KAJIAN KEGIATAN SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM GUNUNG JANTAN DI NAGARI PULUIK-PULUIK KECAMATAN BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN.

KAJIAN KEGIATAN SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI
SIMPAN PINJAM GUNUNG JANTAN DI NAGARI
PULUIK-PULUIK KECAMATAN BAYANG UTARA
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Diajukan Guna Memenuhi S
bagian Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh

SEPNO FAHMI
0810221052

Program Kekhususan :

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013


KAJIAN KEGIATAN SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI SIMPAN
PINJAM GUNUNG JANTAN DI NAGARI PULUIK-PULUIK
KECAMATAN BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN

ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2013 di Nagari
Puluik-Puluik Kecamatan Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian
bertujuan untuk mendeskripsikan profil Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan
dan mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan simpan pinjam pada Koperasi Simpan
Pinjam Gunung Jantan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi kasus. Untuk mendapatkan gambaran sosial ekonomi bagi anggota
koperasi yang berprofesi sebagai petani dilakukan sesuai dengan jumlah sampel
yaitu 20 orang anggota yang diambil secara acak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koperasi Simpan Pinjam Gunung
Jantan terbentuk atas dasar keinginan masyarakat Nagari Puluik-Puluik untuk
mengatasi masalah permodalan terutama di bidang agribisnis dan masyarakat
yang tinggal di dataran tinggi yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.
Untuk pelaksanaan kegiatan simpan pinjam bahwa kegiatan simpan pinjam tidak
sepenuhnya sesuai dengan ketentuan. Prosedur dan persyaratan simpanan dan
pinjaman, berbeda dengan ketentuan yang telah disepakati yang mana peminjam

diwajibkan memberikan jaminan berupa surat tanah dan BPKB. Pada pembayaran
simpanan wajib tidak berjalan dengan lancar. Pada tahap penggunaan dana, tidak
semua anggota menggunakan dana tersebut sesuai dengan jenis usaha yang telah
diajukan sebelumnya. Pada pengembalian pinjaman, terjadi penunggakan yaitu
sebesar 25% pada tahun 2012, hal ini diakibatkan oleh dana yang tidak
tersalurkan ke usaha dan anggota yang menganggap bahwa dan tersebut hanya
bersifat hibah sehingga tidak wajib untuk dikembalikan.
Saran kepada pengurus Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan agar
dapat melakukan pengawasan yang aktif untuk menghindari penyalahgunaan
pinjaman dan mencapai hasil yang optimal dilakukan dengan memantau
pelunasan angsuran, melakukan kunjungan rutin ke lokasi anggota untuk
memantau langsung operasional dan perkembangan usaha serta diharapkan para
pengurus menambah karyawan dalam kepengurusan kelapangan terhadap
kegiatan usaha anggota.

STUDY OF SAVINGS AND LOANS ACTIVITY ON GUNUNG JANTAN’S
CREDIT UNION AT NAGARI PULUIK-PULUIK, NORTH BAYANG
SUB-DISTRICT, SOUTH PESISIR DISTRICT
ABSTRACT
This study was conducted from March until April 2013 with the purposes

to describe the profile of Gunung Jantan’s Credit Union and to examine the
activity of savings and loan on the Credit Union. The method used in this study is
the case study, meanwhile to get an overview of the socio-economic of the farmer
members, this study randomly chose 20 members of the Credit Union.
The finding shows that the Credit Union was formed on the basis of the
community desire to address the problem of capital, especially in the field of
agribusiness. The research also finds that the activity of savings and loan
performed by the credit union did not fully comply with the provision. The
Procedure and requirement of savings and loans were different with the agreed
terms, which borrowers are required to provide collateral such as land certificate
and BPKB. Moreover, the payment of mandatory savings was not running
smoothly. Additionally, the reseach reveals that not all members used the funds in
accordance with the proposed purposes. Furthermore, there are 20% of loan
arrears in 2012, this is due to some members regard the loan as a grant that is not
mandatory to be returned.
Based on findings, it is suggested to the board of Gunung Jantan’s Credit
Unions to perform an active monitoring to avoid misuse of the loan. Beside that,
in order to achieve optimal results, the credit union should monitor the repayment
installments and make regular visits to monitor directly the operational and
business development of the members. Finally the credit union should add field

employees to monitor the activities of members.

