C. Media Lingkungan ………... 13


(6)

2. Lingkungan ………. 16

D. Penerapan Media Lingkungan ……….. 18

E. Hasil Belajar ……….. 21

F. Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan ……… 24

A. Struktur Akar dan Fungsinya ………... 24

1. Struktur Akar ……….. 24

2. Jenis Akar ………... 25

3. fungsi Akar ………. 26

B. Struktur Batang dan Fungsinya ………... 28

1. Struktur Batang ………... 28

2. Jenis Batang ……….... 29

3. Fungsi Batang ………. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ……… 33

B. Model Penelitian Tindakan Kelas yang Dikembangkan……. 34

C. Subjek Penelitian ……… 35

D. Prosedur Penelitian ………. 35

E. Instrumen Penelitian ………... 43

F. Pengolahan Data ………. 47

BAB IV HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………... 52

B. Pembahasan ……… 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ………. 82

B. Saran ………... 83

DAFTAR PUSTAKA ………. 84

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………. 86


(7)

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam atau sering disebut dengan IPA (sains) merupakan pelajaran yang sudah dikenalkan sejak SD. Banyak orang menganggap bahwa IPA merupakan mata pelajaran yang membosankan. Padahal, sebenarnya pembelajaran IPA sangat menyenangkan apabila pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Meskipun demikian masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari IPA, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah penggunaan metode dan media pembelajaran yang disajikan secara tidak tepat.

Menurut Depdiknas (2006), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Dengan pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam atau lingkungan sekitar.

Dalam GBPP pendidikan dasar (Depdikbud, 1994) dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah : (1) Memahami konsep IPA, (2) Memiliki keterampilan proses (3) bersikap ilmiah (4) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam semesta dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, (5) memupuk rasa cinta terhadap alam semesta dan menyadari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

Tujuan kurikuler ini mencakup hakikat IPA dan juga kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA harus menggambarkan, dijiwai, serta diarahkan untuk mencapai tujuan kurikuler ini. Perangkat pembelajaran, perencanaan pembelajaran, dan


(9)

kegiatan pembelajaran IPA SD harus mengacu pada tujuan pembelajaran IPA dan memperhatikan karakteristik siswa SD sebagai pembelajar. Demikian pula keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai untuk mencapai tujuan di atas harus benar-benar dilatihkan di kelas melalui kegiatan pembelajaran.

Pada kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di SD masih menekankan pada aspek kognitifnya saja, sedangkan keterampilan siswa sebagai hasil belajar belum tampak pada siswa. Hal ini disebabkan karena selama ini masih banyak guru yang mengajarkan pelajaran IPA menggunakan paradigma lama yaitu hanya memindahkan pengetahuan kepada siswa berupa informasi dan kegiatan siswa hanya mencatat dan menghapal konsep yang telah diberikan tanpa memperhatikan proses kerja ilmiahnya maupun penerapannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya pengetahuan menjadi tidak bermakna bagi siswa dan lingkungan di sekitarnya. Gambaran kenyataan tersebut terjadi pula di sekolah tempat saya bertugas yaitu SDN Jatibaru, sebab apabila ditinjau dari segi pembelajaran di kelas, khususnya di kelas IV SDN Jatibaru Kecamatan Saguling, masalah yang sering muncul dalam proses pembelajaran adalah : 1) antusias siswa dalam belajar rendah, hal ini terlihat dari rendahnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, sehingga siswa cenderung tidak aktif. Gejala-gejala tersebut ditunjukkan dengan beberapa sikap siswa seperti : 1) sering mengobrol ketika pembelajaran berlangsung, menggambar tidak pada waktunya, dan sering keluar masuk kelas. 2) rendahnya prestasi belajar siswa pada materi Ilmu Pengetahuan Alam dikarenakan penyampaian materi yang bersifat informatif dan menuntut aspek kognitif (hapalan) membuat para siswa malas untuk memahami informasi-informasi baik yang terdapat dalam buku maupun yang disampaikan oleh guru. 3) lingkungan yang kaku dan membosankan untuk belajar, baik dalam tata cahaya maupun dalam penempatan tempat duduk yang monoton. Beberapa kondisi yang telah dikemukakan di atas, memberikan sebuah indikasi terhadap adanya suatu masalah yang cukup signifikan, yaitu permasalahan yang bermuara pada kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga perlu merubah metode pembelajaran yang sesuai dengan minat siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil pengalaman peneliti di SDN Jatibaru bahwa hasil belajar siswa di kelas IV SDN Jatibaru pada mata pelajaran IPA tentang konsep Struktur tumbuhan dan


