MODIFIKASI ALAT PEMUKUL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS IV SDN CILEUNYI I KEC. CILEUNYI KAB. BANDUNG.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ……….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii

DAFTAR ISI .……… v

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ……… ix

DAFTAR DIAGRAM ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ……….. 7

1. Perumusan Masalah ……… 7

2. Pemecahan Masalah ……… 8

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ……… 11

1. Tujuan Penelitian ………. 11

2. Manfaat Penelitian ……….. 12

D. Batasan Istilah ………. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ……….. 16

1. Konsep Pendidikan Jasmani ……… 16

2. Pengertian Pendidikan Jasmani ………... 17

B. Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar …………...……. 18

1. Tujuan Pembelajaran Penjas di SD ………. 19

2. Manfaat Pembelajaran Penjas di SD ………... 21

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di SD ………… 23

4. Materi Penjas di SD ……… 24

5. Permainan Kecil ……….. 25

6. Permainan Kasti ……….. 26

7. Hakikat Modifikasi ………. 33

8. Modifikasi Alat Pemukul ……… 34

C. Penelitian yang Relevan ………... 37

D. Hipotesis Tindakan ……….. 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 39


(2)

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ……….. 54

F. Validasi Data ……… 56

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ……….. 58

1. Deskripsi Data Awal ………... 58

2. Paparan Data Tindakan Siklus I ………. 63

3. Paparan Data Tindakan Siklus II ……… 74

4. Paparan Data Tindakan Siklus III ………... 86

B. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ………... 98

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 106

B. Saran-saran ………... 108

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN ………. 110


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Data Awal Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola

Kasti ………. 4

3.1 Keadaan Siswa SDN Cileunyi I ………... 40

3.2 Data Guru SDN Cileunyi I ………... 40

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ………. 43

4.1 Data Awal Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti ………. 59

4.2 Data Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti Siklus I ……….. 66

4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Perencanaan) Siklus I ……….. 68

4.4 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan) Siklus I ……….. 69

4.5 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ……… 70

4.6 Analisis Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ……….. 72

4.7 Data Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti Siklus II ……… 79

4.8 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Perencanaan) Siklus II ……… 81

4.9 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan) Siklus II ……… 82

4.10 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ……….. 83


(4)

Siklus III ……… 93 4.14 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan)

Siklus III ……… 94

4.15 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ………. 95 4.16 Analisis Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ………... 96 4.17 Peningkatan Tiap Aspek Penilaian Gerak Dasar Memukul Bola

Kasti ………. 102

4.18 Peningkatan Pencapaian KKM Pembelajaran Gerak Dasar

Memukul Bola Kasti ……… 103

4.19 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Pembelajaran Gerak Dasar


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Lapangan Permainan Kasti ………... 27

2.2 Gerakan Memukul Bola Kasti ……….. 33

2.3 Modifikasi Alat Pemukul ………. 36

3.1 Denah Lokasi SDN Cileunyi I ………. 42

3.2 Model Spiral Kemmis dan Taggart ……….. 45

4.1 Formasi Pelaksanaan Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti Siklus I ………... 65

4.2 Formasi Pelaksanaan Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti Siklus II ………... 78

4.3 Formasi Pelaksanaan Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti Siklus III ………... 90


(6)

Diagram 4.1 Prosentase Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola

Kasti Pada Data Awal dan Siklus I ……….. 68

4.2 Prosentase Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola

Kasti Pada Data Awal , Siklus I, dan Siklus II ……….. 81

4.3 Prosentase Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola

Kasti Pada Data Awal , Siklus I, Siklus II, dan Siklus III 92 4.4 Prosentase Peningkatan Tiap Aspek Penilaian Gerak Dasar

Memukul Bola Kasti ……… 102

4.5 Prosentase Pencapaian KKM Pembelajaran Gerak Dasar

Memukul Bola Kasti ……… 103

4.6 Prosentase Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa…. 104 4.7 Prosentase Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti …... 105


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Rencana Pembelajaran Siklus I ………. 110

2 Rencana Pembelajaran Siklus II ……… 115

3 Rencana Pembelajaran Siklus III ……….. 120

4 Format Penilaian Hasil Belajar Siswa ………... 125

5 Format Observasi Aktivitas Siswa ……… 127

6 Format Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan ………… 129

7 Format Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan ………… 134

8 Lembar Wawancara Siswa ……… 137

9 Catatan Lapangan ……….. 138

10 Gambar Kegiatan Penelitian ……….. 139

11 SK Pengangkatan Pembimbing ………. 141

12 Permohonan izin Penelitian ……….. 142

13 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ……….. 143

14 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ……….. 144


(8)

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan dan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, dan sebagainya melalui aktivitas jasmani terpilih, yang direncanakan secara sistematis, dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yaitu terbentuknya manusia yang sehat jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan rumusan dalam kurikulum pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan untuk sekolah dasar (2006 : 21). Selaras dengan pendapat Tarigan (2000 : 12) bahwa:

Pendidikan jasmani tak lain adalah suatu proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak, maksud dari pernyataan tersebut adalah selain belajar dan dididik, melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam pendidikan jasmani melalui pengalaman bergerak diharapkan akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya.

Mengenai tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dasar dijelaskan oleh Depdikbud (1993 : 1) bahwa :

Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dasar ialah membantu siswa untuk peningkatan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan pemahaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani, agar dapat :

1.tercapainya pertumbuhan dan perkembangan jasmani khususnya tinggi dan berat badan secara harmonis.

2.terbentuknya sikap dan perilaku seperti: disiplin, kejujuran, kerjasama, serta mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku.


(10)

3.Menyenangi aktivitas jasmani yang dapat dipakai untuk pengisian waktu

Luang serta kebiasaan hidup sehat.