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembangunan

pada

dasarnya

merupakan

kebutuhan

bagi

setiap


masyarakat, bangsa dan negara karena mengandung makna sebagai suatu
perubahan menjadi keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahanperubahan yang dimaksud meliputi perubahan ekonomi, politik, sosial, budaya
dan perubahan-perubahan di bidang kehidupan masyarakat lainnya.
Koperasi pertanian mempunyai peranan penting dalam peningkatan
ekonomi petani. Salah satu peranan koperasi pertanian adalah menyalurkan sarana
produksi pertanian terutama pupuk, membantu pemasaran yang kesemuanya
berkaitan dengan program pembangunan sektor pertanian. Koperasi pertanian
yang digerakkan melalui pengembangan kelompok tani dapat berperan optimal
apabila pertumbuhan dan pengembangannya dikendalikan sepenuhnya oleh petani
sehingga petani harus menjadi subjek dalam proses tersebut (Jamal, 2008).
Pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab bagi semua
bangsa Indonesia, baik pemerintah maupun seluruh masyarakat yang telah
bertekad untuk melaksanakan UUD secara murni dan konsekuen. Pembangunan
koperasi diarahkan guna untuk meningkatkan, memperluas, memperdalam dan
memantapkan kemandirian koperasi dengan mengembangkan daya hidupnya yang
bertumpu pada partisipasi aktif dari anggota koperasi dan masyarakat, diharapkan
koperasi akan mampu membangun dirinya sendiri dan dapat sejajar dengan pelaku
ekonomi lainnya.
Koperasi yang berhasil adalah koperasi yang mampu hidup terus dengan

kekuatan sendiri, memberikan pelayanan kepada anggota secara kontiniu.
Keberhasilan koperasi

sangat tergantung pada partisipasi anggota dan

manajemennya.
Manfaat koperasi bagi anggota diantaranya koperasi dapat memberikan
kesempatan dan penyelesaian terhadap berbagai masalah atau kebutuhan seharihari mereka, khususnya kesempitan dalam hal ekonomi. Namun demikian akibat
masih kurangnya kesadaran anggota akan manfaat tersebut maka hal itu
merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya partisipasi anggota. Sedangkan

menurut Mutis (1992), partisipasi merupakan unsur utama dalam memacu
kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu dalam koperasi sehingga
koperasi tidak akan dapat bekerja dengan sebaik-baiknya dan tidak akan mungkin
berkembang maju tanpa adanya partisipasi anggota.
Koperasi pada hakikatnya merupakan gerakan rakyat yang seharusnya
dikembangkan untuk mewujudkan demokrasi ekonomi. Koperasi harus dapat
berperan menjadi pengimbang kekuatan ekonomi yang terkonsentrasi pada
kelompok tertentu (Suyono, 1996). Begitu juga halnya dengan koperasi simpan
pinjam dari tahun ketahun. koperasi simpan pinjam terus diusahakan untuk

dikembangkan dan dimajukan melalui berbagai macam pembinaan dari
pemerintah.
Koperasi yang ada di Sumatera Barat berjumlah 3.095 unit koperasi
dengan jumlah anggota 534.160 orang, termasuk didalamnya Koperasi Simpan
Pinjam sebanyak 183 unit dengan jumlah anggota 78.472 orang. Sedangkan di
Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 27 unit Koperasi dengan jumlah anggota 5.436
orang, termasuk diantaranya 18 unit Koperasi Simpan Pinjam dengan jumlah
anggota 3.564 orang (Dinas Koperasi dan UKM, 2011).
Salah satu koperasi simpan pinjam yang ada di Kecamatan Bayang Utara
adalah Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan. Koperasi Simpan Pinjam
Gunung Jantan berdiri tahun 1999 yang awalnya bernama koperasi simpan usaha.
Pada tanggal 31 Desember 2004 berubah nama menjadi koperasi simpan pinjam
dengan jumlah anggota pada Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan sebanyak
229 orang. Tujuan pembentukan Koperasi Simpan Pinjam ini adalah menjadikan
Koperasi Simpan Pinjam yang dapat digunakan sebagai lembaga keuangan
(menyimpan dan meminjam), menjalani kemitraan antar anggota dalam rangka
pengembangan usaha anggota sehingga koperasi menjadi lembaga yang kuat dan
saling mendukung. Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan telah mengajukan
Badan Hukun dengan No.14/PAD/BH.DKP.3/XII/2004 pada tanggal 31
Desember 2004. Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan mempunyai usaha

dalam bidang simpan pinjam yang digunakan untuk kebutuhan permodalan usaha
anggota terutama yang bergerak dibidang Agribisnis.

