ANALISIS KECACATAN PRODUK DENGAN METODE (2)

ANALISIS KECACATAN PRODUK DENGAN METODE
SEVEN TOOLS DI PT OCEAN ASIA INDUSTRY
CIKANDE - SERANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan
Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen (S.M) dari Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Bina Bangsa

OLE H :
KRISTINA MUNGNAY
11120599
JURUSAN : MANAJEMEN
KONSENTRASI : MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI
PROGRAM PENDIDIKAN : STRATA-1 (S-1)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
STIE BINA BANGSA
BANTEN
2016

KRISTINA MUNGNAY

11120599

ANALISIS KECACATAN PRODUK DENGAN METODE SEVEN
TOOLS DI PT OCEAN ASIA INDUSTRY CIKANDE-SERANG

ANALISIS KECACATAN PRODUK DENGAN METODE SEVEN TOOLS
DI PT OCEAN ASIA INDUSTRY
CIKANDE - SERANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan
Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen (S.M) dari Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Bina Bangsa

Disusun Oleh :
KRISTINA MUNGNAY
11120599
JURUSAN : MANAJEMEN
KONSENTRASI : MANAJEMEN OPERASI PRODUKSI
PROGRAM PENDIDIKAN : STRATA-1 (S-1)


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
STIE BINA BANGSA
BANTEN
2015

LEMBAR PERNYATAAN
TENTANG
KEABSAHAN SKRIPSI
Saya Kristina Mungnay, 11120599, Jurusan Manajemen Operasi Produksi
menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi dengan judul :
Analisis Kecacatan Produk dengan Metode Seven Tools di PT Ocean Asia
Industry Cikande - Serang
Saya tulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh
gelar Sarjana Manajemen (S. M) dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bina
Bangsa, seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Skripsi yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Skripsi ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya PLAGIAT dalam bagian tertentu, saya bersedia

menerima sanksi berupa pencabutan gelar akademik yang telah saya peroleh dan
sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan.
Serang, 29 Februari 2016
Nama Mahasiswa
Materai 6000
Kristina Mungnay
NPM : 11120599

PERSETUJUAN PEMBIMBING
DIPERSYARATKAN UNTUK UJIAN SIDANG SKRIPSI
SKRIPSI
ANALISIS KECACATAN PRODUK DENGAN METODE SEVEN TOOLS
DI PT OCEAN ASIA INDUSTRY CIKANDE – SERANG
KRISTINA MUNGNAY
NPM : 11120599
JURUSAN : MANAJEMEN
KONSENTRASI : MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI
JENJANG PENDIDIKAN : STRATA-1 (S-1)
Disetujui Untuk Dipertahankan Dalam Sidang Skripsi
Pembimbing I


Pembimbing II

Ende, ST. MAB
Pd. I, MM
Tanggal : 29 Februari 2016
Februari 2016

Abdul Aziz, S.
Tanggal : 29

PIMPINAN JURUSAN / PROGRAM STUDI
JURUSAN : MANAJEMEN
Ketua

Nani Rohaeni, SE., M.M
Tanggal : 29 Februari 2016
2016

Sekretaris


Ende, ST. MAB
Tanggal : 29 Februari

PERSETUJUAN PENGESAHAN PEMBIMBING
DAN PIMPINAN PERGURUAN TINGGI
SKRIPSI
ANALISIS KECACATAN PRODUK DENGAN METODE SEVEN TOOLS
DI PT OCEAN ASIA INDUSTRY CIKANDE – SERANG
KRISTINA MUNGNAY
NPM : 11120599
JURUSAN : MANAJEMEN
KONSENTRASI : MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI
JENJANG PENDIDIKAN : STRATA-1 (S-1)
Skripsi Telah Diterima dan Dinyatakan :
LULUS
Dengan Nilai Huruf : A/B/C
Oleh Dewan Penguji Dalam Sidang Program Sarjana (S1)
Jurusan Manajemen Operasi Produksi pada Hari…… Tanggal ….. Tahun…..
Serang, Tanggal…….

Pembimbing I

Pembimbing II

Ende, ST. MAB
Pd. I, MM
NIDN : 0417088305

Abdul Aziz, S.
NIDN :
PIMPINAN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
STIE BINA BANGSA

Ketua

Sekretaris

Nani Rohaeni, SE., M.M
NIDN : 0414097403


Ende, ST. MAB
NIDN : 0417088305
Mengetahui,
Ketua STIE Bina Bangsa

Dr. H. Furtasan Ali Yusuf, S.E, S. Kom, M.M
NIDN : 0425046901

PERSETUJUAN PENGESAHAN PEMBIMBING
DAN DEWAN PENGUJI
SKRIPSI
ANALISIS KECACATAN PRODUK DENGAN METODE SEVEN TOOLS
DI PT OCEAN ASIA INDUSTRY CIKANDE – SERANG
KRISTINA MUNGNAY
NPM : 11120599
JURUSAN : MANAJEMEN
KONSENTRASI : MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI
JENJANG PENDIDIKAN : STRATA-1 (S-1)
Skripsi Telah Diterima dan Dinyatakan :

LULUS
Dengan Nilai Huruf : A/B/C
Oleh Dewan Penguji Dalam Sidang Program Sarjana (S1)
Jurusan Manajemen Operasi Produksi pada Hari…… Tanggal ….. Tahun…..
Serang, Tanggal…….
Pembimbing I

Pembimbing II

Ende, ST. MAB
Pd. I, MM NIDN : 0417088305
NIDN :

Abdul Aziz, S.

TEAM PENGUJI
1. Nama Dosen Penguji -1
………………………….
NIDN :


Ketua Penguji
Tanggal :

2. Nama Dosen Penguji -2
…………………………..
NIDN :

Anggota

3. Nama Dosen Penguji -3
…………………………...
NIDN :

Anggota

Tanggal :

Tanggal :

ANALYSIS OF DEFECT PRODUCT WITH SEVEN TOOLS METHOD

Survey In PT Ocean Asia Industry (2016)
KRISTINA MUNGNAY
11120599
ABSTRACT
This study was conducted to know about level of defect product in PT
Ocean Asia Industry, knowing about kind of defect product in PT Ocean Asia
Industry, knowing about most of defect product and cause of defect product in PT
Ocean Asia Industry. Target of defect product should be below 1% but in PT
Ocean Asia Industry defect product always over than 1%.
Method of research is qualitative method with case study. Procedure of
research using Spradley theory that was build in 12 steps. Data was taken by
observation, interview, documentation and literature review. Validity of data was
did by triangulation.
There are 13 kinds of defect product in PT Ocean Asia Industry. The result
of research using seven tools method, the highest is color defect. So, this research
focus only for color defect. Color defect has 62% or 528 unit during 2015. Defect
cause by four things they are man, material, method and machine. color defect is
not related to total production in every month.
Most of defect product cause of less control from quality control
department. Defect product that was not control by the control chart in every

month, make employee lack of understanding about color defect knowledge so
they will not aware about color defect.
Key Word : Defect Product, Seven Tools, Quality Control.

