PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN NILAI HASIL BELAJAR SISWA.

(1)

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN NILAI HASIL BELAJAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VB SDN Inpres Cikahuripan

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pedagogik

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Verra Septia Nursari 0902949

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

2013

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA

MATERI DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN

NILAI HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VB SDN Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

Verra Septia Nursari 0902949

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Verra Septia Nursari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

(4)

(5)

ii ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN NILAI HASIL BELAJAR SISWA

Oleh

Verra Septia Nursari 0902949

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA yang pencapaiannya hanya 24% siswa yang yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai KKM 70. Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru hanya ceramah dan tanyajawab saja. Guru tidak menggunakan media pembelajaran, dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai ialah, memperoleh gambaran tentang perencanaan, pelaksanaan, dan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media audio visual pada pembelajaran IPA materi daur air. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah 37 orang siswa. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas yang mengadaptasi model Kemmis & Mc.Taggart dengan tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat dengan menggunakan media audio visual video. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan kegiatan tanyajawab kemudian menyimak video pembelajaran setelah itu berdiskusi mengenai video yang ditayangkan dan mempresentasikannya didepan kelas. Hasil belajar siswa dilihat dari rata-rata nilai evaluasi siswa setiap siklus mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa pada siklus I mencapai ketuntasan 52.94%, siklus II mencapai ketuntasan 62.86% dan siklus ke III mencapai ketuntasan 88.24%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual pada pembelajaran IPA materi daur air dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(6)

v DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Hipotesis ... 6

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA ... 7

B. Daur Air ... 10

C. Media Audio Visual ... 14

D. Hasil Belajar ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24

B. Desain Penelitian ... 26

C. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 28

D. Prosedur Penelitian ... 29

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Teknik Pengolahan Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 36


(7)

vi

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 37

c. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 40

d. Refleksi Terhadap Tindakan Siklus I ... 44

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 47

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 47

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 48

c. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 51

d. Refleksi Terhadap Tindakan Siklus II ... 54

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 56

a. Perencanaan Tindakan Siklus III ... 57

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 57

c. Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 60

d. Refleksi Terhadap Tindakan Siklus III ... 63

B. Pembahasan Penelitian ... 65

1. Perencanaan Pembelajaran ... 65

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 67

3. Hasil Belajar Siswa ... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 78


(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembentukan dan perubahan tingkah laku. Perubahan yang terjadi akibat pendidikan bukan hanya menyangkut perubahan pada aspek pengetahuan saja melainkan perubahan pada aspek sikap dan keterampilan.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan atas kesadaran dan direncanakan secara sitematis dalam proses pengubahan sikap dan tingkah laku yang dibutuhkan seseorang agar dapat mengembangkan potensi dan kemampuan dirinya untuk bekal dimasa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan Rousseau dalam Abu Ahmadi (2003:69) yang menyebutkan bahwa pendidikan memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.

Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam kehidupan manusia. Pendidikan seumur hidup ini menunjukkan bahwa proses pendidikan itu terjadi secara kontinu dimana pendidikan berlangsung saat manusia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Dan pendidikan tersebut terjadi disetiap aspek kehidupan manusia, baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat tempat tinggalnya.


(9)

2

Pendidikan mempunyai fungsi serta peranan yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar bisa menuju kearah yang lebih optimal. Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Potensi tersebut dapat digunakan oleh manusia itu sendiri untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Dengan potensi yang dimilikinya, manusia dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang terus terjadi.

Pendidikan merupakan salah satu hak mendasar bagi setiap warga negara. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, jalur pendidikan non-formal dan jalur pendidikan informal. Selain itu pendidikan juga hendaknya dilaksanakan secara bersama-sama oleh tiga lingkungan yang saling berkaitan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Setiap warga Negara diwajibkan untuk mengenyam pendidikan formal di sekolah selama 9 tahun yaitu dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. Pendidikan formal di sekolah terdiri dari berbagai mata pelajaran dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa, salah satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan arah


(10)

3

pengembangan pembelajaran IPA untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan pendidikan formal di SD harus mengacu pada kurikulum tersebut.

Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan mendorong rasa ingin tahu. Daur air merupakan salah satu materi dalam pembelajaran IPA yang membahas mengenai gejala alam.

