Hubungan Antara Derajat Regurgitasi Katup Mitral dengan Fungsi Sistolik Ventrikel Kiri pada Anak Penyakit Jantung Rematik

(1)

TESIS

HUBUNGAN ANTARA DERAJAT REGURGITASIKATUP MITRAL

DENGAN FUNGSI SISTOLIK VENTRIKEL KIRI

PADA ANAK PENYAKIT JANTUNG REMATIK

SILVIA YASMIN LUBIS

107103010/IKA

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

HUBUNGAN ANTARA DERAJAT REGURGITASI KATUP MITRAL

DENGAN FUNGSI SISTOLIK VENTRIKEL KIRI

PADA ANAK PENYAKIT JANTUNG REMATIK

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Megister Kedokteran Klinik (Anak)

Dalam Program Megister Kedokteran Klinik Konsentrasi Kesehatan Anak

Pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

SILVIA YASMIN LUBIS

107103010/IKA


(3)

Judul

: Hubungan Antara Derajat Regurgitasi Katup

Mitral dengan Fungsi Sistolik Ventrikel Kiri

pada Anak Penyakit Jantung Rematik

Nama Mahasiswa

: Silvia Yasmin Lubis

Nomor Induk Mahasiswa : 107103010

Program Magister

: Magister Kedokteran Klinik

Konsentrasi

: Kesehatan Anak

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Ketua

dr. Muhammad Ali, Sp.A(K)

Anggota

dr. Tina C.L. Tobing, M.Ked(Ped), Sp.A(K)

Program Magister Kedokteran Klinik Dekan

Sekertaris Program Studi,

dr. Murniati Manik, M.Sc, SpKK, SpGK

NIP. 19530719 198003 2 002

NIP. 19540220 198011 1 001

Prof. dr. Gontar A. Siregar,SpPD, KGEH


(4)

Telah diuji pada

Tanggal 23 April 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua: dr. Muhammad Ali, SpA(K)

…………

Anggota : dr. Tina CL Tobing, M.Ked(Ped), SpA(K)…………

dr. Refli

Hasan, SpPD, SpJP(K) ………….


(5)

Hubungan Antara Derajat Regurgitasi Katup Mitral dengan Fungsi

Sistolik Ventrikel Kiri pada Anak Penyakit Jantung Rematik

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali yang secara tertulis dijadikan acuan dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka

Medan, Mei 2015


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga memberikan kesempatan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas

akhir pendidikan magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Ilmu Kesehatan

Anak di Fakultas Kedokteran USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala

kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua

pihak di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan

penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pembimbing utama dr. Muhammad Ali, SpA(K) dan Pembimbing II dr.

Tina CL. Tobing, MKed(Ped), SpA(K) yang telah memberikan bimbingan,

bantuan serta saran-saran yang sangat berharga dan dukungan moril

kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

2. Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu

Kesehatan Anak Fakultas kedokteran USU / RSUP H. Adam Malik

Medan dan dr. Hj. Melda Deliana, MKed(Ped),SpA(K), sebagai Ketua

Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Anak FK-USU yang telah

memberikan bantuan dan dukungan dalam penelitian dan penyelesaian

tesis ini.


(7)

4. Rektor USU, Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), SpA(K)

dan Dekan Fakultas Kedokteran USU, Prof. dr. Gontar A. Siregar,

SpPD-KGEH yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan Magister Kedokteran Klinik di bidang Ilmu

Kesehatan Anak dan PPDS Ilmu Kesehatan Anak di FK USU

5. Seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU /

RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan sumbangan pikiran

dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.

6. Seluruh teman sejawat PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK USU terutama

PPDS periode Juni 2010, kak Poppy, Regia,Cheri, kak Chica, kak Dewi,

Bebi, Dwi, Sisca, kak Elida, Febri, Trina, Ika, Gazhali, Tarmizi, bang

Selwan, bang Miko, kak Dame, kak Ratna, bang Supriadi,Atika,

Rika,Dila, Juang serta kakSuryani yang telah membantu saya dalam

terlaksananya keseluruhan penelitian maupun penyelesaian tesis ini.

Terima kasih untuk kebersamaan kita dalam menjalani pendidikan

selama ini. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah memberikan masukan dan bantuan dalam terlaksananya

penelitian serta penulisan tesis ini.

Teristimewa untuk pasangan hidup saya, suami tercinta, Zaldi Bunawar

SAB, terima kasih atas doa, dukungan, pengertian dan pengorbanan yang

begitu besar selama penulis menjalani pendidikan, membantu dalam

pelaksanaan penelitian dan penyusunan tesis ini, juga mohon maaf

setulusnya kepada putra saya, Muhammad Ar Razi karena tidak bisa

memberikan waktu dan perhatian sepenuhnya sebagai seorang ibu.

Kepada yang sangat saya cintai dan hormati, orangtua saya (Alm) DR.

H. Amir Hasan Lubis dan Ir. Hj. Faristha Siregar MS, maupun Ayahanda

mertua (Alm) H. Bunawar Usman, serta abang, kakak dan adik, Taufan

Adriansyah Lubis, Krisanti Lubis SE, Zofnath Amfar Lubis SE dan dr. Farah

Gloria Lubis yang sangat penulis sayangi, terima kasih atas pengertian serta

dukungan yang sangat besar selama penulis menyelesaikan pendidikan ini,


(8)

terima kasih karena selalu mendoakan dan memberikan bantuan moril dan

materil. Kepada para kerabat dan saudara yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini. Semoga budi

baik yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, April 2015


(9)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan Hasil Penelitian

iii

Lembar Panitia Penguji Tesis

iv

Lembar Pernyataan

v

Ucapan Terima Kasih

vi

Daftar Isi

ix

Daftar Gambar

x

Daftar Tabel

xiii

Daftar Singkatan dan Lambangxiv

Abstrak

xvi

Abstract xvii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

1

1.2. PerumusanMasalah

2

1.3. Hipotesis

2

1.4. TujuanPenelitian

2

1.5. ManfaatPenelitian

3

BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Jantung Rematik

2.1.1 Definisi

4

2.1.2 Epidemiologi

4

2.1.3 Patogenesis dan Patofisiologi

4

2.1.4 Penegakkan Diagnosis

6

2.1.4 Komplikasi Kelainan Katup pada PJR

7

2.2. Regurgitasi Katup Mitral

2.2.1 Definisi

7

2.2.2 Derajat Regurgitasi Katup Mitral

8

2.3. Ventrikel Kiri

2.3.1StrukturdanFungsi Ventrikel Kanan

10

2.3.2 Penilaian Ekokardiografi pada Fungsi Ventrikel

Kiri

10

2.4. Hubungan Derajat Regurgitasi Katup Mitral pada Fungsi

Ventrikel Kiri

12

2.5. Kerangka Konseptual

14

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Desain

15


(10)

3.3. Populasi dan Sampel

15

3.4. Perkiraan BesarSampel

15

3.5. KriteriaInklusidanEksklusi

16

3.6. Etikapenelitian

16

3.7. Cara Kerja

16

3.8. Alur Penelitian

17

3.9. IdentifikasiVariabel

18

3.10. DefinisiOperasional

18

3.11. RencanaPengolahan dan Analisis Data

19

BAB 4. HASIL PENELITIAN

20

BAB 5. PEMBAHASAN

25

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

29

RINGKASAN

30

SUMMARY

32

DAFTAR PUSTAKA

34

LAMPIRAN

1. Personil Penelitian

37

2. RencanaAnggaran

37

3. Jadwal Penelitian

38

4. Riwayat Hidup

39


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rekaman aliran warna regurgitasi katup mitral dilihat dari

jendela apikal

10

Gambar 4.1 Hubunganderajatregurgitasi mitral dengan diameter akhir

sistolik ventrikel kiri

21

Gambar 4.2 Hubungan derajat regurgitasi mitral dengan fraksi ejeksi

ventrikel kiri

22

Gambar 4.3 Grafik scatter plot yang menunjukkan korelasi umur dan


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kriteria WHO 2002-2003 dalam mendiagnosis DR dan PJR

berdasarkan kriteria Jones

6

Tabel 2.2. Derajat keparahan regurgitasi katup mitral

8

Tabel 2.3. Keuntungan dan keterbatasan ekokardiografi danparameter

Doppler dalam evaluasi derajat keparahankatup mitral

9

Tabel4.1 Karakteristikdasarrespondenpenelitian

Tabel4.2 Hubunganderajatregurgitasi mitral dengan diameter

akhirsistolik ventrikel kiri 20

Tabel4.3

Hubunganderajatregurgitasi mitral denganfraksiejeksi

ventrikel kiri

Tabel4.5 Hubunganregurgitasimitral dengan ada tidaknya kelainan

katup lain dan diameter akhir sistolik serta fraksi ejeksi

ventrikel kiri

22

Tabel4.6 Hubungan jenis kelamin dan umur dengan diameter akhir


(13)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

ACC

: American college of cardiology

AHA

: American heart association

APC

: Antigen precenting cell

CW

: countinous wave

d

: Presisi

DR

: Demam Rematik

DRA

: Demam Rematik Akut

EROA

: Effective regurgitant orifice area

HLA

: Human leukocyt antigenic

IL

: Interleukin

LA

: Left atrium

LV

: Left ventricle

LVDd

: Left ventricle diastolic diameter

LVDs

: Left ventricle systolic diameter

LVESD

: Left Ventricle End Systolic Diameter

LVEDV

: Left ventricle end diastolic volume

LVESV

: Left ventricle end systolic volume

LVOT

: Left ventricle outflow tract

MBL

: Manosse binding lectin

mm

: milimeter

MR

: Mitral regurgitation

MV

: Mitral valve

PJR

: Penyakit Jantung Rematik

PW

: Pulse wave Doppler

RHD

: Reumatic Heart Disease

Rvol

: Regurgitant volume

SB

: Simpang baku


(14)

: Deviat baku alfa

>

: lebih besar

<

: lebih kecil

: lebih besar atau sama dengan


(15)

ABSTRAK

Latar Belakang

Penyakit Jantung Rematik (PJR) merupakan penyakit

jantung tersering pada anak-anak di negara berkembang, dengan katup

mitral yang tersering mengalami kerusakan. Regurgitasi mitral kronis

menyebabkan disfungsi ventrikel kiri yang progresif, dan tindakan operasi

katup mitral sebaiknya dilakukan sebelum terjadi perubahan pada fungsi

ventrikel kiri. Salah satu indikasi untuk operasi adalah bila fraksi ejeksi < 60%

atau diameter akhir sistolik ventrikel kiri

≥ 40 mm.