ANALISIS KECACATAN PRODUK DENGAN METODE SEVEN TOOLS
Survey di PT Ocean Asia Industry (2016)
KRISTINA MUNGNAY
11120599
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kecacatan produk di PT
Ocean Asia Industry, jenis kecacatan produk di PT Ocean Asia Industry, jenis
kecacatan terbanyak serta mengetahui penyebab kecacatan produk di PT Ocean
Asia Industry. Target kecacatan produk adalah dibawah 1% namun yang terjadi di
PT Ocean Asia Industry kecacatan produk selalu melebihi 1% dalam setiap
bulannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Prosedur penelitian menggunakan teori spradley
yaitu sebanyak 12 langkah. Pengambilan data dilakukan dengan observasi,
wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi.
Jenis kecacatan di PT Ocean Asia Industry sebanyak 13 jenis. Hasil dari
penelitian menggunakan seven tools, diperoleh kecacatan tertinggi ada pada
kecacatan warna. Maka penelitian ini fokus pada kecacatan warna. Kecacatan
warna berada pada angka 62% atau sebanyak 528 unit pada tahun 2015.
Kecacatan yang terjadi disebabkan oleh empat hal yaitu man, material, method
dan machine. Kecacatan tersebut tidak berhubungan dengan total produksi ditiap
bulannya.
Sebagian besar kecacatan produk disebabkan karena kurangnya
pengawasan yang dilakukan oleh bagian quality control. Kecacatan yang tidak
dikontrol dengan control chart dalam setiap bulannya menyebabkan karyawan
kurang memahami bahwa kecacatan warna tidak terkontrol dengan baik sehingga
mengabaikan kecacatan warna yang terjadi.
Kata Kunci : Kecacatan Produk, Seven Tools, Quality Control.

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya pada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Skripsi yang berjudul : Analisis Kecacatan Produk dengan Metode
Seven Tools, Survei di PT Ocean Asia Industry Cikande. Skripsi ini ditulis dalam
rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Manajemen (S.M) Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bina Bangsa
Banten.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada
semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi
dalam penyelesaian Skripsi ini. Secara khusus pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada yang Terhormat :
1. Bapak DR. H. Furtasan Ali Yusuf, SE., S. Kom., MM selaku Ketua Yayasan
STIE Bina Bangsa.
2. Bapak Budi Ilham Maliki, S. Pd., MM selaku Pembantu ketua 1 Bidang
Akademik.
3. Bapak Drs. Gatot Hartoko, M. Si Selaku pembantu ketua II Bidang Umum
dan Keuangan.
4. Bapak Drs. A. R. Chaerudin, MM selaku pembantu ketua III Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni.
5. Ibu Nani Rohaeni, SE., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen.
6. Bapak Ende, S.T., MAB selaku Sekretaris Jurusan Manajemen dan Dosen
Pembimbing I yang telah membimbing dan mengarahkan selama penyusunan
Skripsi ini dari awal hingga Skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Bapak Abdul Aziz, S. Pd., I, MM selaku Pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan selama penyusunan Skripsi ini dari awal
hingga Skripsi ini dapat diselesaikan.
8. Mr. King Ping Chan, selaku Manajer QC yang telah mengijinkan penulis
untuk melakukan penelitian.

9. Bapak Hartono Hendrawan dan Ibu Winarti, selaku orang tua yang telah
mendukung aktivitas penulis selama penyusunan skripsi.
10. Ahmad Zahrawani, S. Sos, selaku calon suamiku yang telah mendukung
penuh dalam segala kegiatan selama penyusunan skripsi dan memberikan
jalan untuk mendapatkan sumber-sumber informasi yang bermanfaat untuk
penulis dalam penyusunan skripsi.
11. Ulfathul Mardiah, selaku sahabat yang telah mendukung kelancaran
penyusunan skripsi.
12. Cery Anisah, A. Md,

selaku sahabat yang telah mendukung kelancaran

penyusunan skripsi.
13. Dimas Setyo Perdana, selaku sahabat yang telah mendukung kelancaran
dalam penyusunan skripsi ini.
14. Karyawan bagian Color Team PT Ocean Asia Industry yang telah mendukung
penuh dan memberikan pencerahan untuk pengambilan data informasi dalam
penelitian skripsi sehingga penulis berhasil mendapatkan data dengan mudah.
Laporan ini disusun sebagai tugas akhir dari kegiatan penelitian dan
sebagai syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana
Manajemen (S.M) dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bina Bangsa
Banten.
Laporan ini diharapkan dapat membantu penulis untuk mempermudah
dalam pelaksanaan Bimbingan Tugas Akhir. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh Mahasiswa/I STIE Bina
Bangsa.
Cikande, 29 Februari 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan………………………………………………………….. i
Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi……………………………………….. iv
Abstrak………………………………………………………………………... v
Kata Pengantar……………………………………………………………….. vii
Daftar Isi………………………………………………………………………. vi
Daftar Tabel…………………………………………………………………... viii
Daftar Gambar………………………………………………………………...ix
Daftar Lampiran……………………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………... 1
1.2 Fokus dan Subfokus Penelitian……………………………………… 5
1.3 Pertanyaan Penelitian………………………………………………... 6
1.4 Kegunaan Penelitian…………………………………………………. 6
BAB II KAJIAN TEORITIK…………………………………………………8
2.1 Deskripsi Konseptual…………………………………………….