4. Tersalurkanya hasrat untuk bergerak dan tercapainya gerakan yang benar.

5. Meningkatkan kesehatan, kesegaran jasmani, dan keterampilan gverak dasar.

Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun dalam pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum epektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani dalam pelaksanaan penyajianya masih ada yang berorientasi pada kegiatan olah raga, yang menitik beratkan pada tujuan pencapaian prestasi dimana gerakan-gerakan peserta didik dipola oleh gurunya. Hal tersebut berarti aktivitas berpusat pada bahan ajar. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri yaitu Developentally Appropriate Practice (DAP) artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak didik, dan dapat membantu mendorong kearah perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik. “Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar proses pembelajaran mencerminkan DAP adalah dengan modifikasi” (Bahagia, Suherman, 2000 : 1). Pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternative dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SD, karena pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang


(11)

dan gembira. Dengan melakukan modifikasi, guru akan lebih mudah menyajikan materi pelajaran yang sulit akan menjadi lebih mudah dan disederhanakan tanpa harus takut kehilangan makna dari apa yang ia berikan. Anak akan lebih banyak bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang dimodifikasi. seperti yang dikemukakan oleh Lutan (Husdarta 2009:179) menyatakan :

Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar:

1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran,

2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, dan 3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Pada kurikulum tahun 2006/KTSP materi pada bidang studi pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi beberapa aspek antara lain permainan dan olahraga, dan salah satu pokok bahasanya adalah permainan kasti. Permainan kasti adalah suatu permainan di lapangan terbuka yang menggunakan bola kecil dan pemukul, dilakukan secara beregu dengan tujuan mengumpulkan nilai sebanyak mungkin. Perolehan nilai diawali dengan pukulan yang syah, yaitu pukulan yang kena dan jatuh di lapangan permainan atau perpanjangannya. Dan itu bisa dilakukan dengan memiliki kemampuan keterampilan memukul. Keterampilan memukul dapat ditunjang dengan kemampuan gerak dasarnya. “Dengan semakin banyak pembendaharaan gerak dasar maka akan semakin terampil melakukan keterampilan gerak


(12)

Pada awal semester ganjil tahun ajaran 2010 / 2011, penulis selaku guru pendidikan jasmani di SD Negeri Cileunyi l Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk permainan kasti yang diperoleh berdasarkan tingkat kompleksitas, intake siswa, dan daya dukung sarana prasarana sebesar 70%, namun temuan di lapangan ada kecenderungan proses pembelajaran belum berjalan efektif.

Berikut ini merupakan data awal tes pembelajaran memukul bola dalam permainan kasti :

Tabel 1.1

Data Awal hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti

No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Jml

Skor

Nilai KKM 70 Sikap badan Sikap tangan Sikap kaki Koor- dinasi Hasil

pukul T BT

1. Abdul Matin 4 3 3 2 2 14 70 √

2. Aditia Agustian 3 4 2 2 1 12 60 √

3. Adriki Muhamad 3 3 2 2 1 11 55 √

4. Afan Hanapi W. 4 3 3 3 2 15 75 √

5. Agus Wildani 4 3 3 3 2 15 75 √

6. Angga Maulana N. 3 3 3 3 2 14 70 √

7. Asep Permana Sidik 3 4 3 3 1 14 70 √

8. Brehma Cristian T. 3 3 3 2 2 13 65 √

9. Dewi Suandari H. 3 3 3 3 1 13 65 √

10. Fitri Gustiar 3 4 2 2 1 12 60 √

11. Gusti Putri Qodriah 4 2 2 3 1 12 60 √

12. Hana Anisa Y. 3 3 2 3 1 12 60 √

13. Hawa Nurhaeni Y. 3 3 3 2 1 12 60 √

14. M. Dandi Samsudin 3 3 4 2 2 14 70 √

15. Mochamad Riki A. 4 3 3 3 1 14 70 √

16. Mochamad Rizik A. 4 3 3 3 2 15 75 √

17. M. Angga Andrian 3 3 3 3 1 13 65 √

18. M. Muggni R. 3 3 3 2 1 13 65 √

19. M. Ridho R. 3 3 3 2 1 12 60 √

20. Mahsa Ulima I. 3 3 3 2 1 12 60 √

21. Nova Ayu Aulia 3 3 3 3 2 14 70 √

22. Peri Mandala Putra 3 3 3 3 1 13 65 √

23. Ridwan Setiawan 4 2 4 3 2 15 75 √

24. Rio Gunawan 3 3 3 3 2 15 75 √

25. Saeful Yaman 3 3 2 1 1 10 50 √


(13)

27. Silva Siti Sholehah 4 3 3 3 1 14 70 √

28. Siti Hasmah A.S. 3 3 3 2 1 12 60 √

29. Sri Pujianti 3 3 3 2 1 12 60 √

30. Syiaqul Kalam 3 2 3 2 2 12 60 √

31. Usman Usnandi 2 3 2 2 1 10 50 √

32. Wahyu Prasetio Aji 3 2 4 3 1 13 65 √

33. Yoan Yolanda 3 3 3 2 1 12 60 √

34. Yoga Firmansyah 3 3 3 2 1 12 60 √

Jumlah 109 100 99 84 45 439 2195 12 22

Rata-rata 3.2 3.1 2.9 2.5 1.3 12.9 64.6

Prosentase (%) 80% 73.5% 73% 62% 33% 65% 65% 35% 65%

Keterangan: T = Tercapai BT = Belum tercapai Aspek yang dinilai: Sikap badan :

a. Badan sedikit condong ke depan b. Badan menghadap ke pelambung c. Badan rilek / tidak kaku.

d. Pandangan ke arah datangnya bola. Sikap tangan :

a. Tangan kanan (terkuat) memegang pemukul

b. Posisi pemukul di samping kepala menghadap serong atas.

c. Tangan yang lainnya membantu keseimbangan dan memberi isyarat datangnya arah bola.

d. Sikap tangan rilek / tidak kaku.