Tujuan

Untuk melihat hubungan antara derajat regurgitasi mitral dengan

fungsi sistolik ventrikel kiri.

Metode

Penelitian

cross sectional

retrospektifdilakukan di Rumah Sakit Haji

Adam Malik dengan mengumpulkan data dari rekam medis dari Januari 2011

sampai Januari 2015. Sampel adalah anak-anak PJR berusia 5 sampai 18

tahun yang memenuhi kriteria. Ekokardiografi lengkap dilakukan pada semua

sampel untuk menilai derajat regurgitasi mitral, fraksi ejeksi dan diameter

akhir sistolik ventrikel kiri. Data dianalisis dengan menggunakan uji Anova, uji

T

independent

, Mann Whitney dan korelasi Spearman.

Hasil

Terdapat hubungan yang signifikan antara derajatregurgitasi mitral

dengan fungsi sistolik ventrikel kiri, namun hanya diameter akhir sistolik

ventrikel kiri yang memperlihatkan hubungan signifikan (P=0,0001),

sedangkan terhadap fraksi ejeksi tidak telihat hubungan yang signifikan

(P=0,968). Umur memiliki hubungan yang signifikan terhadap diameter akhir

sistolik ventrikel kiri pada anak PJR dengan regurgitasi mitral (P=0,04,

r=0,303), namun tidak terhadap jenis kelamin (P=0,08).

Kesimpulan

Terdapat hubungan yang signifikan antara derajat regurgitasi

mitral dengan fungsi sistolik ventrikel kiri, dimana hanya terlihat pada

diameter akhir sistolik ventrikel kiri. Umur juga memiliki hubungan yang

signifikan terhadap diameter akhir sistolik anak PJR dengan regurgitasi

mitral.

Kata Kunci

PJR, regurgitasi mitral, fungsi sistolik ventrikel kiri, diameter

akhir sistolik ventrikel kiri, fraksi jeksi


(16)

ABSTRACT

Background

Rheumatic Heart Disease (RHD) is the most frequent heart

disease in children of developing countries, with mitral valve is often affected.

Chronic mitral regurgitation causes progressive left ventricular dysfunction,

and mitral valve surgery should be performed before the change in left

ventricular function. One of the indication for surgery is ejection fraction <

60% and left ventricular end-systolic diameter (LVESD)

≥ 40 mm.

Objective

To evaluate the relationship between mitral regurgitation severity

and left ventricular systolic function

Methods

A cross sectional study was conducted by obtaining medical record

data from Haji Adam Malik Hospital during January 2011 to January 2015.

Subject were children with RHD, aged 5 to 18 years old that met the criterias.

Complete echocardiography was done in all subjects to evaluate severity of

mitral regurgitation, ejection fraction and LVESD. Data were analyzed by

calculating Anova, independent T-test, Mann Whitney and Spearman

correlation.

Results

There was significant relationship between mitral regurgitation

severity and left ventricular systolic function, but only LVESDthat showed a

significant relationship (P=0.0001), but was not in ejection fraction (P=0.968).

Age was correlate with LVESD in children RHD with mitral regurgitation

(P=0.04, r=0.303), but was not in sex (P=0.08).

Conclusion

There was a significant relationship between mitral regurgitation

severity and left ventricular systolic function, which was only seen in LVESD.

Age was correlate with LVESD in children PJR with mitral regurgitation.

Keywords

: RHD, mitral regurgitation, left ventricular systolic function,

LVESD, ejection fraction


(17)

ABSTRAK

Latar Belakang

Penyakit Jantung Rematik (PJR) merupakan penyakit

jantung tersering pada anak-anak di negara berkembang, dengan katup

mitral yang tersering mengalami kerusakan. Regurgitasi mitral kronis

menyebabkan disfungsi ventrikel kiri yang progresif, dan tindakan operasi

katup mitral sebaiknya dilakukan sebelum terjadi perubahan pada fungsi

ventrikel kiri. Salah satu indikasi untuk operasi adalah bila fraksi ejeksi < 60%

atau diameter akhir sistolik ventrikel kiri

≥ 40 mm.

Tujuan

Untuk melihat hubungan antara derajat regurgitasi mitral dengan

fungsi sistolik ventrikel kiri.

Metode

Penelitian

cross sectional

retrospektifdilakukan di Rumah Sakit Haji

Adam Malik dengan mengumpulkan data dari rekam medis dari Januari 2011

sampai Januari 2015. Sampel adalah anak-anak PJR berusia 5 sampai 18

tahun yang memenuhi kriteria. Ekokardiografi lengkap dilakukan pada semua

sampel untuk menilai derajat regurgitasi mitral, fraksi ejeksi dan diameter

akhir sistolik ventrikel kiri. Data dianalisis dengan menggunakan uji Anova, uji

T

independent

, Mann Whitney dan korelasi Spearman.

Hasil

Terdapat hubungan yang signifikan antara derajatregurgitasi mitral

dengan fungsi sistolik ventrikel kiri, namun hanya diameter akhir sistolik

ventrikel kiri yang memperlihatkan hubungan signifikan (P=0,0001),

sedangkan terhadap fraksi ejeksi tidak telihat hubungan yang signifikan

(P=0,968). Umur memiliki hubungan yang signifikan terhadap diameter akhir

sistolik ventrikel kiri pada anak PJR dengan regurgitasi mitral (P=0,04,

r=0,303), namun tidak terhadap jenis kelamin (P=0,08).

Kesimpulan

Terdapat hubungan yang signifikan antara derajat regurgitasi

mitral dengan fungsi sistolik ventrikel kiri, dimana hanya terlihat pada

diameter akhir sistolik ventrikel kiri. Umur juga memiliki hubungan yang

signifikan terhadap diameter akhir sistolik anak PJR dengan regurgitasi

mitral.

Kata Kunci

PJR, regurgitasi mitral, fungsi sistolik ventrikel kiri, diameter

akhir sistolik ventrikel kiri, fraksi jeksi


(18)

ABSTRACT

Background

Rheumatic Heart Disease (RHD) is the most frequent heart

disease in children of developing countries, with mitral valve is often affected.

Chronic mitral regurgitation causes progressive left ventricular dysfunction,

and mitral valve surgery should be performed before the change in left

ventricular function. One of the indication for surgery is ejection fraction <

60% and left ventricular end-systolic diameter (LVESD)

≥ 40 mm.

Objective

To evaluate the relationship between mitral regurgitation severity

and left ventricular systolic function

Methods

A cross sectional study was conducted by obtaining medical record

data from Haji Adam Malik Hospital during January 2011 to January 2015.

Subject were children with RHD, aged 5 to 18 years old that met the criterias.

Complete echocardiography was done in all subjects to evaluate severity of

mitral regurgitation, ejection fraction and LVESD. Data were analyzed by

calculating Anova, independent T-test, Mann Whitney and Spearman

correlation.

Results

There was significant relationship between mitral regurgitation

severity and left ventricular systolic function, but only LVESDthat showed a

significant relationship (P=0.0001), but was not in ejection fraction (P=0.968).

Age was correlate with LVESD in children RHD with mitral regurgitation

(P=0.04, r=0.303), but was not in sex (P=0.08).

Conclusion

There was a significant relationship between mitral regurgitation

severity and left ventricular systolic function, which was only seen in LVESD.

Age was correlate with LVESD in children PJR with mitral regurgitation.

Keywords

: RHD, mitral regurgitation, left ventricular systolic function,

LVESD, ejection fraction


(19)

BAB 1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Jantung Rematik (PJR) merupakan penyebab terbanyak penyakit

kardiovaskular pada anak sekolah dan dewasa muda di negara-negara

berkembang serta menjadi beban tinggi bagi kesehatan

masyarakat.

1

Penyakit Jantung Rematik terjadi akibat gejala sisa respon

imunologis Demam Rematik Akut (DRA)yang terjadi setelah infeksi kuman

Streptococus hemolyticus

grup A berupa kerusakan katup.

2

Insiden per tahun PJR mencapai 282000 orang dengan kasus

baru.

3

Di Jakarta prevalensi PJR sebesar 0.3 - 0.8 per 1000 anak sekolah

usia 5sampai 15 tahun.

4

Kurangnyapencegahan primer dan deteksi dini PJR

menyebabkan komplikasi struktural dan hemodinamik, seperti hipertensi

pulmonal, menyebabkan sebanyak 200000 kematian setiap tahunnya dan

data ini sepuluh kali lebih tinggi daripada negara maju.

5,6

Katup jantung yang tersering mengalami kerusakan adalah mitral dan

diikuti dengan aorta dimana awalnya berupa regurgitasi dan akhirnya setelah

berbulan-bulan

atau bertahun-tahunberpotensi menjadi stenosis.

2

Regurgitasi mitral kronis menyebabkan disfungsi ventrikel kiri yang progresif.

Operasi katup mitral sebaiknya dilakukan pada fase awal dari perubahan

fungsi sistolik ventrikel kiri.

7

Hal ini dikarenakan pada keadaan regurgitasi

mitral yang telah mengalami penurunan fungsi sistolik ventrikel kiri, resiko

operasi akan meningkat, yaitu fungsi ventrikel kiri kemungkinan besar tidak

kembali normal serta meningkatkan risiko gagal jantung dan kematian.

8

Pasien dengan regurgitasi katup mitral sedang dan berat hampir

selalu memiliki pembesaran ventrikel dan gangguan fungsi sistolik. Salah

satu indikasi operasi katup mitral adalah jika fraksi ejeksi dibawah 60% dan

diameter akhir sistolik ventrikel kiri lebih dari sama dengan 40


(20)

mm.Pengukuran akurat kedua pemeriksaan tersebut menggunakan

M-mode

dan

two dimensional

(2SD) ekokardiografi.

8

Penilaian fraksi ejeksi dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri penting

dilakukan secara dini pada anak- anak PJR dengan regurgitasi katup mitral

agar dapat dilakukan penatalaksanaan dan jika memungkinkan tindakan

operasi lebih dini sebelum terjadi disfungsi ventrikel kiri berat, sehingga

dapat memperbaiki prognosis. Hingga saat ini belum ada penelitian yang

menilai hubungan antara derajat regurgitasi katup mitral dengan fraksi ejeksi

dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri pada anak PJR.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

pertanyaan : Apakah terdapat hubungan antara derajatregurgitasi katup

mitraldan fungsi sistolik ventrikel kiri pada anak PJR?

1.3 Hipotesis

Terdapat hubunganantara derajat keparahanregurgitasi katupmitral

dengan fungsi sistolik ventrikel kiri pada anak PJR.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan umum : melihat hubungan antaraderajat regurgitasi katup

mitral denganfraksi ejeksi dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri pada

anak PJR.