(10)

fungsinya bagian tumbuhan dari 32 siswa hanya 11 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi dengan nilai 68 ke atas. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kemampuan siswa hanya 34,3%, selebihnya yaitu sebanyak 65,6% memperoleh nilai di bawah KKM. Sedangkan nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 56,25% sehingga belum memenuhi kriteria yang diharapkan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk memahami konsep struktur tumbuhan dan fungsinya. Hal ini diduga karena pendekatan, metode, model pembelajaran, maupun strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat , juga kemampuan guru dan sarana pembelajaran yang meliputi media, alat peraga, yang terbatas sehingga mengakibatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pada mata pelajaran IPA sangat rendah. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan pembelajaran yang lebih kontekstual dengan mengajak siswa berinteraksi dengan lingkungan, agar konsep yang dikembangkan menjadi konteks pembelajaran yang bermakna. Oemar Hamalik (2003:50) berpendapat, bahwa unsur-unsur dinamis yang terkait dalam proses belajar terdiri dari (1) motivasi siswa; (2) bahan belajar; (3) alat bantu belajar; (4) suasana belajar; dan (5) kondisi subyek yang belajar. Kelima unsur inilah menurutnya yang bersifat dinamis, yang sering berubah menguat atau melemah, dan yang mempengaruhi proses belajar tersebut.

Berdasarkan beberapa fakta tersebut diatas, salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan sebagai solusi dalam meningkatkan hasil belajar konsep struktur tumbuhan adalah dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran yang dapat merangsang proses berfikir pada siswa. Bila ini tumbuh dan berkembang siswa akan terlatih dan terpacu untuk meneliti dan menelaah berbagai kejadian alam atau hal yang menyebabkan terjadinya sesuatu di alam. Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran guru tidak perlu lagi terikat pada peralatan yang disediakan di sekolah, karena lingkungan juga dapat digunakan sebagai alat peraga atau sarana dalam pembelajaran IPA. Karena pengetahuan alam dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa belajar untuk memahami lingkungan dimana mereka hidup. Dengan keterlibatan siswa secara langsung berarti siswa dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan proses kegiatan yang meliputi : pengamatan, pengklasifikasian,


(11)

meramalakan, menafsirkan, membuat hipotesis, dan dapat mengkomunikasikannya kembali.

Dari paparan di atas, penulis ingin mencoba menuangkan ke dalam penelitian tindakan kelas (PTK) dengan memanfaatkan media lingkungan sebagai media pembelajaran di kelas IV pada mata pelajaran IPA sebagai upaya untuk meningkatan hasil belajar siswa. Keberadaan media lingkungan sebagai sumber belajar harus benar-benar dimanfaatkan untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dalam menumbuhkan sikap ilmiah pada siswa untuk dapat memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalampenelitian ini penulis uraikan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah prencanaan pembelajaran melalui penggunaan media lingkungan sebagai sumber belajar di kelas IV SDN Jatibaru Kecamatan Saguling?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran melalui penggunaan media lingkungan sebagai sumber belajar di kelas IV SDN Jatibaru Kecamatan Saguling?

3. Seberapa besarkah peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang konsep struktur tumbuhan dan fungsinya melalui penggunaan media lingkungan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada materi struktur tumbuhan dan fungsinya dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar sekolah di kelas IV SDN Jatibaru Kecamatan Saguling.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada materi struktur tumbuhan dan fungsinya dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar sekolah di kelas IV SDN Jatibaru Kecamatan Saguling.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam materi struktur tumbuhan dan fungsinya melalui penggunaan media lingkungan.


(12)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang bersifat praktis dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPApada pokok bahasan struktur tumbuhan dan fungsinya.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yaitu : 1. Bagi Penulis :

a. Merupakan pengalaman yang berarti sebagai bekal untuk meningkatkan kemampuan dalam perbaikan proses pembelajaran.

b. Menambah wawasan tentang penerapan media lingkungan terhadap proses pembelajaran IPA.

2. Bagi Siswa :

a. Diharapkan dapat memberikan variasi baru dalam proses pembelajaran, sehingga mengurangi kebosanan dalam belajar.

b. Melalui penerapan media lingkungan sebagai sumber pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

c. Dapat memberikan pengalaman yang bermakna sehingga membantu mengatasi kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Bagi Guru :

a. Sebagai bahan masukan untuk menunjang pengetahuan dan wawasan guru SD dalam merancang dan menyajikan pembelajaran IPA.

b. Sebagai bahan koreksi dan perbaikan untuk melaksanakan proses pembelajaran bagi peserta didik pada masa mendatang.

c. Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengajar dalam proses pembelajaran guna membentuk peserta didik yang berkualitas.

d. Dapat meningkatkan profesionalisme guru melalui penelitian tindakan kelas.


(13)

a. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan kepada peserta didik. b. Diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas guru serta meningkatkan mutu

proses pembelajaran.

E. Definisi Operasional

Terdapat banyak persepsi dalam memahami suatu istilah. Dengan demikian, agar arah penelitian ini tampak jelas dan tidak menimbulkan pemahaman ganda maka penulis memberi batasan mengenai istilah-istilah yang digunakan tersebut.

Secara operasional, penulis mendefinisikan istilah-istilah tersebut sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengetahuan dan pengalaman setelah mengikuti proses pembelajaran dan dapat diukur dalam bentuk nilai dengan menggunakan tes atau evaluasi hasil belajar.Hasil belajar dalam penelitian ini diukur menggunakan tes berupa pretes yang diberikan di awal pembelajaran dan postes yang diberikan di akhir pelajaran, tujuannya untuk mengukur pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang telah diberikan.