Sikap kaki :

a. Berdiri kangkang. b. Kedua kaki dibuka.

c. Kaki kiri sedikit ke depan. d. Kedua lutut agak ditekuk. Koordinasi gerakan memukul bola :


(14)

b. Badan agak diputar ke arah samping kanan.

c. Kaki kanan melangkah bersamaan dengan ayunan pemukul.

d. Ayunan pemukul mengarah pada bola yang sedang melayang di udara. Deskriptor Penilaian :

Skor 4, jika empat deskriptor di atas muncul. Skor 3, jika tiga deskriptor di atas muncul. Skor 2, jika dua deskriptor di atas muncul. Skor 1, jika hanya satu deskriptor yang muncul. Hasil pukulan:

Skor 1: Ayunan pemukul mengarah pada bola tetapi tidak kena. Skor 2: Pukulan kena, melenceng (ke luar lapangan)

Skor 3: Pukulan kena, lemah, masuk lapangan.

Skor 4: Pukulan kena, kuat, bola meluncur cepat ke atas atau menyusur tanah dan masuk lapangan.

Skor tertinggi = 4, Jadi skor idealnya 4 X 5 = 20

Jumlah skor yang diperoleh

Nilai

=

X 100 Skor ideal

Ketercapaian KKM = 70

Berdasarkan hasil tes data awal diketahui bahwa dari jumlah siswa 34 orang yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) hanya 12 siswa atau 35%. Selebihnya 22 orang siswa atau 65% kurang memenuhi standar KKM yang diharapkan. Dengan demikian kemampuan siswa melakukan gerak dasar memukul bola dalam pembelajaran permainan kasti yang rendah merupakan suatu masalah yang terjadi di SDN Cileunyi l Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung yang harus dicari pemecahannya.


(15)

Untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut maka diperlukan suatu cara atau teknik yang sesuai dengan pokok-pokok permasalahan yang muncul. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang pakar pendidikan jasmani yaitu Supandi

(1992 : 5) yang menyatakan bahwa, “Tujuannya menciptakan kondisi dan

kegiatan belajar yang memungkinkan murid lancar belajar dan mencapai

sasaran belajar”. Adapun upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan

modifikasi alat pemukul pada pembelajaran gerak dasar memukul, yaitu penggunaan alat pemukul dengan ukuran bidang pukulnya lebih lebar dari ukuran pemukul yang sebenarnya. Kemudian ukuran tersebut secara bertahap diturunkan sampai pada ukuran pemukul yang sebenarnya.

Melihat kondisi tersebut peneliti akhirnya terinspirasi untuk menerapkan modifikasi alat pemukul dalam pembelajaran dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam memukul bola. Untuk mengembangkan lebih lanjut peneliti menuangkan penelitian tersebut dalam judul: “Modifikasi Alat Pemukul Untuk Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Permainan Kasti Pada Siswa Kelas lV SDN Cileunyi l Kecamatan

Cileunyi Kabupaten Bandung”.

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas tentang permasalahan yang muncul pada kelas IV SDN Cileunyi I Kec. Cileunyi Kab. Bandung maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :


(16)

a. Bagaimana merencanakan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupataen Bandung ?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kec. Cileunyi Kab. Bandung ?

c. Bagaimana mengevaluasi pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung ?

d. Hambatan-hambatan apa yang terjadi serta upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kec. Cileunyi Kab. Bandung ?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditelusuri akar penyebab timbulnya masalah dari komponen-komponen rumusan masalah. Diduga penyebab timbulnya masalah adalah sebagai berikut:

a. Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti.

b. Siswa belum mampu melakukan gerak dasar memukul bola kasti yang meliputi sikap badan, sikap tangan, sikap kaki, koordinasi gerakan, dan perkenaan pemukul dengan bola.


(17)

c. Guru tidak mempersiapkan fasilitas pembelajaran yang berupa rencana pembelajaran, media atau alat bantu pembelajaran.

d. Guru kurang kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran. Dari keempat alternatif penyebab itu, setelah didiskusikan dengan Forum Komunikasi Guru Olahraga Kecamatan Cileunyi (FKGO), bahwa yang paling mungkin menjadi penyebab materi pembelajaran memukul bola kasti kurang berhasil karena kurangnya strategi pembelajaran.

Setelah menemukan akar permasalahan di atas, maka langkah selanjutnya adalah mencari alternatif pemecahan masalah dengan memodifikasi alat pemukul dimana bagian bidang pukul diperlebar. Alat bantu tersebut tidak bersifat baku melainkan terus dimodifikasi spesifikasinya (ukuran), khususnya tingkat kelebaran bidang pukul tersebut yang disesuaikan dengan tingkat kemajuan belajar siswa. Selain itu jumlah bola diperbanyak agar kesempatan siswa untuk melakukan pukulan lebih banyak, dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang diharapkan maka diperlukan siklus-siklus. Tiap siklus siswa secara beregu memukul bola kasti dengan alat pemukul yang dimodifikasi.

Siklus 1, Siswa melakukan gerak dasar memukul bola kasti dengan menggunakan pemukul yang lebar bidang pukulnya 10 cm. pembelajaran ini dilakukan secara beregu yaitu regu pemukul dan regu penjaga. Setiap anggota regu pemukul melakukan pukulan sebanyak lima kali


(18)

turut kemudian dilanjutkan anggota berikutnya sampai semua anggota regu kebagian memukul. Setelah itu dilakukan pergantian regu penjaga dan regu pemukul. Regu penjaga bertugas memungut bola dan mengirimkannya ke pelambung.

Siklus II, Siswa melakukan gerak dasar memukul bola kasti dengan menggunakan pemukul yang lebar bidang pukulnya 7 cm. Pembelajaran ini dilakukan secara beregu yaitu regu pemukul dan regu penjaga. Setiap anggota regu pemukul melakukan pukulan sebanyak lima kali berturut-turut. Pergantian regu pemukul dan regu penjaga terjadi apabila seluruh anggota regu telah melakukan pukulan.

Siklus III, Siswa melakukan latihan gerak dasar memukul bola kasti dengan menggunakan alat pemukul yang sebenarnya. Pelaksanaan pembelajaranya sama seperti pada siklus I dan siklus II.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila indikator ada perubahan yang dicapai dari setiap siklusnya :

a. Ada peningkatan kemampuan gerak dasar memukul kasti.

b. Dalam pelaksanaan pembelajaran aktivitas siswa sudah lebih meningkat.

c. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat baik sehingga siswa ingin terus mencoba melakukan tugas gerak.