1.4.2 Tujuan khusus :

1. Mengetahui hubungan antara derajat regurgitasi katup mitral dan

kelainan katup lain dengan fraksi ejeksi dan diameter akhir sistolik


(21)

1.5 Manfaat Penelitian

1. Di bidang akademik/ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti

mengenai hubunganantara derajat regurgitasi katup mitraldan fungsi

sistolik ventrikel kiri pada anak PJR.

2. Di bidang pelayananmasyarakat: dapat memberikan informasi kepada

masyarakat mengenaipengaruh derajat regurgitasi katup mitral pada

anak PJR dengan keparahan penyakit dengan melihat fungsi ventrikel

kiri.

3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan konstribusi ilmiah

mengenai pengaruh derajat regurgitasi katup mitralpada anak PJR

terhadap fraksi ejeksi dan diameter sistolik akhir ventrikel kiri.


(22)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Jantung Rematik

2.1.1 Definisi

Penyakit Jantung Rematik adalahkerusakan katup jantung yang terjadi akibat

respon imun tidak normal infeksi

Streptococus

grup A terutama pada katup

mitral dan katup aorta.

1,2

2.1.2 Epidemiologi

World Health Organisation

(WHO) memperkirakan sekitar 16 juta orang di

dunia terkena PJR.Penyakit jantung rematik menyebabkan kematian

sebanyak 200000 sampai 250000 kematian dini setiap tahunnya, dan

merupakan penyebab utama kematian akibat kardiovaskuler pada anak -

anak dan dewasa muda pada negara berkembang.

9

Penyakit ini memberat

dengan bertambahnya umur, tetapi umumnya terjadi saat usia 6 sampai 12

tahun. Perempuan cenderung lebih banyak menderita PJR dibandingkan

laki-laki.

10

Katup mitral adalah katup yang paling sering terkena dan sangat

berpotensi menjadi berat, yaitu sebanyak 65% sampai 70%, diikuti oleh

katup aorta sebanyak 25%. Sedangkan katup trikuspid hanya sebanyak 10%

dan hampir selalu bersamaan dengan lesi katup mitral dan katup

aorta.Berdasarkan penelitian di Kairo lesi katup tersering adalahpada katup

mitral, sebanyak 86,5% dari seluruh penderita PJR.

6


(23)

konsepantigenikmimikri dihubungkan dengan kekebalan tubuh serta

berkaitan adanya respon imun

host

yang tidak normal.

11

Infeksi bakteri

Streptococus grup A pyogenes

yang tidak diobati pada

infeksi faring merupakan faktor pencetus dari PJR.

12

Streptococus pyogenes

terdiri dari protein permukaan M, T dan R, yang mana berhubungan dengan

perlekatan sel bakteri pada sel epitel tengkorokan.

9

Perlekatan bakteri ke sel

epitel tengkorokan berlangsung melalui ikatan kapsul polisakarida asam

hialuronik bakteri pada antigen CD44 manusia, sehingga terjadi infeksi,

aktivasi limfosit serta memberikan perlawanan terhadap fagositosis

host

.Hal

ini kemudian merangsang respon imun adaptif (makrofag, sel natural killer,

aktivasi jalur komplemen) dan imun innate (limfosit B , limfosit T , molekul

HLA) serta melalui beberapa mekanisme reaktan fase akut, seperti :

Manosse binding lectin

(MBL),IL-1, IL-6, IL-17, TNF-

α. Aktivasi limfosit B

menghasilkan antibodi dan selanjutnya menjadi reaksi silang molekul mimikri

imun antigen N-asetil glukosamin streptokokus dengan miosin jantung,

endotelium dan laminin katup. Saat

atigen precenting cell

(APC)

mengekspresikan

human leukocyt antigenic

(HLA) kelas II yang

mengenalkan peptida streptokokus pada sel T

helper

menunjukkan inflamasi

dan kerusakan katup mulai terjadi.

12

Kemudian muncul nodul Aschoffyang terdiri dari makrofag dan sel T

spesifik serta produksi sekresi dari proinflamasi sitokin yang terus

berlangsung di sepanjang koaptasi katup. Akibat peradangan dan endapan

fibrin pada katup menyebabkan fusi komisura katup, pemendekan korda

tendinea dan perubahan morfologi katup. Katup yang paling sering terkena

adalah katup mitral diikuti katup aorta, dimana menyebabkan insufisiensi

katup, dan dapat berlanjut menjadi stenosis katup.

2


(24)

2.1.4 Penegakkan diagnosis

Diagnosis Demam Reumatik (DR)dan PJR ditegakkan menggunakan kriteria

WHO tahun 2002 – 2003 berdasarkan kriteria Jones yang telah direvisi, hal

ini dapat dilihat pada tabel 1.

13

Tabel 2.1. Kriteria WHO 2002 – 2003 dalam mendiagnosis DR dan PJR

berdasarkan kriteria Jones yang direvisi.

13

Kategori Diagnosis Kriteria

Episode primer dari DR.a Manifestasi dua mayor* atau satu mayor dan dua minor** ditambah bukti infeksi Streptokokus grup A*** sebelumnya.

Serangan ulang DR pada pasien tanpa PJR.b Manifestasi dua mayor atau satu mayor dan dua minor ditambah bukti infeksi Streptokokus grup A sebelumnya.

Seranganulang DR pada pasien dengan PJR. Manifestasi dua minor ditambah bukti infeksi Streptokokus grup A sebelumnya.c

Reumatik Korea

Rematik karditis dengan onset berbahaya dan tersembunyi.b

Manifestasi mayor lainnya atau bukti infeksi Streptokokus grup A sebelumnya tidak diperlukan.

Lesi katup kronis pada PJR (pasien datang pertama kali dengan stenosis mitral murni atau kombinasi kelainan katup mitral dan/atau kelainan aorta).d

Untuk diagnosis tidak memerlukan kriteria lain oleh karena telah menunjukkan gejala PJR.

*Manifestasi mayor - Karditis - Poliatritis - Korea

- Eritema marginatum - Nodul Subkutan

** Manifestasi minor - Klinis : demam, poliatralgia

- Laboratorium : peningkatan reaktan fase aku (laju endap darah atau jumlah leukosit)

*** Bukti penunjang yang menujukkan infeksi Streptokokus grup A dalam 45 hari terakhir.

- Elektrokardiografi : Pemanjangan interval P-R

- Peningkatan antistreptolisin-O atau antibodi Streptokokus lainnya atau

- Kultur tengkorokan positif, atau

- Rapid antigen test Streptokokus grup A, atau - Demam skarlatinasebelumnya

a Pasien mungkin hanya dengan poliatritis (atau dengan hanya poliatralgia atau monoatritis) dan dengan beberapa manifestasi klinis minor lainnya (3 atau lebih), disertai bukti infeksi Streptokokus grup A. Beberapa kasus ini mungkin menjadi DR. Sebaiknya dipertimbangkan sebagai kemungkinan DR dan mendapatkan profilaksis sekunder rutin. Pasien tersebutmemerlukan pemantauan dan


(25)

2.1.5 Komplikasi kelainan katup pada PJR

Komplikasi PJR berhubungan dengan morbiditas berat dan mortalitas pada

negara-negaraberkembang, dimana kurang adanya

screening

. Banyak

pasien datang terlambat dengan kelainan katup yang telah

berat.Berdasarkan penelitian di Uganda, komplikasi yang sering pada PJR

adalah gagal jantung, hipertensi pulmonal, atrial fibrilasi, demam rematik

akut, endokarditis infektif serta stroke.

5

Sebanyak 97,6% komplikasi PJRberdasarkan penelitian di Yaman,

terdapat pada lesi katup mitral.Hipertensi pulmonal merupakan komplikasi

yang tersering terjadi (80,4%), sedangkan atrial fibrilasi, endokarditis dan

atrial trombus komplikasi yang jarang terjadi.

10

Stenosis mitral sering

menyebabkan hipertensi pulmonal dan disfungsi ventrikel kanan. Gagal

jantung kanan lebih sering terjadi pada stenosis mitral berat dan hipertensi

pulmonal yang signifikan, dimana dapat menyebabkan mortalitas sebanyak

60%-70% bila tidak diobati.Regurgitasi mitral kronis dengan hipertensi

pulmonal signifikan dapat menyebabkan disfungsi ventrikel kanan pertama

kali pada saat beraktivitas.

14

2.2Regurgitasi Katup Mitral

2.2.1 Definisi

Regurgitasi katup mital adalah aliran darah yang kembali pada saat sistolik

dari ventrikel kiri ke atrium kiri.

15

Hal tersebut terjadi karena kecacatan dari

salah satu komponen fungsi katup mitral yang tergantung oleh interaksi yang

komplek antara fungsi daun katup mitral, pendukung

subvalvular

(korda

tendinea dan otot papiler), anulus mitral dan ventrikel kiri.

16

2.2.2Derajat regurgitasi katup mitral

Derajat regurgitasikatup mitral dikelompokkamenjadi ringan, sedang dan

berat berdasarkan

American College of Cardiology,

yang dapat dilihat pada

tabel 2.

17


(26)

Tabel 2.2. Derajat keparahan regurgitasi katup mitral

17 Regurgitasi Mitral

Ringan Sedang Berat

Kualitatif

Derajat Angiografi 1+ 2+ 3 – 4+

Area jet warna Doppler

Kecil, sentral jet kurangdari 4 cm2 atau kurang dari 20% area LA

Tanda atau MR lebih besar dariringantetapi tidak ada kriteria MR berat

Lebar

venacontractalebih besar dari 0,7 cm,besar areasentral jet MRlebih besar dari 40% dari area LA atau jet mengenai dinding dengan berbagai ukuran, berputar pada LA Doppler lebar vena

contracta (cm)

Kurang dari 0,3 0,3 – 0,69 lebih besar atau

sama dengan 0,70 Kualitatif

(kateterisasi atau ekokardiografi) Volume regurgitasi (ml per beat)

Kurang dari 30 30 – 59 Lebih besar atau

sama dengan 60 Traksi regurgitasi

(%)

Kurang dari 30 30 – 49 Lebih besar atau

sama dengan 50 Area ruang

regurgitasi (cm2)

Kurang dari 0,20 0,20 – 0,39 Lebih besar atau

sama dengan 0,40 Kriteria penting

tambahan

Ukuran atrium kiri Membesar

Ukuranventrikel kiri

Membesar

Keuntungan dan keterbatasan ekokardiografi dan penggunaan

parameter Doppler dalam mengevaluasi derajat keparahan katup mitral

dapat dilihat pada tabel 3.