2. Media lingkungan

Media lingkungan adalah media yang menggunakan lingkungan sebagai alat untuk menyampaikan suatu konsep terhadap peserta didik guna meningkatkan hasil belajar. Media lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkungan sekitar sekolah seperti halaman tempat siswa bermain dan kebun sekolah.Prosesnya dengan cara memberikan pengajaran di luar kelas guna memberikan bekal dan pengalaman yang bermakna bagi siswa dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan dapat diperoleh siswa berkaiatan dengan penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar.


(14)

b. Menentukan obyek yang harus dipelajari dan dikunjungi dengan mempertimbangkan relevansinya dengan tujuan belajar. Menentukan cara belajar pada saat kunjungan dilakukan.

c. Mempersiapkan perizinan bila diperlukan.

d. Mempersiapkan perlengkapan belajar yang harus di bawa. 2. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan.

b. Mendiskusikan hasil-hasil belajar untuk lebih melengkapi dan memahami materi yang dipelajari.

3. Tindak lanjut

a. Kegiatan belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan.

b. Setiap kelompok diminta melaporkan hasil diskusi untuk dibahas bersama. c. Memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yang

dicapainya.

Sehubungan dengan digunakannya lingkungan sebagai sumber belajar, maka guru dituntut untuk dapat mengupayakan berbagai cara memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran agar indikator pembelajaran yang sudah ditentukan dapat tercapai.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai media pembelajaran. Hal ini disebabkan karena sifat PTK berusaha reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu. Selain itu PTK dapat memperbaiki atau meningkatkan hasil dengan cara, metode, pendekatan atau strategi yang berbeda dari biasanya. Pemilihan metode ini juga mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesional guru dalam proses pengajaran di kelas dan melibatkan berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pengajaran yang terjadi pada siswa. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan digunakan adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc.Taggart ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflekting), dan perencanaan kembali.

Model PTK menggunakan beberapa siklus, jika pada siklus pertama hasil refleksi menunjukkan tindakan yang perlu direvisi maka penelitian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan melakukan perbaikan terhadap rencana penelitian pada siklus pertama (rencana yang direvisi). Siklus akan berhenti sampai dengan penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus pembelajaran. Pada setiap akhir siklus akan dilaksanakan tes formatif dan refleksi untuk mengetahui pengaruh tindakan yang telah dilaksanakan.


(16)

B. Model Penelitian Tindakan Kelas yang Dikembangkan

Model penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model penelitian tindakan kelas Kemmis dan MC Taggart (Hermawan et al 2007:235) yang menguraikan bahwa tindakan yang digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dari aspek perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Model penelitian tindakan kelas yang dimaksud sebagai berikut :

Bagan 3.1

Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart

Permasalahan Pelaksanaan Tindakan I Perencanaan

Tindakan I S

I

K

L

I

Refleksi Observasi (Pengamatan) / Pengumpulan Data I

Pelaksanaan Tindakan II Perencanaan

Tindakan II S

I

K

L

U

Observasi (Pengamatan) / Pengumpulan Data I Refleksi


(17)

Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart seperti gambar di atas adalah penelitian yang terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus dimulai dari rencana (planning), kemudian tindakan (acting), dilanjutkan dengan observasi (observing), dari tindakan yang telah dilakukan dan yang terakhir adalah refleksi (reflecting). Jika pada siklus pertama penelitian tersebut kurang baik, maka penelitian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan memperbaiki pada tahap perencanaan yang pertama. Siklus tersebut akan berhenti dengan penelitian yang dilakukan dirasa cukup.

C. Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Jatibaru Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat.

Adapun lingkungan yang dijadikan lokasi penelitian adalah lingkungan sekitar sekolah seperti kebun milik sekolah yang ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan seperti singkong, pohon, dan berbagai jenis tumbuhan kecil lainnya yang berada tidak jauh dari sekolah tempat kami belajar. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Jatibaru Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian PTK dilaksanakan dalam dua siklus. Apabila dua siklus yang dilaksanakan belum dapat mengatasi masalah maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Adapun perencanaan yang dibuat dalam setiap siklus adalah sebagai berikut :


(18)

Siklus I

1) Perencanaan

Dalam perencanaan siklus I, peneliti menyusun rencana tindakan pembelajaranyang akan dilaksanakan dalam pembelajaran IPA untuk mencapai tujuan penelitian. Perencanaan tersebut yaitu dengan membuat rencana pembelajaran menggunakan media lingkungan sebaik mungkin dan dapat dilaksanakan secara efektif dalam berbagai situasi lapangan.Rencana ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Menetapkan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan

digunakan yaitu struktur akar dan fungsinya.

b. Menetapkan jadwal penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang sudah ada, agar tidak mengganggu proses belajar mengajar yang sudah berlangsung.Penelitian dilakukan pada hari senin tanggal 19 November 2012.

c. Menentukan lokasi penelitian yaitu lingkungan sekitar sekolah salah satunya kebun milik sekolah sebab penelitian ini menggunakan penerapan media lingkungan.

d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi struktur tumbuhan dan fungsinya melalui penerapan media lingkungan.

e. Merumuskan lembar pengamatan untuk guru dan siswa (terlampir).

f. Merumuskan dan membuat alat penelitian berupa LKS dan soal evaluasi (pretes dan postes) untuk tes tertulis (terlampir).

g. Menyusun langkah-langkah pengelolaan kelas yang efektif dan mempersiapkan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa media gambar struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan.