Air mengalami daur yang terus berlangsung sejak ribuan tahun lalu. Air memang dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup di dunia. Air tidak pernah habis. Air senantiasa tersedia di Bumi karena air selalu mengalami daur atau siklus.

Daur air merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terus-menerus dari bumi ke atmosfer dan kembali ke Bumi. Daur air ini terjadi melalui proses evaporasi (penguapan), presipitasi (pengendapan), dan kondensasi (pengembunan).

Daur air yang berlangsung dapat terganggu oleh kegiatan manusia. Salah satu kegiatan manusia yang dapat mengganggu daur air yaitu penebangan pohon yang berlebihan sehingga menyebabkan hutan menjadi gundul. Hutan yang gundul dapat mengganggu daur air. Hal ini disebabkan karena cadangan air yang berada di dalam tanah semakin berkurang, sehingga air yang berada di sungai dan danau menjadi lebih sedikit. Oleh karena itu, banyak cara yang bisa kita lakukan agar persediaan air di bumi tidak berkurang. Salah satunya yaitu dengan melakukan penghematan air.

Materi mengenai daur air ini harus disajikan melalui suatu media yang dapat menarik perhatian siswa. Penggunaan media akan menghindari kejenuhan siswa selama proses pembelajaran. Terlebih daur air ini sulit untuk diteliti secara


(11)

4

langsung oleh siswa karena prosesnya melibatkan bumi dan atmosfer. Oleh karena itu, daur air dapat disajikan melalui media audio visual seperti video.

Media audio visual ini dapat menarik perhatian dan meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Media ini menyajikan suara dan gambar bergerak. Sehingga siswa bisa melihat secara kongkrit proses daur air yang terjadi di bumi.

Sebagaimana hasil observasi yang telah dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri Inpres Cikahuripan di kelas VB dengan jumlah siswa 37 orang, menunjukkan pada umumnya guru menjelaskan mata pelajaran IPA menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja. Pembelajaran dilakukan secara satu arah yaitu penyampaian materi dari guru dan siswa hanya mendengarkan saja. Sebagai akibatnya sebagian besar siswa tidak aktif di kelas dan pembelajaran menjadi kurang efektif. Tidak ada media yang digunakan guru dan guru hanya berpatok pada buku sumber. Guru mengajarkan siswa untuk berpikir abstrak sehingga terkadang apa yang dijelaskan guru siswa tidak mengetahuinya. Demikian pula dengan hasil belajar siswa yang menunjukkan bahwa sebagian besar masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal dan hasil pencapaian siswa hanya mencapai 24%. Hal ini merupakan suatu keadaan yang sangat buruk. Jika situasi demikian terus dibiarkan maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan maka penulis akan melakukan

penelitian dengan judul “Penggunaan Media Audio Visual Pada Materi Daur

Air Untuk Meningkatkan Nilai Hasil Belajar Siswa”, diharapkan setelah dilakukan pembelajaran menggunakan media audio visual pembelajaran siswa di kelas akan lebih efektif dan nilai hasil belajar siswa akan meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka pertanyaan penelitiannya adalah “Bagaimana penggunaan media audio visual dalam pembelajaran IPA pada materi Daur Air untuk meningkatan nilai hasil


(12)

5

belajar siswa kelas VB SDN Inpres Cikahuripan?”, adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaaan pembelajaran IPA pada materi Daur Air dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa?

2. Bagaimanakah penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran IPA pada materi Daur Air di kelas VB SDN Inpres Cikahuripan?

3. Seberapa besar peningkatan nilai hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana perencanaaan pembelajaran IPA pada materi Daur Air dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa.

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran IPA pada materi Daur Air di kelas VB SDN Inpres Cikahuripan.

3. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan nilai hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan pendidikan, khususnya bagi:

1. Siswa

 Meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi daur air.  Mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran.

 Meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.  Memperoleh hasil pembelajaran yang lebih bermakna.


(13)

6

2. Guru

 Memberikan gambaran tentang penggunaan media audio visual.

 Menjadikan bahan referensi bagi guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran di kelas tentang materi daur air.

 Memberikan stimulus agar lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan media pembelajaran lainnya.