18


(27)

Tabel 2.3. Keuntungan dan keterbatasan ekokardiografi dengan parameter

Doppler dalam evaluasi derajat keparahan katup mitral

18

Parameter Kegunaan/Keuntungan Keterbatasan Struktur

Ukuran LA dan LV Pembesaran sensitif untuk MR kronik signifikan, penting untuk luaran. Ukuran normal hampir dapat mengeksklusikan MR kronik signifikan.

Pembesaran terlihat pada berbaga kondisi. Kemung-kinan normal pada MR akut signifikan.

Daun MV / perangkat pendukung

Kerusakan katup dan ruptur otot papilar spesifik untuk MR signifikan.

Kelainan lain yang tidak menujukkan MR signifikan.

Parameter area aliran jet warna Doppler

Mudah, cepat memperlihatkan gambaran ringan atau berat sentral MR, mengevaluasi

orientasi spasial jet.

Meniadakan variasi hemodi-namik, secara signifikan mengabaikan keparahan jet eksentik.

Luas vena contracta Mudah, kuantitatif, baik dalam mengidentifikasi ringan atau berat MR.

Tidak digunakan pada jet MR multipel; ukuran intermedia membutuhkan komfrmasi.

Nilai kecil sehingga kesa-lahan kecil menyebabkan % kesalahan besar.

Metode PISA Kuantitatif; Hadirnya aliran konvergensi pada Nyquist dari 50 – 60 cm/detik sebagai tanda MR signifikan. Menyajikan baik keparahan lesi (EROA) dan volume overload (RVol).

Rumit; sedikit akurat pada jet eksentrik; tidak valid pada jet multiple . Menyajikan aliran peak dan EROA maksimal.

Aliran kuantisasi—PW Kuantitatif, valid pada jetmultipeldan jet eksentrik. Menyajikan baik keparahan lesi(EROA, RF) dan volume overload (RVol).

Rumit. Pengukuran pada annulus MV kurang dapat diandalkan dalam kalsifikasi MV dan/atau annulus.Tidak akurat bila bersamaanAR signifikan kecuali pulmonal site digunakan.

Profil jet —CW Mudah, tersedia Kualitatif; data pelengkap. Kecepatan Peak mitral E Mudah, tersedia. Dominasi

gelombang A mengeksklusikan MR berat.

Dipengaruhi tekanan LA, relaksasi LV, area MV, dan fibrilasi atrium. Data

pelengkap, tidak mengukur keparahan MR.

Aliran vena pulmonal Mudah. Aliran sistolik balik spesifik untuk MR berat.

Dipengaruhi tekanan LA, fibrilasi atrium. Tidak akurat jika jet MR mengarah ke vena sampel.

Parameter aliran jet warna Doppler mudah dan cepat memperlihatkan

gambaran regurgitasi katup mitral.

19

Hal ini dapat dilihat pada gambar 1.

17


(28)

Ringan Sedang Berat

Gambar 2.1. Rekaman aliran warna regurgitasi katup mitral dilihat dari

jendela apikal

18

2.3Ventrikel Kiri

2.3.1 Struktur dan FungsiVentrikel Kiri

Ventrikel kiri merupakan ruang posterior kiri jantung, terdiri dari

septum dan komponen dinding bebas serta katup mitral dan aorta sebagai

pintu masuk dan keluar.

19

Dalam keadaan normal, ventrikel kiri menerima

darah yang kaya oksigen melalui katup mitral dari atrium kiri.

20

Bentuknya

yang elips memperluas energi total saat diastolik dan sistolik. Permukaan

septum ventrikel kiri berbentuk segitiga, namun jarak dari apeks ke anulus

mitral dan dari apeks ke anulus aorta adalah sama.

19

Ventrikel kiri memiliki

otot yang lebih tebal dari ventrikel kanan sehingga menghasilkan tekanan

yang lebih tinggi saat berkontraksi.

20

Pada keadaan volume berlebih menyebabkan tidak hanya hipertropi

konsentris tetapi juga menyebabkan dilatasi ruang ventrikel kiri. Dilatasi

menutupi tingkat hipertrofi dan ketebalan dinding ventrikel kiri seringkali

normal, sehingga ketika dilatasi ventrikel kiri, ketebalan dinding ventrikel

tidak dapat digunakan sebagai indikator untuk hipertrofi.

20


(29)

yang dikeluarkan dan efisiensi ejeksi serta indeks penilaian untuk

mengevaluasi fungsi miokardium yang terfokus pada kekuatan kontraksi

miokardium.

21

1. Fraksi ejeksi

Fraksi ejeksi menggambarkan rasio dari volume sekuncup dan volume

diastolik akhir ventrikel kiri (

left ventricular end diastolic volume

= LVEDV).

Volume sekuncup diperoleh dari pengurangan volume akhir sistolik

ventrikel kiri (

left ventricular end systolic volume

= LVESV)dan volume

akhir diastolik ventrikel kiri.

21,22

��

=

����� − �����

�����

100 %

Untuk mengukur volume ventrikel kiri dapat menggunakan M-mode

dan 2D ekokardiografi. Untuk mendapatkanvolumeventrikelkiridengan

menggunakan

M-mode

ekokardiografi

adalah dengan mengukur

sumbuminormaksimumventrikelkiripada akhirdiastolik(LVDd)

dan

akhirsistolik(LVDs)padapanjangsumbuparasternalatau melihataxis pendek,

dengan

asumsi bahwaventrikel kiriadalahsebuah spheroid. Volume ventrikel

dihitung dengan formula

Teichholz

.

21

=

7.0

2.4 +

3

Dengan 2D ekokardiografi mengukur volume ventrikel kiri dapat

menggunakan metode

Simpson

yang dimodifikasi(metode

disc

) yaitu

dengan mengukur sumbu panjang dari pandangan apikal 4 ruang

maupun apikal 2 ruangdibagi menjadi 20 potongan, dan diambil diameter

bagian dalam sumbu pendek (ai dan bi) dari 20 potongan pada sudut

tegak lurus sumbu panjang. Volume dihitung dari jumlah luas daerah 20

potongan, dengan menganggap masing-masing potongan berbentuk

oval.

21

=

4

(

1

1 +

2

2 +

+

����

)

20


(30)

2. Fraksi pemendekan

Fraksi pemendekan adalah suatu indeks dari fungsi sistolik yang

mengukur diameter akhir diastolik ventrikel kiri (LVDd/LVEDD) dan

diameter akhir sistolik ventrikel kiri (LVDs/LVESD), dibagi diameter akhir

diastolik ventrikel kiri, dengan nilai normal 30% sampai 50%.

21,22

��

=

���� − ����

����

100(%)

3. Isi sekuncup

Isi sekuncup adalah volume darah yang dikeluarkan dari ventrikel kiri

selama sistolik, merupakan indeks fungsi pompa ventrikel kiri. Hal ini

diperoleh dengan menghitung perbedaan LVEDV dan LVESV dengan

M-mode

atau 2D ekokardiografi.

21

4. Curah jantung dan Indeks jantung

Curah jantung adalah volumedarah yang dikeluarkandari ventrikelkirike

aortaper menit,

merupakanindeks darifungsipompaventrikel kiri

yangdiperolehdenganmengalikanisi sekuncupdengan detak jantungper

menit.Indeksjantungadalahdiperolehdengan

membagicurah

jantungdenganpermukaan tubuhuntuk mengoreksiukuran tubuh.

21

2.4 Hubungan Derajat Regurgitasi Katup Mitral terhadap Fungsi

Ventrikel Kiri

Regurgitasi katup mitral membebani ventrikel kiri dengan volume

berlebih yang menyebabkan serangkaian kompensasi dan penyesuaian yang

sangat bervariasi selama perjalanan klinis. Pada regurgitasi katup mitral

akut, dampak sirkulasi utama terjadi pada tekanan vena pulmonalis, sirkulasi

sentral berlebih, namun penyesuaian ventrikel kiri yang normal membatasi

peningkatan volume akhir diastolik tidak terlalu tinggi.

23

Ukuran atrium kiri dan


(31)

Pada regurgitasi katup mitral kronis ditandai dengan kompesasi

hemodinamik, dimana kebanyakan pasien tidak muncul gejala, dan secara

bertahap menjadi tahap dekompensasi dengan cepat ditandai dengan mulai

munculnya gejala. Perubahan ventrikel kiri pada tahap kompensasi dapat

kembali seperti awal, sedangkan pada tahap dekompensasi hipertrofi

ventrikel kiri tidak dapat kembali seperti awal.

23

Dimensi dan fraksi ejeksi ventrikel kiri menggambarkan kemampuan

jantung untuk mengadaptasi peningkatan volume. Dalam kompensasi kronik,

dimana pasien asimtomatik, untuk mempertahankan volume sekuncup

dengan meningkatkan fraksi ejeksi ventrikel kiri. Beberapa pasien memiliki

fraksi ejeksi ventrikel kiri lebih dari 65%.Pada fase akut, fraksi ejeksi

meningkat akibat respon dari peningkatan beban masuk. Pada fase

dekompensasi, terjadi penurunan volume sekuncup dan peningkatan

tekanan atrium kiri secara signifikan. Kontraktilitas ventrikel kiri dapat

berkurang secara tidak terlihat dan tidak dapat kembali normal.

Bagaimanapun, fraksi ejeksi ventrikel kiri tetap dalam rentang normal

meskipun telah muncul disfungsi otot secara signifikan.

16

Pada pasien dengan regurgitasi katup mitral berat dengan tanpa

gejala, resiko absolut terjadinya henti jantung setelah enam tahun sebesar

1-2,5%. Penentu utama henti jantung pada pasien regurgitasi katup mitral

adalah disfungsi ventrikel kiri, daun katup berlebihan dan regurgitasi katup

mitral berat.

24

Pedoman saat ini, operasi direkomendasikan pada pasien

asimptomatik dengan mitral regurgitasi berat. Ketika fraksi ejeksi ventrikel kiri

kurang sama dengan 60%, diameter akhir sistolik lebih sedikit tergantung

terhadap fraksi ejeksi dan dapat pada beberapa kasus lebih sesuai untuk

memonitor fungsi global ventrikel kiri. Diameter akhir sistolik lebih sama

dengan 40 mm atau lebih dari 22 mm/m

2

berdasarkan AHA/ACC, juga

merupakan indikasi untuk operasi katup mitral.