(19)

i. Mendiskusikan perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan dengan observer, agar pelaksanaan penelitian terselenggara dengan baik.

2) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru sendiri sebagai peneliti, tetapi dalam proses observasi guru dibantu oleh teman sejawat dengan menggunakan beberapa alat instrumen penelitian yaitu LKS, lembar observasi, catatan lapangan serta tes hasil belajar.

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut :

a. Tahap Awal Siklus I

(1) Guru mengkondisikan siswa untuk berdoa dan menyiapkan alat belajar.

(2) Guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa.

(3) Guru membagikan soal pretes kemudian siswa mengisinya. (4) Guru menyampaikan inti tujuan pembelajaran yaitu agar

peserta didik dapat menunjukkan dan menyebutkan tiga bagian pada akar tumbuhan, mengelompokkan akar sesuai dengan bentuknya dan menjelaskan fungsi akar ;

b. Tahap Inti Siklus I

(1) Guru melakukan tanya jawab tentang struktur akar tumbuhan. (2) Guru membentuk siswa ke dalam enam kelompok.

Masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang.

(3) Guru memasang gambar penampang akar agar siswa memahami struktur akar (inti akar, rambut akar dan tudung akar).


(20)

(4) Guru membahas indikator dengan menunjukkan struktur/ bagian tumbuhan (inti akar, rambut akar dan tudung akar) dengan fungsinya menggunakan media lingkungan yang ada di sekitar sekolah.

(5) Guru mengajak semua siswa bersama-sama untuk mengamati lingkungan yang berhubungan dengan materi struktur tumbuhan dan fungsinya (Bagian akar dan batang).

(6) Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi bagian akar dan batang yang ada di sekitar sekolah.

(7) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan mereka melalui kegiatan observasi terhadap lingkungan sekitar sekolah, kemudian mempresentasikan didepan kelas secara berkelompok.

(8) Berdasarkan hasil pengamatan, peserta didik bersama guru membuat kesimpulan tentang struktur tumbuhan (Bagian akar dan batang) beserta ciri dan fungsiya.

(9) Guru memberikan koreksi terhadap jawaban dan pendapat siswa.

c. Tahap Akhir Siklus I

(1) Guru membantu siswa untuk merefleksi terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan.

(2) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari hasil proses pembelajaran.

(3) Guru memberikan soal evaluasi berupa soal postes.

(4) Guru memberikan perbaikan dan pengayaan kepada siswa yang belum mencapai kompetensi disesuaikan dengan kebutuhan siswa.


(21)

(5) Guru menginformasikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya.

d. Observasi

Pengamatan dilakuakan oleh teman sejawat selaku observer untuk mengobservasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, selanjutnya bersama-sama mendiskusikan temuan-temuan yang didapatkan berdasarkan hasil observasi oleh observer dan merencanakan kembali tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian yang diharapkan.

e. Refleksi

Refleksi terhadap pelaksanaan siklus I didasarkan pada hasil, baik pengamatan selama kegiatan pembelajaran maupun perolehan nilai siswa. Bersama-sama dengan observer peneliti menganalisis dan merefleksikan pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran siklus I. Untuk keperluan analisis dilakukan kegiatan memeriksa dan mengkaji hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil refleksi ini digunakan untuk mengevaluasi terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan. Adapun kekurangan dan kelebihan selama pelaksanaan tindakan menjadi bahan rekomendasi dan revisi pada perencanaan dan pelaksanaan tindakan berikutnya.

Siklus II

Siklus kedua dilaksanakan berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus pertama. Penelitian ini mengkaji lebih lanjut


(22)

komponen pembelajaran yang telah disusun sesuai hasil evaluasi dari siklus pertama, selanjutnya apabila hasil dari pelaksanaan pertama belum sesuai dengan apa yang diharapkan dari tujuan penelitian ini, untuk itu dilakukan tindakan siklus II adapun tahapan-tahapannya sama dengan siklus pertama, yaitu perencanaan, pelaksanaan, obervasi, dan refleksi.

1) Perencanaan

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Berdasarkan refleksi yang dilakukan siklus I, maka dibuat perbaikan pembelajaran untuk siklus II dengan materi struktur tumbuhan dan fungsinya pada submateri struktur batang tumbuhan menggunakan penerapan media lingkungan.