8

2.1.1 Pengertian Produk…………………………………………….. 8
2.1.2 Pengenalan Bahan Tekstil…………………………………….. 9
2.1.3 Pengertian Kualitas………………………………………….... 12
2.1.4 Manajemen Kualitas/Manajemen Mutu……………………… 13
2.1.5 Pengendalian Kualitas………………………………………… 14
2.1.6 Pentingnya Pengendalian Mutu………………………………. 16
2.1.7 Seven Tools……………………………………………………. 17
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan………………………………………... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………… 29
3.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian…………………………………. 38
3.1.1 Tinjauan Organisasi…………………………………………... 38
3.2.2 Sejarah Singkat Berdirinya PT Ocean Asia Industry………… 38
3.2 Struktur Organisasi dan Tugas Pokok……………………………….... 39
3.2.1 Tugas dan Tanggung Jawab…………………………………... 40
3.2.2 Visi PT Ocean Asia Industry…………………………………. 42

3.2.3 Misi PT Ocean Asia Industry…………………………………. 42
3.2.4 Tujuan Perusahaan……………………………………………. 42
3.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………... 45
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………

45

3.5 Latar Penelitian…………………………………………………….. 45
3.6 Metode dan Prosedur Penelitian…………………………………… 46
3.7 Data dan Sumber Data……………………………………………... 48
3.8 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data…………………………... 48
3.9 Prosedur Analisis Data……………………………………………... 50
3.10 Pemeriksaan Keabsahan Data…………………………………….. 55
BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………………… 60
4.1 Gambaran Umum Tentang Latar Penelitian………………………..

60

4.2 Temuan Penelitian………………………………………………….

60

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN………………………... 76
5.1 Tingkat Kecacatan Produk di PT Ocean Asia Industry…………….

76

5.2 Jenis-Jenis Kecacatan Produk di PT Ocean Asia Industry…………

81

5.3 Jenis Kecacatan Terbanyak di PT Ocean Asia Industry……………

84

5.4 Penyebab Kecacatan Produk di PT Ocean Asia Industry………….. 86
BAB VI SIMPULAN DAN REKOMENDASI……………………………… 91
6.1 Simpulan …………………………………………………………..... 91
6.2 Rekomendasi………………………………………………………… 92
Lampiran – Lampiran…………………………………………………………..
Riwayat Hidup…………………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Contoh Diagram Pareto……………………………………………..

20

2.2 Contoh Diagram Histogram………………………………………...

21

2.3 Contoh Check Sheet………………………………………………...

23

2.4 Contoh Fishbone Diagram………………………………………….

25

2.5 Contoh Scatter Diagram…………………………………………….

26

2.6 Contoh Diagram Alur Proses (Flow Chart)………………………...

28

2.7 Contoh Control Chart……………………………………………….

30

3.1 Struktur Organisasi PT Ocean Asia Industry……………………….

40

3.2 Tahapan Penelitian Kualitatif………………………………………

50

3.3 Elemen Dalam Domain……………………………………………..

52

3.4 Hasil Dari Analisis Taksonomi……………………………………..

53

3.5 Uji Kredibilitas Data………………………………………………..

55

3.6 Triangulasi Sumber…………………………………………………

57

3.7 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data…………………………….

57

3.8 Triangulasi Waktu Pengumpulan Data……………………………..

58

5.1 Diagram Histogram Kecacatan Warna……………………………..

78

5.2 Diagram Histogram Kecacatan Kualitas Fisik……………………...

80

5.3 Diagram Pareto Kecacatan Produk di PT Ocean Asia Industry……

85

5.4 Control Chart Kecacatan Warna di PT Ocean Asia Industry………

85

5.5 Diagram Tulang Ikan Kecacatan Warna di PT Ocean Asia Industry

86

5.6 Diagram Tebar Kecacatan Warna di PT Ocean Asia Industry……..

87

5.7 Alur Proses Kerja (Flow Chart) PT Ocean Asia Industry………….

89

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1 Laporan Kecacatan Produk Tahun 2015……………………………