16,23

Berdasarkan penelitian

fraksi ejeksi

64% dan dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri

≤ 37


(32)

mmsebelum operasi katup mitral regurgitasi memiliki risiko rendah post

operasi dan disfungsi ventrikel kiri.

25

2.5 Kerangka Konseptual

yang diamati pada penelitian

PJR

Kelainan Katup Mitral

Regurgitasi mitral Stenosis mitral

Peningkatan arteri pulmonalis Ventrikel kiri remodeling

Atrium kanan volume overload ventrikel kiri volume overload

Tekanan overload pada ventrikel kanan MR sedang MR berat

MR ringan


(33)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Disain

Penelitian ini merupakan studi cross sectional retrospektif yang menilai

hubungan antara derajat regurgitasi katup mitral terhadap fungsi sistolik

ventrikel kiri.

3.2 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Adam Malik Medan, yang dilakukan dari

bulan November 2014 sampai dengan Januari 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi target adalah anak yang didiagnosis PJR dengan regurgitasi pada

katup mitral. Populasi terjangkau adalah populasi target yang datang ke poli

jantung anak dan unit gawat darurat RSUP H. Adam Malik Medan selama

Januari 2011 sampai Januari 2015. Sampel adalah populasi terjangkau yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4 Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan menggunakan besar sampeltunggal untuk

data numerik dengan rumus :

26

=

� �

2

n = jumlah sampel

Zα =

deviat baku alfa = 1,96

S = simpang baku nilai rerata dalam populasi = 8

27

d = presisi = 2

=

1,96

8

2

2


(34)

Dengan demikian, besar sampel minimal adalah 62 orang.

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.5.1 Kriteria inklusi

1.

Anak usia 5 – 18 tahun yang didiagnosis PJR oleh kardiologis anak.

2.

Anak dengan regurgitasi katup mitral.

3.

Terdapat data hasil M-mode ekokardiografi fungsi sistolik ventrikel kiri.

3.5.2 Kriteria eksklusi

1. Anak menderita penyakit jantung kongenital.

2. Anak dengan stenosis katup mitral.

3. Anak dengan regurgitasi katup aorta sedang sampai berat.

4. Anak dengan stenosis katup aorta.

5. Anak dengan regurgitasi katup trikuspid sedang sampai berat.

3.6Etika Penelitian

Penelitian telah disetujui oleh etika penelitian dari Komisi Etik Penelitian

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Pada penelitian ini tidak

melakukan intervensi apapun pada subjek penelitian. Untuk memenuhi

prinsip etika penelitian ini, maka kerahasian pasien sebagai subjek penelitian

tetap dijaga dengan tidak mencantumkan identitas pasien.

3.7 Cara Kerja

1. Sampel dipilih dari rekam medik RSHAM pasien PJR dengan regurgitasi

katup mitral pada periode Januari 2011 sampai Januari 2015 yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berdasarkan metode

consecutive


(35)

dengan transduser 3,5 MHz, berupa derajat mitral regurgitasi, fraksi ejeksi

dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri.

3. Data yang diperoleh dilakukan analisa stastistik.

3.8 Alur Penelitian

3.9 Identifikasi Variabel

Variabel bebas Skala

Derajat regurgitasi katup mitral

Ordinal

Variabel tergantung Skala

Fraksi ejeksi ventrikel kiri Numerik

Diameter akhir sistolik ventrikel kiri Numerik

Populasi terjangkau

Pasien PJR dengan regurgitasi katup mitral di

RSHAM periode Januari 2011 sampai Januari 2015

Sampel

Data hasil ekokardiografi

Derajat mitral regurgitasi, fraksi

ejeksi ventrikel kiri

Consecutive sampling

dengan memperhatikan

kriteria inklusi dan eksklusi

Analisis Data

Pengumpulan data meliputi : rekam

medis pasien, usia, jenis kelamin


(36)

3.10 Definisi Operasional

1. Penyakit Jantung Rematik adalah cacat jantung akibat karditis rematik

atau gejala sisa dari demam rematik yang ditandai terjadinya cacat katup

jantung yang permanen.

2

2. Regurgitasi katup mitral adalah aliran darah yang kembali pada saat

sistolik dari ventrikel kiri ke atrium kiri.

15

3. Derajat keparahan katup mitral ditentukan melalui ekokardiografi dengan

menilai area jet warna Doppler, derajat ringan bilasentral jet kurang dari 4

cm

2

atau kurang dari 20% area atrium kiri, derajat sedang bila tanda atau

regurgitasi mitral lebih besar dari ringan tetapi tidak ada kriteria regurgitasi

mitral berat serta derajat berat bila besar area sentral jet regurgitasi mitral

lebih besar dari 40% dari area atrium kiri atau jet mengenai dinding

dengan berbagai ukuran, berputar pada atrium kiri.

17

4. Penyakit jantung kongenital adalah kelainan anatomi jantung atau

pembuluh darah besar yang terjadi selama perkembangan intrauterin.

28

5. Stenosis katup mitral adalah penebalan dari daun katup dan korda mitral

yang membatasi aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri selama

diastolik, derajat stenosis katup mitral dinilai dari ekokardiografi

continuous-wave

Doppler dengan mengukur gradien rata-rata waktu

kecepatan di seluruh katup mitral yang diukur.

29

6. Regurgitasi katup aorta lebih atau sama dengan sedang dinilai dari

ekokardiografi dengan mengukur luas aliran sentral jet warna lebih besar

dari 25 %

left ventricular outflow tract

(LVOT).

17

7. Stenosis katup aorta adalah penebalan dari daun katup aorta, derajat

stenosis katup aorta dinilai dari ekokardiografi dengan mengukur

jet

velocity

.

17


(37)

3.11 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data yang terkumpul dilakukan dengan menggunakan perangkat

lunak SPSS dengan tingkat kemaknaan yang ditetapkan adalah P <

0.05.Untuk menilai hubungan derajat regurgitasi katup mitral dengan fraksi

ejeksi dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri menggunakan uji Anova,

sedangkan untuk melihat hubungan regurgitasi mitral dengan ada tidaknya

kelainan katup lain dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri menggunakan uji

T

independent

. Uji Mann Whitney digunakan untuk menilai hubungan

regurgitasi mitral dengan ada tidaknya kelainan katup lain dan fraksi ejeksi

ventrikel kiriserta hubungan antara jenis kelamin dengan fraksi ejeksi dan

diameter akhir sistolik ventrikel kiri pada anak PJR dengan regurgitasi mitral.

Hubungan antara umur denganfraksi ejeksidan diameter akhir sistolik

ventrikel kiri pada anak PJR dengan regurgitasi mitral dianalisis dengan uji

korelasi Spearman.


(38)

BAB 4. HASIL PENELITIAN

Penellitian ini diikuti oleh sebanyak 90 pasien anak yang didiagnosis PJR

dengan regurgitasi katup mitral yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi. Pasien anak berjenis kelamin perempuan terdapat sebanyak 51

(56,7%) anak. Rerata umur anak adalah 11,2 tahun. Sebanyak 38 (42,2%)

pasien dengan derajat regurgitasi mitral berat. Rerata diameter akhir sistolik

ventrikel kiri dari 90 pasien adalah 30,1 mm dengan rerata fraksi ejeksi

64,7% dan rerata fraksi pemendekan 35,4%.

Tabel 4.1. Karakteristik dasar responden penelitian

Variabel

n = 90

Jenis kelamin, n (%)

Laki-laki

39 (43,30)

Perempuan

51 (56,70)

Umur, rerata (SB), tahun

11,2 (3,06)

Derajat Regurgitasi Mitral,n(%)

Berat

38 (42,20)

Sedang

33 (36,70)

Ringan

19 (21,10)

Diameter akhir sistolik ventrikel kiri,

rerata (SB), mm

30,1 (6,26)

Fraksi ejeksi, rerata (SB), %

64,7 (6,13)

Fraksi pemendekan, rerata (SB), %

35,4 (4,93)

Tabel 4.2.Hubungan derajat regurgitasi mitral dan diameter akhir sistolik

ventrikel kiri

Derajat

RegurgitasiMitral

Diameter akhir sistolik ventrikel kiri,

rerata (SB), mm


(39)

Hasil analisis menggunakan uji Anova diperoleh terdapat hubungan

yang signifikan antara derajat regurgitasi mitral dengan diameter akhir sistolik

ventrikel kiri dimana nilai P=0,0001. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap

diameter akhir sistolik ventrikel kiri terlihat bahwa semakin berat derajat

regurgitasi maka semakin besar diameter akhir sistolik ventrikel kiri. Rerata

diameter akhir pada derajat regurgitasi mitral ringan adalah 25,9 mm.

selanjutnya pada derajat sedang diketahui dengan rerata diameter 29,5 mm

dan pada derajat berat dengan diameter 34 mm.

Gambar 4.1. Hubungan antara derajat regurgitasi mitral dengan diameter

akhir sistolik ventrikel kiri

Tabel 4.3.Hubungan derajat regurgitasi mitral dengan fraksi ejeksi ventrikel

kiri

Derajat

Regurgitasi Mitral

Fraksi Ejeksi, rerata (SB), %

P

Berat

64,5 (5,57)

0,968

Sedang

64,7 (6,83)


(40)

Hasil analisis menggunakan uji Anova diperoleh tidak terdapat

hubunganantara derajat regurgitasi mitral dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri

dimana nilai P=0,968. Namun, dari hasil pengukuran terlihat bahwa semakin

berat regurgitasi mitral maka fraksi ejeksi semakin rendah. Berdasarkan hasil

pengukuran terhadap fraksi ejeksi terlihat bahwa rerata fraksi ejeksi pada

derajat regurgitasi mitral berat adalah 64,5%, selanjutnya pada derajat

sedang diketahui dengan fraksi ejeksi 64,7% dan pada derajat ringan dengan

fraksi ejeksi 64,9%.

Gambar 4.2. Hubungan derajat regurgitasi mitral dengan fraksi ejeksi

ventrikel kiri

Tabel 4.4

Hubungan regurgitasi mitral dengan ada tidaknyakelainan

katup lain dan diameter akhir sistolik serta fraksi ejeksi ventrikel kiri

Mitral regurgitasi

Dengan ada tidaknya

kelainan katup lain

n

Diameter

akhir sistolik

ventrikel kiri

rerata (SB)

mm

P

Fraksi ejeksi

Rerata (SB)

%

P


(41)

Hubungan regurgitasi mitral dengan ada tidaknya kelainan katup lain

dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri dianalisis dengan uji t

independent

,

dimana diperoleh tidak terdapat hubungan yang signifikan untuk rerata

diameter akhir sistolik ventrikel kiri berdasarkan ada tidaknya kelainan katup

lain pada pasien dengan regurgitasi mitral (P=0,321). Namun terlihat rerata

diameter akhir sistolik ventrikel kiri pada pasien dengan kelainan katup (30,5

mm) lebih besar dibandingkan pasien tanpa kelainan katup lain (29 mm).