Pembelajaran gerak dasar memukul pada permainan kasti melalui modifikasi alat pemukul dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


(19)

a. Tahap persiapan , guru mengkondisikan siswa ke arah pembelaja jaran yang kondusif serta memberikan motivasi kepada siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Penjelasan tentang materi, tujuan, pokok-pokok kegiatan dan hasil belajar serta penjelasan teknik dasar memukul bola pada permainan kasti.

b. Tahapan pelaksanaan, pemberian bimbingan pada siswa mengenai langkah-langkah pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti dengan alat pemukul yang dimodifikasi serta memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

c. Tahapan evaluasi, evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dan hasil. Dalam evaluasi proses guru menggunakan format observasi (mengamati aktivitas siswa), sedangkan untuk evaluasi hasil dengan menggunakan butir soal praktek yang harus dikerjakan masing-masing siswa. Hasil tes digunakan sebagai indikator pencapaian hasil belajar dari individu.

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Secara eksplisit penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul pada siswa kelas IV SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, adalah sebagai berikut :


(20)

bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi l Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

c. Untuk mengetahui hasil pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

d. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi serta upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan gambaran umum di atas dapat diperoleh informasi tentang masalah di atas penting untuk diteliti. Terutama ditinjau dari manfaatnya yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan memukul bola, manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

a. Manfaat bagi siswa

1) Dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran permainan kasti melalui modifikasi alat pemukul. 2) Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola kasti

melalui modifikasi alat pemukul. b. Manfaat bagi guru


(21)

1) Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran permainan kasti dengan menciptakan model pembelajaran modifikasi alat pemukul untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola kasti.

2) Dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar.

4) Memudahkan untuk menyampaikan materi pembelajaran. 5) Menambah wawasan tentang berbagai media pembelajaran. c. Manfaat bagi lembaga

1) Hasil-hasil yang didapat dari penelitian ini mungkin bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program

studi penjas sebagai lembaga yang memproduksi guru.

2) Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang menyelidiki hal-hal yang relevan dengan masalah penelitian.

3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam rangka menunjang KTSP.

D. Batasan Istilah

Untuk mempermudah dan menghindari salah tafsir terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan kejelasan dalam judul penelitian sebagai berikut :

1. Gerak dasar, menurut Syarifudin, Nurhadi (1992 : 6) adalah,”Suatu kemampuan gerak yang dimiliki oleh setiap individu sejak lahir”. Gerak


(22)

dasar dalam penelitian yang dimaksud adalah gerak manipulatif yaitu gerak yang berhubungan dengan penggunaan alat seperti memukul bola . 2. Permainan kasti, menurut Soemitro (1997 : 84) adalah, “ Salah satu

permainan kecil yang dimainkan dua regu, tiap regu berjumlah 12 orang dengan bentuk lapangan persegi panjang dan peraturan-peraturan

tertenntu”. Untuk dapat bermain kasti yang baik perlu manguasai gerak dasarnya seperti gerak dasar melempar dan menangkap bola, memukul bola. Yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah tentang kemampuan gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti.

3. Modifikasi, menurut Badudu (1994 : 904) adalah, “Suatu prubahan bentuk dari yang telah ada sebelumnya”. Dalam penelitian yang dimaksud adalah perubahan atau penyederhanaan dalam memudahkan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4. Alat, menurut W-JS Poerwadarminta (1984 : 29) adalah, “Barang sesuatu

yang dipakai untuk mencapai sesuatu tujuan”. Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah modifikasi alat pemukul dalam hal spesifikasinya (ukurannya).

5. Meningkatkan, menurut Badudu Zaib ( 1996 ) adalah, Menambah kemampuan. Meningkatkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1989 : 950) adalah, “Menaikan ; mempertinggi”. Yang menjadi fokus

masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa memukul bola dalam permainan kasti sehingga diperlukan usaha-usaha


(23)

untuk meningkatkannya. Modifikasi alat pemukul merupakan upaya untuk menambah / meningkatkan kemampuan memukul bola kasti.

6. Memukul, menurut Sukintaka (1992 : 65) adalah,”Merupakan kegiatan dengan atau tanpa alat untuk memberikan kuat kepada objek yang

dipukul”. Pada penelitian ini kegiatan memukul dilakukan dengan menggunakan alat.


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Cileunyi l Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Penentuan lokasi ini diharapkan memberi kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau menyangkut personal yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan ini.

Dalam penelitian ini penulis dibantu oleh beberapa pendamping sebagai mitra peneliti. Pendamping atau mitra peneliti dalam penelitian ini adalan kepala sekolah dan guru kelas lV. Dari mitra peneliti ini diharapkan bisa memberikan masukan mulai dari perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi.

Perlu diketahui kondisi sekolah yang menjadi lokasi penelitian dilihat dari aspek sebagai berikut :

a. Keadaan Siswa

Jumlah siswa di SD Negeri Cileunyi l pada bulan Pebruari tahun pelajaran 2010 / 2011 adalah 252 orang siswa, yang terdiri dari 143 orang siswa laki-laki dan 109 orang siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya perincian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:


(25)

Tabel 3.1

Keadaan Siswa SD Negeri Cileunyi l Tahun Pelajaran 2010/2011

Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

I 17 16 33

II 26 24 50

III 27 19 46

IV 22 12 34

V 26 16 42

VI 25 22 47

Jumlah 143 109 252

b. Keadaan Guru

Jumlah guru yang mengajar di SD Negeri Cileunyi l pada tahun pelajaran 2010 / 2011 adalah 11 orang yang terdiri delapan orang guru tetap (PNS), ditambah tiga orang guru tidak tetap. Untuk lebih jelasnya keadaan guru dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Data Guru SD Negeri Cileunyi l

No. Nama Pegawai / Guru Pangkat,

Gol/Ruang Jabatan 1. Holisoh, ME.

