ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1200K/PDT/2008 TERKAIT PENERAPAN PERSANGKAAN TERHADAP PEROLEHAN HARTA DALAM PERKAWINAN.
ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1200K/PDT/2008
TERKAIT PENERAPAN PERSANGKAAN TERHADAP PEROLEHAN
HARTA DALAM PERKAWINAN
Isyana Yunissa Prizanika
110110080017
Putusnya perkawinan karena perceraian akan menimbulkan
permasalahan tentang pembagian harta bersama. Walaupun UndangUndang Perkawinan telah secara tegas membedakan harta bersama dan
harta bawaan, pada kenyataannya tidak mudah membuktikan kedudukan
harta dalam perkawinan. Alat bukti terdiri dari bukti tulisan, saksi- saksi,
persangkaan- persangkaan, pengakuan, dan sumpah. Alat bukti tulisan
dan saksi- saksi adalah alat bukti langsung dan merupakan alat bukti
utama. Hakim sudah dapat memberikan putusan berdasarkan alat bukti
tulisan dan saksi- saksi. Pada Putusan Nomor 1200K/PDT/2008 ini, hakim
memberikan putusan berdasarkan persangkan, walaupun sudah terdapat
alat bukti tulisan dan saksi- saksi yang diajukan dalam persidangan. Oleh
karena itu dilakukan analisis terhadap putusan tersebut. Studi kasus ini
bertujuan untuk: Pertama, menentukan kedudukan harta dalam
perkawinan yang dituntut oleh Penggugat menurut Undang- Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan berdasarkan alat- alat bukti
yang diajukan dalam persidangan. Kedua, menentukan kekuatan alat
bukti persangkaan- persangkaan jika pada kenyataanya terdapat alat bukti
tulisan- tulisan dan saksi- saksi yang diajukan oleh Penggugat dan
Tergugat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis
normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti
bahan pustaka atau data sekunder belaka, dengan spesifikasi penelitian
bersifat deskriptis analitis.
Berdasarkan analisis diperoleh simpulan bahwa: Pertama,
kedudukan harta dalam perkawinan yang dituntut oleh Penggugat
menurut Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
berdasarkan alat- alat bukti yang diajukan dalam persidangan adalah
sebagai harta pribadi Tergugat untuk objek gugatan ke-1 sampai ke-4.
Kedua, kekuatan alat bukti persangkaan- persangkaan jika pada
kenyataanya terdapat alat bukti tulisan- tulisan dan saksi- saksi yang
diajukan oleh Penggugat dan Tergugat adalah sempurna jika
persangkaan tersebut dibentuk dari fakta- fakta yang diajukan di
persidangan yang berasal dari alat bukti tulisan dan saksi yang tidak
memenuhi syarat sebagai alat bukti.
iv
TERKAIT PENERAPAN PERSANGKAAN TERHADAP PEROLEHAN
HARTA DALAM PERKAWINAN
Isyana Yunissa Prizanika
110110080017
Putusnya perkawinan karena perceraian akan menimbulkan
permasalahan tentang pembagian harta bersama. Walaupun UndangUndang Perkawinan telah secara tegas membedakan harta bersama dan
harta bawaan, pada kenyataannya tidak mudah membuktikan kedudukan
harta dalam perkawinan. Alat bukti terdiri dari bukti tulisan, saksi- saksi,
persangkaan- persangkaan, pengakuan, dan sumpah. Alat bukti tulisan
dan saksi- saksi adalah alat bukti langsung dan merupakan alat bukti
utama. Hakim sudah dapat memberikan putusan berdasarkan alat bukti
tulisan dan saksi- saksi. Pada Putusan Nomor 1200K/PDT/2008 ini, hakim
memberikan putusan berdasarkan persangkan, walaupun sudah terdapat
alat bukti tulisan dan saksi- saksi yang diajukan dalam persidangan. Oleh
karena itu dilakukan analisis terhadap putusan tersebut. Studi kasus ini
bertujuan untuk: Pertama, menentukan kedudukan harta dalam
perkawinan yang dituntut oleh Penggugat menurut Undang- Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan berdasarkan alat- alat bukti
yang diajukan dalam persidangan. Kedua, menentukan kekuatan alat
bukti persangkaan- persangkaan jika pada kenyataanya terdapat alat bukti
tulisan- tulisan dan saksi- saksi yang diajukan oleh Penggugat dan
Tergugat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis
normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti
bahan pustaka atau data sekunder belaka, dengan spesifikasi penelitian
bersifat deskriptis analitis.
Berdasarkan analisis diperoleh simpulan bahwa: Pertama,
kedudukan harta dalam perkawinan yang dituntut oleh Penggugat
menurut Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
berdasarkan alat- alat bukti yang diajukan dalam persidangan adalah
sebagai harta pribadi Tergugat untuk objek gugatan ke-1 sampai ke-4.
Kedua, kekuatan alat bukti persangkaan- persangkaan jika pada
kenyataanya terdapat alat bukti tulisan- tulisan dan saksi- saksi yang
diajukan oleh Penggugat dan Tergugat adalah sempurna jika
persangkaan tersebut dibentuk dari fakta- fakta yang diajukan di
persidangan yang berasal dari alat bukti tulisan dan saksi yang tidak
memenuhi syarat sebagai alat bukti.
iv