Sedangkan hubungan regurgitasi mitral dengan ada tidaknya kelainan katup

lain dan fraksi ejeksi dianalisis dengan Mann Whitney, dimana diperoleh

tidak terdapat hubungan yang signifikan antararerata fraksi ejeksi

berdasarkan ada tidaknya kelainan katup lain pada pasien PJR dengan

regurgitasi mitral (P=0,613). Namun terlihat rerata fraksi ejeksi pada pasien

regurgitasi mitral dengan kelainan katup lain (64,4%) lebih kecil dibandingkan

pasien tanpa kelainan katup (65,2%).

Tabel 4.6. Hubungan Jenis kelamin dan umur dengan diameter akhir sistolik

dan fraksi ejeksi ventrikel kiri

variabel

Diameter

akhir sistolik

ventrikel kiri

rerata (SB)

mm

r

P

Fraksi

Ejeksi

rerata (SB)

%

r

P

Jenis

Kelamin

Laki-laki

31,4 (6,11)

0,08

a

65 (6,26)

0,678

a

Perempuan

Umur

29,1 (6,25)

0,303

b

0,04

64,5 (6,08)

0,34

b

0,75

a

uji Mann Whitney, b uji korelasi Spearman

Hubungan antara jenis kelamin dengan diameter akhir sistolik dan

fraksi ejeksi ventrikel kiri dianalisis menggunakan uji Mann Whitney, dimana

diperoleh tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan

diameter akhir sistolik ventrikel kiri (P=0,08), begitu juga untuk hubungan

jenis kelamin dan fraksi ejeksi (P=0,678).Sedangkan hubungan antara umur

dengan diameter akhir sistolik dan fraksi ejeksi ventrikel kiri dianalisis dengan


(42)

menggunakan uji korelasi Spearman, dimana ditemukan hubungan (korelasi)

yang signifikan antara umur dengan diameter akhir sistolik ventrikel kiri

(P=0,04), dimana nilai r (korelasi) = 0,303, yang berarti terdapat korelasi

yang lemah antara umur dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri. Nilai r yang

positif menunjukkan bahwa semakin bertambah umur pasien maka diameter

akhir sistolik ventrikel kiri juga akan semakin bertambah besar. Sementara

itu, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara umur dan fraksi ejeksi

(P=0,750).

Gambar 4.3.Grafik scatterplot yang menunjukkan korelasi umur dan diameter

akhir sistolik ventrikel kiri

Diametr akhir sistolik ventrikel


(43)

BAB 5. PEMBAHASAN

Regurgitasi mitral merupakan kelainan terbanyak pada PJR, dimana pada

penelitian kamiyang dilakukan secara retrospektif di rumah sakit Haji Adam

Malik Medan, dijumpai sebanyak 90 anak selama 4 tahun dengan regurgitasi

mitral murni sebanyak 28 anak (31,1%) dan regurgitasi mitral dengan

kelainan katup lain sebanyak 62 anak (68,9%).Hasil tersebut hampir sama

dengan penelitiandi Pakistan yang memperlihatkan regurgitasi mitral dengan

kelainan katup lain lebih banyak daripada regurgitasi mitral murni, dimana

dari 58,59% anak dengan regurgitasi mitral didapatiregurgitasi mitral murni

sebanyak 13,7% dan campuran sebanyak 86,3%.Hal tersebut mungkin

dikarenakan pasien datang ke rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap

setelah penyakit lanjut atau deteksi awal demam rematik oleh dokter sering

didiagnosis tidak tepat.

30

Penelitian lain di Nepal mendapati penderita

regurgitasi mitral lebih banyak dari penelitian sebelumnya yaitu sebanyak

83,7% pada usia dibawah 20 tahun

.31

Penelitian kami menjumpai anak dengan regurgitasi mitrallebih

banyak pada anak perempuan(56,7%) daripada anak laki-laki(43,3%).

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan

anak perempuan lebih banyak pada regurgitasi mitral, seperti penelitian di

Yaman mendapatkan regurgitasi mitral pada anak perempuan sebanyak

54,5% dan anak laki-laki sebanyak 45,7%,

10

dan penelitian di Pakistan yang

menunjukkan regurgitasi mitralpada anak perempuan sebanyak 59,01% dan

laki-laki 40,99%.

30

Sedangkan penelitian pada anak sekolah di Nepal

dijumpai regurgitasi mitral pada anak laki-laki (52,9%) lebih banyak

dibandingkan dari anak perempuan (47,05%).

32

Pada penelitian kami juga dijumpai derajat regurgitasi mitral berat

(42,2%) lebih banyak daripada derajat regurgitasi ringan (21,1%) dan sedang

(36,7%). Hal ini hampir sama dengan penelitian di Uganda yang menjumpai


(44)

derajat regurgitasi mitral berat (73,9%) lebih banyak daripada derajat

lainnya.

33

Hal ini mungkin dikarenakan pasien terlambat datang ke rumah

sakit atau didiagnosis, sehingga pasien terlambat mendapatkan profilaksis

sekunder Benzathin penicillin dan akhirnya derajat regurgitasi mitral semakin

berat. Namun penelitian kami berbeda dari penelitian di Pakistan dimana

derajat regurgitasi mitral ringan (49,7%) lebih banyak dibandingkan derajat

regurgitasi mitral sedang (27,7%) dan berat (22,5%).

30

Regurgitasi mitral kronis menyebabkan disfungsi ventrikel kiri yang

progresif,

7

dimana disfungsi ventrikel merupakan salah satu penentu utama

terjadinya henti jantung pada regurgitasi mitral selain derajat regurgitasi yang

berat.

24

Fraksi ejeksi sering digunakan untuk menentukan pasien regurgitasi

mitral untuk dilakukan tindakan operasi.

34

Fraksi ejeksi dibawah 60%

direkomendasikan untuk dilakukan tindakan operasi.

16,23

Namun penelitian di

Prancis, melaporkan nilai fraksi ejeksi yang lebih tinggi dari 64% pada

regurgitasi mitral dapat mengurangi terjadinya disfungsi ventrikel setelah

dilakukan tindakan operasi.

25

Fraksi ejeksi pada pasien regurgitasi mitral pada penelitian kami

didapatkan rata-rata 64,7% (SB6,13), nilai tersebut lebih tinggi dari penelitian

sebelumnya

dengan rata-rata

61%

(SB9).

7

Pada penelitian kami

menunjukkan derajat regurgitasi mitral tidak berhubungan signifikan dengan

nilai fraksi ejeksi (P=0,968), walaupun terlihat semakin besar derajat

regurgitasi mitral maka nilai fraksi ejeksi semakin kecil, dengan nilai rerata

fraksi ejeksi pada masing-masing derajat regurgitasi mitral yaitu ringan (64,5

%), sedang (64,7%) dan berat (64,9%).Penelitian lain juga melaporkan fraksi

ejeksi tidak berhubungan signifikan dengan derajat regurgitasi mitral

(P=0,341), dimana pasien dengan derajat regurgitasi mitral grade I dan II


(45)

dapat mempertahankan ejeksi ventrikel kiri, sehingga nilai fraksi ejeksi akan

tetap normal selama fase tersebut.

34,35

Pada penelitian kami rerata pasien

regurgitasi mitral baik derajat ringan, sedang maupun berat memiliki nilai

fraksi ejeksi diatas 60%, sehingga fraksi ejeksi tidak dapat menjadi

parameter yang baik dalam menentukan disfungsi ventrikel kiri pada

regurgitasi mitral. Namun fraksi ejeksi sebelum tindakan operasi merupakan

prediktor yang baik dalam menentukan terjadinya gagal jantung dan

survival

setelah dilakukan tindakan operasi.

23

Diameter sistolik akhir ventrikel kiri juga merupakan penentu dalam

melakukan tindakan operasi, dimana diameter akhir sistolik ventrikel kiri lebih

sama dengan 40 mm merupakan indikasi untuk melakukan tindakan

operasi.

16,23

Pada penelitian kami dijumpai rerata diameter akhir sistolik

ventrikel kiri adalah 30,1% dengan hasil analisis terdapat hubungan yang

signifikan antara derajat regurgitasi mitral dan diameter akhir sistolik ventrikel

kiri (P=0,0001). Hal ini hampir sama dengan penelitian di Turki dimana

terdapat hubungan yang signifikan antara derajat mitral regurgitasi sedang

dan berat dengan diameter akhir sistolik ventrikel kiri (P=0,001).

35

Penelitian

lain di India melaporkan sekalipun pasien dengan diameter akhir sistolik

ventrikel kiri dibawah nilai 45 mm, perubahan nilai indeks diameter akhir

sistolik ventrikel kiri dapat menentukan kerusakan secara signifikan. Hal ini

menunjukkan penggunaan indeks diameter akhir sistolik ventrikel kiri lebih

sensitif dalam menentukan onset disfungsi ventrikel kiri pada pasien dengan

regurgitasi mitral. Nilai diameter akhir sistolik ventrikel kiri juga dapat

memperkirakan waktu yang optimal untuk melakukan tindakan operasi,

sehingga mendapatkan hasil dan fungsi ventrikel kiri yang lebih baik setelah

operasi.

34

Hal ini sama dengan hasil penelitian di Afrika Selatan, dimana

diameter akhir sistolik ventrikel kiri lebih dari 50 mm sebelum operasi

menghasilkan luaran operasi yang buruk, namun apabila diameter akhir

sistolik ventrikel kiri kurang sama dengan 40 mm dapat memperkirakan hasil

luaran yang baik.

36


(46)

Adanya kelainan katup lain pada regurgitasi katup mitral pada anak

PJR tidak memperlihatkan hubungan yang signifikan terhadap fraksi ejeksi

(P=0,613) dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri (P=0,321). Namun terlihat

rerata fraksi ejeksi pada pasien dengan kelainan katup (64,4%) lebih kecil

dibandingkan pasien tanpa kelainan katup (65,2%) dan rerata diameter akhir

sistolik ventrikel kiri pada pasien dengan kelainan katup (30,5 mm) lebih

besar dibandingkan pasien tanpa kelainan katup (29 mm). Hal tersebut

dikarenakan adanya kelainan katup lain pada regurgitasi katup mitral dapat

memperburuk fungsi ventrikel kiri. Adanya kelainan katup lain juga dapat

memperkirakan beratnya PJR.