3. Sekolah

Memberikan konstribusi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan dan praktek pembelajaran di sekolah.

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori diatas maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apabila media audio visual diterapkan dalam pembelajaran IPA pada materi daur air, maka diharapkan nilai hasil belajar siswa kelas VB SDN Inpres Cikahuripan Lembang dapat meningkat”.

F. Definisi Operasional 1. Media Audio Visual

Media audio visual merupakan jenis media yang mengintegrasikan indra penglihatan dan pendengaran. Sehingga baik unsur suara ataupun unsur gambar berasal dari satu sumber. Video merupakan salah satu contoh media audio visual.

2. Daur air

Daur air merupakan salah satu pokok bahasan yang terdapat dalam mata pelajaran IPA. Dimana didalamnya terdapat materi pokok mengenai kegunaan air, proses daur air, kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air dan penghematan air.


(14)

7

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung. Hasil belajar berupa perubahan tingkah laku yang dapat tergambar dalam indikator sebagai penjabaran dari kompetensi dasar.


(15)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keguaan tertentu. Cara ilmiah berdasarkan hal tersebut berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu, rasional, empiris, dan sistemis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sedangkan sistemis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini mengacu pada tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran berdasarkan refleksi dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari solusi atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

Adapun beberapa alasan yang melatarbelakangi PTK sebagai salah satu metode penelitian menurut Mulyasa (2010:36) adalah sebagai berikut:

1. Dirasakan oleh para guru bahwa penelitian konvensional (penelitian formal) bergerak secara berjarak dengan pengalaman pembelajaran sehari-hari atau bersifat nonkontekstual (baca:tekstual).

2. Temuan penelitian formal sering gagal dalam memecahkan masalah pembelajaran yang bersifat kasus dan regional atau lokal.

3. Penerapan hasil penelitian formal terlalu lama untuk bisa dinikmati oleh subjek.


(16)

25

4. Proses penelitian formal sering bersifat “dehumanistik” yang memperlakukan peserta didik sebagai objek pengamatan, seakan-akan peserta didik itu adalah benda materiil yang tidak punya jiwa dan perasaan.

5. Ada kebutuhan untuk segara dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh kepala sekolah, guru, dan peserta didik yang pada sisi lain penelitian formal tidak bisa memenuhi kebutuhan ini.

6. Ada kebutuhan untuk segera meningkatkan kinerja dan kualitas pembelajaran.

7. Penelitian formal terlalu banyak membutuhkan “kemampuan” yang tidak setiap guru bisa mempraktekannya.

Adapun tujuan dari PTK secara umum menurut Mulyasa (2010:89) adalah sebagai berikut:

1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.

2. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima. 3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan

tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

4. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

5. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, jujur dalam pembelajaran.

Selain tujuan dari PTK Mulyasa (2010:90) juga mengemukakan manfaat PTK, yaitu:

1. Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan peserta didik.


(17)

26

2. Merupakan upaya pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan karakteristik pembelajaran, serta situasi dan kondisi kelas.

3. Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang dilakukannya, sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat, baik berkaitan dengan metode maupun isi pembelajaran.

B. Desain Penelitian

Menurut Iskandar (2006) Penelitian Tindakan Kelas dipandang sebagai upaya perbaikan pembelajaran di dalam kelas, sebagaimana dikemukakannya bahwa:

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari solusi atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas.

Sedangkan menurut Arikunto, dkk (2011:3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Menurut Zainal Aqib, dkk (2011:3) PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas sebagai suatu bentuk penelitian yang melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari beberapa model yaitu: 1. Model PTK Kurt Lewin

2. Model PTK Kemmis dan Mc Taggart 3. Model PTK John Elliott


(18)

27

Adapun model PTK yang dilakukan oleh peneliti merupakan adaptasi dari model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan MC Taggart. Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan MC Taggart merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin.

Desain Kemmis dan MC Taggart ini menggunakan model yang dikenal dengan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini ialah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Dalam pelaksanaannya ada kemungkinan peneliti telah mempunyai seperangkat rencana tindakan yang didasarkan pada pengalaman sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti yang telah memiliki seperangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi.