4

2.1 Simbol Dalam Penyusunan Flow Chart…………………………….

27

2.2 Simbol Dalam Penyusunan Flow Chart (Lanjutan)………………...

28

2.3 Hasil Penelitian Yang Relevan……………………………………..

30

2.4 Hasil Penelitian Yang Relevan (Lanjutan)…………………………

31

2.5 Hasil Penelitian Yang Relevan (Lanjutan)…………………………

32

2.6 Hasil Penelitian Yang Relevan (Lanjutan)…………………………

33

2.7 Hasil Penelitian Yang Relevan (Lanjutan)…………………………

34

2.8 Hasil Penelitian Yang Relevan (Lanjutan)…………………………

35

2.9 Hasil Penelitian Yang Relevan (Lanjutan)…………………………

36

2.10 Hasil Penelitian Yang Relevan (Lanjutan)………………………..

37

4.1 Hasil Wawancara…………………………………………………..

61

4.2 Hasil Wawancara (Lanjutan)……………………………………….

62

4.3 Hasil Wawancara (Lanjutan)……………………………………….

63

4.4 Hasil Wawancara (Lanjutan)……………………………………….

64

4.5 Hasil Wawancara (Lanjutan)……………………………………….

65

4.6 Hasil Wawancara (Lanjutan)……………………………………….

66

4.7 Hasil Wawancara (Lanjutan)……………………………………….

67

4.8 Hasil Wawancara (Lanjutan)……………………………………….

68

4.9 Laporan Kecacatan Produk…………………………………………

70

4.10 Data Jenis Kecacatan Warna di PT Ocean Asia Industry…………

73

4.11 Jenis Kecacatan Terbanyak di PT Ocean Asia Industry…………..

73

5.1 Data Kecacatan Produk Tahun 2015……………………………….

77

5.2 Perhitungan Data Kecacatan Warna………………………………..

78

5.3 Perhitungan Data Kecacatan Kualitas Fisik………………………...

79

5.4 Check Sheet atau Lembar Isian Kecacatan Produk………………...

80

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Surat Permohonan Bimbingan......................................................................
2. Surat Permohonan Penelitian.......................................................................
3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan penelitian dari PT Ocean Asia
Industry.........................................................................................................
4. Lembaran Hasil Wawancara.........................................................................
5. Peta Proses Bisnis PT Ocean Asia Industry.................................................
6. Daftar Kehadiran Bimbingan.......................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini pelaku bisnis dalam industri di Indonesia menyadari akan
semakin berubahnya orientasi pelanggannya terhadap kualitas. Dalam persaingan
dunia industri yang semakin ketat, perusahaan harus dapat bertahan dan bersaing
dengan perusahaan sejenis. Oleh sebab itu, perusahaan harus dapat memenuhi
keinginan pelanggan dan berusaha untuk dapat mempertahankan pelanggan.
Komitmen dari perusahaan untuk terus mempertahankan kualitas dan keinginan
pelanggan adalah dengan diterapkannya berbagai sistem manajemen mutu ISO
dalam perusahaan, perusahaan telah mengalami perubahan dalam bidang kualitas.
Namun perusahaan tidak dapat berhenti begitu saja karena pada kenyataannya
masih terdapat produk yang belum sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan atau
produk cacat (defect product). Sejalan dengan kemajuan teknologi, dapat
diketahui bahwa konsumen menghadapi lebih banyak alternatif produk dengan
harga dan pemasok yang berbeda. Hal ini menjadi sebuah persoalan yang harus
diperhatikan perusahaan, terutama dalam hal penentuan pilihan produk yang akan
dibeli konsumen. Menurut Kotler, pelanggan selalu mencari nilai yang dianggap
paling tinggi dari beberapa produk atau jasa yang ada. Mereka membentuk
harapan tentang nilai yang akan diperoleh (value expectation). Berdasarkan nilai
tersebut, dapat diukur besarnya tingkat kepuasan yang dimiliki pelanggan.1
Pada kenyataannya, apabila hasil produksi/barang itu tidak dapat mencapai
dengan tepat tujuan untuk apa barang tersebut dimaksudkan atau dipergunakan,
ini tidak selalu berarti bahwa konsumen atau pembeli akan membuat keluhankeluhan kepada produsen. Hal ini terjadi, karena seperti kita ketahui bahwa
terdapat rantai distribusi antara konsumen dan produsen yang dapat menghalangi
pemindahan informasi atau penyampaian keluhan-keluhan ini. Sehingga apabila

1
1,

Moh. Ali Ramdhani, Manajemen Operasi, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014), Cet. Keh. 216.

tidak terdapat kesesuaian/kecocokan akan tujuan yang diinginkan dari
penggunaan barang tersebut, maka biasanya konsumen atau pembeli akan pindah
membeli barang merek lain di pasar.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tidak mungkin dan tidaklah ada
gunanya apabila si produsen merasa dirinya sebagai konsumen atau orang yang
dapat menentukan kehendak/keinginan konsumen, terutama dalam menentukan
tujuan untuk apa barang tersebut dimaksudkannya. Hal ini perlu diperhatikan oleh
si produsen, karena ia menjual barang kepada pelanggan atau konsumen dan tidak
pada dirinya sendiri. Dengan demikian sudah tentu si produsen tidaklah dapat
menentukan begitu saja mutu yang bagaimana yang dibutuhkan dan yang akan
dihasilkannya. Yang sudah jelas adalah bahwa keinginan/selera antara pembeli
juga berbeda-beda, yang mungkin disebabkan karena perbedaan sifat daerah
asalnya atau tingkat sosialnya atau sebab lainnya. Akibat keadaan ini akan lebih
menyulitkan bagi pengusaha/produsen untuk memilih atau menentukan faktor
kualitas yang diminta oleh pembeli atau pelanggan. Hendaknya para produsen
selalu mengingat bahwa yang menjual barang-barang kepada pelanggan atau
konsumen tidak hanya dia sendiri, tetapi masih terdapat banyak produsen lain.
Oleh karena itu perlu adanya suatu dasar atas kebijakan yang diambilnya.
Dalam dunia bisnis, kualitas dapat ditempatkan sebagai alat yang sangat
ampuh dalam usaha mempertahankan bisnis suatu perusahaan. Kualitas pada
industri manufaktur selain menekankan pada produk yang dihasilkan, juga perlu
diperhatikan kualitas pada proses produksi. 2 Bahkan, yang terbaik adalah apabila
perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya
atau produk yang masih ada dalam proses (work in process), sehingga apabila
diketahui ada cacat atau kesalahan masih dapat diperbaiki. Seperti halnya dalam
PT Ocean Asia Industry, kecacatan produk diketahui ketika produk tersebut telah
selesai di produksi atau dalam keadaan sudah di selesaikan (finished good),
dengan ini kecacatan terkadang masih bisa diperbaiki dan adapula yang tidak bisa
diperbaiki atau c-grade. Jika produk yang dicek merupakan produk yang sudah
dalam keadaan siap kirim ( finished good) maka biaya produksi, waktu dan tenaga
2

Ibid, h. 216.

yang dihasilkan untuk melakukan rework akan lebih besar. Seharusnya produk
dapat diperhatikan dari mulai bahan baku atau sebelum produksi, ketika masih
dalam proses dan ketika finished good. Dengan demikian, produk akhir yang
dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan yang
harus dibayar mahal karena produk tersebut harus dibuang atau dilakukan
pengerjaan ulang. Hal ini dapat dicapai melalui penentuan metode-metode yang
dapat diterapkan, salah satunya adalah metode seven tools atau tujuh alat
perbaikan kualitas. Tujuh alat perbaikan kualitas (seven tools) merupakan
instrumen dari Total Quality Management untuk melengkapi usaha pencapaian
manajemen kualitas total (Total Quality Management). Alat perbaikan kualitas
tersebut diantaranya Rekaman Data(Check Sheet), Grafik antar Variabel (Scatter
Diagram), Diagram Tulang Ikan (Fishbone), Alur Proses (Flow Chart), Diagram
Pareto (Pareto Chart), Diagram Histogram (Histogram Chart), dan Peta Kendali
(Control Chart). 3
Untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik maka variasi yang
terjadi harus diperkecil. Untuk dapat menyelesaikan masalah cacat produk, tidak
semua

penyebab

dapat

di

atasi

sekaligus,

perusahaan

harus

mampu

mengidentifikasi masalah-masalah apa yang perlu diprioritaskan terlebih dahulu.
Masalah kecacatan produk dalam PT Ocean Asia Industry merupakan hal yang
paling penting untuk diteliti, karena perusahaan tersebut sangat mendukung untuk
mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2015 yang merupakan sertifikat dalam sistem
manajemen kualitas. Pencapaian kesempurnaan kualitas perlu ditekankan di PT
Ocean Asia Industry. Banyak hal yang harus dipelajari oleh PT Ocean Asia
Industry mengenai pengendalian kualitas tersebut. Kepuasan pelanggan
merupakan hal yang diutamakan oleh perusahaan. Kepuasan pelanggan
merupakan salah satu tujuan perusahaan. Salah satu bentuk kepuasan pelanggan
adalah apabila kita dapat memberikan pelayanan terbaik salah satunya yaitu
kualitas terbaik. Kualitas terbaik yang diberikan merupakan produk tanpa
kecacatan (zero defect).
3

Manahan P. Tampubulon, Manajemen Operasi & Rantai Pemasok, (Jakarta : Mitra Wacana
Media, 2014), h. 101.