Pada perencanaan siklus II, peneliti menyusun rencana pembelajaran berupa RPP sebagai gambaran kegiatan yang akan dilakukan di lapangan. Penelitian ini dilakukan melalui penerapan media lingkungan oleh karena itu kegiatan siswa lebih banyak berinteraksi secara langsung dengan lingkungan khususnya lingkungan sekitar sekolah yang sudah dikenali siswa, tujuannya untuk mempermudah proses pembelajaran agar menjadi pembelajaran yang bermakna sehingga siswa diharapkan mampu menemukan konsep yang akan dipelajari melalui kegiatan pengamatan. Adapun tahapan perencanaan siklus II yang dilakukan peneliti secara konkrit adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan kompetensi dasar serta materi pokok batang tumbuhan yang akan digunakan sebagai materi pembelajaran dalam penelitian.

b. Menetapkan jadwal penelitian yaitu pada hari senin tanggal 3 Desember 2012.


(23)

c. Menentukan lokasi penelitian yaitu lingkungan sekitar sekolah salah satunya kebun milik sekolah.

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media lingkungan berupa tumbuhan pada materi struktur batang dan fungsinya.

e. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. (terlampir).

f. Menyusun dan menyiapkan soal evaluasi dan lembar kerja kelompok yang disesuaikan dengan materi dan kompetensi yang hendak dicapai pada RPP. (terlampir).

g. Menyusun langkah-langkah pengelolaan kelas yang efektif dan mempersiapkan perlengkapan lainnya seperti media gambar struktur batang dan jenis-jenis batang tumbuhan.

h. Menyusun lembar catatan lapangan yang diisi oleh peneliti sebagai bahan untuk merefleksi hasil pembelajaran.

i. Mendiskusikan perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan dengan observer, agar pelaksanaan penelitian terselenggara dengan baik.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada proses pembelajaran tahap kedua siswa dibawa keluar kelas menuju lingkungan sekitar sekolah. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus I. Adapun hal-hal yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut :

a. Memberikan pos test, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa sebelum menggunakan media lingkungan.

b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP yang sudah dirancang, siswa melakukan kegiatan pembelajaran di luar


(24)

kelas dengan mengamati lingkungan sekitar sekolah kemudian mengisi hasil pengamatan dalam LKS.

c. Pengisian lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Pemberian evaluasi pada setiap akhir pertemuan.

3) Observasi

Pada tahap ini peneliti bersama observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran baik aktivitas guru maupun siswa. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer ditulis pada lembar observasi yang telah disiapkan.

4) Refleksi

Tahapan ini merupakan tahapan pengkajian tindakan yang dilakukan untuk menyempurnakan kekurangan pada siklus sebelumnya. Hasil observasi, hasil evaluasi pembelajaran, dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung di refleksi sehingga dapat mengukur keberhasilan siswa, mengetahui kekurangan dan kelemahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran, dan untuk mengukur peningkatan proses pembelajaran apakah proses pembelajaran siklus II telah mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. Selain itu guru dapat merefleksi diri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah terprogram. Untuk memperbaiki, meningkatkan dan melakukan perubahan sesuai yang diharapkan.


(25)

Instrumen adalah alat yang digunakan pada waktu penelititian dengan menggunakan suatu metode. Instumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes dan lembar non tes. Instrumen yang maksud adalah sebagai berikut :

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran dari awal hingga akhir melalui penggunaan media lingkungan. Dalam melaksanakan observasi ini peneliti dibantu oleh dua observer, yakni teman sejawat di tempat peneliti melaksanakan penelitian, yang bertugas mengisi lembar observasi yang disediakan oleh peneliti. Lembar observasi guru difokuskan untuk mengetahui aktivitas guru, sedangkan lembar observasi siswa difokuskan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan media lingkungan. Instrument ini digunakan untuk mempermudah pada saat menganalisis hasil belajar siswa.

b. Lembar Tes

Lembar tes berfungsi sebagai alat tes yang digunakan di akhir kegiatan pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang dibahas serta mengukur tingkat pencapaian masing-masing siswa setelah mempelajari konsep IPA yang diberikan mengenai struktur tumbuhan dan fungsinya.

Instrument-instrument yang digunakan peneliti dalam tes adalah lembar kegiatan siswa dan lembar evaluasi berupa pretes dan


(26)

postes dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 5-6 soal dan pertanyaan uraian sebanyak 5 soal.

c. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa berisi tentang beberapa kegiatan siswa yang berupa tugas, latihan, atau permasalahan yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok tentang konsep yang akan dipelajari. LKS ini bertujuan untuk melihat hasil kerja siswa secara kelompok untuk mengklasifikasikan konsep-konsep yang telah dikuasainya. LKS ini akan digunakan sebagai patokan untuk melakukan refleksi dan merancang pelaksanaan tindakan pembelajaran selanjutnya.

d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan kejadian-kejadian atau kegiatan siswa diluar skenario yang terjadi selama pembelajaran berlangsung yang dapat dijadikan rekomendasi data dalan penemuan essensial. Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

Menurut Kemmis dalam Elliot (1991 : 7), “catatan lapangan banyak manfaatnya, dalam hal ini guru mempunyai buku harian yang isinya antara lain adalah catatan pribadi tentang pengamatan, perasaan, tanggapan, penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis, dan penjelasan”. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data kualitatif mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Format catatan lapangan dapat dilihat pada lampiran.