Jumlah koperasi yang aktif tiap daerah dengan jumlah koperasi tercatat
memperlihatkan adanya kesenjangan (Jamal, 2008). Koperasi aktif menunjukkan
anggota koperasi aktif dalam melakukan kegiatan di koperasi. Koperasi yang
tidak aktif menunjukkan anggota sudah tidak lagi aktif. Individu aktif sebenarnya
menunjukkan adanya interaksi antar individu yang berwujud sebagai kelompok.
Menurut Widiyanti dan Sunindhia (2003) Koperasi Simpan Pinjam
berusaha untuk mencegah anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat
pada waktu mereka memperoleh sejumlah uang, yaitu dengan jalan menggiatkan
tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang. Koperasi Simpan Pinjam
Gunung Jantan menghimpun dana dari para anggota yang kemudian
menyalurkannya kembali dana tersebut kepada para anggotanya, sehingga para
anggota dapat memperoleh pinjaman dengan jumlah pinjaman kecil hingga besar.

1.2 Rumusan Masalah
Di Kecamatan Bayang Utara memiliki 2 unit koperasi simpan pinjam yaitu
Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan dan Koperasi Simpan Pinjam Melati.
Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan adalah salah satu koperasi simpan

pinjam yang mampu bertahan di Kecamatan Bayang Utara saat ini. Namun masih
bertahannya suatu Koperasi belum tentu Koperasi tersebut tidak diterpa suatu
masalah, buktinya saja Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan memiliki
beberapa permasalahan yang mengganggu jalannya aktivitas usaha mereka.
Diantara permasalahan tersebut antara lain peningkatan jumlah anggota yang
rendah dari tahun 2008 ke tahun 2012 (Lampiran 2). Selain itu rendahnya tingkat
partisipasi anggota dalam melaksanakan suatu kegiatan simpan pinjam dengan
Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan.
Sebagai salah satu penggerak perekonomian rakyat, Koperasi Simpan
Pinjam Gunung Jantan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada anggotaanggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah. Pemberian pinjaman
oleh Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan memerlukan modal yang terutama
berasal dari simpanan anggota sendiri, dengan kata lain menolong diri sendiri
(kemandirian).

Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan telah membantu anggota
masyarakat untuk dapat memperoleh dana atau pinjaman dengan mudah untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, modal usaha, pendidikan, dan terutama untuk
usaha dibidang Agribisnis terutama pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan.
Menurut Ketua Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan, masih terdapat

banyak kendala-kendala yang dihadapi dalam kegiatan simpan pinjam. Ada
beberapa anggota tidak mengembalikan pinjaman tepat pada waktu yang telah
ditentukan sehingga terjadi penunggakan, dikeluarkan karena tidak dapat
memenuhi aturan sebagai anggota koperasi simpan pinjam, dan sanksi bagi
anggota yang tidak mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya adalah 10 %
dari angsuran pokok pinjaman. Hal ini dapat menghambat kelancaran kegiatan
simpan pinjam pada Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan. Dari sinilah peneliti
akan melihat bagaimana pelaksanaan kegiatan simpan pinjam di Koperasi Simpan
Pinjam Gunung Jantan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Kajian Kegiatan Simpan Pinjam Pada Koperasi
Simpan Pinjam Gunung Jantan Di Nagari Puluik-Puluik Kecamatan Bayang
Utara Kabupaten Pesisir Selatan”.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan profil Koperasi Simpan Pinjam Gunung Jantan.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan simpan pinjam pada Koperasi
Simpan Pinjam Gunung Jantan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi
petani yang menjadi anggota Koperasi Simpan Pinjam sebagai bahan
pertimbangan untuk mencari upaya lebih meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam koperasi.
2. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi mahasiswa lain yang
ingin melakukan penelitian kasus ini.