Pencapaian zero defect tidaklah mudah. Banyak hal yang harus
dipertimbangkan, terutama akar permasalahan sebuah produk. Angka kecacatan di
PT Ocean Asia Industry masih dikatakan kurang dari sempurna dibandingkan
dengan produksi pada setiap bulannya. Angka kecacatan yang sangat besar dan
masih belum dikatakan sempurna, membuat penulis ingin meneliti lebih dalam
mengenai kecacatan produk yang terdapat di PT Ocean Asia Industry.
Sebagaimana diketahui pada tabel dibawah ini bahwa data kecacatan
selama satu tahun pada tahun 2015, kecacatan semakin meningkat. Jenis
kecacatan bervariasi, mulai dari kecacatan yang disebabkan oleh garis minyak
yang disebabkan oleh bagian perajutan, kecacatan yang disebabkan oleh warna,
kecacatan yang disebabkan oleh kualitas fisik kain yang tidak sesuai dengan
standar kualitas yang telah diberikan oleh pelanggan.
Tabel 1.1 Laporan Kecacatan Produk Tahun 2015

Dengan semakin meningkatnya tingkat kecacatan produk yang terjadi di
PT Ocean Asia Industry dalam setiap bulannya bahkan dalam setiap tahunnya,
serta dengan meningkatnya persaingan industri tekstil di mancanegara dan
kepuasan pelanggan yang sangat diutamakan dalam perusahaan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul Analisis Kecacatan
Produk dengan Metode Seven Tools di PT Ocean Asia Industry. Penelitian ini juga

dilakukan untuk membantu perusahaan dalam mencari penyebab kecacatan yang
sangat tinggi dalam setiap bulannya, mengetahui jenis kecacatan produk kain yang
ada di PT Ocean Asia Industry serta memberikan solusi terbaik atas permasalahan
yang ada. Analisis mencari penyebab kecacatan produk dilakukan dengan metode
seven tools.
Penulis memilih menggunakan metode tersebut karena metode tersebut
digunakan untuk menemukan suatu metode pengendalian kualitas yang tepat
untuk mengurangi kecacatan suatu produk dan untuk perbaikan kualitas, sesuai
dengan tujuan penelitian. Selain itu, metode seven tools juga memiliki langkahlangkah terstruktur mulai dari penentuan masalah hingga perencanaan rencana ke
depan dalam meningkatkan kualitas suatu produk.
1.2 Fokus dan Subfokus Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang
masalah, maka peneliti dapat memutuskan mengenai fokus dan subfokus
penelitian yang akan dilakukan di PT Ocean Asia Industry mengenai kecacatan
produk. Penelitian ini difokuskan kedalam masalah kecacatan produk kain yang
terdapat di PT Ocean Asia Industry. Data yang akan dijadikan sumber penelitian
merupakan data kecacatan produk tahun 2015. Data tersebut dijadikan sumber
penelitian karena merupakan data terbaru mengenai kecacatan produk di PT
Ocean Asia Industry selama tahun 2015.
Berdasarkan fokus penelitian yang dituju, maka penulis menentukan
bahwa subfokus penelitian ini diantaranya :
1. Data kecacatan dari setiap bulannya untuk menganalisa seberapa besar tingkat
kecacatan yang terjadi di PT Ocean Asia Industry.
2. Jenis cacat yang terjadi pada pembuatan produk kain di PT Ocean Asia
Industry.
3. Jenis kecacatan terbanyak pada produk kain di PT Ocean Asia Industry.
4. Penyebab kecacatan sebuah produk kain di PT Ocean Asia Industry.

1.3 Pertanyaan Penelitian
Dari fokus dan subfokus diatas, dapat ditarik pertanyaan dalam sebuah
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kecacatan produk yang terjadi di PT Ocean Asia Industry?
2. Ada berapakah golongan produk cacat pada kain di PT Ocean Asia Industry?
3. Jenis cacat manakah yang jumlahnya paling banyak?
4. Apa penyebab kecacatan sebuah produk kain di PT Ocean Asia Industry?
Pertanyaan penelitian akan menjadi acuan bagi penentuan tujuan
penelitian, penyusunan teori, penggunaan metode penelitian, pembahasan hasil
penelitian dan simpulan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian mengenai kecacatan produk yang terjadi di PT
Ocean Asia Industry, penulis berharap penelitian tersebut dapat berguna dan
bermanfaat baik kepada penulis ataupun perusahaan. Kegunaan penelitian terbagi
menjadi dua yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. Kegunaan teoritis
merupakan bagaimana hasil penelitian menjadi bagian dari proses pengembangan
ilmu sedangkan kegunaan praktis adalah bagaimana hasil penelitian dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan.
Berdasarkan teori diatas, maka penulis dapat menyimpulkan mengenai
kegunaan penelitian kecacatan produk yang terjadi di PT Ocean Asia Industry.
a. Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk membantu penulis untuk
menambah ilmu dan wawasan mengenai kecacatan yang terjadi di dalam
perusahaan. Dengan wawasan yang luas dan pengalaman yang baik maka
penulis dapat memiliki ilmu yang bermanfaat untuk dijadikan pedoman
dikemudian hari. Selain itu dengan melakukan penelitian tersebut, penulis
akan dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diutarakan di dalam skripsi
tersebut. Dengan melakukan penelitian pula, peneliti dapat memperluas
pergaulan dengan mengenal orang-orang disekitarnya.

b. Kegunaan praktis dalam penelitian ini yaitu penelitian ini dapat dijadikan
pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan khususnya dalam pengecekan
produk di perusahaan. Penelitian tersebut juga dapat menemukan jawaban
serta memberikan solusi terhadap permasalahan yang sering terjadi di sebuah
perusahaan. Dengan hasil penelitian yang memuaskan, maka penelitian dapat
dijadikan pedoman perusahaan untuk melakukan perbaikan demi kemajuan
perusahaan.

