manajemen perubahan lingkungan bisnis dengan

MANAJEMEN PERUBAHAN
“Change DNA”

Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.

Nerita Krisnadewanti
Adista Octavia H.
Fitria Intan Maharani
Ary Winingsih
Fawzi Gilang Arusetyo

(118574002)
(118574008)
(118574174)
(118574100)
(118574103)


Manajemen Pemasaran 2011 A

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN S1 MANAJEMEN
2014

CHANGE DNA
Sudah sejak lama para ahli menemukan bahwa setiap makhluk hidup memiliki unsur
yang dikenal dengan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Majalah National Geographic (Maret
2006) menulis:
“Setiap tetes darah manusia berisi buku sejarah yang ditulis dalam bahasa genetika kita,”
(halaman 36).
Unsur DNA menjadi sangat penting karena ia member indikasi tentang hidup kita.
Kalau 99,9% genetika manusia dibentuk oleh gen yang identik satu dengan yang lain di
seluruh dunia, maka masih ada yang tersisa 0,1% yang member indikasi tentang sifat-sifat
dan kekuatan-kekuatan (sekaligus kelemahan-kelemahan) yang membedakan kita.
Kita memang belum tahu persis apakah gen-gen itu mengandung catatan tentang
kemampuan manusia beradaptasi tehadap perubahan. Tetapi para ahli telah menemukan

bahwa DNA dapat saja bermutasi yang kemudian diwariskan pada generasi-generasi
berikutnya. Belakangan muncul studi-studi behavioral genetics yang mempelajari perilaku
dan kepribadian manusia (Harrison & Frales, 2005).
Teori-teori dalam ilmu behavioral genetics telah menunjukkan bahwa kepribadian
manusia tidak sepenuhnya dibentuk oleh lingkingannya, melainkan juga oleh genetika yang
diwariskan oleh pendahulunya.
Studi-studi lainnya menemukan tingkat kebahagiaan ternyata sangat dipengaruhi oleh
garis keturunan (genetic). Bahkan factor ini dianggap jauh lebih penting dari pada pendidikan
yang dicapai, pendapatan, atau status social ekonomi.
Faktor yang terakhir yaitu “non-shared environmental influences” adalah unsur nonDNA yaitu sesuatu yang dibentuk oleh lingkungan. Tetapi tentu saja bukan sekadar
lingkungan yang membentuk anda. Anda pun turut membentuk lingkungan anda.
Faktor lain yang turut membentuk adalah pengalaman hidup. Pengalaman berguru,
baik formal maupun informal, pengalaman kerja, mengikuti sebuah proses ritual dan
sebagainya dapat saja membentuk seseorang. Pengalaman bukan sekadar dibentuk oleh halhal biasa, melainkan juga kejadian-kejadian luar biasa.
Interaksi Change DNA dengan Lingkungan
Dalam perkembangannya, diseluruh dunia masyarakat mulai melihat adanya karakter
yang membentuk kesamaan setiap bangsa. Kesamaan karakter ini membentuk persepsi yang
disebut stereotyping sebagai bentuk penilaian terhadap suatu kelompok budaya. Tetapi,

sekalipun ada stereotyping (misalnya dikatakan orang-orang keturunan tiongkok, yahudi, dan

india adalah bangsa pedagang), di tanah kelahiran masing-masing ternyata mereka tidak
menjadi pedagang seperti yang diramalkan.
Jawabnya adalah karena genetika yang melekat pada diri setiap manusia, yang
membawa unsur DNA itu, berinteraksi dengan lingkungan dimana masing-masing
berkembang. Interaksi perilaku akan menghasilkan mutasi nilai-nilai dan pandanganpandangan yang akhirnya membentuk belief dan personality.
Itulah sebabnya bangsa-bangsa tersebut dianggap memiliki entrepreneurial DNA
setelah mereka merantau. Mereka belajar beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Karakter
seperi ini dapat tumbuh karena bentukan lingkungan, yang berinteraksi dengan unsur internal
setiap orang.
Inilah DNA, unsure pembawa sifat yang membentuk manusia. Anda mungkin sudah
memilikinya, bahkan demikian besr dan kuat. Tidak cukup sekedar memiliki DNA, sehingga
perlu terus mengasahnya, menghadapi berbagai cobaan, terbuka terhadap pengalaman dan
tekanan-tekanan, dan terus membangun diri.
Sebuah akronim perubahan bernama OCEAN
OCEAN (Costa & McCrae, 1997) adalah akronim dari segala jenis keterbukaan.
1. O, Openness to experience : keterbukaan pikira, khususnya terhadap hal-hal baru, halhal yang dialami dan dilihat dengan mata sendiri.
2. C, Conscientiousness : keterbukaan hati dan telinga, penuh kesadaran mendengarkan,
baik yang terdengar maupun yang dirasakan.
3. E, Extroversion : keterbukaan diri terhadap orang lain, kebersamaan dan hubunganhubungan.
4. A, agreeableness : keterbukaan terhadap kesepakatan.

5. N, Neuroticism: keterbukaan terhadap tekanan-tekanan.
Kelima komponen pembentuk kepribadian diatas merupakan benih yang baik untuk
melakukan perubahan.
Keterbukaan Terhadap Pengalaman Hidup (openness to Experience)
Keterbukaan ini disebut juga sebagai keterbukaan pikiran. Sering juga disebutkan
“All people have brain, but only few use their mind.”. Otak adalah mesin yang menggerakan
tubuh, tetapi yang lebih penting adalah apakah ia dipakai untuk berpikir atau tidak.