Bandung, 25-12-1952 Pembina, lV / A Kep. Sek 2. Fatimatuz Zukro, S.Pd.

Kulon Progo, 15-11-1958 Pembina, lV / A

Guru Kelas lV 3. Dra. Jaetunah

Bandung, 24-07-1963 Pembina, lV / A

Guru Kelas Vl 4. Wartini, S.Pd.

Bandung, 05-08-1960 Pembina, lV / A

Guru Kelas V 5. Uu Unianah

Cirebon, 01-14-1963 Pembina, lV / A

Guru Kelas II 6. Heni Henarsah

Bandung, 21-08-1967 Pembina, lV / A

Guru Kelas III


(26)

7. Sopian, S.Pd.

Garut, 21-08-1967 Pembina, lV / A

Guru Agama 8. Nani Komala

Bandung, 29-12-1966 Penata Muda, III / A

Guru Kelas I 9. T e t e n

Sumedang, 10-04-1969 Penata Muda, III / A

Guru Penjas 10. Endang Suhendar

Bandung, 08-11-1968

Pengatur Muda Tk.l

II / B Penjaga

11. Nandar Suhendar, SPd GTT

(Guru tidak tetap)

Guru B. Inggris

12. Lilim H, S.Pd GTT

(Guru tidak tetap) Guru

13. Leni GTT

(Guru tidak tetap)

Guru Karawitan

c. Lingkungan Belajar

Sekolah Dasar Negeri Cileunyi l berada di lingkungan kampung Babakan Situ Desa Cileunyi Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, yang berdiri tahun 1958 dengan luas tanah 525 m

².

Bangunan tersebut memiliki lima ruangan kelas, satu ruangan kantor, dan dua WC. Penyediaan air bersih didapat dari sumur bor. Bangunan ini pernah mengalami rehab pada tahun 2008. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar denah berikut ini :


(27)

Jln. Raya Bandung – Sumedang

Gambar 3.1

Denah Lokasi SD Negeri Cileunyi l

2. Waktu Penelitian

Waktu penyelenggaraan penelitian ini adalah pada semester II (bulan Januari-April 2011), yang dilakukan pada jam pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga di kelas lV hari Rabu pukul 07.30

Kls.l/ll

Kls. lll

Kls. lV

Kls. V

Kls.Vl

Kantor

SDN Cileunyi 3

U

W C

Balai Desa Cileunyi Wetan

Puskesmas

GOR

Cileunyi SDN


(28)

WIB sampai dengan selesai, yang kegiatannya dipusatkan di lapangan olahraga.

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu : a. Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Pebruari 2011. b. Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Pebruari 2011. c. Siklus III dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Maret 2011.

Tabel 3.3

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No. Uraian Kegiatan Januari Pebruari Waktu Pelaksanaan Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan dan

pembekalan 2. Perencanaan

3. Pelaksanaan Siklus I 4. Pelaksanaan siklus II 5. Pelaksanaan siklus III 6. Pengolahan data

7. Penyusunan laporan

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas lV SD Negeri Cileunyi l Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung yang berjumlah 34 orang dengan rincian siswa perempuan berjumlah 12 orang dan siswa laki-laki berjumlah 22 orang. Subyek penelitian ini sangat heterogen dilihat dari kemampuannya, yakni ada sebagian siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.


(29)

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan komponen yang terlibat langsung dalam memecahkan suatu masalah penelitian karena berkenaan dengan cara memperoleh data yang diperlukan. Memilih metode dalam suatu penelitian harus tepat dan sesuai dengan masalah yang diteliti.

Untuk mencapai keberhasilan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode yang dianggap relevan dengan pokok penelitian yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmadja (2008:12) menjelaskan bahwa :

Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk

pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: a)Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b)Pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c)Situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Secara ringkas, Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.

2. Desain Penelitian

Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005 : 6), yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang dan


(30)

berkelanjutan. Artinya semakin lama diharapkan semakin menunjukan pencapaian target. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan tindakan, pemberian tindakan, observasi, dan refleksi.

Untuk lebih jelasnya berikut merupakan gambaran tahapan dalam penelitian tindakan kelas :

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005:6)

P L A N

REVISED P L A N

O B S E R VE

O B S E R VE R E F L

A C T

A C T

R E F L


(31)

Adapun model siklus ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:

1) Menentukan materi pembelajaran, alokasi waktu dan langkah- langkah pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Membuat lembaran observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar dari awal sampai akhir pembelajaran.

3) Membuat alat bantu yang diperlukan dalam rangka optimalisasi kemampuan siswa.

4) Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data dalam proses dan hasil tindakan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

1) Mengimplementasikan tujuan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kemampuan memukul bola.

2) Melaksanakan tes untuk melihat kemampuan dari kompetensi dasar yang diharapkan.

3) Menyusun rencana tindakan lanjutan sebagai upaya perbaikan hasil belajar.

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan modifikasi alat pemukul untuk meningkatkan


(32)

kemampuan gerak dasar memukul bola kasti pada siswa kelas lV SD Negeri Cileunyi l.

c. Observasi (Observation)

Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti dibantu mitra peneliti bertindak sebagai observer, mencatat segala temuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan fokus masalah yaitu tentang pembelajaran gerak dasar memukul bola melalui modifikasi alat pemukul.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan mitra peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil tindakan pembelajaran gerak dasar memukul bola melalui modifikasi alat pemukul dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Melakukan analisis, sintesis dan interprestasi terhadap semua

informasi yang diperoleh dari tahap observasi pelaksanaan tindakan. Dengan demikian data yang diperoleh melalui alat pengumpul data yang terekam oleh peneliti dan observer lainnya dikonfirmasikan, dianalisis dan dievaluasi agar dapat diketahui apakah pelaksanaan tindakan tersebut telah mencapai target proses maupun target hasil yang telah direncanakan sebelumnya atau masih memerlukan perbaikan-perbaikan.

2) Guru melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan dari tindakan yang dilakukan pada pembelajaran gerak dasar memukul bola.