BAB II
KAJIAN TEORITIK
2.1 Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian
2.1.1 Pengertian Produk
Pengertian produk tidak dapat dilepaskan dengan kebutuhan atau need,
karena produk merupakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. 4
Produk juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan
suatu usaha, karena tanpa produk, suatu perusahaan tidak dapat melakukan
kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Banyaknya pesaing dalam dunia
bisnis memerlukan suatu produk yang berbeda satu sama lainnya dan atupun
sama. Produk suatu perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan ataupun
kelebihan dibandingkan produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam hal ini
perusahaan pesaing. Produk yang diharapkan oleh pembuatnya atau penjualnya
akan mampu memenuhi kebutuhan manusia itu ada yang berhasil akan tetapi tdak
jarang pula yang mengalami kegagalan.
Suatu produk tidak dapat dilepaskan dari namanya pemuasan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Suatu produk juga tidak dapat dikatakan memiliki nilai
jual, jika produk tersebut tidak menarik bagi konsumen. Secara umumnya, produk
adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata yang didalamnya tercakup
warna, harga, kemasan, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta
pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa
memuaskan keinginannya.
Produk merupakan sebuah kebutuhan untuk masyarakat yang disediakan
oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan seorang pelanggan. Produk merupakan
barang yang bernilai yang dibuat sesuai dengan kebutuhan seorang pelanggan.
Produk harus diusahakan agar dapat menjadi cocok dengan pasar yakni orang atau
organisasi serta msyarakat luas, yang mana mereka memiliki berbagai macam
kebutuhan. Dalam pengertian sempitnya produk adalah sekumpulan sifat fisik dan
4
215.

Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta : BPFE, 2007) Cet. Ke-2, h.

kimia yang berwujud yang dihimpun dalam suatu bentuk serupa dan yang telah
dikenal. Dalam pengertian secara luas produk adalah sekelompok sifat-sifat yang
berwujud dan tidak berwujud yang didalamnya sudah tercakup warna, harga,
kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan yang diberikan
kosumen dan pengecer yang dapat diterima konsumen sebagai kebutuhan. Dalam
buku Manajemen Pemasaran Edisi Kedua menerangkan bahwa produk adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia atau
masyarakat.5
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produk
merupakan segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Produk
terbagi menjadi dua jenis ada produk yang berwujud dan produk yang tidak
berwujud. Kedua jenis produk tersebut merupakan segala kebutuhan konsumen
yang memiliki nilai tersendiri terhadap pemenuhan kebutuhan konsumen.
PT Ocean Asia Industry merupakan perusahaan manufaktur yang
menghasilkan produk berupa tekstil. Produk yang ditawarkan merupakan produk
kain berbahan 100% cotton, polyester, spandex, jersey, pique, lacoste, fleece,
French terry, rib 1x1. Produk yang dihasilkan akan di suplai ke garment yang
kemudian akan dibuat sebuah pakaian yang dijual di pasar dunia. Produk yang
dibuat merupakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Semua
standar ditentukan oleh para pelanggannya.
2.1.2. Pengenalan bahan tekstil
Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang
atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan
lainnya. Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
bahan/produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai
jenis benda yang terbuat dari serat. Pada umumnya bahan tekstil dikelompokkan
menurut jenisnya sebagai berikut:
a. Berdasarkan jenis produk/bentuknya: serat staple, serat filamen, benang,
kain, produk jadi (pakaian / produk kerajinan dll).
5

Ibid., h. 119.

b. Berdasarkan jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran.
c. Berdasarkan jenis warna/motifnya: putih, berwarna, bermotif/bergambar.
d. Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa. benang
tunggal, benang gintir.
1) Pemeriksaan serat
Bila pemeriksaan serat secara visual belum dapat mengetahui asal bahan
dengan pasti, maka sering dilakukan pemeriksaan yaitu dengan membakar
serabut. Uji pembakaran dilakukan sebagai berikut :
Benang dicabut dari kain kemudian dipegang dengan pinset dan dibakar
kemungkinan hasil uji membakaran serat adalah sebagai berikut :
a. ciri serat selulosa :
1) Benang akan cepat terbakar menjalar
2) Nyalanya berwarna kuning
3) Waktu terbakar tidak berbau, namun setelah padam berbau seperti
kertas terbakar.
4) Bekas pembakaran merupakan abu yang mudah hancur dan
warnanya kelabu.
b. ciri serat protein
1) Benangnya sukar terbakar
2) Berbau seperti rambut terbakar
3) Bekas pembakarannya beebentuk abu hitam
c. Ciri serat termoplastik
Ciri serat termoplastik bermacam tergantung dari jenis kimia yang
dipakai dalam proses pembuatannya.
2) Penggolongan Serat Tekstil
Berkembangnya ilmu pengetahuan

dan teknologi saat ini, maka

perkembangan bahan tekstilpun semakin pesat sesuai dengan kebutuhan para
konsumen. Bahan tekstil untuk busana tersebut berasal dari bermacam-macam
serat.

3) Jenis-Jenis Serat
Pada dasarnya serat tekstil berasal dari tiga unsur utama, yaitu serat yang
berasal dari alam(tumbuh-tumbuhan dan hewan), serat buatan(sintetis) dan galian
(asbes, logam).
a. Serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain: kapas, lenan,
rayon, nenas, pisang. Serat alam yang berasal dari hewan yakni: dari bulu
beri-beri, adapun bahan yang berasal dari serat tersebut adalah bahan
wol.sedangkan serat dari ulat sutra menghasilkan bahan tekstil sutra.
b. Serat buatan (termoplastik) bahan tekstil yang berasal dari serat buatan ini
adalah berupa Dacron, polyester, nylon.
c. Serat galian, adalah yang berasal dari dalam tanah.contoh asbes dan
logam, benang logam.bahan asbes banyak digunakan untuk sumbu kompor
minyak tanah, untuk mengisi aneka bunga yang berasal dari bermacammacam bahan tekstil seperti: stoking, nylon, tula dan lain-lain.
4) Pembuatan Kain
Secara historis pembuatan kain telah dikenal sejak dahulu dan
teknologinya berkembang terus, mulai dari kain yang dibuat dari kulit kayu atau
kulit binatang sampai kemudian kain dibuat dengancara pertenunan, perajutan
atau dikempa.
Prinsip pembuatan kain tenun, adalah menyilangkan benang pakan pada
celah deretan benang lusi yang disusun memanjang dari gulungan benang yang
dipersiapkan sebelumnya, cara ini telah dikenal sejak zaman pra sejarah dan tidak
diketahui penciptanya, bahkan beberapa motif tenun sudah dibuat sejak 1.500
tahun sebelum Masehi.
Prinsip pembuatan kain rajut, adalah pembentukan jeratan benang secara
berulang-ulang dengan bantuan jarum rajut. Perajutan pada awalnya dikerjakan
dengan batang pengait benang dari kayu yang dikenal dengan cara pembuatan
brein, kemudian menggunakan batang besi berkait disebut hakpen yang dikenal
dengan cara merenda. Cara tersebut terus dilakukan, sementara itu kemudian
ditemukan mesin rajut yang secara mekanis mempermudah pembentukan jeratan
benang untuk membentuk kain.