Pada penelitian kami tidak ditemukannya hubungan yang signifikan

antara jenis kelamin terhadap fraksi ejeksi (P=0,678) dan diameter akhir

sistolik ventrikel kiri (P=0,08) pada regurgitasi mitral, begitu juga untuk

hubungan umur dan fraksi ejeksi (P=0,750), sedangkan hubungan antara

umur dengan diameter akhir sistolik ventrikel kiriditemukan hubungan

(korelasi) yang signifikan (P=0,04) walaupun dengan korelasi yang lemah

(r=0,303). Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambah umur pasien

maka diameter akhir sistolik ventrikel kiri juga akan bertambah besar pada

pasien regurgitasi mitral anak PJR. Hal ini dikarenakan derajat beratnya

regurgitasi dipengaruhi oleh umur,

24

dan terdapat hubungan yang signifikan

antara diameter akhir sistolik ventrikel kiri dan derajat regurgitasi, seperti

yang terlihat dalam penelitian ini.

Pada penelitian kami masih dijumpai beberapa keterbatasan, dimana

penelitian ini hanya merupakan penelitian

cross sectional

yang mengambil

data dari rekam medik yang tidak melakukan pemantauan fungsi ventrikel kiri

pada anak PJR dengan regurgitasi mitral secara serial, sehingga penelitian


(47)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara

derajat regurgitasi mitral dengan fungsi sistolik ventrikel kiri, namun hanya

diameter akhir sistolik ventrikel kiri yang memperlihatkan hubungan signifikan

sedangkan terhadap fraksi ejeksi ventrikel kiri tidak dijumpai hubungan yang

signifikan. Umur memiliki hubungan yang signifikan terhadap diameter akhir

sistolik ventrikel kiri pada anak PJR dengan mitral regurgitasi, namun

terhadap jenis kelamin tidak dijumpai adanya hubungan.

6.2 SARAN

Diperlukan pemeriksaan diameter akhir sistolik ventrikel kiri pada anak PJR

dengan regurgitasi mitral secara berkala untuk menilai fungsi ventrikel kiri,

sehingga dapat menentukan waktu yang tepat bila diperlukan dilakukan

tindakan operasi katup sebelum terjadi disfungsi ventrikel kiri yang berat.

Waktu operasi katup mitral dapat menentukan prognosis dan

survival

dari

anak PJR dengan regurgitasi mitral.

Diperlukan juga penelitian lanjutan untuk melihat pengaruh lamanya

waktu menderita PJR dengan mitral regurgitasi dengan fungsi ventrikel kiri

dan menilai fungsi ventrikel kiri sebelum dan setelah dilakukan tindakan

operasi.


(48)

RINGKASAN

Penyakit jantung rematik merupakan penyebab terbanyak penyakit

kardiovaskuler pada anak-anak di negara berkembang yang disebabkan oleh

gejala sisa respon imunologis demam rematik akut setelah terinfeksi kuman

Streptococus hemolyticus

grup A, berupa kerusakan katup. Katup mitral

adalah katup yang sering terkena, dimana regurgitasi katup mitral yang

kronis menyebabkan disfungsi ventrikel kiri yang progresif.

Tindakan operasi katup mitral sebaiknya dilakukan sebelum terjadi

disfungsi ventrikel kiri karena dapat menyebabkan resiko operasi berupa

tidak kembalinya fungsi sistolik ventrikel kiri ke normal, gagal jantung bahkan

kematian. Salah satu indikasi operasi katup mitral adalah jika fraksi ejeksi

dibawah 60% dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri lebih sama dengan 40

mm. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara derajat

regurgitasi katup mitral dengan fungsi sistolik ventrikel kiri pada anak PJR

dengan melihat fraksi ejeksi dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri.

Metode penelitian ini adalah

cross sectional

retrospektif dengan

sampel berasal dari data rekam medik Rumah Sakit H. Adam Malik Medan

berupa anak PJR dengan regurgitasi mitral dari Januari 2011 sampai Januari

2015 yang termasuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dilihat

hasil derajat regurgitasi mitral, diameter akhir sistolik ventrikel kiri dan fraksi

ejeksi dari ekokardiografi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

perangkat lunak SPSS dengan tingkat kemaknaan P < 0,05. Uji Anova

digunakan untuk melihat hubungan antara derajat regurgitasi dengan mitral

dengan fraksi ejeksi dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri. Hubungan


(49)

Dari 90 anak yang memenuhi kriteria didapati persentasi anak

perempuan lebih banyak daripada anak laki-laki dan rerata umur anak

adalah 11,2 tahun serta regurgitasi mitral berat lebih banyak daripada derajat

lainnya. Hasil analisis dijumpai hubungan yang signifikan antara derajat

regurgitasi katup mitral dengan fungsi sistolik ventrikel kiri, namun hanya

terlihat pada diameter akhir sistolik ventrikel kiri (P=0,0001), sedangkan tidak

pada fraksi ejeksi (P=0,968).Tidak dijumpai hubungan yang signifikan antara

jenis kelamin dengan fraksi ejeksi (P=0,08) dan diameter akhir sistolik

ventrikel kiri (P=0,678), sedangkan terhadap usia dijumpai hubungan yang

signifikan terhadap diameter akhir sistolik ventrikel kiri (P=0,04, r=3,03),

namun tidak terhadap fraksi ejeksi (P=0,75).


(50)

SUMMARY

Rheumatic heart disease is the most frequent heart disease in children in

developing countries caused by the sequelae of immunological response

acute rheumatic fever after streptococcus hemolyticus group A infection that

cause valve damage. The mitral valve is often affected, whereas chronic

mitral valve regurgitation causes progressive left ventricular dysfunction.

Mitral valve surgery should be performed before the change in left

ventricular function because it can lead to the risk of operations such as left

ventricular systolic function do not return to normal, heart failure and even

death. One of the indication of mitral valve surgery is ejection fraction below

60% and left ventricular end systolic diameter more or equal to 40 mm. The

aim of our study was to evaluate the relationship between mitral regurgitation

severity and left ventricular systolic function in children RHD by assessing

ejection fraction and left ventricular end systolic diameter.

This research method is cross sectional retrospectivestudy was

conducted by obtaining medical record data fromdepartment of H. Adam

Malik hospital during January 2011 to January 2015. Subject were children

with RHD that included in inclusion and exclusion criterias, and then evaluate

the results of left ventricular end-systolic diameter and ejection fraction of

echocardiography. Data processing is performed by using SPSS software

with a significance level of P <0.05. ANOVA test is used to look the

relationship between mitral regurgitation severity with ejection fraction and

left ventricular endsystolic diameter. The relationship between sex with

ejection fraction and left ventricular end systolic diameter were analyzed by

Mann Whitney test, while the relationship between age and ejection fraction


(51)

severe mitral regurgitation more than other degrees. Results of analysis

found a significant correlation between mitral valve regurgitation severity with

left ventricular systolic function, but only left ventricular end systolic diameter

that showed a significant relationship (P=0.0001), but was not in ejection

fraction (P=0.968). there was not foundsignificant relationship between sex

with ejection fraction (P=0.08) and left ventricular end systolic diameter

(P=0.678), whereas for age was found a significant correlation with left

ventricular end systolic diameter (P=0.04, r=3.03), but was not in ejection

fraction (P=0.75).


(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. Araujo FDDR, Goulart EMA, Meira ZMA. Prognostic value of clinical and

Doppler echocardiographic findings in children and adolescents with

significant rheumatic valvular disease. Ann Ped Cardiol. 2012;5:120-6

2. Awad SMM, Felten DE. Rheumatic fever and rheumatic heart disease.

Dalam: Abdulla R, penyunting. Heart disease in children. New york:

Spinger.2011.h.317-23

3. Sani MU, Karaye KM, Borodo MM. Prevalence and pattern of rheumatic

heart disease in the Nigerian savannah: an echocardio-graphic study.

Cardiovasc J Afr. 2007;18: 295–9

4. Madyono B, Sukardi R, Kuswiyanto RB. Demam reumatik dan penyakit

jantung rematik pada anak. Dalam : Putra ST, Djer MM, Roeslani RD,

Endyarni B, Yuniar I, penyunting. Management of Pediatric Heart

Disease for Practitioner: from Early Detection to Intervertion. Jakarta:

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UI-RSCM. 2009.h.95-114

5. Okello E, Wanzhu Z, Musoke C, Twalib A, Kakande B, Lwabi P, dkk.

Cardiovascular complications in newly diagnosed rheumatic heart

disease patients at Mulago Hospital,Uganda. Cardiovasc J Afr.

2013;24:82–7

6. Hamza HS, Hasan NE, Attia WA, Dwidar OH. Echo pattern of

differentcardiaclesions among Egyptian rheumaticheartchildren.Res J

Med Med Sci. 2013;8:23-30

7. Timmis SBH, Kirsh MM, Montgomery DG, Starling MR. Evaluation of left

ventricular ejection fraction as a measure of pump performance in

patients with chronic mitral regurgitation. Cathet Cardiovasc Intervent.

2000; 49:290–6

8. Walsh W, Brown A, Carapetis J. The diagnosis and management of

chronic rheumatic heart disease an Australian guideline. Heart, Lung and

Circulation. 2008; 17:271-89

9. Marijon E, Mirabel M, Celermajer DS, Jouven X. Rheumatic heart

disease.Lancet. 2012;379:953-64

10. Saleh HK. Pattern of rheumatic heart disease in Southern Yemen. Saudi

Med J. 2007;28:108-13

11. Kaplan EL. Pathogenesis of acute rheumatic fever and rheumatic heart

disease: evasive after half a century of clinical, epidemiological, and

laboratory investigation. Heart. 2005;91:3–4


(53)

14. Haddad F, Doyle R, Murphy DJ, Hunt SA. Right ventricular function in

cardiovascular, part II : pathophysiology, clinical importance and

management of right ventricular failure. Circulation. 2008;117:1717-31

15. Sarano ME, Akins CW, Vahanian A. Mitral regurgitation. Lancet.

2009;373:1382–94

16. Lancellotti P, Moura L, Pierard LA, Agricola E, Popescu BA, Tribouilloy

C, dkk. European Association of Echocardiogrphy recommendations for

the assesment of valvular regurgitation. Part 2: mitral and tricuspid

regurgitation (native valve disease). Eur J Echocardogr. 2010;11:307-32

17. Bonow RO, Carabello BA, Chatterjee K, Leon ACD, Faxon DP, Freed

MD, dkk. 2008 Focused update incorporated into the acc/aha 2006

guidelines for the management of patients with valvular heart disease: a

report of the american college committee to revise the 1998 guidelines

for the management of patients with valvular of cardiology/american

heart association task force on practice guidelines (writing committee to

revise the 1998 guidelines for the management of patients with valvular

heart disease): endorsed by the society of cardiovascular

anesthesiologists, society for cardiovascular angiography and

interventions, and society of thoracic surgeons. Circulation.

