Hubungan antara nilaI red cell distribution width (RDW) dan fungsi ventrikel kiri pada anak dengan penyakit jantung bawaan asianotik.




PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Gagal jantung merupakan suatu ketidakmampuan jantung sebagai pompa darah
untuk memenuhi secara adekuat kebutuhan metabolisme tubuh (Ismet, 1994;
Ganong, 2012; Nelson, 2016), selain itu dapat juga diartikan sebagai sindrom
klinis dan patofisiologi yang dihasilkan dari disfungsi ventrikel, volume atau
tekanan yang berlebihan, baik sendiri ataupun kombinasi dari semuanya (Kirk et
al., 2014). Gagal jantung terjadi pada 39,1% anak-anak dengan penyakit jantung
(Sommers et al., 2005), sementara pada penelitian lainnya gagal jantung terjadi
pada 10% pasien, mulai dari 6% pada pasien dengan penyakit jantung bawaan dan
80% pada pasien dengan kardiomiopati (Massin et al., 2008). Gagal jantung
mungkin merupakan manifestasi akhir dan paling berat dari hampir semua bentuk
penyakit jantung, termasuk aterosklerosis koroner, infark miokard, penyakit
katup, hipertensi, penyakit jantung bawaan, dan kardiomiopati (Chatterjee N.A. et
al., 2011). Penyebab tersering dari gagal jantung pada masa bayi dan kanak-kanak
adalah kardiomiopati atau hasil dari fungsi ventrikel yang buruk (Chatterjee et al.,
2011; McDaniel, 2014). Gagal jantung biasanya merupakan suatu kondisi

progresif yang dimulai dengan faktor-faktor risiko dari disfungsi ventrikel kiri
seperti hipertensi, hasil perubahan asimptomatik dari struktur jantung seperti
hipertrofi ventrikel kiri dan fungsinya seperti gangguan relaksasi yang kemudian
berkembang menjadi gagal jantung secara klinis, disabilitas dan kematian (Hunts
et al., 2005). Dengan demikian, proses renovasi miokard dimulai sebelum
timbulnya gejala-gejala gagal jantung, oleh karena itu deteksi dini dari gangguan
fungsi ventrikel kiri dan identifikasi tepat waktu dari faktor-faktor risiko gagal
jantung mendapatkan penekanan khusus pada panduan tatalaksana gagal jantung
yang terbaru.
Pada tahun 1980-an, angka mortalitas gagal jantung dalam 1 tahun adalah
20% sampai 30% dan kemudian meningkat mencapai 40% dalam 5 tahun (Hsu et

1


2


al., 2009). Hal ini membuat gagal jantung menjadi salah satu penyebab umum
kondisi akut yang serius pada masa kanak-kanak (Hartman et al., 2013).

Walaupun tingkat mortalitas gagal jantung cukup tinggi pada anak namun
penelitian yang dapat menggambarkan epidemiologi pada populasi anak sangat
sedikit.
Stratifikasi faktor-faktor risiko yang akurat diperlukan untuk mengidentifikasi
secara dini

pasien yang mempunyai outcome yang buruk, dimana hal ini

sangatlah penting untuk pengelolaan pasien gagal jantung. Identifikasi penanda
prognosis yang baik dapat membantu klinisi dalam mengambil keputusan klinis,
dan juga dapat memberikan wawasan yang baru tentang patofisiologi sindroma
klinis yang kompleks seperti gagal jantung (Felker et al. 2007). Di Indonesia
fasilitas untuk menilai fungsi ventrikel kiri sebagai manifestasi awal gagal jantung
pada pasien dengan penyakit jantung bawaan seperti pemeriksaan ekokardiografi
tidak selalu tersedia di rumah sakit perifer, sehingga diperlukan penanda lain
sebagai alternatif yang mudah diakses dan murah. Pemeriksaan laboratorium,
pencitraan dan tanda-tanda klinis merupakan tiga kategori terbanyak yang
digunakan dalam estimasi prognosis gagal jantung (van Kimmenade et al. 2010;
Thakur et al. 2015). Sistem hematologi memiliki peran penting dalam fisologi
manusia, terganggunya sistem hematologi dapat mempengaruhi morbiditas dan