(27)

a. Pedoman Observasi

Data mengenai pelaksanaan pembelajaran saat dilakukan tindakan dikumpulkan melalui lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran IPA. Adapun teknik pengumpulan data ini sebagai berikut:

a) Menyusun keseluruhan data yang telah diperoleh dalam penelitian berupa hasil lembar observasi.

b) Memeriksa dan mengelompokkan hasil observasi. c) Mendeskripsikan hasil penelitian.

Setelah data terkumpul kemudian peneliti melakukan pengelohan data. Data hasil observasi yang diperoleh kemudian dianalisis sebagai bahan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran.

b. Soal Evaluasi

Data hasil belajar siswa diambil melalui evaluasi awal dan evaluasi pembelajaran berupa soal pretes yang diberikan di awal sebelum diberikan tindakan dan postes yang diberikan setelah diberi tindakan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyusun keseluruhan data yang telah diperoleh dalam penelitian berupa hasil evaluasi siswa. Kemudian memeriksa dan mengelompokkan hasil evaluasi siswa ke dalam kategori yang sudah ditentukan. Data hasil tes yang diperoleh pada setiap siklus melalui alat tes kemudian diberi skor. Soal urian yang benar diberi nilai sesuai dengan kualitas jawabannya. Setelah menilai setiap siswa kemudian menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa untuk melihat sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran melalui penerapan media lingkungan. Selanjutnya


(28)

hasil evaluasi yang diperoleh dideskripsikan dalam bentuk tabel dan grafik.

c. Lembar Kerja Siswa

Data hasil belajar siswa yang diperoleh berdasarkan data dari lembar kerja siswa masing-masing kelompok. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan seluruh hasil LKS siswa kemudian memeriksa dan mengelompokkan hasil LKS siswa ke dalam kategori yang sudah ditentukan. Data hasil LKS yang diperoleh pada setiap siklus melalui alat tes berupa lembar kerja yang harus disi oleh siswa kemudian diberi skor. Setiap soal yang ada pada LKS diberi bobot sesuai dengan kualitas jawabannya. Setelah menilai hasil LKS masing-masing kelompok kemudian menghitung nilai rata-rata hasil LKS siswa untuk dipersentasekan agar peningkatan yang terjadi pada setiap siklus dapat dilihat melalui grafik.

d. Catatan Lapangan

Data yang diperoleh berdasarkan catatan lapangan diambil berdasarkan temuan-temuan yang ada pada lembar observasi guru dan siswa. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara menyusun temuan-temuan yang terjadi pada siklus I dan siklus II selanjutnya peneliti bersama observer melakukan refleksi terhadap temuan-temuan tersebut baik itu temuan positif maupun temuan negatif. Selanjutnya catatan lapangan dideskripsikan untuk melihat kekurangan sebagai bahan rekomendasi.


(29)

1. Teknik Pengolahan Data

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, analisis data yang digunakan yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan hasil belajar siswa yang diukur melalui tes formatif. Sedangkan data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan aktivitas siswa yang meliputi sikap, minat dan motivasi siswa ketika pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang dianalisis yaitu hasil observasi aktivitas guru dan siswa, pemahaman siswa, hasil belajar siswa serta faktor-faktor yang menyebabkan siswa kurang memahami konsep materi selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan penerapan media lingkungan.

a. Observasi

Lembar observasi merupakan alat bantu peneliti dalam melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, selain itu kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang keaktifan guru dan siswa, sikap kerjasama siswa dalam kelompok, dan sikap keingintahuan siswa melalui kegiatan tanya jawab dalam kelompok. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan lembar obervasi adalah sebagai berikut :


(30)

Data hasil observasi diolah dengan cara mengelompokkan data yang dianggap perlu dan data yang termasuk temuan negatif. Baik dari data aktivitas guru maupun siswa.

2. Display data

Data dari catatan observer data yang ditemukan kemudian dideskripsikan dan dinarasikan. Data yang sudah dikelompokkan ditampilkan dalam bentuk grafik untuk melihat perbandingan dan peningkatan yang terjadi.

3. Interpretasi

Menafsirkan data hasil belajar dan mengaitkan dengan hasil observasi. Kegiatan pembelajaran yang terjadi dicatat oleh observer kemudian di padukan dengan data hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil interpretasi data maka dilakukan peninjauan kembali terhadap perencanaan dan pelaksanaan yang telah dilakukan. Melihat kelemahan-kelemahan yang ditemukan kemudian membuat perencanaan untuk mengatasi kelemahan tersebut.

b. Tes

Untuk mengetahui kategori pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran melalui penerapan media lingkungan, data tes yang masuk dirata-ratakan, dikelompokkan, dan dihitung, selanjutnya disajikan dan diperiksa keabsahannya. Data hasil belajar siswa diambil melalui evaluasi awal dan evaluasi pembelajaran berupa tes. Data hasil tes yang diperoleh pada setiap siklus melalui alat tes, kemudian diberi skor untuk setiap item. Soal uraian yang benar diberi bobot soal sesuai dengan kualitas jawabannya. Setelah