Keterbukaan itu adalah kelenturan terhadap informasi yang membuat seseorang
menjadi tidak kaku terhadap apapun yang sudah diketahuinya. Sehingga semua itu di anggap
sebagai suatu kebenaran mutlak.
DNA Unsur Keterbukaan Terhadap Pengalaman Hidup
CARA BERPIKIR “MUSEUM”, CENDERUNG … CARA BERPIKIR TERBUKA CENDERUNG…
X Fokus pada “sekarang” dan “di sini”, apa yang
kasat mata X Lebih menyukai hal-hal yang rutin dan
sudah dikenal (familiar) X Memiliki sedikit minat X
Lebih menyukai hal-hal yang konvensional X Tidak
menganggap penting emosi X Cenderung dogmatik





Imaginatif dan kreatif
Lebih menyukai keberagaman (variety) dan






hal-hal baru (novelty)
Banyak pilihan dan minat
Mengutamakan hal-hal baru yang original
Sangat menghargai emosi
Cenderung fleksibel

Keterbukaan Hati dan Telinga (Conscientiouness)
Orang-orang yang menghargai pentingnya perubahan adalah orang yang membuka
hati dan telinga mereka.
KETERBUKAAN


HATI

DNA Unsur Keterbukaan Hati (Motivasi & Disiplin)
YANG RENDAH, KETERBUKAAN
HATI

CENDERUNG…

YANG

TINGGI,

CENDERUNG…

X Spontan, Random
X Tak terorganisir, kacau
X Terlambat, tidak tepat waktu
X Kurang bertanggung jawab
X Semaunya

X Tidak berambisi










Terpola, metodologis
Terorganisir, tertata(secara bertahap)
Menghargai waktu, tepat
Dapat diandalkan
Disiplin diri
Ada dorongan yang kuat
Persistensi
Bergerak otomatis (self motivated)


X Menunda-nunda, mengabaikan tugas
X Harus didorong-dorong

Seorang “Change Maker” bergerak tidak random, dalam menghancurkan nilai-nilai
lama dan membangunnya kembali. Semuanya berjalan secara sistematis.
Keterbukaan Terhadap Orang Lain (Extroverness)
Unsur DNA ketiga kita sebut extroverness, yaitu keterbukaan terhadap orang lain. Ia
bukanlah seorang yang introvert yang cenderung mengurung diri, dan memisahkan diri dari
orang banyak yang hanya mampu bekerja sendiri atau menikmati kesendirian.
KETERBUKAAN
CENDERUNG…
X Senang menyendiri

1 DNA Unsur Keterbukaan terhadap Orang Lain
YANG
RENDAH, A KETERBUKAAN TINGGI, CENDERUNG…





Senang berkawan, bekerja dalam kelompok
Senang mendatangi
Lugas

X Enggan mendatangi orang lain
X Menjadi sangat pribadi
X Bukan pencari kesenangan
X Datar, kurang “menggigit”
X Menghendaki ritme yang santai








Mengukir pesta/kesenangan
Tertantang dengan emosi-emosi positif
Berenergi, bergairah

Mendominasi pembicaraan
Percaya orang lain
Percaya diri, penuh keberanian

X Cenderung pasif, diam
X Curiga pada siapapun
X Rasa takut yang berlebihan

Keterbukaan Terhadap Kesepakatan
Kesepakatan adalah unsur terpenting dalam setiap proses perubahan. Ketika sebuah
perubahan digulirkan, seseorang akan berhadapan dengan kelompok yang enggan untuk
berubah. Orang-orang yang menolak perubahan dan orang-orang yang akan menjadi korban
dalam perubahan dapat melakukan perlawanan.
KETERBUKAAN

DNA Unsur Keterbukaan terhadap Kesepakatan
YANG
RENDAH, KETERBUKAAN TINGGI, CENDERUNG

CENDERUNG…

X Skeptis (ragu-ragu)
X Merasa super
X Arogan/tinggi hati
X Enggan bekerja sama









Mempercayai
Sederhana
Ingin melimpahkan wewenang
Kooperatif
Altruistik, member, bersahabat
Menerima
Mengorbankan pribadi sendiri

XMenolak/kasar
X Agresif
X Kompetitif

Keterbukaan terhadap Tekanan-tekanan
Dalam bahasa psikologi, ketegangan disebut neuroticisme. Kemampuan mengelola
emosi agar lebih terkendali, lebih stabil, dan tak terlihat emosional sangat penting. Orang
yang emosional akan tampak gelisah, nerveous, cemas, mudah bersedih dan mudah
dikendalikan orang lain. Dalam suasana yang kurang percaya diri, orang-orang yang secara
emosional kurang stabil sangat ingin menguasai orang lain. Padahal yang seharusnya mereka
lakukan adalah menguasai diri sendiri.
DNA Unsur Keterbukaan terhadap Tekanan-tekanan
KETERBUKAAN RENDAH, BILA…
KETERBUKAAN TINGGI, BILA…
X Mudah bersedih
X Pencemas, gelisah





Kalem
Tidak kenal takut
Tidak sensitif/emosional

X Mudah marah tak terkendali
X Mudah ekspresi
X Galau dalam ketegangan
X Implusif
X Nerveous dalam situasi-situasi tertentu






Terkendali
Mampu mengendalikan diri
Resisten terhadap godaan-godaan
Tidak mudah cemas