5) Tekstil Untuk Busana
Tekstil untuk busana memerlukan persyaratan khusus, karena itu tidak
seluruh tekstil yang ada dapat digunakan untuk busana. Syarat tekstil untuk
busana, ialah memberikan kenyaman dan layak dipakai. Untuk itu tekstil untuk
busana harus dapat menyerap keringat, pegangannya nyaman, nampak estetik,
tidak kusut atau mengkeret dan sebagainya. Untuk sifat menyerap keringat harus
memilih bahan tekstil higroskopis, yaitu bersifat menyerap air, misal memilih
bahan kapas. Jika menggunakan serat sintetik dapat dicampur dengan serat kapas.
Untuk menambah estetika bahan tekstil setelah penyempurnaan awal
seperti pencucian, diproses pencelupan, pencapan atau pengelantangan. Untuk
sifat pegangan nyaman, tidak kusut dan tidak mengkeret kain juga dilakukan
proses penyempurnaan akhir. Rangkaian proses tersebut membuat bahan tekstil
tersebut akan layak dan pantas dipakai sebagai busana.
2.1.3 Pengertian Kualitas
Secara harfiah, kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memnuhi
atau melebihi harapan. Tjiptono dan Anastasia , Mendefinisikan kualitas sebagai
kesesuaian untuk digunakan (fitness untuk digunakan). Definisi lain yang
menekankan orientasi harapan pelanggan pertemuan. 6
Kualitas adalah tujuan yang sulit dipahami, karena harapan para konsumen
akan selalu berubah. Setiap standar baru ditemukan, maka konsumen akan
menuntut lebih untuk mendapatkan standar baru lain yang lebih baru dan lebih
baik. Dalam pandangan ini, kualitas adalah proses dan bukan hasil akhir
(meningkatkan kualitas kontinuitas).
Kualitas mengatakan mengandung banyak definisi dan makna, orang yang
berbeda akan menafsirkannya berbeda, tetapi dari beberapa definisi dapat
ditemukan untuk memiliki beberapa kesamaan, meskipun hanya cara pengiriman
biasanya ditemukan pada unsur-unsur berikut:
a. Kualitas meliputi usaha atau superioritas memenuhi harapan pelanggan.
6

H. A. Rusdiana, Manajemen Operasi, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014), h. 216.

b. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
c. Kualitas adalah kondisi yang selalu berubah.
Kualitas Produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan
fungsinya

meliputi,

daya

tahan,

kehandalan,

kemudahan

meningkatkan akurasi, serta atribut berharga lainnya.

7

operasi

dan

Kualitas menunjuk pada

pengertian pemenuhan standar atau persyaratan tertentu, kualitas juga mempunyai
pengertian sebagai upaya untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan secara
terus-menerus

dalam

pemenuhan

kebutuhan

pelanggan

sehingga

dapat

memuaskan pelanggan.
2.1.4 Manajemen Kualitas / Manajemen Mutu
Dalam kehidupan pasar, kualitas dapat ditentukan oleh pelanggan karena
produk yang diciptakan untuk pelanggan. Untuk meraih kualitas tersebut perlu
diterapkan suatu manajemen kualitas. Menurut Gazpers, manajemen kualitas
dapat dikatakan sebagai semua aktivitas dari fungsi manajemen secara
keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan dan tanggung jawab
serta mengimplementasikannya melalui alat-alat manajemen kualitas, seperti
perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, penjaminan kualitas dan peningkatan
kualitas. 8
Tanggung jawab untuk manajemen kualitas ada pada semua level dari
manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top management)
dan implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi. Meskipun
manajemen kualitas dapat didefinisikan dalam berbagai versi, namun pada
dasarnya manajemen kualitas berfokus pada perbaikan terus-menerus untuk
memenuhi

kepuasan

pelanggan.

Dengan

demikian

manajemen

kualitas

berorientasi pada proses yang mengintegrasikan semua sumber daya manusia,
pemasok-pemasok (supplier), dan para pelanggan (customers), di lingkungan
perusahaan (coporate environment). Hal ini berarti bahwa manajemen kualitas
merupakan kemampuan atau kapabilitas yang melekat dalam sumber daya
7
8

Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), Edisi ke-4, h. 292.
H. A. Rusdiana, op. cit., h. 221.

manusia serta merupakan proses yang dapat dikontrol dan bukan suatu kebetulan
belaka.
Dr. Joseph M. Juran salah seorang guru dalam manajemen kualitas, sangat
terkenal dengan konsep trilogi kualitas, yaitu:9
a. perencanaan kualitas (quality planning)
b. pengendalian kualitas (quality control)
c. perbaikan atau peningkatan kualitas (quality improvement).
Pandangan Dr. Juran tentang isu-isu utama lain yang berkaitan dengan
manajemen kualitas adalah:
a. Siklus pengembangan produk seharusnya dipersingkat melalui perencanaan
partisipatif, rekayasa berbarengan dan pelatihan kepada perencana dalam
metode dan alat-alat manajemen kualitas.
b. Hubungan dengan pemasok seharusnya diperbaiki. Banyaknya pemasok
seharusnya dikurangi. Suatu hubungan kerja sam seharusnya ditetapkan
berdasarkan rasa saling percaya. Lama kontrak seharusnya diperpanjang
sehingga bersifat hubungan jangka panjang.
c. Pelatihan seharusnya berorientasi pada hasil dan bukan berorientasi pada alat.
Tujuan utama pelatihan seharusnya mengubah perilaku karyawan, bukan
sekedar melatih atau mendidik saja. Sebagai contoh: pelatihan dalam
peningkatan kualitas seharusnya didahului dengan tugas dalam suatu proyek
perbaikan. Misi pelatihan seharusnya membantu tim menyelesaikan proyek
itu.
d. Dalam manajemen kualitas jasa, perlu diperhatikan juga strategi produk
jasa.10
2.1.5 Pengendalian Kualitas
a. Pengendalian
Pengendalian Menurut kamus bahasa Indonesia, arti pengendalian secara
umum yaitu proses, cara, pembuatan, mengendalikan, atau pula dapat pengawasan
9
10

Ibid., h. 222.
Ibid., h. 223.

atas kemajuan (tugas) dapat membandingkan hasil dan sasaran secara teratur serta
menyesuaikan usaha (kegiatan) dengan hasil pengawasan, sehingga dengan kata
lain, pengendalian adalah nama lain dari pegawasan. Sementara itu arti kendali
dalam industri adalah suatu proses untuk mendelegasikan tanggung jawab dan
wewenang untuk kegiatan manajemen sambil tetap menggunakan cara-cara untuk
menjamin hasil yang memuaskan
a. Mutu
Mutu adalah kemampuan suatu produk, baik itu barang maupun
jasa/layanan untuk memenuhi keinginan pelanggannya. Sehingga setiap barang
atau jasa selalu diacu untuk memenuhi mutu yang diminta pelanggan melalui
pasar.