(31)

menilai setiap siswa kemudian menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa untuk melihat sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran. Data hasil observasi yang diperoleh kemudian dianalisis sebagai bahan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran. Setelah data terkumpul kemudian peneliti melakukan pengelohan data, adapun teknik pengolahan data tersebut sebagai berikut :

Rumusan menghitung nilai siswa:

N = Skor perolehan siswa X 100 Skor maksimum

Rumusan menghitung nilai rata-rata siswa :

X =  x N Keterangan : X = Rata-rata

 x = Jumlah keseluruhan nilai yang diperoleh N = Banyak data (Siswa)

Rumus menghitung Persentase Ketuntasan Belajar siswa :

Persentase = siswa dengan nilai  68 X 100%

siswa

Menurut Suherman dan Sukjaya (Johan Srisidarso : 2008) persentase nilai diklasifikasikan dengan menggunakan kategori sebagai berikut :


(32)

Pedoman Kriteria Penguasaan

Persentase Nilai Ketegori

90% - 100% 90 – 100 A (Sangat Baik) 75% - 89% 75 – 89 B (Baik)

55% - 74% 55 – 74 C (Cukup) 40% - 54% 40 – 54 D (Kurang)

0% - 39% 0 – 39 E (Buruk)

c. Lembar Kerja Siswa

Untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran secara berkelompok melalui penerapan media lingkungan.

Rata-rata hasil lembar kerja siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

X = Nilai rata-rata

∑N = Total nilai yang diperoleh n = banyaknya item yang dinilai

2. Analisis Data

�= ∑� �


(33)

a. Pensekoran (scoring)

Kriteria penilaian pada postes siklus I dan siklus II adalah setiap soal memiliki bobot skor sebesar 5 sehingga skor keseluruhan sebesar 100.

b. Pengujian Keberhasilan

Kriteria yang menjadi panduan untuk menguji keberhasilan menggunakan Pedoman kriteria Penguasaan dari Sabino (1987), yaitu :

Tabel 3.2

Daftar Kategori Perolehan Prosentase KKM Siswa Prosentase KKM Kategori

0 – 67 Belum Berhasil 68 - 100 Berhasil


(34)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya mengenai hasil pembelajaran IPA melalui penggunaan media lingkungan bagi siswa SD kelas IV SDN Jatibaru, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perencanaanpembelajaran melalui penggunaan media lingkungan pada

penelitian ini dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar dapat memudahkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran,lalu menyusuninstrumen berupa soal evaluasi dan menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran dan yang terakhir mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai pedoman kegiatan siswa. Perencanaan pada setiap siklus terlaksana dengan baik sehingga tujuan pembelajaran melalui penggunaan media lingkungan dapat tersampaikan dengan baik.

2. Pelaksanaan pembelajaran melalui penggunaan media lingkungan pada mata pelajaran IPA menjadikan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pada setiap tahap proses pembelajaran siswa dapat menemukan konsep dan pengetahuan-pengetahuan baru dengan mencoba membuktikan hal-hal konkrit yang berkaitan dengan materi.


(35)

3. Hasil belajar siswa yang diperoleh melalui penggunaan media lingkungan menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar pada siklus I dari 65,6% dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 21 meningkat menjadi 96,8% pada siklus II dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 31 siswa dan rata-rata sebesar 80,00%. Dengan kata lain secara keseluruhan siswa sudah mampu mencapai nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media lingkungan pada mata pelajaran IPA materi struktur tumbuhan dan fungsinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

1. Pembelajaran menggunakan media lingkungan perlu diterapkan oleh guru dalam menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif.

2. Guru hendaknya mencoba mengkaji dan mengimplementasikan model pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan tentang pokok bahasan lainnya dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA. 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan baik bagi guru

maupun bagi kepala sekolah dalam mengimplementasikanmedia pembelajaran guna memperlancar proses belajar mengajar. Kepala sekolah juga harus dapat menyediakan buku-buku penunjang agar guru dapat mengkajiberbagai metode pembelajaranuntuk keberhasilan siswa.


(36)

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ali. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Afiyah, Nur. (2010). Penggunaan Media Lingkungan untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Skripsi Jurusan PGSD S1 FIF UPI BDG. Tidak diterbitkan.

Arief S. Sadiman, dkk. 1986. Media pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Pustekkom Dikbud dan CV. Rajawali.

Asy’ari, Muslichah. 2006. Penerapan Pendekatan STM. Jakarta : Depdiknas.

Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik PembelajaranTersedia :(http://smacepiring.wordpress.com/).

BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi.

Darmodjo dan Kaligis, 1994. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tidak diterbitkan.

Depdiknas (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Sains. Jakarta : Depdikbud.

Devi Poppy.K dan Anggraeni Sri (2008).Buku Sekolah ElektronikIlmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, DepartemenPendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. 1983. Teknik Pengukuran dan evaluasi Pendidikan.Bandung : Pustaka Martiana.

http://downloads.ziddu.com/downloadfile/15038924/PROPOSALPTKIPAH.Sulas. docx.html.

http://pastiadakomang.blogspot.com/2010/02/belajar-pembelajaran.html. http://simpangmahar.blogspot.com/2010/02/media-pembelajaran.html.


(38)

Joice dan well. 1987. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tidak diterbitkan.

Margertha, S, Y. 2000. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tidak diterbitkan.

Prayitno, 1992. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tidak diterbitkan. Sugiarti. (2012). Pembelajaran Sains Berbasis Pendekatan Lingkungan untuk

MeningkatkanPrestasi Belajar. Skripsi pada Jurusan PGSD S1 FIP UPI BDG. Tidak diterbitkan.

Sumantri Mulyani, Syaodih Nana. (2007). Perkembangan Peserta Didik.Jakarta : Universitas Terbuka.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penilisan Karya Ilmiah.Bandung : UPI Press.

Wardhani, Igak, Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Wahyono, Budi, dan Nurachmandani Setyo (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, DepartemenPendidikan Nasional.


(39)

(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya mengenai hasil pembelajaran IPA melalui penggunaan media lingkungan bagi siswa SD kelas IV SDN Jatibaru, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perencanaanpembelajaran melalui penggunaan media lingkungan pada

penelitian ini dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar dapat memudahkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran,lalu menyusuninstrumen berupa soal evaluasi dan menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran dan yang terakhir mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai pedoman kegiatan siswa. Perencanaan pada setiap siklus terlaksana dengan baik sehingga tujuan pembelajaran melalui penggunaan media lingkungan dapat tersampaikan dengan baik.

2. Pelaksanaan pembelajaran melalui penggunaan media lingkungan pada mata pelajaran IPA menjadikan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pada setiap tahap proses pembelajaran siswa dapat menemukan konsep dan pengetahuan-pengetahuan baru dengan mencoba membuktikan hal-hal konkrit yang berkaitan dengan materi.


(2)

3. Hasil belajar siswa yang diperoleh melalui penggunaan media lingkungan menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar pada siklus I dari 65,6% dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 21 meningkat menjadi 96,8% pada siklus II dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 31 siswa dan rata-rata sebesar 80,00%. Dengan kata lain secara keseluruhan siswa sudah mampu mencapai nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media lingkungan pada mata pelajaran IPA materi struktur tumbuhan dan fungsinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

1. Pembelajaran menggunakan media lingkungan perlu diterapkan oleh guru dalam menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif.

2. Guru hendaknya mencoba mengkaji dan mengimplementasikan model pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan tentang pokok bahasan lainnya dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA. 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan baik bagi guru

maupun bagi kepala sekolah dalam mengimplementasikanmedia pembelajaran guna memperlancar proses belajar mengajar. Kepala sekolah juga harus dapat menyediakan buku-buku penunjang agar guru dapat mengkajiberbagai metode pembelajaranuntuk keberhasilan siswa.


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ali. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Afiyah, Nur. (2010). Penggunaan Media Lingkungan untuk Menumbuhkan Sikap

Ilmiah pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Skripsi Jurusan PGSD

S1 FIF UPI BDG. Tidak diterbitkan.

Arief S. Sadiman, dkk. 1986. Media pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta : Pustekkom Dikbud dan CV. Rajawali. Asy’ari, Muslichah. 2006. Penerapan Pendekatan STM. Jakarta : Depdiknas.

Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik PembelajaranTersedia :(http://smacepiring.wordpress.com/).

BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi.

Darmodjo dan Kaligis, 1994. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tidak diterbitkan.

Depdiknas (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Sains. Jakarta : Depdikbud.

Devi Poppy.K dan Anggraeni Sri (2008).Buku Sekolah ElektronikIlmu

Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan,

DepartemenPendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. 1983. Teknik Pengukuran dan evaluasi Pendidikan.Bandung : Pustaka Martiana.

http://downloads.ziddu.com/downloadfile/15038924/PROPOSALPTKIPAH.Sulas. docx.html.

http://pastiadakomang.blogspot.com/2010/02/belajar-pembelajaran.html. http://simpangmahar.blogspot.com/2010/02/media-pembelajaran.html.


(5)

Joice dan well. 1987. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tidak diterbitkan.

Margertha, S, Y. 2000. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tidak diterbitkan.

Prayitno, 1992. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tidak diterbitkan. Sugiarti. (2012). Pembelajaran Sains Berbasis Pendekatan Lingkungan untuk

MeningkatkanPrestasi Belajar. Skripsi pada Jurusan PGSD S1 FIP UPI

BDG. Tidak diterbitkan.

Sumantri Mulyani, Syaodih Nana. (2007). Perkembangan Peserta Didik.Jakarta : Universitas Terbuka.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penilisan Karya Ilmiah.Bandung : UPI Press.

Wardhani, Igak, Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Wahyono, Budi, dan Nurachmandani Setyo (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk

SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, DepartemenPendidikan


(6)