Secara mudah PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dapat digambarkan sebagai berikut.


(19)

28

SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III

Refleksi Awal

Rencana Tindakan Pelaksanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

Rencana Tindakan Pelaksanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

Rencana Tindakan Pelaksanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi


(20)

29

Gambar. 3.1 Diagram Alur PTK yang diadaptasi dari Model Kemmis Dan Taggart

C. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SDN Inpres Cikahuripan yang beralamat di Kampung Pojok, Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Sekolah ini memiliki 8 ruang belajar, dan di sekolah ini terdapat 12 rombel dimana setiap kelasnya terdiri dari 2 rombel. Selain itu, sekolah ini juga mempunyai kantor kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, mushola, kantin dan kamar mandi

Adapun subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VB dengan jumlah 37 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki 20 orang dan siswa perempuan 17 orang.

D. Prosedur Penelitian a. Perencanaan Penelitian

Kita harus merancang perencanaan sebelum melakukan penelitian agar penelitian terlaksana dengan baik dan sesuai dengan harapan. Dalam perencanaan ini kita harus memperhatikan beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan penelitian, misalnya: membuat atau merancang skenario tindakan pembelajaran terlebih dahulu agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Kemudian dalam melakukan pembelajaran, kita tidak hanya menyampaikan materi saja tetapi kita juga harus mempersiapkan alat dan bahan yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Beberapa hal di atas harus disesuaikan dengan judul yang di ambil, jangan sampai judul penelitian dengan perencanaan yang disiapkan tidak sesuai. Jadi semua perencanaan ini harus berpatok pada judul yang di ambil untuk penelitian.

b. Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka peneliti membuat perbaikan terhadap permasalahan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran IPA.


(21)

30

Penelitian dipusatkan pada pelaksanaan serangkaian pembelajaran yang dipilah ke dalam beberapa siklus tindakan. Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedurnya dituangkan dalam rencana pembelajaran pada setiap siklusnya. Adapun siklus-siklus pembelajarannya adalah sebagai berikut: Siklus I

1. Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini adalah :

a. Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.

b. Mengembangkan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan. c. Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan

indikator pembelajaran yang ingin dicapai.

d. Menyiapkan sumber belajar dan media yang akan digunakan. e. Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil

pembelajaran siswa.

f. Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun etnis.

g. Mengembangkan format observasi pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan

a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar IPA dengan media audio visual.

b. Kegiatan penutup

Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan test secara tertulis untuk mengevalausi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Observasi


(22)

31

b. Melakukan observasi sesuai format yang telah disiapkan. 4. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai. Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan pada siklus II. Siklus II

Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I hanya saja perencanaan kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, guru sebagai peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2. Pelaksanaan Tidakan

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang dikembangkan dari hasil refleksi siklus pertama.

3. Observasi

Guru peneliti mengadakan observasi terhadap proses pembelajaran. 4. Refleksi

Guru peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun RPP untuk siklus ketiga.

Siklus III

Kegiatan pada siklus tiga pada dasarnya sama dengan siklus I dan siklus II hanya saja perencanaan kegiatan berdasarkan pada hasil refleksi siklus II sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus III.


(23)

32

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua, guru sebagai peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2. Pelaksanaan Tidakan

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang dikembangkan dari hasil refleksi siklus kedua.

3. Observasi

Guru peneliti mengadakan observasi terhadap proses pembelajaran. 4. Refleksi

Guru peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan menganalisis serta menarik kesimpulan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan melaksanakan tindakan tertentu. Apakah pembelajaran yang dirancang dengan PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran atau memperbaiki masalah yang diteliti.

E. Instrumen Penelitian

Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur penelitian. Menurut Ihat, dkk (2007) menyatakan bahwa Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data.

Dibawah ini akan dijelaskan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yaitu berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dijadikan acuan penelitian dalam proses belajar mengajar.

2. Tes

Tes berupa serentetan pertanyaan dan lembar kerja siswa (LKS), untuk mengukur pengetahuan siswa. Lembar instrumen tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir-butir soal. Dalam penelitian tindakan kelas ini untuk


(24)

33

melihat aktivitas siswa dalam pembelajaran dan perubahan serta peningkatan pemahaman siswa yang dikerjakan secara individu dan berkelompok. Tujuannya adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah pemberian tindakan pada pembelajaran.