mortalitas suatu penyakit. Gangguan hematologi yang dapat terganggu adalah sel
darah merah, salah satu unsur sel darah merah adalah red cell distribution width
(RDW) (Aird WC, 2003). Red cell distribution width

yang merupakan

pemeriksaan darah rutin yang sering dilakukan dan merupakan bagian dari panel
pemeriksaan darah lengkap

adalah parameter rutin tes hematologi yang

digunakan untuk mengukur variasi dalam volume sirkulasi eritrosit (Evans et al.
1991) atau keberagaman dan tampilan distribusi sel darah merah (Lanzkowsky P.,
2011; Salvagno G.L., 2014). Baru-baru ini, ketertarikan pada RDW telah
meningkat, karena nilai RDW yang tinggi pada populasi dewasa ditemukan terkait
dengan peningkatan risiko semua penyebab dan mortalitas kardiovaskular pada
pasien dengan gagal jantung dan penyakit kronis lainnya (Felker et al., 2007;
Zöller et al., 2014). Sampai saat ini, banyak studi pada populasi dewasa telah
meneliti nilai prognostik RDW untuk gagal jantung, tetapi hasilnya tidak





3


konsisten (Anderson et al. 2015) dan belum terdapat penelitian di ranah anak. Di
RS Dr. Moewardi Surakarta, pemeriksaan RDW sebagai bagian dari pemeriksaan
darah rutin dan ekokardiografi dilakukan pada hampir seluruh pasien termasuk
pada penyakit jantung bawaan asinotik. Harga dari pemeriksaan RDW cukup
murah, sudah termasuk dalam pemeriksaan darah rutin, dan banyak tersedia di
laboratorium umum, sehingga RDW memenuhi kriteria mudah dan murah.
Namun sampai saat ini nilai RDW sebagai marker prognostik masih banyak
dipertanyakan oleh para klinisi. Belum adanya penelitian nilai RDW pada anak
dengan penyakit jantung bawaan asianotik di RS Dr. Moewardi

mendorong

penulis untuk meneliti lebih jauh bagaimanakah profil RDW pada anak dengan
penyakit jantung asianotik dan adakah hubungannya dengan fungsi ventrikel kiri

sebagai parameter gagal jantung.

B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara nilai red cell distribution width (RDW) dan
fungsi ventrikel kiri pada anak dengan penyakit jantung asianotik di RS. Dr.
Moewardi Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian
1.

Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan nilai red cell
distribution width dan fungsi ventrikel kiri pada anak dengan penyakit
jantung bawaan asianotik di RS. Dr. Moewardi Surakarta.

2.

Tujuan khusus
a. Mendapatkan profil fungsi ventrikel kiri pada anak dengan penyakit
jantung bawaan asianotik terutama ventricular septal defect (VSD), atrial

septal defect (ASD) dan patent ductus arteriosus (PDA)
b. Mendapatkan profil kadar RDW pada anak dengan penyakit jantung
bawaan asianotik terutama ventricular septal defect (VSD), atrial septal
defect (ASD) dan patent ductus arteriosus (PDA).




4


c. Menganalisis hubungan nilai RDW dan fungsi ventrikel kiri pada anak
dengan penyakit jantung bawaan asianotik terutama ventricular septal
defect (VSD), atrial septal defect (ASD) dan patent ductus arteriosus
(PDA).
D. Manfaat Penelitian
1.

Manfaat bidang akademik untuk Ilmu Kesehatan Anak khususnya bagian
Kardiologi Anak

a. Nilai red cell distribution width pada anak dengan penyakit jantung
bawaan asianotik.
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan bahan penelitian
tentang perlunya tatalaksana yang baik pada anak dengan penyakit jantung
bawaan asianotik sehingga dapat menurunkan angka kejadian gagal
jantung.

2.

Manfaat bidang pelayanan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam memprediksi luaran
anak dengan penyakit jantung bawaan asianotik terhadap kejadian gagal
jantung dan selanjutnya dapat dijadikan dasar pemberian edukasi pada
keluarga.

3.

Manfaat bidang kedokteran keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar tindakan preventif untuk
mencegah terjadinya perburukan atau gagal jantung anak dengan penyakit

jantung bawaan asianotik serta menjadi dasar perlunya pemeriksaan nilai red
cell distribution width sebagai faktor prognostik gagal jantung.