(33)

3) Guru melakukan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan apabila belum mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan adanya tahap refleksi dalam penelitian memungkinkan para pelaku yang terlibat dalam penelitian tindakan mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran gerak dasar memukul bola.

e. Tahap Perencanaan Tindakan Lanjutan

Tahap ini merupakan tahap untuk merencanakan tindakan lanjutan bila dalam tahap refleksi diketahui bahwa pada tindakan sebelumnya belum mencapai target yang telah ditentukan. Perencanaan tindakan lanjutan ini merupakan jawaban dari hasil refleksi tindakan sebelumnya yang belum terpecahkan sehingga perlu adanya tindakan lanjutan untuk memperbaiki atau memodifikasi tindakan sebelumnya yang memang belum dapat mengatasi masalah sesuai dengan yang diharapkan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul bola. Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang aktivitas siswa. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data


(34)

tentang pelaksanaan pembelajaran memukul bola serta evaluasi hasil pembelajaran, faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran. Menurut Marshall dalam Sugiono (2005 : 64) menyatakan

bahwa “ Through observation, the researcher learn abouth behavior and

the meaning attached to thouse behavior. Artinya melalui observasi peneliti belajar tentang prilaku dan makna dari prilaku tersebut”. Dikemukakan pula oleh Popper dalam Wiriaatmadja (2005 : 104),

observasi adalah, “tindakan yang merupakan penafsiran dari teori”.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan suatu maksud tertentu yang bertujuan untuk mendapat informasi optimal mengenai apa yang dipikirkan, dirasakan, direncanakan, dilakukan dan dikerjakan baik secara individu maupun kolektif. Menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2007 : 117) wawancara adalah,

Sesuatu cara untuk mengetahui situasi tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang lain. Orang-orang yang dapat diwawancarai dapat masuk berupa siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah.

Wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberi jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara bukan teknik pengumpulan data yang berdiri sendiri, melainkan sebagai penyerta saat melakukan observasi dan analisis dokumentasi dengan menggunakan teknik wawancara, data utama yang berupa ucapan, pikiran dan perasaan


(35)

juga tindakan lebih mudah diperoleh. Untuk itulah peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada siswa kelas IV SDN Cileunyi l, kepala sekolah dan guru tentang pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium dan diraba dengan catatan sebenarnya. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005 : 209) bahwa,

“Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar,

dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Catatan lapangan ini berisi dua bagian, yaitu: a) Deskriptif yang berisi tentang gambaran latar belakang pengamatan orang, tindakan dan pembicaraan. b) Reflektif yang berisi kerangka berfikir dan pendapat peneliti, gagasan dan kepeduliannya. Kedua isi yang diperoleh dari lapangan inilah yang akan digunakan sebagai bahan dalam memperoleh informasi mengenai pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh pengawas terhadap guru pendidikan jasmani. Dalam proses catatan lapangan ini, peneliti langsung mencatat berbagai hal yang ditemui di lapangan pada saat itu. Supaya tidak terjadi bias atau distorsi dari luar, maka penulis malakukan langkah-langkah sebagai berikut:


(36)

a. Pencatatan awal sewaktu berada di latar penelitian dengan jalan menuliskannya hanya kata-kata kunci pada buku catatan. Dalam penelitian ini berkaitan dengan kondisi masalah pembelajaran di sekolah, kemampuan gerak dasar siswa dalam memukul bola kasti dan peralatan permainan bola kasti.

b. Membuat catatan lapangan lengkap setelah kembali ke tempat tinggal, dilakukan dalam suasana yang tenang, tidak ada gangguan. Hasilnya sudah berupa catatan lengkap.

c. Memasukan berbagai hal yang terlewatkan yang belum tercatat dan dimasukan dalam catatan lapangan.

4. Kamera Foto

Kamera foto digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul bola, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005 : 160)

bahwa “Ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian

kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh

peneliti sendiri”.

5. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan, Suharsimi (Nurhasan, 2001 : 3). Kaitannya dengan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar


(37)

untuk mengukur keberhasilan belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran gerak dasar memukul bola.

Penjelasan dari tes ini adalah :

a. Kemampuan gerak dasar memukul bola kasti

b. Tes ini menggambarkan komponen yang ingin diukur. c. Alat yang digunakan yaitu :

1) Lapangan berukuran 30 x 60 meter, 2) Bola (bola tennis) lima buah, 3) Tali (benang rapia),

4) Pluit, 5) Alat tulis,

6). Pemukul bola kasti. d. Petugas tes :

1) Pemberi aba-aba, 2) Pencatat hasil.

e. Pelaksanaan tes:

1) Siswa / testee berada di ruang pemukul, siap untuk melakukan pukulan.

2) Setelah ada aba-aba mulai (bunyi pluit), testee memukul bola yang dilabungkan pelambung .

f. Aspek yang dinilai : Sikap badan :


(38)

2) Badan menghadap ke pelambung 3) Badan rilek / tidak kaku.

4) Pandangan ke arah datangnya bola. Sikap tangan :

1) Tangan kanan (terkuat) memegang pemukul

2) Posisi pemukul di samping kepala menghadap serong atas. 3) Tangan yang lainnya membantu keseimbangan dan memberi

isyarat datangnya arah bola. 4) Sikap tangan rilek / tidak kaku. Sikap kaki :

1) Berdiri kangkang. 2) Kedua kaki dibuka. 3) Kaki kiri sedikit ke depan. 4) Kedua lutut agak ditekuk. Koordinasi gerakan memukul bola :

1) Ayunan pemukul kearah datangnya bola. 2) Badan agak diputar ke arah samping kanan.

3) Kaki kanan melangkah bersamaan dengan ayunan pemukul.

4) Ayunan pemukul mengarah pada bola yang sedang melayang di udara.

Deskriptor Penilaian :

Skor 4, jika empat deskriptor di atas muncul. Skor 3, jika tiga deskriptor di atas muncul.


(39)

Skor 2, jika dua deskriptor di atas muncul. Skor 1, jika hanya satu deskriptor yang muncul. Hasil pukulan:

Skor 1: Ayunan pemukul mengarah pada bola tetapi tidak kena. Skor 2: Pukulan kena, melenceng (ke luar lapangan)

Skor 3: Pukulan kena, lemah, masuk lapangan.

Skor 4: Pukulan kena, kuat, bola meluncur cepat ke atas atau menyusur tanah dan masuk lapangan.

Skor tertinggi = 4, Jadi skor idealnya 4 X 5 = 20

Jumlah skor yang diperoleh

Nilai

=

X 100 Skor ideal

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data

1) Sumber data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.

2) Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari: a) Hasil belajar.

b) Rencana pembelajaran.

c) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. b. Cara pengambilan data


(40)

2) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi dan wawancara.

3) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas, diambil dari observasi, hasil tes, foto, dan RPP yang dibuat guru.

4) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.

2. Analisis data

Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak awal penelitian pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penelitian juga dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas / lapangan, hubungan guru dengan anak didik, dan anak didik dengan teman lainya. Analisis menurut Nasution (Sugiyono 2005 : 88) bahwa:

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahkan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di tringulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal ini selaras dengan pernyataan Moleong (2005 : 175) yang menyatakan bahwa:


(41)

“Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan,

perpanjangan keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat”.

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu, reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pemabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

F. Validasi Data

Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, triangulasi, member chect, audit trail dan expert opinion.

Triangulasi dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan sumber lain. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data maksimal. Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui mitra peneliti yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa di lingkungan SDN Cileunyi l.

Member check dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data. Dalam proses ini data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap


(42)

akhir kegiatan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui diskusi balikan.

Audit trail yaitu memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan datanya dengan mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dalam tahap checklist dengan sumber-sumber data. Hal ini dilakukan oleh peneliti kemudian mendiskusikan kebenaran data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan tes hasil belajar beserta prosedur pengumpulan data pada pembimbing.

Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan-temuan peneliti kepada pakar yang propesional dalam bidang ini. Dalam hal ini penulis mengkonsultasikan temuan peneliti kepada pembimbing untuk memperoleh tanggapan dan arahan serta masukan sehingga validasi temuan peneliti dapat dipertanggung jawabkan. Interprestasi data dilakukan berdasarkan teori dan aturan normatif untuk memperoleh gambaran terhadap pelaksanaan pembelajaran penjas. Interprestasi data tersebut meliputi keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap akhir siklus sehingga dapat diperoleh generalisasi tentang manfaat pembelajaran memukul bola kasti.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan pada Bab IV, tentang pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul pada siswa kelas IV SD Negeri Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, penulis dapar menyimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Dalam perencanaan pembelajaran yang disusun penulis pada penelitian ini adalah:

a. Menetapkan materi yang yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti.

b. Menentukan media yang cocok untuk pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti.

c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan alat-alat lainnya sebagai alat pengumpul data di lapangan seperti lembar penilaian hasil belajar siswa, lembaran observasi dan catatan lapangan.

2. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi:

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model-model yang telah direncanakan seperti yang tercantaum dalam RPP.

b. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan tiga siklus, pembelajaran tiap siklus diawali dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penenangan. Kegiatan inti tiap-tiap siklus materinya sama yaitu gerak


(44)

dasar memukul bola kasti, yang membedakannya adalah alat pemukul. Pada pembelajaran siklus I alat pemukul yang digunakan adalah pemukul yang lebar bidang pukulnya 10 cm, siklus II 10cm dan 7cm, siklus III 10cm, 7cm dan pemukul yang sebenarnya.

3. Evaluasi

Pada pelaksanaan evaluasi siswa menurut nomor absen melakukan tes gerak dasar memukul bola kasti dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Aspek penilaiannya mencakup sikap badan, sikap tangan, sikap kaki, koordinasi gerakan memukul, dan hasil pukulan. Berdasarkan data hasil evaluasi gerak dasar memukul bola kasti, dari siklus ke siklus menunjukan adanya peningkatan kemampuan dengan prosentase peningkatan hasil dari data awal 64.6% pada siklus I naik menjadi 73.4%, pada siklus II meningkat lagi menjadi 77.1%, dan pada siklus III menjadi 78.8%. Pada tingkat pencapaian KKM dari data awal hanya 12 orang siswa atau 35.3% dari jumlah siswa 34 orang. Pada siklus I naik menjadi 22 orang siswa atau 64.7%, pada siklus II menjadi 27 orang siswa atau 79.4%, dan pada siklus III seluruhnya dapat mencapai KKM atau 100%.

4. Hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan yaitu siswa kurang mendapat kesempatan yang cukup untuk melakukan tugas gerak akibat menunggu giliran memukul yang lama, akibat bola yang jauh dipukul keluar lapangan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambata-hambatan tersebut yaitu siswa dibagi menjadi tiga kelompok, tiap


(45)

kelompok terdiri dari dua regu yaitu regu pemukul dan regu penjaga. Penyediaan bola diperbanyak dengan jalan menugaskan setiap siswa dengan masing-masing membuat satu buah bola kasti yang dibuat dari kertas atau plastik bekas.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada pokok pembahasan proses pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Penerapan modifikasi alat pemukul dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti.

b. Penerapan modifikasi alat pemukul dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

2. Bagi guru

a. Hasil penelitian ini dapat membangkitkan motivasi guru untuk mengembangkan modifikasi media pembelajaran sehingga pembelajaran Penjas lebih berkembang dan disenangi siswa.

b. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi guru untuk melakukan PTK disekolahnya masing-masing, guna menjadikan pembelajaran yang efektif dan efisien.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran permainan kasti sebagai upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar. 3. Bagi Lembaga


(46)

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran bahwa pengadaan media pembelajaran tidak harus dengan media yang mahal, tetapi dengan media yang sederhana seperti alat yang dimodifikasi dapat dijadikan sebagai siasat pembelajaran dan pembinaan di sekolah sehingga tujuan kurikulum dapat tercapai.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca khususnya, umumnya pada dunia pendidikan.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan skripsi ini, diharapkan menjadi inspirasi untuk mencari alat dan media pembelajaran lain yang dimodifikasi sehingga dapat meningkatkan pembelajaran khususnya pembelajaran permainan kasti.


(1)

“Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat”.

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu, reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pemabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

F. Validasi Data

Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, triangulasi, member chect, audit trail dan expert opinion.

Triangulasi dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan sumber lain. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data maksimal. Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui mitra peneliti yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa di lingkungan SDN Cileunyi l.

Member check dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data. Dalam proses ini data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap


(2)

akhir kegiatan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui diskusi balikan.

Audit trail yaitu memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan datanya dengan mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dalam tahap checklist dengan sumber-sumber data. Hal ini dilakukan oleh peneliti kemudian mendiskusikan kebenaran data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan tes hasil belajar beserta prosedur pengumpulan data pada pembimbing.

Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan-temuan peneliti kepada pakar yang propesional dalam bidang ini. Dalam hal ini penulis mengkonsultasikan temuan peneliti kepada pembimbing untuk memperoleh tanggapan dan arahan serta masukan sehingga validasi temuan peneliti dapat dipertanggung jawabkan. Interprestasi data dilakukan berdasarkan teori dan aturan normatif untuk memperoleh gambaran terhadap pelaksanaan pembelajaran penjas. Interprestasi data tersebut meliputi keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap akhir siklus sehingga dapat diperoleh generalisasi tentang manfaat pembelajaran memukul bola kasti.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan pada Bab IV, tentang pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul pada siswa kelas IV SD Negeri Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, penulis dapar menyimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Dalam perencanaan pembelajaran yang disusun penulis pada penelitian ini adalah:

a. Menetapkan materi yang yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti.

b. Menentukan media yang cocok untuk pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti.

c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan alat-alat lainnya sebagai alat pengumpul data di lapangan seperti lembar penilaian hasil belajar siswa, lembaran observasi dan catatan lapangan.

2. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi:

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model-model yang telah direncanakan seperti yang tercantaum dalam RPP.

b. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan tiga siklus, pembelajaran tiap siklus diawali dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penenangan. Kegiatan inti tiap-tiap siklus materinya sama yaitu gerak


(4)

dasar memukul bola kasti, yang membedakannya adalah alat pemukul. Pada pembelajaran siklus I alat pemukul yang digunakan adalah pemukul yang lebar bidang pukulnya 10 cm, siklus II 10cm dan 7cm, siklus III 10cm, 7cm dan pemukul yang sebenarnya.

3. Evaluasi

Pada pelaksanaan evaluasi siswa menurut nomor absen melakukan tes gerak dasar memukul bola kasti dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Aspek penilaiannya mencakup sikap badan, sikap tangan, sikap kaki, koordinasi gerakan memukul, dan hasil pukulan. Berdasarkan data hasil evaluasi gerak dasar memukul bola kasti, dari siklus ke siklus menunjukan adanya peningkatan kemampuan dengan prosentase peningkatan hasil dari data awal 64.6% pada siklus I naik menjadi 73.4%, pada siklus II meningkat lagi menjadi 77.1%, dan pada siklus III menjadi 78.8%. Pada tingkat pencapaian KKM dari data awal hanya 12 orang siswa atau 35.3% dari jumlah siswa 34 orang. Pada siklus I naik menjadi 22 orang siswa atau 64.7%, pada siklus II menjadi 27 orang siswa atau 79.4%, dan pada siklus III seluruhnya dapat mencapai KKM atau 100%.

4. Hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan yaitu siswa kurang mendapat kesempatan yang cukup untuk melakukan tugas gerak akibat menunggu giliran memukul yang lama, akibat bola yang jauh dipukul keluar lapangan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambata-hambatan tersebut yaitu siswa dibagi menjadi tiga kelompok, tiap


(5)

kelompok terdiri dari dua regu yaitu regu pemukul dan regu penjaga. Penyediaan bola diperbanyak dengan jalan menugaskan setiap siswa dengan masing-masing membuat satu buah bola kasti yang dibuat dari kertas atau plastik bekas.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada pokok pembahasan proses pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Penerapan modifikasi alat pemukul dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti.

b. Penerapan modifikasi alat pemukul dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

2. Bagi guru

a. Hasil penelitian ini dapat membangkitkan motivasi guru untuk mengembangkan modifikasi media pembelajaran sehingga pembelajaran Penjas lebih berkembang dan disenangi siswa.

b. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi guru untuk melakukan PTK disekolahnya masing-masing, guna menjadikan pembelajaran yang efektif dan efisien.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran permainan kasti sebagai upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar. 3. Bagi Lembaga


(6)

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran bahwa pengadaan media pembelajaran tidak harus dengan media yang mahal, tetapi dengan media yang sederhana seperti alat yang dimodifikasi dapat dijadikan sebagai siasat pembelajaran dan pembinaan di sekolah sehingga tujuan kurikulum dapat tercapai.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca khususnya, umumnya pada dunia pendidikan.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan skripsi ini, diharapkan menjadi inspirasi untuk mencari alat dan media pembelajaran lain yang dimodifikasi sehingga dapat meningkatkan pembelajaran khususnya pembelajaran permainan kasti.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SDN 4 REJOSARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 5 37

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SDN 4 REJOSARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 4 47

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1 NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 56

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 HADUYANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 55

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKARAJA GEDONG TATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 12 99

PENINGKATAN EFEKTIVITAS GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PANDANSARI SELATAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

0 4 44

PAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA MELAMBUNG DALAM BERMAIN KASTI DENGAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PULAU PANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 43

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V B SDN Gegerkalong KPAD Bandung.

0 2 32

MODIFIKASI ALAT PEMUKUL UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS IV SDN KAREDOK KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

3 14 40

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI LAMBUNG PANTUL BOLA PADA SISWA KELAS IV SDN CINTAASIH II KEC CILEUNYI KAB BANDUNG.

0 0 40