11

Mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan pada produk atau

jasa, diukur berdasarkan persyaratan pelanggan tersebut dinyatakan atau tidak
dinyatakan, disadari atau hanya bisa dirasakan, dikerjakan secara teknis atau
bersifat subjektif dan selalu mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang
penuh persaingan.
Arti mutu dapat berbeda-beda tergantung dari rangkaian perkataan atau
kalimat dimana istlah mutu ini dipakai dan orang yang menggunakannya. Dalam
perusahaan pabrik, istilah mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat
dalam suatu barang/hasil yang menyebabkan barang/hasil tersebut sesuai dengan
tujuan untuk apa barang/hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan.12
b. Pengendalian Mutu
Kebutuhan akan pengawasan mutu timbul setelah revolusi industry, oleh
karena proses produksi dikerjakan dengan mesin, maka menimbulkan dua
persoalan, yaitu :13
a. Penggunaan mesin mulai menggantikan atau mengurangi kebutuhan dan
penggunaan tenaga atau tukang-tukang yang mempunyai keahlian yang
tinggi.

11
Manahan P. Tampubulon Manajemen Operasi & Rantai Pemasok, (Jakarta : Mitra
Wacana
Media, 2014), Edisi Ke-1, h. 96.
12
Sofyan Assauri, op. cit., h. 292.
13
Ibid., h. 298.

b. Produksi

barang-barang

secara

besar-besaran

saling

memerlukan

pertukaran, sehingga selanjutnya dibutuhkan keseragaman dari komponenkomponen untuk memudahkan merakitnya.
Adapun yang dimaksudkan dengan pengendalian mutu adalah kegiatan
untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu dapat tercermin dalam
hasil akhir. Dengan perkataan lain pengawasan mutu merupakan usaha untuk
mempertahankan mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan
spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan pimpinan
perusahaan.14 Dalam pengawasan mutu ini, semua prestasi barang di cek menurut
standard an semua penyimpangan dicatat serta dianalisis dan semua penemuanpenemuan dalam hal ini digunakan sebagai umpan baik (feed back) untuk para
pelaksana sehingga mereka dapat melakukan tindakan – tindakan perbaikan untuk
produksi pada masa yang akan datang.
Jika semua divisi dan semua pegawai perusahaan berpartisipasi dalam
pengendalian mutu terpadu, mereka harus melaksanakan kendali mutu dalam
pengertian yang luas, yang mencakup pengendalian biaya, dan pengendalian
jumlah. Jika tidak, kendali mutu bahkan dalam pengertian singkatnya tidak dapat
dilaksanakan.
2.1.6 Pentingnya Pengendalian Mutu
a. Kebutuhan Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas produk merupakan usaha untuk meminimalisasi
produk cacat dari produk yang dihasilkan perusahaan. Tanpa adanya pengendalian
kualitas produk akan menimbulkan kerugian yang besar bagi perusahaan, karena
penyimpangan-penyimpangan tidak diketahui sehingga perbaikan tidak bisa
dilakukan dan akhirnya penyimpangan akan berkelanjutan. Sebaliknya bila
pengendalian kualitas dapat dilaksanakan dengan baik maka setiap terjadi
penyimpangan dapat langsung diperbaiki dan dapat digunakan untuk perbaikan
proses produksi dimasa yang akan datang. Dengan demikian proses produksi yang

14

Ibid., h.299.

memperhatikan kualitas produk akan menghasilkan produk yang berkualitas bebas
dari kerusakan dan kecacatan, sehingga membuat harga lebih kompetitif.
Peranan kualitas produk sangat penting dalam situasi pemasaran yang
semakin bersaing, karena dapat mempengaruhi maju atau tidaknya perusahaan.
Perusahaan bukan hanya memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan tetapi
juga kualitas dari produk tersebut. Bagi perusahaan yang tidak memperhatikan
kualitas produk yang dihasilkan akan mengalami banyak kendala dalam
pemasarannya, sehingga produk kurang laku dan mengalami penurunan
penjualan.
b. Obyek Pengendalian Kualitas
Searah dengan perkembangan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan dan
ekonomi, lingkungan manufaktur mengalami pergeseran kearah yang lebih maju.
Lingkungan persaingan juga bertambah ketat. Agar mampu bertahan dan bahkan
bersaing dalam kondisi persaingan yang ketat ini, para pelaku bisnis hendaknya
mampu terus menerus menyempurnakan proses produksi dan produk itu sendiri
untuk dapat menciptakan keunggulan baru. Untuk itu perusahaan harus terus
menerus mengadakan perbaikan pada kualitas produk yang dihasilkan. Oleh
karena itu setiap perusahaan sangat membutuhkan suatu pengendalian mutu atau
kualitas yang dilakukan secara terus menerus. Pengendalian mutu atau kualitas
merupakan cara untuk memproduksi barang atau jasa secara ekonomis sesuai
dengan keinginan pelanggan. Dalam proses pengendalian kualitas tidak hanya
untuk mengetahui kualitas dari produk tetapi juga dibutuhkan pengandalian
kualitas terhadap kinerja karyawan yang berkerja di perusahaan. Untuk itu
dibutuhkan suatu metode yang dapat mengendalikan kualitas baik produk maupun
karyawan.
2.1.7 Seven Tools (Tujuh Alat Perbaikan Kualitas)
Manajemen kualitas adalah sebuah sistem manajemen strategis terpadu
yang melibatkan semua staf dan menggunakan metode-metode kualitatif dan
kuantitatif untuk terus meningkatkan proses-proses di dalam organisasi demi
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan-harapan pelanggan. Secara

konseptual, manajemen kualitas dapat diterapkan baik pada barang maupun jasa,
karena yang ditekankan dalam penerapan ma