Tes dilaksanakan disetiap siklus, diawal siklus disebut pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan dalam proses pembelajaran sedangkan diakhir siklus disebut post-test untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian perlakuan.

3. Angket

Penyebaran angket dilakukan pada siswa diakhir pembelajaran. Angket tersebut disebar untuk mengetahui kesan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan mengenai daur air dengan menggunakan media audio visual. 4. Observasi

Observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku individu baik siswa ataupun guru selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat proses pembelajaran IPA pada materi daur air dengan media audio visual. Pengamatan yang belum terdapat pada lembar observasi dituliskan pada lembar catatan lapangan.

5. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang hasil pengamatan dikelas yang tidak terdapat pada lembar observasi. Dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama penggunaan media audio visual. Catatan lapangan ini berguna sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini

6. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pembelajaran (RPP), Silabus, Daftar nilai siswa.


(25)

34

F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam Ihat, dkk (2007) adalah suatu proses untuk mendapatkan data dari setiap variabel penelitian yang siap dianalisis. Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan masukan berupa data dan menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk tujuan sesuai dengan yang direncanakan. Pengolahan data meliputi kegiatan pengeditan data, transformasi data, serta penyajian data sehingga diperoleh data yang lengkap dari masing-masing objek untuk setiap variabel yang diteliti.

Analisis data bertujuan untuk menyusun data dalam cara yang bermakna sehingga dapat dipahami. Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang diperlukan. Selain itu, analisis data dapat digunakan untuk mengindentifikasi ada tidaknya masalah. Kalau ada, masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas dan benar. Karena itu, maka prosedur analisis data dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Hasil belajar dapat dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 70 %.

Data dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep awal siswa sebelum mengukuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, pemahaman konsep akhir siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang diperoleh dari instrumen penelitian berupa pre-test dan post-test, lembar kegiatan siswa, lembar angket siswa, dan lembar observasi. Data hasil nilai yang diperoleh peneliti di analisis dengan langkah sebagai berikut:


(26)

35

Jawaban yang benar disetiap soal diberi skor 10 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Sehingga siswa mendapatkan nilai minimal 0 dan nilai maksimal 100.

Menentukan nilai rata-rata pre-test dan post-test dari keseluruhan nilai siswa

Menghitung gain skor pre-test dan post-test

Gain antara pre-test dan post-test dihitung dengan menggunakan rumus: Gain = skor postest skor pretest

 Menentukan persentase nilai siswa yang diatas KKM

Peningkatan ketuntasan mengikuti ketentuan sekolah bahwa siswa dinyatakan “Lulus” jika nilai siswa lebih dari atau sama dengan 70 dengan perolehan nilai maksimum 100. Maka dalam penelitian ini pula menggunakan ketentuan yang ditetapkan dari sekolah, untuk menentukan persen (%) ketuntasan berapa siswa yang tuntas dalam pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada materi Daur Air adalah sebagai berikut:

Persentase ketuntasan


(27)

76

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dkk. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Anggraeni, Anita. 2010. Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Tata Surya. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: CV. Yrama Widya

Arunah, Aneng. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD SIAS pada Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Daur Air. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Choiril, dkk. 2008. IPA5 Salingtemas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Fathurrohman, Pupuh. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama

Hatimah, Ihat, dkk. 2007. Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI PRESS


(28)

77

Rindiani. 2011. Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Daur Air dan Peristiwa Alam. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Sulistyanto, Heri, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Sulistyorini, Sri. 2007. Model Pembelajaran IPA SD dan Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana

Susilana, Rudi, dkk. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI


(1)

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua, guru sebagai peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2. Pelaksanaan Tidakan

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang dikembangkan dari hasil refleksi siklus kedua.

3. Observasi

Guru peneliti mengadakan observasi terhadap proses pembelajaran. 4. Refleksi

Guru peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan menganalisis serta menarik kesimpulan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan melaksanakan tindakan tertentu. Apakah pembelajaran yang dirancang dengan PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran atau memperbaiki masalah yang diteliti.