2008;118:e523-e661

18. Grayburn PA. How to measure severity of mitral regurgitation. Heart.

2008;94:376-83

19. Edwards WD. Cardiac anatomy and examination of cardiac specimens.

Dalam : Allen HD, Clark EB, Gutgesell HP, Driscoll DJ, penyunting. Heart

disease in infants, children, and adolescents. Edisi ke-6. Philadelphia.

Lippincott Williams and Wilkins. 2001.h.80-118

20. Cherry EM, Fenton FH. Heart Structure, function and arrhythmias.

Department of Biomedical Sciences, College of Veterinary Medicine,

Cornell University, Ithaca, NY

21.

Hayashi T, Kihara Y, Takenaka K, Akaishi M, Ito H, Ishizuka N, dkk.

Standard measurement of cardiac function indexes. J Med Ultrasonics.

2006;33:123–7

22.

Soesanto AM. Pengukuran fungsi sistolik global ventrikel kiri. J Kardiol

Ind. 2008;29:89-91

23.

Gaasch WH, Meyer TE. Left ventricular response to mitral regurgitation.

Circulation. 2008;118:2298-303

24. Nasr G, Moselhy MS, Elattar G, Zaghlool S, Murayeh MA. Usefulness of

Tei index in patients with rheumatic mitral regurgitation and apparently

normal left ventricular ejection fraction. J Saudi Heart Assoc.

2011;23:147–50

25.

Tribouilloy C, Rusinaru D, Szymanski C, Mezghani S, Fournier A, Levy F,

dkk

.

Predicting left ventricular dysfunction after valve repair for mitral

regurgitation due to leaflet prolapse: additive value of left ventricular

end-systolic dimension to ejection fraction.

Eur J Echocardiogr. 2011;12:702–

10


(1)

14. Haddad F, Doyle R, Murphy DJ, Hunt SA. Right ventricular function in cardiovascular, part II : pathophysiology, clinical importance and management of right ventricular failure. Circulation. 2008;117:1717-31 15. Sarano ME, Akins CW, Vahanian A. Mitral regurgitation. Lancet.

2009;373:1382–94

16. Lancellotti P, Moura L, Pierard LA, Agricola E, Popescu BA, Tribouilloy C, dkk. European Association of Echocardiogrphy recommendations for the assesment of valvular regurgitation. Part 2: mitral and tricuspid regurgitation (native valve disease). Eur J Echocardogr. 2010;11:307-32 17. Bonow RO, Carabello BA, Chatterjee K, Leon ACD, Faxon DP, Freed

MD, dkk. 2008 Focused update incorporated into the acc/aha 2006 guidelines for the management of patients with valvular heart disease: a report of the american college committee to revise the 1998 guidelines for the management of patients with valvular of cardiology/american heart association task force on practice guidelines (writing committee to revise the 1998 guidelines for the management of patients with valvular heart disease): endorsed by the society of cardiovascular anesthesiologists, society for cardiovascular angiography and interventions, and society of thoracic surgeons. Circulation. 2008;118:e523-e661

18. Grayburn PA. How to measure severity of mitral regurgitation. Heart. 2008;94:376-83

19. Edwards WD. Cardiac anatomy and examination of cardiac specimens. Dalam : Allen HD, Clark EB, Gutgesell HP, Driscoll DJ, penyunting. Heart disease in infants, children, and adolescents. Edisi ke-6. Philadelphia. Lippincott Williams and Wilkins. 2001.h.80-118

20. Cherry EM, Fenton FH. Heart Structure, function and arrhythmias. Department of Biomedical Sciences, College of Veterinary Medicine, Cornell University, Ithaca, NY

21. Hayashi T, Kihara Y, Takenaka K, Akaishi M, Ito H, Ishizuka N, dkk. Standard measurement of cardiac function indexes. J Med Ultrasonics. 2006;33:123–7

22. Soesanto AM. Pengukuran fungsi sistolik global ventrikel kiri. J Kardiol Ind. 2008;29:89-91

23. Gaasch WH, Meyer TE. Left ventricular response to mitral regurgitation. Circulation. 2008;118:2298-303

24. Nasr G, Moselhy MS, Elattar G, Zaghlool S, Murayeh MA. Usefulness of Tei index in patients with rheumatic mitral regurgitation and apparently normal left ventricular ejection fraction. J Saudi Heart Assoc. 2011;23:147–50

25. Tribouilloy C, Rusinaru D, Szymanski C, Mezghani S, Fournier A, Levy F, dkk. Predicting left ventricular dysfunction after valve repair for mitral regurgitation due to leaflet prolapse: additive value of left ventricular end-systolic dimension to ejection fraction. Eur J Echocardiogr. 2011;12:702– 10


(2)

26. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-3. Jakarta. Sagung seto. 2010.h.302-31

27. Sarano ME, Avierinos JF, Zeitoun DM, Detaint D, Capps M, Nkomo V, dkk. Quantitative determinants of outcome of asymptomatic mitral regurgitation. N Engl J Med. 2005;352:875-83

28. Rao PS. Congenital heart defects-review. Intechopen. 2012:1-43

29. Ostfeld RJ. Mitral stenosis. Dalam : Salomon SD, Bulwer B, penyunting. Essential echocardiography. New Jersey. Humana press.2007.h.239-254 30. Faheem M, Hafizullah M, Gul A,Jan H, Khan MA. Pattern of valvular

lesions in rheumatic heart disease. JPMI. 2007;12:99-103

31. Shrestha NR, Pilgrim T, Karki P, Bhandari R, Basnet S, Tiwari S, dkk. Rheumatic heart disease revisited : patterns of valvular involvement from a consecutive cohort in eastern Nepal. J Cardiovasc Med. 2012;13:755-9 32. Prajapati D, Sharma D, Regmi PR, Khanal H, Baidya SG, Rajbhandari S,

dkk. Epidemiological survey of rheumatic fever, rheumatic heart disease and congenital heart disease among school children in kathmandu valley of nepal. NHJ. 2013;10:1-5

33. Lubega S, Aliku T, Lwabi P. Echocardiographic pattern and severity of valve dysfunction in children with rheumatic heart disease seen at Uganda Heart Institute, Mulago hospital. Afr Health Sci. 2014;14:617-25 34. Gunjan M, Kurien S, Tyagi S. Early prediction of left ventricular systolic

dysfunction in patients of asymptomatic chronic severe rheumatic mitral regurgitation using tissue doppler and strain rate imaging. Indian Heart Journal. 2012;6403:245-8

35. Elbey Ma, Arslan S, Aksakal E, Senocak H, Karakelleoglu S, Ariturk Z, dkk. Relationship between the severity of mitral regurgitation, left ventricular dysfunction and plasma brain natriuretic peptide plasma: an observational strain imaging study. J Clin Exp Invest. 2012;2(4):451-6 36. Wisenbaugh T, Skudicky D, Sareli P. Prediction of Outcome After Valve

Replacement for Rheumatic Mitral Regurgitation in the Era of Chordal Preservation. Circulation. 1994;89:191-7


(3)

LAMPIRAN

1. Personil Penelitian 1. Ketua Penelitian

Nama : dr. Silvia Yasmin Lubis

Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM

2. Anggota Penelitian

1. Dr. Muhammad Ali, SpA(K) 2. Dr. Tina CL. Tobing, SpA(K) 3. dr. Regia S. Sinurat

4. dr. Poppy Indriasari

2. Rencana Anggaran

1.Bahan / perlengkapan : Rp. 1.000.000 2. Transportasi / Akomodasi : Rp. 500.000 3. Penyusunan / penggandaan : Rp. 2.000.000 4. Seminar hasil penelitian : Rp. 2.000.000 Jumlah : Rp. 5.500.000


(4)

3. Jadwal Penelitian

Waktu

Kegiatan

November 2014

Desember 2014

Januari 2015

Februari 2015

Persiapan Pelaksanaan Penyusunan laporan

PengirimanLap oran


(5)

4. Riwayat Hidup

Nama lengkap : dr. Silvia Yasmin Lubis

Tempat/Tanggal lahir : Banda Aceh, 16 Januari 1981

Alamat : Jl. Bunga Ncole XI lingkungan 2, Medan Tuntungan

Nama Suami : Zaldi Bunawar S.AB Nama anak : Muhammad Ar Razi Nama Orang tua :

Ayah : DR.Amir Hasan Lubis Ibu : Ir. Faristha Siregar, MS

Pendidikan

1. SD Negeri 29 Banda Aceh, tamat tahun 1993 2. SLTP Negeri 1 Banda Aceh, tamat tahun 1996 3. SMU Negeri 1, Banda Aceh, tamat tahun 1999

4. Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, tamat tahun 2006

Riwayat Pekerjaan

1. Dokter UGD RS Permata Hati Banda Aceh, tahun 2006-2008 2. Dokter PTT Kabupaten Aceh Jaya, NAD, tahun 2008-2010


(6)

PERTEMUAN ILMIAH / PELATIHAN

1. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan-V IDAI: Tatalaksana Awal Kegawatan pada bayi dan anak di Medan, 29-30 April 2012, sebagai peserta.

2. Advanced Pediatric Resusitation Course. 24-25 November 2012 RS USU Medan, sebagai peserta.

3. Pelatihan Resusitasi Neonatus. 21-22 September 2013 di Emerald Garden Hotel Medan, sebagai peserta.

4. Simposium Nasional :”Meningkatkan Ilmu dan Kompetensi Dokter Anak Untuk Masa Depan yang Lebih Baik.” 13-15 Januari 2014 Tiara Convention Centre Medan, sebagai peserta.

5. Workshop “Deteksi Dini Gangguan Kognitif dan Bahasa.” 15 Januari 2014 di Tiara Convention Centre Medan, sebagai peserta.

6. Stabilization of the Critically Ill Children. 22-23 September 2014 at Abdul Hakim Hall, Univeritas Sumatera Utara Medan, as participant. 7. Simposium Nasional “Current Pediatric Management 2015”, 20-22

Maret 2015, di Hotel Santika Dyandra Medan, sebagai peserta.

ORGANISASI

1. 2006 – sekarang : IDI (Ikatan Dokter Indonesia)

2. 2010 – sekarang : anggota muda IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)