E. Instrumen Penelitian

Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur penelitian. Menurut Ihat, dkk (2007) menyatakan bahwa Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data.

Dibawah ini akan dijelaskan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yaitu berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dijadikan acuan penelitian dalam proses belajar mengajar.

2. Tes

Tes berupa serentetan pertanyaan dan lembar kerja siswa (LKS), untuk mengukur pengetahuan siswa. Lembar instrumen tes ini berisi soal-soal tes


(2)

33

melihat aktivitas siswa dalam pembelajaran dan perubahan serta peningkatan pemahaman siswa yang dikerjakan secara individu dan berkelompok. Tujuannya adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah pemberian tindakan pada pembelajaran.

Tes dilaksanakan disetiap siklus, diawal siklus disebut pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan dalam proses pembelajaran sedangkan diakhir siklus disebut post-test untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian perlakuan.

3. Angket

Penyebaran angket dilakukan pada siswa diakhir pembelajaran. Angket tersebut disebar untuk mengetahui kesan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan mengenai daur air dengan menggunakan media audio visual. 4. Observasi

Observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku individu baik siswa ataupun guru selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat proses pembelajaran IPA pada materi daur air dengan media audio visual. Pengamatan yang belum terdapat pada lembar observasi dituliskan pada lembar catatan lapangan.

5. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang hasil pengamatan dikelas yang tidak terdapat pada lembar observasi. Dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama penggunaan media audio visual. Catatan lapangan ini berguna sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini

6. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pembelajaran (RPP), Silabus, Daftar nilai siswa.


(3)

F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam Ihat, dkk (2007) adalah suatu proses untuk mendapatkan data dari setiap variabel penelitian yang siap dianalisis. Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan masukan berupa data dan menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk tujuan sesuai dengan yang direncanakan. Pengolahan data meliputi kegiatan pengeditan data, transformasi data, serta penyajian data sehingga diperoleh data yang lengkap dari masing-masing objek untuk setiap variabel yang diteliti.

Analisis data bertujuan untuk menyusun data dalam cara yang bermakna sehingga dapat dipahami. Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang diperlukan. Selain itu, analisis data dapat digunakan untuk mengindentifikasi ada tidaknya masalah. Kalau ada, masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas dan benar. Karena itu, maka prosedur analisis data dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Hasil belajar dapat dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 70 %.

Data dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep awal siswa sebelum mengukuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, pemahaman konsep akhir siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang diperoleh dari instrumen penelitian berupa pre-test dan post-test, lembar kegiatan siswa, lembar angket siswa, dan lembar observasi. Data hasil nilai yang diperoleh peneliti di analisis dengan langkah sebagai berikut:


(4)

35

Jawaban yang benar disetiap soal diberi skor 10 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Sehingga siswa mendapatkan nilai minimal 0 dan nilai maksimal 100.

Menentukan nilai rata-rata pre-test dan post-test dari keseluruhan nilai siswa

Menghitung gain skor pre-test dan post-test

Gain antara pre-test dan post-test dihitung dengan menggunakan rumus: Gain = skor postest skor pretest

 Menentukan persentase nilai siswa yang diatas KKM

Peningkatan ketuntasan mengikuti ketentuan sekolah bahwa siswa

dinyatakan “Lulus” jika nilai siswa lebih dari atau sama dengan 70 dengan perolehan nilai maksimum 100. Maka dalam penelitian ini pula menggunakan ketentuan yang ditetapkan dari sekolah, untuk menentukan persen (%) ketuntasan berapa siswa yang tuntas dalam pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada materi Daur Air adalah sebagai berikut:

Persentase ketuntasan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dkk. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Anggraeni, Anita. 2010. Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Tata Surya. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: CV. Yrama Widya

Arunah, Aneng. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD SIAS pada Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Daur Air. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Choiril, dkk. 2008. IPA5 Salingtemas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Fathurrohman, Pupuh. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama

Hatimah, Ihat, dkk. 2007. Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI PRESS


(6)

77

Rindiani. 2011. Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Daur Air dan Peristiwa Alam. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Sulistyanto, Heri, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Sulistyorini, Sri. 2007. Model Pembelajaran IPA SD dan Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana

Susilana, Rudi, dkk. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI